Anda di halaman 1dari 23

Pertemuan 1

KONSEP DASAR
AKUNTANSI PAJAK
PENGERTIAN AKUNTANSI PAJAK

Akuntansi Pajak adalah bidang Akuntansi yang berkaitan


dengan perhitungan perpajakan yang mengacu pada
peraturan Undang-undang dan aturan pelaksanaan
perpajakan.

Teori Akuntansi Pajak merupakan penalaran logis dalam


bentuk seperangkat azas atau prinsip yang diakui dalam
ketentuan serta peraturan perpajakan.
LEMBAGA PEMBUAT KETENTUAN

Metode, prosedur dan teknik akuntansi dipengaruhi hukum


pajak berdasarkan:
❑UU Perpajakan
❑Peraturan pemerintah
❑Keputusan Presiden
❑Keputusan Menteri
❑Keputusan Direktorat Jenderal Pajak

Keputusan pengadilan pajak merujuk kepada ketentuan


akuntansi perpajakan seperti: Majelis pertimbangan pajak,
peradilan tata usaha negara, peradilan pidana, dan
lembaga peradilan lainnya.
HUBUNGAN AKUNTANSI PAJAK DENGAN
AKUNTANSI KOMERSIAL

Tujuan Akuntansi
❑ Komersial : Menyediakan laporan & informasi keuangan
serta info lain kepada pihak pengambil keputusan.

❑ Pajak: Menyajikan laporan keuangan & informasi lain


(tax compliance) kepada administrasi pajak.
PRINSIP AKUNTANSI PAJAK
❑ Kesatuan Akuntansi
Pembukuan harus memisahkan harta, kewajiban, modal,
penghasilan, biaya, penjualan, dan pembelian wajib
pajak.
❑ Kesinambungan
Data-data berkaitan dengan pembukuan WP harus
disimpan di Indonesia sekurang-kurangnya dalam
jangka waktu 10 tahun
❑ Harga pertukaran yang objektif
DJP berwenang menentukan besarnya penghasilan dan
pengurangan, serta menentukan ytang sebagai modal
untuk menghitung besarnya PKP bagi WP yag
mempunyai hubungan istimewa dengan WP lainnya
sesuai dengan kewajaran dan kelaziman
PRINSIP AKUNTANSI PAJAK (lanjutan)

❑ Konsistensi
Pembukuan diselenggarakan dengan prinsip atau azas
konsisten dalam artian apabila WP telah memilih salah
satu metode pembukuan harus diikuti setiap tahunnya
secara konsisten
❑ Konservatif
Akuntansi pajak cenderung menggunakan prinsip
realisasi walaupun terdapat juga pengakuan terhadap
prinsip konservatif
FUNGSI AKUNTANSI PAJAK

Adalah mengoah data kuantitatif untuk menyajikan laporan


keuangan yang memuat perhitungan perpajakan, yang
kemudian akan digunakan sebagai pertimbangan
pengambilan keputusan.
KONSEP DASAR DAN TUJUAN AKUNTANSI PAJAK
Tujuan Kebijakan Perpajakan:
1. Aspek Alokasi
Tax policy diarahkan pada sikap netral (tidak/cenderung
pengaruhi alokasi & diserahkan pada mekanisme pasar).
2. Aspek Distribusi
Diarahkan untuk pengaruhi penyebaran pemilikan atau
penguasaan faktor-2 produksi dan pemerataan hasil
pembangunan.
3. Aspek Stabilisasi
dilakukan melalui politik perpajakan, dimana pemerintah
melakukan stabilitas ekonomi dengan tingkat
pendayagunaan tertentu, SDM, stabilitas harga dan tingkat
inflasi.
KONSEP DASAR DAN TUJUAN AKUNTANSI PAJAK
(LANJUTAN)

Konsep dasar akuntansi berlaku umum untuk Laporan


Keuangan Fiskal dan Komersial meliputi:
❑ Accrual Basis: pengakuan transaksi saat terjadi,
dilaporkan pada periode tsb.
❑ Going Concern: mengasumsikan aktivitas perusahaan
akan tetap berlangsung terus.

Tujuan pelaporan keuangan perpajakan Menyajikan


informasi sebagai bahan menghitung Penghasilan Kena
Pajak, terutama dalam sistem self assesment sebagai
laporan pertangungjawaban atas kepercayaan menghitung
pajak terhutang bagi setiap WP.
TUJUAN KUALITATIF AKUNTANSI PAJAK

❑ Relevan
Catatan termasuk laporan keuangan yang dihasilakan
dapat digunakan untuk menghitung besarnya PKP dan
besarnya pajak yang terutang
❑ Dapat dimengerti
Pembukuan diselenggarakan sesuai dengan ketentuan
persyaratan pembukuan agar laporan keuangan dapat
dimengerti
❑ Daya uji
Catatan yang digunakan untuk menghitung PKP yang
dilakukan oleh WP akan menghasilkan angka yang
sama apabila dihitung oleh pihak lain termasuk oelh
fiskus
TUJUAN KUALITATIF AKUNTANSI PAJAK (lanjutan)
❑ Netral
Pembukuan yang dilakukan WP harus berdasarkan
itikad baik dan mencerminkan keadaan yang
sesungguhnya
❑ Tepat waktu
Laporan keuangan WP dibuat berdasrkan tahun takwin
atau tahun buku
❑ Daya banding
Pembukuan harus diselenggarakan dengan cara yang
lazim digunakan di Indonesia seperti berdasarkan SAK
❑ Lengkap
Pembukuan sekurang-kurangnya memuat catatan harta,
kewaiban, modal, penghasilan, biaya, pembelian dan
penjualan
PENGERTIAN PEMBUKUAN
Pengertian pembukuan sesuai dengan Pasal 1 angka 29
UU KUP menyatakan bahwa Pembukuan adalah suatu
proses pencatatan yang dilakukan secara teratur untuk
mengumpulkan data dan informasi keuangan yang meliputi
harta, kewajiban, modal, penghasilan dan biaya, serta jumlah
harga perolehan dan penyerahan barang atau jasa, yang
ditutup dengan menyusun laporan keuangan berupa neraca,
dan laporan laba rugi untuk periode Tahun Pajak tersebut.

Pasal 14 ayat (2) UU PPh menyatakan bahwa jumlah


peredaran usaha yang menjadi batas kewajiban
penyelenggaraan pembukuan sebesar Rp 4.800.000.000
setahun.
PENTINGNYA PEMBUKUAN UNTUK PERPAJAKAN

a) Mempermudah WP dalam mengisi SPT


b) Mempermudah perhitungan besarnya penghasilan
kena pajak/dasar pengenaan pajak untuk PPN
c) Penyajian informasi tentang posisi finansial dan hasil
usaha untuk bahan analisis maupun pengambilan
keputusan ekonomis perusahaan.
PERSYARATAN PEMBUKUAN
1. Pembukuan atau pencatatan tersebut harus
diselenggarakan dengan memperhatikan iktikad baik dan
mencerminkan keadaan atau kegiatan usaha yang
sebenarnya.
2. Pembukuan atau pencatatan harus diselenggarakan di
Indonesia dengan menggunakan huruf Latin, angka Arab,
satuan mata uang Rupiah, dan disusun dalam bahasa
Indonesia atau dalam bahasa asing yang diizinkan oleh
Menteri Keuangan.
3. Pembukuan diselenggarakan dengan prinsip taat asas
dan dengan stelsel akrual atau kas.
4. Perubahan terhadap metode pembukuan dan/atau tahun
buku harus mendapat persetujuan dari Direktur Jenderal
Pajak.
PERSYARATAN PEMBUKUAN (LANJUTAN)

5. Pembukuan sekurang-kurangnya terdiri atas catatan


mengenai harta, kewajiban, modal, penghasilan dan biaya,
serta penjualan dan pembelian sehingga dapat dihitung
besarnya pajak yang terutang.
6. Buku, catatan, dan dokumen yang menjadi dasar
pembukuan atau pencatatan dan dokumen lain termasuk
hasil pengolahan data dari pembukuan yang dikelola
secara elektronik atau secara program aplikasi on-line
wajib disimpan selama 10 tahun di Indonesia, yaitu di
tempat kegiatan atau tempat tinggal Wajib Pajak orang
pribadi, atau di tempat kedudukan Wajib Pajak badan.
SANKSI TIDAK DISELENGGARAKAN PEMBUKUAN

WP yang sudah mampu melakukan pembukuan untuk


tujuan Pajak, namun tidak melakukannya, maka:
Penghasilan netonya akan dihitung berdasarkan norma
perhitungan. Selanjutnya, atas pajak yang kurang dibayar
dari hasil penerapan norma perhitungan itu, akan
dikenakan sanksi administrasi berupa kenaikan pajak 50%
atau 100% dari pajak yang kurang dibayar [pasal 13 ayat
(3) UU KUP].
SIFAT DAN KETERBATASAN PELAPORAN
KEUANGAN FISKAL

1. Laporan Keuangan bersifat historis


2. Proses penyusunan laporan keuangan tidak luput dari
penggunaan estimasi dan berbagai pertimbangan
3. Lebih mengutamakan hal yang material (tanpa
mengurangi kelengkapan materi)
4. Laporan keuangan terutama menekankan makna
ekonomis (substansi) setiap transaksi (tanpa, dalam
kondisi tertentu, memperhatikan bentuk yuridis
formalnya).
SIFAT DAN KETERBATASAN PELAPORAN
KEUANGAN FISKAL (LANJUTAN)

5. Terdapatnya alternatif yang dapat digunakan


mengakibatkan variasi dalam pengukuran sumber
ekonomis dan tingkat kesuksesan antar WP.
6. Informasi kualitatif, sedangkan fakta (yang tidak
mendasar) yang tidak dapat dikuantifikasikan umumnya
dikesampingkan.
LATIHAN SOAL PILIHAN GANDA 1

1. Menyajikan Laporan keuangan dan informasi lain (tax


compliance) kepada administrasi pajak, adalah tujuan
dari…
a. Akuntansi Komersial d. Akuntansi Bank
b. Akuntansi Pajak e. Akuntansi pemerintah
c. Auditing

2. Berikut ini tidak termasuk ciri kualitatif dari laporan


keuangan adalah…
a. relevan d.Dapat diperbandingkan
b. dapat dimengerti e. Dapat diterjemahkan
c. keandalan
LATIHAN SOAL PILIHAN GANDA 2

2. Berikut ini tidak termasuk ciri kualitatif dari laporan


keuangan adalah…
a. relevan d.Dapat diperbandingkan
b. dapat dimengerti e. Dapat diterjemahkan
c. keandalan
3. Yang bukan termasuk lembaga pembuat ketentuan
tentang metode, prosedur dan teknik akuntasi pajak
adalah…
a. Dirjen pajak d. Majelis pertimbangan Pajak
b. Menteri e. Perusahaan
c. Presiden
LATIHAN SOAL PILIHAN GANDA 3
3. Yang bukan termasuk lembaga pembuat ketentuan
tentang metode, prosedur dan teknik akuntasi pajak
adalah…
a. Dirjen pajak d. Majelis pertimbangan Pajak
b. Menteri e. Perusahaan
c. Presiden
4. Tax Policy diarahkan pada sikap netral (tidak cenderung
pengaruhi alokasi dan diserahkan pada mekanisme
pasar, merupakan tujuan dari kebijakan perpajakan,
yaitu…
a. Aspek Alokasi d. Aspek Relevansi
b. Aspek Distribusi e. Aspek Going concern
c. Aspek Stabilisasi
LATIHAN SOAL PILIHAN GANDA 4
4. Tax Policy diarahkan pada sikap netral (tidak cenderung
pengaruhi alokasi dan diserahkan pada mekanisme
pasar, merupakan tujuan dari kebijakan perpajakan,
yaitu…
a. Aspek Alokasi d. Aspek Relevansi
b. Aspek Distribusi e. Aspek Going concern
c. Aspek Stabilisasi

5. Diarahkan untuk pengaruhi penyebaran pemilikan atau


penguasaan faktor-faktor produksi dan pemerataan
hasil pembangunan, Hal ini merupakan salah satu
tujuan kebijakan perpajakan, adalah…
a. Aspek Alokasi d. Aspek Distribusi
b. Aspek relevansi e. Aspek Stabilisasi
c. Aspek Konsistensi
LATIHAN SOAL PILIHAN GANDA 5
5. Diarahkan untuk pengaruhi penyebaran pemilikan atau
penguasaan faktor-faktor produksi dan pemerataan
hasil pembangunan, Hal ini merupakan salah satu
tujuan kebijakan perpajakan, adalah…
a. Aspek Alokasi d. Aspek Distribusi
b. Aspek relevansi e. Aspek Stabilisasi
c. Aspek Konsistensi

1. Menyajikan Laporan keuangan dan informasi lain (tax


compliance) kepada administrasi pajak, adalah tujuan
dari…
a. Akuntansi Komersial d. Akuntansi Bank
b. Akuntansi Pajak e. Akuntansi pemerintah
c. Auditing

Anda mungkin juga menyukai