Anda di halaman 1dari 12

PEMBUATAN MOL MENGGUNAKAN LIMBAH SAYURAN

(Laporan Praktikum Bioteknologi Kehutanan)

Oleh :

Monica F Prahamesti
2014151043
Kelompok 3

JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2021
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Teknologi modern yang mempunyai ketergantungan tinggi terhadap bahan


agrokimia, seperti pupuk kimia, pestisida dan bahan kimia pertanian lainnya lebih
diminati petani daripada melaksanakan pertanian yang ramah lingkungan.
Kecenderungan penggunaan pupuk kimia tidak dapat berlanjut akibat semakin
langkanya bahan baku pupuk tersebut. Mengingat semakin mahalnya harga pupuk
dan implikasi yang besar terhadap kelestarian ekosistem, maka penggunaan pupuk
buatan mulai dikompensasi dengan penggunaan pupuk alternatif yang lebih murah
dan dampaknya terhadap penurunan kualitas lingkungan jauh lebih kecil
(Marsiningsih, 2015).

Pemanfaatan pupuk organik yang berasal dari mikroorganisme lokal (MOL)


menjadi salah satu alternatif penyediaan unsur hara di dalam tanah dan sebagai
salah satu sumber mikroorganisme yang dapat membantu menyediakan unsur
hara. Fungsi lain, membantu dekomposisi bahan organik, dan sebagai bio
pestisida, karena itulah penggunaan pupuk organik ini dapat mengurangi
penggunaan pupuk anorganik. Penggunaan MOL dalam penyediaan hara sangat
mudah, murah, dan efisien karena menggunakan bahan-bahan yang berasal dari
lingkungan sekeliling yang sering dijumpai dan umumnya berupa limbah
(Marsiningsih, 2015).

Praktikum ini menggunakan limbah sayuran sebagai salah satu bahan dalam
pembuatan MOL. Pada praktikum ini MOL dibuat dengan menggunakan limbah
sayuran berupa wortel, kol dan timun. sayuran juga memiliki sifat yang mudah
rusak jika tidak segera ditangani dengan baik, oleh sebab itu limbah sayuran akan
mudah digunakan sebagai bahan baku pembuatan MOL.

1.2 Tujuan Praktikum

Tujuan pada praktikum ini adalah


1. Mahasiswa mengetahui apa yang dimaksut dengan mol
2. Mahasiswa mengetahui bagaimanakah cara pembuatan mol
3. Mahasiswa mengetahui manfaat penggunaan mol
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian mikroorganisme

Mikroorganisme adalah jasad hidup yang mempunyai ukuran sangat kecil. Setiap
sel tunggal mikroorganisme memiliki kemampuan untuk melangsungkan aktivitas
kehidupan antara lain dapat mengalami pertumbuhan, menghasilkan energy dan
bereproduksi dengan sendirinya. Larutan MOL (Mikro Organisme Lokal) adalah
larutan hasil fermentasi yang berbahan dasar dari berbagai sumber daya yang
tersedia setempat baik dari tumbuhan maupun hewan. Larutan MOL mengandung
unsur hara mikro dan makro dan juga mengandung bakteri yang berpotensi
sebagai perombak bahan organik dalam tanah, perangsang pertumbuhan pada
tanaman, dan sebagai agens pengendali hama dan penyakit tanaman (Kurniawan,
2018).

Banyak yang menduga bahwa mikroorganisme membawa dampak yang


merugikan bagi kehidupan hewan, tumbuhan, dan manusia, misalnya pada bidang
mikrobiologi kedokteran dan fitopatologi banyak ditemukan mikroorganisme
yang pathogen yang menyebabkan penyakit dengan sifat-sifat kehidupan yang
khas. Meskipun demikian, masih banyak manfaat yang dapat diambil dari
mikkroorganisme-mikroorganisme tersebut. Penggunaan mikroorganisme dapat
diterapkan dalam berbagai bidang kehidupan, seperti bidang pertanian, kesehatan,
dan lingkungan (Kurniawan, 2018).
2.2. Peran mikroorganisme dalam bidang pertanian

Dalam bidang pertanian, mikroorganisme dapat digunakan untuk peningkatan


kesuburan tanah melalui fiksasi N2, siklus nutrient, dan peternakan hewan. Salah
satunya dapat dimanfaatkan untuk pembuatan kompos. Mikroorganisme (bakteri
pembusuk) ini dapat berinteraksi membantu proses pelapukan bahan-bahan
organic seperti dedaunan, rumput, jerami, buah-buahan yang telah sangat matang,
sisa-sisa ranting dan dahan, kotoran hewan dan lainnya. Adapun kelangsungan
hidup mikroorganisme tersebut diukung oleh keadaan lingkungan yang basah dan
lembab (Hadi, 2019).

Di alam terbuka, kompos bisa terjadi dengan sendirinya, lewat proses alamiah.
Namun, proses tersebut berlangsung lama sekali, dapat mencapai puluhan tahun,
bahkan berabad-abad. Padahal kebutuhan akan tanah yang subur sudah mendesak.
Oleh karenanya, proses tersebut perlu dipercepat dengan bantuan manusia dengan
cara yang baik, proses mempercepat pemuatan kompos berlangsung wajar
sehingga bisa diperoleh kompos yang berkualitas baik. Dengan demikian manusia
tidak perlu menunggu puluhan tahun jika sewaktu-waktu kompos tersebut
diperlukan (Kurniawan, 2018).

2.3 Penggunaan mol sebagai kompos

Proses pembuatan kompos salah satunya dapat menggunakan MOL (Mikro


Organisme Lokal). Larutan MOL mengandung unsur hara makro dan mikro dan
juga mengandung bakteri yang berpotensi sebagai perombak bahan organic,
perangsang pertumbuhan dan sebagai agens pengendali hama dan penyakit
tanaman (hadi, 2019).

Keunggulan penggunaan MOL yang paling utama adalah murah bahkan tanpa
biaya Dengan memanfaatkan bahan-bahan yang ada di sekitar (Hadi, 2019).
III. METODELOGI PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah ember, jerigen dua buah, saringan
dan pengaduk. Sedangkan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah
limbah sayur sebanyak 1 kg, gula merah sebanyak 200 gr, air kelapa 2 liter dan air
beras 2 liter.

3.2 Waktu dan tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari jum’at 3 september 2021 pukul 15.00
sampai dengan selesai, bertempat di rumah masing-masing anggota kelompok,

3.3 Cara kerja

Cara kerja yang digunakan pada praktikum ini adalah :


1. Limbah sayur dicincang halus kemudian dimasukkan ke dalam wadah.
2. Melarutkan Gula Merah dengan air
3. Memasukan campuran gula dengan sayur yang telah di haluskan
4. Memasukan air kelapa ke dalam larutan sebelumnya
5. Memasukan air cucian beras
6. Mengaduk campuran bahan-bahan tersebut sampai merata
7. Setelah merata kemudian larutan tersebut disaring
8. Memasukan hasil saringan kedalam jerigen kemudian tutup rapat jerigen
tersebut
9. Larutan didiamkan selama ± 14 hari untuk fermentasi
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Hasil yang didapatkan pada praktikum ini adalah sebagai berikut


Tabel 1. Pengamatan MOL dari limbah wortel
Hari Bau Warna Busa Endapan
ke-
4 Agak busuk oranye banyak Banyak dan
kasar

6 Busuk menyengat Oranye sedikit banyak Banyak dan


pudar tidak terlalu
kasar

8 Asam menyengat kuning keputihan sedikit Sedang dan


sedikit halus

10 Asam sangat kuning keputihan sedang Sedikit dan


menyengat halus

11 Asam dan agak Kuning keputihan sedang Sangat sedikit


wangi

Tabel 2. . Pengamatan MOL dari limbah wortel


Hari Bau Warna Busa Endapan
ke-
4 Agak busuk orange banyak Banyak dan
kasar

6 Busuk menyengat Orange sedikit banyak Banyak dan


pudar tidak terlalu
kasar
8 Asam menyengat Orange keputihan sedikit Sedang dan
sedikit halus

10 Asam mulai Putih Kekuningan sedang Sedikit dan


wangi halus

12 Asam dan wangi Putih kekuningan sedang Sangat sedikit

Tabel 3. Pengamatan MOL dari limbah kol


Hari Bau Warna Busa Endapan
ke-
4 Bau busuk Putih keruh Sedikit Banyak dan
kasar

6 Bau busuk Putih kekuningan Mulai Mulai berkurang


menghilang bertambah dan mulai
lembek

8 Bau asam Putih keputihan Bertambah Sedang dan


lembek

10 Bau asam Putih kekuningan Banyak Sedikit dan


menyengat halus

12 Bau asam manis Kuning keputihan Banyak Sangat sedikit


lebih enak dari
sebelumnya

Table 4. pengamatan MOL dari limbah timun


Hari Bau Warna Busa Endapan
ke-
5 Busuk sedikti Merah sedikit Sedikit Banyak dan
wangi putih kasar

7 Busuk sedikit Merah sedikit Sedikit Banyak dan


wangi putih kasar

9 Sedikit busuk Merah sedikit sedang Sedang dan


sudah mulai putih sedikit halus
wangi

11 Sudah mulai Merah sedikit sedang Sedikit dan


wangi putih halus
13 Sudah wangi Merah sedikit sedang Sangat sedikit
seperti tape putih

4.2 Pembahasan

Micro Organism Local (MOL) merupakan larutan dibuat dari bahan-bahan dasar
yang berasal dari sumber daya lokal kemudian diolah dan menjadi larutan hasil
fermentasi. MOL ini mengandung berbagai macam unsur hara baik itu unsur hara
mikro ataupun unsur hara makro, selain itu juga mengandung beberapa bakteri
yang berpotensi sebagai bahan perombak atau pengurai bahan organik,
merangsang pertumbuhan tanaman, pestisida alami baik untuk hama ataupun
penyakit tanaman (fitriani, dkk, 2020).

Proses fermentasi terjadi karena adanya aktivitas mikroba, khususnya bakteri


dalam merombak bahan-bahan yang terdapat dalam larutan MOL. Perubahan
yang terjadi dalam proses fermentasi meliputi perubahan warna dan bau
(Marsiningsih, 2015). Setelah difermentasi selama 4 hari, umumnya mol akan
berbau agak busuk, terdapat banyak busa dan terdapat banyak endapan. Seiring
berjalannya waktu mol mengalami perubahan fisik seperti table diatas.
V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :


1. Micro Organism Local (MOL) merupakan larutan dibuat dari bahan-bahan
dasar yang berasal dari sumber daya lokal kemudian diolah dan menjadi
larutan hasil fermentasi.
2. MOL umumnya dibuat dari bahan sisa yang dapat kita temukan disekitar
kita, salah satunya adalah limbah sayuran dengan menggunakan proses
fermentasi.
3. Dalam bidang pertanian, mikroorganisme dapat digunakan untuk
peningkatan kesuburan tanah melalui fiksasi N2, siklus nutrient, dan
peternakan hewan.
DAFTAR PUSTAKA

Fitriani, F.S,. dayat., dan Widyastuti, N. 2020. Pemberdayaan Petani Terhadap


Pengaplikasian Pupuk Organik Cair Mol Dari Limbah Sayur Pada Budidaya
Wortel (Daucus Carota L) (Study Kasus Di Kecamatan Cikajang, Kabupaten
Garut). Jurnal Inovasi Penelitian. 1 (3) : 241-252.

Hadi, R.A. 2019. Pemanfaatan Mol (Mikroorganisme Lokal) Dari Materi Yang
Tersedia Di Sekitar Lingkungan. Jurnal Agroscience. 9 (1) : 93-104.

Kurniawan, andri. 2018. Produksi Mol (Mikroorganisme Lokal) Dengan


Pemanfaatan Bahan-Bahan Organik Yang Ada Di Sekitar. Jurnal Hexagro. 2
(2) : 36-44.

Marsiningsih, N.W., dkk. 2015. Analisis Kualitas Larutan Mol (Mikroorganisme


Lokal) Berbasis Ampas Tahu. E-Jurnal Agroekoteknologi Tropika. 4 (3) :
180-190.

Anda mungkin juga menyukai