Standar pengukuran:
0,5 – 0,6 K pada suhu 200C(Honda)
0,32 – 0,48 K suhu 200C (Yamaha)
0,1 – 0,2 K suhu 200C (Suzuki)
2) Periksa tahanan kumparan sekunder koil pengapian dengan menggunakan multimeter (skala
ohmmeter x kK) antara terminal kabel primer dengan tutup busi seperti gambar di bawah.
Standar pengukuran :
11,5 – 14,5 kK pada suhu 200C (Honda)
10 kK pada suhu 200C (Yamaha)
14 – 18 kK pada suhu 200C (Suzuki)
3) Periksa tahanan kumparan sekunder koil pengapian dengan menggunakan multimeter (skala
ohmmeter x kK ) antata kabel busi/kabel tegangan tinggi (tanpa tutup busi) dengan terminal kabel
primer seperti gambar di bawah:
Standar pengukuran :
7,8 – 8,2 kK pada suhu 200C (Honda)
5,68 – 8,52 kK pada suhu 200C (Yamaha)
Jika hasil-hasil pengukuran coil di atas tidak sesuai dengan standar yang telah ditentukan, ganti koil
pengapian.
Catatan:
a) Warna kabel pada konektor unit CDI setiap merek sepeda motor kemungkinan berbeda, lihat
buku manual yang bersangkutan untuk lebih jelasnya.
b) Standar tahanan/hambatan (spesifikasi) pada konektor unit CDI setiap merek sepeda motor
kemungkinan berbeda, lihat buku manual yang bersangkutan untuk lebih jelasnya.
c) Tabel berikut ini adalah contoh spesifikasi tahanan dan unit CDI sepeda motor Honda Astrea
e. Pemeriksaan Busi
1) Periksa endapan/kotoran karbon pada busi. Bila terdapat endapan/kotoran karbon, bersihkanlah
busi dengan mesin pembersih busi atau menggunakan alat yang lancip.
2) Ukurlah celah (gap) busi menggunakan feeler gauge. Bila terdapat celah busi tidak sesuai
spesifikasi, stel celah busi tersebut. Standar celah busi: 0,6 – 0,8 mm