Anda di halaman 1dari 28

KOMPONEN MESIN

PISTON CONNECTING ROD CYLINDER BLOCK CYLINDER CRANKSHAFT


HEAD

TIMING CHAIN TIMING GEAR ROCKER ARM CAMSHAFT VALVE

VALVE SPRING VALVE GUIDE VALVE SEAL COMPRESION RING PISTON

CYLINDER HEAD & CYLINDER BLOCK GASKET OIL RING PISTON


HAND TOOLS

PLIERS
COMBINATION PLIER LONG NOSE PLIER CUTTING PLIER INTERNAL STRAIGHT INTERNAL BENT
NOSE CIRCLIP NOSE CIRCLIP

EXTERNAL STRAIGHT EXTERNAL BENT NOSE


NOSE CIRCLIP CIRCLIP

WRENCH
BOX – END WRENCH OPEN – END WRENCH COMBINATION ADJUSTABLE WRENCH LONG ARM HEX
BOX-END OPEN- WRENCH
END WRENCH

C-HOOK ADJUSTABLE RATCHET TORQUE SOCKET WRENCH RATCHET SOCKET WRENCH


WRENCH

Y – TIPE SOCKET SOCKET WRENCH T – TIPE SOCKET WRENCH


WRENCH

SCREWDRIVER HAMMER
FLATHEAD PHILLIP RUBBER HAMMER BRASS STEEL SLEDGE
SCREWDRIVER SCREWDRIVER (KUNINGAN) HAMMER
HAMMER

IMPACT STEEL CLAW STEEL BALL PEIN


SCREWDRIVER HAMMER HAMMER

MEASURING TOOLS
MULTITESTER MULTITESTER FELLER GAUGE VERNIER OUTSIDE
ANALOG DIGITAL CALLIPER MICROMETER

PENGGARIS DIAL BORE GAUGE DIAL GAUGE


MISTAR BAJA

PROSEDUR MEMPOSISIKAN TOP KOMPRESI PISTON


1. Putar poros engkol (untuk tipe non matic) dengan cara memutar magnet berlawanan
arah jarum jam menggunakan kunci shock,
Untuk tipe matic, poros engkol diputar dengan mengengkol kick starter perlahan
lahan

2. Saat poros engkol diputar perhatikan gerakan rocker arm katup intake menunjukkan
gerakan menekan katup kemudian rocker arm kembali lagi bergerak keatas. Saat
rocker arm bergerak keatas, posisikan tanda ( T ) Magnet pada lubang pengintip
tanda Top Mesin.

3. Goyangkan rocker arm ke kiri-kanan, atas-bawah. Pastikan rocker arm intake dan
exhaust dapat bergerak bebas/ tidak menekan batang katup.

(Tanda top kompresi ; katup IN dan EX bergerak bebas)

(Tanda top kompresi, tanda strip timing gear sejajar dengan tanda pada mesin)

4. Jika poin 3 sudah benar, berarti piston sudah dalam posisi Top kompresi
5. Saat Top Kompresi dapat dilakukan penyetelan celah katup intake dan exhaust
Tipe matic (IN & EX : 0,12 – 0,15 mm), Tipe Non Matic (IN & EX : 0,05 – 0,06 mm)

GAMBAR KOMPONEN – KOMPONEN UTAMA PENGGERAK MESIN

PENGUKURAN CYLINDER BLOCK DAN CYLINDER HEAD


1. PENGUKURAN CYLINDER BLOCK (DIAMETER, KEOVALAN & KETIRUSAN)
Alat Ukur :
a. Vernier calliper
b. Outside micrometer
c. Dial bore gauge
Penggunaan Dial Bore Gauge sesuai SOP :
Contoh :
Diketahui pengukuran awal cylinder block menggunakan vernier calliper = 49,50 mm
Sambungan yang digunakan pada dial bore gauge, menggunakan sambungan yang
sedikit lebih besar dari hasil ukur pengukuran awal : 49,50 sambungan 50 atau 50 + sim
1 atau 2 mm.
thread dan measuring point.

Untuk mendapatkan hasil ukuran yang akurat maka ada beberapa hal yang harus
dilakukan sebelum melakukan pengukuran, antara lain :
1. Pastikan alat ukur yang digunakan bersih dari kotoran karena
kotoran yang menempel pada alat ukur akan mempengaruhi hasil
pembacaan ukurannya.
2. Pastikan juga bahan atau bidang yang akan diukur juga bebas dari
kotoran. Apabila bidang yang akan diukur ini kotor maka juga akan
mempengaruhi terhadap hasil pengukuran.
3. Pastikan alat ukur yang digunakan dalam kondisi baik dan selalu
lakukan set “0” pada alat ukur sebelum digunakan.
4. Keterampilan dalam menggunakan alat ukur.
5. Pembacaan hasil ukuran yang tepat.

Langkah-langkah pengukuran diameter silinder :

Ukur diameter silinder dengan jangka sorong


Langkah pertama yaitu melakukan pengukuran diameter silinder menggunakan
jangka sorong. Hasil pengukuran dengan jangka sorong ini nantinya digunakan
untuk menentukan pemilihan replecement rod dan washer pada alat Cylinder Bore
Gauge.

Cara menentukan replecement rod dan washer yang digunakan dapat dilakukan
dengan melihat hasil pengukuran dengan jangka sorong yaitu dengan melihat
hasil pengukuran di belakang koma, apakah lebih besar atau lebih kecil dari 0,5
mm.

Contoh :
Bila hasil pengukuran diameter dalam silinder dengan jangka sorong diperoleh
hasil 72,30 mm, maka replecement rod yang digunakan adalah 70 mm dan
replecement washer yang digunakan adalah 2 mm
Bila hasil pengukuran diameter dalam silinder dengan jangka sorong diperoleh
hasil 72,70 mm, maka replecement rod yang digunakan adalah 70 mm dan
replecement washer yang digunakan adalah 3 mm

Set “0” Cylinder Bore Gauge


Cara melakukan set “0” pada alat ukur Cylinder Bore Gauge dapat dilakukan
dengan beberapa cara. Misal hasil pengukuran dengan jangka sorong yang
digunakan adalah 72,30 mm.
Cara pertama
Setting micrometer luar sesuai dengan ukuran replecement rod dan washer yang
digunakan yaitu 72 mm.
Letakkan replecement rod dan measuring point alat ukur Cylinder Bore Gauge ke
dalam micrometer luar kemudian set “0” (menempatkan jarum pointer ke ukuran
‘”0”) alat ukur Cylinder Bore Gauge nya.

Cara Kedua
Setting micrometer luar sesuai dengan ukuran yang didapatkan dengan jangka
sorong yaitu pada ukuran 72,30mm.
Letakkan replecement rod dan measuring point alat ukur Cylinder Bore Gauge ke
dalam micrometer luar kemudian set “0” (menempatkan jarum pointer ke ukuran
‘”0”) alat ukur Cylinder Bore Gauge nya.

Cara Ketiga
Tepatkan jarum pointer pada angka “0”.
Letakkan replecement rod dan measuring point alat ukur Cylinder Bore Gauge ke
dalam micrometer luar kemudian ukur jarak antara replecement rod dan
measuring pointnya.

Memasukkan Cylinder Bore Gauge pada silinder


Masukkan alat ukur Cylinder Bore Gauge secara diagonal ke dalam lubang
silinder. Gerak-gerakkan atau goyang-goyangkan Cylinder Bore Gauge sampai
didapatkan penyimpangan jarum pointer bergerak ke kanan paling jauh.

Perhatikan jarum pointer pada alat ukur Cylinder Bore Gauge apakah apakah
jarum pointer mengarah sebelum angka “0” atau mengarah sesudah angka “0”.
Bila jarum pointer mengarah sebelum angka “0” maka hasilnya ditambah dan
apabila jarum pointer mengarah sesudah angka “0” maka hasilnya dikurang.

Misal pada cara pertama :


Hasil setting micrometer luar adalah 72 mm. Bila jarum mengarah sebelum angka
“0” sebesar 0,3 mm maka hasilnya ditambah sehingga ukurannya adalah 72 + 0,3
= 72,3 mm. Sedangkan bila jarum mengarah sesudah angka “0” misal sebesar 0,1
mm maka hasilnya dikurangi sehingga ukurannya adalah 72 – 0,1 = 71,9 mm.

Misal pada cara kedua :


Hasil setting micrometer luar adalah 72,3 mm. Bila jarum mengarah sebelum
angka “0” sebesar 0,3 mm maka hasilnya ditambah sehingga ukurannya adalah
72,3 + 0,3 = 72,6 mm. Sedangkan bila jarum mengarah sesudah angka “0” misal
sebesar 0,3 mm maka hasilnya dikurangi sehingga ukurannya adalah 72,3 – 0,3 =
72,0 mm.

Misal pada cara ketiga :


Hasil pengukuran jarak dari replecement rod dan washer dengan menggunakan
micrometer luar sebesar 72,6 mm. Bila jarum mengarah sebelum angka “0”
sebesar 0,1 mm maka hasilnya ditambah sehingga ukurannya adalah 72,6 + 0,1 =
72,7 mm. Sedangkan bila jarum mengarah sesudah angka “0” misal sebesar 0,3
mm maka hasilnya dikurangi sehingga ukurannya adalah 72,6 – 0,3 = 72,3 mm.

2. PENGUKURAN CYLINDER HEAD


Pengukuran Cilinder Head adalah ,mengukur kerataan
kepala silinder sessuai petunjuk gambar disamping.

Jika toleransi kerataan melebihi batas maksimal dari


spesifikasi yang dianjurkan, maka dapat dilakukan
perbaikan dengan cara di papras menggunakan mesin
milling.

Alat yang digunakan untuk memeriksa :


1. Mistar baja
2. Feller gauge
Setelah dilakukan pemeriksaan dan perbaikan kepala silinder dan blok silinder ada baiknya
pengencangan baut kepala silinder dilakukan sesuai urutan SOP yaitu :
1:1–2–3–4
2:5–6

KOMPONEN TRANSMISI OTOMATIS CVT

KOMPONEN SISTEM REM HOIDROLIS


1. MASTER REM 2. PISTON MASTER 3. HOSE/ SELANG 4. CALLIPER 5. PAD/ KAMPAS
DEPAN REM/ KIPS MINYAK REM REM
6. MINYAK REM 7. MASTER REM 8. DISC/ PIRINGAN
BELAKANG CAKRAM

SST UNTUK MENGELUARKAN UDARA PALSU


1. BRAKE AIR BLEEDER

K3LH (KESELAMATAN KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN HIDUP)

SIMBOL K3LH DENGAN WARNA GAMBAR HIJAU DAN


BACKGROUND PUTIH.

CONTOH SIMBOL K3 WAJIB


APD :

GARIS MERAH

BACKGROUND PUTIH
GAMBAR PUTIH

CONTOH SIMBOL K3
LINGKUNGAN – PERINGATAN :

BACKGROUND BIRU
GAMBAR DAN GARIS TEPI HITAM

BACKGROUND KUNING
GAMBAR PUTIH

BACKGROUND HIJAU
GAMBAR PUTIH

BACKGROUND MERAH
GAMBAR HITAM

ALAT PEMADAM KEBARAN API :


1. APAR
BACKGROUND (ALAT PEMADAM API RINGAN)
PUTIH
JENIS MATERIAL PEMADAM DALAM TABUNG APAR :

Ada Empat Kelas Media isi


Alat Pemadam Api Ringan
yang paling di kenal seperti:
1. Foam
2. Dry Chemical Powder

3. CO2 (Carbon Dioxide)

4. Hallon Free Clean Agent AFF11 & AFF36

1. ALAT PEMADAM API ISI FOAM

 Kelas Kebakaran A – Benda Padat (Kain, Kayu, Kertas)


 Kelas Kebakaran B – Benda Cair (Minyak, Bensin, Solar)

 Kelas Kebakaran D – Logam (Magnesium, Misiu)

2. ALAT PEMADAM API ISI DRY CHEMICAL POWDER

 Kelas Kebakaran A – Benda Padat (Kain, Kayu, Kertas)


 Kelas Kebakaran B – Benda Cair (Minyak, Bensin, Solar)

 Kelas Kebakaran C – Benda Gas (Elpiji, Tinner)

 Kelas Kebakaran E – Electrikal (Dinamo, Motor Listrik)


3. ALAT PEMADAM API ISIAPAR CO2

 Kelas Kebakaran B – Benda Cair (Minyak, Bensin, Solar)


 Kelas Kebakaran C – Benda Gas (Elpiji, Tinner)

 Kelas Kebakaran D – Logam (Magnesium, Misiu)

 Kelas Kebakaran E – Electrikal (Dinamo, Motor Listrik)

4. ALAT PEMADAM API HALLON FREE AF 11 CLEAN AGENT

 Kelas Kebakaran A – Benda Padat (Kain, Kayu, Kertas)


 Kelas Kebakaran B – Benda Cair (Minyak, Bensin, Solar)

 Kelas Kebakaran C – Benda Gas (Elpiji, Tinner)

 Kelas Kebakaran D – Logam (Magnesium, Misiu)

 Kelas Kebakaran E – Electrikal (Dinamo, Motor Listrik)

Alat Pemadm Api Media Dry


Chemical Powder
APAR Refill Alat Pemadam Api Ringan Portable Dry Chemical powder
Merupakan kombinasi dari fosfat Mono-amonium dan ammonium
sulphate. yang berfungsi mengganggu reaksi kimia yang terjadi pada
zona pembakaran, sehingga api padam. alat pemadam api Dry
Chemical powder juga memiliki titik lebur yang rendah dan pada
partikel yang sangat kering serta membengkak untuk membentuk
penghalang yang hingga oksigen tidak dapat masuk sehingga dapat
menutupi area kebakaran (api), akhirnya api tidak akan menyala
dikarenakan pijakannya ditutupi oleh Dry Chemical powder.

 Merupakan media pemadam api serbaguna, aman dan luas


pemakaiannya karena dapat mematikan api kelas A, B, dan C.
 Dapat menahan radiasi panas dengan kabut (serbuk) partikelnya.

 Tidak menghantarkan listrik (Non Konduktif).

 Kimia kering tidak beracun (Non Toxic).

 Tidak berbahaya terhadap tumbuhan, hewan terutama manusia.


Alat Pemadam Api adalah salah satu produk yang menggunakan bahan
dry chemical powder, karena memiliki tingkat kelas kebakaran A, B,
dan C. Alat pemadam api ini digunakan untuk kebakaran kelistrikan

Alat Pemadm Api Carbon


Dioxide (CO2)

CO2 adalah Senyawa/bahan kimia yang terbentuk dari 1 atom karbon +


2 atom oksigen, yang dapat dihasilkan baik dari kegiatan alamiah
maupun kegiatan manusia.

 Dapat digunakan memadamkan kebakaran kelas B dan C karena


merupakan bahan gas, CO2 tidak merusak, dengan daya guna yang
efektif dan bersih.
 Sangat efisien serta efektif digunakan dalam ruangan seperti
kantor, lab dan ruangan lainnya.

 Carbon Dioxide (CO2) dapat menyerap panas dan sekaligus


mendinginkan.

 Konstruksi tabung dirancang khusus untuk menahan tekanan


tinggi dan dilengkapi dengan selang yang panjang dengan nozzle yang
berbentuk corong.

 Tidak berbahaya terhadap tumbuhan, hewan terutama manusia.


Alat Pemadam Api Foam AFFF
(Aqueous Film Forming Foam)

Foam AFFF (Aqueous Film Forming Foam) adalah berbasis air dan
sering mengandung surfaktan berbasis hidrokarbon seperti sulfat
sodium alkyl, fluoro surfactant seperti: fluorotelomers, asam
perfluorooctanoic (PFOA), asam perfluorooctanesulfonic (PFOS).
Mereka memiliki kemampuan untuk menyebar di permukaan cairan
berbasis hidrokarbon. Alcohol resistant aqueous film forming foams
(AR AFFF) adalah busa / foam yang tahan terhadap reaksi dari alkohol,
dapat membentuk lapisan/ segmen pelindung ketika dipakai atau di
semprot.

 Dapat digunakan untuk memadamkan api kelas A namun sangat


cocok bila digunakan untuk kelas B.
 Bersifat Kondukstif (Penghantar Listrik). Tidak dapat dipakai
untuk memadamkan api kelas C.

 Foam bersifat ringan, sangat efektif untuk memadamkan zat cair


yang mudah terbakar dengan cara mengisolasi oksigen serta menutupi
permukaan zat cair untuk menghindari api yang dapat menjalar
(meluas) kembali.

 Tidak berbahaya terhadap tumbuhan, hewan terutama manusia.

Alat Pemadam Api Gas


Pengganti Hallon (Clean Agent)

Gas Pengganti Hallon (Clean Agent) adalah senyawa kimia yaitu


hydrochlorofluorocarbon (HCFC). Merupakan senyawa dari 1,1-dichloro-
1-fluoroethane dan Chemical Abstracts.

 Merupakan pemadam api yang bersih dan tidak meninggalkan


residu.
 Sangat efektif untuk digunakan pada semua risiko kelas
kebakaran A, B dan C.

 Tidak menghantarkan listrik (Non Konduktif), sehingga tidak akan


menyebabkan kerusakan pada peralatan elektronik dan alat
perkantoran modern lainnya.
 Alat Pemadam Api gas pengganti halon ini sangat bersih dan
ramah lingkungan dan

 Tidak berbahaya terhadap tumbuhan, hewan terutama manusia

Alat Pemadam Api Sistem


Plafon

Thermatic System (System Sprinkler) atau Alat Pemadam Api


Thermatic merupakan Alat Pemadam Api Otomatis. Untuk Thermatic
System terpasang secara modulair yang terdapat di plafon.
Pemasangan dan banyaknya modul dapat disesuaikan dengan ukuran
dan kebutuhan ruangan yang akan dilindungi. Alat Pemadam Api
Otomatis ini akan berfungsi jika ada asap atau adanya api yang
menyala dan terdeteksi oleh sensor.

Alat Pemadam Api Otomatis yang terpasang dalam satu ruangan akan
berfungsi secara bersamaan dikarenakan pada ujung sprinkler untuk
alat ini sudah dilengkapi dengan Actuator yang merupakan sistem
elektronik. Alat ini memiliki fungsi sebagai Thermatic yang artinya bila
adanya kegagalan fungsinya

elektronik, maka akan tetap bekerja dari panas temperatur ± 68°C.


Nama Alat Pemadam APAB Alat Pemadam Api Ukuran Troley

Trolley merupakan Alat Pemadam Api Berat (APAB) yang memiliki Roda.
Alat Pemadam Api ini dilengkapi Regulator yang berfungsi untuk
mengatur tekanan dari gas CO2/N2. Alat Pemadam Api ini umumnya
ditempatkan di area pengisian bahan bakar. Untuk Tabung Pemadam
Api ini memiliki berat dari 20-80 Kg dan harus dioperasikan oleh 2
orang atau lebih. Khusus bagi Alat Pemadam Api yang memiliki isi
Carbon Dioxide memiliki ukuran berat dari 9-45Kg (Standar).

KESELAMATAN DALAM BEKERJA


1. Metode Angkat Junjung :
2. Tata Bekerja Yang Selamat dan Sehat :
 Persiapan Diri Pekerja
a. Berdo’a sebelum bekerja
b. Bekerja sesuai aturan dan mengikuti SOP ditempat kerja
c. Menggunakan perlengkapan APD yang dianjurkan
 Persiapan Lingkungan
d. Jauhkan benda / barang berbahaya di sekitar area tempat kerja
e. Pasang tanda bahaya yang diperlukan di area kerja barbahaya

3. Penanganan Luka Bakar :

Tingkat Keparahan Luka Bakar

1. Luka Bakar Ringan.


o Tidak mengenai wajah, tangan, kaki, sendi, kemaluan atau saluran nafas.

o Luka bakar derajat 1 (tiga) kurang dari 2% luas permukaan tubuh.

o Luka bakar derajat 2 (dua) kurang dari 15% luas permukaan tubuh.

o Luka bakar derajat 3 (satu) kurang dari 50% luas permukaan tubuh.

o Luka bakar derajat 2 (dua) kurang dari 10% luas permukaan tubuh
(bayi/anak).

2. Luka Bakar Sedang.

o Tidak mengenai wajah, tangan, kaki, sendi, kemaluan atau saluran nafas.

o Luka bakar derajat 1 (tiga) 2% - 10% luas permukaan tubuh.

o Luka bakar derajat 2 (dua) 15% - 30% luas permukaan tubuh.

o Luka bakar derajat 3 (satu) lebih dari 50% luas permukaan tubuh.

o Luka bakar derajat 2 (dua) 10% - 20% luas permukaan tubuh (bayi/anak).

3. Luka Bakar Berat

o Mengenai wajah, tangan, kaki, sendi, kemaluan atau saluran pernafasan.

o Luka bakar derajat 1 (tiga) lebih dari 10% luas permukaan tubuh.

o Luka bakar derajat 2 (dua) lebih dari 30% luas permukaan tubuh.

o Luka bakar yang disertai nyeri, bengkak dan perubahan bentuk alat gerak.

o Luka bakar meliputi satu bagian tubuh seperti lengan, tungkai atau dada.

o Luka bakar derajat III (tiga) atau derajat II (dua) lebih besar 20% luas
permukaan tubuh (bayi/anak).
Untuk menilai prosentase luas luka bakar, maka dapat menggunakan hukum 9 (sembilan)
pada gambar di bawah.
Agar dapat memberikan pertolongan pertama pada luka bakar, penting mengenali jenis-jenis
luka bakar. Selain itu, penanganan luka bakar perlu disesuaikan dengan tingkatan lukanya
juga.

Mengenali Jenis Luka Bakar

Ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan luka bakar, seperti paparan sinar matahari
berlebih, sengatan listrik, api atau kebakaran, dan luka bakar karena terpapar bahan
kimiawi. Melihat dari tingkatannya, luka bakar yang dialami seseorang dapat dikategorikan
sebagai berikut:
 Luka bakar ringan
Luka bakar ringan bisa disebut dengan luka bakar derajat 1 yang memiliki ciri luas
area luka tidak lebih dari 8 centimeter (cm). Selain itu, luka jenis ini hanya meliputi
kulit bagian paling luar dan dianggap tidak serius. Gejala yang muncul, biasanya
seperti rasa sakit, kemerahan, dan bengkak. Contoh luka bakar derajat pertama yaitu
luka bakar pada permukaan kulit yang terbakar sinar matahari secara langsung.

 Luka bakar sedang


Luka bakar sedang adalah luka bakar derajat 2 yang memiliki ciri kulit melepuh,
sangat perih dan kemerahan. Luka bakar jenis ini memerlukan perawatan medis
darurat, terutama jika luka bakar meluas di area penting, seperti wajah, tangan,
bokong, selangkangan atau paha dan kaki. Sebagian luka bakar derajat 2
membutuhkan waktu penyembuhan lebih dari tiga minggu.

 Luka bakar berat


Luka bakar berat atau luka bakar tingkat 3 termasuk luka bakar yang serius, karena
merusak seluruh lapisan kulit dan lemak, bahkan bisa sampai ke otot dan tulang.
Korban kebakaran yang mengalami luka bakar berat dapat mengalami
keracunan karbon monoksida, sesak napas atau kulit yang terbakar hangus.

Cara Mengatasi Luka Bakar Ringan

Luka bakar ringan umumnya dapat ditangani sendiri di rumah, namun harus dilakukan
dengan cara yang benar. Hal-hal yang perlu diperhatikan saat memberikan pertolongan
pertama pada luka bakar ringan adalah:
 Luka bakar perlu didinginkan untuk meredakan rasa perih. Anda bisa letakkan
handuk yang sudah dibasahi air dingin pada luka.
 Hindari memecahkan luka yang melepuh karena berisiko menyebabkan infeksi.

 Cuci dengan air bersih mengalir jika ada luka lepuh yang pecah dengan sendirinya.

 Jika rasa sakit terasa tidak tertahankan, penderita dapat mengonsumsi obat pereda
rasa sakit, seperti paracetamol, atau obat antinyeri lainnya sesuai anjuran dokter.

Penanganan Luka Bakar Sedang

Penanganan luka bakar sedang di rumah umumnya hampir sama dengan luka bakar ringan.
Hanya saja, pada kondisi tertentu, luka bakar sedang sebaiknya diperiksakan ke dokter.
Berikut ini adalah penanganan luka bakar sedang:
 Dinginkan area luka bakar dengan handuk selama kurang lebih 15 menit.
 Hindari memecahkan luka yang melepuh karena berisiko menyebabkan infeksi.

 Periksakan diri ke dokter jika terdapat luka lepuh yang cukup besar, jika luka bakar
cukup luas, atau jika terjadi infeksi berupa bengkak, merah, dan rasa sakit yang
bertambah parah. Dokter mungkin akan memberi pengobatan berupa antinyeri atau
antibiotik.

Anda juga perlu segera memeriksakan diri ke dokter, bila luka bakar memengaruhi area
tertentu seperti wajah, tangan, bokong, selangkangan, atau kaki.

Langkah Pertolongan Luka Bakar Berat

Sebagai bentuk pertolongan pertama pada luka bakar berat, segera larikan korban ke unit
gawat darurat (UGD) atau hubungi ambulans UGD rumah sakit terdekat. Selama menunggu,
Anda bisa melakukan sesuatu untuk menolong korban, misalnya:
 Jauhkan korban dari sumber kebakaran atau area yang berdekatan dengan api
maupun asap.
 Pastikan korban dapat bernapas dengan lancar.

 Bila perlu dan jika memungkinkan, berikan bantuan pernapasan.

 Lepaskan perhiasan, ikat pinggang, ataupun aksesori yang melingkar di sekitar area
yang terbakar.

 Untuk mencegah terjadinya hipotermia, jangan berikan air dingin pada luka bakar
yang luas. Hal ini juga untuk mencegah turunnya tekanan darah dan aliran darah
secara drastis.

 Tutup luka bakar dengan kain bersih atau plester yang dingin dan lembut.

 Hindari mengoleskan obat atau salep pada area yang terbakar di luar dari anjuran
dokter. Selain itu, menempelkan es atau mengoleskan mentega justru dapat
membahayakan jaringan kulit yang terbakar.

 Baringkan pasien dengan kaki terangkat setidaknya 40 cm.


 Gunakan selimut atau mantel pada tubuh pasien.

Selain memahami pertolongan pertama pada luka bakar, penting melakukan langkah
pencegahan. Disarankan untuk menyimpan tabung pemadam kebakaran di rumah. Jika
Anda menghuni apartemen, pastikan bangunan dilengkapi dengan alarm yang berbunyi jika
terjadi kebakaran. Jauhkan anak dari api dan air panas tanpa pengawasan.
Terakhir diperbarui: 3 November 2018
Ditinjau oleh: dr. Allert Benedicto Ieuan Noya

PROSEDUR PENANGANAN LIMBAH BENGKEL SERVICE OTOMOTIF

1. Penanganan Limbah Oli Bekas :

 Oli bekas ditampung pada wadah drum plastik/ logam anti bocor

 Limbah oli bekas diserahkan ke jasa penampungan limbah oli bekas

2. Penanganan Asap Kenalpot :

 Memasang instalasi jalur exhaust untuk membuang asap keluar dari ruang service
dengan cepat dan aman

3. Penanganan limbah kimia berbahaya lainnya :

 Menampung limbah kimia berbahaya pada wadah khusus anti korosif yang sudah
dikelompokkan tipe limbah kimia yang ditampung

MATERI
TEKNIK DASAR OTOMOTIF
DAN
PENDIDIKAN DASAR TEKNIK OTOMOTIF

Anda mungkin juga menyukai