Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Teh (Camellia sinensis) merupakan minuman kedua yang paling

banyak dikonsumsi di dunia setelah air mineral (Fanaro dkk, 2009). Salah

satu produk olahan teh (Camellia sinensis Linn.) adalah teh putih (white

tea) yang merupakan teh dengan pengolahan minimal (sederhana),

meliputi pelayuan (steaming) dan pengeringan saja (Nishant dkk, 2012).

Terdapat 4 (empat) jenis teh yang sudah akrab bagi orang Indonesia: teh

oolong (oolong tea), teh hitam (black tea), teh hijau (green tea), teh putih

(white tea). Keempatnya dibedakan berdasarkan proses pengolahan.

Kualitas teh tinggi apabila dipetik dari lembar pucuk pertama sampai

ketiga. Sebab dalam ketiga lembar daun itu kandungan katekin penambah

rasa segar dan kafein tinggi (Mulja, 1995) di dalam Natalia (2017).

Keempat jenis teh tersebut mengandung polifenol yang berpotensi

sebagai antioksidan yang mampu melindungi tubuh dari serangan radikal

bebas. Bahkan potensi antioksidan teh disebutkan lebih kuat dibandingkan

dengan antioksidan dalam sayuran dan buah-buahan. Polifenol juga

mampu menurunkan kolesterol dan mencegah penggumpalan darah

(Winarsi, 2007). Dibanding dengan jenis teh lainnya, teh putih lebih

efektif dalam menangkal radikal bebas (1,1-Diphenyl-2-Picrylhydrazyl)

atau DPPH (Gramza dkk, 2008; Kikuzaki dkk, 2002). Hal ini sangat

dimungkinkan mengingat teh putih diproses hanya dari pucuk pertamanya

1
2

(Hilal dkk, 2007). Semakin muda daun teh, kandungan polifenol sebagai

senyawa antioksidannya semakin tinggi (Rohdiana dkk, 2004).

Konsentrasi katekin sangat tergantung pada umur daun, kadar katekin

berkisar 20-30% dari seluruh berat kering daun (Nishant dkk, 2012).

Proses termal selama waktu tertentu lazim diaplikasikan pada

proses pengolahan dan pengawetan pangan contoh pada unit operasi

blanching, penggorengan, pemanggangan ataupun sterilisasi. Penerapan

proses termal bertujuan antara lain inaktivasi enzim, mematikan spora dan

bakteri patogen. Efektivitas proses termal pada proses pengolahan dan

pengawetan pangan tergantung intensitas panas dan lama waktu

pemanasan. Makin tinggi suhu yang digunakan, makin singkat waktu

pemanasan yang digunakan untuk mematikan mikroba (Kusnandar, 2006).

Pemanasan merupakan salah satu proses pengolahan pangan yang

sering dilakukan sehingga perlu diteliti pengaruh pemanasan terhadap

karakteristik senyawa antioksidatif dalam ekstrak teh putih. Pemanasan

ekstrak teh putih selama 5 dan 10 menit dapat meningkatkan antioksidatif

berturut-turut 78,94% dan 81,80% secara nyata dibanding ekstrak teh putih

tanpa pemanasan. Peningkatan kadar antioksidatif diduga terjadi degradasi

tanin menjadi senyawa fenol yang lebih sederhana, seperti dikemukakan.

Pemanasan ekstrak teh putih dengan suhu 100ºC, antioksidan alami

ekstrak teh putih memiliki kemampuan yang lebih baik dalam

menghambat radikal bebas dibandingkan dengan antioksidan sintetis

TBHQ. Diketahui bahwa kandungan antioksidatif sangat sensitif dan tidak


3

stabil yang mengakibatkan degradasi, salah satunya adalah temperatur

(Vatai, 2009).

Dari latar belakang diatas peneliti terinspirasi untuk melakukan penelitian

dengan judul “Karakteristik Sifat Antioksidatif Ekstrak Teh Putih Kaligua

Pada Berbagai Lama Waktu Pemanasan”.

B. Rumusan Masalah

Ekstrak teh putih kaya akan senyawa antioksidan kelompok

polifenolik. Kelompok polifenolik bersifat tidak stabil (mudah) rusak oleh

pengaruh panas, oksigen, dan cahaya. Untuk diaplikasikan pada produk

pangan perlu diteliti karakteristik sifat antioksidatif ekstrak teh putih

terhadap berbagai lama waktu pemanasan.

Pada uraian diatas dapat diambil rumusan masalah bagaimanakah

karakteristik sifat antioksidatif ekstrak teh putih kaligua pada berbagai

lama waktu pemanasan?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh beragam lama waktu

pemanasan terhadap karakteristik sifat antioksidatif ekstrak teh putih

kaligua pada berbagai variasi lama waktu.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini untuk mengetahui karakteristik sifat antioksidatif

dan memberikan rujukan lama waktu pengolahan pangan teh putih kaligua

yang sesuai (tepat) untuk aplikasi ekstrak Teh Putih Kaligua sebagai

antioksidan alami yang ditambahkan pada proses pengolahan.


4

E. Hipotesis

Berbagai lama waktu pemanasan diduga akan berpengaruh terhadap sifat

antioksidatif ekstrak teh putih kaligua.

Anda mungkin juga menyukai