Narasi Program Kelas 7
Narasi Program Kelas 7
Disusun Oleh:
Muhammad Adli Rizky, S.Pd
Hari :
Tanggal :
Menyetujui, TANGERANG,
Kepala Sekolah
Puji syukur kami haturkan ke hadirat Tuhan YME, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan karuniaNya sehingga
kami dapat menyusun program Bimbingan dan Konseling ini. Penyusunan rencana program BK ini dimaksudkan sebagai
cara untuk memperlancar layanan BK dan mencari dukungan terhadap jalannya program BK.
Penyusunan program Bimbingan dan Konseling ini didahului diskusi internal guru BK. Setelah itu dilakukan asesmen
kebutuhan siswa dan mengolah data yang sudah dikumpulkan menjadi sebuah program menggunakan aplikasi
approling. Prosedur tersebut dilakukan agar program BK yang disusun sesuai dengan kondisi sekolah dan kebutuhan
konseli/peserta didik.
Penyusunan program Bimbingan dan Konseling ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, maka izinkan kami
untuk mengucapkan terimakasih kepada :
Kami berharap program pelayanan Bimbingan dan Konseling ini dapat bermanfaat untuk kita semua terutama
konseli/ peserta didik. Kritik dan saran sangat kami perlukan dari teman-teman guru Bimbingan dan Konseling untuk
peningkatan mutu dan sebagai dasar pertimbangan penyusunan program Bimbingan dan Konseling yang akan datang.
Program Tahunan
Tujuan Pendidikan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia
seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur,
memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta
rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Sejalan dengan Tujuan Pendidikan Nasional, Guru BK SMPN 14
Kota Tangerang berupaya untuk memberikan pembekalan perkembangan peserta didik beserta faktor yang
mempengaruhinya.
Dalam implementasi Kurikulum 2013 peranan pelayanan BK lebih difokuskan sehingga benar-benar mampu
menunjang pengembangan potensi peserta didik secara optimal, lebih memberdayakan upaya pendidikan melalui
proses pembelajaran secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik dalam
berdinamika berpikir, merasa, bersikap, bertindak, dan bertanggung jawab. Penyusunan program BK merujuk pada
pedoman kurikulum dan berdasarkan kondisi objektif yang berkaitan dengan kebutuhan nyata di sekolah yang
disesuaikan dengan tahapan perkembangan peserta didik.
Bimbingan dan konseling di sekolah memiliki peranan penting dalam membantu peserta didik dalam mencapai
tugas-tugas perkembangan sebagaimana tercantum dalam Standar Kompetensi Kemandirian Peserta Didik dan
Kompetensi Dasar (SKKPD). Dalam upaya mendukung pencapaian tugas perkembangan tersebut, program BK
dilaksanakan secara utuh dan kolaboratif dengan seluruh stakeholder sekolah. Bimbingan konseling di sekolah sangat
dibutuhkan keberadaannya khususnya untuk membantu peserta didik dalam pengembangan pribadi, kehidupan sosial,
kegiatan belajar, serta perencanaan dan pengembangan
Peserta didik difasilitasi untuk memiliki keberanian bertindak dan bertanggung jawab serta mengembangkan
kemampuan untuk memperbaiki dan mengubah perilakunya sendiri. Tujuannya adalah agar perkembangan individu
dapat berjalan secara optimal. Bukan semata-mata pencapaian secara intelektual yang tinggi melainkan individu
mampu mengenal dan memahami diri sendiri, mampu menerima kenyataan diri secara objektif. Mampu mengarahkan
diri sesuai dengan kemampuan, kesempatan, sistem nilai, dan mampu melakukan pilihan dan mengambil keputusan
atas tanggung jawab sendiri.
Rancangan program yang dideskripsikan secara rinci dalam dokumen ini merupakan bukti dari komitmen untuk
memberikan layanan bimbingan dan konseling yang profesional bagi peserta didik. Orang tua mempercayai BK
membantu anak-anaknya berkembang sesuai dengan potensinya masing-masing. Hubungan guru dengan orang tua
cenderung transparan dalam menangani Problema peserta didik, guru berusaha cepat tanggap mencari solusi.
B. Dasar Hukum
Paradigma Bimbingan dan Konseling dewasa ini lebih berorientasi pada pengenalan potensi, tugas perkembangan,
dan pemenuhannya. Perubahan tersebut menunjukan adanya upaya perbaikan pelaksanaan BK di sekolah sekaligus
menegaskan betapa pentingnya program BK. Walaupun demikian, pada praktiknya kebijakan sekolah terkadang tidak
mencerminkan urgensi keberadaan BK di sekolah. Untuk mengaskan kembali keberadaan BK maka telah dibuat
sejumlah aturan pelaksanaan BK. Adapun dasar hukum sebagai berikut:
2. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2008 tentang StandarKualifikasi
Akademik dan Kompetensi Konselor, yang menyatakan bahwa "Kualifikasi akademik konselor dalam satuan pendidikan
pada jalur pendidikan formal dan nonformal adalah: (i) sarjana pendidikan (S-1) dalam bidang Bimbingan dan
Konseling; (ii) berpendidikan profesi konselor. Kompetensi konselor meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional, yang berjumlah 17 kompetensi dan 76 sub kompetensi".
3. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 111 Tahun 2014 tentang Bimbingan dan Konseling
padapendidikan dasar. Dalam permendiknas tersebut menyebutkan bahwa "Komponen layanan Bimbingan dan
Konseling memiliki 4 (empat) program yang mencakup: (a) layanan dasar; (b) layanan peminatan dan perencanaan
individual; (c) layanan responsif; dan (d) layanan dukungan sistem. Bidang layanan Bimbingan dan Konseling
mencakup : (a) bidang layanan pribadi, (b) bidang layanan belajar, (c) bidang layanan sosial, (d) bidang layanan karir".
4. Panduan Operasional Penyelenggaran Bimbingan dan Konseling SMP, 2016, Dirjen Guru dan
TenagaKependidikan (GTK). Pada POP BK SMP ini berisi mengenai prosedur teknis bagi guru BK / Konselor dalam
merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi, melaporkan, dan menindaklanjuti layanan bimbingan dan konseling.
Oleh karena itu, pelaksanaan BK dan rancangan program ini mengacu pada POP BK tersebut.
C. Visi Misi
a. Visi Sekolah
Terwujudnya murid yang mandiri dan agamis
b. Misi Sekolah
1. Mengoptimalkan potensi murid untuk mencapai prestasi
2. Mengoptimalkan potensi murid untuk mencapai perilaku yang sehat2. Visi Misi
Asesmen kebutuhan (needs assesment ) digunakan untuk mengetahui kebutuhan peserta didik dan sebagai dasar
dalam menyusun program Bimbingan dan Konseling. Instrumen yang digunakan dalam penyusunan program ini yaitu
AGM-U (Angket Gejala Masalah Umum). Instrumen AGM-U memiliki fungsi serupa dengan instrumen lainnya di BK
yaitu sebagai alat asesmen kebutuhan. Kelebihan instrumen AGMU yaitu disusun perjenjang kelas untuk pemetaan
kebutuhan program dan sekaligus dapat mengukur gejala masalah secara umum. Adapun hasil asesmen pengukuran
adalah sebagai berikut:
c. Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil asesmen kebutuhan siswa diketahui kebutuhan layanan dasar terdiri dari empatstrategi
layanan yaitu seminar, klasikal, papan bimbingan dan pembuatan leaflet dengan komposisi seperti yang tertera pada
tabel 2.1.
2. Berdasarkan hasil asesmen kebutuhan siswa juga diketahui bahwa kebutuhan layanan responsif,perencanaan
individual dan pemintaan terdiri dari empat strategi yaitu Konseling Individual, Konseling Kelompok, Bimbingan
Kelompok dan Layanan Konsultasi dengan komposisi seperti yang tertera pada tabel
2.2.
Kebutuhan peserta didik/konseli juga dapat dilihat berdasarkan bidang gejala masalah umum. Hasil analisis
kebutuhan perbidang dan prioritas gejala masalah juga dapat dijadikan dasar pertimbangan pembuatan banyaknya
layanan BK serta tema layanannya. Adapun hasil analisisnya sebagaiberikut:
a. Hasil Analisis
No Bidang Masalah Persentase
1 Pribadi 30.73%
2 Sosial 27.46%
4 Belajar 29.24%
Jumlah 111.23%
Rumusan tujuan dibuat berdasarkan pada hasil deskripsi kebutuhan peserta didik/konseli. Rumusan tujuan
merupakan bentuk internalisasi yang diharapkan dari layanan BK yang akan dilakukan yang terdiri atas tiga tingkatan
Pengenalan (pemahaman), Akomodasi (sikap), dan Tindakan (perilaku) yang sebaiknya dikuasai peserta didik/konseli
setelah memperoleh layanan Bimbingan dan Konseling. Berikut rumusan tujuannya yang dimaksud:
Peserta didik menciptakan kemampuan membina hubungan dengan Kesulitan Beradaptasi dengan
8 50.11%
teman baru Tem
Peserta didik melatih memiliki kesadaran pada perubahan primer
9 Ciri Perkembangan Primer 49.63%
Komponen program Bimbingan dan Konseling di SMA/MAN yaitu Layanan Dasar, Layanan Peminatan dan
Perencanaan Individual, Layanan Responsif, dan Dukungan Sistem. Berikut penjelasan mengenai masing-masing
komponen:
1) Layanan Dasar
Layanan dasar adalah proses pemberian bantuan kepada semua peserta didik/konseli yang berkaitan dengan
pengembangan sikap, pengetahuan, dan keterampilan dalam bidang pribadi, sosial, belajar, dan karier. Layanan Dasar
dilaksanakan dalam aktivitas yang terencana. Kegiatan langsung kepada peserta didik/konseli dapat berupa Bimbingan
Kelompok, Bimbingan Klasikal, dan Bimbingan Lintas Kelas. Aktivitas yang dilaksanakan secara tidak langsung misalnya
melalui Papan Bimbingan, Leaflet atau Media lainnya.
2) Layanan Responsif
Layanan responsif adalah layanan untuk memenuhi kebutuhan bersifat segera dan bisa sewaktu-waktu sesuai
kebutuhan peserta didik. Kebutuhan datang dapat dari dua hal pertama optimalsiasi tugas perkembangan dan kedua
masalah yang bersumber dari lingkungan kehidupan pribadi, sosial, belajar, dan karier. Layanan secara langsung terdiri
atas Konseling Individual, Konseling Kelompok, Konsultasi, Konferensi Kasus, Referal, dan Advokasi. Sementara aktivitas
Layanan Responsif melalui media adalah Konseling melalui Elektronik dan Kotak Masalah.
4) Dukungan Sistem
Dukungan sistem merupakan komponen pelayanan dan kegiatan manajemen, tata kerja infrastruktur dan
pengembangan keprofesionalan konselor secara berkelanjutan yang secara tidak langsung memberikan bantuan
kepada peserta didik atau memfasilitasi kelancaran perkembangan peserta didik.
G. Bidang Layanan
Secara umum Bimbingan dan Konseling pada satuan pendidikan mencakup empat bidang layanan, yaitu bidang
layanan yang memfasilitasi perkembangan pribadi, sosial, belajar, dan karier yang merupakan satu kesatuan utuh yang
tidak dapat dipisahkan dalam setiap diri individu peserta didik/konseli.
1. Pribadi
Suatu proses pemberian bantuan dari guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor kepada peserta didik atau konseli
untuk memahami, menerima, mengarahkan, mengambil keputusan, dan merealisasikan keputusannya secara
2. Sosial
Suatu proses pemberian bantuan dari konselor kepada peserta didik/konseli untuk memahami lingkungannya dan
dapat melakukan interaksi sosial secara positif, terampil berinteraksi sosial, mampu mengatasi masalah-masalah sosial
yang dialaminya, mampu menyesuaikan diri dan memiliki keserasian hubungan dengan lingkungan sosialnya sehingga
mencapai kebahagiaan dan kebermaknaan dalam kehidupannya.
3. Belajar
Proses pemberian bantuan kepada peserta didik/ konseli dalam mengenali potensi diri untuk belajar, memiliki sikap
dan keterampilan belajar, terampil merencanakan pendidikan, memiliki kesiapan menghadapi ujian, memiliki kebiasaan
belajar teratur dan mencapai hasil belajar secara optimal sehingga dapat mencapai kesuksesan, kesejahteraan, dan
kebahagiaan dalam kehidupannya.
4. Karier
Proses pemberian bantuan oleh guru Bimbingan dan Konseling atau konselor kepada peserta didik/konseli untuk
mengalami pertumbuhan, perkembangan, eksplorasi, aspirasi, dan pengambilan keputusan karier sepanjang rentang
hidupnya secara rasional dan realistis berdasar informasi potensi diri dan kesempatan yang tersedia di lingkungan
hidupnya sehingga mencapai kesuksesan dalam kehidupannya.
Tema atau topik layanan merupakan cerminan pokok bahasan atau materi yang akan disampaikan oleh guru BK baik
secara langsung maupun melalui media. Tema ini digunakan dalam layanan dasar seperti pada seminar, layanan
klasikal, maupun layanan berbasis media. Tema merupakan rincian lanjut dari rumusan kebutuhan dan tujuan peserta
didik atau konseli dalam aspek perkembangan pribadi, sosial, belajar, dan karier. Tema-tema ini selanjutnya akan
dituangkan dalam Rencana Pelaksanaan Layanan
Bimbingan dan Konseling (RPL BK)
Tataran
No Bidang Aspek Perkembangan Jumlah Pertemuan Topik / Tema
Internalsiasi
Kematangan Teman Sebaya
1 Sosial Akomodasi 1 x pertemuan Kerjasama
Rencana kegiatan (action plan) atau silabus Bimbingan dan Konseling merupakan rencana yang menguraikan
tindakan-tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang didapat dari hasil asesmen. Rencana tindakan terhadap
kondisi peserta didik/konseli serta standar kompetensi kemandirian Konseli. Rencana kegiatan (action plan) terdiri dari
dua bagian yaitu layanan dasar dan responsif serta perencanaan dan peminatan. Rencana kegiatan Bimbingan dan
Konseling terdiri dari beberapa komponen, yaitu :
a. Tujuan Layanan
Berisi tentang tujuan yang akan dicapai yang berbasis hasil asesmen dan tugas perkembangan atau standar
kompetensi kemandirian Konseli.
b. Bidang Layanan
Berisi tentang bidang layanan Bimbingan dan Konseling.
c. Komponen Layanan
Terdiri dari empat komponen yaitu (1) layanan dasar, (2) layanan responsif, (3) peminatan dan perencanaan
individual, (4) dukungan sistem.
d. Strategi Layanan
Merupakan kegiatan/strategi layanan yang dilakukan dan disesuaikan dengan komponen layanan.
Contohnya untuk komponen layanan dasar, strategi layanan yang dapat dilaksanakan adalah bimbingan. e. Kelas
Berisi kelas yang akan mendapatkan layanan Bimbingan dan Konseling. f. Materi
Berisi tentang tema/topik materi yang akan dibahas untuk mencapai tujuan. g. Metode
Berisi teknik/strategi kegiatan layanan Bimbingan dan Konseling yang akan dilakukan. h.
Alat/media
Berisi alat dan media yang akan digunakan misalnya power point presentation, kertas kerja dan sebagainya.
i. Evaluasi
Berisi jenis dan alat evaluasi yang digunakan untuk memastikan ketercapaian tujuan layanan
Silabus Layanan Dasar Sekolah SMPN 14 Kota Tangerang tahun ajaran 2021/2022
Evaluasi program BK dapat diartikan sebagai segala upaya atau tindakan yang disengaja untuk mengukur, menilai,
dan mengambil keputusan pada program BK melalui serangkaian prosedur yang mengacu pada kriteria tertentu yang
bertujuan untuk memperbaiki program. Evaluasi secara umum memiliki tujuan sebagai cara untuk mengetahui tingkat
keterlaksanaan kegiatan dan ketercapaian program yang telah dilaksanakan. Jenis evaluasi sangat banyak dan di dalam
Panduan Operasional Pelaksanaan BK terdapat 2 (dua) jenis evaluasi, yaitu evaluasi proses dan evaluasi hasil untuk
mengevaluasi program BK.
Evaluasi proses merupakan kegiatan evaluasi yang dilakukan selama kegiatan pelayanan Bimbingan dan Konseling
masih berlangsung. Evaluasi proses program bimbingan bertujuan untuk mengukur sejauh mana efektivitas suatu
proses kegiatan bimbingan klasikal yang telah dilaksanakan di dalam kelas. Evaluasi hasil merupakan kegiatan yang
dilakukan setelah layanan selesai diberikan kepada konseli/peserta didik bisa dalam satu semester atau satu tahun
sekali atau bahkan pertiga tahun sekali. Evaluasi hasil bertujuan untuk memperoleh informasi tentang keefektifan
layanan Bimbingan dan Konseling pada aspek pencapaian perubahan kondisi peserta didik terutama layanan klasikal.
Fokus pengukuran dan penilaian pada evaluasi proses dan hasil dapat meliputi :
a. Evaluasi proses meliputi aspek emosi konseli/peserta didik, kebermanfaatan topik, kesesuaian materidan
metode serta kebermaknaan konseli/peserta didik melalui refleksi.
b. Evaluasi hasil meliputi perubahan pemahaman diri, sikap dan perilaku yang terkait dengan tema atautopik
yang telah diberikan.
c. Keduanya juga dapat diukur melalui adanya rencana kegiatan dari konseli/peserta didik dalam
upayapengembangan diri.
Evaluasi memiliki beberapa tahapan yang tergantung pada model evaluasi yang digunakan. Secara umum evaluasi
memiliki lima tahapan:
a. Penyusunan rencana evaluasi
b. Pengumpulan data
c. Analisis data dan interpretasi data
d. Rekomendasi atau tindak lanjut
e. Pelaporan Hasil Evaluasi
Pada program BK di sekolah ini maka evaluasi akan dilakukan pada akhir semester 2 (genap) dan berakhir pada awal
tahun pelajaran baru dengan melibatkan beberapa unsur stakeholder. Instrumen yang digunakan adalah angket
dengan menggunakan alat bantu google form. Hasil yang diberikan akan dilaporkan kepada stakeholder sesuai dengan
kebutuhannya.
Lampiran 1
Tanggal Pengisian
Kelas
Jenjang NIS
Kelas NISN
Deskripsi Angket Gejala Masalah Umum (AGM-U) merupakan alat pengumpul data non tes yang berisi tentang
tugas pekembangan dan potensi hambatan yang dihadapi siswa. AGM-U dirancang oleh team
approling.com secara khusus. Item angket ini didasarkan pada teori tugas perkembangan, teori kesulitan
belajar dan hasil penelitian mengenai masalah siswa di Indonesia. Hasil jawaban dari angket ini dapat
dijadikan dasar pembuatan program dan dasar pemberian layanan konseling untuk siswa
Komitmen Jawablah dengan kondisi sebenarnya yang Anda rasakan atau alami. Jawaban Anda akan dirahasiakan
dan tidak mempengaruhi penilaian hasil belajar.
Quesioner
SS S KK J SJ
No Pernyataan
5 4 3 2 1
1 Saya kesulitan belajar dengan teman secara online
19 Saya berkata atau berbuat kasar pada teman dengan maksud bercanda
30 Saya merasa saat ini lebih baik bekerja dari pada bersekolah
Prioritas Dari gejala masalah yang Anda pilih pada lembar sebelumnya, pilihlah lima gejala masalah utama yang
menurut Anda menjadi sumber persoalan yang dihadapi saat ini. Dimulai dari peringkat 1 dengan
kategori masalah terberat.
Petunjuk Cara menuliskannya satu kolom untuk satu nomor item, misalnya peringkat 1 No 12 tulis saja dengan
angka 12
Quesioner
Jika peserta didik/konseli merasa masih ada gejala masalah yang belum tercantum dalam angket maka dapat
menuliskannya pada kolom di bawah ini. Tulis dengan bahasa yang baik dan benar tanpa ada singkatan.
TANGERANG,
Guru Bimbingan dan Konseling