“Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Tata Rias Pengantin
Indonesia Barat Sie 2”
Dosen Pengampu: Sri Irtawidjajanti, S.Pd., M.Pd.
Disusun oleh
Fakultas Teknik
2021
Rangkaian Prosesi Pernikahan Adat Minangkabau
1) Maresek Manasik
Merupakan tahapan pertama yang dilakukan dalam pernikahan adat
Minang, dimana pihak keluarga perempuan akan mendatangi pihak keluarga
laki-laki. Pihak keluarga dari perempuan yang berpengalaman diutus untuk
mencari tahu apakah pemuda yang dituju berminat untuk menikah dan
cocok dengan si gadis.
Mereka juga akan membawa buah tangan berupa kue atau buah-buahan ke
pihak keluarga laki-laki sebagai simbol sopan santun. Prosesi Maresek bisa
berlangsung beberapa kali perundingan sampai tercapai sebuah
kesepakatan dari kedua belah pihak keluarga.
Sumber: https://www.orami.co.id/magazine/pernikahan-adat-padang/
Sumber: https://travelingyuk.com/pernikahan-adat-minang/20060/
Sumber: https://www.orami.co.id/magazine/pernikahan-adat-padang
4) Babako-Babaki
Babako-Babaki ini adalah tahapan di mana calon mempelai wanita dibawa
ke keluarga ayahnya untuk mendapatkan wejangan dan nasihat sebelum
menjadi seorang istri. Keluarga dari pihak ayah dalam adat Minang disebut
dengan Bako, itulah mengapa adat yang mirip dengan pingitan ini disebut
dengan Babako-babaki.
Acara ini biasanya berlangsung beberapa hari sebelum acara akad
nikah. Mereka datang membawa berbagai macam hantaran. Biasanya,
perlengkapan yang disertakan berupa sirih lengkap (sebagai kepala
adat), nasi kuning singgang ayam (makanan adat), barang-barang yang
diperlukan calon mempelai wanita (seperangkat busana, perhiasan emas,
lauk-pauk baik yang sudah dimasak maupun yang masih mentah, kue-
kue, dan sebagainya).
Keesokan harinya, calon mempelai wanita diarak kembali ke
rumahnya diiringi keluarga pihak ayah dengan membawa berbagai
macam barang bantuan yang telah diberikan.
Sumber: https://www.haikudeck.com/baralek-gadang-events-
presentation-daa79cc3d5#slide4
5) Malam Bainai
Bainai berarti melekatkan tumbukan halus daun pacar merah atau
daun inai ke kuku-kuku calon pengantin wanita. Proses malam Bainai
berlangsung pada malam hari sebelum akad nikah. Tradisi ini bertujuan
sebagai ungkapan kasih sayang dan doa restu dari para sesepuh keluarga
mempelai wanita.
Perlengkapan lain yang digunakan antara lain, air yang berisi
keharuman tujuh macam kembang, daun inai tumbuk, payung kuning,
kain jajakan kuning, kain simpai, dan kursi untuk calon mempelai.
Calon mempelai wanita pun berpakaian dengan baju tokah dan
bersunting rendah yang kemudian dibawa keluar dari kamar diapit
kawan sebayanya. Pada prosesi malam bainai ini juga terdapat acara
mandi-mandi secara simbolik dengan memercikkan air harum tujuh jenis
kembang oleh para sesepuh dan kedua orang tua. Selanjutnya, kuku-
kuku calon mempelai wanita diberi inai.
Sumber: https://www.orami.co.id/magazine/pernikahan-adat-padang
6) Manjapuik Marapulai
Manjapuik Marapulai adalah acara adat yang paling penting dalam
seluruh rangkaian acara perkawinan menurut adat Minang. Calon
pengantin pria akan dijemput dan dibawa ke rumah calon pengantin
wanita untuk melangsungkan akad nikah. Prosesi ini juga dibarengi
pemberian gelar pusaka kepada calon mempelai pria sebagai tanda sudah
dewasa.
Umumnya, pihak keluarga calon pengantin wanita harus membawa
sirih lengkap dalam cerana yang menandakan kehadiran mereka yang
penuh tata krama (beradat), pakaian pengantin pria lengkap, nasi
kuning singgang ayam, lauk-pauk, kue-kue, serta buah-buahan. Untuk
daerah pesisir Sumatera Barat, biasanya juga menyertakan payung
kuning, tombak, pedang, serta uang jemputan atau uang hilang.
Rombongan utusan dari keluarga calon mempelai wanita pun
menjemput calon mempelai pria sambil membawa perlengkapan. Setelah
prosesi sambah-mayambah dan mengutarakan maksud kedatangan,
barang-barang diserahkan. Calon pengantin pria beserta rombongan pun
diarak menuju kediaman calon mempelai wanita.
Sumber: https://www.orami.co.id/magazine/pernikahan-adat-padang
Sumber: https://www.orami.co.id/magazine/pernikahan-adat-padang
8) Akad Nikah
Akad nikah akan dilangsungkan sesuai syariat Agama Islam diawali
dengan pembacaan ayat suci, ijab Kabul. nasihat perkawinan, dan doa.
Acara ini umumnya dilakukan pada hari Jumat siang.
Setelah akad nikah berlangsung maka kedua pengantin akan
bersanding di rumah mempelai perempuan. Anak daro (mempelai wanita)
dan marapulai (mempelai wanita) akan menanti tamu undangan sambil musik
didendangkan di halaman rumah.
Sumber: https://www.haikudeck.com/baralek-gadang-events-
presentation-daa79cc3d5#slide7
Sumber: https://www.haikudeck.com/baralek-gadang-events-
presentation-daa79cc3d5#slide7
Sumber: https://www.haikudeck.com/baralek-gadang-events-
presentation-daa79cc3d5#slide7
e. Tari Payung
Tarian ini dipercaya sebagai tarian untuk pengantin baru. Para
penari akan menggunakan payung sebagai lambang peran suami sang
pelindung istri.
Sumber: https://4.bp.blogspot.com/
f. Bamain Coki
Coki adalah permaian tradisional tanah Minang, yaitu
semacam permainan catur yang dilakukan oleh dua orang, papan
permainan menyerupai halma.
Permainan ini memiliki arti agar kedua mempelai bisa saling
meluluhkan kekakuan dan egonya masing-masing agar tercipta
kemesraan.
Sumber: https://www.haikudeck.com/baralek-gadang-events-
presentation-daa79cc3d5#slide7
Sumber: https://www.haikudeck.com/baralek-gadang-events-
presentation-daa79cc3d5#slide7
MALAM BAINAI
I. Pengertian
Malam Berinai atau dalam bahasa Padang disebut dengan Malam Bainai
merupakan malam terakhir bagi calon mempelai pengantin Minangkabau
untuk dapat merasakan kebebasan dalam menyandang status sebagai seorang
lajang.
Secara harafiah, bainai berarti berinai atau memakai inai, yaitu melekatkan
tumbukan halus daun pacar kukuyang dalam istilah Minangkabau disebut
daun inai ke kuku-kuku jari calon pengantin wanita. Tumbukan halus daun
inai ini jika dibiarkan lekat semalaman akan meninggalkan bekas warna merah
cemerlang pada kuku.warna merah pada kuku memberi tanda bahwa wanita
tersebut sudah menikah. Tidak semua kuku jari tangan diberi inai, melainkan
hanya sembilan jari. Hal ini mengandung maknasepuluh berarti sempurna,
sedangkan kesempurnaan hanya milik Tuhan.
Malam Berinai atau Malam Bainai merupakan bagian dari rangkaian ritual
adat yang dimulai sejak beberapa hari hingga setelah pernikahan. Sebelumnya
calon mempelai wanita atau dalam bahasa minang disebut anak daro (anak
dara), melakukan ritual mandi-mandi. Pada hari tersebut anak daro memakai
busana tokah (semacam selendang yang dibalutkan menyilang di dada
sehingga bagian-bagian bahu dan lengan tampak terbuka)
4. Petuah
Sembari pacar dibubuhkan pada kesembilan jari, anak daro akan
diberikan petuah-petuah atau nasihat seputar rumah tangga dan
perkawinan dari para saudara dan kerabatnya.
Gambar 4 Petuah
III.Busana
Busana adat Minangkabau memiliki keragaman yang begitu kaya. Setiap
nagari dan luhak adat (wilayah setingkat desa dan kecamatan) memiliki corak
busana adat pengantinnya masing-masing. Salah satu yang familiar adalah
busana adat pengantin adat Minang di mana mempelai wanitanya mengenakan
suntiang, yakni hiasan kepala keemasan bersusun tinggi menjulang. Busana
adat pengantin seperti ini lazim dikenakan oleh pengantin yang berasal dari
daerah pesisir Minangkabau.
Sedangkan Koto Gadang di Kabupaten Agam, Sumatera Barat, yang
merupakan wilayah dataran tinggi, dikenal dengan busana adat pengantin yang
bentuknya lebih sederhana namun terkesan mewah. Jika biasanya busana adat
pengantin Minang identik dengan suntiang-nya, maka busana adat pengantin
Koto Gadang ini lebih lazim mengenakan tutup kepala yang lebih sederhana
bentuknya, yakni selendang berbahan kain beludru bersulam emas.
Tak hanya identik dengan hiasan kepalanya saja, busana pengantin khas
Sumatera Barat juga terlihat elok dengan warna-warninya yang cerah seperti
nuansa merah, emas, dan silver.
Busana atasan yang dikenakan oleh anak daro adalah baju kuruang alias
baju kurung berbahan beludru batabua, dihiasi dengan sulaman benang emas
bermotif mirip bunga disebut tabua (tabur) yang melambangkan kekayaan
alam Minangkabau. Di beberapa bagian baju kurungnya juga dihiasi dengan
balutan kain balapak atau songket sebagai padanan, tak lupa selendang
songket warna senada yang tersampir di bahunya. Sedangkan untuk bagian
bawahnya, anak daro mengenakan kodek, yakni sarung yang terbuat dari kain
songket.
Baju kurung ini biasanya sengaja dibuat longgar, panjang dan nggak
transparan sehingga menutupi bentuk tubuh. Baju kurung ini juga ternyata
menyimpan makna yang baik bagi pemakainya. Bahwa sebagai calon ibu
rumah tangga, ia terkurung dan dibatasi oleh aturan yang sesuai dengan adat
Minangkabau dan juga ajaran agama Islam. Sehingga harus pintar menjaga
diri dan nama baik keluarganya.
Tanpa menggunakan suntiang yang biasa dikenakan pengantin pesisir
Minangkabau, mempelai wanita Koto Gadang tetap terlihat cantik dengan
kerudung penutup kepala berupa tengkuluk talakuang. Bahannya yang terbuat
dari kain beludru berhias ornamen keemasan terlihat sangat selaras dengan
busana yang dikenakan sehingga kerap menjadi pusat perhatian.
IV. Aksesoris
Aksesorinya sendiri berupa perhiasan kalung bertumpuk di dada mulai
dari kalung cakiek, kalung dukuah, kalung keroncong hingga kalung dirham.
Sementara gelang garobah ukuran besar dan gelang-gelang kecil seperti
gelang rantai emas, gelang marjan, gelang pilin kepala bunting hingga gelang
kareh emas, indah menghiasi pergelangan tangan.
Lentiknya jari-jemari pun tak luput dari kilau keemasan dengan kehadiran
barisan cincin mato berlian, cincin mato tujuh, cincin mato lima, cincin belah
rotan dan cincin kankuang. Kehadiran aksesori-aksesori ini semakin
menambah kemegahan busana adat pengantin Koto Gadang.
Gambar 5 Aksesioris
Daftar Pustaka
Kaba Rantau Official. 2021, 30 April. Inilah Rangkaian Prosesi Pernikahan Adat
Minangkabau. Youtube. https://www.youtube.com/watch?v=1h7xJKvXX58