Anda di halaman 1dari 17

TUGAS

Rangkaian Prosesi Pernikahan Adat Minangkabau

“Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Tata Rias Pengantin
Indonesia Barat Sie 2”
Dosen Pengampu: Sri Irtawidjajanti, S.Pd., M.Pd.

Disusun oleh

Maria Celien Ferdinand 1516618024

Araminta Leilani 1516618026

Program Studi Pendidikan Tata Rias

Fakultas Teknik

Universitas Negeri Jakarta

2021
Rangkaian Prosesi Pernikahan Adat Minangkabau

Minangkabau merupakan salah satu suku besar yang ada di Nusantara.


Suku Minangkabau sering disebut sebagai Padang, dikarenakan merujuk pada ibu
kota Sumatera Barat tempat dimana suku ini berasal. Suku Minangkabau masih
mempertahankan sistem kekeluargaan yang menganut matrilineal atau jalur
perempuan. Dalam prosesi pernikahan adat Minang memiliki dua tradisi yaitu
sebelum akad nikah dan sesudah akad nikah. Berikut rangkaian prosesi
pernikahan Adat Minangkabau antara lain:

1) Maresek Manasik
Merupakan tahapan pertama yang dilakukan dalam pernikahan adat
Minang, dimana pihak keluarga perempuan akan mendatangi pihak keluarga
laki-laki. Pihak keluarga dari perempuan yang berpengalaman diutus untuk
mencari tahu apakah pemuda yang dituju berminat untuk menikah dan
cocok dengan si gadis.
Mereka juga akan membawa buah tangan berupa kue atau buah-buahan ke
pihak keluarga laki-laki sebagai simbol sopan santun. Prosesi Maresek bisa
berlangsung beberapa kali perundingan sampai tercapai sebuah
kesepakatan dari kedua belah pihak keluarga.

Sumber: https://www.orami.co.id/magazine/pernikahan-adat-padang/

2) Maminang atau Batimbang Tando (Bertukar Tanda)


Dalam tahapan ini keluarga calon mempelai wanita mendatangi
keluarga calon mempelai pria untuk meminang , apabila diterima mereka
akan melakukan Batimbang Tando atau bertukar simbol sebagai pengikat
perjanjian dan tidak bisa diputuskan secara sepihak.
Acara ini biasanya melibatkan orang tua, ninik mamak, dan para
sesepuh dari kedua belah pihak. Rombongan keluarga calon mempelai
wanita pun datang membawa sirih pinang lengkap disusun dalam carano
atau kampia (tas yang terbuat dari daun pandan) yang disuguhkan untuk
dicicipi keluarga pihak pria. Makna menyuguhkan sirih di awal
pertemuan mengandung arti tertentu dan harapan.
Selain itu, keluarga calon mempelai wanita juga membawa antaran
kue-kue dan buah-buahan. Kemudian dilanjutkan dengan acara
batimbang tando/batuka tando (bertukar tanda). Benda-benda yang
dipertukarkan biasanya benda-benda pusaka seperti keris, kain adat, atau
benda lain yang bernilai sejarah bagi keluarga. Selanjutnya pihak
keluarga akan berdiskusi soal tata cara penjemputan calon mempelai
pria.

Sumber: https://travelingyuk.com/pernikahan-adat-minang/20060/

3) Mahanta Siriah atau Minta Izin


Dalam tahap ini calon mempelai pria mengabarkan dan memohon doa
restu tentang rencana pernikahan kepada tetua, sesepuh, keluarga, serta
kerabat yang dihormati. Calon mempelai perempuan diwakili oleh kerabat
perempuannya yang telah berkeluarga dengan cara mengantar sirih.
Sedangkan untuk calon mempelai laki-laki membawa selapan yang berisi daun
Nipah dan tembakau.
Prosesi ini ditujukan untuk memberitahukan dan mohon doa terkait
rencana pernikahannya. Biasanya keluarga yang didatangi pun akan
memberikan bantuan untuk ikut memikul beban dan biaya pernikahan
sesuai kemampuan.

Sumber: https://www.orami.co.id/magazine/pernikahan-adat-padang

4) Babako-Babaki
Babako-Babaki ini adalah tahapan di mana calon mempelai wanita dibawa
ke keluarga ayahnya untuk mendapatkan wejangan dan nasihat sebelum
menjadi seorang istri. Keluarga dari pihak ayah dalam adat Minang disebut
dengan Bako, itulah mengapa adat yang mirip dengan pingitan ini disebut
dengan Babako-babaki.
Acara ini biasanya berlangsung beberapa hari sebelum acara akad
nikah. Mereka datang membawa berbagai macam hantaran. Biasanya,
perlengkapan yang disertakan berupa sirih lengkap (sebagai kepala
adat), nasi kuning singgang ayam (makanan adat), barang-barang yang
diperlukan calon mempelai wanita (seperangkat busana, perhiasan emas,
lauk-pauk baik yang sudah dimasak maupun yang masih mentah, kue-
kue, dan sebagainya).
Keesokan harinya, calon mempelai wanita diarak kembali ke
rumahnya diiringi keluarga pihak ayah dengan membawa berbagai
macam barang bantuan yang telah diberikan.
Sumber: https://www.haikudeck.com/baralek-gadang-events-
presentation-daa79cc3d5#slide4

5) Malam Bainai
Bainai berarti melekatkan tumbukan halus daun pacar merah atau
daun inai ke kuku-kuku calon pengantin wanita. Proses malam Bainai
berlangsung pada malam hari sebelum akad nikah. Tradisi ini bertujuan
sebagai ungkapan kasih sayang dan doa restu dari para sesepuh keluarga
mempelai wanita.
Perlengkapan lain yang digunakan antara lain, air yang berisi
keharuman tujuh macam kembang, daun inai tumbuk, payung kuning,
kain jajakan kuning, kain simpai, dan kursi untuk calon mempelai.
Calon mempelai wanita pun berpakaian dengan baju tokah dan
bersunting rendah yang kemudian dibawa keluar dari kamar diapit
kawan sebayanya. Pada prosesi malam bainai ini juga terdapat acara
mandi-mandi secara simbolik dengan memercikkan air harum tujuh jenis
kembang oleh para sesepuh dan kedua orang tua. Selanjutnya, kuku-
kuku calon mempelai wanita diberi inai.

Sumber: https://www.orami.co.id/magazine/pernikahan-adat-padang
6) Manjapuik Marapulai
Manjapuik Marapulai adalah acara adat yang paling penting dalam
seluruh rangkaian acara perkawinan menurut adat Minang. Calon
pengantin pria akan dijemput dan dibawa ke rumah calon pengantin
wanita untuk melangsungkan akad nikah. Prosesi ini juga dibarengi
pemberian gelar pusaka kepada calon mempelai pria sebagai tanda sudah
dewasa.
Umumnya, pihak keluarga calon pengantin wanita harus membawa
sirih lengkap dalam cerana yang menandakan kehadiran mereka yang
penuh tata krama (beradat), pakaian pengantin pria lengkap,  nasi
kuning singgang ayam, lauk-pauk, kue-kue, serta buah-buahan. Untuk
daerah pesisir Sumatera Barat, biasanya juga menyertakan payung
kuning, tombak, pedang, serta uang jemputan atau uang hilang.
Rombongan utusan dari keluarga calon mempelai wanita pun
menjemput calon mempelai pria sambil membawa perlengkapan. Setelah
prosesi sambah-mayambah dan mengutarakan maksud kedatangan,
barang-barang diserahkan. Calon pengantin pria beserta rombongan pun
diarak menuju kediaman calon mempelai wanita.

Sumber: https://www.orami.co.id/magazine/pernikahan-adat-padang

7) Penyambutan di rumah Anak Daro


Tradisi menyambut kedatangan calon mempelai laki-laki di rumah
calon mempelai perempuan merupakan momen meriah dan besar dilatari
bunyi musik tradisional yang berasal dari talempong dan gandang tabuk,
serta barisan Gelombang Adat timbal balik yang terdiri dari pemuda-
pemuda berpakaian silat, serta disambut para dara berpakaian adat yang
menyuguhkan sirih.
Keluarga mempelai wanita memayungi calon mempelai pria
disambut dengan tari Gelombang Adat Timbal Balik. Berikutnya,
barisan dara menyambut rombongan dengan persembahan sirih lengkap.
Para sesepuh wanita juga akan menaburi calon pengantin pria dengan
beras kuning.
Sebelum memasuki pintu rumah, kaki calon mempelai pria harus
diperciki air sebagai lambang mensucikan, lalu berjalan menapaki kain
putih menuju ke tempat berlangsungnya akad.

Sumber: https://www.orami.co.id/magazine/pernikahan-adat-padang

8) Akad Nikah
Akad nikah akan dilangsungkan sesuai syariat Agama Islam diawali
dengan pembacaan ayat suci, ijab Kabul. nasihat perkawinan, dan doa.
Acara ini umumnya dilakukan pada hari Jumat siang.
Setelah akad nikah berlangsung maka kedua pengantin akan
bersanding di rumah mempelai perempuan. Anak daro (mempelai wanita)
dan marapulai (mempelai wanita) akan menanti tamu undangan sambil musik
didendangkan di halaman rumah. 
Sumber: https://www.haikudeck.com/baralek-gadang-events-
presentation-daa79cc3d5#slide7

9) Tradisi Setelah Akad Nikah


a. Mamulangkan Tando
Setelah resmi sebagai suami istri, maka tanda yang diberikan
sebagai ikatan janji sewaktu lamaran dikembalikan oleh kedua belah
pihak.

Sumber: https://www.haikudeck.com/baralek-gadang-events-
presentation-daa79cc3d5#slide7

b. Malewakan Gala Marapulai


Mengumumkan gelar untuk pengantin pria. Gelar ini sebagai
tanda kehormatan dan kedewasaan yang disandang mempelai pria.
Biasanya diumumkan langsung oleh ninik mamak kaumnya.
Sumber: https://www.haikudeck.com/baralek-gadang-events-
presentation-daa79cc3d5#slide7

c. Balantuang Kaniang atau Mengadu Kening


Pasangan mempelai dipimpin oleh para sesepuh wanita
menyentuhkan untuk kening mereka satu sama lain. Kedua
mempelai didudukkan saling berhadapan dan wajah keduanya
dipisahkan dengan sebuah kipas, lalu kipas diturunkan secara
perlahan. Setelah itu kening pengantin akan saling bersentuhan.

Sumber: https://www.haikudeck.com/baralek-gadang-events-
presentation-daa79cc3d5#slide7

d. Mangaruak Nasi Kuniang


Prosesi ini mengisyaratkan hubungan kerjasama antara suami isri
harus selalu saling menahan diri dan melengkapi. Prosesnya diawali
dengan kedua pengantin berebut mengambil daging ayam yang
tersembunyi di dalam nasi kuning.
Sumber: https://www.haikudeck.com/baralek-gadang-events-
presentation-daa79cc3d5#slide7

e. Tari Payung
Tarian ini dipercaya sebagai tarian untuk pengantin baru. Para
penari akan menggunakan payung sebagai lambang peran suami sang
pelindung istri.

Sumber: https://4.bp.blogspot.com/

f. Bamain Coki
Coki adalah permaian tradisional tanah Minang, yaitu
semacam permainan catur yang dilakukan oleh dua orang, papan
permainan menyerupai halma.
Permainan ini memiliki arti agar kedua mempelai bisa saling
meluluhkan kekakuan dan egonya masing-masing agar tercipta
kemesraan.
Sumber: https://www.haikudeck.com/baralek-gadang-events-
presentation-daa79cc3d5#slide7

10) Manikam Jajak


Prosesi adat pranikah sampai hari pernikahan telah usai dilaksanakan,
namun prosesi pernikahan adat Minang belum sepenuhnya selesai. Satu
minggu setelah hari pernikahan, kedua mempelai akan bertandang ke rumah
orang tua dan ninik mamak pengantin pria membawa makanan. Sikap ini
dilakukan untuk menghormati orang tua dan ninik mamak pengantin pria. 

Sumber: https://www.haikudeck.com/baralek-gadang-events-
presentation-daa79cc3d5#slide7
MALAM BAINAI

I. Pengertian
Malam Berinai atau dalam bahasa Padang disebut dengan Malam Bainai
merupakan malam terakhir bagi calon mempelai pengantin Minangkabau
untuk dapat merasakan kebebasan dalam menyandang status sebagai seorang
lajang.
Secara harafiah, bainai berarti berinai atau memakai inai, yaitu melekatkan
tumbukan halus daun pacar kukuyang dalam istilah Minangkabau disebut
daun inai ke kuku-kuku jari calon pengantin wanita. Tumbukan halus daun
inai ini jika dibiarkan lekat semalaman akan meninggalkan bekas warna merah
cemerlang pada kuku.warna merah pada kuku memberi tanda bahwa wanita
tersebut sudah menikah. Tidak semua kuku jari tangan diberi inai, melainkan
hanya sembilan jari. Hal ini mengandung maknasepuluh berarti sempurna,
sedangkan kesempurnaan hanya milik Tuhan.
Malam Berinai atau Malam Bainai merupakan bagian dari rangkaian ritual
adat yang dimulai sejak beberapa hari hingga setelah pernikahan. Sebelumnya
calon mempelai wanita atau dalam bahasa minang disebut anak daro (anak
dara), melakukan ritual mandi-mandi. Pada hari tersebut anak daro memakai
busana tokah (semacam selendang yang dibalutkan menyilang di dada
sehingga bagian-bagian bahu dan lengan tampak terbuka)

II. Rangkaian Prosesi


Malam Berinai atau Malam Bainai sendiri memiliki rangkaian prosesi di
dalamnya yang terbagi menjadi empat (4), yaitu:
1. Mandi-mandi
Prosesi Malam Bainai akan dimulai dengan prosesi mandi-mandi
untuk anak daro yang mirip dengan prosesi siraman pada adat Jawa.
Namun berbeda dengan siraman yang menggunakan air dalam jumlah
banyak, prosesi mandi-mandi ini hanya sekadar memberkan percikan air
pada anak daro.
Gambar 1 Mandi-mandi

2. Diantar menuju pelaminan


Usai melewati prosesi mandi-mandi, anak daro akan diantar kedua
orang tuanya menuju pelaminan dengan melewati kain jajakan kuning.
Setelah dilewati, kain tersebut akan digulung oleh dua orang saudara laki-
laki dari mempelai wanita yang melambangkan pernikahan cukup
dilakukan satu kali saja seumur hidup.

Gambar 2 Menuju pelaminan

3. Tradisi memakaikan inai


Puncak acara dalam tradisi ini adalah memakaikan inai pada sang
calon mempelai pengantin wanita. Para saudara perempuan anak daro
akan bergantian membubuhkan pacar pada kukunya hingga menjadi
berwarna merah.
Setiap kuku yang diberikan inai memiliki maknanya tersendiri,
yaitu:
a. Ibu jari: doa agar perempuan pengantin perempuan menghormati
suaminya kelak.
b. Jari telunjuk: doa dan harapan bagi mempelai agar berhati-hati
mengambil sebuah keputusan dalam pernikahan.
c. Jari tengah: harapan agar kasih sayang mempelai wanita dapat
dibagikan dengan adil
d. Jari manis: doa agar kehidupan rumah tangga anak daro memiliki
cinta yang abadi
e. Jadi kelingking: doa agar sang anak perempuan dapat melewati hari-
hari sulit bersama suami.

Gambar 3 Memakai inai

4. Petuah
Sembari pacar dibubuhkan pada kesembilan jari, anak daro akan
diberikan petuah-petuah atau nasihat seputar rumah tangga dan
perkawinan dari para saudara dan kerabatnya.

Gambar 4 Petuah
III.Busana
Busana adat Minangkabau memiliki keragaman yang begitu kaya. Setiap
nagari dan luhak adat (wilayah setingkat desa dan kecamatan) memiliki corak
busana adat pengantinnya masing-masing. Salah satu yang familiar adalah
busana adat pengantin adat Minang di mana mempelai wanitanya mengenakan
suntiang, yakni hiasan kepala keemasan bersusun tinggi menjulang. Busana
adat pengantin seperti ini lazim dikenakan oleh pengantin yang berasal dari
daerah pesisir Minangkabau.
Sedangkan Koto Gadang di Kabupaten Agam, Sumatera Barat, yang
merupakan wilayah dataran tinggi, dikenal dengan busana adat pengantin yang
bentuknya lebih sederhana namun terkesan mewah. Jika biasanya busana adat
pengantin Minang identik dengan suntiang-nya, maka busana adat pengantin
Koto Gadang ini lebih lazim mengenakan tutup kepala yang lebih sederhana
bentuknya, yakni selendang berbahan kain beludru bersulam emas.
Tak hanya identik dengan hiasan kepalanya saja, busana pengantin khas
Sumatera Barat juga terlihat elok dengan warna-warninya yang cerah seperti
nuansa merah, emas, dan silver.
Busana atasan yang dikenakan oleh anak daro adalah baju kuruang alias
baju kurung berbahan beludru batabua, dihiasi dengan sulaman benang emas
bermotif mirip bunga disebut tabua (tabur) yang melambangkan kekayaan
alam Minangkabau. Di beberapa bagian baju kurungnya juga dihiasi dengan
balutan kain balapak atau songket sebagai padanan, tak lupa selendang
songket warna senada yang tersampir di bahunya. Sedangkan untuk bagian
bawahnya, anak daro mengenakan kodek, yakni sarung yang terbuat dari kain
songket.
Baju kurung ini biasanya sengaja dibuat longgar, panjang dan nggak
transparan sehingga menutupi bentuk tubuh. Baju kurung ini juga ternyata
menyimpan makna yang baik bagi pemakainya. Bahwa sebagai calon ibu
rumah tangga, ia terkurung dan dibatasi oleh aturan yang sesuai dengan adat
Minangkabau dan juga ajaran agama Islam. Sehingga harus pintar menjaga
diri dan nama baik keluarganya.
Tanpa menggunakan suntiang yang biasa dikenakan pengantin pesisir
Minangkabau, mempelai wanita Koto Gadang tetap terlihat cantik dengan
kerudung penutup kepala berupa tengkuluk talakuang. Bahannya yang terbuat
dari kain beludru berhias ornamen keemasan terlihat sangat selaras dengan
busana yang dikenakan sehingga kerap menjadi pusat perhatian.

Gambar 4 Koto Gadang

IV. Aksesoris
Aksesorinya sendiri berupa perhiasan kalung bertumpuk di dada mulai
dari kalung cakiek, kalung dukuah, kalung keroncong hingga kalung dirham.
Sementara gelang garobah ukuran besar dan gelang-gelang kecil seperti
gelang rantai emas, gelang marjan, gelang pilin kepala bunting hingga gelang
kareh emas, indah menghiasi pergelangan tangan.
Lentiknya jari-jemari pun tak luput dari kilau keemasan dengan kehadiran
barisan cincin mato berlian, cincin mato tujuh, cincin mato lima, cincin belah
rotan dan cincin kankuang. Kehadiran aksesori-aksesori ini semakin
menambah kemegahan busana adat pengantin Koto Gadang.
Gambar 5 Aksesioris

Daftar Pustaka

Kaba Rantau Official. 2021, 30 April. Inilah Rangkaian Prosesi Pernikahan Adat
Minangkabau. Youtube. https://www.youtube.com/watch?v=1h7xJKvXX58

Virtuosa Olyvia. 2020, 14 September. Malam Bainai Adat Minangkabau |


Cinematic Video Full HD by OVR Pictures. Youtube.
https://www.youtube.com/watch?v=YkVnRKxPzek

Anda mungkin juga menyukai