Anda di halaman 1dari 10

Tugas

KEWIRAUSAHAAN

Membuat Intisari PPT 5,6,7,8

Nama Kelompok:

 Dimas Yuma Ari Afdillah (1231800015)


 Rio Prasetio (1231800114)
 Angga Aditya K (1231800086)
 Dicki Puja Wahyudi (1231800033)
 Christian Agung Sidarta (1231700036)

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945

SURABAYA
RANGKUMAN
BAB 5
RANTAI NILAI & MENGEMBANGKAN IDE BISNIS

Rantai nilai menjelaskan kegiatan saling terkait yang diperlukan untuk membawa produk dari konsep awal ke
konsumen akhir. Nilai ditambahkan pada setiap langkah dalam rantai. Contoh rantai nilai pakaian yaitu berturutan
dari petani menanam kapas, pengolah menghilangkan biji dari serat kapas, pemintal mengubah serat kapas menjadi
benang, penenun membuat kain menjadi benang, penyelesaian pewarnaan kain, pemilik toko menjual kain, penjait
menggunakan kain untuk membuat pakaian dan pelanggan membeli pakaian. Mengembangkan proposisi nilai
merupakan proses yang berkelanjutan. Ketika Anda mempelajari informasi baru, Anda harus meninjau kembali
semua bagian dari Business Model Canvas Anda untuk mempertimbangkan informasi tersebut. “Manfaat yang
diharapkan pelanggan dari produk dan jasa [sebuah bisnis].” Bagaimana produk/jasa saya menjadikan hidup
pelanggan saya lebih mudah/nyaman ? kita harus memprioritaskan pelanggan baik mendengarkan kritikan maupun
komplain kita harus memperbaiki sebaik baiknya. Pada akhirnya, bisnis harus memperoleh keuntungan untuk bisa
berhasil.

Menguji Ide Bisnis

1. Memenuhi keinginan atau kebutuhan


2. Beberapa bisnis yang serupa
3. Salah satu minat Anda
4. Mengatasi masalah social
5. Tidak membahayakan lingkungan
6. Gunakan keterampilan Anda
7. Bisa menghasilkan uang
RANGKUMAN
BAB 6
KENALI PELANGGAN ANDA
 Mengembangkan Profil Pelanggan

Tujuan :
 Menjelaskan unsur-unsur dari profil pelanggan
 Mengembangkan profil pelanggan
 Unsur Profil Pelanggan :

Demografis : Usia, Jenis Kelamin, Tingkat Pendapatan, lokasi, Keluarga, Akses Internet
 Kisah Ama :

Ama berusia 20 tahun, dia menyelesaikan sekolah menengah tahun lalu, dan saat ini terdaftar paruh waktu dalam
program manajemen bisnis. Dia tinggal dengan ibu dan dua saudara perempuannya di sebuah apartemen kecil di
dekat koperasi perempuan yang membuat kain batik. Saat ini dia tidak bekerja tetapi menghasilkan uang dengan
memperbaiki pakaian untuk perempuan di lingkungannya dan menjahit pakaian untuk teman-temannya. Dia juga
menjadi relawan di asosiasi pemuda setempat.
Dia menyukai warna dan kain, dan menikmati saat merancang pola-pola baru dan menjahit pakaian. Dia mendapat
banyak ide secara online dengan melihat berbagai website busana berbeda. Teman-temannya sering mengeluhkan
tentang gaya kuno dari penjahit di kota serta harganya yang tinggi, dan mereka terkesan dengan ide-ide yang Ama
datangkan. Ama suka melihat teman-temannya memakai pakaian yang telah ia dibuat dan sedang
mempertimbangkan untuk memulai sebuah toko yang bisa melayani kelompok usia teman-temannya. Dia juga
berpikir bahwa beberapa wisatawan yang sering ke hotel terdekat mungkin tertarik pada gaya busana yang ia
rancang. Dia berpikir bahwa para wisatawan mungkin tertarik jika dia bisa membuat pakaian dari kain batik lokal
yang dibuat perempuan samping rumahnya.
Mengingat bahwa banyak inspirasi yang dia dapatkan melalui foto dan informasi online, Ama berpikir bahwa akan
menjadi ide tepat untuk membuat website atau halaman Facebook bisnisnya sendiri. Dia tahu bahwa dia tidak bisa
melakukannya sendiri. Akhirnya dia harus menyewa penjahit lainnya untuk membantu memenuhi permintaan. Ada
banyak orang-orang muda pengangguran di lingkungannya. Dia bisa mengajar kelas menjahit dengan biaya sangat
kecil. Hal ini akan membantu dia memenuhi permintaan dan memberikan mereka keterampilan seumur hidup. Dia
akhirnya bisa mempekerjakan beberapa orang setelah bisnis diluncurkan.

 Contoh Profil Pelanggan untuk Toko Ama

Demografis :
1. Usia : 23 th.
2. Jenis kelamin : perempuan
3. Tingkat pendapatan : Kelas menengah, memiliki pekerjaan dan bekerja untuk sebuah proyek yang
mendukung praktek pertanian berkelanjutan di Indonesia
4. Lokasi : Surabaya
5. Keluarga : Belum menikah, 2 saudara, 1 saudara, tidak mempunyai anak, tinggal bersama ibu
6. Akses Internet : Akses ada dan dapat diandalkan

Rutinitas harian : Dia pergi bekerja, berbelanja, memasak makan malam untuk dirinya dan ibunya. Memasak
membutuhkan banyak waktu. Mencuci juga sangat memakan waktu.
Lingkungan :Saat ini dia tidak bekerja tetapi menghasilkan uang dengan memperbaiki pakaian untuk perempuan
di lingkungannya dan menjahit pakaian untuk teman-temannya. Dia juga menjadi relawan di asosiasi pemuda
setempat.
Minat : Menikmati perjalanan, mencoba makanan baru, membaca, berenang
Nilai : Sangat peduli dengan upaya melindungi lingkungan. Juga sangat peduli dengan menabung uang untuk
merawat ibu yang sudah lanjut usia. Menginginkan kebebasan finansial untuk bepergian dan melihat bagian-bagian
yang berbeda dari dunia.
Kekhawatiran : Keprihatinan atas masa depan, dan apakah dia akan mampu merawat ibunya
Mimpi dan Tujuan : Dia ingin tinggal di negara lain dan menjalani kehidupan di sana. Dia siap dengan banyak
risiko.
 Survey Pasar Pada Calon Pelanggan

Tujuan :
1. Memahami cara berbeda untuk mengumpulkan informasi dari calon pelanggan
2. Menulis pertanyaan wawancara yang relevan
3. Melakukan wawancara dengan calon pelanggan

 Tips Wawancara Yang Baik


1. Bersikaplah etis
2. Gunakan sudut pandang pemula
3. Lebih banyak mendengarkan daripada berbicara
4. Dapatkan fakta, bukan opini
5. Tanyakan "mengapa" untuk mendapatkan motivasi sebenarnya
6. Tujuannya adalah untuk mempelajari, bukan menjual
7. Tindak lanjut
8. Jaringan

 Profil Pelanggan

Profil konsumen / pelanggan adalah karakteristik atau variabel yang mengidentifikasi konsumen. Mereka bisa
berupa variabel psikografis atau demografis. Contohnya adalah usia, jenis kelamin, pendidikan, status perkawinan,
pekerjaan, area tempat tinggal, kelas sosial, dan perilaku pembelian.
RANGKUMAN
BAB7
PEMASARAN
Apa yang dimaksud dengan pemasaran?
 Pemasaran adalah bentuk komunikasi antara Anda dan pelanggan Anda dengan tujuan menjual produk atau
jasa kepada mereka.
Tujuan pemasaran:
 Mengamati dan mengidentifikasi perilaku pelanggan ketika membuat keputusan
 Menjelaskan apa yang diperhitungkan pelanggan ketika melakukan keputusan pembelian
 Mengidentifikasi saluran dan hubungan antara pelanggan dalam bisnis menerapkan konsep Business Model
Canvas
 Membedakan antara cara fisik dan virtual dalam menjual dan menghadirkan produk atau jasa
 Menjelaskan cara untuk mendapatkan,mempertahankan, dan meningkatkan pelanggan dalam sebuah bisnis
 Menjelaskan proses bagaimana pelanggan menjadi sadar akan bisnis, tertarik, mempertimbangkan
pembelian, melakukan pembelian dan menggunakan proses ini untuk merencanakan bisnis mereka sendiri
 Mengenali pentingnya pelayanan pelanggan yang baik dan dampak dari mulut ke mulut dalam bisnis
 Mengidentifikasi cara membangun dan mempertahankan hubungan baik dengan pelanggan
 Menyadari dampak positif dan negatif yang dimiliki sosial media dalam bisnis
 Menjelaskan perbedaan dan hubungan antara logo dan merek
 Menjelaskan pentingnya menciptakan hubungan emosional dengan pelanggan agar mereka menjadi loyal
dengan merek anda
 Menerapkan konsep merek dan hubungan emosional pada bisnis
 Mengembangkan promosi penjualan yang efektif

Cara menangkap dan menarik pelanggan:


1. Memaksimalkan penggunaan media sosial
Media sosial tidak hanya bagus untuk promosi, tapi juga sangat efektif untuk mencari atau menyapa
pelanggan baru dan pelanggan lama,.
2. Jangan lupakan Networking di Dunia Nyata
Teknologi memang sudah maju, namun membangun hubungan kerja dengan orang lama cenderung mereka
lebih suka berbisnis dengan orang yang mereka kenal lebih lama.
3. Gunakan strategi marketing yang berbeda
Buatlah strategi pemasaran yang mencakup penggunaan teknologi seperti email,atau kita juga bisa
menggunakan strategi pemasaran dengan jangka panjang yaitu dengan cara adanya milestore.
4. Cari partner bisnis
Salah satu cara tercepat untuk menarik pel;anggan baru adalah dengan menemukan seseorang partner bisnis
yang dapat membantu kita
5. Buat diskon dan berikan hadiah
Kamu bisa memberi diskon atrau hadiah untuk memanjakan pe;anggan setia sekaligus pelanggan baru.
6. Periksa kembali laporan produk
Perusahaan-perusahaan besar sering mealkukan hal ini untuk menetahui atau menilai masyarakat akan
produk layanan yang mereka miliki.
Market Walk – Memahami Pasar di Sekitar Anda Dan Business Model Canvas
Media dan Hubungan Pelanggan dalam Canvas
 Media membahas bagaimana bisnis menggapai pelanggannya, bagaimana memberikan produk atau jasa.
 Hubungan Pelanggan mengacu pada bagaimana suatu bisnis berinteraksi dengan pelanggan dan apakah
bisnis memiliki pendekatan yang berbeda untuk segmen pelanggan yang berbeda atau tidak.

Saluran pelanggan:
RANGKUMAN
BAB 8
PRODUK EKSPOR IMPOR
Pengertian Ekspor dan Impor
 Ekspor adalah kegiatan mengeluarkan barang dari daerah pabean.
 Impor merupakan kegiatan memasukan barang ke daerah pabean atau juga merupakan kegiatan
pembelian barang atau jasa dari negara lain untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Aturan main pembebanan biaya pengiriman
FOB (Free On Board)
Eksportir (penjual) hanya memiliki kewajiban untuk membayar biaya pengiriman barang sampai pada port atau
pelabuhan terdekat dari gudangnya.
CNF (Cost And Freight)
Artinya, biaya perjalanan barang di atas kapal sampai di port atau pelabuhan terdekat si importir sudah ditanggung
oleh Eksportir. Hanya saja, yang ditanggung di sini adalah biaya perjalanan barang sampai di pelabuhan saja.
CIF (Cost, Insurance, and Freight) 
CIF sifatnya sama persis dengan CNF, hanya saja ditambahi biaya asuransi yang sudah ditanggung oleh eksportir.
Pelaku dan badan usaha di bidang ekspor
 Eksportir
 Importir
 Bank
 Depperindag
 Freight Forwarder
 Ekspedisi Muatan Kapal Laut (EMKL)
 Perusahaan Asuransi
 Bea Cukai
Prosedur Kegiatan Ekspor:
1. Korespondensi 
 Eksportir mengadakan korespondensi dengan importir luar negeri untuk menawarkan dan menegosiasikan
komoditas yang akan dijualnya. Dalam surat penawaran kepada importir harus dicantumkan jenis barang,
mutunya, harganya, syarat-syarat pengiriman, dan sebagainya
2. Pembuatan kontrak dagang 
 Apabila importir menyetujui penawaran yang diajukan oleh eksportir maka importir dan eksportir membuat
dan menandatangani kontrak dagang. Dalam kontrak dagang dicantumkan hal-hal berbagai persyaratan dan
ketentuan yang disepakati bersama
3. Penerbitan Letter of Credit (L/C) 
 Setelah kontrak dagang ditanda tangani maka importir membuka L/C melalui bank koresponden di
negaranya dan meneruskan L/C tersebut ke bank devisa Negara eksportir. Kemudian bank devisa yang
ditunjuk memberitahukan diterimanya L/C atas nama eksportir kepada eksportir.
4. Eksportir menyiapkan barang ekspor 
 Dengan diterimanya L/C tersebut eksportir mempersiapkan barang-barang yang dipesan importir. Keadaan
barang-barang yang dipersiapkan harus sesuai dengan persyaratan yang tercantum dalam kontrak dagang dan
L/C.
5. Eksportir mendaftarkan Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) 
 Selanjutnya eksportir mendaftarkan Pemberitahuan Ekspor barang (PEB) ke bank devisa dengan
melampirkan surat sanggup bayar apabila barang ekspornya terkena pajak
6. Pemesanan truk trailer dan kapal
 Eksportir dapat memesan kapal ke maskapai pelayaran untuk mengangkut komoditi yang akan diekspor.
Sekaligus juga memesan truk trailer untuk mengangkut kontainernya ke pelabuhan. Kegiatan ini bisa juga
dijasakan kepada EMKL atau forwarder
7. Pengiriman barang ke pelabuhan 
 Eksportir sendiri dapat mengirim barang ke pelabuhan. Pengiriman dan pengurusan barang ke pelabuhan dan
ke kapal dapat juga dilakukan oleh perusahaan jasa pengirim barang (freight forwarding atau EMKL).
Dokumen-dokumen ekspor disertakan dalam pengiriman barang ke pelabuhan dan ke kapal.
8. Pemeriksaan Bea Cukai 
 Di pelabuhan, dokumen ekspor diperiksa oleh pihak Bea Cukai. Apabila diperlukan barang-barang yang
akan di ekspor diperiksa juga oleh Bea Cukai. Apabila barang dan dokumen telah sesuai dengan ketentuan
maka Bea cukai menandatangani pernyataan persetujuan muat yang ada pada PEB.
9. Pemuatan barang ke kapal 
 Setelah pihak Bea Cukai menandatangani PEB maka barang telah dapat dimuat ke atas kapal. Segera setelah
barang dimuat kapal, pihak pelayaran menerbitkan Draft Bill of Lading (B/L) yang diserahkan pada
eksportir. Setelah itu, eksportir menukarkan mate’s receipt dengan master bill of lading (pada FCL) atau
house bill of lading (pada LCL).
10. Surat Keterangan Asal Barang (SKA) 
 Eksportir sendiri atau freigt forwarding atau EMKL pemuatan barangnya dan mengajukan permohonan ke
Kantor Wilayah Departemen Perindustrian dan Perdagangan atau Kantor Departemen Perindustrian dan
Perdagangan untuk memperoleh SKA / COO (Certificate Of Origin) apabila diperlukan
11. Pencairan Letter of Credit 
 Apabila barang sudah dikapalkan, maka eksportir dapat ke bank untuk mencairkan L/C. Bila At sight L/C
dokumen-dokumen yang diserahkan adalah B/L, Commercial Invoice, Packing List dan PEB, dan lain-lain.
12. Pengiriman barang ke importir 
 Barang dalam perjalanan dengan kapal dari Negara eksportir ke pelabuhan di negara importir.
Jenis Jenis Letter of Credit ( L/C)
1. Sight L/C
adalah L/C yang bilamana semua persyaratan dipenuhi, maka bank negosiasi paling lama dalam 7 hari kerja
wajib melunasi/membayar nominal L/C kepada eksportir.
2. Usance L/C
 Berbeda dengan Sight L/C, maka Usance LC  dimaksudkan bahwa pembayaran baru bisa dilunasi jika L/C
tersebut sudah jatuh tempo yaitu sekian hari dari tanggal pengapalan / tanggal Bill of Lading, dengan
demikian berarti eksportir memberi kredit kepada importir dimana barang dikirim terlebih dahulu, kemudian
pembayaran dilakukan. Usance L/C dapat dilakukan kalau eksportir sudah percaya dengan importir.
3. Red Clause L/C
 Jika Usance L/C dibayarkan kemudian hari oleh importir setelah barang-barang pesanan tiba, sebaliknya Red
Clause L/C adalah terbalik dibanding dengan Usance L/C, yaitu pembayaran dilakukan oleh bank negosiasi
kepada ekspotir sebelum barang dikapalkan. Dengan demikian importir memberi kredit kepada eksportir.
4. Revolving L/C.    
 Bila L/C dengan jumlah US$ 200 sebagai nominal L/C pada saat di buka, namun shipment bisa dilakukan
sampai lima kali, maka dalam realisasinya, nominal L/C bertambah menjadi US$ 1,000. Ini diartikan sebagai
revolving L/C. Hal ini untuk menghindari biaya pembukuan L/C yang tinggi.
5. Transferable L/C.     
 Andaikata pada saat L/C ingin direalisasi, ternyata adanya kesulitan teknis atau kurangnya kapasitas
pruduksi, maka L/C tersebut terbuka kemungkinan dialihkan/ditransfer kepada pihak lain / beneficiary ke 2,
sehingga yang mengapalkan barang tersebut adalah beneficiery ke 2.
6. Standby L/C
 Standby L/C adalah jenis L/C yang berlainan dengan L/C yang berlaku di dunia ekspor impor, karena L/C
ini tidak menyangkut pembayaran ekspor impor, teapi hanya berfungsi sebagai jaminan bank/Bank
Guarantee, yaitu untuk meng-backup bilamana terjadi wan-prestasi dari benficiary atau pihak yang hutang
baik untuk pemborong atau pihak yang berhutang baik untuk penyelesaian bangunan gedung maupun utang
lainnya.      

7. Confirmed L/C
 Adalah L/C yang pembayarannya dijamin oleh dua bank, yakni bank pembuat L/C dan bank penyampai L/C
atau bank negosiasi, artinya L/C ekspor yang diterima oleh bank penyampai L/C tersebut di-backup /
diconfirm kembali / dijamin kembali pembayarannya oleh bank penerima L/C, dengan demikian apabila
terjadi kepailitan atau kerugian atas bank pembuka L/C, maka bank penyampai itulah yang akan
menyelesaikan pembayaran L/C-nya semua persyaratan L/C dipenuhi.       
8. Back to Back L/C
 Sebenarnya L/C jenis ini adalah L/C yang dibuka berdasarkan L/C yang pertama (master L/C) yang nilai
satuan barang dagangannya lebih tinggi yang diterima oleh Trader/perantara. Maka berdasarkan L/C tersebut
dibukalah L/C yang baru atau L/C yang kedua, yang sering disebut dengan Back to Back L/C. Ciri khas dari
L/C ini dapat dipantau dari pelabuhan tujuan/negara tujuannya. Bila L/C dibuka dari Singapura, pelabuhan
tujuannya di Colombo.
 Hal ini memberi indikasi bahwa barang tersebut bukanlah untuk kepentingan trader/pembuka L/C di
Singapura, akan tetapi untuk pembeli yang sebenarnya yang berada di luar Singapura, sehingga dipakai
Switch Bill of Lading untuk menghilangkan jejak eksportir di Indonesia.
9. Irrevocable L/C
 Dilihat dari kemungkinan dibatalkannya L/C oleh pihak pembuka L/C dan bank pembuka, maka kita
mengenal Irevocable L/C dan Revocable L/C. Yaitu L/C yang tidak dapat dibatalkan dan L/C yang dapat
dibatalkan sepihak. UCP 500 menetapkan bila tidak dicantumkan kepastiannya, akan dianggap sebagai
Irrevocable
Jenis Impor:
 Approved-Traders
Approved-Traders merupakan pengusaha impor biasa yang secara khusus diistimewakan oleh pemerintah dalam
hal ini Departemen Perdagangan untuk mengimpor komoditi tertentu untuk tujuan tertentu pula yang dipandang
perlu oleh pemerintah.
 Import-Merchant
Import Merchant adalah badan usaha yang diberikan izin oleh pemerintah dalam bentuk Tanda Pengenal
Pengakuan Impor (TAPPI) untuk mengimpor barang-barang yang bersifat khusus yang disebutkan dalam izin
tersebut, dan tidak berlaku untuk barang lain selain yang telah diizinkan.
 Importir Umum
Importir Umum adalah perusahaan impor yang khusus mengimpor aneka macam barang dagang, perusahaan
yang biasanya memperoleh status sebagai importir umum ini kebanyakan hanyalah Persero Niaga yang sering
disebut dengan Trading House atau Wisma Dagang yang dapat mengimpor barang-barang mulai dari barang
kelontong sampai instalasi lengkap suatu pabrik.
 Sole Agent Importer
Sole Agent Importer adalah perusahaan asing yang berminat memasarkan barang di Indonesia, lalu mengangkat
perusahaan setempat sebagai Kantor Perwakilannya atau menunjuk suatu Agen Tunggal yang akan mengimpor
hasil produksinya di Indonesia.
 Importir Terbatas
Guna memudahkan perusahaan-perusahaan yang didirikan dalam rangka UU PMA/PMDN, maka pemerintah
telah memberi izin khusus pada perusahaan PMA dan PMDN untuk mengimpor mesin-mesin dan bahan baku
yang diperlukannya sendiri (tidak diperdagangkan). Izin yang diberikan dalam bentuk API-T (Angka Pengenal
Importir Terbatas), yang dikeluarkan oleh BKPM (Badan Koordinasi Penanaman Modal) atas nama Menteri
Perdagangan.
Kode Hs ( Code HS )
 Harmonized Commodity Description and Coding System lebih dikenal sebagai Harmonized System (HS)
adalah standar internasional atas sistem penamaan dan penomoran yang digunakan untuk pengklasifikasi
produk perdagangan dan turunannya yang dikelola oleh World Customs Organization (WCO) beranggotakan
lebih dari 170 negara
 HS mempunyai enam digit angka untuk penggolongan, masing-masing Negara yang ikut menandatangani
konvensi HS atau contracting Party dapat mengembangkan penggolongan enam digit angka tersebut
menjadi lebih spesifik sesuai dengan kebijakan Pemerintah masing-masing namun tetap berdasarkan
ketentuan HS enam digit. Di Indonesia sendiri sistem penggolongan tersebut menggunakan sistem
penomoran 10 digit dalam Buku Tarif Bea Masuk Indonesia (BTBMI) yang merupakan penjabaran lebih
lanjut dari sub-pos dalam HS enam digit.
Cara Penggunaan HS Code:
 HS menggunakan kode nomor dalam mengklasifikasikan barang. Kode-kode nomor tersebut mencakup
uraian barang yang tersusun secara sistematis. Sistem penomoran dalam HS terbagi menjadi Bab (2-digit),
pos (4-digit), dan sub-pos (6-digit) dengan penjelasan sebagai berikut:
 Misalkan kode HS 0101.11.xx.xx yang diambil dari BTBMI (10 digit)
 01  01  11  xx  xx
 __ Bab (Chapter) 1
 _____ Pos (Heading) 01. 01
 ________ Sub-pos (Sub-heading) 0101. 11
 ___________ Sub-pos ASEAN, ASEAN Harmonized Tariff Nomenclature (AHTN)
 ______________ Pos Tarif Buku Tarif Bea Masuk Indonesia (BTBMI)
  Bab di mana suatu barang diklasifikasikan ditunjukkan melalui dua digit angka pertama, contoh di atas
menunjukkan bahwa barang tersebut diklasifikasikan pada Bab 1
 Dua digit angka berikutnya atau empat digit angka pertama menunjukkan heading atau pos pada bab yang
dimaksud sebelumnya, contoh ini menunjukkan barang tersebut diklasifikasikan pada pos 01.01
 Enam digit angka pertama menunjukkan sub-heading atau sub-pos pada setiap pos dan bab yang dimaksud.
Pada contoh di atas, barang tersebut diklasifikasikan pada sub-pos 0101.11
 Delapan digit angka pertama adalah pos yang berasal dari teks AHTN (ASEAN Harmonized Tariff
Nomenclature)
 Sepuluh digit angka tersebut menunjukkan pos tarif nasional yang diambil dari BTBMI, pos tarif ini
menunjukkan besarnya pembebanan (BM, PPN, PPnBM atau Cukai) serta ada tidaknya peraturan tata
niaganya.
LCL 
adalah singkatan dari Less Container Loaded. Artinya pengiriman barang kurang dari satu container.
Pengiriman barang kurang dari satu container biasanya akan dihitung dengan tarif volume / kubikasi atau tarif
berat / tonase.

Anda mungkin juga menyukai