PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
3.1.2 Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah Na – CMC,
Oleum Cocos, Oleum Ricini, Gliserol, dan Sirup Marjan.
Catatan :
- Harga Kv juga ditentukan oleh dalamnya Bob masuk ke dalam sampel
sehingga selama percobaan kedalamannya harus dibuat konstan.
- Karena untuk anak timbangan ringan biasanya jarum penunjuk rpm
belum bergerak maka diperlukan faktor koreksi.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
No Rpm mpa.s k T
1 6 440 6/60 = 0,1 44
2 12 470 12/60 = 0,2 94
3 30 488 30/60 = 0,5 244
4 60 692 60/60 = 1 692
5 60 700 60/60 = 1 700
6 30 508 30/60 = 0,5 254
7 12 490 12/60 = 0,2 98
8 6 480 6/60 = 0,1 48
4.2 Pembahasan
Pada percobaan sifat alir cairan (rheologi) ini bertujuan untuk dapat
mempelajari bagaimana cara penentuan viskositas beberapa larutan dengan
viskositas ostwald dan viskositas stromer, selain itu, percobaan ini juga bertujuan
untuk dapat mempelajari pengaruh kadar kelarutan terhadap viskositas larutan.
Pada percobaan ini alat yang digunakan adalah Gelas Beker 100 ml (Pyrex),
Neraca Analitik (O Haus), Mortir dan Stamper (Pyrex), serta Viskometer Stromer.
Sedangkan bahan yang digunakan adalah Na – CMC, Oleum Ricini, Oleum
Cocos, Gliserol, dan Sirup Marjan.
Metode yang digunakan dalam praktikum ini yaitu metode viskometer
stromer. Viskometer stromer bekerja dengan menggunakan rotor khusus. Rotor
harus terendam dalam cairan yang akan diuji kemudian rotor berputar.
Kecepatannya disesuaikan untuk mendapatkan jumlah yang benar dari beban
untuk rotor. Ketika kecepatan menurun, begitu pula dengan beban pada cairan dan
ketika kecepatan meningkat akan terjadi peningkatan juga pada cairan.
Pada percobaan yang dilakukan menggunakan viskometer stromer yang
merupakan viskositas cup dan bob. Hasil yang didapatkan dengan penambahan
beban berturut – turut dari 6 RPM, 12 RPM, 30 RPM, dan 60 RPM. Kemudian
beban dikurang dari yang paling besar menuju ke beban awal lagi. Adapun bahan
yang digunakan untuk uji viskometer stromer adalah larutan gliserol. Pada
praktikum ini kami melakukan delapan kali percobaan, percobaan pertama
dengan rpm 6 didapatkan hasil mpa.s sebesar 440, hasil K 6/60 = 0,1, dan hasil T
sebesar 44. Percobaan kedua dengan rpm 12 didapatkan hasil mpa.s sebesar 470,
hasil K 12/60 = 0,2, dan hasil T sebesar 94. Percobaan ketiga dengan rpm 30
didapatkan hasil mpa.s sebesar 488, hasil K 30/60 = 0,5, dan hasil T sebesar 244.
Percobaan keempat dengan rpm 60 didapatkan hasil mpa.s sebesar 692, hasil K
60/60 = 1, dan hasil T sebesar 692. Percobaan kelima dengan rpm 60 didapatkan
hasil mpa.s sebesar 700, hasil K 60/60 = 1, dan hasil T sebesar 700. Percobaan
keenam dengan rpm 30 didapatkan hasil mpa.s sebesar 508, hasil K 30/60 = 0,5,
dan hasil T sebesar 254. Percobaan ketujuh dengan rpm 12 didapatkan hasil mpa.s
sebesar 490, hasil K 12/60 = 0,2, dan hasil T sebesar 98. Dan percobaan
kedelapan dengan rpm 6 didapatkan hasil mpa.s sebesar 480, hasil K 6/60 = 0,1,
dan hasil T sebesar 48.
Berdasarkan hal ini, grafik yang diperoleh dari larutan gliserol adalah tipe
dilatan. Hal ini tidak sesuai dengan literatur yang menyatakan bahwa larutan
gliserol adalah tipe aliran newton karena shearing rate dan shearing stress
memiliki hubungan yang disebut viskositas. Ketidaksesuaian ini disebabkan
karena kesalahan praktikan meningkatkan kecepatan pengadukan larutan yang
menjadikan viskositasnya meningkat dan menjadi aliran tipe dilatan (Astuti,
2008).
Faktor yang mempengaruhi viskositas suatu cairan antara lain adalah
temperatur, dimana semakin tinggi temperatur suatu cairan maka viskositasnya
semakin rendah. Tekanan juga berpengaruh dalam viskositas, dimana viskositas
suatu cairan akan naik dengan adanya tekanan. Kehadiran dari zat lain juga
berpengaruh terhadap viskositas dimana penambahan zat terlarut tertentu akan
menaikkan viskositas suatu larutan tersebut (Mayer, 2009).
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
sebagai berikut :
1. Rheologi adalah ilmu yang mempelajari sifat aliran zat cair atau deformasi zat
padat.
2. Penggolongan bahan menurut tipe aliran dan deformasi yaitu sistem newton
dan sistem non – newton.
3. Tipe viskometer dibagi menjadi dua yaitu viskometer Ostwald dan viskometer
Stromer.
4. Pada hasil percobaan diperoleh data sebagai berikut :
a. rpm 6 (mpa.s = 440) (K = 6/60 = 0,1) (T = 44)
b. rpm 12 (mpa.s = 470) (K= 12/60 = 0,2) (T = 94)
c. rpm 30 (mpa.s = 488) (K= 30/60 = 0,5) (T = 244)
d. rpm 60 (mpa.s = 692) (K= 60/60 = 1) (T = 692)
e. rpm 60 (mpa.s = 700) (K= 12/60 = 1) (T = 700)
f. rpm 30 (mpa.s = 508) (K= 30/60 = 0,5) (T = 254)
g. rpm 12 (mpa.s = 490) (K= 12/60 = 0,2) (T = 98)
h. rpm 6 (mpa.s = 480) (K= 6/60 = 0,1) (T = 48)
5.2 Saran
Sebaiknya selama praktikum, praktikan harus menjaga kebersihan
laboratorium, dan diharapkan untuk praktikum selanjutnya, lebih mengefektifkan
waktu, serta untuk praktikan lebih sering memakai alat pelindung diri pada saat
praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, K. W, Budiono, Rindawanti. 2008. Buku Ajar Farmasi Fisik. Jimbaran : F-
MIPA Universitas Udayana.
Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen Kesehatan RI.
Islahuddin. 2018. Buku Ajar Fisika Dasar Untuk Teknik dan Farmasi. Yogyakarta :
Deepublish.
Rochima. 2009. Viskositas dan Berat Molekul Kitosan Hasil Reaksi Enzimatis Kitin
Deasetilase Isolat Bacillus Papandayan. Bandung : Seminar Nasional dan
Kongres Perhimpunan Ahli Teknologi Pangan Indonesia.
Sinko, Patrick J. 2011. Martin Farmasi Fisika dan Ilmu Farmasetika. Jakarta : EGC.