Anda di halaman 1dari 3

Pendidikan abad 21 harus dapat membekali peserta didik dengan keterampilan belajar

dan keterampilan berinovasi. Keterampilan menggunakan dan memanfaatkan teknologi


media informasi dan kecakapan hidup untuk bekerja dan berkontribusi dalam masyarakat.
Salah satu prasyarat untuk mewujudkan kecakapan hidup abad 21 adalah kemampuan literasi,
asesmen kompetensi minimum (AKM) dirancang untuk mengukur literasi membaca dan
literasi matematika atau yang disebut numerasi. Literasi membaca bertujuan mengukur
kemampuan untuk memahami menggunakan mengevaluasi merefleksikan berbagai jenis teks
untuk menyelesaikan masalah dan mengembangkan kapasitas individu sebagai warga
Indonesia dan warga dunia agar dapat berkontribusi secara produktif di masyarakat
sedangkan numerasi dilaksanakan untuk mengukur kemampuan berpikir menggunakan
konsep prosedur bangsa dan alat matematika untuk menyelesaikan masalah sehari-hari pada
berbagai jenis konteks yang relevan untuk individu sebagai warga negara Indonesia dan
dunia.
Komponen asesmen literasi membaca dan numerasi dapat dibagi berdasarkan konsep
proses kognitif dan konsep afektif, berdasarkan konsep asesmen literasi membaca
mewujudkan beragam teks yang bersifat informasi maupun sastra secara asesmen operasi
pembagian bilangan geometri dan pengukuran dasar dan ketidakpastian serta aljabar
berdasarkan proses kognitif dalam asesmen literasi membaca menulis di uji kompetensi
dalam hal menemukan informasi menginterpretasi dan mengintegrasikan isi teks serta
mengevaluasi dan merefleksikan isi teks dengan konteks lain. Sementara itu Asesmen
melibatkan proses pemahaman konsep, kemampuan menerapkan konsep untuk masalah rutin
serta bernalar untuk menyelesaikan masalah berdasarkan konteks yang ditujukan kepada
murid mengangkat konteks personal sosial budaya dan saintifik hanya dapat memilih 1)
jawaban benar dalam satu soal, 2) pilihan ganda kompleks dapat memilih lebih dari satu
jawaban benar dalam satu soal, 3) menjodohkan murid menjawab dengan cara menarik garis
dari satu titik ke titik lainnya yang merupakan pasangan pertanyaan dengan jawaban nya 4)
murid dapat menjawab berupa bilangan kata untuk menyebutkan nama benda tempat atau
jawaban pasti lainnya 5) uraian murid menjawab soal berupa kalimat-kalimat untuk
menjelaskan jawabannya.
Asesmen kompetensi minimum dilaksanakan berbasis komputer dan bersifat adaptif
sehingga pertanyaan yang disajikan bergantung pada kemampuan murid jika murid dapat
menjawab benar maka selanjutnya dapat diberikan soal yang membingungkan, sebaliknya
jika menjawab salah maka soal berikutnya adalah soal yang lebih sederhana. Target asesmen
kompetensi minimum adalah seluruh satuan pendidikan namun tidak semua murid, murid
dipilih secara acak setiap peserta asesmen kompetensi minimum mengerjakan 4 jenis yaitu
tes literasi membaca dan survei karakter dan survei lingkungan belajar peserta mengerjakan
assessment selama 2 hari untuk jenjang SD atau MI atas menjelaskan akan selama 75 menit
dan pengisian angket selama 20 menit untuk jenjang SMP atau MTS SMA atau Ma dan SMK
dilaksanakan selama 90 menit untuk pengisian selama 30 menit hasil asesmen nasional
ditunjukkan dengan laporan hasil asesmen ditujukan sebagai alat refleksi diri sekolah untuk
perbaikan pembelajaran, laporan juga tidak relevan untuk membuat pemeringkatan sekolah
asesmen kompetensi minimum literasi dan kita siapkan para penerus bangsa yang mampu
menghadapi abad 21.
Asasment nasional yang melingkupi asesmen kompetensi minimum ini sebenarnya
secara peraturan undang-undang secara regulasi sudah mempunyai aturan di undang-undang
nomor 20 tahun 2003 yaitu undang-undang sisdiknas yang pada pasal 7 ini mengatakan
bahwa evaluasi dilakukan dalam rangka pengendalian mutu pengendalian mutu pendidikan
secara nasional sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggaraan pendidikan kepada pihak-pihak
yang berkepentingan karena memang di dalam undang-undang nomor 20 ini terkait sistem
pendidikan nasional kita ini menyatakan bahwa satuan pendidikan yang diselenggarakan baik
oleh pemerintah maupun oleh masyarakat itu wajib memberikan layanan pembelajaran yang
bermutu yang sesuai dengan standar nasional pendidikan seperti yang dituangkan di dalam
peraturan pemerintah nomor 19 tahun 2005 di mana dalam hal ini satuan pendidikan ini wajib
melakukan penjaminan mutu pendidikan yang nantinya juga melibatkan pemerintah daerah
pemerintah pusat maupun masyarakat kalian dasar dari atau pijakan dari pelaksanaan
asesmen nasional ini sudah ada dasarnya yaitu di undang-undang nomor 20 tahun 2003
sementara ini tidak menghilangkan evaluasi-evaluasi yang lain baik yang dilakukan oleh
satuan pendidikan baik yang dilakukan oleh pemerintah maupun yang dilakukan oleh guru-
guru masih ada hak untuk melaksanakan evaluasi dalam bentuk ulangan akhir dan lain
sebagainya.
Asesmen ini lebih cenderung bertujuan untuk memetakan mutu terutama mutu dari
satuan pendidikan ditinjau dari siswanya ditinjau dari kemampuan kognitif dari siswa baik itu
literasi maupun melalui numerasi termasuk juga untuk mengukur karakternya, karakter dari
siswa dan juga mengukur lingkungan belajar lingkungan belajar yang ada di setiap satuan
pendidikan sekalian kebijakan nasional ini dilaksanakan untuk semua sekolah baik sekolah
yang dikelola oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan maupun sekolah lain yang ada
di Kemenag seperti Madrasah dan lain sebagainya dan juga pendidikan kesetaraan seperti
paket A Paket B paket C dan lain sebagainya hasil yang diharapkan atau dampak yang di
harapkan dari kegiatan ini adalah untuk semata-mata untuk melakukan pemetaan dan
penjaminan mutu yaitu dari jenjang SD atau MI SMP atau MTS SMA atau SMK atau
Madrasah Aliyah ataupun Madrasah Aliyah kejuruan di seluruh Indonesia di seluruh daerah
Kemudian ini dilaksanakan setiap tahun dan Dilaporkan pada setiap satuan pendidikan
kepada maupun kepada pemerintah daerah yang mengolahnya kalau TK-SD-SMP ini kepada
Dinas Pendidikan Kabupaten atau kota sementara untuk SMA dan SMK maupun itu
dilaporkan kepada Dinas Pendidikan Provinsi sehingga ketika akan dilaporkan itu akan
menghasilkan kinerja kinerja sistem secara berkala yang dilaporkan oleh pemerintah pusat
kepada satuan pendidikan kepada pemerintah daerah yang akan digunakan untuk
merefleksikan diri, refleksi diri terhadap kemajuan dari setiap satuan pendidikan bisa juga
digunakan untuk mengevaluasi diri.
Pada saat pelaksanaan asesmen nasional tahun 2021 ini tidak perlu ada kondisi tertentu
karena Tujuannya adalah untuk semata-mata mempertahankan mutu pendidikan di satuan
pendidikan maupun di daerah di pemerintah daerah kabupaten kota maupun provinsi Oleh
karena itu tidak perlu siswa hanya diminta untuk tidak perlu adanya thrill dan lain sebagainya
Biarkanlah mengalir seperti adanya untuk memperoleh potret apa adanya terhadap
kemampuan siswa dalam literasi kemampuan siswa dalam berdemokrasi ini tujuannya.

Anda mungkin juga menyukai