Anda di halaman 1dari 57

RANCANG BANGUN SISTEM PENGGERAK DAN

PENGUJIAN SENSOR JARAK PADA ALAT PERCOBAAN


SISTEM POROS ROTOR

TUGAS AKHIR

Diajukan Kepada
Universitas Muhammadiyah Malang
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Mesin

OLEH
ARIS BUDI SANTOSO
201610120311038

JURUSAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2020
ii
iii
iv
v
vi
ABSTRAKSI

Getaran yang teradi pada mesin-mesin berputar seperti sistem poros rotor dapat

disebabkan oleh keadaan ketidak keseimbangan maupun ketidak kesejajaran. Getaran yang

diakibatkan oleh ketidak keseimbangan dapat mengakibatkan getaran yang besar sehingga

dapat mempercepat laju kerusakan pada sistem tersebut. Dalam penulisan ini, diusulkan

sebuah pemodelan analisa getaran dengan merancang sebuah sistem kontrol penggerak yang

berguna membaca dan mengatur kecepatan putaran motor dan melakukan sebuah uji coba

terhadap ketelitian sensor jarak yang digunakan sebagai media untuk mengukur besarnya

lendutan yang diakibatkan oleh gaya yang bekerja.

Kata Kunci: Pemodelan, getaran, ketidak keseimbangan, sistem poros rotor

vii
ABSTRACT

The vibrations that occur in rotating machines such as the rotor shaft system can be

caused by unbalance or misalignment conditions. The vibrations caused by an imbalance can

cause a large vibration so that it can accelerate the rate of damage to the system. In this

paper, proposed a vibration analysis modeling by designing a drive control system that is

useful for reading and adjusting the motor rotation speed and conducting a test of the

accuracy of the proximity sensor which is used as a medium to measure the amount of

deflection caused by the working force.

Keywords: modeling, vibration, unbalance, rotor shaft system

viii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat

dan Karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir dengan judul “Rancang

Bangun Sistem Penggerak dan Pengujian Sensor Jarak Pada Alat Percobaan Sistem Poros

Rotor”. Tugas akhir ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan studi, serta

dalam rangka untuk memperoleh gelar Sarjana Strara Satu (S1) di Jurusan Teknik Mesin,

Universitas Muhammadiyah Malang.

Penghargaan dan ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada Bapak Ir. Trihono

Soewoyo, MT.. selaku Dosen Pembimbing I dan Bapak Ir. Mulyono, MT., selaku Dosen

Pembimbing II yang telah membimbing penulis dalam menyusun tugas akhir ini.

Penulis sangat menyadari bahwa dalam penyusunan tugas akhir ini tidak dapat

terselesaikan tanpa adanya dukungan dari berbagai pihak baik dalam bentuk dukungan moril

maupun materil. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Ahmad Mubin, MT., selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas

Muhammadiyah Malang

2. Bapak Murjito, ST., MT., selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin Universitas

Muhammadiyah Malang.

3. Bapak Ir. Herry Suprianto, MT., selaku Kepala Laboratorium Teknik Mesin

Universitas Muhammadiyah Malang.

4. Bapak Ir. Eko Hariyadi., selaku Dosen Wali mahasiswa teknik mesin angkatan 2016

kelas A yang telah memberikan dukungan moril selama penulis menempuh

pendidikan di Universitas Muhammadiyah Malang.

ix
5. Bapak/Ibu Dosen Jurusan Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Malang yang

telah membimbing dan memberikan bekal ilmu yang bermanfaat pada saat

perkuliahan.

6. Seluruh Staf Karyawan di Jurusan Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Malang

yang telah membantu melancarkan segala keperluan dalam menyelesaikan tugas akhir

dan keperluan perkuliahan.

7. Teman teman saya yang selalu memberikan motivasi serta nasehat agar penulis dapat

segera menyelesaikan tugas akhir ini.

8. Serta seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

memberikan dukungan moril dan membantu dalam proses penyusunan tugas akhir ini.

Akhir kata penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tugas akhir ini terdapat

banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis memohon maaf atas segala kekurangan yang

ada. Kritik serta saran yang bersifat membangun sangat diharapkan dalam proses

penyempurnaan tugas akhir ini. Semoga penyusunan tugas akhir ini dapat memberikan

manfaat khususnya bagi penulis dan pada umumnya bagi pembaca.

Malang, 30 September 2020

Penulis,

x
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

POSTER

LEMBAR PENGESAHAN

BERITA ACARA BIMBINGAN TA

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

ABSTRAKSI

ABSTRACT

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR TABEL

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Tujuan Penulisan

1.3 Batasan Masalah

1.4 Manfaat Penulisan

1.5 Sistematika Penulisan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Getaran

2.2 Klasifikasi Getaran Pada Sistem Poros Rotor

2.2.1 Unbalance (ketidak keseimbangan)

2.2.2 Misaligment (ketidak sejajaran)

2.2.3 Mechanical Looseness

2.2.4 Kecacatan manufaktur

2.3 Getaran dan Kondisi Mesin

2.4 Perilaku Pencegahan

xi
2.5 Prinsip Pengukuran Sensor

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Metode Perancangan

3.2 Perancangan dan Penjelasan Produk

3.3 Perancangan Rangkaian Elektronika

3.4 Perancangan Mekanik

3.4.1 Desain Cover atau Wadah Kontrol Motor

3.4.2 Desain Lintasan Pengujian

3.5 Proses Pengerjaan

3.5.1 Pengerjaan Wadah atau Cover Kontrol motor

3.5.2 Pengerjaan Lintasan Pengujian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Road Map ( Peta Jalan)

4.2 Data Sistem Penggerak

4.3 Data Sensor Jarak

4.4 Grafik Hasil Pengujian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

5.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Sistem Pegas


Gambar 2. 2 Contoh Keadaan Unbalance
Gambar 2. 3 Contoh Keadaan Misaligment
Gambar 2. 4 Keadaan baut merenggang
Gambar 2. 5 Bentuk kecacatan manufaktur
Gambar 2. 6 Konstruksi Motor Arus Searah
Gambar 2. 7 Gelombang Yang Dialirkan Pada PWM
Gambar 2. 8 Tampilan Pada LabVIEW
Gambar 2. 9 Arduino Uno
Gambar 2. 10 Sensor VL53L0X
Gambar 2. 11 Prinsip kerja Sensor Ultrasonic
Gambar 2. 12 Prinsip Kerja Sensor TOF
Gambar 3. 1 Diagram Alir Perancangan
Gambar 3. 2 Blok Fungsi Sistem Kendali Motor
Gambar 3. 3 Diagram Fungsi Sensor Jaral
Gambar 3. 4 Skema Rangkaian Sistem Kendali Motor
Gambar 3. 5 Skema Rangkaian Sensor Jarak
Gambar 3. 6 Rangkaian dan Tampilan Interface LabView
Gambar 3. 7 Wadah Kendali Motor
Gambar 3. 8 Lintasan Pengujian
Gambar 3. 9 Desain Wadah Kendali Motor
Gambar 3. 10 Wadah Kendali Motor
Gambar 3. 11 Desain dan Dimensi Lintasan Pengujian
Gambar 3. 12 Perakitan Lintasan Pengujian
Gambar 3. 13 Hasil Jadi
Gambar 4. 1 Roadmap atau Peta Jalan
Gambar 4. 2 Grafik Perbandingan Jarak Real dan Hasil Sensor VL53L0X
Gambar 4. 3 Grafik Perbandingan input dan hasil Sistem Kendali
Gambar 4. 4 Grafik Perbandingan Jarak Real dan Hasil Sensor TOF 10120
Gambar 4. 5 Grafik Perbandingan Jarak Real dan Hasil Sensor Ultrasonik
Gambar 4. 6 Perbandingan Nilai Eror Pada Sensor Jarak

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1 Alat dan Bahan


Tabel 4. 1 Data Pengujian Sistem Penggerak Motor
Tabel 4. 2 Data Pengujian Sensor Jarak VL53L0X
Tabel 4. 3 Data Pengujian Sensor Ultrasonik
Tabel 4. 4 Data Pengujian Sensor TOF 10120

xiv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mesin-mesin berputar telah banyak digunakan sebagai alat mekanik atau

elektromekanik sistem untuk kebutuhan sehari-hari sampai pada industri-industri

besar, sebagai contoh produk mesin-mesin berputar adalah sistem poros rotor.

Getaran yang dihasilkan oleh sistem poros rotor berasal dari poros Getaran

tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti unbalance (ketidak

keseimbangan), misaligment (ketidak sejajaran), kecacatan manufaktur, kesalahan

pemilihan desain atau material dan masih banyak lagi.

Getaran adalah suatu gerak bolak-balik yang berada pada sekitar titik

kesetimbangan. Kesetimbangan disini adalah keadaan dimana sutu benda berada

pada kondisi diam, pertanda bahwa tidak ada gaya yang bekerja pada benda

tersebut.

Hukum newton I mengatakan jika resultan gaya luar yang bekerja pada

benda besarnya nol, maka vector kecepatan benda tidak akan berubah. Secara

singkatnya jika benda pada keadaan diam, maka benda akan diam. Menandakan

bahwa hal seperti kecepatan manjadi salah faktor timbulnya getaran.

(Zainal Abidin,2000) melakukan sebuah penelitian tentang analisi

pemodelan sistem getaran dengan gaya eksitasi yang berasal dari

ketidakseimbangan dan ketidaksesumbuan. Penelitian tersebut membahas tetang

gaya eksitasi pada bantalan dan diteruskan pada rumah bantalan.

(Galih Anindita, 2016) mengembangkan pendeteksian kerusakan dengan

menganalisis pola bunyi yang dihasilkan oleh mesin. Identifikasi dilakukan

dengan kondisi Unbalance. Suara mesin direkam dengan menggunakan USB

1
2

DAC Fast Track yang dihubungkan dengan perangkat computer dan

menggunakan sensor akselerator untuk pemngambilan dat getarannya.

Tugas akhir ini akan memfokuskan pada pembahasan sumber getaran

berasal dari kondisi Unbalance (ketidak keseimbangan) yang disebabkan oleh

gaya yang bekerja pada poros terebut. Maka dari itu tugas akhir ini merancang

sebuah kendali motor dan menganalisa ketelitian sensor jarak yang nantinya akan

digunakan untuk mengukur besarnya defleksi akibat pembebanan pada poros.

1.2 Tujuan Penulisan


Adapun beberapa tujuan penulisan sebagai berikut ;

1. Merancang sebuah interface (tampilan)

2. Merancang sistem kendali motor DC berbasis mikrokontroler

3. Membandingkan ketilitian sensor jarak VL53L0X, Ultrasonik, TOF 10120

1.3 Batasan Masalah


Dalam penulisan ini penulis memberikan Batasan masalah sebagai

berikut ;

1. Motor yang digunakan adalah motor DC 19V 2400rpm

2. Sensor yang di uji coba VL53LOX, TOF 10120, HCSR04

3. Interface yang dipakai adalah aplikasi LabView

1.4 Manfaat Penulisan


Adapun manfaat dari penulisan ini sebagai berikut ;

1. Mengatisipasi kerusakan yang terjadi pada mesin berputar akibat getaran

2. Mempermudah operator dalam mengendalikan putaran motor

3. Mendapatkan pemodelan interface yang efisien dengan tampilan menarik

4. Mengetahui tingkat ketelitian sensor jarak


3

1.5 Sistematika Penulisan


Makalah ini ditulis ini secara singkat dan diuraikan pada sistematika

pembahasan berisi:

BAB I: PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah,

tujuan, manfaat, metode penulisan dan sistematika penulisan.

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menjelaskan tentang teori-teori yang menunjang pelaksanaan dan

penyelesaian makalah ini.

BAB III: METODELOGI

Bab ini menguraikan rangkaian simulasi, spesifikasi komponen simulasi

dan prosedur simulasi.

BAB IV: HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini menjelaskan mengenai data hasil simulasi dan Analisa pada

sistem kontrol pada motor DC.

BAB V: PENUTUP

Berisi kesimpulan dan saran yang dianggap perlu.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Getaran
Getaran adalah sebuah gerak bolak balik pada titik kesetimbangan. Gerak

ini disebabkan oleh suatu gaya yang bekerja pada suatu benda yang diam atau

seimbang. Sebagian besar mesim, getaran tidak diinginkan karena selain

meningkatkan tegangan juga mengurangi energi yang harus digunakan untuk

mesin itu sendiri.

Getaran dapat ditandai dengan perubahan secara periodik dari suatu nilai

atau besaran. Besaran disini dapat berupa sudut, simpangan, suhu, tekanan, dan

lain-lain. Getaran dapat diamati secara mudah, missalnya sebuah pegas dimana

ujung atasnya diletakkan pada pondasi yang diam dan pada ujung bawah

diberikan pembeban.

Gambar 2. 1 Sistem Pegas


Sumber : (Diktat Getaran Mekanik)

2.2 Klasifikasi Getaran Pada Sistem Poros Rotor


Secara umum penyebab terjadinya getaran pada sistem poros rotor adalah

sebagai berikut :

4
5

2.2.1 Unbalance (ketidak keseimbangan)


Posisi ini terjadi akibat pergeseran titik pusat massa dari titik pusat

putarnya, sehingga akan menimbulkan getaran. Ketika terjadi getaran

akibat posisi ini maka besarnya aplitudo getaran akan berbanding lurus

dengan besar kecepatan putaran sesuai dengan konsep Rigid

Body(Benda Tegar). Unbalance dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor

seperti kecepatan yang melebihi batas izin pengoperasian dan kelebihan

pembebanan.

Gambar 2. 2 Contoh Keadaan Unbalance

Sumber : (www. http://www.engineerwebpage.tech)

2.2.2 Misaligment (ketidak sejajaran)


Kondisi ini biasnaya terjadi pada poros yang dihubungkan dengan

kopling.hal ini disebabkan oleh ketidak sejajaran dalam proses

perakitan, sehingga dapat menimbulkan kerusakan pada beberapa

komponen sehingga memperpendek umur komponen tersebut..

Jenis getaran ini memiliki dua jenis, yaitu parallel misalignment

atau angular misalignment dengan ciri-cirinya sendiri. (jurnal Teknik

mesin ITB, 2016)


6

Gambar 2. 3 Contoh Keadaan Misaligment

Sumber : (www.caesarvery.com)

2.2.3 Mechanical Looseness


Mechanical Looseness adalah kondisi suatu komponen saat

kehilangan kemampuan bekerjanya. Semakin lama dan semakin sering

mesin tersebut bekerja maka akan berkurang tingkat ketahanannya. Hal

ini didukung oleh prinsip LifeTime dimana suatu komponen akan

mengalami kerusakan seiring waktu. Contoh pada kerenggangan baut,

keretakan bantalan dan sebagainya.

Gambar 2. 4 Keadaan baut merenggang


Sumber :
(www.mechanicalbrothers.wordpress.com)

2.2.4 Kecacatan manufaktur


Faktor ini juga penting ketika menganalisa getaran. Karena

kecacatan manufaktur paling sering kita temui sebagai penyebab

terjadinya getaran. Kerusakan ini dapat disebabkan kecacatan material

yang digunakan dan kesalahan posisi saat melakukan perakitan.


7

Contohnya saat kesalahan perakitan yang tidak ditempatnya akan

memeperbesar peluang terjadinya gesekan sehingga menimbulkan

getaran.

Gambar 2. 5 Bentuk kecacatan manufaktur


Sumber : (www.teknikmesinmanufaktur.blogspot,com)

2.3 Getaran dan Kondisi Mesin


Sebuah sistem poros rotor akan dikatakan ideal jika getaran pada sistem

tersebut dapat dikatakan normal atau sangat kecil, karena energi yang diterima

sepenuhnya akan digunakan untuk kefungsian sistem itu sendiri. Kenaikan

tingkatan getaran akan mengakibatkan semakin pendek umur mesin untuk

beroperasi.

2.4 Perilaku Pencegahan


Sebelum terjadinya sebuah kerusakan akibat getaran, maka perlu

dilakukan sebuah tindakan pencegahan dengan merancang sebuah sistem yang

dapat mengurangi terjadinya getaran.

2.4.1 Tranduser Getaran

Tranduser memegang peran penting dalam kegiatan pencegahan

kerusakan yang diakibatkan oleh getaran. Tranduser ini berfungsi untuk

mengontrol putaran rotor dan memberikan data atas lendutan yang

terjadi akibat gaya yang bekerja.


8

Tranduser ini dibedakan menjadi 3, yaitu:

1. Sensor kecepatan

2. Sensor jarak

3. Kontrol kecepatan motor

Dalam merancang dan membangun sebuah tranduser diatas, maka

dibutuhkan beberapa komponen yang berperan penting dalam

perancangannya.

2.4.1.1 Motor Arus Searah (DC)

Gambar 2. 6 Konstruksi Motor Arus


Searah
Sumber : (https://staff.ui.ac.id/)

Motor listrik

merupakan perangkat elektromagnetis yang mengubah energi

listrik menjadi energi mekanik. Energi mekanik ini digunakan

untuk, misalnya memutar impeller pompa, fan atau blower,

menggerakan kompresor, mengangkat bahan,dll. Motor listrik

digunakan juga di rumah (mixer, bor listrik, fan angin) dan di

industri. (Ujang Wiharja, Ganes Herlambang, 2019)

2.4.1.2 Pulse Width Modulation


(Brilliant Adhi Prabowo, lipi) Pulse Width Modulation

(PWM) atau modulasi lebar pulsa, merupakan sinyal digital


9

berupa gelombang kotak (square wave) dimana duty cycle dari

gelombang kotak tersebut dapat diatur sesuai dengan kebutuhan

sistem. Gelombang kotak f(t) yang ideal dengan periode T

ditunjukkan seperti pada Gambar 2.8 .

Gambar 2. 7 Gelombang Yang Dialirkan Pada PWM

Sumber : (http://jurnal.informatika.lipi.go.id/)

2.4.1.3 LabVIEW
Program LabVIEW biasa disebut denganVirtual

Instrument (VI). VI dibangun oleh dua buah windows yaitu

front panel dan blockdiagram. Front panel menyediakan

interface untuk pengguna yang akan mensimulasikan panel

untuk instrument seperti knop, tombol dan saklar. Masukan pada

front panel disebut control. Keluaran yang terdiri dari grafik,

LEDs dan meter yang disebut indicator. Diagram merupakan

source code yang dibuat dan berfungsi untuk front panel. Dalam

membuat suatu VI, perlu dipahami bagian-bagian penting yang

digunakan ( Arif Ainur Rafiq, 2018).


10

Gambar 2. 8 Tampilan Pada LabVIEW

Sumber : (http://digilib.mercubuana.ac.id/)

2.4.1.4 Arduino
(Ujang Wiharja, 2019) Arduino Uno adalah jenis Arduino

yang paling banyak digunakan, terutama untuk pemula sangat

disarankan untuk menggunakan Arduino jenis ini. Banyak sekali

referensi yang membahas Arduino Uno. Arduino Uno memiliki

14 pin I/O digital dan 6 pin input analog.

Untuk pemograman cukup menggunakan koneksi USB

type A to To type B.

Gambar 2. 9 Arduino Uno


) Sumber : (https://jurnal.teknikunkris.ac.id/

2.4.1.7 Sensor VL53L0X

(Sinaga, David Steven, 2019) Sensor Micro LIDAR (Light

Detection and Ranging) tipe VL53L0X memiliki keakuratan

cukup tinggi dalam pembacaan. Alat tersebut masih memiliki


11

kelemahan ketika berada dalam cuaca yang ekstrem yakni

munculnya noise pada saat pembacaan. Sehingga diperlukan

analisa dan solusi agar Lidar dapat beroperasi pada berbagai

kondisi.

Gambar 2. 10 Sensor VL53L0X


Sumber : (https://ardushop.ro)

2.4.1.7 Sensor Ultrasonik


(Ulfah Mediaty Arief , 2011) Modul sensor Ultrasonik ini

dapat mengukur jarak antara 3 cm sampai 300 cm. Keluaran dari

modul sensor ultrasonik Ping ini berupa pulsa yang lebarnya

merepresentasikan jarak. Prinsip kerja sensor ultrasonic dengan

memancarkan gelombang suara. Suara ini akan merambat di

udara dengan kecepatan 344.424m/detik (atau 1cm setiap

29.034µS) ketika gelombang tersebut mengenai suatu objek,

maka gelombang akan dipantulkan Kembali sehingga diterima

oleh receiver (penerima sinyal atau suara) sensor ultrasonic

tersebut.
12

Gambar 2. 11 Prinsip kerja Sensor Ultrasonic


Sumber : (https://www.nyebarilmu.com/)

2.4.1.8 Sensor TOF 10120


Tof (Time-of-flight) adalah salah satu metode yang

digunakan untuk mengukur atau mendeteksi keberadaan objek,

perhitungan jarak didapatkan pada perbedaan pada saat sinyal

dikirimkan dan diterima kembali oleh sensor.

(Hanugra Aulia Sidharta, S.T., M.MT. , 2019) gelombang

dengan pola yang unik agar sensor dapat mengenali antara

gelombang yang dikirim oleh sensor ataupun gangguan dari

gelombang lain. Saat obyek memantulkan gelombang dan

kembali ditangkap oleh sensor, dibutuhkan algoritma korelasi

untuk mengidentifikasi pola unik dari gelombang yang dikirim

atau gelombang lain yang dapat menjadi noise.

Gambar 2. 12 Prinsip Kerja Sensor TOF


Sumber : (https://www.blackxperience.com)
13

2.5 Prinsip Pengukuran Sensor

Prinsip kerja sensor menggunakan kecepatan rambat elemennya seperti

ultrasonik yang menggunakan gelombang suara tentunya menggunakan kecepatan

suara di udara sekitar 340 m/s , sedangkan untuk sensor lidar atau sering kita

kenal sensor yang prinsip dasar menggunakan inframerah tentunya menggunakan

kecepatan rambat cahaya yang nilainya sebesar 3x108 m/s.

Gambar 2. 13 Prinsip Kerja Sensor Dalam Pengukuran Jarak

Sumber : Buku Dasar-Dasar Teknik Senso

Sensor itu sendiri dalam proses kerjanya menggunakan dua bagian

penting, yaitu transmitter yang berguna untuk menyalurkan atau memancarkan

sinyal dan receiver yang berguna untuk menerima pantulan sinyal. Sensor tersebut

mendeteksi posisi atau jarak dengan cara memancarkan sinyal sehingga sinyal

tersebut mengenai objek yang dituju, lalu setelah mengenai objek sinyal tersebut

akan dipantulkan kembali sehingga diterima oleh receiver.

Dimana didapatkan rumus untuk mengukur jarak yaitu ;


14

C x ∆t
R=
2
Dimana :
R = Jarakantara sensor dan objek yang diukur
C = Kecepatan elemen yang digunakan (gelombang suara ultrasonik ,
gelombang cahaya).
t = Waktu yang ditempuh
2 = adalah waktu pengiriman sinyal sebanyak dua kali disaat
dipancarkan lalu dipantulkan kembali .
BAB III
METODELOGI PERANCANGAN
3.1 Metode Perancangan

Perancangan adalah tahapan terpenting dalam pembuatan suatu alat, akan

tetapi sebelum melakukan perancangan terhadap suatu alat maka terlebih dahulu

mempersiapkan suatu rencana atau planning yang baik dan efisien untuk

mendapatkan hasil yang sesuai dengan keinginan. Dalam pembuatan alat pada

tugas akhir ini diselesaikan dengan beberapa Langkah yaitu;

a) Perancangan dan perakitan rangkaian elektronik, meliputi;

 Pembuatan skema atau rangkaian elektronik

 Pemilihan komponen

 perakitan komponen

 uji coba rangkaian

b) Pengkodingan atau pengisian program pada mikrokontroller

c) Pembuatan bagian mekanik, meliputi;

 Mendesain beberapa bagian sebagai wadah pengujian

 Pengukuran pada bahan

 Pemotongan serta perakitan hingga menjadi satu kesatuan

Mulai

Menentukan Tema
15

Identifikasi dan Analisa Kebutuhan


Pembatasan Masalah
16

Study Literatur

Membuat konsep Alat


(awal)

Analisa Konsep alat (awal)

Tidak

Bisa Digunakan

Ya

Persiapan Komponen

A
Analisa Kegagalan dan
Tindakan Perbaikan
Penambahan
Komponen
Perlu
Tidak
17

Pembuatan Urutan Pengerjaan

Pengadaan Komponen

Analisa Kinerja Alat


Pengambilan Data
Pembuatan Alat

Percobaan Alat

Alat Bekerja?
3.2 Perancangan dan Penjelasan Produk

Kesimpulan
Ya

Selesai
Pada blo diagram dibawah akan dijelaskan bagaimana prinsip kerja rangkaian
A

yang telah dirancang sebelumnya. Diagram blok akan menjelaskan alur alat tersebut

bekerja serta input dan output alat.

Putaran
Daya Listrik Power Supply Motor
(arus)

Display
LCD 16x2

Mikrokontrol
Motor Motor
er
Driver DC
(Arduino)
L298N
Inisialisasi Kecepatan
Piringan Putaran
Mikrokontrole Sensor
Encoder
r Enterrupter

Gambar 3. 2 Blok Fungsi Sistem Kendali Motor

Input Arus

HC-
Daya Jarak
Listrik
SR04 Benda
Arduino Display
VL53L0
Uno LCD 16 X 2
X
TOF101
20

Gambar 3. 3 Diagram Fungsi Sensor Jaral


18

Dari gambar blok diagram fungsi diatas diketahui apa saja komponen-

komponen yang digunakan dalam perancangan alat tersebut. Berikut adalah

penjelasan singkat dari diagram blok diatas:

1) Power Supply/ input arus

Adalah alat yang digunakan sebagai sumber tegangan yang

nantinya akan disalurkan kepada komponen lainnya sehingga alat

bisa bekerja.

2) LCD

Sebagai media untuk menampilkan informasi yang berasal dari

sensor dan sudah diproses di mikrokontroler.

3) Sensor Photo Interrupter

Sensor ini digunakan sebagai pembaca kecepatan, sensor ini

membaca dalam bentuk RPS (putaran per detik) dengan metode

pembacaan lubangan pada piringan encoder.

4) Motor Driver L298N

Motor driver disini sebagain media penyalur tegangan untuk motor

serta berguna untuk tempat pin PWM Arduino di tempatkan.

5) Piringan Encoder

Sebagai jembatan antara putaran motor DC dan Sensor Interrupter

6) Motor DC

Salah satu komponen utama, dimana tujuan perancangan ini untuk

membaca sebarapa cepat putaran pad motor DC

7) Mikrokontroler (Arduino Uno)


19

Adalah komponen yang berfungsi sebagai otak pada rangkaian,

dimana komponen ini akan mengatur proses rangkaian.

8) Sensor Jarak

HC-SR04,VL53L0X, TOF10120 berfungsi sebagai komponen

pengukur jarak yang nantinya akan digunakan untuk mendeteksi

jarak dari sutu benda yang ada di depannya.

3.3 Perancangan Rangkaian Elektronika


Dari identifikasi, Analisa serta evaluasi perancangan ini , maka dapat

ditentukan rangkaian elektronika yang dapat bekerja sesuai keinginan seperti

berikut;

Gambar 3. 4 Skema Rangkaian Sistem Kendali Motor

Gambar 3. 5 Skema Rangkaian Sensor Jarak


20

Gambar 3. 6 Rangkaian dan Tampilan


Interface LabView

3.4 Perancangan Mekanik


Dari identifikasi, kombinasi, serta evaluasi masalah diatas maka dapat

ditentukan layout awal untuk beberapa bagian pada produk sebagai berikut

3.4.1 Desain Cover atau Wadah Kontrol Motor

Gambar 3. 7 Wadah Kendali Motor


21

Gambar wadah diatas dirangkai sesuai dengan ukuran yang telah

ditentukan dan wadah tersebut di desain untuk bersifat praktis atau portable

sehingga bisa dibawa kemana saja.

3.4.2 Desain Lintasan Pengujian


Ukuran yang digunakan sebelumnya telah di analisi sesuai dengan

keperluan pengujian. Desain diatas terdapat beberapa variable jarak

sehingga data yang didapatkan bervariasi tidak hanya berpatokan pada

satu jarak tertentu saja.

Gambar 3. 8 Lintasan Pengujian

3.5 Proses Pengerjaan


3.5.1 Pengerjaan Wadah atau Cover Kontrol motor
Pengerjaan wadah control motor DC sebagai berikut;

1. Potong akrilik ketebalan 2mm sesuai dengan ukuran yang

telah ditentukan untuk membuat wadah diatas.


22

2. Berilah lubang pada bagian depan, belakang, dan samping

kanan sesuai dengan desain

3. Potong bagian tengah berbentuk persegi Panjang dengan

ukuran yangtelah ditentukan.

4. Rakitlah potongan tersebut menjadi satu kesatuan .

Dimensi ditunjukkan pada gambar dibawah ini:

Gambar 3. 9 Desain Wadah Kendali Motor


23

Gambar 3. 10 Wadah Kendali Motor

3.5.2 Pengerjaan Lintasan Pengujian


Tahapan pengerjaannya sebagai berikut:

1. Ukur dan potong triplek berbentuk persegi panjang sesuai

dengan dimensi yang telah ditentukan pada desain

2. Potong bagian kecil untuk variable jarak sesuai dengan

dimensi pada desain

3. Potong dan rakitlah untuk cover sensor sesuai dengan

dimensi dan bentuk pada desain

4. Besilah 4 lubang pada beberapa bagian , yang bertujuan

untuk mengaitkan komponen yang perlu ditempel.

5. Rakitlah sesuai dengan desain yang ada.


24
25

Gambar 3. 12 Perakitan Lintasan Pengujian

Gambar 3. 13 Hasil Jadi


BAB IV
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 Road Map ( Peta Jalan)

Goal
Dilanjutkan
pemodelan sistem
dengan melakukan
poros rotor yang
pembenahan serta
dapat
analisa terhadap
menghasilkan data
2020 rangkaian serta 2022 yang akurat dalam
pemograman yang
bentuk digital
digunakan.

Diawali rancang Dikembangkan


bangun sistem poros memperluas jangkauan
rotor pertama di 2021 pendeteksian getaran 2023
UMM oleh : dengan mengganti
1.Aris Budi Santoso sensor laser yang lebih
2. Ghali Raihan akurat dan
menambahkan
akselerator sehingga
dapat mengurangi noise

Gambar 4. 1 Roadmap atau Peta Jalan

4.2
Data Sistem Penggerak
Pada bagian sistem penggerak, membandingkan data hasil input kecepatan

dan pembacaan sensor kecepatan.

Input Hasil

(rpm) (rpm)
50 50
100 99
150 146
200 203
Jumlah 500 498
Tabel 4. 1 Data Pengujian Sistem Penggerak Motor

 Menghitung besar eror :

▲Input-
26 ▲Hasil X
▲Input 100
%
Input-Hasil
100
%

27

Dengan beberapa sampel yang diambil sebagai refrensi, maka

didapatkan nilai eror dengan rumusdiatas sebesar 0.4%

4.3 Data Sensor Jarak


Dalam rancang bangun ini menghasilkan data tiga sensor yang akan diuji

ketelitiannya dalam membaca jarak.

a) Sensor VL53L0X

Spesifikasi sensor :

Jarak maksimum : sampai dengan 2 meter

Jarak minimum : efektif diatas 3 sentimeter

Ketelitian :-

Jarak Hasil pengukuran

Nyata (mm) (mm)


30 30
50 49
100 99
150 148
200 201
Jumlah 530 527
Tabel 4. 2 Data Pengujian Sensor Jarak VL53L0X

o Mencari nilai eror : ▲Nyata-


▲Hasil X
100
▲Nyata %
Dengan data yang telah diambil maka didapatkan
X nilai eror
Input-
Hasil 100
menggunakan rumus diatas sebesar 0.56%
Input %
28

b) Sensor HC SR04 atau Ultrasonik

Spesifikasi sensor :

Jarak maksimum : 4 meter

Jarak minimum : 2 sentimeter

Ketelitian : sentimeter

Jarak Hasil pengukuran

Nyata (cm) (cm)


2 2
10 9
20 19
30 29
50 52
Jumlah 112 111
Tabel 4. 3 Data Pengujian Sensor Ultrasonik
o Mencari nilai eror :
▲Nyata-
▲Hasil X
100
▲Nyata %

Didapatkan nilai eror total pada pengujian X ultrasonik


Input- sensor
Hasil 100
menggunakan rumus diatas sebesar 0.89% Input %

c) Sensor TOF 10120

Spesifikasi sensor :

Jarak maksimum : 180 sentimeter

Jarak minimum : 10sentimeter

Ketelitian : milimeter

Jarak Hasil pengukuran

Nyata (mm) (mm)


99 97
29

100 99
150 150
151 152
200 201
201 203
Jumlah 900 897
Tabel 4. 4 Data Pengujian Sensor TOF 10120
o Mencari nilai eror : ▲Nyata-
▲Hasil X
100
▲Nyata %

Input- X
Didapatkan nilai eror terendah diantara lain, yaitu sebesar
Hasil 100 0.33 %
Input %
30

4.4 Grafik
Grafik Perbandingan nilai RPM Pada Sistem Penggerak Hasil
250 Pengujian
200 Dari
150 grafik
100
diatas dapat
50
dijelaskan
0
1 2 3 4
perbedaan
Input (rpm) Hasil (rpm)
yang sangat
Gambar 4. 2 Grafik Perbandingan input dan hasil Sistem Kendali

kecil antara nilai input dengan hasil pembacaan. Grafik diatas menjelaskan

perbandingan nilai rpm dengan eror sebesar 0.4%. Sifat pengukuran disini adalah

pengukuran optikal, dimana pengukuran optikal sangat dipengaruhi oleh

gangguan (noise) yang ada.

Grafik Perbandingan Jarak VL53L0X


250

200

150

100

50

0
1 2 3 4 5

jarak nyata (mm)


hasil pengukuran (mm)

Gambar 4. 3 Grafik Perbandingan Jarak Real dan Hasil Sensor VL53L0X

Grafik diatas adalah grafik hasil pengujian dari sensor jarak VL53L0X,

grafik tersebut membandingkan tingkat ketelitian antara jarak nyata (real) dengan

hasil pembacaan pada sensor. Pada pengujian sensor VL53L0X terjadi eror

Gambar 4. 4 Grafik Perbandingan Jarak Real dan Hasil Sensor Ultrasonik


31

sebesar
Grafik Perbandingan Jarak Sensor Ultrasonik
250 0.56%
200
dimana eror
150
100 yang
50
dimaksud
0
1 2 3 4 5
disini Ketika
jarak nyata (mm) hasil pengukuran (mm)

nilai jarak

nyata tidak sama dengan nilai jarak pembacaan sensor. Hal ini disebabkan oleh

beberapa faktor seperti gangguan (noise) pengukuran, kondisi pondasi dan lain-

lain.

Pengujian sensor jarak Ultrasonik mendakatpan nilai eror yang cukup

besar diatara yang lain, yaitu sebesar 0.89% . Sensor ultrasonic adalah sensor

termurah diantara keduanya, maka tidak heran jika sensor ini mempunyai tingkat

eror paling tinggi diantara yang lain. Pengujian sensor dapat dipengaruhi oleh

beberapa faktor sehingga pada saat pengujian, hasil yang didapatkan tidak sama

denga napa yang kita inginkan. Pengujian ini bersift optikal, dimana pada saat

pengujian sangat dipengaruhi oleh gangguan (noise) yang menghambatnya.


32

Grafik
Grafik Perbandingan
Perbandingan Jarak
Nilai Sensor
Eror TOF Jarak
Sensor 10120
250
1 diatas
0.9
0.8
200
0.7
menjelaskan
0.6
150
0.5
0.4
0.3
100
0.2
0.1
50
0
VL53L0X Ultrasonik TOF 10120
0
1 2 3 nilai error 4 5 6

Jarak Nyata (mm) Hasil Pengukuran (mm)

Gambar 4. 5 Grafik Perbandingan Jarak Real dan Hasil Sensor TOF 10120

perbandingan antara jarak nyata (real) dengan jarak hasil pengukuran. Pada

pengujian sensor TOF 10120 mempunyai nilai eror terkecil diantara yang lainnya

dengan nilai eror sebesar 0.33%.

Gambar 4. 6 Perbandingan Nilai Eror Pada Sensor Jarak

Grafik diatas menjelaskan bahwa sensor TOF mempunyai tingkat eror

terkecil diantara yang lainnya, hal itu menyatakan bahwa sensor TOF mempunyai

tingkat ketelitian yang bagus diantara yang lainnya. Disusul denngan sensor

VL53L0X sebagai urutan nomer dua dan Ultrasonik sebagai urutan terakhir

dengan tingkat eror terbesar.


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan suatu perancangan serta menganalisa data yang telah

diperoleh didapatkan kesimpulan bahwa :

 Interface yang telah dirancang dapat berfungsi sesuai apa yang

diharapkan

 Sistem kendali motor didapatkan eror sebesar 0.4% sehingga

sistem tersebut dapat berjalan lancer.

 TOF 10120 mempunyai tingkat ketelitian yang paling tinggi

diantara dua sensor lainnya, dengan nilai eror sebesar 0.33 %

5.2 Saran

Goal
Dilanjutkan
pemodelan sistem
dengan melakukan
poros rotor yang
pembenahan serta
dapat
analisa terhadap
menghasilkan data
2020 rangkaian serta 2022 yang akurat dalam
pemograman yang
bentuk digital
digunakan.

Diawali rancang Dikembangkan


bangun sistem poros memperluas jangkauan
rotor pertama di 2021 pendeteksian getaran 2023
UMM oleh : dengan mengganti
1.Aris Budi Santoso sensor laser yang lebih
2. Ghali Raihan akurat dan
menambahkan
akselerator sehingga
dapat mengurangi noise
33
34

 Sesuai dengan roadmap atau petajalan diatas, diharapkan tugas akhir ini

akan dilanjutkan oleh adik tingkat sehingga goal atau tujuan yang telah

disetujui dapat tercapai.

 Sensor dapat diganti dengan sensor yang dapat meminimalisir noise pada

saat pengujian

 Pendeteksian getaran diperluas jangkauannya sehingga tidak hanya

mengukur pada satu kondisi saja


DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Z. (2000). Respon getaran non-linier pada sistem poros rotor. PRuCtrB,
r'ui. J).NU.i 2oou, 21.
Akhyar, S. (2019). RANCANG BANGUN ANEMOMETER NIRKABEL
BERBASIS. Malang: Teknik Mesin, Universitas Muhammadiyah Malang.
Anindita, G. (2016). Analisis Getaran Struktur Mekanik pada Mesin Berputar
untuk. Seminar Nasional Maritim, Sains, dan Teknologi Terapan 2016
Vol. 01, ISSN: 2548-1509.
Arief, U. M. (2011). Pengujian Sensor Ultrasonik PING untuk Pengukuran Level
Ketinggian. Volume 09/ No.02/Mei -Agustus/ 2011.
Arif Ainur Rafiq, S. D. (2017). SMART GARDEN MENGGUNAKAN
ARDUINO UNO DAN LABVIEW. Seminar Nasional
VokasidanTeknologi (SEMNASVOKTEK). .
Audli, R. (Mei 2014 ). Rancang Bangun Alat Ukur Portable 9 Titik Kecepatan
Aliran Sungai. ELECTRICIAN –Volume 8, No. 2.
Hanugra Aulia Sidharta, S. M. (2019, Januari). PRINSIP KERJA TOF (TIME OF
FLIGHT) DALAM PEMBACAAN LIDAR.
Herlambang, G. (2019). SISTEM PENGENDALI KECEPATAN PUTAR
MOTOR DC DENGAN. Jurnal Ilmiah Elektrokrisna Vol. 7 No.3 Juni
2019, 141.
Ir. Trihono Soewoyo, M. (2007). Modul getaran mekanik. Malang: Teknik Mesi,
Universitas Muhammadiyah Malang.
Muhardian, R. (2020). Kendali Kecepatan Motor DC Dengan Kontroller PID dan
Antarmuka Visual Basic. JTEV Volume 06, No 01.
Prabowo, B. A. (2008). Pemodelan Sistem Kontrol Motor DC dengan
Temperatur. Vol 2, No1.
Rafiq, A. A. (2018). Data Logging Sensor Kelembaban Tanah menggunakan
LabView Dengan Kendali Arduino. SETRUM, Volume 7, No.2.
Steven, D. (2019). Perancangan Alat Ukur Ketebalan Kaca menggunakan sensor
VL53L0X. Repositori Institusi USU.
Wiharja, U. (Juni 2019). SISTEM PENGENDALI KECEPATAN PUTAR
MOTOR DC DENGAN ARDUINO BERBASIS LABVIEW. Jurnal
Ilmiah Elektrokrisna Vol. 7 No.3, 141.
Zuhal. (1988). Dasar Teknik Tenaga Listrik dan Elektronika Daya. Jakarta:
Gramedia.

35
LAMPIRAN
Perbandingan Nilai Eror Sensor Jarak
nilai error
1
0.9
0.8
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
VL53L0X U l t r a so ni k T OF 10120

Anda mungkin juga menyukai