Anda di halaman 1dari 33

SPESIFIKASI TEKNIS

REHABILITASI/RENOVASI VENUE CABANG OLAHRAGA


DAYUNG KOBUN NOPI KAB. KUANTAN SINGINGI

SPESIFIKASI UMUM
PASAL 1
LINGKUP DAN PERSYARATAN
1.1. Lingkup Kegiatan
Yang akan di laksanakan adalah REHABILITASI/RENOVASI VENUE
CABANG OLAHRAGA DAYUNG KOBUN NOPI KAB. KUANTAN
SINGINGI yang terdiri dari :
1. PEKERJAAN REHAB GEDUNG BOAT STROGE
2. PEKERJAAN REHAB GEDUNG PENGELOLA
3. PEKERJAAN REHAB MENARA FINISH
4. PEKERJAAN LANDSCAPE
5. PEKERJAAN REHAB MENARA STAR
6. PEKERJAAN REHAB MUSHOLLA
7. PEKERJAAN RUMAH GENSET
8. PEKERJAAN TRIBUN VIP
1.2. Persyaratan dan Peraturan
Semua dalam kontrak ini harus di laksanakan dengan mengikuti dan
memenuhi persyaratan teknis yang tertera dalam persyaratan Standar
Normalisasi Indonesia (SNI), Standar Industri Indonesia (SII), Peraturan
Nasioanal maupun peraturan setempat yang ber laku atas jenis bahan
tersebut, peraturan tersebut antara lain :
1. Perpres No. 12 tahun 2021 dengan lampiran-lampirannya.
2. Peraturan Umum tentang Pelaksanaan Pembangunan di Indonesia
atau Algemene Voorwarden Voor Deuitvoering Bij Aanneming Van
Openbare Werken (AV) 1941.
3. Keputusan-keputusan dari Majelis Indonesia untuk Arbitrasi Teknik dari
Badan Arbitrasi Nasional Indonesia (BANI)
4. SNI 03-2445-1991/SK SNI S-05-1990-F, Spesifikasi kayu gergajian
untuk bangunan rumah dan gedung.
5. SNI 03-2353-1987/SNI 4.3-53.1987/UDC, Spesifikasi kayu awet untuk
perumahan dan gedung.
6. SK SNI S-04-1989-F, Spesifikasi bahan bangunan A (Bahan bangunan
bukan logam).
7. SK SNI S-05-1989, Spesifikasi bahan bangunan bagian B (Bahan
bangunan dari besi /baja).
8. SK SNI-06-1989-F, Spesifikasi bahan bangunan bagian C (Bahan
bangunan dari logam bukan besi) .
9. SNI 03-2408-1991/SK SNI T-09-1990-F, Tata cara pengecatan logam.
10. SNI 03-2495-1991, Spesifikasi bahan tambahan untuk beton.
11. SK SNI 03-1994-03, Spesifikasi peralatan pemasangan dinding bata
dan plesteran.
12. SNI 03-1726-1989/SK SNI 1-03-53-1987, Tata cara perencanaan
ketahanan gempa untuk rumah dan gedung.
13. SNI 03-2410-1991/SK SNI T-11-1990-F, Tata cara pengecatan dinding
tembok dengan cat emulsi .
14. SNI 03-2835-1992/SK SNI T-01-1991-03, Tata cara perhitungan harga
satuan persiapan dan tanah untuk bangunan sederhana.
15. SNI 03-2i836-1992/SK SNI T-01-1991-03, Tata cara perhitungan harga
satuan pondasi batu belah untuk bangunan sederhana.
16. SNI 03-2837-1992/SK SNI T-05-1991-03, Tata cara perhitungan harga
satuan dinding tembok dan plesteran untuk bangunan sederhana.
17. SK SNI S-03-1994-03, Spesifikasi peralatan pemasangan dinding bata
dan plesteran.
18. SNI 03-3434-1994/SK SNI T-11-1992-03, Tata cara perhitungan harga
satuan kayu untuk bangunan sederhana.
19. SNI 03-3435-1994/SK SNI T-11-1992-03, Tata cara perhitungan harga
satuan penutup langit - langi t untuk bangunan sederhana.
20. Peraturan Beton Ber tulang Indonesia 1971/1984 (PBI 1971/1984).
21. Peraturan Konst ruksi Baja yang ber laku Indonesia.
22. Peraturan Umum dari Dinas Keselamatan Kerja Depar temen Tenaga
Kerja.
23. Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia NI -3 1970.
24. Peraturan Konst ruksi Kayu Indonesia, NI -5 1961.
25. Peraturan Semen Portland Indonesia, NI -8.
26. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983.
27. Peraturan dan ketentuan lain yang dikeluarkan oleh Jawatan/ Instansi
Pemerintah setempat, dalam hal permasalahan bangunan.
Untuk bahan dan yang belum termasuk dalam standar tersebut diatas,
maupun standar Nasional lainnya, maka diberlakukan standar Indonesia
atau persyaratan teknis/produsen bahan yang bersangkutan.

PASAL 2
PEMAHAMAN SITUASI DAN UKURAN

2.1. Situasi
Pemborong wajib meneliti situasi keadaan tanah bangunan sifat dan luasnya
2.2. Ukuran
Ukuran/satuan yang digunakan semuanya dinyatakan dalam metriks,
kecuali untuk/bahan-bahan tertentu dinyatakan sesuai dengan kebutuhan.
SPESIFIKASI KHUSUS
PASAL 1
URAIAN KEGIATAN

Kontraktor sebelum mulai melaksanakan pekerjaan diharuskan mengadakan survey,


penelitian dan pemahaman mengenai :
1.1. Dasar pelaksanaan pekerjaan.
Pemahaman mengenai ketentuan-ketentuan pekerjaan yang tercantum
dalam : Rencana kerja dan syarat serta gambar-gambar pelaksanaan untuk
pekerjaan ini Berita Acara Penjelasan Pekerjaan/Aanwijzing.
1.2. Lapangan/bahan yang tersedia.
Survei kondisi lapangan serta penelitian bahan-bahan bangunan yang akan
digunakan yang tersedia di pasaran dengan merujuk pada rekomendasi
produsen untuk barang-barang pabrikan.
1.3. Gambar-gambar secara menyeluruh.
Pemahaman gambar situasi, denah, arsitektur bentuk bangunan dan
gambar-gambar detail konstruksi, serta melakukan analisis kebutuhan
bahan dan menyusun rencana kerja.
1.4. Pekerjaan yang harus diselesaikan.
Rangkaian pekerjaan yang harus diselesaikan dalam pelaksanaan
REHABILITASI/RENOVASI VENUE CABANG OLAHRAGA DAYUNG
KOBUN NOPI KAB. KUANTAN SINGINGI.

PASAL 2
TITIK DUGA DAN UKURAN-UKURAN

Sebelum memulai pekerjaan, kontraktor harus mempelajari substansi pekerjaan


yang harus dilakukan termasuk detail-detail ukuran dalam gambar lelang yang
sudah disepakati bersama menjadi gambar kontrak serta membuat ajuan gambar
pelaksanaan sebagai hasil sinkronisasi gambar rencana dengan kondisi di
lapangan saat akan mulai pekerjaan.
2.1. Lokasi Proyek.
Lokasi Kegiatan berada di Kab. Kuantan Singingi.
2.2. Titik Duga.
Digunakan Bench Mark lokal dari hasil pengukuran lapangan yang merujuk
pada koordinat lokal yang terdapat di kawasan proyek.
2.3. Ukuran Dalam Gambar.
Ukuran-ukuran pada denah dan ukuran-ukuran tinggi telah ditetapkan dalam
gambar-gambar dengan catatan
a. Jika terdapat perbedaan ukuran antara gambar-gambar, maka yang
menentukan adalah ukuran-ukuran pada gambar dengan skala yang
lebih besar dan dikonsultasikan dengan Direksi.
b. Jika terdapat ketidaksesuaian antara gambar dan RKS, harus segera
dikonsultasikan dengan Direksi.
c. Pengambilan dan pemakaian ukuran yang keliru sebelum selama dan
sesudah pekerjaan dilaksanakan menjadi tanggung jawab Kontraktor
sepenuhnya.
d. Menetapkan ukuran dan sudut-sudut siku agar tetap dijaga dan
diperhatikan ketelitiannya.
e. Kontraktor harus bertanggung jawab atas tepatnya pekerjaan menurut
ukuran-ukuran yang tercantum dalam gambar dan bestek.

PASAL 3
PEKERJAAN PERSIAPAN

Kontraktor harus mempersiapkan suatu rencana kerja prapelaksanaan baik yang


menyangkut kegiatan administrasi, teknis dikantor maupun beberapa pekerjaan
penyiapan fisik di lapangan.
3.1. Penyerahan Lokasi Pekerjaan.
Tempat Pekerjaan diserahkan kepada Kontraktor dalam keadaan seperti
pada waktu Pemberian Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing Lapangan).
3.2. Pembersihan Lapangan
Kontraktor atas petunjuk Direksi/Pengawas harus melakukan pembersihan
lapangan sedemikian rupa sehingga lahan bersih dari sisa-sisa bangunan
lama yang akan mengganggu pelaksanaan pembangunan.
3.3. Jalan Proyek
Jalan proyek merupakan jalan yang digunakan untuk pengangkutan
material proyek. Kerusakan jalan masuk menuju lokasi dan tempat
pekerjaan yang disebabkan oleh pelaksana pembangunan ini menjadi
tanggungjawab Kontraktor, dan Kontraktor wajib memelihara kondisi jalan
selama masa pelaksanaan pekerjaan serta memperbaiki sampai baik
kembali pada saat akhir masa pelaksanaan pekerjaan
3.4. Air Proyek
Kontraktor harus menyediakan air bersih untuk proyek, pengadaan air bersih
tersebut dapat dari PAM bilamana mungkin atau dengan membuat sumur
gali atau sumur bor atau dari sumber lain yang berdekatan, dengan syarat
air tersebut harus memenuhi persyaratan untuk pembangunan seperti
persyaratan yang tercantum dalam SK. SNI. S-04-1989-F.
3.5. Papan nama Proyek.
Papan nama proyek dibuat dengan ukuran 1 x 2 m, dan dipasang dilokasi
proyek, 1 (satu) minggu setelah Kontraktor menerima Surat Perintah Mulai
Kerja, serta dijaga keberadaannya selama proyek berlangsung.
Papan nama proyek dibuat dari papan dan tiang kayu 10 x 10 kayu
kualitas baik, atau dibuat sesuai petunjuk Direksi.
Bentuk dan cara penulisan papan nama proyek mengikuti normalisasi
Pemerintah Daerah Setempat. Bila diharuskan oleh pihak Proyek,
Kontraktor boleh memasang papan nama proyek sesuai normalisasi dari
Pemerintah Daerah Setempat pada awal masa pelaksanaan pekerjaan.
3.6. Papan Reklame.
Kontraktor tidak diperkenankan menempatkan papan reklame dalam bentuk
apapun dalam lingkungan halaman, atau pada pagar halaman, kecuali
dengan ijin pemberi tugas.
3.7. Penjagaan Dan Penerangan.
a. Kontraktor harus mengurus penjagaan di luar jam kerja (siang dan
malam) dalam kompleks pekerjaan termasuk bangunan yang sedang
dikerjakan, gudang dan lain-lain.
b. Untuk kepentingan keamanan dan penjagaan perlu diadakan
penerangan/lampu pada tempat tertentu.
c. Kontraktor bertanggung jawab sepenuhnya atas bahan dan alat-alat lain
yang disimpan dalam gudang dan halaman pekerjaan apabila terjadi
kebakaran dan pencurian, Kontraktor harus segera mendatangkan
gantinya untuk kelancaran pekerjaan.
d. Kontraktor harus menjaga jangan sampai terjadi kebakaran atau
sabotase di tempat pekerjaan, alat-alat pemadam kebakaran atau alat
bantu lain untuk keperluan yang sama harus selalu berada di tempat
pekerjaan.
e. Segala resiko dan kemungkinan kebakaran yang menimbulkan
kerugian- kerugian dalam pelaksanaan pekerjaan dan bahan-bahan
material juga gudang dan lain-lain, sepenuhnya menjadi tanggung
jawab Kontraktor.
3.8. Keselamatan Kerja.
a. Bilamana terjadi kecelakaan kerja, Kontraktor harus segera mengambil
tindakan dan memberitahukan kepada Direksi untuk disampaikan ke
Pemimpin Proyek.
b. Kontraktor harus memenuhi/mentaati peraturan-peraturan tentang
perawatan korban dan keluarganya.
c. Kontraktor harus menyediakan obat-obatan yang tersusun menurut
syarat- syarat Palang Merah dan setiap kali sehabis digunakan harus
dilengkapi lagi.
d. Kontraktor diwajibkan mentaati undang-undang tenaga kerja dan
segera mengurus ASTEK setelah SPMK diterbitkan.

PASAL 4
BAHAN BANGUNAN

Dalam pelaksanaan fisik, sebelum memulai satu bagian pekerjaan kontraktor harus
mengajukan semacam lembar request atau lembar persetujuan yang disertai juga
dengan beberapa contoh material bahan bangunan yang akan digunakan baik
dalam bentuk contoh barang maupun brosur dan surat rekomendasi pabrikan.
Pekerjaan baru dapat dimulai setelah request memperoleh persetujuan dari Direksi.
4.1. Bahan Bangunan.
Yang disebut dengan bahan bangunan adalah semua bahan-bahan yang
digunakan dalam pelaksanaan sebagai tertera dalam uraian pekerjaan dan
persyaratan pelaksanaan ini serta gambar kerja.
Semua bahan bangunan harus berkualitas baik dan sesuai dengan syarat-
syarat yang tercantum dalam PUBB, PBI’71, SK SNI T-15-1991-03, AV,
PTC, AUWI, AVE dan PKKI.
4.2. Barang Pabrikan.
Penggunaan bahan pabrikan harus disertai dengan contoh barang yang
didukung surat rekomendasi dari pabrik mengenai proses produksi hingga
kualitas barang serta kemampuan penyediaannya.
Contoh barang tersebut diajukan pada Direksi dalam beberapa alternatif
pilihan dan Direksi berhak untuk meminta keterangan selengkap-lengkapnya
tentang kondisi dan spesifikasi barang tersebut.
4.3. Basecamp.
Jika diperlukan pekerjaan yang memerlukan tempat kerja selain tempat
kerja yang ada dilapangan atau fabrikasi di tempat lain (Basecamp),
maka Kontraktor wajib memberitahu kepada Direksi Lapangan, agar
kualitas bahan maupun kualitas pekerjan sebelum dikirimkan ke lapangan,
Direksi bisa dan berhak untuk merekomondasi apakah layak untuk di
kirim/pasang.
4.4. Air untuk bangunan.
a. Untuk pembangunan haruslah digunakan air tawar yang bersih dan
bebas mineral, zat organic, tanah lumpur, larutan alkalin dan lain-lain.
b. Jika air yang diambil dari saluran air minum atau sumber air lain
yang ada tidak mencukupi maka Kontraktor harus mengadakan air
dengan mendatangkan atau mengadakan sumber air sendiri yang
memenuhi syarat.
4.5. Semen Portland.
a. Semen Portland (PC) yang dipergunakan dalam pekerjaan ini harus
memenuhi syarat-syarat yang tercantum dalam PBI’71 secara visual
berwarna abu-abu kehijauan.
b. Kantong pembungkus tidak boleh rusak jahitannya sebelum sampai di
tempat pekerjaan.
c. Semen yang sudah mulai membatu tidak boleh dipergunakan.
d. Untuk menghindari terjadinya semen sampai membatu, Kontraktor
diwajibkan untuk menjaga stok semen jangan sampai melebihi
kapasitas penggunaan (sesuai dengan schedule).
e. Penyimpanan semen (gudang semen), agar dibuat tidak kemasukan
air/air hujan dan terpengaruh cuaca.
f. Semua semen yang digunakan harus keluaran pabrik yang sama dan
hasil produksi yang sama.
4.6. Kerikil
a. Untuk pekerjaan beton batu pecah atau koral dengan gradasi 2 sampai
3 cm, bersih dari bahan organis atau kotoran lain sebelum digunakan
harus dicuci terlebih dahulu.
b. Kerikil yang akan digunakan untuk bahan beton (pengecoran) harus
kerikil yang keras tidak berpori.
c. Untuk pekerjaan rembesan kerikil dari kwarsa keras.
4.7. Pasir
a. Pasir beton yang digunakan adalah pasir yang bersih tidak mengandung
bahan-bahan organis kasar tajam memenuhi syarat-syarat yang
tercantum dalam PBI’71.
b. Untuk pasir aduk pasir beton digunakan pasir yang kasar dan tidak
mengandung lumpur atau tanah (yang berkualitas baik).
c. Penyetokan material terutama pasir agar dipisahkan sesuai dengan
penggunaannya (jangan sampai tercampur).
4.8. Besi
a. Semua besi beton yang dipakai harus sesuai dengan standart yang
telah ditetapkan.
b. Baja tulangan untuk diameter 6 mm dan 8 mm digunakan baja polos
dengan mutu baja tulangan U-24 atau memiliki tegangan leleh minimal
2.400 kg/cm2, yang dalam segala hal harus memenuhi ketentuan-
ketentuan SKSNI T-15-1991-03 untuk baja tulangan 1122, standard
Jepang kelas S > R.22.
c. Baja tulangan untuk diameter > 10 mm digunakan baja ulir dengan
mutu baja tulangan U-32 atau memiliki tegangan leleh minimal 3.200
kg/cm2, yang dalam segala hal harus memenuhi ketentuan-ketentuan
SK SNI T-15-1991-03 untuk baja tulangan 1122, standard Jepang kelas
S > R.22.
d. Baja tulangan harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak
boleh disimpan di udara terbuka untuk jangka lama.
e. Cara pembengkokan besi tulangan harus menurut peraturan yang
tercantum pada SK SNI T-15-1991-03.
f. Anyaman besi harus kokoh sehingga tidak berubah tempat selama
pengecoran. Selimut beton dibuat dengan beton decking (tahu beton)
dari mortar semen campuran 1 : 2 dengan ukuran 4 x 4 x 2.5 cm atau
sesuai petunjuk Direksi.
g. Besi tulangan harus disatukan satu sama lain dengan kawat bendrat
mutu sama dengan baja tulangan kecuali jika Direksi menginstruksikan
menggunakan las.
h. Sebelum pengecoran, kondisi baja tulangan harus bebas dari minyak,
kotoran, cat, karat atau bahan lain yang merusak.
4.9. Lain-lain
a. Semua bahan-bahan perlengkapan yang akan dipergunakan pada
bangunan ini, sebelumnya harus diperiksa oleh Direksi, dan baru
dapat digunakan setelah disetujui.
b. Penggunaan bahan yang tidak sesuai dengan syarat-syarat bahan
tersebut akan ditolak atau dikeluarkan atas perintah Direksi setelah
2x24 jam dengan segala resiko oleh Kontraktor.
c. Apabila diperlukan pemeriksaan laboratorium atas bahan, maka biaya
pemeriksaan ditanggung oleh Kontraktor.
d. Persyaratan bahan-bahan yang belum tertuang didalam RKS dan ada
dalam gambar, sebelum bahan tersebut didatangkan di lokasi proyek
agar terlebih dahulu dikoordinasikan dengan Direksi.
PASAL 5
PEKERJAAN URUGAN TANAH DAN PEMADATAN

5.1. Lingkup Pekerjaan


a. Peil tanah urugan dibuat untuk memperoleh elevasi seperti gambar
rencana.
b. Pelaksanaan pemadatan setelah urugan tanah, hingga mendekati
kepadatan tanah asli.
5.2. Langkah Pelaksanaan
a. Peil tanah urugan dibuat untuk memperoleh elevasi seperti gambar
rencana.
b. Tanah urugan diambil dari luar lokasi sejenis tanah padas, kecuali
apabila pada lokasi terdapat tanah urug yang menurut Direksi dapat
digunakan sebagai bahan urug.
c. Sebelum pekerjaan urugan tanah dimulai terlebih dahulu tanah
humus dibuang keluar lokasi.
d. Pekerjaan urugan dilaksanakan selapis demi selapis dengan tebal
urugan 20 cm, dan dipadatkan sampai mendapatkan kepadatan yang
diinginkan (disyaratkan).
e. Pemadatan dikerjakan dengan alat pemadat mekanis.
f. Penyiraman dengan air pada setiap lapis proses pemadatan akan
sangat membantu upaya pemadatan tanah.

PASAL 6
PEKERJAAN GALIAN TANAH DAN URUGAN PONDASI

Selain untuk mendapatkan elevasi muka tanah rencana, pekerjaan galian tanah
juga banyak dilakukan untuk pemasangan pondasi bangunan yang tentunya harus
diikuti dengan pelaksanaan pekerjaan urugan kembali setelah pondasi bangunan
terpasang.
6.1. Lingkup Pekerjaan
a. Penggalian tanah untuk pembuatan pondasi bangunan.
b. Pengurugan kembali setelah pemasangan konstruksi pondasi.
c. Pemadatan tanah urugan kembali.
6.2. Langkah Pelaksanaan
a. Pekerjaan persiapan pembuatan pondasi harus sesuai gambar, lereng
galian harus sedemikian rupa sehingga tidak mudah longsor.
b. Kontraktor diharuskan melapor kepada Direksi dan dimintakan
persetujuan/keputusannya sebelum mulai dengan pekerjaan penggalian
untuk pondasi terutama yang berkenaan dengan titik lokasi penggalian.
c. Setelah penggalian mencapai peil atau elevasi yang diinginkan,
Kontraktor harus memintakan persetujuan Direksi untuk memulai
pekerjaan konstruksi.
d. Sisa-sisa/bekas-bekas pekerjaan penyiapan pondasi harus dibuang ke
luar lokasi sehingga air hujan lekas dapat mengalir ke saluran
pembuang. Tanah antara tepi galian dan bouwplank harus selalu rata,
dan bersih dari timbunan.
e. Bekas parit-parit, lubang-lubang tanah galian di dalam pekerjaan harus
ditimbun dengan pasir dan dibasahi sampai padat, sehingga menutup
lubang galian sampai permukaan atas pondasi. Untuk lubang-lubang
bekas galian di luar bangunan penimbunannya dapat menggunakan
tanah dari luar lokasi, penimbunan tanah dikerjakan secara berlapis-
lapis dan sampai mendapatkan ketinggian yang diinginkan dan
dipadatkan.
f. Urugan tanah guna mencapai peil yang ditentukan
diambil/didatangkan dari luar lokasi. Kecuali atas kebijaksanaan lain
dari Direksi yang disetujui Pemimpin Proyek. Urugan tersebut
dipadatkan lapis demi lapis, tiap lapis 20 cm hingga mendapatkan
kepadatan yang diinginkan.

PASAL 7
PEKERJAAN PONDASI

Pekerjaan pondasi mencakup jenis pondasi yaitu pondasi Plat Setempat beton
bertulang.
7.1. Lingkup Pekerjaan
a. Galian tanah pondasi telapak (foot plat) pada titik-titik kolom.
b. Penentuan titik pondasi harus menggunakan alat ukur misal thedolit,
waterpass, dll yang dikerjakan oleh tenaga ahli dibidangnya.
c. Semua pekerjaan beton bertulang yang terletak di bawah permukaan
tanah yang menerima langsung beban kolom bangunan.
d. Pembuatan bekesting pondasi dan sloof dari kayu.
e. Urugan kembali lubang galian setelah konstruksi terpasang.
7.2. Langkah Pelaksanaan
Terdiri dari satu kondisi pondasi dan satu kondisi pengurugan tanah
kembali pada sisa lubang setelah pondasi terpasang.
a. Pekerjaan galian tanah pondasi.
 Semua tanah galian pondasi diletakkan minimal 1.00 m dari jarak
lubang galian tanah pondasi, agar tanah hasil galian tidak longsor
dan masuk lagi kedalam galian tanah.
 Kedalaman galian tanah untuk pondasi harus sesuai gambar, dan
mendapatkan persetujuan dari Direksi.
 Hasil galian tanah pondasi boleh digunakan sebagai tanah urug
setelah terlebih dahulu dibuang humusnya dan akar-akar pohon
yang ada disekitarnya.
 Untuk menghindari genangan air dalam lokasi pekerjaan agar
dibuatkan parit- parit sementara untuk mengalirkan air.
b. Pondasi Plat Setempat beton bertulang.
 Sebelum pasangan pondasi telapak dimulai terlebih dahulu
kedalaman dan lebar galian dikontrol apakah sudah sesuai yang
diharapkan.
 Jika terjadi galian tanah terlalu dalam, tidak diperkenankan
mengurug menggunakan tanah bekas galian agar kedalamannya
sesuai dengan peil yang diinginkan (sesuai gambar), harus
menggunakan pasir.
 Setelah kedalaman tanah tidak ada masalah (sesuai gambar), baru
diurug dengan pasir. Ketebalan urugan pasir dibuat sesuai gambar.
 Untuk mencapai kepadatan urugan pasir harus disiram dengan air
secukupnya.
 Setelah urugan pasir, dihamparkan adukan beton campuran 1 : 3
: 5 yang difungsikan sebagai lantai kerja.
 Pemasangan tulangan dengan baja mutu U-24 dilakukan dengan
tingkat presisi yang tinggi mengingat perannya sebagai as
bangunan.
 Pengecoran plat pondasi menggunakan adukan beton dengan
campuran beton K225 sesuai yang ada dalam BOQ.
 Pengecoran dilakukan sampai pada batas kolom paling bawah
atau sesuai dengan petunjuk Direksi.
 Perawatan beton setelah pengecoran dilakukan sampai beton
mengeras, dan selama perawatan galian tidak boleh ditimbun.
 Pengecoran pondasi dilanjutkan untuk kolom tegak sampai batas
di atas muka tanah atau pada sisi bawah balok sloof, atau sesuai
dengan petunjuk Direksi.
 Setelah selesai begesting dibongkar. Lubang bekas galian diijinkan
untuk ditimbun.
c. Urugan kembali.
 Pengurugan kembali lubang sisa galian dilakukan setelah mendapat
ijin Direksi.
 Urugan kembali dapat menggunakan tanah bekas galian.
 Pemadatan urugan kembali dilakukan untuk memperoleh kepadatan
mendekati kepadatan tanah asli.

PASAL 8
PEKERJAAN BETON

Pekerjaan beton merupakan salah satu bagian pekerjaan yang memerlukan


perhatian yang serius dari Kontraktor dan Direksi dalam setiap proses dan
keputusan yang diambil.
8.1. Lingkup Pekerjaan.
a. Pekerjaan beton bertulang yang dilakukan adalah pembuatan pondasi,
kolom, sloof, balok tangga, Pelat lantai, dan saluran keliling bangunan.
b. Bagian-bagian pekerjaan yang berkaitan dengan pekerjaan beton dan
dilakukan sebelum, sedang serta sesudah pengecoran adalah
pembuatan cetakan, persiapan dan penulangan, pengecoran,
pemeliharaan, pembukaan cetakan dan lain sebagainya.
c. Semua pekerjaan beton bertulang yang dilakukan harus disertai test
beton di lapangan yang hasilnya langsung dapat diperoleh, serta test
beton di laboratorium yang dilakukan dilembaga diluar proyek dengan
biaya test ditanggung oleh Kontraktor.
8.2. Persyaratan Umum
a. Konstruksi rangka bangunan dengan bahan struktur beton bertulang
harus menggunakan peraturan peraturan/normalisasi yang berlaku di
Indonesia seperti PBI’71 (Peraturan Beton Indonesia tahun 1971) dan
atau SK SNI T-15-1991-03, PMI (Peraturan Muatan Indonesia), dan
lain-lain.
b. Peraturan beton
Semua pekerjaan beton harus dipenuhi syarat-syarat yang ada pada
SK SNI-15-1991-03. Syarat-syarat bahan untuk semua pekerjaan
beton SK SNI T-15-991-03 pasal 3.1 sampai 3.9. Syarat pelaksanaan
pekerjaan beton SK SNI T-15- 991-03 bagian 3 bab 4,5,6 berlaku
seluruh pasal. Syarat-syarat pekerjaan tulangan SK SNI T-15-1991-03
bab 5 pasal 5.3 sampai 5.8. Perhitungan untuk pekerjaan beton
bertulang berdasarkan SK SNI T-15-1991-03. Perhitungan muatan
pada bangunan (PMI).
c. Penggunaan bahan bangunan.
Kualitas campuran beton harus memenuhi syarat dengan campuran
beton (sesuai yang ada dalam B O Q). Kualitas baja U-24 untuk baja
polos. Setiap sambungan beton lama dan baru ditambahkan bahan
additive beton.
8.3. Langkah Pelaksanaan.
Langkah pelaksanaan pekerjaan beton bertulang terdiri dari kegiatan
penyiapan adukan, pemasangan tulangan, persiapan pengecoran atau
pemasangan begesting, pelaksanaan pengecoran, perawatan atau
pemeliharaan beton, pembongkaran begesting dan pelaksanaan uji
laboratorium.
a. Persyaratan pelaksanaan pekerjaan
Sebelum pelaksanaan pekerjaan beton, Kontraktor harus meneliti
gambar-gambar kerja penulangan beton. Apabila terjadi keragu-raguan
segera menanyakan dan meminta jawaban Direksi sebelum memulai
pelaksanaan pekerjaan.
b. Adukan
Adukan beton untuk konstruksi beton bertulang digunakan beton
dengan campuran K225 (sesuai yang ada dalam BOQ). Adukan beton
untuk konstruksi beton tidak bertulang menggunakan adukan 1 : 3 : 5
c. Tulangan
Membengkok dan meluruskan tulangan untuk beton bertulang harus
dilakukan dalam keadaan dingin. Batang tulangan harus dipotong dan
dibengkokkan sesuai dengan gambar kerja. Bila tidak tercantum dalam
gambar kerja, harus dimintakan persetujuan Direksi terlebih dahulu
Tulangan harus bebas dari kotoran-kotoran dan karat, serta bahan-
bahan lain yang mengurangi daya rekat. Tulangan harus ipasang
sedemikian rupa hingga sebelum dan selama pengecoran tidak
berubah tempat. Tulangan lengkung tidak boleh menempel pada
papan cetakan atau tumpuan lain. Untuk itu harus dibuat beton tahu
(beton decking) dengan tebal dan pemasangan sesuai dengan PBI
’71.
d. Persiapan Pengecoran
Kontraktor harus membuat kotak takaran untuk adukan beton. Semua
cetakan dibersihkan dari segala kotoran. Cetakan harus datar dan tegak
lurus, kedudukan dan bentuknya tetap tidak bergeser maupun bergerak
pada waktu dan setelah pengecoran tetapi mudah dibongkar. Cetakan
dibuat dari kayu berkualitas sedang tebal 3 cm, dan memenuhi syarat
sesuai fungsinya. Sambungan-sambungan antara papan dan balok
harus rapat, rapi dan kuat. Apabila untuk rangka penyangga begesting
digunakan kayu, maka bahan kayu harus kering, lurus dan berupa kayu
kina atau pinus atau kayu berkualitas sedang yang lain. Jarak
penempatan maksimum antar penyangga adalah 60 cm.
Dan direncanakan untuk memikul muatan dibawah 1000 kg. Penyangga
tidak boleh diberdirikan di atas tanah (harus dengan alas papan).
Penulangan diteliti kembali/disesuaikan dengan gambar, kalau ada
yang bengkok atau berubah posisi harus segera dibetulkan. Perubahan
atau penambahan penulangan dan ukuran beton atau perbedaan
pelaksanaan dengan gambar kerja, harus sepengetahuan dan
sepersetujuan Direksi.
e. Pengecoran
Pengecoran beton harus seijin tertulis dan sepengetahuan Direksi.
Perbandingan adukan beton sesuai dengan ketentuan dalam
Rencana Kerja dan Syarat ini. Pembuatan campuran beton yang
dilakukan setempat maka (1) angka dalam perbandingan adukan
menyatakan takaran dalam isi yang ditakar dalam keadaan kering,
(2) Takaran harus dibuat baik dan kuat, sebelum dipakai dimintakan
persetujuan Direksi, dan (3) Pengadukan minimum 3 menit setelah
semua bahan masuk ke dalam drum pengadukan, adukan beton harus
memperlihatkan susunan dan warna yang sama. Penggunaan bahan-
bahan pembantu harus terlebih dahulu disetujui oleh Direksi.
Begesting atau tulangan yang terkena percikan beton harus dibersihkan
sebelum pengecoran selanjutnya. Beton tak boleh dituang langsung
dari ketinggian lebih dari 1,5 meter untuk mencegah terlepasnya
agregat dari campuran bahan pengikatnya.
f. Pembongkaran Begesting
Pembongkaran harus dilakukan dengan cara sedemikian rupa hingga
menjamin seluruhnya keamanan beton yang telah dicor. Bagian struktur
beton yang disangga dengan batang penyangga tidak boleh dibongkar
begesting maupun tiang penyangganya sebelum elemen struktur
tersebut mencapai kekuatan minimal untuk memikul berat sendiri
berikut bahan-bahan pelaksanaan di atasnya. Cetakan beton dapat
dibongkar dengan persetujuan tertulis dari pengawas, atau jika umur
beton telah melampaui waktu sebagai berikut:
 Bagian sisi balok 48 jam
 Balok tanpa beban konstruksi 7 Hari
 Balok dengan beban konstruksi 21 Hari
 Pelat beton 21 Hari
g. Perawatan beton.
Upaya perawatan beton dilakukan selama proses pengerasan. Selama
proses pengerasan, beton tiap hari harus disiram dengan cukup air,
selama minimum 1 (satu) minggu berturut-turut.

PASAL 9
PEKERJAAN DINDING

Penutup ruang atau dinding terbuat dari pasangan bataco pres. Kontraktor harus
melakukannya dengan ketelitian yang sebaik mungkin mengingat secara visual
kerapihan hasil akhir pekerjaan salah satunya akan terlihat dari presisi dinding
bangunan.
9.1. Lingkup Pekerjaan.
Pembuatan dinding dari pasangan batu bata yang sesuai dengan gambar.
9.2. Langkah Pelaksanaan.
Dinding pasangan bata
a. Batu bata yang akan dipergunakan untuk pasangan dinding harus
memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh Direksi.
b. Bata kurang dari setengah panjang tidak boleh dipergunakan.
c. Pemasangan dinding batako harus benar - benar rapi, rata dan sesuai
dengan alur yang sebenarnya.
d. Pasangan bata dilakukan dengan campuran 1 PC : 4 Ps untuk semua
pasangan batu bata selain pasangan trasram.
e. Campuran 1 PC : 2 Ps digunakan untuk pasangan dinding kamar
mandi, pasangan diatas sloof maupun diatas balok setinggi 0.50 m,
dan pasangan dinding yang diperlukan kedap air.
f. Pemasangan dinding bata tidak diperbolehkan terjadi siar vertical yang
segaris.
g. Pemasangan dinding bata tidak diperbolehkan menggunakan batu
batako potongan, kecuali tempat-tempat tertentu yang diharuskan
memakai batako potongan.
h. Pasangan bata seluas maksimum 12 m2 harus diperkuat beton
(kolom praktis) 15 x 15 cm dengan tulangan pokok 4 Ø 12, beugel Ø 8
jarak 15 cm kecuali sudah ada perkuatan lain.
i. Pasangan batu bata tidak boleh ditembus andang-andang.

PASAL 10
PEKERJAAN PLESTERAN

Kerapian pekerjaan plesteran dan sponengan ini sangat bergantung pada presisi
hasil pekerjaan beton struktur dan dinding bata yang sudah ada.
10.1. Lingkup Pekerjaan
a. Plesteran dilakukan untuk pekerjaan pasangan maupun beton seperti
tersebut dalam gambar.
b. Termasuk dalam pekerjaan ini adalah pekerjaan profil beton, dan
plester pasangan dinding seperti pada gambar.
10.2. Langkah Pelaksanaan
a. Campuran 1 PC : 4 Ps digunakan untuk pasangan dinding beton
mengingat fungsinya yang memerlukan kondisi kedap air.
b. Untuk hal-hal yang khusus diperlukan plesteran dengan menggunakan
produk sekualitas mortar (sesuai yang disyaratkan dalam gambar).
c. Sebelum pekerjaan plesteran dilakukan, bidang-bidang yang akan
diplester harus dibersihkan terlebih dahulu kemudian dibasahi dengan
air agar plesteran maupun siaran tidak cepat kering dan tidak retak-
retak.
d. Untuk plesteran menggunakan bahan dari mortar setiap satu sisi muka
dalam satu ruas tidak boleh disisakan, harus selesai sekaligus.
e. Adukan untuk plesteran harus benar-benar halus sehingga plesteran
tidak pecah-pecah.
f. Tebal plesteran tidak boleh lebih dari 2,5 cm dan tidak boleh kurang
dari 1,5 cm, kecuali menggunakan bahan produk dari mortar ketebalan
plesteran bias 1 cm.
g. Plesteran supaya digosok berulang-ulang sampai menutup mantap
dengan acian dari PC sehingga tidak terjadi retak atau pecah.
h. Pekerjaan plesteran terakhir harus lurus dan halus, rata dan tegak
lurus dengan bidang plesteran lainnya.
i. Plesteran baru harus dijaga sedemikian rupa sehingga tidak terjadi
pecah dan sobek/retak dengan disiram air minimum 3 kali dalam 24
jam selama 7 hari berturut-turut.
j. Kontraktor tidak diperbolehkan melakukan pekerjaan plesteran, tanpa
seijin dari Direksi.

PASAL 11
PEKERJAAN KUSEN, PINTU DAN JENDELA

Hasil dari pekerjaan pintu dan jendela sangat menuntut adanya bentukan presisi
yang ketat dengan tingkat ketelitian yang cukup tinggi, diharapkan kontraktor dapat
mempekerjakan tenaga tukang yang mempunyai pengalaman cukup dalam
penanganan pekerjaan yang sejenis.
11.1. Lingkup Pekerjaan.
a. Pembuatan balok ikat untuk kusen pintu dan jendela
b. Pemasangan kusen alumunium dan daun jendela.
c. Perlengkapan daun pintu/jendela, seperti engsel, kunci, handel dan
lain-lain.
d. Penyetelan pekerjaan kusen-kusen dan daun pintu/jendela menurut
persyaratan yang ada.
e. Pemasangan kaca dan lain lain.
f. Penggantian Pintu Folding Gate Rolling Door
11.2. Langkah Pelaksanaan.
Langkah pekerjaan ini mencakup kegiatan yang beragam namun berturutan
dan biasanya dikerjakan diluar lokasi proyek, untuk itu kontraktor harus
dapat menunjukkan kepada direksi lokasi base camp pengerjaannya dan
memberikan uraian methode pengerjaannya.
a. Pekerjaan balok ikat / latei
Sebelum pemasangan kusen harus diperkuat dengan balok ikat, di
sekeliling lubang harus dicor balok ikat ukuran 15 x 15 cm seperti
halnya kolom praktis.
b. Pekerjaan kusen
Untuk semua pekerjaan menggunakan frame aluminium dengan kualitas
baik menurut penilaian Direksi.
Penyetelan kusen dijaga agar permukaannya tidak cacat.
Bagian-bagian yang tertanam atau berhubungan langsung dengan
pasangan bahan lain, seperti misalnya tembok serta bagian dalam
sambungan, sebelumnya harus dibuat sampai rata agar kusen bias
menyatu dengan sempurna.
Kusen-kusen baru dilindungi supaya sudut-sudutnya tidak rusak selama
waktu penyetelan sampai pengecatan.
Penyetelan kusen agar dilakukan sedemikian rupa, sehingga
menghasilkan pemasangan yang herizontal terhadap keselurah kusen
dalam satu bangunan.
Semua kusen pintu/jendela, bovenlicht terpasang harus dengan water
pass. Di atas kusen dengan jumlah bentangan 1,10 m atau lebih
harus dipasang balok latei beton bertulang 1 PC : 2 Ps : 3 Kr
tulangan 4 dia 12 beugel dia 8 jarak 15 cm. Semua sambungan frame
aluminium dibuat secara teknis, rapi, rapat dan kuat. Semua perkuatan
sambungan harus menggunakan standar sambungan frame
aluminium. Semua ukuran frame aluminium yang tersebut dalam
gambar adalah ukuran jadi terpasang.
c. Pekerjaan daun pintu, jendela
Semua rangka daun pintu/jendela menggunakan frame aluminium
kualitas baik. Pemasangan daun pintu harus tepat pertemuannya
dengan kusen. Ukuran tebal frame daun pintu maupun daun jendela
harus sesuai gambar. Pada tiap-tiap daun pintu dipasang 3 pasang
engsel biasa yang dipasang dengan sekrup kembang dan dipasang
baut angin. Pemasangan sekrup engsel harus mengebor lubang kusen
terlebih dahulu, tidak boleh membuat lubang dengan paku.
d. Pengunci.
Bahan serta jenis pengunci harus diserahkan kepada Direksi dalam
beberapa alternatif pilihan, dan yang digunakan adalah yang dipilih dan
disetujui Direksi. Setiap pintu dilengkapi dengan kunci dua kali putaran
berikut handel penarik lengkap dengan perlengkapannya.
Dalam penyetelan kunci pada pintu, agar semua kunci di beri
minyak olie sebelum dipasang dan dikontrol agar kunci tetap dalam
keadaan baik. Dan setiap kunci masing-masing pintu agar diberi tanda
dengan huruf (A – Z),agar mudah dalam pengecekannya.
e. Pekerjaan Kaca.
Untuk pekerjaan kaca baik ukuran dan jenisnya harus sesuai gambar.
Cacat bahan kaca sebelum dan sesudah pemasangan akan ditolak.
Semua kaca harus benar-benar rata dan tidak menggelombang.
Sebelum dipasang kaca harus sudah mendapat persetujuan Direksi.
Untuk jendela kaca mati yang luasnya lebih besar dari 0,8 m
menggunakan kaca tebal 5 mm, kaca digunakan yang berkualitas baik
dan tidak bergelombang maupun tergoresPemasangan kaca harus
rapat, rapi dan diberi spasi untuk kemungkinan mengembang dan
menyusut atau diberi renggangan.
Pemberian tanda pada kaca memakai kapur, dan tidak diperbolehkan
menggunakan potongan-potongan kertas yang ditempel dengan lem.

PASAL 12
PEKERJAAN LANTAI

Sebelum pelaksanaan pekerjaan lantai, kontraktor diharapkan sudah menyelesaikan


semua pekerjaan struktur pada lantai yang bersangkutan, dan sudah
membebaskan lantai yang akan dikerjakan tersebut terhadap semua aktivitas
pelaksanaan pekerjaan berat.
12.1. Lingkup Pekerjaan
a. Untuk lantai menggunakan Homogeneous Tile 60x60 untuk lantai serta
bangku beton warna ditentukan kemudian.
b. Untuk pekerjaan landscape dilakukan pemasangan Batu alam dan Koral
sikat.
12.2. Langkah Pelaksanaan.
a. Bidang-bidang yang akan diberi penutup lantai harus sudah betul-betul
bersih rata dan sempurna.
b. Lapisan pasir bawah lantai harus sudah dipadatkan, dengan disiram air
sedikit demi sedikit.
c. Jika terdapat kekurang sempurnaan konstruksi yang berada di bawah
lantai, maka Kontraktor wajib menyempurnakannya. Dan apabila
terdapat cacat atau kurang baik yang diakibatkan kurang sempurnanya
konstruksi-konstruksi yang berada di bawah lantai maka Kontraktor
harus membomgkar dan memperbaikinya dengan biaya ditanggung
oleh Kontraktor.
d. Penghamparan adukan beton baik untuk rabat beton maupun plat
beton bertulang mengikuti Pasal 8-Pekerjaan Beton dalam rencana
kerja dan syarat ini.
e. Permukaan lantai yang baru dikerjakan harus dijaga/dilindungi dari
segala gangguan misalnya tekanan, senggolan atau penggeseran
sampai kondisi beton cukup umur atau mengeras.
f. Perawatan permukaan lantai mengikuti Pasal Pekerjaan Beton dalam
rencana kerja dan syarat.

PASAL 13
PEKERJAAN CAT

Pengecatan dinding luar, ornament dan lisplank menggunakan jenis cat Catylac
(2xsapu). Untuk pengecatan dasar diding bagian luar dan dinding bagian dalam
memakai sealer. Pengecatan dinding bagian dalam menggunakan jenis cat
Nippon Paint (3xsapu). Kontraktor harus menyediakan bahan cat yang baik dengan
perlengkapan pengecatan standard serta tenaga kerja yang sudah terbiasa dan
berpengalaman dalam bidangnya.
13.1. Lingkup Pekerjaan.
a. Pekerjaan cat tembok meliputi semua bagian dinding luar dan dalam,
plafond serta kolom.
b. Pekerjaan cat dan meni kayu meliputi semua kayu pada konstruksi
kayu.
c. Pekerjaan cat dan meni besi meliputi pengecatan konstruksi yang
menggunakan besi.
d. Pekerjaan Cat Wall Clading Longspand dan Cat Alumunium Clading
13.2. Langkah Pelaksanaan.
Untuk pelaksanaan pekerjaan cat, selain methode atau cara pengecatan,
kualitas bahan cat juga sangat berpengaruh terhadap mutu yang
dihasilkan.
a. Bahan
 Cat tembok berkualitas baik dan mudah dibersihkan.
 Cat besi yang digunakan berkualitas baik.
 Cat pigmen harus dimasukkan dalam kaleng untuk cat tembok
15 liter, cat kayu 10 kg, dimana tertera nama perusahaan
pembuatnya, petunjuk pemakaian, formula, warna, nomor seri dan
tanggal pembuatan. Semua cat yang akan dipakai harus mendapat
persetujuan dari Direksi. Cat dasar (sealer) untuk pekerjaan cat
tembok dan kayu digunakan merk yang sama dengan merk cat
yang dipilih.
 Cat meni digunakan sesuai dengan penggunaan cat.
 Bahan pengencer digunakan dari produksi pabrik.
 Warna-warna cat yang digunakan akan ditentukan oleh Direksi.
b. Cat tembok.
Bidang yang akan dicat tembok sebelumnya harus dibersihkan dengan
cara menggosok memakai kain yang dibasahi dengan air.
Setelah kering didempul pada tempat yang berlubang sehingga
permukaannya rata dan licin. Selanjutnya diplamour secara merata
dan di amplas/diambril, baru kemudian dicat paling sedikit 2 (dua) kali
dengan roller minimal 20 cm sampai baik atau dengan cara yang
telah ditentukan oleh pabrik dan tertera pada brosur pemakaian dari
pabrik penghasil cat. Pengecatan dilakukan sedemikian rupa sehingga
menghasilkan pengecatan yang rata dan baik. Pengecatan dilakukan
setelah pekerjan pemasangan lantai selesai secara keseluruhan.
Pengecatan tidak boleh berganti ganti kuas, agar tidak tercampur
warna lain.

PASAL 14
PEKERJAAN ELEKTRIKAL

Hasil dari pekerjaan ini merupakan satu bagian yang paling beresiko, mengingat
sudah sangat sering terjadi kebakaran gedung diakibatkan oleh adanya gangguan
pada jaringan instalasi listrik.
Untuk itu kontraktor diminta mempercayakan pelaksanaan pekerjaan ini kepada
ahlinya yang terbiasa menangani pekerjaan sejenis.
14.1. Lingkup Pekerjaan.
a. Pembongkaran dan pemasangan kabel-kabel untuk instalasi
penerangan dan stop kontak.
b. Pembongkaran dan pemasangan lampu.
c. Pembongkaran dan pemasangan saklar dan stop kontak.
d. Pembongkaran dan pemasangan alat-alat bantu instalasi.
e. Panel Listrik
14.2. Langkah Pelaksanaan.
Langkah pelaksanaan menyangkut hampir semua aspek pemasangan dan
penyambungan daya listrik dan instalasi listrik termasuk pemasangan
beberapa acessoriesnya.
a. Kabel.
Seluruh instalasi di dalam kawasan digunakan jenis kabel NYA 2,5
dan NYA 3 X 2,5, NYA 4 X 70 mm + E 35 mm , jumlah inti disesuaikan
dengan gambar. Seluruh instalasi ditanam di dalam tanah yang
berhubungan langsung dengan tanah, harus digunakan kabel jenis
tanah NYFGb 0.6/1 KV dan menggunakan pipa konduit. Sambungan
kabel di dalam tanah tidak diperkenankan tanpa persetujuan Direksi.
Kabel yang digunakan harus kabel metal, dan telah lulus uji dari PLN
(mendapatkan sertifikat tanda uji dari LMK PLN).
b. Konduit.
Konduit yang digunakan harus dari jenis PVC kecuali ditunjukkan lain
pada gambar. Peralatan bantu untuk konduit harus dilengkapi dan
dipasang dengan cara yang sebenarnya. Pada beberapa tempat yang
menimbulkan getaran atau yang ditunjukkan dalam gambar, harus
digunakan flexibel konduit lengkap dengan alat-alat bantunya.
c. Panel Listrik.
Jumlah dan jenis komponen panel listrik ditunjukan dalam gambar.
Tebal pelat besi yang digunakan minimum 1,5 mm. Bentuk panel listrik
yang berdiri sendiri untuk panel utama (MDP kapasitas minimal 50
Kva) dan panel tenaga, sedangkan yang terbenam di dalam tembok
untuk panel penerangan. Seluruh terminal untuk penyambungan ke
luar harus ada sisi sebelah kecuali stop kontak lantai atau yang
ditentukan lain. Terminal kabel masuk disesuaikan dengan kabel
masuk. Kabel masuk dilengkapi dengan “cable plug” (kabel schoen)
yang besarnya disesuaikan dengan ukuran kabel.
d. Circuit Breaker.
Circuit Breaker untuk panel-panel utama harus mempunyai interupting
capacity minimum 22 KA sesuai dengan beban yang terpasang, dan
dilengkapi pengaman terhadap arus lebih, arus hubung singkat dan
tegangan di bawah nominal. Circuit Breaker untuk arus-arus cabang
minimum mempunyai interupting capacity 5 KS sesuai dengan beban
yang terpasang. Fuse Load Break Switch, Fuse Load break yang
digunakan harus mampu memutuskan arus pada saat beban penuh.
Untuk fuse load break yang lebih besar dapat digunakan sepanjang fuse
pengaman yang dibutuhkan tetap sama seperti dinyatakan dalam
gambar.
e. Sistem Tegangan.
Semua titik lampu yang mempunyai rumah dari logam dan stop kontak
harus disambungkan ke sistem pentanahan, sesuai dengan peraturan
yang berlaku.
f. Pentanahan
Kontraktor wajib membuat suatu panel pentanahan yang baik, sesuai
dengan peraturan yang berlaku beserta syarat-syarat tercantum dalam
RKS ini serta gambar-gambar yang ada. Seluruh panel-panel harus
ditanahkan dengan menggunakan kawat BC sesuai gambar. Pengujian
dilakukan oleh Kontraktor dengan disaksikan pihak Direksi.
g. Peralatan Tenaga
Peralatan instalasi adalah material untuk melengkapi instalasi tersebut,
supaya kelihatan baik dan memenuhi persyaratan. Seluruh klem-klem
kabel harus buatan pabrik dan tidak diperkenankan membuat sendiri.
Semua kabel yang terlihat mata (ekspose) harus diberi penahan
dengan klem sehingga kabel tersebut kelihatan lurus dan baik. Semua
sambungan kabel harus dipilih dengan baik, sehingga tidak
menimbulkan beda tegangan satu sama lain, kemudian diisolasi PVC
dan terakhir diberi penutup atau dop. Dop ini disyaratkan berkualitas
baik.
h. Lampu
Lampu ruangan yang digunakan adalah Lampu harus ada persetujuan
dari direksi sebelum dipasang. Fitting yang digunakan adalah fiting
yang dibuat di dalam boks panel (rapi dan aman). Pada bagian fitting
yang bertegangan pada waktu pemasangan atau penggantian lampu
harus aman dari bahaya sentuhan.
i. Saklar
Saklar yang digunakan jenis pemasangan in bow. Saklar yang
digunakan terdiri dari 1 gang, 2 gang dan 3 gang. Saklar yang
digunakan Clipsal.
j. Stop Kontak
Stop Kontak yang digunakan jenis pemasangan in bow. Teknik
pemasangan terdiri dari kabel fasa, kabel nol dan kabel netral. Stop
kontak yang digunakan Clipsal.
14.3. Petunjuk Pemeliharaan
a. Kontraktor wajib melengkapi buku/brosur petunjuk
pemeliharaan/perbaikan peralatan yang diadakannya.
b. Peralatan yang harus diadakan petunjuk pemeliharaan tersebut
antara lain komponen panel, cara penanaman, lampu-lampu dan mof
kabel.
c. Petunjuk-petunjuk tersebut harus diadakan dalam rangkap 3 (tiga)
masing- masing dimasukkan ke dalam satu map, disusun dengan baik
dan diserahkan kepada Pemberi Tugas.
14.4. Pengujian
a. Sebelum daya listrik dimasukkan ke instalasi, seluruh instalasi harus
sudah selesai diuji dan didapat hasil yang baik yang harus disaksikan
dan disetujui oleh Direksi.
b. Direksi berhak memerintah kepada kontraktor, setiap saat untuk
melakukan pengujian bila Direksi merasa bahwa pekerjaan tersebut
sudah dapat diuji.
c. Kontraktor bertanggung jawab atas segala pengadaan alat dan tenaga
untuk pengujian.
d. Pengujian sebagian pekerjaan yang sudah selesai dapat merupakan
bagian dari pengujian keseluruhan, sehingga laporan test harus ditanda
tangani/diserahkan oleh pihak Pemberi Tugas dan Direksi.
e. Pengujian Tahanan/Hambatan Isolasi
Pengujian tahanan isolasi instalasi listrik didasarkan atas peraturan yang
berlaku, ditambah dengan syarat-syarat sebagaimana diatur dalam
pasal tersebut. Pengujian tahanan/hambatan isolasi dilakukan dengan
menggunakan megger 1.000 volt putaran tangan. Pada saat pengujian
semua titik lampu dan saklar harus dalam keadaan terbuka Pengujian
tahanan isolasi dari kabel tegangan 220 V / 380 V harus menggunakan
megger 500 Volts yang sudah dikalibrasi. Tahan isolasi minimal yang
harus dipenuhi adalah 0,5 Mega Ohm.
f. Bila didapat hasil tidak baik/kurang memuaskan pada suatu bagian
instalasi, kontraktor wajib memperbaikinya kembali, kemudian pengujian
diulangi sampai mendapatkan hasil yang baik. Pengujian dilakukan pada
semua bagian (group) instalasi.

PASAL 15
PEKERJAAN ATAP

Penyiapan pekerjaan atap yang dilakukan di luar lokasi proyek atau di base camp
merupakan satu bagian pekerjaan yang methode kerja serta kemajuan
pekerjaannya harus selalu dilaporkan kontraktor, dan direksi berhak untuk
melakukan check proses pelaksanaan pekerjaan sewaktu-waktu.
15.1. Lingkup Pekerjaan.
a. Perbaikan Atap Metal Sheet seperti yang tercantum dalam gambar.
15.2. Langkah Pelaksanaan.
Langkah pelaksanaannya terdiri dari penyiapan rangka atap terutama kuda-
kuda baja ringan, pemasangan rangka atap secara keseluruhan dan
pemasangan penutup atap. Dalam hal ini kontraktor harus benar-benar
memperhatikan faktor keselamatan tenaga kerja mengingat lokasi
kegiatannya jauh di atas permukaan tanah.
Bahan penutup atap berupa atap metal sheet lurus harus diajukan kepada
Direksi dalam beberapa pilihan, dan baru boleh digunakan setelah
mendapat persetujuan Direksi. Pemasangan atap dibuat sedemikian rupa
agar mendapatkan pasangan yang rapi dan teratur. Atap yang digunakan
harus benar-benar yang berkualitas baik, ringan dan kuat. Penutup atap
yang digunakan harus kuat/tahan terhadap tekanan dan terpaan angin
hingga 192 km/jam. Penutup atap yang digunakan tahan lama, tidak
berkarat dan tidak berjamur atau rapuh.
PASAL 16
PEKERJAAN TAMAN

Pada pekerjaan pembuatan taman, dilakukan pekerjaan sebagai berikut :


1. Pemasangan Paving Block
Sebelum paving block dipasang terlebih dahulu dilakukan pengurukan tanah
lalu diratakan, diatas tanah urugan tersebut dilakukan pengurukan pasir
dengan pasir urug yang ketebelan sesuai dengan gambar rencana. Paving
block yang dipasang mempunyai ketebalan 8 cm.
2. Pemasangan Kastin Beton
Melakukan pembersihan area yang akan dipasang kansteen dan memastikan
lokasi yang dipasang sudah memiliki permukaan tanah yang padat dan rata.
Membuat alas kansteen dengan pasir urug yang memiliki ketebalan sesuai
gambar rencana. Memasang kansteen secara berurutan yang dimulai dari satu
sisi. Agar pemasangan bias dilaksanakan secara baik dan cermat
menggunakan alat bantu yaitu benang pembantu, dipasang setiap jarak 4
meter sampai 5 meter. Pada pemasangan kansteen diberikan jarak 1 – 2 cm
untuk spasi antar kansteen. Kemudian melakukan pengecekan kelurusan
perletakan kansteen dengan menggunakan waterpass. Finishing pemasangan
kansteen dengan semen pengikat untuk menyelimuti kansteen sebagai
perekat.
3. Pemasangan Lampu Jalan
Diareal taman dipasang lampu jalan yang mana titik pemasangan sesuai
dengan gambar rencana.
4. Penanaman Tanaman
Sebelum dilakukan penamanan tanaman, terlebih dahulu dilakukan penaburan
tanah hitam setiap lobang tanam serta dilakukan pemberian pupuk. Tanaman
yang ditanam harus dilakukan pemeliharaan sampai tanaman tersebut hidup.
5. Jalan Semenisasi
Jalan semenisai yang dibuat diareal taman dengan menggunakan mutu beton
K300 dengan ketebalan sesuai dengan gambar rencana.
PASAL 17
PEKERJAAN PLAFOND

17.1. Lingkup Pekerjaan


Adalah pengadaan bahan, penyediaan tenaga kerja dan alat Bantu untuk
pekerjaan pemasangan Plafond Gypsum T.9 mm dan Plafond GRC T.6 mm.
Kontraktor harus mengajukan literatur teknis dan petunjuk pabrik tentang
cara pemakaianya pekerjaan gypsum yang nantinya di periksa dan disetujui
oleh konsultan pengawas.
17.2. Persyaratan Bahan
Sesuai persyaratan standarisasi yang berlaku :
a) PUBI : 54, 1982
b) PUBI : 58, 1982
c) NI : 4
d) ASTM : D – 361
e) BS No. 3900, 1970 AS K – 41
17.3. Syarat-syarat Pemasangan
1. Rangka adalah Rangka Plafond Besi Hollow. Pemasangannya sesuai
dengan aturan yang dikeluarkan oleh pabrik yang bersangkutan atau
sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas.
2. Semua bagian terpasang dengan baik dan struktur secara keseluruhan
merupakan penopang yang baik dari rangka ceiling (langit-langit) yang
kokoh pada tembok.
3. Seluruh permukaan langit-langit ini harus datar air (water pass). Celah-
celah harus benar-benar lurus dengan polanya sesuai dengan
gambar. Setiap pertemuan Gybsum ditutup dengan adhesive tape
yang khusus disediakan untuk itu, kemudian diratakan dengan plester
gypsum sehingga seluruh bidang langit-langit tidak terlihat sambungan
Gibsum dan permukaan rata.
4. Semua pertemuan langit-langit dengan bidang vertikal diisi dengan wall
angles type W, kecuali pada gambar ditentukan lain
5. Pekerjaan pemasangan gypsum board harus harus ditangani oleh
orang yang benar¬benar ahli dalam bidang ini.
6. Pemasangan antara sambungan gypsum board harus tepat di as rangka
metal.
7. Penempelan gypsum board pada rangka menggunakan skrup
berkualitas baik.
8. Penyambungan antara antara gypsum board dengan gypsum board
menggunakan plaster penyambungan dan metal lath serta dempul yang
sesuai dengan spesifikasi pabrik.
9. Permukaan sambungan gypsum board yang telah diberi dempul dan
kering, diampelas sehingga rata dan halus.

PASAL 18
PEKERJAAN INSTALASI AIR
Lingkup pekerjaan meliputi :
1. Perbaikan Instalasi Air Bersih
2. Perbaikan Instalasi air Kotor KM/WC
3. Perbaikan Instalasi Air Bersih Ø 3/4 "
4. Perbaikan Instalasi Air Kotor Ø 4 "
5. Perbaikan Instalasi Air Bekas Ø 3 "
6. Perbaikan Instalasi Air Bekas Ø 4 "
7. Penggantian Kloset Duduk
8. Penggantian Wasthafel
9. Penggantian Kran Air
10. Pemasangan Pipa PVC dia 2,5"

PASAL 19
PEKERJAAN LAIN-LAIN

Pekerjaan lain-lain meliputi pekerjaan :


1. Pek. Ganti ACP + Rangka Besi Siku 30.30.3
2. Pek. Pas. Rolling Door
3. Ganti Pintu Folding Gate Rolling Door
4. Pek. Pas. Railing/Pagar Besi Hollow
5. Pek. Pas. ACP Rangka Besi Hollow
PASAL 16
PEKERJAAN AKHIR

16.1. Pembersihan Lokasi Kegiatan


Semua bahan sisa atau bahan yang tidak dimanfaatkan lagi digedung ini
agar dibersihkan dan dihilangkan keluar dari gedung ini sehingga tidak ada
satupun menjadi kotoran.
16.2. Pembersihan Keramik Lantai
Semua jenis keramik lantai yang sudah terpasang harus dibersihkan dari
bahan sisa dengan menggunakan pembersih lantai yang aman untuk bahan
sehingga lantai dan dinding bersih dan mengkilap.

CATATAN :
1. Untuk menghindarkan penolakan bahan dilapangan dianjurkan dengan sangat
agar sebelum sesuatu Bahan / Produk akan dibeli/ dipesan/diprodusir, terlebih
dulu dimintakan Persetujuan dari Direksi Pekerjaan atas kesesuaian dari
Bahan/Produk tersebut dengan Persyaratan Teknis, Guna diberikan
persetujuan dalam bentuk tertulis yang dilampirkan pada contoh/Brosur dari
Bahan/Produk yang bersangkutan untuk diserahkan pada Direksi Pekerjaan
dilapangan.
2. Penolakan bahan dilapangan karena diabaikannya prosedur diatas
sepenuhnya merupakan tanggung jawab Kontraktor tanpa pertimbangan
keringanan apapun.
3. Adanya persetujuan tertulis dengan disertai Contoh/Brosur seperti tersebut
diatas tidak melepaskan tanggung jawab Kontraktor dari kewajibannya untuk
mengadakan Bahan/Produk yang sesuai dengan persyaratannya, serta tidak
merupakan jaminan akan diterima/disetujuinya seluruh Bahan/Produk tersebut
dilapangan, sejauh tidak dapat dibuktikan bahwa seluruh Bahan / Produk
tersebut adalah sesuai dengan Contoh/Brosur yang telah disetujui.

Anda mungkin juga menyukai