Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN

A. RASIONAL
Paradigma bimbingan dan konseling dewasa ini lebih berorientasi pada pengenalan potensi,
kebutuhan, dan tugas perkembangan serta pemenuhan kebutuhan dan tugas-tugas perkembangan
tersebut. Dalam perkembangannya, seringkali peserta didik mengalami hambatan atau masalah
yang perlu dibantu mengoptimalkan potensinya mengatasi masalah tersebut agar
perkembangannya optimal. Atas dasar pemikiran tersebut, layanan bimbingan dan konseling
berfokus pada potensi peserta didik untuk berkembang. Bimbingan dan konseling bukan hanya
mengenali kebutuhan dan potensi peserta didik, melainkan juga kondisi orangtua dan sekolah.
Sejalan dengan Tujuan Pendidikan Nasional (UU No. 20 Tahun 2003), upaya untuk
memberikan pembekalan ilmu pengetahuan dan teknologi wilayah garapan guru bidang studi
sedangkan upaya untuk memfasilitasi perkembangan peserta didik merupakan wilayah garapan
bimbingan dan konseling yang harus dilakukan secara proaktif, berbasis data perkembangan
peserta didik beserta factor yang mempengaruhinya, dan berkesinambungan.
Diberlakukannya kurikulum 2013 revisi di SMKN 1 Dawuan, berimbas juga pada
penyelenggaraan layanan bimbingan dan konseling. Merujuk pada Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 111 Tahun 2014 tentang bimbingan dan konseling pada pendidikan dasar dan
menengah, layanan Bimbingan dan Konseling merupakan upaya sistematis, objektif, logis, dan
berkelanjutan serta terprogram yang dilakukan oleh konselor atau guru bimbingan dan konseling
untuk memfasilitasi perkembangan peserta didik/konseli untuk mencapai kemandirian, dalam
wujud kemampuan memahami, menerima, mengarahkan, mengambil keputusan, dan
merealisasikan diri secara bertanggung jawab sehingga mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan
dalam kehidupannya. Dalam pelaksanaannya, layanan bimbingan dan konseling tidak dapat
terselenggara hanya dengan upaya konselor sendiri melainkan melibatkan juga dukungan dari
pihak lain seperti kolaborasi antara konselor dengan kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan,
sekuriti dan caraka sekolah, orang tua/wali peserta didik, peserta didik itu sendiri dan pihak-pihak
terkait. Layanan bimbingan dan konseling juga mendukung komponen lainnya dalam pendidikan
khususnya di SMKN 1 Dawuan.
Bimbingan dan konseling di sekolah memiliki peranan penting dalam membantu peserta
didik dalam mencapai tugas-tugas perkembangan sebagaimana tercantum dalam Standar
Kompetensi Kemandirian Peserta Didik dan Kompetensi Dasar (SKKPD). Dalam upaya
mendukung pencapaian tugas perkembangan tersebut, program bimbingan dan konseling
dilaksanakan secara utuh dan kolaboratif dengan seluruh stakeholder sekolah.
1
Dewasa ini, layanan bimbingan dan konseling yang diselenggarakan oleh SMKN 1
Dawuan memiliki banyak tantangan baik secara internal maupun eksternal. Dari sisi internal,
problematika yang dialami oleh sebagian besar peserta didik bersifat kompleks. Beberapa
diantaranya adalah problem terkait penyesuaian akademik di sekolah, penyesuaian diri dengan
pergaulan sosial di sekolah, ketidakmatangan orientasi pilihan karir, dan lain-lainnya. Dari sisi
eksternal, peserta didik yang notabene berada dalam rentang usia anak persiapan menuju remaja
awal juga dihadapkan dengan perubahan-perubahan cepat yang terjadi dalam skala global.
Perkembangan teknologi informasi yang begitu cepat dan massif seringkali memberikan dampak
negatif bagi perkembangan pribadi-sosial peserta didik di sekolah. Sebagai contoh, akses tak
terbatas dalam dunia maya seringkali melahirkan budaya instan dalam mengerjakan tugas,
maraknya pornografi, dan problem lainnya.
Namun demikian, pada dasarnya setiap individu memiliki kecenderungan untuk menata diri
dan mencapai tujuan hidup yang lebih bermakna, tidak terkecuali peserta didik di sekolah. Dari
berbagai problem yang ada, masih terdapat harapan yang besar terhadap keunggulan-keunggulan
yang dimiliki oleh peserta didik. Beberapa peserta didik memiliki potensi untuk dikembangkan
bakat dan minatnya, aktif dalam kegiatan olahraga, berbakat dalam bidang seni dan lain-lainnya.
Daya dukung yang tersedia di SMKN 1 Dawuan dapat dikatakan cukup baik. Begitu pula dari
segi daya dukung sarana dan prasarana yang dimiliki, SMKN 1 Dawuan memiliki kecukupan
fasilitas untuk menopang kegiatan pengembangan bakat dan minat peserta didik melalui berbagai
wadah kegiatan intra maupun ekstrakurikuler.
Peserta didik SMK memiliki kekhasan pada jenjang pendidikan menengah yaitu lulusannya
yang bukan hanya melanjutkan studi tetapi juga bekerja bahkan berwirausaha. Setiap lini di
sekolah termasuk bimbingan dan konseling membantu peserta didik untuk memiliki kesiapan
akan ketiga hal tersebut, di samping hal lainnya yang umumnya diperlukan oleh remaja seusianya.
Sebagian besar orang tua/wali peserta didik memiliki profesi beragam dan telah menyatakan
kepahaman dan kesediaan untuk turut berkontribusi untuk mendukung kegiatan sekolah demi
optimalisasi kemandirian peserta didik. Kondisi ini merupakan modal yang luar biasa dalam
mendukung keberhasilan layanan bimbingan dan konseling di sekolah.

B. DASAR HUKUM
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional (Lembar Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembar
Negara Republik Indonesia)

2
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan.
3. Undang-undang Republik Indonesia tentang Guru dan Dosen.
4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2008 tentang
Standar Kualifikasi Akademik Kompetensi Konselor.
5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 64 tahun 2014
tentang Peminatan pada Pendidikan Menengah.
6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 111 tahun 2014
tentang Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan Menengah.
7. Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter
8. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Tahun 2016, tentang Panduan Operasional Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling di
Sekolah Menengah Pertama (SMP).
9. Departemen Pendidikan Nasional 2008, tentang Penataan Pendidikan Profesional Konselor
dan Layanan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal.

C. VISI DAN MISI


1. Visi dan Misi SMKN 1 Dawuan
a. Visi
Menuju sekolah yang unggul, berprestasi dan religius.

b. Misi
a. Melaksanakan pembelajaran yang efektif, menarik bagi semua guru dan siswa
b. Menumbuhkan semangat keunggulan warga sekolah dalam berkarya
c. Mendorong siswa mengenali potensi dirinya untuk meningkatkan motivasi
berprestasi
d. Menumbuhkan peningkatan terhadap ajaran agama yang dianut

2. Visi dan Misi Bimbingan dan Konseling SMKN 1 Dawuan


a. Visi
Visi bimbingan dan konseling adalah terwujudnya layanan bimbingan dan konseling
yang profesional dalam memfasilitasi perkembangan peserta didik/konseli menuju
pribadi unggul, berprestasi dan religious

3
b. Misi
1) Menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling yang memandirikan peserta
didik/konseli berdasarkan pendekatan yang humanis dan multikultur.
2) Membangun kolaborasi dengan guru mata pelajaran, wali kelas, orang tua, dunia
usaha dan industri, dan pihak lain dalam rangka menyelenggarakan layanan
bimbingan dan konseling
3) Meningkatkan mutu guru bimbingan dan konseling atau konselor melalui kegiatan
pengembangan keprofesionalan berkelanjutan.

D. DESKRIPSI KEBUTUHAN
Sebelum melaksanakan tugasnya, guru Bimbingan dan Konseling terlebih dahulu memahami
peserta didik yang akan dilayaninya dengan melakukan identifikasi kebutuhan (needs assesment)
peserta didik. Untuk melakukan identifikasi kebutuhan diperlukan instrument tes maupun nontes.
Tujuan penggunaan instrumen tersebut adalah untuk mengetahui kebutuhan dan permasalahan
peserta didik. Lebih jauhnya, pengalaman konselor dalam melaksanakan program layanan konseling
dan masukan dari berbagai pihak terkait juga dapat digunakan sebagai dasar penyusunan daftar
kebutuhan konseli.
Sebagai dasar perencanaan layanan, instrument yang digunakan untuk mengidentifikasi
kebutuhan peserta didik kelas X di SMKN 1 Dawuan adalah dengan menggunakan angket dan
aplikasi kebutuhan AKPD yang berdasarkan pada SKKPD dengan pendekatan tujuan (4 bidang
layanan). Angket yang telah diolah dengan aplikasi Angket Kebutuhan Peserta Didik menunjukkan
yang hasil sebagai berikut.
JML
BIDAN BUTIR ANGKET KEBUTUHAN PESERTA PRIORIT
RESPONDE %
G DIDIK AS
N
PRIBAD Saya kadang-kadang berperilaku dan bertutur kata 0,02
I tidak jujur 63 4 TINGGI
Saya merasa belum bisa mengendalikan emosi 0,02
  dengan baik 54 0 TINGGI
Saya belum paham tentang sikap dan perilaku 0,03
  asertif 80 0 TINGGI
0,02
  Saya belum memahami potensi diri 68 6 TINGGI
Saya belum tahu perubahan dan permasalahan 0,02
  yang terjadi pada masa remaja 64 4 TINGGI
Saya belum mengenal tentang macam-macam 0,02
  kepribadian 58 2 TINGGI
0,02
  Saya kurang memiliki rasa percaya diri 62 3 TINGGI
  Saya kadang kurang menjaga kesehatan diri 59 0,02 TINGGI
4
2
Saya belumtahu ciri-ciri/sifat/prilaku pribadi yang 0,02
  berkarakter 68 6 TINGGI
Saya kesulitan mengatur waktu belajar dan 0,02
  bermain 55 1 TINGGI
0,02
  Saya belum bisa menjadi pribadi yang mandiri 59 2 TINGGI
Saya belum memahami tentang norma/cara 0,02
  membangun berkeluarga 78 9 TINGGI
Saya belum banyak mengenal lingkungan sekolah 0,03
SOSIAL baru 94 5 TINGGI
0,02
  Saya belum memahami tentang kenakalan remaja 67 5 TINGGI
Saya masih sedikit mengetahui tentang dampak 0,02
  atau bahaya rokok 77 9 TINGGI
Saya belum banyak mengenal tentang 0,02
  perilakusosial yang bertanggungjawab 70 6 TINGGI
Saya belum tahu tentang bullying dancara 0,02
  mensikapinya 71 7 TINGGI
Saya sukar bergaul dengan teman-teman di 0,02
  sekolah 72 7 TINGGI
0,02
  Saya kurang memahami dampak dari media social 57 1 TINGGI
Saya kurang suka berkomunikasi dengan teman 0,02
  lawan jenis 56 1 TINGGI
BELAJA Saya belum tahu cara belajar yang baik dan benar 0,03
R di SMK/MAK 94 5 TINGGI
0,02
  Saya belum tahu cara meraih prestasi di sekolah 56 1 TINGGI
Saya belum paham tentang gaya belajar dan 0,02
  strategi yang sesuai dengannya 77 9 TINGGI
Saya merasa kesulitan dalam memahami pelajaran 0,03
  tertentu 80 0 TINGGI
Saya belum tahu cara memanfaatkan sumber 0,02
  belajar 58 2 TINGGI
Saya belum tahu tentang struktur kurikulum yang 0,03
  ada di sekolah 86 2 TINGGI
Saya belum paham cara memilih lembaga 0,02
  bimbingan belajar yang baik 67 5 TINGGI
Saya belum tahu cara memperoleh bantuan 0,03
KARIR pendidikan (beasiswa) 79 0 TINGGI
Saya merasa belum paham hubungan antara hobi, 0,02
  bakat, minat, kemampuan dan karir 65 4 TINGGI

Berdasarkan hasil identifikasi kebutuhan peserta didik kelas X dengan menggunakan AKPD,
dapat terlihat bahwa:
- Kebutuhan akan layanan yang muncul pada tabel tersebut di atas adalah masalah dengan kategori
tinggi sesuai isian peserta didik pada angket.

5
- Kebutuhan pada Bidang Pribadi, yaitu : berperilaku dan bertutur kata tidak jujur, mengendalikan
emosi dengan baik, pemahaman tentang sikap dan perilaku asertif, memahami potensi diri,
perubahan dan permasalahan yang terjadi pada masa remaja, mengenal tentang macam-macam
kepribadian, memiliki rasa percaya diri, kurang menjaga kesehatan diri, ciri-ciri/sifat/prilaku
pribadi yang berkarakter, kesulitan mengatur waktu belajar dan bermain, menjadi pribadi yang
mandiri,memahami tentang norma/cara membangun berkeluarga
- Kebutuhan bidang Sosial, yaitu: mengenal lingkungan sekolah baru, pemahaman tentang
kenakalan remaja, dampak atau bahaya rokok, perilaku sosial yang bertanggungjawab di tengah
masyarakat, bullying dan cara mensikapinya, cara bergaul dengan teman-teman di sekolah,
dampak dari media sosial dan cara berkomunikasi dengan teman lawan jenis.
- Kebutuhan pada bidang belajar, yaitu: memperoleh informasi mengenai cara belajar yang baik
dan benar di SMK/MAK, cara meraih prestasi di sekolah, pemahaman tentang gaya belajar dan
strategi yang sesuai, mengatasi kesulitan dalam memahami pelajaran tertentu, informasi
mengenai cara memanfaatkan sumber belajar, pemahaman tentang struktur kurikulum yang ada
di sekolah serta cara memilih lembaga bimbingan belajar yang baik.
- Kebutuhan pada bidang karir, yaitu: memperoleh informasi mengenai cara memperoleh bantuan
pendidikan (beasiswa) dan pemahaman hubungan antara hobi, bakat, minat, kemampuan dan
karir

Peserta didik SMK memiliki kekhasan pada jenjang pendidikan menengah yaitu lulusannya
yang bukan hanya melanjutkan studi tetapi juga bekerja bahkan berwirausaha. Oleh karenanya,
setiap layanan harus diarahkan pula kearah tiga hal tersebut. Peserta didik perlu terus diingatkan,
didorong, difasilitasi, dan dibantu untuk memiliki kesiapan baik itu melanjutkan studi, bekerja
dan/atau berwirausaha.

E. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari pemberian layanan bimbingan dan konseling kepada peserta didik
adalah untuk memfasilitasi peserta didik agar dapat menyesuaikan diri dan berkembang secara
optimal dan mencapai kemandirian.

2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus program bimbingan dan konseling ini adalah sebagai berikut.

6
a. Membantu peserta didik menyelesaikan permasalahan di bidang pribadi, sosial, belajar dan
karir yang muncul di AKPD
b. Membantu peserta didik mengenali potensi dirinya berkenaan dengan penyesuaian diri
terhadap tuntutan lingkungan sekolah, sosial masyarakat dan lingkungan industri
c. Mengarahkan sudut pandang dan sikap peserta didik untuk bersiap melanjutkan studi,
bekerja dan berwirausaha melalui kolaborasi dengan berbagai pihak

F. SASARAN
Sasaran layanan program bimbingan dan konseling ini adalah siswa kelas X di SMKN 1
Dawuan. Adapun karakteristik perkembangan kelas X yang masih berada pada masa remaja adalah
sebagai berikut.
Dari arah Ke arah
Kematangan Emosional dan Sosial
1. Tidak toleran dan bersikap superior 1. Bersikap toleran dan merasa nyaman
2. Kaku dalam bergaul 2. Luwes dalam bergaul
3. Peniruan buta terhadap teman budaya 3. Interdependensi dan mempunyai self-esteem
4. Kontrol orangtua 4. Kontrol diri sendiri
5. Perasaan yanh tidak jelas tentang dirinya 5. Perasaan mau menerima dirinya dan orang
dan orang lain lain
6. Kurang dapat mengendalikan diri dari 6. mampu menyatakan emosinya secara
rasa marah dan sikap permusuhan konstruktif dan kreatif
Perkembangan Heteroseksual
1. Belum memiliki kesadaran tentang 1. Menerima identitas seksualnya sebagai pria
perubahan seksualnya atau wanita
2. Mengidentifikasi orang lain yang sama 2. Mempunyai perhatian terhadap jenis
jenis kelaminnya kelamin yang berbeda dan bergaul
dengannya
3. Bergaul dengan banyak teman 3. Memilih teman-teman tertentu
Kematangan Kognitif
1. Menyenangi prinsip-prinsip umum dan 1. Membutuhkan penjelasan tentang fakta dan
jawaban yang final teori
2. Menerima kebenaran dari sumber otoritas 2. Memerlukan bukti sebelum menerima
3. Memiliki banyak minat/perhatian 3. Memiliki sedikit minat/perhatian
4. Bersikap subyektif dalam menafsirkan 4. Bersikap obyektif dalam menafsirkan
7
sesuatu sesuatu
Filsafat Hidup
1. Tingkah laku dimotivasi oleh kesenangan 1. Tingkah lakunya dimotivasi oleh aspirasi
belaka
2. Acuh tak acuh terhadap prinsip-prinsip 2. Melibatkan diri atau mempunyai perhatian
ideologi dan etika terhadap ideologi dan etika
3. Tingkah lakunya bergantung pada 3. Tingkah lakunya dibimbing oleh tanggung
reinforcement (dorongan dari luar) jawab moral

Karena sasaran layanan adalah siswa SMK yang mana sudah terfokus pada bidang karir
tertentu. Berikut merupakan indikator kematangan karir remaja menurut Donald E. Super (Sharf,
1992, hlm. 155-159).
1. Perencanaan Karir (Career Planning).
Aspek perencanaan karir menurut Super (Sharf, 1992, hlm. 156), merupakan aktivitas
pencarian informasi dan seberapa besar keterlibatan individu dalam proses tersebut. Kondisi
tersebut didukung oleh pengetahuan tentang macam-macam unsur pada setiap pekerjaan.
Indikator ini adalah menyadari wawasan dan persiapan karir, memahami pertimbangan
alternatif pilihan karir dan memiliki perencanaan karir di masa depan.

2. Eksplorasi Karir (Career Exploration).


Menurut Super (Sharf, 1992, hlm. 157) merupakan kemampuan individu untuk
melakukan pencarian informasi karir dari berbagai sumber karir, seperti kepada orang tua,
saudara, kerabat, teman, guru bidang studi, konselor sekolah, dan sebagainya. Aspek
eksplorasi karir berhubungan dengan seberapa banyak informasi karir yang diperoleh siswa
dari berbagi sumber tersebut. Indikator dari aspek ini adalah mengumpulkan informasi karir
dari berbagai sumber dan memanfaatkan informasi karir yang telah diperoleh.

3. Pengetahuan tentang Membuat Keputusan Karir (Decision Making).


Aspek ini menurut Super (Sharf, 1992, hlm. 157) adalah kemampuan siswa dalam
menggunakan pengetahuan dan pemikiran dalam membuat perencanaan karir. Konsep ini
didasari pada tuntutan siswa untuk membuat keputusan karir, dengan asumsi apabila siswa
mengetahui bagaimana orang lain membuat keputusan karir maka diharapkan mereka juga
mampu membuat keputusan karir yang tepat bagi dirinya.

8
Perencanaan, eksplorasi dan pengetahuan untuk membuat keputusan karir sudah tidak
muncul pada siswa SMK, karena jurusannya (pilihan karir) sudah spesifik. Oleh karena sudah
spesifik, pilihan karirnya itu sudah tinggal diterima dan dimantapkan lagi.

4. Pengetahuan/Informasi tentang Dunia Kerja (World of Work Information).


Aspek ini terdiri dari dua komponen menurut Super (Sharf, 1992, hlm. 158), yakni terkait
dengan tugas perkembangan, yaitu individu harus tahu minat dan kemampuan diri,
mengetahui cara orang lain mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan dan
mengetahui alasan orang berganti pekerjaan. Komponen kedua adalah mengetahui tugas-
tugas pekerjaan dalam suatu jabatan dan perilaku-perilaku dalam bekerja.

5. Pengetahuan tentang Kelompok Pekerjaan yang Lebih Disukai (Knowledge of Preferred


Occupational Group).
Aspek ini menurut Super (Sharf, 1992, hlm. 158) adalah siswa diberi kesempatan untuk
memilih satu dari beberapa pilihan pekerjaan, dan kemudian ditanyai mengenai halhal yang
berkaitan dengan pekerjaan tersebut. Mengenai persyaratan, tugas-tugas, faktor-faktor dan
alasan yang mempengaruhi pilihan pekerjaan dan mengetahui resiko-resiko dari pekerjaan
yang dipilihnya. Indikator pada aspek ini adalah pemahaman mengenai tugas dari pekerjaan
yang diinginkan, memahami persyaratan dari pekerjaan yang diinginkan, mengetahui faktor
dan alasan yang mempengaruhi pilihan pekerjaan yang diminati dan mampu mengidentifikasi
resiko-resiko yang mungkin muncul dari pekerjaan yang diminati.

6. Realisasi Keputusan Karir (Realisation).


Realisasi keputusan karir adalah perbandingan antara kemampuan individu dengan
pilihan karir pekerjaan secara realistis. Aspek ini menurut Super (Sharf, 1992, hlm. 159),
antara lain: memiliki pemahaman yang baik tentang kekuatan dan kelemahan diri
berhubungan dengan pekerjaan yang diinginkan, mampu melihat faktor-faktor yang
mendukung dan menghambat karir yang diinginkan, mampu mengambil manfaat membuat
keputusan karir yang realistik.

9
BAB II
PELAKSANAAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING

A. ORGANISASI

DINAS PENDIDIKAN

KOMITE SEKOLAH KEPALA SEKOLAH ORGANISASI PROFESI

WAKASEK KEPALA PROGRAM KOORDINATOR BK


KEAHLIAN

GURU MAPEL GURU BK

PESERTA DIDIK

No Nama NIP Jabatan


1 H.Ahmad Bahrudin, S.P 196105231986031006 Kepala Sekolah
2 Ujang Warlan, S.Pd 198612032010011007 Wakasek Kurikulum
3 Muhamad Aripin, S.Pd 197104272006041008 Wakasek Ketarunaan
4 Ima Ratna Dewi, M.Pd 198102082009022006 Wakasek Sarana
5 Dedeh Aan Hendarsyah, S.Pd.I - Wakasek Humas
6 Fauziah Faznur Oktorina, S.Pd 199010212019032011 Koordinator BK
Guru BK kelas X, kelas XI TB
dan kelas XI TBSM 1
7 Wulan Novitasari Suheri, S.Pd 198911262020122011 Staff Waka Hubin bagian
BKK
Guru BK Kelas XII, kelas XI
ATU, XI TBSM 2 dan XI
TKJ.

a. Kepala Sekolah adalah penanggung jawab pelaksanaan teknis bimbingan dan konseling di
sekolah. Kepala sekolah merupakan penanggung jawab sekaligus pemberi kebijakan segala
aktivitas yang ada di sekolah yang dibantu oleh para staff, para guru pengajar dan guru
bimbingan dan konseling di SMKN 1 Dawuan.
10
b. Koordinator dan Guru Pembimbing adalah pelaksana utama yang mengkoordinir semua
kegiatan yang terkait dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah. Guru
bimbingan dan konseling sebagai staf yang mengurus pelaksanaan program bimbingan dan
konseling. Pelaksanaan dimulai dari penyusunan program bimbingan dan konseling,
penetapan strategi, melaksanakan layanan bimbingan dan konseling, dan melaporkan hasil
dari pelaksanaan program bimbingan dan konseling kepada kepala sekolah.
c. Guru Mata Pelajaran mempunyai tanggung jawab terhadap salah satu mata pelajaran dan
menjadi mitra dalam pelaksanaan program layanan bimbingan dan konseling yang biasa
diintegrasikan dalam proses belajar mengajar.
d. Wali Kelas membawahi (mempunyai tanggung jawab) kelas dan menjadi mitra kerja dalam
melaksanakan program layanan bimbingan dan konseling, terutama dalam hal yang terkait
dengan perkembangan dan kemajuan kelas (dalam hal akademis dan sosial).
e. Tata Usaha membantu dalam penyelenggaraan administrasi ketatausahaan sekolah dan
pelaksanaan administrasi bimbingan dan konseling.
f. Komite Sekolah merupakan organisasi orang tua peserta didik yang berkewajiban
membantu penyelenggaraan pendidikan termasuk pelaksanaan bimbingan dan konseling.
g. Lingkungan/institusi terkait : kerja sama dengan lembaga/institusi yang bisa membantu
pelaksanaan program layanan bimbingan seperti pemerintah daerah, disnakertrans, BNPB
(Badan Nasional Penanggulangan Bencana), Puskesmas Rawalele, dan Polsek Kalijati.
h. Peserta didik adalah individu yang berhak menerima pengajaran, latihan dan layanan
bimbingan dan konseling.

B. KOMPONEN PROGRAM
Komponen program bimbingan dan konseling di SMK meliputi : (1) layanan dasar, (2) layanan
peminatan dan perencanaan individual, (3) Layanan Responsif, dan (4) dukungan sistem. Berikut
penjelasan mengenai masing-masing komponen
1)  Layanan Dasar
Layanan dasar adalah proses pemberian bantuan kepada semua peserta didik/konseli yang
berkaitan dengan pengembangan sikap, pengetahuan, dan keterampilan dalam bidang pribadi,
sosial, belajar, dan karir sebagai pengejawantahan tugas-tugas perkembangan mereka. Layanan
dasar merupakan inti pendekatan perkembangan yang diorganisasikan berkenaan dengan
pengetahuan tentang diri dan orang lain, perkembangan belajar, serta perencanaan dan eksplorasi
karir.

11
Layanan dasar dilaksanakan dalam aktivitas yang langsung diberikan kepada peserta
didik/konseli adalah bimbingan kelompok, bimbingan klasikal, dan bimbingan lintas kelas.
Aktivitas yang dilaksanakan melalui media adalah papan bimbingan, leaflet dan media inovatif
bimbingan dan konseling. Bagi guru kelas yang menjalankan fungsi sebagai guru bimbingan dan
konseling, layanan bimbingan klasikal dapat diintegrasikan dalam kegiatan pembelajaran tematik.

2)  Layanan Responsif


Layanan responsif adalah layanan untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek peserta didik,
atau masalah-masalah yang dialami peserta didik/konseli yang bersumber dari lingkungan
kehidupan pribadi, sosial, belajar, dan karir. Layanan terdiri atas konseling individual, konseling
kelompok, konsultasi, konferensi kasus, referal dan advokasi. Sementara aktivitas layanan
responsif melalui media adalah konseling melalui elektronik dan kotak masalah.
Pada konteks layanan responsif di sekolah, guru bimbingan dan konseling atau konselor
memberikan intervensi secara singkat. Pada layanan responsif juga dilakukan advokasi yang
menitikberatkan pada membantu peserta didik/konseli untuk memiliki kesempatan yang sama
dalam mencapai tugas-tugas perkembangan. Guru bimbingan dan konseling atau konselor
menyadari terdapat rintangan-rintangan bagi peserta didik yang disebabkan oleh disabilitas,
jenis kelamin, suku bangsa, bahasa, orientasi seksual, status sosial ekonomi, pengaruh orangtua,
keberbakatan, dan sebagainya. Guru bimbingan dan konseling atau konselor harus memberikan
advokasi agar semua peserta didik/konseli mendapatkan perlakuan yang setara selama menempuh
pendidikan di SMK.

3)  Layanan Peminatan dan Perencanaan Individual Peserta Didik


Layanan peminatan dan perencanaan individual merupakan proses pemberian bantuan kepada
semua peserta didik/konseli dalam membuat dan mengimplementasikan rencana pribadi, sosial,
belajar, dan karir. Tujuan utama layanan ini ialah membantu peserta didik belajar memantau dan
memahami pertumbuhan dan perkembangannya sendiri dan mengambil tindakan secara proaktif
terhadap informasi tersebut Layanan peminatan dan perencanaan individual berisi aktivitas
membantu setiap peserta didik untuk mengembangkan dan meninjau minat dan perencanaan
pribadi, sosial, belajar, dan karir. Aktivitas dimulai sejak peserta didik masih di sekolah dasar dan
berlanjut terus sampai di sekolah menengah. Rencana yang telah dibuat oleh peserta didik ditinjau
dan diperbaharui secara berkala dan didokumentasikan di dalam profil peserta didik, misalnya
dalam bentuk grafik.
Aktivitas layanan peminatan dan perencanaan individual yang langsung diberikan kepada
peserta didik dapat berupa kegiatan bimbingan klasikal, konseling individual, konseling
12
kelompok, bimbingan kelas besar atau lintas kelas, bimbingan kelompok, konsultasi dan
kolaborasi.
Aktivitas peminatan dan perencanaan individual di SMKN 1 Dawuan terintegrasi dengan
kegiatan ekstrakurikuler dan program Praktik Kerja Lapangan. Pemilihan kegiatan ekstrakurikuler
juga dapat menggambarkan minat peserta didik pada aktivitas tertentu. Guru bimbingan dan
konseling atau konselor dapat memberikan informasi tentang perencanaan pribadi, akademik dan
karir dalam pemilihan kegiatan ekstra kurikuler bagi peserta didik. Mengenalkan dan
mempersiapkan diri peserta didik untuk mengikuti program praktik kerja lapangan, yang mana
praktik kerja lapangan itu dilaksanakan selama 3 bulan.

4)  Dukungan Sistem
Dukungan sistem merupakan komponen pelayanan dan kegiatan manajemen, tata kerja
infrastruktur dan pengembangan keprofesionalan konselor secara berkelanjutan yang secara tidak
langsung memberikan bantuan kepada peserta didik atau memfasilitasi kelancaran perkembangan
peserta didik. Aktivitas yang dilakukan dalam dukungan sistem adalah (1) administrasi, yang di
dalamnya termasuk melaksanakan dan menindaklanjuti asesmen, kunjungan rumah, menyusun
dan melaporkan program bimbingan dan konseling, membuat evaluasi, dan melaksanakan
administrasi dan mekanisme bimbingan dan konseling, serta (2) kegiatan tambahan dan
pengembangan profesi, bagi konselor atau guru kelas yang berfungsi sebagai guru bimbingan dan
konseling, kegiatan pengembangan profesi dilaksanakan sesuai dengan tugasnya sebagai guru
kelas dengan diperkaya oleh kegiatan pelatihan atau lokakarya tentang bimbingan dan konseling
untuk memperkuat kompetensi dalam menjalankan fungsi sebagai guru bimbingan dan konseling
atau konselor.
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (guru sebagai pembelajar) bagi konselor atau guru
bimbingan dan konseling dapat dilakukan dengan moda tatap muka, daring dan kombinasi antara
tatap muka dan daring.

C. MENGIDENTIFIKASI BIDANG LAYANAN


Bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan mencakup empat bidang layanan, yaitu
bidang layanan yang memfasilitasi perkembangan pribadi, sosial, belajar, dan karir yang
merupakan satu kesatuan utuh dapat dipisahkan dalam setiap diri individu peserta didik/konseli
1. Pribadi
Suatu proses pemberian bantuan dari guru bimbingan dan konseling atau konselor
kepada peserta didik/konseli untuk memahami, menerima, mengarahkan, mengambil

13
keputusan, dan merealisasikan keputusannya secara bertanggung jawab tentang perkembangan
aspek pribadinya, sehingga dapat mencapai perkembangan secara optimal dan mencapai
kebahagiaan, kesejahteraan dan keselamatan dalam kehidupannya.
Aspek perkembangan peserta didik/konseli yang dikembangkan meliputi (1) memahami
potensi diri dan memahami kelebihan dan kelemahannya, baik kondisi fisik maupun psikis, (2)
mengembangkan potensi untuk mencapai kesuksesan dalam kehidupannya, (3) menerima
kelemahan kondisi diri dan mengatasinya secara baik.

2. Sosial
Suatu proses pemberian bantuan dari konselor kepada peserta didik/konseli untuk
memahami lingkungannya dan dapat melakukan interaksi sosial secara positif, terampil
berinteraksi sosial, mampu mengatasi masalah-masalah sosial yang dialaminya, mampu
menyesuaikan diri dan memiliki keserasian hubungan dengan lingkungan sosialnya sehingga
mencapai kebahagiaan dan kebermaknaan dalam kehidupannya.
Aspek perkembangan peserta didik/konseli yang dikembangkan meliputi (1) berempati
terhadap kondisi orang lain, (2) memahami keragaman latar sosial budaya, (3) menghormati
dan menghargai orang lain, (4) menyesuaikan dengan nilai dan norma yang berlaku, (5)
berinteraksi sosial yang efektif, (6) bekerjasama dengan orang lain secara bertanggung jawab,
dan (8) mengatasi konflik dengan orang lain berdasarkan prinsip yang saling menguntungkan.

3. Belajar
Proses pemberian bantuan kepada peserta didik/ konseli dalam mengenali potensi diri untuk
belajar, memiliki sikap dan keterampilan belajar, terampil merencanakan pendidikan, memiliki
kesiapan menghadapi ujian, memiliki kebiasaan belajar teratur dan mencapai hasil belajar
secara optimal sehingga dapat mencapai kesuksesan, kesejahteraan, dan kebahagiaan dalam
kehidupannya.
Aspek perkembangan yang dikembangkan meliputi; (1) menyadari potensi diri dalam aspek
belajar dan memahami berbagai hambatan belajar; (2) memiliki sikap dan kebiasaan belajar
yang positif; (3) memiliki motif yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat; (4) memiliki
keterampilan belajar yang efektif; (5) memiliki keterampilan perencanaan dan penetapan
pendidikan selanjutnya; dan (6) memiliki kesiapan menghadapi ujian.

4. Karir
Proses pemberian bantuan oleh guru bimbingan dan konseling atau konselor kepada peserta
didik/konseli untuk mengalami pertumbuhan, perkembangan, eksplorasi, aspirasi dan
14
pengambilan keputusan karir sepanjang rentang hidupnya secara rasional dan realistis berdasar
informasi potensi diri dan kesempatan yang tersedia di lingkungan hidupnya sehingga
mencapai kesuksesan dalam kehidupannya.
Aspek perkembangan yang dikembangkan meliputi; (1) pengetahuan konsep diri yang
positif tentang karir, (2) kematangan emosi dan fisik dalam membuat keputusan karir, (3)
Kesadaran pentingnya pencapaian prestasi untuk mendapatkan kesempatan karir, (4)
Kesadaran hubungan antara pekerjaan dan belajar, (5) Keterampilan untuk memahami dan
menggunakan informasi karir, (6) Kesadaran hubungan antara tanggung jawab personal,
kebiasaan bekerja yang baik dan kesempatan karir, (7) Kesadaran bagaimana karir
berhubungan dengan fungsi dan kebutuhan di masyarakat, (8) Kesadaran tentang perbedaan
pekerjaan dan perubahan peran laki-laki dan perempuan.

D. RENCANA KEGIATAN (ACTION PLAN)


Rencana kegiatan (action plan) bimbingan dan konseling merupakan rencana yang
menguraikan tindakan-tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang didapat dari hasil
assesmen terhadap kondisi peserta didik/konseli serta standar kompetensi kemandirian siswa.
Rencana kegiatan bimbingan dan konseling terdiri dari beberapa komponen, yaitu :
1. Bidang layanan. Berisi tentang aspek kehidupan siswa dalam bidang pribadi, sosial, belajar dan
karir.
2. Tujuan Layanan. Berisi tentang tujuan yang akan dicapai yang berbasis hasil asesmen, tugas
perkembangan atau standar kompetensi kemandirian siswa.
3. Komponen layanan. Terdiri dari empat komponen yaitu (1) layanan dasar, (2) layanan responsif,
(3) peminatan dan perencanaan individual, (4) dukungan sistem. Layanan dasar bersifat
pencegahan dan untuk seluruh siswa, baik itu dalam satu kelas maupun dalam kelas besar/lintas
kelas. Layanan responsif bersifat kuratif untuk merespons masalah yang muncul pada siswa.
Layanan peminatan dan perencanaan individual lebih mengarah pada PKL dan bekerja yang
berkolaborasi dengan BKK dan hubdin (hubungan dunia industri), serta sedikit sekali mengarah
pada studi lanjut. Dukungan sistem berupa kebijakan dan saran dari kepala sekolah berkaitan
dengan layanan bimbingan dan konseling, kolaborasi dengan seluruh personil sekolah dalam
penyelenggaraan layanan bimbingan dan konseling, keterlibatan siswa dalam layanan dan
dukungan dari orang tua/wali siswa.
4. Strategi layanan. Merupakan kegiatan/strategi layanan yang dilakukan dan disesuaikan dengan
komponen layanan. Contohnya, untuk komponen layanan dasar, strategi layanan yang dapat

15
dilaksanakan adalah bimbingan klasikal, bimbingan kelompok, konseling kelompok dan
konseling individual.
5. Kelas. Berisi kelas yang akan mendapatkan layanan bimbingan dan konseling.
6. Materi. Berisi tentang tema/topik materi yang akan dibahas untuk mencapai tujuan, diambil dari
sumber/referensi yang andal.
7. Metode. Berisi teknik/strategi kegiatan layanan bimbingan dan konseling yang akan dilakukan.
8. Alat/media. Berisi alat dan media yang akan digunakan seperti google form, whatsapp group,
google meet, power point presentation, kertas kerja dan sebagainya.
9. Evaluasi. Berisi jenis dan alat evaluasi yang digunakan untuk memastikan ketercapaian tujuan
layanan.
10. Ekuivalensi. Berisi penyetaraan kegiatan bimbingan dan konseling yang dilakukan dengan
jumlah jam (secara rinci dapat dilihat pada Lampiran Permendikbud No.111 Tahun 2014 tentang

Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan Menengah).

16
RENCANA KEGIATAN (ACTION PLAN)

No Jenis Kegiatan Tujuan Sasaran Materi Waktu


1. Analisis kebutuhan Menyesuaikan program Peserta didik Penyebaran AKPD (dalam bentuk google form) Bulan Juli
(Needs Assesment) yang akan dibuat dengan kelas X 2021
kebutuhan peserta didik
2. Pengolahan data Analisis dan interpretasi Guru BK Menganalisis hasil asesmen kebutuhan AKPD Minggu ke-4
data Bulan Juli
3. Penyusunan program Agar pelaksanaan kegiatan Guru BK Hasil analisis kebutuhan berdasarkan AKPD Minggu ke-4
layanan bimbingan dan bimbingan dan konseling Juli sampai
konseling terstruktur dan sistematis Minggu ke-1
sesuai dengan kebutuhan Agustus
4. Sosialisasi Program Komponen sekolah Guru BK dan Program bimbingan dan konseling kelas X Minggu ke-2
mengetahui program Personil sekolah Bulan Agustus
bimbingan dan konseling
kelas VIII yang telah dibuat
5. Pelaksanaan program Mengembangkan upaya Guru BK dan Materi tersusun dalam rencana pelaksanaan Semester
a. Layanan dasar preventif menanggapi hasil peserta didik layanan. Materi yang dikembangkan yaitu : ganjil-genap
1) Bimbingan AKPD yang mengungkap (melibatkan pula 1. Bidang Pribadi, yaitu : berperilaku dan
Klasikasl kecenderungan masalah di kepala program bertutur kata tidak jujur, mengendalikan
2) Bimbingan bidang pribadi, sosial, keahlian, ketua emosi dengan baik, pemahaman tentang
Kelompok belajar dan karir serta BKK dan PKL) sikap dan perilaku asertif, memahami
mengembangkan upaya potensi diri, perubahan dan permasalahan
persiapan peserta didik
yang terjadi pada masa remaja, mengenal
melanjutkan studi, bekerja
dan berwirausaha tentang macam-macam kepribadian,
memiliki rasa percaya diri, kurang menjaga
kesehatan diri, ciri-ciri/sifat/prilaku pribadi
yang berkarakter, kesulitan mengatur
waktu belajar dan bermain, menjadi pribadi
yang mandiri,memahami tentang
norma/cara membangun berkeluarga.
2. Kebutuhan bidang Sosial, yaitu: mengenal
lingkungan sekolah baru, pemahaman
tentang kenakalan remaja, dampak atau
bahaya rokok, perilaku sosial yang
17
bertanggungjawab di tengah masyarakat,
bullying dan cara mensikapinya, cara
bergaul dengan teman-teman di sekolah,
dampak dari media sosial dan cara
berkomunikasi dengan teman lawan jenis.
3. Bidang belajar, yaitu: memperoleh informasi
mengenai cara belajar yang baik dan benar
di SMK/MAK, cara meraih prestasi di
sekolah, pemahaman tentang gaya belajar
dan strategi yang sesuai, mengatasi
kesulitan dalam memahami pelajaran
tertentu, informasi mengenai cara
memanfaatkan sumber belajar, pemahaman
tentang struktur kurikulum yang ada di
sekolah serta cara memilih lembaga
bimbingan belajar yang baik
4. Bidang karir, yaitu: memperoleh informasi
mengenai cara memperoleh bantuan
pendidikan (beasiswa) dan pemahaman
hubungan antara hobi, bakat, minat,
kemampuan dan karir.
5. Mempersiapkan peserta didik untuk
melanjutkan studi, bekerja dan berwirausaha
b. Layanan Responsif Memberikan intervensi Konselor dan Materi tersusun berdasarkan pola konseling (kegiatan
1) Konseling berdasarkan indikator yang peserta didik yang individual Carkhuff (Attending, Responding, insidental
Individual masih perlu dikembangkan memerlukan Personalizing, Initiating) dengan teknik yang selama
2) Konseling khususnya dalan aspek- bantuan segera. disesuaikan dengan karakteristik konseli. pelaksanaan
Kelompok aspek kesadaran tanggung program
jawab, kematangan berlangsung
intelektual, serta wawasan
dan kesiapan karir
c. Perencanaan Membantu peserta didik Guru BK dan Materi tersusun dalam satuan fokus pengembangan Selama
individual agar memiliki tingkat peserta didik layanan perencanaan individual. Strategi yang pelaksanaan
penilaian, pengetahuan dan digunakan adalah pemberian informasi, konsultasi program
pemahaman positif tentang dan konseling individual, rujukan atau kolaborasi bimbingan dan
18
dirinya sehingga peserta dengan disiplin ilmu lain. konseling
didik mampu untuk
menghadapi masa depan
dengan optimis.
d. Dukungan sistem Mendukung dan Personel sekolah Selama
memfasilitasi pelaksanaan inti (kepala pelaksanaan
program bimbingan dan sekolah, wakil program
konseling. kepala sekolah, bimbingan dan
kepala program konseling
keahlian,
konselor, wali
kelas, guru mata
pelajaran) dan
orang tua siswa
6. Evaluasi Mendapatkan informasi Personel BK dan Seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan meliputi Setelah semua
mengenai hasil/timbal balik personel sekolah; konteks, input, proses dan produk. (terlampir) kegiatan
dari program bimbingan kepala sekolah, selesai (Akhir
yang telah diberikan kepada wakil kepala semester)
siswa sekolah, wali
kelas, guru mata
pelajaran.
5 Tindak Lanjut Penyempurnaan program Personel BK dan Tidak lanjut dilakukan setelah evaluasi proses dan Akhir
bimbingan dan konseling personel sekolah hasil dilakukan sebagai kelanjutan program yang Semester
kelas VIII lebih efektif dan lain (kepala berkesinambungan.
komprehensif sekolah, wali
kelas, guru mata
pelajaran)

19
E. MENGEMBANGKAN TEMA/TOPIK LAYANAN BIMBINGAN DAN
KONSELING
Tema/topik merupakan rincian lanjut dari identifikasi deskripsi kebutuhan peserta
didik/konseli dalam aspek perkembangan pribadi, sosial, belajar dan karier yang akan dituangkan
dalam RPL BK (Rencana Pelaksanaan Layanan Bimbingan dan Konseling)
BIDANG RUMUSAN
TUJUAN LAYANAN TOPIK/TEMA
LAYANAN KEBUTUHAN
PRIBADI Kebiasaan bersikap jujur Peserta didik/konseli dapat Kejujuran dan
menjadi individu yang memiliki Integritas
integritas diri serta dapat
memancarkan kepercayaan diri
dan sikap yang tidak
mementingkan diri sendiri
Kemampuan memiliki Peserta didik/konseli dapat Kebiasaan
kebiasaan jujur dan tidak menjadi individu yang memiliki mencontek dan
mencontek saat tes sikap jujur dan tidak mencontek akibatnya
Kemampuan mengelola Peserta didik/konseli dapat Mengelola emosi
emosi dengan baik menjadi individu yang mampu dengan baik
mengendalikan emosi
Komunikasi yang jujur Peserta didik/konseli mampu Sikap dan
dan tetap menjaga membedakan perilaku agresif Perilaku Asertif
perasaan dan asertif, menerapkan prilaku
asertif dengan teman-temannya
serta mengembangkan sikap
asertif untuk menunjang prestasi
Melakukan Peserta didik/konseli dapat Konsep diri
pengenalan/pemahaman memahami dan menemukan remaja
diri unsur-unsur konsep diri serta
memahami dan menerima
kelebihan dan kekurangan
secara wajar dan penuh rasa
syukur
Memahami potensi diri Peserta didik/konseli dapat Potensi diri
mengenal dan menggali potensi remaja
diri serta berusaha
mengoptimalkannya untuk
meraih sukses masa depan
Masa perkembangan Peserta didik/konseli mampu Psikologi remaja
remaja dan mengenal ciri-ciri dan
permasalahannya perkembangan remaja, dapat permasalahannya
memahami tugas
perkembangan, mengatasi
masalah yang dihadapi dalam
perkembangan
Mengenal kepribadian Peserta didik/konseli mampu Kepribadian
yang dimiliki manusia mengenal tipe-tipe kepribadian Manusia
manusia, mengenal kepribadian
yang dimiliki serta dapat

20
tumbuh menjadi pribadi yang
matang
Memiliki kepercayaan Peserta didik/konseli dapat Membangun Rasa
diri memahami ciri-ciri pribadi yang Percaya Diri
memiliki rasa percaya diri serta
dapat meningkatkan percaya diri
dengan baik untuk mencapai
tujuan hidupnya
Kemampuan menjaga Peserta didik/konseli mampu Pola Hidup
kesehatan dengan baik memahami pentingnya polah Bersih dan Sehat
hidup bersih dan sehat serta
dapat melakukan kebiasaan
hidup bersih dan sehat sehari-
hari yang dapat mempengaruhi
kesehatan
Memiliki ciri-ciri/sifat Peserta didik/konseli mampu Menjadi pribadi
pribadi yang berkarakter memiliki perasaan positif untuk yang berkarakter
membangun pribadi yang
berkarakter yang akan
berkontribusi pada peningkatan
mutu karakter bangsa
Mengatur jadwal Peserta didik/konseli mampu Mengatur jadwal
kegiatan sehari-hari mengatur jadwal kegiatan kegiatan sehari-
sehari-hari dengan baik hari
Menjadi pribadi yang Peserta didik/konseli mampu Menjadi pribadi
mandiri menjadi pribadi yang mandiri mandiri
Memiliki pengetahuan Peserta didik/konseli memiliki Norma keluarga
tentang norma pengetahuan tentang norma
berkeluarga berkeluarga
SOSIAL Mengenal lingkungan Peserta didik/konseli dapat Penyesuaian Diri
sekolah baru mengenal aspek-aspek Remaja di
penyesuaian diri serta dapat Sekolah Baru
menerapkan sikap dan
kebiasaan dengan
lingkungannya
Memiliki pemahaman Peserta didik/konseli dapat Kenakalan
tentang kenakalan mengetahui bentuk atau jenis Remaja dan Cara
remaja kenakalan remaja, dampak Menghindarinya
terhadap pribadi dan lingkungan
serta berusaha untuk
menghindarinya
Memiliki pemahaman Peserta didik/konseli memiliki Bahaya rokok
tentang bahaya rokok pemahaman tentang bahaya dan dan dampaknya
dampak rokok bagi kesehatan
tubuh dan lingkungan serta cara
untuk menolak ajakan untuk
merokok dalam bentuk apapun
Memiliki perilaku sosial Peserta didik/konseli mampu Prilaku sosial
yang bertanggung jawab memahami pentingnya yang bertanggung
berprilaku sosial yang baik, jawab
serta memiliki sikap untuk

21
hidup bersosial yang
bertanggung jawab dalam
sebuah masyarakat
Memahami tentang Peserta didik/konseli mampu Stop Bullying !
bullying memahami tentang bullying,
bahaya prilaku bullying, sebab
dan dampak bullying, serta
berani cara melawan tindakan
bullying
Memiliki etika bergaul Peserta didik/konseli mampu Etika pergaulan
dengan teman sebaya memahami norma-norma dalam dengan teman
masyarakat serta dapat sebaya
bersosialisasidan bergaul
dengan teman sebaya sesuai
dengan etika yang baik
Memiliki pemahaman Peserta didik/konseli dapat Dampak
tentang dampak dari memahami dampak positif dan handphone
media social negatif bermain handphone atau (medsos)
media social
Memiliki pemahaman Peserta didik/konseli memiliki Hubungan
tentang hubungan pemahaman tentang norma komunikasi
komunikasi dengan hubungan komunikasi dengan dengan lawan
lawan jenis lawan jenis jenis
BELAJAR Memahami belajar yang Peserta didik/konseli dapat Kiat sukses
benar di SMK/MAK mengenal sikap dalam belajar belajar di SMK-
serta menerapkan sikap dan MAK
kebiasaan dalam belajar yang
baik di SMK-MAK hingga
mencapai prestasi yang lebih
luas
Memiliki motivasi untuk Peserta didik/konseli mampu Motivasi
berprestasi memahami pengertian motivasi berprestasi
berprestasi, mengetahui dan
menerapkan cara untuk
meningkatkan motivasi
berprestasi
Menemukan cara belajar Peserta didik/konseli dapat Strategi belajar
yang sesuai dengan gaya memahami dan mengetahui sesuai dengan
belajar tentang gaya belajar serta gaya belajar
strategi belajarnya untuk
masing-masing gaya belajar
tersebut
Mudah memahami Peserta didik/konseli dapat Tips memahami
pelajaran memahami teknik memahami pelajaran
pelajaran
Mampu memanfaatkan Peserta didik/konseli dapat Manfaat sumber
sumber belajar memanfaatkan sumber belajar belajar
dalam kegiatan belajarnya
Memahami struktur Peserta didik/konseli dapat Srtuktur
kurikulum sekolah memahami tentang struktur kurikulum
kurikulum sekolah sekolah

22
Mengetahui cara Peserta didik/konseli dapat Memilih lembaga
memilih lembaga bimbel memilih lembaga bimbingan bimbel yang tepat
yang baik belajar yang tepat
Pemanfaatan Peserta didik/konseli dapat Memanfaatkan IT
perkembangan teknologi memanfaatkan teknologi untuk meraih
informasi informasi untuk belajar prestasi
Memperoleh informasi Peserta didik/konseli dapat Strategi
bantuan/beasiswa memanfaatkan peluang memperoleh
beasiswa yang ada Beasiswa
KARIR Memahami hubungan Peserta didik/konseli mampu Hobi, bakat,
hobi, bakat, minat, memahami peranan hobi, bakat, minat,
kemampuan dan karir minat dalam karir masa kemamapuan dan
depannya Karir

F. EVALUASI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING


1. Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah penting dalam manajemen pelayanan bimbingan dan
konseling (BK). Evaluasi secara umum ditujukan untuk mengetahui tingkat keterlaksanaan
kegiatan dan ketercapaian tujuan program yang telah ditetapkan. Dalam evaluasi program
bimbingan dan konseling terdapat 2 (dua) jenis evaluasi, yaitu evaluasi proses dan evaluasi
hasil.
Evaluasi proses adalah kegiatan evaluasi yang dilakukan melalui analisis hasil penilaian
proses selama kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling brlangsung. Fokus penilaian
adalah keterlibatan unsur-unsur dalam pelaksanaan kegitan bimbingan dan konseling.
Evaluasi hasil adalah kegiatan evaluasi yang dilakukan untuk memperoleh informasi
tentang keefektifan layanan bimbingan dan konseling dilihat dari hasilnya. Evaluasi hasil
pelayanan bimbingan dan konseling ditujukan pada hasil yang dicapai oleh peserta didik yang
menjalani pelayanan bimbingan dan konseling. Fokus penilaian dapat diarahkan pada
berkembangnya :
a. Pemahaman diri, sikap, dan prilaku yang diperoleh berkaitan dengan materi/topik/masalah
yang dibahas
b. Perasaan positif sebagai dampak dari proses atau meteri/topik/masalah yang dibahas
c. Rencana kegiatan yang akan dilaksanakan pasca layanan dalam rangka mewujudkan upaya
pengembangan/pengentasan masalah.

Langkah-langkah pelaksanaan program, yaitu: penyusunan rencana evaluasi, pengumpulan


data, dan analisis dan interpretasi data.

23
Pelaksanaan evaluasi diharapkan dapat memberikan informasi yang bermanfaat dan
mendukung pengembangan program selanjutnya. Agar informasi dapat didokumentasikan,
maka disusun format evaluasi dalam berikut:

Ketercapaian
No. Aspek yang Dievaluasi Catatan Ket.
Ya Tidak
A. Pendekatan Konteks
1. Pengumpulan data/informasi
2. Hasil analisis AKPD
3. Tujuan program
4. Kesesuaian program dengan
kebutuhan peserta didik
B. Pendekatan Input
5. Ketepatan sasaran bimbingan
6. Ketepatan pelaksana program
7. Kelayakan sarana dan prasarana
C. Pendekatan Proses
8. Kegiatan sosialisasi program
9. Proses kegiatan bimbingan
10. Metode penyampaian materi dan
penggunaan media
D. Pendekatan Produk
11. Perubahan sikap pada peserta
didik
12. Ketercapaian tujuan RPLBK
13. Manfaat dan penyelenggaraan
program
Saran Penyempurnaan Program:

2. Pelaporan
Pelaporan merupakan langkah lanjutan setelah evaluasi. Isi dalam pelaporan lebih bersifat
mendeskripsikan dan memberi uraian analisis terhadap hasil-hasil yang telah dicapai dalam
kegiatan evaluasi sebelumnya. Pelaporan pada hakikatnya merupakan kegiatan menyusun dan
mendeskripsikan seluruh hasil yang telah dicapai dalam evaluasi proses maupun hasil dalam
format laporan yang dapat memberikan informasi kepada seluruh pihak yang terlibat tentang
keberhasilan dan kekurangan dari program bimbingan dan konseling yang telah dilakukan.
Terdapat tiga aspek pokok yang perlu diperhatikan dalam penyusunan laporan yiatu :
24
a. Sistematika laporan hendaknya logis dan dapat dipahami
b. Deskripsi laporan yang disusun hendaknya memperhatikan kaidah penulisan dan
kebahasan yang telah dilakukan
c. Laporan pelaksanaan program bimbingan dan konseling harus dilaporkan secara akurat
dan tepat waktu.

Langkah-langkah dalam penyusunan laporan, yaitu: tahap persiapan, pengumpulan dan


penyajian data, penulisan laporan, dan sistematika laporan.

3. Tindak Lanjut
Tindak lanjut dalam kegiatan evaluasi merupakan kegiatan yang dilakukan untuk
menindaklanjuti hasil pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling. Berdasarkan data dan
informasi yang diperoleh dari hasil evaluasi, guru BK atau konselor dapat memikirkan ulang
keseluruhan program yang telah dilaksanakan denganc ara membuat desain ulang atau
merevisi seluruh program atau beberapa bagian dari program yang dianggap belum begitu
efektif.
Langkah-langkah tindak lanjut :
a. Menentukan aspek-aspek perbaikan atau peningkatan yang akan dilakukan.
b. Menyusun ulang desain program secara umum atau layanan bimbingan dan konseling
tertentu dalam rangka perbaikan atau pengembangan
c. Melaksanakan kegiatan tindak lanjut sesuai dengan aspek-aspek yang akan diperbaiki
atau dikembangkan dan alokasi waktu yang telah ditentukan.

G. SARANA DAN PRASARANA BIMBINGAN DAN KONSELING


Prasarana pokok yang diperlukan ialah ruang bimbingan dan konseling yang cukup
memadai. Ruang dimaksud hendaknya diatur sedemikian rupa sehingga peserta dididk yang
berkunjung merasa senang dan nyaman, serta ruangan tersebut dapat digunakan untuk
pelaksanaan berbagai jenis kegiatan layanan bimbingan dan konseling baik individu maupun
kelompok sesuai dengan asas-asas dan kode etik bimbingan dan konseling.
Sedangkan Sarana dan prasarana berisi fasilitas dan perlengkapan yang mendukung
terhadap keterlaksanaan program bimbingan dan konseling. Sarana yang akan digunakan dalam
kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling meliputi :
a. Alat pengumpul data, yaitu :
1) Angket Kebutuhan Peserta Didik / Aplikasi AKPD

25
b. Alat penyimpan data, khususnya dalam bentuk himpunan data yaitu :
1) Basis Data Kondisi Diri dan Keluarga
2) Daftar Peserta Didik Asuh
c. Kelengkapan penunjang teknis yaitu :
1) Paket bimbingan meliputi : Paket Materi Klasikal
2) Alat bantu bimbingan meliputi : Lembar kerja
d. Perlengkapan administrasi, yaitu :
1) Alat tulis
2) Format rencana kegiatan
3) Blangko laporan kegiatan

Sedangkan prasarana penunjang layanan : Ruang bimbingan dan konseling terdiri atas :
ruang tamu, ruang kerja, ruang lesehan, dan ruang dokumentasi.

26
BAB III
RENCANA ANGGARAN PROGRAM

Pendanaan yang memadai akan mendukung keterlaksanaan program bimbingan dan


konseling. Rencana anggaran disusun untuk mendukung implementasi program secara cermat,
rasional dan realistik. Rencana anggaran biaya program bimbingan dan konseling
menyesuaikan dengan anggaran sekolah. Adapun rencana anggaran kegiatan bimbingan dan
konseling pada tahun ini adalah sebagai berikut.

NO KEGIATAN VOLUME JUMLAH


A LAYANAN BK
1 Home visit 2 orang x 2 kali x 12 bulan Rp. 25.000,- Rp. 1.200.000,-
2 Mengikuti MGBK 2 Orang x 2 kali x Rp. 50.000,- Rp. 200.000,-

B BAHAN HABIS
1 PAKAIHVS A4 70
Kertas 4 Rim x Rp. 40.000,- Rp. 160.000,-
2 gram HVS F4 70
Kertas 4 Rim x Rp. 45.000,- Rp. 180.000,-
3 gram
Stapler 2 buah x Rp. 20.000,- Rp. 40.000,-
4 Isi stapler 2 box kecil x Rp. 5.000,- Rp. 10.000,-
5 Spidol white board 2 Buah x Rp. 10.000,- Rp. 20.000,-
6 Penghapus white board 1 Buah x Rp. 15.000,- Rp. 30.000,-
7 Pulpen 1 Box x Rp. 30.000,- Rp. 30.000,-
8 Tisu Wajah 3 pak x Rp. 10.000,- Rp. 30.000,-
9 Stofmap/snelhekter 2 pak x Rp. 50.000,- Rp. 100.000,-

C SARANA
1 PRASARANA
Peningkatan Sarana
dan Prasarana ruang Rp. 500.000,-
BK

D Total Biaya Rp. 2.000.000,-


(Dua Juta Rupiah)

27
BAB IV
PENUTUP

Program layanan bimbingan dan konseling dirancang sebagai pedoman untuk membantu
peserta didik berkembang, menyesuaikan diri dan mengatasi masalahnya sehingga mencapai
kemandirian dan memperoleh kebahagiaan. Agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya, program
layanan bimbingan dan konseling memerlukan dukungan sarana dan prasarana, pembiayaan, dan
dukungan moril dari berbagai pihak yang terkait. Tersedianya fasilitas dan sumber daya manusia
yang memadai juga merupakan komponen penting dalam terlaksananya program. Program
layanan bimbingan dan konseling ini diharapkan dapat melengkapi pelaksanaan proses
pendidikan sehingga melahirkan generasi muda yang unggul, berprestasi dan religious dan siap
melanjutkan studi, bekerja maupun berwirausaha.
Pengejewantahan program bimbingan dan konseling ini belum sepenuhnya mewakili
seluruh kebutuhan peserta didik SMKN 1 Dawuan. Oleh karena itu, proses identifikasi
kebutuhan yang mendasari pembuatan program harus dapat dilaksanakan secara optimal dengan
memanfaatkan hasil penyebaran dan pengolahan AKPD maupun instrumen lain pada semua
kelas setiap jenjang dan individu peserta didik. Penggunaan setiap hasil identifikasi kebutuhan
baik untuk keseluruhan peserta didik maupun individu yang dituangkan dalam layanan, akan
memberikan manfaat dan bermakna bagi peserta didik.

28

Anda mungkin juga menyukai