Digital - 156816 - ( - Konten - ) - Konten D839
Digital - 156816 - ( - Konten - ) - Konten D839
BAB
1 PENDAHULUAN
Kota Bandar Lampung memiliki fungsi penting bagi Sumatera bagian Selatan. Posisi
geografisnya menjadikan Bandar Lampung pintu gerbang Sumatera dengan Jawa,
yang diperkuat oleh rencana pembangunan jembatan penghubung Merak-Bakauheni.
Kecenderungan yang terjadi seperti proses relokasi kegiatan ekonomi dari Pulau Jawa
bagian Barat ke Lampung juga menunjukkan betapa Kota Bandar Lampung berada
dalam posisi yang sangat strategis. Bahkan kebijakan tingkat nasional pada beberapa
sektor telah menetapkan Provinsi Lampung dan Bandar Lampung di dalamnya sebagai
basis produksi nasional.
Melihat perkembangan yang terjadi di Kota Bandar Lampung pada saat ini, maka
perkembangan percepatan pembangunan pasti akan terjadi. Namun di lain pihak, Kota
bandar Lampung ternyata dihadapkan pada bebagai batasan fisik, kendala prasarana
dan sarana, serta distribusi ruang kegiatan yang mengakibatkan menurunnya
beberapa fungsi ruang kota, seperti terjadinya banjir, jenuhnya fungsi pusat kota, dan
permasalahan kota lainnya. Oleh karena itu, potensi dan permasalahan tersebut harus
dijadikan landasan dalam membangun Bandar Lampung ke depan.
Sesuai dengan amanat Undang Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional, di setiap kabupaten/kota wajib menyusun
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dengan berpedoman pada
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) dan memperhatikan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah Provinsi. Selanjutnya, sesuai pasal 4 Undang Undang
Nomor 25 Tahun 2004 tersebut, maka Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Dengan sistem penyelenggaraan urusan pemerintahan yang luas dan utuh tersebut,
maka daerah harus mampu membuat perencanaan pembangunan secara mandiri.
Daerah harus mampu membuat perencanaan pembangunan yang sesuai dengan
kebutuhan dan kepentingan masyarakatnya, rasional, tepat sasaran, dapat
dilaksanakan, efisien, dan berdampak langsung pada upaya peningkatan
kesejahteraan masyarakat; sebagaimana janji program dari calon kepala daerah pada
saat kampenye pemilihan kepala daerah.
Oleh karena itu, dalam menyeimbangkan tuntutan legalitas dan tuntutan psikopolitik
masyarakat terhadap pemerintah daerah (terutama kepala daerah hasil pemilihan
kepala daerah secara langsung), maka pada dasarnya proses perencanaan
1. Politik; pendekatan ini memandang bahwa pemilihan kepala daerah adalah proses
penyusunan rencana, karena rakyat pemilih menentukan pilihannya berdasarkan
program-program pembangunan yang ditawarkan para calon kepala daerah
terpilih. Oleh karena itu, rencana pembangunan adalah penjabaran dari agenda-
agenda pembangunan yang ditawarkan calon kepala daerah pada saat kampanye
ke dalam dokumen RPJMD sebagai jawaban atas program yang ditawarkan
tersebut.
2. Teknokratik; pendekatan ini dilaksanakan dengan menggunakan metode dan
kerangka berpikir ilmiah oleh lembaga yang secara fungsional bertugas untuk itu.
3. Partisipatif; pendekatan ini dilaksanakan dengan melibatkan seluruh pemangku
kepentingan (stakeholders) terhadap pembangunan. Pelibatan ini adalah untuk
mendapatkan aspirasi dan menciptakan rasa memiliki.
4. Atas-Bawah (top-down) dan Bawah-Atas (bottom-up); pendekatan top-
down dan bottom-up dilaksanakan menurut jenjang pemerintahan. Rencana hasil
proses atas-bawah dan bawah-atas tersebut diselaraskan melalui musyawarah yang
dilaksanakan baik di tingkat nasional, provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, dan
kelurahan/desa.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bandar Lampung ini
tidak dapat dilepaskan dan harus berintegrasi dengan keberadaan dokumen
perencanaan pembangunan lainnya sebagai dasar penyelenggaraan pemerintahan.
Bagan berikut ini adalah kaitan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota
Bandar Lampung dengan dokumen–dokumen perencanaan pembangunan lainnya.
Pedoman Pedoman
Pedoman diacu
Dijabarkan Pedoman
Pedoman
RPJP RPJM RKP RAPBN APBN
Nasional Nasional
Diperhatikan
diacu Diserasikan melalui Musrenbang
Dijabarkan Pedoman
diacu
Pedoman Pedoman
UU SPPN
UU KEUANGAN
NEGARA
I. Pendahuluan
Secara substansi, bab ini akan memuat tentang latar belakang penyusunan
RPJMD Kota Bandar Lampung, dasar hukum penyusunan, hubungan antar
dokumen, sistematika penyusunan serta maksud dan tujuan penyusunan
RPJMD Kota Bandar Lampung 2010-2015.
MAKSUD
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) disusun dengan maksud
sebagai dokumen perencanaan komprehensif lima tahunan yang akan dipergunakan
sebagai pedoman dalam penyusunan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat
Daerah (Renstra SKPD), dan dijabarkan dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah
(RKPD).
TUJUAN
Tujuan dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bandar
Lampung Tahun 2010-2015 ini adalah :
1. Tersedianya satu pedoman resmi bagi seluruh jajaran pemerintah daerah dan
DPRD Kota Bandar Lampung dalam menentukan prioritas program dan kegiatan
tahunan yang akan dibiayai oleh APBD Kota Bandar Lampung dan sumber-
sumber pembiayaan lainnya.
2. Tersedianya satu tolok ukur untuk melakukan evaluasi kinerja tahunan bagi
setiap satuan kerja perangkat daerah dan pemerintah daerah.
3. Memberi gambaran tentang kondisi umum Kota Bandar Lampung saat ini dalam
konstelasi regional dan nasional sekaligus memahami arah dan tujuan yang ingin
dicapai dalam rangka mewujudkan visi dan misi daerah dalam kurun waktu lima
tahun ke depan.
4. Adanya panduan penyusunan program dan kegiatan yang terpadu, terarah, dan
terukur bagi seluruh jajaran aparatur pemerintah daerah dan DPRD Kota Bandar
Lampung.
5. Adanya arahan dalam memahami dan menilai arah kebijakan dan program serta
kegiatan operasional tahunan dalam rentang waktu lima tahunan.
BAB
2 GAMBARAN UMUM
KOTA BANDAR LAMPUNG
RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015
Kota Bandar Lampung dengan luas wilayah 197,22 Km² Atau 19.722 hektar terdiri dari
13 Kecamatan dan 98 Kelurahan. Secara geografis Kota Bandar Lampung terletak
pada 50 20’ sampai dengan 50 30’ lintang selatan dan 1050 28’ sampai dengan 1050 37’
bujur timur. Letak tersebut berada pada Teluk Lampung di ujung selatan pulau
Sumatera. Secara administratif batas daerah Kota Bandar Lampung adalah:
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan.
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Padang Cermin Kabupaten
Pesawaran dan Kecamatan Ketibung serta Teluk Lampung.
3. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Gedong Tataan dan Padang Cermin
Kabupaten Pesawaran.
4. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Tanjung Bintang Kabupaten
Lampung Selatan.
Topografi Kota Bandar Lampung sangat beragam, mulai dari dataran pantai sampai
kawasan perbukitan hingga bergunung, dengan ketinggian permukaan antara 0
sampai 500 m daerah dengan topografi perbukitan hinggga bergunung membentang
dari arah Barat ke Timur dengan puncak tertinggi pada Gunung Betung sebelah Barat
dan Gunung Dibalau serta perbukitan Batu Serampok disebelah Timur. Topografi tiap-
tiap wilayah di Kota Bandar Lampung adalah sebagai berikut :
Wilayah pantai terdapat disekitar Teluk Betung dan Panjang dan pulau di bagian
Selatan
Wilayah landai/dataran terdapat disekitar Kedaton dan Sukarame di bagian Utara
Wilayah perbukitan terdapat di sekitar Telukbetung bagian Utara
Wilayah dataran tinggi dan sedikit bergunung terdapat disekitar Tanjung Karang
bagian Barat yaitu wilayah Gunung Betung, dan Gunung Dibalau serta perbukitan
Batu Serampok di bagian Timur.
Dilihat dari ketinggian yang dimiliki, Kecamatan Kedaton dan Rajabasa merupakan
wilayah dengan ketinggian paling tinggi dibandingkan dengan kecamatan-kecamatan
lainnya yaitu berada pada ketinggian maksimum 700 mdpl. Sedangkan Kecamatan
Teluk Betung Selatan dan Kecamatan Panjang memiliki ketinggian masing-masing
hanya sekitar 2 – 5 mdpl atau kecamatan dengan ketinggian paling rendah/minimum
dari seluruh wilayah di Kota Bandar Lampung.
Kondisi kelerengan yang terdapat di Kota Bandar Lampung juga sangat beragam,
kondisi geografis wilayah yang berbukit serta berada di kaki Gunung Betung
merupakan faktor pembentuk keragaman kelerengan di Kota Bandar Lampung
tersebut. Tingkat kemiringan lereng rata-rata wilayah di Kota Bandar Lampung berada
pada kisaran 0 – 20 % dan secara umum kelerengan wilayah Kota Bandar Lampung
berada pada 0 – 40 %, wilayah yang memiliki kemiringan lereng 0 % diantaranya
berada di wilayah Kecamatan Sukarame, Tanjung Karang Pusat, Tanjung Seneng,
Panjang, Teluk Betung Selatan dan Kecamatan Kedaton. Adapun wilayah yang
memiliki tingkat kemiringan lereng mencapai 40 % di antaranya adalah Kecamatan
Panjang, Teluk Betung Barat, Kemiling, dan Tanjung Karang Timur. Kondisi
kelerengan ini berpengaruh terhadap jumlah lahan yang dapat dimanfaatkan.
Air Permukaan
Secara hidrologis Kota Bandar Lampung dilalui oleh sungai-sungai yang masuk dalam
Wilayah Sungai (WS) Way Seputih dan Way Sekampung yaitu Sungai Way Halim, Way
Awi, Way Simpur di wilayah Tanjung Karang dan Way Kuripan, Way Balau, Way
Kupang, Way Garuntang, Way Kuala, mengalir di wilayah Teluk Betung. Daerah hulu
sungai berada di bagian Barat, daerah hilir sungai berada di wilayah bagian Selatan
yaitu pada dataran pantai. Luas wilayah yang datar sampai landai meliputi 60 %.
Landai sampai miring 35 %, sangat miring sampai curam berjumlah 4 %.
Dilihat secara hidrologi maka Kota Bandar Lampung mempunyai 2 sungai besar yaitu
Way Kuripan dan Way Kuala, dan 23 sungai-sungai kecil. Semua sungai tersebut
merupakan DAS (Daerah Aliran Sungai) yang berada dalam wilayah Kota Bandar
Lampung dan sebagian besar bermuara di Teluk Lampung.
Sungai-sungai yang melintasi Kota Bandar Lampung adalah sungai kecil dengan debit
air yang kecil, diantaranya adalah Way Simpur, Way Penengahan, Way Kunyit, dan
Way Keteguhan Pada musim kemarau,sungai cenderung mengering,tetapi pada
musim hujan debit air akan bertambah semakin cepat, sedangkan daya tampung
sungai semakin terbatas akibat terjadinya penyempitan daerah aliran sungai yang
merupakan efek dari kegiatan pembangunan yang tidak memperhatikan garis
sempadan sungai serta pencemaran lingkungan sungai
Dilihat dari akuifer yang dimilikinya, air tanah di Kota Bandar Lampung dapat dibagi
dalam beberapa bagian berdasarkan pourusitas dan permaebilitas yaitu:
Pada tahun 2009 jumlah curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Desember, yaitu
433,10 MM, sedangkan yang terendah terjadi pada bulan Juli yaitu hanya 0,30
MM.berdasarkan data tersebut, dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir, curah
hujan rata-rata tertinggi pada tahun 2009, yaitu mencapai 179,30 MM. Tingginya rata-
rata curah hujan pada tahun 2009 berimplikasi pada meningkatnya volume air sungai
sehingga pada akhir tahun 2008 pernah terjadi banjir besar di Kota Bandar Lampung.
Bulan basah/kering terjadi jika jumlah curah hujan yang terjadi pada bulan tersebut
melebihi/kurang dari rerata curah hujan pada tahun bersangkutan. Berdasarkan rerata
curah hujan mengindikasikan bahwa bulan basah Kota Bandar Lampung pada tahun
2009 terjadi pada bulan November – Maret dengan rerata curah hujan bulanan berada
diatas 179,30 mm, sedangkan bulan keringnya yaitu bulan April – Agustus dengan
rata-rata curah hujan bulanan kurang dari 179 mm.
b. Temperatur Rata-Rata
Kota Bandar Lampung termasuk beriklim tropis basah yang mendapat pengaruh dari
angin musim (Monsoon Asia). Data Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika
Provinsi Lampung menunjukan bahwa temperatur Kota Bandar Lampung dalam kurun
waktu lima tahun terakhir berada pada kisaran 25 – 280C dengan suhu rata-rata
pertahun 26,30C. Temperatur udara di Kota Bandar Lampung sepanjang relatif stabil
dan tidak pernah menunjukan perubahan yang ekstrim, hal tersebut dapat
mengindikasikan bahwa kualitas lingkungan di Kota Bandar Lampung masih cukup
baik.
c. Kelembaban Udara
Kelembaban udara Kota Bandar Lampung antara tahun 2005 – 2009 rata-rata berkisar
antara 74 – 85 % dengan kelembapan rata-rata 78,4% per tahunnya. Kondisi tersebut
menunjukkan Kota Bandar Lampung memiliki kelembaban yang relatif tinggi. Pada
bulan Oktober hingga Januari kelembaban udara berada diatas kelembaban rata-rata.
d. Hidrooceanografi
Kondisi hidrooseanografi Teluk Lampung yang termasuk dalam wilayah pesisir Kota
Bandar Lampung digambarkan dalam uraian mengenai bathimetri, pasang surut
(pasut), arus, gelombang, sedimen dan material dasar laut, dan kualitas air.
- Bathimetri
Teluk Lampung merupakan salah satu dari dua teluk di ujung paling Selatan
Pulau Sumatera. Kota Bandar Lampung dan wilayah pesisir Kota Bandar Lampung
terletak pada pangkal teluk, dan bagian mulut teluk (arah Selatan - Tenggara)
berhadapan langsung dengan Selat Sunda yang merupakan perairan penghubung
antara Laut Jawa di sebelah Utara dan Samudera Hindia di Selatan.
Deskripsi bathimetri wilayah pesisir Kota Bandar Lampung didasarkan pada Peta
Sumatera-Pantai Selatan, Teluk Kalumbayan hingga Pulau-Pulau Tiga skala
1:75.000 dengan inset Pelabuhan Panjang skala 1:25.000 dan Pelabuhan
Batubara Tarahan skala 1:20.000 (Dishidros TNI-AL, 1998). Dasar laut disisi
Timur teluk lebih curam daripada sisi Utara dan Barat atau pangkal teluk. Dasar
laut terdalam di wilayah Teluk Lampung hanya sekitar -27,49 m, dan hanya
berlokasi di batas arah Selatan wilayah pesisir Kota Bandar Lampung.
Apabila dilihat dari arah Utara ke Selatan dasar laut Teluk Lampung lebih landai,
kedalaman perairan Teluk Lampung sangat bervariasi dari -1 m sampai dengan -
27 m. Apabila dilihat dari arah Utara ke Selatan dasar laut Teluk Lampung lebih
landai, dari kedalaman -3,00, -14, dan -27 m baru dijumpai berturut-turut pada
jarak 113 m, 859 m dan 1,16 km. Sedangkan dari arah Barat ke Timur kedalaman
-1 m, -7 m dan -27 m baru dijumpai pada jarak 226 m, 169 m dan 1,16 km.
Sumber :Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau kecil Kota Bandar Lampung
- Arus
Sedangkan belahan bumi Selatan akan mengalami musim panas. Sehingga angin
akan berhembus dari Lautan Pasifik yang basah ke arah Australia. Berlawanan
dengan arah angin, arus musim di Pantai Barat Lampung sepanjang tahun
mengalir ke arah Tenggara hingga Barat Daya.
Pada perairan mulut Teluk Lampung, kekuatan arus rata-rata bulanan berkisar
antara 1 cm/detik hingga 45 cm/detik, dimana kecepatan maksimum terjadi pada
bulan Januari dan Februari, dan kecepatan minimum pada bulan Maret dan April.
Arus rata-rata bulanan di Selat Sunda ini umumnya mengalir kearah Lautan
Hindia, kecuali pada bulan Maret, Agustus, dan Oktober. Bulan Maret, arus
mengalir ke Timur Laut (dari Lautan Hindia menuju Laut Jawa) dengan kecepatan
rata-rata 1 cm/detik. Agustus dan Oktober, arus mengalir ke Timur dengan
kecepatan 23 cm/detik pada Agustus dan 5 cm/detik pada Oktober.
- Gelombang
Informasi gelombang di wilayah pesisir Kota Bandar Lampung didasarkan pada
data tinggi gelombang maksimum dari PT. TELPP (1999). Pergerakan gelombang
dominan yang Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Kota Bandar
Lampung 39 terjadi adalah dari arah Tenggara dan Selatan dengan persentase
kejadian berturut-turut sebesar 26,48% dan 31,83%. Tinggi gelombang
maksimum yang paling dominan adalah >50 cm dengan persentase kejadian
sebesar 58,59%.
Jumlah
Arah Datang Gelombang
Tinggi (%)
Gelombang Timur Teng- Barat Barat
Utara Timur Selatan Barat
H maks (cm) Laut gara Daya Laut
Persentase Kejadian
25-30 0,00 0,00 0,00 0,28 0,56 0,28 0,28 0,00 1,41
30-40 0,56 0,00 0,85 2,82 4,23 3,66 0,86 0,00 12,96
40-50 0,26 1,41 1,69 9,58 7,89 3,94 2,25 0,00 27,04
Jumlah (%) 0,85 5,92 9,86 26,48 31,83 7,75 7,32 0,00 100,00
Keterangan : Lokasi perairan pantai di Kelurahan Srengsem
Sumber :PT TELPP 1999
Arah Tenggara merupakan arah dominan berhembusnya angin. Hal ini terkait
dengan orientasi Teluk Lampung yang menghadap ke arah Tenggara. Dengan
kata lain, jika arah angin terbesar dari Barat Laut misalnya, maka untuk
pembangkitan gelombang di kawasan pantai Teluk Betung Bandar Lampung tidak
akan berpengaruh banyak. Gelombang di Pesisir Bandar Lampung yang relatif
rendah tersebut, disebabkan kedekatan dengan garis pantai, dan kedalaman air
(bathimetri) yang relatif dangkal. Dalam perambatan gelombang ke arah pantai,
maka gelombang akan mengalami proses refraksi, shoaling (pendangkalan),
difraksi, serta refleksi. Proses refraksi merupakan pembelokan arah gelombang
untuk mendekati kearah tegak lurus terhadap kontur dasar pantai. Hal ini
menyebabkan gelombang yang datang di pantai akan mempunyai orientasi yang
mendekati tegak lurus terhadap garis pantai. Proses shoaling adalah
berkurangnya secara berangsur-angsur tinggi gelombang sebagai akibat
pendangkalan kontur laut kearah pantai. Dengan demikian proses refraksi dan
shoaling berkaitan erat dengan profil pantai.
Kondisi fisik dan profil pantai terbentuk sebagai akumulasi pengaruh kondisi-
kondisi batas yang ada seperti gelombang, arus dan transportasi sedimen baik
secara langsung maupun tidak langsung terhadap pantai. Pengaruh kondisi-
kondisi batas ini akan menentukan bentuk pantai, keberadaan vegetasi penutup
pantai, kemiringan pantai, dan sebagainya. Proses difraksi adalah proses yang
dialami oleh gelombang jika menemui suatu rintangan. Rintangan tersebut bisa
berupa bangunan pemecah gelombang, setelah terkena penghalang maka
gelombang akan menjadi lebih kecil dibanding dengan tinggi gelombang datang.
Di Teluk Lampung terdapat banyak pulau dengan beraneka ragam ukuran.
Dengan demikian pulau pulau tersebut berfungsi sebagai rintangan yang akan
menyebabkan terdifraksinya gelombang yang datang di laut lepas. Tinggi
gelombang yang sampai di pesisir Bandar Lampung tidak akan terlalu besar
karena telah tereduksi oleh proses difraksi.
f. Jenis Tanah
Kondisi tanah di Kota Bandar Lampung terdiri dari endapan bekas pantai dan endapan
bekas rawa dan sungai terdiri yang meliputi tanah lempung lembek, tanah lempung
bercampur pasir, semakin ke baratdaya semakin tebal, seperti di sekitar Pelabuhan
Panjang dan Tarahan. Dari potongan melintang bor dangkal (Sumber Seksi
Inventarisasi- Subdit Geologi Teknik – Direktorat dan Daerah Pertambangan) terlihat
bahwa semakin ke barat laut kedalaman lapisan pasir semakin mendominasi. Di Kota
Dalam Sidarto dan S. Andi Mangga (2001), Harsa (1978) dan de Coster (1984)
menyatakan bahwa terdapat 4 perioda tektonik di Sumatera bagian Selatan, yaitu:
Tektonik Mesozoikum Tengah,
Tektonik Kapur Akhir – Tersier Awal,
Tektonik Miosen Tengah, dan
Tektonik Plio-Plistosen.
Untuk tujuan kajian tektonik Kuarter yang beraspek pengembangan wilayah, bahwa
tektonik pada masa Plio-Plestosin merupakan salah satu faktor utama dalam analisis
kajian ini. Hal ini disebabkan bahwa tektonik pada saat ini sangat berpengaruh
terhadap bentuk dan struktur geologi Sumatera sekarang.
Sesar yang telah terbentuk dan teraktifkan kembali itu menjadi obyek utama dalam
kajian ini dan diantaranya:
Sesar Panjang,
Sesar Padang cermin, dan
Kondisi geologi dan tektonika di Indonesia tergolong rumit, hal tersebut dikarenakan
Indonesia merupakan pertemuan 3 lempeng utama yaitu Lempeng Samudera Hindia-
Australia yang bergerak ke Utara dan Lempeng Pasifik yang bergerak ke barat
membentur Lempeng Eurasia. Akibatnya di wilayah ini terjadi berbagai peristiwa
geologi/tektonika, seperti diantaranya pergeseran kerak bumi yang menyebabkan
peristiwa gempa bumi dan kegiatan magmatik atau gunung api, pertumbuhan busur
kepulauan dan lain sebagainya.
Peta Geologi Lembar Tanjung Karang (Andimangga dkk, 1993), menunjukan kondisi
geologi di Kota Bandar Lampung, dimana di dalamnya terlihat jelas beberapa patahan
a. Tutupan Lahan
Tutupan lahan di Kota Bandar Lampung secara eksisting sampai saat ini secara garis
besar terdiri dari kawasan lindung dan kawasan budidaya. Kegiatan reklamasi pantai
di Kota Bandar Lampung secara eksisting juga telah menambah luas daratan Kota
Bandar Lampung, jika pada tahun 2003 luas Kota Bandar Lampung hanya 19.218 Ha,
maka saat ini akibat adanya kegiatan tersebut luas Kota Bandar Lampung sudah
berjumlah 19.722 Ha. Secara umum jumlah lahan terbangun sampai saat ini telah
berjumlah 9920 Ha atau sekitar 54,65 % dari seluruh luas Kota Bandar Lampung,
sedangkan lahan yang belum terbangun saat ini memiliki luas sekitar 8230,89 Ha atau
sekitar 45,35 %
Kawasan Lindung
- Kawasan Resepan Air
- Kawasan Sempadan Pantai
- Kawasan Sempadan Sungai
- Kawasan Sekitar Mata Air
- Kawasan Ruang Terbuka Hijau dan Hutan Kota
Kawasan Budidaya
- Kawasan Perumahan
- Kawasan Perdagangan dan Jasa
- Kawasan Perkantoran
- Kawasan Industri
- Ruang Terbuka Non Hijau (RTNH)
- Ruang terbuka Hijau Non Alami
- Kawasan Peruntukan Lainnya
Dalam RTRW Kota Bandar Lampung 2010-2030 dijelaskan bahwa dengan potensi
serta kecenderungan perkembangan yang ada, ditunjang dengan lokasi yang
strategis, potensi alam, penduduk, dan potensi wilayah belakangnya, kota Bandar
Lampung terlihat menuju perkembangan yang prospektif. Dengan kedudukan potensi
tesebut, Bandar Lampung dapat berperan sebagai pusat pertumbuhan bagi Sumatera
bagian Selatan, serta pendukung Provinsi Lampung sebagai pusat produksi pertanian
nasional.
Kota Bandar Lampung memiliki prospek yang kuat untuk berkembang menjadi kota
besar dalam skala regional, nasional, bahkan internasional. Potensi kota Bandar
Lampung yang mendukung antara lain adalah (1) Lokasi geografis yang sangat
strategis, (2) Kedudukan yang dituju dalam kebijaksanaan tingkat nasional dan
regional, (3) Pemandangan alam yang indah yang dapat dimanfaatkan untuk menarik
wisatawan, (4) Keanekaragaman suku bangsa (multi ethnic), dan (5) Dukungan
wilayah sekitarnya (hinterland) yang menunjang pertumbuhan dan perkembangan
kota Bandar Lampung.
Kota Bandar Lampung menempati posisi geografis yang sangat strategis, baik dalam
konstelasi internasional, nasional, maupun regional. Posisinya terhadap Singapura dan
Jakarta merupakan potensi bagi pengambilan peran dalam kerjasama ekonomi
regional IMS-AFTA. Dari segi jarak kedudukan kota Bandar Lampung terhadap kota-
kota besar seperti Jakarta dan wilayah pertumbuhan ekonomi Jabotabek dan Jawa
Barat menjadikannya salah satu pilihan bagi relokasi dan tempat limpahan kegiatan
ekonomi dari wilayah tersebut. Dalam kaitan ini, Bandar Lampung menjadi bagian dari
poros pertumbuhan Pantai Utara Jawa dan bagian dari proses perkembangan Pulau
Jawa bagian Barat.
c. Potensi Alam
Perbukitan yang terletak di pusat kota dan bagian kota lainnya, juga merupakan
potensi alam yang secara khas dimiliki oleh Bandar Lampung. Selain berfungsi lindung
bagi pelestarian tata air dan konservasi tanah, perbukitan dengan tanaman hijaunya
akan berfungsi pula sebagai paru-paru kota. Pemanfaatannya yang terbatas dapat
diselaraskan dengan pengembangan wisata hutan raya.
Salah satu cirri khas kota Bandar Lampung adalah keanekaragaman suku bangsanya.
Sejak dimulainya program transmigrasi dari Pulau Jawa ke Pulau Sumatera khususnya
ke Provinsi Lampung, penduduk Lampung terdiri dari berbagai suku bangsa. Dengan
keanekaragaman suku bangsanya, Lampung dikenal sebagai negeri yang ruwa jurai
(dua unsur) karena dihuni oleh masyarakat asli dan pendatang. Keanekaragaman suku
bangsa ini harus dipandang sebagai potensi atau kekuatan untuk membangun kota
Bandar Lampung, dalam arti kota Bandar Lampung menjadi semakin mudah
beradaptasi dan menerima pendatang baru, sehingga juga semakin mudah menerima
pengaruh pembangunan bagi wilayahnya.
Kota Bandar Lampung didukung oleh hinterland yang merupakan wilayah penghasil
perikanan, perkebunan, dan lokasi berbagai industri. Dengan wilayah seluas 35.376,50
km², propinsi Lampung dijuluki wilayah unggulan, sentra pertumbuhan industri baru
dan pintu gerbang lintas Jawa-Sumatera. Provinsi Lampung tumbuh menjadi wilayah
penyangga bagi kegiatan pertanian dan industri pengolah hasil pertanian. Tanaman
perkebunan telah memperlihatkan perkembangan yang berarti sehingga sebagian di
antaranya mampu menjadi salah satu pemasok produk nasional. Komoditi yang
memegang peranan penting adalah gula, kelapa, lada, dan kopi robusta. Provinsi ini
segera akan menjadi daerah produsen gula terbesar di Indonesia yang mampu
memasok 40% kebutuhan gula nasional, setelah berbagai daerah produsen di Pulau
Jawa menghadapi keterbatasan lahan perkebunan tebu. Iklim industri gula yang sehat
sejak dua tahun terakhir menjadikan Lampung sebagai lumbung gula nasional, di
samping produk gula tetes yang diekspor. Selain gula, Provinsi Lampung juga
diharapkan mampu memasok kebutuhan daging segar. Sub-sektor peternakan juga
tumbuh pesat melalui pola PIR dan didukung pihak swasta melalui program kemitraan.
Sub-sektor perikanan juga mencatat perkembangan yang positif, terutama untuk
komoditi udang yang diternak di pertambakan.
Kegiatan industri yang terkait dengan hasil produksi pertanian selama ini relatif telah
berkembang. Dalam RPJP Provinsi Lampung, provinsi ini memastikan diri menjadi
sentra agroindustri pada skala nasional, dengan kopi dan lada sebagai komoditi
tradisional andalan. Namun demikian provinsi ini juga menunjukkan kecenderungan
diminati oleh industri manufaktur da kimia baik dalam rangka PMDN maupun PMA
sebagai limpahan kegiatan industri di Jabotabek, Banten dan Jawa Barat yang
semakin padat. Peran pihak swasta dalam perkembangan Provinsi Lampung terlihat
dari arus investasi yang tinggi, dimana lebih dari separuhnya ditujukan untuk bidang
pertanian dan agroindustri. Dalam hal ini, Provinsi Lampung termasuk daerah paling
unggul di luar Jawa.
Pusat Pertumbuhan
Sebagai pusat kegiatan Propinsi Lampung, sekitar 12,4% penduduk Provinsi Lampung
berada di kota Bandar Lampung. Berbagai pelayanan bagi wilayah yang lebih luas
Dengan lokasi yang strategis secara geografis, ketersediaan akses yang memadai, dan
jalur transportasi yang mendukung serta kelengkapan fasilitas penunjangnya,
Untuk menampung peningkatan arus pergerakan dan mengatasi persoalan lalu lintas
yang selama ini ada, pemerintah telah merencanakan membangun jembatan Selat
Sunda untuk menghubungkan Pulau Jawa dan Sumatera. Mega-proyek ini sangat
prospektif karena pertumbuhan aliran penumpang dan barang antar kedua pulau
tersebut sangat tinggi, selama hamper satu dekade meningkat hingga 100%. Rencana
pembangunan jembatan ini akan memberikan dampak pada peningkatan aksesibilitas
dan berlanjut pada peningkatan aliran pergerakan orang dan barang antara Pulau
Jawa dan Sumatera.
Pembangunan jembatan Selat Sunda ini akan menggantikan peran transportasi laut
yang selama ini dilakukan oleh kapal penyeberangan melalui Pelabuhan Merak-
Peran Bandar Lampung sebagai pusat koleksi dan distribusi barang dan jasa didukung
oleh Pelabuhan Panjang yang telah diminati oleh berbagai pihak untuk dikembangkan
sebagai pelabuhan antar Negara, terutama dalam konteks region Sumatera bagian
Selatan. Peranan yang dituju oleh pelabuhan ini adalah sebagai pelabuhan ekspor bagi
komoditi dan produk yang dihasilkan oleh Sumatera bagian Selatan. Pilihan ini
mempertimbangkan posisi strategis Pelabuhan Panjang sebagai gerbang lintas dua
kawasan ekonomi penting yaitu Sijori (Singapura-Johor-Riau) dan pusat pasar nasional
Jakarta dan Jawa Barat bagian Barat, terutama dalam mengisi kerjasama ekonomi
regional IMS-GT.
Untuk mendukung peran Pelabuhan Panjang sebagai pintu gerbang ekspor-impor bagi
Sumatera bagian Selatan, perlu dibangun berbagai saran dan prasarana penunjang, di
antranya adalah pembangunan terminal peti kemas dan curah yang kompetitif
terhadap pelabuhan lainnya seperti Tanjung Priok, Bojonegara, dan Palembang serta
mendorong pertumbuhan investasi di bidang jasa kargo.
Berbagai potensi yang dimiliki Bandar Lampung serta hinterland-nya, yang sebagian
telah diakomodasikan dalam kebijaksanaan dan rencana baik lingkup nasional,
regional maupun lokal, menggambarkan masa depan kota Bandar Lampung yang
prospektif. Antisipasi yang bersifat proaktif menjadi kebutuhan utama dalam
mendorong dan mengendalikan perkembangan kota Bandar Lampung, di mana tidak
lagi memadai apabila dalam menyongsong tahun 2015 semata mengandalkan
kecenderungan perkembangan kota Bandar Lampung secara berdiri sendiri sehingga
perlu didorong menuju kondisi yang kompetitif, baik pada skala internasional,
nasional, maupun regional.
Posisi geografis mengantar Bandar Lampung untuk meraih peluang menjadi salah satu
pusat pertumbuhan yang berperan dalam sistem ekonomi regional IMS-GT maupun
menjadi bagian dari koridor kegiatan ekonomi Indonesia yang terbesar, yaitu
Sumatera Selatan – Lampung – Banten – Jabotabek. Dalam konstelasi ruang
perekonomian tersebut, Bandar Lampung berpeluang mengisi fungsi-fungsi ekonomi
secara selektif dan kompetitif, terutama dalam sistem pusat-pusat pertumbuhan yang
ada. Peningkatan akses yang strategis bagi aliran barang adalah melalui
pengembangan Pelabuhan Panjang. Pelabuhan ini yang diharapkan menjadi
pelabuhan ekspor-impor terbesar di Sumatera bagian Selatan harus memanfaatkan
peluang dari limpahan daya tampung Tanjung Priok, bahkan menciptakan pelayanan
yang bersaing dengan Pelabuhan Bojonegara dan Palembang hingga menjadi
alternatif pilihan bagi aliran barang ke dan dari negara lain.
Dalam sektor ekonomi, kota Bandar Lampung memiliki peluang yang besar untuk
memantapkan diri menjadi pusat perdagangan dan jasa pada skala Sumatera bagian
Selatan. Sejalan dengan aktifitas ekspor-impor dan perdagangan antar-pulau, Bandar
Lampung memiliki peluang untuk menjadi pusat perdagangan hasil pertanian dan
industri dari Sumatera bagian Selatan maupun yang didatangkan dari daerah luar.
Hinterland Bandar Lampung pada waktu ini telah berperan sebagai pemasok hasil
perkebunan, peternakan dan perikanan yang diunggulkan, terutama komoditi gula,
kopi, lada, kelapa, daging segar dan udang. Juga terlihat kecenderungan tumbuhnya
kegiatan agroindustri menuju sentra agroindustri andalan di pulau Sumatera. Hal ini
Sektor lainnya yang prospektif bagi Bandar Lampung adalah pariwisata, baik dalam
rangka menunjang pembangunan pariwisata di Sumatera bagian Selatan maupun
mendayagunakan potensi keindahan alam Bandar Lampung. Pengembangan obyek
wisata pantai dan laut serta perbukitan dalam kota Bandar Lampung menciptakan
daya tarik bagi wisatawan mancanegara maupun nusantara. Kelengkapan yang dapat
dipersiapkan oleh Bandar Lampung adalah penyediaan prasarana dan jasa pariwisata
seperti perhotelan, agen perjalanan, perbankan, dan infrastruktur pendukung lainnya.
Secara Tipologi Kawasan Strategis Kota dari aspek ini dapat berupa kawasan
pelabuhan, kawasan Industri strategis, kota, kawasan pertambangan strategis kota,
dan kawasan lainnya yang mendayagunakan SDA atau menggunakan teknologi tinggi
strategis kota
c) Daya dukung lingkungan hidup
Kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung
lingkungan hidup meliputi:
- Merupakan tempat perlindungan keanekaragaman hayati;
- Merupakan kawasan lindung yang ditetapkan bagi perlindungan
ekosistem, flora dan/atau fauna yang hampir punah atau diperkirakan
akan punah yang harus dilindungi dan/atau dilestarikan;
- Memberikan perlindungan keseimbangan tata guna air yang setiap tahun
berpeluang menimbulkan kerugian;
- Memberikan perlindungan terhadap keseimbangan iklim makro;
- Menuntut prioritas tinggi peningkatan kualitas lingkungan hidup;
- Merupakan kawasan rawan bencana alam;
d) Sosial Budaya
- Tempat pelestarian dan pengembangan adat istiadat atau budaya;
- Prioritas peningkatan kualitas sosial dan budaya;
- Aset yang harus dilindungi dan dilestarikan;
- Tempat perlindungan peninggalan budaya;
- Memberikan perlindungan terhadap keanekaragaman budaya;
- Memiliki potensi kerawanan terhadap konflik sosial;
Secara tipologi kawasan kota dari aspek ini dapat berupa kawasan pusat perkatoran,
pemerintahan, pendidikan, kawasan wisata budaya, kawasan wisata buatan unggulan
kota, dan kawasan olah raga, kawasan cagar budaya, dan kawasan sosial budaya
strategis kota lainnya
Kawasan yang berpotensi strategis dalam skala Provinsi dan Kota Bandar Lampung
yang perlu dikembangkan adalah :
a. Kawasan strategis berdasarkan RTRW Provinsi Lampung 2009 – 2029
1. Aspek Ekonomi
• Kawasan Pelabuhan Terpadu Panjang di Kota Bandar Lampung. Kawasan
pelabuhan terpadu terdiri atas daratan dan perairan di sekitarnya tempat
kapal bersandar, berlabuh, naik turun penumpang, bongkar muat barang
yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran, kegiatan
penunjang pelabuhan, dan antar moda transportasi. Untuk Meningkatkan
peran dari pelabuhan tersebut, maka dikembangkan pula fungsi industri.
Terkait dengan penetapan kawasan strategis ini, maka kewenangan dari
Pemerintah Provinsi adalah dimulai dari penyusunan Rencana Rinci
Kawasan Strategis, penyusunan DED prasarana kawasan, pembiayaan
pembangunan dan pengawasan.
Kawasan rawan bencana alam adalah kawasan yang sering atau berpotensi tinggi
mengalami bencana alam. Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi
Lampung 2009-2029 dan studi mitigasi bencana Kota Bandar Lampung tahun 2009
wilayah Kota Bandar Lampung saat ini memiliki beberapa kawasan yang diidentifikasi
sebagai kawasan rawaan bencana alam, seperti gempa bumi, tanah longsor dan
banjir. Perlindungan terhadap kawasan rawan bencana alam dilakukan untuk
melindungi manusia dan kegiatannya dari bencana yang disebabkan oleh alam
maupun secara langsung tidak langsung oleh perbuatan manusia.
Secara eksisting kawasan rawan tanah longsor di Kota Bandar Lampung terdapat di
daerah yang kondisi tanahnya sangat miring sampai curam di wilayah bagian barat
yaitu kawasn gunung betung, gunung Balau serta perbukitan serampok dibagian
timur. Berdasarkan laporan dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi
Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesi bulan September
2010, beberapa wilayah di Bandar Lampung juga memiliki potensi gerakan tanah
Berdasarkan analisis tektonik kawasan yang rawan terhadap bencana tsunami di Kota
Bandar Lampung dan sekitarnya terletak di bagian utara komplek hunjaman Sunda
dan di barat-utara Gn.Krakatau yang berpotensi menimbulkan gelombang tsunami.
Kondisi eksisting menunjukan beberapa kawasan di Bandar Lampung berbatasan
langsung dengan Teluk Lampung dan memiliki topografi landai, yaitu wilayah-wilayah
Kecamatan Teluk Betung Selatan, Teluk Betung Barat, dan Panjang dimana daerah ini
teridentifikasi sebagai kawasan terhadap rawan bencana gelombang tsunami. Jumlah
penduduk di kawasan rawan tsunami ini diperkirakan berjumlah 184.759 jiwa dengan
kepadatan sekitar 70 jiwa/hektar. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.2
Rawan tsunami Kota Bandar lampung.
Rawan Banji r
Kawasan rawan banjir adalah kawasan yang diidentifikasi sering dan berpotensi tinggi
terjadi banjir. Kawasan rawan banjir terjadi disebabkan oleh tersumbatnya sungai
maupun karena penggundulan hutan disepanjang sungai, bencana banjir terjadi
hampir disetiap musim penghujan dan dipengaruhi oleh beberapa faktor dalam berupa
curah hujan yang diatas normal dan adanya pasang naik air laut. Disamping itu faktor
Jumlah penduduk Kota Bandar Lampung pada Tahun 2010 sebesar 879.651 jiwa, yang
tersebar di 13 Kecamatan terdiri dari 444.373 jiwa laki-laki atau 50,5% dan 435.278
jiwa perempuan atau 49,5%. Kepadatan penduduk rata-rata 4.172 jiwa/km². Tingkat
Dari hasil pengolahan dan analisis data, dapat diketahui hasil proyeksi jumlah
penduduk untuk untuk sepuluh dan dua puluh tahun ke depan. Berdasarkan
perhitungan tersebut rata-rata pertumbuhan penduduk Kota Bandar Lampung tiap
tahunnya meningkat, hal ini disebabkan beberapa faktor antara lain karena faktor
topografi wilayah yang relatif datar dan merupakan Ibu Kota Provinsi Lampung dan
memiliki aksesibilitas yang baik dari berbagai moda, dan memiliki sarana prasarana
Berdasarkan hasil proyeksi kepadatan penduduk sampai akhir tahun 2030 Kota
Bandar Lampung yang berkategori tinggi berada di Kecamatan Tanjung Karang Pusat
sebesar 123 jiwa/ha, Kemiling sebesar 110 jiwa/ha, Rajabasa 139 jiwa/ha, Tanjung
Seneng 175 jiwa/ha, Sukarame 128 jiwa/ha, Sukabumi 138 jiwa/ha.
Dilihat dari daya tampung yang dimiliki Kota Bandar Lampung diketahui bahwa secara
keseluruhan memiliki daya tampung efektif mencapai 1.972.200 jiwa. Jumlah tersebut
didapatkan dari luas Kota Bandar Lampung 19.722 ha dikalikan dengan 100 jiwa,
asumsinya pada setiap 1 hektar lahan dapat menampung 100 orang, dengan demikian
berdasarkan hasil proyeksi jumlah penduduk hingga akhir tahun 2030 Kota Bandar
Lampung diprediksi masih mampu untuk menampung pertambahan jumlah penduduk
sampai akhir tahun 2030.
Tabel 11. Jumlah Rumah Tangga (RT) Miskin per Kecamatan Kota Bandar
Lampung Tahun 2005 – 2009
Jumlah penduduk yang berusia kerja (>15 tahun) tahun 2009 sebesar 580.006 orang,
dengan jumlah angkatan kerja sebesar 375.266 orang atau Tingkat Partisipasi
Angkatan Kerja (TPAK) sebesar 64,70. Angka ini mengalami peningkatan
dibandingkan tahun 2005 yaitu sebesar 64,54. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
(TPAK) adalah jumlah penduduk berusia 15 tahun atau lebih yang secara ekonomi
melakukan kegiatan aktif baik sedang bekerja, mempersiapkan diri untuk berusaha
mandiri maupun sedang mencari pekerjaan.
Peningkatan TPAK berarti secara kuantitas jumlah penduduk yang memasuki pasar
kerja menjadi semakin besar, sehingga diperlukan kesempatan kerja yang lebih luas
untuk menampung jumlah tenaga kerja tersebut apabila Tingkat Pengangguran
Terbuka hendak diturunkan. Berdasarkan data jumlah angkatan kerja pada tahun
2009 mengalami peningkatan sebesar 16.753 orang dibandingkan tahun 2005.
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) merupakan salah satu indikator untuk
melihat besarnya pengaruh kegiatan masyarakat terhadap angka persediaan tenaga
kerja. Tinggi rendahnya TPAK dipengaruhi oleh faktor-faktor demografis dan sosial
ekonomi antara lain umur, tingkat pendidikan dan daerah tempat tinggal. Semakin
tinggi tingkat partisipasi angkatan kerja menunjukkan semakin besarnya jumlah
tenaga kerja yang ikut serta dalam kegiatan ekonomi. Jumlah penduduk yang
tergolong angkatan kerja dibandingkan dengan jumlah tenaga kerja merupakan
ukuran tingkat partisipasi angkatan kerja.
Berkaitan dengan hal tersebut, pada tahun 2005 jumlah angkatan kerja di Kota
Bandar Lampung sebesar 358.513 orang, tahun 2006 sebesar 360.577 orang, tahun
2007 sebesar 363.511 orang dan tahun 2008 sebesar 371.728 orang serta tahun
2009 sebesar 375.266 orang. Data tersebut menunjukkan bahwa meskipun setiap
tahun terjadi peningkatan jumlah angkatan kerja di Kota Bandar Lampung secara
siginifikan, namun belum berimplikasi terhadap TPAK.
Tabel 13. Jumlah Penduduk yang bekerja menurut sektor lapangan usaha
di Kota Bandar Lampung
Tabel 14. Perkembangan IPM Kota Bandar Lampung Tahun 2005 - 2009
Tahun IPM
2004 72,90
2005 73,90
2006 73,76
2007 74,29
2008 74,86
2009 75,35
2.3.1 Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu faktor yang berhubungan dengan tingkat kemajuan
masyarakat, makin tinggi tingkat pendidikan maka gambaran kemajuan masyarakat
Pada tahun 2005, untuk jenjang pendidikan sekolah dasar didominasi oleh sekolah
negeri sebanyak 213 unit dengan jumlah guru sebanyak 3.262 guru. Sedangkan
sekolah dasar swasta hanya 31 buah dengan jumlah guru 583 orang. Namun untuk
jenjang pendidikan menengah lebih banyak didominasi oleh sekolah swasta dimana
jumlah SMP negeri hanya 30 buah sedangkan swasta 68 buah. Jumlah SMA negeri 14
buah dan SMA Swasta 8 buah sedangkan jumlah SMK Negeri 5 buah dan SMK swasta
34 buah. Perkembangan jumlah sekolah, guru, siswa dan ruang kelas baik negeri
maupun swasta dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 15. Jumlah sekolah, guru, siswa dan ruang kelas negeri dan swasta
di kota Bandar Lampung Tahun 2009
Jenjang Sekolah Rombel Sekolah Rombel Guru Guru Siswa Siswa R.Kelas R. Kelas
No
Pendidikan Negeri Negeri Swasta Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta
1 Sekolah Dasar 201 2236 43 433 3894 871 82056 16314 1370 341
Negeri/ Swasta
2 MI Negeri/ 10 96 48 324 207 596 3190 7850 54 214
Swasta
3 SMP Negeri/ 34 626 80 638 1727 1638 22263 33527 626 532
Swasta
4 MTs Negeri/ 2 47 21 136 160 328 1986 2754 47 69
Swasta
5 SMA Negeri/ 17 314 37 394 1042 1254 11089 14136 295 407
Swasta
6 MA Negeri/ 2 51 10 25 155 139 1842 666 51 25
Swasta
7 SMK 7 169 34 320 476 1014 5613 10709 123 370
Negeri/Swasta
Sumber: Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung, Tahun 2010
Tingginya APK adalah akibat meningkatnya jumlah penduduk usia sekolah yang
menempuh pendidikan. Selanjutnya, jika dilihat semakin tinggi jenjang pendidikan
maka semakin rendah APK. Hal ini disebabkan karena semakin tinggi jenjang
pendidikan maka biaya yang dikeluarkan semakin besar sehingga berimplikasi
terhadap minat dan kemampuan calon siswa untuk bersekolah.
Angka Partisipasi Murni (APM) menunjukkan gambaran proporsi anak yang bersekolah
pada kelompok umur tertentu sesuai dengan jenjang pendidikan pada kelompok
umurnya. Berdasarkan data pada tabel dibawah ini, dapat diketahui bahwa Angka
Partisipasi Murni (APM) pada setiap jenjang pendidikan baik pada tingkat SD/MI,
SMP/MTs dan SMA/MA/SMK pada tahun 2005-2009 terus meningkat. Hal ini
menunjukkan bahwa proporsi anak yang bersekolah pada kelompok umur tertentu
sesuai dengan jenjang pendidikan pada kelompok umurnya selalu meningkat setiap
tahunnya.
Tabel 17. Angka Partisipasi Murni Kota Bandar Lampung Tahun 2005-2009
Kelompok 2005 2006 2007 2008 2009
NO
Umur (%) (%) (%) (%) (%)
1 SD/MI 97,54 98,62 98,74 98,79 99,03
2 SMP/M.Ts 68,37 68,78 69,00 69,02 69,03
Angka Partisipasi Sekolah adalah proporsi atau persentase dari keseluruhan penduduk
dari berbagai kelompok usia tertentu (7-12 tahun, 13-15 tahun, 16-18 tahun) yang
masih duduk di bangku sekolah. Angka Partisipasi Sekolah mencerminkan pemerataan
akses bagi pendidikan formal. Semakin tinggi Angka Partisipasi Sekolah, maka
semakin banyak keluarga yang sadar dan mampu menyekolahkan anaknya. Angka
Partisipasi Sekolah usia 7-12 tahun di Kota Bandar Lampung pada tahun 2009 sebesar
99,83 %, artinya dari jumlah penduduk usia 7-12 tahun terdapat 99,83 % yang masih
bersekolah baik di tingkat SD/MI maupun SMP/MTs. Angka ini meningkat
dibandingkan pada tahun 2005 yang mencatat Angka Partisipasi Sekolah sebesar
99,54%.
Pada kelompok usia 13-15 tahun mencatat Angka Partisipasi Sekolah pada tahun 2009
sebesar 100,00 %, artinya dari jumlah penduduk usia 13-15 tahun seluruhnya masih
bersekolah di SMP/MTs atau sudah sekolah di SMA/MA/SMK. Angka ini meningkat
dibanding tahun 2004 yang mencatat Angka Partisipasi Sekolah sebesar 97,38%.
Angka Partisipasi Sekolah kelompok usia 15-18 tahun tahun 2009 sebesar 71,54%,
berarti ada sebanyak 71,54% dari penduduk usia 15-18 tahun yang masih berstatus
sekolah di SMA/SMK/MA atau masih duduk di SMP/M.Ts dan SMA/MA/SMK. Angka ini
meningkat dibanding tahun 2005 yang mencatat angka partisipasi sekolah sebesar
67,01%.
Tabel 18. Data APS Kota Bandar Lampung
2.3.2 Kesehatan
Jumlah kasus kematian balita di Kota Bandar Lampung berfluktuasi, pada tahun 2005
sebanyak 25 kasus, peningkatan kasus terjadi pada tahun 2007 dengan tercatat 29
kasus, dan terjadi penurunan pada tahun 2008 dengan tercatat 18 kasus dan tahun
2006 sebesar 21 kasus. Sedangkan yang terendah adalah tahun 2008 tercatat 14
kasus kematian balita. Penyebab kematian balita tersebut antara lain karena
Pneumonia, Malaria, Diare ,Tetanus, DBD dan sebab lainnya.
Jumlah kasus kematian ibu maternal di Kota Bandar Lampung tahun 2005 tercatat 16
orang, pada tahun 2006 meningkat dengan tercatat sebanyak 22 orang, pada tahun
Sektor industri ini meliputi industri besar, industri sedang, industri kecil dan kerajinan
rumah tangga. Secara kuantitas, jumlah industri di Bandar Lampung sangat banyak
dan beragam, mulai dari industri makanan, barang-barang plastik/pengepakan, olahan
kayu sampai industri alat-alat mesin. Di Kota Bandar Lampung terdapat banyak
industri yang mengolah hasil bumi yang berasal dari wilayah lain, misalnya industri
pengolahan tapioka, industri pengolahan minyak sawit, dan sebagainya. Nilai tambah
yang dihasilkan sektor ini sangat besar sehingga kontribusi terhadap PDRB Kota
Bandar Lampung cukup tinggi.
Kontribusi sektor industri pengolahan terhadap PDRB pada tahun 2009 mencapai
22,48% meningkat dibandingkan tahun 2008 sebesar 20,01 persen dan tahun 2007
sebesar 17,44 persen. Pertumbuhan sektor industri pengolahan dalam kurun waktu
empat tahun menunjukkan nilai yang positif. Pada tahun 2005, pertumbuhan sektor
ini sebesar 6,94 persen, tahun 2006 sebesar 15,08 persen, tahun 2007 sebesar 10,47
persen dan pada tahun 2008 sebesar 4,91 persen serta pada tahun 2009 sebesar
2,75%. Nilai tambah yang bisa diserap sektor industri pada tahun 2005 sebesar 1,01
trilyun rupiah, tahun 2006 sebesar 1,46 trilyun rupiah, tahun 2007 sebesar 1,83 trilyun
rupiah, pada tahun 2008 mengalami peningkatan menjadi sebesar 2,69 trilyun rupiah
dan pada tahun 2009 meningkat menjadi 2,78 trilyun.
Pada subsektor pengangkutan, nilai PDRB yang dihasilkan pada tahun 2009 sebesar
2,21 trilyun. Angka yang cukup besar karena sekitar 16 persen dari nilai PDRB Kota
Bandar Lampung tahun 2009 merupakan sumbangan subsektor ini. Sedangkan dalam
subsektor pengangkutan sendiri, angkutan jalan raya mempunyai andil yang paling
besar dengan nilai tambah yang mampu dihasilkan sebesar 1,68 trilyun rupiah.
c. Sektor Jasa-Jasa
Sektor jasa-jasa mempunyai cakupan lapangan usaha yang sangat luas yang meliputi
jasa pemerintahan umum dan swasta. Jasa pemerintahan umum meliputi pelayanan
yang dilakukan pemerintah kepada masyarakat. Pencapaian nilai tambah untuk jasa
pemerintahan umum pada tahun 2009 mencapai 1,73 trilyun rupiah, dengan
kontribusi yang diberikan sebesar 14,80 persen naik dari tahun 2008 sebesar 14,00
dengan pertumbuhan sebesar 5,81 persen. Jasa swasta adalah penyediaan jasa
kepada masyarakat yang dilakukan oleh pihak swasta. Nilai tambah yang dihasilkan
subsektor ini sebesar 492,49 milyar rupiah, dengan pertumbuhan sebesar 5,35 persen.
Jasa swasta memberikan peluang yang sangat besar dalam penciptaan lapangan kerja
baru mengingat jasa swasta sangat beragam. Namun untuk kota Bandar Lampung
peranan jasa swasta dalam perekonomian khususnya dalam kontribusi terhadap nilai
PDRB masih rendah yaitu hanya sebesar 3,67 persen. Oleh karena itu subsektor ini
masih harus ditingkatkan lagi agar dapat memberikan sumbangan yang cukup
signifikan dalam perekonomian kota Bandar Lampung.
Sumbangan sektor ini cukup signifikan, bahkan secara agregat sektor ini merupakan
salah satu leading sektor dalam perekonomian kota Bandar Lampung. Posisi geografis
kota Bandar Lampung, yang merupakan pintu masuk Pulau Sumatera menjadikan
sektor ini mempunyai prospek yang besar. Secara kasat mata, kota Bandar Lampung
sebagai ibukota Provinsi Lampung menjadi barometer usaha perdagangan yang
ditandai dengan adanya pasar baru baik tradisional maupun modern. Perkembangan
warung makan baik tradisional maupun siap saji memberikan kontribusi terhadap
peningkatan sektor ini begitu juga dengan bertambahnya pengguna jasa perhotelan.
Kontribusi sektor ini terhadap perekonomian kota Bandar Lampung pada tahun 2009
sebesar 13,96 persen dimana subsektor perdagangan memberikan kontribusi sebesar
11,59 persen, subsektor hotel sebesar 0,30 persen dan subsektor restoran sebesar
3,93 persen. Sektor perdagangan, hotel dan restoran mampu memberikan nilai
tambah sebesar 2,16 trilyun pada tahun 2009. Nilai tambah ini meningkat jika
dibandingkan pada tahun 2005 sebesar 1,16 trilyun rupiah, tahun 2006 sebesar 1,46
trilyun rupiah dan pada tahun 2007 sebesar 1,79 trilyun rupiah. Pada tahun 2009,
porsi nilai tambah subsektor perdagangan besar dan eceran memberikan sumbangan
terbesar yaitu 1,62 trilyun rupiah.
Semua subsektor pada sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan mengalami
pertumbuhan yang positif. Pertumbuhan sektor ini pada tahun 2009 sebesar 14,80
persen. Dimana subsektor bank tumbuh sangat cepat yaitu sekitar 21 persen,
sementara subsektor lainnya mengalami pertumbuhan dibawah 10 persen. Kontribusi
sektor ini terhadap PDRB Kota Bandar Lampung pada tahun 2009 sebesar 14,80
persen. Andil subsektor bank terhadap PDRB Kota Bandar Lampung sebesar 7,74
persen, sedangkan subsektor sewa bangunan memberikan andil sebesar 5,36 persen.
Nilai tambah yang dihasilkan masing-masing subsektor pada tahun 2009 adalah:
subsektor bank sebesar 1,14 trilyun rupiah, subsektor lembaga keuangan non bank
sebesar 132,02 milyar rupiah, subsektor sewa bangunan sebesar 724,21 milyar rupiah
dan subsektor jasa perusahaan sebesar 52,17 milyar rupiah.
Pertumbuhan ekonomi kota Bandar Lampung secara tidak langsung dipengaruhi oleh
keadaan perekonomian nasional dan kebijakan yang diterapkan oleh Pemerintah
Pusat. Pertumbuhan ekonomi Kota Bandar Lampung selama empat tahun terakhir
(2005-2008) mengalami pertumbuhan yang fluktuatif. Pertumbuhan ekonomi selama
lima tahun terakhir dapat digambarkan sebagai berikut, pada tahun 2005 sebesar
5,03 persen, tahun 2006 sebesar 6,30 persen, tahun 2007 sebesar 6,83 persen, tahun
2008 sebesar 6,82 persen dan tahun 2009 sebesar 6.01%.
Secara sektoral seluruh sektor ekonomi kota Bandar Lampung sampai tahun 2009
masih dalam kondisi normal. Hampir seluruh sektor ekonomi mengalami pertumbuhan
positif, meskipun masih ada sebagian kecil yang sedikit melemah seperti sektor listrik,
gas dan air bersih, dan sektor pertambangan dan penggalian mengalami pertumbuhan
negatif sebesar -2,86 persen. Pada tahun 2009 pertumbuhan ekonomi kota Bandar
Lampung banyak disumbangkan dari sektor keuangan, persewaan dan jasa
perusahaan. Sektor ini menyumbang laju pertumbuhan terbesar yaitu tumbuh secara
signifikan sebesar 11,99 persen, sedangkan sektor ekonomi lainnya tumbuh pada level
dibawah 10 persen.
Pendapatan Regional atau Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sering disalah
tafsirkan dengan pendapatan Pemerintah Daerah. Pendapatan Pemerintah Daerah
yaitu besarnya penerimaan pemerintah daerah dalam bentuk pajak dan non pajak dari
masyarakat. Sedangkan Pendapatan Regional adalah seluruh nilai netto barang dan
jasa yang dihasilkan dalam suatu daerah pada waktu tertentu atau dari segi arus
uangnya adalah jumlah seluruh pendapatan yang diterima oleh faktor produksi.
Dengan kata lain Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah jumlah nilai tambah
yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu daerah atau merupakan jumlah
nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh sektor ekonomi dikurangi
dengan biaya antara yang dikeluarkan untuk menghasilkan barang dan jasa tersebut.
Pengukuran terhadap nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit kegiatan
ekonomi di suatu wilayah dapat ditunjukan oleh nilai Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) di wilayah tersebut. Dengan demikian, nilai PDRB dapat menggambarkan
kemampuan wilayah dalam menghasilkan barang dan jasa yang mencerminkan
pendapatan masyarakat di suatu daerah.
Nilai PDRB yang selanjutnya dibagi dengan jumlah penduduk akan menghasilkan nilai
PDRB per kapita. Jika menggunakan PDRB per kapita atas dasar harga berlaku, maka
PDRB per kapita tersebut akan menggambarkan besarnya nilai PDRB per penduduk,
sedangkan jika menggunakan PDRB atas harga konstan menunjukan besarnya PDRB
riil perkapita penduduk.
Oleh karena itu, wajar saja jika keempat sektor tersebut menjadi tulang punggung
perekonomian Kota Bandar Lampung. Bahkan jika dilihat dari kontribusinya terhadap
PDRB Propinsi Lampung, terlihat bahwa Kota Bandar Lampung sebagai penyumbang
terbesar untuk keempat sektor tersebut.
Pada tahun 2005, ketiga sektor ini hanya mampu memberikan kontribusinya masing-
masing sebesar 0,86 persen, 1,62 persen dan 4,40 persen. Pada tahun 2006,
kontribusinya masing-masing sebesar 0,70 persen, 1,49 persen dan 4,56 persen.
Pada tahun 2007, kontribusinya masing-masing sebesar 0,70 persen, 1,38 persen dan
4,39 persen. Pada tahun 2008, kontribusinya masing-masing sebesar 0,67 persen,
1,25 persen dan 4,27 persen sedangkan pada tahun 2009 memeberikan kontribusi
sebesar 6,37%. Secara rinci mengenai besaran masing-masing sektor pada PDRB
terdapat pada Tabel dibawah ini.
Tabel 21. Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandar Lampung atas dasar Harga
Konstan Menurut Lapangan Usaha Tahun 2005-2009 (Juta Rupiah)
Tabel 22. Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandar Lampung atas dasar Harga
Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2005-2009 (Juta Rupiah)
Tabel 23. Keadaan dan Panjang Jalan di Kota Bandar Lampung 2005 -2009
Panjang Jalan
Uraian
2005 2006 2007 2008 2009
I. Jenis Permukaan 900.320 900.320 900.320 900.320 900.320
a. Di aspal 848.010 862.010 928.920 932.010 948.010
b. Kerikil/Onderlag 34.890 30.890 30.400 28.190 24.890
c. Tanah/Awcas 47.420 37.420 37.000 34.420 27.420
d. Tidak Dirinci - - - - -
II. Kondisi Jalan 900.320 900.320 900.320 900.320 900.320
a. Baik 382.420 344.420 246.420 244.420 282.420
b. Sedang 389.140 382.140 357.140 362.240 289.140
c. Rusak 50.910 66.910 76.910 66.190 50.910
d. Rusak Berat 29.540 38.540 43.540 48.540 49.540
Jalan adalah merupakan faktor kunci dalam melaksanakan kegiatan sosial dan
ekonomi suatu daerah, fungsi jalan di Wilayah Kota Bandar Lampung terdiri dari jalan;
Arteri Primer, Kolektor Primer, Arteri Sekunder dan Kolektor Sekunder. Bentuk
jaringan jalan dari jalan kolektor primer (jalan propinsi) dan Jaringan jalan kolektor
sekunder itu berfungsi untuk menghubungkan jalan-jalan dalam kota dan jalan ke
batas kelurahan/kecamatan.
Selain itu terdapat jaringan jalan lokal sekitar kompleks perkantoran Pemda, jalan
lingkar kota dan jalan-jalan yang menghubungkan permukiman-permukiman dalam
Kota Bandar Lampung. Pembangunan Prasarana Jalan raya di Kota Bandar lampung
selama ini mengutamakan peningkatan kondisi atau kualitas jalan-jalan yang sudah
ada, sedangkan pembangunan jalan-jalan baru diarahkan dalam rangka perluasan
kota dan membuka daerah yang terisolir. Sasaran pembangunan jalan ditujukan untuk
menghubungkan transportasi pada daerah pinggiran kota. Sedangkan jalan
lingkungan / setapak untuk didaerah pemukiman termasuk dikelurahan dengan
penduduk miskin yang cukup banyak. Dengan terhubungnya daerah kabupaten
lainnya dengan Kota Bandar Lampung yang didukung dengan kualitas kondisi jalan
yang memadai akan berdampak positif bagi perkembangan perekonomian di Kota
Bandar Lampung dan daerah lainnya, terutama memberikan kemudahan kepada
masyarakat dalam menyalurkan hasil-hasil setempat dan memperlancar pemenuhan
kebutuhan hidup. Beberapa tabel dan gambar dibawah ini menggambarkan
perkembangan jalan di Kota Bandar Lampung.
Garis
Fungsi Status
Sempadan
No Nama Jalan Jalan Jalan Ket
Kanan & Kiri
Pada umumnya air limbah dari kamar mandi dan dapur dialirkan secara terpisah dari
buangan manusia. Secara keseluruhan 57% air limbah dari buangan manusia. Secara
keseluruhan 57% air limbah kamar mandi dan dapur (limbah rumah tangga) dilairkan
kesaluran atau alur drainase dan 40% lainnya dialirkan kelubang rembesan. Pemkot
Bandar Lampung saat ini belum memiliki peraturan dan belum melaksanakan
pengawasan terhadap dimensi atau standar ukuran septic-tank dan sistem rembesan
setempat. Oleh sebab itu, saluran drainase kota yang pada umumnya berupa alur
sungai alami menjadi tempat pembuangan effluen dari septic-tank serta air limbah
rumah tangga.
Prasarana Drainase
Sebagian besar sistem jaringan saluran drainase Kota Bandar Lampung mema
nfaatkan saluran alami dan sebagian kecil saluran dari pasangan batu kali yang
didukung oleh topografi yang menguntungkan untuk pengaliran. Sungai-sungai yang
Dari kualitas air yang mengaliri sungai-sungai di kota mengalami tingkat pencemaran
baik dari limbah domestik maupun perusahaan sudah melebihi ambng batas.
Ketimpangan pemanfaatan air juga terjadi ditingkat masyarakat didaerah rendah yang
memanfaatkan air permukaan yang sudah tercemar, sedangkan beberapa masyarakat
didaerah yang lebih tinggi dengan leluasa memanfaatkan air bersih dari sumur-sumur
bor yang mereka buat. Hal ini harus dibenahi oleh Pemerintah Kota Bandar Lampung
karena kondisi lingkungan sebenarnya bisa diberdayakan untuk mengatasi keadaan
diatas. Badan sungai dan jaringan drainase di Kota Bandar Lampung selain berfungsi
menerima dan mengalirkan limpahan air permukaan juga berfngsi sebagai tempat
pembuangan limbah domestik, industri maupun aktivitas perkotaan lainnya.
Banjir yang terjadi di Kota Bandar lampung sebenarnya disebabkan oleh kelalaian
manusia diantaranya, beberapa daerah tangkapan air sungai yang ada telah rusak
terutama pada bagian hulu. Di bagian tengah, karena keterbatasan lahan dan
ketidakteraturan dalam penataan lingkungan beberapa wilayah tampungan air/retensi
alam dibangun menjadi perumahan, perkantoran maupun fasilitas umum, sehingga
daerah resapan air menjadi berkurang. Sedangkan dibagian hilir kepadatan penduduk
tinggi mendorong masyarakat memanfaatkan daerah bantaran kali untuk
pemukimannya, sehingga kesan kumuh tak bisa dihindari lagi.
2. Kriteria Perencanaan
Setiap saluran drainase yang dibangun dengan syarat memenuhi kriteria perencanaan
teknis yang ada. Kriteria disusun dari fungsi saluran yang akan dibangun, karena
dengan memenuhi kriteria tersebut diharapkan saluran yang akan dibangun berfungsi
dengan baik, sesuai dengan fungsi waktu, tempat, dan tepat sasaran, sehingga
masyarakat yang ada di sekitarnya akan merasa terpanggil untuk memelihara, dan
menjaganya. Adapun kriteria perencanaan teknis secara umum dalam merencanakan
sistem drainase adalah :
Muka air rencana lebih rendah dari tinggi muka tanah yang akan dilayani
Aliran berlangsung cepat namun tidak menimbulkan bahaya erosi pada dinding
saluran dan dasar saluran
Kapasitas aliran membesar searah dengan aliran, jangan sebaliknya
Adanya proses penggelontoran dan pengenceran sehingga kotoran, sampah
dan limbah rumah tangga yang ada dapat terangkut secara cepat sampai pada
pembuangan akhir
Pola aliran drainase Kota Bandar Lampung mengikuti kaidah aliran sungai, sebagai
tempat berkumpulnya air drainase dari beberapa sistem drainase yang menyusunnya.
Pola aliran juga dibatasi oleh topografi dan kemiringan lahan dari sistem drainase yang
ada di atasnya. Bisa jadi pada satu drainase kelurahan ada lebih dari satu pola aliran,
ini tergantung dari topografi daerah setempat.
Prasarana Persampahan
Sistem Pengangkutan Sampah
Sampah yang ada di Bandar Lampung pengangkutannya dikelola oleh Dinas
Kebersihan yang melayani pengangkutan sampah di jalan protokol, meliputi sampah
usaha perdagangan dan industri dan sampah di pasar-pasar umum pengangkutannya
dilakukan oleh Dinas Pasar. Sementara itu, untuk sampah dilingkungan pemukiman
Sampah domestik non-jalan protokol diangkut oleh SOKLI ke TPS (container) dengan
menggunakan gerobak. Selanjutnya sampah tersebut diangkut Ketempat Pembuangan
Akhir (TPA) Bakung dengan menggunakan arm roll truck oleh Dinas Kebersihan.
Sampah domestik dan non-domestik pada jalan protokol dan pasar-pasar umum oleh
petugas Dinas Kebersihan dan Dinas Pasar dikumpulkan ke depo pengumpul atau
container kemudian diangkut menggunakan dump truck dan Armroll Truck ke TPA.
Distribusi
Sumber air PDAM Way Rilau seperti telah diungkap dibagian sebelumnya berasal dari
mata air dan Sungai Way Kuripan yang letaknya disebelah barat Kota bandar
lampung. Sumber mata air terletak didaerah yang relatif tinggi, yaitu pada elevasi 300
sampai 227, kecuali dari air Batu Putih, Way Pancuran dan way Rilau yang
menggunakan pompa untuk mengalirkan ke reservoir Kemiling, yang lainnya dapat
mengalir secara gravitasi ke reservoir-reservoir ditribusi.
Sedangkan air baku dari Way Kuripan mengalir yang terletak pada elevasi 15 harus
dipompa agar masuk kedalam WTP 1 & 2 di Sumur Putri. Selanjutnya dari WTP Sumur
Putri, air yang telah diolah, secara gravitasi ditampung dalam reservoir Sumur Putri
untk kemudian dipompa ke reservoir Palapa dan Rasuna Said. Selanjutnya melalui 6
(enam) reservoir, yaitu reservoir Langkapura, Kemiling, Cimeng, Palapa, rasuna Said
dan Sumur Putri, air didistribusikan secara gravitasi keenam daerah (zone pelayanan),
yaitu zone 300, 231, 185, 145, 108 dan 75. Nama atau nomor zone ini diambil
berdasarkan elevasi operasi dari reservoir yang melayaninya. Tabel berikut menyajikan
kapasitas dan elevasi reservoir serta kecamatan yang dapat dilayani berdasarkan zone
distribusi.
Prasarana Perhubungan
Kota Bandar Lampung mempunyai potensi wisata yang cukup baik yang didukung
dengan topografi yang berbukit, dataran rendah dan pantai. Tanah yang rendah dan
dekat dengan pantai diarahkan sebagai kawasan pendukung pariwisata dengan sarana
yang telah tersedia antara lain hotel, diskotik, taman hiburan, restoran dan lain-lain.
Adapun obyek wisata yang ada di kota Bandar Lampung antara lain Taman Hutan
Raya Wan Abdul Rahman, Taman Dipangga, Pantai Hiburan Duta Wisata, Pantai
Hiburan Tirtayasa, Air Terjun Sukadanaham, Taman Wisata Bumi Kedaton, Museum
Lampung, Taman Wisata Lembah Hijau.
Tabel 26. Jumlah Hotel dan Restoran di Kota Bandar Lampung Tahun 2005-2009
Jumlah
Uraian
2005 2006 2007 2008 2009
1. Hotel Berbintang 7 7 7 7 7
2. Hotel Non Bintang 47 37 37 45 49
3. Pondok Wisata 5 5 5 7 9
4. Restoran 3 5 6 5 5
5. Rumah Makan 200 210 210 212 219
Sumber: BPS Kota Bandar Lampung, Tahun 2010
Jumlah PNS di lingkungan Pemerintah Kota Bandar Lampung sampai dengan Agustus
2010 adalah berjumlah 12.466 orang dengan rincian sebagai berikut :
Golongan I = 304 orang
Golongan II = 2.149 orang
Golongan III = 6.439 orang
Golongan IV = 3.574 orang
Komposisi jumlah PNS di lingkungan Pemerintah Kota Bandar Lampung pada Agustus
tahun 2010 menurut golongan, dapat dilihat pada grafik dibawah ini.
Komposisi Jumlah PNS menurut Golongan
I.
Sedangkan komposisi PNS di lingkungan Pemerintah Kota Bandar Lampung
berdasarkan jenis kelamin sampai dengan Agustus 2010 adalah sebagai berikut :
Pria = 4.644 orang
Wanita = 7.822 orang
Parameter pertama yang hendak dicapai dengan misi tersebut adalah meningkatnya
proporsi anak yang terlayani pada pendidikan anak usia dini dengan indikator (1)
Persentase jumlah anak yang tertampung di Lembaga PAUD dan Taman kanak-kanak
mencapai 40%; (2) Jumlah Lembaga PAUD menjadi 200 Lembaga dan jumlah TK/RA
menjadi 210 buah. Hasil RPJMD I menunjukkan bahwa ketercapaian terhadap
parameter tersebut sudah cukup baik bahkan telah mencapai 60%. Meskipun jumlah
PAUD dan TK/RA telah melampaui jumlah yang direncanakan yaitu meningkat dari
9.618 menjadi 12.907 anak tertampung di TK, jumlah PAUD meningkat secara
signifikan menjadi 323 serta ketersediaan TK/RA juga meningkat dari 159 menjadi
293, namun untuk menertibkan keberadaan PAUD dan menyelaraskan dengan
program Pemerintah Kota maka hendaknya peraturan tentang pendirian PAUD harus
segera dibuat sehingga pemantauan terhadap PAUD dapat berjalan baik.
Parameter kedua yang hendak dicapai adalah dari pembangunan bidang pendidikan
adalah terlaksananya program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun dengan
indikator (1) Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI mencapai 117,61%, SMP/MTs
106,59%; (2) Angka Partisipasi Murni SD/MI mencapai 99,6%, SMP/MTs mencapai
69,03%; (3) Angka Putus Sekolah Jenjang SD/MI ≤ 0,02%, SMP/MTs ≤ 0,20%. Hasil
RPJMD tahap I menunjukkan bahwa ketercapaian terhadap parameter ini sudah cukup
baik karena angka APK SD/MI meningkat dari 116,12 menjadi 117,61 dan untuk level
SMP/MTs juga mengalami peningkatan dari 98,17 menjadi 109,7.
Parameter kelima adalah berkembangnya pendidikan non formal dengan indikator (1)
Jumlah lembaga pendidikan Non Formal meningkat sebesar 50%; (2) Jumlah
Pendidikan Non Formal yang memiliki sertifikasi meningkat sebesar 40%. Khusus
capaian terhadap kinerja dalam parameter ini, dikarenakan tidak ada program yang
dilakukan, maka hasil RPJMD tahap I dari sasaran ini dinyatakan negatif, dalam artian
Parameter keenam dalam misi pertama ini adalah meningkatnya sekolah kejuruan
dengan indikator (1) Jumlah SMK Negeri bertambah 2 sekolah; (2) Lulusan SMK yang
bekerja (Formal/Informal/ Wiraswasta) meningkat. Hasil RPJMD tahap I dari indikator
pertama dalam kurun waktu lima tahun (2005-2010) secara kuantitatif tidak tercapai
karena jumlah SMK hanya meningkat 1 (satu) sekolah dari target 2 (dua) sekolah
yang diprogramkan namun ketercapaian terjadi pada penambahan lokal belajar.
Sedangkan daya tampung lulusan SMK yang diterima bekerja secara signifikan
meningkat, meskipun persentasenya masih jumlah lulusan SMK yang belum
mendapatkan pekerjaan, sehingga kondisi ini mengharuskan Pemerintah Kota mencari
alternatif untuk menampung lulusan SMK tersebut.
Parameter berikutnya yakni ke delapan dalam misi pertama RPJMD 2005-2010 adalah
meningkatnya proporsi pendidik yang memiliki kualifikasi dan sertifikasi sesuai dengan
Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
dengan indikator persentase guru yang berpendidikan S-1 untuk Sekolah Dasar 60%,
Sekolah Menengah Pertama 90% dan Sekolah Menengah Atas/Sekolah Menengah
Kejuruan 100%. Merujuk pada hasil RPJMD tahap I presentase guru yang
berpendidikan S-1 untuk tingkat SD naik dari 487 tenaga pendidik menjadi 1.531
(tahun 2010), SMP meningkat dari 1.561 menjadi 2.261 (tahun 2010), dan untuk level
SMA/SMK juga mengalami kenaikan dari 2.748 menjadi 2.792 (tahun 2009) hal ini
mengindikasikan bahwa pemerintah tetap harus fokus terhadap upaya peningkatan
kualitas tenaga pendidik pada semua jenjang pendidikan dalam RPJMD lima tahun
mendatang.
Parameter atau sasaran kedua belas adalah meningkatnya minat dan budaya baca
dengan indikator (1) tersedianya perpustakaan di setiap sekolah negeri 100% dan
sekolah swasta 40%; (2) Terbentuknya komunitas minat baca di setiap kecamatan.
Berdasarkan pada hasil RPJMD tahap I terjadi peningkatan ketersediaan perpustakaan
Parameter atau sasaran ke tiga belas adalah tersedianya fasilitas kepemudaan dan
olahraga yang memadai dengan indikator fasilitas kepemudaan dan olahraga tersedia
serta terpelihara. Berdasarkan hasil dari RPJMD Tahap I fasilitas kepemudaan dan
olahraga tidak mengalami peningkatan, oleh sebab itu pada masa yang akan datang
diharapkan dapat mengupayakan pemenuhan terhadap sasaran ketersediaan sarana
dan prasarana olahraga.
Sedangkan parameter atau sasaran terakhir dari misi pertama dalam RPJMD 2005-
2010 adalah meningkatnya prestasi pemuda dan olahraga dengan indikator (1)
prestasi olahraga di tingkat Provinsi dan Nasional meningkat; (2) Penghargaan
pemuda/mahasiswa/pelajar berprestasi tingkat propinsi dan nasional. Berdasarkan
pada hasil RPJMD Tahap I terdapat 3 event penghargaan bagi pemuda berprestasi
yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Bandar Lampung.
Parameter kedua yang yang hendak dicapai dalam misi ini adalah meningkatkan
kerukunan intern dan antar umat beragama dengan indikator stabilitas kehidupan
beragama dan bermasyarakat. Merujuk hasil dalam RPJMD tahap I, kerukunan
kehidupan beragama di Kota Bandar Lampung berlangsung dengan cukup baik hampir
tidak ada konflik yang berteraskan agama yang terjadi selama medio 2010-2015. Dan
jika ada itupun dapat diselesaikan dengan model musyawarah mufakat disamping itu
terdapat program KUA Teladan dan Penyelenggaraan Haji yang diharapkan juga dapat
memacu kerukunan intern dan antar umat beragama.
Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat merupakan butir ke III dari Misi Kota
Bandar Lampung yang tertuang dalam RPJMD 2005-2010. Misi meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat mempunyai 2 (dua) tujuan utama yaitu meningkatkan
pelayanan kesehatan masyarakat dan meningkatkan pembangunan keluarga
berencana.
Parameter pertama yang hendak dicapai dalam misi ini adalah Menurunnya angka
kematian ibu (AKI) dengan indikator kasus yang terjadi ≤ 18 kasus. Jika merujuk pada
RPJMD tahap I angka kematian ibu (AKI) mengalami penurunan yang cukup
signifikan, jumlah kasus dari 16 kasus menjadi 10 kasus. Terdapat beberapa kegiatan
atau program yang telah dilakukan untuk menekan angka kematian ibu salah satunya
adalah program menyediakan obat-obatan berkualitas di Puskesmas kemudian juga
adanya sosialisasi yang relatif reguler serta penyediaan media informasi kesehatan
bagi ibu dan anak.
Parameter yang ketiga adalah menurunnya prevalensi gizi kurang pada anak dan
balita dengan indikator persentase anak dan balita gizi kurang dibawah 11,50%.
Merujuk pada RPJMD Tahap I terdapat beberapa program yang positif bagi menekan
angka prevalensi gizi kurang pada anak dan balita antara lain adalah program
mengenai peningkatan status gizi masyarakat, program reguler mengenai Keluarga
Berencana dengan beragam variasinya antara lain penyediaan alat kontrasepsi serta
pembinaan terhadap peningkatan kualitas kesehatan ibu dan anak. Program tersebut
diatas mempunyai korelasi yang positif terhadap target menurunnya prevalensi gizi
kuran pada anak dan balita di Kota Bandar Lampung.
Walaupun masih terdapat banyak tantangan akan tetapi terdapat beberapa program
yang telah dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut antara lain peningkatan
kualitas obat di puskesmas, pemanfaatan tanaman obat keluarga, penyediaan media
informasi, penyuluhan pola hidup sehat, adanya tenaga penyuluh kesehatan sebanyak
27 orang, terbentuknya UKBM. Dalam konteks penyekit berbasis lingkungan data juga
menunjukkan hal yang positif kasus DBD tertangani sebanyak 275 kasus, tercapainya
target deteksi dini penyakit APF, Imunisasi dan sebanyak 86 tenaga terlatih dan 79
orang telah dilakukan pemeriksaan ANC.
Peningkatan Prasarana dan sarana perkotaan yang berkualitas sesuai dengan tata
ruang merupakan misi kempat dalam RPJMD Kota Bandar Lampung tahun 2010-2015.
Terdapat 2 (dua) Tujuan yang ingin dicapai dalam misi ini adalah Meningkatkan
penyediaan prasarana dan sarana perkotaan secara terpadu dan Meningkatkan
kualitas penataan ruang (perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian ruang) sesuai
peruntukan.
Hal lain yang dilakukan untuk memperbaiki infrastruktur kota adalah pemeliharaan
drainase sepanjang 3500m termasuk juga adanya program tapis berseri di 98
kelurahan. Persoalan mendasar mengenai penataan kota adalah wilayah pesisir dan
pemukinan akan tetapi pemerintah kota juga telah membuat beberapa yang
berkorelasi positif terhadap hal ini antara lain program penataan lingkungan pesisir
dan penyediaan sarana dan prasarana infrastruktur dilingkungan rusunawa kota
Bandar Lampung.
Terciptanya keamanan dan ketertiban kota merupakan misi kelima dalam RPJMD
Pemerintah Kota Bandar Lampung 2010-2015. Terdapat dua tujuan yang ingin dicapai
Parameter pertama dalam misi ini adalah menurunnya angka Penyakit Masyarakat.
Merujuk pada hasil RPJMD Tahap I terdapat peningkatan yang cukup signifikan tahun
2005 angka penyandang masalah kesejahteraan meningkat dari 16.847 menjadi
42.296, jumlah penyandang cacat tidak terdapat data, sementara itu jumlah yang
terjaring dalam operasi PSK menurun dari 150 orang menjadi 64 orang. Walaupun
terjadi peningkatan yang signifikan akan tetapi terdapat beberapa program
mendukung terwujudnya menurunnya angka penyakit masyarakat antara lain
penertiban WTS, penertiban gelandangan dan pengemis, penertiban dan
penaggulangan psykotis sebanyak 22 orang gila. Untuk mewujudkan hal itu daya
dukung lainnya adalah tersedianya 111 petugas pendata PMKS.
Parameter ketiga adalah menurunnya pelanggaran lalu lintas dengan indikator angka
kecelakaan lalu lintas menurun. Merujuk pada RPJMD tahap I, tidak ada data
kuantitatif terhadap penurunan angka pelanggaran lalu lintas akan tetapi beberapa
program dalam RPJMD mendukung terhadap penurunan pelanggaran lalu linta antara
lain pengecatan marka sepanjang 790 meter persegi, pembuatan median jalan di jalan
Teuku Cik Di Tiro, Pembuatan box traffic light dan down counter sebanyak 3 s.d 5
buah, PAMTUR lalu lintas sebanyak 4 kegiatan dan PAMTUR angkutan lebaran, natal
dan tahun baru sebanyak 3 buah.
Parameter pertama dalam misi ini adalah Meningkatnya penyerapan tenaga kerja
dengan indikator tingkat pengangguran terbuka turun menjadi 10,50%. Jika merujuk
pada data memang tidak ada data kuantitatif terhadap angka pengangguran di Kota
Bandar Lampung akan tetapi terdapat beberapa program yang mendukung terhadp
peningkatan penyerapan tenaga kerja, beberapa program tersebut adalah tersedianya
buku profil ketenagakerjaan sebanyak 100 buah, pelatihan bagi pencari kerja,
tersedianya sarana dan prasaranan BLK serta tersedianya data pengangguran hal ini
juga kemudian didukung oleh pembinaan terhadap kelompok-kelompok usaha
sehingga jika program tersebut dilaksanakan kemungkinan kecil terjadi peningkatan
angka pengangguran.
Pada bagian lain, sampai dengan tahun 2009 jumlah hewan yang diperiksa mencapai
112.265, kejadian flu burung 21 kasus hewan, produktivitas hasil tanaman pangan
mencapai 78,67 kw/ha, jumlah kelompok tani yang dibina mencapai 98 kelompok tani
dan jumlah penyuluh pertanian mencapai 16 orang. Jika kita menganalisis data maka
sebenarnya banyak indikator yang tidak tercapai oleh sebab itu kedepan pemerintah
harus membuat program yang sifatnya akseleratif untuk mengejar peningkatan
produktivitas. Pada bagian lain juga terdapat beberapa program yang mendukung
terlaksananya sasaran ini antara lain, tergabungnya pintu gerbang (Gapura) bukit
kunyit sebagai pintu masuk untuk palataran bahari dalam pengembangan WFC,
Pelatihan peminjahan dan pemeliharaan induk ikan bagi 50 orang, pembangunan
infrastruktur BBDI Batu Putu dan tersedianya 1 unit kendaraan roda empat
pengangkut induk/benih dengan bak fiber, pembangunan infrastruktur BBDI Batu
Putu, pembangunan infrastruktur PPI lempasing (jalan, area parkir dan gotong
royong), pengadaan shelter nelayan lengkap dengan instalasi listrik dan air,
tersedianya sarana dan prasaranan pelabuhan, tersedianya sarana dan prasarana
untuk pengembangan pertanian berupa palet budidaya, tersedianya saranan dan
prasaranan bagi pertanian, perkebunan dan pengembangan peternakan.
Parameter pertama dalam misi ini adalah meningkatnya pengelolaan sumber daya
alam dan lingkungan hidup oleh stakeholder secara berkelanjutan dengan indikator (1)
perusahaan yang telah memenuhi baku mutu air limbah mencapai 50%; (2)
penurunan beban pencemaran air dengan BOD 25%; (3) penambangan liar berkurang
14,3%. Berdasarakan pada hasil RPJMD tahap I tidak terdapat data kuantitatif
terhadap beberapa indikator tersebut diatas, dalam konteks keseluruhan maka
sasaran ini dinyatakan negatif karena tidak ada satu pun program yang mendukung
terlaksananya sasaran ini.
Parameter kedua adalah sinkronisasi peraturan hukum dan Perda dengan indikator
terbentuknya sistem jaringan dokumentasi dan informasi hukum. Berdasarkan hasil
dari RPJMD tahap I capaian terhadap sasaran ini relatif baik walaupun datanya
bersifat kualitatif antara lain telah terbangunnya sistem jaringan dokumentasi dan
informasi hukum. Pada bagian lain terdapat beberpa program yang mendukung
sasaran ini antara lain penegakan peraturan daerah, peningkatan pemahaman
masyarakat dan aparatur tentang raperda dan perda kota, terciptanya kodifikasi
hukum.
Parameter yang kelima menurunnya tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak
dengan indikator berkurangnya jumlah kasus tindak kekerasan terhadap perempuan
dan anak. Berdasarkan pada RPJMD tahap I tidak terdapat data kuantitatif maupun
kualitatif dalam konteks keseluruhan maka sasaran ini dinyatakan negatif karena tidak
ada satu pun program yang mendukung terlaksananya sasaran ini.
BAB
3 GAMBARAN PENGELOLAAN
KEUANGAN DAERAH
RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015
Adapun target dan realisasi pendapatan daerah pada Tahun Anggaran 2005 sampai
dengan Tahun Anggaran 2009 dapat digambarkan dalam tabel-tabel sebagai berikut:
a. Target dan Realisasi Pendapatan Tahun 2005-2010
Kontribusi PAD
No. Tahun Target APBD Target PAD Terhadap
Target APBD
1 2005 393,519,345,922.00 46,513,715,922.00 11.82%
2 2006 604.724.541.370,17 47.495.953.455,04 7.85%
3 2007 701.462.094.803,79 54.629.930.061,98 7.79%
Saat ini komposisinya adalah sekitar 60:40, dimana yang terbesar masih untuk belanja
tidak langsung. Artinya sebagian besar adalah unntuk menjalankan roda pemerintahan
dan pelayanan publik. Sekitar 90 persen belanja tidak langsung tersebut untuk belanja
pegawai. Sementara untuk belanja langsung sekitar 60 persen adalah untuk belanja
barang dan jasa.
Dengan total rencana pendapatan Daerah Kota Bandar Lampung Tahun Anggaran
2005 sebesar Rp. 393.519.345.922,00 maka belanja dalam APBD tahun 2005
ditargetkan sebesar Rp.410.316.378.495,58. Dengan demikian ABPD Tahun 2005
mengalami defisit sebesar Rp. 16.797.032.573,58. Namun defisit tersebut ditutupi dari
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran 2004 sebesar Rp.
23.315.862.427,58 sedangkan sisa pembiayaan dialokasikan untuk penyertaan
modal sebesar Rp. 1.000.000.000,00 dan pembayaran cicilan pokok pinjaman yang
jatuh tempo sebesar Rp.418.829.854,00. Alokasi belanja tersebut dipergunakan untuk
membiayai pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan dan tugas-tugas pembangunan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Struktur belanja pada APBD Tahun 2005 (realisasi) terdiri dari Belanja Aparatur
Daerah (Belanja Administrasi umum, Belanja Operasi dan Pemeliharaan dan Belanja
Modal) mencapai Rp.61.100.610.422,15 atau sebesar 15,39 % dari total belanja
daerah; Belanja Pelayanan Publik sebesar Rp. 335.842.628.208,00 atau sebesar 84,61
% yang terdiri dari belanja Bagi Hasil dan Bantuan Keuangan sebesar Rp.
25.649.596.233,00; Belanja Tidak Tersangka sebesar Rp.985.407.770,00. Secara
lengkap struktur alokasi belanja pada APBD Tahun 2005 sebagai berikut:
Dengan total rencana pendapatan Daerah Kota Bandar Lampung Tahun anggaran
2006 sebesar Rp. 573.306.419.145,04 maka belanja dalam APBD tahun 2006
ditargetkan sebesar Rp.604.724.541.370,17. Dengan demikian APBD Tahun 2006
mengalami defisit sebesar Rp. 31.418.122.225,13. Namun defisit tersebut ditutupi dari
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran 2005 sebesar
Rp. 35.836.952.079,13, sedangkan sisa pembiayaan dialokasikan untuk penyertaan
modal sebesar Rp. 4.000.000.000,00 dan pembayaran utang pokok yang jatuh tempo
sebesar Rp.418.829.854,00.
Struktur belanja pada APBD Tahun 2006 (realisasi) terdiri dari Belanja Aparatur
Daerah (Belanja Administrasi umum, Belanja Operasi dan Pemeliharaan dan Belanja
Modal) mencapai Rp.65.757.761.765,63 atau sebesar 11,64 % dari total belanja
daerah; Belanja Pelayanan Publik sebesar Rp. 499.230.830.882,00 atau sebesar 88,36
% yang terdiri dari belanja Bagi Hasil dan Bantuan Keuangan sebesar
Rp. 25.762.463.550,00; Belanja Tidak Tersangka sebesar Rp.748.046.250,00. Secara
lengkap struktur alokasi belanja pada APBD Tahun 2006 sebagai berikut:
No %
Uraian Belanja Target Realisasi
1 Aparatur Daerah 80.428.674.742,60 65.757.761.765,63 81,76
Belanja Administrasi Umum 48.278.830.340,60 42.560.814.540,63 88,16
Belanja Operasi dan Pemeliharaan 17.283.268.591,00 14.448.751.708,00 83,60
Belanja Modal 14.866.575.811,00 8.748.195.517,00 58,84
Dengan total rencana pendapatan Daerah Kota Bandar Lampung Tahun anggaran
2007 sebesar Rp.646.946.547.345,98 maka belanja dalam APBD tahun 2007
ditargetkan sebesar Rp.701.462.094.803,79. Dengan demikian APBD Tahun 2007
mengalami defisit sebesar Rp.54.515.547.457,81. Namun defisit tersebut ditutupi dari
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran 2006 sebesar Rp
61.434.377.311,81 sedangkan sisa pembiayaan dialokasikan untuk penyertaan modal
sebesar Rp.4.000.000.000,00 dan pembayaran pokok hutang sebesar
Rp.2.918.829.854,00.
Struktur belanja pada APBD Tahun 2007 (realisasi) terdiri dari Belanja Operasi sebesar
Rp. 546.565.703.807,13 atau 82,80% dari total belanja; Belanja Modal sebesar
Rp.111.875.364.541,00 atau sebesar 16,95% dari total belanja; Belanja Tak Terduga
Rp.379.195.000,00 atau sebesar 0,06% dari total belanja; Belanja Transfer sebesar
Rp.1.255.000.000,00 atau sebesar 0,19% dari total belanja. Secara lengkap struktur
alokasi belanja pada APBD Tahun 2007 sebagai berikut:
Dengan total rencana pendapatan Daerah Kota Bandar Lampung Tahun anggaran
2008 sebesar Rp.725.597.468.445,85 maka belanja dalam APBD tahun 2008
ditargetkan sebesar Rp.781.189.330.424,37. Dengan demikian APBD Tahun 2008
mengalami defisit sebesar Rp.55.591.861.978,52. Namun defisit tersebut ditutupi dari
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran 2007 sebesar Rp.63.85.362.193,52
sedangkan sisa pembiayaan dialokasikan untuk penyertaan modal sebesar
Rp.3.000.000.000,- dan pembayaran pokok hutang sebesar Rp.5.193.500.215,00.
Struktur belanja pada APBD Tahun 2008 (realisasi) terdiri dari Belanja Operasi sebesar
Rp. 652.412.631.034,53 atau 83,78% dari total belanja; Belanja Modal sebesar
Rp.124.903.058.018,00 atau sebesar 16,04% dari total belanja; Belanja Tak Terduga
Rp.346.425.000,00 atau sebesar 0,04% dari total belanja; Belanja Transfer sebesar
Rp.1.115.400.000,00 atau sebesar 0,14% dari total belanja. Secara lengkap struktur
alokasi belanja pada APBD Tahun 2008 sebagai berikut:
Uraian Belanja
No Target Realisasi %
1 Belanja Operasi 637.933.381.695,94 652.412.631.034,53 102,27
2 Belanja Modal 141.513.062.685,00 124.903.058.018,00 88,26
3 Belanja Tidak Terduga 607.486.043,43 346.425.000,00 57,03
4 Belanja Transfer 1.135.400.000,00 1.115.400.000,00 98,24
Jumlah Belanja 781.189.330.424,37 778.777.514.052,53 99,69
Sumber Data : Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Bandar Lampung, 2009
Dengan total rencana pendapatan Daerah Kota Bandar Lampung Tahun anggaran
2009 sebesar Rp.808.693.410.458,18 maka belanja dalam APBD tahun 2009
ditargetkan sebesar Rp.848.452.628.519,18. Dengan demikian APBD Tahun 2009
mengalami defisit sebesar Rp.39.759.218.061,00. Namun defisit tersebut ditutupi dari
penerimaan pembiayaan sebesar Rp.41.429.218.061,00 sedangkan sisa pembiayaan
dialokasikan untuk penyertaan modal sebesar Rp.1.250.000.000,00 dan pembayaran
pokok hutang sebesar Rp.420.000.000,00.
Struktur belanja pada APBD Tahun 2009 (realisasi) terdiri dari Belanja Tidak langsung
sebesar Rp. 499.428.199.977,29 atau 103.66 dari total belanja dan Belanja Langsung
Dengan total rencana pendapatan Daerah Kota Bandar Lampung Tahun anggaran
2010 sebesar Rp.856.288.282.398,64 maka belanja dalam APBD tahun 2010
ditargetkan sebesar Rp.864.080.474.398,64. Dengan demikian APBD Tahun 2010
mengalami defisit sebesar Rp.7.792.192.000,00. Namun defisit tersebut ditutupi dari
penerimaan pembiayaan sebesar Rp.15.212.192.000,00 sedangkan sisa pembiayaan
dialokasikan untuk pembayaran pokok hutang sebesar Rp.7.420.000.000,00.
Selanjutnya dalam upaya untuk mengatasi berbagai permasalahan tersebut dan untuk
menggali potensi pendapatan daerah, maka dilakukan langkah-langkah kebijakan
sebagai berikut :
1) Mengoptimalkan peningkatan pendapatan daerah yang berasal dari
Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, dan peran serta masyarakat dari
sektor swasta.
2) Meningkatkan sumber pendapatan daerah melalui intensifikasi dan
ekstensifikasi Pendapatan Asli Daerah, Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak serta
mengoptimalkan sumber pendapatan daerah yang berasal dari dana
perimbangan yang lebih proporsional, yang akan ditempuh melalui upaya-
upaya sebagai berikut :
Optimalisasi pelaksanaan peraturan perundangan yang berkaitan dengan
pendapatan daerah
Sosialisasi dan penyuluhan kepada masyarakat mengenai ketentuan pajak
daerah dan retribusi daerah
Peningkatan pengawasan terhadap pelaksanaan pemungutan pendapatan
daerah
Peningkatan kapasitas sumber daya manusia aparat pelaksana pemungut
pajak dan retribusi daerah
Pengeluaran daerah terdiri belanja langsung dan belanja tidak langsung. Sedangkan
belanja tidak langsung terdiri dari belanja pegawai, bunga, hibah, bantuan social,
bagi hasil kepada kelurahan, bantuan keuangan kepada kelurahan, dan belanja tidak
terduga. Belanja langsung terdiri dari belanja pegawai, barang-jasa, dan belanja
modal.
Di Kota Bandar Lampung, pendapatan daerah saat ini masih bertumpu pada dana
perimbangan. Sekitar 80 persen pendapatan daerah berasal dari dana perimbangan.
Akan sulit mengintervensi berapa dana perimbangan yang akan diperoleh karena
kewenangannya ada pada pemerintah pusat. Daerah hanya secara tidak langsung
mempengaruhi kondisi yang menjadi variable yang mempengaruhi alokasi serta
memenuhi ketentuan dan persyaratan yang ditetapkan pemerintah pusat. Kondisi ini
belum menjadikan daerah mandiri. Hal ini tidak sepenuhnya masalah daerah karena
memang sumber pendapatan yang dilimpahkan ke daerah adalah sumber-sumber
yang secara ekonomi kecil potensinya. Masalah ini sudah disadari oleh pemerintah
pusat, karena itu, terus diupayakan untuk memberikan kepada daerah sumber
pendapatan yang secara ekonomi potensial.
Melalui UU tentang Pajak dan Retribusi daerah, sudah dilakukan perbaikan terhadap
sumber pendapatan daerah. Untuk itu, dalam rangka meningkatkan pendapatan
daerah, khususnya pendapatan asli daerah, diperlukan upaya yang menyeluruh dan
konsisten.
1. Upaya yang pertama adalah menyesuaikan dasar hukum sumber pendapatan
daerah terkait dengan perubahan undang-undang pajak dan retribusi daerah.
Perubahan ini ada yang bersifat status karena ada sumber baru yang dilimpahkan
ke daerah da ada yang dihapuskan serta ada yang bersifat substantif.
2. Menyangkut perubahan substantif hendaknya dilakukan kajian secara mendasar
terkait dengan tarif. Peninjauan tariff dapat dilakukan setiap lima tahun.
Perubahan tarif memerlukan kajian yang mendalam karena menyangkut
kemampuan bayar. Dan fungsi pajak/retribusi bukan hanya sekadar fungsi
anggaran (sumber pendapatan) tapi juga fungsi regulasi (pengaturan).
3. Selama ini dinilai bahwa penarikan pendapatan belum sepenuhnya
menggambarkan potensinya. Untuk itu, ada dua konsekwensi, pertama ada
kebutuhan untuk mengetahui potensi masing-masing sumber pendapatan. Kedua,
harus ada manajemen pengelolaan pendapatan yang handal. Kedua hal ini
membutuhkan data based dan system informasi manajemen yang baik.
Saat ini komposisinya adalah sekitar 60:40, dimana yang terbesar masih untuk belanja
tidak langsung. Artinya sebagian besar adalah unntuk menjalankan roda pemerintahan
dan pelayanan public. Sekitar 90 persen belanja tidak langsung tersebut untuk belanja
pegawai. Sementara untuk belanja langsung sekitar 60 persen adalah untuk belanja
barang dan jasa.
Ke depan diharapkan komposisi itu akan berimbang dan lebih besar pada nelanja
langsung. Hanya saja yang perlu diperhatikan adalah masih dominannya belanja
pegawai. Untuk itu, perlu upaya yang sitematis dan kontinyu untuk mengefisienkan
dan mengefektifkan belanja daerah. Hal ini membutuhkan pengaturan dan
manajemen penganggaran yang baik.
Mengingat luas dan besarnya cakupan masalah yang dihadapi maka harus ada upaya
mendorong partisipasi masyarakat untuk ikut mengurangi masalah dan bahkan
menyelesaikan masalah. Untuk membangun kepercayaan masyarakat kepada
pemerintah maka harus terbangun komunikasi yang baik antara pemerintah dengan
masyarakat.
Belanja daerah Kota Bandar Lampung disusun berdasarkan pendekatan prestasi kerja
yang berorientasi pada pencapaian hasil dari input yang direncanakan dan bertujuan
untuk meningkatkan akuntabilitas perencanaan anggaran serta menciptakan
efektivitas dan efisiensi anggaran. Penyusunan belanja daerah diprioritaskan untuk
menunjang pelaksanaan tugas dan fungsi Satuan Kerja Perangkat Daerah dalam
rangka melaksanakan urusan pemerintahan daerah yang menjadi tanggung jawabnya.
Kebijakan belanja diarahkan pada program dan kegiatan untuk melaksanakan prioritas
pembangunan yang telah ditetapkan sebagaimana isu strategis dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bandar Lampung Tahun 2010-
2015:
1) Ekonomi Kerakyatan dan Penciptaan Lapangan Kerja
2) Pendidikan
3) Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial
4) Reformasi Birokrasi
5) Lingkungan Hidup dan Tata Ruang
6) Infrastruktur
Pada dasarnya alokasi belanja tahunan daerah yang tercermin pada APBD merupakan
kerangka kebijakan publik yang memuat hak dan kewajiban pemerintah daerah dan
masyarakat, maka penganggaran pada tahun 2011-2015 tetap mengacu pada norma
dan prinsip anggaran yaitu :
1. Transparansi dan akuntabilitas anggaran
2. Disiplin anggaran
3. Keadilan Anggaran
4. Efisiensi dan efektifitas anggaran
Sampai saat ini masih ada kewajiban Kota Bandar Lampung untuk membayar hutang
sebesar Rp418.829.854. Dengan kapasitas fiskal yang ada masih memungkinkan
untuk melakukan hutang. Hanya saja untuk melakukan hutang perlu pengkajian yang
BAB
4 ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS
Ciri utama perkotaan adalah pertumbuhannya yang cepat. Penduduk tumbuh cepat
terutama karena faktor migrasi. Akibatnya kepadatan penduduk kota tinggi. Jumlah
penduduk yang besar dan pertumbuhan yang tinggi menyebabkan masalah perkotaan
kompleks, diantaranya:
1. Kebutuhan perumahan tinggi dan banyaknya rumah tidak layak huni serta
tumbuhnya kawasan kumuh.
2. Tingginya volumen sampah bsementara kemampuan mengelolanya masih
terbatas dan daya tampung tempat pembuangan ahir semakin menurun.
3. Drainase semakin memburuk karena pendangkalan dan penyempitan baik
karena sampah maupun dimanfaatkan untuk perumahan dan usaha. Sementara
volume air makin meningkat karena buruknya resapan air akibat semakin
banyak kawasan terbangun.
4. Sungai dan laut tercemar karena sampah maupun kegiatan masyarakat baik
untuk permukiman maupun usaha. Di sisi lain kapasitas sungai menampung air
berkurang sementara volume air makin tinggi karena resapan yang makin
rendah.
5. Tingginya kebutuhan akan rumah dan tempat usaha menyebabkan banyak
kawasan lindung rusak dan termanfaatkan. Kondisi ini akan memperburuk daya
dukung lingkungan.
6. Kondisi lingkungan makin kurang sehat dan pola makan dan pola hidup tidak
memperhatikan aspek kesehatan sehingga jenis dan penyebaran penyakit makin
beragam.
7. Kebutuhan pendidikan juga meningkat sementara daya tampung terutama untuk
tingkat menengah (SMA) masih rendah. Di sisi lain rendahnyan pendapatan
Isu strategis adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau dikedepankan
dalam perencanaan pembangunan karena dampaknya yang signifikan bagi entitas
(daerah/masyarakat) di masa datang. Suatu kondisi/kejadian yang menjadi isu
Karekteristik suatu isu strategis adalah kondisi atau hal yang bersifat penting,
mendasar, berjangka panjang, mendesak, bersifat kelembagaan/keorganisasian dan
menentukan tujuan di masa yang akan datang. Secara teknokratis, penentuan sesuatu
atau kondisi menjadi isu strategis dapat didukung dengan menerbitkan pedoman atau
kriteria oleh Kepala Daerah , sedangkan secara populis, penetapan isu strategis dapat
merupakan kesepakatan multipihak dari sekian banyak stakeholders. Berdasarkan
penggabungan kedua pendekatan tersebut, di bawah ini akan diuraikan secara rinci
tentang berbagai isu strategis baik dalam skalan nasional, provinsi Lampung maupun
Kota Bandar Lampung yang memiliki pengaruh signifikan dalam pembangunan Kota
Bandar Lampung lima tahun mendatang.
Isu Strategis
Nasional Provinsi Lampung Bandar Lampung
1. Percepatan Pertumbuhan 1. Isu Bidang Ekonomi 1. Isu Bidang Ekonomi
Ekonomi - Peningkatan - Pengembangan Iklim
2. Pengurangan Kemiskinan Pertumbuhan Ekonomi Usaha dan Investasi
3. Kesenjangan Antar Daerah Lokal - Pemberdayaan
4. Ketenagakerjaan, - Mempertahankan Ekonomi Kerakyatan
Persaingan Global dan Ketahanan Pangan - Penciptaan Lapangan
Pasar Kerja - Pengembangan Kerja
5. Lingkungan Hidup Agroindustri - Penataan Pasar
6. Pembangunan - Penciptaan Lapangan Tradisional dan Sentra
Infrastruktur Kerja Perdagangan
7. Peningkatan Kualitas SDM - Optimalisasi Bagi Hasil
8. Reformasi Birokrasi Migas 2. Isu Bidang Pendidikan,
9. Demokratisasi Seni Budaya dan
10. Penegakan Hukum 2. Isu Bidang Sosbud dan Olahraga
Kependudukan - Pengembangan
- Penurunan Jumlah Sekolah Unggulan
Penduduk Miskin - Peningkatan Sarana
- Pengendalian dan Prasarana
Pertumbuhan Pendidikan
Penduduk - Pengembangan
- Peningkatan Kualitas Pendidikan Inklusi
Pendidikan - Pengembangan
- Peningkatan Kualitas Pendidikan Karakter
Kesehatan - Pengembangan Nilai-
- Penanganan Dampak Nilai Keagamaan
Keenam, pembangunan infrastruktur makin penting jika dilihat dari berbagai dimensi.
Percepatan pertumbuhan ekonomi jelas membutuhkan tambahan kuantitas dan
perbaikan kualitas infrastruktur. Revilitalisasi pertanian tidak mungkin berhasil tanpa
infrastruktur yang memadai, mengingat biaya pemasaran makin dominan dalam
struktur biaya akhir suatu komoditas pertanian. Keluarga miskin tidak akan mampu
ikut dalam gelombang pertumbuhan ekonomi jika terisolasi akibat ketiadaan
infrastruktur. Masalah lingkungan hidup seperti polusi air, udara dan tanah, atau banjir
di lingkungan perkotaan memiliki keterkaitan yang kuat dengan ketiadaan infrastruktur
yang memadai. Walaupun pengeluaran dalam bidang infrastruktur telah ditingkatkan,
kesenjangan infrastruktur masih terasa, baik di tingkat nasional maupun antardaerah.
Karena itu, pembangunan infrastruktur dasar harus menjadi prioritas pembangunan.
Kesembilan, demokrasi telah diputuskan sebagai dasar hidup berbangsa. Dewasa ini
pelaksanaan demokrasi telah mengalami kemajuan. Harus diakui, sebagian masih
demokrasi prosedural. Masih banyak esensi demokrasi yang substansial yang belum
mampu dijalankan sepenuhnya. Oleh karena itu, konsolidasi demokrasi harus terus
diperkuat. Selanjutnya, terkait erat dengan demokrasi adalah desentralisasi.
Desentralisasi sejak hampir 10 tahun lalu telah berhasil dijalankan. Proses
transformasi sistem pemerintahan ini belum berjalan sempurna. Pemantapan proses
desentralisasi melalui penguatan sinergi pusat-daerah dan antar daerah merupakan
agenda penting dalam rangka memperoleh manfaat yang optimal dari integrasi
dengan ekonomi global. Dalam kaitan itu, salah satu langkah strategis yang harus
dilakukan adalah peningkatan kapasitas pemerintah daerah.
Pertumbuhan ekonomi lokal yang dimaksudkan juga harus memiliki karakteristik yang
berbasis pada ekonomi kerakyatan. Artinya pertumbuhan ekonomi yang diharapkan
mesti bertumpu kepada perkonomian yang tumbuh dan berkembang secara nyata di
tengah masyarakat, dan bukan bentuk perkonomian yang merupakan introduksi baru.
Salah satu aspek penting berkaitan dengan tantangan dalam penumbuhan ekonomi
lokal adalah bagaimana meningkatkan investasi, sehingga mampu mendorong
pertumbuhan ekonomi lebih lanjut. Dengan demikian tantangannya adalah bagaimana
upaya yang dapat dilakukan agar tercipta iklim kondusif bagi munculnya investasi
baru. Kondusivitas investasi dapat terukur mulai dari rencana, pengajuan ijin investasi,
sampai dengan implementasi.
Selanjutnya, investasi yang dimaksudkan adalah investasi yang sesuai dan mendukung
potensi daerah, sehingga investasi tersebut dapat menjadi lokomotif pergerakan
perkonomian wilayah yang berbasis ekonomi kerakyatan. Investasi ini dapat berupa
ekstensifikasi usaha ekonomi yang telah berkembang di masyarakat. Selain itu,
investasi dapat juga berupa industrialisasi pada lini hulu dan hilir dari produk yang
telah ada dan berkembang di masyarakat.
Pada sisi lain, simultan dengan karakteristrik yang telah diungkapkan, maka investasi
yang dimaksudkan adalah tidak bersifat kontra produktif terhadap ekonomi yang
berbasis ekonomi kerakyatan. Dengan demikian investasi yang dikembangkan tidak
mematikan ekonomi yang berbasis kerakyatan, melainkan justru akan mendukung dan
memperkuatnya.
Sementara itu, kondisi ketahanan pangan akan terkait dengan produksi dan
produktivitas bahan pangan. Sedangkan produksi dan produktivitas bahan pangan
akan terkait dengan aspek iklim; pengelolaan sumber daya air; input sarana produksi
(bibit, pupuk, pakan, peralatan); serta berbagai aspek lain yang terkait dengan aspek
agribisnis. Dengan demikian, Isu ketahanan pangan akan terkait dengan berbagai Isu
lingkungan hidup yang lain, termasuk isu Global Warming dan Carbon Trade.
Kendala pada ekstensifikasi juga menyebabkan penyediaan input menjadi faktor kunci
dalam pengembangan agribisnis. Dalam hal penyediaan input, selain diperlukan
regulasi, maka juga diperlukan adanya koordinasi terus menerus pada semua stake
holder terkait.
Pada sisi lain, cara pandang terhadap penyediaan komoditas bahan pangan dalam
rangka ketahanan pangan juga perlu mengalami perubahan. Sebab, pada prinsipnya
yang harus dibangun adalah peningkatan daya beli masyarakat, sehingga ketika daya
beli meningkat, maka dengan sendirinya ketahanan pangan akan terbangun.
Peningkatan daya beli masyarakat ini hanya mungkin dilakukan dengan pembangunan
ekonomi secara keseluruhan, sehingga konsep dasar pembangunan ketahanan pangan
adalah pembangunan ekonomi.
Komoditas yang dikembangkan dalam agro industri adalah beberapa komoditas yang
merupakan unggulan daerah dan dapat dikembangkan lebih lanjut ke arah produk
industri. Dengan demikian produk akhir yang dipasarkan berupa produk setengah jadi
atau produk jadi. Selain itu, produk yang dihasilkan merupakan sebuah produk yang
dapat berkembang menjadi trade mark Provinsi Lampung. Dengan demikian, baik
secara langsung maupun tidak langsung produk yang dihasilkan mempunyai nilai
komparatif terhadap produk dari luar daerah.
Pada bidang perikanan komoditas yang dapat dikembangkan adalah produk ikan laut;
pada bidang peternakan adalah sapi potong dan ayam potong. Pada bidang
perkebunan adalah: tebu, sawit, karet, singkong, dan nanas. Sedangkan produk
bidang tanaman pangan adalah jagung dan hortikultura. Kata kunci bagi
Parameter nilai ekonomis akan terkait dengan berbagai aspek lain, seperti : iklim
investasi, pertumbuhan ekonomi, efisiensi proses, penyerapan tenaga kerja lokal,
pemasaran, serta penggunaan input berupa potensi dan keunggulan daerah.
Sedangkan kualitas produk akan terkait dengan standar kualitas sesuai dengan target
pasar nasional yang sesuai dengan situasi krisis.
Produk agro industri yang dihasilkan juga harus bertumpu kepada usaha agribisnis
yang berbasiskan perekonomian rakyat. Dengan demikian produk tersebut akan
mempunyai nilai kompetitif gain terhadap produk lain dari dalam daerah. Hal ini
penting diupayakan, mengingat semakin besar nilai kompetitif gain sebuah produk
akan menimbulkan implikasi profit yang secara ekonomis lebih besar. Akumulasi dari
nilai kompetitif ini secara meluas akan menimbulkan terjadinya pertumbuhan ekonomi
lokal.
Selain itu, penciptaan lapangan kerja secara langsung jelas memerlukan adanya
investasi baru, terutama yang bersifat direct investment. Dengan masuknya investasi,
maka akan terbuka lapangan kerja baru. Dengan demikian diperlukan adanya suatu
prakondisi yang mampu merangsang iklim investasi. Prakondisi tersebut antara lain
meliputi penyiapan dan peningkatan kualitas berbagai aspek yang pada umumnya
Investasi baru yang diharapkan, baik dalam skala menengah maupun skala besar,
harus tetap dalam koridor kesesuaian lahan dan potensi wilayah. Dengan demikian
investasi diharapkan muncul dalam bidang pertanian dalam arti luas, perdagangan,
dan energi terbarukan.
Selain berkaitan dengan kesesuaian lahan, investasi baru tersebut harus mampu
menyerap tenaga kerja sesuai dengan ketrampilan yang dimiliki oleh penduduk
Lampung. Artinya jangan sampai terjadi investasi baru di Provinsi Lampung namun
menggunakan tenaga kerja trampil dari luar Provinsi Lampung. Pada sisi lain, hal ini
juga menjadi tantangan bagi Pemerintah Provinsi Lampung untuk bagaimana
meningkatkan kualitas tenaga kerja sehingga mampu mengimbangi kebutuhan dunia
kerja.
Tantangan lain dalam penciptaan tenaga kerja adalah bagaimana proses dalam
pembangunan ekonomi tetap berjalan, namun pada saat yang sama, kegiatan dan
proses produksi dalam rangka penciptaan tenaga kerja tersebut tetap mampu
melestarikan kondisi lingkungan hidup. Hal ini terutama dengan upaya untuk tetap
menjaga dari adanya pencemaran lingkungan dan mempertahankan cachtment area.
Persoalan yang memerlukan perhatian adalah bentuk peran serta Provinsi Lampung
dalam optimalisasi hasil bagi migas tersebut. Masalah ini memunculkan berbagai
Faktor penting yang menjadi perhatian adalah bahwa kemiskinan bukan saja
berpengaruh secara langsung terhadap kualitas kehidupan penduduk, namun juga
memberikan implikasi ikutan yang merupakan side effect dari kondisi kemiskinan yang
sedang berlangsung. Side effect tersebut antara lain berupa gangguan keamanan,
peningkatan prostitusi, peningkatan jumlah tenaga kerja anak dan jumlah anak
jalanan, peningkatan angka drop out sekolah, kerusakan lingkungan hidup, serta
berbagai masalah ikutan, baik secara sosial, hukum, maupun secara politis.
Pada masa mendatang, berbagai program penurunan jumlah penduduk miskin harus
tetap dilanjutkan. Peningkatan perlu dilakukan, terutama dari aspek stake holder
yang terlibat, sektor dan aspek yang ditangani, maupun kualitas dan kuantitas
program yang akan diimplementasikan.
Masalah yang muncul dari bidang pendidikan adalah sarana dan prasarana pendidikan
yang belum merata sehingga kualitas pendidikan di Provinsi Lampung menjadi tidak
merata. Sarana dan prasarana tersebut selain berupa fisik, seperti: bangunan
sekolah, buku, dan laboratorium; juga berupa non fisik, seperti: tenaga kependidikan,
kurikulum, dan teknik kependidikan.
Sarana dan prasarana tersebut minimal berupa Puskesmas Pembantu; adanya Mantri
Kesehatan yang ditempatkan di perdesaan; ataupun peningkatan operasionalisasi
Puskesmas Keliling. Selain itu, juga perlu dikembangkan berbagai upaya guna
mempermudah perolehan layanan kesehatan dan obat yang terjangkau, terutama
untuk kalangan penduduk miskin. Salah satu konsep yang dapat dikembangkan
adalah perluasan peserta Asuransi Kesehatan hingga dapat menjangkau seluruh
lapisan masyarakat.
Masalah pada bidang kesehatan juga meliputi upaya pencegahan dari penyebaran dan
penyalahgunaan NAPZA serta berbagai penyakit menular seperti HIV/AIDS. Hal ini
sangat penting dilakukan mengingat posisi Provinsi Lampung yang tepat berada di
persimpangan antara pulau Jawa dan Sumatra, sehingga mobilitas barang dan
manusia sebagai vektor penyakit menjadi sangat tinggi.
Krisis global yang terjadi pada tahun 2008 tidak pernah diprediksikan oleh siapapun
dan imbas dari krisis tersebut telah melanda ke seluruh dunia. Dampak yang
kemudian muncul adalah timbulnya kelesuan ekonomi, yang berujung pada
pemutusan hubungan kerja di berbagai sektor industri.
Dampak krisis global ini akan mulai terlihat pada awal tahun 2009 dan diperkirakan
akan berlangsung selama 3-4 tahun ke depan. Akibatnya, RPJMD II Provinsi Lampung
akan melalui suatu periode yang merupakan efek dari sebuah krisis global. Berkaitan
dengan hal ini, maka Isu penanganan dampak krisis global mau tidak mau telah
berkembang menjadi Isu lokal.
Implikasi dari adanya krisis global adalah terjadinya berbagai pemutusan hubungan
kerja, sehingga akan menghasilkan pengangguran baru. Di Indonesia diperkirakan
akan muncul lebih dari 1 juta orang penganggur baru. Penganggur baru ini secara
langsung akan menambah beban bagi pemerintah yang telah cukup banyak memiliki
beban tanggungan penganggur.
Efek lain dari terjadinya krisis global adalah terhentinya pasar ekspor. Hal ini berarti
bahwa berbagai komoditas dari Provinsi Lampung yang berorientasi ekspor akan
mengalami hambatan dan kemunduran. Dengan demikian tidak ada pilihan lain
kecuali mengembangkan pasar domestik dengan skala nasional.
Peningkatan peran dalam pengembangan industri pariwisata ini dimungkin kan karena
secara alami Provinsi Lampung memiliki SDA yang layak untuk dikembangkan sebagai
sebuah industri pariwisata. Sementara itu, pengembangan pariwisata tidak dapat
dilepaskan dari pengembangan budaya daerah. Dengan demikian, kedua kepentingan
ini, telah melahirkan Isu berupa pentingnya pengembangan budaya daerah dan
pariwisata.
Isu infrastuktur seperti diketahui mempunyai peran sangat penting dalam proses
pengembangan ekonomi pada suatu wilayah. Hal ini dimungkinkan karena
infrastruktur merupakan pendorong, pendukung, sekaligus pemacu bagi tumbuhnya
berbagai kegiatan ekonomi.
Satu aspek penting adalah bahwa infrastruktur tidak dapat dipahami secara sempit,
yakni hanya meliputi: jalan, jembatan, pelabuhan, dan sarana pengairan, namun
infrastruktur mesti dipahami dalam konteks lebih luas. Dengan demikian termasuk
Sementara itu, seperti diketahui anggaran Pemda Provinsi Lampung mem- punyai
berbagai keterbatasan. Kondisi ini akan memunculkan tantangan dalam hal pendanaan
program pembangunan infrastruktur. Sehingga, perlu dikembangkan alternatif
pendanaan, seperti : merancang skala prioritas; merancang kerja sama dengan pihak
Provinsi Lampung secara “given” berada pada daerah rawan bencana alam, sehingga
Isu mitigasi bencana menjadi suatu keniscayaan. Kondisi ini mengharuskan Pemda
Provinsi Lampung untuk mampu secara komprehensif mempersiapkan diri guna
mengantisipasi semua aspek yang terkait dengan bencana alam. Jadi, meski bencana
alam tidak dapat diramalkan kapan akan terjadi, namun paling tidak dapat
diminimalkan resiko dan akibat susulan yang terjadi pasca bencana. Dengan demikian
sangat diperlukan adanya suatu konsep mitigasi bencana yang jelas.
Mitigasi bencana harus meliputi suatu konsep yang menyeluruh, komprehensif, dan
mendasar; serta akan menyangkut aspek hard ware maupun soft ware dalam
penanganan bencana. Aspek hard ware akan terkait dengan penyediaan semua
peralatan, fasilitas, serta sarana dan prasarana pendukung dalam penanganan
bencana, termasuk aspek pendanaan. Sedangkan aspek soft ware akan terkait dengan
konsep, strategi, manajemen, dan kemampuan SDM dalam penanganan bencana.
Konsep mitigasi bencana juga harus melibatkan partisipasi masyarakat. Peran serta
masyarakat sangat diperlukan mengingat masyarakat merupakan komponen yang
terlibat secara langsung sebagai obyek dan sekaligus subyek dalam mitigasi bencana.
Dengan demikian pendampingan masyarakat akan situasi riil yang terkait dengan
posisi Provinsi Lampung yang tepat berada di daerah rawan bencana menjadi
keharusan yang tidak dapat dinafikkan.
Mitigasi bencana tidak saja terkait dengan kejadian bencana alam, namun juga
menyangkut semua bencana yang berpengaruh dan berdampak besar terhadap
kehidupan masyarakat. Dengan demikian, termasuk dalam konsep ini adalah
bagaimana mengantisipasi dan menangani bencana yang disebabkan oleh kejadian
berbagai penyakit menular dan berdampak luas, seperti penyakit HIV/AID dan Flu
Burung.
Pada satu sisi, setiap daerah sesuai dengan UU, mempunyai kewenangan untuk
memekarkan daerahnya sesuai dengan kepentingan dan kebutuhannya. Namun pada
sisi lain, pemekaran tersebut mempunyai berbagai implikasi, baik secara politis,
ekonomis, maupun kesejahteraan masyarakat. Sehingga pemekaran wilayah jika tidak
dikelola dengan baik justru akan menurunkan tingkat kesejahteraan masyarakat yang
berada di daerah yang telah dimekarkan.
Berkaitan kontradiksi ini maka muncul Isu pentingnya pengelolaan dan penanganan
pemekaran wilayah dengan cermat dan terprogram. Kebutuhan ini menunjukkan
bahwa pemekaran wilayah harus berada pada suatu kondisi keseimbangan optimal
antara kebutuhan wilayah dan peningkatan kesejahteraan masyarakat, sehingga pada
tahap selanjutnya fokus kegiatan lebih diarahkan kepada konteks pengembangan
Daerah Otonomi Baru (DOB).
Posisi geografis Provinisi Lampung dengan demikian menjadi sangat strategis dan
secara langsung membentuk suatu keunggulan wilayah. Berkaitan dengan posisi
geografis ini, maka muncul Isu tentang pentingnya optimalisasi keunggulan wilayah
yang secara geografis dimiliki oleh Provinsi Lampung.
Provinsi Lampung telah menyusun tata ruang dalam bentuk Rencana Struktur Tata
Ruang (RSTR) Provinsi Lampung yang kemudian pada tahun 1998 telah direvisi
menjadi Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP). RTRW tersebut selanjutnya
mendapatkan legal aspect dengan ditetapkannya Perda No 5 Tahun 2001 tentang
Penataan Ruang Wilayah Provinsi tahun 2001-2015.
RTRWP ini merupakan penjabaran dari strategi dan arahan kebijakan pemanfaatan
ruang wilayah dalam rangka meningkatkan keseimbangan dan keserasian
perkembangan antarwilayah serta keserasian antarsektor agar dapat berkelanjutan.
RTRW Provinsi Lampung sendiri berfungsi sebagai penyelaras kebijakan penataan
ruang nasional, provinsi, dan kabupaten di dalam provinsi sebagai acuan kebijakan
pembangunan daerah, khususnya yang berkaitan dengan struktur dan pola tata ruang
wilayah.
Dengan adanya RTRWP yang telah direvisi dan menjadi salah satu dasar bagi
penyusunan RPJMD II, maka telah memunculkan Isu mengenai pentingnya
pengembangan berbagai kawasan strategis. Berdasarkan RTRWP yang telah direvisi
Isu kerusakan lingkungan dan SDA tidak hanya menyangkut kerusakan hutan semata,
namun juga melibatkan kerusakan ekosistem secara lebih luas. Kerusakan lingkungan
tidak terbatas pada wilayah maupun matra, sehingga kerusakan lingkungan dapat
terjadi di berbagai lini kehidupan.
Berkaitan dengan hal ini maka pengelolaan lingkungan saat ini tidak lagi hanya
berorientasi pada produk semata, namun juga harus memperhatikan masyarakat yang
berusaha dan berada di sekitar/dalam lingkungan, sehingga diperlukan pelibatan
secara aktif masyarakat yang berada di lingkungan tersebut.
Meskipun secara status hukum kawasan hutan Lampung masih cukup luas, namun
adanya kerusakan menyebabkan fungsi hutan secara ekologis tidak dapat berjalan
secara optimal. Hal tersebut terbukti dengan semakin luasnya lahan kritis, baik di
dalam kawasan hutan maupun di luar kawasan hutan. Pada saat ini diperkirakan luas
lahan kritis Provinsi Lampung 768.284,94 Ha.
Fungsi hutan secara ekologis yang sangat vital adalah sebagai catchment area, yakni
sebagai daerah resapan air. Sementara itu, peningkatan lahan kritis akan
menyebabkan daya ikat tanah terhadap aliran air akan semakin rendah. Dengan
demikian, kerusakan hutan telah memunculkan isu krisis air.
Krisis air ini menjadi isu penting yang harus ditangani, mengingat perekonomian di
Provinsi Lampung sangat bertumpu pada pertanian dan agribisnis. Ancaman Isu krisis
air ini secara langsung akan sangat mempengaruhi keberlangsungan kegiatan
pertanian dan agribisnis di Provinsi Lampung. Hal ini berarti krisis air telah menjadi isu
yang berpengaruh besar terhadap kehidupan penduduk di Provinsi Lampung.
Pada saat ini Provinsi Lampung telah mencanangkan diri sebagai provinsi agribisnis,
sehingga berbagai isu yang mempengaruhi kegiatan pertanian dan agribisnis secara
langsung juga akan mempengaruhi kehidupan masyarakat di Provinsi Lampung.
Dengan demikian, mau tidak mau, isu Global Warming juga telah berkembang
menjadi isu lokal.
Pada sisi lain, isu Global Warming juga mengharuskan pengelolaan sumber daya air
dengan cermat dan bijak. Hal ini perlu dilakukan mengingat Global Warming
memungkinkan terjadinya banjir dan kekeringan dalam kondisi kontras, ekstrim, dan
tidak terprediksi.
Penghematan energi dapat dilakukan antara lain melalui pengalihan bahan bakar
minyak (BBM) dengan gas. Meskipun demikian, konsep ini masih terkendala dengan
mekanisme dan penyediaan sarana prasarana pengalihan bahan bakar. Salah satu
penyebabnya adalah belum siapnya sarana pendukung seperti tabung gas. Selain itu
masyarakat secara psikologis juga belum siap karena kurangnya sosialisasi tentang
penghematan energi.
Energi alternatif terbarukan juga sangat dimungkinkan dari eksploitasi terhadap energi
yang berasal dari panas bumi. Provinsi Lampung memiliki cadangan energi panas bumi
yang sudah menjadi perhatian nasional, yakni di Suoh, Kabupaten Lampung Barat.
Dengan adanya potensi bahan dasar bio fuel yang melimpah dan cadangan panas
bumi yang dimiliki, maka terbuka kemungkinan untuk mengembangkan Provinsi
Lampung sebagai lumbung energi alternatif terbarukan. Dengan demikian
dimungkinkan untuk menjalin kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk
Pemerintah Pusat, guna mengoptimalkan berbagai sumber energi alternatif
terbarukan, baik untuk memenuhi kebutuhan lokal maupun nasional.
Persoalan juga muncul ketika persepsi mengenai UU Nomor 32 tahun 2004 antara
stakeholder masih belum sama. Perbedaan persepsi bukan hanya muncul antara
Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah, namun juga terjadi antara Pemerintah
Provinsi dengan Pemerintah Kabupaten/Kota. Ketidaksamaan persepsi terutama
muncul pada pembagian urusan yang menjadi kewewenangan masing-masing
stakeholder. Berkaitan dengan masalah yang telah diungkapkan, maka timbul Isu
Upaya pemberdayaan pada kelompok masyarakat tertinggal ini, tidak dapat dilakukan
secara langsung, sehingga memerlukan proses pendampingan dan penyapihan secara
kontinyu dan berkesinambungan. Kondisi ini memunculkan pentingnya isu
pengembangan berbagai Jaminan Sosial (Jamsos), khususnya bagi kelompok
masyarakat tertinggal.
Pengembangan Jamsos dapat dilakukan pada berbagai bidang dan sektor kehidupan.
Pengembangan program JPS terutama dimaksudkan sebagai buffer yang mampu
meredam terhadap berbagai guncangan dan krisis yang terjadi di masyarakat,
sehingga tidak menimbulkan masalah susulan. Dengan demikian pengembangan
program Jamsos akan berbeda dengan pengembangan ekonomi produktif pada
kelompok masyarakat lain yang lebih berdaya.
Sebagai ibu kota Provinsi Lampung, Bandar Lampung merupakan pusat ekonomi,
pemerintahan dll. Sebagai pusat ekonomi, ekonomi Bandarlampung relatif lebih maju
an berkembang dibndingkan dengan Kabupaten/Kota se Provinsi Lampung. Sesuai
dengan karakteristiknya sebagai perkotaan maka basis ekonomi kota bandarlampung
adalah sektor jasa dan industri. Saat ini Bandar Lampung didominasi oleh sektor jasa.
Berdasarkan karakteristik tersebut, isu ekonomi Kota Bandar Lampung sangat
kompleks. Isu-isu tersebut akan disajikan sebagai berikut :
Rencana umum penanaman modal sudah dibuat hanya saja belum berlaku secara
efektif, karena baru dibuat dan tersosialisasi dengan luas. Disamping itu, tata ruang
daerah sedang dalam proses revisi. Diharapkan dengan adanya renana umum
penanaman modal dan pemberlakuan perizinan sati pintu akan menciptakan iklim
investasi yang kondusif.
Sebagai ekonomi dengan corak perkotaan maka basisnya adalah jasa dan industri.
Disisi lain, sebagai pusat perekonomian menjadikan Bandarlampung tumpaun untu
mencari pekerjaan. Implikasinya banyak tumbuh usaha kecil dan mikro baik sisektor
jasa dan industri yang tumbuh. Tentu saja dengan karakteristiknya yang modalnya
kecil dan tidak didukung keahlian yang memadai. Bahkan banyak sekali tumbuh
usaha di sektor informal.
Hal ini menimbulkan banyak masalah karena menggangu ketertiban dan keindahan
kota, disamping menyebabkan banyaknya keluarga miskin. Karena itu dibutuhkan
pemberdayaan ekonomi kerakyatan yang berbasis ekonomi skala mikro dan kecil serta
sektor informal. Selama ini sudah ada kegiatan baik dari pemerintah pusat dan
propinsi serta dari pemerintah kota untuk membina dan memberdayakan ekonomi
rakyat. Hanya saja masalah ekonomi kerakyatan cukup rumit dan kompleks sehingga
masih terus membutuhkan penanganan secara terpadu dan kontinyu.
Penduduk kota Bandar Lampung berkembang pesat dan memiliki kepadatan yang
tinggi. Konsekwensinya angkatan kerja banyak dan bertambah besar dengan daya
Bagi yang sudah bekerja pun tidak lepas dari masalah. Ada masalah upah, yang
sampai saat ini upah minimum kota (UMK) belum sesuai dengan kebutuhan hidup
layak (KHL). Hubungan industrial masih harus ditingkatkan agar terjalin komunikasi
yang baik antara karyawan dengn pengusaha.
Berdasarkan kondisi yang ada maka isu terkait dengan pasar meliputi distribusi sentra
perdagangan terutama pasar skala local, menyeimbangkan perkembangan mini
market dengan pengembangan pasar tradisional, menata dan membina PKL dan
sektor infrmal. Mengingat posisi Lampung yang strategis terutama untuk skala provinsi
maupun kawasan sumatera bagian selatan maka pengembangan sentra perdagangan
skala besar (grosir) perlu disiapkan. Hal ini akan sangat menunjang upaya menjadikan
Bandarlampung sebagai pusat perdagangan dan jasa.
Pengentasan kemiskinan salah satu cara yang efektif adalah dengan melakukan
advokasi terhadap kebijakan pendidikan salah satunya adalah dengan pemberian
bantuan pendidikan guru dan siswa, jika hal ini secara konsisten dilaksanakan oleh
Pemerintah Kota Bandar Lampung maka masalah kemiskinan dan pengangguran akan
dengan sendirinya terselesaikan.
Pada posisi tertentu penyelenggaraan pendidikan mesti memenuhi 2 (dua) hal pokok
yaitu aspek substansi pendidikan dan aspek infrastruktur. Dalam konteks substansi
pendidikan SDM Pengajar menjadi sangat penting—menjadi sangat penting sebagai
bagian dari tenaga pendidik.
Akan tetapi pada sisi yang lain menjadi sangat penting juga memperhatikan aspek
infrastruktur pendidikan. Jika pendidikan hanya bersandarkan pada kemampuan SDM
Pendidikan inklusi adalah hak asasi manusia, di samping merupakan pendidikan yang
baik dan dapat menumbuhkan rasa sosial. Itulah ungkapan yang dipakai untuk
menggambarkan pentingnya pendidikan inklusi. Ada beberapa argumen di balik
pernyataan bahwa pendidikan inklusi merupakan hak asasi manusia: (1) semua anak
memiliki hak untuk belajar bersama; (2) anak-anak seharusnya tidak dihargai dan
didiskriminasikan dengan cara dikeluarkan atau disisihkan hanya karena kesulitan
belajar dan ketidakmampuan mereka; (3) orang dewasa yang cacat, yang
menggambarkan diri mereka sendiri sebagai pengawas sekolah khusus, menghendakii
akhir dari segregrasi (pemisahan sosial) yang terjadi selama ini; (4) tidak ada alasan
yang sah untuk memisahkan anak dari pendidikan mereka, anak-anak milik bersama
dengan kelebihan dan kemanfaat untuk setiap orang, dan mereka tidak butuh
dilindungi satu sama lain (CSIE, 2005).
Ada tiga langkah penting menuju inklusi yang nyata: komunitas, persamaan dan
partisipasi. Semua staf yang terlibat dalam pendidikan merupakan suatu komunitas
yang memiliki visi dan pemahaman yang sama tentang pendidikan inklusi, baik konsep
dan pentingnya maupun dasar-dasar filosofis. Setiap anggota komunitas memiliki
persamaan (hak yang sama), dan—karena itu—sama-sama berpartisipasi dalam
mengembangkan pendidikan inklusi, sejak dari perencanaan, pelaksanaan sampai
evaluasinya. Dalam pendidikan inklusi, sistem sekolah tidak berhak menentukan tipe
peserta didik, namun sebaliknya sistem sekolah yang harus menyesuaikan untuk
memenuhi kebutuhan semua peserta didik. Terkait dengan ini, ada ungkapan bahwa
komunitas (semua staf yang terlibat dalam pendidikan inklusi) ‘melampaui dan di atas’
(over and above) kurikulum (UNESCO, 2003).
Dalam konteks RPJMD Kota Bandar Lampung terdapat program dan beberapa
kegiatan yang mengakomodasi isu pendidikan inklusi. Sebagai bagian dari proses
program prioritas pendidikan nasional bahwa semua warga negara Indonesia berhak
memeroleh pendidikan. Dalam konteks pengembangan pendidikan inklusi Pemerintah
Kota Bandar Lampung dalam hal ini menjadi pionir di Provinsi Lampung.
Melihat kondisi sekarang dan akan datang, ketersediaan SDM yang berkarakter
merupakan kebutuhan yang amat vital. Ini dilakukan untuk mempersiapkan tantangan
global dan daya saing bangsa. Memang tidak mudah untuk menghasilkan SDM yang
tertuang dalam UU tersebut. Persoalannya adalah hingga saat ini SDM Indonesia
masih belum mencerminkan cita-cita pendidikan yang diharapkan. Misalnya kasus-
kasus aktual, masih banyak ditemukan siswa yang menyontek dikala sedang
menghadapi ujian, bersikap malas, tawuran antar sesama siswa, melakukan pergaulan
bebas, terlibat narkoba, dan lain-lain.
Oleh karena itu, Paling tidak, ada tiga hal penting dan urgen untuk diperhatikan agar
agenda besar tersebut tidak terjebak menjadi slogan dan retorika belaka. Pertama,
memberikan bekal pendidikan karakter kepada seluruh guru lintas-mata pelajaran
sebagai bagian yang tak terpisahkan dari profesionalisme guru secara simultan dan
berkelanjutan. Dekadensi moral dan merosotnya nilai keluhuran budi di kalangan
pelajar kita sudah ibarat tanggul jebol. Penanganannya tak cukup hanya diserahkan
kepada guru Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dan Pendidikan Agama saja, tetapi
secara kolektif harus melibatkan semua guru lintas-mata pelajaran. Semua guru dari
berbagai jenjang satuan pendidikan perlu digembleng secara khusus melalui pelatihan
intensif dengan lebih menekankan pada penguasaan substansi materi dan
pendekatan-pendekatan inovatif agar penyemaian pendidikan karakter kepada siswa
didik tidak kaku, monoton, dogmatis, dan indoktrinatif.
Pada poin ini pemerintah Kota Bandar Lampung punya kepentingan, keberlanjutan
pembangunan tentunya harus didukung dengan pengembangan nilai-nilai keagamaan
tanpa adanya nilai-nilai keagamaan maka sustanalibility pembangunan hanya akan
sampai pada tahap simbolik saja dan menegasikan subtansi. Oleh sebab itu potensi
pembangunan jika diselaraskan dengan nilai-nilai keagamaan akan melahirkan daya
juang pembangunan yang baik dan tugas pemerintah kota Bandar Lampung dalam hal
ini adalah mengembangkan nilai-nilai keagamaan tersebut agar sesuai dengan konteks
pembangunan di Kota Bandar Lampung.
Sebagai bagian dari pendidikan dan karakter bangsa maka dalam RPJMD terdapat
beberapa program bagi menggalakkan nilai-nilai keagamaan, salah satunya adalah
menambahkan dalam kurikulum sekolah dasar dan menengah diharapkan dengan
menambahkan pelajaran yang terkait erat dengan peletakan dasar nilai-nilai
keagamaan maka karakter anak terdidik akan lebih baik dan untuk mengakomodasi
hal tersebut dalam RPJMD Kota Bandar Lampung 2010-2015 terdapat beberapa
program dan kegiatan yang relevan untuk mengembangkan nilai-nilai keagamaan.
Dalam konteks RPJMD Kota Bandar Lampung 2010-2015, selama kurun waktu 5 (lima)
tahun kedepan terdapat 18 (delapan belas) kegiatan yang terkait erat dengan
pengembangan dan pembinaan seni dan budaya diharapkan dengan padatnya
kegiatan budaya tersebut akan memberikan implikasi positif terhadap pengembangan
budaya daerah.
Menjadi sangat penting program itu disinergikan dengan pendidikan, artinya dalam
konteks tertentu pendidikan juga akan sangat berperan terhadap terbinanya atlet-atlet
berprestasi. Secara prinsip pembinaan atlet berprestasi dan pengembangan
pendidikan daerah memiliki korelasi yang saling mengisi dan tugas pemerintah kota
mensinkronkan antara kedua isu tersebut. Dalam RPJMD Kota Bandar Lampung 2010-
2015 terdapat 13 (tiga belas) kegiatan yang berkorelasi terhadap pembinaan atlet
berprestasi, dengan padatnya kegiatan yang terkait dnegan pembinaan atlet
berprestasi diharapkan kualitas atlet-atlet di Bandar Lampung akan lebih baik di masa
yang akan datang.
Beberapa isu dalam bidang kesehatan adalah Pengobatan Gratis, Penanggulangan Gizi
Buruk serta Pemberantasan Penyakit Menular. Tiga hal tersebut juga ditunjang oleh
Pengobatan Gratis
Dalam konteks itu terlihat bahwa persoalan dasar kesehatan masih merupakan
masalah serius dalam konteks Bandar Lampung, oleh sebab itu dalam RPJMD Kota
Bandar Lampung 2010-2015 terdapat 23 (dua puluh) tiga program yang terkait erat
dengan pembenahan sektor dasar kesehatan di Kota Bandar Lampung, dengan
banyaknya kuantitas program tersebut maka diharapkan persoalan mendasar bidang
kesehatan di Kota Bandar Lampung akan terselesaikan dalam jangka waktu 5 (lima)
tahun kedepan.
Bila jumlah asupan zat gizinya sesuai dengan kebutuhan disebut seimbang (Gizi baik),
bila asupan zat gizi lebih rendah dari kebutuhan disebut Gizi Kurang, sedangkan bila
asupan zat gizi sangat kurang dari kebutuhan disebut Gizi Buruk.
Anak balita yang sehat atau kurang gizi secara sederhana dapat diketahui dengan
membandingkan antara berat badan menurut umur atau berat badan menurut tinggi,
apabila sesuai dengan standar anak disebut Gizi Baik. Kalau sedikit di bawah standar
disebut Gizi Kurang, sedangkan jika jauh di bawah standar disebut Gizi Buruk. Bila gizi
buruk disertai dengan tanda-tanda klinis seperti ; wajah sangat kurus, muka seperti
orang tua, perut cekung, kulit keriput disebut Marasmus, dan bila ada bengkak
terutama pada kaki, wajah membulat dan sembab disebut Kwashiorkor. Marasmus
dan Kwashiorkor atau Marasmus Kwashiorkor dikenal di masyarakat sebagai “busung
lapar”.
Meski kondisi di Bandar Lampung tidak terlalu mengkhawatirkan, akan tetapi beberapa
kejadian gizi buruk masih ditemukan dehingga upaya-upaya sistematis perlu terus
dilakukan oleh Pemerintah Kota Bandar Lampung dalam mencegah terjadinya gizi
buruk di Kota Bandar Lampung melalui program-program yang tertata dan
berkelanjutan.
Dalam konteks RPJMD Kota Bandar Lampung 2010-2015 terdapat 5 (lima) kegiatan
yang tekait dengan penyelesaian persoalan gizi buruk kegiatan tersebut antara lain,
penanggulana kurang energi dan protein, pemberian makanan tambahan dan vitamin
Penularan dapat terjadi secara langsung dari orang yang menderita sakit kepada
orang sehat tanpa perantara lain, misalnya penularan tuberkulosa paru, penyakit
menular seksual, campak, inluenza dan sebagainya. Penularan dapat juga terjadi
karena agen penyakit yang berasal dari seorang penderita, disebarkan ke lingkungan
sekitarnya, misalnya agen penyakit keluar dari tubuh orang sakit bersamaan dengan
tinja penderita dan menyebar ke tanah, udara atau air, yang kemudian mencemari
makanan dan minuman orang sehat.
Penularan dapat juga terjadi karena agen penyakit menular pada pembawa penyakit
(vektor), kemudian vektor memindahkan agen penyakit kepada orang sehat lainnya,
misalnya penularan malaria, demam berdarah, chikungunya melalui vektor nyamuk.
Dengan mencermati proses penularan dan kemampuan tubuh menghadapi penularan
agen tersebut, maka dapat diidentifikasi sasaran upaya pemberantasan penyakit
menular. Upaya pemberantasan dengan menerapkan manajemen kasus dan
manajemen kesehatan masyarakat (public health).
Manajemen kasus dapat diterapkan pada penderita agar dapat cepat sembuh,
mencegah kecacatan atau kematian. Manajemen kasus dapat diterapkan pada
seseorang yang diperkirakan telah terpapar atau terinfeksi suatu agen penyakit yang
belum menunjukkan gejala penyakit agar tetap sehat, baik dengan obat profilaksis,
pemberian serum anti penyakit, perbaikan gizi dan sebagainya. Misalnya, pada infeksi
malaria dengan pemberian obat anti malaria, karier difteri mendapat antibiotika,
Cara ketiga, meningkatkan daya tahan setiap orang dengan cara perbaikan status gizi,
sehingga tubuh mampu menahan serangan agen penyakit, atau memproduksi antibodi
dengan cepat. Upaya peningkatan daya tahan tubuh dapat dilakukan dengan
meningkatkan imunitas secara aktif melalui pemberian imunisasi, misalnya imunisasi
campak, difteri, batuk rejan dan sebagainya. Cara keempat, dengan melakukan
perbaikan kondisi lingkungan agar tidak rentan menjadi sumber penularan penyakit.
Cara yang ditempuh adalah dengan manajemen vektor, seperti pemberantasan sarang
nyamuk pada demam dengue dan malaria, manajemen sanitasi lingkungan dan
makanan dalam pemberantasan penyakit-penyakit perut, diare, tifus perut dan
sebagainya. Cara lain adalah dengan manajemen perilaku sehat.
Kelurahan sehat adalah suatu upaya untuk menyehatkan kondisi pedesaan yang
bersih, nyaman, aman dan sehat untuk dihuni warganya dengan mengoptimalkan
potensi masyarakat , melalui pemberdayaan kelompok kerja masyarakat , difasilitasi
oleh sektor terkait dan sinkron dengan perencanaan wilayah. Sedangkan Forum Kota
adalah wadah bagi masyarakat untuk menyalurkan aspirasinya dan berpatisipasi turut
menentukan arah, prioritas, perencanaan pembangunan wilayahnya yang
mengintegrasikan berbagai aspek sehingga dapat mewujutkan wilalah yang bersih,
nyaman, aman dan sehat untuk dihuni oleh warganya.
Tujuan Program Kota Sehat pada dasarnya adalah tercapainya kondisi Kota untuk
hidup dengan bersih, nyaman, aman dan sehat untuk dihuni dan bekerja bagi
warganya dengan terlaksananya berbagai program-program kesehatan dan sektor
lain, sehingga dapat meningkatkan sarana dan produktifitas dan perekonomian
masyarakat.
Secara umum dalam RPJMD Kota Bandar Lampung 2010-2015 terdapat 9 (sembilan)
kebijakan yang terkait erat dengan perwujudan pengembangan kota sehat di Bandar
Lampung, karena mewujudkan kota sehat merupakan kebijakan kesehatan yang
terintegrasi satu dengan lain oleh sebab itu kesembilan kebijakan dalam RPJMD
tersebut diharapkan akan dapat mewujudkan kota sehat Bandar Lampung tahun 2015.
Menurut Peraturan Pemerintah No. 42/1981 fakir miskin adalah orang yang sama
sekali tidak mempunyai kemampuan memenuhi kebutuhan pokok yang layak bagi
kemanusiaan atau orang yang mempunyai sumber mata pencaharian tetapi tidak
dapat memenuhi kebutuhan pokok yang layak bagi kemanusiaan. Keluarga adalah
suatu keluarga yang telah diikat oleh suatu tali perkawinan yang terdiri dari ayah, ibu,
anak (sebagai anggota keluarga).
Maka keluarga fakir miskin dapat dijelaskan dengan keluarga yang anggotanya tidak
mempunyai sumber mata pencaharian yang tetap dan tidak mempunyai keterampilan
untuk dapat memenuhi kebutuhan pokok yang layak. Kriteria keterbatasan fakir miskin
adalah penghasilan, pemilikan rumah, perumahan, pendidikan, keterampilan, tingkat
kesehatan, kehidupan keagamaan, kehidupan normatif, hubungan sosial keluarga,
hubungan sosial antara keluarga dengan masyarakat sekitar, hubungan sosial
keluarga dengan masyarakat yang lebih luas lagi.
Dalam RJPMD Kota Bandar Lampung 2010-2015 terdapat 42 (empat puluh dua)
kegiatan yang terfokus untuk menangani persoalan penanggulan masyarakat miskin
diharapkan dengan banyak kegiatan dan program yang direncanakan maka persoalan
kemiskinan Bandar Lampung akan dapat tereduksi dengan baik.
Oleh karena itu, di Indonesia kesejahteraan sosial secara luas merujuk pada
pembangunan sosial sedangkan secara sempit mengacu pada pembangunan
kesejahteraan sosial. Dengan demikian, karena arti kesejahteraan rakyat disini
mengacu pada konsep pembangunan sosial yang mencakup aspek kesehatan,
Pembangunan kesejahteraan sosial yang telah dilaksanakan sampai sat ini telah
memberikan kontribusi di dalam mewujudkan kesejahteraan sosial yang makin adil
dan merata. Sasaran utama program pembangunan kesejahteraan sosial adalah
manusia, maka perubahan-perubahan yang secara langsung terkait dengan sasaran
program tersebut terutama permasalahan dan kebutuhannya, serta ukuran-ukuran
taraf kesejahteraan sosialnya sangat berpengaruh terhadap arah,tujuan dan kegiatan-
kegiatan program. Kemajuan kondisi sosial masyarakat terutama PMKS seperti
tercermin pada indikator sosial, antara lain jangkauan pelayanan sosial di satu sisi dan
penurunan jumlah PMKS dan masyarakat miskin, kemandirian dan keberfungsian
Dalam RPJMD Kota Bandar Lampung 2010-2015 terdapat 15 (lima belas)) kegiatan
yang diprogramkan untuk mengatasi persoalan penyandang masalah kesejahteraan
sosial, diharapkan dengan banyaknya kegiatan yang tefokus bagi mengatasi persoalan
kesejahteraan sosial dalam lima tahun kedepan persoalan ini akan dapat teratasi
dengan baik.
PKH adalah program yang memberikan bantuan tunai kepada RTSM. Sebagai
imbalannya RTSM diwajibkan memenuhi persyaratan yang terkait dengan upaya
peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui aspek pendidikan dan kesehatan.
Untuk mendukung PKH, sesuai dengan ketentuan yang berlaku Kementerian Sosial
telah membentuk Unit Pengelola PKH (UPPKH) yang dibentuk di tingkat pusat maupun
daerah. Tujuan utama PKH adalah untuk mengurangi kemiskinan dan meningkatkan
Di sisi lain, jaminan sosial merupakan komitmen yang harus diwujudkan dan
dilaksanakan oleh pemerintah dan masyarakat sesuai dengan amanat UUD 1945.
Dalam kaitannya dengan karakteristik sasaran program pembangunan kesejahteraan
sosial baik perorangan, keluarga maupun komunitas masyarakat yang berada dalam
kondisi rentan dan tidak mampu. Program jaminan sosial perlu dirancang secara
khusus dengan memperhatikan kondisi penyandang masalah kesejahteraan sosial.
1. Jaminan sosial sebagai perwujudan dari sekuritas sosial adalah suatu system
perlindungan dan pemeliharaan kesejahteraan sosial bagi warga Negara yang di
selenggarakan oleh pemerintah dan atau masyarakat, guna memelihara
kesejahteraan sosial.
2. Asuransi kesejahteraan Sosial (ASKESOS) adalah sistem asuransi sosial untuk
memberikan perlindungan/pertanggungan bagi warga masyarakat terhadap resiko
penurunan taraf kesejahteraan social akibat pencari nafkah utama meninggal,
sakit atau mengalami kecelakaan.
3. Perlindungan Sosial adalah upaya pemerintah dan atau masyarakat untuk
memberikan kemudahan pelayanan sektor informal dari musibah sakit, kecelakaan
dan mninggal dunia.
4. Pemeliharaan taraf kesejahteraan social adalah upaya perlindungan dan pelayanan
yang bersifat terus menerus agar lanjut usia/jompo terlantar dan cacat ganda
dapat hidup secara wajar.
Beberapa persoalan strategis dalam isu Good Governance dan Pelayanan Publik di
Bandar Lampung adalah Disiplin dan Profesionalisme Aparatur Pemerintah,
Peningkatan Kualitas Mental dan Spiritual, Pengembangan Mekanisme Reward &
Punishment, Kualitas Pelayanan Publik, Kualitas Perencanaan, Pelaksanaan dan
Evaluasi Pembangunan serta Sinkronisasi dan Koordinasi Pembangunan Daerah.
Salah satu indikator governance atau tata kelola pemerintahan yang baik adalah
tingkat kedisiplinan pegawai pemerintah, dalam hal ini adalah kedisiplinan PNS di
Lingkungan Pemerintah Kota Bandar Lampung.
Jika merujuk pada teori ada 8 (delapan) indikator yang mempengaruhi tingkat
kedisiplinan karyawan dalam suatu organisasi Hasibuan (2003:194), yaitu :
Disiplin menjadi kata kunci dalam penegakkan Good Governance tanpa didahului
dengan semangat mendisiplinkan aparat maka prinsip-prinsip tata pemerintahan yang
baik tidak dapat dijalankan, menjadi sangat penting bagi Pemerintah Kota Bandar
Untuk meningkatkan tingat disiplin PNS di Lingkungan Pemkot Bandar Lampung dalam
RPJMD Kota Bandar Lampung 2010-2015 terdapat 2 (dua) program yang terfokus bagi
menyelesaikan persoalan disiplin PNS kedua program tersebut adalah meningkatkan
kualitas sumber daya aparatur Pemda dan perbaikan sistem administrasi kepegawaian,
dengan dua program utama tersebut diharapkan tingkat disiplin aparatur Pemkot akan
lebih baik selama lima tahun ke depan.
Persoalan red tape ataupun patologi birokrasi (penyakit birokrasi) diawali dengan
lemahnya mental dan spiritual aparat apalagi kalau kemudian tidak didukung oleh
sistem birokrasi yang baik. Memerioritaskan pada pembenahan aspek kualitas mental
dan spiritual pegawai juga menjadi hal yang mesti dilakukan oleh Pemerintah Kota
Bandar Lampung agar reformasi birokrasi yang dilakukan dapat berjalan lebih baik.
Dalam RPJMD Kota Bandar Lampung, terdapat program mengenai pembinaan dan
pengembangan aparatur dalam konteks itu terdapat beberapa kegiatan yang terkait
erat dengan peningkatan kualitas mental dan spiritual diharapkan dengan
terakomodasinya beberapa kegiatan yang berkorelasi terhadap peningkatan mental
dan spiritual kinerja aparatur Pemkot akan lebih baik.
Artinya jika PNS sejahtera secara finacial maka ini akan berkorelasi terhadap
meningkatnya tingkat disiplin mereka. Sementara itu hanya hanya sekitar 11.2%
menyatakan bahwa tidak ada korelasi antara peningkatan kesejaheraan dengan
tingkat disiplin PNS. Terdapat pesan yang ingin disampaiakan oleh studi ini bahwa
tingkat kesejahteraan sangat berkorelasi terhadap disiplin dan kinerja oleh sebab itu
Pmerintah Kota Bandar Lampung perlu membuat sebuah rancangan program yang
bertujuan meningkatkan kesejahteraan PNS di Lingkungan Pemda.
Hal ini dimungkinkan karena bagi Kota Bandar Lampung tahun 2009 dan 2010 adalah
“tahun transisi politik”, pada tahun 2010 Pilakda Bandar Lampung diselenggarakan
sehingga besar kemungkinan event-event politik itu yang mengganggu kinerja
pelayanan publik di Kota Bandar Lampung.
Dalam konteks Bandar Lampung pasca pemilihan walikota 2010, diharapkan kualitas
pelayanan publik akan bergerak kembali normal salah satu hal yang harus dilakukan
adalah dengan membuat initial public service offering dan keterbaruan pelayanan
publik mesti sering dilakukan oleh Pemerintah Kota Bandar Lampung sebagai
antisipasi terhadap kebutuhan publik yang semakin kompleks.
Kualitas pelayanan publik dapat menjadi lebih baik, ketika semua unsur terlibat
didalamnya dan untuk itu perlu pola kemitraan atau partnership. Beban Pemerintah
Kota Bandar Lampung yang semakin kompleks dan APBD yang tidak ideal
menyebabkan kemitraan merupakan strategi yang penting untuk coba
diimplementasikan. Paradigma pemerintahan yang berubah dari konsep to govern
menjadi to service adalah sebuah konsep yang mesti dijalankan dengan penuh disiplin
oleh pemerintahan yang berorientasi pada pelayanan publik prima.
Pada bagian lain Jejaring atau Partnership menjadi ciri penting dari pengembangan
organisasi modern saat ini, baik organisasi swasta atau publik. Kebijakan publik saat
ini juga tidak lagi merupakan proses eksklusif yang melibatkan aktor-aktor negara
saja, tetapi merupakan produk dari jejaring, kolaborasi, dan kemitraan antara elemen-
elemen governance (policy network).
Bagaimana model kemitraan ini dibedakan dengan model kerjasama sebelumnya? Jika
kerjasama sebelumnya posisi pemerintah kota berada satu level diatas swasta dan
masyarakat sipil, thus, dalam konsep kemitraan ini pemerintah kota harus muncul
sebagai inisiator sekaligus katalisator pembangunan. Oleh sebab itu beragam
prasyarat yang harus dipenuhi agar kemitraan dan jejaring seperti ini dapat
berkembang dan pada akhirnya akan melahirkan kebijakan yang pro good
governance. Beberapa prasayat Kemitraan Pemerintah Kota Bandar Lampung dan
pihak swasta adalah sebagai berikut :
a. Terdapat dua pelaku yang terlibat, yaknipemerintah dan swasta;
b. kedunya bekerjasama sebagai mitra,dalam hal ini tidak ada pihak yang bersifat
membawahi pihak lain;
c. Adanya tujuan bersama berdasarkan
d. Komitmen yang hendak dicapai;
Dalam RPJMD Kota Bandar Lampung terdapat beberapa program dan kegiatan yang
berkorelasi terhadap kualitas perencanaan, Pelaksanaan dan Eavluasi Pembangunan,
kelemahan selama ini pola pembangunan tidak dimaksimalkan dimensi evaluasinya,
sehingga terlihat beberapa program tidak sinkroni antara perencanaan, pelaksanaan
dan evaluasi. Dalam RPJMD terdapat 24 (dua puluh empat) kegiatan yang berkorelasi
terhadap peningkatan kualitas perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembangunan,
sehingga diharapakan selama 5 (lima) tahun kedepan masalah yang terkait dengan
sinkronisasi perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi dapat berjalan dengan lebih baik.
Dalam konteks penyusunan RPJMD Kota Bandar Lampung secara metodelogi juga
telah mengakomodasi pola pembangunan dan penyusunan program disuaikan dengan
pola penyusunan program pemerintah pusat dan provinsi, dalam penyusunan
kebijakan dan program juga Pemerintah kota Bandar Lampung telah menyesuaikan
dengan RPJMN dan RPJMD Provinsi sehingga diharapkan kedepan sinergisitas
pembangunan antara Pusat-Provisni dan Kota dapat terwujud.
Bandar Lampung sebagai kota sangat padat sehingga lahan makin terbatas. Karena
itu, SDA harus dikelola secara intensif dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Diharapkan optimalisasi SDA bersifat ramah lingkungan sehingga
keseimbangan ekonologi tetap terjaga.
Beberapa isu dalam isu ini adalah Tuntutan Masyarakat akan Kualitas Lingkungan
yang Lebih baik, Penurunan Kualitas Lingkungan akibat Pembangunan, Adaptasi
Dampak Global Warming dan Perubahan Iklim, Daya Tampung dan Daya Dukung
Lingkungan dan Alih Fungsi Lahan dan Penataan Ruang.
Masyarakat dari waktu ke waktu semakin sadar dan makin menuntut pentingnya
kualitas lingkungan hidup yang lebih baik dan sehat bagi kehidupannya sehingga
pemerintah harus menyiapkan antisipasi terhadap kemungkinan penrunan kualitas
lingkungan (dengan cara penerapan aturan secara konsisten dan penegakan hukum).
Kecenderungan pemanasan global akibat emisi gas rumah kaca memicu terjadinya
perubahan iklim, peningkatan tinggi muka air laut yang memicu terjadinya bencana
lingkungan seperti banjir, tanah longsor, gelombang pasang, kekeringan dan
sebagainya. Kondisi tersebut merupakan ancaman terhadap lingkungan hidup dan
masyarakat. Perubahan iklim di satu sisi menjadi kendala dalam pembangunan daerah
namun di sisi lain menjadi potensi untuk menggerakkan kesadaran dan keswadayaan
serta partisipasi dari pihak-pihak lain.
Topografi wilayah Kota Bandar Lampung yang berbukit, kondisi sungai yang umumnya
berupa sungai kecil dan luas lahan merupakan faktor pembatas daya dukung dan daya
tampung. Keterbatasan daya dukung dapat dilihat dari kecenderungan kekeringan
danmusim kemarau dan banjir dimusim hujan. Keterbatsan daya tampung dapat
dilihat dari kualtas air sungai di umumnya hanya memenuhi baku mutu air kelas III.
Kota Bandar Lampung sangat rawan terhadap bencana alam. Jenis bencana alam
yang melanda Kota Bandar Lampung meliputi banjir, tanah longsor, air pasang
menyebabkan rob, tsunami, gempa bumi dan kekeringan. Juga terdapat resiko abrasi,
erosi dan sedimentasi yang terjadi di wilayah pesisir ini. Oleh karena itu, upaya
adaptasi dan mitigasi harus dilakukan secara optimal.
Di sisi lain, ketahanan merujuk pada kapasitas sepanjang waktu dari sebuah sistem,
organisasi, komunitas, atau individu untuk membuat, mengubah, dan
mengimplementasikan beragam pilihan-pilihan (tindakan) adaptif (RFWP, 2009).
Sedangkan kriteria dari ketahanan meliputi: redundansi, diversitas dan desentralisasi,
fleksibilitas, responsivitas dan reorganisasi, pembelajaran, seperangkat ketrampilan
multi-masalah, pendekatan multi-sektor kolaboratif, perencanaan dan proyeksi masa
depan, dan rencana antisipasi kegagalan (RFWP, 2009 dan Lokakarya Rencana
Ketahanan Kota, 2010).
Selain stategi adaptasi, terdapat juga strategi mitigasi. Mitigasi (mitigation), adalah
perubahan dan penggantian secara teknologi yang mampu mengurangi sumber input
atau masukan dan emisi per unit dari keluaran atau output (IPCC, 2007b). Mitigasi
didefinisikan sebagai intervensi antropogenik untuk mengurangi sumber atau
meningkatkan penurunan dari gas rumah kaca.
Pada dasarnya, sistem ketahanan kota diharapkan mampu memelihara fungsi utama
kota dari berbagai bentuk tekanan dan kejutan yang dihasilkan dari dampak-dampak
perubahan iklim serta mampu membuat kota pulih dengan cepat dari dampak
tersebut. Dokumen strategi ketahanan dari sisi lain juga dapat dilihat sebagai suatu
jalur yang harus ditempuh (roadmap) untuk menyiapkan kota dalam menghadapi
skenario terburuk (the worst scenario) yang mungkin timbul dari adanya perubahan
iklim. Tanpa adanya dokumen strategi ketahanan, fungsi sistem perkotaan akan
terancam begitu pula dengan kelompok-kelompok rentan yang ada.
Masalah lingkungan hidup seperti polusi air, udara dan tanah, atau banjir di
lingkungan perkotaan memiliki keterkaitan yang kuat dengan ketiadaan infrastruktur
yang memadai. Walaupun pengeluaran dalam bidang infrastruktur telah ditingkatkan,
kesenjangan infrastruktur masih terasa, baik di tingkat nasional maupun antardaerah.
Karena itu, pembangunan infrastruktur dasar harus menjadi prioritas pembangunan.
Walaupun masalah desentralisasi bagi pakar dari negara lain terlihat menjadi isu tidak
sepenting yang dialami Indonesia, namun para pakar berbagi pengalaman bahwa
manfaat desentralisasi pembangunan infrastruktur adalah adanya kesempatan
interaksi langsung antara masyarakat dengan pemerintah daerah yang lebih dekat
dengan permasalahan yang dihadapi. Namun, desentralisasi dapat membawa masalah
apabila pertimbangan-pertimbangan administratif akhirnya mendominasi
pertimbangan-pertimbangan yang bersifat fungsional maupun sosial dan geografis
terutama bagi infrastruktur yang melayani lebih dari satu daerah administrasi,
sehingga dapat menghambat pembangunan infrastruktur. Para pakar menekankan
pentingnya desentralisasi untuk berkembang selayaknya dalam meningkatkan peranan
pemerintah daerah dengan mempertimbangkan situasi spesifik masing-masing negara.
Kerjasama antar pemerintah daerah berbasis prinsip berbagi dan peduli juga perlu
dikedepankan, dan intervensi pemerintah pusat diperlukan bila kepentingan
infrastruktur melibatkan dua atau lebih pemerintah daerah sehingga menjadi
kepentingan nasional. Yang terpenting, diperlukan ketersediaan sumber daya manusia
yang kompeten pada pemerintah daerah.
Oleh karena itu, kemitraan pemerintah dengan pihak swasta dalam mengevaluasi
tujuan dari proyek dan menetapkan pembagian resiko yang adil, menjamin
pendapatan minimum dan menjamin konsistensi peraturan perundang-undangan.
Pemerintah juga seharusnya menjamin kelayakan ekono-mis proyek infrastruktur
sebelum menerapkan kemitraan dengan swasta. Perlu diatur pula kontrak BOT dalam
sebuah kerangka hukum sebagai pedoman penetapan nilai aset infrastruktur dan nilai
transfer. Diperlukan kebijakan kemitraan yang jelas dan sebaiknya disampaikan pula
kepada masyarakat.
Kawasan padat dan kumuh seperti Kaliawi, Kampung Sawah, Panjang, Gudang Lelang,
Kota Karang dan lainnya perlu mendapat perhatian dalam penataannya agar menjadi
Kepadatan lalu lintas semakin tinggi bahkan untuk beberapa ruas jalan tertentu
seperti jalan sudirman, radin intan, kartini, teuku umar, cut nyakdin dll sudah rawan
kemacetan. Kondisi ini memerlukan distribusi beban jalan sehingga tidak
terkonsentrasi pada jalan-jalan utama. Ini artinya harus ada penataan moda
transportasi dan penyediaan jalur transportasi alternatif melalui penciptaan jaring-
jaring jalan penghubung karena selain akan berfungs sebagai pemecah kepadatan
juga dapat mendorong perkembangan kawasan baru.
BAB
5 VISI, MISI, TUJUAN & SASARAN
PEMBANGUNAN 2010-2015
RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015
5.1 VISI
Perumusan visi kota Bandar Lampung tahun 2005-2015 dilandasi oleh pertimbangan
sebagai berikut :
Kebijaksanaan pembangunan sektoral yang mendorong perkembangan Kota
Bandar Lampung, baik yang ditetapkan si tingkat pusat maupun regional.
Kerjasama ekonomi regional di lingkup ASEAN, yang telah disepakati melalui IMS-
GT serta proses globalisasi yang menuntut peningkatan daya saing, terutama yang
langsung terkait dengan Indonesia melalui kesepakatan APEC dan AFTA.
Rencana pembangunan sektor dan tata ruang pada skala regional Sumatera
bagian Selatan, Provinsi Lampung, dan Kota Bandar Lampung.
Potensi dan kendala fisik, ekonomi, dan sosial-budaya yang dimiliki oleh Kota
Bandar Lampung dan hinterland-nya.
Oleh karena itu, pernyataan visi merupakan pandangan jauh ke depan dan merupakan
cita-cita yang ingin dicapai oleh suatu institusi di masa depan, disusun dengan
mempertimbangkan initiation, ideas-idealism, information, identification, inception dan
forecasting, yakni pemikiran tentang kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi di
masa depan serta memperhatikan keinginan stakeholders. Secara ontologis, visi
merupakan das sollen, yaitu apa yang sebenarnya menjadi tujuan atau keinginan yang
ideal yang disepakati oleh seluruh stakeholders dan terkristalisasi dalam bentuk jati
diri.
Pada umumnya visi dibangun untuk mendorong semangat seluruh stakeholders agar
dapat berperan serta aktif dalam pembangunan dan sekaligus sebagai inspirasi untuk
menggerakkan seluruh kemampuan stakeholders untuk secara bersama dan sinergis
membangun daerah.
Salah satu hal penting adalah bahwa Kota Bandar Lampung pada tahun 2011-2015
memasuki tahapan II dari RPJPD Kota Bandar Lampung 2005-2025. Tahapan II
meliputi proses memantapkan penataan kembali daerah Kota Bandar Lampung di
segala bidang dengan menekankan upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia
termasuk pengembangan kemampuan ilmu dan teknologi serta penguatan daya saing
perekoniman. Hal ini berarti bahwa tahap II merupakan kelanjutan dari RPJPD Tahap
I dan merupakan jembatan bagi pelaksanaan Tahap III, dan pada akhirnya akan
mengarah kepada pencapaian visi RPJP 2005-2025 yakni menjadikan Kota Bandar
Beberapa alasan dan kesepakatan dasar stakeholders Kota Bandar Lampung tentang
perlunya visi kota 2015 adalah sebagai berikut :
1. Adanya kebutuhan untuk mengendalikan cita-cita institusi.
Visi pada dasarnya mencerminkan apa yang ingin dicapai oleh sebuah kota. Fungsi
visi dalam hal ini adalah sebagai alat kendali intitusi sehingga memiliki arah yang
jelas yang telah ditentukan.
2. Adanya kebutuhan mengenai arah dan fokus strategi yang jelas.
Visi akan mengarahkan seluruh jajaran institusi memiliki titik tolak dalam
merumuskan misi dan tujuan organisasi secara lebih operasional.
3. Adanya kebutuhan untuk mengeksploitasi kesempatan atau untuk mengatasi
tantangan baru.
Visi akan mengarahkan langkah operatif Kota dalam mengantisipasi perubahan
lingkungan yang mengharuskan adanya kajian ulang strategi kota dalam
menghadapinya.
4. Adanya kebutuhan terhadap visi bersama dan rasa sebagai sebuah kesatuan.
Visi merupakan perekat yang menyatukan berbagai gagasan strategi yang
terdapat dalam institusi sehingga menumbuhkan saling pengertian dalam
merumuskan peran dan fungsi masing-masing jajaran dalam mewujudkan cita-cita
kota.
5. Adanya kesadaran bahwa keberhasilan di masa kini bukanlah jaminan bagi
keberhasilan di masa datang.
Visi akan mengorientasikan seluruh jajaran intitusi untuk memiliki kesadaran
strategis dalam pengelolaan rutinitas operasi sehingga dapat berpartisipasi dalam
mendefinisikan dan membentuk masa depan melalui pemanfaatan peluang yang
muncul dari lingkungan yang terus berubah.
6. Adanya kebutuhan untuk membebaskan diri dari kendala operasional yang
dihadapi masa kini.
Visi akan menstimulasi solusi stratejik operatif terhadap masalah-masalah
operasional setiap jajaran institusi. Hal tersebut akan memberikan arahan yang
jelas terhadap masalah-masalah operasional yang dihadapai oleh seluruh jajaran
institusi.
Dalam jangkauan waktu yang panjang, pembangunan dan perkembangan kota Bandar
Lampung harus terjamin sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, sekaligus menjamin
tidak menimbulkan dampak terhadap lingkungan sekitar. Keberlanjutan pembangunan
kota Bandar Lampung perlu diupayakan sehingga dampak lingkungan yang
ditimbulkan oleh proses transformasi lahan kota, penggunaan sumberdaya alam,
penambahan unsur-unsur baru dalam media lingkungan, serta dinamika populasi tidak
menurunkan dan mengakibatkan degradasi kualitas lingkungan secara struktural.
Keseluruhannya perlu menjamin bahwa hasil pembangunan kota hingga tahun 2015
dapat dinikmati dan dilanjutkan secara inter-generasional.
Secara fisik, kota Bandar Lampung merupakan kota yang memiliki estetika tinggi
dengan morfologi perbukitan, pantai hingga laut yang melingkupi Teluk Lampung.
Potensi alam ini sekaligus perlu dimanfaatkan untuk menciptakan kualitas hidup yang
baik bagi warganya maupun yang berkunjung ke Bandar Lampung, baik sebagai
tempat hunian maupun tempat untuk melangsungkan aktifitas kegiatan. Kenyamanan
Berdasarkan kebutuhan serta potensi di atas, serta komitmen kepala daerah terpilih
maka visi Kota Bandar Lampung 2010-2015 adalah: “Terwujudnya Kota Bandar
Lampung yang Aman, Nyaman, Sejahtera, Maju, dan Modern”.
Visi tersebut mengandung 5 (lima) unsur utama dalam pembangunan Kota Bandar
Lampung yaitu:
1) Aman
Suatu kondisi tercipta dan terjaganya keamanan dan ketertiban masyarakat baik
dari gangguan manusia maupun dari gangguan alam, diukur dari menurunnya
tingkat kriminalitas, minimnya tingkat gangguan baik keamanan dan ketertiban
dalam masyarakat, meningkatnya penegakan supremasi hukum serta
meningkatnya adaptasi dan mitigasi terhadap resiko terjadinya bencana alam.
Tujuan akhir dari visi ini adalah menciptakan kondisi yang aman untuk dihuni,
aman untuk tempat bekerja dan suasana yang aman dan menarik untuk
dikunjungi oleh pendatang.
2) Nyaman
Suatu kondisi yang memberikan keselarasan aspek sosial budaya, ekonomi serta
lingkungan hidup dan tata ruang wilayah, diukur dari meningkatnya keselarasan
dan konsistensi pemanfaatan tata ruang oleh masyarakat untuk peningkatan
keselarasan antara manusia dan lingkungan serta meningkatnya kenyamanan
wilayah kota untuk bermukim dan bekerja. Untuk mencapai visi Kota yang
Nyaman, misi yang hendak diemban oleh kota Bandar Lampung adalah mampu
menyediakan tempat tinggal yang berkualitas, sesuai serta terjangkau oleh
kemampuan warga kota dan pendatang serta mampu menyediakan dan
5.2 MISI
Misi merupakan gambaran kegiatan yang akan dilakukan dalam rangka pencapaian
suatu visi, yang selanjutnya dijadikan sebagai suatu pedoman dalam penyusunan
strategi yang dirumuskan dalam arah kebijakan dan program prioritas dalam
mengalokasikan sumber daya daerah. Adapun Misi Pemerintah Kota Bandar Lampung
dalam upaya mewujudkan visi 2010-2015 tersebut adalah sebagai berikut;
1) Mengembangkan Kota Bandar Lampung sebagai Pusat Jasa dan
Perdagangan, Berbasis pada Ekonomi Kerakyatan.
Pelaksanaan misi ini didasarkan oleh posisi strategis Kota Bandar Lampung
sebagai ibukota provinsi, sekaligus sebagai jalur perlintasan dan pusat jasa,
industri, dan perdagangan. Misi ini ditujukan untuk membangun dan
mengoptimalkan seluruh potensi ekonomi daerah dalam rangka memberikan
peluang seluas–luasnya bagi masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan
ekonomi. Melalui misi ini akan disinergikan semua potensi dari semua pelaku
ekonomi, dunia usaha, lembaga keuangan dan kelembagaan lainnya dalam
rangka membangun ekonomi kota yang berdaya saing. Potensi industri,
perdagangan dan jasa akan menjadi prioritas dengan didukung oleh sub sektor
turunan ketiga sektor tersebut. Kebijakan ekonomi dengan pendekatan
kemitraan yang sinerjik dan saling menguntungkan antara usaha mikro kecil dan
menengah (UMKM) dengan usaha besar akan dikembangkan untuk membangun
perekonomian yang tangguh dan berdaya saing baik perekonomian kota secara
umum maupun ekonomi kerakyatan secara khusus.
Misi ini antara lain diselenggarakan melalui penetapan prioritas sektor-sektor
andalan yang perlu didorong menuju pasar internasional dengan memberikan
peran yang utama bagi kota Bandar Lampung menjadi pusat koleksi dan
distribusi barang dan jasa; menyiapkan dan menyediakan perangkat
administratif-birokrasi yang bersifat insentif bagi sektor-sektor andalan dan
Penjabaran dari masing-masing agenda berdasarkan uraian misi yang berisi tujuan
dari masing-masing misi serta permasalahan dan strategi yang perlu dilakukan adalah
sebagaimana uraian berikut.
Sedangkan sasaran yang hendak dicapai sebagai alat ukur tercapainya tujuan dari misi
1 (pertama) tersebut adalah :
1. Pertumbuhan ekonomi rata-rata 6 - 7% per tahun.
2. Meningkatnya peran kelembagaan dan permodalan KUMKM dalam pengembangan
ekonomi lokal yang berdaya saing.
3. Kontribusi sektor jasa terhadap PDRB Kota sebesar 50-51%
4. Kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB Kota sebesar 15-16%
5. Kontribusi Sektor Industri terhadap PDRB Kota sebesar 20-23%
6. Menurunnya angka kemiskinan menjadi 20%.
7. Peningkatan PAD rata-rata 20% per tahun.
8. Meningkatnya tingkat partisipasi angkatan kerja sebesar 65%.
9. Upah minimum kota (UMK) sesuai dengan kebutuhan hidup layak (KHL).
Tujuan yang ingin dicapai dari pelaksanaan Misi kedua ini adalah:
1. Meningkatkan akses masyarakat untuk mendapatkan pendidikan;
2. Meningkatkan mutu pelayanan pendidikan;
3. Meningkatnya manajemen pendidikan;
4. Meningkatkan minat dan budaya baca;
5. Meningkatnya kualitas kehidupan beragama dan kerukunan hidup bermasyarakat;
6. Meningkatnta ketahanan sosial masyarakat;
7. Meningkatnya stabilitas sosial dan politik;
8. Meningkatnya perlindungan kepada masyarakat;
9. Meningkatnya pengembangan seni, budaya dan parisiwata;
10. Meningkatnya prestasi pemuda dan olahraga.
Agenda meningkatkan Kota Bandar Lampung yang lebih aman dan nyaman melalui
misi 4 (empat) ini dilakukan dengan berbagai kebijakan untuk tercapainya sasaran:
1. Berkurangnya jumlah PNS yang melanggar disiplin;
2. Meningkatnya jumlah PNS yang mengikuti pendidikan fungsional dan struktural;
3. Tersedianya sarana dan prasarana kerja yang sesuai dengan ketentuan;
4. Pelayanan perizinan yang tepat waktu dan sesuai dengan SOP;
5. Tersedianya media pengaduan masyarakat terkait pelayanan pemerintahan;
6. Tercapainya laporan keuangan wajar tanpa pengecualian;
7. Tertib administrasi pengelolaan keuangan daerah;
Agenda meningkatkan Kota Bandar Lampung yang lebih aman dan nyaman melalui
misi 5 (lima) ini dilakukan dengan berbagai program untuk tercapainya sasaran:
1. Terjaganya daerah resapan air dan sumber-sumber air;
2. Berkurangnya polusi udara;
3. Adanya pengolahan sampah oleh masyarakat;
4. Peningkatan persentase ruang terbuka hijau;
5. Terpantaunya IPAL pada industri dan fasilitas umum lainnya;
6. Berkurangnya jumlah gunung dan bukit yang mengalami kerusakan;
7. Volume sampah yang tertangani mencapai 90%;
8. Meningkatnya jumlah sarana dan prasarana.
Agenda meningkatkan Kota Bandar Lampung yang lebih maju dan modern melalui
misi 6 (enam) ini dilakukan untuk tercapainya sasaran :
1. Meningkatnya jumlah jalan yang kondsisinya mantap (baik);
2. Bertambahnya panjang jalan kota dan jalan lingkungan;
3. Tertatanya daerah bantaran sungai;
4. Berkurangnya sedimentasi sungai dan drainase;
5. Tertatanya kawasan permukiman kumuh;
6. Meningkatnya cakupan pelayanan air bersih mencapai 45%;
7. Tersedianya instalasi penanganan air limbah yang bersifat komunal;
8. Berkurangnya titik banjir;
9. Berkurangnya titik kemacetan;
10. Bertambahnya fasilitas lalu lintas dan angkutan massal;
11. Meningkatnya kualitas pelayanan pariwisata
12. Meningkatnya sarana dan prasarana wisata;
13. Berkurangnya bangunan yang melanggar peruntukan ruang;
14. Meningkatnya keindahan dan kenyamanan kota;
BAB
6 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
PEMBANGUNAN KOTA
RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015
Secara umum, dari 6 (enam) misi sebagai penjabaran visi Kota Bandar Lampung
2010-2010 dijabarkan ke dalam 3 (tiga) agenda pokok pembangunan Kota Bandar
Lampung 2010-2015 yaitu :
1. Agenda Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Kota Bandar Lampung yang
Lebih Baik (dicapai dengan misi 1, misi 2 dan misi 3).
2. Agenda Meningkatkan Kota Bandar Lampung yang Lebih Aman dan Nyaman
(dicapai dengan misi ke 4 dan misi 5).
3. Agenda Meningkatkan Kota Bandar Lampung yang Lebih Maju dan Modern
(dicapai dengan misi ke 6).
Agenda 3 :
1. Meningkatkan skala layanan infrastruktur ekonomi dengan mengembangkan
perdagangan dan jasa skala regional.
2. Membangun layanan pendidikan dan kesehatan skala nasional dan
inetrnasional dengan mengembangkan sekolah unggulan dan rumah sakit
unggulan.
3. Mengembangkan pariwisata skala nasional dan internasional dengan
menciptakan kegiatan/event, membangun objek, dan kerjasama tingkat
nasional dan internasional.
Beban Pemerintah Kota Bandar Lampung yang semakin kompleks dan APBD yang
tidak ideal menyebabkan kemitraan merupakan strategi yang penting untuk coba
diimplementasikan. Paradigma pemerintahan yang berubah dari konsep to govern
menjadi to service adalah sebuah konsep yang mesti dijalankan dengan penuh disiplin
oleh pemerintahan yang berorientasi pada pelayanan publik prima.
Pada bagian lain pilihan strategi dalam pembangunan menjadi sangat penting, sebagai
sebuah grand design maka pilihan strategi tersebut merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari perencanaan kebijakan Kota Bandar Lampung. Governance hanya
akan terwujud jika muncul kolaborasi, kemitraan, dan jejaring antar elemen-elemen
governance, yaitu negara, sektor swasta dan masyarakat sipil. Pada bagian lain
Jejaring atau Partnership menjadi ciri penting dari pengembangan organisasi modern
saat ini, baik organisasi swasta atau publik. Kebijakan publik saat ini juga tidak lagi
merupakan proses eksklusif yang melibatkan aktor-aktor negara saja, tetapi
merupakan produk dari jejaring, kolaborasi, dan kemitraan antara elemen-elemen
governance (policy network).
Bagaimana model kemitraan ini dibedakan dengan model kerjasama sebelumnya? Jika
kerjasama sebelumnya posisi pemerintah kota berada satu level diatas swasta dan
masyarakat sipil, thus, dalam konsep kemitraan ini pemerintah kota harus muncul
sebagai inisiator sekaligus katalisator pembangunan. Oleh sebab itu beragam
prasyarat yang harus dipenuhi agar kemitraan dan jejaring seperti ini dapat
berkembang dan pada akhirnya akan melahirkan kebijakan yang pro good
governance.
Beberapa hal yang mesti dikembangkan dalam relasi partnership antara pemerintah
kota dan swasta adalah:
a. Network/Jejaring social coordination, self organising. Juga merupakan alternatif
terhadap negara dan pasar.
b. Pilar membangun Jejaring: trust, reputasi, ketergantungan timbal balik.
Beberapa prasayat Kemitraan Pemerintah Kota Bandar Lampung dan pihak swasta
adalah sebagai berikut :
a. Terdapat dua pelaku yang terlibat, yaknipemerintah dan swasta;
b. kedunya bekerjasama sebagai mitra,dalam hal ini tidak ada pihak yang bersifat
membawahi pihak lain;
c. Adanya tujuan bersama berdasarkan
d. Komitmen yang hendak dicapai;
Pada prinsipnya Public Private/Citizen Partnership antara Pemerintah Kota dan Sektor
Swasta terdiri atas Ruang tiga dimensi diciptakan dengan tiga poros: sektor swasta,
sektor publik, dan masyarakat/pelanggan.Oleh sebab itu menjadi sangat penting agar
beban pemerintahan yang secara tradisional selama ini berada hanya pada
pemerintah kota merujuk pada konsep partnership beban tersebut dapat dibagi
dengan kerangka hubungan yang saling menguntungkan atau mutual relations, antara
ketiga sektor pemerintah, swasta dan masyarakat sipil.
Pada satu sisi melibatkan sektor swasta dalam area pembangunan menjadi hal yang
paling penting untuk dilakukan. Pada prinsipnya melibatkan sektor swasta merupakan
bagian integral dari mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, hampir tidak
mungkin dalam konteks sekarang dan APBD yang terbatas pelayanan prima kepada
masyarakat dapat terwujud tanpa melibatkan sektor swasta untuk mengambil peran.
Secara politik konsep partnership tidak mengurangi kedaulatan politik pemerintah kota
tapi sebaliknya beban tradisional pemerintah akan terkurangi sehingga diharapkan
Pemerintah Kota Bandar Lampung akan lebih fokus kepada menjalankan
pemerintahan dengan lebih efisien.
K EM AM PUAN
K APASI TAS K EUAN GAN
PEM DA DAERAH
IN TERN AL VISI
EKSTERN AL
&
MISI
Good Governance sebagai sebuah paradigma dapat terwujud bila ketiga pilar
pendukungnya dapat berfungsi secara baik, yaitu negara, masyarakat madani, dan
sektor swasta. Negara dengan birokrasi pemerintahannya dituntut untuk merubah
pola pelayanan dari birokrasi elitis menjadi birokrasi populis. Sektor swasta sebagai
pengelola sumber daya di luar negara dan birokrasi pemerintahan pun harus
memberikan kontribusi dalam usaha pengelolaan sumber daya tersebut. Penerapan
cita Good Governance pada akhirnya mensyaratkan keterlibatan organisasi
kemasyarakatan sebagai kekuatan penyeimbang negara.
Tahun
I II III IV V
Kebijakan
Agenda 1 (Misi 1,2 dan 3)
1. Penciptaan Iklim Usaha yang Kondusif
2. Pengembangan Ekonomi Kerakyatan
3. Pengembangan Ekonomi Daerah
4. Perluasan dan Pengembangan Kesempatan Kerja
5. Peningkatan dan Pembinaan Hubungan Industrial
Agenda 3 (Misi 6)
1. Peningkatan Sarana dan Prasarana Dasar Perkotaan
1) Sebagian anak usia dini (60 %) telah mendapatkan pendidikan, pelaksanaan wajib
belajar telah menjangkau semua anak usia sekolah, seluruh masyarakat lampung
telah Bebas Buta Aksara. Proses pembelajaran paket paket A, B, dan C yang
diselenggarakan oleh masyarakat mutunya semakin meningkat.
2) Delapan puluh persen (80 %) Guru Sekolah Dasar berpendidikan sarjana dan
empat puluh persen (40 %) Guru sudah mengikuti dan lulus sertifikasi
3) Pembangunan sarana dan prasarana seperti : Ruang belajar, Laboratorium,
Perpustakaan, ditingkat pendidikan menengah telah lengkap
4) Peningkatan implementasi kurikulum Sekolah Dasar dan Menengah berbasis
keunggulan daerah, dan peningkatan pemanfaatan teknologi, metode dan media
pembelajaran
5) Peningkatan sikap kewirausahaan melalui pendidikan keterampilan hidup (life
skill) terutama bagi yang mencari kerja
BAB
7 KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM
PEMBANGUNAN DAERAH
Arah kebijakan umum merupakan kebijakan yang berkaitan dengan program Walikota
Bandar Lampung sebagai arah bagi SKPD maupun lintas SKPD dalam merumuskan
kebijakan guna mencapai kinerja sesuai dengan tugas dan fungsi SKPD terkait.
Dengan demikian Arah Kebijakan Umum merupakan penjabaran kebijakan Walikota
Bandar Lampung dalam mewujudkan misi yang telah ditetapkan dalam kurun waktu
2010 – 2015 mendatang. Secara detail dapat dilihat dalam tabel atau matrik di bawah
ini.
BAB
8 INDIKATOR KINERJA DAERAH
Indikator kinerja daerah sebagai alat ukur tercapainya kinerja kebijakan dan program
bidang ekonomi adalah :
1. Pertumbuhan ekonomi rata-rata 6 - 7% per tahun.
2. Meningkatnya peran kelembagaan dan permodalan KUMKM dalam pengembangan
ekonomi lokal yang berdaya saing.
3. Kontribusi sektor jasa terhadap PDRB Kota sebesar 50-51%
4. Kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB Kota sebesar 15-16%
5. Kontribusi Sektor Industri terhadap PDRB Kota sebesar 20-23%
6. Menurunnya angka kemiskinan menjadi 20%.
7. Peningkatan PAD rata-rata 20% per tahun.
8. Meningkatnya tingkat partisipasi angkatan kerja sebesar 65%.
9. Upah minimum kota (UMK) sesuai dengan kebutuhan hidup layak (KHL).
Indikator kinerja daerah sebagai alat ukur tercapainya kinerja kebijakan dan program
bidang pendidikan dan keagamaan adalah :
1. Meningkatnya angka partisipasi pendidikan baik APK maupun APM pada semua
jenjang pendidikan;
APK SD/MI = 115%
APM SD/MI = 100%
APK SMP/MTs = 110%
APM SMP/MTs = 80%
APK SMA/SMK/MA = 80%
APM SMA/SMK/MA = 60%
2. Meningkatnya jumlah SMK (bertambah 2);
3. Menurunnya angka buta aksara (usia 15 - 45 tahun) menjadi < 0.5%;
Indikator kinerja daerah sebagai alat ukur tercapainya kinerja kebijakan dan program
bidang kesehatan dan sosial adalah :
1 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil : 95%
2 Cakupan Komplikasi Kebidanan yang Ditangani : 80%
3 Cakupan Perslinan Nakes : 90%
4 Cakupan Pelayanan Nifas : 90%
5 Cakupan Neunatus Komplikasi Ditangani : 80%
6 Cakupan Kunjungan Bayi : 90%
7 Cakupan Kelompok UCI : 100%
8 Cakupan Anak Balita : 100%
9 Cakupan MP ASI : 90%
10 Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan : 100%
11 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD : 100 %
12 Cakupan KB Aktif : 100%
13 Cakupan Penemuan & Penanganan
Penderita Penyakit :
- AFP Rate per 100.000 penduduk < 15 Tahun : < 5 %
- Penemuan Penderita Pnemonia Balita : 100%
- Penemuan Pasien Baru TB. BTA Positif : 85%
Indikator kinerja daerah sebagai alat ukur tercapainya kinerja kebijakan dan program
bidang kepemerintahan adalah :
1. Berkurangnya jumlah PNS yang melanggar disiplin;
2. Meningkatnya jumlah PNS yang mengikuti pendidikan fungsional dan struktural;
3. Tersedianya sarana dan prasarana kerja yang sesuai dengan ketentuan;
4. Pelayanan perizinan yang tepat waktu dan sesuai dengan SOP;
5. Tersedianya media pengaduan masyarakat terkait pelayanan pemerintahan;
6. Tercapainya laporan keuangan wajar tanpa pengecualian;
7. Tertib administrasi pengelolaan keuangan daerah;
8. Tersedianya data dan informasi terkait perencanaan;
9. Terlaksananya proses dan tahapan perencanaan sesuai ketentuan;
10. Tertib administrasi pelaksanaan pembangunan daerah;
11. Tertib administrasi kearsipan;
12. Meningkatkatnya jumlah Perda yang disahkan.
Indikator kinerja daerah sebagai alat ukur tercapainya kinerja kebijakan dan program
bidang lingkungan hidup adalah :
Indikator kinerja daerah sebagai alat ukur tercapainya kinerja kebijakan dan program
bidang infrastruktur adalah :
1. Meningkatnya jumlah jalan yang kondsisinya mantap (baik);
2. Bertambahnya panjang jalan kota dan jalan lingkungan;
3. Tertatanya daerah bantaran sungai;
4. Berkurangnya sedimentasi sungai dan drainase;
5. Tertatanya kawasan permukiman kumuh;
6. Meningkatnya cakupan pelayanan air bersih mencapai 45%;
7. Tersedianya instalasi penanganan air limbahn yang bersifat komunal;
8. Berkurangnya titik banjir;
9. Berkurangnya titik kemacetan;
10. Bertambahnya fasilitas lalu lintas dan angkutan massal;
11. Meningkatnya kualitas pelayanan pariwisata
12. Meningkatnya sarana dan prasarana wisata;
13. Berkurangnya bangunan yang melanggar peruntukan ruang;
14. Meningkatnya keindahan dan kenyamanan kota;
BAB
9 PEDOMAN TRANSISI DAN
KAIDAH PELAKSANAAN
RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015
Rancangan program indikatif tahun 2011, ini disusun dengan mempertimbangkan azas
kesinambungan program yang meliputi kebijakan dan program prioritas.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Bandar Lampung 2005 -2010
merupakan pedoman bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dalam menyusun
Renstra SKPD. RPJM Daerah juga akan digunakan dalam penyusunan Rencana Kerja
Pemerintah Daerah. Untuk itu perlu ditetapkan kaidah pelaksanaan sebagai berikut :
1. Satuan Kerja Perangkat Daerah, masyarakat dan dunia usaha berkewajiban
untuk melaksanakan program-program dalam Rencana pembangunan Jangka
Menengah Daerah Kota Bandar Lampung Tahun 2010 – 2015
2. Satuan Kerja Perangkat Daerah berkewajiban menyusun Rencana Strategis yang
memuat visi, misi, tujuan, strategi kebijakan dan program sesuai tugas pokok
dan fungsi SKPD dengan berpedoman pada RPJM Daerah Kota Bandar Lampung
Tahun 2010 – 2015.
3. Visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan dan program pembangunan lima tahunan
yang dijabarkan dari RPJM Daerah Kota Bandar Lampung Tahun 2010–2015 oleh
masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah menjadi acuan penyusunan
rencana kerja tahunan Satuan Kerja Perangkat Daerah. Rencana kerja tahunan
ini selanjutnya menjadi acuan dalam penyusunan rencana kerja Pemerintah
Daerah (RKPD) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
9.3 PENUTUP
RPJMD 2005-2010
PROGRAM DAN CAPAIAN INDIKATOR SASARAN
INDIKATOR
TUJUAN SASARAN KEBIJAKAN
SASARAN KEGIATAN POKOK
MISI 1 : Mewujudkan Pendidikan yang Berkualitas dan Terjangkau yang dilandasi oleh Keimanan dan Ketaqwaan Kepada Tuhan Yang Maha Esa
1. Meningkatkan 1 Meningkatnya proporsi anak yang 1 Persentase jumlah anak yang Perluasan akses masyarakat Program Pendidikan Anak Usia Dini Jumlah siswa PAUD : 9.907
Perluasan dan terlayani pada pendidikan anak tertampung di Lembaga PAUD dan yang lebih merata untuk dengan Kegiatan Pokok Jumlah umur siswa PAUD dan TK : 12.907
Pemerataan usia dini Taman Kanak-kanak mencapai 40% mendapatkan pelayanan 1 Pembangunan gedung sekolah Persentase : 60%
Pendidikan pendidikan usia dini 2 Penambahan ruang kelas
3 Pembangunan sarana dan parasarana
bermain
2 Jumlah Lembaga PAUD : 200 4 Pengadaan meubeler sekolah Jumlah lembaga PAUD : 323 lembaga
Jumlah TK/RA : 210 buah 5 Penyelenggaraan pendidikan anak usia dini Jumlah TK/RA : 293 lembaga
6 Pengembangan pendidikan anak usia dini
7 Pelatihan kompetensi tenaga pendidik
8 Publikasi dan Sosialisasi PAUD
9 Bantuan operasional TK
2 Terlaksananya program Wajib 1 Angka Partisipasi Kasar (APK) Perluasan akses masyarakat Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Angka Partisipasi Kasar (APK)
Belajar pendidikan dasar 9 tahun SD/MI = 116,12 % yang lebih merata untuk Sembilan Tahun - SD/MI : 117,61 %
SMP/MTs = 106,59 % mendapatkan pelayanan dengan Kegiatan Pokok - SMP/MTs : 109,7 %
2 Angka Partisipasi Murni (APM) pendidikan dasar 1 Pembangunan gedung sekolah Angka Partisipasi Murni (APM)
SD/MI = 100% 2 Penambahan ruang kelas sekolah - SD/MI : 99,03
SMP/MTs = 90 % 3 Pembangunan laboratorium dan ruang - SMP/MTs : 69,03 %
3 Angka putus sekolah jenjang praktikum sekolah Angka putus sekolah jenjang
SD/MI = 0,02 % 4 Pembangunan ruang UKS - SD/MI : 70 orang
SMP/MTs = 0,20 % 5 Pengadaan meubeler SD/MI, SMP/MTs - SMP/MTs : 193 orang
6 Penyediaan bantuan operasional sekolah
(BOS) jenjang SD/MI dan SMP/MTs
7 Penyediaan buku pelajaran SD/MI & SMP/MTs
8 Penyelenggaraan Paket A setara SD
9 Penyelenggaraan Paket B setara SMP
10 Pembinaan minat, bakat dan kreativitas siswa
11 Penyelenggaraan akreditasi SD
12 Penyediaan biaya perlengkapan sekolah
siswa kurang mampu
13 Penyediaan beasiswa bagi anak keluarga
kurang mampu
14 Penyelenggaraan penerimaan siswa baru
15 Penyelenggaraan sekolah standar nasional
16 Penyelenggaraan Rintisan Sekolah Bertaraf
Internasional
17 Penyelenggaraan Akselerasi
3 Meningkatnya angka partisipasi 1 Angka Partisipasi Kasar (APK) Perluasan akses masyarakat Program Pendidikan Menengah Angka Partisipasi Kasar (APK)
pendidikan menengah SMA/SMK/MA = 70,30 % yang lebih merata untuk dengan Kegiatan Pokok SMA/SMK/MA : 71,54 %
2 Angka Partisipasi Murni (APM) mendapatkan pelayanan 1 Pembangunan gedung sekolah Angka Partisipasi Murni (APM)
SMA/SMK/MA = 49,12 % pendidikan menengah 2 Penambahan Ruang Kelas Sekolah SMA SMA/SMK/MA : 50,57 %
3 Penambahan ruang guru sekolah
4 Pembangunan Lab Bahasa SMA
5 Pembangunan Lab IPA SMA
RPJMD 2005-2010
PROGRAM DAN CAPAIAN INDIKATOR SASARAN
INDIKATOR
TUJUAN SASARAN KEBIJAKAN
SASARAN KEGIATAN POKOK
4 Menurunnya angka buta aksara 3 Tingkat buta aksara Peningkatan intensitas dan 6 Pembangunan Lab Komputer SMA Tingkat buta aksara
(usia 15 - 45 tahun) (usia 15 - 45 tahun) ≤ 0,5 persen kualitas pendidikan 7 Pembangunan Saranan Prasarana Olah Raga (usia 15 - 45 tahun) : 0,2 persen
keaksaraan 8 Pembangunan Ruang UKS SMA
9 Pembangunan Perpustakaan Sekolah SMA
10 Penyediaan biaya perlengkapan sekolah
bagi siswa kurang mampu
11 Penyediaan beasiswa bagi anak keluarga
kurang mampu
12 Penyelenggaraan akreditasi sekolah
menengah
13 Pengadaan Alat Pratikum /Peraga
14 Pengadaan alat praktek & peraga siswa SMK
15 Pengadaan Meubeler ( Meja/Kursi Siswa)
16 Pengadaan perlengkapan sekolah
17 Rehabilitasi sedang/berat ruang kelas sekolah
18 Bantuan Operasional SMA/MA/SMK
19 Pembangunan Pagar Sekolah
20 Peningkatan prestasi siswa Olimpiade sains
( 8 mata pelajaran ) tingkat SMA
21 Penyelenggaraan Penerimaan Siswa Baru
22 Pembinaan Dan Lomba Kompetensi
Siswa SMK
23 Penyelenggaraan sekolah standar nasional
24 Penyelenggaraan Rintisan Sekolah Bertaraf
Internasional
25 Penyelenggaraan Akselerasi
26 Penyelenggaraan menuju sekolah
Internasional
27 Pembinaan kesiswaan melalui kegiatan iman
dan taqwa (IMTAQ) dan Operasi Tertib Siswa
28 Pelatihan manajemen kepemimpinan OSIS
SMP/MTs, SMA/MA/SMK
29 Lomba Karya Ilmiah Remaja siswa SMP dan
SMA
5 Berkembangnya pendidikan 1 Jumlah Lembaga pendidikan Non FormalPerluasan akses masyarakat Program pendidikan Non Formal Jumlah lembaga pendidikan nonformal
non formal meningkat sebesar 50% yang lebih merata untuk dengan Kegiatan Pokok meningkat
2 Jumlah pendidikan non formal yang mendapatkan pelayanan 1 Pengembangan sertifikasi pendidikan Jumlah pendiikan nonformal yang men-
memiliki sertifikasi meningkat pendidikan non formal non formal dapatkan sertifikasi meningkat
sebesar 40 % yang bermutu 2 Pemberdayaan pendidikan Non Formal
3 Pengembangan pendidikan kecakapan Hidup
4 Penyelenggaraan kelas kewirausahaan
6 Meningkatnya sekolah kejuruan 1 Jumlah SMK Negeri bertambah 2 sekolahPengembangan pendidikan 5 Penyelenggaraan program carrier center Jumlah SMK negeri : 6 sekolah
2 Lulusan SMK yang bekerja (Formal/ kejuruan yang relevan 6 Peningkatan Kerjasama Dengan Dunia Usaha Lulusan SMK yang bekerja meningkat
Informal/Wiraswasta) meningkat dengan kebutuhan tenaga dan Dunia industri secara signifikan
kerja 7 Pengembangan pendidikan keaksaraan
Pembinaan pendidikan kursus dan
8 kelembagaan
RPJMD 2005-2010
PROGRAM DAN CAPAIAN INDIKATOR SASARAN
INDIKATOR
TUJUAN SASARAN KEBIJAKAN
SASARAN KEGIATAN POKOK
2. Meningkatkan 1 Meningkatnya pelaksanaan standar 1 SPM bidang pendidikan terlaksana 100%Peningkatan kualitas, Program Peningkatan Mutu Pendidikan dan Capaian SPM : 95,00%
Mutu Pendidikan pelayanan minimal pendidikan efektivitas dan efisiensi Tenaga Kependidikan
manajemen pelayanan dengan Kegiatan Pokok
pendidikan 1 Pelaksanaan sertifikasi pendidik
2 Pelatihan bagi pendidik untuk memenuhi
2 Meningkatnya proporsi pendidik 1 Persentase guru yang pendidikan S1 Peningkatan jumlah dan standar kompetensi Persentase guru yang pendidikan S1
yang memiliki kualifikasi dan SD = 60 % kualitas pendidik dan tenaga 3 Pendidikan lanjutan bagi pendidik untuk SD : 80%
sertifikasi sesuai dengan SMP = 90 % kependidikan memenuhi standar kualifikasi SMP : 90%
Peraturan Pemerintah SMU/SMK = 100 % 4 Pembinaan Kelompok Kerja Guru (KKG) SMU/SMK : 98%
5 Penyelenggaraan Akreditasi sekolah dasar
dan Sekolah Menengah Pertama
3 Meningkatnya proporsi satuan 1 Sekolah Standar Nasional (SSN) Peningkatan kualitas 6 Penyediaan dana operasioanal Badan Sekolah Standar Nasional (SSN)
pendidikan baik negeri maupun SD = 2 Sekolah pengelolaan pendidikan Akreditasi Kota SD : 3 Sekolah
swasta yang terakreditasi SMP = 5 Sekolah pada satuan pendidikan 8 Penyelenggaraan MGMP SMP, SMA dan SMK SMP : 9 Sekolah
SMU/SMK = 5 Sekolah 9 Pelatihan penyusunan kurikulum SMU/SMK : 7 Sekolah
2 Rintisan Sekolah Bertaraf Intern. ( sosialisasi kurikulum) 2006 Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional
(RSBI) 10 Pelatihan Kompentensi Tenaga Pendidik/ (RSBI)
SD = 1 sekolah sosialisasi KTSP SD : 1 Sekolah
SMP = 1 sekolah 11 Pengembangan metode Belajar Mengajar SMP : 2 Sekolah
SMU/SMK = 1 sekolah SMP, SMA dan SMK SMU/SMK : 5 Sekolah
3 Persentase sekolah yang terakreditasi Persentase sekolah yang terakreditasi
(Negeri dan Swasta) (Negeri dan Swasta)
SD = 100 % SD : 90%
SMP = 100 % SMP : 60%
SMU/SMK = 80% SMU/SMK : 50%
4 Meningkatnya persentase kelulusan 1 Nilai rata-rata kelulusan siswa Peningkatan efektivitas Nilai rata-rata kelulusan siswa
siswa pada setiap jenjang SD = 7,50 pelaksanaan manajemen SD : 7,65
pendidikan SMP = 6,50 pendidikan berbasis SMP : 5,12
SMU/SMK = 6,0 sekolah SMU/SMK : 5,50
2 Persentase jumlah lulusan Persentase jumlah lulusan
SD = 100 % SD : 96,07
SMP = 100 % SMP : 92,28
SMU/SMK = 90 % SMU/SMK : 89,77
5 Meningkatnya partisipasi 1 Komite Sekolah di semua tingkatan Peningkatan peran serta Program Manajemen dan Pelayanan terdapat komite sekolah di semua tingkatan
stakeholder dalam bidang sekolah (SD, SMP,SMU.SMK) Negeri masyarakat dalam Pendidikan dan jenjang pendidikan serta menjalankan
pendidikan menjalankan peran dan fungsinya pembangunan pendidikan dengan kegiatan Pokok peran dan fungsinya
1 Penyediaan dana operasional Dewan
Pendidikan
2 Penerapan sistem dan informasi manajemen
pendidikan
3 Penyelenggaraan pelatihan, seminar dan
lokakarya, serta diskusi ilmiah tentang
berbagai issu pendidikan
6 Meningkatnya minat dan budaya 1 Tersedianya perpustakaan disetiap Pengembangan budaya Program Pengembangan minat dan budaya Perpustakaan di sekolah negeri : 70%
baca sekolah negeri 100 %; sekolah baca dan menciptakan baca Perpustakaan di sekolah swasta : 30%
swasta 40 % masyarakat gemar membaca dengan kegiatan Pokok
2 Terbentuk komunitas minat baca di 1 Penyediaan buku pelajaran untuk SD/MI, telah terbentuk komunitas minat baca
setiap kecamatan SMP/M.Ts, SMA/MA dan SMK di sejumlah 11 kecamatan dari sebanyak
2 Pelayanan masyarakat dan siswa gemar 13 kecamatan yang ada di B. Lampung
RPJMD 2005-2010
PROGRAM DAN CAPAIAN INDIKATOR SASARAN
INDIKATOR
TUJUAN SASARAN KEBIJAKAN
SASARAN KEGIATAN POKOK
membaca
3 Penyediaan bahan bacaan bagi masyarakat
3. Meningkatkan 1 Tersedianya fasilitas kepemudaan Fasilitas kepemudaan dan olahraga Peningkatan sarana dan Program peningkatan peran serta fasilitas kepemudaan dan olahraga
Prestasi dan olahraga yang memadai tersedia dan terpelihara prasarana kepemudaan kepemudaan tersedia dan terpeliharan meskipun
Pemuda dan dan olahraga dengan Kegiatan Pokok belum maksimal
Olahraga 1 Pembinaan organisasi kepemudaan
2 Penyuluhan pencegahan penggunaan
narkoba di kalangan generasi muda
2 Terselengggaranya kegiatan- 1 Penyelenggaraan PORSENI setiap tahun Fasilitasi kegiatan olahraga Porseni dilaksanakan setiap tahun
kegiatan kepemudaan dan olahraga 2 Penyelenggaraan PORKOT setiap 4 tahundan kepemudaan PORKOT diselenggarakan setiap 4 tahun
yang berorientasi prestasi 3 Kegiatan Kepemudaan berkembang - penyuluhan narkoba
- seleksi calon peserta paskibra
- pelatihan kewirausahaan pemuda
- bantuan peralatan ketrampilan dan
modal untuk pemuda
3 Meningkatnya prestasi pemuda dan 1 Prestasi olahraga di tingkat Propinsi dan Peningkatan pembinaan Program pembinaan dan pemasyarakatan prestasi olahraga meningkat
olahraga Nasional meningkat kepemudaan dan olahraga olahraga
2 Penghargaan Pemuda/Mahasiswa/pelajar dengan Kegiatan Pokok penghargaan pemuda/mahasiswa dan
berprestasi tingkat Propinsi dan Nasional 1 Pembinaan atlit dan seleksi Olahraga Usia Dini pelajar meningkat
SD/MI Kota Bandar Lampung
2 Pembinaan dan Seleksi Olahraga dan seni
SMP/MTs Kota Bandar Lampung
3 Pembinaan dan Seleksi Pekan Olah Raga dan
Seni (PORSENI) SLTA Kota Bandar Lampung
4 Pembinan dan seleksi dalam rangka PON ,
PORPROV dan PORKOT
5 Penghargaan bagi atlit yang berprestasi
6 Bantuan dana pembinaan cabang-cabang
olahraga
7 Penyelenggaraan kompetisi olahraga
8 Pembinaan cabang olahraga prestasi di
tingkat daerah
9 Pembinaan dan pemasyarakatan olahraga
melalui KONI
1. Meningkatkan 1 Meningkatnya kualitas pemahaman, 1 Fasilitasi penyelenggaraan kegiatan 1. Peningkatan kualitas Pembinaan dan bantuan terhadap kehidupan - Fasilitasi kegiatan PHBI
Kualitas penghayatan dan pengamalan keagamaan pelayanan dan pemahaman beragama - Fasilitasi penyelenggaraan MTQ
RPJMD 2005-2010
PROGRAM DAN CAPAIAN INDIKATOR SASARAN
INDIKATOR
TUJUAN SASARAN KEBIJAKAN
SASARAN KEGIATAN POKOK
Keagamaan ajaran agama agama dengan Kegiatan Pokok - Fasilitasi pemilihan keluarga sakinah
1 Pemberian bantuan kepada lembaga agama
dan tempat beribadah
2 Pelaksanaan MTQ
3 Pengiriman Tim Pelaksana Haji Daerah
(TPHD)
4 Pelaksanaan Perayaan Hari Besar Islam
5 Pembinaan dan peningkatan peran Majelis
Taklim
6 Pembinaan Qori dan Qoriah
7 Pembinaan RISMA
2. Mengembangkan 1 Meningkatkan kerukunan intern dan 1 Stabilitas kehidupan beragama dan 2. Pengoptimalan peran Fasilitasi antar forum lintas agama dan antar Tidak ada kejadian dan kerawanan
kerukunan hidup antar umat beragama bermasyarakat dan fungsi Forum lintas forum sosial kemasyarakatan konflik di masyarakat yang disebabkan
bermasyarakat lintas agama dan Forum dengan Kegiatan Pokok oleh kejadian yang bernuansa SARA
sosial kemasyarakatan Penyelenggaraan Forum Komunikasi Antar
Umat Beragama (FKUB) mulai rutin pemilhan KUA teladan
Meningkatkan 1 Menurunnya angka kematian ibu 1 AKI ≤ 18 Kasus 1.Peningkatan kinerja 1 Program Obat dan Perbekalan Kesehatan AKI : 10 Kasus
pelayanan (AKI) pelayanan kesehatan dengan Kegiatan Pokok
kesehatan terhadap ibu hamil Pengadaan obat dan perbekalan kesehatan
masyarakat
2 Menurunnya angka kematian bayi 2 AKB ≤ 178 Kasus 2.Peningkatan kinerja 2 Program Upaya Kesehatan Masyarakat AKB 2005 : 27 Kasus
(AKB) pelayanan kesehatan dengan Kegiatan Pokok AKB 2010 : 28 Kasus
terhadap bayi dan balita Pelayanan kesehatan penduduk miskin di
puskesmas dan jaringannya
3 Menurunnya prevalensi gizi kurang 3 Persentase anak dan balita gizi kurang 3.Peningkatan jaringan dan Gizi Buruk : 2.19%
pada anak dan balita dibawah 11,50% kualitas Puskesmas 3 Program Pengawasan Obat dan Makanan Gizi Kurang : 12.26%
dengan Kegiatan Pokok Gizi Lebih : 2.46%
4 Menurunnya angka kesakitan 4 DBD 4.Peningkatan sosialisasi Peningkatan pengawasan keamanan pangan
penyakit berbasis lingkungan - ABJ ≥ 95 % kesehatan lingkungan dan bahan berbahaya - ABJ : 88 %
(DBD, Diare, Pneumonia, TBC, - CFR ≤ 2 % dan pola hidup sehat - CFR : 2.2%
Malaria) - IR ≤ 30/100.000 Penduduk 4 Program Promosi kesehatan dan - IR : 57.36%
DIARE : Pemberdayaan Masyarakat
- Cakupan Penanganan Diare 100% dengan Kegiatan Pokok - Penanganan Diare : 100%
TBC Penyuluhan masyarakat pola hidup sehat
- Cakupan penanganan pneumonia 87% - Cakupan Penanganan : 100%
- Angka kesembuhan ≥ 85% 5 Program Perbaikan Gizi Masyarakat - Angka Kesembuhan : 92,80%
- CDR ≥ 70% dengan Kegiatan Pokok - CDR : 70.90%
- Konversi ≥ 80% Penanggulangan kurang energi protein, - Konversi : 93.80%
- Eror Rate ≤ 5% anemia gizi besi, GAKY, kurang vitamin A dan - Eror rate : 0%
Malaria kekurangan zat gizi mikro lainnya
- Angka AMI ≤ 50 per mil - Angka AMI : 4.79 permil
6 Program Pengembangan Lingkungan Sehat
dengan Kegiatan Pokok
Penyuluhan menciptakan lingkungan sehat
(Kelurahan Sehat)
RPJMD 2005-2010
PROGRAM DAN CAPAIAN INDIKATOR SASARAN
INDIKATOR
TUJUAN SASARAN KEBIJAKAN
SASARAN KEGIATAN POKOK
7 Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan
dengan Kegiatan Pokok
Pengembangan dan pemutakhiran data dasar
standar pelayanan kesehatan
MISI 4 : Meningkatkan Prasarana dan Sarana Perkotaan yang Berkualitas Sesuai dengan Tata Ruang
1. Meningkatkan 1 Meningkatnya prasarana dan 1 Pelaksanaan SPM Bidang infrastruktur Peningkatan penyediaan Program pembangunan jalan dan jembatan - Pelaksanaan SPM Infrastruktur : 90%
penyediaan sarana perkotaan secara merata mencapai 90% prasarana dan sarana dengan Kegiatan Pokok
prasarana dan 2 Cakupan pelayanan air bersih PDAM perkotaan secara terpadu Peningkatan Jalan dan Jembatan Perkotaan - Cakupan pelayanan PDAM : 25,32%
sarana perkotaan dipertahankan ≥ 30%
secara terpadu 3 Pelayanan air bersih melalui sumur bor Program Pemeliharaan Jalan dan Jembatan - Pelayanan air bersih sumur bor : 0.4%
RPJMD 2005-2010
PROGRAM DAN CAPAIAN INDIKATOR SASARAN
INDIKATOR
TUJUAN SASARAN KEBIJAKAN
SASARAN KEGIATAN POKOK
≥ 60% Perkotaan
4 Sampah Terangkut mencapai 90 % dengan Kegiatan Pokok - Sampah terangkut : 80%
5 Titik banjir Berkurang 1 Pemeliharaan Berkala Jalan dan Jembatan
Perkotaan - Titit Banjir : 47 lokasi (bertambah)
2 Pemeliharaan Rutin Jalan dan Jembatan
Perkotaan
Program Rehabilitasi/Pemeliharaan
Talud/Bronjong
dengan Kegiatan Pokok
Pemeliharaan Rutin saluran drainase
2 Meningkatnya kualitas bangunan 1 Pemeliharaan dan Pembangunan GedungPeningkatan kualitas Program Pembangunan dan Pemeliharaan - pembangunan gedung publik : 18
publik dan gedung pemerintah Publik dan Pemerintah meningkat bangunan publik dan Gedung Pemerintah/Publik - pemeliharaan gedung publik : 5
2 Tersedianya Kantor Kelurahan (Tanah gedung pemerintah dengan Kegiatan Pokok
dan Bangunan) se-Kota Bandar 1 Pemeliharaan/Rehab Gedung Kantor - kantor kelurahan permanen : 98
Lampung mencapai 95% Pemerintah/Publik
2 Pemagaran Gedung Kantor Pemerintah/Publik
3 Pembangunan Gedung DPRD
Kota Bandar Lampung
3 Meningkatnya sarana dan 1 Tersedianya sarana angkutan umum Peningkatan pelayanan Program Pembangunan Prasarana dan - jumlah sarana angkutan umum : 2032
prasarana Perhubungan yang mampu melayani seluruh wilayah dan ketersediaan sarana Fasilitas Perhubungan
Kota Bandar Lampung dengan 2736 dan prasarana perhubungan dengan Kegiatan Pokok
2 Jumlah Fasilitas Lalu lintas Angkutan 1 Perencanaan Pembangunan prasarana dan - jumlah fasilitas LLAJ : 1172
Jalan (LLAJ) meningkat dari 506 fasilitas perhubungan
3 Pelayanan jasa Terminal, Pengujian 2 Peningkatan pengelolaan terminal angkutan - pelayanan jasa terminal : 4 jenis jasa
Kendaraan Bermotor dan parkir daerah
meningkat dari 4 dan 26.349 - pelayanan jasa pengujian : 96.548
Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan
Prasarana dan Fasilitas LLAJ
dengan Kegiatan Pokok
Rehabilitasi/pemeliharaan sarana alat
pengujian kendaraan bermotor
2. Meningkatkan 1 Meningkatnya kualitas perencanaan 1 Dokumen RDTRK untuk 8 BWK, RTBL dan 1.Penyediaan dokumen Program Perencanaan Tata Ruang - tersedia dokumen RDTR dan RTBL : 8
kualitas penataan penataan ruang dokumen perencanaan lannya tersedia perencanaan dengan Kegiatan Pokok
ruang 2 Perda pengelolaan pesisir tersusun 1 Penyusunan RDTR Kawasan - perda pengelolaan pesisir tersusun
(perencanaan, 2 Penyusunan RTBL
pemanfaatan dan 2 Terlaksananya pembangunan 1 Persentase Bangunan yang memiliki 2.Penerbitan IMB sesuai 3 Sosialisasi Peraturan Perundang-undangan - Persentase izin bangunan : 1070
pengendalian secara terarah, terintegrasi dan izin meningkat dari 272 peruntukan tentang Rencana Tata Ruang
ruang) sesuai berkelanjutan 4 Penyusunan Dokumen Perencanaan
peruntukkan Kawasan Pesisir
RPJMD 2005-2010
PROGRAM DAN CAPAIAN INDIKATOR SASARAN
INDIKATOR
TUJUAN SASARAN KEBIJAKAN
SASARAN KEGIATAN POKOK
3 Terkendalinya pemanfaatan ruang 1 Persentase Bangunan yang melanggar 3.Peningkatan pengawasan Program Pemanfaatan Ruang - jumlah bangunan melangar : 118
sesuai peruntukannya tata ruang menurun dari dari jumlah pemanfaatan ruang dengan Kegiatan Pokok
312 1 Pembuatan dan Pemasangan Patok
GSB dan GSS
2 Pembuatan Papan larangan dan himbauan
1. Meningkatkan 1 Menurunnya Penyakit Masyarakat Jumlah PMKS menurun Peningkatkan kualitas Program Pemberdayaan Fakir Miskin, - Jumlah PMKS 2010 : 42.296 jiwa
Ketertiban dari Jumlah 2005 : 16.847 jiwa hidup PMKS Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan
Masyarakat Penyandang Masalah Kesejahteraan
Sosial (PMKS) Lainnya
dengan Kegiatan Pokok
1 Fasilitasi manajemen usaha bagi
keluarga miskin
2 Pelatihan keterampilan bagi penyandang
masalah Kesejahteraan Sosial
2 Meningkatnya wawasan Tidak terjadinya konflik akibat isu SARA Peningkatkan wawasan Program pengembangan wawasan - tidak terjadi konflik yang bernuansa SARA
kebangsaan kebangsaan kebangsaan
dengan kegiatan pokok
1 Forum Rapat Muspida Kota Bandar Lampung
2 Forum Koordinasi Pengamanan dan
Pengendalian (Korpandal)
3 Forum Pembauran kebangsaan
3 Menurunnya Pelanggaran Lalulintas Angka kecelakaan lalu lintas menurun Peningkatan kesadaran Program Peningkatan Pelayanan Angkutan - angka kecelakaan lalu lintas menurun
Masyarakat dalam berlalu- dengan Kegiatan Pokok
lintas 1 Sosialisasi/penyuluhan ketertiban lalu-lintas
angkutan
2 Koordinasi dalam peningkatan pelayanan
angkutan
2. Mengendalikan 1 Stabilitas keamanan Situasi Keamanan terkendali Peningkatan keamanan Program Peningkatan Keamanan dan - Situasi keamanan kota terkendali
Masalah Sosial lingkungan Kenyamanan Lingkungan
Masyarakat dengan Kegiatan Pokok
1 Pelatihan pengendalian keamanan dan
kenyamanan lingkungan
2 Operasi penyelenggaraan ketentraman dan
ketertiban umum
3 Operasi penegakan PERDA dan
Keputusan Kepala Daerah
2 Meningkatnya pelayanan 1 Sistem peringatan dini di daerah rawan Peningkatan perlindungan Program Pencegahan dini dan - Terbentuk Badan Penanggulangan
perlindungan masyarakat serta bencana tersedia masyarakat penanggulangan korban bencana alam bencana di Kota
penanggulangan bencana 2 Optimalisasi tugas Satkorlak PB di dengan Kegiatan Pokok
13 Kecamatan 1 Pemantauan dan penyebarluasan - Dokumen Mitigasi Bencana tersedia
informasi potensi bencana
2 Pembinaan dan penanggulangan bencana - Terbentuk Satkorlak di 13 kecamatan
dan SATLAK PB
3 Pembinaan peningkatan sumber daya
manusia (SDM) Tim Reaksi Cepat (TRC)
4 Sosialisasi Prosedur Tetap (Protap),
Petunjuk Teknis (JUKNIS) SATLAK
Penanggulangan Bencana
5 Peningkatan sarana dan prasarana pemadam
kebakaran
6 Pelatihan penanggulangan bahaya kebakaran
1. Memperluas 1 Meningkatnya penyerapan 1 Tingkat pengangguran terbuka Perluasan akses masyarakat Program Peningkatan kualitas dan - Tingkat Pengangguran terbuka : 37.564
Kesempatan tenaga kerja turun menjadi 10,50 % untuk mendapatkan produktivitas Tenaga kerja (6,47%)
Kerja dan pekerjaan dengan Kegiatan Pokok
berusaha 1 Penyusunan database tenaga kerja daerah
2 Pendidikan dan Pelatihan bagi pencari kerja
3 Pengadaan sarana dan prasarana
Balai Latihan Kerja
4 Pemberian informasi ketenagakerjaan
2. Mengembangkan 1 Menurunnya jumlah penduduk 1 Jumlah Keluarga miskin sebesar ≤ 27% 1. Penanggulangan Program Perencanaan Pembangunan - Jumlah Keluarga Miskin : 55.896 (33%)
Perekonomian miskin kemiskinan secara Ekonomi
daerah partisipatif dengan Kegiatan Pokok
1 Penyusunan Perencanaan Pengembangan
Ekonomi Lokal Kota Bandar Lampung
2 Pendamping Program Penanggulangan
Kemiskinan Terpadu (Paket)
2 Meningkatnya iklim investasi 1 Pertumbuhan investasi daerah (PMA 2. Peningkatan pelayanan Program Penciptaan iklim usaha Kecil - Jumlah investasi PMA : 40 perusahaan
yang kondusif dan PMDN) sebesar 9% bagi dunia usaha dan Menengah yang Kondusif - Jumlah investasi PMDN : 41 perusahaan
2 Kemudahan dan bebas biaya perizinan promosi produk daerah dengan Kegiatan Pokok dari target 39 perusahaan
bagi usaha kecil Perencanaan, Koordinasi, dan
Pengembangan Usaha Kecil Menengah
3 Meningkatnya produktivitas 1 Jumlah UKM meningkat 3. Pemberdayaan Koperasi, Program Pengembangan Kewirausahaan - Jumlah UKM : 34.560
koperasi dan UKM 2 Persentase Koperasi yang sehat ≥12% usaha kecil menengah dan Keunggulan Kompetitif - Jumlah koperasi : 658
(UKM) dan pedagang usaha kecil Menengah - Persentase Koperasi Sehat : 69%
dengan Kegiatan Pokok
Memfasilitasi Peningkatan Kemitraan Usaha
bagi Usaha Mikro Kecil Menengah
4 Meningkatnya produktivitas hasil 1 Hasil Tangkapan ikan laut 4. Pemberdayaan nelayan Program Pemberdayaan ekonomi - Hasil Tangkapan Ikan Laut : 24.736 ton
perikanan, pertanian dan sebesar = 23.533 ton dan petani masyarakat pesisir
peternakan 2 Produksi ikan air tawar = 120 ton/tahun dengan Kegiatan Pokok - Produksi Ikan Air Tawar : 396.100 ton
3 Produksi hasil olahan perikanan Dana Pendamping Program PEMP
mencapai 992,34 ton/tahun - Produksi olahan hasil ikan : 32.550 ton
RPJMD 2005-2010
PROGRAM DAN CAPAIAN INDIKATOR SASARAN
INDIKATOR
TUJUAN SASARAN KEBIJAKAN
SASARAN KEGIATAN POKOK
4 Konsumsi ikan masyarakat Program Pemberdayaan Masyarakat Dalam - Konsumsi ikan masyarakat : 25/kg/th
mencapai 29/kg/tahun Pengawasan dan pengendalian sumber daya
5 Produktivitas tanaman pangan 5,1 ton/ha kelautan - Produktifitas tanaman pangan : 5,2 ton
6 Kakao yang difermentasi mencapai 25% dengan Kegiatan Pokok
1 Penyusunan DED Penataan Kawasan - Jumlah kakao yang difermentasi : 15%
Pesisir Kota Bandar Lampung
2 Inspeksi/pengawasan laut di Teluk Lampung
5 Meningkatnya pelayanan 1 Presentase jumlah daging (sapi, kuda, Peningkatan kewaspadaan Program Pencegahan dan Penanggulangan - Jumlah ternak yang diperiksa : 90%
kesehatanhewan dan pelayanan kambing, babi, kerbau, unggas) yang terhadap penyakit hewan Penyakit Ternak atau 112.265 ekor
kesmavet (kesehatan masyarakat diperiksa mencapai 90% dengan Kegiatan Pokok
veteriner) 2 Kasus penyakit hewan (flu burung, 1 Pengawasan, pemotongan hewan sebelum, - Kasus penyakit hewan menurun secara
rabies, antrax dan ND) menurun saat dan sesudah dipotong signifinak selama lima tahun terakhir
2 Pengendalian, pencegahan, pemeriksaan,
pengobatan, pemberantasan penyakit hewan
3. Menjaga 1 Tersedianya kebutuhan bahan 1 Stabilitas stok bahan pokok dan bahan Peningkatan koordinasi Program peningkatan perdagangan - Stabilitas stok bahan pokok di pasaran
ketersediaan pokok dan bahan bakar bakar keperluan rumah tangga di pasaran
dalam penyediaan kebutuhan dalam negeri stabil kecuali menghadapi ramadhan dan
kebutuhan keperluan rumah tangga pokok dan bahan bakar dengan Kegiatan Pokok lebaran
masyarakat keperluan rumah tangga 1 Promosi Perdagangan Produk Dalam Negeri
2 Pembuatan VCD Profil serta leaflet - koordinasi antara pemerintah kota
tentang industri dan UKM dengan instansi lain berjalan dalam
3 Monitoring dan informasi perkembangan rangka menjaha stabilitas harga
harga pasar
4. Meningkatkan 1 Meningkatnya pendapatan daerah 1 Rata-rata peningkatan APBD (anggaran Optimalisasi pengelolaan Program peningkatan pengembangan - Peningkatan APBD : 9%
kemampuan pendapatan dan belanja daerah) keuangan daerah pengelolaan keuangan daerah
keuangan mencapai 20% per tahun dengan kegiatan pokok - Peningkatan PAD : 19%
daerah 2 Pendapatan Asli Daerah (PAD) rata-rata 1 Penyusunan Standar Satuan Harga
meningkat 10% sampai 15% per tahun 2 Penyusunan Sistem dan prosedur
pengelolaan keuangan daerah
3 Pembinaan Pengelolaan barang dan
pemutakhiran data pengadaan barang
pemerintah Kota B. Lampung
4 Publikasi neraca pemerintahan kota Bandar
Lampung
5 Pengadaan dan pemasangan papan himbauan
pembayaran pajak daerah
5. Mengembangkan 1 Meningkatnya pembinaan dan 1 Jumlah Objek Wisata bertambah Promosi budaya dan Program pengembangan pemasaran - Jumlah Obyek Wisata : 11 buah
budaya dan pengembangan budaya daerah sebanyak 2 objek wisata pariwisata daerah pariwisata
pariwisata dan kepariwisataan 2 Tingkat kunjungan wisatawan naik dengan kegiatan pokok: - Tingkat Kunjungan Wisata : 18%
daerah sebesar 30 % 1 Pelaksanaan Promosi Pariwisata Nusantara
3 Jumlah usaha disektor pariwisata Di Dalam dan luar Negeri - Jumlah usaha di sektor pariwisata : 10
meningkat 10% 2 Peningkatan Pemanfaatan Teknologi Informasi
RPJMD 2005-2010
PROGRAM DAN CAPAIAN INDIKATOR SASARAN
INDIKATOR
TUJUAN SASARAN KEBIJAKAN
SASARAN KEGIATAN POKOK
4 Jumlah bangunan yang berciri khas Dalam pemasaran Pariwisata - Jumlah bangunan yang berciri khas
daerah Lampung dan jumlah sanggar daerah Lampung : 2
seni budaya meningkat 10%
5 Cagar adat budaya terpelihara Program pengembangan destinasi pariwisata - Cagar budaya terpelihara dengan baik
dengan kegiatan pokok:
1 Penataan sarana dan prasarana Batu Putu
2 Penyusunan paket wisata dan alat promosi
Misi 7: Mengelola Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Secara Bertanggungjawab dan Berkelanjutan
Meningkatkan 1 M\eningkatnya pengelolaan sumber 1 Perusahaan yang telah memenuhi baku 1. Pendayagunaan sumber Program peningkatan kualitas dan akses - Perusahaan yang telah memenuhi baku
Pengelolaan daya alam dan lingkungan hidup mutu air limbah 50% daya alam secara optimal informasi sumber daya alam dan lingkungan mutu air limbah : 25%
Sumber Daya Alam oleh stakeholder secara 2 Penurunan beban pencemaran air dengan kegiatan pokok
dan Lingkungan berkelanjutan dengan BOD 25% Pengawasan Pelaksanaan AMDAL - Penurunan beban pencemaran air
hidup secara 3 Penambangan liar berkurang 14,3% dan UKL-UPL dengan BOD : 25%
berkelanjutan
2 Terciptanya kebijakan lingkungan 4 Peraturan dibidang pengelolaan 2. Pencegahan dan Program penyusunan dokumen perencanaan - Penambangan liar berkurang : 25%
hidup lingkungan hidup tersusun 3 buah penanggulangan pengelolaan sumber daya alam
pencemaran serta dan lingkungan hidup - Jumlah peraturan lingkungan hidup yang
kerusakan lingkungan dengan kegiatan pokok tersusun : 1 buah
hidup Penyusunan Buku Status Lingkungan
Hidup Daerah
3 Meningkatnya kebersihan, 1 Kebersihan lingkungan permukiman Peningkatan koordinasi Program pengendalian pencemaran dan - Kebersihan lingkunan permukiman
keindahan dan lingkungan meningkat dan partisipasi masyarakat kerusakan lingkungan hidup meningkat meskipun kesadaran masyara
kota yang sehat 2 Kebersihan pada fasilitas umum dalam pengelolaan dengan kegiatan pokok kat masih rendah
meningkat lingkungan hidup 1 Pembinaan Operasional ADIPURA, pembuatan
3 Taman-taman kota terpelihara PROFIL ADIPURA dan Pembuatan Peta - Kebersihan pada fasilitas umum juga
2 Pengawasan Pertambangan Bahan Galian meningkat meskipun kadang naik turun
Gol. C, air bawah tanah dan Air Permukaan namun pernah mendapatkan ADIPURA
3 Pembinaan dan Sosialisasi Kali
RPJMD 2005-2010
PROGRAM DAN CAPAIAN INDIKATOR SASARAN
INDIKATOR
TUJUAN SASARAN KEBIJAKAN
SASARAN KEGIATAN POKOK
dan Pantai Bersih - Taman-taman kota terpelihara dengan
baik
Program perlindungan dan konservasi
sumber daya alam
dengan kegiatan pokok
1 Peningkatan Kualitas Air sungai
2 Kegiatan Dana Alokasi Khusus Bidang
Lingkungan Hidup
3 Penyusunan AMDAL Penataan Pesisir
Teluk Lampung
Mewujudkan 1 Meningkatnya partisipasi 1 Peran dan fungsi lembaga legislatif Peningkatan fungsi Program Peningkatan Pelayanan Kedinasan - DPRD menjalankan fungsi dan perannya
Pelaksanaan masyarakat dalam pengambilan meningkat birokrasi dalam pelayanan Kepala Daerah/Wakil Kepala daerah meskipun belum maksimal baik dalam
Prinsip-prinsip Tata kebijakan publik kepada masyarakat dengan kegiatan pokok fungsi legislasi, fungsi pengawasan
Pemerintahan yang 1 Dialog/Audensi dengan tokoh-tokoh dan fungsi penganggaran
Baik masyarakat, pimpinan/anggota organisasi
sosial dan organisasi kemasyarakatan
2 Penerimaan kunjungan kerja pejabat negara
3 Rapat koordinasi unsur MUSPIDA
4 Rapat koordinasi pejabat Pemerintah Daerah
3 Meningkatnya pelaksanaan 1 Kasus penyimpangan penyelenggaraan Pengembangan prinsip- Program Peningkatan Sistem Pengawasan - Laporan keuangan daerah mencapai
pengawasan pemerintah dan pemerintahan dan pembangunan prinsip transparansi Internal dan Pengendalian Pelaksanaan status wajar dengan pengecualian
pengendalian pembangunan menurun dan akuntabilitas Kebijakan KDH yang merupakan indikasi menurunnya
dengan kegiatan pokok kasus penyimpangan
1 Penanganan Kasus Pengaduan Di Lingkungan
Pemerintah Daerah
2 Tindak Lanjut Temuan Pengawasan dan
Inventarisasi Temuan Pengawasan
3 Inventarisasi Temuan Hasil Pemerikasaan
4 Pengawasan Internal Secara Berkala Bidang
Pemerintahan
5 Pengawasan Internal Secara Berkala Bidang
Ekonomi
6 Pengawasan Internal Secara Berkala Bidang
Kesra
7 Pengawasan Internal Secara Berkala Bidang
Pembangunan
8 Pengawasan Internal Secara Berkala
Aparatur
9 Penghimpunan dan penyuluhan LP2P
10 Penyusunan Laporan Harta Kekayaan
pejabat negara
11 Review Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah
12 Pengawasan pemberdayaan masyarakat
dalam pelaksanaan pembangunan
4 Meningkatnya kualitas aparatur 1 Pejabat struktural yang telah mengikuti Peningkatan kompetensi Program Peningkatan Kapasitas Sumber - Pejabat struktural yang telah mengikuti
pemerintah daerah pendidikan penjenjangan struktural dan profesionalisme Daya Aparatur pendidikan penjenjangan struktural
sebanyak 1.182 orang aparatur dengan kegiatan pokok lebih dari 1.182 orang
2 Tenaga honorer yang diangkat menjadi 1 Penyelenggaraan Ujian Penyesuaian
CPNSD sebanyak 575 orang Kenaikan Pangkat - Tenaga honorer yang diangkat menjadi
3 Terbitnya SK kenaikan pangkat PNS 2 Pendidikan dan Pelatihan Struktural bagi CPNS CPNSD sebanyak 575 orang
sebanyak 2.222 orang 3 Pendidikan dan Pelatihan Teknis bagi PNS
- Terbitnya SK kenaikan pangkat PNS
RPJMD 2005-2010
PROGRAM DAN CAPAIAN INDIKATOR SASARAN
INDIKATOR
TUJUAN SASARAN KEBIJAKAN
SASARAN KEGIATAN POKOK
Program Pendidikan Kedinasan lebih dari 2.222 orang
dengan kegiatan pokok
Pendidikan penjenjangan struktural
5 Meningkatnya sistem administrasi 1 Komputerisasi sistem administrasi Peningkatan ketersediaan Program Pembinaan dan Pengembangan - Komputerisasi sistem administrasi
kepegawaian dan manajemen kepegawaian dan manajemen sarana dan prasarana Aparatur. kepegawaian dan manajemen informasi
informasi kepegawaian informasi kepegawaian aparatur dengan kegiatan pokok berjalan dengan baik namun belum
2 Data formasi kebutuhan pegawai dan 1 Seleksi Penerimaan Calon PNS maksimal
penempatan tugas PNS tersedia 2 Pembinaan disiplin PNS/Waskat
3 Buku panduan administrasi 3 Pemberian Penghargaan bagi PNS yang - Data formasi kebutuhan pegawai dan
kepegawaian tersedia memasuki pensiun penempatan tugas PNS tersedia
4 Penyusunan formasi PNS dan alih
tugas pegawai - Buku panduan administrasi kepegawaian
5 Peningkatan Sistem Administrasi tersedia dengan baik dan lancar
Kepegawaian dan manajemen informasi
kepegawaian
6 Pemberian bantuan tugas belajar dan
ikatan dinas
7 Pengembangan Database & Penyempurnaan
Bezetting PNS
8 Penyusunan Buku Panduan Administrasi
Kepegawaian
9 Penyelesaian Kasus Kepegawaian (BAPEK)
10 Penyusunan himpunan peraturan dibidang
kepegawaian
6 Terwujudnya sistem kelembagaan 1 Pelayanan perizinan Satu Pintu terbentukPengembangan prinsip- Program Pengembangan Komunikasi, - Sistem pelayanan satu pintu terbentuk
dan ketatalaksanaan pemerintahan 2 E-Government di lingkungan Pemerintahprinsip tata pemerintahan Informasi dan Media Massa
yang bersih efisien, efektif, Kota Bandar Lampung dapat terlaksana yang baik (efisensi, efektif, dengan kegiatan pokok - E-Government di lingkungan Pemkot
transparan, profesional dan profesionalisme) Pelaksanaan E-Government belum terlaksana dengan baik
7 Meningkatnya kualitas perencanaan 1 Kualitas Perencanaan Pembangunan Peningkatan kualitas Program Kerjasama Pembangunan - Kualitas perencanaan pembangunan
dan pengendalian Daerah meningkat perencanaan pembangunan dengan Kegiatan Pokok daerah meningkat baik dari sisi
pembangunan daerah 2 Koordinasi dan pengendalian 1 Sinkronisasi dan Koordinasi Program Bidang substansi pengaturan maupun implemen
Pembangunan meningkat Infrastruktur Kota Bandar Lampung tasinya.
2 Pengendalian dan Evaluasi Kegiatan
pembangunan - Koordinasi dengan FORKOMPIMDA
dan kelompok masyarakat lainnya ter
Program Perencanaan Pembangunan jalin dengan baik
Daerah
dengan Kegiatan Pokok
1 Penyusunan Rancangan RKPD
2 Penyelenggaraan Musrenbang RKPD
3 Koordinasi Penyusunan Laporan Kinerja
Pemerintah Daerah
4 Koordinasi Penyusunan Laporan Keterangan
Pertanggungjawaban (LKPJ)
5 Bimbingan Teknis Tentang Perencanaan
Pembangunan Daerah
RPJMD 2005-2010
PROGRAM DAN CAPAIAN INDIKATOR SASARAN
INDIKATOR
TUJUAN SASARAN KEBIJAKAN
SASARAN KEGIATAN POKOK
1. Meningkatkan 1 Meningkatnya kesadaran hukum 1 Pemahaman dan kesadaran hukum 1. Peningkatan Kesadaran Program Dokumentasi dan Informasi Hukum - Terlakasana sebanyal 21 kali penyuluhan
Kesadaran masyarakat masyarakat meningkat hukum dengan Kegiatan Pokok sehingga kesadaran dan pemahaman
hukum dan 2 Produk-produk hukum daerah meningkat Inventarisasi dan pengembangan produk- hukum oleh masyarakat meningkat
supremasi 3 Pelanggaran terhadap perda berkurang produk hukum dari manual ke elektronik
hukum - Selama kurun waktu lima tahun dihasilkan
2 Sinkronisasi peraturan Hukum 4 Sistem jaringan dokumentasi dan 2. Peningkatan supremasi Program Penegakan Hukum sebanyak 50 buah Perda
dan Perda informasi hukum terbentuk hukum dengan Kegiatan Pokok
1 Pembinaan Kadarkum - Pelanggaran terhadap produk hukum
2 Operasi Yustisi Kota Bandar Lampung berkurang dengan beberapa kali dilaku
3 Sosialisasi Rencana Aksi Nasional kan penyuluhan
Hak Asasi Manusia (HAM)
- Sistem jaringan dokumentasi dan infor
Program Penataan Peraturan Perundang- masi hukum terbentuk dengan baik
undangan
dengan Kegiatan Pokok
1 Penyusunan pedoman dan evaluasi
analisis jabatan
2 Evaluasi tupoksi dan perda kelembagaan
3 Sosialisasi Peraturan Pemerintah
4 Penyusunan penetapan kinerja pemerintah
5 Penyelenggaraan Forum Komunikasi
Pendayagunaan Aparatur Daerah
(FORKOMPANDA)
6 Legalisasi Rancangan Peraturan
Perundang-undangan
7 Fasilitasi Sosialisasi Peraturan
Perundang-undangan
2. Meningkatkan 1 Meningkatnya tingkat kesadaran 1 Partisipasi masyarakat dalam PEMILU 2. Peningkatan Kehidupan Program Pendidikan Politik Masyarakat - Partisipasi masyarakat dalam pemilu
kehidupan politik masyarakat (Legislatif, Kepala Daerah dan Presiden) Politik dan dengan Kegiatan Pokok hanya 64% dan cenderung menga
politik dan meningkat Bermasyarakat yang 1 Koordinasi Forum-Forum Diskusi Politik lami penurunan dari pemilu sebelumnya
bermasyarakat 2 Penyampaian aspirasi masyarakat Demokratis 2 Diskusi Interaktif Masalah Ipoleksosbud
yang demokratis terkendali dan PAN - Penyampaian aspirasi masyarakat ter
3 Komunitas Intelijen Daerah (KOMINDA) kendali atas kerja sama antara Pol PP
Kota Bandar Lampung dengan jajaran kepolisian
3. Meningkatkan 1 Meningkatnya partisipasi Kualitas pemberdayaan perempuan Peningkatan Program Peningkatan Kualitas Hidup dan - Partisipasi perempuan dalam
Pengarustamaan perempuan dalam pembangunan meningkat pengarustamaan gender perlindungan Perempuan pembangunan meingkat secara baik
Gender, Kualitas dengan kegiatan pokok
hidup 1 Sosialisasi dan Advokasi bagi buta - Jumlah kasus tindak kekerasan terhadap
perempuan dan 2 Menurunnya tindak kekerasan Jumlah kasus tindak kekerasan terhadapPeningkatan perlindungan aksara perempuan anak dan perempuan berkurang
perlindungan terhadap perempuan dan anak perempuan dan anak berkurang perempuan dan anak 2 Fasilitasi upaya perlindungan perempuan
anak terhadap tindak kekerasan - jumlah anak yang mengalami kekerasan
dan perlakuan yang tidak menyenangkan
Program keserasian kebijakan peningkatan berkurang secara signifikan
RPJMD 2005-2010
PROGRAM DAN CAPAIAN INDIKATOR SASARAN
INDIKATOR
TUJUAN SASARAN KEBIJAKAN
SASARAN KEGIATAN POKOK
3 Meningkatnya kesejahteraan dan Jumlah anak yang mengalami kekerasanPeningkatan kualitas anak dan perempuan
perlindungan anak dan perlakuan yang tidak menyenangkankualitas hidup anak dengan kegiatan pokok
berkurang Sosialisasi kesetaraan gender,
pemberdayaan perempuan dan perlindungan
anak
PERSENTASE CAPAIAN
150
162
107
104
103
99
77
100
100
97
95
PERSENTASE CAPAIAN
250
100
80
50
75
PERSENTASE CAPAIAN
95
120
100
98
150
180
140
100
200
500
90
60
63
102
79
92
96
92
99.7
80
70
80
80%
PERSENTASE CAPAIAN
70
100%
100%
80%
80
80
90
PERSENTASE CAPAIAN
100
160
96
525
120
95
60
100
115
109
101
117
100
150
PERSENTASE CAPAIAN
PERSENTASE CAPAIAN
120
100
111
133
97
97
87
100
84
20
PERSENTASE CAPAIAN
88.9
0
PERSENTASE CAPAIAN
100
100
110
74
232
100
366
100
393
PERSENTASE CAPAIAN
264
0
PERSENTASE CAPAIAN
100
75%
80
PERSENTASE CAPAIAN
100
100
100
162
60%
PERSENTASE CAPAIAN
80
105
144
127
115
PERSENTASE CAPAIAN
105
330
20
PERSENTASE CAPAIAN
85
110
60
PERSENTASE CAPAIAN
100
110
90
100
PERSENTASE CAPAIAN
50
126 - 190 %
110
50
50
PERSENTASE CAPAIAN
50
100
50
100
170
30
70
100
PERSENTASE CAPAIAN
90
60
PERSENTASE CAPAIAN
90
90
110
90
110
PERSENTASE CAPAIAN
80
100
100
100
50
100
100
PERSENTASE CAPAIAN
90
60
90
100
20
90
50
50
70
PERSENTASE CAPAIAN
MATRIKS KEBIJAKAN DAN INDIKATOR KINERJA RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 – 2015
VISI : “Terwujudnya Masyarakat Bandar Lampung yang Aman, Nyaman, Sejahtera, Maju dan Modern”.
1. MISI : Mengembangkan Kota Bandar Lampung sebagai Pusat Jasa dan Perdagangan Berbasis Ekonomi Kerakyatan
SKPD
BIDANG TUJUAN SASARAN KEBIJAKAN PROGRAM
PENANGGUNGJAWAB
Ekonomi 1. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi 1 Pertumbuhan ekonomi rata-rata 1 Penciptaan Iklim Usaha yang Sehat 1 Perlindungan dan Kepastian Berusaha dan BPMP
Kota Bandar Lampung 6 - 7% per tahun dan Kondusif Berinvestasi
(rata-rata 2005-2009 : 6,2%)
(posisi 2009 : 6,01%) 2 Peningkatan Promosi dan kerjasama BPMP
5 Penciptaan Iklim Usaha Kecil dan Menengah Dinas Kop, UKM dan Perindag
yang Kondusif
2. Meningkatnya perkembangan ekonomi 2 Meningkatnya peran kelembagaan 2 Pengembangan Ekonomi 1 Peningkatan Kualitas Kelembagaan Dinas Kop, UKM dan Perindag
kerakyatan dan permodalan KUMKM Kerakyatan dan Pemberdayaan Koperasi
dalam pengembangan ekonomi lokal
yang berdaya saing 2 Pengembangan Kewirausahaan dan Dinas Kop, UKM dan Perindag
3. Meningkatkan peran serta masyarakat Keunggulan Kompetitif UKM
swasta, perbankan dan lembaga lainnya
3 Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Dinas Kop, UKM dan Perindag
bagi UMKM
4. Menguatnya struktur ekonomi kota dalam 3 Kontribusi sektor jasa terhadap PDRB 3 Pengembangan Ekonomi 1 Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Dinas Kop, UKM dan Perindag
sektor jasa, perdagangan dan industri Kota 50-51% Daerah Perdagangan
(rata-rata 2005-2009 : 50,66%)
(posisi 2009 : 49,75%) 2 Peningkatan dan Pengembangan Ekspor Dinas Kop, UKM dan Perindag
4 Kontribusi sektor perdagangan 3 Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Dinas Kop, UKM dan Perindag
terhadap PDRB Kota 15-16 % Negeri
(rata-rata 2005-2009 : 16,23%)
(posisi 2009 : 13,96%) 4 Pengembangan Teknologi Tepat Guna Dinas Kop, UKM dan Perindag
dalam Industri Kreatif
5 Kontribusi sektor industri terhadap PDRB
Kota 22-23% 5 Pengembangan Sentra-Sentra Industri Dinas Kop, UKM dan Perindag
(rata-rata 2005-2009 : 18,40%) Potensial
SKPD
BIDANG TUJUAN SASARAN KEBIJAKAN PROGRAM
PENANGGUNGJAWAB
menjadi 20%
(Kondisi 2010 : 29%) 7 Peningkatan Perikanan Budi Daya Dinas Perikanan & Kelautan
9 Pengelolaan Sumber Daya Laut, Pesisir, dan Dinas Perikanan & Kelautan
Pulau-Pulau Kecil
5.Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah 7 Peningkatan PAD rata-rata 20% per 17 Optimalisasi Pendapatan Daerah DPPKA
Kota Bandar Lampung tahun
(rata-rata 2005-2009 : 17%)
(kondisi 2009 : 26%)
Ketenagakerjaan 6. Mendorong investasi yang menciptakan 8 Meningkatnya tingkat partisipasi 4 Perluasan dan Pengembangan 1 Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Dinas Tenaga Kerja
lapangan kerja angkatan kerja sebesar 65% Kesempatan Kerja Tenaga Kerja
9 Upah minimum kota (UMK) sesuai dengan 2 Perluasan Kesempatan Kerja Dinas Tenaga Kerja
kebutuhan hidup layak (KHL)
(kondisi 2010 : 80% dari KHL)
5 Peningkatan dan Pembinaan 1 Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Dinas Tenaga Kerja
Hubungan Industrial dan Ketenagakerjaan
Kesejahteraan Pekerja
2. MISI : Meningkatkan Kualitas Pendidikan, Penguasaan IPTEK dan Nilai-nilai Ketaqwaan, Perkembangan Kreatifitas Seni dan Budaya serta Peningkatan Prestasi Olahraga
SKPD
BIDANG TUJUAN SASARAN KEBIJAKAN PROGRAM
PENANGGUNGJAWAB
Pendidikan 1.Meningkatnya akses masyarakat untuk 1 Meningkatnya Angka Partisipasi 1 Peningkatan Akses Pendidikan 1 Pengembangan Pendidikan Anak Dinas Pendidikan
mendapatkan pendidikan Pendidikan Usia Dini
APK SD/MI = 115%
APM SD/MI = 100% 2 Wajib Belajar Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan
APK SMP/MTs = 110% Sembilan Tahun
SKPD
BIDANG TUJUAN SASARAN KEBIJAKAN PROGRAM
PENANGGUNGJAWAB
2.Meningkatnya mutu pelayanan pendidikan 3 Menurunnya angka buta aksara 2 Peningkatan Mutu dan Relevansi 1 Pengembangan Sekolah Unggulan Dinas Pendidikan
(usia 15 - 45 tahun) menjadi Pendidikan Bertaraf Internasional
< 0.5%
2 Peningkatan Minat, Bakat dan Prestasi Dinas Pendidikan
4 Jumlah sekolah yang rusak (ringan,
sedang, berat) berkurang 3 Peningkatan Mutu Pendidik dan Dinas Pendidikan
Tenaga Kependidikan
5 Meningkatnya Kualifikasi Guru S-1 4 Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah Dinas Pendidikan
SD = 90 %
SMP = 98 % 5 Peningkatan Sarana Penunjang Sekolah Dinas Pendidikan
SMA/SMK = 100 %
3.Meningkatnya manajemen pendidikan 3 Peningkatan Manajemen 1 Pengembangan Manajemen Pelayanan Dinas Pendidikan
Pendidikan Pendidikan
Keagamaan 5.Meningkatnya kualitas kehidupan beragama 9 Terfasilitasinya penyelenggaraan 5 Peningkatan Nilai-Nilai 1 Pembinaan dan Bantuan Terhadap Dinas Sosial
dan kerukunan hidup bermasyarakat kegiatan keagamaan Keagamaan Bagi Masyarakat Kehidupan Beragama
6. Meningkatnya Ketahanan Sosial 6 Peningkatan Ketahanan Sosial 1 Peningkatan Kualitas Lembaga Pember- Kantor Pemberdayaan Masyarakat
Masyarakat Masyarakat dayaan Masyarakat
7. Meningkatnya stabilitas sosial dan politik 7 Peningkatan Stabilitas Sosial 1 Pendidikan Politik Masyarakat Badan Kesbangpol
dan Politik
8. Meningkatnya perlindungan kepada 8 Peningkatan Perlindungan 1 Peningkatan Keamanan dan Ketertiban Kantor Satuan Polisi PP
SKPD
BIDANG TUJUAN SASARAN KEBIJAKAN PROGRAM
PENANGGUNGJAWAB
Seni, Budaya dan 9.Meningkatnya pengembgangan seni, budaya 12 Meningkatnya jumlah kegiatan 9 Peningkatan Seni dan Budaya 1 Pengembangan Seni dan Nilai Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Pariwisata dan pariwisata seni budaya Daerah Budaya Daerah
13 Meningkatnya jumlah wisatawan 2 Pengelolaan Keragaman Budaya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
yang berkunjung ke Kota Bandar
Lampung 3 Promosi Potensi Wisata Kota Bandar Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Lampung
Pemuda dan 10.Meningkatnya prestasi Pemuda dan 14 Meningkatnya Prestasi olahraga di tingkat 10 Pengembangan & Peningkatan 1 Peningkatan Peran Serta Kepemudaan Dinas Pemuda dan Olahraga
Olahraga olahraga Propinsi dan Nasional Prestasi Pemuda dan Olahraga
2 Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Dinas Pemuda dan Olahraga
SKPD
BIDANG TUJUAN SASARAN KEBIJAKAN PROGRAM
PENANGGUNGJAWAB
Kesehatan 1.Meningkatnya akses dan mutu pelayanan 1 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil : 95% 1 Peningkatan Pelayanan Kesehatan 1 Program Obat dan Perbekalan Kesehatan Dinas Kesehatan
kesehatan dasar Dasar dan Pelayanan Rujukan
2 Cakupan Komplikasi Kebidanan 2 Program Upaya Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan
yang Ditangani : 80%
3 Pengawasan Obat dan Makanan Dinas Kesehatan
3 Cakupan Perslinan Nakes : 90%
4 Pengembangan Obat Asli Indonesia Dinas Kesehatan
4 Cakupan Pelayanan Nifas : 90%
5 Perbaikan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan
5 Cakupan Neunatus Komplikasi
SKPD
BIDANG TUJUAN SASARAN KEBIJAKAN PROGRAM
PENANGGUNGJAWAB
13 Cakupan Penemuan & Penanganan 11 Peningkatan Pelayanan Kesehatan Balita Dinas Kesehatan
Penderita Penyakit :
- AFP Rate per 100.000 penduduk 12 Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia Dinas Kesehatan
< 15 Tahun : < 5 %
- Penemuan Penderita Pnemonia 13 Pengawasan dan Pengendalian Kesehatan Dinas Kesehatan
Balita : 100% Makanan
- Penemuan Pasien Baru TB. BTA
Positif : 85% 14 Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan Dinas Kesehatan
- Penderita TBC yang Ditangani : 100% dan Anak
- Penemuan Penderita Diare : 100%
15 Manajemen Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan
2. Meningkatnya pelayanan kesehatan 14 Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar 2 Penyediaan Jaminan Kesehatan 1 Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin Dinas Kesehatan
rujukan Masyarakat Miskin : 100% Masyarakat Semesta
3. Surveylance Epidemiologi & Penanggu- 17 Cakupan Kel. KLB yang dilakukan PE 3 Surveylance Epidemiologi 1 Pencegahan dan Penanggulangan Dinas Kesehatan
langan KLB 24 Jam : 100% dan Penanggulangan KLB Penyakit Menular
18 Cakupan Desa Siaga Aktif : 80% 2 Pengembangan Lingkungan Sehat Dinas Kesehatan
19 Tersedianya asuransi jiwa bagi 4 Peningkatan Promosi Kesehatan 1 Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Dinas Kesehatan
masyarakat dan Pengembangan Kesehatan Masyarakat
Masyarakat
4.Meningkatnya Kualitas dan kesejahteraan 5 Pembinaan Keluarga Berencana 1 Peningkatan Keluarga Berencana BKKB dan PP
keluarga
2 Pelayanan Kontrasepsi BKKB dan PP
5. Meningkatnya perlindungan dan peran 6 Peningkatan Kesetaraan Gender 1 Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan BKKB dan PP
serta perempuan dalam pembangunan Gender
Sosial 6.Meningkatnya pelayanan sosial kepada 20 Berkurangnya jumlah masyarakat 7 Pelayanan Kesejahteraan 1 Pemberdayaan dan Pengembangan Dinas Sosial
masyarakat penyandang masalah Sosial bagi Fakir Miskin dan Kelembagaan Sosial Masyarakat
kesejahteraan sosial (PMKS) Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial (PMKS) 2 Jaminan dan Pemberdayaan Sosial, Dinas Sosial
Lainnya bagi PMKS
7.Meningkatnya pelayanan penanggulangan 21 Tertanganinya korban bencana 8 Pelayanan dan Rehabilitasi 1 Tanggap Darurat Bencana Badan Penanggulangan Bencana
korban bencana Sosial Korban Bencana
22 Tersedianya sarana dan prasarana 2 Peningkatan Strategi Mitigasi Bencana Badan Penanggulangan Bencana
penanganan korban bencana
3 Penanganan Pasca Bencana Badan Penanggulangan Bencana
4. MISI : Meningkatkan Pelayanan Publik dan Kinerja Birokrasi yang Bersih, Profesional, Berorientasi Kewirausahaan dan Bertata Kelola yang Baik
SKPD
BIDANG TUJUAN SASARAN KEBIJAKAN PROGRAM
PENANGGUNGJAWAB
Pemerintahan 1.Meningkatnya kualitas sumberdaya 1 Berkurangnya jumlah PNS yang 1 Peningkatan Profesionalisme 1 Peningkatan Kapasitas & Kualitas Sumber Badan Kepegawaian Daerah
aparatur melanggar disiplin (sesuai PP 53) Aparatur Daya Aparatur Bagian Organisasi
3 Tersedianya sarana dan prasarana 4 Peningkatan Kesejahteraan Pegawai Badan Kepegawaian Daerah
kerja sesuai ketentuan
2.Meningkatnya kualitas pelayanan publik 2 Peningkatan Efisiensi dan 1 Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Badan Kepegawaian Daerah
4 Pelayanan perizinan tepat waktu sesuai Efektifitas Kerja Aparatur dan Database Kepagawaian
SOP (standar operasional (prosedur)
2 Pelayanan Mutasi dan Pensiun Pegawai Badan Kepegawaian Daerah
SKPD
BIDANG TUJUAN SASARAN KEBIJAKAN PROGRAM
PENANGGUNGJAWAB
pemerintahan
4 Peningkatan Sarana dan Prasarana Bagian Umum
6 Tercapainya laporan keuangan Aparatur
Wajar Tanpa Pengecualian (WTP)
5 Pengumpulan, Penyaringan dan Penge- Bagian Humas
7 Tertib administrasi pengelolaan lolaan Data dan Informasi
keuangan daerah
6 Publikasi Pelaksanaan Kegiatan Pemerin- Bagian Humas
8 Tersedianya data dan informasi tahan, Kemasyarakatan dan Pembangunan
terkait perencanaan
7 Penataan Kelembagaan Organisasi Bagian Organisasi
9 Terlaksananya proses dan tahapan Perangkat Daerah
perencanaan sesuai ketentuan
3 Peningkatan Kualitas Data 1 Penataan Administrasi Dinas Kependudukan
10 Tertib administrasi pelaksanaan Kependudukan Kependudukan
pembangunan daerah
2 Peningkatan Kualitas Data Penduduk Dinas Kependudukan
11 Tertib administrasi kearsipan
3 Peningkatan Sarana dan Prasarana Dinas Kependudukan
Administrasi Kependudukan
3. Meningkatnya kualitas dan kuantitas 12 Meningkatnya jumlah Perda yang 4 Peningkatan Kualitas Produk 1 Legislasi Daerah Bagian Hukum
Produk Hukum Daerah disyahkan Hukum Daerah
2 Dokumentasi dan Informasi Hukum Bagian Hukum
5. Meningkatnya Kinerja Pengelolaan 6 Peningkatan Kualitas Pengelolaan 1 Peningkatan dan Pengembangan DPPKA
Keuangan Daerah Keuangan Daerah Pengelolaan Keuangan Daerah
6. Meningkatnya Kinerja Perencanaan Daerah 7 Peningkatan Kualitas Perencana- 1 Perencanaan Pembangunan Daerah BAPPEDA
an Daerah
2 Program Perencanan Sosial Budaya BAPPEDA
Kegiatan
2 Tertib Pengendalian Administrasi Bag. Administrasi Pembangunan
Pembangunan
8, Meningkatnya Kapasitas Kelembagaan 10 Peningkatan Kelembagaan 1 Penguatan Lembaga Pemerintah Kecama- Bagian Pemerintahan
Pemda, Kecamatan dan Kelurahan Pemerintah Kota, Kecamatan tan dan Kelurahan
dan Kelurahan dan Hubungan
antar Instansi 2 Peningkatan Kualitas Koordinasi Pejabat Bagian Pemerintahan
Daerah serta Kerjasama antar Pemda
9. Meningkatnya Fungsi Pengawasan, 11 Peningkatan Peran Lembaga 1 Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan Sekretariat DPRD
Penganggaran dan Legislasi Perwakilan Rakyat Daerah Rakyat Daerah
SKPD
BIDANG TUJUAN SASARAN KEBIJAKAN PROGRAM
PENANGGUNGJAWAB
Lingkungan Hidup 1.Mewujudkan keseimbangan lingkungan dan 1 Terjaganya daerah resapan air 1 Penataan Pengelolaan Sumber 1 Pengendalian Pencemaran dan BPPLH
keberlanjutan pembangunan dan sumber-sumber air Daya Alam & Lingkungan Hidup Perusakan Lingkungan Hidup
2 Berkurangnya polusi udara 2 Pemanfaatan SDA dan LH Secara 1 Perlindungan dan Konservasi Sumber BPPLH
Secara Berkelanjutan Daya Alam dan Lingkungan Hidup
6 Berkurangnya jumlah gunung dan bukit 3 Peningkatan Rehabilitasi 1 Peningkatan Fungsi dan Daya Dukung DAS Dinas Tanakhut
yang mengalami kerusakan Hutan dan Lahan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat
Kebersihan 2.Meningkatnya Pelayanan Kebersihan dan 7 Volume sampah yang tertangani 5 Peningkatan Kebersihan dan 1 Pengembangan Kinerja Pengelolaan Dinas Kebersihan & Pertamanan
Pengelolaan Sampah mencapai 90% Kenyamanan Lingkungan Persampahan
8 Jumlah sarana dan prasarana 2 Pengembangan Sistem Pengolahan Dinas Kebersihan & Pertamanan
kebersihan meningkat TPA Bakung
6. MISI : Meningkatkan Daya Dukung Infrastruktur dengan Mengedepankan Penataan Wilayah, Pembangunan Sarana dan Prasarana Kota Wisata yang Maju dan Modern
SKPD
BIDANG TUJUAN SASARAN KEBIJAKAN PROGRAM
PENANGGUNGJAWAB
Infrastruktur 1. Meningkatnya akses dan kualitas 1 Meningkatnya persentase jalan kota 1 Peningkatan Sarana dan Pra- 1 Pembangunan Jalan dan Jembatan Dinas PU
prasarana dan sarana kota yang berstatus mantap (baik) sarana Dasar Perkotaan
2 Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan dan Dinas PU
2 Bertambahnya panjang jalan kota Jembatan
dan jalan lingkungan
3 Peningkatan Sarana dan Prasarana Dinas PU
2.Meningkatkan penanganan sungai dan 3 Tertatanya daerah bantaran sungai Kebinamargaan
drainase
4 Berkurangnya sedimentasi sungai 4 Penyehatan Lingkungan Permukiman Dinas PU
dan drainase
5 Perbaikan Lingkungan Perumahan dan Dinas PU
5 Tertatanya kawasan permukiman Permukiman
kumuh
6 Pembangunan Saluran Drainase/ Gorong- Dinas PU
3. Meningkatnya Penataan Kawasan 6 Cakupan pelayanan air bersih Gorong
permukiman kumuh mencapai 45 %
4.Meningkatnya kualitas dan kuantitas 3 Pengelolaan Air Limbah 1 Revitalisasi IPAL Tahu Tempe Gunung Sulah Dinas PU
pelayanan air bersih dan air limbah
2 Pengembangan IPAL Domestik Skala Dinas PU
Lingkungan
5. Meningkatnya akses dan kualitas 9 Berkurangnya titik kemacetan 5 Pengembangan Sarana dan 1 Pembangunan Sarana & Prasarana Dinas Perhubungan
sarana dan prasarana perhubungan Prasarana Perhubungan Perhubungan
10 Bertambahnya fasilitas lalu lintas
dan angkutan massal 2 Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Dinas Perhubungan
Perhubungan
6.Meningkatnya pelayanan dan sarana objek 11 Meningkatnya kualitas pelayanan 6 Pengembangan Prasarana dan 1 Pembangunan Prasarana dan Sarana Dinas Kebudayaan & Pariwisata
SKPD
BIDANG TUJUAN SASARAN KEBIJAKAN PROGRAM
PENANGGUNGJAWAB
wisata
7.Meningkatkan pemanfaatan ruang kota 13 Berkurangnya bangunan yang 7 Penataan, Pengendalian dan 1 Penataan Ruang Dinas Tata Kota/BAPPEDA
sesuai dengan fungsi dan peruntukannya melanggar peruntukan ruang Pemanfaatan Tata Ruang dan
Ruang Terbuka Hijau 2 Pengendalian Pemanfaatan Ruang Dinas Tata Kota/BAPPEDA
14 Meningkatnya keindahan dan
kenyamanan kota 3 Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kawasan Dinas Tata Kota
Rawan Bencana
VISI : “Terwujudnya Masyarakat Bandar Lampung yang Aman, Nyaman, Sejahtera, Maju dan Modern”.
1. MISI : Mengembangkan Kota Bandar Lampung sebagai Pusat Jasa dan Perdagangan Berbasis Ekonomi Kerakyatan
1 Penciptaan Iklim Usaha yang Sehat 1 Perlindungan dan Kepastian Berusaha dan 1 Pembuatan Perda tentang investasi Insentif dan disinsentif investasi penanaman modal 0 100 0 0 0 BPMP
dan Kondusif Berinvestasi
2 Pembuatan Standar Operasional Prosedur investasi. Tersusunnya SOP perizinan 0 0 50 0 0 BPMP
Perizinan
2 Peningkatan Promosi dan kerjasama Investasi 1 Pelaksanaan Promosi Investasi Kota Bandar Partisipasi event promosi dan pameran investasi 225 250 250 250 250 BPMP
Lampung dalam negeri
3 Penyiapan Potensi Sumberdaya, Sarana dan 1 Pembuatan Gedung Kantor PTSP Kota Gedung Kantor PTSP Kota Bandar Lampung yang 0 2,000 0 0 0 BPMP
Prasarana terkait Investasi representatif dalam optimalisasi pelayanan
4 Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi 1 Fasilitasi dan Monitoring PMDN dan PMA Termonitoringnya penanaman modal daerah 50 60 70 80 90 BPMP
INDIKATOR KINERJA PENDANAAN (dalam juta) SKPD
KEBIJAKAN PROGRAM KEGIATAN
( OUTPUT / TARGET ) 2011 2012 2013 2014 2015 PENANGGUNGJAWAB
5 Penciptaan Iklim Usaha Kecil dan Menengah 1 Perencanaan, Koordinasi dan Pengembangan Rapat Kordinasi 8 kali selama lima tahun 0 40 40 50 50 Dinas Kop, UKM dan Perindag
yang Kondusif Usaha Kecil Menengah
2 Fasilitasi Pengembangan Usaha Kecil Menengah Memfasilitasi Pengembangan UKM 200 orang 0 40 40 50 50 Dinas Kop, UKM dan Perindag
2 Pengembangan Ekonomi 1 Peningkatan Kualitas Kelembagaan 1 Koordinasi pelaksanaan Kebijakan Terselenggara Rapat Koordinasi 8 kali 0 40 45 45 50 Dinas Kop, UKM dan Perindag
Kerakyatan Koperasi dan Program Pembangunan Koperasi
2 Pembangunan Sistem Informasi Perencanaan Informasi melalui Media Cetak dan Visual 16 kali 0 60 65 75 75 Dinas Kop, UKM dan Perindag
Pengembangan Koperasi dan Tersedianya Sarana Informasi 4 paket
3 Sosialissasi Prinsip-Prinsip Pemahaman Terlaksana sosialisasi kepada 160 koperasi 0 50 50 50 50 Dinas Kop, UKM dan Perindag
Perkoperasian
4 Pembinaan, Pengawasan dan Penghargaan Penilaian Koperasi : 400 unit 337 50 50 55 55 Dinas Kop, UKM dan Perindag
Koperasi Berprestasi Pembinaan Koperasi : 175 orang
Peringatan Hari Koperasi : 5 kali
5 Peningkatan dan Pengembangan Jaringan Kemitraan antara pihak swasta dengan 200 koperasi 0 60 60 70 70 Dinas Kop, UKM dan Perindag
Kerjasama Usaha Koperasi
6 Penilaian Kelembagaan Koperasi, PKM, Pendataan dan rasionalisasi 500 unit koperasi 0 50 55 55 60 Dinas Kop, UKM dan Perindag
dan Pendataan Keragaan Koperasi serta
Rasionalisasi Kelembagaan Koperasi
7 Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Terlaksana monitoring dan evaluasi koperasi di 13 0 50 50 50 50 Dinas Kop, UKM dan Perindag
kecamatan dan penyusunan laporan 4 kali
2 Pengembangan Kewirausahaan dan 1 Fasilitasi Peningkatan Kemitraan Usaha bagi Fasilitasi kemitraan 200 UMKM 0 40 50 50 60 Dinas Kop, UKM dan Perindag
Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil Menengah Usaha Mikro Kecil Menengah
2 Peningkatan Kerjasama di Bidang HAKI Bertambahnya HAKI 200 UKM 0 70 70 70 70 Dinas Kop, UKM dan Perindag
3 Fasilitasi Pengembangan Sarana Promosi Hasil Fasilitasi pengembangan sarana promosi sebanyak 0 90 95 95 100 Dinas Kop, UKM dan Perindag
Produksi empat kali
4 Pelatihan Kewirausahaan Terlaksana pelatihan untuk 200 peserta 0 50 60 65 65 Dinas Kop, UKM dan Perindag
5 Pelatihan Manajemen Pengelolaan Koperasi/KUD Pelatihan 270 koperasi 30 60 60 60 60 Dinas Kop, UKM dan Perindag
6 Sosialisasi dan Pelatihan Pola Pengelolaan Sosialisasi dan Pelatihan 200 UMKM 0 50 60 70 70 Dinas Kop, UKM dan Perindag
Limbah Industri dalam menjaga kelestarian
Kawasan Usaha Kecil Menengah
3 Pengembangan Sistem Pendukung Usaha 1 Bantuan Pinjaman Modal Bergulir bagi Koperasi Bantuan pinjaman 40 koperasi 0 600 600 600 600 Dinas Kop, UKM dan Perindag
bagi Usaha Mikro Kecil Menengah
2 Sosialisasi Dukungan Informasi Penyediaan Sosialisasi sebanyak 2 kali 0 150 150 0 0 Dinas Kop, UKM dan Perindag
Permodalan
3 Pemantauan Pengelolaan Penggunaan Dana Pemantauan dana pemerintah pada UMKM 4 kali 0 50 50 55 55 Dinas Kop, UKM dan Perindag
Pemerintah bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah
4 Pengembangan Sarana Pemasaran Produk Usaha Sarana Pemasaran untuk 110 UMKM 0 50 60 60 70 Dinas Kop, UKM dan Perindag
UMKM
5 Penyelenggaraan Pemmbinaan Industri Rumah Pembinaan terhadap IRT dan IKM 200 orang 0 50 50 55 55 Dinas Kop, UKM dan Perindag
Tangga, Industri Kecil dan Industri Menengah
6 Penyelenggaraan Promosi Produk UMKM Terlaksana 30 kali promosi 300 650 650 700 700 Dinas Kop, UKM dan Perindag
7 Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Terlaksana monitoring dan evaluasi UMKM di 13 50 50 50 50 50 Dinas Kop, UKM dan Perindag
kecamatan dan penyusunan laporan 4 kali
4 Pengembangan Industri Kecil dan Menengah 1 Pembinaan Industri Kecil dan Menengah Terselenggaran elatihan sebanyak 15 kali 97 110 120 120 130 Dinas Kop, UKM dan Perindag
2 Fasilitasi Kerjasama Kemitraan Industri Mikro, Terselenggara kemitraan sebanyak 8 kali 0 50 50 50 50 Dinas Kop, UKM dan Perindag
Kecil dan Menengah dengan Swasta
INDIKATOR KINERJA PENDANAAN (dalam juta) SKPD
KEBIJAKAN PROGRAM KEGIATAN
( OUTPUT / TARGET ) 2011 2012 2013 2014 2015 PENANGGUNGJAWAB
4 Pengembangan Kawasan Khusus Ekonomi Meningkatnya perkembangan kawasan khusus 150 200 300 400 500 Dinas Kop, UKM dan Perindag
Kerakyatan Pulau Pasaran
5 Pengembangan Kawasan Khusus Ekonomi Meningkatnya perkembangan kawasan khusus 150 200 300 400 500 Dinas Kop, UKM dan Perindag
Kerakyatan Keripik Pisang Pagar Alam
6 Pengembangan Kawasan Khusus Ekonomi Meningkatnya perkembangan kawasan khusus 150 200 300 400 500 Dinas Kop, UKM dan Perindag
Kerakyatan Batu Putu
7 Pendampingan Program Gemma Tapis Berseri Terlaksananya program Gemma Tapis Berseri 110 120 125 130 135 Kantor Pemberdayaan Masyarakat
8 Pengendalian Kredit Ekonomi Kerakyatan Meningkatnya pendapatan masyarakat 75 100 100 100 100 Bagian Perekonomian
9 Pelatihan Kewirausahaan bagi Pedagang Meningkatnya pendapatan pedagang kecil dan 100 100 100 100 100 Bagian Perekonomian
Kecil dan Menengah menengah
5 Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri 1 Pembinaan Kemampuan Teknologi Terselenggaran pembinaan sebanyak 12 kali 0 100 110 120 130 Dinas Kop, UKM dan Perindag
6 Penataan Struktur Industri 1 Pembinaan Keterkaitan Produksi Industri Terselenggaran pembinaan sebanyak 12 kali 0 200 230 240 260 Dinas Kop, UKM dan Perindag
Hulu hingga Hilir
3 Pengembangan Ekonomi 1 Perlindungan Konsumen dan Pengamanan 1 Peningkatan Pengawasan Peredaran Barang Terselenggaran pengawasan sebanyak 40 kali 0 50 75 75 75 Dinas Kop, UKM dan Perindag
Daerah Perdagangan dan Jasa
2 Sosialisasi Undang-Undang Perlindungan Terselenggaran sosialisasi sebanyak 2 kali 45 50 55 60 65 Dinas Kop, UKM dan Perindag
Konsumen
3 Monitoring Harga Sembako pada Pasar Termonitornya harga sembako 80 90 100 120 150 Bagian Perekonomian
Tradisional
4 Pendataan Potensi Kegiatan pada Instansi Terhimpunnya data sebagai bahan penyusunan 0 65 75 90 110 Bagian Perekonomian
Kota Bandar Lampung pedoman teknis
2 Peningkatan dan Pengembangan Ekspor 1 Pengembangan Informasi Peluang Pasar Informasi peluang pasar sebanyak 4 kali 0 75 100 100 100 Dinas Kop, UKM dan Perindag
Perdagangan Luar Negeri
2 Sosialisasi Kebijakan Penyederhanaan Prosedur Tersososialisasikannya kebijakan sebanyak 2 kali 0 50 75 80 85 Dinas Kop, UKM dan Perindag
dan Dokumen Ekspor Impor
3 Pengembangan Database Informasi Potensi Tersusunnya database unggulan sebanyak 2 kali 0 50 0 100 0 Dinas Kop, UKM dan Perindag
Unggulan
4 Promosi Perdagangan Terlaksana promosi sebanyak 30 kali 583 1250 1250 1300 1500 Dinas Kop, UKM dan Perindag
3 Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam 1 Peningkatan Sistem dan Jaringan Informasi Tersedianya sistem dan jaringan informasi sebanyak 0 100 125 125 125 Dinas Kop, UKM dan Perindag
Negeri perdagangan 4 kali
2 Monitoring dan Informasi Perkembangan Sebanyak 30 kali di 10 pasar 42 50 75 75 75 Dinas Kop, UKM dan Perindag
Harga Pasar
3 Fasilitasi Modal Usaha bagi Pedagang Fasilitasi Pedagang dengan BUMD/BUMN 5 kali 50 50 50 55 55 Dinas Kop, UKM dan Perindag
4 Penyempurnaan Perangkat Peraturan Kebijaksana- Tersedianya 4 peraturan daerah 0 60 70 70 70 Dinas Kop, UKM dan Perindag
an dan Pelaksanaan Operasional
5 Pembangunan dan Pengembangan Sarana Pembangunan 9 buah pasar 20000 0 20000 0 20000 Dinas Kop, UKM dan Perindag
Distribusi
6 Sosialisasi Peningkatan Penggunaan Produk Terlaksana sosialisasi sebanyak 2 kali 100 120 140 160 180 Dinas Kop, UKM dan Perindag
Dalam Negeri
4 Pengembangan Teknologi Tepat Guna 1 Lomba Pengembangan Teknologi Tepat Guna Meningkatnya penggunaan teknologi tepat guna 50 60 75 95 115 Kantor Pemberdayaan Masyarakat
dalam Industri Kreatif oleh masyarakat
2 Gelar Teknologi Tepat Guna Nasional Terselenggaranya Gelar Teknologi tepat guna 70 85 105 120 150 Kantor Pemberdayaan Masyarakat
INDIKATOR KINERJA PENDANAAN (dalam juta) SKPD
KEBIJAKAN PROGRAM KEGIATAN
( OUTPUT / TARGET ) 2011 2012 2013 2014 2015 PENANGGUNGJAWAB
6 Pengembangan dan Pengelolaan Perikanan 1 Pengadaan Sarana dan Prasarana PPI Lempasing Peningkatan pembangunan dan pencapaian standar 650 1000 500 500 500 Dinas Kelautan dan Perikanan
Tangkap pelayanan prima sebesar 90%
2 Pelayanan Usaha Perikanan Tangkap yang Meningkatnya pelayanan prima dan ketertiban 0 100 100 100 100 Dinas Kelautan dan Perikanan
Efisien, Tertib dan Berkelanjutan usaha perikanan tangkap sesuai SDI 85%
3 Pengembangan Usaha Penangkapan Ikan Terwujudnya kawasan minapolitan dengan usaha 0 50 50 50 50 Dinas Kelautan dan Perikanan
dan Pemberdayaan Nelayan Skala Kecil yang bankable sebesar 80%
7 Peningkatan Perikanan Budi Daya 1 Pengembangan dan Pembinaan Budidaya Meningkatnya perikanan budidaya dengan mutu 60 60 60 60 60 Dinas Kelautan dan Perikanan
Perikanan terjamin dan data akurat sebesar 85%
2 Pengembangan sistem pembenihan ikan Terpenuhinya kebutuhan benih untuk produksi 50 50 50 50 50 Dinas Kelautan dan Perikanan
dan pasar sebesar 90%
3 Pengembangan Sistem Prasarana dan Sarana Tercapainya kawasan perikanan budidaya yang 100 100 100 100 100 Dinas Kelautan dan Perikanan
Budidaya Ikan memiliki sarana dan prasarana sesuai kebutuhan
sebesar 80%
8 Peningkatan Daya Saing Produk Perikanan 1 Penyediaan Sarana Prasarana Peningkatan Meningkatnya volume produk hasil perikanan 815 1000 1000 800 500 Dinas Kelautan dan Perikanan
mutu produk perikanan di pasar tradisional sebesar 95%
2 Pengembangan Jaminan Mutu dan Keamanan Meningkatnya unit penanganan pengolahan hasil 800 500 200 300 100 Dinas Kelautan dan Perikanan
Hasil Perikanan perikanan sebesar 95%
3 Pembinaan Kelompok Pengolah dan Kelompok Meningkatnya jumlah produk bidang pengolahan 50 50 50 50 50 Dinas Kelautan dan Perikanan
Pengumpul dalam Rangka Pemanfaatan Sistem hasil 80%
Rantai Dingin
4 Pembangunan Fasilitas Cold Storage Peningkatan mutu hasil perikanan 314 200 300 500 300 Dinas Kelautan dan Perikanan
9 Pengelolaan Sumber Daya Laut, Pesisir, dan 1 Penyediaan Sarana Pemberdayaan : Meningkatnya kesejahteraan masyarakat 200 500 300 200 200 Dinas Kelautan dan Perikanan
Pulau-Pulau Kecil Pembuatan Jalan Kampung di P. Pasaran
2 Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir Meningkatnya keberdayaan ekonomi masyarakat 0 100 100 100 100 Dinas Kelautan dan Perikanan
pesisir 90%
3 Pelatihan Ketrampilan Kepada Masyarakat Rentan Meningkatnya ketrampilan masyarakat rentan 0 250 250 250 250 Dinas Kelautan dan Perikanan
(nelayan dan perempuan)
4 Fasilitasi Akses Permodalan Nelayan dan Meningkatnya pendapatan masyarakat 0 500 750 1000 1250 Dinas Kelautan dan Perikanan
Perempuan Pesisir
5 Marine Expo Terjalinnya kerjasama dengan pihak investor 0 150 150 150 150 Dinas Kelautan dan Perikanan
10 Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan 1 Pengawasan di Laut dan Pembinaan Nelayan Meningkatnya keamanan di laut 30 30 30 30 30 Dinas Kelautan dan Perikanan
Perikanan
2 Pemeliharaan/Docking Kapal Pengawas Meningkatnya kerja pengawas 30 0 30 0 30 Dinas Kelautan dan Perikanan
3 Inventarisasi Potensi Sumberdaya Terdatanya potensi sumber daya perikanan dan 0 50 50 50 50 Dinas Kelautan dan Perikanan
Perikanan dan Kelautan kelautan sebesar 85%
4 Penilaian Kapasitas Asimilasi Teluk Diketahuinya daya dukung lingkungan pesisir 0 250 0 0 0 Dinas Kelautan dan Perikanan
Lampung yang Masuk Wilayah B.Lampung sebesar 90%
3 Penyediaan Sarana dan Prasarana Penyuluh Kinerja penyuluh meningkat 450 500 300 200 200 Dinas Kelautan dan Perikanan
Perikanan dan Kelautan
4 Pengembangan dan Pembinaan Kerjasama Terjalinnya kerja sama 0 150 200 200 200 Dinas Kelautan dan Perikanan
Regional dan Internasional
11 Penataan Pasar Tradisional 1 Pembinaan dan Pelatihan Keamanan & Ketertiban Meningkatnya ketertiban pasar 75 85 95 110 125 Dinas Pengelolaan Pasar
Pasar
2 Pengadaan Sarana dan Prasarana Pasar Meningkatnya fungsi dan pelayanan pasar 1500 2000 2500 3000 3500 Dinas Pengelolaan Pasar
3 Pembangunan dan Rehabilitasi Pasar Meningkatnya kuantitas dan kualitas pasar 10000 12000 14000 16000 18000 Dinas Pengelolaan Pasar
INDIKATOR KINERJA PENDANAAN (dalam juta) SKPD
KEBIJAKAN PROGRAM KEGIATAN
( OUTPUT / TARGET ) 2011 2012 2013 2014 2015 PENANGGUNGJAWAB
5 Peningkatan Ketertiban Pasar Meningkatnya ketaatan pedagang pasar 100 125 150 175 200 Dinas Pengelolaan Pasar
12 Pembinaan Pedagang Kaki Lima dan 1 Pembinaan Organisasi Pedagang Kaki Lima Meningkatnya kerjasama kelembagaan antara 100 125 150 175 200 Dinas Pengelolaan Pasar
Pedagang Asongan dan Asongan pemerintah dengan organisasi PKL
2 Penyuluhan Peningkatan Disiplin Pedagang Meningkatnya ketaatan hukum PKL & Asongan 75 100 125 150 175 Dinas Pengelolaan Pasar
Kaki Lima dan Asongan
3 Penataan Tempat Berusaha Bagi Pedagang Berkurangnya tempat ilegal untuk berdagang 1000 1250 1500 1750 2000 Dinas Pengelolaan Pasar
Kaki Lima dan Asongan
4 Fasilitasi Modal Bagi Pedagang Kaki Lima Meningkatnya kesejahteraan pedagang kaki lima 1000 1000 1000 1000 1000 Dinas Pengelolaan Pasar
dan Asongan
5 Pengawasan Mutu Dagangan Pedagang Berkurangnya tingkat kecurangan pasar 75 100 125 150 175 Dinas Pengelolaan Pasar
Kaki Lima dan Asongan
13 Pengembangan Agribisnis 1 Pengembangan Agribisnis Komoditas Unggulan Meningkatnya budidaya komoditas unggulan 100 100 100 100 100 Dinas TANAKHUT
2 Pengembangan Pengolahan dan Pemasaran Meningkatnya pemasaran hasil komoditas unggulan 100 100 100 100 100 Dinas TANAKHUT
Hasil Komoditas Unggulan
3 Promosi Produk Unggulan Lokal Melalui Meningkatnya hasil pemasaran produksi 20 20 22 22 25 Dinas TANAKHUT
Pameran, Expo Tingkat Lokal dan Nasional
4 Keikutsertaan dalam Indonesia Agribisnis Tereksposnya produk segar dan olahan 143 200 250 300 350 Dinas TANAKHUT
Expo dan Agro and Food Expo
5 Pengembangan Pengolahan dan Pemasaran Meningkatnya mutu dan nilai jual produk hasil 40 40 50 20 30 Dinas TANAKHUT
Hasil Holtikultura olahan holtikultura
6 Pengembangan Pasca Panen, Pengolahan Meningkatnya hasil rendeman padi dan palawija 50 60 40 30 30 Dinas TANAKHUT
dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan
7 Penguatan Modal Usaha Petani Penangkar Meningkatnya modal usaha 25 25 25 25 25 Dinas TANAKHUT
Durian "Putar Alam"
14 Peningkatan Kesejahteraan Petani dan 1 Rehabilitasi Tanaman Kakao Meningkatnya produksi kakao 100 115 125 137 155 Dinas TANAKHUT
Peternak
2 Peningkatan Mutu Hasil Tanaman Perkebunan Meningkatnya mutu hasil perkebunan 140 150 160 160 175 Dinas TANAKHUT
3 Pengembangan Kelapa Kopyor Meningkatnya kesejahteraan 120 125 136 150 165 Dinas TANAKHUT
4 Pengadaan Bibit Ternak Berkualitas Tersedianya hewan ternak sehat 90 90 90 100 100 Dinas TANAKHUT
6 Pengembangan Pengolahan dan Pemasaran Tersedianya produk yang variatif, baik, berkualitas 45 45 50 50 55 Dinas TANAKHUT
Hasil Peternakan dan berdaya saing
7 Penyusunan Informasi Harga Pasar Tersedianya informasi harga komiditi peternakan 30 30 35 35 35 Dinas TANAKHUT
8 Pemantauan Lalu Lintas Ternak Masuk & Keluar Mengurangi terjadinya penularan penyakit hewan 20 25 25 30 30 Dinas TANAKHUT
Kota Bandar Lampung
10 Pembangunan dan Penataan Kios Daging Tersedianya daging yang ASUH 100 100 100 100 100 Dinas TANAKHUT
Sehat di Pasar Tradisional
11 Partisipasi dalam Kontes Ternak Tingkat Provinsi Terlaksana setiap tahun 20 20 25 25 30 Dinas TANAKHUT
12 Sosialisasi Perda 13/2008 Tentang Retribusi Terlaksana setiap tahun satu kali 50 50 50 50 50 Dinas TANAKHUT
Pemotongan Hewan Ternak
15 Peningkatan Ketahanan Pangan 1 Pengawasan dan Pemeriksaan Hewan Sebelum, Tersedianya daging yang memenuhi standar 60 70 70 75 75 Dinas TANAKHUT
INDIKATOR KINERJA PENDANAAN (dalam juta) SKPD
KEBIJAKAN PROGRAM KEGIATAN
( OUTPUT / TARGET ) 2011 2012 2013 2014 2015 PENANGGUNGJAWAB
4 Pemanfaatan Pekarangan Untuk Pengembangan Percepatan diversifikasi konsumsi pangan 65 75 100 125 150 Dinas TANAKHUT
Pangan
5 Peningkatan Pengetahuan dan Ketrampilan Meningkatnya budidaya sayuran 65 75 100 125 150 Dinas TANAKHUT
Petani dalam Rangka Budidaya Sayuran Ramah
Lingkungan
16 Peningkatan Kualitas SDM, Aparatur dan 1 Penyusunan Program Penyelenggaraan Penyuluh Terlaksana setiap tahun satu kali 50 50 50 50 50 Dinas TANAKHUT
Kelembagaan Pertanian, Peternakan dan
Kehutanan 2 Rapat Koordinasi Penyuluh 12 kali dalam satu tahun 24 24 36 36 48 Dinas TANAKHUT
4 Pembinaan P4K dan P4S & Kelembagaan Petani Meningkatnya pendapatan petani kecil 45 55 60 65 70 Dinas TANAKHUT
5 Pengadaan Sarana dan Prasarana Penyuluh Kinerja PPL meningkat 40 50 60 70 80 Dinas TANAKHUT
17 Optimalisasi Pendapatan Daerah 1 Peningkatan Kinerja Bank Pasar dan BPRS Meningkatnya pelayanan Bank Pasar dan BPRS 200 300 400 500 600 DPPKA
2 Penyusunan Raperda tentang Pajak dan Tersusunnya Raperda di bidang pendapatan daerah 110 115 121 133 140 DPPKA
Retribusi Daerah sebanyak 50 buah
3 Penyelenggaraan Pemungutan PBB Kota Mengintensifkan pemungutan PBB sebesar 100% 187 196 206 226 238 DPPKA
Bandar Lampung
4 Pemberian Penghargaan Kepada Kecamatan Intensifikasi pemungutan PBB di 13 kecamatan 273 287 301 331 348 DPPKA
dan Kelurahan dan Berprestasi dalam
Pemungutan PBB
5 Penertiban dan Penurunan Reklame Wilayah Terwujudnya tertib pemasangan reklame dan 88 93 98 107 113 DPPKA
Kota Bandar Lampung spanduk di 13 kecamatan
6 Pemberian Penghargaan kepada Wajib Pajak Terpilih 20 wajip pajak teladan setiap tahun 68 71 75 82 86 DPPKA
Daerah Berprestasi (Teladan)
7 Peningkatan Pengelolaan Pajak Daerah melalui Tercapainya tertib administrasi pelayanan penerima- 193 202 212 234 245 DPPKA
Sistem Informasi Pendapatan Daerah an pajak daerah
8 Peningkatan Kapasitas TAPD (Tim Anggaran Tertib pelaksanaan APBD 109 114 120 132 139 DPPKA
Pendapatan Daerah) Kota Bandar Lampung
4 Perluasan dan Pengembangan 1 Peningkatan Kualitas dan Produktivitas 1 Pendidikan dan Pelatihan Ketrampilan Tenaga Tenaga trampil yang mampu bersaing di bursa 497 509 535 561 577 Dinas Tenaga Kerja
Kesempatan Kerja Tenaga Kerja Kerja kerja
2 Pemagangan Tenaga Kerja di Perusahaan dan Penempatan tenaga kerja melalui pemagangan 31 33 36 40 44 Dinas Tenaga Kerja
Unit Usaha di perusahaan/unit usaha
3 Pembinaan Lembaga Pelatihan Kerja Peningkatan kualitas lembaga pelatihan kerja 25 28 31 35 40 Dinas Tenaga Kerja
4 Pengadaan Sarana dan Prasarana BLK Peningkatan jumlah sarana dan prasarana BLK 100 120 140 156 175 Dinas Tenaga Kerja
5 Pemeliharaan Rutin (Berkala) Sarana dan Optimalisasi pemanfaatan BLK 30 33 36 40 45 Dinas Tenaga Kerja
Prasarana BLK
6 Penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Daerah Tersedianya data dan informasi ketenagakerjaan 100 250 75 75 75 Dinas Tenaga Kerja
8 Penyusunan Pengembangan Program Terlaksananya sinkronisasi & koordinasi program 35 38 42 47 50 Dinas Tenaga Kerja
Ketenagakerjaan ketenagakerjaan
2 Perluasan Kesempatan Kerja 1 Pembinaan Kelompok Kerja Usaha Mandiri Penyerapan tenaga kerja sektor informal 200 250 300 350 400 Dinas Tenaga Kerja
INDIKATOR KINERJA PENDANAAN (dalam juta) SKPD
KEBIJAKAN PROGRAM KEGIATAN
( OUTPUT / TARGET ) 2011 2012 2013 2014 2015 PENANGGUNGJAWAB
3 Pemberdayaan Masyarakat Melalui Padat Karya Perluasan lapangan kerja 180 200 220 245 270 Dinas Tenaga Kerja
Produktif
4 Pemberdayaan Masyarakat melalui Terapan Perluasan lapangan kerja 160 180 200 220 245 Dinas Tenaga Kerja
Teknologi Tepat Guna
5 Sosialisasi bagi CTKI / TKI Peningkatan jumlah CTKI yang memahami peraturan 50 50 50 50 50 Dinas Tenaga Kerja
bekerja di luar negeri
6 Pembinaan dan Monitoring Tenaga Kerja Meningkatnya jumlah perusahaan pengguna TKA 30 30 30 30 30 Dinas Tenaga Kerja
Asing di Perusahaan yang memahami norma ketenagakerjaan
7 Penyusunan dan Penyebarluasan Informasi Perluasan lapangan kerja 80 88 96 105 115 Dinas Tenaga Kerja
Bursa Tenaga Kerja
8 Penempatan Tenaga Kerja Melalui Mekanisme Peningkatan penyerapan tenaga kerja 60 66 73 80 88 Dinas Tenaga Kerja
AKL/AKAD/AKAN
9 Penyebarluasan Informasi Ketenagakerjanan Meningkatnya informasi ketenagakerjaan dalam 50 50 50 50 50 Dinas Tenaga Kerja
melalui Pameran Pembangunan rangka perluasan lapangan kerja
10 Survey Kebutuhan Kesempatan Kerja Sesuai Tersedianya data kebutuhan kesempatan kerja 80 88 97 107 118 Dinas Tenaga Kerja
dengan Potensi Unggulan Daerah
5 Peningkatan dan Pembinaan 1 Perlindungan dan Pengembangan Lembaga 1 Sosialisasi Peraturan Perundang-Undang- Meningkatnya jumlah perusahaan yang membuat & 30 35 40 45 50 Dinas Tenaga Kerja
Hubungan Industrial dan Ketenagakerjaan an Hubungan Industrial dan Perlindungan melaksanakan syarat kerja (PP, PK, PKB)
Kesejahteraan Pekerja Tenaga Kerja
2 Bimbingan Teknis Bagi Serikat Pekerja / Serikat Meningkatnya peran serta anggota SP/SB dalam 35 42 53 60 70 Dinas Tenaga Kerja
Buruh menciptakan hubungan industrial
3 Pembinaan dan Penyuluhan Peraturan Meningkatnya pemehaman pekerja & pengusaha 50 50 50 50 50 Dinas Tenaga Kerja
Ketenagakerjaan terhadap LKS Bipartite
dan Organisasi Tenaga Kerja di Perusahaan
4 Penetapan dan Sosialisasi UMK Meningkatnya kesejahteraan pekerja 175 175 175 175 175 Dinas Tenaga Kerja
5 Sosialisasi dan Penyuluhan Norma Kerja Meningkatnya pemahaman pekerja 51 61 73 88 106 Dinas Tenaga Kerja
di Perusahaan
6 Sosialisasi dan Penyuluhan Jamsostek Meningkatnya pemahaman pekerja dan pengusaha 34 41 50 60 72 Dinas Tenaga Kerja
di Perusahaan
7 Sosialisasi dan Penyuluhan K3 di Perusahaan Meningkatnya pemahaman pekerja dan pengusaha 55 66 79 95 114 Dinas Tenaga Kerja
terhadap keselamatan dan kesehatan pekerja
di perusahaan
8 Pengawasan Norma Kesehatan dan Kese- Meningkatnya keselamatan pekerja dalam upaya 30 30 30 30 30 Dinas Tenaga Kerja
lamatan Kerja (K3) di Perusahaan terwujudnya zero accident di perusahaan
2. MISI : Meningkatkan Kualitas Pendidikan, Penguasaan IPTEK dan Nilai-nilai Ketaqwaan, Perkembangan Kreatifitas Seni dan Budaya serta Peningkatan Prestasi Olahraga
1 Peningkatan Akses Pendidikan 1 Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini 1 Penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini Terselenggaranya pendidikan anak usia dini untuk 104 115 125 138 152 Dinas Pendidikan
keluarga kurang mampu
2 Penyediaan Dana Operasional Taman Kanak- Bantuan operasional untuk TK negeri dan swasta 80 87 96 105 116 Dinas Pendidikan
Kanak
3 Pembinaan Minat Bakat dan Prestasi Siswa Meningkatnya minat bakat dan prestasi siswa
INDIKATOR KINERJA PENDANAAN (dalam juta) SKPD
KEBIJAKAN PROGRAM KEGIATAN
( OUTPUT / TARGET ) 2011 2012 2013 2014 2015 PENANGGUNGJAWAB
2 Wajib Belajar Pendidikan Dasar 1 Pembangunan Ruang Kelas Baru (RKB) SMPN 2 Meningkatnya Angka Partisipasi Kasar 1679 2000 3000 0 0 Dinas Pendidikan
Sembilan Tahun
2 Penyelenggaraan Kelompok Kerja Guru (KKG) SD Meningkatnya kualitas guru SD 195 214 236 259 286 Dinas Pendidikan
3 Penyelanggaraan Musyawarah Guru Mata Meningkatnya kualitas guru SMP 200 215 230 250 280 Dinas Pendidikan
Pelajaran (MGMP) SMP
4 Penyelenggaraan Ujian Nasional SD & SMP Terselenggaranya ujian akhir 750 825 907 998 1098 Dinas Pendidikan
4 Penyelenggaraan Penerimaan Siswa Baru Meningkatnya daya tampung 171 188 207 227 250 Dinas Pendidikan
SD dan SMP
5 Penyediaan Dana Operasional SD dan SMP Peningkatan mutu pendidikan 878 1500 2500 3000 4000 Dinas Pendidikan
6 Bantuan SPP untuk Siswa SMP Kurang Mampu Peningkatan partisipasi sekolah 500 600 700 800 900 Dinas Pendidikan
7 Bantuan Perlengkapan Sekolah untuk Siswa Meningkatnya mutu pendidikan 7500 8000 9000 10000 11000 Dinas Pendidikan
SD dan SMP Kurang Mampu
8 Rehabilitasi Gedung dan Pembangunan Meningkatnya APM 19000 25000 30000 35000 40000 Dinas Pendidikan
Ruang Kelas Baru (RKB) SD dan SMP
9 Pengadaan Meubelair SD dan SMP Meningkatnya sarana dan prasarana belajar 350 2000 2500 3000 3500 Dinas Pendidikan
10 Bantuan Perlengkapan Sekolah untuk SD dan SMP Terselenggarannya pelayanan pendidikan untuk 0 200 250 300 350 Dinas Pendidikan
Penyelenggara Program Pendidikan Inklusi siswa berkebutuhan khusus
3 Pengembangan Pendidikan Menengah 1 Penyediaan Dana Operasional SMA & SMK Terselenggaranya proses belajar 782 860 946 1041 1525 Dinas Pendidikan
2 Penyelenggaraan Penerimaan Siswa Baru Tertampungnya lulusan SMP/MTs 322 355 390 429 472 Dinas Pendidikan
SMA dan SMK
3 Penyelanggaraan Musyawarah Guru Mata Meningkatnya kualitas guru 175 193 212 233 256 Dinas Pendidikan
Pelajaran (MGMP) SMA & SMK
4 Penyelenggaraan Ujian Nasional SMA & SMK Terselenggaranya evaluasi belajar 1041 1145 1260 1386 1524 Dinas Pendidikan
7 Bantuan SPP untuk Siswa SMA/SMK Kurang Meningkatnya mutu pendidikan 500 600 700 800 1000 Dinas Pendidikan
Mampu
8 Rehabilitasi Gedung dan Pembangunan Ruang Meningkatnya APK 19000 25000 30000 35000 40000 Dinas Pendidikan
Kelas Baru (RKB) SMA dan SMK
9 Pengadaan Meubelair SMA dan SMK Meningkatnya sarana dan prasarana belajar 500 2000 2500 3000 3500 Dinas Pendidikan
10 Pembangunan Unit Sekolah Baru (USB) SMK Meningkatnya jumlah SMK 200 5000 2500 2500 5000 Dinas Pendidikan
Negeri
11 Pengembangan Kerjasama SMK dengan Dunia Meningkatnya daya tampung kerja terhadap 150 200 250 275 300 Dinas Pendidikan
Industri dan Dunia Usaha lulusan SMK
12 Bantuan Perlengkapan Sekolah untuk SMA dan SMK Terselenggarannya pelayanan pendidikan untuk 0 200 250 300 350 Dinas Pendidikan
Penyelenggara Program Pendidikan Inklusi siswa berkebutuhan khusus
4 Pengembangan Pendidikan Non Formal 1 Penyelenggaraan Paket B Setara SMP Terbinanya warga belajar paket B 200 220 242 266 292 Dinas Pendidikan
2 Penyelenggaraan Paket C setara SMA Terbinanya warga belajar paket C 300 330 360 400 425 Dinas Pendidikan
3 Pemberantasan Buta Aksara Menurunnya tingkat buta aksara usia 15-44 tahun 85 100 115 130 150 Dinas Pendidikan
4 Pembinaan Lembaga Kursus dan Pusat Berkurangnya angka putus sekolah 100 125 150 175 200 Dinas Pendidikan
Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)
2 Peningkatan Mutu dan Rele- 1 Pengembangan Sekolah Unggulan 1 Evaluasi Penyelenggaraan RSBI Penyelenggaraan RSBI sesuai standar 150 150 150 150 175 Dinas Pendidikan
vansi Pendidikan Bertaraf Internasional
INDIKATOR KINERJA PENDANAAN (dalam juta) SKPD
KEBIJAKAN PROGRAM KEGIATAN
( OUTPUT / TARGET ) 2011 2012 2013 2014 2015 PENANGGUNGJAWAB
3 Kajian Proyeksi Pengembangan RSBI Bertambahnya jumlah sekolah RSBI 0 200 250 300 350 Dinas Pendidikan
pada Tingkat SD, SMP dan SMA/SMK
4 Dukungan Penyelenggaraan RSBI Baru Pelaksanaan RSBI pada sekolah baru 0 750 1000 1250 1500 Dinas Pendidikan
2 Peningkatan Minat, Bakat dan Prestasi 1 Penyelenggaraan Olimpiade Sains dan Terpilihnya siswa dalam olimpiade 100 120 140 160 180 Dinas Pendidikan
Matematika Tingkat SD
2 Penyelenggaraan Olimpiade Saiins Nasional Terpilihnya siswa dalam olimpiade 125 150 175 200 225 Dinas Pendidikan
(OSN) Tingkat SMP
4 Penyelenggaraan Olimpiade Olahraga & Sains Terpilihnya siswa dalam olimpiade 180 198 217 239 263 Dinas Pendidikan
Nasional (O2SN) Tingkat SMA
5 Penyelenggaraan Lomba Ketrampilan Siswa (LKS) Tertampungnya potensi dan bakat ketrampilan 50 100 150 200 250 Dinas Pendidikan
Tingkat SMK siswa SMK
6 Pembinaan Atlet Sekolah Meningkatnya prestasi siswa 150 200 250 300 350 Dinas Pendidikan/Dispora
7 Liga Pendidikan Meningkatnya prestasi sepakbola 100 150 200 250 300 Dinas Pendidikan/Dispora
3 Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga 1 Benchmarking (Studi Pembandingan) Guru Meningkatnya kinerja guru 150 200 250 300 350 Dinas Pendidikan
Kependidikan Berprestasi Ke Luar Negeri
2 Pelatihan Pendidik Untuk Memenuhi Standar Meningkatnya kemampuan guru dalam menulis 75 85 100 115 130 Dinas Pendidikan
Kompetensi Penulisan Karya Ilmiah karya ilmiah untuk kenaikan pangkat
3 Pelaksanaan Sertifikasi Pendidik Terlaksananya sertifikasi guru 75 100 125 150 175 Dinas Pendidikan
4 Pendidikan Lanjutan Tenaga Pendidik Untuk Meningkatnya kualitas dan kinerja guru 560 1000 2000 3000 4000 Dinas Pendidikan
Memenuhi Standar Kualifikasi S-1
5 Pemberian Insentif Guru Honor Murni TK, SD Meningkatnya kinerja guru 2000 7200 9000 10800 14400 Dinas Pendidikan
SMP, SMA dan SMK
6 Penyediaan Dana Operasional Pengawas Meningkatnya kinerja pengawas 325 358 393 433 476 Dinas Pendidikan
7 Penyediaan Perlengkapan Baju Kerja Guru Meningkatnya kinerja guru 1035 0 2000 0 3000 Dinas Pendidikan
8 Pengembangan Sistem Penghargaan dan Evaluasi guru, kepala sekolah dan sekolah 100 120 150 175 200 Dinas Pendidikan
Perlindungan terhadap Profesi Guru
9 Bantuan Pendidikan Lanjutan untuk Tenaga Meningkatnya kinerja tenaga kependidikan 0 125 150 200 250 Dinas Pendidikan
Kependidikan (Pustakawan, Laboran dan
Kepala Sekolah)
4 Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah 1 Pembinaan UKS Tingkat Kecamatan Meningkatnya kesehatan lingkungan sekolah 125 150 175 200 225 Dinas Pendidikan
dan peserta didik
2 Pembangunan Ruang UKS Meningkatnya kesehatan lingkungan sekolah 0 500 650 800 950 Dinas Pendidikan
dan peserta didik
3 Bantuan Fasilitas UKS Meningkatnya kesehatan lingkungan sekolah 0 250 300 350 400 Dinas Pendidikan
dan peserta didik
4 Sosialisasi dan Pembinaan Sekolah Sehat Meningkatnya kesehatan lingkungan sekolah 0 100 115 125 140 Dinas Pendidikan
dan peserta didik
5 Pelatihan Pelajar Pengelola UKS Meningkannya kualitas pelajar pengelola UKS 0 100 115 125 140 Dinas Pendidikan/Dinas Kesehatan
6 Seleksi dan Pengiriman Sekolah dalam Meningkatnya prestasi sekolah dan lomba UKS 100 120 140 160 180 Dinas Pendidikan
Lomba UKS Tingkat Provinsi & Nasional
5 Peningkatan Sarana Penunjang Sekolah 1 Pengembangan Ruang Laboratorium SD, SMP Meningkatnya kualitas pembelajaran 0 250 300 350 400 Dinas Pendidikan
dan SMA
2 Pengembangan Lapangan Olahraga Meningkatnya kegiatan ekstra kurikuler 0 150 200 250 300 Dinas Pendidikan
INDIKATOR KINERJA PENDANAAN (dalam juta) SKPD
KEBIJAKAN PROGRAM KEGIATAN
( OUTPUT / TARGET ) 2011 2012 2013 2014 2015 PENANGGUNGJAWAB
4 Pengembangan Ruang BK Meningkatnya kinerja guru BK 0 100 150 200 250 Dinas Pendidikan
3 Peningkatan Manajemen 1 Pengembangan Manajemen Pelayanan 1 Pengembangan Sistem Pendataan dan Pemetaan Diketahuinya perkembangan data manual 88 90 125 140 175 Dinas Pendidikan
Pendidikan Pendidikan Pendidikan dan Tenaga Pendidik & Kependidikan pendidikan
2 Penyediaan Dana Operasional Badan Meningkatnya mutu manajemen sekolah 150 200 250 300 350 Dinas Pendidikan
Akreditasi Sekolah
3 Pengembangan Sistem Informasi Pendidikan Tersususunnya sistem informasi pendidikan 0 350 50 50 75 Dinas Pendidikan
4 Pengembangan Manajemen Sekolah Swasta Terbinanya manajamen sekolah swasta 125 150 175 200 225 Dinas Pendidikan
2 Peningkatan Partisipasi Sekolah 1 Rekonstruksi Peran Komite Sekolah Meningkatnya peran rasional komite sekolah 0 175 200 225 250 Dinas Pendidikan
2 Penyusunan Standar Kebutuhan Pembiayaan Diketahuinya standar ideal pembiayaan sekolah 0 250 250 100 100 Dinas Pendidikan
Sekolah pada semua jenjang
3 Fasilitasi Dewan Pendidikan Kota Meningkatnya peran DPK 50 300 350 400 450 Dinas Pendidikan
4 Peningkatan Minat Baca 1 Pengembangan Budaya Baca dan 1 Pembangunan Perpustakaan Kelurahan Terbangun di 20 kelurahan setiap tahun 140 170 200 230 260 Kantor Perpustakaan, PDE dan
Pembinaan Perpustakaan Arsip
2 Pengembangan Sarana Perpustakaan Keliling Optimalisasi layanan mobil perpustakaan keliling 100 120 140 160 180 Kantor Perpustakaan, PDE dan
3 Pembinaan Perpustaan Sekolah Terlaksana di 40 sekolah setiap tahun 120 140 160 180 200 Kantor Perpustakaan, PDE dan
4 Pengadaan Buku Meningkatnya minat baca 350 500 650 800 1000 Dinas Pendidikan, Kantor Perpust
5 Promosi Gemar Membaca & Pemanfaatan Meningkatnya minat baca 100 125 150 175 200 Kantor Perpustakaan, PDE dan
Perpustakaan masyarakat Arsip
6 Pengembangan Computer Literacy di Sekolah Meningkatnya ketersediaan bahan bacaan 0 150 200 250 300 Dinas Pendidikan
2 Peningkatan Kualitas Pelayanan Informasi 1 Pengembangan Jaringan Komunikasi dan Tersedianya data yang akurat tentang kota di website 325 400 420 460 500 Kantor Perpustakaan, PDE dan
Informasi melalui Website Arsip
5 Peningkatan Nilai-Nilai 1 Pembinaan dan Bantuan Terhadap 1 Bantuan Keagamaan untuk Masjid Terbantu 100 masjid setiap tahun 350 350 350 400 400 Dinas Sosial
Keagamaan Bagi Masyarakat Kehidupan Beragama
2 Bantuan Keagamaan untuk Musholla Terbantu 100 musholla / tahun 250 250 250 450 450 Dinas Sosial
3 Bantuan Keagamaan untuk Da'i Terbantu 100 dai / tahun 50 50 50 50 50 Dinas Sosial
4 Bantuan Keagamaan untuk Marbot Terbantu 100 marbot / tahun 50 50 75 75 75 Dinas Sosial
5 Bantuan Keagamaan untuk PPN Terbantu 98 PPN setiap tahun 59 59 59 59 59 Dinas Sosial
6 Bantuan Keagamaan untuk Ta'mir Masjid Terbantu 100 ta'mir masjid / tahun 50 50 50 60 60 Dinas Sosial
7 Bantuan Keagamaan untuk Lembaga Dakwah Terbantu 100 lembaga dakwah 50 50 50 60 60 Dinas Sosial
8 Bantuan Keagamaan untuk RISMA Terbantu 100 RISMA / tahun 50 50 75 75 75 Dinas Sosial
9 Bantuan Keagamaan untuk Ponpes Terbantu 30 Ponpes / tahun 75 80 90 100 100 Dinas Sosial
10 Bantuan Keagamaan untuk Rukun Kematian Terbantu 100 rukun kematian setiap tahun 100 100 120 120 130 Dinas Sosial
11 Bantuan Keagamaan untuk Guru Ngaji Terbantu 400 guru ngaji / tahun 1000 400 400 400 400 Dinas Sosial
12 Bantuan Keagamaan untuk Majelis Ta'lim Terbantu 200 majelis / tahun 300 300 300 360 360 Dinas Sosial
13 Bantuan Keagamaan untuk TPA Terbantu 100 TPA / tahun 100 100 120 120 140 Dinas Sosial
14 Bantuan Keagamaan untun Non Muslim Peningkatan kegiatan keagamaan 50 60 60 75 75 Dinas Sosial
15 Pelatihan dan Peningkatan Peran Majelis Taklim Peningkatan kegiatan keagamaan 48 60 70 80 90 Dinas Sosial
16 Pelatihan dan Peningkatan Peran Guru Ngaji Peningkatan kegiatan keagamaan 47 54 64 74 84 Dinas Sosial
INDIKATOR KINERJA PENDANAAN (dalam juta) SKPD
KEBIJAKAN PROGRAM KEGIATAN
( OUTPUT / TARGET ) 2011 2012 2013 2014 2015 PENANGGUNGJAWAB
Masjid
2 Pemberdayaan Kelembagaan Sosial 1 Bantuan kepada LPTQ Peningkatan kegiatan keagamaan 350 350 350 350 350 Dinas Sosial
Keagamaan
2 Fasilitasi Pelaksanaan Tim Pemandu Haji Daerah Peningkatan kualitas penyelenggaraan haji 380 390 405 425 450 Dinas Sosial
3 Fasilitasi Penyelenggaraan Kegiatan 1 Pelaksanaan MTQ Tingkat Kota Meningkatnya syiar agama 304 335 350 365 380 Dinas Sosial
Keagamaan
2 Training Centre Qori'ah Kota untuk MTQ Terbinanya calon kafilah 45 45 55 65 75 Dinas Sosial
Tingkat Provinsi
3 Pembinaan dan Pengiriman Kafilah pada MTQ Terpilihnya kafilah 275 285 300 315 330 Dinas Sosial
Tingkat Provinsi Lampung
4 Pemberian Penghargaan kepada Kafilah Meningkatnya kepedulian 100 100 100 125 125 Dinas Sosial
Berprestasi dalam MTQ
5 Dukungan Pelaksanaan PHBI Kota Bandar Lampung Meningkatnya syiar agama 125 140 155 170 185 Dinas Sosial
6 Peningkatan Ketahanan Sosial 1 Peningkatan Kualitas Lembaga Pember- 1 Pemantapan dan Pembinaan LPM Peningkatan peran serta LPM dalam pembangunan 70 85 105 120 150 Kantor Pemberdayaan Masyarakat
Masyarakat dayaan Masyarakat
2 Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam 1 Fasilitasi Bulan Bhakti Gotong Royong Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam 70 85 105 120 150 Kantor Pemberdayaan Masyarakat
Pembangunan Masyarakat Kelurahan (BBGRM) pembangunan
2 Pembentukan dan Pengembangan Kelembagaan Terbentuk dan berfungsinya kelembagaan multi 0 100 200 300 400 BAPPEDA
dan Jejaring Ketahanan Perubahan Iklim stakeholders dalam menguatkan ketahanan masyara-
Multistakeholders kat terhadap dampak perubahan iklim
7 Peningkatan Stabilitas Sosial 1 Pendidikan Politik Masyarakat 1 Koordinasi Forum-Forum Diskusi Politik Meningkatnya kesadaran tentang pentingnya 100 150 175 200 250 Badan Kesbangpol
dan Politik menjaga stabilitas
2 Diskusi Interaktif Masalah Ipoleksosbud Meningkatnya kesadaran tentang pentingnya 100 100 100 100 100 Badan Kesbangpol
dan keamanan menjaga stabilitas
3 Komunitas Intelijen Daerah (KOMINDA) Meningkatnya stabilitas sosial politik masyarakat 100 100 100 100 100 Badan Kesbangpol
Kota Bandar Lampung
4 Fasilitasi Komisi Pemilihan Umum Terselenggaranya pemilihan umum secara baik 100 150 200 1000 15000 Badan Kesbangpol
5 Penyusunan Database dan Kodifikasi Organisasi Tersedianya profil dan kodifikasi orsos dan parpol 125 150 175 200 225 Badan Kesbangpol
Sosial dan Partai Politik
6 Penyuluhan Kepada Masyarakat tentang Sospol Meningkatnya kesadaran tentang pentingnya 125 150 175 200 225 Badan Kesbangpol
menjaga stabilitas
8 Peningkatan Perlindungan 1 Peningkatan Keamanan dan Ketertiban 1 Pelatihan Pengendalian Keamanan dan Meningkatnya keamanan dan perlindungan 100 100 100 100 100 Kantor Satuan Polisi PP
Masyarakat Lingkungan Kenyamanan Lingkungan masyarakat
2 Operasi Penyelenggaraan Ketentraman dan Meningkatnya keamanan dan ketertiban umum 250 300 350 400 450 Kantor Satuan Polisi PP
Ketertiban Umum
3 Operasi Penegakan PERDA dan Keputusan Meningkatnya ketaatan masyarakat terhadap 250 300 350 400 450 Kantor Satuan Polisi PP
Kepala Daerah penegakan hukum daerah
2 Pemeliharaan Kantrantibmas dan 1 Pengawasan Pengendalian dan Evaluasi Meningkatnya kinerja polisi pamong praja 100 100 100 100 100 Kantor Satuan Polisi PP
Pencegahan Tindak Kriminal Kegiatan Polisi Pamong Praja
2 Kerjasama Pengembangan Kemampuan Meningkatnya kerjasama antar instansi dalam 100 100 100 100 100 Kantor Satuan Polisi PP
Aparat Polisi Pamong Praja dengan TNI/POLRI menjaga stabilitas daerah Badan Kesbangpol
3 Pemberdayaan Masyarakat dalam 1 Pembentukan Satuan Keamanan Lingkungan Meningkatnya keamanan lingkungan 125 150 175 200 225 Kantor Satuan Polisi PP
Sistem Pengamanan Lingkungan Masyarakat
INDIKATOR KINERJA PENDANAAN (dalam juta) SKPD
KEBIJAKAN PROGRAM KEGIATAN
( OUTPUT / TARGET ) 2011 2012 2013 2014 2015 PENANGGUNGJAWAB
3 Pembinaan Sanggar Seni Meningkatnya pelestarian seni daerah 40 60 65 65 65 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
2 Pengelolaan Keragaman Budaya 1 Peningkatan Fasilitas Makam Keramat Puang Meningkatnya obyek wisata ziarah 0 0 700 0 0 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
2 Pemeliharaan Lingkungan Taman Dipangga Meningkatnya obyek wisata 0 250 250 300 0 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
3 Pemeliharaan Lingkungan Keratuan Balau Meningkatnya obyek wisata 0 200 250 250 200 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
3 Promosi Potensi Wisata Kota Bandar 1 Promosi Pariwisata Kota Bandar Lampung Meningkatnya kunjungan wisata 265 300 300 400 400 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Lampung Dalam Negeri
2 Promosi Pariwisata Kota Bandar Lampung Meningkatnya kunjungan wisata 0 500 500 500 500 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
di Luar Negeri
3 Pengadaan Alat Promosi Meningkatnya kualitas promosi 30 35 40 45 50 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
4 Bimbingan Masyarakat Sadar Wisata dan Meningkatnya kesadaran masyarakat tentang 38 50 60 70 80 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Sapta Pesona kepariwisataan
5 Updating Website, Web Hosting dan Langganan Tersedianya profil kepariwisataan 38 40 40 40 40 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Internet
4 Pengembangan Destinasi Pariwisata 1 Pendataan Usaha Obyek Wisata dan Daya Tarik Tersedianya data wisata 50 50 50 50 50 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Wisata
2 Pembinaan Pengelola Usaha Obyek Wisata Meningkatnya pelayanan usaha 75 75 75 75 75 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
dan Daya Tarik Wisata
5 Pengembangan Kemitraan Pariwisata 1 Pembinaan Usaha Sarana Kepariwisataan Peningkatan kerjasama 35 40 45 50 55 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
3 Penilaian Klasifikasi Rumah Makan Terpetakannya klasifikasi RM 0 35 0 45 0 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
4 Penilaian Klasifikasi Biro Perjalanan Terpetakannya klasifikasi biro perjalanan 45 0 55 0 65 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
5 Pembinaan dan Pengawasan Hiburan Umum Meningkatnya ketaatan aturan 25 30 35 40 45 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
6 Peningkatan Lembaga Adat dan Budaya 1 Pembentukan Lembaga Adat dan Budaya Meningkatnya pelestarian adat dan budaya Lampung 60 80 95 110 125 Kantor Pemberdayaan Masyarakat
Masyarakat Masyarakat
10 Pengembangan & Peningkatan 1 Peningkatan Peran Serta Kepemudaan 1 Diklat Kewirausahaan bagi Kelompok Dilaksanakan 2 kali setiap tahun dengan minimal 40 52 68 88 115 Dinas Pemuda dan Olahraga
Prestasi Pemuda dan Olahraga Usaha Pemuda 80 peserta
2 Gebyar Penggalian Potensi Pemuda Dilaksanakan satu kali setahun 100 130 169 220 285 Dinas Pemuda dan Olahraga
2 Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba 1 Penyuluhan Pencegahan Penggunaan Narkoba Terlaksana sebanyak 10 kegiatan setiap tahun 80 104 135 175 228 Dinas Pemuda dan Olahraga
2 Inspeksi Pencegahan Narkoba ke Sekolah- Semua SMA di Bandar Lampung terisnpeksi secara 50 60 70 80 90 Dinas Pemuda dan Olahraga
Sekolah rutin
3 Pelatihan Calon Penyuluh Bahaya Narkoba Peningkatan kemampuan penyuluh 150 150 150 150 150 Dispora / Dinas Sosial
3 Pembinaan dan Pemasyarakatan 1 Penyelenggaraan Kompetisi Olahraga Tingkat Dilaksanakan setiap tahun 105 136 175 230 300 Dinas Pemuda dan Olahraga
Olahraga Sekolah
2 Penyelenggaraan Kompetisi Olahraga Tingkat Dilaksanakan setiap tahun 105 136 175 230 300 Dinas Pemuda dan Olahraga
Sekolah
Kota
4 Peningkatan sarana dan prasarana 1 Rehabilitasi Lapangan Tenis Pahoman Dilaksanakan setiap tahun 122 158 206 268 348 Dinas Pemuda dan Olahraga
Olahraga
2 Pengembangan Sarana dan Prasarana Olahraga Tersedianya lapangan olahraga pada semua SMA 150 200 250 300 350 Dinas Pemuda dan Olahraga
di Bandar Lampung
5 Peningkatan Perhatian bagi Atlet 1 Pendataan Atlet Berprestasi Dilaksanakan setiap tahun 30 39 50 65 85 Dinas Pemuda dan Olahraga
Berprestasi
INDIKATOR KINERJA PENDANAAN (dalam juta) SKPD
KEBIJAKAN PROGRAM KEGIATAN
( OUTPUT / TARGET ) 2011 2012 2013 2014 2015 PENANGGUNGJAWAB
2 Peringatan HAORNAS dan HUT Kota B. Lampung Dilaksanakan setiap tahun 40 52 67 87 114 Dinas Pemuda dan Olahraga
1 Pelayanan Kesehatan Dasar 1 Program Obat dan Perbekalan Kesehatan 1 Pengadaan obat dan Perbekalan Kesehatan Tersedianya jaminan obat untuk masyarakat 100% 8028 10437 13568 17639 22931 Dinas Kesehatan
dan Pelayanan Rujukan
2 Peningkatan Mutu Penggunaan Obat dan Meningkatnya formularium sebesar 100% 71 71 72 72 90 Dinas Kesehatan
Perbekalan Kesehatan
2 Program Upaya Kesehatan Masyarakat 1 Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin di Meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan 100% 750 750 750 750 750 Dinas Kesehatan
Puskesmas dan Jaringannya
2 Perbaikan Gizi Masyarakat (Gizi Kurang dan Menurunnya kasus kurang gizi < 15% 564 621 683 751 826 Dinas Kesehatan
Gizi Buruk)
3 Revitalisasi Sistem Pelayanan Kesehatan Meningkatnya pelayanan kesehatan 5800 6000 6000 6000 6000 Dinas Kesehatan
(Posyandu dan (Poskeskel)
4 Pelayanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan Terpeliharanya perbekalan kesehatan dan alat 115 115 125 125 135 Dinas Kesehatan
(Pemeliharaan Alat Kesehatan) kesehatan 60%
5 Peningkatan Kesehatan Masyarakat Tersedianya kesehatan tenaga TKS kesehatan di 1646 1760 1936 2129 2342 Dinas Kesehatan
setiap kelurahan
6 Penyediaan Biaya Operasional dan Pemeliharaan Operasional di setiap Puskesmas 1527 2000 2200 2600 3380 Dinas Kesehatan
Puskesmas
7 Penyelenggaraan Penyehatan Lingkungan Tersedianya air bersih menjangkau 80% wilayah 200 500 500 500 550 Dinas Kesehatan
8 Kesiapsiagaan Petugas dalam pelayanan dan Tersedianya tenaga terlatih dalam penanggulangan 31 40 53 68 89 Dinas Kesehatan
Penanggulangan Masalah Kesehatan dan bencana di setiap puskesmas dan rumah sakit
Bencana Kegawatdaruratan
9 Upaya Pelayanan Kesehatan Anak Sekolah Terjaringnya anak sekolah SD 32 41 53 68 90 Dinas Kesehatan
3 Pengawasan Obat dan Makanan 1 Peningkatan Pengawasan Keamanan Pangan Terbinanya 100% sarana PIRT dan Sarana 0 100 130 130 169 Dinas Kesehatan
dan Bahan Berbahaya Distribusi
2 Peningkatan Kapasitas Laboratorium Pengawasan Meningkatnya kualitas pemeriksanaan bahan obat 100 120 140 150 160 Dinas Kesehatan
Obat dan Makanan dan makanan
3 Peningkatan Pemberdayaan Konsumen/ Meningkatnya kesadaran masyarakat temtang 100 125 150 175 200 Dinas Kesehatan
Masyarakat di Bidang Obat dan Makanan bahaya obat
4 Penyidikan dan Penegakan Hukum di Bidang Meningkatnya ketaatan hukum 80 80 80 90 100 Dinas Kesehatan
Obat dan Makanan
4 Pengembangan Obat Asli Indonesia 1 Peningkatan Promosi Obat Bahan Alam Masyarakat mengenal manfaat dan pemanfaatan 0 30 40 50 50 Dinas Kesehatan
Indonesia di Dalam dan di Luar Negeri obat bahan alam
2 Peningkatan Pengawasan Keamanan Obat Terbinanya 100% sarana distribusi 30 50 50 50 50 Dinas Kesehatan
Tradisional obat asli Indonesia
5 Perbaikan Gizi Masyarakat 1 Penanggulangan Kurang Energi Protein, - 85% balita mendapat vitamin A 127 400 450 500 450 Dinas Kesehatan
Anemia Zat Besi, GAKY, Kurang Vitamin A dan - 85% ibu hamil mendapat Fe
Kekurangan Zat Gizi Mikro Lainnya - 90% rumah tangga mengonsumsi garam yodium
- 80% keluarga sadar gizi
- 80% bayi mendapatkan ASI eksklusif
INDIKATOR KINERJA PENDANAAN (dalam juta) SKPD
KEBIJAKAN PROGRAM KEGIATAN
( OUTPUT / TARGET ) 2011 2012 2013 2014 2015 PENANGGUNGJAWAB
3 Pemberian Makanan Tambahan dan Vitamin Buffer Stoc MP ASI 100% 0 400 400 400 400 Dinas Kesehatan
4 Pemberdayaan Masyarakat untuk Pencapaian Meningkatnya peran serta masyarakat untuk 0 100 100 100 90 Dinas Kesehatan
Keluarga Sadar Gizi mencapai keluarga sadar gizi sebesar 80%
5 Peningkatan IMD (Inisiasi Menyusui Dini) 80 % bayi mendapatkan ASI Eksklusif 50 60 60 40 35 Dinas Kesehatan
dan pemberian ASI Ekslusif gizi lebih
6 Standarisasi Pelayanan Kesehatan 1 Pengembangan dan Pemutakhiran Data Dasar Tersusunnya data dasar standar kebutuhan 35 50 50 50 50 Dinas Kesehatan
Standar Pelayanan Kesehatan dan standar kemampuan pelayanan kesehatan
2 Penyusunan Standar Pelayanan Kesehatan Penetapan kelas dan akreditasi 900 900 250 250 250 Dinas Kesehatan
Kota Bandar Lampung
3 Penyusunan Standar Analisis Belanja Pelayanan Tersedianya District Health Account (DHA) 0 50 50 50 50 Dinas Kesehatan
Kesehatan
4 Evaluasi dan Pengembangan Standar Pelayanan 80% sarana pelayanan kesehatan terstandarisasi 600 600 600 600 600 Dinas Kesehatan
Pelayanan
7 Pengadaan, Peningkatan, dan Perbaikan 1 Pengadaan puskesmas keliling Tersedia sebanyak 27 Unit - 630 630 630 630 Dinas Kesehatan
Sarana dan Prasarana Puskesmas/Pustu
dan Jaringannya 2 Pengadaan sarana dan prasarana puskesmas Terlaksana untuk 53 Pustu - 100 100 100 100 Dinas Kesehatan
pembantu
3 Pengadaan sarana dan prasarana puskesmas 27 Puskesmas - - 500 500 500 Dinas Kesehatan
4 Pengadaan sarana dan prasarana puskesmas 27 Unit - 230 230 230 230 Dinas Kesehatan
keliling
5 Pengadaan sarana dan prasarana Posyandu 100% Posyandu dan Poskelkel terlayani 5,800 5,800 5,800 5,800 5,800 Dinas Kesehatan
dan Poskeskel
6 Peningkatan Pustu menjadi Puskesmas Teropenuhinya rasio 1 Pusk/20.000 jiwa - 1,400 1,400 1,400 1,400 Dinas Kesehatan
Induk
7 Peningkatan Puskesms Induk Menjadi Rawat 13 Puskesmas PONED - 7,500 7,500 2,500 2,500 Dinas Kesehatan
Inap (Pelayanan obstetri neonatal emergency dasar )
9 Pemeliharaan Rutin/Berkala Sarana dan 100% Puskesmas terpelihara sarana & prasarana - 150 150 150 150 Dinas Kesehatan
Prasarana Puskesmas
10 Pemeliharaan Rutin/Berkala Sarana dan 100% Puskesmas induk terpelihara sarana - - 300 300 300 Dinas Kesehatan
Prasarana Puskesmas Induk dan prasarana
11 Pemeliharaan Rutin/Berkala Sarana dan 13 Unit Puskesmas Rawat Inap - 400 400 400 400 Dinas Kesehatan
Prasarana Puskesmas Rawat Inap
12 Rehabilitasi Sedang/Berat Pustu 43 Unit - 2,500 3,000 2,500 2,500 Dinas Kesehatan
15 Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan 5 Unit 7,946 4,147 4,300 3,000 3,000 Dinas Kesehatan
Sarana & Prasarana Puskesmas Pembantu
dan Jaringannya
8 Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan 1 Pembangunan Rumah Sakit 1 Unit RS PONEK (Pelayanan obstetri neonatal 8,157 - - - - Dinas Kesehatan
Sarana dan Prasarana Rumah Sakit/Rumah emergency komprehensif)
Sakit Mata/Rumah Sakit Jiwa/ Rumah Sakit
Paru-Paru 2 Penambahan Ruang Rawat Inap Rumah Sakit 1 Unit 4,170 - - - - Dinas Kesehatan
(VVIP,VIP,Kelas I.II.III)
INDIKATOR KINERJA PENDANAAN (dalam juta) SKPD
KEBIJAKAN PROGRAM KEGIATAN
( OUTPUT / TARGET ) 2011 2012 2013 2014 2015 PENANGGUNGJAWAB
7 Pengadaan Alat-Alat Kesehatan Rumah Sakit 1 Paket 8,527 10,000 10,000 7,500 7,500 Dinas Kesehatan
8 Pengadaan Obat-Obatan Rumah Sakit 1 Paket - 500 500 500 500 Dinas Kesehatan
9 Pengadaan Ambulance/Mobil Jenazah 3 Unit - 250 250 250 250 Dinas Kesehatan
10 Pengadaan Meubelair Rumah Sakit 100% 1,000 750 750 750 750 Dinas Kesehatan
11 Pengadaan Perlengkapan Rumah Tangga 100% 1,500 300 200 100 50 Dinas Kesehatan
Rumah Sakit (dapur, ruang pasien, ruang
tunggu, loundry, dll)
12 Pengadaan Bahan-Bahan Logistik Rumah Sakit 100% - 500,000 500,000 500,000 500,000 Dinas Kesehatan
13 Pengadaan Pencetakan Administrasi dan 100% - 300,000 300,000 300,000 300,000 Dinas Kesehatan
Surat Menyurat Rumah Sakit
14 Pengembangan type rumah sakit Terbentuknya Badan Layanan Umum Type C - - 100,000 - - Dinas Kesehatan
9 Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Rumah 1 Pemeliharaan Rutin/Berkala Rumah Sakit Tersedianya biaya operasional RSUD 1750 2000 2600 3380 4394 Dinas Kesehatan
Sakit/Rumah Sakit Mata/ Rumah Sakit Jiwa/
10 Peningkatan Kemitraan Pelayanan 1 Kemitraan Asuransi Kesehatan Masyarakat Tersedianya cakupan kesehatan masyarakat 100% 175 250 325 422 550 Dinas Kesehatan
Kesehatan
11 Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Balita 1 Peningkatan Kompetensi Klinis Kesehatan Kunjungan Bayi 90 % 0 100 100 100 100 Dinas Kesehatan
Bayi (BBLR dan Aspeksia)
2 Peningkatan kopetensi klinis kesehatan Balita Cakupan pelayanan Anak Balita 90 % 0 100 100 100 100 Dinas Kesehatan
( SDIDTK dan MTBS )
3 Pembahasan Audit Kematian Bayi dan Balita Teraudit Kematian bayi dan Balita 100 % 0 100 100 100 100 Dinas Kesehatan
4 Pengadaan Form SDIDTK dan MTBS 30 Form SDI DTK dan MTBS 0 100 100 100 100 Dinas Kesehatan
5 Monitoring dan Evaluasi 3 kali / tahun 0 100 100 100 100 Dinas Kesehatan
6 Lomba Bayi dan Balita Sehat Terpilihnya Juara LBI 1,2 3 0 100 100 100 100 Dinas Kesehatan
12 Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia 1 Pelayanan Pemeliharaan Kesehatan Resti 100 % kesehatan bagi Lansia terlayani 0 100 100 100 100 Dinas Kesehatan
2 Pengadaan Makanan Tambahan Usia Lanjut 500 Usia lanjut 0 25 33 42 55 Dinas Kesehatan
13 Pengawasan dan Pengendalian Kesehatan 1 Pengawasan dan pengendalian keamanan Meningkatnya keselamatan masyarakat dari 0 50 65 85 110 Dinas Kesehatan
Makanan dan kesehatan makanan hasil produksi bahaya makanan hasil 60% home indutri
rumah tangga
2 Pengawasan Keamanan dan Kesehatan Meningkatnya keselamatan masyarakat dari 0 50 65 85 110 Dinas Kesehatan
Makanan Hasil Industri bahaya makanan hasil 60% industri
3 Pengawasan Keamanan dan Kesehatan 60% restoran terawasi 0 50 65 85 110 Dinas Kesehatan
Makanan Restaurant
14 Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan 1 Perawatan Secara Berkala bagi Ibu Hamil Cakupan 100% - 650 650 650 650 Dinas Kesehatan
dan Anak bagi Keluarga Kurang Mampu
2 Pertolongan Persalinan bagi Ibu dan Keluarga Cakupan 100% - 350 350 350 350 Dinas Kesehatan
Kurang Mampu
3 Upaya Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu Kematian Ibu mendekati 0 ( Nihil ) 430 400 300 150 150 Dinas Kesehatan
INDIKATOR KINERJA PENDANAAN (dalam juta) SKPD
KEBIJAKAN PROGRAM KEGIATAN
( OUTPUT / TARGET ) 2011 2012 2013 2014 2015 PENANGGUNGJAWAB
ditangani
6 Pelayanan Kesehatan Usia Subur dan Cakupan 70% - 275 303 333 366 Dinas Kesehatan
Peningkatan Cakupan KB Aktif
15 Manajemen Pelayanan Kesehatan 1 Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Tersedianya dokumen Penilaian kinerja tiap tahun 129 142 156 172 189 Dinas Kesehatan
2 Penyusunan Perencanaan Terpadu Puskesmas Tersedianya dokumen perencanaan tahunan 169 186 204 225 247 Dinas Kesehatan
3 Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan Tersedia Sistem informasi berbasis WAN 350 600 50 50 50 Dinas Kesehatan
5 Pengelolaan Sistem Informasi Kesehatan Tersedianya sistem informasi publik berbasis IT - 10 35 35 35 Dinas Kesehatan
6 Penyusunan Sistem Kesehatan Kota Tersedianya Profil Kesehatan Setiap tahun - 25 25 25 30 Dinas Kesehatan
7 Penilaian Kinerja Puskesmas Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan 150 165 182 200 220 Dinas Kesehatan
di puskesmas
8 Pengembangan Majelis Kesehatan Kota Terbentuk dan berfungsinya MKK 0 100 120 140 160 Dinas Kesehatan
9 Penyusunan Sistem Kesehatan Daerah Tersedianya Perda tentang SKD 0 150 25 25 25 Dinas Kesehatan
2 Penyediaan Jaminan Kesehatan 1 Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin 1 Jaminan Kesehatan Semesta Masyarakat Miskin terjamin kesehatannya 100% 5565 16800 18400 18400 18000 Dinas Kesehatan
Masyarakat Semesta
2 Pelayanan Operasi Katarak Meningkatnya pelayanan kesehatan kepada KFM 100 100 100 100 100 Dinas Kesehatan
3 Pelayanan Kesehatan THT Meningkatnya pelayanan kesehatan kepada KFM 100 100 100 100 100 Dinas Kesehatan
4 Pelayanan Operasi Bibir Sumbing Meningkatnya pelayanan kesehatan kepada KFM 100 100 100 100 100 Dinas Kesehatan
5 Pelayanan Sunatan Masal Meningkatnya pelayanan kesehatan kepada KFM 100 100 100 100 100 Dinas Kesehatan
6 Penanggulangan ISPA Meningkatnya pelayanan kesehatan kepada KFM 100 100 100 100 100 Dinas Kesehatan
7 Penanggulangan Penyakit Cacingan Meningkatnya pelayanan kesehatan kepada KFM 100 100 100 100 100 Dinas Kesehatan
8 Pelayanan Kesehatan Kulit dan Kelamin Meningkatnya pelayanan kesehatan kepada KFM 100 100 100 100 100 Dinas Kesehatan
9 Pelayanan Kesehatan Akibat Lumpuh Layu Meningkatnya pelayanan kesehatan kepada KFM 100 100 100 100 100 Dinas Kesehatan
10 Pelayanan Kesehatan Akibat Gizi Buruk Meningkatnya pelayanan kesehatan kepada KFM 100 100 100 100 100 Dinas Kesehatan
3 Surveylance Epidemiologi 1 Pencegahan dan Penanggulangan 1 Penyemprotan/fogging focus IR < 30/100.000 pddk 241 313 407 529 688 Dinas Kesehatan
dan Penanggulangan KLB Penyakit Menular
2 Pengadaan alat fogging dan bahan bahan IR < 30/100.000 pddk 433 563 732 951 1,237 Dinas Kesehatan
fogging
3 Pengadaan vaksin penyakit menular (VAR) Kasus GHTR 100 % tertangani 50 65 85 110 143 Dinas Kesehatan
4 Pelayanan vaksinasi bagi anak balita & anak 100% Anak SD terimunisasi TT dan DT 77 100 130 169 220 Dinas Kesehatan
sekolah
5 Pelayanan pencegahan dan penanggulangan AMI 50 o/oo, CDR TB 80 %, Diare 100 %, 356 534 694 902 1,173 Dinas Kesehatan
penyakit menular (penyakit malaria, TB Paru Pnomonia 96 %, AI 100 %, HIV AIDS 100%
Diare, Pnomionia, HIV AIDS)
6 Pencegahan penularan penyakit endemik/ ABJ 95 % 162 211 274 356 463 Dinas Kesehatan
Epidemik
7 Peningkatan Imunisasi UCI 100 % 135 176 228 297 386 Dinas Kesehatan
8 Peningkatan surveilance Epidemiologi dan KLB tertangani <24 Jam 71 92 120 156 203 Dinas Kesehatan
penanggulangan wabah
INDIKATOR KINERJA PENDANAAN (dalam juta) SKPD
KEBIJAKAN PROGRAM KEGIATAN
( OUTPUT / TARGET ) 2011 2012 2013 2014 2015 PENANGGUNGJAWAB
10 Pencegahan dan pemberantasan 95 % bayi dapat Imunisasi lengkap 72 94 122 158 206 Dinas Kesehatan
penyakit/Kampanye Campak
2 Pengembangan Lingkungan Sehat 1 Penyuluhan menciptakan lingkungan sehat 80 % Masyarakat memahami lingkungan sehat - 50 60 70 70 Dinas Kesehatan
2 Pemeriksaan kimia dan bakteriologi kualitas air Hasil pemeriksaan 80% - 100 100 100 100 Dinas Kesehatan
3 Pemeriksaan kimia dan bakteriologi air minum Hasil pemeriksaan 100% - 60 78 101 132 Dinas Kesehatan
isi ulang
4 Peningkatan Promosi Kesehatan 1 Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan 1 Pengembangan media promosi dan informasi Tersedia media promosi kesehatan di 27 69 250 250 250 250 Dinas Kesehatan
dan Pengembangan Kesehatan Masyarakat sadar hidup sehat Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kota
Masyarakat
2 Penyuluhan masyarakat pola hidup sehat 70 % Rumah tangga sehat dan 40 % sekolah sehat - 75 100 120 120 Dinas Kesehatan
3 Peningkatan tenaga penyuluh kesehatan Tersedia tenaga fungsional promosi kesehatan di 27 - 60 100 100 100 Dinas Kesehatan
Puskesmas
4 Peningkatan pemberdayaan UKBM Desa siaga aktif /poskeskel 80 % 45 100 100 125 125 Dinas Kesehatan
(desa Siaga aktif)
5 Pembinaan Keluarga Berencana 1 Peningkatan Keluarga Berencana 1 Penyediaan Pelayanan KB dan Alat Terpenuhinya kebutuhan masyarakat dalam ber KB 500 500 500 500 500 Badan Koordinasi Keluarga
Kontrasepsi bagi Keluarga Miskin Berencana dan Pemberdayaan
3 Pendataan Keluarga Tersedianya data keluarga 325 325 325 325 325 BKKB dan PP
4 Penyediaan Data dan Informasi Serta Tersedianya pelaporan hasil KB 150 150 150 150 150 BKKB dan PP
Pemantapan Pelaksanaan Pelaporan
Program KB/KS
5 Pembinaan Kesehatan Reproduksi Remaja Peningkatan pemahaman kesehatan reproduksi 100 100 100 100 100 BKKB dan PP
remaja
2 Pelayanan Pemasangan Kontrasepsi Meningkatnya jumlah peserta KB 150 150 150 150 150 BKKB dan PP
3 Sosialisasi Norma, Standar, Prosedur dan Meningkatnya jumlah peserta KB 150 150 150 150 150 BKKB dan PP
Kriteria KB dan KS
4 Dukungan Peran Serta KB melalui Kerja Terbina dan terlayaninya peserta KB dan Keluarga 200 200 200 200 200 BKKB dan PP
Sama : TNI Manunggal, Kesrak PKK dan KB Pra Sejahtera
Bhayangkara
3 Pembinaan Peran Serta Masyarakat dalam 1 Peningkatan Peran Serta Institusi Masyarakat Terbinanya kelompok institusi masyarakat
Pelayanan KB/KR yang Mandiri (PPKBD) 100 100 100 100 100 BKKB dan PP
2 Fasilitasi Hari Keluarga Nasional Tingkat Terbinananya peserta KB baru dan aktif 350 350 350 350 350 BKKB dan PP
Kota, Provinsi dan Nasional
3 Fasilitasi Lomba Kader IMP, Keluarga Harmonis, Terbinananya peserta KB baru dan aktif 125 125 125 125 125 BKKB dan PP
KB Lestari Teladan, BKB, UPPKS
4 Penguatan Tenaga Pendamping Kelompok 1 Pelatihan bagi PPKBD, Sub-PPKBD, Terbinanya kelompok pendamping 100 100 100 100 100 BKKB dan PP
Bina Keluarga Tenaga Pendamping Bina Keluarga Balita
dan Bina Keluarga Remaja
2 Pembinaan Kelompok Tri Bina Keluarga Terbinanya kelompok 120 120 120 120 120 BKKB dan PP
3 Peningkatan Kualitas Lingkungan Keluarga Terbentuk dan Terbinanya keluarga berkualitas 75 75 75 75 75 BKKB dan PP
4 Peningkatan Pendapatan Kelompok Terbentuk & Terbinanya kelompok UPPKS 100 100 100 100 100 BKKB dan PP
UPPKS dan Pos pelayanan Keluarga
INDIKATOR KINERJA PENDANAAN (dalam juta) SKPD
KEBIJAKAN PROGRAM KEGIATAN
( OUTPUT / TARGET ) 2011 2012 2013 2014 2015 PENANGGUNGJAWAB
2 Fasilitasi Upaya Perlindungan Anak Meningkatnya upaya perlindungan dan kualitas 62 62 62 62 62 BKKB dan PP
Terhadap Tindak Kekerasan hidup anak
2 Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan 1 Sosialisasi dan Advokasi Buta Aksara Perempuan Terbinanya kelompok warga belajar 60 60 60 60 60 BKKB dan PP
Perempuan
2 Peningkatan Peran Perempuan Menuju Meningkatnya kesadaran akan pengarusutamaan 225 225 225 225 225 BKKB dan PP
Keluarga Sehat Sejahtera gender
3 Peningkatan Peran Serta dan Kesetaraan 1 Pendidikan dan Pelatihan Peningkatan Meningkatnya kesadaran akan pengarusutamaan 60 60 60 60 60 BKKB dan PP
Gender dalam pembangunan Peran Serta dan Kesetaraan Gender gender
2 Pembinaan Teknis Penerima Modal Meningkatnya kesadaran akan pengarusutamaan 125 125 125 125 125 BKKB dan PP
untuk Usaha Kecil Wanita di Kecamatan gender
7 Pelayanan Kesejahteraan 1 Pemberdayaan dan Pengembangan 1 Pendampingan Program Keluarga Menurunnya jumlah keluarga miskin 315 250 250 250 250 Dinas Sosial /BAPPEDA
Sosial bagi Fakir Miskin dan Kelembagaan Sosial Masyarakat Harapan & Pembinaan Kelompok Sasaran PKH
Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial (PMKS) 2 Kerjasama dan Sinkronisasi Program Peningkatan sinkronisasi kegiatan 50 75 100 125 150 Dinas Sosial
Lainnya dengan Pemerintah dan Swasta yang bisa dilakukan secara
bersama
3 Penyusunan Profil Anak dan Pedoman Tersusunnya pedoman penyelenggaraan kesos 50 150 50 50 50 Dinas Sosial
Penyelenggaraan Kesos Anak untuk anak
4 Pelatihan TKSK (Tenaga Kesejahteraan Meningkatnya peran PSM 100 125 150 175 200 Dinas Sosial
Sosial Kecamatan) dan PSM
5 Pembinaan dan Sinkronisasi Kegiatan Meningkatnya peran karang taruna 75 75 75 75 75 Dinas Sosial
dengan Karang Taruna
6 Pengembangan Peran Serta PSKS Peningkatan dana CSR bagi penanggulangan PMKS 100 125 150 175 200 Dinas Sosial
dalam Penanggulangan PMKS
8 Verifikasi dan Kodifikasi Lembaga dan LSM Terdata dan terpetakannya lembaga penyelenggara 85 100 115 130 145 Dinas Sosial
Penyelenggara Kesos Kesos
9 Pengembangan Pusat Data & Informasi Masyarakat mudah memperoleh akses tentang 50 150 50 50 50 Dinas Sosial
Pembangunan Kesos pembangunan sosial
10 Pelatihan dan Bantuan Modal Usaha Terwujudnya Lansia yang Terampil 289 300 350 350 400 Dinas Sosial
Kelompok Lansia Produktif Non Panti
11 Pelatihan dan Bantuan Usaha bagi Terwujudnya kesejahteraan anggota 300 320 340 350 360 Dinas Sosial
Organisasi/Lembaga Sosial
12 Sosialisasi Peraturan Tata Cara Penyeleng- Terhindarnya masyarakat dari penipuan 78 120 150 175 200 Dinas Sosial
garaan Pengumpulan Uang/Barang/
Sumbangan dan Undian
13 Peningkatan dan pengembangan nilai-nilai - Terlaksana peringatan hari pahlawan 0 150 200 250 250 Dinas Sosial
kepahlawanan, keperintisan dan kesetiakawa - pengembangan nilai K3S melalui pendidikan
nan sosial
2 Jaminan dan Pemberdayaan Sosial, 1 Penertiban Anak Jalanan Terlaksana setiap bulan setiap tahun 100 100 100 100 100 Dinas Sosial
bagi PMKS
2 Pelayanan Sosial Anak Jalanan Terbantu sebanyak 20 anak setiap tahun 250 250 250 250 250 Dinas Sosial
(Rehabilitasi dan Pelatihan)
3 Pelayanan Sosial Anak Cacat Terbantu sebanyak 10 anak setiap tahun 200 200 200 200 200 Dinas Sosial
(Rehabilitasi dan Pelatihan)
4 Pelayanan Sosial Penyandang Cacat Terbantu sebanyak 50 penyandang cacat setiap 500 500 500 500 500 Dinas Sosial
INDIKATOR KINERJA PENDANAAN (dalam juta) SKPD
KEBIJAKAN PROGRAM KEGIATAN
( OUTPUT / TARGET ) 2011 2012 2013 2014 2015 PENANGGUNGJAWAB
6 Pelayanan Sosial Lanjut Usia Terlantar Terbantu sebanyak 100 LUT setiap tahun 100 100 100 100 100 Dinas Sosial
(Rehabilitasi dalam Panti)
7 Pemberdayaan Sosial Fakir Miskin Terbantu sebanyak 100 FM 300 300 300 300 300 Dinas Sosial
setiap tahun (10 KUBE)
8 Pemberdayaan Sosial Wanita Rawan Sosial Terbantu sebanyak 100 WRSE setiap tahun 80 90 100 110 120 Dinas Sosial
Ekonomi
9 Pembangunan Workshop dalam Rangka Terbangun tempat pelatihan bagi 100 1500 250 250 250 Dinas Sosial
Penguatan dan Pembinaan KUBE PMKS KUBE calon penerima bantuan
3 Rehabilitasi Sosial bagi PMKS 1 Rehabilitasi Sosial Orang Gila Terbantu sebanyak 10 orang setiap tahun 50 50 50 50 50 Dinas Sosial
2 Rehabilitasi Sosial Eks Napi Terbantu sebanyak 20 orang setiap tahun 250 250 250 250 250 Dinas Sosial
(Pelatihan dan Bantuan Modal)
3 Rehabilitasi Sosial PSK Terehabilitasi sebanyak 100 orang setiap tahun 250 250 250 250 250 Dinas Sosial
(Pelatihan dan Bantuan Modal)
4 Rehabilitasi Sosial Eks Korban Narkoba Terehabilitasi sebanyak 100 orang setiap tahun 250 250 250 250 250 Dinas Sosial
(Pelatihan dan Bantuan Modal)
5 Rehabilitasi Sosial bagi Gelandangan Terehabilitasi sebanyak 100 orang setiap tahun 100 100 100 100 100 Dinas Sosial
dan Pengemis
6 Rehabilitasi Sosial dalam Panti bagi PMKS Meningkatnya pelayanan sosial 200 200 200 200 200 Dinas Sosial
7 Pembangunan dan Dukungan Operasional Terbangunnya panti sosial 750 750 750 1000 1000 Dinas Sosial
Panti Sosial di Bandar Lampung
4 Pelayanan Sosial Lainnya 1 Pernikahan Massal bagi PMKS Dimilikinya surat nikah bagi pasangan PMKS 150 150 150 150 150 Dinas Sosial
2 Bantuan Fakir Miskin Daerah Kumuh Terbantunya fakir miskin di daerah 250 250 250 250 250 Dinas Sosial
kumuh sebanyak 100 KFM/tahun
3 Rehabilitasi Sosial Daerah Kumuh (Bedah Rumah) Terbangunnya rumah pada daerah kumuh 1000 1500 2000 2500 3000 Dinas Sosial & Kantor Pem. Masy
sebanyak 100 rumah / tahun
4 Advokasi dan pembinaan kepada Anak Terselesaikannya permasalahan hukum yang 120 120 120 120 120 Dinas Sosial
Korban Tindak Kekerasan dialami anak
5 Sosialiasi PP No. 54 Tahun 2007 Tentang Diketahui informasi tentang pengangkatan anak 50 50 50 50 50 Dinas Sosial
Pengangkatan Anak
6 Pengurusan Korban Bencana Alam dan Korban bencana alam dan sosial dapat ditangani 50 75 100 100 100 Dinas Sosial
Bencana Sosial secara maksimal
7 Sosialisasi dan Monitoring Program RASKIN Terlaksananya pemberian RASKIN yang tepat 95 100 110 115 120 Bagian Perekonomian
Bandar Lampung waktu dan tepat sasaran
8 Fasilitasi Operasional RASKIN sampai Kelancaran penyaluran RASKIN 300 375 425 450 500 Bagian Perekonomian
dengan Titik Rumah Tangga
5 Pengembangan Jaminan Sosial Masyarakat 1 Asuransi Sosial Bagi Masyarakat Miskin Masyarakat miskin mendapatkan asuransi 1000 1000 2000 2000 2000 Dinas Sosial & Disduk
2 Asuransi Sosial Bagi Penduduk yang Meninggal Setiap warga yang meninggal mendapatkan asuransi 3000 3000 3000 3000 3000 Dinas Sosial & Disduk
6 Peningkatan Nilai-Nilai Keperintisan, 1 Pendataan Keluarga Pahlawan Tersedia data keluarga pahlawan 20 20 20 20 20 Dinas Sosial
Kepahlawanan dan Kesetiakawanan Sosial
2 Pemberian Bantuan pada Keluarga Pahlawan Terbantunya keluarga pahlawan 138 140 160 200 250 Dinas Sosial
3 Sosialisasi Nilai-Nilai Kesetiakawanan Tersedia kurikulum pendidikan kesetiakawanan 150 20 20 20 20 Dinas Sosial & Dinas Pendidikan
Sosial melalui Penyusunan Kurikulum Sekolah
INDIKATOR KINERJA PENDANAAN (dalam juta) SKPD
KEBIJAKAN PROGRAM KEGIATAN
( OUTPUT / TARGET ) 2011 2012 2013 2014 2015 PENANGGUNGJAWAB
2 Evaluasi Dokumen PJM Pronangkis Kota Bandar Tersusunnya evaluasi Dokumen PJM Pronangkis Kota 0 0 300 0 0 BAPPEDA
Lampung Bandar Lampung
8 Pelayanan dan Rehabilitasi 1 Tanggap Darurat Bencana 1 Gladi Lapangan/Simulasi Penanganan Terorganisirnya pelaksanaan 100 195 234 280 336 Badan Penanggulangan Bencana
Sosial Korban Bencana Tanggap Darurat tanggap darurat
2 Pengadaan Sarana Evaluasi Logistik Tersedianya sarana dan prasarana 209 1250 1800 2300 2800 Badan Penanggulangan Bencana
Penanggulangan Bencana dan petugas BPPD
Bahaya Kebakaran
3 Operasional Penanggulangan Bencana Sosial Tidak terjadinya bencana sosial di Bandar Lampung 75 75 75 75 75 Dinas Sosial
4 Sosialisasi tentang Dampak dan upaya adaptasi Meningkatnya pengetahuan dan kesadaran masyara- 0 150 200 250 300 Badan Penanggulangan Bencana
perubahan iklim kat terhadap dampak perubahan iklim
5 Sosialisasi tentang Penanggulangan Bencana Kesiapsiagaan Masyarakat Meningkat 100 155 160 165 170 Badan Penanggulangan Bencana
6 Penyuluhan Tentang Penanggulangan Pemahaman siswa tentang bencana meningkat 200 205 210 215 220 Badan Penanggulangan Bencana
Bencana pada Anak Usia Dini
8 Gelar Siaga Bencana Kesiapsiagaan petugas 500 510 520 530 540 Badan Penanggulangan Bencana
9 Pembentukan Satuan Tugas Penangg Ketersediaan petugas kecamatan 350 355 360 365 370 Badan Penanggulangan Bencana
gulangan Bencana di Kecamatan
10 Pelatihan Kesiap-siagaan dan Perundangan Kesiapsiagaan Masyarakat meningkat 350 355 360 365 370 Badan Penanggulangan Bencana
Masyarakat dalam Menghadapi Bencana
11 Pembentukan Unit Reaksi Cepat (URC) Satuan unit reaksi cepat terbentuk 75 80 85 90 95 Badan Penanggulangan Bencana
dalam Perlindungan Masyarakat
2 Peningkatan Strategi Mitigasi Bencana 1 Pelatihan Penanggulangan Bencana Meningkatnya kemampuan petugas dan ketrampilan 25 312 374 488 585 Badan Penanggulangan Bencana
dan Bahaya Kebakaran petugas
2 Pendataan Obyek Retribusi Alat Pemadam Meningkatnya kontribusi terhadap PAD 110 115 125 140 150 Badan Penanggulangan Bencana
Kebakaran
3 Penentuan Akses dan Area Evakuasi Bencana Tersedia jalan & lokasi aman pada saat terjadi 130 145 260 286 325 Badan Penanggulangan Bencana
bencana
4 Pengembangan Sistem Peringatan Dini (Early Meningkatnya kesiap-siagaan bencana 0 1000 1000 1000 1000 Badan Penanggulangan Bencana
Warning System)
3 Penanganan Pasca Bencana 1 Inventarisasi dan Identifikasi Rehabilitasi Tertanganinya daerah Pasca bencana 150 175 175 200 200 Badan Penanggulangan Bencana
dan Rekonstruksi Sarana dan Prasarana
Perkotaan Pasca Bencana
2 Monitoring dan Evaluasi Program Terlaksananya monitoring dan evauluasi program 50 125 125 150 175 Badan Penanggulangan Bencana
Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca Bencana setiap tahun
3 Normalisasi dan Rekonstruksi Pasca Bencana Tertanganinya pembangunan daerah pasca bencana 300 350 375 400 450 Badan Penanggulangan Bencana
4. MISI : Meningkatkan Pelayanan Publik dan Kinerja Birokrasi yang Bersih, Profesional, Berorientasi Kewirausahaan dan Bertata Kelola yang Baik
1 Peningkatan Profesionalisme 1 Peningkatan Kapasitas & Kualitas Sumber 1 Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan bagi CPNSD Terlaksananya pemenuhan syarat menjadi PNS 2200 2388 2456 2635 2800 Badan Kepegawaian Daerah
INDIKATOR KINERJA PENDANAAN (dalam juta) SKPD
KEBIJAKAN PROGRAM KEGIATAN
( OUTPUT / TARGET ) 2011 2012 2013 2014 2015 PENANGGUNGJAWAB
3 Penyelenggaraan Ujian Penyesuaian Terpenuhinya pemenuhan syarat kenaikan pangkat 28 32 72 78 89 Badan Kepegawaian Daerah
Kenaikan Pangkat (UPKP)
4 Seleksi Penyelenggaraan Penerimaan Praja IPDN Tersedianya PNS yang memiliki basis ilmu 20 21 21 23 23 Badan Kepegawaian Daerah
Praja IPDN kepemerintahan
5 Penyelenggaraan Ujian Dinas Tk. I dan TK. II Terpenuhinya pemenuhan syarat kenaikan pangkat 28 28 29 30 30 Badan Kepegawaian Daerah
6 Pembinaan Citra Pelayanan Prima Meningkatnya pemahaman tentang pentingnya 95 100 105 110 115 Bagian Organisasi
pelayanan
7 Sosialisasi dan Pembinaan Tata Naskah Terciptanya tertib administrasi perkantoran 95 105 115 125 135 Bagian Organisasi
Dinas serta Peraturan Lainnyta di lingkup pemkot
8 Bimtek Penyusunan Capaian Beban Kerja Tersusunnya beban kerja dan indeks kepuasan 98 108 118 128 138 Bagian Organisasi
dan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) masyarakat terhadap pelayanan
9 Sosialisasi Undang-Undang Nomor 25/2009 Meningkatnya pemahaman tentang pentingnya 95 100 110 120 130 Bagian Organisasi
Tentang Pelayanan Publik pelayanan
10 Pembinaan dan Monitoring Citra Pelayanan Prima Meningkatnya profesionalisme aparatur 130 150 170 190 210 Bagian Organisasi
11 Bimtek Penyusunan Analisa Jabatan Tersedianya sumber daya aparatur 97 110 120 130 140 Bagian Organisasi
yang memahami analisa jabatan
12 Bimtek Penyusunan Standar Operasional Tersedianya Perwako tentang SOP pada SKPD 95 100 110 120 130 Bagian Organisasi
Prosedur pada SKPD
13 Peningkatan Sumber Daya Aparatur kelautan Meningkatnya kompetensi sumber daya aparatur 0 50 50 50 50 Dinas Perikanan dan Kelautan
dan Perikanan
14 Koordinasi & Kerjasama dengan Lembaga Terjalinnya kerja sama 50 50 50 50 50 Dinas Perikanan dan Kelautan
Diklat dalam Rangka Kepemimpinan dan
Manajamen Kelautan dan Perikanan
2 Pendidikan Kedinasan 1 Seleksi dan Penyelenggaraan Diklat pim Peningkatan profesionalisme aparatur 1200 1200 1200 1200 1200 Badan Kepegawaian Daerah
Tingkat IV
2 Pendidikan dan Penjenjangan Struktural Peningkatan profesionalisme aparatur 350 350 350 350 350 Badan Kepegawaian Daerah
(Diklatpim II dan III
3 Penyelenggaraan Diklat Teknis Peningkatan profesionalisme aparatur 120 120 120 120 120 Badan Kepegawaian Daerah
4 Penyusunan Formasi Pegawai Penempatan PNS sesuai kebutuhan 12 12 12 12 12 Badan Kepegawaian Daerah
3 Pembinaan dan Pengembangan Aparatur 1 Seleksi Penerimaan Calon PNSD Terseleksi kebutuhan PNS 780 783 792 799 831 Badan Kepegawaian Daerah
2 Pembinaan Mental dan Kerohanian Terbinanya akhlak para aparatur 1000 1000 1000 1000 1000 Badan Kepegawaian Daerah
Aparatur melalui Penyelenggaraan Haji
dan Umroh
3 Pembinaan Disiplin PNS dan Waskat PNS Berkurangnya indisipliner PNS 22 23 26 26 27 Badan Kepegawaian Daerah
4 Penyelesaian Kasus Kepegawaian Bertambahnya penyelesaian kasus PNS 26 28 29 30 32 Badan Kepegawaian Daerah
5 Pemrosesan Berkas Kenaikan Pangkat Mneingkatnya pemrosesan berkas kenaikan pangkat 150 165 170 170 170 Badan Kepegawaian Daerah
4 Peningkatan Kesejahteraan Pegawai 1 Pemberian Penghargaan Satya Lancana Penerbitan berkas penghargaan 56 57 59 59 61 Badan Kepegawaian Daerah
3 Pemberian Tunjangan Kesejahteraan Meningkatnya perhatian Pemkot pada pegawai 33 33 33 33 33 Badan Kepegawaian Daerah
2 Peningkatan Efisiensi dan 1 Pengembangan Sistem Informasi Manajemen 1 Peningkatan Sistem Informasi Manajemen Tertatanya administrasi dan informasi kepegawaian 92 93 94 95 100 Badan Kepegawaian Daerah
Efektifitas Kerja Aparatur dan Database Kepagawaian Kepegawaian
INDIKATOR KINERJA PENDANAAN (dalam juta) SKPD
KEBIJAKAN PROGRAM KEGIATAN
( OUTPUT / TARGET ) 2011 2012 2013 2014 2015 PENANGGUNGJAWAB
dan tepat
4 Penyelesaian KARPEG, KARIS dan KARSU Terbitnya KARPEG, KARIS dan KARSU 24 24 24 24 24 Badan Kepegawaian Daerah
5 Konversi KARPEG ke KPE Terbit dan berfungsinya KPE 24 24 24 24 24 Badan Kepegawaian Daerah
6 Penyusunan Buku Profil dan Pelayanan Tersedianya profil dan kinerja BKD 16 16 16 16 16 Badan Kepegawaian Daerah
Kepegawaian
2 Pelayanan Mutasi dan Pensiun Pegawai 1 Proses Penyelesaian Pensiun Terselesaikannya proses usul pensiun 56 56 56 56 56 Badan Kepegawaian Daerah
2 Proses Perpidahan PNS Daerah Terselesaikannya proses usul perpindahan tugas 23 23 23 23 23 Badan Kepegawaian Daerah
3 Pengembangan Sinergi Kepegawaian 1 Sosialisasi Peraturan di Bidang Kepagawaian Peningkatan pemahaman tentang aturan 30 30 30 30 30 Badan Kepegawaian Daerah
kepegawaian
2 Sosialisasi Pelayanan Kenaikan Pangkat Peningkatan pemahaman tentang tata cara kenaikan 30 30 30 30 30 Badan Kepegawaian Daerah
Terpadu pangkat
4 Peningkatan Sarana dan Prasarana 1 Pengadaan Perlengkapan Gedung Kantor Tersedianya sarana kerja 150 150 150 150 150 Bagian Umum
Aparatur
2 Pemeliharaan Rutin/Berkala Rumah Jabatan Terpeliharanya rumah jabatan 321 385 462 555 666 Bagian Umum
3 Pemeliharaan Rutin/Berkala Rumah Dinas Terpeliharanya rumah dinas 610 732 879 1054 1265 Bagian Umum
4 Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung/Kantor Terpeliharanya gedung/kantor 393 471 565 679 814 Bagian Umum
5 Pemeliharaan Rutin/Berkala Mobil Jabatan Terpeliharanya mobil jabatan 666 799 959 1150 1381 Bagian Umum
6 Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan Terpeliharanya kendaraan dinas 1362 1634 1961 2354 2825 Bagian Umum
Dinas/Operasional
7 Pemeliharaan Rutin/Berkala Perlengkapan Terpeliharanya perlengkapan rumah dinas/jabatan 490 588 706 848 1017 Bagian Umum
Rumah Jabatan/Dinas
8 Pemeliharaan Rutin/Berkala Perlengkapan Terpeliharanya perlengkapan gedung/kantor 64 76 92 110 132 Bagian Umum
Gedung Kantor
9 Pemeliharaan Rutin/Berkala Peralatan Terpeliharanya peralatan gedung/kantor 76 91 109 131 157 Bagian Umum
Gedung Kantor
11 Rehabilitasi Sedang/Berat Rumah Dinas Terehabnya rumah dinas 135 162 194 233 279 Bagian Umum
12 Rehabilitasi Sedang/Berat Gedung/Kantor Terehabnya gedung/kantor 190 228 273 328 393 Bagian Umum
5 Pengumpulan, Penyaringan dan Penge- 1 Pengumpulan dan Penyaringan Data Tersebarnya informasi tentang program Pemkot 200 250 300 350 400 Bagian Humas
lolaan Data dan Informasi kepada masyarakat
2 Pengolah Data dan Penyajian Data Tersebarnya informasi tentang program Pemkot 200 250 250 300 325 Bagian Humas
kepada masyarakat
6 Publikasi Pelaksanaan Kegiatan Pemerin- 1 Kerjasama Kemitraan Media Cetak dan Tersebarnya informasi tentang program Pemkot 100 125 150 175 200 Bagian Humas
tahan, Kemasyarakatan dan Pembangunan Elektronik kepada masyarakat
2 Publikasi Hasil-Hasil Pembangunan Melalui Tersebarnya informasi tentang program Pemkot 150 200 225 250 275 Bagian Humas
HUT Kota Bandar Lampung kepada masyarakat
3 Publikasi Hasil-Hasil Pembangunan Melalui HUT RI Tersebarnya informasi tentang program Pemkot 50 75 100 125 150 Bagian Humas
kepada masyarakat
4 Penerbitan Bulletin Warta Kota Tersebarnya informasi tentang program Pemkot 50 75 100 125 150 Bagian Humas
kepada masyarakat
5 Pembuatan Buku Selayang Pandang Tersebarnya informasi tentang program Pemkot 40 60 80 100 125 Bagian Humas
Kota Bandar Lampung kepada masyarakat
INDIKATOR KINERJA PENDANAAN (dalam juta) SKPD
KEBIJAKAN PROGRAM KEGIATAN
( OUTPUT / TARGET ) 2011 2012 2013 2014 2015 PENANGGUNGJAWAB
7 Penataan Kelembagaan Organisasi 1 Penataan/Perubahan Perwako tentang Penyempurnaan Perwako 85 0 0 100 0 Bagian Organisasi
Perangkat Daerah Kelembagaan
2 Penyusunan dan Pengelolaan Data Tertatanya administrasi kepegawaian 85 100 110 120 130 Bagian Organisasi
Kepegawaian Sekretariat Kota
3 Pembuatan Tanda Pengenal/Atribut Pegawai Meningkatnya disiplin kerja aparatur 95 100 110 115 120 Bagian Organisasi
3 Peningkatan Kualitas Data 1 Penataan Administrasi Kependudukan 1 Penyediaan Blanko-blanko dan Formulir Tersedianya kebutuhan layanan kependudukan 700 750 750 750 750 Dinas Kependudukan & Capil
Kependudukan
2 Pelayanan Dokumen Catatan Sipil pada Hari- Terfasilitasinya masyarakat dalam pelayanan 150 150 150 150 150 Dinas Kependudukan & Capil
Hari Khusus kependudukan
3 Implementasi Sistem Informasi Administrasi Meningkatnya kemudahan dan pelayanan 150 150 150 150 150 Dinas Kependudukan & Capil
Kependudukan (SIAK) kependudukan
4 Sosialisasi Penerapan e-KTP Meningkatnya pengetahuan masyarakat 70 70 0 0 0 Dinas Kependudukan & Capil
5 Pemeliharaan Perangkat SIAK Terpeliharanya alat pendukung SIAK 200 50 250 50 300 Dinas Kependudukan & Capil
6 Monitoring dan Pendataan Penduduk Asing Terdatanya penduduk asing di Bandar Lampung 75 100 100 100 100 Dinas Kependudukan & Capil
2 Peningkatan Kualitas Data Penduduk 1 Pembuatan Database Kependudukan Tersedianya database kependudukan secara 1250 0 0 0 0 Dinas Kependudukan & Capil
baik dan benar
2 Validasi Database/Pemutakhiran Data Penduduk Terupdatenya data penduduk secara rutin 150 150 150 150 150 Dinas Kependudukan & Capil
3 Pembuatan Sistem Bank Data Penduduk Tersedianya data penduduk sesuai kebutuhan 0 0 1500 0 0 Dinas Kependudukan & Capil
Online Akses Terbatas
4 Pemeliharaan Bank Data Penduduk Terpeliharanya data penduduk 0 0 250 250 200 Dinas Kependudukan & Capil
3 Peningkatan Sarana dan Prasarana 1 Pengadaan Komputerisasi untuk Program e-KTP Meningkatnya pelayanan kependudukan 250 0 0 150 0 Dinas Kependudukan & Capil
Administrasi Kependudukan e-KTP
2 Penyediaaan Scanner, Mesin Pembaca Finger Meningkatnya pelayanan kependudukan 100 0 50 0 50 Dinas Kependudukan & Capil
Print (Sidik Jari) dan Foto Digital
3 Pemeliharaan Komputer dan Peralatan Meningkatnya pelayanan kependudukan 70 70 75 75 80 Dinas Kependudukan & Capil
4 Penyediaan Peralatan Penunjang Pelaksanaan Meningkatnya pelayanan kependudukan 500 50 50 100 100 Dinas Kependudukan & Capil
Tugas Kependudukan
4 Peningkatan SDM Aparatur Kependudukan 1 Bimbingan Teknis Operator SIAK untuk Meningkatnya kualitas dan kinerja aparatur 100 0 0 0 0 Dinas Kependudukan & Capil
Pengembangan Program e-KTP
2 Bimbingan Teknis Administrator Data Base Meningkatnya kualitas dan kinerja aparatur 10 0 10 0 10 Dinas Kependudukan & Capil
3 Pelatihan Penataan Administrasi Kependudukan Meningkatnya kualitas dan kinerja aparatur 0 50 0 50 0 Dinas Kependudukan & Capil
4 Bimbingan Teknis dan Pelatihan Lainnya Meningkatnya kualitas dan kinerja aparatur 10 10 10 10 10 Dinas Kependudukan & Capil
Penunjang Kegiatan Kependudukan
4 Peningkatan Kualitas Produk 1 Legislasi Daerah 1 Legalisasi Rancangan Perundang-Undangan Meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang 250 250 250 250 250 Bagian Hukum
Hukum Daerah (Prolegda) produk hukum dan kesadaran hukum masyarakat
dan aparatur
2 Harmonisasi Peraturan Perundang-Undangan Terbentuknya Perda yang tidak bertentangan 150 150 150 150 150 Bagian Hukum
Daerah dengan peraturan yang lebih tinggi
3 Kajian Perda terrhadap Peraturan Perundang- Terbentuknya Perda yang tidak bertentangan 150 150 150 150 150 Bagian Hukum
Undangan yang Lebih Tinggi dengan peraturan yang lebih tinggi
4 Evaluasi Pelaksanaan Perda Terkait dengan Terlaksananya evaluasi terhadap perda yang terkait 0 100 100 0 0 Bagian Hukum
Lingkungan Hidup dengan lingkungan hidup
5 Penyusunan Perda Baru tentang Lingkungan Hidup Tersusunnya Perda 0 0 250 100 0 Bagian Hukum
INDIKATOR KINERJA PENDANAAN (dalam juta) SKPD
KEBIJAKAN PROGRAM KEGIATAN
( OUTPUT / TARGET ) 2011 2012 2013 2014 2015 PENANGGUNGJAWAB
2 Fasilitasi Produk Hukum Daerah Terhimpunnya produk hukum daerah 150 150 150 150 150 Bagian Hukum
5 Peningkatan Kesadaran Hukum 1 Penegakan Hukum 1 Pembinaan Keluarga Sadar Hukum Tercipatnya masyarakat yang tertib hukum 150 150 150 150 150 Bagian Hukum
2 Operasi Yustisi Tercipatnya masyarakat yang tertib hukum 300 300 300 300 300 Bagian Hukum
3 Kerjasama dengan Kejaksaan Negeri B. Lampung Memberi bantuan hukum dalam kasus perdata 150 150 150 150 150 Bagian Hukum
dalam Penyelesaian Sengketa TUN dan Perdata dan TUN
2 Peningkatan Kualitas Aparatur Hukum 1 Pembinaan PPNS Meningkatnya kualitas PPNS 100 100 100 100 100 Bagian Hukum
2 Sosialisasi Keppres No. 40 Tahun 2004 Meningkatnya pemahaman aparatur tentang HAM 300 300 300 300 300 Bagian Hukum
tentang RAN-HAM
3 Peningkatan Kepatuhan PNS 1 Penyuluhan dan Penghimpunan LP2P Terkoordinasinya pajak-pajak pribadi PNS 62 76 95 117 146 Inspektorat
(Laporan Pajak-Pajak Pribadi)
4 Penataan dan Penyempurnaan Kebijakan 1 Penyusunan Pedoman Evaluasi Fungsional Tersusunnya pedoman manual evaluasi kualitatif 0 250 50 50 300 Inspektorat
Sistem dan Prosedur Pengawasan Kualitatif terhadap Outcome Program SKPD program
2 Evaluasi Fungsional Tahunan terhadap Diketahuinya dampak program secara otcome 350 400 450 500 550 Inspektorat
Outcome Program SKPD
5 Peningkatan Sistem Pengawasan Internal 1 Penanganan Kasus Pengaduan di Surat-surat pengaduan 101 136 184 250 300 Inspektorat
dan Pengendalian Kebijakan KDH Lingkungan Pemerintah Kota
2 Tindak Lanjut Hasil Pengawasan Rekomendasi temuan hasil pemeriksaan 229 230 240 250 300 Inspektorat
3 Pengawasan Internal Secara Berkala Tersususunnya 26 LHP 101 142 150 160 170 Inspektorat
Inspektorat Pembantu Wilayah I
4 Pengawasan Internal Secara Berkala Tersususunnya 20 LHP 101 134 178 200 236 Inspektorat
Inspektorat Pembantu Wilayah II
5 Pengawasan Internal Secara Berkala Tersususunnya 22 LHP 96 127 169 170 248 Inspektorat
Inspektorat Pembantu Wilayah III
6 Pengawasan Internal Secara Berkala Tersususunnya 20 LHP 95 125 166 220 291 Inspektorat
Inspektorat Pembantu Wilayah IV
8 Monitoring dan Evaluasi Penyusunan Laporan pelaksanaan 10 diktum 67 63 95 100 146 Inspektorat
Laporan Harta Kekayaan Pejabat Negara
10 Review Laporan Keuangan SKPD Laporan hasil review 68 68 87 113 145 Inspektorat
6 Peningkatan Kualitas Pengelo- 1 Peningkatan dan Pengembangan 1 Penyusunan Raperda tentang APBD Tersusun Raperda APBD 356 374 392 432 453 Dinas Pendapatan Pengelolaan
laan Keuangan Daerah Pengelolaan Keuangan Daerah Keuangan dan Aset Daerah
2 Penyusunan Rancangan Peraturan Walikota Tertib pelaksanaan APBD 54 57 60 66 69 DPPKA
tentang Penjabaran APBD
3 Penyusunan Raperda tentang Perubahan Tertib pelaksanaan APBD 282 296 311 342 359 DPPKA
APBD
6 Pengelolaan Sistem Informasi Penyusunan Terpeliharanya sarana dan prasarana sistem 210 221 232 255 268 DPPKA
APBD Kota Bandar Lampung informasi
7 Pengelolaan Sistem Informasi Belanja Daerah Tersedianya informasi belanja daerah yang cepat 85 90 94 104 109 DPPKA
dan akurat
8 Penyusunan Laporan Semester I & Pragnosis Diketahuinya realisasi APBD setiap tahun 116 122 128 141 148 DPPKA
Semseter II Pelaksanaan APBD
9 Penyusunan Laporan Mutasi Barang Daerah Tercapainya tertib administrasi pengelolaan aset 195 205 215 237 249 DPPKA
dan Daftar Mutasi Barang daerah
10 Pengembangan dan Peningkatan Administrasi Terwujudnya tertib administrasi pengelolaan gaji 260 273 267 316 332 DPPKA
Pengelolaan Gaji Pegawai
11 Penyusunan Anggaran Kas Pemerintah Pedoman dalam pemungutan pendapatan dan 58 61 64 70 74 DPPKA
Kota Bandar Lampung belanja daerah
12 Penyusunan Kebijakan Anggaran Daerah tertib administrasi pengelolaan anggaran 121 127 133 147 154 DPPKA
13 Penyusunan Peraturan dan Keputusan Tertib administrasi pengelolaan belanja 94 99 103 114 120 DPPKA
tentang Kebijakan Belanja
14 Intensifikasi Penyelesaian Kerugian Daerah Tertib administrasi pengelolaan penyelesaian 89 94 99 109 114 DPPKA
kerugian daerah
15 Pengamanan dan Pemanfaatan Barang Milik Tertib administrasi pengelolaan atas pemanfaatan 33 34 35 40 42 DPPKA
Daerah barang milik daerah
16 Penataan Arsip Bendahara Umum Tersusunnya arsip bendahara bantuan 106 111 117 128 135 DPPKA
17 Pengendalian Administrasi Surat Perintah Terwujudnya tertib administrasi pengelolaan SP2D 138 145 152 168 176 DPPKA
Pencairan Dana (SP2D)
18 Pengendalian Administrasi Surat Penyediaan Terwujudnya tertib administrasi pengelolaan SPD 55 58 60 66 70 DPPKA
Dana
19 Pemutakhiran Data Aset Tanah Pemkot Terwujudnya tertib administrasi pengelolaan barang 71 75 79 87 91 DPPKA
20 Bimbingan Teknis Penyusunan Laporan Terwujudnya tertib administrasi pengelolaan 93 98 103 113 119 DPPKA
Keuangan SKPD keuangan daerah
21 Implementasi Sistem Informasi Pengelolaan Terwujudnya tertib administrasi pengelolaan 150 200 225 250 250 DPPKA
Keuangan Daerah keuangan daerah
7 Peningkatan Kualitas Perencana- 1 Perencanaan Pembangunan Daerah 1 Koordinasi Penyusunan Laporan Keterangan Tersedianya LKPJ Walikota Bandar Lampung 80 100 100 100 180 BAPPEDA
an Daerah Pertanggungjawaban Walikota Bandar Lampung ke DPRD Kota Bandar Lampung
Th 2010, 2011,2012, 2013, 2014
2 Penyusunan Indikator Kinerja Utama (IKU), Tersedianya Dokumen Indikator Kinerja Utama 50 40 40 40 60 BAPPEDA
Penetapan Kinerja SKPD dan Penetapan (IKU), Penetapan Kinerja SKPD dan Penetapan
Kinerja Walikota Bandar Lampung Tahun Kinerja Walikota Bandar Lampung
2011, 2012, 2013, 2014, 2015
3 Koordinasi Penyusunan Laporan Akuntabilitas Tersedianya Laporan Akuntabilitas Kinerja 100 100 100 100 110 BAPPEDA
Kinerja (LAKIP) Pemerintah Daerah Kota Pemerintah Daerah Kota Bandar Lampung
Bandar Lampung Tahun 2010, 2011, 2012,2013
2014
4 Penyusunan Rancangan RKPD Pemerintah Tersedianya peraturan Walikota Bandar Lampung 50 65 65 65 65 BAPPEDA
Kota Bandar Lampung Tahun 2012,-2013, 2014, tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota
2015, 2016 Bandar Lampung
5 Penyelenggaraan Musyawarah Perencanaan Terselenggaranya Musrenbang Kota Bandar 150 160 160 170 175 BAPPEDA
Pembangunan (Musrenbang) Kota Bandar Lampung
Lampung
INDIKATOR KINERJA PENDANAAN (dalam juta) SKPD
KEBIJAKAN PROGRAM KEGIATAN
( OUTPUT / TARGET ) 2011 2012 2013 2014 2015 PENANGGUNGJAWAB
7 Pembuatan Peta Relief Kota Bandar Lampung Tersedianya Peta Relief 10 buah. 100 0 0 0 0 BAPPEDA
8 Evaluasi RPJMD Kota Bandar Lampung Tersusunnya evaluasi kesesuain RPJMD Kota 0 0 250 0 0 BAPPEDA
Tahun 2010-2015 B.Lampung Th 2010-2015 dg ketentuan peraturan
dan eksisting kebutuhan pembangunan
11 Evaluasi Kinerja dan Capaian Indikator Diketahuinya capaian kinerja RPJMD 0 0 75 0 75 BAPPEDA
RPJMD Tahun 2010-2015
12 Penyusunan Pedoman Pelaporan dan Tersusunnya pedoman pelaporan dan evaluasi 75 0 0 0 0 BAPPEDA
Evaluasi Kinerja SKPD kinerja SKPD
15 Penyusunan Pedoman Penetapan Kinerja Tersusunnya Pedoman Penetapan Kinerja SKPD 75 0 0 0 0 BAPPEDA
SKPD dan LAKIP SKPD dan LAKIP SKPD
16 Pelatihan Penyusunan Renstra SKPD Kota Terselenggaranya pelatihan penyusunan Renstra 0 0 0 0 100 BAPPEDA
Bandar Lampung SKPD Kota Bandar Lampung
2 Program Perencanan Sosial Budaya 1 Penyusunan Profil Daerah Data dan informasi tentang Profil Daerah Kota 150 150 150 150 150 BAPPEDA
Bandar Lampung
2 Penyusunan Capaian Indikator Pembangunan Tersusunnya capaian IPM MDG's Bidang Pendidikan 178 0 0 0 0 BAPPEDA
Manusia (IPM) MDG's Bidang Pendidikan dan dan Kesehatan
Kesehatan
4 Penyusunan Panduan dan Orientasi dan Evaluasi SKPD Kota Bandar Lampung 75 100 150 50 50 BAPPEDA
Program/Kegiatan Responsif Gender
5 Penyusunan Analisis Situasi Ibu dan Anak Tersedianya dokumen situasi ibu dan anak 0 200 0 0 0 BAPPEDA
6 Penataan Perencanaan Kesehatan dan 13 kecamatan 175 185 195 205 215 BAPPEDA
Pendidikan dalam peningkatan Daya Saing
SMD Sejak Dini
7 Penyusunan Data dan Informasi Terkait Tersusunnya data capaian pembangunan bidang 0 125 130 135 140 BAPPEDA
Pembangunan Bidang Kesehatan & Pendidikan kesehatan dan pendidikan yang up to date
8 Penyusunan Indikator Makro Pengarusutamaan Tersedianya dokumen data indeks pembangunan 0 125 0 0 0 BAPPEDA
Gender gender dan indeks pemberdayaan gender
9 Pemetaan Potensi Lembaga Keagamaan dalam Tersedianya data pemetaan potensi lembaga 100 0 0 0 0 BAPPEDA
rangka Pemberdayaan Lembaga Keagamaan keagamaan
10 Studi Manajemen Pembelajaran pada Rintisan Tersusunnya Studi Manajemen Pembelajaran RSN 0 105 0 0 0 BAPPEDA
Sekolah yang Berstandar Nasional (RSN) Tingkat Tingkat SD di 3 SD di Kec. Kedaton
Sekolah Dasar (3 sekolah) di Kecamatan Kedaton
3 Program Perencanaan Pembangunan 1 Identifikasi Kemitraan antara Badan Terhimpunnya data dan informasi yang berkenaan 112 0 0 0 200 BAPPEDA
Ekonomi Usaha dan UMKM di Kota Bandar Lampung dengan pengembangan kemitraan antara UMKM
dengan badan-badan usaha di Bandar Lampung
dalam mendukung Program Penanggulangan
INDIKATOR KINERJA PENDANAAN (dalam juta) SKPD
KEBIJAKAN PROGRAM KEGIATAN
( OUTPUT / TARGET ) 2011 2012 2013 2014 2015 PENANGGUNGJAWAB
(TKKSD)
3 Penyusunan Data Potensi Ekonomi Daerah Tersusunnya data potensi ekonomi daerah Kota 0 0 200 0 200 BAPPEDA
Kota Bandar Lampung Bandar Lampung
5 Studi Pengembangan Sentra-sentra Industri Tersusunnya studi pengembangan sentra-sentra 0 0 0 300 0 BAPPEDA
Potensial di Kota Bandar Lampung industri potensial di Kota Bandar Lampung
6 Penyusunan Rencana Induk Pengembangan dan Tersusunnya Rencana Induk Pengembangan dan 0 450 0 0 0 BAPPEDA
Penataan Pasar Kota Bandar Lampung Penataan Pasar Kota Bandar Lampung
7 Review Petunjuk Pelaksanaan Penyaluran Kredit Tersedianya review petunjuk pelaksanaan penyaluran 0 0 200 0 0 BAPPEDA
Ekonomi Kerakyatan kredit ekonomi kerakyatan
4 Program Perencanaan Prasarana Wilayah 1 Penyusunan Rencana Induk Jaringan Lalu Lintas Tersedianya rencana induk jaringan lalu lintas dan 400 0 0 0 0 BAPPEDA
dan Sumberdaya Alam dan Angkutan Jalan Kota Bandar Lampung angkutan jalan sesuai RTRW Kota Bandar Lampung
2 Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Bantuan Terselenggaranya Kegiatan Tim Koordinasi 40 50 60 70 80 BAPPEDA
Stimulan Pembangunan Perumahan Swadaya Peningkatan Kualitas Perumahan (PKP)
di Kota Bandar Lampung.
3 Fasilitasi Sekretariat Tim Koordinasi Terlaksananya tugas dan fungsi Tim Koordinasi 50 80 100 0 0 BAPPEDA
Perubahan Iklim Kota Bandar Lampung Ketahanan Perubahan Iklim di Kota Bandar Lampung
6 Review Masterplan Drainase Kota Bandar Lampung Tersedianya masterplan drainase yang telah 0 500 0 0 0 BAPPEDA
direvisi
7 Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Tersusunnya dokumen pengelolaan sumber daya air 0 500 0 0 0 BAPPEDA
8 Studi Awal Potensi Daya Guna Air (Pengenda- Tersusunnya studi awal potensi daya guna air 0 400 0 0 0 PU / BAPPEDA
lian banjir dan pembangkit listrik Mikrohidro) (Pengendalian banjir dan pembangkit listrik Mikro-
pada DAS Way Kuala, Sub DAS Way Halim, hidro) pada DAS Way Kuala, Sub DAS Way Halim
Way Kedamaian dan Way Awi Way Kedamaian dan Way Awi
9 Studi Kajian Penempatan Alat Ukur Pemantauan Tersusunnya Studi Penempatan Alat Ukur 0 200 0 0 0 PU / BAPPEDA
Curah Hujan dan Alat Ukur Debit Sungai Pemantauan Curah Hujan dan Alat Ukur Debit
Sungai
10 Pembuatan Peta Administrasi Kota Bandar Lampung Tersedianya Peta Administrasi Kota Bandar Lampung 0 355 100 100 100 BAPPEDA
11 Evaluasi RTRW Kota Bandar Lampung Tersusunnya evaluasi RTRW Kota Bandar Lampung 0 0 0 0 600 BAPPEDA
12 Kajian Intrusi air laut di kota Bandar Lampung Tersusunnya kajian intrusi air laut di Kota Bdl. 0 0 500 0 0 BAPPEDA
5 Pengembangan Data/Informasi/Statistik 1 Penyusunan Indikator Ekonomi Daerah Data/Informasi kegiatan di Kota Bandar Lampung 200 200 200 200 200 BAPPEDA
Daerah
2 Penyusunan Indeks Pembangunan Manusia Tersusunnya dokumen IPM 150 150 150 150 150 BAPPEDA
(IPM) Kota Bandar Lampung
3 Penyusunan Indeks Kesejahteraan Masyarakat Tersusunnya dokumen IKM 150 150 150 150 150 BAPPEDA
(IKM) Kota Bandar Lampung
4 Koordinasi Jaringan Penelitian Pendidikan Peneliti-peneliti Muda, SMA/SMK Sederajat, 75 100 125 150 175 BAPPEDA
Perguruaan Tinggi dan Masyarakat
5 Penyediaan Sistem Informasi Perencanaan Tersedianya data Informasi perencanaan Daerah 50 60 70 80 90 BAPPEDA
Daerah secara elektronik melalui web-site. BAPPEDA
6 Pengendalian dan Evaluasi Kegiatan Terkendalinya evaluasi kegiatan pada SKPD 175 185 200 210 220 BAPPEDA
Pembangunan
INDIKATOR KINERJA PENDANAAN (dalam juta) SKPD
KEBIJAKAN PROGRAM KEGIATAN
( OUTPUT / TARGET ) 2011 2012 2013 2014 2015 PENANGGUNGJAWAB
8 Sistem Informasi Geografis (SIG) Berbasis WEB Tersedianya SIG Berbasis WEB untuk Pengembangan
untuk Pengembangan Informasi Jaringan Jalan Informasi Jaringan Jalan Kota B. Lampung 0 120 120 240 0 BAPPEDA
Kota B. Lampung
9 Penyusunan dan Pengembangan Sistem Informasi Tersusunnya Pengembangan Sistem Informasi Sarana 0 250 50 50 50 BAPPEDA
Sarana Prasarana Kota Prasarana Kota
10 Penyusunan Data Jaringan Jalan Tersusunnya data jaringan jalan 0 0 0 200 0 BAPPEDA
8 Peningkatan Tertib Administrasi 1 Tertib Penyusunan Administrasi Pembangunan 1 Penyusunan Dokumen Hasil Pembangunan Tersusunnya dokumen hasil pembangunan 250 275 300 325 350 Bagian Administrasi pembangunan
Pengendalian dan Pelaporan Kota Bandar Lampung
Kegiatan
2 Sosialisasi Perpres 54 Tahun 2010 dan Ujian Meningkatnya kualitas dan kuantitas panitia 125 125 125 125 125 Bagian Administrasi pembangunan
Sertifikasi Ahli Pengadaan Nasional pengadaan barang/jasa
3 Pengembangan E-Procurement Meningkatnya transparansi pengadaan barang/jasa 75 250 100 150 100 Bagian Administrasi pembangunan
2 Tertib Pengendalian Administrasi 1 Pembinaan dan Pengendalian Administrasi Meningkatnya pengendalian pembangunan 150 150 150 150 150 Bagian Administrasi pembangunan
Pembangunan Pembangunan
2 Pengembangan Sistem Informasi Pengendalian Meningkatnya efisiensi pelaporan dan pengendalian 150 250 100 100 100 Bagian Administrasi pembangunan
dan Pelaporan Pembangunan pembangunan
3 Tertib Pelaporan Administrasi Pembangunan 1 Pelaporan, Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Tersusunnya laporan pembangunan 200 250 300 350 400 Bagian Administrasi pembangunan
Pembangunan
9 Peningkatan Tertib Administrasi 1 Perbaikan Sistem Administrasi Kearsipan 1 Pembangunan Gudang Arsip Tertatanya gudang penyimpanan arsip 100 125 150 175 200 Kantor Perpustakaan, PDE dan
Kearsipan Daerah Arsip Daerah
2 Pemeliharaan rutin/berkala sarana dan Prasarana Peningkatan sarana dan prasarana 135 150 175 200 225 Kantor Perpustakaan, PDE dan
Kearsipan penyimpanan arsip Arsip Daerah
3 Sosialisasi Undang-Undang No. 43 Tahun Meningkatnya pengetahuan dinas instansi 100 100 100 100 100 Kantor Perpustakaan, PDE dan
2009 tentang Kearsipan tentang kearsipan Arsip Daerah
10 Peningkatan Kelembagaan 1 Penguatan Lembaga Pemerintah Kecama- 1 Koordinasi dan Monitoring Dana Bantuan Tersalurkannya dana bantuan kepada aparatur 260 265 270 275 280 Bagian Pemerintahan
Pemerintah Kota, Kecamatan tan dan Kelurahan tingkat RT, LK, Babinsa dan Babinkantibmas
dan Kelurahan dan Hubungan
antar Instansi 2 Monitoring dan Pembinaan Buku Administrasi Tersedianya buku dan data penyelenggaraan 125 100 130 100 130 Bagian Pemerintahan
Kelurahan pemerintah kelurahan
3 Peningkatan Kapasitas Camat dan Lurah Meningkatnya wawasan dan pemikiran camat dan 0 300 0 0 350 Bagian Pemerintahan
lurah
4 Pendataan dan Pengisian Profil Kecamatan Terdatanya potensi dan perkembangan kecamatan 0 100 0 0 125 Bagian Pemerintahan
5 Pembuatan Plang Nama Jalan Tertibnya plang nama jalan di Kota Bandar Lampung 100 100 100 100 100 Bagian Pemerintahan
6 Pembuatan Plat Nomor Rumah Tertibnya plat nomor rumah masyarakat maupun 400 400 400 400 400 Bagian Pemerintahan
bangunan fasum
7 Pembuatan Peta Wilayah Kota B. Lampung Tersedianya peta wilayah 60 65 70 75 80 Bagian Pemerintahan
8 Inventarisasi, Pendataan dan Monitoring Tersedianya nama rupabumi di Kota Bandar 40 45 50 60 65 Bagian Pemerintahan
Pembakuan Nama Rupabumi Lampung
9 Penyusunan Peraturan dan Surat Keputusan Penguatan kelembagaan kecamatan 0 150 0 0 0 Bagian Pemerintahan
Tentang Kewenangan Walikota yang akan
Dilimpahkan kepada Camat dan Lurah
10 Pemekaran Kecamatan Pengembangan wilayah 200 200 250 250 250 Bagian Pemerintahan
11 Penilaian dan Pembinaan Kelurahan Adanya evaluasi dan penilaian 170 185 200 235 250 Kantor Pemberdayaan Masyarakat
Berprestasi Tingkat Kota kelurahan
INDIKATOR KINERJA PENDANAAN (dalam juta) SKPD
KEBIJAKAN PROGRAM KEGIATAN
( OUTPUT / TARGET ) 2011 2012 2013 2014 2015 PENANGGUNGJAWAB
3 Penyusunan Laporan Penyelenggaraan Tersediannya LPPD AMJ dan Buku Memori Serah 0 0 0 0 75 Bagian Pemerintahan
Pemerintahan Daerah Akhir Masa Jabatan Terima Jabatan Walikota
(LPPD AMJ) dan Penyusunan Buku Memori
Serah Terima Jabatan 2010-2015
4 Pelaksanaan Pertemuan Komwil III dan Terjalinnya kerja sama yang baik 640 100 100 685 100 Bagian Pemerintahan
Rakernas APEKSI antar pemerintah daerah
3 Program Peningkatan Pelayanan Kedinasan 1 Dialog/Audiensi dengan Tokoh-Tokoh Kelancaran tugas kedinasan 509 611 733 879 1055 Bagian Umum
Kepala Daerah/Wakil Kepala daerah Masyarakat, Pimpinan/Anggota Organisasi kepala daerah
Sosial dan Kemasyarakatan
2 Penerimaan Kunjungan Kerja Pejabat Kelancaran tugas kedinasan 524 629 754 905 1087 Bagian Umum
Negara/Kementerian/Lembaga Pemerintah kepala daerah
Non Departemen/Luar Negeri
3 Rapat Koordinasi Unsur FORKOMPIMDA Meningkatnya kerja sama kelambagaan unsur 200 200 250 275 300 Bagian Pemerintahan
pimpinan daerah
4 Rapat Koordinasi Pejabat Pemda Meningkatnya sinkronisasi kebijakan pemkot 100 150 200 250 300 Bagian Pemerintahan
4 Pengelolaan Tanah Aset Pemda dan Tertib 1 Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Penambahan asset tanah milik Pemda 3600 3600 3600 3600 3600 Bagian Pemerintahan
Pertanahan Pemerintah Pemda
2 Sertifikasi Tanah Aset Pemda Kepastian hukum aset Pemda 70 70 70 70 70 Bagian Pemerintahan
4 Pemetaan dan Pembuatan Tanda Batas Garis batas wilayah yang jelas 0 600 650 0 0 Bagian Pemerintahan
Garis Pantai dan Penegasan Batas Wilayah
dengan Lamsel dan Pesawaran
11 Peningkatan Peran Lembaga 1 Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan 1 Pembahasan Rancangan Peraturan Daerah Meningkatnya kualitas dan kuantitas Perda 1000 1500 2000 2000 2000 Sekretariat DPRD
Perwakilan Rakyat Daerah Rakyat Daerah
2 Penjaringan dan Penyampaian Aspirasi Meningkatnya jumlah aspirasi masyarakat 2000 2000 2000 2000 2000 Sekretariat DPRD
Masyarakat yang ditampung dalam kebijakan
3 Kunjungan Kerja Komisi dan Alat Meningkatnya kualitas kerja komisi dan fraksi 4000 5000 5000 5000 5000 Sekretariat DPRD
Kelengkapan Lainnya dalam menunjang fungsi dewan
4 Monitoring Pembangunan Fisik dan Non Fisik Meningkatnya fungsi pengawasan 1000 1000 1000 1000 1000 Sekretariat DPRD
5 Penerbitan Berkala Info Legislatif Terinformasinya kegiatan anggota DPRD 250 250 250 250 250 Sekretariat DPRD
1 Penataan Pengelolaan Sumber 1 Pengendalian Pencemaran dan 1 Langit Biru Udara memenuhi baku mutu ambien 0 75 75 75 75 Badan Pengelolaan dan
Daya Alam & Lingkungan Hidup Perusakan Lingkungan Hidup Pengendalian Lingkungan Hidup
2 Pengawasan B3 dan LB3 Tidak ada pencemaran B3 & LB3 di Bandar Lampung 30 30 30 30 30 BPPLH
3 Sosialisasi, Pembinaan, Pemantauan Adanya pembinaan, pemantauan lapangan serta 100 100 100 100 100 BPPLH
dan Pembuatan Profil Adipura profil adipura
5 Kali Bersih dan Pantai Bersih Meningkatnya kebersihan pantai dan laut 0 100 100 100 100 BPPLH
INDIKATOR KINERJA PENDANAAN (dalam juta) SKPD
KEBIJAKAN PROGRAM KEGIATAN
( OUTPUT / TARGET ) 2011 2012 2013 2014 2015 PENANGGUNGJAWAB
8 Pengawasan Sumber -Sumber Potensi Terkendalinya pencemaran dan kerusakan lingkungan 100 100 100 100 100 BPPLH
Pencemaran & Kerusakan Lingkungan
2 Peningkatan Adaptasi Terhadap Dampak 1 Penyusunan Kurikulum Pendidikan Lingkungan Tersusunnya kurikulum pendidikan lingkungan dan 500 100 100 100 100 Dinas Pendidikan/BAPPEDA
Perubahan Iklim dan Adaptasi Perubahan Iklim adaptasi perubahan iklim
2 Pendidikan dan Pelatihan Kurikulum Lingkungan Meningkatnya kemampuan pendidik terhadap 0 500 250 250 0 Dinas Pendidikan
dan Perubahan Iklim kepada Pendidik pendidikan lingkungan
3 Implementasi Kurikulum Lingkungan dan Perubahan Terselenggaranya pendidikan lingkungan dan adaptasi 0 0 1000 1000 1000 Dinas Pendidikan
Iklim sebagai Muatan Lokal dalam Pendidikan perubahan iklim dalam pendidikan formal
Formal
4 Kajian Wilayah Wajib Sumur Resapan dan Biopori Tersusunnya kajian wilayah wajib sumur resapan 0 250 100 0 0 BPPLH
dan biopori
5 Penyusunan Perda tentang Wilayah Wajib Sumur Tersusunnya perda 0 0 250 0 0 BPPLH
Resapan dan Biopori
6 Pembuatan Sumur Resapan dan Biopori Meningkatnya daya tampung air 100 1000 1000 1000 1000 BPPLH
7 Pengembangan Asuransi Meningkatnya ketahanan masyarakat 0 1000 1000 1000 1000 BPPLH
8 Pengembangan Teknologi Pengolahan Air Meningkatnya ketersediaan air bersih 0 1000 1500 2000 2500 BPPLH
Bersih
9 Kajian Penerapan Tanggul Pemecah Ombak Tersusunnya dokumen kajian penerapan tanggul 0 500 0 0 0 Dinas PU/Dinas Kelautan
10 Pembangunan Tanggul Pemecah Ombak Berkurangnya dampak bahaya ombak 0 1000 1500 1500 1500 Dinas PU/Dinas Kelautan
11 Studi Intrusi Air Laut di Kota Bandar Lampung Tersedianya data dan informasi tentang intrusi air 0 0 500 0 0 BAPPEDA
laut di kota Bandar Lampung
11 Pengendalian Intrusi Air Laut Berkurangnya intrusi air laut 0 250 300 350 300 BPLH
12 Inventarisasi Permukiman Rawan Bencana Teridentifikasinya permukiman rawan bencana 150 100 0 0 0 Dinas Pekerjaan Umum
13 Penyusunan DED Permukiman Tahan Bencana Tersusunnya dokumen kebutuhan anggaran pemba- 0 250 150 0 0 Dinas Pekerjaan Umum
ngunan permukiman tahan bencana
14 Resetlement Berpindahnya masyarakat dari daerah rawan bencana 0 0 5000 5000 5000 Dinas Pekerjaan Umum
15 Pembangunan Rusunawa/ Rusunami Terbangunnya rumah susun tahan bencana 0 0 5000 5000 5000 Dinas Pekerjaan Umum
16 Pembangunan Rumah Panggung Terbangunnya rumah pada lokasi rawan banjir 0 1000 1000 1000 1000 Dinas Pekerjaan Umum
2 Pemanfaatan SDA dan LH Secara 1 Perlindungan dan Konservasi Sumber 1 Konservasi Sumber Daya Air dan Tanah Kebutuhan air terpenuhi dan kesuburan tanah terjaga 100 100 100 100 100 BPPLH
Secara Berkelanjutan Daya Alam dan Lingkungan Hidup
2 Penyusunan Dokumen Rencana Perlindungan Tersedianya dokumen induk RPPLH 300 0 0 0 0 BPPLH
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
3 Kajian Lingkungan Hidup Strategis Adanya kajian lingkungan dalam setiap kebijakan/ 0 300 0 300 0 BPPLH
/program yang berdampak besar
4 Pengendalian Dampak Perubahan Iklim Terkendalinya emisi GRK dan adanya mitigasi 1000 300 300 300 300 BPPLH
& adpatasi dampak perubahan iklim
8 Kajian Daya Tampung Beban Pencemaran Sungai Diketahuinya daya tampung beban pencemaran 0 300 300 0 0 BPPLH
10 Pemantauan Kualitas Lingkungan Adanya data Time Series kualitas lingkungan 100 100 100 100 100 BPPLH
2 Rehabilitasi SDA dan Lingkungan Hidup 1 Rehabilitasi Lingkungan Bekas Penambangan Penambahan kawasan RTH 0 75 75 75 75 BPPLH
2 Rehabilitasi Lahan Kritis Berkurangnya lahan kritis 0 100 100 100 100 BPPLH
3 Rehabilitasi Kawasan Pesisir Bertambahnya RTH dan mitigasi bencana lingkungan 100 100 100 100 100 BPPLH
4 Rehabilitasi Sempadan Sumber Air Teramankannya sumber air 100 100 100 100 100 BPPLH
5 Penanaman mangrove (bakau) Berkurangnya abrasi pantai 0 250 250 250 250 Dinas Kelautan / BPPLH
6 Inventarisasi Kondisi Biota Laut Tersusunnya profil biota laut di Pesisir Bandarlampung 0 150 150 0 0 Dinas Kelautan dan Perikanan
7 Penyelamatan Biota Laut Meningkatnya biota laut 0 500 500 500 500 Dinas Kelautan / BPPLH
3 Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi 1 Penyusunan SLHD Diketahuinya trend perubahan status lingkungan 20 20 20 20 20 BPPLH
SDA dan Lingkungan Hidup hidup
4 Peningkatan Ekowisata dan Jasa Lingkungan 1 Pengembangan Potensi Ekowisata dan Jasa Meningkatnya nilai ekonomi kawasan konservasi 50 50 50 50 50 BPPLH
Lingkungan di Kawasan Konservasi
5 Pengawasan Usaha Pertambangan, Pengu 1 Pengawasan dan Pembinaan Usaha Pertambangan Peningkatan PAD dari pengusahaan air tanah 30 35 40 45 50 BPPLH
sahaan Air Tanah dan Pemakaian Air Tanah Pengusahaan Air Tanah dan Pemakaian Air
Tanah dan Penyaluran BBE
6 Pengembangan Biogas 1 Pilot Project Produksi Biogas dari Limbah Cair Pembuangan limbah cair terkendali 0 25 25 30 30 BPPLH
untuk Industri Rumah Tangga (Tahu/Tempe)
7 Penghematan Pemakaian Air dan Listrik 1 Penyebarluasan Informasi Cara Pemakaian Penghematan energi 0 30 30 35 35 BPPLH
Listrik dan Air
2 Penerapan rainwater harvesting (pemanenen air Meningkatnya ketersediaan air tanah 0 100 150 200 250 BPPLH
hujan atau tabungan air hujan)
3 Penyimpanan Air di Drainase Primer (main drain) Berkurangnya kehilangan air 0 250 250 250 250 Dinas Pekerjaan Umum
3 Peningkatan Rehabilitasi 1 Peningkatan Fungsi dan Daya Dukung DAS 1 Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan & Lahan Tersusunnya dokumen pengelolaan hutan & lahan 250 50 50 50 50 Dinas TANAKHUT
Hutan dan Lahan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat
2 Rehabilitasi Hutan Rakyat dan Hutan Kota Penambahan Hutan Kota 500 525 525 575 600 Dinas TANAKHUT
3 Penghijauan Lingkungan dan Peningkatan RTH 150 200 250 300 350 Dinas TANAKHUT
4 Bangunan Konservasi Peningkatan cadangan air tanah 300 300 360 360 420 Dinas TANAKHUT
5 Pemberdayaan Masyarakat Sekitar Hutan Berkembangnya usaha 100 120 140 160 180 Dinas TANAKHUT
masyarakat sekitar hutan
INDIKATOR KINERJA PENDANAAN (dalam juta) SKPD
KEBIJAKAN PROGRAM KEGIATAN
( OUTPUT / TARGET ) 2011 2012 2013 2014 2015 PENANGGUNGJAWAB
2 Peningkatan Pemanfaatan Hutan Produksi 1 Pengawasan Penatausahaan Hasil Hutan Mengurangi penyalahgunana hasil hutan 50 65 80 95 110 Dinas TANAKHUT
2 Pengawasan Penatausahaan Hasil Hutan Tertib administrasi pelayanan 150 150 150 150 150 Dinas TANAKHUT
3 Konservasi Keanekaragaman Hayati dan 1 Pengembangan Pemanfaatan Jasa Ling Meningkatnya kemanfaatan lingkungan 75 75 80 80 85 Dinas TANAKHUT
Perlindungan Hutan kungan dan Wisata Alam
4 Pengembangan SDM 1 Pengembangan Sumber Daya Aparatur 1 Pendidikan dan Latihan Teknis AMDAL Terlaksana 1 kali setiap tahun 20 20 20 20 20 BPPLH
Lingkungan
2 Pendidikan dan Latihan Teknis Pengen Terlaksana 1 kali setiap tahun 20 20 20 20 20 BPPLH
dalian Pencemaran Air
4 Pendidikan dan Latihan Teknis Desain Terlaksana 1 kali setiap tahun 20 20 20 20 20 BPPLH
dan Operasi IPAL
5 Pendidikan dan Latihan Teknis Laboratorium Terlaksana 1 kali setiap tahun 20 20 20 20 20 BPPLH
6 Pendidikan dan Latihan Teknis Pengendalian Terlaksana 1 kali setiap tahun 20 20 20 20 20 BPPLH
Pencemaran Udara
7 Pendidikan dan Latihan Teknis PPLH Terlaksana 1 kali setiap tahun 20 20 20 20 20 BPPLH
8 Pendidikan dan Latihan Teknis PPNS LH Terlaksana 1 kali setiap tahun 20 20 20 20 20 BPPLH
9 Pendidikan dan Latihan Teknis Pertambangan Terlaksana 1 kali setiap tahun 20 20 20 20 20 BPPLH
dan Energi Lainnya
10 Koordinasi dan Kerja Sama Diklat Teknis Adanya koordinasi dan kerjasama 20 20 20 20 20 BPPLH
Manajemen Pusat-Daerah
2 Pengembangan Kapasitas Masyarakat 1 Sosialisasi Kebijakan Lingkungan Hidup Tersosialisasikannya kebijakan pengelolaan lingkungan 50 50 60 60 70 BPPLH
Peduli Lingkungan Hidup hidup
2 Pengembangan Partisipasi Masyarakat Partisipasi masyarakat meningkat 100 100 100 100 100 BPPLH
dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup
3 Pembentukan dan Fasilitasi Kelompok Terbentuk Pokja di tingkat kota dari berbagai 0 100 100 150 150 BPPLH
Kerja PengeLolaan Lingkungan Hidup stakehoders
5 Peningkatan Kebersihan dan 1 Pengembangan Kinerja Pengelolaan 1 Pengadaan Sarana dan Prasarana Persampahan Tersedianya sarana dan prasarana persampahan 1600 1650 17000 1750 18000 Dinas Kebersihan dan Pertamanan
Kenyamanan Lingkungan Persampahan
2 Lomba Kebersihan Antar Kecamatan Peningkatan kesadaran masyarakat 40 40 40 40 40 Dinas Kebersihan dan Pertamanan
3 Lomba Kebersihan Antar Kelurahan Peningkatan kebersihan lingkungan kelurahan 40 40 40 40 40 Dinas Kebersihan dan Pertamanan
4 Lomba Kebersihan Antar Sekolah Peningkatan kebersihan sekolah 40 40 40 40 40 Dinas Kebersihan dan Pertamanan
5 Lomba Kebersihan Antar Pasar Peningkatan kebersihan pasar 40 40 40 40 40 Dinas Kebersihan dan Pertamanan
6 Lomba Kebersihan Antar Puskesmas Peningkatan kebersihan lingkungan Puskesmas 40 40 40 40 40 Dinas Kebersihan dan Pertamanan
7 Studi Manajemen Pengelolaan Sampah Tersedianya dokumen pengelolaan sampah terpadu 0 250 50 0 0 Dinas Kebersihan dan Pertamanan
8 Pemberdayaan SOKLI Meningkatnya pengelolaan sampah 200 250 300 350 400 Dinas Kebersihan dan Pertamanan
9 Pengembangan Pengelolaan Sampah Rumah Meningkatnya pemanfaatan dan pengelolaan sampah 0 200 250 250 300 Dinas Kebersihan dan Pertamanan
Tangga melalui 4 R + P
2 Pengembangan Sistem Pengolahan 1 Pembuatan Sumur Bor di TPA Bakung Penyediaan air bersih di TPA 120 120 120 120 120 Dinas Kebersihan dan Pertamanan
TPA Bakung Terpadu
2 Peningkatan Pengelolaan TPA Bakung Peningkatan pengelolaan sampah 250 250 250 250 250 Dinas Kebersihan dan Pertamanan
INDIKATOR KINERJA PENDANAAN (dalam juta) SKPD
KEBIJAKAN PROGRAM KEGIATAN
( OUTPUT / TARGET ) 2011 2012 2013 2014 2015 PENANGGUNGJAWAB
3 Penelitian dan Pengembangan Sumber 1 Studi Kelayakan pada TPA Bakung Diketahuinya kelayakan 0 250 0 0 0 Dinas Kebersihan dan Pertamanan
Daya Alam pada TPA Bakung
2 AMDAL pada TPA Bakung Diketahuinya dampak lingkungan 0 0 250 0 0 Dinas Kebersihan dan Pertamanan
4 Pengembangan dan Pengelolaan Ruang 1 Pemeliharaan dan Penataan Taman Tugu Terpeliharanya taman 2000 2250 2500 2750 3000 Dinas Kebersihan dan Pertamanan
Terbuka Hijau
2 Pemeliharaan & Penataan Taman Median Terpeliharanya taman 2000 2250 2500 2750 3000 Dinas Kebersihan dan Pertamanan
3 Pengadaan dan Pemeliharaan Bibit Tersedianya bibit 750 1000 1250 1500 1750 Dinas Kebersihan dan Pertamanan
di Kebun Bibit
4 Pengadaan Pot dan Tanaman Hias Terhiasnya wilayah kota 1000 1000 1000 1000 1000 Dinas Kebersihan dan Pertamanan
5 Inventarisasi dan DED Ruang Terbuka Hijau Tersedianya data valid tentang RTH 100 120 300 140 150 Dinas Tata Kota
(RTH)
6 Pengembangan Ruang Terbuka Hijau Meningkatnya jumlah RTH 500 1000 1500 200 250 Dinas Tata Kota
7 Pengadaan Lahan untuk Ruang Terbuka Hijau Meningkatnya lahan RTH dan wilayah tangkapan air 0 1000 1500 2000 2500 Dinas Tata Kota
dan Wilayah Tangkapan Air
5 Penataan dan Pengembangan Keindahan 1 Pemasangan Lampu Cabang Dua Peningkatan keindahan lingkungan 2000 2250 2500 2750 3000 Dinas Kebersihan dan Pertamanan
Kota
2 Pengawasan Reguler Lampu Penerangan Peningkatan keindahan lingkungan 200 250 300 350 400 Dinas Kebersihan dan Pertamanan
Jalan dan Lampu Hias
3 Penyediaan Komponen Instalasi Listrik Peningkatan keindahan lingkungan 1000 1250 1500 1750 2000 Dinas Kebersihan dan Pertamanan
Untuk Penerangan Umum
4 Pemeliharaan dan Pengawasan Lampu Peningkatan keindahan lingkungan 1000 1250 1500 1750 2000 Dinas Kebersihan dan Pertamanan
Penerangan / Dekorasi
5 Pengadaan Lampu Jalan Solar Cell (Pilot Project) Peningkatan keindahan lingkungan 1000 1250 1500 1750 2000 Dinas Kebersihan dan Pertamanan
6 Rehabilitasi dan Pengecatan Pagar Pemakaman Peningkatan kenyamanan makam 1000 1250 1500 1750 2000 Dinas Kebersihan dan Pertamanan
Umum
7 Pendataan Pemakaman se B. Lampung Terdatanya pemakaman 0 350 0 0 0 Dinas Kebersihan dan Pertamanan
6 Peningkatan Partisipasi Masyarakat 1 Sosialisasi tentang Kebersihan Taman Partisipasi masyarakat meningkat 50 50 50 50 50 Dinas Kebersihan dan Pertamanan
dalam penanganan Kebersihan
2 Dukungan Bulan Bhakti Gotong Royong Partisipasi masyarakat meningkat 100 100 100 100 100 Dinas Kebersihan dan Pertamanan
3 Pelatihan Penebangan Pohon, Pemasangan Ketrampilan petugas meningkat 100 125 150 175 200 Dinas Kebersihan dan Pertamanan
Lampu Jalan dan Penataan Taman
6. MISI : Meningkatkan Daya Dukung Infrastruktur dengan Mengedepankan Penataan Wilayah, Pembangunan Sarana dan Prasarana Kota Wisata yang Maju dan Modern
1 Peningkatan Sarana dan Pra- 1 Pembangunan Jalan dan Jembatan 1 Pembangunan Jalan Perkotaan Terbangun jalan perkotaan 14 Km selama 5 tahun 3,500 13,000 17,500 20,000 20,000 Dinas Pekerjaan Umum
sarana Dasar Perkotaan
2 Pembangunan Jembatan Terbangun 6 Unit jembatan 2,580 3,500 2,000 1,000 1,000 Dinas Pekerjaan Umum
3 Rehab Trotoar Terehab trotoar sepanjang 30 Km 4,500 5,000 5,000 5,500 6,000 Dinas Pekerjaan Umum
4 Pembangunan Trotoar Terbangunnya trotoar sepanjang 14 Km 9,000 8,000 8,500 7,500 8,000 Dinas Pekerjaan Umum
5 Penataan Persimpangan Jalan Tertatanya kawasan persimpangan jalan 1,000 2,000 3,000 4,000 5,000 Dinas Pekerjaan Umum
6 Pembangunan jalan layang dan underpass Terbangunnya jalan layang dan underpass 2 Km - 5,000 5,500 6,000 6,000 Dinas Pekerjaan Umum
7 Studi Pengembangan Jaringan Jalan Kota Tersusunnya Studi Pengembangan Jaringan Jalan - 600 - - - Dinas Pekerjaan Umum
Bandar Lampung Kota Bandar Lampung
INDIKATOR KINERJA PENDANAAN (dalam juta) SKPD
KEBIJAKAN PROGRAM KEGIATAN
( OUTPUT / TARGET ) 2011 2012 2013 2014 2015 PENANGGUNGJAWAB
Jembatan
2 Pemeliharaan Jembatan Terpeliharanya jembatan sebanyak 10 Unit 850 750 750 750 750 Dinas Pekerjaan Umum
3 Pemeliharaan Rutin Jalan Terpeliharanya jalan sepanjang 40 Km 3,000 3,500 4,000 4,500 5,000 Dinas Pekerjaan Umum
3 Peningkatan Sarana dan Prasarana 1 Pengadaan & Pemeliharaan Alat-Alat Berat Tersedianya alat berat sebanyak 3 Unit 6,108 - 3,000 - - Dinas Pekerjaan Umum
Kebinamargaan
4 Penyehatan Lingkungan Permukiman 1 Pembangunan/Rehab Saluran Drainase Terbangun dan terehabnya saluran drainase 8 km 5,000 5,500 5,500 6,000 6,000 Dinas Pekerjaan Umum
Lingkungan
2 Pengolahan Sampah Terpadu (3R) Terbangun fasilitas sebanyak 20 Unit 1,500 2,000 2,500 2,500 2,500 Dinas Pekerjaan Umum
3 Sanitasi Masyarakat (SANIMAS) Terbangun fasilitas sebanyak 20 Unit 1,200 1,500 1,500 1,600 1,600 Dinas Pekerjaan Umum
4 Penataan Kawasan Kumuh Perkotaan Tertatanya kawasan kumuh sepanjang 10 Km 2,000 2,500 3,000 2,000 2,000 Dinas Pekerjaan Umum
5 Perbaikan Lingkungan Perumahan dan 1 Peningkatan Jalan Lngkungan Permukiman Meningkatnya panjang jalan permukiman 15 Km 5,000 6,000 6,000 6,500 7,000 Dinas Pekerjaan Umum
Permukiman
2 Peningkatan Jalan Lingkungan Perumahan Meningkatnya panjang jalan perumahan 5 Km 1,000 1,500 2,000 1,000 1,000 Dinas Pekerjaan Umum
3 Pembangunan Infrastruktur Daerah Terbangunnya infrastruktur daerah 15 Km 4,000 5,000 6,000 7,500 8,000 Dinas Pekerjaan Umum
Perbatasan
4 Perbaikan Perumahan penduduk yang tidak layak Terehabilitasinya perumahan penduduk tidak layak 2,500 2,500 3,000 3,000 3,500 Dinas Pekerjaan Umum
huni huni, 1600 KK
5 Pendampingan Program Gemma Tapis Tersedianya infrastruktur yang memadai 110 120 125 130 135 Kantor Pemberdayaan Masyarakat
Berseri Bidang Infrastrukrur
6 Pendampingan PNPM Mandiri Perkotaan Pemenuhan infrastruktur yang didukung oleh 5350 1505 1270 1280 1290 Kantor Pemberdayaan Masyarakat
peran serta masyarakat
6 Pembangunan Saluran Drainase/ Gorong- 1 Pembangunan/Rehab Saluran Drainase Terbangun dan terehab sepanjang 17 Km 10,000 11,000 7,500 7,500 7,500 Dinas Pekerjaan Umum
Gorong Jalan
2 Pembangunan Sistem Drainase RIOL Pusat Terbangun drainase di pusat kota - - 4,000 5,000 - Dinas Pekerjaan Umum
Kota Bandar Lampung
7 Pengembangan, Pengelolaan dan Konservasi 1 Studi Potensi Daya Guna dan Daya Rusak Air Tersusunnya studi Daya Guna dan Daya Rusak - - 150 - - Dinas Pekerjaan Umum
Sungai, Danau dan Sumber Daya Air Lainnya pada DAS Way Balau Air pada DAS Way Balau
2 Studi Potensi Daya Guna dan Daya Rusak Air Tersusunnya studi Daya Guna dan Daya Rusak - - 150 - - Dinas Pekerjaan Umum
pada DAS Way Awi Air pada DAS Way Awi
3 Studi Potensi Daya Guna dan Daya Rusak Air Tersusunnya studi Daya Guna dan Daya Rusak - - 150 - - Dinas Pekerjaan Umum
pada DAS Way Lunik Air pada DAS Way Awi
8 Pembangunan dan Pemeliharaan Talud/ 1 Pembuatan Talud/ Bronjong Terbangun sebanyak 10 Km 12,000 10,000 10,000 7,500 7,500 Dinas Pekerjaan Umum
Bronjong
9 Pengendalian Banjir 1 Pengendalian Banjir Terbangun embung sebanyak 8 Unit - 5,000 5,000 10,000 - Dinas Pekerjaan Umum
2 Pembangunan Cek Dam Terbangun sebanyak 20 unit 2,000 5,000 5,000 5,000 3,000 Dinas Pekerjaan Umum
3 Penyediaan Lahan Tersedia sebanyak 6 Unit 2,000 2,000 4,000 - - Dinas Pekerjaan Umum
10 Normalisasi Daerah Aliran Sungai 1 Pengurasan Sedimentasi & Pengerukan Sungai Terlaksana sepanjang 15 Km 2,000 2,000 3,000 3,000 4,000 Dinas Pekerjaan Umum
11 Pemeliharaan dan Pengembangan Saluran 1 Rehabilitasi dan Pengerukan Sedimentasi Terlaksana sepanjang 50 Km saluran 4,000 4,000 5,000 6,000 6,000 Dinas Pekerjaan Umum
Drainase Kota Saluran Drainase
2 Pemeliharaan rutin saluran Terpelihara saluran sepanjang 10 km per tahun 2,500 3,000 3,000 3,500 3,500 Dinas Pekerjaan Umum
12 Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 1 Pembangunan Gedung Pemerintah Terbangun sebanyak 14 Unit 5,000 7,000 7,000 7,000 8,000 Dinas Pekerjaan Umum
Aparatur Negara
INDIKATOR KINERJA PENDANAAN (dalam juta) SKPD
KEBIJAKAN PROGRAM KEGIATAN
( OUTPUT / TARGET ) 2011 2012 2013 2014 2015 PENANGGUNGJAWAB
memadai
3 Perbaikan Perumahan Penduduk yang Tidak layak Terbangunnya rumah untuk 1600 KK miskin 2,500 2,500 3,000 3,000 3,500 Dinas Pekerjaan Umum
huni Huni
Layak
2 Pengembangan RUSUNAWA 1 Penyusunan DED Pembangunan RUSUNAWA Tersusunnya dokumen pembangunan RUSUNAWA 800 500 500 800 500 Dinas Pekerjaan Umum
2 Pembangunan RUSUNAWA Tersedianya perumahan untuk masyarakat miskin 0 21168 28000 21168 0 Dinas Pekerjaan Umum
3 Penyusunan DED PSD RUSUNAWA Tersedianya dokumen pembangunan PSD 50 50 50 50 50 Dinas Pekerjaan Umum
4 Penyediaan PSD RUSUNAWA Tersedianya PSD lingkungan RUSUNAWA 500 750 500 500 750 Dinas Pekerjaan Umum
3 Penyediaan Prasarana dan Sarana Rumah 1 Penyusunan DED PSD Perum PNS/TNI/Polri Tersedianya dokumen pembangunan Perum PNS 0 250 0 0 0 Dinas Pekerjaan Umum
Sehat Sederhana (RSH) TNI dan Polri
2 Penyediaan PSD Perum PNS/TNI/Polri Terbangunnya PSD pada Perum PNS/TNI/Polri 0 3200 3200 3200 3200 Dinas Pekerjaan Umum
3 Pengelolaan Air Limbah 1 Revitalisasi IPAL Tahu Tempe Gunung Sulah 1 Penyusunan DED Revitalisasi IPAL Tersusun dokumen revitalisasi IPAL di Gn. Sulah 75 0 0 0 0 Dinas Pekerjaan Umum
2 Pengadaan Lahan Bak Equalizing Tersedianya lahan pembangunan IPAL 0 50 0 0 0 Dinas Pekerjaan Umum
3 Pemipaan, Pembangunan Bak dan Pengadaan Terbangunnya IPAL dan perlengkapan pendukung 0 0 200 300 0 Dinas Pekerjaan Umum
Aerator
2 Pengembangan IPAL Domestik Skala 1 Penyusunan Masterplan dan DED IPAL Tersusun dokumen revitalisasi IPAL 150 0 0 0 0 Dinas Pekerjaan Umum
Lingkungan
2 Pengadaan Lahan Pembangunan IPAL Tersedia lahan pembangunan IPAL di 5 kelurahan 0 250 0 0 0 Dinas Pekerjaan Umum
Domestik
3 Pembangunan IPAL Domestik Lingkungan Terbangun IPAL domestik lingkungan di 5 kelurahan 0 0 400 400 400 Dinas Pekerjaan Umum
dan Pemasangan Jaringan Pipa
3 Pengembangan IPAL Domestik Terpusat 1 Studi Kelayakan Pembangunan IPAL Tersusun dokumen kelayakan pembangunan IPAL 250 0 0 0 0 Dinas Pekerjaan Umum
Domestik Terpusat
2 Penyusunan AMDAL Pembangunan IPAL Teranalisis dampak dari rencana pembangunan 0 250 0 0 0 Dinas Pekerjaan Umum
Domestik Terpusat
3 Penyusunan DED IPAL Domestik Terpusat Tersusun dokumen pembangunan IPAL terpusat 0 250 0 0 0 Dinas Pekerjaan Umum
4 Pengadaan Lahan IPAL Domestik Terpusat Tersedia lahan pembangunan IPAL terpusat di 0 0 5000 0 0 Dinas Pekerjaan Umum
5 kelurahan
5 Pembangunan IPAL Domestik Terpusat Terbangun IPAL domestik terpusat di 5 kelurahan 0 0 0 25000 0 Dinas Pekerjaan Umum
6 Pemasangan Jaringan Pipa Primer Terlayaninya air limbah di 5 kelurahan secara baik 0 0 0 0 15000 Dinas Pekerjaan Umum
4 Pengembangan Sanitasi Berbasis Masyarakat 1 Sanitasi Berbasis Masyarakat Terfasilitasi pengembangan sanimas di 6 kelurahan 300 300 300 300 300 Dinas Pekerjaan Umum
Masyarakat
4 Pengembangan Air Minum 1 Penurunan Angka Kehilangan Air 1 Perbaikan/Penggantian Meter Air Menurunnya tingkat kehilangan dan kebocoran air 1200 1200 1200 1200 1200 PDAM
2 Penggantian dan Perbaikan Pipa Transmisi Menurunnya tingkat kehilangan dan kebocoran air 3520 3520 3600 500 500 PDAM
3 Pencarian Kehilangan Air Menurunnya tingkat kehilangan dan kebocoran air 100 100 100 100 100 PDAM
4 Pengadaan dan Pemasangan Air Valve 50 mm Menurunnya tingkat kehilangan dan kebocoran air 40 40 40 50 50 PDAM
5 Pengadaan dan Pemasangan Air Valve 75 mm Menurunnya tingkat kehilangan dan kebocoran air 30 30 30 30 30 PDAM
6 Pengembangan GIS Pelayanan Air Minum Menurunnya tingkat kehilangan dan kebocoran air 0 150 100 50 50 PDAM
7 Pengadaan Peralatan Deteksi Kebocoran Menurunnya tingkat kehilangan dan kebocoran air 150 150 150 150 150 PDAM
2 Peningkatan Kapasitas dan Perluasan 1 Pengembangan Air Baku Way Sekampung Meningkatnya suplai air baku 500 5000 88000 16000 20000 PDAM
Pelayanan
INDIKATOR KINERJA PENDANAAN (dalam juta) SKPD
KEBIJAKAN PROGRAM KEGIATAN
( OUTPUT / TARGET ) 2011 2012 2013 2014 2015 PENANGGUNGJAWAB
4 Penyediaan Air Minum Daerah Rawan Air Tersedianya pelayanan air minum di wilayah 2000 2500 3000 3500 4000 PDAM
Melalui Pengadana Hidran Umum & Tanki Air rawan air minum / air bersih
3 Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Air 1 Training Pegawai Meningkatnya kapasitas pegawai pengelola air 100 100 100 100 100 PDAM
Minum
2 Perencanaan Pengaturan Pengaliran Air Per Tersedianya dokumen pengaturan air 150 0 0 0 0 PDAM
Zone
3 Pembuatan Rencana Induk dan Database Tersedianya dokumen pengembangan perpipaan 0 600 0 0 0 PDAM
Perpipaan
4 Sosialisasi Bidang Air Minum Meningkatnya kesadaran masyarakat 0 100 100 100 100 PDAM
5 Pembangunan sumur bor di setiap kelurahan Terbangunnya sumur bor 25 unit 1000 1500 1500 2000 2000 Dinas Pekerjaan Umum
6 Penyambungan pipa air bersih (perpipaan) Terbangunnya pipa air bersih 25 unit 1000 1500 1500 2000 2000 Dinas Pekerjaan Umum
5 Pengembangan Sarana dan 1 Pembangunan Sarana & Prasarana 1 Pembangunan Gedung Terminal Type C/ Meningkatnya pelayanan jasa transportasi 0 350 400 400 0 Dinas Perhubungan
Prasarana Perhubungan Perhubungan Terminal Penyangga Lempasing
2 Pembangunan Halte Bus untuk Angkutan Tersedianya halte bus/shelter untuk angkutan 0 600 500 500 0 Dinas Perhubungan
Umum Massal / BRT umum massal
3 Pembangunan Terminal Simpang Ir. Sutami Meningkatnya pelayanan jasa transportasi 0 0 2000 2000 0 Dinas Perhubungan
dan Perum Korpri
4 Relokasi Terminal Sukaraja ke Gudang Meningkatnya pelayanan jasa transportasi 0 0 0 0 2000 Dinas Perhubungan
Lelang
5 Pembangunan Balai Pengujian Kendaraan Meningkatnya pelayanan publik pengujian 0 800 0 0 0 Dinas Perhubungan
Bermotor di Terminal Indul Rajabasa kendaraan bermotor
6 Pembangunan Taman Parkir Penerapan Meningkatnya pelayanan jasa perparkiran 0 500 500 500 500 Dinas Perhubungan
Sistem Aplikasi Pelayanan Parkir Progresif
2 Pembangunan Prasarana dan Fasilitas 1 Sosialisasi Kebijakan Bidang Perhubungan Meningkatnya pemahaman masyarakat tentang 40 50 60 70 80 Dinas Perhubungan
Perhubungan kebijakan perhubungan
3 Survey Lalu Lintas Tersedianya bahan kajian untuk pengambilan 63 0 60 0 60 Dinas Perhubungan
kebijakan bidang perhubungan
4 Studi Tatatan Transportasi Lokal Tersedianya bahan kajian untuk pengambilan 0 300 0 0 0 Dinas Perhubungan
kebijakan bidang perhubungan
5 Survey Inventarisasi Prasarana dan Fasilitas Tersedianya bahan kajian untuk pengambilan 0 60 0 0 0 Dinas Perhubungan
Perhubungan kebijakan bidang perhubungan
6 Koordinasi Pembangunan Prasarana dan Tersedianya bahan kajian untuk pengambilan 0 0 10 10 0 Dinas Perhubungan
Fasilitas Perhubungan (Penyusunan kebijakan bidang perhubungan
Dokumen Wahana Tata Nugraha)
7 Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Potensi Tersedianya bahan kajian untuk pengambilan 0 20 20 20 20 Dinas Perhubungan
Kegiatan dan Pendapatan Sektor Perhubungan kebijakan bidang perhubungan
8 Pengadaan dan Pemasangan Area Traffict Berkurangnya titik kemacetan 0 0 250 250 250 Dinas Perhubungan
Control System
3 Peningkatan Pelayanan Angkutan 1 Pengumpulan dan Analisa Pelayanan Tersedianya aplikasi komputerisasi pelayanan 182 0 200 0 0 Dinas Perhubungan
Database Angkutan jasa bidang perhububungan
2 Sosialisasi Penyuluhan Ketertiban Lalu Meningkatnya ketertiban berlalu lintas di jalan 50 50 50 50 50 Dinas Perhubungan
Lintas dan Angkutan
INDIKATOR KINERJA PENDANAAN (dalam juta) SKPD
KEBIJAKAN PROGRAM KEGIATAN
( OUTPUT / TARGET ) 2011 2012 2013 2014 2015 PENANGGUNGJAWAB
2 Kalibrasi Alat Uji Kendaraan Bermotor Meningkatnya pelayanan publik pengujian 0 20 0 20 0 Dinas Perhubungan
kendaraan bermotor
5 Pengendalian dan Pengamanan 1 Pengadaan dan Pemasangan Rambu Meningkatnya ketertiban dan kelancaran 77 100 100 100 100 Dinas Perhubungan
Lalu Lintas Lalu Lintas lalu lintas
2 Pengecatan Marka Jalan dan Marka Parkir Meningkatnya ketersediaan penunjang prasarana 93 150 150 150 150 Dinas Perhubungan
lalu lintas
3 Pemasangan Pagar Pengaman Jalan Meningkatnya keselamatan lalu lintas 77 100 100 100 100 Dinas Perhubungan
4 Pengadaan dan Penggantian Box Control Terprogramnya siklus lalu lintas 253 120 140 150 160 Dinas Perhubungan
Traffic Light
5 Pengamanan dan Pengaturan Lalu Lintas Meningkatnya ketertiban dan kelancaran lalu lintas 355 300 300 300 300 Dinas Perhubungan
6 PAMTUR Angkutan lebaran, Natal dan Meningkatnya ketertiban dan kelancaran lalu lintas 50 50 50 50 50 Dinas Perhubungan
Tahun Baru
7 Pengadaan dan Penggantian Box Alat Meningkatnya ketertiban dan 0 100 100 100 100 Dinas Perhubungan
Pemberi Isyarat Lalu Lintas dan Down kelancaran lalu lintas
Counter
8 Pengadaan Peralatan Petugas Operasional Meningkatnya pelayanan operasional lapangan 0 100 0 0 100 Dinas Perhubungan
Lapangan
9 Pengadaan dan Pemasangan Cermin Meningkatnya keselamatan pengguna jalan 0 0 20 20 0 Dinas Perhubungan
Lalu Lintas
6 Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana 1 Rehabilitasi/Pemeliharaan Terminal Meningkatnya pelayanan jasa 100 100 100 100 100 Dinas Perhubungan
dan Fasilitas LLAJ terminal
6 Pengembangan Prasarana dan 1 Pembangunan Prasarana dan Sarana 1 Rehabilitasi Obyek Wisata Batu Putu Meningkatnya fasilitas wisata 800 1000 1200 1400 1600 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Sarana Kepariwisataan Objek Wisata
2 Pengembangan Obyek Wisata Bahari Meningkatnya fasilitas wisata 500 1000 1500 2000 2500 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
3 Rehabilitasi Obyek Wisata Taman Hutan Kera Meningkatnya fasilitas wisata 50 50 50 50 50 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
7 Penataan, Pengendalian dan 1 Penataan Ruang 1 Sosialisasi Perda RTRW Kota B. Lampung Tersosialisasinya RTRW Kota Bandar Lampung 150 50 50 50 50 BAPPEDA
Pemanfaatan Tata Ruang
2 Penyusunan dan Pengembangan Sistem Informasi Tersusunnya Pengembangan Sistem Informasi 0 250 50 50 50 BAPPEDA
Penataan Ruang Penataan Ruang
3 Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Tersusunnya dokumen RDTR semua kawasan 0 700 0 0 0 Dinas Tata Kota
4 Studi Penataan Kawasan Pergudangan Tersusunnya dokumen penataan kawasan 95 0 0 0 0 Dinas Tata Kota
pergudangan
5 Studi Penataan Tower Tersusunnya dokumen penataan tower 0 150 0 0 0 Dinas Tata Kota
6 Penyusunan Zoning Regulation dan Perda Tersedianya arahan dalam pembangunan kawasan 0 300 250 0 0 Dinas Tata Kota
Zoning Regulation
7 Studi Kelayakan Pembangunan Kawasan Tersusunnya dokumen pengembangan kawasan Dinas Tata Kota
Permukiman (Rumah Susun) permukiman dengan rumah susun 0 75 150 0 0
8 Sosialisasi Peraturan Perundang-undangan Meningkatnya kesadaran masyarakat 100 100 100 100 100 Dinas Tata Kota
tentang Penataan Ruang
9 Penataan Ruang dan Perencanaan Pe- Meningkatnya penataan dan pemanfaatan 0 300 250 100 100 Dinas Kelautan dan Perikanan
ngelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau sumber daya kelautan, pesisir, dan pulau-pulau
Kecil kecil secara berkelanjutan
2 Pengendalian Pemanfaatan Ruang 1 Optimalisasi Sekretariat BKPRD Kota Bandar Terselenggaranya kegiatan BKPRD di Kota 100 120 130 140 150 BAPPEDA
Lampung Bandar Lampung
INDIKATOR KINERJA PENDANAAN (dalam juta) SKPD
KEBIJAKAN PROGRAM KEGIATAN
( OUTPUT / TARGET ) 2011 2012 2013 2014 2015 PENANGGUNGJAWAB
4 Penyusunan dan Pengembangan Sistem Tersusunnya dokumen sistem informasi sarana 0 250 50 50 50 BAPPEDA
Informasi Sarana Prasarana Kota prasarana & Ter update nya data secara rutin
5 Pembuatan Peta Administrasi Kota Bandar Tersedianya peta administrasi Kota Bandar 0 355 100 100 100 BAPPEDA & Bagian Pemerintahan
Lampung Lampung Dinas Tata Kota
6 Penyusunan dan Pengembangan Sistem Tersedianya data sistem informasi penataan ruang 0 250 50 50 50 BAPPEDA
Informasi Penataan Ruang yang up to date
7 Penyusunan Data Jaringan Jalan Tersusunnya identifikasi data jaringan jalan 0 0 0 200 0 BAPPEDA & Dinas PU
8 Sosialisasi Perda Bangunan Meningkatnya kesadaran masyarakat 100 120 130 140 150 Dinas Tata Kota
9 Pengendalian dan Pengarahan Estetika Kota Meningkatnya kualitas estetika kota 100 120 130 140 150 Dinas Tata Kota
10 Pengawasan Pemanfaatan Ruang Meningkatnya pemanfaatan ruang secara baik 100 120 130 140 150 Dinas Tata Kota
11 Monitoring Evaluasi dan Pengawasan Termonitornya pemanfaatan ruang kota 0 150 150 150 150 Dinas Tata Kota
Pemanfaatan Ruang Kota
3 Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kawasan 1 Penataan Kawasan Konservasi Wilayah Tertatanyan kawasan konservasi dan terkendalinya 0 150 0 0 0 Dinas Tata Kota
Rawan Bencana Perbatasan dan Kawasan Rawan Bencana daerah rawan bencana
4 Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kawasan 1 Penataan Kawasan Pesisir (Kawasan Pantai) Tertatanya kawasan pesisir dan kawasan pantai 0 75 150 0 0 Dinas Tata Kota
Pesisir
2 Pengendalian Pelaksanaan Water Front City Tertatanya kawasan wisata pantai 75 75 75 75 75 Dinas Tata Kota
5 Pemanfaatan Ruang 1 Penerapan Norma Standar Pedoman Manual Berkurangnya pelanggaran 550 300 400 400 400 Dinas Tata Kota
(NSPM) Bangunan
6 Pengendalian, Monitoring dan Pengawasan 1 Pengawasan dan Monitoring Bangunan Termonitornya penataan bvangunan 0 75 100 125 150 Dinas Tata Kota
Bangunan Gedung dan Pemanfaatan Lahan
2 Inventarisasi Perumahan di Bandar Lampung Terinventarisasinya kondisi dan statue perumahan 0 75 100 100 100 Dinas Tata Kota
3 Penyusunan Norma Standar Pedoman Manual Tersusunnya NSPM dalam bangunan gedung 0 150 0 0 0 Dinas Tata Kota
(NSPM) Bangunan Berarsitektur Daerah berornamen Lampung
Lampung
4 Penyusunan Draft Raperda Tata Bangunan Tersusunnnya kerangka regulasi untuk tata bangunan 0 150 75 0 0 Dinas Tata Kota
bangunan
5 Pembuatan dan Pemasangan Patok GSB Meningkatnya penataan bangunan dan lingkungan 75 200 100 100 0 Dinas Tata Kota
7 Penataan Kota 1 Penyusunan Juklak dan Juknis Pembangunan Tersusunnya dokumen arahan pembangunan dan 0 75 75 0 0 Dinas Tata Kota
dan Alih Fungsi Lahan ketentuan alih fungsi lahan
8 Peningkatan Kapasitas Sumber Daya dan 1 Bimbingan Teknis Tentang Tata Ruang Kota Meningkatnya kemampuan teknis aparatur dan 100 100 100 100 100 Dinas Tata Kota
Kerja Sama dalam Penataan Ruang Kota kepada Aparatur dan Dunia Usaha kesadaram dunia usaha
2 Fasilitasi Kerja Sama Pemanfaatan Ruang Terlaksananya kemitraan dalam pelaksanaan 0 100 300 300 100 Dinas Tata Kota
Antar Daerah Perbatasan dengan Pemerintah penataan ruang kota
Kabupaten Sekitar dan Dunia Usaha
1 BPMPD
2 Pengelolaan Pasar
3 Tata Kota
4
5 Dinas Pendapatan dan PKD
6
7 Kantor Satuan Pol PP
8 Dinas Kependudukan
9 Bagian Perlengkapan
10 Sekretariat DPRD
TABEL PROYEKSI PERTUMBUHAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH
KOTA BANDAR LAMPUNG 2010-2015