Skripsi - Kamal Muqtadir Risq
Skripsi - Kamal Muqtadir Risq
4517111032
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BOSOWA
MAKASSAR
2020
ii
TAHUN 2018
Skripsi
Program Studi
Pendidikan Dokter
Kepada
SKRIPSI
Menyetujui
Tim Pembimbing
Pembimbing 1, Pembimbing 2,
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-
benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan mengambil alih tulisan
atau pemikiran orang lain. Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat
dibuktikan bahwa sebagian atau keseluruhan skripsi ini hasil karya orang
Yang menyatakan
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
Bosowa Makassar.
Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari
diselesaikan.
Makassar.
5. Orang tua saya tercinta Ayah Kaimuddin dan Ibu Nuhrianna yang
kepada penulis.
10. Adik angkatan 2018, 2019 dan 2020 tercinta yang selalu memberikan
Makassar, …… 2021
Penulis
ABSTRAK
Kamal Muqtadir Risq. Things that have a relationship with Malaria in Several Locations in
the Territory of Indonesia for the period 2007 to 2018 (Supervised by Dr. Machmud
Rompegading, M.Kes and Dr. M. Rio Andita.)
ABSTRACT
Malaria is a disease caused by protozoa of the genus Plasmodium,
which is transmitted through the bite of the female Anopheles mosquito.
This disease is closely related to the presence of breeding sites, the use
of wire netting in ventilation, the density of the walls of the house, the
presence of the ceiling of the house, the use of mosquito repellent, and
the use of mosquito nets.
The results of the ten studies analyzed indicate that there are
environmental factors that have a relationship with malaria, namely there
is a significant relationship between the presence of a breeding site, the
use of wire mesh in ventilation, the density of the walls of the house, the
presence of a ceiling, the use of mosquito repellent, and the use of
mosquito nets against malaria with p value < 0.05%.
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul i
Halaman Pengajuan ii
Halaman Persetujuan iii
Pernyataan Keaslian Skripsi iv
Kata Pengantar v
Abstrak viii
Abstract ix
Daftar Isi X
Daftar Tabel xiii
Daftar Gambar xv
Daftar Singkatan xvi
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Rumusan Masalah 3
C. Pertanyaan Penelitian 3
D. Tujuan Penelitian 4
1. Tujuan Umum 4
2. Tujuan Khusus 4
E. Manfaat Penelitian 5
F. Ruang Lingkup Penelitian 6
G Sistematika dan Organisasi Penulisan 6
.
1. Sistematika Penulisan 7
2. Organisasi Penulisan 7
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. LandasanTeori 8
1 Malaria 8
a. Definisi Malaria 8
b. Epidemiologi Malaria 8
c. Klasifikasi Malaria 9
d. Etiologi Malaria 10
e. Cara Penularan Malaria 10
f. Vektor Malaria 12
Lanjutan Daftar Isi Halaman
xi
1. Populasi Penelitian 58
2. Sampel Penelitian 59
Lanjutan Daftar Isi Halaman
D Kriteria Jurnal Penelitian 59
1. Kriteria Inklusi 59
E Cara Pengambilan Sampel 62
F Tehnik Pengumpulan Data 62
G Alur Penelitian 63
H Prosedur Penelitian 64
I Cara Pengumpulan Data 67
J Rencana Pengolahan dan Analisis Data 67
K Aspek Etika Penelitian 67
xii
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR SINGKATAN
Singkatan Kepanjangan
P. : Plasmodium
An. : Anhopeles
SD : Sediaan Darah
PR : Parasite Rate
PF : Parasite Formula
MS : Malariometric Survey
Kg : Kilogram
M : Meter
BB : Berat Badan
RI : Republik Indonesia
PENDAHULUAN
Anopheles betina1.
atau lebih komplikasi, antara lain malaria otak (coma), acidemia / asidosis,
populasi dunia berisiko terkena malaria 3. Ada 81 juta kasus positif dan
Afrika dan beberapa negara Asia, Amerika Latin, Timur Tengah, dan
negara-negara Eropa4.
antara tahun 2005 dan 2013, yaitu Dari 4,1 per seribu orang berisiko pada
2005 menjadi 1,38 per seribu orang berisiko pada 2013. Angka kesakitan
dibandingkan tahun lalu hingga tahun ini, penyakit malaria masih menjadi
masalah karena angka API masih tinggi yaitu > 5 %, dan Renstra
Kemenkes 2015-2019 menargetkan jumlah API <1 angka, jadi masih jauh
tingkat sosial ekonomi yang rendah dan perilaku kesehatan yang rendah
B. Rumusan Masalah
C. Pertanyaan Penelitian
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
E. Manfaat Penelitian
F. Ruang0Lingkup0Penelitian
1. Sistimatika Penulisan
2018.
penelitian.
e. Lalu penulis mencari jurnal rujukan untuk bahan teori tentang hal-
2. Organisasi Penulisan
a. Penulisan proposal.
d. Penulisan hasil.
e. Seminar hasil.
g. Ujian skripsi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Malaria
a. Definisi Malaria
Anopheles betina1.
b. Epidemiologi Malaria
Infeksi malaria tersebar pada lebih dari 100 negara di benua Afrika,
Caribia. Lebih dari 1.6 triliun manusia terpapar oleh malaria dengan
dugaan morbiditas 200-300 juta dan mortalitas lebih dari 1 juta pertahun.
daerah malaria4.
9
dari Lombok sampai Nusa Tenggara Timur serta Timor Timur merupakan
daerah di Sumatera mulai dari Lampung, Riau, Jan dan Batam kasus
lalah 113 juta dari 218 juta masyarakat Indonesia. Walaupun demikian
jumlah kasus malaria telah menurun dari 2.8 juta tahun 2001 menjad 1.2
c. Klasifikasi Malaria
malaria tertiana benigna atau malaria ovale. Spesies yang paling banyak
d. Etiologi Malaria
Pada umumnya hanya terjadi infeksi campuran dua jenis parasit yaitu
dan membentuk kista pada lapisan luar dimana ribuan sporosoit dibentuk.
11
sehat12.
Akibatnya, orang sehat yang digigit oleh nyamuk yang sudah terinfeksi
parasit malaria akan sakit malaria karena pada saat nyamuk menggigit,
parasit malaria (sporozoit) yang ada dalam tubuh nyamuk akan masuk
12
kedalam darah manusia yang digigit. Siklus hidup parasit malaria dapat
f. Vektor Malaria
vagus, dan lain-lain). Jumlah nyamuk di dunia ditemukan tidak kurang dari
antara lain ada nyamuk yang hidup di air payau pada tingkat salinitas
siklus hidupnya yaitu telur, larva, kepompong dan nyamuk dewasa. Telur,
larva dan kepompong berada dalam air selama 5-14 hari. Nyamuk
1) Telur
bertelur. Telur-telur itu diletakkan di dalam air dan mengapung di tepi air.
Telur tersebut tidak dapat bertahan di tempat yang kering dan dalam 2-3
2) Larva
mencari makan, sebuah torak dan sebuah perut. Mereka belum memiliki
Larva bernafas dengan lubang angin pada perut dan oleh karena itu
tersentak pada seluruh badan atau bergerak terus dengan mulut 15.
lebih lanjut15.
spesies lebih suka di air bersih. Larva pada nyamuk Anopheles ditemukan
di air bersih atau air payau yang memiliki kadar garam, rawa bakau, di
sawah, selokan yang ditumbuhi rumput, pinggir sungai dan kali, dan
genangan air hujan 15. Banyak spesies lebih suka hidup di habitat dengan
tumbuhan. Habitat lainnya lebih suka sendiri. Beberapa jenis lebih suka di
3) Kepompong
jantan dan betina. Kepompong menetas dalam dal 1-2 hari menjadi
nyamuk, dan pada umumnya nyamuk jantan lebih dulu menetas daripada
nyamuk betina15.
4) Nyamuk Dewasa
makan. Pada kepala terdapat mata dan sepasang antena. Antena nyamuk
17
sangat penting untuk mendeteksi bau host dari tempat perindukan dimana
maju ke depan hidung yang berguna untuk makan dan 2 pancaindra 15.
betina menghisap darah. Darah tersebut lalu dicerna tiap waktu untuk
hidungnya lebih panjang dan adanya sisik hitam dan putih pada sayapnya.
khas : jantan dan betina lebih suka beristirahat dengan posisi perut berada
permukaan15.
a) An. bancrofti sp
tertangkap di dalam dan di luar pada malam relatif sama. Pada malam
rumah, pada pagi atau siang banyak ditemukan dalam rumah 11.
b) An. farauti
Jenis betina An. farauti sangat tertarik untuk menghisap darah orang
meskipun paling banyak yang ditangkap pada pukul 18.00 – 20.00. Pada
c) An. koliensis
ditangkap di luar rumah daripada di dalam rumah. Pada siang hari dapat
ditemui baik baik di dalam maupun di luar rumah, di luar rumah istirahat di
d) An. punctulatus
19
tangkap pada pukul 22.00 – 02.00. Pada pagi hari ditemukan baik di luar
macam siklus kehidupan parasit malaria yaitu siklus dalam tubuh manusia
Siklus dalam tubuh manusia juga disebut siklus aseksual, dan siklus
Siklus di luar sel darah merah berlangsung dalam hati. Pada P. vivax
dan P. ovale ada yang ditemukan dalam bentuk laten di dalam sel hati
yang disebut hipnosoit. Hipnosoit merupakan suatu fase dari siklus hidup
ke eritrosit dan sebagian kecil siap untuk diisap oleh nyamuk vektor
fase ini disebut masa inkubasi ekstrinsik, yang sangat dipengaruhi oleh
didasarkan pada fase ini yaitu dengan mengusahakan umur nyamuk agar
lebih pendek dari masa inkubasi ekstrinsik, sehingga fase sporogoni tidak
dan sebagian lagi tetap dalam sel hati dan disebut hipnosoit untuk
WHO yang dirujuk oleh Arsin, A,A, (2012) meragukan adanya siklus
Fase Eritrositer ini terbagi menjadi tiga yaitu tropozoit darah, sizon dan
Merozoit yang berasal dari sel hati yang telah pecah dan masuk ke
dalam sel darah merah, tropozoit ini lambat laun membesar dan
(2) Sizon
mengisi sel darah merah dan disebut sizon dewasa. Bagian-bagian dari
inti bertambah jelas dan dikelilingi oleh plasma. Akhirnya sel darah merah
pecah dan bagian-bagian dari sizon tadi berada dalam plasma darah. Tiap
(3) Merozoit
Merozoit akan menyerang lagi sel darah merah lain dan mengulangi
yaitu fase untuk pembentukan sel kelamin jantan dan betina 11.
disebut pembuahan. Makrogamet yang telah dibuahi ini disebut zigot 11.
24
(1) Zigot
(2) Ookinet
(3) Ookista
merupakan hasil dari pembelahan. Apabila sudah tua ookista pecah dan
kelenjar liur nyamuk siap untuk ditularkan ke dalam tubuh manusia 11.
ke dalam sirkulasi. Merozoit yang di lepaskan akan masuk dalam sel RES
di limpa dan mengalami fagositosis serta filtrasi. Merozoit yang lolos dari
oleh P. falciparum17.
genetik, usia, status nutrisi dan status imunologi 17. EP secara garis besar
Gejala yang khas tersebut biasanya ditemukan pada penderita non imun 19.
sakit kepala, kehilangan nafsu makan, merasa mual, di ulu hati, atau
tunas adalah 12 hari (9-14) untuk malaria falciparum, 14 hari (8-17 hari)
untuk malaria vivax, 28 hari (18-40 hari) untuk malaria kuartana dan 17
hari (16-18 hari) untuk malaria ovale. Malaria yang disebabkan oleh
beberapa strain P.vivax tertentu mempunyai masa tunas yang lebih lama
dari strain P.vivax lainnya17. Selain pengaruh spesies dan strain, masa
tunas bisa menjadi lebih lama karena pemakaian obat anti malaria untuk
pencegahan (kemoprofilaksis)21.
27
Nadi penderita cepat tetapi lemah. Bibir dan jari-jari pucat kebiru-biruan
(sianotik). Kulitnya kering dan pucat, penderita mungkin muntah dan pada
bertambah keras, dan sering disertai dengan rasa mual atau muntah-
muntah, dapat terjadi syok (tekanan darah turun). Nadi penderita menjadi
kuat kembali. Biasanya penderita menjadi sangat haus dan suhu badan
dan sering tertidur dan pada saat terbangun akan merasa lemah.
j. Diagnosis Malaria
didalam darah. 6
1) Anamnesis
dan dapat disertai sakit kepala, mual muntah, diare dan nyeri otot atau
2) Pemeriksaan Fisik
Demam dengan suhu tubuh lebih dari sama dengan 37,5 0C aksila6.
3) Pemeriksaan Laboratorium
cara berikut23:
dengan membuat sedian darah tebal dan tipis. Pemeriksaan sedian darah
Penilaian
pandang besar.
23
(++++) = Positif 4 (ditemukan >10 parasit dalam 1 LPB)
(2) Kuantitatif
Jumlah parasit dihitung per mikro liter darah pada sedian darah tebal
Test/RDT).
unit gawat darurat pada saat terjadi KLB, dan di daerah terpencil yang
kimia darah lain (gula darah, serum bilirubin, SGOT dan SGPT, alkali
k. Pengobatan Malaria
31
parasit yang ada didalam tubuh pasien. Obat anti malaria (OAM) yang
kina HCL pada trimester 1 secara intra muscular dan artemeter injeksi
l. Komplikasi Malaria
penderita yang tidak imun seperti pada pendatang dan ibu hamil.
malaria berat ialah 6 % dari kasus yang Penderita berat malaria berat
RS4.
oleh penyakit lain atau lebih dari 30 menit setelah serangan kejang;
dalam/respiratory distress.
d) Gagal ginjal akut ( urine kurang dari 400 ml/ 24 jam pada orang
h) Gagal sirkulasi atau Syok: tekanan sistolik <70 mm (anak 1-5 tahun <
mukosa > 10 C
i) Perdarahan spontan
keadaan delirium
malaria
m. Prognosis Malaria
34
n. Pencegahan Malaria
aspek,yaitu :
menularkan kepada orang lain. Hal itu dapat dicegah dengan jalan
mengobati penderita malaria akut dengan obat yang efektif terhadap fase
dewasa25.
nyamuk26.
terhadap infeksi dengan cara menghalangi masuknya ke dalam sel hati 25.
Hal ini dilakukan karena parasit malaria stadium seksual dalam darah
dan betina di dalam darah manusia atau membuat zigot atau ookinet
menjadi tidak aktif dalam tubuh nyamuk. Vaksin ini tidak mencegah
a. Faktor Manusia
1) Umur
dibandingkan dengan anak yang bergizi buruk 27. Akan tetapi anak yang
2) Jenis Kelamin
3) Imunitas
37
malaria28
4) Ras
ovalositas28
5) Status Gizi
malaria lebih rentan terhadap infeksi malaria. Status gizi dihitung dengan
air. Kelangsungan hidup nyamuk akan terputus apabila tidak ada air.
sekitar 0,5 mm. Setelah 1-2 hari menetas menjadi jentik, 8-10 hari menjadi
kepompong (pupa) dan 1-2 hari menjadi nyamuk dewasa. Umur nyamuk
38
sedang nyamuk betina lebih panjang sekitar rata-rata 1-2 bulan 27.
1) Perilaku Nyamuk
1) Eksofilik, yaitu nyamuk lebih suka hinggap atau istirahat di luar rumah.
rumah28
b) Tempat Menggigit
c) Obyek target:
gonotrofik. Untuk iklim tropis biasanya siklus ini berlangsung sekitar 48-
96 jam28.
3) Siklus Gonotrofik
c. Faktor Lingkungan
40
1) Lingkungan Fisik
dibuang sembarangan30.
d) Rock Pool Type yaitu sama dengan treehole type, hanya saja yang
dipilih genangan air yang terdapat pada lubang-lubang batu karang 30.
Kualitas dinding yang tidak rapat jika dinding rumah terbuat dari
dari 1,5 mm² akan mempermudah nyamuk masuk ke dalam rumah 31.
senang menggigit di dalam rumah dan ada yang suka menggigit di luar
rumah yang terbuat dari kayu paling disenangi oleh nyamuk. Konstruksi
insektisida tersebut30.
42
c) Suhu
menurun atau bahkan terhenti bila suhu turun sampai dibawah suhu kritis
fisiologinya33.
Pertumbuhan nyamuk akan terhenti sama sekali bila suhu kurang dari
Pengaruh suhu ini berbeda bagi setiap spesies, pada suhu 26,7ºC
d) Kelembapan
43
pada dinding tubuh nyamuk yang disebut spiracle. Adanya spiracle yang
rendah akan menyebabkan penguapan air dari dalam tubuh nyamuk yang
oleh nyamuk33.
hinggap istirahat pada siang hari, oleh karena kelembaban yang tinggi
e) Hujan
setelah hujan33.
tetapi keadaan ini akan segera pulih cukup bila keadaan kembali normal.
Curah hujan yang cukup dengan jangka waktu lama akan memperbesar
f) Ketinggian
ketinggian di atas 2000 m jarang ada transmisi malaria. Hal ini bisa
pegunungan Irian Jaya yang dulu jarang ditemukan malaria kini lebih
45
g) Angin
2.436 sampai 6.832 ekor nyamuk pada malam yang tenang (tidak ada
angin), hanya dapat menangkap 832 sampai 956 nyamuk selama malam
pada kecepatan angin kurang dari 5,4 meter per detik atau 12 mil per
jam33.
h) Sinar Matahari
yang terkena sinar matahari langsung, An. hyracanus spp dan An.
dapat hidup baik di tempat teduh maupun kena sinar matahari 34.
i) Arus Air
mengalir lambat, sedangkan An. minimus menyukai aliran air yang deras
2) Lingkungan Biologi
tempat air maka genangan air diklasifikasikan sebagai danau, kolam ikan,
dan sawah (tempat menanam padi, palawija). (Arsin, 2012) Selain itu
air limbah (rumah tangga domestik, pabrik, industri), comberan dan lubang
bekas galian33.
Adanya berbagai jenis ikan pemakan larva seperti ikan kepala timah
nyamuk disuatu daerah. Selain itu adanya ternak besar seperti sapi dan
rumah30.
3) Lingungan Kimiawi
sundaicus tumbuh optimal pada air payau dengan kadar garam 12 –18 0/00,
pula di air tawar. An latifer dapat hidup di tempat yang asam atau pH
rendah17.
pelayanan kesehatan17.
48
B. Kerangka Teori
Merozoit masuk ke dalam sel RES di limpa dan mengalami fagositosis serta filtrasi
A. Kerangka Konsep
KEBERADAAN
BREEDING SITE
PEMAKAIAN KAWAT
KASA PADA VENTILASI
KERAPATAN DINDING
RUMAH
KEJADIAN
KEBERADAAN LANGIT- MALARIA
LANGIT RUMAH
PEMAKAIAN OBAT
ANTI NYAMUK
PEMAKAIAN
KELAMBU
B. Hipotesis
C. Definisi Operasional
1. Penderita Malaria
wilayah Indonesia periode tahun 2007 sampai dengan tahun 2018 yang
menderita malaria
b. Kontrol: bila pada jurnal sumber data penelitian tercatat penderita tidak
menderita malaria
Indonesia periode tahun 2007 sampai dengan tahun 2018 yang tercatat
a. Berisiko: bila pada jurnal sumber data tercatat ada breeding site
b. Tidak Berisiko: bila pada jurnal sumber data tercatat tidak ada
2007 sampai dengan tahun 2018, yang tercatat pada jurnal sumber data
penelitian.
b. Tidak Berisiko : bila pada jurnal sumber data tercatat dinding rumah
tahun 2007 sampai dengan tahun 2018, yang tercatat pada jurnal sumber
data penelitian.
periode tahun 2007 sampai dengan tahun 2018, yang tercatat pada jurnal
7. Penggunaan Kelambu
2007 sampai dengan tahun 2018, yang tercatat pada jurnal sumber data
penelitian.
BAB IV
METODE PENELITIAN
1. Metode Penelitian
2018.
2. Desain Penelitian
Faktor Risiko
Positif
Penderita
Malaria
Faktor Risiko
Negatif
Faktor Risiko
Positif Penderita
Kontrol
Faktor Risiko
Negatif
1. Tempat Penelitian
Kayong Utara
Istimewa Yogyakarta
2. Waktu Penelitian
penelitian ini adalah tahun 2007 sampai dengan tahun 2018 seperti di
bawah ini:
2018
tahun 2016
1. Populasi Penelitian
2. Sampel Penelitian
penggunaan kelambu.
Barat
Sari F, dkk Hubungan Faktor Kecamatan 146 Case
2015 Internal dan Putri Hijau Control
Eksternal Kabupaten
Lingkungan Rumah Bengkulu
Utara
dengan Kejadian
Malaria di
Kecamatan Putri
Hijau
Kabupaten Bengkulu
Utara
Mantili L, Hubungan Kondisi Desa 132 Case
dkk Fisik Rumah dan Tanjung Control
2010 Lingkungan Sekitar Satai
Rumah dengan Kecamatan
Kejadian Malaria di Pulau Maya
Desa Tanjung Satai Karimata
Kecamatan Pulau Kabupaten
Maya Karimata Kayong
Kabupaten Kayong Utara
Utara Tahun 2010
Wayranu A, Hubungan antara Wilayah 150 Case
dkk Kondisi Fisik Rumah Kerja Control
2016 dan Perilaku Puskesmas
Penderita Dengan Banjarmangu
Kejadian Malaria di Kabupaten
Wilayah Banjarnegara
Kerja Puskesmas
Banjarmangu
Kabupaten
Banjarnegara
Tahun 2016
Noviarti PI, Hubungan Faktor Wilayah 74 Case
dkk Lingkungan Fisik dan Kerja Control
2015-2018 Perilaku Puskesmas
Penghuni Rumah Kokap II,
dengan Kejadian Kabupaten
Penyakit Malaria di Kulon
Wilayah Kerja Progo,
Puskesmas Kokap II, Daerah
Kabupaten Kulon Istimewa
Progo, Daerah Yogyakarta
Istimewa Yogyakarta
62
penelitian.
Memenuhi kriteria
inklusi
Pengumpulan Data
Penulisan Hasil
Penyajian Hasil
G. Prosedur Penelitian
64
Google Scholar.
penelitian.
kelambu.
kawat kasa pada ventilasi di rumah penderita dari jurnal sumber data
atau kelompok tidak berisiko bila pada jurnal sumber data penelitian
digunakan kelambu
10. Selanjutnya akan dilakukan pengolahan dan analisa data dari artikel
akan diolah dan dianalisa program microsoft excel dan SPSS yang
disajikan dalam tabel sintesis, diagram bar, dan diagram pie serta
11. Setelah analisis data selesai, peneliti akan melakukan penulisan hasil
Hasil penelitian disajikan dalam bentuk lisan dan tulisan. skripsi. Hasil
square.
BAB V
A. Hasil
sampai tahun 2018. Dari sepuluh penelitian tersebut dapat mewakili hal
Tabel 2. Rangkuman Data Hasil Penelitian tentang Faktor-Faktor Lingkungan yang ada Hubungan dengan Malaria di Beberapa Lokasi di
Wilayah Indonesia periode Tahun 2007 sampai Tahun 2018.
N Jurnal Penelitian Keberadaan Pemakaian Kawat Kerapatan Keberadaan Penggunaan Obat Penggunaan
o Breeding Site Kasa pada Dinding Rumah Langit-Langit Nyamuk Kelambu
Ventilasi Rumah
KSS KNT KSS KNT KSS KNT KSS KNT KSS KNT KSS KNT
N % N % N % N % N % N % N % N % N % N % N % N %
1. Analisis Faktor-Faktor Risiko 14 46, 6 20 0 0 0 0 26 86, 19 63, 30 100 28 3,3 29 96, 28 93, 2 6,7 0 0
yang Mempengaruhi Kejadian 7 7 3 7 3
Malaria di Desa Awiu
Kecamatan Lambandia
Kabupaten Kolaka
2. Faktor-Faktor Risiko 69 69 55 55 69 69 45 45 53 53 18 18 0 0 0 0 28 28 14 14 89 89 78 78
Yang Mempengaruhi
Kejadian Malaria Di Wilayah
Kerja Puskesmas Hamadi
Kota Jayapura
58
31 31 45 45 31 31 55 55 47 47 82 82 0 0 0 0 72 72 86 86 11 11 22 22
3. Analisis Faktor Risiko 88 58, 67 44, 92 61, 57 38 78 52 64 42, 80 53, 59 39, 91 60, 61 40, 10 68, 53 35,3
Kejadian Malaria di Wilayah 7 7 3 7 3 7 7 7 3 7
Kerja Puskesmas
Sukamerindu Kota Bengkulu
Tahun 2016 62 41, 83 55, 58 38, 93 62 72 48 86 57, 70 46, 91 60, 59 39, 89 59, 47 31, 97 64,7
3 3 7 3 7 7 3 3 3
4. Faktor-Faktor yang 2 97, 11 12, 81 90 79 87, 23 25, 16 17, 50 55, 47 52, 0 0 0 0 52 57, 58 64,4
Berhubungan Dengan 8 2 8 6 8 6 2 8
Kejadian Malaria di Wilayah
Kerja UPT Puskesmas
Rajabasa Kecamatan
Rajabasa 88 2,2 79 87, 9 10 11 12, 67 74, 74 82, 40 44, 43 47, 0 0 0 0 38 42, 32 35,6
Kabupaten Lampung Selatan 8 2 4 2 4 8 2
5. Faktor Determinan Kejadian 12 12, 36 38, 88 93, 64 68, 72 76, 30 31, 0 0 0 0 20 21, 22 23, 60 63, 32 34
Malaria di Kecamatan 8 3 6 1 6 9 3 4 8
Toho Kabupaten Pontianak 82 87, 58 61, 6 6,4 30 31, 22 23, 64 68, 0 0 0 0 74 78, 72 76, 34 36, 62 66
2 7 9 4 1 7 6 2
6. Analisis Faktor Risiko 10 81, 10 86, 92 74, 52 42, 61 49, 25 20, 97 78, 39 31, 0 0 0 0 66 53, 8 6,5
Kejadian Malaria di Wilayah 0 3 6 2 8 3 6 3 9 7 7
Kerja
Puskesmas Biha Kabupaten
Pesisir Barat
59
23 18, 17 13, 31 25, 71 57, 62 50, 98 79, 26 21, 84 68, 0 0 0 0 57 46, 11 93,5
7 8 2 7 4 7 1 3 3 5
7. Hubungan Faktor Internal dan 60 82, 31 42, 67 91, 31 42, 57 78, 17 23, 64 87, 58 79, 0 0 0 0 0 0 0 0
Eksternal Lingkungan Rumah 2 5 8 5 1 3 7 5
dengan Kejadian Malaria di
Kecamatan Putri Hijau
Kabupaten Bengkulu Utara
13 17, 42 57, 6 8,2 42 57, 16 21, 56 76, 9 12, 15 20, 0 0 0 0 0 0 0 0
8 5 5 9 7 3 5
8. Hubungan Kondisi Fisik 60 90, 34 51, 66 100 65 1,5 46 69, 16 24, 45 67, 27 59 0 0 0 0 0 0 0 0
Rumah dan Lingkungan 6 5 5 5 9
Sekitar
Rumah dengan Kejadian
Malaria di Desa Tanjung
Satai
Kecamatan Pulau Maya
Karimata Kabupaten Kayong
6 9,4 32 48, 0 0 1 98, 20 30, 50 75, 21 32, 39 41 0 0 0 0 0 0 0 0
Utara Tahun 2010
5 5 5 5 1
10 Hubungan Faktor Lingkungan 28 75, 5 13, 35 94, 33 89, 23 62, 6 16, 35 94, 33 89, 30 81, 34 91, 14 37, 4 10,8
. Fisik dan Perilaku 7 5 6 2 2 2 6 2 1 9 8
Penghuni Rumah dengan
Kejadian Penyakit Malaria di
Wilayah Kerja Puskesmas 9 24, 32 86, 2 5,4 4 10, 14 37, 31 83, 2 5,4 4 10, 7 18, 3 8,1 23 62, 33 89,2
Kokap II, Kabupaten Kulon 3 5 8 8 8 8 9 2
Progo, Daerah Istimewa
Yogyakarta
TOTAL 83 83 80 80 83 83 64 64 48 48 69 69
8 8 8 8 8 8 4 4 6 6 9 9
64
Kasus Kontrol
N Keberadaan
N % N % Total P
O Breeding Site
Keterangan : N: Jumlah
%: Persentase
diantaranya 502 sampel (59,9%) pada kelompok kasus dan 408 sampel
diantaranya 336 sampel (40,1%) pada kelompok kasus dan 430 sampel
(51,3%) pada kelompok kontrol. Dari hasil uji statistik diperoleh nilai p
(0,000) < 0.05, maka hipotesis diterima yakni terdapat hubungan antara
Kasus Kontrol
Pemakaian
N N % N %
Kawat Kasa Total P
O
pada Ventilasi
Keterangan : N: Jumlah
%: Persentase
sampel (18,8%) pada kelompok kasus dan 324 sampel (40%) pada
kelompok kontrol. Dari hasil uji statistik diperoleh nilai p (0,000) < 0.05,
Kasus Kontrol
Kerapatan
NO N % N % Total P
Dinding Rumah
Keterangan : N: Jumlah
%: Persentase
diantaranya 479 sampel (57,2%) pada kelompok kasus dan 254 sampel
diantaranya 359 sampel (42,8%) pada kelompok kasus dan 584 sampel
(69,7%) pada kelompok kontrol. Dari hasil uji statistik diperoleh nilai p
(0,000) < 0.05, maka hipotesis diterima yakni terdapat hubungan antara
Kasus Kontrol
Keberadaan
NO N % N % Total P
Langit-Langit
Rumah
Keterangan : N: Jumlah
%: Persentase
809 orang, diantaranya 473 sampel (73,4%) pada kelompok kasus dan
kasus dan 308 sampel (47,8%) pada kelompok kontrol. Dari hasil uji
statistik diperoleh nilai p (0,000) < 0.05, maka hipotesis diterima yakni
kejadian malaria.
68
Kasus Kontrol
Penggunaan
NO N % N % Total P
Obat Anti
Nyamuk
Keterangan : N: Jumlah
%: Persentase
diantaranya 268 sampel (55,1%) pada kelompok kasus dan 204 sampel
diantaranya 218 sampel (44,9%) pada kelompok kasus dan 282 sampel
(58%) pada kelompok kontrol. Dari hasil uji statistik diperoleh nilai p
(0,000) < 0.05, maka hipotesis diterima yakni terdapat hubungan antara
Kasus Kontrol
N Penggunaan
N % N % Total P
O Kelambu
Keterangan : N: Jumlah
%: Persentase
diantaranya 439 sampel (62,8%) pada kelompok kasus dan 278 sampel
diantaranya 260 sampel (37,2%) pada kelompok kasus dan 421 sampel
(60,2%) pada kelompok kontrol. Dari hasil uji statistik diperoleh nilai p
(0,000) < 0.05, maka hipotesis diterima yakni terdapat hubungan antara
B. Pembahasan
2007 sampai dengan tahun 2018 dengan total sampel berisiko sebanyak
910 dan total sampel tidak berisiko sebanyak 766 sehingga menunjukkan
hasil p-value 0.000 atau p-value < 0.05, maka hipotesis diterima dengan
kolam ikan dan bekas lubang galian di sekitar rumah responden terdapat
jentik nyamuk, namun tidak dilakukan identifikasi lebih lanjut apakah jentik
Akan tetapi hal ini dapat menjelaskan bahwa keberadaan genangan air
rumahnya mempunyai risiko digigit nyamuk dan risiko tertular malaria 35.
periode tahun 2007 sampai dengan tahun 2018 dengan total sampel
berisiko sebanyak 1.144 dan total sampel tidak berisiko sebanyak 472
sehingga menunjukkan hasil p-value 0.000 atau p-value < 0.05, maka
terutama yang berkaitan dengan jalur masuk dan keluar nyamuk seperti
ventilasi. Dengan tidak adanya kawat kasa pada ventilasi yang dapat
dalam rumah dan apabila terpasang dengan baik dapat mengurangi risiko
Indonesia periode tahun 2007 sampai dengan tahun 2018 dengan total
sampel berisiko sebanyak 733 dan total sampel tidak berisiko sebanyak
943 sehingga menunjukkan hasil p-value 0.000 atau p-value < 0.05, maka
kejadian malaria.
senang menggigit di dalam rumah dan ada yang suka menggigit di luar
rumah yang terbuat dari kayu paling disenangi oleh nyamuk sebagai
tempat peristirahatan35.
73
Indonesia periode tahun 2007 sampai dengan tahun 2018 dengan total
sampel berisiko sebanyak 809 dan total sampel tidak berisiko sebanyak
479 sehingga menunjukkan hasil p-value 0.000 atau p-value < 0.05, maka
kejadian malaria.
yang harus ada sebagai syarat rumah sehat. Keberadaan plafon rumah ini
malaria, rumah yang tidak terdapat plafon atau ada celah antara dinding
dalam rumah36.
74
tahun 2007 sampai dengan tahun 2018 dengan total sampel berisiko
sebanyak 472 dan total sampel tidak berisiko sebanyak 500 sehingga
menunjukkan hasil p-value 0.000 atau p-value < 0.05, maka hipotesis
malaria.
mudah dilakukan oleh masyarakat. Obat anti nyamuk ini dapat berupa
membunuh nyamuk, obat oles untuk melindungi dari gigitan nyamuk 35.
2007 sampai dengan tahun 2018 dengan total sampel berisiko sebanyak
75
717 dan total sampel tidak berisiko sebanyak 681 sehingga menunjukkan
hasil p-value 0.000 atau p-value < 0.05, maka hipotesis diterima dengan
dengan orang sehat disaat tidur malam hari, disamping pemakaian obat
menggunakan kelambu yang tidak rusak atau berlubang pada malam hari
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
3. Bagi Peneliti
masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Bandung : Alfabeta
www.rp2u.unsyiah.ac.id/index.php/welcome/prosesDownload/4636/4
3.
Malaria Report.
5.
malaria di Indonesia
8. Bruce Chwatt, L.J, Black, H.E, Canfield, C.J, Cylde, D.F, Peters,
Media
Indonesia (Ui-Press)
(1975)
16. Depkes RI. 1987. Ekologi Vektor Dan Beberapa Aspek Perilaku.
Direktor Jendral
Pemukiman : Jakarta
20.
Kementerian Kesehatan RI
24.
Indonesia
Parasitologi
29. Depkes RI, Ekologi Vektor dan Beberapa Aspek Perilaku, Direktorat
Sekitar Rumah
Desentralisasi, Ditjen
Publishing,
Yogyakarta.
83
LAMPIRAN
Kegiatan
No. Tahun 2019 2020 2021
Bulan 3-7 8 9-12 1-2 3-6 7 8-12 1-4 5 6 7 8 9
I Persiapan
1. Pembuatan proposal
2. Seminar Draft Proposal
3. Ujian Proposal
4. Perbaikan Proposal
5. Pengurusan rekomendasi etik
II Pelaksanaan
1. Pengambilan data
2. Membuat Rangkuman Data
3. Pemasukan data
4. Analisa data
5. Penulisan laporan
III Pelaporan
1. Seminar hasil
2. Perbaikan laporan
85
3. Ujian skripsi
B. Lampiran 2. Tim Peneliti dan Biodata Peneliti Utama
a. Data Pribadi
b. Riwayat Keluarga
87
c. Riwayat Pendidikan
d. Pengalaman Organisasi
e. Pengalaman Meneliti
Belum ada
C. Lampiran 3. Rencana Biaya Penelitian Dan Sumber Dana