Anda di halaman 1dari 12

KOMPARASI SIFAT ANTIOKSIDATIF SEDUHAN TEH HIJAU,

TEH HITAM, TEH OOLONG DAN TEH PUTIH PRODUKSI PT


PERKEBUNAN NUSANTARA IX

Comparison of Antioxidative Properties of Green Tea, Black Tea, Oolong Tea and
White Tea Production of PT Perkebunan Nusantara IX

Lusi Dwi Anggraini1), Rohadi, 2), Aldila Sagitaning Putri, 2)


1)
Mahasiswa Teknologi Hasil Pertanian, Universitas Semarang
2)
Staf Pengajar Teknologi Hasil Pertanian, Universitas Semarang

ABSTRAK

Teh merupakan minuman yang paling populer di masyarakat. Terdapat empat


jenis teh : teh hijau, teh hitam, teh oolong, teh putih. Keempatnya dibedakan
berdasarkan proses pengolahan. Keempat jenis teh tersebut mengandung polifenol
yang berpotensi sebagai antioksidan yang mampu melindungi tubuh dari serangan
radikal bebas. Pemanfaatan bahan alam ini menjadi motivasi dilakukannya
penelitian tentang sifat antioksidatif pada seduhan empat jenis teh yaitu teh hijau,
teh hitam, teh oolong dan teh putih yang di produksi PT Perkebunan Nusantara
XI.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komparasi sifat antioksidatif
seduhan teh hijau, teh hitam, teh oolong dan teh putih di PT Perkebunan
Nusantara IX. Mengetahui aktivitas antioksidan terkuat dari seduhan teh hijau, teh
hitam, teh oolong dan teh putih di PT Perkebunan Nusantara IX. Penelitian ini
dilaksanakan di Laboratorium Rekayasa Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian
Universitas Semarang pada bulan Januari 2017. Rancangan penelitian yang
digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) satu faktor yaitu metode
penyeduhan dengan 4 perlakuan dan 4 kali ulangan. Perlakuan yang diberikan
pada teh hijau, teh hitam, teh oolong dan teh putih dengan metode penyeduhan pada
suhu 60˚C± 2ºC selama 10 menit. Variabel yang diamati antara lain analisis
proksimat, total fenolik, total flavonoid, dan aktivitas antioksidan (RSA-DPPH).
Data yang diperoleh dianalisis ragam dan apabila ada perbedaan antar perlakuan
maka diuji lanjut dengan uji wilayah ganda Duncan (DMRT) pada taraf 5%.
Hasil penelitian terhadap seduhan teh hijau, teh hitam, teh oolong dan teh
putih di PT Perkebunan Nusantara IX dengan penyeduhan pada suhu 60ºC ± 2ºC
selama 5 menit menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan sifat
antioksidatif total fenolik, total flavonoid, dan aktivitas antioksidan. Kadar total
fenolik tertinggi pada teh oolong (1,90 mgGAE/g), total flavonoid tertinggi pada teh
hijau 0,1991 mgQE/g, dan aktivitas antioksidan tertinggi pada teh putih (89,63%).
Dari keempat jenis teh tersebut teh yang memiliki aktivitas antioksidan tertinggi
adalah teh putih dengan aktivitas antioksidan 89,63%.

Kata Kunci : Teh hijau, teh hitam, teh oolong, teh putih, total fenolik, total
flavonoid, aktivitas antioksidan.

10
ABSTRACT

Tea is teh most popular drinks in teh community. Tehre are 4 types : green
tea, black tea, oolong tea, white tea. Teh fourth is distinguished by processing. Teh
four types of tea contain polyphenols that have teh potential as antioxidant that can
protect teh body from free radical attack. Utilization of this natural ingredients to be
a motivation to conduct research on teh antioxidant properties in thr steeping four
types of tea are green tea, black tea, oolong tea and white tea in teh production of
PT Perkebunan Nusantara IX.
This study aims to determine teh comparative nature of green tea
antioxidative properties, black tea, oolong tea and white tea at PT Perkebunan
Nusantara IX. Knowing teh strongest antioxidant activity of steeping green tea,
black tea, oolong tea and white tea at PT Perkebunan Nusantara IX. This research
was conducted at Food Engineering Laboratory, Faculty of Agricultural
Technology, Semarang University in January 2017. Teh research design used was
Randomized Block Design (RAK) one factor that is brewing method with 4
treatments and 4 replications. Treatment was given to green tea, black tea, oolong
tea and white tea by brewing method at 60˚C ± 2ºC for 10 minutes. Teh variables
observed were Proximate Analysis, Total Phenolic, Total Flavonoid, and
Antioxidant Activity (RSA-DPPH). Teh data obtained were analyzed for variety
and if tehre were differences between treatments tehn tested furtehr by double
Duncan region test (DMRT) at 5% level.
Teh results of teh study of green tea, black tea, oolong tea, and white tea
at PT Perkebunan Nusantara IX with brewing at 60oC ± 2ºC for 5 minutes
indicated that tehre were significant differences in total phenolic antioxidative
properties, total flavonoids, and activity antioxidants.Teh highest total phenolic
content in oolong tea (1,90 mgGAE/g), teh highest total flavonoid in green tea
was 0,1991 mgQE/g, and teh highest antioxidant activity in white tea (89,63%).
Of teh four types of tea, teh tea that has teh highest antioxidant activity is white
tea with antioxidant acivity 89,63%.

Keywords: Green tea, black tea, oolong tea, white tea, total phenolic, total
flavonoids, antioxidant activity.

11
PENDAHULUAN lebih kuat dibandingkan dengan
Teh merupakan minuman yang antioksidan dalam sayuran dan buah-
paling populer di masyarakat, karena buahan. Polifenol juga mampu
teh adalah jenis minuman yang paling menurunkan kolesterol dan mencegah
banyak dikonsumsi manusia dewasa. penggumpalan darah (Winarsi, 2007).
Minum teh sering dilakukan beberapa Hasil penelitian Natalia (2017)
orang dipagi hari sebelum memulai metode penyeduhan teh putih yang
kegiatan, minum teh sangat nikmat terbaik adalah perlakuan teh tawar
ketika masih hangat karena dapat dengan penyeduhan suhu 60˚C selama
menyegarkan tubuh dan pikiran. 5 menit. Dengan hasil total fenolik
Sehingga teh dijuluki sebagai 5,09 %, total flavonoid 0,73 mgQE/g,
minuman rakyat, penggemarnya pun tanin 17,78 %, dan aktivitas
mulai dari desa hingga kota dan bisa antioksidan 22,03%.
diminum dimana saja (Rohdiana, Berdasarkan uraian tersebut perlu
2001). dilakukan adanya penelitian tentang
Terdapat empat jenis teh yang sifat antioksidatif pada seduhan empat
sudah akrab bagi Indonesia : teh jenis teh yaitu, teh hijau, teh hitam, teh
oolong (oolong tea), teh hitam (black oolong dan teh putih yang di produksi
tea), teh hijau (green tea), teh putih PT Perkebunan Nusantara XI. Saat ini
(white tea). Keempatnya dibedakan belum pernah dilakukan penelitian
berdasarkan proses pengolahan. yang mengkomparasikan sifat
Kualitas teh tinggi apabila dipetik dari antioksidatif dari keempat jenis teh
lembar pucuk pertama sampai ketiga. tersebut, sehingga penelitian ini
Sebab dalam ketiga lembar daun itu sangat penting dilakukan untuk
kandungan katekin penambah rasa memberikan informasi kepada
segar dan kafein tinggi. Keempat jenis masyarakat jenis teh dengan sifat
teh tersebut mengandung polifenol antioksidatif tertinggi.
yang berpotensi sebagai antioksidan
yang mampu melindungi tubuh dari
serangan radikal bebas. Bahkan
potensi antioksidan teh disebutkan

12
METODELOGI PENELITIAN Kadar Air
Bahan dan Alat Cawan porselin dikeringkan dalam
Bahan : Teh hijau (pucuk daun dan oven 105˚C selama 3 jam, kemudian
daun muda), teh hitam (pucuk daun ditempatkan dalam desikator selama
dan dua daun muda), teh oolong (tiga 1 jam. Setelah itu ditimbang dengan
daun muda), dan teh putih (pucuk neraca sartorius (a). Lalu ke dalam
daun) yang berasal dari PT cawan ditambahkan sebanyak 2,0-5,0
Perkebunan Nusantara IX. Aquades, g sampel (b). Cawan yang berisi
Quercetine, Katekin, Reagen Follin- sampel ditempatkan dalam oven
Ciocalteu, larutan Na2CO3 2%, 105˚C selama 3 jam. Setelah itu
Metanol, larutan DPPH, larutan
ditempatkan dalam desikator selama
Follin Dennis, Na2CO3 jenuh, Asam
1 jam. Bobot cawan dan sampel
galat, Etanol 96%, Aluminium
klorida 10%, Natrium asetat 1 M ditimbang (c). Pengeringan
Alat : Neraca sartorius merk kern, dilakukan beberapa kali sampai
panci, kompor, erlenmeyer merk bobot sampel yang diperoleh
pyrex, corong, kertas saring, konstan. Analisis dilakukan 3 kali
pengaduk, tehrmometer, gelas ulangan untuk masing-masing
volume, pipet volume, multi-vortex sampel.
mixer -32, tabung reaksi, water bath, % Bobot kering (BK) = (c – a) x 100
cawan porselen, oven, desikator, alat b
kjeltec, alat soxhlet sistem HT, Keterangan :
spektrofotometer UV-VIS merk a = berat cawan porselen.
shimadzu. b = berat cawan porselen + sampel.
c = berat cawan porselen + sampel
Prosedur Penelitian setelah dioven.
Pembuatan Seduhan Teh menurut
Vasi dan Austin (2009) dengan Kadar Abu
Modifikasi Cawan porselen dikeringkan dalam
Bahan yang digunakan adalah teh oven 105˚C selama 3 jam, kemudian
hijau, teh hitam, teh oolong dan teh ditempatkan dalam desikator selama
putih. Mula-mula masing-masing teh 1 jam. Setelah itu cawan ditimbang
ditimbang terlebih dahulu sebanyak dengan neraca Sartorius (a). Lalu ke
50g. Teh yang sudah ditimbang dalam cawan ditambahkan sebanyak
kemudian diseduh dalam erlenmeyer 2,0-2,5 g sampel hasil preparasi (b).
dengan penambahan air panas Cawan dan sampel tersebut
(60˚C± 2ºC) sebanyak 500 mL untuk dikeringkan dalam tanur listrik
tiap perlakuan. Setelah itu, 550˚C selama 18-24 jam. Sampel yang
erlenmeyer ditutup dengan telah jadi abu kemudian ditempatkan
aluminium foil dan dimasukkan dalam desikator selama
dalam water bath. Setelah 10 menit, 1 jam. Bobot cawan dan abu
seduhan dihentikan dan teh disaring ditimbang (c). Analisis kadar abu
dengan kertas saring. dilakukan sebanyak 3 kali ulangan.
% Bobot kering (BK) =(c – a) x
Analisis Proksimat (Safithri et al, 100% b
2012) dengan Modifikasi Keterangan :
a = berat cawan porselen.

13
b = berat cawan porselen + sampel. benzene dimasukkan dalam cawan
c = berat cawan porselen + sampel porselen. Setelah suhu mencapai
setelah dioven. 110˚C cawan porselen diletakkan
pada alat dengan posisi di bawah
Kadar Protein timbel, sehingga sampel terendam.
Sampel sebanyak 0,5-1,0 g Selama 20 menit sampel dipanaskan
ditimbang dengan menggunakan dengan cara memutar tombol
kertas, lalu dimasukkan ke tabung 5omogen posisi boiling, lalu
destruksi dan ditambahkan katalis dilakukan pembilasan selama 30
kjeldahl dan 12,5 ml H2SO4. menit dengan cara memutar tombol
Kemudian tabung destruksi pada posisi rinsing. Pembilasan
diletakkan pada digestor dan diulang lagi sambil menutup katup
dilakukan proses destruksi pada suhu selama 40 menit dan diuapkan dari
415˚C selama 1 jam. Setelah proses
alat dan ditempatkan dalam desikator
destruksi berlangsung tabung
diangkat dan didinginkan selama 1 selama 1 jam. Bobot cawan porselen
jam. Kemudian dilakukan proses dan lemak yang terbentuk ditimbang
analisis menggunakan alat kjeltec. (c).
Sebelumnya dilakukan analisis Kadar lemak dicari dengan
terhadap blanko dengan persamaan :
menempatkan tabung destruksi % Kadar Lemak = (c – a) x 100%
kosong yang akan terisi air suling b
secara otomatis oleh alat. Setelah itu
dilakukan pengesetan tempat tabung Kadar Karbohidrat
dstruksi, nomor tabung, bobot Analisis kadar karbohidrat dilakukan
sampel, data konversi, dan dengan menggunakan rumus sebagai
konsentrasi HCl terstandarisasi. Data berikut :
blanko digunakan untuk analisis % Kadar Karbohidrat = {100% -
sampl dan disimpan di dalam alat. (kadar abu+kadar protein+ kadar
Dari hasil analisis pada alat kjeltec lemak)}
akan menunjukkan % N dari sampel
yang dianalisis.
Analisis Total Fenolik Metode
% Protein = % N x 6,25
Follin-Ciocalteu (Jb. Harboune,
1987) dengan Modifikasi.
Kadar Lemak
Seduhan dari masing-masing the
Sebelum dilakukan analisis kadar
diambil 5 ml dan diencerkan dalam
lemak, cawan porselen dipanaskan labu takar dengan penambahan
selama 1 jam. Kemudian cawan aquadest hingga 50 ml. Setelah itu
porselen ditempatkan dalam masing-masing diambil 1 ml dan
desikator selama 1 jam.Lalu ditambahkan dengan 0,5 ml follin
ditimbang bobotnya (a). Sebanyak 1 denis (follin 1:1), kemudian
g sampel dibungkus dengan kertas tambahkan 1 ml larutan Na2CO3
saring (b) dan ditempatkan dalam jenuh kemudian diamkan selama 10
timbel. Timbel kemudian menit. Tambahkan aquadest sampai
ditempatkan pada alat soxhlet system volume 10 ml, kemudian vortex
HT. Sebanyak 40 ml petroleum larutan hingga 5omogeny. Baca
absorbansi dengan menggunakan

14
spektrofotometer dengan panjang Rancangan Penelitian
gelombang 730 nm. Metode penelitian ini dilakukan
dengan menggunakan satu faktor
Analisis Total Flavonoid yaitu metode penyeduhan. Metode
(Suryanto, 2007) dengan penelitian yang digunakan adalah
Modifikasi. eksperimental dengan 4 perlakuan
Seduhan dari masing-masing the dan 4 kali ulangan. Data yang
diambil 5 ml dan diencerkan dalam diperoleh dianalisa dengan sidik
labu takar dengan penambahan ragam Rancangan Acak Kelompok
aquadest hingga 50 ml. Setelah itu (RAK) apabila ada perbedaan antar
masing-masing diambil 1 ml larutan perlakuan dilakukan uji DMRT pada
jernih, tambahkan 3 ml larutan AlCl3 taraf 5% dengan SPSS 23.
5%. Tambahkan aquadest sampai
volume 10 ml, kemudian vortex HASIL DAN PEMBAHASAN
larutan hingga homogen. Baca Proksimat
absorbansi dengan menggunakan Berikut ini adalah hasil analisa
spektrofotometer dengan panjang pengujian proksimat pada jenis teh.
gelombang 420 nm.
Tabel 1. Hasil Uji Proksimat
Seduhan Teh Oolong, Teh Putih, Teh
Analisis Aktivitas Antioksidan Hijau, dan Teh Hitam.
RSA-DPPH (Yen dan Cheng,
Kadar Kadar Abu Kadar Protein
Perlakuan
1995) dengan Modifikasi Air (%)* (%)* (%)*

Teh Putih 7,44 ± 0,04b 5,40 ± 0,08a 28,63 ± 0,09d


Seduhan the dari tiap perlakuan
Teh
diambil masing-masing 5 ml dan 8,60 ± 0,16b 5,67 ± 0,30a 23,57 ± 0,16c
Oolong
diencerkan dalam labu takar dengan
Teh Hijau 9,30 ± 0,14c 6,38 ± 0,14b 14,48 ± 0,15a
penambahan aquadest hingga 50 ml.
Teh Hitam 9,81 ± 0,17 d 5,49 ± 0,35 a 18,84 ± 0,16 b
Setelah itu masing-masing sampel
Kadar
diambil 1 ml tambahkan 1 ml larutan Kadar Lemak
Karbohidrat
(%)*
DPPH 0,2 nm, kemudian divortex (%)*

0,32 ± 0,01b 46,11 ± 0,06a


dan didiamkan selama 30 menit
0,29 ± 0,06b 53,97 ± 0,17b
dalam ruang gelap. Encerkan hingga
0,35 ± 0,05b 52,06 ± 0,29b
5 ml menggunakan methanol. Baca
0,20 ± 0,06 a 49,09 ± 0,29b
absorbansi dengan menggunakan

15
spektrofotometer dengan panjang gelombang 517 nm.

Uji Organoleptik (Rahayu, 2011)


dengan Modifikasi.
Penelitian pendahuluan dilakukan
untuk penentuan tingkat kesukaan pada seduhan the meliputi warna, aroma, dan rasa.
Penelitian pendahuluan dilaksanakan dengan cara uji scoring pada 20 orang
panelis tak terlatih (Rahayu, 2011).

16
Keterangan: *)
Angka yang ditandai superskrip yang tidak sama pada kolom yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata
(P<0,05).

Total Fenolik
Berdasarkan analisa sidik ragam
dan perhitungan statistik, bahan baku teh dan proses pengolahan pada tiap jenis teh
berpengaruh terhadap total fenolik. Setelah diuji lanjut dengan DMRT pada taraf 5 %
menunjukkan perbedaan yang nyata antara teh hitam, teh hijau dengan teh putih dan
teh oolong. Hasil tersebut disajikan dalam dilihat bahwa total flavonoid
Tabel 2 berikut. seduhan teh hitam paling rendah
yaitu 0,0391 mgQE/g dibandingkan
Tabel 2. Total Fenolik Seduhan Teh Hitam, seduhan teh hijau paling tinggi yaitu
Teh Hjau, Teh Putih, dan Teh Oolong. 0,1991 mgQE/g.
Total Fenolik Menurut Karori (2007),
Perlakuan
(mgGAE/g)*
Teh Hitam 1,3635 ± 0,027 a
perbedaan total flavonoid dari teh
Teh Hijau 1,3708 ± 0,049 a tergantung pada cara pengolahan teh
Teh Putih 1,6760 ± 0,180 b tersebut. Teh hijau diolah melalui
Teh Oolong 1,9024 ± 0,064 c proses pemanasan atau tanpa proses
Keterangan: *) Angka yang ditandai fermentasi, sedangkan teh hitam diolah
superskrip yang tidak sama pada kolom melalui proses fermentasi. Proses
yang sama menunjukkan perbedaan yang fermentasi merupakan salah satu
nyata (P<0,05)
proses yang dapat mengurangi
Tabel 2 menunjukkan rata-rata total kandungan total flavonoid. Selain
fenolik pada seduhan teh. Dapat faktor tersebut, faktor yang
dilihat bahwa total fenolik seduhan mempengaruhi total fenolik dan total
teh hitam paling rendah yaitu 1,3635 flavonoid pada teh adalah morfologi
mgGAE/g dibandingkan seduhan teh dan bertambahnya usia daun, yang
oolong paling tinggi yaitu 1,9024 akan mempengaruhi metabolit
mgGAE/g. sekunder dan senyawa bioaktif yang
dihasilkan (Farhoosh et al., 2007).
Total Flavonoid
Berdasarkan analisa sidik ragam Aktivitas Antioksidan
dan perhitungan statistik, bahan baku Berdasarkan analisa sidik ragam
teh dan proses pengolahan pada tiap dan perhitungan statistik, bahan baku
jenis teh berpengaruh terhadap total teh dan proses pengolahan pada tiap
flavonoid. Setelah diuji lanjut dengan jenis teh berpengaruh terhadap total
DMRT pada taraf 5 % menunjukkan flavonoid. Setelah diuji lanjut dengan
perbedaan yang nyata. Hasil tersebut DMRT pada taraf 5 % menunjukkan
disajikan dalam Tabel 3 berikut. perbedaan yang nyata. Hasil tersebut
disajikan dalam Tabel 4 berikut.
Tabel 3. Total Flavonoid Seduhan Teh
Hitam, Teh Putih, Teh Oolong, dan Teh Tabel 4. Kadar Aktivitas Antioksidan
Hijau. Seduhan Teh Hijau, Teh Oolong, Teh
Total Flavonoid Hitam, dan Teh Putih.
Perlakuan Aktivitas
(mgQE/g)*

Teh Hitam 0,0391 ± 0,0114 a Antioksidan


Perlakuan (RSA-DPPH)
Teh Oolong 0,1153 ± 0,008 b
(%)*
Teh Putih 0,1586 ± 0,005 c a

Teh Hijau 0,1991 ± 0,011 d


17
Keterangan: *) Angka yang ditandai Teh Hijau 84,4978±0,398
superskrip yang tidak sama pada kolom Teh Oolong 87,2817±0,274 b
yang sama menunjukkan perbedaan yang Teh Hitam 88,1550±0,372 c
nyata (P<0,05) Teh Putih 89,6288±0,418 d
Keterangan: *) Angka yang ditandai
Tabel 3 menunjukkan rata-rata total superskrip yang tidak sama pada kolom
flavonoid pada seduhan teh. Dapat yang sama menunjukkan perbedaan yang
nyata (P<0,05)

18
Tabel 4 menunjukkan rata-rata Keterangan: *) Angka yang ditandai
aktivitas antioksidan pada seduhan superskrip yang tidak sama pada kolom
yang tidak sama menunjukkan perbedaan
teh hijau paling rendah yaitu 84,50% yang nyata (P<0,05).
dibandingkan seduhan teh putih
paling tinggi yaitu 89,63%. Tabel 5 menunjukkan rata-rata
Perbedaan aktivitas antiokasidan tingkat kesukaan warna seduhan teh.
pada beberapa jenis teh ini Terdapat perberdaan nyata antara teh
disebabkan oleh bahan baku teh dan hitam dan teh putih. Warna pada teh
perbedaan proses pengolahannya. hitam lebih pekat dibandingkan teh
Suhu merupakan salah satu faktor putih, hal tersebut disebabkan adanya
yang paling penting yang proses fermentasi. Adanya aktivitas
mempengaruhi aktivitas antioksidan. enzimatis dan oksidasi berpengaruh
Umumnya, pemanasan menyebabkan terhadap kondisi fisik dan flavour
percepatan reaksi inisiasi dan (aroma dan rasa) pada teh.
penurunan aktivitas antioksidan
(Winarno, 2002). Teh putih berasal Aroma
berasal dari pucuk daun teh yang Berdasarkan analisa sidik ragam dan
sangat muda, proses pelayuan perhitungan statistik, proses
dilakukan dengan memanfaatkan pengolahan pada tiap jenis teh
panas sinar matahari. Sehingga berpengaruh terhadap aroma seduhan
aktivitas antioksidan pada teh putih teh. Setelah diuji lanjut dengan DMRT
cukup tinggi. pada taraf 5 % menunjukkan
perbedaan yang nyata. Hasil tersebut
Uji Organoleptik disajikan dalam Tabel 6 berikut.
Warna
Berdasarkan analisa sidik ragam dan Tabel 6. Uji Hedonik Aroma Seduhan Teh
perhitungan statistik, proses Hijau, Teh Oolong, Teh Hitam,dan Teh
Putih.
pengolahan pada tiap jenis teh Perlakuan Rerata Keterangan
berpengaruh terhadap warna seduhan Teh Hijau 1,45 ± 0,510 a Tidak suka
teh. Setelah diuji lanjut dengan DMRT Teh Oolong 1,90 ± 0,788 b Sedikit suka
pada taraf 5 % menunjukkan Teh Hitam 3,35 ± 0,745c Suka
Teh Putih 4,20 ± 0,616 d Sangat suka
perbedaan yang tidak berbeda nyata,
Keterangan: *) Angka yang ditandai
hal tersebut dikarenakan warna tiap superskrip yang tidak sama pada kolom
jenis teh yang tidak jauh berbeda yang sama menunjukkan perbedaan yang
antara teh putih dengan teh hijau, dan nyata (P<0,05).
teh hitam dengan teh oolong. Hasil
tersebut disajikan dalam Tabel 9 Tabel 6 menunjukkan rata-rata
berikut. tingkat kesukaan aroma seduhan teh.
Dapat dilihat bahwa tingkat
Tabel 5. Uji Hedonik Warna Seduhan Teh kesukaan aroma seduhan teh berbeda
Oolong, Teh Hitam, Teh Putih, dan Teh nyata antara keempat jenis teh
Hijau. tersebut. Panelis lebih mnyukai
Perlakuan Rerata Keterangan aroma teh putih (4,20 %) dari pada
Teh Oolong 2,95± 0,69a Suka
teh hijau (1,45 %).
Teh Hitam 3,05 ± 0,76a Suka
Teh Putih 3,75±0,72b Sangat suka
Teh Hijau 3,90 ± 0,79b Sangat suka

19
Rasa 1. Terdapat perbedaan signifikan
Berdasarkan analisa sidik ragam dan sifat antioksidatif total fenolik,
perhitungan statistik, proses total flavonoid, dan aktivitas
pengolahan pada tiap jenis teh antioksidan pada tiap jenis teh
berpengaruh terhadap rasa seduhan karena bahan baku dan proses
teh. Setelah diuji lanjut dengan DMRT pengolahan teh yang berbeda.
pada taraf 5 % menunjukkan 2. Total fenolik tertinggi pada teh
perbedaan yang nyata. Hasil tersebut oolong (1,90 mgGAE/g), total
disajikan dalam Tabel 11 berikut. flavonoid tertinggi pada teh
hijau 0,1991 mgQE/g, dan
Tabel 7. Uji Hedonik Rasa Seduhan Teh aktivitas antioksidan tertinggi
Hitam, Teh Oolong, Teh Hijau, dan Teh pada teh putih (89,63%).
Putih.
Perlakuan Rerata Keterangan
Berdasarkan peringkat skor hasil
Teh Hitam 1,65 ± 0,75a Sedikit suka total fenolik, total flavonoid, dan
Teh Oolong 3,20 ± 0,62b Suka aktivitas antioksidan tersebut teh
Teh Hijau 4,20 ± 0,77c Sangat suka yang memiliki sifat antioksidatif
Amat sangat tertinggi adalah teh putih.
Teh Putih 4,55 ± 0,61c
suka 3. Hasil organoleptik menunjukkan
Keterangan: *) Angka yang ditandai bahwa warna yang paling
superskrip yang tidak sama pada kolom
yang sama menunjukkan perbedaan yang disukai adalah teh hijau (3,90).
nyata (P<0,05). Sedangkan aroma (4,20) dan
rasa (4,55) dari seduhan teh
Tabel 7 menunjukkan rata-rata putih yang paling disukai.
tingkat kesukaan rasa seduhan teh.
Dapat dilihat bahwa tingkat DAFTAR PUSTAKA
kesukaan rasa seduhan teh berbeda Natalia, Fonda. 2017. Studi Metode
nyata antara teh putih dan teh hitam. Penyeduhan Teh Putih
Proses fermentasi/oksidasi pada teh (Camellia sinensis Linn.)
mereduksi kandungan katekin pada Terhadap Total Fenolik,
teh, sehingga teh hitam mempunyai Flavonoid, Total Tannin dan
rasa pahit/sepat yang lebih ringan Aktivitas Antioksidan.
dibandingkan teh putih. Rasa yang Semarang : Skripsi
terbentuk pada teh dipengaruhi oleh Universitas Semarang.
adanya kandungan katekin/tannin
yang memiliki sifat rasa pahit atau Rohdiana D. 2001. Teh Aktivitas
sepat pada seduhan teh (Pantastico, Daya Tangkap Radikal
1989). Polifenol dalam Daun Teh.
Maj Farmasi Indonesia, 12,
KESIMPULAN 53-58.
Berdasarkan hasil penelitian
Komparasi Sifat Antioksidatif Safithri, Mega, Fahma F, dan
Seduhan Teh Hijau, Teh Hitam, Teh Wirdani P. 2012. Analisis
Oolong dan Teh Putih Produksi PT Proksimat Dan Toksisitas
Perkebunan Nusantara IX, dapat Akut Ekstrak Daun Sirih
disimpulkan bahwa : Merah Yang Berpotensi
Sebagai Antidiabetes. Jurnal

20
Gizi dan Pangan, 7(1): 43-
48.

Suryanto, E., 2007. Aktivitas


Antioksidan Ekstrak
Flavonoid dari Buah
Andaliman (Zanthoxylum
acanthopodium DC) pada
Ikan Mas (Cyperinus carpio
L). Jurnal Sains. UNSRAT.
Manado.

Winarsi, H. 2007. Antioksidan Alami


dan Radikal Bebas.
Yogyakarta:Penerbit
Kanisius.

Harborne, J.B. 1987. Metode


Fitokimia Penuntun Cara
Modern Menganalisis
Tumbuhan. Penerbit ITB.
Bandung.

Vasi, S., dan Austin, A. 2009.


Antioxidants Potential of
Eugenia jambolana Lam.
Seeds. Journal of
Biological Sciences
9(8):,894-898.

21

Anda mungkin juga menyukai