Anda di halaman 1dari 24

TINGKAT 1

Wawasan Kepaduansuaraan

Paduan suara (choir) merupakan musik yang bersumber dari berbagai warna suara manusia
yang dinyanyikan secara bersama dan membentuk harmoni. Paduan suara juga istilah yang
merujuk kepada ansambel musik yang terdiri dari sekelompok penyanyi serta pemain musik.
Paduan suara juga merupakan gabungan sejumlah penyanyi yang mengkombinasikan
beragam jenis suara ke dalam suatu harmoni dengan berbagai warna suara (timbre). Jumlah
personil atau penyanyi yang terlibat di dalam sebuah paduan suara berjumlah minimal 15
orang atau bahkan bisa lebih. Paduan suara biasanya dipimpin oleh seorang dirigen atau
choirmaster yang umumnya sekaligus sebagai pelatih paduan suara tersebut.
1. Ambitus Suara
Wilayah atau jangkauan suara dalam musik dikenal dengan istilah Ambitus yang berasal
dari bahasa latin. Dalam bahasa inggris mendekati kata “border” yang berarti pembatasan.
Ambitus Suara adalah luas wilayah nada yang mampu dijangkau oleh seseorang. Seorang
penyanyi professional harus mampu menjangkau nada-nada dari yang paling rendah
sampai yang paling tinggi sesuai dengan kemampuannya. Jadi pengertian dari ambitus
suara adalah batas jangkauan suara, luas wilayah nada yang dapat dicapai seseorang dalam
berolah vocal.
Tabel Ambitus Suara Manusia

Pembagian suara manusia berdasarkan Ambitusnya dapat dibedakan menjadi :


Suara Wanita terbagi atas:
1. Sopran (Suara tinggi wanita), ambitusnya C’ sampai A’.
Sopran merupakan jenis suara tertinggi untuk perempuan dewasa. Jenis suara ini bisa
menjangkau nada C4 hingga nada G5. Karakter suara sopran yang dimiliki perempuan
dewasa, sering diklasifikasi berdasarkan warna vokal, timbre, rentang suara dan
ketangkasan suara.
2. Mezzo Sopran (Suara sedang wanita), ambitusnya A’ sampai F’.
Mezzo-sopran adalah suara wanita yang lebih rendah dari sopran namun lebih tinggi
dari alto. Secara umum suara mezzo-sopran masuk di antara nada A3 (di bawah C
natural) sampai A5. Namun ada juga suara mezzo-soprano yang jangkauannya cukup
ekstrem dari (G3) sampai (C6).
3. Alto (Suara rendah wanita), ambitusnya F’ sampai D’.
Alto dalam partitur paduan suara, alto juga disebut contralto, yaitu ambitus suara
perempuan paling rendah. Jenis suara alto merupakan jenis suara perempuan dewasa
yang rendah. Jenis suara ini hanya bisa menjangkau nada F hingga nada D2.

Suara Pria terbagi atas:


1. Tenor (Suara tinggi pria), ambitusnya E’ sampai A’.
Tenor merupakan suara laki laki yang tertinggi. Untuk tenor biasanya ditulis dalam
klef kunci G yang dipakai sopran, dalam pengertian suara tenor 1 oktav lebih rendah
dari sopran. Jenis suara ini bisa menjangkau nada B hingga G1.
2. Baritone (Suara sedang pria), ambitusnya A’ sampai F’.
Jenis suara bariton adalah jenis suara pria dewasa yang tidak terlalu tinggi dan rendah
atau yang bisa disebut sedang. Jangkauan nadanya adalah dari nada A hingga nada F1.
Sama seperti suara tenor, bariton juga dikelompokkan berdasar jangkauan nada,
kualitas serta warna dari suara tersebut.
3. Bass (Suara rendah pria), ambitusnya F’ sampai D’.
Bass adalah suara laki- laki paling rendah. Karakternya bersuara sangat rendah, besar,
dan dalam dapat mengimbangi kewibawaan suara alto. Jenis suara ini hanya bisa
menjangkau nada F hingga nada D2.
Dalam tes ambitus suara, untuk wanita, dimulai dari nada f sampai dengan b, jika wanita
tersebut tidak bisa membunyikan nada f-c, berarti termasuk ambitus suara sopran, namun
jika mampu membunyikan nada f, g, a, b, dan c, berarti termasuk ambitus suara alto,
Karena ambitus suara sopran dimulai dari c sampai c3 untuk alto dari f sampai d2. Untuk
anggota paduan suara laki laki, dimulai dari nada E sampai B, untuk ambitus tenor dari B
sampai g1 dan bas dari E sampai c1.
2. Sikap atau Attitude Bernyanyi
Dalam menyanyi, sikap badan mempengaruhi pernapasan dan suara. Terdapat dua sikap
badan saat bernyanyi yaitu berdiri dan duduk.
Sikap berdiri:
 Berdiri tegak tidak bungkuk
 Tempatkan kaki selaras dengan lebar bahu
 Tidak kaku dan tegang (rileks)
 Tangan di samping

Sikap duduk:
 Duduk tegak dengan kaki menapak pada lantai
 Duduk di bagian ½ dari ujung kursi
 Kaki dalam posisi terbuka
 Tidak kaku dan tegang (rileks)
 Punggung dalam keadaan lurus, tidak bersandar
 pada kursi
 Letakkan tangan di atas paha
Catatan:
1. Dalam menyanyi, bagaimanapun posisinya tetap harus arahkan pandangan ke depan,
mengikuti arahan dan fokus kepada conductor/pelatih.
2. Siapkan map partitur dan alat tulis untuk mencatat arahan dari pelatih.
3. Membawa air minum (tidak dingin dan tidak manis)

3. Istilah-Istilah Kepaduan Suaraan


1. Support
Sistem memberi tenaga dalam bernyanyi dengan mengembangkan diafragma. Pada
saat mengambil nafas, daerah sekitar perut mengembang dan pada saat
menghembuskan, otot-otot disekitar perut mengencang dan secara konstan mendorong
kedalam dengan perlahan dan terus menerus sampai kalimat lagu habis.
2. Suara Ke Depan
Suara ke depan adalah suara yang terdengar terang, jernih, dan nyaring dengan cara
memantulkan suara ke rongga-rongga bagian depan pada wajah.
3. Suara Ke Belakang
Suara ke belakang adalah suara yang terdengar tidak terang dan tertelan hasil produksi
memantulkan suara ke langit-langit bagian belakang.
4. Suara Diangkat
Membunyikan nada dengan penuh support agar frekuensi nada yang seharusnya
tercapai.
5. Humming
Humming adalah salah satu teknik pemanasan vocal terbaik karena tidak terlalu
membebani pita suara. Setiap nada harus terdengar seperti "hmmm" termasuk suara
"h" tidak terlalu membebani suara yang dinyanyikan dengan melodi. Humming yang
baik dilakukan dengan mengangkat rongga mulut sembari mulut tertutup, dan
membentuk getaran pada hidung atau rongga mulut. Tempatkan ujung lidah di
belakang gigi depan bawah dan bersenandung naik turun tangga nada mayor sambil
tetap menutup mulut.
6. Ngirung atau Sengau
Berhubungan dengan suara yang diucapkan dengan bunyi melalui hidung.
Suara sengau seperti orang sedang influenza sehingga kata yang dihasilkan tidak jelas.
7. Lip Trill
Lip Trill adalah latihan vokal yang menyenangkan dan efektif. Kadang-kadang
disebut "gelembung bibir", latihan ini pada dasarnya adalah suara yang dibuat seperti
meniru suara mobil mainan atau pesawat terbang. Dilakukan dengan cara
menggetarkan bibir, mulai dengan tarik napas panjang sembari rapatkan bibir dan
kemudian alirkan udara melalui celah bibir sehingga bibir bergetar. Tujuannya agar
suara yang dikeluarkan tidak cempreng. Mulut hampir tertutup, bibir berdengung atau
mengepak bersamaan saat berfonasi (bersuara) dan melepaskan udara.
8. Harmonisasi
Harmonisasi adalah pemecahan nada yang dinyanyikan dalam suatu nada secara
serentak dan membentuk keharmonisan suara. Harmonisasi adalah pengiring akord
untuk sebuah baris atau melodi : "Menggunakan akord dan melodi bersama-sama,
membuat harmoni dengan menumpuk nada-nada tangga nada sebagai triad". Tangga
nada yang diharmonisasikan dapat dibuat dengan menggunakan setiap nada dari
tangga nada musik sebagai nada dasar untuk sebuah akord dan kemudian dengan
mengambil nada lain di dalam tangga nada untuk membangun akor lainnya.
9. Tongue Trill
Latihan vokal Tongue Trill ini melibatkan melengkungkan lidah dan menggulung R
saat melewati rentang dari rendah ke tinggi. Hingga akan menghasilkan suara “rrrrr”,
biasanya juga digunakan dalam latihan menyanyikan satu lagu nasional.
10. Artikulasi
Artikulasi suara adalah cara mengucapkan kata-kata sambil bersuara. Meningkatkan
cara pengucapan kata-kata agar mudah di mengerti. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI), artikulasi dinyatakan sebagai lafal, pengucapan kata, dan
perubahan rongga dan ruang dalam saluran suara untuk menghasilkan bunyi bahasa.
11. Pitch
Pitch adalah frekuensi atau jumlah getaran per detik yang membentuk sebuah nada.
Kecepatan jumlah getaran yang dihasilkan akan menentukan ketepatan tinggi atau
rendahnya nada tersebut.
12. Stakato
Stakato adalah sebuah istilah musik, yaitu cara memainkan atau menyanyikan atau
memperdengarkan suatu nada atau serangkaian nada pendek-pendek, terputus-
putus. Pada naskah musik biasanya dipakai tanda titik di atas atau di bawah nada-nada
yang bersangkutan. Memang bunyi lagu dengan stakato mengalun pendek dan
menghentak-hentak.
13. Legato
Legato berarti menyanyikan gabungan beberapa not yang berurutan dalam satu waktu
atau bisa dibilang juga menyanyikan dengan secepat mungkin dari satu nada ke nada
berikutnya tanpa terputus dalam satu waktu.
14. Solmisasi
Solmisasi adalah sistem menempatkan sebuah suku kata berbeda ke setiap not
dalam skala musik. Berbagai bentuk solmisasi dipakai dan telah digunakan di seluruh
dunia, namun solfège adalah bentuk yang paling umum di Eropa dan Amerika Utara.
Ketujuh suku kata yang normalnya dipakai untuk praktik di negara - negara berbahasa
Inggris adalah: do, re, mi, fa, sol, la, dan ti (dengan skala
kromatik naik di, ri, fi, si, li dan turun te, le, se, me, ra).
15. Dinamika
Dinamika adalah salah satu unsur dalam musik yang penting. Istilah ini digunakan
untuk menandakan volume nada. Apakah nada itu dimainkan secara pelan, lembut,
atau nyaring. Tanda dinamika ditulis menggunakan kata-kata dalam bahasa Italia.

4. Latihan Pernafasan:
 Expanding Breathing
Expanding Breathing atau dalam bahasa Indonesia itu artinya memperluas pernapasan
adalah teknik yang termasuk kedalam pemanasan vokal sebelum bernyanyi. Caranya
adalah dengan menarik nafas contohnya selama lima detik, lalu tahan selama lima
detik, lalu buang nafas dengan suara “sss” selama lima belas detik hingga tiga puluh
detik sampai seluruh udara yang sudah ditarik habis dikeluarkan kembali dan
dilakukan secara bertahap dan diulang-ulang.
 Breathing Power
Breathing Power atau dalam bahasa Indonesia itu artinya kekuatan pernapasan adalah
teknik yang termasuk kedalam pemanasan vokal sebelum bernyanyi, yang biasanya
dilakukan setelah melakukan expanding breathing. Caranya adalah dengan melatih
pernafasan melalui mulut yang diucapkan sesuai dengan tempo atau ketukan yang
diberikan, bunyikan suara “sshu shu” “sst st” atau “shuuuuu” “ssssst”.
 Expanding Breathing Power
Expanding Breathing Power atau dalam bahasa Indonesia itu artinya memperluas
kekuatan pernapasan adalah teknik yang termasuk kedalam pemanasan vokal sebelum
bernyanyi dan biasanya dilakukan setelah expanding breathing dan breathing power.
Caranya adalah dengan menarik nafas contohnya selama lima detik, lalu tahan selama
lima detik, lalu buang nafas dengan suara “shhhhhu” sekencang-kencangnya dan
sekuat tenaga selama lima detik hingga satu detik sampai seluruh udara yang sudah
ditarik habis dikeluarkan kembali lalu dilakukan secara bertahap dan diulang-ulang.

5. Interval
Interval nada adalah jarak frekuensi (hasil bagi) antara nada satu ke nada yang lainnya.
Baik jarak nada ke atas atau jarak nada ke bawah. Setiap interval nada memiliki jarak
yang berbeda-beda dan setiap interval nada memiliki nama tersendiri.
o Interval 1 (Prim)
Yaitu interval nada dari nada satu ke nada yang sama : Misalnya dari nada "do" ke
"do", “do” ke “re”, “re” ke “fa”, dst.
o Interval 2 (Sekon)
Yaitu interval nada dari nada satu ke nada kedua di atas atau di bawahnya : Misalnya
nada "do" ke "re", “do” ke “mi”, “do” ke “fa”, dst.
o Interval 3 (Terts)
Yaitu interval nada dari nada satu ke nada ketiga : Misalnya nada "do" ke "mi", “re”
ke “fa”, “mi” ke “sol”, dst.
o Interval 4 (Quart/Kuart)
Yaitu interval dari nada kesatu ke nada keempat di atasnya : Misalnya nada “do” ke
“fa”, “re” ke “sol”, “mi” ke “la”, dst.
6. Teknik Bernyanyi
 Head Voice
Head Voice artinya adalah suara kepala, tidak berarti suara di kepala. Namun itu
adalah ilusi semata karena jika dibandingkan dengan falsetto, head voice terdengar
lebih bulat serta merdu dan memenuhi kepala. Ketika penyanyi menyanyikan nada
dengan memfokuskan getaran bunyi di kepala, maka suara akan terdengar memenuhi
kepala, dan getarannya terasa di ubun-ubun. Suaranya terdengar lebih ringan, lebih
nyaring, lebih merdu. Manusia baik pria maupun wanita sudah memiliki head voice
sejak lahir. Jika manusia menggunakan head voice mereka, suaranya terdengar lebih
ringan, lebih nyaring, lebih merdu, dan bisa lebih leluasa ke nada-nada tinggi diatas
nada C6 bahkan ada yang mencapai nada B6. Jika didengarkan, maka suaranya akan
terdengar berada di dalam memenuhi kepala. Kebanyakan teknik head voice ini
dimiliki oleh wanita, anak-anak, dan pria remaja, meskipun terkadangan pria dewasa
juga masih memiliki head voice.
 Chest Voice
Chest Voice mengacu pada nada yang lebih rendah, lebih tebal, dan lebih hangat. Ini
juga mencerminkan register yang biasanya digunakan untuk berbicara. Suara kita di
wilayah tengah ke bawah, teknik ini menggunakan rongga dada, biasanya kita
gunakan saat berbicara sehari-hari. Saat bernyanyi menggunakan register berbicara
normal, letakkan tangan di dada dan kita akan merasakan getaran. Jika memiliki aliran
udara yang baik dan tidak tegang, kita harus mengembangkan nada hangat yang tidak
goyah atau retak. Kurangnya aliran udara dapat menyebabkan nada terdengar rendah
dan serak. Seiring dengan getaran yang dirasakan, jika menggunakan suara dada
dengan benar kita akan menggunakan seluruh kemampuan pita suara yang kita miliki.
 Mixed Voice
Mix voice adalah perpaduan antara chest voice dan head voice. Ini juga
menghilangkan jembatan celah yang menghubungkan dua register. Jika dilakukan
dengan benar, suara campuran bisa terdengar sangat keras dan sangat “berdada”,
membuat penonton percaya bahwa penyanyi itu menyanyikan nada tinggi dalam suara
dadanya. Ini menguntungkan penyanyi karena berbagai alasan. Mereka sekarang
dapat mencapai nada tinggi yang mengesankan, tetapi mereka tidak perlu berteriak
dengan suara dada untuk melakukannya.
 Falsetto
Falsetto artinya suara palsu, dimana bernyanyi diluar jangkauan nada, suaranya lebih
berat, tidak terlalu nyaring, dan cukup sulit mencapai nada tinggi. Jika semakin tinggi,
semakin terdengar hambar dan tidak merdu. Asal mulanya adalah karena dulu di suatu
negara di Eropa, wanita sempat dilarang untuk bernyanyi. Lalu sebagai penggantinya,
pria yang mengganti posisinya. Untuk mencapai nada-nada tinggi, suara asli pria tidak
mungkin dapat mencapai suara asli wanita yang tinggi. Lalu pria menggunakan suara
palsu untuk mencapai nada-nada tinggi wanita yang disebut dengan istilah falsetto
yang artinya palsu/keliru. Jadi seolah-olah yang bernyanyi adalah wanita.

Wawasan Vokal
1. Artikulasi
Artikulasi adalah cara pengucapan kata demi kata yang baik, jelas, serta tegas dalam
bernyanyi agar pesan yang terdapat didalam lagu dapat dimengerti dan dipahami oleh
pendengar. Artikulasi teragi ke dalam 2 macam, yaitu:
a. Artikulasi vocal (huruf hidup) terdiri dari 5 huruf yaitu A,I,U,E dan O
b. Artikulasi Konsonan (huruf mati)

2. Pernafasan
Pernafasan merupakan unsur terpenting dalam bernyanyi. Ada 3 jenis pernapasan
dalam bernyanyi, yaitu pernapasan dada, pernapasan perut, dan pernapasan
diafragma.
a. Pernafasan dada pernapasan ini dilakukan dengan cara memasukkan udara ke
dalam paru-paru sehingga paru-paru menjadi lebih besar. Pernapasan dada tidak
baik digunakan dalam bernyanyi.
b. Pernafasan perut. Pernapasan ini disebabkan oleh gerakan perut yang semakin
mengembung, rongga perut membesar sehingga udara dari luar masuk memenuhi
perut. Namun, Pernapasan perut ini pun tidak terlalu baik digunakan untuk
benyanyi.
c. Pernapasan Diafragma Diafragma terletak diantara rongga dada dan rongga perut.
Pada saat bernyanyi, otot diafragma dapat memberi dorongan yang kuat kepada
paru-paru serta dapat mengatur tenaga aliran udara melalui batang tenggorok
menggetarkan selaput suara dan keluar melalui mulut. Pernapasan yang baik
digunakan untuk bernyanyi ialah pernapasan diafragma.

3. Phrasering
Phrasering merupakan sebuah aturan pemenggalan kalimat pada lirik lagu yang baik
dan benar menjadi sebuah bagian-bagian yang lebih pendek dalam bernyanyi,
sehingga mudah dimengerti dan sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku.
Phrasering bertujuan untuk memenggal kalimat musik agar sesuai dengan isi kalimat.
4. Resonansi
Resonansi merupakan suatu usaha dalam memperindah suara dengan mefungsikan
rongga-rongga udara yang turut bervibrasi/bergetar disekitar mulut dan tenggorokan,
semacam gema yang timbul akibat pemantulan suara.
5. Vibrato
Vibrato adalah teknik vokal yang memberikan kesan bergelombang pada nyanyian
kita. Vibrato merupakan perpaduan antara pengaturan gerak pita suara serta
pengaturan pernafasan. Teknik ini akan memperindah nyanyian seseorang, tetapi bisa
juga membuat nyanyian seseorang terasa kaku dan monoton karena penggunaan
vibrato yang berlebihan dan terkesan dibuat-buat. Teknik ini b/6isa dipakai saat
bernyanyi solo maupun paduan suara.
Teknik vibrato biasanya timbul secara alami pada penyanyi yang berpengalaman.
Walaupun demikian teknik ini juga bisa dilatih secara berkala. Penyanyi yang baik
adalah bagaimana ia paham dalam penggunaan teknik vibrato sesuai tempatnya.
6. Improvisasi
Improvisasi adalah usaha memperindah lagu dengan merubah/menambah sebagian
melodi lagu dengan professional, tanpa merubah melodi pokoknya. Jadi, kata lain dari
improvisasi bisa juga diartikan sebagai kegiatan spontanitas dan bebas yang dilakukan
dalam bernyanyi dengan tujuan untuk menumbuhkan daya aktif, kreatif, dan inisiatif.
Pada improvisasi terdapat 3 cara untuk mengimprovisasi lagu yaitu :
a. Mengubah Ritme
Pastinya ketika kita hendak mengubah ritme (ketukan) tidak mengubah lagu
aslinya. Misalnya pada lagu asli menggunakan tempo on beat, kita dapat
mengimprovisasinya dengan sedikit tempo up beat, jadi ada yang cepat dan
lambat pada lagu, dengan catatan harus sesuai pada ritme dan iramanya.
b. Mengembangkan Melodi
Melodi dapat dikembangkan dengan melihat patokan nada lagu asli. Misalnya
pada lagu terdapat “13561”, kita bisa mengubahnya dengan “135621”.
c. Menambah Aksesoris lagu
Aksesoris yang dimaksud adalah menambah hiasan seperti nada lain di bagian
kosong pada lagu, sehingga lagu lebih terisi dan indah untuk didengar.
7. Intonasi
Intonasi mengandung arti kecermatan penyanyi dalam membunyikan suatu nada
(Pitch) secara tepat. Dalam arti lain bisa mengatur tinggi rendahnya nada yang
dibunyikan. Untuk melatih kita agar mempunyai intonasi yang baik bisa
menggunakan piano atau keyboard. Hal ini bertujuan dan memiliki manfaat agar nada
yang kita bunyikan pasti dan terkontrol. Nada yang dasar yang mungkin dapat dilatih
adalah sebagai berikut:
a. Secara Asceding
Do Re Mi Fa Sol La Si Do
b. Secara Desceding
Do Si La Sol Fa Mi Re Do

TINGKAT 2
Wawasan Teori
Notasi musik merupakan aspek terpenting yang perlu diketahui dalam belajar musik. Notasi
musik adalah penulisan lambang musik dimana ada yang bernada dan ada yang tidak
bernada. Nada-nada yang dilambangkan dalam berbagai bentuk not dapat menentukan tinggi-
rendah dan panjang-pendeknya nada tersebut, apabila terletak pada balok not (paranada)
dengan tanda kunci dan tanda birama tertentu. Dalam penyajian notasi musik, sering
digunakan dua bentuk not, yaitu not angka dan not balok.

A. Not Angka
Notasi angka (not relatif) ialah tanda yang dinyanyikan dengan angka untuk
menyatakan tinggi rendahnya suara. Perhatikan notasi lagu Dua Mata Saya ciptaan Pak
Kasur di bawah. Pada lagu tersebut terlihat bahwa tidak semua angka dapat dipakai
untuk menyusun lagu. Angka-angka yang dipergunakan diantaranya 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan
0. Selain ketujuh angka tersebut, lagu Dua Mata Saya juga menggunakan angka yang
bertitik pada bagian atasnya. Dalam lagu tersebut, hanya angka 7 (tujuh) yang tidak
dipakai untuk menyusun lagu. Sehingga, susunan nada secara utuh dalam suatu sistem
tangga nada yang menggunakan not angka dapat dibuat sebagai berikut: 1 – 2 – 3 – 4 – 5
– 6 – 7. Susunan notasi angka tersebut dibaca (solmisasi) : 1 2 3 4 5 6 7 do re mi fa sol la
si
Dalam praktek musik, susunan nada di atas sering ditambah satu angka lagi
dengan not pertama yang diberi titik di atasnya, sehingga susunan nada-nada tersebut
menjadi : 1 2 3 4 5 6 7 1 do re mi fa sol la si do
Susunan nada-nada di atas disebut satu oktaf. Dalam menuliskan lagu-lagu, not-
not yang lebih rendah dari 1 (do), yang dalam sistem tangga nadanya diletakkan di
sebelah kiri dari susunan nada-nada dalam satu oktaf, ditulis dengan menggunakan angka
yang bertitik di bawah, sedangkan not-not yang lebih tinggi dari 7 (si), yang dalam
sistem tangga nadanya diletakkan di sebelah kanan dari susunan nada-nada dalam satu
oktaf, ditulis dengan menggunakan angka yang bertitik di atas. dst 6 - 7 - 1 - 2 - 3 - 4 - 5
- 6 - 7 - 1 - 2 dst la si do re mi fa sol la si do re Notasi angka memiliki bentuk dan nilai
tertentu dalam sebuah birama. Bentuk dan nilai not tersebut dapat dilihat berdasarkan
contoh berikut.

N Bentuk Not dalam Birama Nilai Masing-Masing Not


o

1 |1 . . . | 4 ketuk

2 |1 . 3 . | 2 + 2 = 4 ketuk

3 |1 5 3 1 | 1 + 1 + 1 + 1 = 4 ketuk

4 ½+½+½+½+½+½+½+½=4
ketuk

Menurut tabel di atas, 1 (do) bernilai 4 ketukan dimana ketukan pertama tepat
pada saat 1 (do) dibunyikan, sedangkan ketukan kedua sampai keempat tepat pada titik-
titik yang terdapat di belakang 1 (do) pada birama tersebut. Contoh 2 juga memberikan
penjelasan bahwa tanda titik di belakang 1 (do) dan 3 (mi) bernilai 1 ketukan, sehingga
secara keseluruhan birama tersebut bernilai 4 ketukan. Contoh 3 memperlihatkan sifat
not angka yang berdiri sendiri, yang mana di atas atau disampingnya tidak terdapat
tanda-tanda lain, sehingga masing-masing not dalam birama ini bernilai 1 ketukan.
Contoh 4 memperlihatkan sifat not angka dengan satu garis diatasnya. Garis ini
menunjukkan bahwa not itu bernilai ½ (setengah) ketukan. Demikian pula selanjutnya,
tanda dua garis yang terdapat di atas not menunjukkan bahwa not itu bernilai ¼ ketukan.
Nol pada not angka digunakan untuk menyatakan tanda diam (tanda berhenti). Apabila
tanda nol dijumpai pada bagian lagu, artinya tidak mengeluarkan suara sebanyak nilai
tanda diam tersebut. Nilai tanda diam sama halnya dengan nilai not angka itu sendiri.

Dalam notasi angka, not ditentukan dengan angka 1 (do), 2 (re), 3 (mi), 4 (fa), 5
(sol), 6 (la) dan 7 (si). Nada 1 tanpa titik merupakan nada C natural pada notasi balok.
Tanda satu titik di atas not, menunjukkan bahwa not tersebut naik satu birama dari nada
asli, sedangkan tanda satu titik di bawah not menunjukkan bahwa not tersebut turun satu
birama dari nada asli.

Contoh :

1. Not Angka yang Berdiri Sendiri


Not angka yang berdiri sendiri ialah not angka yang di atas atau di sampingnya
tidak terdapat tanda-tanda lain. Sebagai contoh, perhatikan penggalan lagu berikut :

Not-not yang terdapat pada birama 2 (dua) dan 4 (empat) menggunakan not angka yang
berdiri sendiri. Bentuk not seperti di atas dengan nilai masing-masing satu ketukan.

2. Not Angka dengan Satu Garis Diatasnya


Not angka dengan satu garis diatasnya, menunjukkan bahwa not tersebut bernilai
½ (setengah) ketukan.
Contoh:

Jika not yang bernilai sama berdekatan letaknya, maka setiap dua not dapat
disambungkan.
Contoh :

3. Not Angka dengan Dua Garis Diatasnya


Not angka dengan dua garis diatasnya, menunjukkan not itu bernilai ¼
(seperempat) ketukan.
Contoh :

Not-not ¼ (seperempat) ketukan yang letaknya berdekatan maka penulisannya dapat


disambungkan,
Contoh :

4. Not Angka Bertitik


Not Angka Bertitik Pada beberapa lagu sering ditemukan not yang terdapat titik
di samping kanan not angka tersebut. Setiap titik disamping kanan not angka tersebut
dihitung 1 (satu) ketukan.
Perhatikan contoh-contoh berikut :
5. Tanda Diam dalam Notasi Angka
Tanda diam dalam notasi angka diberi simbol dengan angka nol (0). Apabila
tanda 0 (nol) dijumpai pada bagian lagu, artinya tidak mengeluarkan suara sebanyak nilai
tanda berhenti tersebut. Angka nol (0) mempunyai nilai tersendiri, seperti contoh-contoh
berikut :

B. Notasi Balok
Pada notasi musik, terdapat ritme ditentukan oleh panjang atau lama waktu dari
suatu bunyi. Panjang pendeknya bunyi digambarkan dengan simbol-simbol yang disebut
dengan not (pitch), dan panjang pendeknya diam juga digambarkan dengan simbol-
simbol yang disebut dengan tanda istirahat (rest).

1. Harga Not dan Tanda Diam (Istirahat)


Berikut ini merupakan bentuk dan nilai not balok yang mempresentasikan nada
(not) dan yang mempresentasikan anda diam (rest). Tanda diam menunjukkan bahwa
pada tanda tersebut penyanyi beristirahat sebentar untuk mengambil nafas.

Tabel 1. Bentuk, nama, nilai not balok & tanda diam.


Penulisan not yang menggunakan bendera, dapat dituliskan dengan cara
menggabungkan masing-masing bendera satu dengan yang lain, sehingga menjadi satu
ketukan atau setengah ketukan.

Lain halnya dengan tanda istirahat yang tidak dapat digabungkan dengan cara
seperti di atas, akan tetapi apabila ada lebih dari satu tanda istirahat, maka tanda-tanda
istirahat tersebut dapat dijumlahkan, sehingga menjadi harga yang lebih besar.

2. Not Bertitik, Tanda istirahat Bertitik dan Legato


Tanda titik di belakang not atau tanda istirahat, mempunyai harga setengah dari
not atau tanda istirahat yang diikutinya.

Apabila ada dua buah tanda titik yang menyertai not atau tanda istirahat, maka
titik yang kedua mempunyai harga setengah dari titik yang pertama.

Untuk memperpanjang suatu not, dapat juga dengan memberikan tanda legato
(tie). Tanda ini berupa sebuah garis lengkung yang menghubungkan 2 (dua) buah not
yang sama tingginya. Cara memainkan atau menyanyikannya cukup satu kali, dengan
panjang (durasi) bunyi sepanjang jumlah not-not yang diberi tanda legato tersebut. Tanda
legato ini tidak dapat berlaku pada tanda istirahat.

3. Irama, Ketukan dan Tempo


Panjang pendeknya (durasi) not-not, membentuk suatu irama, yang digambarkan
dalam simbol-simbol not. Panjang not ditentukan oleh durasi dari tiap getaran. Getaran
yang teratur, disebut dengan beat (pukulan). Getaran tersebut dapat lambat atau cepat,
akan tetapi harus teratur. Kecepatan dimana kita mengetuk / menghitung panjang not
disebut dengan tempo, yang dapat bervariasi dari sangat lambat ke sangat cepat.
Kumpulan dari pukulan-pukulan yang teratur (beat), dalam kelompok terkecil, disebut
dengan birama, yang dalam penulisannya dibatasi oleh 2 (dua) buah garis tegak lurus,
disebut garis birama.

Pukulan pertama dari masing-masing birama selalu diberi tekanan, dan pukulan
lain kurang atau bahkan tidak bertekanan. Secara teori ada 1 – 12 beat (pukulan) dalam
tiap birama, akan tetapi dalam praktiknya yang lebih sering (lazim) digunakan hanya ada
2, 3, 4, atau 6 pukulan.

Tanda birama adalah sebuah tanda yang terdapat di awal suatu karya musik atau
partitur, yang menunjukkan satuan ketukan dan jumlah ketukan dalam tiap birama.

Contoh :

 2 ketukan dalam tiap birama, dengan Satuan ketukan berharga not ¼


 3 ketukan dalam tiap birama, dengan Satuan ketukan berharga not ½
Untuk memudahkan dalam menghitung tanda waktu, kita bisa menggunakan
bantuan kaki atau tangan untuk membantu dalam perhitungan, tetapi sambil memainkan
nadanya. Pada saat kaki menginjak tanah atau tangan menepuk paha, pada saat itulah kita
mulai memainkan nada dan menghitung dari satu, dua, tida, dan kemudian kembali lagi
ke satu (jika biramanya ¾).

4. Melodi
Notasi musik yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya ternyata masih
belum memiliki tinggi nada (pitch). Untuk mendapatkan tinggi-rendah not, diperlukan
adanya suatu patokan. Patokan yang digunakan dalam notasi musik terdiri dari sejumlah
garis sejajar dan sebuah tanda kunci. Notasi musik ditulis dalam garis paranada.

a. Tanda kunci
Untuk menentukan tinggi-rendah nada, perlu adanya patokan atau dasar yang
baku. Patokan yang digunakan untuk menentukan tinggi-rendah nada tersebut adalah
tanda kunci (clef), yang diletakkan pada awal setiap baris paranada. Ada beberapa tanda
kunci yang dipakai sebagai patokan dalam notasi musik, yaitu tanda kunci G, F, dan C.

1) Tanda Kunci G
Tanda kunci G, sering juga disebut dengan tanda kunci treble (biola), digunakan
untuk nada-nada tinggi. Umunya digunakan untuk kelompok suara sopran, alto, dan
tenor.

Tanda kunci G, seperti terlihat saat ini, berpusat pada garis ke-2. Untuk
mengingatnya, maka letak nada g’ adalah pada garis ke-2 dalam tanda kunci G.

2) Tanda Kunci F
Tanda kunci F, sering disebut juga tanda kunci bas (bass clef), digunakan untuk
nada-nada rendah. Umumya digunakan untuk suara bass.

Seperti juga dengan tanda kunci G, tanda kunci F berpusat pada garis ke-4. Dan
untuk mengingatnya, maka letak nada f adalah pada garis ke-4 dalam tanda kunci F.

3) Tanda Kunci C
Tanda kunci yang lain adalah tanda kunci C. Tanda kunci ini pada awalnya
merupakan tanda kunci yang digunakan untuk suara manusia (paduan suara), sehingga
ada beberapa jenis sesuai dengan pembagian suara manusia.

5. Simbol-Simbol dalam Notasi Balok


a. Terts dan sekunde

Interval dua not yang dipisahkan satu garis paranada (yaitu yang berada
pada dua spasi yang bersebelahan) seperti digambarkan pada ilustrasi di atas
merupakan interval terts, sedangkan interval antara not pada spasi dengan not
pada garis adalah interval sekunde.

b. Da Capo Al Fine dan Da Capo Al Segno


Da Capo Al Fine

Da Capo Al Fine (Da=dari, capo= awal, al = ke, Fine = akhir)


Artinya: Nyanyian diulang kembali dari awal lalu berakhir di tanda Fine.

Da Capo Al Segno

Da capo al Segno (Sejno) artinya: Nyanyian diulang kembali dari tanda segno.

c. Fermata

Fermata merupakan tanda perpanjangan nada/tanda diam yang lamanya


tidak tergantung pada partitur melainkan kehendak conductor.

d. Tanda Kromatik
 Tanda Kruis

Tanda ini digunakan untuk meninggikan nada ½ tingkat yang disimpan


di depan nada yang bersangkutan.

 Tanda Mol

Tanda ini digunakan untuk menurunkan nada ½ tingkat yang disimpan


di depan nada yang bersangkutan.

 Tanda Pugar / Naturel

Tanda ini digunakan untuk mengembalikan nada yang terkena tanda


kruis atau mol.

 Tanda Ulang
Bagian nyanyian yang ada diantara dua tanda ulang dinyanyikan dua
kali. Contoh sebagai berikut:

Lagu dimulai dari A ke B dan diulang lagi dari A ke B, kemudian dilanjutkan ke C.

Lagu dimulai dari A sampai C, kemudian diulang dari B sampai C

Lagu dari A sampai D (kotak I), kemudian diulang dari B sampai C (kotak I dilompati),
dan Iangsung ke kotak H E terus ke F.
Teori-teori tersebut akan lebih baik apabila didukung dengan kemampuan:

a. Hearing
Hearing merupakan menirukan nada yang dibunyikan tanpa membaca notasi dari
nada-nada tersebut.

b. Memahami Ritme/Ketukan
Hal ini adalah kemampuan untuk memahami dan menirukan ritme atau ketukan dari
nada-nada yang dibunyikan.

c. Solfegio
Solfegio adalah latihan kemampuan pendengaran atau ketajaman pendengaran musik,
baik ketepatan ritmik maupun ketepatan nadanya. Solfegio bertujuan untuk
memberikan pemahaman tentang jarak nada satu ke nada yang lain dengan cara
menyanyikan berbagai macam bentuk notasi, dengan menyanyikan interval nada yang
berbeda-beda.

6. Solmisasi Notasi Balok


7. Tangga Nada Diatonis
a. Nada Mayor
Dalam teori musik, skala mayor atau tangga nada mayor adalah salah satu
tangga nada diatonic. Skala ini tersusun dalam delapan not. Interval antara not yang
berurutan dalam skala mayor adalah 1-1-1/2-1-1-1-1/2. Sebagai contoh, tangga nada
A minor adalah C, D , E, F, G, A, B, C’.
Contohnya:
• G mayor = G - A – B – C – D – E – Fis - G
• F mayor = F – G – A – Bes – C – D – E – F

b. Nada Minor
Nada minor memiliki sifat nada yang dapat menyentuh perasaan, sehingga
anda dapat terbawa emosi terharu bahkan sedih. Nada minir memiliki pola jarak.
1-1/2-1-1-1/2-1-1
Contoh :
 E minor = E – Fis – G – A – B – C – D – E
 D minor = D – E- F – G – A – Bes – C – D
Jika dilihat pada susunan nada diatas dan susunan nada mayor, maka dapat
disimpulkan bahwa suatu susunan nada minor diadopsi dari susunan nada mayor.
Akan tetapi, nada minor mengambil nada ke 6 dari nada mayor. Ini disebut parallel.
Tangga nada parallel adalah tangga nada yang di mana anggota nadanya sama, seperti
tangga nada G mayor yang sama dengan E minor dan begitu juga F mayor yang sama
dengan D minor.

C. Mempelajari jari Chord Dasar Piano (Family Chord)


Chord dasar terdiri dari tiga not, bisa disimpulkan bahwa chord dari alat musik
piano tidak berdiri sendiri. Dan dalam Chord itu terdapat tangga nada yaitu tangga
nada mayor dan tangga nada minor. Nah adapun beberapa cara untuk menghapalkan
chord piano yaitu :

1. Pastikan anda mengenal touch keyboard yaitu nada (c),(d),(e),(f),(g),(a),(b).

Touch Keyboard

2. Lalu untuk mencari Chord Mayor rumusnya yaitu 4 dan 3. Contoh misalnya
mencari nada (c) Mayor yaitu : cari nada (c) lalu masukan rumus 4 dan 3,
begitupun contoh chord mayor lainnya bisa di cari dengan rumus ini.

1 3 2

2 4 1 3
Nada (c)

3. Adapun cara untuk mencari Chord Minor yaitu menggunakan rumus 3 dan 4.
Contohnya misalkan akan mencari (c) Minor. Maka langkah awal carilah
chord (c) lalu masukan rumus 3 dan 4. Begitupun seterusnya jika ingin
mencari chord minor.

1 3 3

2 1 2 4

D. Istilah istilah dalam Latihan Paduan Suara

1. Diafragma

Diafragma adalah otot utama yang digunakan dalam proses menarik dan
mengeluarkan nafas.

2. Support Sistem

Sistem memberi tenaga dalam bernyanyi dengan mengembangkan diafragma


supaya memberikan udara yang cukup untuk menggetarkan nada dan membunyikan
Suara .

3. Register

Wilayah dan teknik bernyanyi.

4. Placement

Placement adalah penempatan resonansi suara pada penyanyi.

5. Artikulasi

Artikulasi adalah cara mengucapkan kata-kata dalam bernyanyi agar dapat


menciptakan suara yang jelas dan nyaring.

6. Passagio

Passaggio adalah istilah untuk menggambarkan area transisi antara register vokal.
Passagio bisa berarti pula sebagai batas perpindahan register vokal. Passaggio terletak di
antara register vokal yang berbeda, seperti chest voice, middle voice atau mixed voice
dan head voice.

7. Headvoice atau Resonansi Kepala

Resonansi kepala adalah ketika penyanyi menyanyikan nada-nada dengan


memfokuskan getaran bunyinya di kepala di nada-nada tinggi untuk sopran dan tenor.
Sensasi getaran suara headvoice terasa di ubun-ubun.
8. Mixed voice

Jembatan antara chest voice dan head voice.

9. Chest voice

Chest voice adalah register (bagian) suara tengah ke bawah. teknik ini
menggunakan rongga dada lebih banyak.

10. Suara kedepan

Suara kedepan adalah hasil produksi suara dengan memantulkan suara ke rongga-
rongga pada wajah agar terdengar jernih dan nyaring.

11. Suara kebelakang

Suara kebelakang adalah hasil produksi suara dengan memantulkan suara ke


langit-langit mulut bagian belakang sehingga terdengar "tertelan" dan tidak terang.

12. Suara diangkat

Suara diangkat adalah kondisi ketika penyanyi diminta membunyikan nada agar
penuh support dan stabil sehingga tidak terjadi bunyi yang flat.

13. Suara memakai rongga

Suara memakai rongga adalah kondisi dimana seseorang bernyanyi menggunakan


resonansi yang dibutuhkan (head voice, nasal resonance, mix voice, chest voice) dengan
optimal.

14. Nada kurang tinggi atau flat

Nada kurang tinggi atau flat adalah kondisi ketika penyanyi membunyikan nada di
bawah frekuensi yang seharusnya sehingga menimbulkan kesan bunyi yang lebih dari
nada aslinya/nada yang dibunyikan oleh piano.

15. Nada overpitch

Nada overpitch adalah kondisi ketika penyanyi membunyikan nada diatas


frekuensi yang seharusnya sehingga menyebabkan suara yang dihasilkan sehingga
terdengar lebih tinggi dari nada aslinya /nada yang dibunyikan oleh piano.

16. Teknik humming

Teknik humming adalah teknik pemanasan yang menggunakan huruf M yang


dinyanyikan dengan melodi tertentu penggunaan teknik humming yang benar akan
dirasakan oleh penyanyi dalam bentuk getaran pada hidung atau rongga mulut. Humming
yang baik dilakukan dengan mengangkat rongga mulut sembari mulut tertutup.

17. Falsetto

Falsetto adalah istilah yang digunakan untuk suara tenor. Falsetto dimana kita
bernyanyi di luar jangkauan nada chest voice sehingga memindahkan register ke kepala
dan membunyikan bunyi yang lebih halus.

18. Ngirung atau sengau

Suara sengau atau ngirung merupakan keadaan dimana produksi suara terlalu
berfokus mengalirkan udara pada hidung sehingga menyebabkan suara atau kata-kata
yang dihasilkan tidak jelas seperti orang menutup hidungnya saat berbicara. Suara sengau
akan sangat terdengar jika pengucapan huruf vokal (a-i-u-e- o) terdengar sama.

D. Dinmika Bernyanyi

Dinamika dalam bernyanyi Paduan Suara merupakan suatu tanda untuk memainkan
volume nada, baik secara nyaring atau lembut. Dinamika ini juga biasanya digunakan oleh
komposer untuk menunjukan bagaimana perasaan yang terkandung didalam sebuah
komposisi seperti riang, sedih atau datar. Dengan kata lain, dinamika berguna untuk
menunjukan nuansa lagu.

Simbol-simbol dinamika bernyanyi dalam Partitur:

Mezzo-piano (Agak Lembut)

Piano (Lembut)

Pianissimo (Lebih Lembut)

Pianississimo (Sangat Lembut)

Pianissississimo (Paling
Lembut)

Mezzo-forte (Agak keras)

Forte (Keras)

Fortissimo (Lebih Keras)

Fortississimo (Sangat Keras)

Fortossississimo (Paling Keras)


Forte-piano (Keras, kemudian
lembut)

Sforzando dan Sforzato (Makin


keras, tiba-tiba keras)

Forzando (Tiba-tiba keras)

Single hairpin dan double


hairpin (Untuk menggambarkan
dinamika nada)

Contoh penempatan simbol dinamika dalam partitur

Anda mungkin juga menyukai