Tenor
Kepaduansuaraan
Bass - Jarak Sopran – Alto dan Alto – Tenor jangan lebih dari satu oktaf,
sedangkan jarak Tenor – Bas boleh lebih dari satu oktaf.
- Untuk empat suara, nada yang keempat diambil dari nada dasar tiga
Tips: suara atau salah satu nada lainnya.
- Kelompokan anggota berdasarkan Range/ambitus suara, jangan paksakan
penyanyi Alto bernyanyi dikelompok sopran dengan alasan karena kekurangan Conducting
anggota sopran, demikian juga kelompok yang lainnya.
- Komposisi SATB (sopran, alto, tenor, bass) yang Ideal adalah 3:2:2:3., namun DIRIGEN / CONDUCTOR adalah orang yang memimpin Paduan Suara.
demikian pedoman di atas dapat berubah dengan pertimbangan potensi Power Dirigen dalam Paduan Suara sangat berpengaruh terhadap keberhasilan
penyanyi yang ada. penampilan Paduan Suara. Idealnya Dirigen Paduan Suara merangkap pelatih
sejak awal program latihan dilaksanakan, agar secara emosional akan terjalin
komunikasi. Namun, seringkali Dirigen ditunjuk berdasarkan senioritas, atau dari
Harmoni sukarelawan yang memberanikan diri karena tidak ada yang mau menjadi
Harmoni adalah paduan bunyi dalam lagu yang dibagi atas beberapa kelompok dirigen. Sebaiknya hal ini dihindari.
suara, serta disesuaikan dengan akord-akordnya. Jadi dasar dalam menyusun
harmoni adalah akord. Tips:
1. Harmoni dua suara - Pilihlah Dirigen yang mempunyai wawasan PS lebih daripada anggota Paduan
a. Motus Rectus Suara lainnya, jangan berdasarkan senioritas saja.
Turun-naik melodi lagu asli (suara satu) dengan suara kedua bergerak - Fungsi Dirigen memadukan Suara dari anggotanya sehingga menjadi satu
searah atau parallel. Jarak antara siara satu dan dua umumnya satu komposisi yang padu dan harmonis. Untuk itu Dirigen harus menguasai materi
terst. dengan baik dan benar, sebelum ia memadukan (memimpin) kelompok Paduan
b. Motus Contrarius Suaranya.
Turun-naik melodi lagu asli (suara satu) dengan suara kedua bergerak - Dirigen jangan memulai aba-aba jika belum seluruh mata anggota
berlawanan. memperhatikan Dirigen, karena kontak mata sangat penting untuk menjalin
c. Motus Obliquus komunikasi antara Dirigen dan anggota Paduan Suara
Turun-naik suara kedua bergerak menyimpang kadang di atas atau di
bawah tinggi suara pertama. “Keberhasilan adalah buah dari latihan,
2. Harmoni tiga dan empat suara namun tanpa disiplin, latihan tidak menghasilkan apa-apa”.
- Suara Tenor mengambil nada lebih tinggi dari Sopran karena suara pria
satu oktaf lebih rendah dari suara wanita Syarat-syarat seorang Dirigen/ Conductor yang baik :
- Suara tengah (alto dan tenor) fungsi utamanya adalah untuk
kelengkapan akordnya. 1. memiliki sifat kepemimpinan
2. memiliki ketahanan jasmani yang tangguh
3. sebaiknya sehat jasmani dan rohani
Kepaduansuaraan
4. simpatik Gerakan pendahuluan dan insetting tidak bisa dipisahkan, karena gerakan
5. menguasai cara latihan yang efektif pendahuluan justru bertujuan untuk menciptakan kekompakan pada saat
6. memiliki daya imajinasi yang baik insetting. Waktu gerakan pendahuluan pandangan dipusatkan pada sebagian
7. memiliki pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan bermain musik. dari paduan suara, dan pada saat insetting diarahkan pada bagian paduan suara
yang lainnya (yang akan mulai lebih dulu). Kalau lagunya mulai dengan intro,
ABA-ABA DASAR maka perhatian diarahkan pada para pemain instrumen dan selama intro,
a. SIKAP SIAP pandangan disebarkan ke seluruh penyanyi.
Saat sebelum suatu lagu mulai dinyanyikan adalah saat yang penuh
konsentrasi. Konsentrasi ini berarti: c. ABA-ABA TIAP BIRAMA
1. Dirigen harus memusatkan perhatian pada musik yang akan dinyanyikan DAFTAR ABA-ABA
hingga ia sendiri dijiwai olehnya.
Aba-aba Aba-aba Aba-aba Aba-aba
2. Dirigen harus menguasai badannya sendiri sehingga tangan, kepala, mimik yang biasa yang tegas yang lunak yang
wajah dan seluruh badannya mampu mengungkap jiwa musik yang akan dibagi
dinyanyikan.
3. Dirigen harus memaksa para penyanyi dan pemusik untuk memperhatikan 1 PUKULAN
dirinya hingga tanda-tanda dan atau aba-aba yang sangat kecil sekalipun PER BIRAMA
dapat menghasilkan reaksi yang diinginkan. Contoh lagu:
Sikap siap dapat dilakukan sampai konsentrasi penyanyi dan penonton Desaku yang
mencapai puncaknya. Pada saat itu gerakan pendahuluan harus masuk, jangan kucinta
ditunda sedikitpun, agar konsentrasi tidak hilang.
b. GERAKAN PENDAHULUAN & INSETTING
Gerakan Pendahuluan
Gerakan pendahuluan memuat: 2 PUKULAN
PER BIRAMA
- menjelaskan tempo
Contoh lagu:
- mengekspresikan jiwa nyanyian (tegang-kendor, berat-ringan, gembira-
Potong bebek
susah) angsa, Apuse,
- memberi tanda “mulai” : bersama dengan gerakan pendahuluan dirigen Hari Merdeka
selalu harus mengambil nafas meskipun yang mulai pertama adalah
instrument saja. Dengan demikian para penyanyi dan pemusik dipaksa untuk
mengambil nafas juga dan akan mulai bernyanyi dan bermain pada saat
berikutnya, ialah pada saat insetting.
Insetting
Kepaduansuaraan
5. berhenti dengan nada yang ditahan selama 4 pukulan dengan piano (lembut)
3 PUKULAN
PER BIRAMA FERMATA adalah tanda perpanjangan nada atau tanda diam ( ),
Contoh lagu: lamanya tidak tertentu tergantung rasa pelakunya.
Melati, Burung
Kakak Tua,
Lisoi
Teknik Berlatih Paduan Suara : Tips dan Trik
4 PUKULAN
PER BIRAMA Level - 1 (Penguasaan Materi)
Contoh lagu: Kriteria : Anggota Paduan Suara mampu menyanyikan lagu/materi sesuai dengan notasi
Maju Tak yang tertulis pada partitur. Tips :
Genar, Satu - Nyanyikan panjang pendek not sesuai nilai not pada partitur.
Nusa Satu - Nyanyikan tinggi rendah nada sesuai dengan interval nada yang tertulis di partitur.
Bangsa, - Tekankan anggota untuk menghafal syairnya.
Pantang
Mundur Level - 2 (Interprestasi)
Kriteria : Anggota Paduan Suara mampu menyanyikan lagu/materi sesuai dengan
interprestasi lagu yang diinginkan oleh komponis maupun aranger lagu tersebut.Tips :
6 PUKULAN - Latih keras/lembut suara sesuai dengan tanda dinamik pada partitur. Kalau tidak
PER BIRAMA tercantum pada partitur, dinamik disesuaikan dengan makna syair atau karakter alur
Contoh lagu: melody.
Naik –naik ke - Latih Artikulasi (pengucapan) syair agar terdengar jelas. Misalnya pengucapan
puncak konsonan “r”, “s”, “ng”, serta vokal a, i, u, e, o, sehingga terdengar perbedaannya.
gunung, - Perhatikan Intonasi (penekanan) suku kata yang sesuai dengan Birama lagu.
Dealova - Perhatikan Frasering (pengkalimatan) agar sesuai dengan kalimat yang benar. Ini dapat
dicapai jika dilaksanakan dengan teknik pernafasan yang baik.
d. MENGAKHIRI NYANYIAN & FERMATA - Lakukan pemanasan (vokalisi) yang cukup sebelum pelaksanaan latihan dimulai agar
Bahaya pada akhir lagu adalah konsentrasi berkurang sebelum lagu diperoleh Timbre (warna suara) yang menyatu, sehingga tidak ada suara yang menonjol
selesai. Maka aba-aba harus berlangsung terus sampai nada akhir selesai. Baru sendiri.
pada pukulan berikutnya aba-aba dihentikan. Untuk mengakhiri nyanyian,
Level - 3 (Ekspresi)
tergantung bagaimana lagu itu diakhiri, diantarannya: Kriteria : Setelah melalui tahap level 1 dan 2, anggota Paduan Suara mampu menyanyikan
1. berhenti dengan nada yang ditahan selama 1 pukulan lagu/materi dengan penghayatan dan dikeluarkan melalui ekspresi. Tips :
2. berhenti dengan nada yang ditahan selama 2 pukulan - Latih cara menyanyikan lagu sesuai dengan karakter lagu, misalnya: Lagu/aransemen
3. berhenti dengan nada yang ditahan selama 3 pukulan yang riang dinyanyikan dengan lincah dan riang.
4. berhenti dengan nada yang ditahan selama 4 pukulan dengan forte (keras)
Kepaduansuaraan