Anda di halaman 1dari 619

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

BAB
1 PENDAHULUAN

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015

1.1 LATAR BELAKANG

Kota Bandar Lampung memiliki fungsi penting bagi Sumatera bagian Selatan. Posisi
geografisnya menjadikan Bandar Lampung pintu gerbang Sumatera dengan Jawa,
yang diperkuat oleh rencana pembangunan jembatan penghubung Merak-Bakauheni.
Kecenderungan yang terjadi seperti proses relokasi kegiatan ekonomi dari Pulau Jawa
bagian Barat ke Lampung juga menunjukkan betapa Kota Bandar Lampung berada
dalam posisi yang sangat strategis. Bahkan kebijakan tingkat nasional pada beberapa
sektor telah menetapkan Provinsi Lampung dan Bandar Lampung di dalamnya sebagai
basis produksi nasional.

Melihat perkembangan yang terjadi di Kota Bandar Lampung pada saat ini, maka
perkembangan percepatan pembangunan pasti akan terjadi. Namun di lain pihak, Kota
bandar Lampung ternyata dihadapkan pada bebagai batasan fisik, kendala prasarana
dan sarana, serta distribusi ruang kegiatan yang mengakibatkan menurunnya
beberapa fungsi ruang kota, seperti terjadinya banjir, jenuhnya fungsi pusat kota, dan
permasalahan kota lainnya. Oleh karena itu, potensi dan permasalahan tersebut harus
dijadikan landasan dalam membangun Bandar Lampung ke depan.

Sesuai dengan amanat Undang Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional, di setiap kabupaten/kota wajib menyusun
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dengan berpedoman pada
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) dan memperhatikan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah Provinsi. Selanjutnya, sesuai pasal 4 Undang Undang
Nomor 25 Tahun 2004 tersebut, maka Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 1


Daerah (RPJMD) Kota Bandar Lampung 2010-2015 adalah penjabaran visi, misi dan
program dari kepala daerah terpilih selama 5 (lima) tahun mendatang.
Visi dan Misi kepala daerah tersebut selanjutnya dilaksanakan melalui strategi
pembangunan daerah yang memuat sasaran-sasaran pokok yang harus dicapai, yang
dijabarkan dalam arah kebijakan, program-program pembangunan dan kegiatan-
kegiatan pokok. Dalam penjelasan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 disebutkan
bahwa Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) merupakan
perencanaan strategik daerah selama lima tahun berdasarkan kewenangan yang
dimiliki oleh pemerintah daerah berdasarkan Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah.

Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tersebut menetapkan bahwa pemerintah


daerah (provinsi dan kabupaten/kota) mempunyai kewenangan untuk mengatur dan
mengurus urusan pemerintahan selain yang menjadi kewenangan pemerintah pusat:
politik luar negeri, keuangan, yudisial, hankam, agama dan urusan lain. Ini artinya
bahwa pemerintah daerah mempunyai kewenangan menyelenggarakan urusan
pemerintahan yang sangat luas dan utuh. Luas artinya pemerintah daerah
dipersilahkan menyelenggarakan semua urusan sesuai dengan potensi yang
dimilikinya tanpa campur tangan langsung dari pemerintah pusat. Utuh artinya daerah
diberikan kepercayaan penuh untuk mengatur dan mengurus semua urusan yang
menjadi kewenangannya tersebut mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasinya.

Dengan sistem penyelenggaraan urusan pemerintahan yang luas dan utuh tersebut,
maka daerah harus mampu membuat perencanaan pembangunan secara mandiri.
Daerah harus mampu membuat perencanaan pembangunan yang sesuai dengan
kebutuhan dan kepentingan masyarakatnya, rasional, tepat sasaran, dapat
dilaksanakan, efisien, dan berdampak langsung pada upaya peningkatan
kesejahteraan masyarakat; sebagaimana janji program dari calon kepala daerah pada
saat kampenye pemilihan kepala daerah.

Oleh karena itu, dalam menyeimbangkan tuntutan legalitas dan tuntutan psikopolitik
masyarakat terhadap pemerintah daerah (terutama kepala daerah hasil pemilihan
kepala daerah secara langsung), maka pada dasarnya proses perencanaan

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 2


pembangunan harus mencakup substansi pendekatan :

1. Politik; pendekatan ini memandang bahwa pemilihan kepala daerah adalah proses
penyusunan rencana, karena rakyat pemilih menentukan pilihannya berdasarkan
program-program pembangunan yang ditawarkan para calon kepala daerah
terpilih. Oleh karena itu, rencana pembangunan adalah penjabaran dari agenda-
agenda pembangunan yang ditawarkan calon kepala daerah pada saat kampanye
ke dalam dokumen RPJMD sebagai jawaban atas program yang ditawarkan
tersebut.
2. Teknokratik; pendekatan ini dilaksanakan dengan menggunakan metode dan
kerangka berpikir ilmiah oleh lembaga yang secara fungsional bertugas untuk itu.
3. Partisipatif; pendekatan ini dilaksanakan dengan melibatkan seluruh pemangku
kepentingan (stakeholders) terhadap pembangunan. Pelibatan ini adalah untuk
mendapatkan aspirasi dan menciptakan rasa memiliki.
4. Atas-Bawah (top-down) dan Bawah-Atas (bottom-up); pendekatan top-
down dan bottom-up dilaksanakan menurut jenjang pemerintahan. Rencana hasil
proses atas-bawah dan bawah-atas tersebut diselaraskan melalui musyawarah yang
dilaksanakan baik di tingkat nasional, provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, dan
kelurahan/desa.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bandar Lampung


Tahun 2010-2015 ini merupakan tahap kedua dari pelaksanaan Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Bandar Lampung Tahun 2005-
2025. RPJMD 2010-2015 ini selanjutnya menjadi pedoman bagi satuan kerja
perangkat daerah (SKPD) dalam menyusun Rencana Strategis satuan kerja perangkat
daerah (Renstra-SKPD) dan menjadi bahan pertimbangan bagi pemerintah daerah
dalam menyusun/menyesuaikan rencana pembangunan selama lima tahun ke depan.
Untuk pelaksanaan lebih lanjut, RPJMD akan dijabarkan ke dalam Rencana Kerja
Pemerintah Daerah (RKPD) yang akan menjadi pedoman bagi penyusunan Rancangan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) Kota Bandar Lampung.

1.2 DASAR HUKUM PENYUSUNAN

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 3


Landasan hukum dalan menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Kota Bandar Lampung 2010-2015 ini adalah :
1) Undang Undang Nomor 28 Tahun 1959 tentang Penetapan Undang Undang
Darurat Nomor 4 Tahun 1956 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956
Nomor 55), Undang Undang Darurat Nomor 5 Tahun 1956 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 56) dan Undang Undang Darurat Nomor
5 Tahun 1956 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 57),
tentang Pembentukan Daerah Tingkat II termasuk Kotapraja dalam Lingkungan
Daerah Tingkat I Sumatera Selatan sebagai Undang Undang (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 1821);
2) Undang Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4286);
3) Undang Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);
4) Undang Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4400);
5) Undang Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
6) Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437); sebagaimana telah diubah
kedua kalinya, terakhir dengan Undang Undang Nomor 12 Tahun 2008
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
7) Undang Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 126 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4438);

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 4


8) Undang Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4700);
9) Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 1982, tentang Perubahan Batas Wilayah
Kotamadya Daerah Tingkat II Tanjungkarang-Telukbetung (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3213);
10) Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1983, tentang Perubahan Nama
Kotamadya Daerah Tingkat II Tanjungkarang-Telukbetung menjadi Kotamadya
Daerah Tingkat II Bandar Lampung (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1983 Nomor 30, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3254);
11) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
12) Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007
Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
13) Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010 - 2014;
14) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan atas
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah;
15) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara
Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah;
16) Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 6 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Lampung Tahun 2005 -
2025;

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 5


17) Peraturan Gubernur Lampung Nomor 41 Tahun 2009 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Lampung Tahun
2010-2014;
18) Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 10 Tahun 2007 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Bandar Lampung Tahun
2005-2025;
19) Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 01 Tahun 2008 tentang Urusan
Pemerintah Daerah Kota Bandar Lampung (Lembaran Daerah Kota Bandar
Lampung Tahun 2008 Nomor 01);
20) Peraturan Walikota Bandar Lampung Nomor 21 Tahun 2008 tentang Tugas,
Fungsi dan Tata Kerja Badan Perencanaan Pembangunan Kota Bandar Lampung.

1.3 HUBUNGAN ANTAR DOKUMEN

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bandar Lampung ini
tidak dapat dilepaskan dan harus berintegrasi dengan keberadaan dokumen
perencanaan pembangunan lainnya sebagai dasar penyelenggaraan pemerintahan.
Bagan berikut ini adalah kaitan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota
Bandar Lampung dengan dokumen–dokumen perencanaan pembangunan lainnya.

Bagan 1 : Hubungan RPJM Kota Bandar Lampung 2010 – 2015


dengan Dokumen Perencanaan Pembangunan Lainnya

Pedoman Pedoman

Renstra Renja– RKA - KL Rincian


KL KL APBN

Pedoman diacu

Dijabarkan Pedoman
Pedoman
RPJP RPJM RKP RAPBN APBN
Nasional Nasional

Diperhatikan
diacu Diserasikan melalui Musrenbang

RPJP RPJM RKP RAPBD APBD


Daerah Pedoman Daerah Daerah

Dijabarkan Pedoman
diacu

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 6


Renstra Renja RKA- Rincian
SKPD SKPD SKPD APBD

Pedoman Pedoman

UU SPPN
UU KEUANGAN
NEGARA

1.4 SISTEMATIKA PENULISAN

Sistematika Penulisan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Kota Bandar Lampung Tahun 2010-2015 sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang pelaksanaan atas Peraturan Pemerintah No. 8
Tahun 2008 adalah sebagai berikut :

I. Pendahuluan
Secara substansi, bab ini akan memuat tentang latar belakang penyusunan
RPJMD Kota Bandar Lampung, dasar hukum penyusunan, hubungan antar
dokumen, sistematika penyusunan serta maksud dan tujuan penyusunan
RPJMD Kota Bandar Lampung 2010-2015.

II. Gambaran Umum Kota Bandar Lampung


Menjelaskan tentang kondisi geografis dan demografi, aspek kesejahteraan
masyarakat, aspek pelayanan umum, dan aspek daya saing daerah. Bab ini
juga menggambarkan capaian kinerja penyelenggaraan pemerintah yakni
uraian tentang hasil evaluasi terhadap pencapaian indikator sasaran dalam
RPJMD Kota Bandar Lampung sebelumnya (2005-2010) dibandingkan
dengan sasaran yang ingin dicapai dalam RPJPD Bandar Lampung 2005-2025
tahap I (pertama). Evaluasi ini akan difokuskan terhadap kinerja
pembangunan pendidikan, kehidupan beragama, kesehatan, sarana dan
prasarana perkotaan, keamanan dan ketertiban kota, pembangunan
perekonomian, SDA dan lingkungan, dan penyelenggaraan pemerintahan.

III. Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah


Bab ini menguraikan kondisi keuangan daerah baik sisi pendapatan dan
belanja serta gambaran ekonomi makro dalam kurun waktu lima tahun yang
lalu (2005-2010). Secara detail, bab ini akan menggambarkan hasil kinerja

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 7


keuangan masa lalu (2006-2010), kebijakan pengelolaan keuangan masa lalu
dan kerangka pendanaan sebagai dasar dalam perumusan arah kebijakan
keuangan daerah yang mencakup bidang pendapatan, belanja, dan
pembiayaan dalam periode 2010-2015 mendatang.

IV. Analisis Isu-Isu Strategis


Bab ini secara rinci terdiri dari dua substansi yakni permasalahan
pembangunan serta isu-isu strategis. Keduanya akan memaparkan gambaran
dan analisis situasi lingkungan baik internal maupun eksternal yang
diestimasikan akan berpengaruh terhadap perkembangan dan pembangunan
Kota Bandar Lampung dalam kurun waktu lima tahun ke depan sampai
Tahun 2015. Analisis lingkungan eksternal adalah isu yang ada pada tingkat
nasional dan isu tingkat Provinsi Lampung. Sedangkan analisis lingkungan
internal merupakan isu yang ada di Kota Bandar Lampung saat ini baik
bidang ekonomi, pendidikan, kesehatan, kesejahteraan sosial,
kepemerintahan, tata ruang, lingkungan hidup serta infrastruktur.

V. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Pembangunan 2010-2015


Bab ini memaparkan visi dan misi Kepala Daerah terpilih yang menjadi
orientasi utama dalam penyusunan dan pelaksanaan pembangunan Kota
Bandar Lampung yang selanjutnya akan menjadi Visi dan Misi Pemeirntah
Kota Bandar Lampung dalam RPJMD selama 5 (lima) tahun dari Tahun 2010
sampai dengan tahun 2015. Selain itu, juga akan diuraikan tujuan serta
sasaran yang hendak dicapai dari masing-masing misi tersebut

VI. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan Daerah


Bab ini menyajikan strategi pembangunan daerah berupa kebijakan Kepala
Daerah terpilih sebagai payung dalam perumusan program dan kegiatan
pembangunan Kota Bandar Lampung dalam mewujudkan visi dan misi kepala
daerah terpilih sesuai dengan tujuan dan sasaran yang hendak dicapai.
Dalam bab ini juga akan diuraikan Kebijakan Prioritas Tahap II (2011-2015)
dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Bandar
Lampung 2005-2025 sebagai salah satu dasar dalam penetapan strategi dan
arah kebijakan dalam RPJMD 2010-2015.

VII. Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Daerah

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 8


Bab ini menyajikan penjabaran kebijakan umum kepala daerah terpilih
sebagai arah bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) maupun lintas
SKPD dalam merumuskan kebijakan guna mencapai kinerja sesuai dengan
tugas dan fungsinya. Substansi dari Bab ini adalan rumusan program (baik
SKPD maupun lintas SKPD) yang selanjutnya akan diturunkan ke dalam
bentuk kegiatan serta indikator output (capaian) dari masing-masing
kegiatan. Program dan kegiatan ini juga menjadi landasan bagi SKPD dalam
menyusun Renstra SKPD sebagai penjabaran RPJMD 2010-2015.
Dalam bab ini juga akan diuraikan tentang kegiatan indikatif yang akan
dilaksanakan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah, lintas Satuan Kerja
Perangkat Daerah serta asumsi kebutuhan pendanaan per tahun. Sedangkan
rencana kerja terdiri atas rencana kerja kerangka regulasi dan kerangka
pendanaan yang disusun secara indikatif dan disesuaikan dengan kapasitas
fiskal daerah, bersumber dari APBD Kota Bandar Lampung, APBD Provinsi,
APBN dan sumber pendanaan lainnya yang sah.

VIII.Penetapan Indikator Kinerja Daerah


Bab ini akan menguraikan indikator kinerja daerah sebagai ukuran
keberhasilan pelaksanaan visi, misi, kebijakan, program dan kegiatan dalam
bidang ekonomi, pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan sosial, aparatur
dan kepemerintahan, lingkungan hidup dan tata ruang serta pengembangan
infrastruktur.

IX. Pedoman Transisi dan Kaidah Pelaksanaan


Bab ini memuat penjelasan tentang kaidah (pedoman) transisi dan kaidah
pelaksanaan RPJMD Kota Bandar Lampung serta mekanisme perencanaan
transisi untuk mengantisipasi kekosongan dokumen perencanaan jangka
menengah. Hal ini penting untuk menjaga kesinambungan pembangunan
dan mengisi kekosongan RKPD dan RPJMD setelah RPJMD berakhir.
Pedoman transisi bertujuan menyelesaikan masalah pembangunan yang
belum seluruhnya tertangani sampai dengan akhir periode RPJMD.
Sedangkan kaidah pelaksanaan, memuat ketentuan bahwa RPJMD ini
merupakan pedoman bagi SKPD dalam menyusun Renstra SKPD; digunakan
dalam penyusunan RKPD; penguatan peran para stakeholders dalam
pelaksanaan RPJMD; dan menjadi dasar evaluasi dan laporan pelaksanaan

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 9


atas kinerja lima tahunan dan tahunan dengan berpedoman pada peraturan
perundang-undangan yang berlaku dan arahan kebijakan nasional.

1.5 MAKSUD DAN TUJUAN RPJMD

MAKSUD
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) disusun dengan maksud
sebagai dokumen perencanaan komprehensif lima tahunan yang akan dipergunakan
sebagai pedoman dalam penyusunan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat
Daerah (Renstra SKPD), dan dijabarkan dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah
(RKPD).

TUJUAN
Tujuan dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bandar
Lampung Tahun 2010-2015 ini adalah :
1. Tersedianya satu pedoman resmi bagi seluruh jajaran pemerintah daerah dan
DPRD Kota Bandar Lampung dalam menentukan prioritas program dan kegiatan
tahunan yang akan dibiayai oleh APBD Kota Bandar Lampung dan sumber-
sumber pembiayaan lainnya.
2. Tersedianya satu tolok ukur untuk melakukan evaluasi kinerja tahunan bagi
setiap satuan kerja perangkat daerah dan pemerintah daerah.
3. Memberi gambaran tentang kondisi umum Kota Bandar Lampung saat ini dalam
konstelasi regional dan nasional sekaligus memahami arah dan tujuan yang ingin
dicapai dalam rangka mewujudkan visi dan misi daerah dalam kurun waktu lima
tahun ke depan.
4. Adanya panduan penyusunan program dan kegiatan yang terpadu, terarah, dan
terukur bagi seluruh jajaran aparatur pemerintah daerah dan DPRD Kota Bandar
Lampung.
5. Adanya arahan dalam memahami dan menilai arah kebijakan dan program serta
kegiatan operasional tahunan dalam rentang waktu lima tahunan.

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 10


RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

BAB
2 GAMBARAN UMUM
KOTA BANDAR LAMPUNG
RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015

2.1 ASPEK GEOGRAFI DAN DEMOGRAFI

2.1.1 Gambaran Umum

Kota Bandar Lampung dengan luas wilayah 197,22 Km² Atau 19.722 hektar terdiri dari
13 Kecamatan dan 98 Kelurahan. Secara geografis Kota Bandar Lampung terletak
pada 50 20’ sampai dengan 50 30’ lintang selatan dan 1050 28’ sampai dengan 1050 37’
bujur timur. Letak tersebut berada pada Teluk Lampung di ujung selatan pulau
Sumatera. Secara administratif batas daerah Kota Bandar Lampung adalah:
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan.
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Padang Cermin Kabupaten
Pesawaran dan Kecamatan Ketibung serta Teluk Lampung.
3. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Gedong Tataan dan Padang Cermin
Kabupaten Pesawaran.
4. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Tanjung Bintang Kabupaten
Lampung Selatan.

Tabel 1. Data Wilayah Administrasi Kota Bandar Lampung

Luas Wilayah Jumlah


No. Kecamatan
Km2 *) Kelurahan
1. Telukbetung Barat 20,99 8
2. Telukbetung Selatan 10,07 11
3. Panjang 21,16 7
4. Tanjungkarang Timur 21,11 11
5. Telukbetung Utara 10,38 10
6. Tanjungkarang Pusat 6,68 11
7. Tanjungkarang Barat 15,14 6
8. Kemiling 27,65 7
9. Kedaton 10,88 8
10. Rajabasa 13,02 4
11. Tanjung Senang 11,62 4
12. Sukarame 16,87 5
13. Sukabumi 11,64 6
Jumlah 197,22 98

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 11


Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Bandar Lampung, 2010
2.1.2 Topografi dan Kelerengan

Topografi Kota Bandar Lampung sangat beragam, mulai dari dataran pantai sampai
kawasan perbukitan hingga bergunung, dengan ketinggian permukaan antara 0
sampai 500 m daerah dengan topografi perbukitan hinggga bergunung membentang
dari arah Barat ke Timur dengan puncak tertinggi pada Gunung Betung sebelah Barat
dan Gunung Dibalau serta perbukitan Batu Serampok disebelah Timur. Topografi tiap-
tiap wilayah di Kota Bandar Lampung adalah sebagai berikut :

 Wilayah pantai terdapat disekitar Teluk Betung dan Panjang dan pulau di bagian
Selatan
 Wilayah landai/dataran terdapat disekitar Kedaton dan Sukarame di bagian Utara
 Wilayah perbukitan terdapat di sekitar Telukbetung bagian Utara
 Wilayah dataran tinggi dan sedikit bergunung terdapat disekitar Tanjung Karang
bagian Barat yaitu wilayah Gunung Betung, dan Gunung Dibalau serta perbukitan
Batu Serampok di bagian Timur.

Dilihat dari ketinggian yang dimiliki, Kecamatan Kedaton dan Rajabasa merupakan
wilayah dengan ketinggian paling tinggi dibandingkan dengan kecamatan-kecamatan
lainnya yaitu berada pada ketinggian maksimum 700 mdpl. Sedangkan Kecamatan
Teluk Betung Selatan dan Kecamatan Panjang memiliki ketinggian masing-masing
hanya sekitar 2 – 5 mdpl atau kecamatan dengan ketinggian paling rendah/minimum
dari seluruh wilayah di Kota Bandar Lampung.

Kondisi kelerengan yang terdapat di Kota Bandar Lampung juga sangat beragam,
kondisi geografis wilayah yang berbukit serta berada di kaki Gunung Betung
merupakan faktor pembentuk keragaman kelerengan di Kota Bandar Lampung
tersebut. Tingkat kemiringan lereng rata-rata wilayah di Kota Bandar Lampung berada
pada kisaran 0 – 20 % dan secara umum kelerengan wilayah Kota Bandar Lampung
berada pada 0 – 40 %, wilayah yang memiliki kemiringan lereng 0 % diantaranya
berada di wilayah Kecamatan Sukarame, Tanjung Karang Pusat, Tanjung Seneng,
Panjang, Teluk Betung Selatan dan Kecamatan Kedaton. Adapun wilayah yang
memiliki tingkat kemiringan lereng mencapai 40 % di antaranya adalah Kecamatan
Panjang, Teluk Betung Barat, Kemiling, dan Tanjung Karang Timur. Kondisi
kelerengan ini berpengaruh terhadap jumlah lahan yang dapat dimanfaatkan.

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 12


2.1.3 Hidrologi

Air Permukaan
Secara hidrologis Kota Bandar Lampung dilalui oleh sungai-sungai yang masuk dalam
Wilayah Sungai (WS) Way Seputih dan Way Sekampung yaitu Sungai Way Halim, Way
Awi, Way Simpur di wilayah Tanjung Karang dan Way Kuripan, Way Balau, Way
Kupang, Way Garuntang, Way Kuala, mengalir di wilayah Teluk Betung. Daerah hulu
sungai berada di bagian Barat, daerah hilir sungai berada di wilayah bagian Selatan
yaitu pada dataran pantai. Luas wilayah yang datar sampai landai meliputi 60 %.
Landai sampai miring 35 %, sangat miring sampai curam berjumlah 4 %.

Dilihat secara hidrologi maka Kota Bandar Lampung mempunyai 2 sungai besar yaitu
Way Kuripan dan Way Kuala, dan 23 sungai-sungai kecil. Semua sungai tersebut
merupakan DAS (Daerah Aliran Sungai) yang berada dalam wilayah Kota Bandar
Lampung dan sebagian besar bermuara di Teluk Lampung.

Sungai-sungai yang melintasi Kota Bandar Lampung adalah sungai kecil dengan debit
air yang kecil, diantaranya adalah Way Simpur, Way Penengahan, Way Kunyit, dan
Way Keteguhan Pada musim kemarau,sungai cenderung mengering,tetapi pada
musim hujan debit air akan bertambah semakin cepat, sedangkan daya tampung
sungai semakin terbatas akibat terjadinya penyempitan daerah aliran sungai yang
merupakan efek dari kegiatan pembangunan yang tidak memperhatikan garis
sempadan sungai serta pencemaran lingkungan sungai

Menurunnya daya dukung lingkungan menyebabkan kualitas air menurun, polusi


udara dan polusi tanah membawa dampak pula bagi pencemaran air. Pencemaran air
secara eksisting menurut laporan Badan Pengelolaan dan Pengendalian Lingkungan
Hidup (BPPLH) Kota Bandar Lampung pada tahun 2009 cenderung meningkat seiring
dengan meningkatnya pembangunan dan jumlah penduduk di wilayah Kota Bandar
Lampung serta meningkatnya kegiatan pembangunan di daerah hulu. Sumber
pencemaran air permukaan berasal dari kegiatan domestik rumah tangga, industri,
pasar, rumah sakit, dan lainnya. Kualitas air sungai di Bandar Lampung sebagian
besar telah mengalami penurunan. Kualitas air sungai Kota Bandar Lampung

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 13


digolongkan menjadi kelas III dan IV. Hal ini menjadi salah satu isu strategis dalam
pembangunan Kota Bandar Lampung lima tahun mendatang.
Air Tanah
Hingga saat ini kebutuhan air bersih penduduk Kota Bandar Lampung dipenuhi oleh
PDAM (air ledeng), air sumur permukaan, dan air tanah (sumur bor). Layanan air oleh
PDAM baik sambungan langsung maupun hidran umum belum mencapai 50 % dari
seluruh wilayah Kota Bandar Lampung. Sumber air untuk PDAM ini berasal dari Way
Rilau, Tanjung Aman, Batu Putih, Way Linti, Way Gudang, dan pengolahan air Sumur
Putri dengan debit air minimum 432 liter/detik dan maksimum 693 l/detik.

Dilihat dari akuifer yang dimilikinya, air tanah di Kota Bandar Lampung dapat dibagi
dalam beberapa bagian berdasarkan pourusitas dan permaebilitas yaitu:

 Akuifer dengan produktifitas sedang, berada di kawasan pesisir Kota Bandar


Lampung, yaitu di Kecamatan Panjang, Teluk Betung Selatan, dan Teluk Betung
Barat.
 Air tanah dengan akuifer produktif, berada di Kecamatan Kedaton, Tanjung
Senang, Kedaton, bagian selatan Kecamatan Kemiling, bagian selatan Tanjung
Karang Barat, dan sebagian kecil wilayah Kecamatan Sukabumi.
 Akuifer dengan produktifitas sedang dan penyebaran luas, berada di bagian utara
Kecamatan Kemiling, bagian utara Tanjung Karang Barat, Tanjung Karang Pusat,
Teluk Betung Utara, dan sebagian kecil Kecamatan Tanjung Karang Timur.
 Akuifer dengan produktifitas tinggi dan penyebaran luas, berada di sebagian besar
Kecamatan Rajabasa dan Tanjung Karang Timur.
 Akuifer dengan produktifitas rendah, berada di bagian utara Kecamatan Panjang,
Tanjung Karang Timur, dan bagian barat Kecamatan Teluk Betung Selatan.
 Air tanah langka, berada di Kecamatan Panjang.

Tabel 2. Zonasi Kawasan Resapan Air


Kota Bandar Lampung

ZONA KATEGORI RESAPAN WILAYAH


I Recharge Area Kemiling dan Teluk Betung Barat
Kecamatan Tanjung Karang Barat, Tanjung Karang
II Area Penyangga Timur, Panjang, Tanjung Karang Pusat, Teluk Betung
Utara, dan Teluk Betung Selatan.
III Resapan Rendah Kedaton, Sukarame, Tanjung Karang Barat
IV Resapan Sedang Tanjung Karang Pusat, Sukabumi, Tanjung Karang Timur
V Resapan Tinggi Sukabumi dan Sukarame

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 14


ZONA KATEGORI RESAPAN WILAYAH
Kawasan Dipengaruhi Pesisir Teluk Lampung, Teluk Betung Selatan, Panjang,
VI
Air Laut Teluk Betung Barat
Sumber: Badan Pengelolaan dan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPPLH) Bandar Lampung, 2010
2.1.4 Kondisi Iklim

a. Curah dan Hari Hujan

Pada tahun 2009 jumlah curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Desember, yaitu
433,10 MM, sedangkan yang terendah terjadi pada bulan Juli yaitu hanya 0,30
MM.berdasarkan data tersebut, dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir, curah
hujan rata-rata tertinggi pada tahun 2009, yaitu mencapai 179,30 MM. Tingginya rata-
rata curah hujan pada tahun 2009 berimplikasi pada meningkatnya volume air sungai
sehingga pada akhir tahun 2008 pernah terjadi banjir besar di Kota Bandar Lampung.

Bulan basah/kering terjadi jika jumlah curah hujan yang terjadi pada bulan tersebut
melebihi/kurang dari rerata curah hujan pada tahun bersangkutan. Berdasarkan rerata
curah hujan mengindikasikan bahwa bulan basah Kota Bandar Lampung pada tahun
2009 terjadi pada bulan November – Maret dengan rerata curah hujan bulanan berada
diatas 179,30 mm, sedangkan bulan keringnya yaitu bulan April – Agustus dengan
rata-rata curah hujan bulanan kurang dari 179 mm.

b. Temperatur Rata-Rata

Kota Bandar Lampung termasuk beriklim tropis basah yang mendapat pengaruh dari
angin musim (Monsoon Asia). Data Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika
Provinsi Lampung menunjukan bahwa temperatur Kota Bandar Lampung dalam kurun
waktu lima tahun terakhir berada pada kisaran 25 – 280C dengan suhu rata-rata
pertahun 26,30C. Temperatur udara di Kota Bandar Lampung sepanjang relatif stabil
dan tidak pernah menunjukan perubahan yang ekstrim, hal tersebut dapat
mengindikasikan bahwa kualitas lingkungan di Kota Bandar Lampung masih cukup
baik.

c. Kelembaban Udara

Kelembaban udara Kota Bandar Lampung antara tahun 2005 – 2009 rata-rata berkisar
antara 74 – 85 % dengan kelembapan rata-rata 78,4% per tahunnya. Kondisi tersebut
menunjukkan Kota Bandar Lampung memiliki kelembaban yang relatif tinggi. Pada
bulan Oktober hingga Januari kelembaban udara berada diatas kelembaban rata-rata.

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 15


Klasifikasi iklim menurut Koppen dikenal dan digunakan secara internasional
didasarkan pada curah hujan dan temperatur. Oleh sebab curah hujan tahunan rata-
rata sebesar 135,49 mm dan temperatur lebih dari 18 0C maka dilokasi termasuk iklim
A. Dengan rata-rata hujan setiap bulan lebih besar dari 60 mm maka di Kota Bandar
Lampung masuk pada zona iklim A, yaitu iklim hujan tropik yang kemaraunya pendek
dengan vegetasi hutan hujan tropik.

d. Hidrooceanografi

Kondisi hidrooseanografi Teluk Lampung yang termasuk dalam wilayah pesisir Kota
Bandar Lampung digambarkan dalam uraian mengenai bathimetri, pasang surut
(pasut), arus, gelombang, sedimen dan material dasar laut, dan kualitas air.
- Bathimetri
Teluk Lampung merupakan salah satu dari dua teluk di ujung paling Selatan
Pulau Sumatera. Kota Bandar Lampung dan wilayah pesisir Kota Bandar Lampung
terletak pada pangkal teluk, dan bagian mulut teluk (arah Selatan - Tenggara)
berhadapan langsung dengan Selat Sunda yang merupakan perairan penghubung
antara Laut Jawa di sebelah Utara dan Samudera Hindia di Selatan.

Deskripsi bathimetri wilayah pesisir Kota Bandar Lampung didasarkan pada Peta
Sumatera-Pantai Selatan, Teluk Kalumbayan hingga Pulau-Pulau Tiga skala
1:75.000 dengan inset Pelabuhan Panjang skala 1:25.000 dan Pelabuhan
Batubara Tarahan skala 1:20.000 (Dishidros TNI-AL, 1998). Dasar laut disisi
Timur teluk lebih curam daripada sisi Utara dan Barat atau pangkal teluk. Dasar
laut terdalam di wilayah Teluk Lampung hanya sekitar -27,49 m, dan hanya
berlokasi di batas arah Selatan wilayah pesisir Kota Bandar Lampung.

Apabila dilihat dari arah Utara ke Selatan dasar laut Teluk Lampung lebih landai,
kedalaman perairan Teluk Lampung sangat bervariasi dari -1 m sampai dengan -
27 m. Apabila dilihat dari arah Utara ke Selatan dasar laut Teluk Lampung lebih
landai, dari kedalaman -3,00, -14, dan -27 m baru dijumpai berturut-turut pada
jarak 113 m, 859 m dan 1,16 km. Sedangkan dari arah Barat ke Timur kedalaman
-1 m, -7 m dan -27 m baru dijumpai pada jarak 226 m, 169 m dan 1,16 km.

- Pasang Surut Laut (Pasut)

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 16


Tipe pasut di wilayah pesisir Kota Bandar Lampung adalah campuran dominasi
harian ganda (mix semi diurnal) dengan nilai bilangan Formzhal sekitar 0,45 (PT.
TELPP, 1999; PT. Pelindo II, 2001a). Pasut tipe ini bercirikan dua kali air naik dan
dua kali turun dalam satu hari lunar (24 jam 50 menit) namun ketinggian muka
air pada saat dua kali naik atau dua kali turun tersebut tidak sama. Tunggang
pasut (tidal range) atau beda tinggi antara muka air tertinggi dan terendah
berkisar antara 123–143 cm (Dinas Tata Kota Bandar Lampung, 2001; Pelindo II,
2001a). Karakteristik pasut Teluk Lampung adalah sebagai berikut:
 Tipe pasut mixed semi diurnal, dimana pada kawasan tersebut mengalami dua
kali pasang dan dua kali surut setiap harinya. Dalam satu hari, pasang pertama
akan berbeda dengan pasang kedua. Demikian pula halnya dengan surut
pertama akan berbeda dengan surut kedua. Hal ini biasa disebut sebagai
ketidaksamaan harian (daily inequality).
 Dalam satu bulan terjadi dua kali pasang tinggi (spring tide) dan dua kali
pasang rendah (neap tide). Pada saat pasang tinggi maka akan terjadi pasang
yang sangat tinggi dan surut yang sangat rendah. Sedangkan pada saat
pasang rendah akan terjadi pasang dan surut yang sangat kecil.
 Pasang-surut di Kawasan Pantai Teluk Betung Bandar Lampung mempunyai
kisaran tunggang pasut (tidal range) maksimal sebesar 143,8 cm.
 Satu periode pasang-surut di Kawasan Pantai Teluk Betung Bandar Lampung
adalah antara 10 jam hingga 14,5 jam.

Tabel 3. Tinggi Muka Air dari Low Water Spring (LWS)

No Muka Air Singkatan Ketinggian (M)


1 Highest astronomical tide HAT +1,80 M LWS
2 Mean high water spring MHWS +1,20 M LWS
3 Mean high water neap MHWN +1,00 M LWS
4 Mean sea level MSL +0,80 M LWS
5 Mean low water neap MLWN +0,60 M LWS
6 Mean low water spring MLWS +0.30 M LWS
7 Low water spring LWS 0,00 M LWS
8 Lowest astronomical tide LAT - 0,10 M LWS

Sumber :Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau kecil Kota Bandar Lampung

- Arus

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 17


Arus di wilayah pesisir Kota Bandar Lampung terdiri dari arus pasut (tidal current)
yang dibangkitkan oleh pasut dan arus non pasut yang utamanya dibangkitkan
oleh angin (wind drive current). Dominasi yang ada merupakan arus pasut
dengan kecepatan maksimum berkisar 0,12–0,40 knot sedangkan arus non pasut
hanya berkisar 0,04–0,12 knot. Mengacu pada hasil kajian yang tercantum dalam
Atlas Sumberdaya Wilayah Pesisir Lampung (1999), iklim di perairan pesisir,
terutama Pantai Barat Lampung dipengaruhi oleh Samudera Hindia yang dicirikan
oleh adanya angin muson dan curah hujan yang tinggi, sekitar 2500 – 3000
mm/tahun (Titik Kalianda, 1991). Angin berhembus dari arah Selatan selama
bulan Mei sampai September, dan dari arah yang berlawanan selama bulan
November sampai Maret. Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: Bulan
Desember, misalnya, belahan bumi Utara mengalami musim dingin.

Sedangkan belahan bumi Selatan akan mengalami musim panas. Sehingga angin
akan berhembus dari Lautan Pasifik yang basah ke arah Australia. Berlawanan
dengan arah angin, arus musim di Pantai Barat Lampung sepanjang tahun
mengalir ke arah Tenggara hingga Barat Daya.

Tabel 4. Kondisi Arus Wilayah Pesisir Kota Bandar Lampung

Arus Pasut Arus Non Pasut


Ulangan Kedalaman V maks Arah V Maks Arah
(knot) (0) (knot) (0)
0,34 258
0,2 D 0,06 118
0,12 60
0,26 206
1 0,5 D 0,06 169
0,26 334
0,12 205
0,8 D 0,06 184
0,34 334
0,22 202
0,2 D 0,10 163
0,24 305
0,20 190
2 0,5 D 0,10 191
0,24 317
0,32 13
0,8 D 0,12 197
0,20 217
0,40 141
0,2 D 0,04 236
0,40 344
0,22 90
3 0,5 D 0,06 259
0,36 294
0,34 103
0,8 D 0,30 342 0,06 246

Keterangan :D=Kedalaman -16 m,lokasi perairan pantai di Kel.Srengsem


Sumber :PT TELPP (1999)

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 18


Kondisi ini diperkirakan disebabkan oleh gradien tekanan antara perairan di Barat
Laut dengan perairan dibagian Tenggara dari Pantai Barat Sumatera. Kekuatan
arus berkisar antara 1 cm/detik hingga 45 cm/detik. Pada musim barat antara
bulan November hingga bulan Maret, arus mengalir dengan kecepatan 27
cm/detik hingga 45 cm/detik dan mencapai kecepatan maksimum pada bulan
Desember. Arus pada musim barat ini mengalir dengan tetap menuju kearah
Tenggara. Sedangkan arus pada musim timur antara bulan April hingga Oktober
melemah dengan kisaran kecepatan 1 cm/detik hingga 36 cm/detik. Pada bulan
Juli arus mencapai minimum, berkisar antara 1 cm/detik hingga 5 cm/detik.

Pada perairan mulut Teluk Lampung, kekuatan arus rata-rata bulanan berkisar
antara 1 cm/detik hingga 45 cm/detik, dimana kecepatan maksimum terjadi pada
bulan Januari dan Februari, dan kecepatan minimum pada bulan Maret dan April.
Arus rata-rata bulanan di Selat Sunda ini umumnya mengalir kearah Lautan
Hindia, kecuali pada bulan Maret, Agustus, dan Oktober. Bulan Maret, arus
mengalir ke Timur Laut (dari Lautan Hindia menuju Laut Jawa) dengan kecepatan
rata-rata 1 cm/detik. Agustus dan Oktober, arus mengalir ke Timur dengan
kecepatan 23 cm/detik pada Agustus dan 5 cm/detik pada Oktober.

- Gelombang
Informasi gelombang di wilayah pesisir Kota Bandar Lampung didasarkan pada
data tinggi gelombang maksimum dari PT. TELPP (1999). Pergerakan gelombang
dominan yang Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Kota Bandar
Lampung 39 terjadi adalah dari arah Tenggara dan Selatan dengan persentase
kejadian berturut-turut sebesar 26,48% dan 31,83%. Tinggi gelombang
maksimum yang paling dominan adalah >50 cm dengan persentase kejadian
sebesar 58,59%.

Tabel 5. Arah dan Tinggi Maksimum Kejadian Gelombang di Pesisir


Bandar Lampung

Jumlah
Arah Datang Gelombang
Tinggi (%)
Gelombang Timur Teng- Barat Barat
Utara Timur Selatan Barat
H maks (cm) Laut gara Daya Laut
Persentase Kejadian
25-30 0,00 0,00 0,00 0,28 0,56 0,28 0,28 0,00 1,41
30-40 0,56 0,00 0,85 2,82 4,23 3,66 0,86 0,00 12,96
40-50 0,26 1,41 1,69 9,58 7,89 3,94 2,25 0,00 27,04

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 19


>50 0,00 4,51 7,32 13,80 19,15 9,86 3,94 0,00 58,59

Jumlah (%) 0,85 5,92 9,86 26,48 31,83 7,75 7,32 0,00 100,00
Keterangan : Lokasi perairan pantai di Kelurahan Srengsem
Sumber :PT TELPP 1999

Arah Tenggara merupakan arah dominan berhembusnya angin. Hal ini terkait
dengan orientasi Teluk Lampung yang menghadap ke arah Tenggara. Dengan
kata lain, jika arah angin terbesar dari Barat Laut misalnya, maka untuk
pembangkitan gelombang di kawasan pantai Teluk Betung Bandar Lampung tidak
akan berpengaruh banyak. Gelombang di Pesisir Bandar Lampung yang relatif
rendah tersebut, disebabkan kedekatan dengan garis pantai, dan kedalaman air
(bathimetri) yang relatif dangkal. Dalam perambatan gelombang ke arah pantai,
maka gelombang akan mengalami proses refraksi, shoaling (pendangkalan),
difraksi, serta refleksi. Proses refraksi merupakan pembelokan arah gelombang
untuk mendekati kearah tegak lurus terhadap kontur dasar pantai. Hal ini
menyebabkan gelombang yang datang di pantai akan mempunyai orientasi yang
mendekati tegak lurus terhadap garis pantai. Proses shoaling adalah
berkurangnya secara berangsur-angsur tinggi gelombang sebagai akibat
pendangkalan kontur laut kearah pantai. Dengan demikian proses refraksi dan
shoaling berkaitan erat dengan profil pantai.

Kondisi fisik dan profil pantai terbentuk sebagai akumulasi pengaruh kondisi-
kondisi batas yang ada seperti gelombang, arus dan transportasi sedimen baik
secara langsung maupun tidak langsung terhadap pantai. Pengaruh kondisi-
kondisi batas ini akan menentukan bentuk pantai, keberadaan vegetasi penutup
pantai, kemiringan pantai, dan sebagainya. Proses difraksi adalah proses yang
dialami oleh gelombang jika menemui suatu rintangan. Rintangan tersebut bisa
berupa bangunan pemecah gelombang, setelah terkena penghalang maka
gelombang akan menjadi lebih kecil dibanding dengan tinggi gelombang datang.
Di Teluk Lampung terdapat banyak pulau dengan beraneka ragam ukuran.
Dengan demikian pulau pulau tersebut berfungsi sebagai rintangan yang akan
menyebabkan terdifraksinya gelombang yang datang di laut lepas. Tinggi
gelombang yang sampai di pesisir Bandar Lampung tidak akan terlalu besar
karena telah tereduksi oleh proses difraksi.

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 20


Sedangkan proses refleksi atau pemantulan adalah terpantulnya gelombang oleh
karena mengenai suatu lereng tertentu. Jika pengembangan kawasan pesisir
Bandar Lampung dengan menggunakan tanggul yang berdinding tegak maka
gelombang yang dipantulkan akan relatif besar, sedangkan jika menggunakan
dinding dengan sisi miring maka gelombang yang dipantulkan akan relatif sedikit
dan sebagian besar gelombang akan berubah menjadi gelombang rayapan.

- Sedimen dan Material Dasar Laut


Pergerakan sedimen sangat berhubungan dengan sungai, serta arus dan
gelombang laut. Wilayah pantai Kecamatan Teluk Betung Barat dan Teluk Betung
Selatan, serta Kecamatan Panjang bagian Utara merupakan muara dari sungai-
sungai utama di Bandar Lampung. Pada wilayah tersebut dominan terjadi
pergerakan sedimen yang berasal dari sungai dan kemudian terendapkan di dasar
laut, bahkan pada muara sungai Way Kuripan telah terbentuk tanah timbul yang
cukup luas. Pada wilayah Kecamatan Panjang bagian Selatan, pergerakan
sedimen lebih dominan berasal dari laut berupa pecahan koral dan pasir, kecuali
pada muara sungai Way Galih Panjang lebih didominasi oleh material yang
berasal dari sungai. Karakteristik sedimen tersebut, mempengaruhi bentukan
material dasar laut di wilayah pesisir Kota Bandar Lampung. Material dasar laut di
wilayah Kecamatan Teluk Betung Barat, Teluk Betung Selatan, Panjang bagian
Utara, dan muara sungai Way Galih Panjang adalah lempung, lanau, pasir, dan
pecahan koral. Sedangkan material dasar laut di wilayah Kecamatan Panjang
bagian Selatan kecuali muara sungai Way Galih Panjang, adalah pasir, kerikil,
kerakal, bongkah, batuan dasar, dan pecahan koral (PT. TELPP, 1999; PT. Pelindo
II, 2000, 2001a, dan 2001b; Dinas Tata Kota Bandar Lampung, 2001, Maryam,
2002).

f. Jenis Tanah

Kondisi tanah di Kota Bandar Lampung terdiri dari endapan bekas pantai dan endapan
bekas rawa dan sungai terdiri yang meliputi tanah lempung lembek, tanah lempung
bercampur pasir, semakin ke baratdaya semakin tebal, seperti di sekitar Pelabuhan
Panjang dan Tarahan. Dari potongan melintang bor dangkal (Sumber Seksi
Inventarisasi- Subdit Geologi Teknik – Direktorat dan Daerah Pertambangan) terlihat
bahwa semakin ke barat laut kedalaman lapisan pasir semakin mendominasi. Di Kota

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 21


Bandar Lampung dan sekitarnya kedalaman muka air tanah sangat dangkal sekitar 1,5
meter dan ke arah utara semakin dalam dari 5 meter sampai > 10 meter (Sub-
Direktorat Hidro-Geologi, Dit. GTL, 1984). Berdasarkan keterdapatan lapisan pasir, dan
muka air tanah yang cukup dangkal, maka di daerah–daerah tersebut sangat
berpotensi terjadi peristiwa pelulukan/likuifaksi, seperti di daerah–daerah Teluk
Betung Selatan, dan Utara. Kota Bandar Lampung secara eksisting juga dilewati oleh
patahan dan sesar aktif.

Dalam Sidarto dan S. Andi Mangga (2001), Harsa (1978) dan de Coster (1984)
menyatakan bahwa terdapat 4 perioda tektonik di Sumatera bagian Selatan, yaitu:
 Tektonik Mesozoikum Tengah,
 Tektonik Kapur Akhir – Tersier Awal,
 Tektonik Miosen Tengah, dan
 Tektonik Plio-Plistosen.

Untuk tujuan kajian tektonik Kuarter yang beraspek pengembangan wilayah, bahwa
tektonik pada masa Plio-Plestosin merupakan salah satu faktor utama dalam analisis
kajian ini. Hal ini disebabkan bahwa tektonik pada saat ini sangat berpengaruh
terhadap bentuk dan struktur geologi Sumatera sekarang.

Pada periode Pliosin – Plestosin ini ditandai oleh meningkatnya percepatan


konvergensi antara lempeng–lempeng Hindia – Australia dan Eurasia mencapai
kecepatan sekitar 7 cm/tahun sehingga menyebabkan Pegunungan Bukit Barisan
terangkat lagi, sementara Sesar Sumatera semakin berkembang, sementara itu di lajur
Lajur Busur Belakang batuan sedimen yang terbentuk, semakin terlipatkan dan
membentuk lipatan en echelon. Pada perioda ini juga, dicirikan dengan perubahan
sesar–sesar tegak dan sesar mengiri menjadi sesar menganan “dextral” (Kusnama
drr., 1994). Sesar lain yang berkembang sejajar dengan arah sesar Sumatera dan
selain itu sesar yang telah terbentuk sebelumnya teraktifkan kembali (Harsa, 1978 dan
De Coster, 1984 – dalam Sidarto dan S.A.Mangga , 2001).

Sesar yang telah terbentuk dan teraktifkan kembali itu menjadi obyek utama dalam
kajian ini dan diantaranya:
 Sesar Panjang,
 Sesar Padang cermin, dan

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 22


 Sesar Pantai Timur ( Sidarto dan S.Andi Mangga, 2001).

Topografi sesar Panjang merupakan tebing memanjang baratlaut – tenggara dengan


landai ke baratdaya. Bentuk lereng curam, kemiringan umumnya 50 0 atau lebih curam
kecuali di beberapa tempat bervariasi dari landai sampai menengah seperti disekitar
Tarahan dan Panjang. Batas tebing merupakan daerah perdataran pantai pada
umumnya merupakan daerah-daerah permukiman dan persawahan serta ladang.
Penampang memanjang memperlihatkan bahwa perbedaan kelandaian daerah
perdataran pantai dimana melandai ke arah baratlaut dengan perbedaan ketinggian
umumnya berbeda 1 meter namun di beberapa tempat terlihat bervariasi dari 7 meter
sampai 5 meter.

Topografi lainnya yang menunjukkan adanya penyesaran, terdiri dari pergeseran


sungai ataupun anak-anak sungainya serta pergeseran lembah-lembah, dan
terpotongnya teras-teras sungai pada arah barat laut – tenggara. Lima sampai tujuh
aliran sungai dan lembah serta teras-teras terpotong memperlihatkan pergeseran
menganan.

2.1.5 Geologi Lingkungan

Kondisi geologi dan tektonika di Indonesia tergolong rumit, hal tersebut dikarenakan
Indonesia merupakan pertemuan 3 lempeng utama yaitu Lempeng Samudera Hindia-
Australia yang bergerak ke Utara dan Lempeng Pasifik yang bergerak ke barat
membentur Lempeng Eurasia. Akibatnya di wilayah ini terjadi berbagai peristiwa
geologi/tektonika, seperti diantaranya pergeseran kerak bumi yang menyebabkan
peristiwa gempa bumi dan kegiatan magmatik atau gunung api, pertumbuhan busur
kepulauan dan lain sebagainya.

Dampak dari mekanisma peristiwa geologi tersebut diantaranya menimbulkan potensi-


potensi berlimpahnya kekayaan alam juga menyebabkan terjadinya potens bahaya
geologi, yang akan menjadi ancaman terhadap kekayaan, hasil pembangunan dan
masyarakatnyanya sendiri di wilayah NKRI ini, termasuk di dalamnya Kota Bandar
Lampung.

Peta Geologi Lembar Tanjung Karang (Andimangga dkk, 1993), menunjukan kondisi
geologi di Kota Bandar Lampung, dimana di dalamnya terlihat jelas beberapa patahan

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 23


yang melintas Kota Bandar Lampung. Patahan-patahan tersebut cenderung
merupakan patahan berpotensi aktif, tempat tertimbunnya energi kinetis yang setiap
saat terlepas yang akan menimbulkan goncangan gempa dan merupakan suatu
ancaman terhadap Kota Bandar Lampung.
Kondisi tanah yang mendominasi kota ini merupakan tanah-tanah bekas endapan
pantai dan sungai yang tersebar disekitar Teluk Lampung, dan di sekitar Tanjung
Karang didominasi oleh tanah lapukan hasil kegiatan gunung api muda dari Formasi
Lampung yang umumnya batuan tuffa. Sementara di tengah-tengah Kota Bandar
Lampung muncul bukit bukit mencuat dari tufa dan andesit.

a. Tutupan Lahan
Tutupan lahan di Kota Bandar Lampung secara eksisting sampai saat ini secara garis
besar terdiri dari kawasan lindung dan kawasan budidaya. Kegiatan reklamasi pantai
di Kota Bandar Lampung secara eksisting juga telah menambah luas daratan Kota
Bandar Lampung, jika pada tahun 2003 luas Kota Bandar Lampung hanya 19.218 Ha,
maka saat ini akibat adanya kegiatan tersebut luas Kota Bandar Lampung sudah
berjumlah 19.722 Ha. Secara umum jumlah lahan terbangun sampai saat ini telah
berjumlah 9920 Ha atau sekitar 54,65 % dari seluruh luas Kota Bandar Lampung,
sedangkan lahan yang belum terbangun saat ini memiliki luas sekitar 8230,89 Ha atau
sekitar 45,35 %
 Kawasan Lindung
- Kawasan Resepan Air
- Kawasan Sempadan Pantai
- Kawasan Sempadan Sungai
- Kawasan Sekitar Mata Air
- Kawasan Ruang Terbuka Hijau dan Hutan Kota
 Kawasan Budidaya
- Kawasan Perumahan
- Kawasan Perdagangan dan Jasa
- Kawasan Perkantoran
- Kawasan Industri
- Ruang Terbuka Non Hijau (RTNH)
- Ruang terbuka Hijau Non Alami
- Kawasan Peruntukan Lainnya

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 24


2.1.6 Potensi Pengembangan Wilayah

Dalam RTRW Kota Bandar Lampung 2010-2030 dijelaskan bahwa dengan potensi
serta kecenderungan perkembangan yang ada, ditunjang dengan lokasi yang
strategis, potensi alam, penduduk, dan potensi wilayah belakangnya, kota Bandar
Lampung terlihat menuju perkembangan yang prospektif. Dengan kedudukan potensi
tesebut, Bandar Lampung dapat berperan sebagai pusat pertumbuhan bagi Sumatera
bagian Selatan, serta pendukung Provinsi Lampung sebagai pusat produksi pertanian
nasional.

Kota Yang Prospektif

Kota Bandar Lampung memiliki prospek yang kuat untuk berkembang menjadi kota
besar dalam skala regional, nasional, bahkan internasional. Potensi kota Bandar
Lampung yang mendukung antara lain adalah (1) Lokasi geografis yang sangat
strategis, (2) Kedudukan yang dituju dalam kebijaksanaan tingkat nasional dan
regional, (3) Pemandangan alam yang indah yang dapat dimanfaatkan untuk menarik
wisatawan, (4) Keanekaragaman suku bangsa (multi ethnic), dan (5) Dukungan
wilayah sekitarnya (hinterland) yang menunjang pertumbuhan dan perkembangan
kota Bandar Lampung.

a. Lokasi yang strategis

Kota Bandar Lampung menempati posisi geografis yang sangat strategis, baik dalam
konstelasi internasional, nasional, maupun regional. Posisinya terhadap Singapura dan
Jakarta merupakan potensi bagi pengambilan peran dalam kerjasama ekonomi
regional IMS-AFTA. Dari segi jarak kedudukan kota Bandar Lampung terhadap kota-
kota besar seperti Jakarta dan wilayah pertumbuhan ekonomi Jabotabek dan Jawa
Barat menjadikannya salah satu pilihan bagi relokasi dan tempat limpahan kegiatan
ekonomi dari wilayah tersebut. Dalam kaitan ini, Bandar Lampung menjadi bagian dari
poros pertumbuhan Pantai Utara Jawa dan bagian dari proses perkembangan Pulau
Jawa bagian Barat.

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 25


Dalam kedudukannya kini, Bandar Lampung menjadi salah satu unggulan untuk
menjadi pusat pertumbuhan Sumatera bagian Selatan. Lokasinya di ujung Selatan
Pulau Sumatera akan memantapkan posisinya sebagai pintu gerbang utama antara
Pulau Jawa dengan Sumatera.
Kedudukan Bandar Lampung pada posisi geografis yang strategis ini didukung pula
oleh aksebilitas yang tinggi. Bandar Lampung dapat dicapai melalui jalan raya Tran
Sumatera, transportasi laut melalui Pelabuhan Bakauheni dan Pelabuhan Panjang,
serta jalur udara melalui Bandar Udara Branti yang berjarak lebih kurang 18 km dari
Bandar Lampung. Bandar Lampung pun memiliki posisi yang menguntungkan
terhadap obyek dan daya tarik wisata nasional maupun internasional, sepertiGunung
Krakatau, pelatihan gajah Way Kambas, dan lain sebagainya.

b. Kedudukan dalam Kebijaksanaan Nasional

Kebijakan nasional dan regional menetapkan Bandar Lampung sebagai pusat


pertumbuhan nasional dan merupakan orientasi bagi pusat pengembangan antar
daerah, pusat pengembangan daerah, dan pusat local.

Sebagai pusat pertumbuhan ekonomi potensial, kawasan Bandar Lampung – Metro


dijadikan salah satu kawasan andalan di Pulau Sumatera dengan sektor unggulan :
perdagangan; jasa; akomodasi; pariwisata; industry kerajinan; agroindustri; dan
industry manufaktur; transportasi; selain sebagai pusat pemerintahan. Berbagai
kebijaksanaan di atas, baik RTRW Nasional, RTRW Provinsi Lampung 2009-2029, dan
RTRW Kota Bandar Lampung 2010-2030 mempertimbangkan kedudukan Kota Bandar
Lampung sebagai pintu gerbang terhadap Pulau Jawa; adanya jalur lintas Trans-
Sumatera; pelabuhan Panjang; serta keberadaan pusat komando operasi Angkatan
Laut di Teluk Ratai bagi Indonesia bagian Barat.

Dalam perkembangan terakhir terungkap adanya pandangan ke depan bagi Provinsi


Lampung untuk berkembang tidak sekedar sebagai hinterland Jakarta dan Jawa Barat,
melainkan menjadi salah satu simpul distribusi barang dan jasa nasional melalui kota
Bandar Lampung. Hal ini selaras dengan arah kebijaksanaan penataan ruang nasional,
regional, dan lokal untuk Bandar Lampung.

c. Potensi Alam

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 26


Selain wilayah yang cukup luas, kota Bandar Lampung juga memiliki potensi alam
yang sangat indah, terutama laut dan perbukitannya. Kekhasan morfologinya mulai
dari pegunungan, perbukitan, daratan, hingga pantai yang terletak di bagian dalam
Teluk Lampung, menjadikan kota Bandar Lampung sangat potensial untuk dikunjungi
wisatawan. Citra endogenik “laut dan gunung” tersebut merupakan potensi keindahan
dan daya tarik kota Bandar Lampung.

Pantai yang berada di kota Bandar Lampung memiliki pemandangan yang


mempesona. Pantai Bandar Lampung ini memiliki keistimewaan tersendiri yaitu
terletak di suatu teluk yang nyaman, dengan keindahan panorama laut dan beberapa
gugusan pulau kecil di tengah teluk, yang potensial dikembangkan untuk wisata
rekreasi bahari. Hal ini juga ditunjang oleh letaknya yang tidak jauh dari pusat kota.
Fisiografi marin tersebut memanjang dari Tarahan, Panjang, Way Lunik, Teluk Betung.
Pesawahan, sampai ke arah Lempasing. Keindahan pantai dan Teluk Lampung ini
menjadi modal utama bagi Bandar Lampung untuk mengembangkan diri sebagai kota
pantai (waterfront city).

Perbukitan yang terletak di pusat kota dan bagian kota lainnya, juga merupakan
potensi alam yang secara khas dimiliki oleh Bandar Lampung. Selain berfungsi lindung
bagi pelestarian tata air dan konservasi tanah, perbukitan dengan tanaman hijaunya
akan berfungsi pula sebagai paru-paru kota. Pemanfaatannya yang terbatas dapat
diselaraskan dengan pengembangan wisata hutan raya.

d. Keanekaragaman Suku Bangsa

Salah satu cirri khas kota Bandar Lampung adalah keanekaragaman suku bangsanya.
Sejak dimulainya program transmigrasi dari Pulau Jawa ke Pulau Sumatera khususnya
ke Provinsi Lampung, penduduk Lampung terdiri dari berbagai suku bangsa. Dengan
keanekaragaman suku bangsanya, Lampung dikenal sebagai negeri yang ruwa jurai
(dua unsur) karena dihuni oleh masyarakat asli dan pendatang. Keanekaragaman suku
bangsa ini harus dipandang sebagai potensi atau kekuatan untuk membangun kota
Bandar Lampung, dalam arti kota Bandar Lampung menjadi semakin mudah
beradaptasi dan menerima pendatang baru, sehingga juga semakin mudah menerima
pengaruh pembangunan bagi wilayahnya.

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 27


e. Dukungan Wilayah Belakang

Kota Bandar Lampung didukung oleh hinterland yang merupakan wilayah penghasil
perikanan, perkebunan, dan lokasi berbagai industri. Dengan wilayah seluas 35.376,50
km², propinsi Lampung dijuluki wilayah unggulan, sentra pertumbuhan industri baru
dan pintu gerbang lintas Jawa-Sumatera. Provinsi Lampung tumbuh menjadi wilayah
penyangga bagi kegiatan pertanian dan industri pengolah hasil pertanian. Tanaman
perkebunan telah memperlihatkan perkembangan yang berarti sehingga sebagian di
antaranya mampu menjadi salah satu pemasok produk nasional. Komoditi yang
memegang peranan penting adalah gula, kelapa, lada, dan kopi robusta. Provinsi ini
segera akan menjadi daerah produsen gula terbesar di Indonesia yang mampu
memasok 40% kebutuhan gula nasional, setelah berbagai daerah produsen di Pulau
Jawa menghadapi keterbatasan lahan perkebunan tebu. Iklim industri gula yang sehat
sejak dua tahun terakhir menjadikan Lampung sebagai lumbung gula nasional, di
samping produk gula tetes yang diekspor. Selain gula, Provinsi Lampung juga
diharapkan mampu memasok kebutuhan daging segar. Sub-sektor peternakan juga
tumbuh pesat melalui pola PIR dan didukung pihak swasta melalui program kemitraan.
Sub-sektor perikanan juga mencatat perkembangan yang positif, terutama untuk
komoditi udang yang diternak di pertambakan.

Kegiatan industri yang terkait dengan hasil produksi pertanian selama ini relatif telah
berkembang. Dalam RPJP Provinsi Lampung, provinsi ini memastikan diri menjadi
sentra agroindustri pada skala nasional, dengan kopi dan lada sebagai komoditi
tradisional andalan. Namun demikian provinsi ini juga menunjukkan kecenderungan
diminati oleh industri manufaktur da kimia baik dalam rangka PMDN maupun PMA
sebagai limpahan kegiatan industri di Jabotabek, Banten dan Jawa Barat yang
semakin padat. Peran pihak swasta dalam perkembangan Provinsi Lampung terlihat
dari arus investasi yang tinggi, dimana lebih dari separuhnya ditujukan untuk bidang
pertanian dan agroindustri. Dalam hal ini, Provinsi Lampung termasuk daerah paling
unggul di luar Jawa.

Pusat Pertumbuhan

Sebagai pusat kegiatan Propinsi Lampung, sekitar 12,4% penduduk Provinsi Lampung
berada di kota Bandar Lampung. Berbagai pelayanan bagi wilayah yang lebih luas

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 28


disediakan oleh Kota Bandar Lampung, baik di bidang pemerintahan, niaga, jasa
keuangan, pendidikan, dan sebagainya.

Peran sebagai pusat pertumbuhan ditunjang oleh rencana peningkatan aksesibilitas


dari dan ke Kota Bandar Lampung. Dalam mewujudkan tercapainya mekanisme sistem
pusat pertumbuhan di Provinsi Lampung, telah terdapat tiga jalur lintas Sumatera,
yaitu :
 Jalur Tengah, mulai Pelabuhan Bakauheni - Bandar Lampung – Kotabumi dan
selanjutnya ke Muara Enim.
 Rencana Jalur Lintas Barat, mulai dari Bandar Lampung – Kota Agung – Liwa
dan selanjutnya ke Provinsi Bengkulu.
 Rencana Jalur Lintas Timur, mulai Pelabuhan Bakauheni – Menggala – Kayu
Agung dan seterusnya hingga ke Palembang.

Kesemuanya melintasi Bandar Lampung. Di samping itu, Bandar Lampung siap


berfungsi sebagai transhipment point dari berbagai moda angkutan. Hal ini didukung
oleh berbagai rencana pengembangan dalam sistem transportasi regional. Rencana
pembangunan Jembatan Selat Sunda yang menghubungkan Pulau Jawa da Sumatera
akan memperlancar aliran pergerakan penumpang dan barang antar pulau Jawa dan
Sumatera. Pelabuhan Panjang melengkapi sistem angkutan antar-moda bagi seluruh
Provinsi Lampung dan Sumatera bagian Selatan. Gagasan jaringan kereta api Trans
Sumatera menjadi salah satu alternatif sarana pergerakan antar-moda. Adanya
rencana pembangunan jaringan jalan tol ke arah Palembang juga akan turut
mendukung kelancaran aksesibilitas tersebut.

Kecenderungan perkembangan menunjukkan proses relokasi kegiatan ekonomi dari


Pulau Jawa bagian Barat ke Lampung. Bahkan untuk beberapa sektor ditetapkan
kebijaksanaan menjadikan Lampung sebagai basis produksi nasional. Hal ini
menjadikan Bandar Lampung potensial sebagai pusat distribusi barang dan jasa untuk
wilayah Sumatera bagian Selatan.

Pusat Koleksi dan Distribusi

Dengan lokasi yang strategis secara geografis, ketersediaan akses yang memadai, dan
jalur transportasi yang mendukung serta kelengkapan fasilitas penunjangnya,

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 29


menjadikan kota Bandar Lampung potensial sebagai pusat koleksi dan distribusi
berbagai barang dan jasa.

Perkembangan sektor ekonomi, khususnya pertanian di wilayah Provinsi Lampung


maupun Sumatera bagian Selatan, mendorong fungsi Bandar Lampung sebagai pusat
koleksi dan distribusi berbagai komoditi yang dihasilkan oleh wilayah belakangnya.
Fungsi sebagai pusat koleksi dan distribusi berbagai komoditi yang dihasilkan oleh
Sumatera bagia Selatan dilangsungkan oleh rencana pengembangan jaringan jalan
told an kereta api, jaringan jalan Trans Sumatera, serta rencana pengembangan
Pelabuhan Panjang. Kelengkapan fasilitas yang tersedia di kota Bandar Lampung juga
mendukungnya sebagai pusat koleksi dan distribusi barang dan jasa pada berbagai
skala pelayanan.

Aksesbilitas yang Semakin Baik

Kecenderungan pergerakan Pulau Jawa-Sumatera yang memberikan indikasi peranan


penting kegiatan sosial dan ekonomi keduanya menempatkan Provinsi Lampung pada
posisi sentral. Sejak tahun 1996, jumlah arus lalu lintas antara Pulau Jawa dan
Sumatera melalui pelabuhan Merak-Bakauheni menunjukkan pertumbuhan yang terus
meningkat. Kota Bandar Lampung sebagai pusat pertumbuhan akan memperoleh
pengaruh yang signifikan dari pergerakan tersebut melalui kemungkinan peningkatan
investasi di sektor regional, nasional, dan internasional. Bandar Lampung akan
menjadi salah satu alternatif pilihan setelah Jakarta, Banten dan Jawa Barat.

Untuk menampung peningkatan arus pergerakan dan mengatasi persoalan lalu lintas
yang selama ini ada, pemerintah telah merencanakan membangun jembatan Selat
Sunda untuk menghubungkan Pulau Jawa dan Sumatera. Mega-proyek ini sangat
prospektif karena pertumbuhan aliran penumpang dan barang antar kedua pulau
tersebut sangat tinggi, selama hamper satu dekade meningkat hingga 100%. Rencana
pembangunan jembatan ini akan memberikan dampak pada peningkatan aksesibilitas
dan berlanjut pada peningkatan aliran pergerakan orang dan barang antara Pulau
Jawa dan Sumatera.

Pembangunan jembatan Selat Sunda ini akan menggantikan peran transportasi laut
yang selama ini dilakukan oleh kapal penyeberangan melalui Pelabuhan Merak-

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 30


Bakauheni. Jembatan ini direncanakan memiliki panjang 60 km dan melintasi
beberapa pulau kecil di Selat Sunda, antara lain Pulau Panjurit, Pulau Rimau Balak,
Pulau Kandang Lunik, dan Pulau Sindu. Walaupun perspektif waktu pembangunan
jembatan Selat Sunda berjangka panjang, namun rencana jembatan tersebut menjadi
faktor yang harus dipertimbangkan dalam perkembangan Kota Bandar Lampung.
Untuk mendukung pergerakan antara Pulau Jawa dan Sumatera direncanakan
pembangunan prasarana transportasi darat mencakup jaringan jalan arteri primer,
jalan tol dan kereta api. Jalan tol direncanakan di bagian timur kota Bandar Lampung
ke arah Palembang sebagai kelanjutan jalur Jawa – Sumatera. Arteri primer sebagai
bagian Trans Sumatera dilengkapi jalur Lintas Barat dan Lintas Timur ke Provinsi
Bengkulu dan ke Sumatera Selatan. Gagasan pembangunan jalur kereta api Trans
Sumatera hingga Sumatera Utara akan berada pada sisi pantai Timur. Bandar
Lampung sebagai salah satu pusat jaringan pergerakan nasional melengkapi dirinya
dengan pembangunan Pelabuhan Panjang yang diarahkan sebagai pelabuhan ekspor-
impor dan antar-pulau. Kondisi fisik perairan pelabuhan memungkinkan
pengembangan sebagai gerbang internasional.

Pengembangan Transhipment Point Akibat Perkembangan Akses

Peran Bandar Lampung sebagai pusat koleksi dan distribusi barang dan jasa didukung
oleh Pelabuhan Panjang yang telah diminati oleh berbagai pihak untuk dikembangkan
sebagai pelabuhan antar Negara, terutama dalam konteks region Sumatera bagian
Selatan. Peranan yang dituju oleh pelabuhan ini adalah sebagai pelabuhan ekspor bagi
komoditi dan produk yang dihasilkan oleh Sumatera bagian Selatan. Pilihan ini
mempertimbangkan posisi strategis Pelabuhan Panjang sebagai gerbang lintas dua
kawasan ekonomi penting yaitu Sijori (Singapura-Johor-Riau) dan pusat pasar nasional
Jakarta dan Jawa Barat bagian Barat, terutama dalam mengisi kerjasama ekonomi
regional IMS-GT.

Untuk mendukung peran Pelabuhan Panjang sebagai pintu gerbang ekspor-impor bagi
Sumatera bagian Selatan, perlu dibangun berbagai saran dan prasarana penunjang, di
antranya adalah pembangunan terminal peti kemas dan curah yang kompetitif
terhadap pelabuhan lainnya seperti Tanjung Priok, Bojonegara, dan Palembang serta
mendorong pertumbuhan investasi di bidang jasa kargo.

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 31


Prospek Pengembangan Kota

Berbagai potensi yang dimiliki Bandar Lampung serta hinterland-nya, yang sebagian
telah diakomodasikan dalam kebijaksanaan dan rencana baik lingkup nasional,
regional maupun lokal, menggambarkan masa depan kota Bandar Lampung yang
prospektif. Antisipasi yang bersifat proaktif menjadi kebutuhan utama dalam
mendorong dan mengendalikan perkembangan kota Bandar Lampung, di mana tidak
lagi memadai apabila dalam menyongsong tahun 2015 semata mengandalkan
kecenderungan perkembangan kota Bandar Lampung secara berdiri sendiri sehingga
perlu didorong menuju kondisi yang kompetitif, baik pada skala internasional,
nasional, maupun regional.

Posisi geografis mengantar Bandar Lampung untuk meraih peluang menjadi salah satu
pusat pertumbuhan yang berperan dalam sistem ekonomi regional IMS-GT maupun
menjadi bagian dari koridor kegiatan ekonomi Indonesia yang terbesar, yaitu
Sumatera Selatan – Lampung – Banten – Jabotabek. Dalam konstelasi ruang
perekonomian tersebut, Bandar Lampung berpeluang mengisi fungsi-fungsi ekonomi
secara selektif dan kompetitif, terutama dalam sistem pusat-pusat pertumbuhan yang
ada. Peningkatan akses yang strategis bagi aliran barang adalah melalui
pengembangan Pelabuhan Panjang. Pelabuhan ini yang diharapkan menjadi
pelabuhan ekspor-impor terbesar di Sumatera bagian Selatan harus memanfaatkan
peluang dari limpahan daya tampung Tanjung Priok, bahkan menciptakan pelayanan
yang bersaing dengan Pelabuhan Bojonegara dan Palembang hingga menjadi
alternatif pilihan bagi aliran barang ke dan dari negara lain.

Dalam sektor ekonomi, kota Bandar Lampung memiliki peluang yang besar untuk
memantapkan diri menjadi pusat perdagangan dan jasa pada skala Sumatera bagian
Selatan. Sejalan dengan aktifitas ekspor-impor dan perdagangan antar-pulau, Bandar
Lampung memiliki peluang untuk menjadi pusat perdagangan hasil pertanian dan
industri dari Sumatera bagian Selatan maupun yang didatangkan dari daerah luar.
Hinterland Bandar Lampung pada waktu ini telah berperan sebagai pemasok hasil
perkebunan, peternakan dan perikanan yang diunggulkan, terutama komoditi gula,
kopi, lada, kelapa, daging segar dan udang. Juga terlihat kecenderungan tumbuhnya
kegiatan agroindustri menuju sentra agroindustri andalan di pulau Sumatera. Hal ini

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 32


memberikan peluang bagi Bandar Lampung untuk menyediakan fasilitas perdagangan
dan jasa bisnis seperti perbankan, perkantoran, dan sebagainya.

Sektor lainnya yang prospektif bagi Bandar Lampung adalah pariwisata, baik dalam
rangka menunjang pembangunan pariwisata di Sumatera bagian Selatan maupun
mendayagunakan potensi keindahan alam Bandar Lampung. Pengembangan obyek
wisata pantai dan laut serta perbukitan dalam kota Bandar Lampung menciptakan
daya tarik bagi wisatawan mancanegara maupun nusantara. Kelengkapan yang dapat
dipersiapkan oleh Bandar Lampung adalah penyediaan prasarana dan jasa pariwisata
seperti perhotelan, agen perjalanan, perbankan, dan infrastruktur pendukung lainnya.

Berbagai peluang perkembangan yang prospektif juga membawa prasyarat agar


kehidupan kota yang diharapkan dapat tercapai. Pertama adalah restrukturisasi trend
perkembangan fisik dan kedua adalah penciptaan iklim yang kondusif bagi
perkembangan kota Bandar Lampung.

Selain penyediaan prasarana dan sarana pendukung kegiatan ekonomi; penyiapan


kebijaksanaan, peraturan, dan program pembangunan menuju pemantapan Bandar
Lampung dalam memanfaatkan peluang ekonomi yang ada; perlu disiapkan pula
sumber daya manusia yang menunjang perkembangan ekonomi tersebut.

2.1.7 Kawasan Strategis Kota Bandar Lampung

Dasar Penetapan Kawasan Strategis

Kawasan strategis adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena


mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup kota terhadap ekonomi, sosial
budaya dan lingkungan. Dalam rangka mengembangkan, melestarikan, melindungi
atau mengkoordinasikan keterpaduan pembangunan (Kepmen PU Nomor 1 Tentang
Pedoman Penyusunan RTRW Kota). Kawasan Strategis merupakan kawasan yang
diprioritaskan/diperhatikan pertumbuhan dan pembangunannya.

Kawasan Strategis kota berfungsi untuk (a) Mengembangkan, melestarikan,


melindungi, dan/atau mengkoordinasikan keterpaduan pembangunan nilai strategis
kawasan yang bersangkutan dalam mendukung penataan ruang wilayah kota, (b)
Sebagai alokasi ruang untuk berbagai kegiatan pertumbuhan ekonomi, sosial dan

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 33


budaya, serta fungsi dan daya dukung lingkungan hidup dalam wilayah kota yang
dinilai mempunyai pengaruh sangat penting terhadap wilayah kota bersangkutan; (c)
Sebagai pertimbangan dalam penyusunan indikasi program utama RTRW kota; dan
(d) Sebagai dasar penyusunan rencana tata ruang wilayah kota

Kawasan Strategis Kota ditetapkan berdasarkan:


a) Tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang wilayah kota;
b) Nilai strstegis dari aspek-aspek eksternalitas, akuntabilitas, dan efisiensi
penanganan kawasan;
c) Kesepakatan para pemangku kepentingan dan kebijakan yang ditetapkan
terhadap tingkat kestrategisan nilai ekonomi, sosial budaya, dan lingkungan pada
kawasan yang akan ditetapkan
d) Daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup wilayah kota;dan
e) Ketentuan peraturan perundang-undangan terkait

Kawasan strategis kota ditetapkan dengan kriteria, sebagai berikut:


a) Memperhatikan kawasan strategis nasional dan kawasan strategis provinsi yang
ada di wilayah kota
b) Kawasan strategis kota dapat berhimpitan dengan kawasan strategis nasional dan
/atau kawasan strategis provinsi, namun harus memiliki kepentingan/kekhususan
yang berbeda serta harus ada pembagian kewenangan yang jelas
c) Dapat merupakan kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan
ekonomi, yaitu merupakan aglomerasi berbagai kegiatan ekonomi yang memiliki:
a) Pertumbuhan Ekonomi
- Berpotensi bagi pengembangan ekonomi kota;
- Sumber komoditi unggulan kota;
- Berpotensi ekspor;
- Didukung jaringan prasarana dan fasilitas penunjang kegiatan ekonomi;
- Merupakan bagian wilayah kota untuk pengembangan bagian wilayah kota
lainnya yang tertinggal, atau bagian kota yang memiliki ketertinggalan
secara ekonomi;
- Dan kriteria lainnya sesuai dengan kepentingan pembangunan kota.
Secara Tipologi Kawasan Strategis Kota dari aspek ini, dapat berupa
kawasan perdagangan dan jasa, kawasan pelabuhan, kawasan berikat,

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 34


dan kawasan lainnya yang memiliki andil strategis dalam pengembangan
ekonomi kota.
b) Sumber daya alam (SDA) dan/atau teknologi tinggi.
- Diperuntukkan bagi kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi berdasarkan lokasi sumber daya alam strategis, pengembangan
antariksa, serta tenaga atom dan nuklir;
- Memiliki sumber daya alam strategis;
- Mendayagunakan SDA yang dimiliki kota dan strategis untuk kepentingan
pembangunan kota;
- Dan kriteria lainnya sesuai dengan kepentingan pembangunan kota;

Secara Tipologi Kawasan Strategis Kota dari aspek ini dapat berupa kawasan
pelabuhan, kawasan Industri strategis, kota, kawasan pertambangan strategis kota,
dan kawasan lainnya yang mendayagunakan SDA atau menggunakan teknologi tinggi
strategis kota
c) Daya dukung lingkungan hidup
Kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung
lingkungan hidup meliputi:
- Merupakan tempat perlindungan keanekaragaman hayati;
- Merupakan kawasan lindung yang ditetapkan bagi perlindungan
ekosistem, flora dan/atau fauna yang hampir punah atau diperkirakan
akan punah yang harus dilindungi dan/atau dilestarikan;
- Memberikan perlindungan keseimbangan tata guna air yang setiap tahun
berpeluang menimbulkan kerugian;
- Memberikan perlindungan terhadap keseimbangan iklim makro;
- Menuntut prioritas tinggi peningkatan kualitas lingkungan hidup;
- Merupakan kawasan rawan bencana alam;
d) Sosial Budaya
- Tempat pelestarian dan pengembangan adat istiadat atau budaya;
- Prioritas peningkatan kualitas sosial dan budaya;
- Aset yang harus dilindungi dan dilestarikan;
- Tempat perlindungan peninggalan budaya;
- Memberikan perlindungan terhadap keanekaragaman budaya;
- Memiliki potensi kerawanan terhadap konflik sosial;

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 35


- Merupakan hasil karya cipta budaya masyarakat kota yang dapat
menunjukkan jati diri maupun penanda (vocal point, landmark) budaya
kota;
- Kriteria lainnya yang dikembangkan sesuai dengan kepentingan
pembangunan kota.

Secara tipologi kawasan kota dari aspek ini dapat berupa kawasan pusat perkatoran,
pemerintahan, pendidikan, kawasan wisata budaya, kawasan wisata buatan unggulan
kota, dan kawasan olah raga, kawasan cagar budaya, dan kawasan sosial budaya
strategis kota lainnya

Kawasan Strategis Kota Bandar Lampung

Kawasan yang berpotensi strategis dalam skala Provinsi dan Kota Bandar Lampung
yang perlu dikembangkan adalah :
a. Kawasan strategis berdasarkan RTRW Provinsi Lampung 2009 – 2029
1. Aspek Ekonomi
• Kawasan Pelabuhan Terpadu Panjang di Kota Bandar Lampung. Kawasan
pelabuhan terpadu terdiri atas daratan dan perairan di sekitarnya tempat
kapal bersandar, berlabuh, naik turun penumpang, bongkar muat barang
yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran, kegiatan
penunjang pelabuhan, dan antar moda transportasi. Untuk Meningkatkan
peran dari pelabuhan tersebut, maka dikembangkan pula fungsi industri.
Terkait dengan penetapan kawasan strategis ini, maka kewenangan dari
Pemerintah Provinsi adalah dimulai dari penyusunan Rencana Rinci
Kawasan Strategis, penyusunan DED prasarana kawasan, pembiayaan
pembangunan dan pengawasan.

2. Aspek Sosial Budaya


• Pengembangan kawasan olahraga terpadu di Kemiling (Kota Bandar
Lampung) yang dilengkapi dengan sarana prasarana berstandar nasional.
Pengembangan Kawasan Olah Raga Terpadu di Kemiling saat ini
didasarkan pada upaya Pemda Provinsi Lampung untuk menciptakan atlet-
atlet handal di berbagai bidang di tingkat nasional maupun internasional.
Untuk itu perlu didukung dengan pengembangan sarana dan prasarana

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 36


penunjang yang berskala nasional dan internasional, baik untuk latihan
maupun menciptakan event-event olahraga sebagai upaya peningkatan
kemampuan atlet di kancah nasional maupun internasional. Saat ini telah
terdapat GOR Saburai di Enggal ke Kecamatan Kemiling, yang dapat
dijadikan cikal bakal Kawasan Olahraga Terpadu dimaksudkan untuk
mendistribusikan beban spasial pusat kota ke wilayah pinggiran yang masih
terbuka peluang untuk pengembangannya. Pembangunan ini juga
dimaksudkan untuk membudayakan hidup sehat bagi masyarakat.

b. Arahan Rencana Kawasan Strategis Kota Bandar Lampung


1. Aspek Ekonomi
a) Kawasan Perdagangan Jasa Pusat Kota
- Merupakan kawasan pusat perdagangan dan jasa
- Munculnya aktivitas informal yang kecenderungannya cukup signifikan
- Aktifitas campuran komersial dengan rumah tinggal (Ruko),
permukiman
- Menjadi kawasan perdagangan (super blok perdagangan dan jasa) Jl.
R.A Kartini – Jl Radin Intan – Jl Ahmad Yani berikut beberapa kawasan
yang berada di sekitarnya.
b) Kawasan Water Front City
- Revitalisasi dan penataan kawasan pantai
- Menjaga keseimbangan ekosistem dan kelestarian lingkungan hidup
dan meningkatkan estetika kota
- Mengembangkan pusat pertumbuhan berbasis potensi sumber daya
alam dan kegiatan pariwisata sebagai penggerak utama pengembangan
wilayah
- Menjadikan kawasan yang memiliki nilai ekonomis
- Aktifitas campuran komersial dengan sarana fasilitas wisata dan
pelestarian lingkungan hidup
- Mengintensifkan promosi peluang investasi dan menjadikan kawasan
sarana penunjang kegiatan ekonomi
2. Aspek SDA dan Teknologi

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 37


Kawasan Pendidikan Tinggi Munculnya aktivitas pendidikan tinggi di
sepanjang Jalan ZA Pagar Alam (Kedaton, Gedong Meneng, Rajabasa) dan
sekitarnya (fungsi sosial budaya) dan wilayah Sukarame
- Aktivitas ini juga mendorong pertumbuhan kegiatan perdagangan pada
sekitar jalan ini yang cenderung tidak tertata dan terkendali
- Selain itu, akibat aktivitas pendidikan tinggi tersebut, muncul klaster-
klaster rumah sewa (kost – kostan)
- Aktivitas perekonomian pada kawasan inipun menjadi cukup dinamis
- Perlu adanya upaya penataan dan pengendalian sehingga kawasan ini
tumbuh menjadi kawasan pendidikan tinggi yang terpadu.
3. Aspek Lingkungan Hidup
Kawasan TAHURA Wan Abdurahman (Reg 19), Kawasan Batu Putu, dan
Sukadanaham
- Kawasan ini ditetapkan sebagai kawasan lindung
- Merupakan daerah tangkapan air serta hulu beberapa sungai besar di
Kota Bandar Lampung
- Menjaga kelestarian air permukaan sebagai alternatif utama dalam
pemenuhan sumber air baku Kota Bandar Lampung
- Hanya 30% berada pada administrasi Bandar Lampung (sisanya Kab.
Pesawaran)
- Pengembangan wisata alam (ekowisata)
- Menjadikan kawasan lindung yang memiliki nilai ekonomis
- Kawasan Batu putu harus dikendalikan untuk kegiatan budidaya
4. Aspek Sosial Budaya
Kawasan bersejarah Situs budaya di wilayah Kedamaian merupakan kawasan
cagar budaya yang harus dilindungi dan dilestarikan keberadaanya. Hal ini
dimaksudkan untuk melindungi kekayaan budaya berupa peninggalan-
peninggalan sejarah dari ancaman kepunahan yang disebabkan oleh kegiatan
alam maupun manusia.
Rencana penanganan situs budaya wilayah Kedamaian adalah:
- Rencana Pemeliharaan dan pelestarian situs budaya
- Revitalisasi situs budaya
- Pengembangan sistem kepariwisataan khususnya wisata budaya
- Mengembangkan ilmu pengetahuan dan Teknologi

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 38


- Menjaga kelestarian keberlanjutan lingkungan hidup

2.1.8 Wilayah Rawan Bencana di Kota Bandar Lampung

Kawasan rawan bencana alam adalah kawasan yang sering atau berpotensi tinggi
mengalami bencana alam. Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi
Lampung 2009-2029 dan studi mitigasi bencana Kota Bandar Lampung tahun 2009
wilayah Kota Bandar Lampung saat ini memiliki beberapa kawasan yang diidentifikasi
sebagai kawasan rawaan bencana alam, seperti gempa bumi, tanah longsor dan
banjir. Perlindungan terhadap kawasan rawan bencana alam dilakukan untuk
melindungi manusia dan kegiatannya dari bencana yang disebabkan oleh alam
maupun secara langsung tidak langsung oleh perbuatan manusia.

Arahan pemanfaatan dan pengelolaan ruang kawasan bencana alam dilaksanakan


melalui :
- Pengurangan dampak bencana karena abrasi pantai, intrusi air laut, dan
amblesan (land subsidence), banjir, gempa dan kebakaran;
- Pemanfaatan ruang dengan mempertimbangkan karakteristik, jenis ancaman
bencana;
- Pengurangan dampak bencana melalui penentuan jalur evakuasi dari
permukiman penduduk dan pusat-pusat kegiatan perkotaan;
- Pengurangan dan pengendaliaan pemanfaatan ruang bagi kegiatan
permukiman dan fasilitas umum penting lainnya;
- Pengembangan ruang terbuka hijau dan pembangunan fasilitas umum
- Pelaksanaan rekayasa teknik dan penyediaan fasilitas guna mengantisipasi
terjadinya bencana

Rawan Bencana Tanah Longsor dan G erakan Tanah

Secara eksisting kawasan rawan tanah longsor di Kota Bandar Lampung terdapat di
daerah yang kondisi tanahnya sangat miring sampai curam di wilayah bagian barat
yaitu kawasn gunung betung, gunung Balau serta perbukitan serampok dibagian
timur. Berdasarkan laporan dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi
Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesi bulan September
2010, beberapa wilayah di Bandar Lampung juga memiliki potensi gerakan tanah

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 39


kategori menengah di Kecamatan Sukarame, Tanjung Karang Timur, Panjang, Teluk
Betung Utara, Teluk Betung Barat, Tanjung Karang Pusat, dan Tanjung Karang Barat.

Arahan untuk perlindungan terhadap kawasan rawan bencana longsor, sebagai


berikut:
- Pembatasan pengembangan prasarana dan sarana umum di kawasan rawan
bencana longsor khusunya pada kawasan dengan kemiringan lereng >40%
- Menutup dan melarang kegiatan penambangan di seluruh bukit dan gunung serta
revitalisasi kawasan lindung lainnya
- Penerapan sanksi yang tegas bagi kegiatan maupun pelaku yang merusak
kawasan lindung
- Pengenaan kewajiban kepada pemanfaat ruang di kawasan rawan bencana
longsor (penghijauan,pembangunan retaining wall, dsb) dalam cakupan yang
lebih luas daripada lahan yang dikuasi;
- Pemberian prefensi kepada pemanfaat ruang yang tersedia untuk membebaskan
dan menghutankan lahan kawasan rawan bencana longsor.

Rawan Gelombang Pasang dan Tsunami

Berdasarkan analisis tektonik kawasan yang rawan terhadap bencana tsunami di Kota
Bandar Lampung dan sekitarnya terletak di bagian utara komplek hunjaman Sunda
dan di barat-utara Gn.Krakatau yang berpotensi menimbulkan gelombang tsunami.
Kondisi eksisting menunjukan beberapa kawasan di Bandar Lampung berbatasan
langsung dengan Teluk Lampung dan memiliki topografi landai, yaitu wilayah-wilayah
Kecamatan Teluk Betung Selatan, Teluk Betung Barat, dan Panjang dimana daerah ini
teridentifikasi sebagai kawasan terhadap rawan bencana gelombang tsunami. Jumlah
penduduk di kawasan rawan tsunami ini diperkirakan berjumlah 184.759 jiwa dengan
kepadatan sekitar 70 jiwa/hektar. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.2
Rawan tsunami Kota Bandar lampung.

Tabel 6. Sebaran Penduduk di Kawasan Rawan Tsunami Tahun 2010

Luas Penduduk Kepadatan


No Kelurahan
(Ha) (Jiwa) (Jiwa/Ha)
Kecamatan Teluk Betung Barat
1 Sukamaju 550 5.177 9
2 Keteguhan 256 9.020 35

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 40


Luas Penduduk Kepadatan
No Kelurahan
(Ha) (Jiwa) (Jiwa/Ha)
3 Kota Karang 80 22.122 277
4 Perwata 40 4.197 105
5 Kuripan 84 6.213 74
Kecamatan Teluk Betung Selatan
6 Pesawahan 63 22.941 364
7 Kangkung 30 14.462 482
8 Bumi Waras 72 24.617 342
9 Sukaraja 79 13.866 176
10 Way Lunik 144 10.882 76
11 Ketapang 339 5.595 17
Kecamatan Panjang
12 Srengsem 556 9.165 16
13 Panjang Selatan 106 12.756 120
14 Panjang Utara 122 13.890 114
15 Karang Maritim 105 9.855 94
Total 2.626 184.759 70
Sumber: BPS Kota Bandar Lampung, 2010

Arahan terhadap kawasan rawan gelombang tsunami yaitu :


- Perencanaan jalan akses untuk jalur evakuasi disetiap beberapa kilometer,
menggunakan jalan yang sudah ada atau perencanaan jalan tersendiri (rencana
jalur evakuasi lihat bab 3 sub bab jalur evakuasi bencana)
- Pembuatan tanggul penahan – pemecah gelombang
- Revitalisasi dan reboisasi garis sempadan pantai, pengembangan sabuk hijau dan
jalan inspeksi sebagai buffer
- Pengembangan rumah bangunan berbasis mitigasi bencana
- Pengembangan ruang evakusi dapat berupa bukit, tanggul atau bangunan
bertingkat yang berfungsi untuk menyelamatkan diri

Rawan Banji r

Kawasan rawan banjir adalah kawasan yang diidentifikasi sering dan berpotensi tinggi
terjadi banjir. Kawasan rawan banjir terjadi disebabkan oleh tersumbatnya sungai
maupun karena penggundulan hutan disepanjang sungai, bencana banjir terjadi
hampir disetiap musim penghujan dan dipengaruhi oleh beberapa faktor dalam berupa
curah hujan yang diatas normal dan adanya pasang naik air laut. Disamping itu faktor

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 41


lainnya adalah ulah manusia juga seperti penggunaan lahan yang tidak tepat
(permukiman bantaran sungai, daerah resapan, penggundulan hutan dan sebagainya),
pembuangan sampah ke dalam sungai, dan permukiman di daerah dataran banjir dan
sebagainya. Beradasarkan analisis kawasan rawan banjir di Kota Bandar Lampung
tersebar di beberapa lokasi. Arahan pengembangan daerah rawan bencana banjir
diantaranya :
- Memperbaiki kondisi fisik saluran drainase yang ada dengan meningkatkan
kualitas pelayananya dan segala jenis kegiatan yang mempengaruhi kelancaran
tata drainase di kawasan banjir dilarang
- Pembangunan fisik berupa pengembangan saluran drainase diutamakan
- Pembuatan tanggul pada sungai-sungai
- Pembuatan kolam penampung air pada daerah-daerah yang memiliki potensi
banjir
- Dilakukanya kegiatan-kegiatan reboisasi atau penghijauan dan penyuluhan
terhadap masyarakat yang tinggal pada wilayah yang memiliki potensi bahaya
banjir

Rawan Gempa Bumi

Pengamatan lapangan dan penelitian menjelaskan bahwa Kota Bandar Lampung


memiliki potensi bahaya alam yang terdiri dari bahaya goncangan gempa bumi,
pergeseran tanah “ ground – faulting” bahaya pelulukan/likuifaksi akibat dari bahaya
ikutan “colateral hazard” gempa bumi, tumbuh-tumbuhan yang semakin gundul,
kondisi batuan yang sebagian sudah lapuk, pola drainase, kandungan cairan dalam
batuan dan tanah lapukan dan tanah di beberapa tempat menunjukkan kondisi yang
rentan terhadap gempa bumi.

Kawasan rawan gempabumi teridentifikasi dan dikelompokan dalam 5 zona


berdasarkan potensi besaran gempa dengan skala VII MMI – IX MMI. Wilayah paling
rawan berada di sekitar Teluk Betung Selatan, Panjang, sebagian Teluk Betung Utara,
Teluk Betung Barat, dan Tanjung Karang Pusat. Sedangkan kawasan yang relatif
aman dengan potensi paling rendah ada di Kecamatan Rajabasa, Kecamatan Kedaton,
Kecamatan Sukarame, dan Kecamatan Tanjung Senang. Arahan pengendalian
kawasan rawan gempabumi adalah:

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 42


 Menyiapkan ruang terbuka hijau dan non hijau yang dapat berfungsi sebagai
tempat evakuasi
 Pembangunan perumahan dan sarana umum agar menggunakan kontruksi
bangunan tahan gempa

Tabel 7. Rencana Tindak Mitigasi Bencana Kota Bandar Lampung

NO RENCANA TINDAK BENTUK TINDAKAN


1 Memperkuat Institusi Meningkatkan koordinasi pertolongan atau
Penanggulangan memanfaatkan koordinasi yang ada daklam keadaan
Bencana darurat serta meningkatkan kemampuan komunikasi
untuk keadaan darurat antar instansi terkait,
Mengadakan kerjasama antar pihak-pihak yang
berkaitan dengan masalah bencana
Mengembangkan dan meningkatkan kemampuan
pusat kendali operasi (PUSDALOP) dalam keadaan
darurat
2 Meningkatkan dan Mempersiapkan rencana penanggulangan keadaan
memantapkan rencana darurat yang mendalam dan terpadu. Rencana
dan kemampuan tersebut berisi;
tanggap darurat  Tugas dan tanggung jawab setiap organisasi atau
pihak yang terlibat secara internal dan eksternal.
 Tugas-tugas yang diuraikan secara eksplisit dan
harus ada daftar keberhasilan tiap tugas
 Uraikan struktyur organisasi penanggulangan
bencana secara terstruktur dan jelas kedudukannya
terutama aspek dasar hukumnya.
 Uraikan mekanisme koordinasi manajemen sistem
informasi, sistem pembiayaan, sistem komunikasi
dan mekanisme administrasi/logistik
 Mekanisme penyelamatan dan pencarian korban
(SAR) saat tanggap darurat
 Inventarisasi peralatan, fasilitas-fasilitas baru yang
saat ini telah ada
 Penetapan dan revisi rencana tanggap darurat
secara berkala (misalnya tiap tahun atau lima
tahun sekali).
Mengadakan pelatihan untuk melaksanakan rencana
tindak
Meningkatkan koordinasi pertolongan keadaan
darurat dan kemampuan komunikasi untuk keadaan
darurat antar instansi
Memberikan informasi kepada masyarakat guna
meningkatkan kewaspadaan dalam menghadapi
keadaan darurat bila terjadi bencana (gempabumi,
tsunami dan banjir), bisa melalui media-media yang
ada

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 43


NO RENCANA TINDAK BENTUK TINDAKAN
Meningkatkan wawasan dan kemampuan tanggap
darurat melalui pertemuan rutin anggota SATLAK PB
atau kegiatan ilmiah seperti: seminar, lokakarya dan
training, dll
Meningkaatkan fasilitas sinyaal tanda keadaan
darurat kota seperti pemasangan alarem, dan tanda
bahaya lainnya
Mengadakan pelatihan untuk melaksanakan rencana
tindak, melalui simulasi atau pertolongan pada
musibah-musibah kecil yang terjadi di lapangan
Melatih personil yang terlibat dalam penanggulangan
keadaan darurat baik melalui rutin SDATLAK, POLRI
yang tergantung dalam tim SAR, pelatihan UPGD
(Upaya Penanggulangan Gawat darurat ) bagi tim
medis, maupun pelatihan formal lainnya
Secara berkala mengadakan latihan penanggulangan
keadaan daruraat berdasarkan perkiraan kerusakan
dan gangguan/kekacauan
Mengadakan pelatihan personil seperti P3K, dapur
umum, SAR bagi anggota masyarakat/pegawai
intansi/perusahaan tertentu bekerjasama dengan
dinas terkait
Mengembangkan disiplin bekerja dan tanggung
jawab semua pihak yang memakai fasilitas RS
Mengadakan pelatihan untuk persiapan dan tindak
darurat di sekolah-sekolah kantor dll serta
menggunakan pengalaman untuk mengidentifikasi
titrik titik lemah, meningkatkan tanggap darurat dan
estimasi kerugian
3 Meningkatkan kepedulian Mengembangkan program kepedulian masyarakat
masyarakat pada terhadap bahaya serta bencana (gempa, tsunami,
masalah-masalah yang dan banjir).Program
berhubungan dengan Yang dikembangkan mencakup tiga langkah
risiko bencana (gempa, penanganan dan pilihan yang harus di ambil dalam
tsunami dan banjir), keadaan darurat akibat bencana (gempa, tsunami
dan banjir), yang meliptuti: bagaimana
mempeersiapkan diri bila bencana terjadi (gempa,
tsunami dan banjir), bagaimana memperbaiki
keadaan setelah bencana tersebut, dan pilihan-
pilihan sulit yang harus diambil dalam
menanggulangi bencana
Penyebaran informasi bencana (gempa, tsunami dan
banjir) yang singkat dan jelas melalui media massa,
media elektronik, poster dll,
Mengadakan penyuluhan kepada masyarakat secara
rutin melalui organisasi-organisasi kemasyarakatan
yang ada
Kampanye bencana (gempa, tsunami dan banjir)

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 44


NO RENCANA TINDAK BENTUK TINDAKAN
melalui workshop dan seminar
4 Meningkatkan kinerja Identifikasi daerah-daerah operasi yang paling rawan
sistem infrastruktur dan dan memfokuskan prioritas utama pada peningkatan
utilitas dalam ketahanan bencana (gempa, tsunami dan banjir) dari
menghadapi bencana sistem –sistem infrastruktur dan utilitas pada daerah
(gempa, tsunami dan tersebut
banjir Kerangka utama dalam program jangka pendek dan
jangka panjang diprioritaskan pada peningkatan
kemampuan dan kekuatan sistem infrastruktur dan
utilitas daklam menghadapi bahaya (gempa, tsunami
dan banjir)
Mengadakan kajian kerawanan bahaya (gempa,
tsunami dan banjir) terhadap infrastruktur dan
sistem utilitas yang ada berdasarkan hasil kajian
risiko bahaya (gemap, tsunami dan banjir). Sektor-
sektor yang akan dikaji meliputi:
 pengadaan air
 Listrik
 Telekomuinikasi
 Jembatan dan jalan
 Sistem drainase
 Saluran pembuangan air kotor dan limbah
 depot minyak dan gas
 Rel dan jembatan kereta api
 Menara penghontrol lau lintas udara (ATC), fasilitas
bandara dan landasan
Meningkatkan ketahanan dan kinerja fasilitas-
fasilitas penting dan esensial yang ada terhadap
keadaan darurat akibat bencana (gempa, tsunami
dan banjir), meliputi fasilitas-fasilitas: Jalan utama,
jaringan kereta api, jembatan, Bagian-bagian penting
dari jaringan telekomunikasi, listrik, air minum, dan
Lapangan terbang.
Meningkatkan kesiapan masing-masing instansi
dalam menghadapi bencana (gempa, tsunami dan
banjir)

Mengkaji dan meningkatkan kualitas sistem drainase


bawah permukaan, baik untuk air bersih maupun air
limbah
Meningkatkan ketahanan fasilitas dan petraalatan
teknis lapangan
5 Meningkatkan ketahanan Mengidentifikasi dan menilai kerawanan bangunan-
terhadap gempa pada bangunan strategis dan penting terhadap bencana
bangunan strategis dan (gempa, tsunami dan banjir) beserta alat-alat
penting keselamatan.
Meningkatkan ketahanan bencana (gempa. tsunami
dan banjir) pada bangunan-bangunan yang melayani

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 45


NO RENCANA TINDAK BENTUK TINDAKAN
fungsi-fungsi penting seperti: gedung-gedung
pemerintah, rumah sakit, gedung dinas kebakaran dll
Memberikan rekomendasi teknis untuk
mengantisipasi risiko bencana pada pengelola dan
pengguna gedung yangmeliputi; sebelum terjadi
(pendataan/inventarisasi barang/benda penting,
sesaat : prosedur penyelamatan benda-benda-benda
berharga/penting (dokumen dll), setelah bencana :
inventarisasi benda-benda berharga.
6 Meningkatkan ketahanan Mengidentifikasi dan menilai kerawanan bangunan di
terhadap gempa pada sekitar perumahan dan pasilitas umum, terutama
bangunan perumahan yang terletak pada daerah – daerah yang paling
dan fasilitas umum rawan terhadap bencana (gempa, tsunami dan
banjir)
Mengupayakan peningkatan ketahanan bencana
(gempa, tsunami dan banjir) pada bangunan-
bangunan perumahan, dan bangunan yang
berfungsi sebagai fasilitas umum ( mall & super
market), pasar tradisional, pertokoan, stasiun KA dan
terminal bis.
Meningkatkan kinerja pada bangunan perumahan
dan fasilitas umum yang akan mendukung kegiatan
darurat bencana (rumah sakit dan fasilitas-fasilitas
pendukung medis), Dinas kebakaran di lokasi sekitar
perumahan dan fasilitas umum.
Memberikan prosedur atau rekomendasi teknis untuk
mengantisipasi risiko bencana kepada pengelola
fasilitas dan penghuni, meliputi ((Sebelum terjadi:
pemberian informasi prioritas yang perlu
diselamatkan; Sesaat: prosedur prioritas
penyelamatan, dan setelah bencana: pertimbangan
untuk rehabilitasi dan rekontruksi)
7 Menuingkatkan Mengidentifikasi dan menilai tingkat kerawanan
ketahanan terhadap bangunan-bangunan di sekitar kawasan industri dan
gempa pada kawasan manufaktur
industri dan manufaktur Mengupayakan peningkatan ketahanan bangunan-
bangunan pada kawasan industri dann manufaktur
yang akan membahayakan lingkungan sekitarnya bila
terkena bencana, khususnya gempabumi dan
berpotensi tinggi terhadap limbah dan polusi (B3).
Meningkatkan ketahanan terhadap bangunan-
bangunan strategis dan fasilitas penting untuk
mendukung kegiatan tanggap darurat gempa seperti
(fasilitas-fasilitas pendudkung medis dan fasilitas
pemadam kebakaran pada kawasan industri dan
manufaktur)
Memberikan rekomendasi teknis untuk
mengantisipasi risiko gempa dan bencana ikutannya

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 46


NO RENCANA TINDAK BENTUK TINDAKAN
(seperti kebakaran, kontaminasi lim bah dan banjir)
kepada pengelola dan pihak yang berwenang di
kawasan industri dan manufaktur
Membangun instalasi sistem peringatan dini pada
bangunan-bangunan industri dan manufaktur
8 Meningkatkan Mencegah meluapnya aliran banjir dengan intensitas
pengendalian bajir secara tertentu dari palung sungai antara lain dengan
Struktural/Fisik dan pembuatan tanggul,
nonfisik-nonstruktural Memperlancar dan mempercepat aliran mencvapai
muara dengan cara pelurusan sungai
Memperbanyak resapan air hujan dengan cara
membuat sumur-sumur resapan
Membuang air genangan pada suatu daerah dengan
pompa dan sistem polder
Pengaturan penggunaan lahan/penataan ruang di
dataran banjir
Penerapan batas sempadan sungai,
Pemasangan rambu-0rambu atau papan-papan
peringatan banjir (Flood Warning Board)
9 Meningkatkan keamanan Mengadakan program kampanye pendidikan
anak-anak sekolah dan mengenai bahaya (gempa, tsunami dan banjiir dll)
gedung sekolah dalam bagi anak-anak sekolah untuk menciptakan budaya
menghadapi gempa peduli dan meningkatkan kesiapan, melalui kegiatan
berikut :
 Penjelasan, latihan menghadapi bencana
(earthquakie drill, banjir dll), pemutaran film
dan lomba poster mengenai bagaimana persiapan
meghadapi bencana (gempa, tsunami dan banjir
dll) apa yang harsus dilakukan bila terjadi bencana
(gempa, tsunami dan banjir) dan apa yang harus
dilakukan setelah terjadi bencana. Sasaran
program imi adalah: Anak-anak sekolah, Guru-guru
dan Organisasi kegiatan ekstrakurikuler, seperti
Pramuka, dll
 Membuat dan mengembangkan materi kampanye
pendidikdn mengenai bencana untuk anak-anak
sekolah
 Meningkatkan kepedulian Disdik Kota
Bandarlampung dan instansi terkait lainya untuk
memasukkan konseop-konsep risiko bencana dan
pelatihan kebakaran/bencana dalam kegiatan
ekstra kurikuler/Pramuka dll.

Mengadakan program keamanan gedung sekolah


terhadap bahaya gempa dan banjir melalui :
 Identifikasi sekolah-sekolah yang paling rawan
terhadap ancaman bahaya gempa/banjir
 Penilaian / pengenalan tingkat kerawanan terhadap

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 47


NO RENCANA TINDAK BENTUK TINDAKAN
sekolah-sekolah tersebut
 Mengadakan program untuk perbaikan atau
relokasi gedung sekolah yang sangat rawan
bencana (gempa, banjir, dll)
 Merekomendasikan petunjuk teknis/praktis untuk
perbaikan struktur bangunan sekolah
 Merekomendasikan petunjuk praktis mengenai tata
letak/tata ruang sekolah dan lingkungan
sekitar sekolah, seperti perlu adanya tempat
terbuka di sekitar sekolah

10 Memperhatikan kaidah- Merancang peraturan yang berkaitan dengan mitigasi


kaidah bangunan tahan bencana di Kota Bandar Lampung dalam disain
gempa untuk kontruksi struktur bangunan tahan gempa
baru Memotivasi Dinas Pengawas Bangunan untuk
memasukkan peraturan bangunan (building code)
sebagai salah satu syarat dalam pengajuan perijinan
mendirikan bangunan dan prosedur pengesahannya
Menekannkan pemakaian dan perhitungan gempa
bagi semua gedung pemerintah dan swasta, sistem
infrastruktur dan utilitas , gedung-gedung strategis
dan penting, perumahan, fasilitas umum, bangunan
industri dan manufaktur serta bangunan sekolah
Meningkatkan pengetahuan dan pengetian
tentangprinsip-prinsip bahaya (gempa dan banjir, dll)
khususnya gempa kontraktor, sarjana teknik sipil dan
arsitek, Pemda yang bertanggung jawab bagi
pembangunan fasilitas umum dan pihak-pihak yang
bertanggung jawab terhadap pelaksanaan peraturan
– peraturan gempa
Merekomendasikan pembangunan instalasi sistim
peringatan dini pada bangunan-bangunan yang
strategis dan penting
Memasukkan aspek bencana kedalam persyaratan
AMDAL
11 Mendorong tumbuhnya Pengelolaan bencana berbasis masyarakat berarti
partisipasi aktif masyakarat terlibat secara aktif dalam proses
masyarakat dalam pengelolaan bencana, dalam hal ini masyarakat
penanggulangan menjadi jantung dari pembuatan keputusan dan
bencana pelaksanaan dari kegiatan Manajemen Risiko
Bencana.
Masyarakat yang rentan dilibatkan dalam
perencanaan dan pelaksanaan pengelolaan risiko
bencana bersama-sama dengan pemerintah lokal,
propinsi, dan nasional melalui suatu jaringan

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 48


NO RENCANA TINDAK BENTUK TINDAKAN
kerjasama.

Menyiapkan program tanggap darurat bencana yang


didukung oleh organisasi- organisasi seperti LSM
(Lembaga Swadaya Masyarakat), Karang taruna
Melaksanakan penyuluhan dan pelatihan kepada
masyarakat danmenyebarkan informasi yang
berhubungan dengan rencvana tindak bencana
(gempabumi, tsunami dan banjir)
Pendidikan masyarakat awam mengenai
penanggulangan bencana khususnya di daeraah
paling rawan bencana. Misalnya di Teluk Betung
Selatan.

Pengembangan materi pendidikan dan penyuluhan


kepada masyarakat awam. Materi tersebut harus
memenuhi criteria: mudah dimengerti dan diterima
oleh masyarakat, Penyebaran bersifat intensif,
berulang-ulang.
12 Meningkatkan Mendukung pengembangan penelitian pada:
pengetahuan para ahli gedung-gedung dan bangunan rawan gempa di
mengenai fenomena- Bandarlampung; Metoda untuk memperbaiki
fenomena gempa, kelemahan-kelemahan; Daerah-daerah tertentu
tsunami dan banjir, dan untuk mengetahui bencana/bahaya yang mungkin
teknik mitigasi, timbul pasca bencana seperti banjir, kebakaran,
kontaminasi air minum
Mengadakan pelatihan-pelatihan, pendidikan dan
studi banding bagi prefesional dalam mengadakan
penilaian kerawanan dan disain rerrofit.
Mengadakan simulasi penanggulangan bencana
(gempa,. tsunami dan banjir) pada strategi
pelaksanaan
13 Memasukkan Mengusulkan hasil kajian risiko bencana (gempa,
pertimbangan risiko tsunami dan banjir) ke dalam Rencana Umum Tata
bencana serta Ruang (RUTR), baik bersifat nasional maupun
pengelolaan bencana ke propinsi.
dalam perencanaan tata Memberdayakan landasan hukum bagi perijinan
ruang kota bangunan

Mengawasi ijin pendirian bangunan.

14 Meningkatkan Mempersiapkan rencana pemulihan kota yang


kemampuan masyarakat meliputi : Pemulihan masyarakat korban bencana,
dan kota dalam Pemulihan gedung-gedung strategis, Pemulihan
pemulihan jangka jaringan utilitas (lifelines). Rencana tersebut perlu
panjang setelah terjadi9 diakomodasikan ke dalam keputusan-keputusan
bencana besar (gempa, darurat sewaktu terjadi bencana
tsunami dan banjir) Pembentujkan forum peduli banjir sebagai wadah

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 49


NO RENCANA TINDAK BENTUK TINDAKAN
bagi masyarakat Kota Bandar Lampung sebagai
pengendali banjir

Penyediaan perumahan dan sekolah sementara

Pendayagunaan peran aktif dari Departemen Sosial,


departemen ) dan , dan Departemen Agama
terhadap pemulihan mental dan spiritual korban
bencana

Merencanakan sistem pendanaan dan manajemen


penyaluran bantuan yang transfaran dan
terintegritas dengan baik

15 Meningkatkan Sistem Membentuk komite pengarah sistem informasi dan


Informasi dalam rangka menyusun strategi sistem informasi, yang
meningkatkan kesiapan mencakup: Mendifinisikan tugas dan tanggung jawab
masyarakat dan kota antara pemakai dengan personil pada pusat sistem
dalam menghadapi informasi, melakukan audit internal untuk memeriksa
bencana (gempa, kontrol-kontrol dalam sistem, mengevaluasi
tsunami dan banjir) efektifitas sistem.
Mengembangkan sistem kontrol organisasi yang
terkoordinir dalam mitigasi bencana
Mengembangkan sistem dokumentasi pada siklus
mitigasi bencana; Tindakan-tindakan yang dilakukan
meliputi: Kebijakan dan prosedur standar
penggunaan informasi,; Penyusunan sistem codinmg
informasi yang mendukung mitigasi bencana dan
prosedur standar aplikasi dokumentasi.
Mengembangkan sistem penyebaran informasi ke
instansi-instansi dan pihak-pihak yang terkait dengan
mitigasi bencana, baik sebelum, saat dan pasca
bencana
Mengembangkan sistem informasi keuangan
organisasi dan pengelolaan bantuan bencana yang
transfaran dan dapat diakses oleh masyarakat luas
(domestik/internasional)
Menyiapkan database kajian bahaya: gempa,
tsunami dan banjir
Sumber: Skenario Design Mitigasi Bencana Kota Bandar Lampung, 2009

2.1.9 Aspek Demografi

Jumlah penduduk Kota Bandar Lampung pada Tahun 2010 sebesar 879.651 jiwa, yang
tersebar di 13 Kecamatan terdiri dari 444.373 jiwa laki-laki atau 50,5% dan 435.278
jiwa perempuan atau 49,5%. Kepadatan penduduk rata-rata 4.172 jiwa/km². Tingkat

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 50


penyebaran penduduk tidak merata dengan tingkat kepadatan penduduk terbesar
berada di Kecamatan Tanjungkarang Pusat dengan kepadatan 12.144 jiwa/km2,
terjarang pada Kecamatan Kemiling dengan kepadatan 1.924 jiwa/km2.

Tabel 8. Jumlah Penduduk Kota Bandar Lampung Tahun 2006 – 2010


Tahun Laki-laki (Jiwa) Perempuan (Jiwa) Jumlah (Jiwa)
2006 423.423 421.185 844.608
2007 409.433 402.700 812.133
2008 414.938 407.942 822.880
2009 420.685 412.832 833.517
2010 444.373 435.278 879.651
Sumber: BPS Kota Bandar Lampung, Tahun 2010

Tabel 9. Jumlah Penduduk dan Tingkat Kepadatan Tahun 2010

Jumlah Penduduk Jml


Luas Distribusi Kepadatan Katagori
No Kecamatan (jiwa) Pddk
(Ha) (%) (jiwa/ha) Kepadatan
Laki-Laki Pr (Jiwa)
1 Teluk Betung Barat 2099 30785 28850 59635 6.78 28 Rendah
2 Teluk Betung Selatan 1007 46642 44613 91255 10.37 91 Sedang
3 Panjang 2116 32358 30896 63254 7.19 30 Rendah
Tanjung Karang Rendah
4 Timur 2111 44430 44045 88475 10.06 42
5 Teluk Betung Utara 1038 31391 30899 62290 7.08 60 Sedang
Tanjung Karang Sedang
6 Pusat 668 35870 36797 72667 8.26 109
7 Tanjung Karang Barat 1514 32141 31307 63448 7.21 42 Rendah
8 Kemiling 2765 35427 35287 70714 8.04 26 Rendah
9 Kedaton 1088 43714 43673 87387 9.93 80 Sedang
10 Rajabasa 1302 23076 21592 44668 5.08 34 Rendah
11 Tanjung Seneng 1163 20682 20509 41191 4.68 35 Rendah
12 Sukarame 1687 35524 35355 70879 8.06 42 Rendah
13 Sukabumi 1164 32333 31455 63788 7.25 55 Sedang
Jumlah 19722 444373 435278 879651 100 45 Rendah
Sumber : Hasil Sensus Penduduk Tahun 2010
BPS Kota Bandar Lampung 2010
Kepadatan <50 jiwa/ha tergolong kedalam kepadatan rendah
kepadatan 50-120 jiwa/ha tergolong kedalam kepadatan sedang
>120 tergolong kedalam kepadatan tinggi

Dari hasil pengolahan dan analisis data, dapat diketahui hasil proyeksi jumlah
penduduk untuk untuk sepuluh dan dua puluh tahun ke depan. Berdasarkan
perhitungan tersebut rata-rata pertumbuhan penduduk Kota Bandar Lampung tiap
tahunnya meningkat, hal ini disebabkan beberapa faktor antara lain karena faktor
topografi wilayah yang relatif datar dan merupakan Ibu Kota Provinsi Lampung dan
memiliki aksesibilitas yang baik dari berbagai moda, dan memiliki sarana prasarana

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 51


yang cukup menarik untuk aktivitas. Selain itu Kota Bandar Lampung memiliki sektor
usaha dan penyediaan lapangan usaha. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel
7 Proyeksi Jumlah Penduduk Kota Bandar Lampung.

Dilihat dari sebaran penduduk di wilayah perencanaan, maka kondisi kepadatan di


wilayah perencanaan masih memiliki daya tampung berkategori rendah hanya ada
beberapa Kecamatan yang memiliki daya tampung sedang ini terjadi di Kecamatan
Teluk Betung Selatan, Tanjung Karang Pusat, Kedaton dan Sukabumi. Kecamatan
Teluk Betung Selatan ini merupakan Pusat pemerintahan, perdagangan grosir.
Begitupun Kecamatan Tanjung Karang Pusat yang mempunyai fungsi utama
perdagangan umum dan jasa, sedangkan Kedaton merupakan pusat pendidikan
karena faktor tersebut mengakibatkan Kecamatan ini memiliki kepadatan sedang dari
pada Kecamatan lainnya. Pusat-pusat kegiatan seperti perdagangan dan jasa tempat-
tempat hiburan, pendidikan dan aktivitas-aktivitas yang terdapat di Kecamatan ini
menjadi daya tarik penduduk untuk tinggal sehingga mengakibatkan kepadatan
penduduk.

Tabel 10. Proyeksi Jumlah Penduduk di Kota Bandar Lampung

Rata-rata Jumlah Penduduk


No Kecamatan
Pertumbuhan 2010 2011 2020 2030
1 Teluk Betung Barat 0.008 59635 60112 64581 69938
2 Teluk Betung Selatan 0.004 91255 91606 94822 98528
3 Panjang 0.005 63254 63590 66696 70325
4 Tanjung Karang timur 0.036 88475 91662 126039 179552
5 Teluk Betung Utara 0.000 62290 62298 62369 62447
6 Tanjung Karang Pusat 0.006 72667 73103 77147 81902
7 Tanjung Karang Barat 0.042 63448 66124 95904 144963
8 Kemiling 0.076 70714 76054 146451 303307
9 Kedaton 0.004 87387 87737 90946 94650
10 Rajabasa 0.072 44668 47905 89908 180968
11 Tanjung Seneng 0.083 41191 44621 91649 203918
12 Sukarame 0.057 70879 74931 123577 215457
13 Sukabumi 0.047 63788 66798 101159 160425
Total Jumlah 0.021 879651 906540 1231249 1866380
Sumber : Hasil Analisis Tahun 2010

Hasil analisa proyeksi terhadap tingkat kepadatan penduduk menunjukkan bahwa


secara umum kepadatan penduduk di Kota Bandar Lampung masih dalam kategori
sedang sampai akhir tahun 2030. Jika di ukur dengan menggunakan perbandingan

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 52


luas wilayah satuan hektar maka rata-rata kepadatan penduduk di Kota Bandar
Lampung hanya sekitar 95 jiwa/ha.

Berdasarkan hasil proyeksi kepadatan penduduk sampai akhir tahun 2030 Kota
Bandar Lampung yang berkategori tinggi berada di Kecamatan Tanjung Karang Pusat
sebesar 123 jiwa/ha, Kemiling sebesar 110 jiwa/ha, Rajabasa 139 jiwa/ha, Tanjung
Seneng 175 jiwa/ha, Sukarame 128 jiwa/ha, Sukabumi 138 jiwa/ha.

Dilihat dari daya tampung yang dimiliki Kota Bandar Lampung diketahui bahwa secara
keseluruhan memiliki daya tampung efektif mencapai 1.972.200 jiwa. Jumlah tersebut
didapatkan dari luas Kota Bandar Lampung 19.722 ha dikalikan dengan 100 jiwa,
asumsinya pada setiap 1 hektar lahan dapat menampung 100 orang, dengan demikian
berdasarkan hasil proyeksi jumlah penduduk hingga akhir tahun 2030 Kota Bandar
Lampung diprediksi masih mampu untuk menampung pertambahan jumlah penduduk
sampai akhir tahun 2030.

2.2 ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

2.2.1. Rumah Tangga Miskin di Kota Bandar Lampung

Selanjutnya berdasarkan variabel kemiskinan yang ditetapkan oleh Badan Pusat


Statistik, jika pada tahun 2005 terdapat 59.183 rumah tangga miskin, maka pada
tahun 2008 jumlahnya menjadi 55.896 rumah tangga miskin. Dari jumlah tersebut,
Kecamatan Teluk Betung Selatan mempunyai jumlah rumah tangga miskin terbesar
yaitu 7.871 rumah tangga pada tahun 2005 dan 8.262 rumah tangga pada tahun
2008, sedangkan Kecamatan dengan jumlah rumah tangga miskin terkecil adalah
Kecamatan Tanjung Senang dengan jumlah rumah tangga miskin 834 rumah tangga
pada tahun 2005 dan 972 rumah tangga pada tahun 2008. Pada akhir Tahun 2009,
jumlah 50.890 rumah tangga atau 29% dari jumlah seluruh rumah tangga di Kota
Bandar Lampung. Upaya menurunkan jumlah rumah tangga miskin harus terus
menjadi prioritas bagi Pemerintah Kota Bandar Lampung.

Tabel 11. Jumlah Rumah Tangga (RT) Miskin per Kecamatan Kota Bandar
Lampung Tahun 2005 – 2009

Jumlah Rumah Tangga Miskin


Kecamatan
2005 2006 2007 2008 2009

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 53


Telukbetung Barat 6.159 6.897 6.816 6.110 5.896
Telukbetung Selatan 7.871 8.077 8.021 8.262 7.973
Panjang 4.932 6.386 6.279 4.561 4.401
Tanjungkarang Timur 4.845 5.605 5.682 4.727 4.562
Telukbetung Utara 4.427 5.180 7.785 4.677 4.328
Tanjungkarang Pusat 6.360 5.297 4.411 4.749 4.583
Tanjungkarang Barat 4.429 4.222 4.227 4.771 4.604
Kemiling 4.232 4.996 4.937 4.363 4.205
Kedaton 4.933 4.992 4.735 4.238 4.081
Rajabasa 2.286 2.374 2.348 2.238 2.155
Tanjung Senang 834 871 861 972 936
Sukarame 3.543 4.138 4.128 3.288 3.166
Sukabumi 4.332 4.300 4.250 2.940 2.831
Jumlah 59.189 63.335 61.480 55.896 50.890
Sumber : BPS Kota Bandar Lampung, 2010

2.2.2. Tenaga Kerja

Kondisi ketenagakerjaan di Kota Bandar Lampung tahun 2009 mengalami perbaikan.


Hal ini tercermin dari meningkatnya jumlah penduduk yang bekerja, dari 323.881
orang pada tahun 2005 menjadi 337.702 orang pada tahun 2009. Namun demikian,
angka pengangguran di Kota Bandar Lampung mengalami peningkatan dari 34.632
orang pada tahun 2005 naik menjadi 37.564 orang pada tahun 2009. Indeks
Pembangunan Manusia, yang merupakan salah satu indikator kesejahteraan
masyarakat juga relatif tidak banyak berubah

Jumlah penduduk yang berusia kerja (>15 tahun) tahun 2009 sebesar 580.006 orang,
dengan jumlah angkatan kerja sebesar 375.266 orang atau Tingkat Partisipasi
Angkatan Kerja (TPAK) sebesar 64,70. Angka ini mengalami peningkatan
dibandingkan tahun 2005 yaitu sebesar 64,54. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
(TPAK) adalah jumlah penduduk berusia 15 tahun atau lebih yang secara ekonomi
melakukan kegiatan aktif baik sedang bekerja, mempersiapkan diri untuk berusaha
mandiri maupun sedang mencari pekerjaan.

Peningkatan TPAK berarti secara kuantitas jumlah penduduk yang memasuki pasar
kerja menjadi semakin besar, sehingga diperlukan kesempatan kerja yang lebih luas
untuk menampung jumlah tenaga kerja tersebut apabila Tingkat Pengangguran
Terbuka hendak diturunkan. Berdasarkan data jumlah angkatan kerja pada tahun
2009 mengalami peningkatan sebesar 16.753 orang dibandingkan tahun 2005.

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 54


Tabel 12. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Kota Bandar Lampung
Lampung Tahun 2005 - 2009

Uraian 2005 2006 2007 2008 2009


Penduduk Usia 15 Tahun ke 555.495 561.996 567.735 575.247 580.006
Atas
Angkatan Kerja 358.513 360.577 363.511 371.728 375.266
Bekerja 323.881 325.096 327.960 334.630 337.702
Pengangguran Terbuka 34.632 35.481 35.551 37.098 37.564
Bukan Angkatan Kerja 196.982 201.419 204.224 203.519 204.740
Tingkat Partisipasi Angkatan 64,54 64,16 64,03 64,62 64,70
Kerja
Sumber : BPS Kota Bandar Lampung, 2010

Permasalahan ketenagakerjaan yang dihadapi merupakan akibat dari pertambahan


angkatan kerja setiap tahun yang selalu melebihi pertambahan jumlah lapangan kerja.
Upaya memperluas kesempatan kerja selalu dilakukan dengan berbagai cara guna
menjawab permasalahan ketenagakerjaan. Angkatan kerja yang masuk dunia kerja
diharapkan dapat tertampung sehingga tidak menambah jumlah pengangguran.

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) merupakan salah satu indikator untuk
melihat besarnya pengaruh kegiatan masyarakat terhadap angka persediaan tenaga
kerja. Tinggi rendahnya TPAK dipengaruhi oleh faktor-faktor demografis dan sosial
ekonomi antara lain umur, tingkat pendidikan dan daerah tempat tinggal. Semakin
tinggi tingkat partisipasi angkatan kerja menunjukkan semakin besarnya jumlah
tenaga kerja yang ikut serta dalam kegiatan ekonomi. Jumlah penduduk yang
tergolong angkatan kerja dibandingkan dengan jumlah tenaga kerja merupakan
ukuran tingkat partisipasi angkatan kerja.

Berkaitan dengan hal tersebut, pada tahun 2005 jumlah angkatan kerja di Kota
Bandar Lampung sebesar 358.513 orang, tahun 2006 sebesar 360.577 orang, tahun
2007 sebesar 363.511 orang dan tahun 2008 sebesar 371.728 orang serta tahun
2009 sebesar 375.266 orang. Data tersebut menunjukkan bahwa meskipun setiap
tahun terjadi peningkatan jumlah angkatan kerja di Kota Bandar Lampung secara
siginifikan, namun belum berimplikasi terhadap TPAK.

Tabel 13. Jumlah Penduduk yang bekerja menurut sektor lapangan usaha
di Kota Bandar Lampung

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 55


Sektor Lapangan Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
No
Usaha 2005 2006 2007 2008 2009
1 Pertanian 10.374 10.605 10.659 10.775 10.570
2 Pertambangan 3.362 3.554 3.181 3.279 3.343
3 Industri 6.112 6.235 8.199 8.366 8.443
4 Listrik, gas dan air 912 903 885 904 912
5 Bangunan 6.059 6.189 3.870 3.949 3.985
6 Perdagangan 126.783 128.526 134.496 137.232 138.492
7 Angkutan 56.454 55.523 55.786 57.255 57.781
8 Bank/Keuangan 14.872 14.729 14.561 14.924 14.994
9 Jasa 98.952 98.832 96.322 97.946 99.183
Jumlah 323.881 325.096 327.960 334.630 337.702
Sumber : Dinas Tenaga Kerja Kota Bandar Lampung, 2009

2.2.3. Indeks Pembangunan Manusia

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan indikator komposit yang digunakan


untuk memantau dan mengevaluasi kinerja pembangunan sumberdaya manusia.
Komponen pembentuk IPM terdiri atas Indeks Kelangsungan Hidup, Indeks
Pengetahuan, dan Indeks Daya Beli. IPM Kota Bandar Lampung pada tahun 2008
menunjukkan angka 74,86 meningkat dibandingkan tahun 2005 sebesar 73,90.
Peningkatan IPM dari tahun ke tahun menunjukkan adanya perubahan ke arah
kemajuan yang cukup berarti. Pada tahun 2009 nilai Indeks Pembangunan Manusia
Kota Bandar Lampung naik sebesar 0,6% menjadi 75,35

Tabel 14. Perkembangan IPM Kota Bandar Lampung Tahun 2005 - 2009

Tahun IPM
2004 72,90
2005 73,90
2006 73,76
2007 74,29
2008 74,86
2009 75,35

2.3 ASPEK PELAYANAN UMUM

2.3.1 Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu faktor yang berhubungan dengan tingkat kemajuan
masyarakat, makin tinggi tingkat pendidikan maka gambaran kemajuan masyarakat

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 56


makin tinggi. Kemajuan pendidikan di Kota Bandar Lampung cukup baik. Jenjang
pendidikan dan sarana pendidikan yang dikelola oleh sekolah negeri dan swasta di
Kota Bandar Lampung cukup berkembang. Pada setiap tahun anggaran pemerintah
daerah Kota Bandar Lampung senantiasa mengalokasikan anggaran untuk
peningkatan kualitas sarana dan prasarana pendidikan seperti rehabilitasi gedung
sekolah, pembangunan ruang kelas baru maupun pembangunan Unit Sekolah Baru
(USB). Hal ini dimaksudkan untuk mendukung peningkatan kualitas pendidikan dasar
dan menengah serta meningkatkan daya tampung sekolah-sekolah di Kota Bandar
Lampung sehingga dapat memberikan kesempatan belajar yang seluas-luasnya bagi
masyarakat.

Pada tahun 2005, untuk jenjang pendidikan sekolah dasar didominasi oleh sekolah
negeri sebanyak 213 unit dengan jumlah guru sebanyak 3.262 guru. Sedangkan
sekolah dasar swasta hanya 31 buah dengan jumlah guru 583 orang. Namun untuk
jenjang pendidikan menengah lebih banyak didominasi oleh sekolah swasta dimana
jumlah SMP negeri hanya 30 buah sedangkan swasta 68 buah. Jumlah SMA negeri 14
buah dan SMA Swasta 8 buah sedangkan jumlah SMK Negeri 5 buah dan SMK swasta
34 buah. Perkembangan jumlah sekolah, guru, siswa dan ruang kelas baik negeri
maupun swasta dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 15. Jumlah sekolah, guru, siswa dan ruang kelas negeri dan swasta
di kota Bandar Lampung Tahun 2009

Jenjang Sekolah Rombel Sekolah Rombel Guru Guru Siswa Siswa R.Kelas R. Kelas
No
Pendidikan Negeri Negeri Swasta Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta Negeri Swasta
1 Sekolah Dasar 201 2236 43 433 3894 871 82056 16314 1370 341
Negeri/ Swasta
2 MI Negeri/ 10 96 48 324 207 596 3190 7850 54 214
Swasta
3 SMP Negeri/ 34 626 80 638 1727 1638 22263 33527 626 532
Swasta
4 MTs Negeri/ 2 47 21 136 160 328 1986 2754 47 69
Swasta
5 SMA Negeri/ 17 314 37 394 1042 1254 11089 14136 295 407
Swasta
6 MA Negeri/ 2 51 10 25 155 139 1842 666 51 25
Swasta
7 SMK 7 169 34 320 476 1014 5613 10709 123 370
Negeri/Swasta
Sumber: Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung, Tahun 2010

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 57


Sebagai tolok ukur peningkatan kualitas hidup dibidang pendidikan dapat tercermin
dari beberapa indikator yaitu Angka partisipasi kasar (APK) dan Angka Partisipasi
Murni (APM). Angka partisipasi kasar (APK) merupakan gambaran banyaknya anak
yang bersekolah pada jenjang pendidikan tertentu tanpa melihat usianya. Sedangkan
Angka Partisipasi Murni (APM) adalah gambaran proporsi anak yang bersekolah pada
kelompok umur tertentu sesuai dengan jenjang pendidikan pada kelompok umurnya.
Berdasarkan APK yang ada, pada tahun 2009 APK tertinggi terdapat di tingkat Sekolah
Dasar/MI yaitu 117,61 persen dan yang terendah APK SMP/MTs yaitu 71,54 persen.

Tingginya APK adalah akibat meningkatnya jumlah penduduk usia sekolah yang
menempuh pendidikan. Selanjutnya, jika dilihat semakin tinggi jenjang pendidikan
maka semakin rendah APK. Hal ini disebabkan karena semakin tinggi jenjang
pendidikan maka biaya yang dikeluarkan semakin besar sehingga berimplikasi
terhadap minat dan kemampuan calon siswa untuk bersekolah.

Tabel 16. Angka Partisipasi Kasar Penduduk Kota Bandar Lampung


Kelompok
NO 2005 2006 2007 2008 2009
Umur
1 SD 111,60 114,30 116,25 117,50 117,61
2 SMP/M.Ts 97,38 98,65 99,20 101,00 109,70
3 SMA/MA/SMK 67,01 68,05 69,58 70,22 71,54
Sumber : Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung, 2009

Angka Partisipasi Murni (APM) menunjukkan gambaran proporsi anak yang bersekolah
pada kelompok umur tertentu sesuai dengan jenjang pendidikan pada kelompok
umurnya. Berdasarkan data pada tabel dibawah ini, dapat diketahui bahwa Angka
Partisipasi Murni (APM) pada setiap jenjang pendidikan baik pada tingkat SD/MI,
SMP/MTs dan SMA/MA/SMK pada tahun 2005-2009 terus meningkat. Hal ini
menunjukkan bahwa proporsi anak yang bersekolah pada kelompok umur tertentu
sesuai dengan jenjang pendidikan pada kelompok umurnya selalu meningkat setiap
tahunnya.

Tabel 17. Angka Partisipasi Murni Kota Bandar Lampung Tahun 2005-2009
Kelompok 2005 2006 2007 2008 2009
NO
Umur (%) (%) (%) (%) (%)
1 SD/MI 97,54 98,62 98,74 98,79 99,03
2 SMP/M.Ts 68,37 68,78 69,00 69,02 69,03

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 58


3 SMA/MA/SMK 48,37 48,67 49,03 49,50 50,57

Sumber : Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung, 2010

Angka Partisipasi Sekolah adalah proporsi atau persentase dari keseluruhan penduduk
dari berbagai kelompok usia tertentu (7-12 tahun, 13-15 tahun, 16-18 tahun) yang
masih duduk di bangku sekolah. Angka Partisipasi Sekolah mencerminkan pemerataan
akses bagi pendidikan formal. Semakin tinggi Angka Partisipasi Sekolah, maka
semakin banyak keluarga yang sadar dan mampu menyekolahkan anaknya. Angka
Partisipasi Sekolah usia 7-12 tahun di Kota Bandar Lampung pada tahun 2009 sebesar
99,83 %, artinya dari jumlah penduduk usia 7-12 tahun terdapat 99,83 % yang masih
bersekolah baik di tingkat SD/MI maupun SMP/MTs. Angka ini meningkat
dibandingkan pada tahun 2005 yang mencatat Angka Partisipasi Sekolah sebesar
99,54%.
Pada kelompok usia 13-15 tahun mencatat Angka Partisipasi Sekolah pada tahun 2009
sebesar 100,00 %, artinya dari jumlah penduduk usia 13-15 tahun seluruhnya masih
bersekolah di SMP/MTs atau sudah sekolah di SMA/MA/SMK. Angka ini meningkat
dibanding tahun 2004 yang mencatat Angka Partisipasi Sekolah sebesar 97,38%.
Angka Partisipasi Sekolah kelompok usia 15-18 tahun tahun 2009 sebesar 71,54%,
berarti ada sebanyak 71,54% dari penduduk usia 15-18 tahun yang masih berstatus
sekolah di SMA/SMK/MA atau masih duduk di SMP/M.Ts dan SMA/MA/SMK. Angka ini
meningkat dibanding tahun 2005 yang mencatat angka partisipasi sekolah sebesar
67,01%.
Tabel 18. Data APS Kota Bandar Lampung

No Parameter 2005 2006 2007 2008 2009


1 APS 7-12 th (%) 99,54 99,62 99,74 99,79 99,83
2 APS 13-15 th(%) 97,38 98,65 99,20 101,00 100,00
3 APS 16-18 (%) 67,01 68,05 69,58 70,22 71,54
Sumber : Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung, 2010

2.3.2 Kesehatan

Selain peningkatan Puskesmas menjadi Puskesmas Perawatan, sejak tanggal 1 Januari


2007 juga telah diberlakukan pengobatan gratis bagi seluruh masyarakat kota Bandar
Lampung yang mandapatkan pelayanan kesehatan di Puskesmas. Sampai tahun
2006, Pemerintah Kota Bandar Lampung telah memiliki tiga unit Puskesmas Perawatan

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 59


yaitu puskesmas Kota Karang, Puskesmas Panjang dan Puskesmas Kedaton. Pada
tahun 2007 telah dibangun 3 unit puskesmas perawatan yaitu Puskesmas Sukabumi,
Puskesmas Gedong Air dan Puskesmas Sukamaju. Sedangkan pada tahun 2008
dibangun Puskesmas Perawatan Sukarame dan Puskesmas Simpur. Pada Tahun 2009
jumlah Puskesmas Perawatan di Kota Bandar Lampung sebanyak 8 unit. Selain itu,
Pemerintah Kota Bandar Lampung pada tahun 2009 juga telah membangun Rumah
Sakit Umum Daerah Kota Bandar Lampung yang telah mulai beroperasi pada tahun
2010.

Tabel 19. Perkembangan Jenis Sarana Kesehatan di Kota Bandar Lampung

Jenis Sarana 2005 2006 2007 2008 2009


Puskesmas Rawat Inap 3 3 6 8 8
Puskesmas 19 19 19 19 19
Puskesmas Pembantu 57 55 54 53 53
Puskesmas Keliling/ambulan 22 22 25 25 25
POSYANDU 557 567 568 568 568
Balai Pengobatan 54 53 67 67 67
Rumah Bersalin 33 33 33 33 33
Rumah Sakit Bersalin 1 1 1 1 1
Rumah Sakit TNI dan Polri 2 2 2 2 2
Rumah Sakit Swasta 6 6 6 6 6
Apotek 84 84 100 100 100
Sumber : Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung, 2010

Jumlah kasus kematian balita di Kota Bandar Lampung berfluktuasi, pada tahun 2005
sebanyak 25 kasus, peningkatan kasus terjadi pada tahun 2007 dengan tercatat 29
kasus, dan terjadi penurunan pada tahun 2008 dengan tercatat 18 kasus dan tahun
2006 sebesar 21 kasus. Sedangkan yang terendah adalah tahun 2008 tercatat 14
kasus kematian balita. Penyebab kematian balita tersebut antara lain karena
Pneumonia, Malaria, Diare ,Tetanus, DBD dan sebab lainnya.

Jumlah kasus kematian ibu maternal di Kota Bandar Lampung tahun 2005 tercatat 16
orang, pada tahun 2006 meningkat dengan tercatat sebanyak 22 orang, pada tahun

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 60


2007 terjadi penurunan 21 orang dan pada tahun 2008 ada peningkatan kembali
menjadi 26 orang kematian ibu, dan pada tahun 2009 terjadi penurunan sebanyak 14
kasus dengan penyebab kematian ibu maternal antara lain karena pendarahan,
eklamsi, infeksi dan lain-lain. Oleh karena itu pelaksanaan program pelayanan
kesehatan dalam rangka peningkatan derajat kesehatan masyarakat harus terus
dilakukan.

2.4 ASPEK DAYA SAING DAERAH

2.4.1 Potensi Unggulan Daerah


Sebagai ibukota Provinsi Lampung, peranan sektor tersier seperti sektor industri,
sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor jasa-jasa maupun sektor perdagangan,
hotel dan restoran berpengaruh signifikan dalam perekonomian kota Bandar Lampung.
a. Sektor Industri Pengolahan

Sektor industri ini meliputi industri besar, industri sedang, industri kecil dan kerajinan
rumah tangga. Secara kuantitas, jumlah industri di Bandar Lampung sangat banyak
dan beragam, mulai dari industri makanan, barang-barang plastik/pengepakan, olahan
kayu sampai industri alat-alat mesin. Di Kota Bandar Lampung terdapat banyak
industri yang mengolah hasil bumi yang berasal dari wilayah lain, misalnya industri
pengolahan tapioka, industri pengolahan minyak sawit, dan sebagainya. Nilai tambah
yang dihasilkan sektor ini sangat besar sehingga kontribusi terhadap PDRB Kota
Bandar Lampung cukup tinggi.

Kontribusi sektor industri pengolahan terhadap PDRB pada tahun 2009 mencapai
22,48% meningkat dibandingkan tahun 2008 sebesar 20,01 persen dan tahun 2007
sebesar 17,44 persen. Pertumbuhan sektor industri pengolahan dalam kurun waktu
empat tahun menunjukkan nilai yang positif. Pada tahun 2005, pertumbuhan sektor
ini sebesar 6,94 persen, tahun 2006 sebesar 15,08 persen, tahun 2007 sebesar 10,47
persen dan pada tahun 2008 sebesar 4,91 persen serta pada tahun 2009 sebesar
2,75%. Nilai tambah yang bisa diserap sektor industri pada tahun 2005 sebesar 1,01
trilyun rupiah, tahun 2006 sebesar 1,46 trilyun rupiah, tahun 2007 sebesar 1,83 trilyun
rupiah, pada tahun 2008 mengalami peningkatan menjadi sebesar 2,69 trilyun rupiah
dan pada tahun 2009 meningkat menjadi 2,78 trilyun.

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 61


b. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi

Sektor pengangkutan dan komunikasi memiliki kontribusi yang baik terhadap


perekonomian kota Bandar Lampung. Hal ini dapat dilihat dari besarnya sumbangan
sektor pengangkutan dan komunikasi terhadap PDRB Kota Bandar Lampung yang
cukup besar yaitu 20,53 persen pada tahun 2009. Dengan semakin meningkatnya
aktivitas masyarakat maka meningkatkan arus pengangkutan dan komunikasi. Saat
ini hampir semua operator seluler di Indonesia memperluas wilayah pelayanannya di
kota Bandar Lampung. Hal ini terlihat pada laju pertumbuhan subsektor komunikasi
pada tahun 2009 sebesar 6,73 persen. Bahkan pada tahun 2007, pertumbuhan
komunikasi di kota Bandar Lampung mencapai 12,25 persen. Nilai PDRB yang
dihasilkan subsektor ini mencapai 519,74 milyar rupiah.

Pada subsektor pengangkutan, nilai PDRB yang dihasilkan pada tahun 2009 sebesar
2,21 trilyun. Angka yang cukup besar karena sekitar 16 persen dari nilai PDRB Kota
Bandar Lampung tahun 2009 merupakan sumbangan subsektor ini. Sedangkan dalam
subsektor pengangkutan sendiri, angkutan jalan raya mempunyai andil yang paling
besar dengan nilai tambah yang mampu dihasilkan sebesar 1,68 trilyun rupiah.

c. Sektor Jasa-Jasa

Sektor jasa-jasa mempunyai cakupan lapangan usaha yang sangat luas yang meliputi
jasa pemerintahan umum dan swasta. Jasa pemerintahan umum meliputi pelayanan
yang dilakukan pemerintah kepada masyarakat. Pencapaian nilai tambah untuk jasa
pemerintahan umum pada tahun 2009 mencapai 1,73 trilyun rupiah, dengan
kontribusi yang diberikan sebesar 14,80 persen naik dari tahun 2008 sebesar 14,00
dengan pertumbuhan sebesar 5,81 persen. Jasa swasta adalah penyediaan jasa
kepada masyarakat yang dilakukan oleh pihak swasta. Nilai tambah yang dihasilkan
subsektor ini sebesar 492,49 milyar rupiah, dengan pertumbuhan sebesar 5,35 persen.
Jasa swasta memberikan peluang yang sangat besar dalam penciptaan lapangan kerja
baru mengingat jasa swasta sangat beragam. Namun untuk kota Bandar Lampung
peranan jasa swasta dalam perekonomian khususnya dalam kontribusi terhadap nilai
PDRB masih rendah yaitu hanya sebesar 3,67 persen. Oleh karena itu subsektor ini
masih harus ditingkatkan lagi agar dapat memberikan sumbangan yang cukup
signifikan dalam perekonomian kota Bandar Lampung.

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 62


d. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran

Sumbangan sektor ini cukup signifikan, bahkan secara agregat sektor ini merupakan
salah satu leading sektor dalam perekonomian kota Bandar Lampung. Posisi geografis
kota Bandar Lampung, yang merupakan pintu masuk Pulau Sumatera menjadikan
sektor ini mempunyai prospek yang besar. Secara kasat mata, kota Bandar Lampung
sebagai ibukota Provinsi Lampung menjadi barometer usaha perdagangan yang
ditandai dengan adanya pasar baru baik tradisional maupun modern. Perkembangan
warung makan baik tradisional maupun siap saji memberikan kontribusi terhadap
peningkatan sektor ini begitu juga dengan bertambahnya pengguna jasa perhotelan.

Kontribusi sektor ini terhadap perekonomian kota Bandar Lampung pada tahun 2009
sebesar 13,96 persen dimana subsektor perdagangan memberikan kontribusi sebesar
11,59 persen, subsektor hotel sebesar 0,30 persen dan subsektor restoran sebesar
3,93 persen. Sektor perdagangan, hotel dan restoran mampu memberikan nilai
tambah sebesar 2,16 trilyun pada tahun 2009. Nilai tambah ini meningkat jika
dibandingkan pada tahun 2005 sebesar 1,16 trilyun rupiah, tahun 2006 sebesar 1,46
trilyun rupiah dan pada tahun 2007 sebesar 1,79 trilyun rupiah. Pada tahun 2009,
porsi nilai tambah subsektor perdagangan besar dan eceran memberikan sumbangan
terbesar yaitu 1,62 trilyun rupiah.

e. Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

Semua subsektor pada sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan mengalami
pertumbuhan yang positif. Pertumbuhan sektor ini pada tahun 2009 sebesar 14,80
persen. Dimana subsektor bank tumbuh sangat cepat yaitu sekitar 21 persen,
sementara subsektor lainnya mengalami pertumbuhan dibawah 10 persen. Kontribusi
sektor ini terhadap PDRB Kota Bandar Lampung pada tahun 2009 sebesar 14,80
persen. Andil subsektor bank terhadap PDRB Kota Bandar Lampung sebesar 7,74
persen, sedangkan subsektor sewa bangunan memberikan andil sebesar 5,36 persen.

Nilai tambah yang dihasilkan masing-masing subsektor pada tahun 2009 adalah:
subsektor bank sebesar 1,14 trilyun rupiah, subsektor lembaga keuangan non bank
sebesar 132,02 milyar rupiah, subsektor sewa bangunan sebesar 724,21 milyar rupiah
dan subsektor jasa perusahaan sebesar 52,17 milyar rupiah.

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 63


2.4.2 Pertumbuhan Ekonomi

Laju pertumbuhan ekonomi merupakan suatu indikator makro yang dapat


menggambarkan tingkat pertumbuhan ekonomi. Indikator ini biasanya digunakan
untuk menilai tingkat keberhasilan pembangunan suatu daerah dalam periode waktu
tertentu, sehingga indikator ini dapat pula dipakai untuk menentukan arah
kebijaksanaan pembangunan yang akan datang. Pertumbuhan yang positif
menunjukkan adanya peningkatan perekonomian, dan sebaliknya pertumbuhan yang
negatif menunjukkan adanya penurunan perekonomian. Untuk melihat pertumbuhan
ekonomi secara riil dapat digambarkan melalui laju pertumbuhan PDRB atas dasar
harga konstan.

Pertumbuhan ekonomi kota Bandar Lampung secara tidak langsung dipengaruhi oleh
keadaan perekonomian nasional dan kebijakan yang diterapkan oleh Pemerintah
Pusat. Pertumbuhan ekonomi Kota Bandar Lampung selama empat tahun terakhir
(2005-2008) mengalami pertumbuhan yang fluktuatif. Pertumbuhan ekonomi selama
lima tahun terakhir dapat digambarkan sebagai berikut, pada tahun 2005 sebesar
5,03 persen, tahun 2006 sebesar 6,30 persen, tahun 2007 sebesar 6,83 persen, tahun
2008 sebesar 6,82 persen dan tahun 2009 sebesar 6.01%.

Secara sektoral seluruh sektor ekonomi kota Bandar Lampung sampai tahun 2009
masih dalam kondisi normal. Hampir seluruh sektor ekonomi mengalami pertumbuhan
positif, meskipun masih ada sebagian kecil yang sedikit melemah seperti sektor listrik,
gas dan air bersih, dan sektor pertambangan dan penggalian mengalami pertumbuhan
negatif sebesar -2,86 persen. Pada tahun 2009 pertumbuhan ekonomi kota Bandar
Lampung banyak disumbangkan dari sektor keuangan, persewaan dan jasa
perusahaan. Sektor ini menyumbang laju pertumbuhan terbesar yaitu tumbuh secara
signifikan sebesar 11,99 persen, sedangkan sektor ekonomi lainnya tumbuh pada level
dibawah 10 persen.

Tabel 20. Pertumbuhan riil sektor ekonomi Tahun 2005-2009 (persen)

Lapangan Usaha 2005 2006 2007 2008 2009


1. Pertanian 0,10 9,99 2,95 3,95 2,06
2. Pertambangan dan Penggalian -4,21 -1,79 -1,57 -2,86 1,50
3. Industri Pengolahan 6,94 15,08 10,47 4,91 7,54

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 64


4. Listrik, gas dan air bersih 1,44 -14,30 7,36 2,98 1,46
5. Bangunan 1,21 1,06 5,69 6,21 1,37
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 2,18 0,32 2,85 3,75 1,78
7. Pengangkutan dan Komunikasi 7,07 3,91 3,40 4,82 6,99
8. Keuangan, persewaan dan jasa 14,32 16,11 18,34 16,23 11,99
perusahaan
9. Jasa-jasa 1,44 1,51 1,27 5,70 4,27
Rata-Rata Pertumbuhan Ekonomi 5,03 6,30 6,83 6,93 6,01
Sumber : Kota Bandar Lampung dalam Angka, 2010

a. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Pendapatan Regional atau Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sering disalah
tafsirkan dengan pendapatan Pemerintah Daerah. Pendapatan Pemerintah Daerah
yaitu besarnya penerimaan pemerintah daerah dalam bentuk pajak dan non pajak dari
masyarakat. Sedangkan Pendapatan Regional adalah seluruh nilai netto barang dan
jasa yang dihasilkan dalam suatu daerah pada waktu tertentu atau dari segi arus
uangnya adalah jumlah seluruh pendapatan yang diterima oleh faktor produksi.
Dengan kata lain Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah jumlah nilai tambah
yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu daerah atau merupakan jumlah
nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh sektor ekonomi dikurangi
dengan biaya antara yang dikeluarkan untuk menghasilkan barang dan jasa tersebut.

Pengukuran terhadap nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit kegiatan
ekonomi di suatu wilayah dapat ditunjukan oleh nilai Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) di wilayah tersebut. Dengan demikian, nilai PDRB dapat menggambarkan
kemampuan wilayah dalam menghasilkan barang dan jasa yang mencerminkan
pendapatan masyarakat di suatu daerah.

Nilai PDRB yang selanjutnya dibagi dengan jumlah penduduk akan menghasilkan nilai
PDRB per kapita. Jika menggunakan PDRB per kapita atas dasar harga berlaku, maka
PDRB per kapita tersebut akan menggambarkan besarnya nilai PDRB per penduduk,
sedangkan jika menggunakan PDRB atas harga konstan menunjukan besarnya PDRB
riil perkapita penduduk.

Selanjutnya struktur perekonomian suatu daerah dapat dilihat dari besarnya


peranan/kontribusi masing-masing sektor usaha terhadap total PDRB yang dihitung
atas dasar harga berlaku. Dari hasil perhitungan PDRB Kota Bandar Lampung

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 65


(berdasarkan harga konstan 2000) pada Tahun 2005 terlihat bahwa sektor usaha yang
dominan kontribusinya terhadap PDRB yaitu Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran
(20,28%), sektor Industri pengolahan (16,71%) serta sektor pengangkutan dan
komunikasi (16,54%). Pada tahun 2006 sektor yang dominan adalah sektor
perdagangan, hotel dan restoran (19,14%), sektor industri pengolahan (18,09%)
serta sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan (16,59%). Pada tahun 2007,
sektor usaha yang dominan adalah sektor industri pengolahan (18,70), sektor
perdagangan, hotel dan restoran (18,42%) serta sektor keuangan, persewaan dan
jasa perusahaan (18,38%). Sedangkan pada tahun 2008, sektor usaha yang dominan
adalah sektor sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan (20,00%), sektor
industri pengolahan (18,37), serta sektor perdagangan, hotel dan restoran (17,90%).
Pada Tahun 2009, sektor usaha yang dominan adalah sektor industri (22,48), sektor
pengangkutan, dan komunikasi (20,53), sektor keuangan, persewaan perusahaan
(14,80), sektor jasa-jasa (14,42%), perdagangan, hotel dan restoran (13,96),
pertanian (6,37%), bangunan (5,29%), listrik dan air (1,28%) dan penggalian
(0,87%).

Besarnya sumbangan/kontribusi sektor tersier dan sekunder terutama keempat sektor


tersebut diatas sesuai dengan kondisi riil yang dapat kita amati antara lain karena
Kota Bandar Lampung merupakan pusat perbelanjaan di Propinsi Lampung sehingga
perputaran keuangan berlangsung cepat dan dalam nominal yang relatif besar.
Selain itu, Kota Bandar Lampung juga merupakan pusat kegiatan pemerintahan,
sosial, politik dan kebudayaan, serta sebagai kota pelajar, pusat transportasi dan
komunikasi di Proipinsi Lampung.

Oleh karena itu, wajar saja jika keempat sektor tersebut menjadi tulang punggung
perekonomian Kota Bandar Lampung. Bahkan jika dilihat dari kontribusinya terhadap
PDRB Propinsi Lampung, terlihat bahwa Kota Bandar Lampung sebagai penyumbang
terbesar untuk keempat sektor tersebut.

Dengan tingginya dominasi dari keempat sektor tersebut dalam menyumbang


perekonomian Kota Bandar Lampung, maka Pemerintah Kota Bandar Lampung
menyikapinya dengan menyediakan sarana dan prasarana yang lebih kondusif untuk
mendapatkan multiplier effect dari keempat sektor tersebut. Sehingga dengan
berkembangnya keempat sektor ini diharapkan mampu meningkatkan pertumbuhan

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 66


sektor lainnya. Sektor usaha yang kontribusinya terhadap PDRB Kota Bandar Lampung
sangat kecil yaitu sektor listrik dan Air Bersih, sektor Pertambangan dan Penggalian
serta sektor Pertanian, Peternakan dan Perikanan.

Pada tahun 2005, ketiga sektor ini hanya mampu memberikan kontribusinya masing-
masing sebesar 0,86 persen, 1,62 persen dan 4,40 persen. Pada tahun 2006,
kontribusinya masing-masing sebesar 0,70 persen, 1,49 persen dan 4,56 persen.
Pada tahun 2007, kontribusinya masing-masing sebesar 0,70 persen, 1,38 persen dan
4,39 persen. Pada tahun 2008, kontribusinya masing-masing sebesar 0,67 persen,
1,25 persen dan 4,27 persen sedangkan pada tahun 2009 memeberikan kontribusi
sebesar 6,37%. Secara rinci mengenai besaran masing-masing sektor pada PDRB
terdapat pada Tabel dibawah ini.

Tabel 21. Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandar Lampung atas dasar Harga
Konstan Menurut Lapangan Usaha Tahun 2005-2009 (Juta Rupiah)

No Lapangan Usaha 2005 2006 2007 2008 2009


1 Pertanian 210.340,05 231.358,28 238.175,51 247.576,79 252.685,95
Pertambangan dan
77.287,51 75.904,65 74.713,85 72.574,08 80.061,01
2 Penggalian
3 Industri Pengolahan 798.199,71 918.547,12 1.014.690,48 1.064.499,76 1.144.736,04
Listrik, Gas, dan Air
41.214,31 35.319,45 37.919,71 39.050,24 39.618,57
4 Bersih
5 Bangunan 392.271,84 396.438,07 419.001,41 445.025,21 451.126,26
Perdagangan, Hotel,
968.951,70 972.055,13 999.763,24 1.037.250,53 1.055.692,19
6 dan Restoran
Pengangkutan dan
790.381,17 821.273,12 849.185,97 890.120,90 952.344,28
7 Komunikasi
Keuangan,
persewaan dan jasa 725.941,50 842.866,98 997.415,99 1.159.261,25 1.298.268,87
8 perusahaan
9 Jasa-Jasa 773.600,23 785.284,03 795.292,32 840.637,71 876.531,43
PDRB (Juta Rp) 4.778.188,02 5.079.046,83 5.426.158,48 5.795.996,47 6.151.064,60
JUMLAH PENDUDUK 809.860 844.608 812.133 822.880 879.651
PDRB PERKAPITA (Rp) 5.900.017,31 6.317.835,35 6.681.366,81 7.043.550,05 7.379.656,00
Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Bandar Lampung, 2010

Tabel 22. Produk Domestik Regional Bruto Kota Bandar Lampung atas dasar Harga
Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2005-2009 (Juta Rupiah)

No Lapangan Usaha 2005 2006 2007 2008 2009


1 Pertanian 336.894,05 459.996,11 620.404,75 796.707,82 1.087.045,57
Pertambangan dan
91.919,13 94.068,61 95.056,95 130.418,71 149.286,75
2 Penggalian
3 Industri Pengolahan 1.015.320,73 1.457.313,08 1.835.621,45 2.689.277,81 3.836.648,23
4 Listrik, Gas, dan Air 127.954,99 153.563,36 166.298,05 190.871,43 219.110,51

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 67


No Lapangan Usaha 2005 2006 2007 2008 2009
Bersih
5 Bangunan 453.174,75 602.517,46 698.983,08 749.030,26 902.695,94
Perdagangan, Hotel,
1.163.215,10 1.462.783,74 1.788.842,72 2.126.055,52 2.383.390,20
6 dan Restoran
Pengangkutan dan
1.187.246,55 1.500.958,47 2.086.636,96 2.669.594,17 3.503.254,07
7 Komunikasi
Keuangan,
persewaan dan jasa 1.113.247,33 1.252.690,83 1.493.565,50 1.938.705,16 1.298.268,87
8 perusahaan
9 Jasa-Jasa 1.306.664,22 1.394.547,09 1.740.248,72 2.146.508,64 2.460.807,89
PDRB (Juta Rp) 6.795.636,84 8.378.438,75 10.525.658,17 13.437.169,52 15.840.508,03
JUMLAH PENDUDUK 809.860 844.608 812.133 822.880 879.651
PDRB PERKAPITA (Rp) 8.391.125,43 10.421.954,81 12.960.510,37 16.329.439,92 20.477.084,00
Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Bandar Lampung, 2010

2.4.3 Fasilitas Wilayah/Infrastruktur

Prasarana Jalan dan Jembatan

Sebagai ibukota Propinsi Lampung, kota Bandar Lampung merupakan pusat


pertumbuhan daerah, dimana fungsi jalan sebagai sarana transportasi darat sangat
mempengaruhi aksesibilitas pergerakan orang dan barang baik lintas kabupaten/kota
maupun lintas propinsi. Pada tahun 2005, panjang jalan di kota Bandar Lampung
adalah 900.320 km yang terdiri dari jalan aspal sepanjang 848.010 km, jalan kerikil
sepanjang 24.860 km dan jalan tanah sepanjang 27.420 km. Selain itu di kota Bandar
Lampung juga mempunyai jalan negara dan jalan provinsi dengan perincian, panjang
jalan negara sepanjang 65.040 km dan panjang jalan propinsi sepanjang 43.980 km.

Tabel 23. Keadaan dan Panjang Jalan di Kota Bandar Lampung 2005 -2009

Panjang Jalan
Uraian
2005 2006 2007 2008 2009
I. Jenis Permukaan 900.320 900.320 900.320 900.320 900.320
a. Di aspal 848.010 862.010 928.920 932.010 948.010
b. Kerikil/Onderlag 34.890 30.890 30.400 28.190 24.890
c. Tanah/Awcas 47.420 37.420 37.000 34.420 27.420
d. Tidak Dirinci - - - - -
II. Kondisi Jalan 900.320 900.320 900.320 900.320 900.320
a. Baik 382.420 344.420 246.420 244.420 282.420
b. Sedang 389.140 382.140 357.140 362.240 289.140
c. Rusak 50.910 66.910 76.910 66.190 50.910
d. Rusak Berat 29.540 38.540 43.540 48.540 49.540

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 68


e. Tidak Dirinci - - 166.310 68.310 48.310
III. Kelas Jalan 900.320 900.320 900.320 900.320 900.320
a. Kelas I - - - - -
b. Kelas II - - - - -
c. Kelas III - - - - -
d. Kelas III A 119.315 119.315 119.315 119.315 119.315
e. Kelas III B 228.445 228.445 228.445 228.445 228.445
f. Kelas III C 552.560 552.560 552.560 552.560 552.560
g. Tidak Dirinci - - - - -
Sumber: BPS Kota Bandar Lampung, Tahun 2010

Jalan adalah merupakan faktor kunci dalam melaksanakan kegiatan sosial dan
ekonomi suatu daerah, fungsi jalan di Wilayah Kota Bandar Lampung terdiri dari jalan;
Arteri Primer, Kolektor Primer, Arteri Sekunder dan Kolektor Sekunder. Bentuk
jaringan jalan dari jalan kolektor primer (jalan propinsi) dan Jaringan jalan kolektor
sekunder itu berfungsi untuk menghubungkan jalan-jalan dalam kota dan jalan ke
batas kelurahan/kecamatan.

Selain itu terdapat jaringan jalan lokal sekitar kompleks perkantoran Pemda, jalan
lingkar kota dan jalan-jalan yang menghubungkan permukiman-permukiman dalam
Kota Bandar Lampung. Pembangunan Prasarana Jalan raya di Kota Bandar lampung
selama ini mengutamakan peningkatan kondisi atau kualitas jalan-jalan yang sudah
ada, sedangkan pembangunan jalan-jalan baru diarahkan dalam rangka perluasan
kota dan membuka daerah yang terisolir. Sasaran pembangunan jalan ditujukan untuk
menghubungkan transportasi pada daerah pinggiran kota. Sedangkan jalan
lingkungan / setapak untuk didaerah pemukiman termasuk dikelurahan dengan
penduduk miskin yang cukup banyak. Dengan terhubungnya daerah kabupaten
lainnya dengan Kota Bandar Lampung yang didukung dengan kualitas kondisi jalan
yang memadai akan berdampak positif bagi perkembangan perekonomian di Kota
Bandar Lampung dan daerah lainnya, terutama memberikan kemudahan kepada
masyarakat dalam menyalurkan hasil-hasil setempat dan memperlancar pemenuhan
kebutuhan hidup. Beberapa tabel dan gambar dibawah ini menggambarkan
perkembangan jalan di Kota Bandar Lampung.

Tabel 24. Fungsi Jalan di Wilayah Kota Bandar Lampung

Garis
Fungsi Status
Sempadan
No Nama Jalan Jalan Jalan Ket
Kanan & Kiri

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 69


Garis
Fungsi Status
Sempadan
No Nama Jalan Jalan Jalan Ket
Kanan & Kiri
1 Laks. Malahayati Arteri Primer Negara 20
2 Soekarno – Hatta Arteri Primer Negara 45
3 Yos Sudarso Arteri Primer Negara 20
4 Basuki Rahmat Kolektor Primer Propinsi 16
5 Cut Nyak Dien Kolektor Primer Propinsi 16
6 Emir M Noor Kolektor Primer Propinsi 20
7 Imam Bonjol Kolektor Primer Negara 20
8 Laks. Malahayati Kolektor Primer Propinsi 6
9 Martadinata Kolektor Primer Propinsi 11
10 Pramuka Kolektor Primer Propinsi 24
11 Ir. Sutami Kolektor Primer Negara 45
12 Sisingamangaraja Kolektor Primer Kota 16
13 Achmad Yani Arteri Sekunder Kota 20
14 Antasari Arteri Sekunder Kota 21
15 Diponegoro Arteri Sekunder Negara 24
16 Gajah Mada Arteri Sekunder Kota 16
17 Gatot Subroto Arteri Sekunder Kota 11
18 Hassanudin Arteri Sekunder Negara 20
19 Ikan Tenggiri Arteri Sekunder Kota 11
20 Kartini Arteri Sekunder Kota 11
21 Kotaraja Arteri Sekunder Propinsi 20
22 W. Mongonsidi Arteri Sekunder Kota 11
23 Raden Intan Arteri Sekunder Negara 20
24 Sudirman Arteri Sekunder Kota 11
25 Supratman Arteri Sekunder Kota 11
26 Teuku Umar Arteri Sekunder Negara 20
27 Agus Salim Kolektor Sekunder Kota 13
28 Achmad Dahlan Kolektor Sekunder Kota 16
29 Antasari Kolektor Sekunder Kota 7
30 Arif Rahman Kolektor Sekunder Kota 16
Hakim
31 Cokroaminoto Kolektor Sekunder Kota 7
32 Cut Mutia Kolektor Sekunder Kota 16
33 Cut Nyak Dien Kolektor Sekunder Kota 16
34 Hayam Wuruk Kolektor Sekunder Kota 13
35 Ridwan Rais Kolektor Sekunder Kota 7
36 Kyai Maja Kolektor Sekunder Kota 7
37 Pagar Alam Kolektor Sekunder Kota 22
38 Pahlawan Kolektor Sekunder Kota 7
39 Pattimura Kolektor Sekunder Propinsi 11
40 Rasuna Said Kolektor Sekunder Kota 7
41 Salim Batubara Kolektor Sekunder Kota 7
42 Sultan Agung Kolektor Sekunder Kota 7
43 Supratman Kolektor Sekunder Propinsi 11
44 Dr. Susilo Kolektor Sekunder Kota 7

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 70


Garis
Fungsi Status
Sempadan
No Nama Jalan Jalan Jalan Ket
Kanan & Kiri
45 Syam Ratulangi Kolektor Sekunder Kota 7
46 Tamin Kolektor Sekunder Kota 7
47 Teuku Cik Di Tiro Kolektor Sekunder Kota 7
48 Moh. Thamrin Kolektor Sekunder Kota 7
49 Tirtayasa Kolektor Sekunder Kota 7
50 Urip Sumoharjo Kolektor Sekunder Kota 7
51 Warsito Kolektor Sekunder Kota 7
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandar Lampung , 2009

Prasarana Air Limbah


Sampai saat ini Kota Bandar Lampung belum memiliki sistem jaringan air limbah untuk
menampung dan menyalurkan limbah perkotaan. Berdasarkan survei rumah tangga
yang dilakukan pada tahun 1990 di 54 kelurahan, Lotti Consultan dan Asosiasi
menyimpulkan (Mengutip Laporan Akhir Studi Master Plan Drainase Kota Bandar
Lampung Tahun 2001 yang dilakukan FT-Unila), bahwa 88% dari rumah tangga
memiliki kakus sendiri, 5% memanfaatkan kakus umum dan 7% selebihnya
memanfaatkan lahan sekitarnya atau selokan/parit, karena tidak memiliki kakus,
sehingga masih banyak ditemui pemanfaatan alur sungai sebagai kakus. Kondisi paling
buruk terdapat pada alur Way Galih dan Way Lunik.

Pada umumnya air limbah dari kamar mandi dan dapur dialirkan secara terpisah dari
buangan manusia. Secara keseluruhan 57% air limbah dari buangan manusia. Secara
keseluruhan 57% air limbah kamar mandi dan dapur (limbah rumah tangga) dilairkan
kesaluran atau alur drainase dan 40% lainnya dialirkan kelubang rembesan. Pemkot
Bandar Lampung saat ini belum memiliki peraturan dan belum melaksanakan
pengawasan terhadap dimensi atau standar ukuran septic-tank dan sistem rembesan
setempat. Oleh sebab itu, saluran drainase kota yang pada umumnya berupa alur
sungai alami menjadi tempat pembuangan effluen dari septic-tank serta air limbah
rumah tangga.

Prasarana Drainase
Sebagian besar sistem jaringan saluran drainase Kota Bandar Lampung mema
nfaatkan saluran alami dan sebagian kecil saluran dari pasangan batu kali yang
didukung oleh topografi yang menguntungkan untuk pengaliran. Sungai-sungai yang

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 71


ada di Bandar Lampung merupakan jenis sungai yang bercabang, ruas-ruas
sungai/anak sungai yang menyusun alur aliran yang terbesar dan terpanjang
diklasifikasikan sebagai saluran drainase primer. Sedangkan anak sungai / cabang
sungai yang bermuara ke alur tersebut disebut saluran drainase sekunder, dan
seterusnya sebagai saluran drainase kuarter.

Dari kualitas air yang mengaliri sungai-sungai di kota mengalami tingkat pencemaran
baik dari limbah domestik maupun perusahaan sudah melebihi ambng batas.
Ketimpangan pemanfaatan air juga terjadi ditingkat masyarakat didaerah rendah yang
memanfaatkan air permukaan yang sudah tercemar, sedangkan beberapa masyarakat
didaerah yang lebih tinggi dengan leluasa memanfaatkan air bersih dari sumur-sumur
bor yang mereka buat. Hal ini harus dibenahi oleh Pemerintah Kota Bandar Lampung
karena kondisi lingkungan sebenarnya bisa diberdayakan untuk mengatasi keadaan
diatas. Badan sungai dan jaringan drainase di Kota Bandar Lampung selain berfungsi
menerima dan mengalirkan limpahan air permukaan juga berfngsi sebagai tempat
pembuangan limbah domestik, industri maupun aktivitas perkotaan lainnya.

Banjir yang terjadi di Kota Bandar lampung sebenarnya disebabkan oleh kelalaian
manusia diantaranya, beberapa daerah tangkapan air sungai yang ada telah rusak
terutama pada bagian hulu. Di bagian tengah, karena keterbatasan lahan dan
ketidakteraturan dalam penataan lingkungan beberapa wilayah tampungan air/retensi
alam dibangun menjadi perumahan, perkantoran maupun fasilitas umum, sehingga
daerah resapan air menjadi berkurang. Sedangkan dibagian hilir kepadatan penduduk
tinggi mendorong masyarakat memanfaatkan daerah bantaran kali untuk
pemukimannya, sehingga kesan kumuh tak bisa dihindari lagi.

Rencana Sistem Drainase


1. Zona Drainase
Pembagian zona drainase erat kaitannya dengan sistem drainase yang ada
sekarang ini, seperti dijelaskan di atas maka pembagian zona drainase mengikuti
pola sistem drainase alam (persungaian) karena sistem drainase merupakan main
drain dari zona drainase yang ada di Kota Bandar Lampung. Sedangkan
pembagian wilayah pembebanan drainase sesuai dengan arah aliran drainase yang
ada. Seperti halnya sistem drainase maka zona drainase dibagi atas :

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 72


 Zona Tanjung Karang, meliputi drainase yang ada di Wilayah Tanjung Karang
yang mengalirkan airnya pada sungai-sungai Way Kuripan (Way Simpang
Kanan, Way Simpang Kiri, dan Way Betung), Way Kupang, Way Kunyit serta
Way Bakung.
 Zona Teluk Betung, merupakan zona drainase terbesar di Kota Bandar
Lampung yang meliputi beberapa drainase utama yang mengalirkan airnya ke
sungai-sungai Way Kuala sebagai main drain, dan anak-anak sungainya yaitu ;
Way Kemiling, Way Pemanggilan, Way Langkapura, Way Kedaton, Way Balau,
Way Halim, Way Durian Payung, Way Simpur, Way Awi dan cabangnya, Way
Panengahan serta Way Kedamaian.
 Zona Panjang meliputi, drainase yang mengalirkan airnya pada sungai-sungai
: Way Lunik Kanan, Way Lunik Kiri, Way Pidada, Way Galih Panjang, dan Way
Srengsem merupakan zona drainase pada daerah yang datar pada bagian
hilirnya sehingga menimbulkan banjir.
 Zona Kandis, yang meliputi daerah-daerah di wilayah Kedaton dan sebagian
Sukarame wilayah Barat, pada zona ini drainase utama akan membuang pada
sungai Way Kandis 1, Way Kandis 2 dan Way Kandis 3.

2. Kriteria Perencanaan
Setiap saluran drainase yang dibangun dengan syarat memenuhi kriteria perencanaan
teknis yang ada. Kriteria disusun dari fungsi saluran yang akan dibangun, karena
dengan memenuhi kriteria tersebut diharapkan saluran yang akan dibangun berfungsi
dengan baik, sesuai dengan fungsi waktu, tempat, dan tepat sasaran, sehingga
masyarakat yang ada di sekitarnya akan merasa terpanggil untuk memelihara, dan
menjaganya. Adapun kriteria perencanaan teknis secara umum dalam merencanakan
sistem drainase adalah :
 Muka air rencana lebih rendah dari tinggi muka tanah yang akan dilayani
 Aliran berlangsung cepat namun tidak menimbulkan bahaya erosi pada dinding
saluran dan dasar saluran
 Kapasitas aliran membesar searah dengan aliran, jangan sebaliknya
 Adanya proses penggelontoran dan pengenceran sehingga kotoran, sampah
dan limbah rumah tangga yang ada dapat terangkut secara cepat sampai pada
pembuangan akhir

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 73


 Tidak menimbulkan bau dan mengganggu lingkungan serta mempunyai nilai
estetika yang tinggi

3. Pemilihan Jalur Sekunder dan Primer


Penentuan jalur sistem drainase menurut kaidah yang umum digunakan adalah :
saluran intersepsi (kuarter), saluran tersier (kolektor), saluran sekunder (berupa anak-
anak sungai dan drainase pada jalan protokol) dan saluran primer (saluran-saluran
alami maupun buatan yang mengalirkan limpasan air permukaan meninggalkan Kota
Bandar Lampung baik bermuara ke laut (Teluk Lampung) maupun ke wilayah di
sekitarnya.
Sesuai dengan kondisi alur sungai di Kota Bandar Lampung merupakan aliran
dendristik (bercabang) maka ditetapkan bahwa sungai yang menyusun ruas
terpanjang sungai tersebut disebut sebagai saluran primer, sedangkan anak-anak
sungai yang menyusun/bermuara pada alur ini merupakan saluran sekunder, dan
seterusnya sampai pada saluran tersier dan kuarter.
4. Pola Aliran Drainase Kota Bandar Lampung
Dari hasil survei yang telah dilakukan, dapat digaris bawahi bahwasanya, dari sistem
drainase yang ada, yaitu Sistem Teluk Betung, Panjang, Tanjung Karang dan Sistem
Kandis, beserta anak-anak sungai yang menyusun aliran tersebut bermuara ke Teluk
Lampung, kecuali Sistem Kandis yang bermuara di Laut Jawa melalui aliran Way
Sekampung.

Pola aliran drainase Kota Bandar Lampung mengikuti kaidah aliran sungai, sebagai
tempat berkumpulnya air drainase dari beberapa sistem drainase yang menyusunnya.
Pola aliran juga dibatasi oleh topografi dan kemiringan lahan dari sistem drainase yang
ada di atasnya. Bisa jadi pada satu drainase kelurahan ada lebih dari satu pola aliran,
ini tergantung dari topografi daerah setempat.

Prasarana Persampahan
Sistem Pengangkutan Sampah
Sampah yang ada di Bandar Lampung pengangkutannya dikelola oleh Dinas
Kebersihan yang melayani pengangkutan sampah di jalan protokol, meliputi sampah
usaha perdagangan dan industri dan sampah di pasar-pasar umum pengangkutannya
dilakukan oleh Dinas Pasar. Sementara itu, untuk sampah dilingkungan pemukiman

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 74


diorganisir oleh kecamatan dan kelurahan melalui Satuan Organisasi Kebersihan
Lingkungan (SOKLI).

Sampah domestik non-jalan protokol diangkut oleh SOKLI ke TPS (container) dengan
menggunakan gerobak. Selanjutnya sampah tersebut diangkut Ketempat Pembuangan
Akhir (TPA) Bakung dengan menggunakan arm roll truck oleh Dinas Kebersihan.
Sampah domestik dan non-domestik pada jalan protokol dan pasar-pasar umum oleh
petugas Dinas Kebersihan dan Dinas Pasar dikumpulkan ke depo pengumpul atau
container kemudian diangkut menggunakan dump truck dan Armroll Truck ke TPA.

Beberapa kelurahan mengalami kendala terbatasnya jangkauan pelayanan petugas


SOKLI atau bahkan SOKLI dibeberapa kelurahan kurang efektif, karena persoalan
renumerasi dan terbatasnya jumlah kontainer penampungan sampah. Berdasarkan
survei dan studi PAD Kota Bandar Lampung tahun 2000 dinyatakan bahwa jangkauan
pelayanan SKLI terhadap seluruh penduduk/KK yang ada hanya menjangkau 33%.
Artinya sampah diluar jangkauan SOKLI itu dibuang ke saluran drainase atau
ditimbun/dibakar.

Lokasi Timbunan Sampah


Lokasi yang sering terjadi timbunan sampah di Kota Bandar Lampung terjadi karena
kekurangan armada angkut, baik karena rusak ataupun umur armada yang sudah tua.
Dalam data pokok pembangunan daerah tahun 2001 (Master Plan Drainase Bandar
Lampung, LBT FT Unila 2001) diindikasikan ada 13 lokasi di Bandar Lampung yang
sering terjadi timbunan sampah, yaitu :
1) Kelurahan Teluk Betung (Kecamatan Telukbetung Selatan)
2) Kelurahan Talang (Kecamatan Telukbetung Selatan)
3) Kelurahan Kangkung (Kecamatan Telukbetung Selatan)
4) Kelurahan Sukaraja (Kecamatan Telukbetung Selatan)
5) Kelurahan Gunung Mas (Kecamatan Telukbetung Utara)
6) Kelurahan Panjang Utara (Kecamatan Panjang)
7) Kelurahan Pidada (Kecamatan Panjang)
8) Kelurahan Sukajawa, 2 lokasi (Kecamatan Tanjungkarang Barat)
9) Kelurahan Beringin Raya (Kecamatan Tanjungkarang Barat)
10) Kelurahan Pasir Gintung (Kecamatan Tanjungkarang Pusat)

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 75


11) Kelurahan Tanjung Agung (Kecamatan Tanjungkarang Timur)
12) Kelurahan Sidodadi, 2 lokasi (Kecamatan Kedaton)
13) Kelurahan Kedaton (Kecamatan Kedaton)

Prasarana Air Bersih


Kapasitas Sumber Air dan Produksi
Sumber mata air antar lain; sumber air baik yang berasal dari mata air dan sumur
dalam maupun sungai yang telah dieksploitasi dengan akumulasi debit air sebesar 570
Lt/dt. Debit terbesar dihasilkan dari sumber-sumber air baku khususnya sungai
membutuhkan perhatian serius dengan menjaga daerah tangkapan air sebagai
kawasan konservasi. Sumber-sumber air baku di bandar Lampung dapat dilihat pada
tabel berikut. Pengembangan kapasitas air baku tersebut dilakukan dengan
mempertimbangkan sumber-sumber air baku yang sedang dan akan digunakan PDAM
Way Rilau ditambah sumber air baku yang berasal dari air permukaan yang
memungkinkan untuk dieksplorasi seperti Sungai Way Sabu dan Way Sekampung.

Tabel 25. Sumber-Sumber Air Bersih Kota Bandar Lampung

Elevasi Tahun Debit (lt/dt) Debit*


Sumber
(m.dpl) Eksploitasi Maks. Min Lt / dt
MATA AIR
1. Tj. Aman +366 1972 50 18 47,40
2. Way Rilau +237 1937 35 12 38,60
3. Way Pancuran I +234 1986 12 9 12,40
4. Way Pancuran II +235 1997 12 8 8,00
5. Batu Putih I +245 1986 10 8 8,00
6. Batu Putih II +243 1997 12 8 8,00
7. Way Gudang +250 1987 20 5 10,00
8. Way Linti I & III +247/248 1981 50 20 50,00
9. Way Linti II +245 1981 50 10 18,00
10.Ega Harap - - 15 5 10,00
SUMUR DALAM
1. Way Kandis 1996 5 1,5 2,50
2. Way Kandis II 1996 5 1,5 2,50
3. Way Kandis III 1999 7 2,0 5,00
Jumlah I 120 220,40
SUNGAI
Way Kuripan
WTP I 1987 225 225 225
WTP II 1992 225 225 225
Jumlah II 450
Jumlah I + II 570

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 76


Sumber : PDAM Way Rilau, 2009

Distribusi
Sumber air PDAM Way Rilau seperti telah diungkap dibagian sebelumnya berasal dari
mata air dan Sungai Way Kuripan yang letaknya disebelah barat Kota bandar
lampung. Sumber mata air terletak didaerah yang relatif tinggi, yaitu pada elevasi 300
sampai 227, kecuali dari air Batu Putih, Way Pancuran dan way Rilau yang
menggunakan pompa untuk mengalirkan ke reservoir Kemiling, yang lainnya dapat
mengalir secara gravitasi ke reservoir-reservoir ditribusi.

Sedangkan air baku dari Way Kuripan mengalir yang terletak pada elevasi 15 harus
dipompa agar masuk kedalam WTP 1 & 2 di Sumur Putri. Selanjutnya dari WTP Sumur
Putri, air yang telah diolah, secara gravitasi ditampung dalam reservoir Sumur Putri
untk kemudian dipompa ke reservoir Palapa dan Rasuna Said. Selanjutnya melalui 6
(enam) reservoir, yaitu reservoir Langkapura, Kemiling, Cimeng, Palapa, rasuna Said
dan Sumur Putri, air didistribusikan secara gravitasi keenam daerah (zone pelayanan),
yaitu zone 300, 231, 185, 145, 108 dan 75. Nama atau nomor zone ini diambil
berdasarkan elevasi operasi dari reservoir yang melayaninya. Tabel berikut menyajikan
kapasitas dan elevasi reservoir serta kecamatan yang dapat dilayani berdasarkan zone
distribusi.

Pengembangan kapasitas air baku tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan


sumber-sumber air baku yang sedang dan akan digunakan PDAM Way Rilau ditambah
sumber air baku yang berasal dari air permukaan yang memungkinkan untuk
dieksplorasi seperti Sungai Way Sekampung dengan kapasitas rata-rata sebesar 2000
lt/dt dansumber air baku dari Sungai Way sabu dan sumber lainnya dengan kapasitas
rata-rata 1.400 lt/dt. Sarana distribusi tersebut pada tahun 2001 telah
mendistribusikan air sebesar 10.422.540 m3 dengan nilai Rp 13.608.334.630 atau Rp
13,6 milyar.

Prasarana Perhubungan

Pembangunan sektor transportasi di Kota Bandar Lampung menitikberatkan pada


angkutan jalan raya dan kereta api atau transportasi darat yang berfungsi sebagai
penghubung antar daerah, antar kota dan angkutan/lalu lintas pergerakan dalam kota
dengan fungsi utama untuk mendistribusikan barang dan jasa dari pusat-pusat

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 77


produksi dan daerah pertumbuhan ke daerah pemasaran atau konsumen. Dalam
mendukung pelayanan pendistribusian penumpang dan barang, di kota Bandar
Lampung pada tahun 2010 ini memiliki lima buah terminal dan satu stasiun kereta api.
Adapun terminal angkutan darat yang terdapat di kota Bandar Lampung yaitu:
- Terminal Rajabasa
- Terminal Kemiling
- Terminal Panjang
- Terminal Pasar Bawah
- Terminal Sukaraja
- Stasiun Kereta Api Penumpang Tanjung Karang

Untuk melayani angkutan transportasi darat khususnya angkutan kota digunakan


beberapa jenis angkutan antara lain mikrolet, bus kota dan taksi argometer.
Sedangkan pada sektor transportasi laut, kota Bandar Lampung mempunyai prospek
yang sangat strategis karena wilayah kota Bandar Lampung terletak di ujung selatan
Pulau Sumatera yang merupakan pintu gerbang berbagai komoditas ekspor dan impor
melalui Pelabuhan Panjang. Selain Pelabuhan Panjang, ada beberapa pelabuhan laut
lainnya yaitu:
1) Pelabuhan tempat pelelangan ikan yang berlokasi di Lempasing Teluk Betung
Barat.
2) Pelabuhan Batu Serampok yang berfungsi untuk pengangkutan hasil tambang.
3) Pelabuhan Srengsem yang akan dikembangkan menjadi tempat bertambatnya
kapal-kapal penambat ikan tradisional.

Sarana dan Prasarana Pariwisata

Kota Bandar Lampung mempunyai potensi wisata yang cukup baik yang didukung
dengan topografi yang berbukit, dataran rendah dan pantai. Tanah yang rendah dan
dekat dengan pantai diarahkan sebagai kawasan pendukung pariwisata dengan sarana
yang telah tersedia antara lain hotel, diskotik, taman hiburan, restoran dan lain-lain.
Adapun obyek wisata yang ada di kota Bandar Lampung antara lain Taman Hutan
Raya Wan Abdul Rahman, Taman Dipangga, Pantai Hiburan Duta Wisata, Pantai
Hiburan Tirtayasa, Air Terjun Sukadanaham, Taman Wisata Bumi Kedaton, Museum
Lampung, Taman Wisata Lembah Hijau.

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 78


Beberapa fasilitas pendukung pariwisata yang ada di kota Bandar Lampung antara lain
hotel dan restoran. Pada tahun 2009, di kota Bandar Lampung terdapat 7 hotel
berbintang, 45 hotel non bintang, 5 pondok wisata, 5 restoran dan 210 rumah makan.

Tabel 26. Jumlah Hotel dan Restoran di Kota Bandar Lampung Tahun 2005-2009

Jumlah
Uraian
2005 2006 2007 2008 2009
1. Hotel Berbintang 7 7 7 7 7
2. Hotel Non Bintang 47 37 37 45 49
3. Pondok Wisata 5 5 5 7 9
4. Restoran 3 5 6 5 5
5. Rumah Makan 200 210 210 212 219
Sumber: BPS Kota Bandar Lampung, Tahun 2010

2.5 ASPEK PEMERINTAHAN UMUM

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi


Perangkat Daerah, Pemerintah Kota Bandar Lampung telah menetapkan Kelembagaan
Perangkat Daerah Kota Bandar Lampung sebagai berikut :
1) Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor : 02 Tahun 2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah Kota Bandar Lampung dan Staf Ahli
Walikota Bandar Lampung terdiri dari 3 Asisten, Staf Ahli, 9 Bagian, dan 1
Sekretariat DPRD
2) Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor : 03 Tahun 2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kota Bandar Lampung terdiri atas 15
Dinas.
3) Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor : 04 Tahun 2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah dan Satuan Polisi Pamong
Praja terdiri atas 6 Badan, 1 Inspektorat, 3 Kantor, dan 1 Satpol PP.
4) Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor : 05 Tahun 2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan dan Kelurahan Kota Bandar Lampung
terdiri atas 13 Kecamatan dan 98 Kelurahan.
5) Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor : 04 Tahun 2009 tentang

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 79


Perubahan atas Perda Nomor 02 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Sekretariat Daerah Kota Bandar Lampung dan Staf Ahli Walikota Bandar Lampung
6) Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Perda Nomor 03
Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kota Bandar
Lampung terdiri atas 16 Dinas.

Jumlah PNS di lingkungan Pemerintah Kota Bandar Lampung sampai dengan Agustus
2010 adalah berjumlah 12.466 orang dengan rincian sebagai berikut :
 Golongan I = 304 orang
 Golongan II = 2.149 orang
 Golongan III = 6.439 orang
 Golongan IV = 3.574 orang

Komposisi jumlah PNS di lingkungan Pemerintah Kota Bandar Lampung pada Agustus
tahun 2010 menurut golongan, dapat dilihat pada grafik dibawah ini.
Komposisi Jumlah PNS menurut Golongan

Adapun komposisi PNS dalam jabatan struktural di lingkungan Pemerintah Kota


Bandar Lampung sampai dengan Desember tahun 2009 berjumlah 1.454 orang
dengan rincian sebagai berikut :
 Eselon II : 34 orang
 Eselon III : 165 orang
 Eselon IV : 1.207 orang
 Eselon V : 48 orang

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 80


Komposisi jabatan struktural di lingkungan Pemerintah Kota Bandar Lampung
tahun 2009, dapat dilihat pada grafik dibawah ini.
Komposisi Jabatan Struktural

I.
Sedangkan komposisi PNS di lingkungan Pemerintah Kota Bandar Lampung
berdasarkan jenis kelamin sampai dengan Agustus 2010 adalah sebagai berikut :
 Pria = 4.644 orang
 Wanita = 7.822 orang

Komposisi PNS menurut Jenis Kelamin

2.6 EVALUASI RPJMD TAHUN 2005-2010 (RPJPD TAHAP I)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bandar Lampung


Tahun 2005-2010 sebagai penjabaran dari visi, misi, dan program walikota Bandar

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 81


Lampung periode 2005-2010 adalah tahap pertama dari Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Daerah Kota Bandar Lampung 2005-2025. Dalam RPJMD 2005-2010
tersebut, telah mempunyai indikator kinerja yang jelas. Berdasarkan indikator kinerja
ini, maka dapat dilakukan evaluasi secara menyeluruh terhadap kinerja pemerintahan,
sesuai dengan setiap misi yang telah ditetapkan selama periode 2005-2010.

2.6.1 Evaluasi Kinerja Pembangunan Pendidikan

Pembangunan pendidikan merupakan implementasi dari misi I RPJMD Bandar


Lampung Tahun 2005-2010 yang bertujuan untuk meningkatkan perluasan dan
pemerataan pendidikan, meningkatkan mutu pendidikan serta meningkatkan prestasi
pemuda dan olahraga.

Parameter pertama yang hendak dicapai dengan misi tersebut adalah meningkatnya
proporsi anak yang terlayani pada pendidikan anak usia dini dengan indikator (1)
Persentase jumlah anak yang tertampung di Lembaga PAUD dan Taman kanak-kanak
mencapai 40%; (2) Jumlah Lembaga PAUD menjadi 200 Lembaga dan jumlah TK/RA
menjadi 210 buah. Hasil RPJMD I menunjukkan bahwa ketercapaian terhadap
parameter tersebut sudah cukup baik bahkan telah mencapai 60%. Meskipun jumlah
PAUD dan TK/RA telah melampaui jumlah yang direncanakan yaitu meningkat dari
9.618 menjadi 12.907 anak tertampung di TK, jumlah PAUD meningkat secara
signifikan menjadi 323 serta ketersediaan TK/RA juga meningkat dari 159 menjadi
293, namun untuk menertibkan keberadaan PAUD dan menyelaraskan dengan
program Pemerintah Kota maka hendaknya peraturan tentang pendirian PAUD harus
segera dibuat sehingga pemantauan terhadap PAUD dapat berjalan baik.

Parameter kedua yang hendak dicapai adalah dari pembangunan bidang pendidikan
adalah terlaksananya program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun dengan
indikator (1) Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI mencapai 117,61%, SMP/MTs
106,59%; (2) Angka Partisipasi Murni SD/MI mencapai 99,6%, SMP/MTs mencapai
69,03%; (3) Angka Putus Sekolah Jenjang SD/MI ≤ 0,02%, SMP/MTs ≤ 0,20%. Hasil
RPJMD tahap I menunjukkan bahwa ketercapaian terhadap parameter ini sudah cukup
baik karena angka APK SD/MI meningkat dari 116,12 menjadi 117,61 dan untuk level
SMP/MTs juga mengalami peningkatan dari 98,17 menjadi 109,7.

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 82


Akan tetapi angka partisipasi murni mengalami penurunan walaupun tidak terlalu
signifikan untuk SD/MI angka menurun dari 99,24 menjadi 99,03 sementara untuk
SMP/MTs angka tersebut juga mengalami penurunan dari 73,53 menjadi 69,03. hal ini
berarti, banyak penduduk usia sekolah dari luar Kota Bandar Lampung yang masuk di
Bandar Lampung dan tidak sekolah. Selain itu, tercatat juga angka putus sekolah
untuk jenjang SD/MI mencapai 70 orang sementara untuk SMP mencapai 193 kasus.
Oleh sebab itu diperlukan program percepatan pendidikan bagi mengatasi penurunan
angka APM dan Angka Putus Sekolah tersebut kedepan mesti lebih intensif
dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Bandar Lampung.

Parameter ketiga adalah meningkatnya angka partisipasi pendidikan menengah (1)


Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/SMK/MA mencapai 71,54% (2) Angka Partisipasi
Murni (APM) SMA/SMK/MA mencapai 50,57%. Hasil RPJMD tahap I menunjukkan
bahwa baik APM maupun APK mengalami kenaikan secara signifikan Angka Partisipasi
Kasar (APK) SMA/SMK/MA naik dari 70,30% menjadi 71,54% dan angka Partisipasi
Murni SMA/SMK/MA juga mengalami peningkatan dari 49,12% menjadi 50,57%,
artinya target APK dan APM yang direncanakan telah tercapai. Oleh sebab itu
Pemerintah Kota hendaknya perlu melanjutkan program kerja yang relevan terhadap
upaya peningkatan APK dan APM.

Parameter keempat adalah menurunnya angka buta aksara (usia 15 - 45 tahun)


dengan indikator menurunnya tingkat buta aksara (usia 15-45 tahun) ≤ 0,5%. Hasil
RPJMD tahap I dalam parameter ini juga menunjukkan hasil yang baik angka buta
aksara menurun dari 0,5% menjadi 0,2% atau sekitar 3.800 orang yang berusia 15-44
di Kota Bandar Lampung dan mayoritas diantaranya adalah perempuan. Menurunnya
jumlah buta aksara ini juga ditunjang oleh aktifitas penyelenggaraan kejar Paket A, B
dan C yang dilakukan setiap tahun yang telah menunjukkan kinerja yang baik, sejalan
dengan meningkatnya angka partisipasi kasar maupun angka partisipasi murni pada
semua jenjang pendidikan.

Parameter kelima adalah berkembangnya pendidikan non formal dengan indikator (1)
Jumlah lembaga pendidikan Non Formal meningkat sebesar 50%; (2) Jumlah
Pendidikan Non Formal yang memiliki sertifikasi meningkat sebesar 40%. Khusus
capaian terhadap kinerja dalam parameter ini, dikarenakan tidak ada program yang
dilakukan, maka hasil RPJMD tahap I dari sasaran ini dinyatakan negatif, dalam artian

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 83


tidak ada upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Bandar Lampung untuk
mencapai sasaran tersebut selama kurun waktu 2005-2010.

Parameter keenam dalam misi pertama ini adalah meningkatnya sekolah kejuruan
dengan indikator (1) Jumlah SMK Negeri bertambah 2 sekolah; (2) Lulusan SMK yang
bekerja (Formal/Informal/ Wiraswasta) meningkat. Hasil RPJMD tahap I dari indikator
pertama dalam kurun waktu lima tahun (2005-2010) secara kuantitatif tidak tercapai
karena jumlah SMK hanya meningkat 1 (satu) sekolah dari target 2 (dua) sekolah
yang diprogramkan namun ketercapaian terjadi pada penambahan lokal belajar.
Sedangkan daya tampung lulusan SMK yang diterima bekerja secara signifikan
meningkat, meskipun persentasenya masih jumlah lulusan SMK yang belum
mendapatkan pekerjaan, sehingga kondisi ini mengharuskan Pemerintah Kota mencari
alternatif untuk menampung lulusan SMK tersebut.

Parameter ketujuh adalah meningkatnya pelaksanaan standar pelayanan minimal


(SPM) pendidikan dengan indikator SPM bidang pendidikan terlaksana 100%. Merujuk
pada Hasil RPJMD tahap I peningkatan terjadi dari angka 80% menjadi 95%. Hal ini
menunjukkan meski pelaksanaan SPM telah meningkat dengan cukup signifikan
namun kondisi ini masih dibawah target standar pelayanan minimal yang harus
terlaksana sebesar 100%.

Parameter berikutnya yakni ke delapan dalam misi pertama RPJMD 2005-2010 adalah
meningkatnya proporsi pendidik yang memiliki kualifikasi dan sertifikasi sesuai dengan
Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
dengan indikator persentase guru yang berpendidikan S-1 untuk Sekolah Dasar 60%,
Sekolah Menengah Pertama 90% dan Sekolah Menengah Atas/Sekolah Menengah
Kejuruan 100%. Merujuk pada hasil RPJMD tahap I presentase guru yang
berpendidikan S-1 untuk tingkat SD naik dari 487 tenaga pendidik menjadi 1.531
(tahun 2010), SMP meningkat dari 1.561 menjadi 2.261 (tahun 2010), dan untuk level
SMA/SMK juga mengalami kenaikan dari 2.748 menjadi 2.792 (tahun 2009) hal ini
mengindikasikan bahwa pemerintah tetap harus fokus terhadap upaya peningkatan
kualitas tenaga pendidik pada semua jenjang pendidikan dalam RPJMD lima tahun
mendatang.

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 84


Parameter atau sasaran ke sembilan adalah meningkatnya proporsi satuan pendidikan
baik negeri maupun swasta yang terakreditasi dengan indikator (1) Sekolah Standar
Nasional (SSN) untuk SD 2 sekolah, SMP 5 sekolah dan SMA/SMK 5 sekolah; (2)
Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) untuk SD 1 sekolah, SMP 1 sekolah,
SMA/SMK 1 sekolah; (3) Persentase sekolah yang terakreditasi (Negeri dan Swasta)
untuk SD 100%, SMP 100%, SMA/SMK 80%. Melihat hasil RPJMD tahap I sekolah
berstandar nasional telah melampaui target menjadi 19 sekolah, kemudian untuk RSBI
juga tercapai target 1 sekolah SD, untuk SMP RSBI menjadi 2 sekolah, SMA dan SMK
RSBI mencapai 5 sekolah. Sementara itu presentase sekolah yang terakreditasi
meningkat secara signifikan yaitu untuk SD dari 48 sekolah menjadi 90, SMP dari 35
sekolah menjadi 60 sekolah dan SMA/SMK dari 23 sekolah menjadi 50.

Sasaran ke sepuluh adalah meningkatnya persentase kelulusan siswa pada setiap


jenjang pendidikan dengan indikator (1) nilai rata-rata kelulusan siswa SD sebesar
7,50 dan untuk SMP sebesar 6,50 serta untuk SMA/SMK sebesar 6,0; (2) Persentase
jumlah lulusan SD 100%, SMP 100% dan SMA/SMK 90%. Berdasarkan pada hasil
RPJMD tahap I nilai rata-rata kelulusan siswa SD meningkat dari 6,69 menjadi 7,65
sementara itu angka rata-rata kelulusan SMP menurun dari 6,09 menjadi 5,12
sementara itu tidak ada perubahan untuk nilai rata-rata kelulusan SMA/SMK yang
tetap diangka 5,50. Oleh karena itu menjadi sangat penting untuk mengadakan
program khusus yang dibuat bagi meningkatkan nilai rata-rata kelulusan terutama
untuk SMP dan SMA/SMK. Pada bagian lain presentase kelulusan SD mengalami
penurunan dari 99,6% menjadi 96,07%, untuk SMP juga mengalami penurunan dari
angka 100% menjadi 92,28% dan SMA/SMK juga mengalami penuruanan dari angka
100% menjadi 89,77%. Dalam konteks ini mesti mendapatkan perhatian serius oleh
pemerintah kota mengatasi masalah penurunan kualitas pendidikan secara umum.

Sasaran kesebelas adalah meningkatnya partisipasi stakeholders dalam bidang


pendidikan dengan indikator komite sekolah di semua tingkatan sekolah
(SD,SMP,SMA,SMK) dapat menjalankan peran dan fungsinya.

Parameter atau sasaran kedua belas adalah meningkatnya minat dan budaya baca
dengan indikator (1) tersedianya perpustakaan di setiap sekolah negeri 100% dan
sekolah swasta 40%; (2) Terbentuknya komunitas minat baca di setiap kecamatan.
Berdasarkan pada hasil RPJMD tahap I terjadi peningkatan ketersediaan perpustakaan

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 85


di setiap sekolah dari 30% menjadi hanya 70% yang berarti belum dapat mencapai
sasaran. Sementara itu komunitas baca juga terbentuk dan meningkat dari 30%
menjadi 80%. Walaupun target sasaran program tidak tercapai akan tetapi mengalami
dari sisi kualitas peserta didik terjadi peningkatan minat yang cukup signifikan untuk
memanfaatkan perpustakaan.

Parameter atau sasaran ke tiga belas adalah tersedianya fasilitas kepemudaan dan
olahraga yang memadai dengan indikator fasilitas kepemudaan dan olahraga tersedia
serta terpelihara. Berdasarkan hasil dari RPJMD Tahap I fasilitas kepemudaan dan
olahraga tidak mengalami peningkatan, oleh sebab itu pada masa yang akan datang
diharapkan dapat mengupayakan pemenuhan terhadap sasaran ketersediaan sarana
dan prasarana olahraga.

Parameter berikutnya adalah terselenggaranya kegiatan-kegiatan kepemudaan dan


olahraga yang berorientasi prestasi dengan indikator (1) Penyelenggaraan PORSENI
setiap tahun; (2) Penyelenggaraan PORKOT setiap 4 tahun; (3) Kegiatan kepemudaan
berkembang. Berdasarkan RPJMD Tahap I PORSENI telah diselenggarakan pada tahun
2008 dan FORKOT akan diselenggarkan pada tahun 2010 oleh karena kegiatan ini
adalah kegiatan 4 (empat) tahunan.

Sedangkan parameter atau sasaran terakhir dari misi pertama dalam RPJMD 2005-
2010 adalah meningkatnya prestasi pemuda dan olahraga dengan indikator (1)
prestasi olahraga di tingkat Provinsi dan Nasional meningkat; (2) Penghargaan
pemuda/mahasiswa/pelajar berprestasi tingkat propinsi dan nasional. Berdasarkan
pada hasil RPJMD Tahap I terdapat 3 event penghargaan bagi pemuda berprestasi
yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Bandar Lampung.

2.6.2 Evaluasi Kinerja Keselarasan Kehidupan Beragama

Mewujudkan keselarasan dan kehidupan beragama merupakan butir ke II dari Misi


yang tertuang dalam RPJMD Kota Bandar Lampung 2010-2015. Terdapat 2 (dua)
tujuan dari misi ini yaitu meningkatnya kualitas keagamaan dan mengembangkan
kerukunan hidup bermasyarakat

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 86


Paramater yang pertama yang hendak dicapai dalam misi tersebut adalah
meningkatnya kualitas pemahaman, penghayatan dan pengamalan ajaran agama
dengan indikator fasilitasi penyelenggaraan kegiatan keagamaan. Hasil dari RPJMD
Tahap I menunjukkan bahwa kualitas pemahaman, penghayatan dan pengamalan
ajaran agama dengan indikator fasilitasi penyelenggaraan kegiatan keagamaan
masyarakat Kota Bandar Lampung meningkat secara signifikan hal ini dibuktikan
dengan semakin kondusifnya situasi keberagaman keagamaan di Kota Bandar
Lampung.

Parameter kedua yang yang hendak dicapai dalam misi ini adalah meningkatkan
kerukunan intern dan antar umat beragama dengan indikator stabilitas kehidupan
beragama dan bermasyarakat. Merujuk hasil dalam RPJMD tahap I, kerukunan
kehidupan beragama di Kota Bandar Lampung berlangsung dengan cukup baik hampir
tidak ada konflik yang berteraskan agama yang terjadi selama medio 2010-2015. Dan
jika ada itupun dapat diselesaikan dengan model musyawarah mufakat disamping itu
terdapat program KUA Teladan dan Penyelenggaraan Haji yang diharapkan juga dapat
memacu kerukunan intern dan antar umat beragama.

2.6.3 Evaluasi Kinerja Pembangunan Kesehatan

Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat merupakan butir ke III dari Misi Kota
Bandar Lampung yang tertuang dalam RPJMD 2005-2010. Misi meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat mempunyai 2 (dua) tujuan utama yaitu meningkatkan
pelayanan kesehatan masyarakat dan meningkatkan pembangunan keluarga
berencana.

Parameter pertama yang hendak dicapai dalam misi ini adalah Menurunnya angka
kematian ibu (AKI) dengan indikator kasus yang terjadi ≤ 18 kasus. Jika merujuk pada
RPJMD tahap I angka kematian ibu (AKI) mengalami penurunan yang cukup
signifikan, jumlah kasus dari 16 kasus menjadi 10 kasus. Terdapat beberapa kegiatan
atau program yang telah dilakukan untuk menekan angka kematian ibu salah satunya
adalah program menyediakan obat-obatan berkualitas di Puskesmas kemudian juga
adanya sosialisasi yang relatif reguler serta penyediaan media informasi kesehatan
bagi ibu dan anak.

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 87


Parameter kedua yang hendak dicapai dalam misi ini adalah menurunnya angka
kematian bayi (AKB) dengan indikator kasus yang terjadi ≤ 178 kasus. Hasil dalam
RPJMD Tahap I menunjukkan terdapat peningkatan 1 kasus menjadi 28 kasus
kematian bayi akan tetapi beberapa program yang dilakukan sangat mendukung
terhadap minimalisir angka kematian bayi salah satunya yang penting adalah adanya
program mengenai peningkatan status gizi masyarakat, penyuluhan pola hidup sehat
dan tersedianya tenaga penyuluh kesehatan, dengan adanya ketiga program tersebut
maka secara teknis angka kematian bayi dapat diminimalisir dengan baik.

Parameter yang ketiga adalah menurunnya prevalensi gizi kurang pada anak dan
balita dengan indikator persentase anak dan balita gizi kurang dibawah 11,50%.
Merujuk pada RPJMD Tahap I terdapat beberapa program yang positif bagi menekan
angka prevalensi gizi kurang pada anak dan balita antara lain adalah program
mengenai peningkatan status gizi masyarakat, program reguler mengenai Keluarga
Berencana dengan beragam variasinya antara lain penyediaan alat kontrasepsi serta
pembinaan terhadap peningkatan kualitas kesehatan ibu dan anak. Program tersebut
diatas mempunyai korelasi yang positif terhadap target menurunnya prevalensi gizi
kuran pada anak dan balita di Kota Bandar Lampung.

Parameter keempat adalah Menurunnya angka kesakitan penyakit berbasis lingkungan


(DBD, Diare, Pneumonia, TBC, Malaria) dengan indkator untuk DBD (Angka Bebas
Jentik ≥ 95%, CFR ≤ 2%, IR ≤ 30/100.000 penduduk), untuk Diare (cakupan
penanganan 100%), untuk TBC (cakupan penanganan pneumonia 87%, Angka
kesembuhan ≥ 85%, CDR ≥ 70%), untuk Malaria (Angka AMI ≤ 50 per mil). Jika
melihat hasil RPJMD Tahap I maka penurunan angka kesakitan penyakit berbasis
lingkungan mengalami peningkatan secara signifikan kasus DBD dari 38 kasus menjadi
89 kasus, angka ABJ naik dari 81,9% menjadi 88,0%, CFR naik dari 1,9% menjadi
2,2% dan IR dari 50,1% menjadi 57,36%. Jumlah kasus diare menurun dari 20.248
kasus menjadi 14.128 kasus berdasarkan persentase cakupan penanganan diare juag
meningkat dari 84% menjadi 100%. Penyakit TBC juga mengalami peningkatan kasus
dari 799 menjadi 946 kasus walaupun cakupan penanganan TBC juga mengalami
peningkatan yang cukup signifikan dari 62,1% menjadi 100%. Angka kesmebuhan
pasien meningkat dari 89% menjadi 92,80%, CDR mengalami peningkatan dari
62,10% menjadi 70,90% sementara itu angka AMI juga mengalami penurunan dari

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 88


angka 9,71 per mil menjadi 4,79 per mil dan angka kasus pneumonia juga mengalami
penurunan dari 45,5% menjadi 32,0%.

Walaupun masih terdapat banyak tantangan akan tetapi terdapat beberapa program
yang telah dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut antara lain peningkatan
kualitas obat di puskesmas, pemanfaatan tanaman obat keluarga, penyediaan media
informasi, penyuluhan pola hidup sehat, adanya tenaga penyuluh kesehatan sebanyak
27 orang, terbentuknya UKBM. Dalam konteks penyekit berbasis lingkungan data juga
menunjukkan hal yang positif kasus DBD tertangani sebanyak 275 kasus, tercapainya
target deteksi dini penyakit APF, Imunisasi dan sebanyak 86 tenaga terlatih dan 79
orang telah dilakukan pemeriksaan ANC.

Parameter yang kelima adalah Terkendalinya pertumbuhan penduduk dengan


indikator angka pertumbuhan penduduk 1,68% dan Total Fertility Rate (TFR) 2,231.
Beberapa program yang dilakukan dalam RPJMD tahap I juga terkait atau berkorelasi
positif terhadap minimalisasi angka pertumbuhan penduduk dan TFR, salah satu
program yang berkorelasi positif terhadap hal ini adalah penyediaan alat kontrasepsi
berupa pil KB, suntik KB dan Implant angka pertumbuhan penduduk juga diminimalisir
dengan melakukan program pelayanan pemasangan alat kontrasepsi, pembinaan
terhadap 26 kelompok BKB, BKR dan BKL. Secara datatif misalkan angka keluarga pra
sejahtera satu menurun dari 37,10% menjadi 29,9%, angka keluarga sejahtera I
meningkat dari 21,8% menjadi 24%, angka keluarga sejahtera II meningjat dari
21,51% menjadi 22,2%, angka keluarga sejahtera III meningkat dari 15,18% menjadi
18,44% dan angka keluarga sejahtera IV

Parameter yang keenam adalah meningkatnya kualitas keluarga dengan indikator


sasaran Angka Keluarga Pra Sejahtera turun menjadi 33,15%, Angka Keluarga
Sejahtera 1 Turun menjadi 18,75%, Angka Keluarga Sejahtera II Naik menjadi
22,90%, Angka Keluarga Sejahtera III Naik menjadi 18,95%, dan Angka Keluarga
Sejahtera IV Naik dari 4,41% menjadi 5,45%. Walaupun dalam RPJMD tahap I tidak
ada data capaian yang konkrit terhadap parameter ini akan tetapi terdapat beberapa
program yang bekorelasi positif terhadap parameter ini antara lain program
terbentuknya kelompok UPPKS dan peningkatan status gizi masyarakat, dua program
ini secara prinsipil mendukung terhadap terbentuknya keluarga yang sejahtera.

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 89


2.6.4 Evaluasi Kinerja Pembangunan Sarana & Prasarana Perkotaan

Peningkatan Prasarana dan sarana perkotaan yang berkualitas sesuai dengan tata
ruang merupakan misi kempat dalam RPJMD Kota Bandar Lampung tahun 2010-2015.
Terdapat 2 (dua) Tujuan yang ingin dicapai dalam misi ini adalah Meningkatkan
penyediaan prasarana dan sarana perkotaan secara terpadu dan Meningkatkan
kualitas penataan ruang (perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian ruang) sesuai
peruntukan.

Parameter pertama adalah meningkatnya Prasarana dan Sarana Perkotaan secara


merata dengan indikator (1) Pelaksanaan SPM Bidang Infrastuktur mencapai 90%; (2)
Cakupan Pelayanan air bersih PDAM dipertahankan ≥ 30% ;(3) Pelayanan Air Bersih
melalui sumur bor ≥ 60%; (4) Sampah terangkut mencapai 90% dan (5) Titik Banjir
berkurang. Berdasarkan pada RPJMD tahap I maka terdapat beberapa capaian yang
positif terhadap misi ini antara lain telah dilakukannya pembangunan jembatan
sebanyak 2 (dua) buah, pemeliharaan jalan kota sepanjang 13.450 m, pemeliharaan
jalan dan terminal kota dan untuk mengatasi persoalan air bersih pemerintah kota
juga telah melakukan pembuatan sumur bor sebanyak 17 titik, pembangunan sanitasi
masyarakat, pembuatan sumur bor sebanyak 10 titik.

Hal lain yang dilakukan untuk memperbaiki infrastruktur kota adalah pemeliharaan
drainase sepanjang 3500m termasuk juga adanya program tapis berseri di 98
kelurahan. Persoalan mendasar mengenai penataan kota adalah wilayah pesisir dan
pemukinan akan tetapi pemerintah kota juga telah membuat beberapa yang
berkorelasi positif terhadap hal ini antara lain program penataan lingkungan pesisir
dan penyediaan sarana dan prasarana infrastruktur dilingkungan rusunawa kota
Bandar Lampung.

Parameter kedua adalah meningkatnya kualitas bangunan publik dan gedung


pemerintah dengan indikator (1) Pemeliharaan dan Pembangunan Gedung Publik dan
Pemerintah meningkat; (2) Tersedianya Kantor Kelurahan (Tanah dan Bangunan) se-
Kota Bandar Lampung mencapai 95%. Merujuk pada RPJMD tahap I, kualitas
bangunan publik dan gedung pemerintah bergerak cukup positif berdasarkan capaian
dalam LPJ AMJ beberapa program telah dilakukan antara lain pemeliharaan 6 unit
gedung kantor, pembangunan 17 unit gedung pemerintahan di lingkungan pemerintah

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 90


kota, pembangunan gedung DPRD kota tahap III, bertambahnya aset tanah milik
Pemda serta terpasangnya 60 plang nama disepenjang jalan protokol kota.

Parameter ketiga adalah meningkatnya sarana dan prasarana perhubungan dengan


indikator (1) tersedianya sarana angkutan umum yang mampu melayani seluruh
wilayah Kota bandar Lampung; (2) Jumlah fasilitas Lalu Lintas Angkutan Jalan (LLAJ)
meningkat; (3) Pelayanan Jasa terminal, pengujian kendaraan bermotor dan parkir
meningkat. Merujuk pada RPJMD tahap I ketercapain dalam parameter ini cukup baik
terdapat beberapa program yang sangat mendukut terhadap pencapaian parameter ini
yaitu sosialisasi kebijakan di bidang perhubungan, pemasangan pagar pengaman,
pemasangan rambu lalu lintas dan rambu overhead sebanyak 13 dan 17 buah.

Parameter keempat adalah meningkatnya kualitas perencanaan penataan ruang


dengan indikator (1) Dokumen RDTRK untuk 8 BWK, RTBL dan dokumen perencanaan
lainnya tersedia; (2) Perda pengelolaan pesisir tersusun. Berdasarkan pada RPJMD
tahap I, target dalam parameter ini tercapai dengan baik antara lain telah tersusunnya
juklak dan juknis pembangunan gedung dan dokumen RTRW kota Bandar Lampung.

Parameter kelima adalah terlaksananya pembangunan secara terarah, terintregrasi


dan berkelanjutan dengan indikator persentase bangunan yang memiliki izin
meningkat. Dalam RPJMD tahap I tidak terdapat data kuantitatif terhadap hal ini
sehingga tidak dapat memberikan penilaian yang komprehensif.

Parameter keenam adalah terkendalinya pemanfaatan ruang sesuai peruntukannya


dengan indikator persentase bangunan yang melanggar tata ruang menurun. Dalam
RPJMD tahap I tidak terdapat data kuantitatif terhadap hal ini akan tetapi beberapa
program seperti sosialisasi perda, terpasangnya patok garis sempadan sebanyak 200
buah, terpasangnya papan himbauan sebanyak 12 buah serta terdokumennya RTRW
Kota Bandar Lampung akan berkorelasi positif terhadap semakin terkendalinya
pemanfaatan ruang sesui dengan peruntukan.

2.6.5 Evaluasi Kinerja Keamanan Dan Ketertiban Kota

Terciptanya keamanan dan ketertiban kota merupakan misi kelima dalam RPJMD
Pemerintah Kota Bandar Lampung 2010-2015. Terdapat dua tujuan yang ingin dicapai

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 91


dalam misi kelima ini yaitu meningkatkan ketertiban masyarakat dan mengendalikan
masalah sosial masyarakat.

Parameter pertama dalam misi ini adalah menurunnya angka Penyakit Masyarakat.
Merujuk pada hasil RPJMD Tahap I terdapat peningkatan yang cukup signifikan tahun
2005 angka penyandang masalah kesejahteraan meningkat dari 16.847 menjadi
42.296, jumlah penyandang cacat tidak terdapat data, sementara itu jumlah yang
terjaring dalam operasi PSK menurun dari 150 orang menjadi 64 orang. Walaupun
terjadi peningkatan yang signifikan akan tetapi terdapat beberapa program
mendukung terwujudnya menurunnya angka penyakit masyarakat antara lain
penertiban WTS, penertiban gelandangan dan pengemis, penertiban dan
penaggulangan psykotis sebanyak 22 orang gila. Untuk mewujudkan hal itu daya
dukung lainnya adalah tersedianya 111 petugas pendata PMKS.

Parameter kedua adalah meningkatnya wawasan kebangsaan dengan indikator tidak


terjadinya konflik akibat isu SARA. Merujuk pada RPJMD tahap I, tidak ada data
kuantitatif yang menunjukkan apakah pemahaman wawasan kebangsaan meningkat
atau tidak akan tetapi terdapat beberapa program yang mendukung terhadap
peningkatan wawasan kebangsaan antara lain adalah terciptanya koordinasai antar
anggota muspida, forum komunikasi antar agama dilaksanakan di 13 kecamatan yang
diikuti oleh beberapa perwakilan suku dan etnis seharusnya.

Parameter ketiga adalah menurunnya pelanggaran lalu lintas dengan indikator angka
kecelakaan lalu lintas menurun. Merujuk pada RPJMD tahap I, tidak ada data
kuantitatif terhadap penurunan angka pelanggaran lalu lintas akan tetapi beberapa
program dalam RPJMD mendukung terhadap penurunan pelanggaran lalu linta antara
lain pengecatan marka sepanjang 790 meter persegi, pembuatan median jalan di jalan
Teuku Cik Di Tiro, Pembuatan box traffic light dan down counter sebanyak 3 s.d 5
buah, PAMTUR lalu lintas sebanyak 4 kegiatan dan PAMTUR angkutan lebaran, natal
dan tahun baru sebanyak 3 buah.

Parameter keempat adalah stabilitas keamanan dengan indikator situasi keamanan


terkendali. Dalam RPJMD tahap I tidak terdapat data kuatitatif yang menunjukkan
bahwa situasi keamanan terkendali akan tetapi terdapat beberapa program yang
terkait erat dengan hal tersebut antara lain terkumpulnya data-data yan akurat

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 92


mengenai situasi keamanan dan terdapat program peningkatan kapasitas dalam
pengelolaan SDM intelejen.

Parameter yang kelima adalah meningkatnya pelayanan perlindungan masyarakat


serta penanggulangan bencana dengan indikator (1) sistem peringatan dini di daerah
rawan bencana tersedia; (2) Optimalisasi tugas Satkorlak- PB (Satuan Koordinasi
Pelaksanaan Penanggulangan Bencana) di 13 Kecamatan. Merujuk pada RPJMD tahap
I terdapat beberapa program yang mendukung terwujudnya peningkatan pelayanan
perlindungan masyarakat serta penanggulangan bencana. Program tersebut adalah
pengadaan sarana dan prasaranan pemadam kebakaran, mengadakan pelatihan
penanggulangan bahaya kebakaran, pembinaan terhadap satuan pengamanan
lingkungan masyarakat dan sosialisasi protap dan juknis satlak penanggulangan
bancana.

2.6.6 Evaluasi Kinerja Pembangunan Perekonomian

Peningkatan pembangunan perekonomian dan ketersediaan kebutuhan masyarakat


menjadi misi keenam dalam RPJMD Kota Bandar Lampung 2010-2015. Terdapat 4
(empat) tujuan yang ingin dicapai dalam misi ini yaitu, Memperluas kesempatan kerja
dan berusaha, Mengembangkan perekonomian daerah, Menjaga ketersediaan
kebutuhan masyarakat, Meningkatkan kemampuan keuangan daerah dan
Mengembangkan budaya dan pariwisata daerah.

Parameter pertama dalam misi ini adalah Meningkatnya penyerapan tenaga kerja
dengan indikator tingkat pengangguran terbuka turun menjadi 10,50%. Jika merujuk
pada data memang tidak ada data kuantitatif terhadap angka pengangguran di Kota
Bandar Lampung akan tetapi terdapat beberapa program yang mendukung terhadp
peningkatan penyerapan tenaga kerja, beberapa program tersebut adalah tersedianya
buku profil ketenagakerjaan sebanyak 100 buah, pelatihan bagi pencari kerja,
tersedianya sarana dan prasaranan BLK serta tersedianya data pengangguran hal ini
juga kemudian didukung oleh pembinaan terhadap kelompok-kelompok usaha
sehingga jika program tersebut dilaksanakan kemungkinan kecil terjadi peningkatan
angka pengangguran.

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 93


Parameter kedua adalah meningkatnya kondisi yang kondusif dalam hubungan
industrial, kesejahteraan pekerja dan perlindungan tenaga kerja dengan indikator (1)
penyelesaian kasus tenaga kerja yang dapat ditangani meningkat; (2) Meminimalkan
Angka Kecelakaan Kerja sampai ≤ 1,5%; (3) Tingkat Upah yang layak yaitu mencapai
92% dari KHL (Kebutuhan Hidup Layak). Merujuk pada RPJMD tahap I tidak ada data
kuantitatif terhadap hal ini dalam konteks keseluruhan maka sasaran ini dinyatakan
negatif karena tidak ada satu pun program yang mendukung terlaksananya sasaran
ini.

Parameter ketiga adalah menurunnya Jumlah Penduduk Miskin dengan indikator


jumlah keluarga miskin sebesar ≤ 27 %. Merujuk pada RPJMD tahap I tidak ada data
kuantitatif terhadap hal ini dalam konteks keseluruhan maka sasaran ini dinyatakan
negatif karena tidak ada satu pun program yang mendukung terlaksananya sasaran
ini.

Parameter keempat adalah meningkatnya iklim investasi yang kondusif dengan


indikator (1) pertumbuhan investasi daerah (PMA dan PMDN) sebesar 9%; (2)
kemudahan dan bebas biaya perizinan bagi usaha kecil. Merujuk pada RPJMD tahap I
jumlah investasi daerah mengalami penurunan dari total tahun 2005 sebanyak 41
perusahaan pada tahun 2010 menjadi 40 perusahaan walaupun jumlah investasi
daerah naik menjadi 41 jenis dari 39 jenis pada tahun 2005, hal ini harus menjadi
catatan serius dengan beragam upaya seharusnya pemerintah kota kembali membuat
program yang dapat membangkitkan iklim investasi seperti memberikan kemudahan-
kemudahan fasilitas bagi pengusaha dan jaminan keamanan yang lebih baik.

Parameter kelima adalah meningkatnya produktivitas koperasi dan UKM dengan


indikator (1) jumlah UKM meningkat; (2) Persentase koperasi yang sehat ≥ 12%.
Merujuk pada RPJMD tahap I jumlah UKM meningkat cukup signifgikan dari 24.000
menjadi 34.560 buah, jumlah koperasi juga mingkat dari 518 658 sementara itu
jumlah presentase koperasi yang sehat juga meningkat dari 60,43% menjadi 69,15%
secara umum produktivitas koperasi dan UKM selama lima tahun terakhir mengalami
peningkatan yang cukup signifikan.

Parameter keenam adalah meningkatnya produktivitas hasil perikanan, pertanian dan


peternakan dengan indikator (1) Hasil tangkapan ikan laut sebesar 23.533 ton; (2)

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 94


Produksi ikan air tawar 120 ton/tahun; (3) Produksi hasil olahan perikanan mencapai
992,34 ton/tahun; (4) Konsumsi ikan masyarakat mencapai 29/kg/tahun; (5)
Produktifitas tanaman pangan 5,1 ton/ha; (6) Kakao yang difermentasi mencapai
25%. Merujuk pada RPJMD tahap I menunjukkan bahwa hasil tangkapan ikan
menurun selama lima tahun terakhir dari 27.480,4 ton menjadi 24.736,4 ton, produksi
ikan air tawar juga mengalami penurunan dari 801,04 ton menjadi 396,1 ton
sementara itu produk olahan hasil perikanan mengalami stgnasi hanya pada angka
32.550 ton.

Pada bagian lain, sampai dengan tahun 2009 jumlah hewan yang diperiksa mencapai
112.265, kejadian flu burung 21 kasus hewan, produktivitas hasil tanaman pangan
mencapai 78,67 kw/ha, jumlah kelompok tani yang dibina mencapai 98 kelompok tani
dan jumlah penyuluh pertanian mencapai 16 orang. Jika kita menganalisis data maka
sebenarnya banyak indikator yang tidak tercapai oleh sebab itu kedepan pemerintah
harus membuat program yang sifatnya akseleratif untuk mengejar peningkatan
produktivitas. Pada bagian lain juga terdapat beberapa program yang mendukung
terlaksananya sasaran ini antara lain, tergabungnya pintu gerbang (Gapura) bukit
kunyit sebagai pintu masuk untuk palataran bahari dalam pengembangan WFC,
Pelatihan peminjahan dan pemeliharaan induk ikan bagi 50 orang, pembangunan
infrastruktur BBDI Batu Putu dan tersedianya 1 unit kendaraan roda empat
pengangkut induk/benih dengan bak fiber, pembangunan infrastruktur BBDI Batu
Putu, pembangunan infrastruktur PPI lempasing (jalan, area parkir dan gotong
royong), pengadaan shelter nelayan lengkap dengan instalasi listrik dan air,
tersedianya sarana dan prasaranan pelabuhan, tersedianya sarana dan prasarana
untuk pengembangan pertanian berupa palet budidaya, tersedianya saranan dan
prasaranan bagi pertanian, perkebunan dan pengembangan peternakan.

Parameter ketujuh adalah meningkatnya Pelayanan kesehatan hewan dan pelayanan


kesmavet (Kesehatan Masyarakat Veteriner) dengan indikator (1) Persentase jumlah
daging (sapi, kuda, kambing, babi, kerbau, unggas) yang diperiksa mencapai 90%; (2)
kasus penyakit hewan (flu burung, rabies, antrax dan ND) menurun. Merujuk pada
RPJMD tahap I tidak ada data kuantitatif terhadap hal ini dalam konteks keseluruhan
maka sasaran ini dinyatakan negatif karena tidak ada satu pun program yang
mendukung terlaksananya sasaran ini.

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 95


Parameter kedelapan adalah tersedianya kebutuhan bahan pokok dan bahan bakar
keperluan rumah tangga dengan indikator stabilitas stok bahan pokok dan bahan
bakar keperluan rumah tangga di pasaran. Merujuk pada RPJMD tahap I tidak ada
data kuantitatif terhadap hal ini dalam konteks keseluruhan maka sasaran ini
dinyatakan negatif karena tidak ada satu pun program yang mendukung
terlaksananya sasaran ini.

Parameter kesembilan adalah meningkatnya pendapatan daerah dengan indikator


rata-rata peningkatan APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) mencapai
20% per tahun dan (2) Pendapatan Asli Daerah (PAD) rata-rata meningkat 10%
sampai 15% per tahun. Merujuk pada RPJMD tahap I terjadi optimalisasi APBD
mencapai 9% sementara itu PAD mengalami peningkatan dari 2% menjadi 19%, hal
ini mengindikasikan bahwa secara umum parameter ini telah berjalan dengan baik.

Parameter kesepuluh adalah meningkatnya pembinaan dan pengembangan budaya


daerah dan kepariwisataan dengan indikator (1) jumlah objek wisata bertambah
sebanyak 2 objek wisata; (2) Tingkat kunjungan wisatawan naik sebesar 30%; (3)
jumlah usaha disektor pariwisata meningkat 10%; (4) jumlah bangunan yang berciri
khas daerah Lampung dan jumlah sanggar seni budaya meningkat 10%; (5) cagar
adat budaya terpelihara. Merujuk pada RPJMD tahap I jumlah objek wisata
mengalami pertambahan dari 8 menjadi 11 objek, jumlah even promosi eisata stagnan
tepat pada angka 2, jumlah usaha di sektor pariwisata juga stagnan di angka 10 jenis
usaha, jumlah bangunan bercirikan Lampung juga tidak bertambah hanya 2 dan cagar
adat juga hanya 1 yang terpelihara. Banyak tantangan pada sektor ini akan tetapi
terdapat beberapa program yang mendukung terhadap peningkatan pembinaan dan
pengembangan budaya daerah dan kepariwisataan. Beberapa program tersebut
adalah partisipasi dalam event festival krakatau, tersedianya data dan informasi pada
website, promosi wisata dalam sumatera promotion center, bimbingan masyarakat
sadar wisata untuk 50 orang dan tersedianya buku-buku pedoman untuk pembinaan
hotel-hotel di Bandar Lampung.

2.6.7 Evaluasi Kinerja Pembangunan SDA & Lingkungan

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 96


Pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup secara bertanggung jawab dan
berkelanjutan adalah misi ketujuh dalam RPJMD Kota Bandar Lampung. Tujuan yang
ingin dicapai melalui misi ini adalah Meningkatkan pengelolaan sumber daya alam dan
lingkungan hidup secara berkelanjutan.

Parameter pertama dalam misi ini adalah meningkatnya pengelolaan sumber daya
alam dan lingkungan hidup oleh stakeholder secara berkelanjutan dengan indikator (1)
perusahaan yang telah memenuhi baku mutu air limbah mencapai 50%; (2)
penurunan beban pencemaran air dengan BOD 25%; (3) penambangan liar berkurang
14,3%. Berdasarakan pada hasil RPJMD tahap I tidak terdapat data kuantitatif
terhadap beberapa indikator tersebut diatas, dalam konteks keseluruhan maka
sasaran ini dinyatakan negatif karena tidak ada satu pun program yang mendukung
terlaksananya sasaran ini.

Parameter kedua adalah terciptanya kebijakan lingkungan hidup dengan indikator


tersusunnya 3 (tiga) buah peraturan dibidang pengelolaan lingkungan hidup.
Berdasarakan pada hasil RPJMD tahap I tidak terdapat data kuantitatif terhadap
beberapa indikator tersebut diatas, dalam konteks keseluruhan maka sasaran ini
dinyatakan negatif karena tidak ada satu pun program yang mendukung
terlaksananya sasaran ini.

Parameter ketiga adalah meningkatnya kebersihan, keindahan dan lingkungan kota


yang sehat dengan indikator (1) kebersihan lingkungan permukiman meningkat; (2)
kebersihan pada fasilitas umum meningkat; (3) terpeliharanya taman-taman kota.
Berdasarakan pada hasil RPJMD tahap I terdapat beberapa program yang mendukung
terhadap sasaran ini adalah terbentuknya 10 peta dan buku profil kota, penataan
wilayah pesisir Kota Bandar Lampung, pemantaua kualitas lingkungan yang meliputi
air laut 12 sampel, air sumur dan sampel dan udara 5 sampel, penataan taman
dwipangga, taman tugu juang, pemeliharaan median jalan teuku umar, pagar alam,
soekarno hatta, perempatan antasari, penataan cik ditiro, penataan taman raja basa,
penghijauan pada TPA, pengadaan bibit untuk penghijauan, rehabilitasi jalan teuku
umar, urip sumoharjo sampai dengan sultan agung, panyediaan lampu PJU di
Antasari, pengadaan lampu penerangan-pemakaman-taman.

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 97


2.6.8 Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan

Penyelenggaraan pemerintahan yang bersih, berwibawa, bertanggung jawab dan


partisipatif Tujuan yang ingin dicapai melalui misi ini adalah mewujudkan pelaksanaan
prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik.

Parameter pertama adalah Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pengambilan


kebijakan publik dengan indikator peran dan fungsi lembaga legislatif meningkat.
Berdasarkan pada RPJMD tahap I tidak terdapat data kuantitatif terhadap beberapa
indikator tersebut diatas, dalam konteks keseluruhan maka sasaran ini dinyatakan
negatif karena tidak ada satu pun program yang mendukung terlaksananya sasaran
ini.

Parameter kedua adalah meningkatnya kualitas pengelolaan keuangan daerah dengan


indikator laporan keuangan daerah mencapai tahap wajar tanpa pengecualian (WTP).
Tidak terdapat data kuantitatif terhadap peningkatan pengelolaan keuangan daerah
akan tetapi terdapat 22 (dua puluh dua) program yang relevan terhadap peningkatan
kualitas pengelolaan keuangan daerah yaitu Tersusunnya buku standar harga barang
dan jasa, Tersusunnya Perda tentang APBD tahun 2009, Tersusunya peraturan
Walikota tentang penjabaran APBD kota Bandar Lampung, tersusunya rancangan
pearturan daerah tentang perubahan APBD tahun 2009, Tersusunnya peraturan
walikota tentang ppenjabaran perubahan APBD, Tersusunnya rancangan peraturan
daerah tentang pertanggung jawaban pelaksanaan APBD 2008, Dihasilkannya
peraturan walikota Bandar Lampung tentang penjabaran pertanggung jawaban APBD
2008, Tersusunya laporan semester I dan prognosis semester II pada pelaksanaan
APBD 2008, Tersusunnya laporan mutasi barang daerah serta daftar mutasi barang
daerah, Tertibnya pengelolaan gaji pegawai, Keputusan kepala DPPKA tentang
penetapan anggaran kas persatuan kerja, Peningkatan SDM melalui Bimtek,
Implementasi SIPKD, Peningkatan kapasitas TAPD, Sosialisasi tentang peraturan pajak
daerah, Tersusunnya peraturan walikota tentang, kebijakan anggaran dalam tertib
administrasi, emberian penghargaan kepada 13 kecamatan dan keluran berprestasi,
Tersusunya data potensi pajak daerah, Intensifikasi penagihan PBB, Peneriban
reklame, Revisi sistem informasi APBD dan Tersedianya himpunan transaksi BPHTB.
Dengan begitu banyaknya program kemungkinan terjadinya penyimpangan keuangan
dapat diminimalisir.

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 98


Parameter ketiga adalah meningkatnya pelaksanaan pengawasan pemerintah dan
pengendalian pembangunan dengan indikator kasus penyimpangan penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan menurun. Dalam RPJMD tahap I terlihat bahwa
terjadi penurunan yang cukup signifikan terhadap kasus kasus penyimpangan
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan data menunjukkan misalkan
Tertangani/terperiksanya 61 kasus pengaduan masyarakat, Temuan hasil pemeriksaan
sebanyak 357 kasus, Terawasinya satuan kerja perangkat daerah yag menjadi objek
pemerikasaan bidang Irban II, Terwujudnya tertib administrasi dengan 9 LHP,
Terawasinya satuan kerja perangkat daerah yang menjadi objek pemeriksaan bidang
Irban IV, Terawasinya laporan keuangan pemerintah kota bandar lampung,
Terawasinya kegiatan gema tapis berseri pada 98 pokmas, Terpenuhinya data wajib
pajak LP2P sebanyak 15.000 wajib pajak PNS, Terdatanya 140 wajib LHPKN pejabat di
lingkungan pemda kota, meningkatnya ketaatan 51 terhadap peraturan.

Parameter keempat adalah meningkatnya kualitas aparatur pemerintah daerah dengan


indikator (1) pejabat struktural yang telah mengikuti pendidikan penjenjangan
struktural sebanyak 1.182 orang; (2) tenaga honorer yang diangkat menjadi CPNSD
sebanyak 575 orang; (3) terbitnya Surat Keputusan Kenaikan Pangkat PNS sebanyak
2.222 orang. Berdasarkan pada RPJMD tahap I maka parameter yang keempat
menunjukkan bahwa telah terjadi peningkatan kualitas aparatur pemda yang cukup
signigfikan hal ini berdasarkan pada pemberian beasiswa s-2 pemerintah kota kepada
26 aparat dan pelatihan peningkatan kapasitas aparatur pemerintah daerah kepada 8
aparat, PNS yang telah lulus ujian kenaikan pangkat juga mengalami kenaikan yang
signifikan yaitu mencapai 258 PNS, sepanjang 5 (lima) tahun telah terjadi
penambahan kuantitas PNS sejumlah 866 orang serta PNS dari IPDN sejumlah 124
orang, dengan adanya penambahan personel beban kerja di lingkungan pemkot dapat
diminimalisir serta dimaksimalkan output dan outcome-nya.

Parameter kelima adalah meningkatnya sistem administrasi kepegawaian dan


manajemen informasi dengan indikator (1) komputerisasi sistem administrasi
kepegawaian dan manajemen informasi kepegawaian; (2) tersedianya data formasi
kebutuhan pegawai dan penempatan tugas PNS; (3) Tersedianya buku panduan
adminstrasi kepegawaian. Berdasarkan pada RPJMD tahap I terjadi peningkatan yang
signifikan parameter kelima, komputerisasi administrasi kepegawaian dari data base

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 99


sebanyak 10.340 orang menjadi 12.467, pengadaan buku panduan administrasi
sebanyak 90 eksemplar dan peningkatan jumlah pegawai dari formasi umum dari
angka 146 menjadi 329 pegawai.

Parameter keenam adalah terwujudnya sistem kelembagaan dan ketatalaksanaan


pemerintahan yang bersih, efisien, efektif, transparan dan profesional dengan
indikator (1) terbentuknya pelayanan perizinan satu pintu; (2) terlaksananya e-
government di lingkungan pemerintah Kota Bandar Lampung. Berdasarkan pada
RPJMD Tahap I maka sasaran dalam parameter keenam ini mengalami peningkatan
yang cukup signifikan hal ini ditandai dengana adanya kantor pelayanan satu atap
yang telah mulai beroperasi serta pemanfaatan e-government yang mulai
diberdayakan oleh masing-masing satuan kerja.

Parameter ketujuh adalah meningkatnya kualitas perencanaan dan pengendalian


pembangunan daerah dengan indikator (1) meningkatnya kualitas perencanaan
pembangunan daerah; (2) meningkatnya koordinasi dan pengendalian pembangunan.
Berdasarkan data RPJMD tahap I tidak ada data kuantitatif yang terkait dengan hal ini,
dalam konteks keseluruhan maka sasaran ini dinyatakan negatif karena tidak ada satu
pun program yang mendukung terlaksananya sasaran ini.

2.6.9 Evaluasi Kinerja Penegakan Hukum

Peningkatan supremasi hukum berdasarkan rasa keadilan yang demokratis adalah


bagian dari misi kesembilan Kota Bandar Lampung, tujuan utama yang ingin dicapai
melalui misi ini adalah mewujudkan pelaksanaan prinsip-prinsip tata pemerintahan
yang baik.

Parameter pertama adalah Meningkatnya kesadaran hukum masyarakat dengan


indikator (1) meningkatnya pemahaman dan kesadaran hukum masyarakat; (2)
meningkatnya produk-produk hukum daerah; (3) berkurangnya pelanggaran terhadap
Peraturan Daerah. Berdasarkan pada RPJMD Tahap I indikator tersebut dapat tercapai
dengan cukup baik dengan sosialisasi maksimal yang dilakukan antara lain program
yang relevan terhadap hal itu adalah sosialisasi dengan menggunakan website
sehingga masyarakat dengan mudah mengakses produk hukum yang diinginkan. Pada
bagian lain data menujukkan bahwa untuk menyukseskan parameter ini telah 21 kali

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 100


diadakan sosialisasi tentang peraturan pemerintah dan perundang-undangan
sedangkan jumlah produk hukum yang terbuat adalah 50 perda.

Parameter kedua adalah sinkronisasi peraturan hukum dan Perda dengan indikator
terbentuknya sistem jaringan dokumentasi dan informasi hukum. Berdasarkan hasil
dari RPJMD tahap I capaian terhadap sasaran ini relatif baik walaupun datanya
bersifat kualitatif antara lain telah terbangunnya sistem jaringan dokumentasi dan
informasi hukum. Pada bagian lain terdapat beberpa program yang mendukung
sasaran ini antara lain penegakan peraturan daerah, peningkatan pemahaman
masyarakat dan aparatur tentang raperda dan perda kota, terciptanya kodifikasi
hukum.

Parameter yang ketiga adalah meningkatnya tingkat kesadaran politik masyarakat


dengan indikator (1) meningkatnya partisipasi masyarakat dalam PEMILU (Legislatif,
Kepala Daerah dan Presiden); (2) terkendalinya penyampaian aspirasi masyarakat.
Berdasarkan RPJMD Tahap I dan merujuk data KPU angka partisipasi politik
masyarakat kota Bandar Lampung relatif baik jika dibandingkan dengan kota-kota
lainnya di Indonesia, pada bagian lain beberapa program pokok yang dilakukan juga
mendukung terhadap sasaran ini antara lain tersedianya median tempat pemasangan
bendera dan simbol-simbol lembaga, parpol, ormas, LSM dan Organisasi, kemudian
tersedianya data ormas, LSM, dan organisasi profesi tahun 2009, tersosialisasikannya
pelaksanaan pemilu legislatif 2009, terlaksananya pemilihan presiden dan wakil
presiden periode 2009-2014.

Parameter yang keempat adalah meningkatnya partisipasi perempuan dalam


pembangunan dengan indikator meningkatnya kualitas pemberdayaan perempuan.
Berdasarkan pada RPJMD tahap I tidak terdapat data kuantitatif maupun kualitatif
dalam konteks keseluruhan maka sasaran ini dinyatakan negatif karena tidak ada satu
pun program yang mendukung terlaksananya sasaran ini.

Parameter yang kelima menurunnya tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak
dengan indikator berkurangnya jumlah kasus tindak kekerasan terhadap perempuan
dan anak. Berdasarkan pada RPJMD tahap I tidak terdapat data kuantitatif maupun
kualitatif dalam konteks keseluruhan maka sasaran ini dinyatakan negatif karena tidak
ada satu pun program yang mendukung terlaksananya sasaran ini.

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 101


Parameter yang keenam meningkatnya kesejahteraan dan perlindungan anak dengan
indikator berkurangnya jumlah anak yang mengalami kekerasan dan perlakuan yang
tidak menyenangkan. Berdasarkan pada RPJMD tahap I tidak terdapat data kuantitatif
maupun kualitatif dalam konteks keseluruhan maka sasaran ini dinyatakan negatif
karena tidak ada satu pun program yang mendukung terlaksananya sasaran ini,
secara prinsip dan teknis parameter ini memerlukan dukungan yang sifatnya lintas
SKPD.

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 102


RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 103
RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 104
RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 105
RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 106
RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 107
RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 108
RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 109
RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 110
RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 111
RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 112
RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 113
RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 114
RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 115
RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 116
RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 117
RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 118
RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 119
RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 120
RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 121
RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 122
RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 123
RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 124
RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 125
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

BAB
3 GAMBARAN PENGELOLAAN
KEUANGAN DAERAH
RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015

3.1 KINERJA KEUANGAN MASA LALU

Dalam melaksanakan pengelolaan pendapatan daerah ke depan, perlu dilihat


pelaksanaan penerimaan pendapatan daerah selama ini, yaitu realisasi penerimaan
daerah selama tahun anggaran 2006-2010, sebagai berikut :

3.1.1 Gambaran Pendapatan Daerah Tahun 2006-2010

Optimalisasi Pendapatan Kota Bandar Lampung selama kurun waktu 2005-2009


ditandai dengan adanya peningkatan pendapatan daerah dari target pendapatan
sebesar Rp.393.519.345.922,00 pada Tahun 2005 menjadi Rp.808.693.410.458,18
pada Tahun 2009, atau dengan kata lain selama kurun waktu tahun 2005 sampai
dengan tahun 2009 telah terjadi peningkatan target sebesar Rp. 415.174.064.536,18
atau sebesar 51,334%. Sedangkan realisasi pendapatan pada Tahun 2005
sebesar Rp. 411.681.662.993,70 dan realisasi Tahun 2009 sebesar Rp.
793.492.316.672,28 sehingga dalam kurun waktu Tahun 2005-2009 telah terjadi

peningkatan realisasi sebesar Rp.381.810.653.678,58 atau sebesar 51,88 %.

Adapun target dan realisasi pendapatan daerah pada Tahun Anggaran 2005 sampai
dengan Tahun Anggaran 2009 dapat digambarkan dalam tabel-tabel sebagai berikut:
a. Target dan Realisasi Pendapatan Tahun 2005-2010

No Tahun Target Realiasi %

1 2005 393.519.345.922,00 411.681.662.993,70 104,62


2 2006 573.306.419.145,04 595.004.847.734,32 103,78
3 2007 646.946.547.345,98 665.973.208.162,83 102,94
4 2008 725.597.468.445,85 747.982.275.503,92 103,07
5 2009 808.693.410.458,18 793.492.316.672,28 98,12
6 2010 864.080.474.398,64 - -

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 126


Sumber Data : DPPKA Kota Bandar Lampung, 2010
b. Target dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah Tahun 2005-2010

No. Tahun Target Realiasi %


1. 2005 46.513.715.922,00 46.073.499.722,70 99,05
2. 2006 47.495.953.455,04 45.843.383.278,16 97,14
3. 2007 54.629.930.061,98 53.714.914.761,96 98,33
4. 2008 60.422.775.028,70 67.661.519.021,92 111,98
6. 2009 72.009.309.841,70 70.432.264.168.28 97.81
7. 2010 75.031.991.782,16 - -
Sumber Data : Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Bandar
Lampung, 2010

Upaya Pemerintah Kota Bandar Lampung untuk mengoptimalkan Pendapatan Asli


Daerah (PAD) dalam kurun waktu 2005-2009 menunjukkan adanya peningkatan yang
berarti. Pada tahun 2005 target PAD sebesar Rp.46.513.715.922,00 dan pada tahun
2009 sebesar Rp.72.009.309.841,70 atau meningkat Rp.25.495.593.919,70 (35,40%).
Pada tahun 2005 realisasi PAD sebesar Rp.46.073.499.722,70 dan pada tahun 2009
sebesar Rp. 70.432.264.168.28 meningkat sebesar Rp.38.930.491.289,29 (45,80%).
Kontribusi realisasi PAD terhadap realisasi Pendapatan dan kontribusi realisasi PAD
terhadap target APBD dapat digambarkan dalam tabel sebagai berikut :

a. Kontribusi Realisasi PAD Terhadap Realisasi Pendapatan


Kontribusi PAD
Realisasi
No Tahun Realisasi PAD Terhadap
Pendapatan
Pendapatan
1 2005 411.681.662.993,70 46.073.499.722,70 11,19 %
2 2006 595.004.847.734,32 45.843.383.278,16 7,70 %
3 2007 665.973.208.162,83 53.714.914.761,96 8,07 %
4 2008 747.982.275.503,92 67.661.519.021,92 9,05 %

5 2009 791.619.289.395,99 85.003.991.011,99 10,73 %

b. Kontribusi Target PAD Terhadap Target APBD

Kontribusi PAD
No. Tahun Target APBD Target PAD Terhadap
Target APBD
1 2005 393,519,345,922.00 46,513,715,922.00 11.82%
2 2006 604.724.541.370,17 47.495.953.455,04 7.85%
3 2007 701.462.094.803,79 54.629.930.061,98 7.79%

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 127


4 2008 781.189.330.424,37 60.422.775.028,70 7.73%
5 2009 848.452.628.519,18 72.009.309.841,70 8.49%
6 2010 864.080.474.398,64 75.031.991.782,16 8,68%
Sumber Data : Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Bandar
Lampung,2009

c. Kontribusi Realisasi PAD Terhadap Realisasi APBD


Kontribusi PAD
No. Tahun Realisasi APBD Realisasi PAD Terhadap
Realisasi APBD
1 2005 396,943,238,630.15 46.073.499.722,70 11.61%
2 2006 564,988,592,647.63 45.843.383.278,16 8.11%
3 2007 660.075.263.348,13 53.714.914.761,96 8.14%
4 2008 778.777.514.052,53 67.661.519.021,92 8.69%
5 2009 800.238.171.042,29 85.003.991.011,99 10,62 %
Sumber Data : Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Bandar
Lampung,2009

3.1.2 Gambaran Target Dan Realisasi Belanja Tahun 2005-2009

Belanja daerah sepenuhnya tergantung pada pendapatan. Kemampuan belanja


dipengaruhi oleh kapasitas pendapatan. Belanja sebagai upaya untuk memecahkan
masalah daerah dan mendorong optimalisasi pendayagunaan potensi daerah harus
dilakukan secara efisien dan efektif. Untuk itu, belanja haruslah berbasis kinerja.
Anggaran berbasis kinerja membutuhkan adanya standar pelayanan minimum
terutama untuk urusan wajib dan analisa standar belanja. Belanja terdiri dari belanja
tidak langsung dan belanja langsung. Sedangkan belanja tidak lansgung terdiri dari
belanja pegawai, bunga, hibah, bantuan social, bagi hasil kepada akelurahan, bantuan
keuangan kepada kelurahan, dan belanja tidak terduga. Belanja langsung terdiri dari
belanja pegawai, barang dan jasa, dan belanja modal.

Saat ini komposisinya adalah sekitar 60:40, dimana yang terbesar masih untuk belanja
tidak langsung. Artinya sebagian besar adalah unntuk menjalankan roda pemerintahan
dan pelayanan publik. Sekitar 90 persen belanja tidak langsung tersebut untuk belanja
pegawai. Sementara untuk belanja langsung sekitar 60 persen adalah untuk belanja
barang dan jasa.

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 128


a. Target Dan Realisasi Belanja Tahun Anggaran 2005

Dengan total rencana pendapatan Daerah Kota Bandar Lampung Tahun Anggaran
2005 sebesar Rp. 393.519.345.922,00 maka belanja dalam APBD tahun 2005
ditargetkan sebesar Rp.410.316.378.495,58. Dengan demikian ABPD Tahun 2005
mengalami defisit sebesar Rp. 16.797.032.573,58. Namun defisit tersebut ditutupi dari
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran 2004 sebesar Rp.
23.315.862.427,58 sedangkan sisa pembiayaan dialokasikan untuk penyertaan
modal sebesar Rp. 1.000.000.000,00 dan pembayaran cicilan pokok pinjaman yang
jatuh tempo sebesar Rp.418.829.854,00. Alokasi belanja tersebut dipergunakan untuk
membiayai pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan dan tugas-tugas pembangunan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Alokasi rencana belanja daerah dilakukan dengan berpedoman pada berbagai


kebijakan yang digariskan oleh Pemerintah Pusat dalam kerangka sinkronisasi dan
integrasi pembangunan, serta RPJMD Kota Bandar Lampung tahun 2005-2010.
Pengalokasian dilakukan dengan mempertimbangkan visi dan misi pembangunan
daerah, arah dan kebijakan umum dan strategi serta prioritas APBD tahun 2005.
Alokasi belanja pada APBD Kota Bandar Lampung Tahun 2005 tidak saja dialokasikan
berdasarkan misi pembangunan sesuai rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah Kota Bandar Lampung Tahun 2005-2010 tetapi juga disusun berdasarkan
bidang pemerintahan dan berdasarkan program dan kegiatan.

Struktur belanja pada APBD Tahun 2005 (realisasi) terdiri dari Belanja Aparatur
Daerah (Belanja Administrasi umum, Belanja Operasi dan Pemeliharaan dan Belanja
Modal) mencapai Rp.61.100.610.422,15 atau sebesar 15,39 % dari total belanja
daerah; Belanja Pelayanan Publik sebesar Rp. 335.842.628.208,00 atau sebesar 84,61
% yang terdiri dari belanja Bagi Hasil dan Bantuan Keuangan sebesar Rp.
25.649.596.233,00; Belanja Tidak Tersangka sebesar Rp.985.407.770,00. Secara
lengkap struktur alokasi belanja pada APBD Tahun 2005 sebagai berikut:

No Uraian Belanja Target Realisasi %


1 Aparatur Daerah 65.653.979.176,38 61.100.610.422,15 93,06
Belanja Administrasi 40.291.964.948,38 37.782.315.161,15 93,77
Umum
Belanja Operasi dan 10.992.321.788,00 9.713.990.761,00 88,37

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 129


No Uraian Belanja Target Realisasi %
Pemeliharaan
Belanja Modal 14.369.692.440,00 13.604.304.500 94.67

2 Pelayanan Publik 344.662.399.319,20 335.842.628.208,00 97,44


Belanja Administrasi 243.060.276.254,45 239.298.390.545,00 98.45
Umum
Belanja Operasi dan 32.320.340.537,00 30.694.127.716,00 94,97
Pemeliharaan
Belanja Modal 41.335.727.226,00 39.215.105.944,00 94,87

3 Belanja Bagi Hasil dan 26.625.121.000,00 25.649.596.233,00 96,34


Bantuan Keuangan
4 Belanja Tak 1.320.934.301,75 985.407.770,00 74,60
Tersangka
Jumlah Belanja 410.316.378.495,58 396.943.238.630,15 96,74
Sumber Data : Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Bandar Lampung,2009

b. Target Dan Realisasi Belanja Tahun Anggaran 2006

Dengan total rencana pendapatan Daerah Kota Bandar Lampung Tahun anggaran
2006 sebesar Rp. 573.306.419.145,04 maka belanja dalam APBD tahun 2006
ditargetkan sebesar Rp.604.724.541.370,17. Dengan demikian APBD Tahun 2006
mengalami defisit sebesar Rp. 31.418.122.225,13. Namun defisit tersebut ditutupi dari
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran 2005 sebesar
Rp. 35.836.952.079,13, sedangkan sisa pembiayaan dialokasikan untuk penyertaan
modal sebesar Rp. 4.000.000.000,00 dan pembayaran utang pokok yang jatuh tempo
sebesar Rp.418.829.854,00.

Struktur belanja pada APBD Tahun 2006 (realisasi) terdiri dari Belanja Aparatur
Daerah (Belanja Administrasi umum, Belanja Operasi dan Pemeliharaan dan Belanja
Modal) mencapai Rp.65.757.761.765,63 atau sebesar 11,64 % dari total belanja
daerah; Belanja Pelayanan Publik sebesar Rp. 499.230.830.882,00 atau sebesar 88,36
% yang terdiri dari belanja Bagi Hasil dan Bantuan Keuangan sebesar
Rp. 25.762.463.550,00; Belanja Tidak Tersangka sebesar Rp.748.046.250,00. Secara
lengkap struktur alokasi belanja pada APBD Tahun 2006 sebagai berikut:

No %
Uraian Belanja Target Realisasi
1 Aparatur Daerah 80.428.674.742,60 65.757.761.765,63 81,76
Belanja Administrasi Umum 48.278.830.340,60 42.560.814.540,63 88,16
Belanja Operasi dan Pemeliharaan 17.283.268.591,00 14.448.751.708,00 83,60
Belanja Modal 14.866.575.811,00 8.748.195.517,00 58,84

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 130


No %
Uraian Belanja Target Realisasi

2 Pelayanan Publik 524.295.866.627,56 499.230.830.882,00 95,22


Belanja Administrasi Umum 312.008.751.677,86 296.863.792.458,00 95,15
Belanja Operasi dan Pemeliharaan 80.435.184.247,00 77.393.258.851,00 96,22
Belanja Modal 104.163.758.694,80 98.463.269.773,00 94,63

3 Belanja Bagi Hasil dan Bantuan 26.131.650.000,00 25.762.463.550,00 98,59


Keuangan
4 Belanja Tak Tersangka 1.556.522.007,90 748.046.250,00 48,06
Jumlah Belanja 604.724.541.370,17 564.988.592.647,63 93,43
Sumber Data : Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Bandar Lampung, 2009

c. Target Dan Realisasi Belanja Tahun Anggaran 2007

Dengan total rencana pendapatan Daerah Kota Bandar Lampung Tahun anggaran
2007 sebesar Rp.646.946.547.345,98 maka belanja dalam APBD tahun 2007
ditargetkan sebesar Rp.701.462.094.803,79. Dengan demikian APBD Tahun 2007
mengalami defisit sebesar Rp.54.515.547.457,81. Namun defisit tersebut ditutupi dari
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran 2006 sebesar Rp
61.434.377.311,81 sedangkan sisa pembiayaan dialokasikan untuk penyertaan modal
sebesar Rp.4.000.000.000,00 dan pembayaran pokok hutang sebesar
Rp.2.918.829.854,00.

Struktur belanja pada APBD Tahun 2007 (realisasi) terdiri dari Belanja Operasi sebesar
Rp. 546.565.703.807,13 atau 82,80% dari total belanja; Belanja Modal sebesar
Rp.111.875.364.541,00 atau sebesar 16,95% dari total belanja; Belanja Tak Terduga
Rp.379.195.000,00 atau sebesar 0,06% dari total belanja; Belanja Transfer sebesar
Rp.1.255.000.000,00 atau sebesar 0,19% dari total belanja. Secara lengkap struktur
alokasi belanja pada APBD Tahun 2007 sebagai berikut:

No Uraian Belanja Target Realisasi %

1 Belanja Operasi 557.593.804.530,97 546.565.703.807,13 98,02


2 Belanja Modal 141.372.937.634,00 111.875.364.541,00 79,13
3 Belanja Tidak Terduga 1.379.952.638,82 379.195.000,00 27,48
4 Belanja Transfer 1.115.400.000,00 1.255.000.000,00 112,52
Jumlah Belanja 701.462.094.803,79 660.075.263.348,13 94,10
Sumber Data : Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Bandar Lampung, 2009

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 131


d. Target Dan Realisasi Belanja Tahun Anggaran 2008

Dengan total rencana pendapatan Daerah Kota Bandar Lampung Tahun anggaran
2008 sebesar Rp.725.597.468.445,85 maka belanja dalam APBD tahun 2008
ditargetkan sebesar Rp.781.189.330.424,37. Dengan demikian APBD Tahun 2008
mengalami defisit sebesar Rp.55.591.861.978,52. Namun defisit tersebut ditutupi dari
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran 2007 sebesar Rp.63.85.362.193,52
sedangkan sisa pembiayaan dialokasikan untuk penyertaan modal sebesar
Rp.3.000.000.000,- dan pembayaran pokok hutang sebesar Rp.5.193.500.215,00.

Struktur belanja pada APBD Tahun 2008 (realisasi) terdiri dari Belanja Operasi sebesar
Rp. 652.412.631.034,53 atau 83,78% dari total belanja; Belanja Modal sebesar
Rp.124.903.058.018,00 atau sebesar 16,04% dari total belanja; Belanja Tak Terduga
Rp.346.425.000,00 atau sebesar 0,04% dari total belanja; Belanja Transfer sebesar
Rp.1.115.400.000,00 atau sebesar 0,14% dari total belanja. Secara lengkap struktur
alokasi belanja pada APBD Tahun 2008 sebagai berikut:

Uraian Belanja
No Target Realisasi %
1 Belanja Operasi 637.933.381.695,94 652.412.631.034,53 102,27
2 Belanja Modal 141.513.062.685,00 124.903.058.018,00 88,26
3 Belanja Tidak Terduga 607.486.043,43 346.425.000,00 57,03
4 Belanja Transfer 1.135.400.000,00 1.115.400.000,00 98,24
Jumlah Belanja 781.189.330.424,37 778.777.514.052,53 99,69
Sumber Data : Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Bandar Lampung, 2009

e. Target Dan Realisasi Belanja Tahun Anggaran 2009

Dengan total rencana pendapatan Daerah Kota Bandar Lampung Tahun anggaran
2009 sebesar Rp.808.693.410.458,18 maka belanja dalam APBD tahun 2009
ditargetkan sebesar Rp.848.452.628.519,18. Dengan demikian APBD Tahun 2009
mengalami defisit sebesar Rp.39.759.218.061,00. Namun defisit tersebut ditutupi dari
penerimaan pembiayaan sebesar Rp.41.429.218.061,00 sedangkan sisa pembiayaan
dialokasikan untuk penyertaan modal sebesar Rp.1.250.000.000,00 dan pembayaran
pokok hutang sebesar Rp.420.000.000,00.

Struktur belanja pada APBD Tahun 2009 (realisasi) terdiri dari Belanja Tidak langsung
sebesar Rp. 499.428.199.977,29 atau 103.66 dari total belanja dan Belanja Langsung

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 132


sebesar Rp.302.667.431.385,00 atau 37,73% dari total belanja. Belanja tidak
langsung terdiri dari Belanja pegawai sebesar Rp.460.744.039.726,20; Belanja Bunga
sebesar Rp. 70.643.380,09; Belanja Hibah sebesar Rp. 28.145.352.000,00; Belanja
Bantuan Sosial sebesar Rp. 8.800.726.950,00; Belanja Bagi Hasil kepada
Provinsi/Kabupaten dan Pemerintah Desa sebesar
Rp.1.115.400.000,00; Belanja Bantuan Keuangan sebesar Rp.30.000.000,00;
Belanja tidak terduga sebesar Rp.522.037.921,00. Sedangkan Belanja langsung terdiri
dari Belanja pegawai sebesar Rp. 31.283.530.750,00; Belanja Barang dan Jasa
sebesar Rp. 189.104.269.925,00; dan Belanja Modal sebesar Rp.82.279.630.710,00.
Secara lengkap struktur alokasi belanja pada APBD Tahun 2009 sebagai berikut

URAIAN BELANJA TARGET REALISASI %

BELANJA TIDAK LANGSUNG 531.232.638.240,18 499.428.199.977,29 94,01

Belanja Pegawai 490,449.198.710,63 460.744.039.726,20 93,95


Belanja Bunga 188.482.904,55 70.643.380,09 37,48
Belanja Hibah 28.859.505.000,00 28.145.352.000,00 97,52

Belanja Bantuan Sosial 9.623.100.000,00 8.800.726.950,00 91,45


Belanja Bagi Hasil kepada
1.115.400.000,00 1.115.400.000,00 100
Prov/Kab dan Pemerintah Desa
Belanja Bantuan Keuangan kepada
30.000.000,00 30.000.000,00 100
Prov/Kab dan Pemerintah Desa
Belanja Tidak Terduga 966.951.625,00 522.037.921,00 53,98

BELANJA LANGSUNG 317.219.990.279,00 302.667.431.385,00 95,41

Belanja Pegawai 34.431.539.500,00 31.288.530.750,00 90,87

Belanja Barang dan Jasa 195.059.975.036,00 189.104.269.925,00 96,54

Belanja Modal 87.728.475.743,00 82.279.630.710,00 93,78

JUMLAH BELANJA 848.452.628.519,18 800.238.171.042,29 94,31

f. Target Belanja Tahun Anggaran 2010

Dengan total rencana pendapatan Daerah Kota Bandar Lampung Tahun anggaran
2010 sebesar Rp.856.288.282.398,64 maka belanja dalam APBD tahun 2010
ditargetkan sebesar Rp.864.080.474.398,64. Dengan demikian APBD Tahun 2010
mengalami defisit sebesar Rp.7.792.192.000,00. Namun defisit tersebut ditutupi dari
penerimaan pembiayaan sebesar Rp.15.212.192.000,00 sedangkan sisa pembiayaan
dialokasikan untuk pembayaran pokok hutang sebesar Rp.7.420.000.000,00.

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 133


Struktur rencana belanja pada APBD Tahun 2010 terdiri dari Belanja Tidak langsung
sebesar Rp. 609.972.539.507,64 atau 70,59% dari total belanja dan Belanja
Langsung sebesar Rp.254.107.934.891,00 atau 29,41% dari total belanja. Belanja
tidak langsung terdiri dari Belanja pegawai sebesar Rp.549.132.630.603,09; Belanja
Bunga sebesar Rp.188.482.904,55; Belanja Hibah sebesar Rp.47.830.550.000,00;
Belanja Bantuan Sosial sebesar Rp. 10.147.600.000,00; Belanja Bagi Hasil kepada
kabupaten dan Pemerintah Desa sebesar Rp.1.115.400.000,00; Belanja Bantuan
Keuangan sebesar Rp.30.000.000,00; Belanja tidak terduga sebesar
Rp.1.527.876.000,00. Sedangkan Belanja langsung terdiri dari Belanja pegawai
sebesar Rp. 29.425.783.900,00; Belanja Barang dan Jasa sebesar
Rp.146.827.344.288,00; dan Belanja Modal sebesar Rp.77.854.806.703,00. Secara
lengkap struktur alokasi belanja pada APBD Tahun 2010 sebagai berikut :

URAIAN BELANJA TARGET

BELANJA TIDAK LANGSUNG 609.972.539.507,64

Belanja Pegawai 549.132.630.603,09

Belanja Bunga 188.482.904,55

Belanja Hibah 47.830.550.000,00

Belanja Bantuan Sosial 10.147.600.000,00

Belanja Bagi Hasil kepada Prov/Kab dan Pemerintah Desa 1.115.400.000,00


Belanja Bantuan Keuangan kepada Prov/Kab dan Pemerintah
30.000.000,00
Desa
Belanja Tidak Terduga 1.527.876.000,00

BELANJA LANGSUNG 254.107.934.891,00

Belanja Pegawai 29.425.783.900,00

Belanja Barang dan Jasa 146.827.344.288,00

Belanja Modal 77.854.806.703,00

JUMLAH BELANJA 864.080.474.398,64

3.2 KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN MASA LALU

Beberapa permasalahan yang masih dihadapi selama tahun 2005-2009 berkaitan


dengan pengelolaan pendapatan daerah antara lain :

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 134


1) Ada beberapa objek pajak dan retribusi daerah yang karena alasan teknis dan
yuridis tidak dapat dipungut
2) Tingkat kepatuhan wajib pajak belum optimal
3) Masih belum optimalnya kondisi sarana dan prasarana operasional yang
diperlukan dalam pengelolaan sumber-sumber pendapatan daerah
4) Masih belum meratanya tingkat profesionalisme tenaga pengelola pendapatan
daerah yang tersebar pada berbagai instansi penghasil pendapatan
5) Masih lemahnya sanksi hukum terhadap wajib pajak yang tidak memenuhi
kewajibannya
6) Ada beberapa Peraturan Daerah tentang Pajak dan Retribusi Daerah yang perlu
ditinjau kembali terutama yang berdampak pada ekonomi biaya tinggi, guna
peningkatan iklim usaha yang kondusif.

Selanjutnya dalam upaya untuk mengatasi berbagai permasalahan tersebut dan untuk
menggali potensi pendapatan daerah, maka dilakukan langkah-langkah kebijakan
sebagai berikut :
1) Mengoptimalkan peningkatan pendapatan daerah yang berasal dari
Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, dan peran serta masyarakat dari
sektor swasta.
2) Meningkatkan sumber pendapatan daerah melalui intensifikasi dan
ekstensifikasi Pendapatan Asli Daerah, Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak serta
mengoptimalkan sumber pendapatan daerah yang berasal dari dana
perimbangan yang lebih proporsional, yang akan ditempuh melalui upaya-
upaya sebagai berikut :
 Optimalisasi pelaksanaan peraturan perundangan yang berkaitan dengan
pendapatan daerah
 Sosialisasi dan penyuluhan kepada masyarakat mengenai ketentuan pajak
daerah dan retribusi daerah
 Peningkatan pengawasan terhadap pelaksanaan pemungutan pendapatan
daerah
 Peningkatan kapasitas sumber daya manusia aparat pelaksana pemungut
pajak dan retribusi daerah

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 135


 Peningkatan koordinasi dan kerjasama unit satuan kerja terkait pengelola
pendapatan daerah, agar pendapatan yang bersumber dari Pendapatan Asli
Daerah dan Dana Perimbangan dapat tercapai secara optimal.

3.3 KERANGKA PENDANAAN

3.3.1 Perkiraan Pendapatan Daerah Tahun 2011-2015

Keuangan daerah menggambarkan kemampuan daerah dalam membiayai


pembangunannya. Keuangan daerah secara garis besar terdiri dari penerimaan,
pengeluaran dan pembiayaan. Penerimaan terdiri dari pendapatan asli daerah (PAD),
dana perimbangan dan lain-lain pendapatan daerah yang sah. Sedangkan pendapatan
asli daerah terdiri dari pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan
daerah yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. Dana
perimbangan terdiri dari bagi hasil pajak-nonpajak, dana alokasi umum, dan dana
alokasi khusus. Lain-lain pendapatan daerah yang sah terdiri dari pendapatan hibah,
dana bagi hasil pajak dari propinsi, dana penyesuaian dan otonomi khusus, dan dana
insentif daerah.

Pengeluaran daerah terdiri belanja langsung dan belanja tidak langsung. Sedangkan
belanja tidak langsung terdiri dari belanja pegawai, bunga, hibah, bantuan social,
bagi hasil kepada kelurahan, bantuan keuangan kepada kelurahan, dan belanja tidak
terduga. Belanja langsung terdiri dari belanja pegawai, barang-jasa, dan belanja
modal.

Penerimaan daerah diharapkan terus meningkat terutama yang berasal dari


pendapatan asli daerah. Karena semakin besar penerimaan berarti semakin banyak
belanja yang dapat dibiayai. Dan itu berarti semakin banyak masalah daerah akan
diselesaikan serta makin besar dorongan pada pendayagunaan potensi daerah. Disisi
lain, belanja daerah harus diefisienkan dan diefektifkan agar pengeluaran tersebut
dapat berdampak luas dalam penyelesaian masalah daerah dan mengoptimalkan
pendayagunaan potensi daerah.

Di Kota Bandar Lampung, pendapatan daerah saat ini masih bertumpu pada dana
perimbangan. Sekitar 80 persen pendapatan daerah berasal dari dana perimbangan.

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 136


Jika kita lihat sumbernya maka dana perimbangan berasal dari pemerintah pusat.
Artinya, keuangan daerah masih sangat tergantung pada dana yang berasal dari
pemerintah pusat. PAD yang merupakan dana yang berasal daerah itu sendiri hanya
menyumbang sekitar 8 persen.

Akan sulit mengintervensi berapa dana perimbangan yang akan diperoleh karena
kewenangannya ada pada pemerintah pusat. Daerah hanya secara tidak langsung
mempengaruhi kondisi yang menjadi variable yang mempengaruhi alokasi serta
memenuhi ketentuan dan persyaratan yang ditetapkan pemerintah pusat. Kondisi ini
belum menjadikan daerah mandiri. Hal ini tidak sepenuhnya masalah daerah karena
memang sumber pendapatan yang dilimpahkan ke daerah adalah sumber-sumber
yang secara ekonomi kecil potensinya. Masalah ini sudah disadari oleh pemerintah
pusat, karena itu, terus diupayakan untuk memberikan kepada daerah sumber
pendapatan yang secara ekonomi potensial.

Melalui UU tentang Pajak dan Retribusi daerah, sudah dilakukan perbaikan terhadap
sumber pendapatan daerah. Untuk itu, dalam rangka meningkatkan pendapatan
daerah, khususnya pendapatan asli daerah, diperlukan upaya yang menyeluruh dan
konsisten.
1. Upaya yang pertama adalah menyesuaikan dasar hukum sumber pendapatan
daerah terkait dengan perubahan undang-undang pajak dan retribusi daerah.
Perubahan ini ada yang bersifat status karena ada sumber baru yang dilimpahkan
ke daerah da ada yang dihapuskan serta ada yang bersifat substantif.
2. Menyangkut perubahan substantif hendaknya dilakukan kajian secara mendasar
terkait dengan tarif. Peninjauan tariff dapat dilakukan setiap lima tahun.
Perubahan tarif memerlukan kajian yang mendalam karena menyangkut
kemampuan bayar. Dan fungsi pajak/retribusi bukan hanya sekadar fungsi
anggaran (sumber pendapatan) tapi juga fungsi regulasi (pengaturan).
3. Selama ini dinilai bahwa penarikan pendapatan belum sepenuhnya
menggambarkan potensinya. Untuk itu, ada dua konsekwensi, pertama ada
kebutuhan untuk mengetahui potensi masing-masing sumber pendapatan. Kedua,
harus ada manajemen pengelolaan pendapatan yang handal. Kedua hal ini
membutuhkan data based dan system informasi manajemen yang baik.

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 137


Melalui upaya tersebut diharapkan pendapatan daerah akan tumbuh rata-rata sebesar
18,65 persen per tahun untuk scenario optimis, 12,37 persen per tahun untuk scenario
moderat, dan 8,42 persen per tahun untuk scenario pesimis. Sedangkan PAD akan
tumbuh rata-rata sebesar 21,42 p-ersen per tahun untuk scenario optimis, 17,07
persen per tahun untuk scenario moderat, dan 9,26 persen per tahun untuk scenario
pesimis.

Skenario tersebut belum secara penuh menggali berbagai kemungkinan dampak


pelaksanaan UU tentang pajak dan retribusi karena memang belum semua
diberlakukan dan masih membutuhkan proses transisi.

3.3.2 Perkiraan Belanja Daerah Tahun 2011-2015

Belanja daerah sepenuhnya tergantung pada pendapatan. Kemampuan belanja


dipengaruhi oleh kapasitas pendapatan. Belanja sebagai upaya untuk memecahkan
masalah daerah dan mendorong optimalisasi pendayagunaan potensi daerah harus
dilakukan secara efisien dan efektif. Untuk itu, belanja haruslah berbasis kinerja.
Anggaran berbasis kinerja membutuhkan aanya standar pelayanan minimum terutama
untuk urusan wajib dan analisa standar belanja. Belanja terdiri dari belanja tidak
langsung dan belanja langsung. Sedangkan belanja tidak lansgung terdiri dari belanja
pegawai, bunga, hibah, bantuan social, bagi hasil kepada akelurahan, bantuan
keuangan kepada kelurahan, dan belanja tidak terduga. Belanja langsung terdiri dari
belanja pegawai, barang dan jasa, dan belanja modal.

Saat ini komposisinya adalah sekitar 60:40, dimana yang terbesar masih untuk belanja
tidak langsung. Artinya sebagian besar adalah unntuk menjalankan roda pemerintahan
dan pelayanan public. Sekitar 90 persen belanja tidak langsung tersebut untuk belanja
pegawai. Sementara untuk belanja langsung sekitar 60 persen adalah untuk belanja
barang dan jasa.

Ke depan diharapkan komposisi itu akan berimbang dan lebih besar pada nelanja
langsung. Hanya saja yang perlu diperhatikan adalah masih dominannya belanja
pegawai. Untuk itu, perlu upaya yang sitematis dan kontinyu untuk mengefisienkan
dan mengefektifkan belanja daerah. Hal ini membutuhkan pengaturan dan
manajemen penganggaran yang baik.

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 138


1. Untuk menunjang penerapan anggaran berbasis kinerja maka harus segara
diefektikan berlakunya standar pelayanan minimum serta analisa standar belanja.
2. Dalam rangka mengefektifkan pengeluaran maka penganggaran haruslah
menetapkan masalah yang mendesak serta penentuan prioritas penyelesaiannya
serta menerapkan pengeluaran jangka menengah.
3. Proses pengadaan barang dan jasa harus dapat dilakukan secara akuntabel dan
transparan.
4. Untuk pengeluaran yang bersifat pemeliharaan terutama bagi barang public
berupa infrstruktur harus ada mekanisme yang bersifat berkelanjutan sehingga
bisa melakuan respon dengan cepat.
5. Pengawasan dan pengendalian pelaksanaan kegiatan harus dapat menjamin
kualitas pekerjaan sehingga terpenuhi masa berlakunya.

Pengeluaran haruslah selalu didasarkan atas kapasitas pendapatan. Berdasarkan


kecenderungan yang ada, maka belanja daerah akan meningkat rata-rata 19,98
persen per tahun untuk scenario optimis, 14,40 persen per tahun untuk scenario
moderat, dan 9,01 persen per tahun untuk skenario pesimis (sebagaimana dilhat
dalam tabel di atas).

Mengingat luas dan besarnya cakupan masalah yang dihadapi maka harus ada upaya
mendorong partisipasi masyarakat untuk ikut mengurangi masalah dan bahkan
menyelesaikan masalah. Untuk membangun kepercayaan masyarakat kepada
pemerintah maka harus terbangun komunikasi yang baik antara pemerintah dengan
masyarakat.

Belanja daerah merupakan komponen pengeluaran yang digunakan untuk


menjalankan fungsi pemerintahan dan pelayanan publik. Belanja daerah pada
hakekatnya diarahkan pada pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan Pemerintah Kota Bandar Lampung yang terdiri dari urusan wajib dan
urusan pilihan yang telah ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan
seperti Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.
Belanja daerah dalam rangka penyelenggaraan urusan wajib digunakan untuk
melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dalam upaya memenuhi

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 139


kewajiban daerah yang diwujudkan dalam bentuk peningkatan pelayanan dasar,
pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak.

Belanja daerah Kota Bandar Lampung disusun berdasarkan pendekatan prestasi kerja
yang berorientasi pada pencapaian hasil dari input yang direncanakan dan bertujuan
untuk meningkatkan akuntabilitas perencanaan anggaran serta menciptakan
efektivitas dan efisiensi anggaran. Penyusunan belanja daerah diprioritaskan untuk
menunjang pelaksanaan tugas dan fungsi Satuan Kerja Perangkat Daerah dalam
rangka melaksanakan urusan pemerintahan daerah yang menjadi tanggung jawabnya.
Kebijakan belanja diarahkan pada program dan kegiatan untuk melaksanakan prioritas
pembangunan yang telah ditetapkan sebagaimana isu strategis dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bandar Lampung Tahun 2010-
2015:
1) Ekonomi Kerakyatan dan Penciptaan Lapangan Kerja
2) Pendidikan
3) Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial
4) Reformasi Birokrasi
5) Lingkungan Hidup dan Tata Ruang
6) Infrastruktur

Berdasarkan enam isu pokok pembangunan sebagaimana tertuang dalam RPJMD


tersebut maka belanja daerah juga diarahkan untuk membiayai kegiatan-kegiatan
yang memiliki relevansi dengan enam isu pokok tersebut yaitu :
1. Mengembangkan usaha skala mikro, kecil serta menengah dan koperasi melalui
penciptaan iklim usaha yang kondusif, peningkatan akses kepada sumberdaya
produktif serta mengembangkan kewirausahaan usaha kecil, menengah dan
koperasi (UKMK) yang berkeunggulan kompetitif.
2. Mengembangkan perikanan dan kelautan dalam rangka memanfaatkan potensi
ekonomi di dalamnya dan pemanfaatan sumberdaya wilayah pesisir dan kelautan
secara optimal dan berkelanjutan.
3. Meningkatkan kualitas pendidikan melalui perbaikan dan penyempurnaan
kurikulum, proses belajar mengajar agar mampu menguasai perkembangan dan
kemajuan ilmu pengetahuan dan memiliki keterkaitan dengan pasar tenaga kerja.

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 140


4. Mendorong untuk tumbuh dan berkembangnya lembaga pendidikan menengah
umum, kejuruan, dan agama baik negeri maupun swasta yang berkualitas dan
mampu menghasilkan tenaga-tenaga terampil menengah melalui pemberian
fasilitas yang memadai, peluang, kesempatan, dan kondisi yang kondusif.
5. Meningkatkan mutu dan jangkauan pelayanan kesehatan dasar dan rujukan,
terutama bagi penduduk miskin.
6. Meningkatkan kualitas dan kuantitas jangkauan pelayanan kesejahteraan sosial
bagi para penyandang masalah kesejahteraan sosial.
7. Meningkatkan kualitas pelayanan publik sesuai dengan tugas dan sumpah
pegawai berdasarkan paradigma reformasi birokrasi.
8. Pengelolaan lingkungan hidup dan penegndalian tata ruang wilayah serta
meningkatkan kapasitas adaptasi kota terhadap dampak isu perubahan iklim.
9. Peningkatan kualitas dan kuantitas layanan infrastruktur dasar perkotaan secara
adil menuju kota yang modern.

Pada dasarnya alokasi belanja tahunan daerah yang tercermin pada APBD merupakan
kerangka kebijakan publik yang memuat hak dan kewajiban pemerintah daerah dan
masyarakat, maka penganggaran pada tahun 2011-2015 tetap mengacu pada norma
dan prinsip anggaran yaitu :
1. Transparansi dan akuntabilitas anggaran
2. Disiplin anggaran
3. Keadilan Anggaran
4. Efisiensi dan efektifitas anggaran

3.3.3 Perkiraan Pembiayaan Daerah Tahun 2011-2015

Pembiayaan terdiri dari penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan.


Penerimaan pembiayaan berasal dari sisa lebih perhitungan anggaran tahun lalu dan
hutang. Di samping itu juga pengeluaran pembiayaan berupa sisa lebih perhitungan
anggaran tahun berjalan dan pembayaran hutang serta penyertaan modal.

Sampai saat ini masih ada kewajiban Kota Bandar Lampung untuk membayar hutang
sebesar Rp418.829.854. Dengan kapasitas fiskal yang ada masih memungkinkan
untuk melakukan hutang. Hanya saja untuk melakukan hutang perlu pengkajian yang

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 141


mendalam, selain prosesnya rumit yang melibatkan DPRD dan pemerintah pusat juga
akan menjadi beban anggaran dalam jangka panjang. Untuk itu, hutang hanya
dibatasi pada pembiayaan kegiatan yang ada sumber pendapatannya. Dengan
demikian, diharapkan dapat membiayai sediri pembayaran cicilan pokok dan
bunganya.

Sedangkan penyertaan modal, sangat dimungkinkan terutama untuk kegiatan yang


secara financial menguntungkan. Sampai saat ini sudah ada 3 BUMD yang dimiliki,
yaitu PD bank pasar, PT BPRS Bandarlampung, dan PDAM Way Rilau. Disamping ikut
memiliki saham pada PT Bank Lampung.

Pembiayaan daerah disediakan untuk menganggarkan setiap penerimaan yang perlu


dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun
anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun anggaran berikutnya. Kebijakan
pembiayaan pada tahun 2011-2015 diarahkan pada:
a. Dari sisi penerimaan, pembiayaan daerah diarahkan pada pengamanan sisa
perhitungan tahun anggaran berjalan untuk dapat dipergunakan secara efisien
dan diupayakan tidak melakukan pinjaman/hutang.
b. Dari sisi pengeluaran, pembiayaan daerah diarahkan pada tahun anggaran
berikutnya untuk membayar cicilan pokok pinjaman yang jatuh tempo,
penyertaan modal pada Badan Usaha Milik Daerah dan modal bergulir untuk
pengembangan ekonomi kerakyatan.

Gambaran perkiraan peningkatan pendapatan daerah, belanja daerah dan Pendapatan


Asli Daerah (PAD) pada masing-masing skenario (pesimis, sedang/moderat dan
optimis) disajikan pada tabel berikut :

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 142


RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 143
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

BAB
4 ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015

4.1 PERMASALAHAN PEMBANGUNAN

Ciri utama perkotaan adalah pertumbuhannya yang cepat. Penduduk tumbuh cepat
terutama karena faktor migrasi. Akibatnya kepadatan penduduk kota tinggi. Jumlah
penduduk yang besar dan pertumbuhan yang tinggi menyebabkan masalah perkotaan
kompleks, diantaranya:
1. Kebutuhan perumahan tinggi dan banyaknya rumah tidak layak huni serta
tumbuhnya kawasan kumuh.
2. Tingginya volumen sampah bsementara kemampuan mengelolanya masih
terbatas dan daya tampung tempat pembuangan ahir semakin menurun.
3. Drainase semakin memburuk karena pendangkalan dan penyempitan baik
karena sampah maupun dimanfaatkan untuk perumahan dan usaha. Sementara
volume air makin meningkat karena buruknya resapan air akibat semakin
banyak kawasan terbangun.
4. Sungai dan laut tercemar karena sampah maupun kegiatan masyarakat baik
untuk permukiman maupun usaha. Di sisi lain kapasitas sungai menampung air
berkurang sementara volume air makin tinggi karena resapan yang makin
rendah.
5. Tingginya kebutuhan akan rumah dan tempat usaha menyebabkan banyak
kawasan lindung rusak dan termanfaatkan. Kondisi ini akan memperburuk daya
dukung lingkungan.
6. Kondisi lingkungan makin kurang sehat dan pola makan dan pola hidup tidak
memperhatikan aspek kesehatan sehingga jenis dan penyebaran penyakit makin
beragam.
7. Kebutuhan pendidikan juga meningkat sementara daya tampung terutama untuk
tingkat menengah (SMA) masih rendah. Di sisi lain rendahnyan pendapatan

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 144


menyebabkan sebagian masyarakat tidak mampu melanjutkan pendidikan ke
jenjang yang lebih tinggi.
8. Terbatasnya lapangan kerja dan rendahnya keterampilan sebagian besar tenaga
kerja menyebabkan banyak pengangguran serta produktivitas yang belum
memuaskan.
9. Perkembangan sektor informal (perdagangan, transportasi, industri dan lainnya)
pesat karena menjadi jalan keluar bagi masyarakat yang tidak mampu masuk di
sektor formal karena keterbatasan pengetahuan, keterampilam, dan modal.
10. Sebagai ibu kota propinsi, Kota Bandar Lampung harus mampu memberikan
pelayanan terbaik baik di bidang ekonomi, pemerintahan, maupun budaya. Hal
ini menuntut peningkatan pelayanan baik ketersediaan infrastruktur maupun
fasilitas umum-sosial.
11. Cepatnya pertumbuhan penduduk dan ekonomi menyebabkan makin besarnya
konflik penggunaan lahan. Hal ini menuntut kesigapan pemerintah dalam
mengelola tata ruang.
12. Penyandang masalah kesejahteraan sosial cukup tinggi akibatnya banyaknya
penduduk yang tidak memiliki daya saing sehingga harus menganggur atau
bekerja dengan pendapatan tidak layak.
13. Mobilitas penduduk sangat tinggi akibatnya frekwensi lalu lintas tinggi sehingga
menyebabkan kemacetan pada bebarapa wilayah. Kecenderungan yang ada
kemacetan akan makin meluas.
14. Posisi Bandar Lampung yang strategis secara geografis dan moda transportasi
serta adanya kegiatan skala besar yang digagas pemerintah provinsi menuntut
kota untuk mereposisi dan mendefinisi ulang perannya dengan menanggapi
kecenderungan skala besar yang akan segera berkembang di Provinsi Lampung.
15. Pelayanan publik dan birokrasi belum berada pada kondisi yang memuaskan.
Semengtara permasalahan kota yang kompleks membutuhkan pengelolaan yang
cepat dan baik.

4.2 ISU STRATEGIS

Isu strategis adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau dikedepankan
dalam perencanaan pembangunan karena dampaknya yang signifikan bagi entitas
(daerah/masyarakat) di masa datang. Suatu kondisi/kejadian yang menjadi isu

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 145


strategis adalah keadaan apabila tidak diantisipasi akan menimbulkan kerugian yang
lebih besar; atau sebaliknya, dalam hal tersebut tidak dimanfaatkan maka akan
menghilangkan peluang untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam jangka
panjang pula.

Karekteristik suatu isu strategis adalah kondisi atau hal yang bersifat penting,
mendasar, berjangka panjang, mendesak, bersifat kelembagaan/keorganisasian dan
menentukan tujuan di masa yang akan datang. Secara teknokratis, penentuan sesuatu
atau kondisi menjadi isu strategis dapat didukung dengan menerbitkan pedoman atau
kriteria oleh Kepala Daerah , sedangkan secara populis, penetapan isu strategis dapat
merupakan kesepakatan multipihak dari sekian banyak stakeholders. Berdasarkan
penggabungan kedua pendekatan tersebut, di bawah ini akan diuraikan secara rinci
tentang berbagai isu strategis baik dalam skalan nasional, provinsi Lampung maupun
Kota Bandar Lampung yang memiliki pengaruh signifikan dalam pembangunan Kota
Bandar Lampung lima tahun mendatang.

Tabel 29. Identifikasi Isu-Isu Strategis

Isu Strategis
Nasional Provinsi Lampung Bandar Lampung
1. Percepatan Pertumbuhan 1. Isu Bidang Ekonomi 1. Isu Bidang Ekonomi
Ekonomi - Peningkatan - Pengembangan Iklim
2. Pengurangan Kemiskinan Pertumbuhan Ekonomi Usaha dan Investasi
3. Kesenjangan Antar Daerah Lokal - Pemberdayaan
4. Ketenagakerjaan, - Mempertahankan Ekonomi Kerakyatan
Persaingan Global dan Ketahanan Pangan - Penciptaan Lapangan
Pasar Kerja - Pengembangan Kerja
5. Lingkungan Hidup Agroindustri - Penataan Pasar
6. Pembangunan - Penciptaan Lapangan Tradisional dan Sentra
Infrastruktur Kerja Perdagangan
7. Peningkatan Kualitas SDM - Optimalisasi Bagi Hasil
8. Reformasi Birokrasi Migas 2. Isu Bidang Pendidikan,
9. Demokratisasi Seni Budaya dan
10. Penegakan Hukum 2. Isu Bidang Sosbud dan Olahraga
Kependudukan - Pengembangan
- Penurunan Jumlah Sekolah Unggulan
Penduduk Miskin - Peningkatan Sarana
- Pengendalian dan Prasarana
Pertumbuhan Pendidikan
Penduduk - Pengembangan
- Peningkatan Kualitas Pendidikan Inklusi
Pendidikan - Pengembangan
- Peningkatan Kualitas Pendidikan Karakter
Kesehatan - Pengembangan Nilai-
- Penanganan Dampak Nilai Keagamaan

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 146


Isu Strategis
Nasional Provinsi Lampung Bandar Lampung
Krisis Global - Pembinaan Seni dan
- Peningkatan Budaya Budaya Daerah
Daerah dan Pariwisata - Pembinaan Atlet
Berprestasi
3. Bidang Infrastruktur
- Pengembangan 3. Isu Bidang Kesehatan
Infrastruktur dan Kesejahteraan Sosial
- Adaptasi dan Mitigasi - Pengobatan Gratis
Bencana - Penanggulangan Gizi
Buruk
4. Bidang Tata Ruang dan - Pemberantasan
Pertanahan Penyakit Menular
- Pengembangan - Pengembangan Kota
Daerah Otonomi Baru Sehat
- Optimalisasi - Penurunan Jumlah
Keunggulan Wilayah Keluarga Miskin
- Pengembangan - Rehabilitasi
Kawasan Strategis Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial
5. Bidang Sumber Daya - Bantuan dan Jaminan
Alam dan Lingkungan Sosial Masyarakat
- Konservasi Lingkungan Miskin
dan SDA
- Antisipasi Krisis Air 4. Isu Bidang Good
- Antisipasi Global Governance dan
Warming Pelayanan Publik
- Pengembangan Energi - Disiplin dan
Terbarukan Profesionalisme
Aparatur Pemerintah
6. Bidang Politik dan - Peningkatan Kualitas
Keamanan Mental dan Spriritual
- Peningkatan - Pengembangan
Sinkronisasi dan Mekanisme Reward
Koordinasi dan Punishment
Pembangunan - Peningkatan Kualitas
- Pengembangan Pelayanan Publik
Jaminan Sosial - Peningkatan Kualitas
Perencanaan,
Pelaksanaan dan
Evaluasi Pembangunan
- Sinkronisasi dan
Koordinasi
Pembangunan Daerah

5. Isu Bidang SDA dan


Pengelolaan Lingkungan
Hidup
- Tuntutan Masyarakat
akan Kualitas
Lingkungan yang Lebih
Baik
- Penurunan Kualitas
Lingkungan Akibat

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 147


Isu Strategis
Nasional Provinsi Lampung Bandar Lampung
Kegiatan
Pembangunan

- Pemanasan Global dan


Perubahan Iklim
- Daya Dukung dan
Daya Tampung
Lingkungan
- Alih Fungsi Lahan
- Mitigasi dan Adaptasi
Bencana

6. Isu Bidang Infrastruktur


- Peranan Infrastruktur
Terhadap
Pembangunan
Ekonomi
- Keterbatasan
Pembiayaan
Infrastruktur Oleh
Pemerintah
- Kemitraan Publik dan
Swasta dalam
Pembangunan
Infrastruktur
- Manajemen Aset dan
Pengembangan
Teknologi
- Penataan Kawasan
Perumahan dan
Permukiman
- Pengurangan
Kemacetan dan
Peningkatan
Infrastruktur
Perhubungan
- Peningkatan
Infrastruktur
Pendukung Pariwisata
- Peningkatan Sarana
dan Prasarana Mitigasi
Bencana

4.2.1 Isu Strategis Nasional

Dalam kurun waktu lima tahun mendatang (2010-2014), tantangan pembangunan


nasional tidaklah semakin ringan. Terdapat beberapa tantangan yang dihadapi untuk
mencapai perwujudan masyarakat Indonesia yang sejahtera di tengah persaingan
global yang meningkat.

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 148


Pertama, capaian laju pertumbuhan ekonomi sekitar 6% selama periode 2004-2008
belum cukup untuk mewujudkan tujuan masyarakat Indonesia yang sejahtera. Masih
banyak masyarakat Indonesia yang tertinggal dan tidak dapat menikmati buah dari
pertumbuhan ekonomi jika laju pertumbuhan hanya mencapai 6% per tahun.
Teknologi yang makin maju telah mengurangi jumlah tenaga kerja dalam kegiatan
produksi. Untuk menciptakan pembangunan yang inklusif, pembangunan memerlukan
percepatan pertumbuhan ekonomi menuju di atas 6,5 persen per tahun dalam lima
tahun mendatang.

Kedua, percepatan pertumbuhan ekonomi yang diinginkan adalah pertumbuhan


ekonomi yang mengikutsertakan sebanyak mungkin penduduk Indonesia (inclusive
growth). Hal ini untuk mempercepat penurunan jumlah penduduk di bawah garis
kemiskinan serta memperkuat kapasitas keluarga Indonesia dalam menghadapi
berbagai goncangan. Pengurangan kemiskinan tidak sepenuhnya dapat mengandalkan
pertumbuhan ekonomi, tetapi juga memerlukan berbagai intervensi yang efektif. Pola
pertumbuhan yang inklusif memerlukan intervensi pemerintah yang tepat memihak
(afirmatif) kepada kelompok yang terpinggirkan, untuk memastikan semua kelompok
masyarakat memiliki kapasitas yang memadai dan akses yang sama terhadap
kesempatan ekonomi yang muncul. Mengingat peningkatan kapasitas ini memerlukan
waktu, maka program afirmatif perlu dilakukan dengan secara konsisten dan kontinu
dengan sasaran yang terarah, jelas, dan tepat.

Ketiga, untuk mengurangi kesenjangan antardaerah, pertumbuhan ekonomi harus


tersebar ke seluruh wilayah Indonesia, terutama daerah-daerah yang masih memiliki
tingkat kemiskinan yang cukup tinggi. Pertumbuhan di seluruh wilayah perlu
memperhatikan keterkaitan terhadap pelaku dan sumber daya lokal sehingga
masyarakat lebih banyak berperan di dalamnya dan ikut menikmati hasil
pertumbuhan, sekaligus nilai tambah yang dinikmati di daerah-daerah.

Keempat, untuk mengurangi kesenjangan antarpelaku usaha, pertumbuhan ekonomi


yang tercipta harus dapat memberikan kesempatan kerja seluas-luasnya dan lebih
merata ke sektor-sektor pembangunan, yang banyak menyediakan lapangan kerja.
Pertumbuhan ekonomi melalui investasi, diharapkan dapat menyerap tenaga kerja
dalam jumlah besar. Usaha mikro, kecil, dan menengah, diharapkan juga dapat
tumbuh dan berkembang dengan sehat agar dapat meningkatkan produktivitas dan

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 149


daya saing yang lebih baik. Harapan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi
dapat dicapai jika para pekerja tersebut dilengkapi dengan keahlian, kompetensi,
kemampuan untuk bekerja (employable) dan disiapkan untuk menghadapi persaingan
global dalam pasar kerja. Pendidikan saja tidak cukup, karena banyak para pekerja
masih belum siap untuk memasuki pasar kerja.

Kelima, pertumbuhan ekonomi tidak boleh merusak lingkungan hidup. Kerusakan


lingkungan hidup akan menyebabkan pertumbuhan ekonomi tidak berkelanjutan.
Pengelolaan lingkungan dan sumber daya alam yang tidak tepat akan mengakibatkan
sumber daya menyusut lebih cepat dan dengan mudah mengembalikan krisis pangan
dan energi seperti yang terjadi tahun 2007-2008 yang lalu. Kerusakan lingkungan
hidup mengakibatkan biaya hidup meningkat yang pada gilirannya menurunkan
kualitas hidup. Kerusakan lingkungan hidup juga diduga menjadi salah satu penyebab
utama munculnya epidemik dan penyakit saluran pernapasan. Dimensi lingkungan
hidup pun makin luas berkaitan dengan perubahan iklim yang mempunyai keterkaitan
kuat dengan kerusakan lingkungan hidup dan pembangunan yang tidak ramah
lingkungan. Ancaman perubahan iklim ini bukan hanya meningkatkan kemungkinan
terjadinya goncangan yang tidak terduga seperti bencana alam, tetapi juga dapat
mengancam produktivitas dari sumber daya alam. Jika hal ini terjadi, krisis pangan
pun dapat kembali terjadi setiap saat.

Keenam, pembangunan infrastruktur makin penting jika dilihat dari berbagai dimensi.
Percepatan pertumbuhan ekonomi jelas membutuhkan tambahan kuantitas dan
perbaikan kualitas infrastruktur. Revilitalisasi pertanian tidak mungkin berhasil tanpa
infrastruktur yang memadai, mengingat biaya pemasaran makin dominan dalam
struktur biaya akhir suatu komoditas pertanian. Keluarga miskin tidak akan mampu
ikut dalam gelombang pertumbuhan ekonomi jika terisolasi akibat ketiadaan
infrastruktur. Masalah lingkungan hidup seperti polusi air, udara dan tanah, atau banjir
di lingkungan perkotaan memiliki keterkaitan yang kuat dengan ketiadaan infrastruktur
yang memadai. Walaupun pengeluaran dalam bidang infrastruktur telah ditingkatkan,
kesenjangan infrastruktur masih terasa, baik di tingkat nasional maupun antardaerah.
Karena itu, pembangunan infrastruktur dasar harus menjadi prioritas pembangunan.

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 150


Ketujuh, sumber pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan berkelanjutan harus
berasal dari peningkatan produktivitas. Peningkatan produktivitas sangat ditentukan
oleh peningkatan kualitas sumber daya manusia, utamanya dalam penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Sumber daya manusia, bukan hanya sebagai faktor
produksi melainkan ikut berfungsi mengkoordinasi faktor produksi lain dalam kegiatan
ekonomi. Karenanya, peningkatan kualitas manusia Indonesia, khususnya dalam
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, menjadi faktor penentu dalam mencapai
pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan. Peningkatan sumber daya manusia di
Indonesia dalam lima tahun ke depan harus terfokus pada peningkatan kualitas
manusia Indonesia secara keseluruhan dan memperbaiki kesenjangan kualitas
manusia, baik dilihat dari status golongan pendapatan, gender maupun antardaerah.
Hanya dengan intervensi pemerintah, kesenjangan kualitas sumber daya manusia
dapat teratasi.

Kedelapan, keberhasilan proses pembangunan ekonomi tergantung pada kualitas


birokrasi. Pada saat ini kualitas birokrasi Indonesia perlu ditingkatkan untuk
menghadapi persaingan di era globalisasi. Ekonomi biaya tinggi yang terjadi hingga
dewasa ini tidak terlepas dari rendahnya kualitas birokrasi. Oleh karena itu,
keberhasilan reformasi birokrasi merupakan kunci utama yang membawa Indonesia
dalam kancah persaingan di pasar global dan meningkatkan daya saing nasional.

Kesembilan, demokrasi telah diputuskan sebagai dasar hidup berbangsa. Dewasa ini
pelaksanaan demokrasi telah mengalami kemajuan. Harus diakui, sebagian masih
demokrasi prosedural. Masih banyak esensi demokrasi yang substansial yang belum
mampu dijalankan sepenuhnya. Oleh karena itu, konsolidasi demokrasi harus terus
diperkuat. Selanjutnya, terkait erat dengan demokrasi adalah desentralisasi.
Desentralisasi sejak hampir 10 tahun lalu telah berhasil dijalankan. Proses
transformasi sistem pemerintahan ini belum berjalan sempurna. Pemantapan proses
desentralisasi melalui penguatan sinergi pusat-daerah dan antar daerah merupakan
agenda penting dalam rangka memperoleh manfaat yang optimal dari integrasi
dengan ekonomi global. Dalam kaitan itu, salah satu langkah strategis yang harus
dilakukan adalah peningkatan kapasitas pemerintah daerah.

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 151


Kesepuluh, dalam sistem yang demokratis, hukum harus menjadi panglima.
Penegakan hukum secara konsisten, termasuk pemberantasan korupsi, dapat
memberikan rasa aman, adil, dan kepastian berusaha. Banyak upaya perbaikan sistem
hukum yang sudah dibenahi. Namun¸ saat ini fungsi hukum untuk menuntun perilaku
berkehidupan Bangsa Indonesia sehari-hari masih harus banyak diperbaiki.

4.2.2 Isu Strategis Provinsi Lampung


4.2.2.1 Isu Bidang Ekonomi
Peningkatan Pertumbuhan Ekonomi Lokal
Isu pertama pada bidang ekonomi adalah berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi
lokal sehingga mampu meningkatkan derajat kesejahteraan masyarakat. Secara
makro, pertumbuhan ekonomi akan terukur melalui laju pertumbuhan ekonomi daerah
dan perkembangan PDRB. Sedangkan bagi pembangunan manusia, pertumbuhan
ekonomi akan terukur melalui pertumbuhan daya beli masyarakat seperti terdapat
pada komponen Indeks Pembangunan Masyarakat. Pertumbuhan ekonomi lokal harus
mempunyai karakteristik yang sangat spesifik agar pertumbuhan tersebut kontinyu
dan langgeng. Salah satu parameter spesifikasi lokal adalah adanya pertumbuhan
ekonomi yang sesuai dengan potensi dan kondisi lahan setempat. Berdasarkan
parameter ini, maka pertumbuhan ekonomi di Provinsi Lampung harus bertumpu dan
didasarkan pada kegiatan agribisnis, sesuai dengan potensi Provinsi Lampung.

Selanjutnya, pertumbuhan ekonomi lokal harus sesuai dengan kemampuan dan


ketersediaan SDM yang terdapat di Provinsi Lampung, sehingga penduduk Provinsi
Lampung akan mampu berperan aktif dan tidak akan menjadi penonton di rumah
sendiri. Meskipun demikian, sebagai bagian dari NKRI, maka tidak tertutup
kemungkinan adanya impor SDM yang benar-benar dibutuhkan. Hanya saja, SDM
yang masuk ke Provinsi Lampung harus memberikan transfer of knowledge kepada
penduduk Lampung, sehingga secara bertahap kemampuan dan skill penduduk
Lampung akan meningkat seiring dengan perjalanan waktu.

Pertumbuhan ekonomi lokal yang dimaksudkan juga harus memiliki karakteristik yang
berbasis pada ekonomi kerakyatan. Artinya pertumbuhan ekonomi yang diharapkan
mesti bertumpu kepada perkonomian yang tumbuh dan berkembang secara nyata di
tengah masyarakat, dan bukan bentuk perkonomian yang merupakan introduksi baru.

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 152


Karakteristik lain yang menjadi tantangan adalah bagaimana membangun
perekonomian lokal yang mampu menghasilkan produk dengan nilai komparatif gain
terhadap produk dari daerah lain, sehingga mampu tumbuh dan berkembang menjadi
nilai kompetitif lokal. Selanjutnya, pertumbuhan ekonomi yang dimaksudkan juga
memerlukan dukungan pertumbuhan dan perkembangan industri lokal yang mampu
mem- perkuat pertumbuhan ekonomi lokal. Dengan demikian produk yang dihasilkan
bukan saja berupa produk setengah jadi, melainkan juga produk jadi.

Salah satu aspek penting berkaitan dengan tantangan dalam penumbuhan ekonomi
lokal adalah bagaimana meningkatkan investasi, sehingga mampu mendorong
pertumbuhan ekonomi lebih lanjut. Dengan demikian tantangannya adalah bagaimana
upaya yang dapat dilakukan agar tercipta iklim kondusif bagi munculnya investasi
baru. Kondusivitas investasi dapat terukur mulai dari rencana, pengajuan ijin investasi,
sampai dengan implementasi.

Selanjutnya, investasi yang dimaksudkan adalah investasi yang sesuai dan mendukung
potensi daerah, sehingga investasi tersebut dapat menjadi lokomotif pergerakan
perkonomian wilayah yang berbasis ekonomi kerakyatan. Investasi ini dapat berupa
ekstensifikasi usaha ekonomi yang telah berkembang di masyarakat. Selain itu,
investasi dapat juga berupa industrialisasi pada lini hulu dan hilir dari produk yang
telah ada dan berkembang di masyarakat.

Pada sisi lain, simultan dengan karakteristrik yang telah diungkapkan, maka investasi
yang dimaksudkan adalah tidak bersifat kontra produktif terhadap ekonomi yang
berbasis ekonomi kerakyatan. Dengan demikian investasi yang dikembangkan tidak
mematikan ekonomi yang berbasis kerakyatan, melainkan justru akan mendukung dan
memperkuatnya.

Aspek penting lain yang harus diperhatikan dalam pengembangan investasi di


Provinsi Lampung adalah penyerapan tenaga kerja. Dengan demikian, investasi yang
masuk diharapkan mampu menyerap tenaga kerja lokal. Efek lanjutan dari
penyerapan tenaga kerja ini adalah adanya penurunan angka pengangguran, dan
pada akhirnya memungkinkan terjadinya penurunan angka kemiskinan di Provinsi
Lampung.

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 153


Mempertahankan Ketahanan Pangan
Ketahanan pangan merupakan suatu kondisi atau keadaan yang meliputi kemampuan
suatu wilayah untuk menyediakan pangan dengan jumlah, kualitas, waktu yang tepat,
serta dengan harga terjangkau. Isu ketahanan pangan ini mempunyai arti sangat
penting karena berkaitan secara langsung dengan hajat hidup masyarakat. Dengan
demikian, isu ketahanan pangan telah berkembang menjadi isu strategis.

Kebutuhan primer pangan adalah berbagai sumber karbohidrat. Meskipun demikian,


agar proses kehidupan manusia dapat berjalan dengan normal dan sempurna, maka
kebutuhan pangan harus diikuti dengan pemenuhan akan kebutuhan protein.
Selanjutnya akan diikuti dengan pemenuhan berbagai kebutuhan tambahan, seperti :
vitamin dan feed additive.

Sementara itu, kondisi ketahanan pangan akan terkait dengan produksi dan
produktivitas bahan pangan. Sedangkan produksi dan produktivitas bahan pangan
akan terkait dengan aspek iklim; pengelolaan sumber daya air; input sarana produksi
(bibit, pupuk, pakan, peralatan); serta berbagai aspek lain yang terkait dengan aspek
agribisnis. Dengan demikian, Isu ketahanan pangan akan terkait dengan berbagai Isu
lingkungan hidup yang lain, termasuk isu Global Warming dan Carbon Trade.

Isu ketahanan pangan pada dasarnya adalah tantangan dalam pembangunan


pertanian secara luas, mulai dari aspek hulu sampai dengan aspek hilir. Tantangan
terbesar adalah bagaimana upaya untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas per
satuan luas lahan pada setiap komoditas bahan pangan. Hal ini perlu dilakukan
mengingat perluasan lahan dan ekstensifikasi akan terkendala dengan keterbatasan
lahan. Keterbatasan lahan ini, baik dari segi kesesuaian lahan maupun dari segi
peruntukan lahan, memunculkan tantangan mengenai perlu adanya jaminan bagi
keberlangsungan swasembada pangan di Provinsi Lampung. Dengan demikian sudah
saatnya untuk mempersiapkan regulasi mengenai lahan abadi pertanian.

Kendala pada ekstensifikasi juga menyebabkan penyediaan input menjadi faktor kunci
dalam pengembangan agribisnis. Dalam hal penyediaan input, selain diperlukan
regulasi, maka juga diperlukan adanya koordinasi terus menerus pada semua stake
holder terkait.

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 154


Masalah lain adalah bahwa ketahanan pangan tidak lagi dapat dipandang hanya
bersumber dari bahan pangan beras. Hal ini dapat dipahami karena beras merupakan
komoditas strategis, sehingga tekanan terhadap komoditas beras dari berbagai aspek
semakin berat dari tahun ke tahun. Dengan demikian tantangan yang kemudian
muncul adalah bagaimana Pemerintah Daerah Provinsi Lampung mulai dapat
mendorong penganekaragaman sumber bahan pangan, terutama bahan pangan non
beras.

Pada sisi lain, cara pandang terhadap penyediaan komoditas bahan pangan dalam
rangka ketahanan pangan juga perlu mengalami perubahan. Sebab, pada prinsipnya
yang harus dibangun adalah peningkatan daya beli masyarakat, sehingga ketika daya
beli meningkat, maka dengan sendirinya ketahanan pangan akan terbangun.
Peningkatan daya beli masyarakat ini hanya mungkin dilakukan dengan pembangunan
ekonomi secara keseluruhan, sehingga konsep dasar pembangunan ketahanan pangan
adalah pembangunan ekonomi.

Pengembangan Agro Industri


Sesuai dengan potensi dasar bahwa Provinsi Lampung sebagi ”Bumi Agribisnis”, maka
Isu penting yang kedua adalah pengembangan Provinsi Lampung sebagai provinsi
agro industri. Hal ini dilakukan guna mendukung perkuatan ketahanan pangan yang
telah bekembang menjadi isu pertama, sekaligus merupakan pengembangan
keunggulan potensi daerah.

Komoditas yang dikembangkan dalam agro industri adalah beberapa komoditas yang
merupakan unggulan daerah dan dapat dikembangkan lebih lanjut ke arah produk
industri. Dengan demikian produk akhir yang dipasarkan berupa produk setengah jadi
atau produk jadi. Selain itu, produk yang dihasilkan merupakan sebuah produk yang
dapat berkembang menjadi trade mark Provinsi Lampung. Dengan demikian, baik
secara langsung maupun tidak langsung produk yang dihasilkan mempunyai nilai
komparatif terhadap produk dari luar daerah.

Pada bidang perikanan komoditas yang dapat dikembangkan adalah produk ikan laut;
pada bidang peternakan adalah sapi potong dan ayam potong. Pada bidang
perkebunan adalah: tebu, sawit, karet, singkong, dan nanas. Sedangkan produk
bidang tanaman pangan adalah jagung dan hortikultura. Kata kunci bagi

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 155


pengembangan isu agro industri adalah nilai ekonomis, kualitas produk, dan berbasis
ekonomi kerakyatan. Ketiga kata kunci ini menjadi aspek pembeda dengan isu
ketahanan pangan yang lebih merupakan pengembangan komoditas strategis untuk
memenuhi hajat hidup orang banyak.

Parameter nilai ekonomis akan terkait dengan berbagai aspek lain, seperti : iklim
investasi, pertumbuhan ekonomi, efisiensi proses, penyerapan tenaga kerja lokal,
pemasaran, serta penggunaan input berupa potensi dan keunggulan daerah.
Sedangkan kualitas produk akan terkait dengan standar kualitas sesuai dengan target
pasar nasional yang sesuai dengan situasi krisis.

Produk agro industri yang dihasilkan juga harus bertumpu kepada usaha agribisnis
yang berbasiskan perekonomian rakyat. Dengan demikian produk tersebut akan
mempunyai nilai kompetitif gain terhadap produk lain dari dalam daerah. Hal ini
penting diupayakan, mengingat semakin besar nilai kompetitif gain sebuah produk
akan menimbulkan implikasi profit yang secara ekonomis lebih besar. Akumulasi dari
nilai kompetitif ini secara meluas akan menimbulkan terjadinya pertumbuhan ekonomi
lokal.

Selanjutnya, dalam pengembangan isu agro industri perlu diupayakan keseimbangan


antara peningkatan produksi di satu sisi, namun pada sisi lain proses produksi masih
mampu didukung oleh sumber daya alam yang tersedia. Artinya, proses produksi
tersebut tidak justru menguras sumber daya alam. Konsep ini dikenal dengan konsep
pertanian berkelanjutan.

Penciptaan Lapangan Kerja


Data komposisi penduduk yang disajikan memperlihatkan bahwa 64,5% merupakan
angkatan kerja. Sedangkan angka pengangguran untuk angkatan kerja mencapai
6,2%. Pada sisi lain, data Angka Beban Tanggungan (Dependency Ratio) mencapai
55%, sehingga beban penduduk usia produktif Provinsi Lampung cukup banyak. Data
yang diungkapkan mempunyai arti bahwa penciptaan lapangan kerja menjadi isu
penting yang harus dengan segera diatasi. Sebab, jika persoalan penciptaan kerja ini
tidak ditangani dengan seksama, maka dikhawatirkan akan memunculkan dampak
lanjutan, yang imbasnya menjadi lebih sulit untuk diprediksikan.

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 156


Pada sisi lain, penciptaan lapangan kerja bukan hanya persoalan ekonomi yang berdiri
sendiri, namun terkait erat dengan berbagai upaya pembangunan ekonomi lain,
seperti: peningkatan peluang investasi, penegakan hukum, dunia perbankan,
peningkatan kualitas SDM, serta lingkungan hidup.

Kondisi yang telah dikemukakan menunjukkan bahwa penciptaan lapangan kerja


merupakan tantangan yang tidak serta merta menjadi parameter aspek ekonomi saja.
Penciptaan lapangan kerja dengan demikian merupakan resultante dari berbagai
aspek lain yang secara langsung maupun tidak langsung terkait dengan aspek
ekonomi.

Selanjutnya, tantangan dalam pembangunan ekonomi guna penciptaan lapangan kerja


adalah bagaimana menciptakan pertumbuhan ekonomi berbasis potensi lokal, baik
berupa potensi lahan maupun potensi produksi. Potensi lahan pada umumnya berupa
lahan pertanian. Selain itu potensi produksi seperti tergambar pada struktur
perekonomian pada PDRB, menunjukkan bahwa pertanian merupakan pendukung
utama perekonomian di Provinsi Lampung. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
secara umum potensi lokal adalah bidang pertanian, sehingga perekonomian yang
akan dibangun adalah ekonomi berbasis pertanian.

Pembangunan ekonomi Provinsi Lampung diharapkan mampu melibatkan lebih banyak


masyarakat, sehingga diperlukan model pembangunan ekonomi yang berbasis
kerakyatan. Model pendekatan yang mampu mengadopsi konsep ekonomi kerakyatan
tersebut adalah konsep Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

Sementara itu, pengembangan UMKM adalah terkait dengan perbankan. Artinya,


pada satu sisi dunia perbankan harus mampu mendorong pertumbuhan dan
perkembangan UMKM, namun pada sisi lain harus terdapat jaminan kelangsungan
dunia perbankan melalui penerapan aturan baku perbankan.

Selain itu, penciptaan lapangan kerja secara langsung jelas memerlukan adanya
investasi baru, terutama yang bersifat direct investment. Dengan masuknya investasi,
maka akan terbuka lapangan kerja baru. Dengan demikian diperlukan adanya suatu
prakondisi yang mampu merangsang iklim investasi. Prakondisi tersebut antara lain
meliputi penyiapan dan peningkatan kualitas berbagai aspek yang pada umumnya

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 157


justru berada di luar ranah ekonomi, seperti: penegakan hukum, kepastian lahan, dan
penyediaan SDM.

Investasi baru yang diharapkan, baik dalam skala menengah maupun skala besar,
harus tetap dalam koridor kesesuaian lahan dan potensi wilayah. Dengan demikian
investasi diharapkan muncul dalam bidang pertanian dalam arti luas, perdagangan,
dan energi terbarukan.

Selain berkaitan dengan kesesuaian lahan, investasi baru tersebut harus mampu
menyerap tenaga kerja sesuai dengan ketrampilan yang dimiliki oleh penduduk
Lampung. Artinya jangan sampai terjadi investasi baru di Provinsi Lampung namun
menggunakan tenaga kerja trampil dari luar Provinsi Lampung. Pada sisi lain, hal ini
juga menjadi tantangan bagi Pemerintah Provinsi Lampung untuk bagaimana
meningkatkan kualitas tenaga kerja sehingga mampu mengimbangi kebutuhan dunia
kerja.

Tantangan lain dalam penciptaan tenaga kerja adalah bagaimana proses dalam
pembangunan ekonomi tetap berjalan, namun pada saat yang sama, kegiatan dan
proses produksi dalam rangka penciptaan tenaga kerja tersebut tetap mampu
melestarikan kondisi lingkungan hidup. Hal ini terutama dengan upaya untuk tetap
menjaga dari adanya pencemaran lingkungan dan mempertahankan cachtment area.

Optimalisasi Bagi Hasil Migas


Provinsi Lampung memiliki beberapa daerah yang mempunyai potensi tambang migas.
Bahkan pada beberapa lokasi, tambang tersebut telah berhasil dieksploitasi.
Sementara itu, peraturan perundangan menyebutkan bahwa daerah memiliki hak
untuk ikut mengelola dan memperoleh hasil 10% (sepuluh persen) dari total
penambangan migas. Berkaitan dengan hal ini, maka muncul Isu mengenai perlunya
optimalisasi hasil bagi tambang migas. Hasil bagi migas ini akan dapat dipergunakan
sebagai PAD dan pada akhirnya dapat dipergunakan untuk pembangunan
kesejahteraan masyarakat.

Persoalan yang memerlukan perhatian adalah bentuk peran serta Provinsi Lampung
dalam optimalisasi hasil bagi migas tersebut. Masalah ini memunculkan berbagai

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 158


alternatif bentuk kerja sama dengan pihak penambang, sehingga perlu dilakukan
pengaturan sedemikian rupa sehingga menghasilkan win-win solution.

4.2.2.2 Isu Bidang Sosial Budaya dan Kependudukan

Penurunan Jumlah Penduduk Miskin


Data memperlihatkan bahwa pada tahun 2006 di Provinsi Lampung terdapat 785.041
RTM. Jika keluarga di Provinsi Lampung mencapai mencapai 1.840.931 KK, maka
penduduk miskin tersebut secara statistik mencapai 42,6% dari total KK yang ada di
Provinsi Lampung. Penduduk miskin tersebut pada umumnya berada dan tinggal di
daerah Desa Tertinggal (DT). Secara keseluruhan DT di Provinsi Lampung mencapai
765 desa.

Kemiskinan merupakan suatu kondisi yang multifaset dan multidimensi, sehingga


penanganan kemiskinan tidak akan mungkin diselesaikan oleh satu pihak. Dengan
demikian sinergi dari semua stake holder merupakan kata kunci yang harus diterapkan
pada semua lini.

Faktor penting yang menjadi perhatian adalah bahwa kemiskinan bukan saja
berpengaruh secara langsung terhadap kualitas kehidupan penduduk, namun juga
memberikan implikasi ikutan yang merupakan side effect dari kondisi kemiskinan yang
sedang berlangsung. Side effect tersebut antara lain berupa gangguan keamanan,
peningkatan prostitusi, peningkatan jumlah tenaga kerja anak dan jumlah anak
jalanan, peningkatan angka drop out sekolah, kerusakan lingkungan hidup, serta
berbagai masalah ikutan, baik secara sosial, hukum, maupun secara politis.

Sebagai sebuah masalah multifaset, maka pendekatan masalah kemiskinan harus


dilakukan dari semua sektor dan semua lini, baik dari aspek ekonomi aspek politik,
maupun hukum, serta dilakukan secara serempak dan berkesinambungan. Dengan
demikian pendekatan melalui satu sisi, dari aspek ekonomi saja misalnya, secara
keseluruhan akan memberikan akibat yang kontra produktif bagi kinerja
pembangunan Pemerintah Daerah Provinsi Lampung.

Penanganan terhadap masalah kemiskinan dapat dihadapi secara langsung maupun


tidak langsung. Pengentasan kemiskinan secara tidak langsung dimulai dengan
berbagai program pembangunan ekonomi, seperti melalui pembukaan investasi baru,

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 159


terutama yang berupa direct investment. Dengan berjalannya ekonomi, maka akan
dibutuhkan tenaga kerja baru, sehingga pengangguran akan dapat dikurangi dan pada
akhirnya ekonomi akan bertumbuh.

Selanjutnya, pertumbuhan ekonomi tersebut akan menyebabkan terjadinya


pertumbuhan lanjutan secara multiplier effect, termasuk peningkatan daya beli
masyarakat. Pembangunan ekonomi tersebut akan melibatkan semua aspek
kehidupan, termasuk upaya pengentasan kemiskinan, sehingga pembangunan
ekonomi pada dasarnya merupakan pembangunan daerah secara menyeluruh.

Sementara itu, pengentasan kemiskinan secara langsung dilakukan dengan membantu


Rumah Tangga Miskin (RTM) dan/atau Desa Tertinggal (DT) secara langsung.
Program ini dilakukan pada RTM dan/atau DT yang benar-benar sudah sangat
membutuhkan bantuan, sehingga harus sangat selektif. Pada tahun 2007 Pemerintah
Daerah Provinsi Lampung melalui berbagai program khusus, telah ditangani sebanyak
200 DT, sedangkan pada tahun 2008 dan 2009 masing-masing akan ditangani 300
dan 265 DT.

Pada masa mendatang, berbagai program penurunan jumlah penduduk miskin harus
tetap dilanjutkan. Peningkatan perlu dilakukan, terutama dari aspek stake holder
yang terlibat, sektor dan aspek yang ditangani, maupun kualitas dan kuantitas
program yang akan diimplementasikan.

Pengendalian Pertumbuhan Penduduk


Seluruh upaya pembangunan dan pelayanan masyarakat yang dilakukan di Provinsi
Lampung dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan dan melayani kebutuhan
penduduk. Semakin besar jumlah penduduk, maka akan semakin besar juga beban
dan tanggung jawab Pemerintah Daerah Provinsi Lampung, sehingga semua persoalan
yang berkembang di masyarakat pada dasarnya terjadi karena adanya peningkatan
jumlah penduduk. Berdasarkan hal yang telah dikemukakan, maka perkembangan
jumlah penduduk akan sangat berpengaruh terhadap kualitas pelayanan oleh
Pemerintah Daerah kepada masyarakat. Dengan demikian pengendalian jumlah
penduduk menjadi faktor sanagt penting dalam upaya mencapai kesejahteraan
masyarakat dan peningkatan pelayanan Pemerintah Daerah kepada masyarakat.

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 160


Pengendalian jumlah penduduk memerlukan dukungan dan partisipasi aktif dari
masyarakat secara keseluruhan. Pada sisi lain, pengendalian jumlah penduduk
memerlukan revitalisasi dari institusi Badan Koordinasi Kependudukan Nasional di
Provinsi Lampung, sehingga fungsi koordinasi serta penyediaan SDM dan sarana
prasarana dalam pengendalian jumlah penduduk menjadi lebih tertata.

Peningkatan Kualitas Pendidikan


Sumber daya manusia (SDM) dalam konteks pembangunan merupakan subjek
sekaligus objek pembangunan. Dengan demikian Isu peningkatan SDM melalui
peningkatan pendidikan mempunyai peran sentral dalam pembangunan. Peran SDM
ini semakin jelas ketika kualitas SDM menjadi salah satu faktor yang sangat
berpengaruh dalam program pengurangan kemiskinan dan pengangguran,
peningkatan investasi, serta berbagai program lain. Berkaitan dengan peningkatan
kualitas SDM, maka pendidikan sebagai dasar bagi pengembangan SDM menjadi
faktor kunci dalam pembangunan.

Masalah yang muncul dari bidang pendidikan adalah sarana dan prasarana pendidikan
yang belum merata sehingga kualitas pendidikan di Provinsi Lampung menjadi tidak
merata. Sarana dan prasarana tersebut selain berupa fisik, seperti: bangunan
sekolah, buku, dan laboratorium; juga berupa non fisik, seperti: tenaga kependidikan,
kurikulum, dan teknik kependidikan.

Ketidakmerataan kualitas pendidikan tersebut terutama terjadi pada daerah terpencil


dan daerah yang merupakan kantong kemiskinan. Pada sisi lain, tenaga kependidikan
yang merupakan lulusan perguruan tinggi sebagian besar menumpuk di daerah
perkotaan. Dengan demikian, tantangan yang muncul adalah bagaimana memberikan
rangsangan bagi lulusan tenaga kependidikan untuk bersedia bekerja di daerah
terpencil.

Masalah lain adalah bagaimana menambahkan kurikulum yang mampu memberikan


”life skill” kepada peserta didik. Dengan demikian diharapkan lulusan pendidikan di
Provinsi Lampung tidak selalu terjebak menjadi barisan pencari kerja dan akan mampu
mandiri, sehingga secara tidak langsung akan mampu menurunkan angka pencari
kerja.

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 161


Selain itu juga perlu dikembangkan materi pendidikan yang mampu mengadopsi ”local
wisdom”. Diharapkan dengan adopsi ini maka lulusan pendidikan di Provinsi Lampung
akan mampu hidup mandiri dengan mempergunakan semua kelebihan dan potensi
yang dimiliki oleh Provinsi Lampung sendiri.

Berkaitan dengan era globalisasi, maka tidak tertutup kemungkinan pergerakan


masyarakat antar wilayah, bahkan antarnegara, secara sangat cepat. Kondisi ini
memerlukan SDM dengan kualitas berstandar internasional. Dengan demikian
diperlukan adanya suatu institusi pendidikan berstandar internasional, sehingga
mampu mempersiapkan SDM dalam menghadapi tantangan global. Era globalisasi
juga memerlukan SDM dengan kemampuan spesifik dan khusus pada bidang tertentu.
Dengan demikian, model pendidikan yang dikembangkan, selain berstandar
internasional juga mempunyai karakteristik khusus atau bersifat kejuruan.

Peningkatan Kualitas Kesehatan


Isu utama pada bidang kesehatan adalah pelayanan kesehatan yang terjangkau dan
cepat, terutama kepada masyarakat miskin. Selain itu juga bagaimana jangkauan
pelayanan kesehatan tersebut dapat merata ke seluruh pelosok dan daerah terpencil.
Dengan demikian perlu dikembangkan sarana dan prasarana kesehatan di
masyarakat.

Sarana dan prasarana tersebut minimal berupa Puskesmas Pembantu; adanya Mantri
Kesehatan yang ditempatkan di perdesaan; ataupun peningkatan operasionalisasi
Puskesmas Keliling. Selain itu, juga perlu dikembangkan berbagai upaya guna
mempermudah perolehan layanan kesehatan dan obat yang terjangkau, terutama
untuk kalangan penduduk miskin. Salah satu konsep yang dapat dikembangkan
adalah perluasan peserta Asuransi Kesehatan hingga dapat menjangkau seluruh
lapisan masyarakat.

Masalah pada bidang kesehatan juga meliputi upaya pencegahan dari penyebaran dan
penyalahgunaan NAPZA serta berbagai penyakit menular seperti HIV/AIDS. Hal ini
sangat penting dilakukan mengingat posisi Provinsi Lampung yang tepat berada di
persimpangan antara pulau Jawa dan Sumatra, sehingga mobilitas barang dan
manusia sebagai vektor penyakit menjadi sangat tinggi.

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 162


Penanganan Dampak Krisis Global

Krisis global yang terjadi pada tahun 2008 tidak pernah diprediksikan oleh siapapun
dan imbas dari krisis tersebut telah melanda ke seluruh dunia. Dampak yang
kemudian muncul adalah timbulnya kelesuan ekonomi, yang berujung pada
pemutusan hubungan kerja di berbagai sektor industri.

Dampak krisis global ini akan mulai terlihat pada awal tahun 2009 dan diperkirakan
akan berlangsung selama 3-4 tahun ke depan. Akibatnya, RPJMD II Provinsi Lampung
akan melalui suatu periode yang merupakan efek dari sebuah krisis global. Berkaitan
dengan hal ini, maka Isu penanganan dampak krisis global mau tidak mau telah
berkembang menjadi Isu lokal.

Implikasi dari adanya krisis global adalah terjadinya berbagai pemutusan hubungan
kerja, sehingga akan menghasilkan pengangguran baru. Di Indonesia diperkirakan
akan muncul lebih dari 1 juta orang penganggur baru. Penganggur baru ini secara
langsung akan menambah beban bagi pemerintah yang telah cukup banyak memiliki
beban tanggungan penganggur.

Peningkatan jumlah penganggur ini memerlukan antisipasi, solusi, dan perencanaan


program penanganan yang lebih baik agar tidak memunculkan berbagai dampak
ikutan sebagai akibat adanya peningkatan jumlah penganggur. Berkaitan dengan hal
ini maka perlu dikembangkan berbagai program yang berorientasi ke rakyat kecil dan
mampu menyerap banyak tenaga kerja.

Efek lain dari terjadinya krisis global adalah terhentinya pasar ekspor. Hal ini berarti
bahwa berbagai komoditas dari Provinsi Lampung yang berorientasi ekspor akan
mengalami hambatan dan kemunduran. Dengan demikian tidak ada pilihan lain
kecuali mengembangkan pasar domestik dengan skala nasional.

Peningkatan Budaya Daerah dan Pariwisata


Salah satu isu global penting saat ini adalah Revolusi 3T. Isu ini mengakibatkan
adanya mobilitas manusia yang sangat cepat dan tidak terbatas. Salah satu akibat
positif yang terjadi adalah berkembangnya industri pariwisata di seluruh dunia.

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 163


Berkaitan dengan Isu global yang telah mengakibatkan berkembangnya industri
pariwisata di atas, maka Provinsi Lampung harus memposisikan diri untuk mengambil
peran dan kesempatan, sehingga dapat memperoleh benefit guna meningkatkan
kesejahteraan masyarakatnya.

Peningkatan peran dalam pengembangan industri pariwisata ini dimungkin kan karena
secara alami Provinsi Lampung memiliki SDA yang layak untuk dikembangkan sebagai
sebuah industri pariwisata. Sementara itu, pengembangan pariwisata tidak dapat
dilepaskan dari pengembangan budaya daerah. Dengan demikian, kedua kepentingan
ini, telah melahirkan Isu berupa pentingnya pengembangan budaya daerah dan
pariwisata.

Barangkali masalah yang memerlukan pertimbangan dan perhatian adalah upaya


untuk menjaga supaya pengembangan pariwisata dan budaya tidak menjadi
bumerang yang justru mengakibatkan degradasi budaya lokal. Berkaitan dengan hal
ini, maka diperlukan adanya suatu kearifan sehingga pengembangan pariwisata justru
akan mengembangkan dan memperkuat budaya lokal.

4.2.2.3 Isu Bidang Infrastruktur


Pengembangan Infrastruktur

Isu infrastuktur seperti diketahui mempunyai peran sangat penting dalam proses
pengembangan ekonomi pada suatu wilayah. Hal ini dimungkinkan karena
infrastruktur merupakan pendorong, pendukung, sekaligus pemacu bagi tumbuhnya
berbagai kegiatan ekonomi.

Peran infrastruktur sebagai pendorong perkembangan ekonomi adalah pada saat


suatu wilayah belum berkembang atau terisolasi. Sementara peran pendukung,
dimiliki pada saat suatu wilayah telah terdapat kegiatan ekonomi, sehingga mampu
mendorongan pertumbuhan ekonomi lebih lanjut. Sedangkan bila ekonomi pada suatu
wilayah telah berkembang baik, maka pembangunan infrastruktur akan berperan
untuk memacu pertumbuhan ekonomi lebih lanjut.

Satu aspek penting adalah bahwa infrastruktur tidak dapat dipahami secara sempit,
yakni hanya meliputi: jalan, jembatan, pelabuhan, dan sarana pengairan, namun
infrastruktur mesti dipahami dalam konteks lebih luas. Dengan demikian termasuk

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 164


dalam cakupan infrastruktur ini akan meliputi: pengembangan teknologi informasi,
pembangunan gedung, pengadaan sarana transportasi, serta pembangunan berbagai
sarana lain, baik berupa fisik maupun non fisik, yang berperan dalam mendukung
berbagai kegiatan ekonomi.

Tantangan utama dalam implementasi Isu pengembangan infrastruktur adalah


bagaimana format pembangunan infrastruktur mampu secara mantap dan konsisten
mendukung perkembangan ekonomi lokal secara keseluruhan. Dengan demikian,
pembangunan infrastruktur diharapkan mampu menjangkau seluruh wilayah,
termasuk daerah terpencil, agar memungkinkan terjadinya penyebaran dan
pertumbuhan ekonomi.

Selanjutnya inherent dengan penyebaran pembangunan infrastruktur, maka tantangan


lain adalah bagaimana pembangunan infrastruktur tersebut dirancang sesuai dengan
kebutuhan dan kepentingan masyarakat, baik dalam rangka pengembangan ekonomi
maupun sosial. Dengan demikian, pembangunan infrastruktur akan mampu
meningkatkan kapasitas dan ekonomi masyarakat.

Tantangan selanjutnya yang sangat menarik adalah bagaimana upaya pembangunan


infrastruktur mempunyai kerangka berpikir yang bersifat long term,
berkesinambungan, dan mempunyai visi yang jauh ke masa depan; sehingga tidak
akan terjadi pembangunan infrastruktur yang tambal sulam dan tidak well program.
Dengan demikian sangat dimungkinkan untuk mulai merancang dan membangun
infrastruktur yang bersifat fungsional sekaligus monumental.

Berbagai infrastruktur visioner, fungsional, sekaligus monumental yang mulai dapat


dikembangkan antara lain: Infrastruktur Penghubung Jawa-Sumatera (IPJS); Jalan Toll
Bakaheuni-Terbanggi Besar, Pelabuhan Internasional Panjang; Bandara Inten II, Kota
Baru Lampung; serta pengembangan jalur akses utama utara-selatan.

Sementara itu, seperti diketahui anggaran Pemda Provinsi Lampung mem- punyai
berbagai keterbatasan. Kondisi ini akan memunculkan tantangan dalam hal pendanaan
program pembangunan infrastruktur. Sehingga, perlu dikembangkan alternatif
pendanaan, seperti : merancang skala prioritas; merancang kerja sama dengan pihak

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 165


di luar Pemda untuk membiayai pembangunan infrastruktur; atau merancang
kombinasi kedua desain secara akurat dan konsisten.

Adaptasi dan Mitigasi Bencana

Provinsi Lampung secara “given” berada pada daerah rawan bencana alam, sehingga
Isu mitigasi bencana menjadi suatu keniscayaan. Kondisi ini mengharuskan Pemda
Provinsi Lampung untuk mampu secara komprehensif mempersiapkan diri guna
mengantisipasi semua aspek yang terkait dengan bencana alam. Jadi, meski bencana
alam tidak dapat diramalkan kapan akan terjadi, namun paling tidak dapat
diminimalkan resiko dan akibat susulan yang terjadi pasca bencana. Dengan demikian
sangat diperlukan adanya suatu konsep mitigasi bencana yang jelas.

Mitigasi bencana harus meliputi suatu konsep yang menyeluruh, komprehensif, dan
mendasar; serta akan menyangkut aspek hard ware maupun soft ware dalam
penanganan bencana. Aspek hard ware akan terkait dengan penyediaan semua
peralatan, fasilitas, serta sarana dan prasarana pendukung dalam penanganan
bencana, termasuk aspek pendanaan. Sedangkan aspek soft ware akan terkait dengan
konsep, strategi, manajemen, dan kemampuan SDM dalam penanganan bencana.

Konsep mitigasi bencana juga harus melibatkan partisipasi masyarakat. Peran serta
masyarakat sangat diperlukan mengingat masyarakat merupakan komponen yang
terlibat secara langsung sebagai obyek dan sekaligus subyek dalam mitigasi bencana.
Dengan demikian pendampingan masyarakat akan situasi riil yang terkait dengan
posisi Provinsi Lampung yang tepat berada di daerah rawan bencana menjadi
keharusan yang tidak dapat dinafikkan.

Mitigasi bencana tidak saja terkait dengan kejadian bencana alam, namun juga
menyangkut semua bencana yang berpengaruh dan berdampak besar terhadap
kehidupan masyarakat. Dengan demikian, termasuk dalam konsep ini adalah
bagaimana mengantisipasi dan menangani bencana yang disebabkan oleh kejadian
berbagai penyakit menular dan berdampak luas, seperti penyakit HIV/AID dan Flu
Burung.

4.2.2.4 Bidang Tata Ruang dan Pertanahan

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 166


Pengembangan Daerah Otonomi Baru (DOB)

UU No 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memungkinkan setiap daerah


untuk melakukan pengelolaan dan pengaturan daerahnya sendiri. Dalam hal ini
termasuk pengembangan daerah dalam pengertian untuk melaksanakan pemekaran
wilayah sesuai dengan kebutuhan masing-masing daerah.

Pada satu sisi, setiap daerah sesuai dengan UU, mempunyai kewenangan untuk
memekarkan daerahnya sesuai dengan kepentingan dan kebutuhannya. Namun pada
sisi lain, pemekaran tersebut mempunyai berbagai implikasi, baik secara politis,
ekonomis, maupun kesejahteraan masyarakat. Sehingga pemekaran wilayah jika tidak
dikelola dengan baik justru akan menurunkan tingkat kesejahteraan masyarakat yang
berada di daerah yang telah dimekarkan.

Berkaitan kontradiksi ini maka muncul Isu pentingnya pengelolaan dan penanganan
pemekaran wilayah dengan cermat dan terprogram. Kebutuhan ini menunjukkan
bahwa pemekaran wilayah harus berada pada suatu kondisi keseimbangan optimal
antara kebutuhan wilayah dan peningkatan kesejahteraan masyarakat, sehingga pada
tahap selanjutnya fokus kegiatan lebih diarahkan kepada konteks pengembangan
Daerah Otonomi Baru (DOB).

Optimalisasi Keunggulan Wilayah


Perubahan paradigma pembangunan yang lebih bertumpu pada aspek kewilayahan
memungkinkan Provinsi Lampung untuk dapat berperan lebih baik. Posisi Provinsi
Lampung yang berada di ujung selatan Pulau Sumatra mempunyai beberapa
keunggulan yang dapat dioptimalkan karena menjadi titik penghubung antara Pulau
Sumatera dengan Pulau Jawa. Posisi wilayah Provinsi Lampung memungkinkan untuk
menjadi titik tumpu dari 8 provinsi yang berada di Pulau Sumatra sebelum mencapai
Pulau Jawa. Sebaliknya, posisi ini juga menjadi titik masuk dari 6 provinsi di Pulau
Jawa sebelum masuk ke Pulau Sumatra.

Posisi geografis Provinisi Lampung dengan demikian menjadi sangat strategis dan
secara langsung membentuk suatu keunggulan wilayah. Berkaitan dengan posisi
geografis ini, maka muncul Isu tentang pentingnya optimalisasi keunggulan wilayah
yang secara geografis dimiliki oleh Provinsi Lampung.

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 167


Keunggulan wilayah ini juga telah diamati oleh Pemerintah Pusat, sehingga muncul
beberapa program berskala nasional di Provinsi Lampung. Beberapa program nasional
yang memanfaatkan keunggulan wilayah Provinsi Lampung antara lain: pembangunan
Infrastruktur Penghubung Jawa-Sumatra (IPJS); Pelabuhan Internasional di Panjang;
jalan toll; serta pembukaan jalur utara-selatan di kawasan bagian timur Provinsi
Lampung.

Pengembangan Kawasan Strategis


Undang Undang No. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang dan Undang Undang No.
22 tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah, serta Undang Undang No 32 tahun 2004
telah mengamanatkan kewenangan pelaksanaan pembangunan, termasuk
perencanaan tata ruang kepada setiap daerah.

Provinsi Lampung telah menyusun tata ruang dalam bentuk Rencana Struktur Tata
Ruang (RSTR) Provinsi Lampung yang kemudian pada tahun 1998 telah direvisi
menjadi Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP). RTRW tersebut selanjutnya
mendapatkan legal aspect dengan ditetapkannya Perda No 5 Tahun 2001 tentang
Penataan Ruang Wilayah Provinsi tahun 2001-2015.

Selanjutnya, Pemerintah Provinsi Lampung telah merevisi kembali RTRW Provinsi


Lampung sejak Tahun 2006 dan telah difinalisasi pada tahun 2009. Dengan demikian,
RTRW Provinsi Lampung yang telah direvisi akan digunakan sebagai acuan untuk
RPJM 2010-2014.

RTRWP ini merupakan penjabaran dari strategi dan arahan kebijakan pemanfaatan
ruang wilayah dalam rangka meningkatkan keseimbangan dan keserasian
perkembangan antarwilayah serta keserasian antarsektor agar dapat berkelanjutan.
RTRW Provinsi Lampung sendiri berfungsi sebagai penyelaras kebijakan penataan
ruang nasional, provinsi, dan kabupaten di dalam provinsi sebagai acuan kebijakan
pembangunan daerah, khususnya yang berkaitan dengan struktur dan pola tata ruang
wilayah.

Dengan adanya RTRWP yang telah direvisi dan menjadi salah satu dasar bagi
penyusunan RPJMD II, maka telah memunculkan Isu mengenai pentingnya
pengembangan berbagai kawasan strategis. Berdasarkan RTRWP yang telah direvisi

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 168


maka dapat dikembangkan berbagai kawasan strategis untuk tujuan tertentu. Dengan
adanya perencanaan tata ruang untuk kawasan strategis untuk tujuan tertentu yang
baik akan mampu mengakomodasi dan memungkinkan untuk mengendalikan berbagai
perubahan dan perkembangan yang terjadi di Provinsi Lampung secara terpadu dan
serasi.

4.2.2.5 Isu Bidang Sumber Daya Alam dan Lingkungan

Konservasi Lingkungan dan SDA


Isu kerusakan lingkungan dan SDA telah menjadi topik yang berkembang selama
dekade terakhir. Isu ini menjadi sangat penting mengingat lingkungan dan SDA
merupakan daya dukung utama bagi keberlangsungan kehidupan manusia secara
normal. Isu kerusakan lingkungan dan SDA juga telah memunculkan permasalahan
lanjutan berupa: pengamanan dan pelestarian hutan, peningkatan lahan kritis,
pencemaran, bencana banjir, ataupun kekeringan.

Isu kerusakan lingkungan dan SDA tidak hanya menyangkut kerusakan hutan semata,
namun juga melibatkan kerusakan ekosistem secara lebih luas. Kerusakan lingkungan
tidak terbatas pada wilayah maupun matra, sehingga kerusakan lingkungan dapat
terjadi di berbagai lini kehidupan.

Kerusakan lingkungan akan menyebabkan terjadinya ketidaknormalan kehidupan


manusia secara umum. Hal ini antara lain terlihat dari terjadinya penurunan
produktivitas dalam bidang pertanian dalam arti luas, sehingga akan mempengaruhi
ketersediaan pangan. Penurunan produktivitas juga dapat terjadi pada manusia
sendiri sebagai akibat adanya penurunan tingkat kenyamanan lingkungan tempat
manusia hidup.

Berkaitan dengan hal ini maka pengelolaan lingkungan saat ini tidak lagi hanya
berorientasi pada produk semata, namun juga harus memperhatikan masyarakat yang
berusaha dan berada di sekitar/dalam lingkungan, sehingga diperlukan pelibatan
secara aktif masyarakat yang berada di lingkungan tersebut.

Antisipasi Krisis Air

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 169


Isu krisis air bermula dari kondisi hutan di Provinsi Lampung sudah sangat
memprihatinkan baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Penurunan luas kawasan
hutan cukup cepat dan signifikan. Tingkat kerusakan cukup berat, yakni mencapai ±
65%, sehingga pada saat ini luas kawasan hutan di Provinsi Lampung hanya tinggal ±
30% dari luas daratan Provinsi Lampung. Kenyataan ini telah memunculkan
pentingnya isu kerusakan lingkungan dan SDA.

Meskipun secara status hukum kawasan hutan Lampung masih cukup luas, namun
adanya kerusakan menyebabkan fungsi hutan secara ekologis tidak dapat berjalan
secara optimal. Hal tersebut terbukti dengan semakin luasnya lahan kritis, baik di
dalam kawasan hutan maupun di luar kawasan hutan. Pada saat ini diperkirakan luas
lahan kritis Provinsi Lampung 768.284,94 Ha.

Fungsi hutan secara ekologis yang sangat vital adalah sebagai catchment area, yakni
sebagai daerah resapan air. Sementara itu, peningkatan lahan kritis akan
menyebabkan daya ikat tanah terhadap aliran air akan semakin rendah. Dengan
demikian, kerusakan hutan telah memunculkan isu krisis air.
Krisis air ini menjadi isu penting yang harus ditangani, mengingat perekonomian di
Provinsi Lampung sangat bertumpu pada pertanian dan agribisnis. Ancaman Isu krisis
air ini secara langsung akan sangat mempengaruhi keberlangsungan kegiatan
pertanian dan agribisnis di Provinsi Lampung. Hal ini berarti krisis air telah menjadi isu
yang berpengaruh besar terhadap kehidupan penduduk di Provinsi Lampung.

Antisipasi Global Warming


Global Warming telah berkembang menjadi isu dunia. Isu ini berkembang sedemikan
cepat dan menyebar ke seluruh dunia karena pengaruhnya yang sedemikian besar
terhadap kehidupan manusia. Global Warming telah memungkinkan terjadinya
perubahan iklim global, dan perubahan iklim ini akan sangat berpengaruh terhadap
kegiatan pertanian dan agribisnis secara keseluruhan.

Pada saat ini Provinsi Lampung telah mencanangkan diri sebagai provinsi agribisnis,
sehingga berbagai isu yang mempengaruhi kegiatan pertanian dan agribisnis secara
langsung juga akan mempengaruhi kehidupan masyarakat di Provinsi Lampung.
Dengan demikian, mau tidak mau, isu Global Warming juga telah berkembang
menjadi isu lokal.

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 170


Berkaitan dengan isu Global Warming, maka Provinsi Lampung harus mampu
mengoptimalkan potensi SDA dan lingkungan hidup yang tersedia guna meningkatkan
posisi tawar. Selanjutnya posisi tawar ini dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Posisi tawar ini dimungkinkan melalui pengembangan
hutan sebagai bahan dalam carbon trade.

Pada sisi lain, isu Global Warming juga mengharuskan pengelolaan sumber daya air
dengan cermat dan bijak. Hal ini perlu dilakukan mengingat Global Warming
memungkinkan terjadinya banjir dan kekeringan dalam kondisi kontras, ekstrim, dan
tidak terprediksi.

Pengembangan Energi Terbarukan


Bahan bakar karbon mempunyai batas jumlah yang dapat ditambang, sehingga hanya
soal waktu bahan bakar karbon tersebut menjadi habis. Fakta ini memunculkan isu
mengenai pentingnya pengembangan berbagai sumber energi alternatif dan
terbarukan. Selain itu, menjadi sangat penting untuk melakukan penghematan
penggunaan bahan bakar yang bersumber dari karbon.

Penghematan energi dapat dilakukan antara lain melalui pengalihan bahan bakar
minyak (BBM) dengan gas. Meskipun demikian, konsep ini masih terkendala dengan
mekanisme dan penyediaan sarana prasarana pengalihan bahan bakar. Salah satu
penyebabnya adalah belum siapnya sarana pendukung seperti tabung gas. Selain itu
masyarakat secara psikologis juga belum siap karena kurangnya sosialisasi tentang
penghematan energi.

Masalah dalam isu pengembangan energi alternatif adalah bagaimana mengupayakan


penyediaan bio fuel sebagai substitusi untuk bahan bakar karbon secara efisien dan
murah. Hal ini perlu dilakukan mengingat meskipun Provinsi Lampung menyediakan
bahan dasar bagi pengembangan bio fuel seperti singkong, tebu, dan sawit dalam
jumlah melimpah, namun masih terdapat masalah berkaitan dengan efisiensi
ekonomis. Selain itu masih diperlukan adanya investor untuk dapat menanamkan
modalnya bagi pengembangan bio fuel di Provinsi Lampung.

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 171


Hal lain yang memerlukan perhatian adalah bagaimana menjaga titik keseimbangan
antara penyediaan bahan mentah untuk kebutuhan bio fuel dengan untuk kebutuhan
konsumsi. Dengan demikian harus terdapat blocking wilayah tanam dan pengaturan
sumber bahan mentah sehingga tidak terjadi kerawanan pangan sebagai akibat
pengalihan bahan pangan menjadi energi.

Energi alternatif terbarukan juga sangat dimungkinkan dari eksploitasi terhadap energi
yang berasal dari panas bumi. Provinsi Lampung memiliki cadangan energi panas bumi
yang sudah menjadi perhatian nasional, yakni di Suoh, Kabupaten Lampung Barat.

Dengan adanya potensi bahan dasar bio fuel yang melimpah dan cadangan panas
bumi yang dimiliki, maka terbuka kemungkinan untuk mengembangkan Provinsi
Lampung sebagai lumbung energi alternatif terbarukan. Dengan demikian
dimungkinkan untuk menjalin kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk
Pemerintah Pusat, guna mengoptimalkan berbagai sumber energi alternatif
terbarukan, baik untuk memenuhi kebutuhan lokal maupun nasional.

4.2.2.6. Isu Bidang Politik dan Keamanan

Peningkatan Sinkronisasi dan Koordinasi Pembangunan


Desentralisasi sebagai implementasi UU Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan
di Daerah, telah memberikan memberikan kesempatan bagi daerah untuk mengatur
dan mengendalikan rumah tangganya sendiri. Meskipun demikian, pelaksanaan
konsep desentralisasi ini belum berjalan dengan optimal.

Banyak faktor yang menjadi penyebab ketidakoptimalan konsep desentralisasi ini.


Salah satu penyebab utama adalah belum dipahaminya jiwa dari UU tersebut secara
utuh. Selain itu, penerbitan UU tersebut belum diikuti dan ditindaklanjuti dengan
dengan penerbitan pedoman petunjuk pelaksanaan.

Persoalan juga muncul ketika persepsi mengenai UU Nomor 32 tahun 2004 antara
stakeholder masih belum sama. Perbedaan persepsi bukan hanya muncul antara
Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah, namun juga terjadi antara Pemerintah
Provinsi dengan Pemerintah Kabupaten/Kota. Ketidaksamaan persepsi terutama
muncul pada pembagian urusan yang menjadi kewewenangan masing-masing
stakeholder. Berkaitan dengan masalah yang telah diungkapkan, maka timbul Isu

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 172


mengenai pentingnya peningkatan sinkronisasi dan koordinasi pembangunan antar
stakeholder pada setiap lini pemerintahan. Diharapkan dengan adanya koordinasi dan
sikronisasi yang baik akan menghasilkan sebuah sinergitas pembangunan sehingga
tidak terjadi over lapping maupun double funding.

Selanjutnya, peningkatan sinkronisasi dan koordinasi juga akan mampu meningkatkan


efisiensi sumber daya, baik berupa SDA maupun SDM. Selain itu, isu sinkronisasi dan
koordinasi menjadi sangat relevan ketika paradigma pembangunan dalam RPJM II
adalah bertumpu kepada aspek kewilayahan.

Pengembangan Jaminan Sosial


Berbagai krisis yang melanda Indonesia sejak 1998 dan kemudian diikuti dengan krisis
global tahun 2008 telah melahirkan kelompok masyarakat yang termarjinalkan dan
tertinggal. Betapapun, kelompok masyarakat ini tidak dapat ditinggalkan dan
memerlukan penanganan secara serius dan manusiawi. Pengelolaan yang salah, baik
secara konseptual maupun penanganan terhadap kelompok masyarakat, ini akan
justru menimbulkan berbagai masalah lain.

Upaya pemberdayaan pada kelompok masyarakat tertinggal ini, tidak dapat dilakukan
secara langsung, sehingga memerlukan proses pendampingan dan penyapihan secara
kontinyu dan berkesinambungan. Kondisi ini memunculkan pentingnya isu
pengembangan berbagai Jaminan Sosial (Jamsos), khususnya bagi kelompok
masyarakat tertinggal.

Pengembangan Jamsos dapat dilakukan pada berbagai bidang dan sektor kehidupan.
Pengembangan program JPS terutama dimaksudkan sebagai buffer yang mampu
meredam terhadap berbagai guncangan dan krisis yang terjadi di masyarakat,
sehingga tidak menimbulkan masalah susulan. Dengan demikian pengembangan
program Jamsos akan berbeda dengan pengembangan ekonomi produktif pada
kelompok masyarakat lain yang lebih berdaya.

4.2.3 Isu Strategis Kota Bandar Lampung

4.2.3.1. Isu Bidang Ekonomi

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 173


Diantara isu bidang ekonomi yang menonjol dalam kaitan dengan perencanaan
pembangunan bidang ekonomi diantaranya adalah tentang Membangun Iklim Usaha
dan Investasi, Pengembangan Modal Usaha Mikro dan Pemberdayaan Ekonomi
Kerakyatan dalam konteks peningkatan perekonomian daerah, Penciptaan Lapangan
Kerja, Penataan Pasar Tradisional, serta Pengembangan Sentra Perdagangan.
Capaian laju pertumbuhan ekonomi sekitar 6,2% selama periode 2005-2010 di Kota
Bandar Lampung belum cukup untuk mewujudkan tujuan masyarakat yang sejahtera.
Masih banyak masyarakat Bandar Lampung yang tertinggal dan tidak dapat menikmati
buah dari pertumbuhan ekonomi jika laju pertumbuhan hanya mencapai 6,2% per
tahun tersebut. Selain Teknologi yang makin maju telah mengurangi jumlah tenaga
kerja dalam kegiatan produksi. Untuk menciptakan pembangunan yang inklusif,
pembangunan memerlukan percepatan pertumbuhan ekonomi menuju di atas 6
hingga 7 persen dalam lima tahun mendatang.

Selain itu, percepatan pertumbuhan ekonomi yang diinginkan adalah pertumbuhan


ekonomi yang mengikutsertakan sebanyak mungkin penduduk Indonesia (inclusive
growth). Hal ini untuk mempercepat penurunan jumlah penduduk di bawah garis
kemiskinan serta memperkuat kapasitas keluarga Indonesia dalam menghadapi
berbagai goncangan. Pengurangan kemiskinan tidak sepenuhnya dapat mengandalkan
pertumbuhan ekonomi, tetapi juga memerlukan berbagai intervensi yang efektif. Pola
pertumbuhan yang inklusif memerlukan intervensi pemerintah yang tepat memihak
(afirmatif) kepada kelompok yang terpinggirkan, untuk memastikan semua kelompok
masyarakat memiliki kapasitas yang memadai dan akses yang sama terhadap
kesempatan ekonomi yang muncul.

Sebagai ibu kota Provinsi Lampung, Bandar Lampung merupakan pusat ekonomi,
pemerintahan dll. Sebagai pusat ekonomi, ekonomi Bandarlampung relatif lebih maju
an berkembang dibndingkan dengan Kabupaten/Kota se Provinsi Lampung. Sesuai
dengan karakteristiknya sebagai perkotaan maka basis ekonomi kota bandarlampung
adalah sektor jasa dan industri. Saat ini Bandar Lampung didominasi oleh sektor jasa.
Berdasarkan karakteristik tersebut, isu ekonomi Kota Bandar Lampung sangat
kompleks. Isu-isu tersebut akan disajikan sebagai berikut :

Pengembangan Iklim Usaha dan Investasi yang Kondusif

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 174


Sebagai ibu kota Provinsi Lampung, Kota Bandar Lampung merupakan pusat
perekonomian daerah. Karena itu, perekonomian Kota Bandar Lampung relatif lebih
maju dibandingkan dengan daerah lainnya di Lampung. Di samping itu,
perekonomiannya yang ada juga bercorak perkotaan, yang berbasis pada sektor jasa
dan industri. Itulah sebabnya minat investasi sangat tinggi di Bandar Lampung. Hanya
saja, pesatnya perekembangan ekonomi seringkali tidak diimbangi dengan pengaturan
dan penegakan tata ruang sehingga menimbulkan ketidakseimbangan antarwilayah
serta kemacetan.

Rencana umum penanaman modal sudah dibuat hanya saja belum berlaku secara
efektif, karena baru dibuat dan tersosialisasi dengan luas. Disamping itu, tata ruang
daerah sedang dalam proses revisi. Diharapkan dengan adanya renana umum
penanaman modal dan pemberlakuan perizinan sati pintu akan menciptakan iklim
investasi yang kondusif.

Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan

Sebagai ekonomi dengan corak perkotaan maka basisnya adalah jasa dan industri.
Disisi lain, sebagai pusat perekonomian menjadikan Bandarlampung tumpaun untu
mencari pekerjaan. Implikasinya banyak tumbuh usaha kecil dan mikro baik sisektor
jasa dan industri yang tumbuh. Tentu saja dengan karakteristiknya yang modalnya
kecil dan tidak didukung keahlian yang memadai. Bahkan banyak sekali tumbuh
usaha di sektor informal.

Hal ini menimbulkan banyak masalah karena menggangu ketertiban dan keindahan
kota, disamping menyebabkan banyaknya keluarga miskin. Karena itu dibutuhkan
pemberdayaan ekonomi kerakyatan yang berbasis ekonomi skala mikro dan kecil serta
sektor informal. Selama ini sudah ada kegiatan baik dari pemerintah pusat dan
propinsi serta dari pemerintah kota untuk membina dan memberdayakan ekonomi
rakyat. Hanya saja masalah ekonomi kerakyatan cukup rumit dan kompleks sehingga
masih terus membutuhkan penanganan secara terpadu dan kontinyu.

Penciptaan Lapangan Kerja

Penduduk kota Bandar Lampung berkembang pesat dan memiliki kepadatan yang
tinggi. Konsekwensinya angkatan kerja banyak dan bertambah besar dengan daya

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 175


tarik kota sehingga banyak migrasi pencari kerja. Hampir umum terjadi diperkotaan
termasuk di Banarlampung tingkat pengangguran cukup besar. Itulah sebabnya isu
dibidang ketenagakerjaan adalah pengangguran yang besar terutama pengangguran
terdidik.

Bagi yang sudah bekerja pun tidak lepas dari masalah. Ada masalah upah, yang
sampai saat ini upah minimum kota (UMK) belum sesuai dengan kebutuhan hidup
layak (KHL). Hubungan industrial masih harus ditingkatkan agar terjalin komunikasi
yang baik antara karyawan dengn pengusaha.

Penataan Pasar Tradisional dan Sentra Perdagangan

Saat ini pasar terpusat di Tanjungkarang bahkan Telukbetung cenderung kehilangan


peran. Hal ini menyebabkan ketidakseimbangan perkembangan kota bahkan ikut
menimbulkan titik kemacetan. Disamping itu, masih cukup banyak pasar tradisional
yang tersebar dan diikuti dengan perkembangan mini market yang pesat. Dan yang
juga penting adalah banyaknya PKL dan perkembangan sektor informal.

Berdasarkan kondisi yang ada maka isu terkait dengan pasar meliputi distribusi sentra
perdagangan terutama pasar skala local, menyeimbangkan perkembangan mini
market dengan pengembangan pasar tradisional, menata dan membina PKL dan
sektor infrmal. Mengingat posisi Lampung yang strategis terutama untuk skala provinsi
maupun kawasan sumatera bagian selatan maka pengembangan sentra perdagangan
skala besar (grosir) perlu disiapkan. Hal ini akan sangat menunjang upaya menjadikan
Bandarlampung sebagai pusat perdagangan dan jasa.

4.2.3.2 Isu Bidang Pendidikan, Seni Budaya dan Olahraga

Pengembangan Sekolah Unggulan


Pendidikan merupakan salah satu isu penting dalam konteks kepemerintahan sebagai
salah satu pilar dari MDGs (Millenium Development Goals). Dalam konteks lain,
Kabinet Indonesia Bersatu Jilid ke-dua memprioritaskan pendidikan sebagai salah satu
leading sektor yang tidak dapat diganggu gugat bahkan harus mendapatkan
kosnentrasi penanganan yang lebih maksimal.

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 176


Anggaran 20% (dua puluh) persen untuk dunia pendidikan bahkan masuk dalam salah
satu item konstitusi negara. Artinya pada satu sisi pendidikan menjadi program
prirotas negara oleh sebab itu menjadi sangat penting bagi Pemerintah Kota Bandar
Lampung merespon hal tersebut dengan baik. Untuk menjadikan dan menjamin
pembangunan dapat berkelanjutan maka diperlukannya infrastruktur pendidikan yang
baik, salah satunya adalah dengan mengembangkan sekolah unggulan. Pemerintah
Kota Bandar Lampung dalam konteks ini telah mengembangkan beberapa sekolah
unggulan, dengan mengembangkan beberapa sekolah unggulan maka simbol
pendidikan berkualitas di sebuah daerah akan terpublikasi dengan baik.

Kesenjangan pendapatan antara keluarga di Indonesia menjadi sebuah masalah serius


negara, sehingga pada satu sisi menjadi sangat penting bagi negara melakukan
advokasi kebijakan dalam ranah dunia pendidikan. Dan salah satu usaha ke arah sana
adalah pemerintah kota Bandar Lampung mesti mengalokasikan dana bagi dunia
pendidikan dalam hal ini semacam bantuan pendidikan bagu guru dan siswa. Bantuan
pendidikan tersebut dapat berupa bantuan peningkatan SDM guru melalui beasiswa
pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi ataupun dengan memberikan insentif
peningkatan soft skill bagi guru. Sementara itu bagi siswa prioritas pemberian
beasiswa tiap penjenjangan pendidikan dimulai dari SD, SMP dan SMA/SMK bagi siswa
kurang mampu dan berprestasi.

Pengentasan kemiskinan salah satu cara yang efektif adalah dengan melakukan
advokasi terhadap kebijakan pendidikan salah satunya adalah dengan pemberian
bantuan pendidikan guru dan siswa, jika hal ini secara konsisten dilaksanakan oleh
Pemerintah Kota Bandar Lampung maka masalah kemiskinan dan pengangguran akan
dengan sendirinya terselesaikan.

Peningkatan Sarana dan Prasarana Pendidikan

Pada posisi tertentu penyelenggaraan pendidikan mesti memenuhi 2 (dua) hal pokok
yaitu aspek substansi pendidikan dan aspek infrastruktur. Dalam konteks substansi
pendidikan SDM Pengajar menjadi sangat penting—menjadi sangat penting sebagai
bagian dari tenaga pendidik.

Akan tetapi pada sisi yang lain menjadi sangat penting juga memperhatikan aspek
infrastruktur pendidikan. Jika pendidikan hanya bersandarkan pada kemampuan SDM

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 177


tanpa didukung oleh sarana dan prasarana yang baik maka proses pendidikan tidak
akan bisa berjalan dengan efektif. Jika kita perhatikan kesenjangan pendidikan jawa
dan luar jawa adalah persoalan keterbatasan fasilitas pendidikan di luar jawa. Menjadi
sangat penting juga bagi Pemerintah Kota Bandar Lampung merupaya meningkatkan
sarana dan prasarana pendidikan dengan begitu pendidikan yang berkualitas akan
dapat tercapai dengan baik. Beberapa program dan kegiatan dalam RPJMD 2010-2015
Kota Bandar Lampung yang medukung isu ini antara lain kegiatan rehabilitasi gedung,
penyediaan dana operasional sekolah dan peningkatan mutu pendidik.

Pengembangan Pendidikan Inklusi

Pendidikan merupakan kebutuhan dasar setiap manusia untuk menjamin


keberlangsungan hidupnya agar lebih bermartabat. Karena itu negara memiliki
kewajiban untuk memberikan pelayanan pendidikan yang bermutu kepada setiap
warganya tanpa terkecuali termasuk mereka yang memiliki perbedaan dalam
kemampuan (difabel) seperti yang tertuang pada UUD 1945 pasal 31 (1). Namun
sayangnya sistem pendidikan di Indonesia belum mengakomodasi keberagaman,
sehingga menyebabkan munculnya segmentasi lembaga pendidikan yang berdasar
pada perbedaan agama, etnis, dan bahkan perbedaan kemampuan baik fisik maupun
mental yang dimiliki oleh siswa. Jelas segmentasi lembaga pendidikan ini telah
menghambat para siswa untuk dapat belajar menghormati realitas kehidupan dalam
masyarakat.

Pendidikan inklusi adalah hak asasi manusia, di samping merupakan pendidikan yang
baik dan dapat menumbuhkan rasa sosial. Itulah ungkapan yang dipakai untuk
menggambarkan pentingnya pendidikan inklusi. Ada beberapa argumen di balik
pernyataan bahwa pendidikan inklusi merupakan hak asasi manusia: (1) semua anak
memiliki hak untuk belajar bersama; (2) anak-anak seharusnya tidak dihargai dan
didiskriminasikan dengan cara dikeluarkan atau disisihkan hanya karena kesulitan
belajar dan ketidakmampuan mereka; (3) orang dewasa yang cacat, yang
menggambarkan diri mereka sendiri sebagai pengawas sekolah khusus, menghendakii
akhir dari segregrasi (pemisahan sosial) yang terjadi selama ini; (4) tidak ada alasan
yang sah untuk memisahkan anak dari pendidikan mereka, anak-anak milik bersama
dengan kelebihan dan kemanfaat untuk setiap orang, dan mereka tidak butuh
dilindungi satu sama lain (CSIE, 2005).

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 178


Pertimbangan filosofis yang menjadi basis pendidikan inklusi paling tidak ada tiga.
Pertama, cara memandang hambatan tidak lagi dari perspektif peserta didik, namun
dari perspektif lingkungan sekolah. Lingkungan sekolah harus memainkan peran
sentral dalam transformasi hambatan-hambatan peserta didik. Kedua, perspektif
holistik dalam memandang peserta didik. Dengan perspektif tersebut, peserta didik
dipandang mampu dan kreatif secara potensial. Sekolah bertanggung jawab untuk
menciptakan lingkungan di mana potensi-potensi tersebut berkembang. Ketiga, prinsip
non-segregasi. Dengan prinsip ini, sekolah memberikan pemenuhan kebutuhan
kepada semua peserta didik. Organisasi dan alokasi sumber harus cukup fleksibel
dalam memberikan dukungan yang dibutuhkan kelas. Masalah yang dihadapi peserta
didik harus didiskusikan terus menerus di antara staf sekolah, agar dipecahkan sedini
mungkin untuk mencegah munculnya masalah-masalah lain (UNESCO, 2003).

Ada tiga langkah penting menuju inklusi yang nyata: komunitas, persamaan dan
partisipasi. Semua staf yang terlibat dalam pendidikan merupakan suatu komunitas
yang memiliki visi dan pemahaman yang sama tentang pendidikan inklusi, baik konsep
dan pentingnya maupun dasar-dasar filosofis. Setiap anggota komunitas memiliki
persamaan (hak yang sama), dan—karena itu—sama-sama berpartisipasi dalam
mengembangkan pendidikan inklusi, sejak dari perencanaan, pelaksanaan sampai
evaluasinya. Dalam pendidikan inklusi, sistem sekolah tidak berhak menentukan tipe
peserta didik, namun sebaliknya sistem sekolah yang harus menyesuaikan untuk
memenuhi kebutuhan semua peserta didik. Terkait dengan ini, ada ungkapan bahwa
komunitas (semua staf yang terlibat dalam pendidikan inklusi) ‘melampaui dan di atas’
(over and above) kurikulum (UNESCO, 2003).

Dalam konteks RPJMD Kota Bandar Lampung terdapat program dan beberapa
kegiatan yang mengakomodasi isu pendidikan inklusi. Sebagai bagian dari proses
program prioritas pendidikan nasional bahwa semua warga negara Indonesia berhak
memeroleh pendidikan. Dalam konteks pengembangan pendidikan inklusi Pemerintah
Kota Bandar Lampung dalam hal ini menjadi pionir di Provinsi Lampung.

Pengembangan Pendidikan Karakter Bangsa

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 179


Pendidikan merupakan upaya yang terencana dalam proses pembimbingan dan
pembelajaran bagi individu agar berkembang dan tumbuh menjadi manusia yang
mandiri, bertanggung jawab, kreatif, berilmu, sehat dan berakhlak mulia baik dilihat
dari aspek jasmani maupun rohani. Manusia yang berakhlak mulia, yang memiliki
moralitas tinggi sangat dituntut untuk dibentuk atau dibangun. Bangsa Indonesia tidak
hanya sekedar memancarkan kemilau pentingnya pendidikan, melainkan bagaimana
bangsa Indonesia mampu merealisasikan konsep pendidikan dengan cara pembinaan,
pelatihan dan pemberdayaan SDM Indonesia secara berkelanjutan dan merata. Ini
sejalan dengan Undang-undang No.20 tahun 2003 tentang Sindiknas yang
mengatakan bahwa tujuan pendidikan adalah “… agar manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.”

Melihat kondisi sekarang dan akan datang, ketersediaan SDM yang berkarakter
merupakan kebutuhan yang amat vital. Ini dilakukan untuk mempersiapkan tantangan
global dan daya saing bangsa. Memang tidak mudah untuk menghasilkan SDM yang
tertuang dalam UU tersebut. Persoalannya adalah hingga saat ini SDM Indonesia
masih belum mencerminkan cita-cita pendidikan yang diharapkan. Misalnya kasus-
kasus aktual, masih banyak ditemukan siswa yang menyontek dikala sedang
menghadapi ujian, bersikap malas, tawuran antar sesama siswa, melakukan pergaulan
bebas, terlibat narkoba, dan lain-lain.

Pendidikan merupakan hal terpenting membentuk kepribadian. Pendidikan itu tidak


selalu berasal dari pendidikan formal seperti sekolah atau perguruan tinggi. Pendidikan
informal dan non formal pun memiliki peran yang sama untuk membentuk
kepribadian, terutama anak atau peserta didik. Dalam UU Sisdiknas No.20 tahun 2003
kita dapat melihat ketiga perbedaan model lembaga pendidikan tersebut. Dikatakan
bahwa Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang
yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.
Sementara pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal
yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Satuan pendidikan
nonformal terdiri atas lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar, pusat
kegiatan belajar masyarakat, dan majelis taklim, serta satuan pendidikan yang sejenis.

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 180


Sedangkan pendidikan informal dilakukan oleh keluarga dan lingkungan dalam bentuk
kegiatan belajar secara mandiri.

Oleh karena itu, Paling tidak, ada tiga hal penting dan urgen untuk diperhatikan agar
agenda besar tersebut tidak terjebak menjadi slogan dan retorika belaka. Pertama,
memberikan bekal pendidikan karakter kepada seluruh guru lintas-mata pelajaran
sebagai bagian yang tak terpisahkan dari profesionalisme guru secara simultan dan
berkelanjutan. Dekadensi moral dan merosotnya nilai keluhuran budi di kalangan
pelajar kita sudah ibarat tanggul jebol. Penanganannya tak cukup hanya diserahkan
kepada guru Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dan Pendidikan Agama saja, tetapi
secara kolektif harus melibatkan semua guru lintas-mata pelajaran. Semua guru dari
berbagai jenjang satuan pendidikan perlu digembleng secara khusus melalui pelatihan
intensif dengan lebih menekankan pada penguasaan substansi materi dan
pendekatan-pendekatan inovatif agar penyemaian pendidikan karakter kepada siswa
didik tidak kaku, monoton, dogmatis, dan indoktrinatif.

Kedua, menjadikan pendidikan karakter sebagai salah satu kegiatan pengembangan


diri di sekolah. Aktivitas pengembangan diri yang sudah diterapkan sejak Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) digulirkan empat tahun yang lalu, terbukti mampu
menumbuhkembangkan bakat, minat, dan talenta siswa. Dalam suasana yang
menarik, dialogis, interaktif, dan terbuka, siswa didik bisa diajak bercurah pikir,
berdebat, dan mendemonstrasikan nilai-nilai pendidikan karakter ke dalam kegiatan
pengembangan diri. Mereka perlu diberikan ruang dan “mimbar bebas” di luar jam
pelajaran yang secara khusus didesain untuk menggembleng kepribadian dan jati diri
siswa agar benar-benar menjadi sosok yang berkarakter. Hal ini jauh akan lebih efektif
ketimbang menjadikan pendidikan karakter sebagai mata pelajaran tersendiri yang
pada kenyataannya justru akan menimbulkan beban, baik buat guru maupun siswa,
apalagi kalau disajikan dengan cara-cara yang cenderung menggurui dan dogmatis
seperti orang berkhotbah.

Ketiga, menciptakan situasi lingkungan yang kondusif yang memungkinkan pendidikan


karakter bisa bersemi dan mengakar dalam dunia pendidikan kita. Situasi kondusif
bisa ditumbuhkan jika semua elite bangsa, tokoh-tokoh masyarakat, atau pemuka
agama, yang dijadikan sebagai kiblat dan anutan sosial dalam bersikap dan bertingkah
laku bisa saling bersinergi dengan memberikan keteladanan nyata di tengah-tengah

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 181


kehidupan masyarakat. Pemerintah juga perlu segera melakukan “deteksi dan cegah
dini” apabila ditemukan bibit-bibit konflik yang bisa mengarah dan memicu terjadinya
aksi kekerasan. Media pun dituntut peran sertanya dengan memberikan sajian
informasi dan hiburan yang mencerahkan, sehingga mampu memberikan imaji positif
ke dalam ruang batin dan memori anak-anak tentang adanya nilai kesantunan,
keramahan, kearifan, dan keluhuran budi.

Pengembangan Nilai-Nilai Keagamaan


Di era globalisasi persoalan keagamaan dan nilai-nilai keagamaan menjadi sangat
penting. Logika globalisasi yang borderless atau dunia tanpa batas kemudian
menegasikan local wisdom dan local knowldegde.

Pada poin ini pemerintah Kota Bandar Lampung punya kepentingan, keberlanjutan
pembangunan tentunya harus didukung dengan pengembangan nilai-nilai keagamaan
tanpa adanya nilai-nilai keagamaan maka sustanalibility pembangunan hanya akan
sampai pada tahap simbolik saja dan menegasikan subtansi. Oleh sebab itu potensi
pembangunan jika diselaraskan dengan nilai-nilai keagamaan akan melahirkan daya
juang pembangunan yang baik dan tugas pemerintah kota Bandar Lampung dalam hal
ini adalah mengembangkan nilai-nilai keagamaan tersebut agar sesuai dengan konteks
pembangunan di Kota Bandar Lampung.

Sebagai bagian dari pendidikan dan karakter bangsa maka dalam RPJMD terdapat
beberapa program bagi menggalakkan nilai-nilai keagamaan, salah satunya adalah
menambahkan dalam kurikulum sekolah dasar dan menengah diharapkan dengan
menambahkan pelajaran yang terkait erat dengan peletakan dasar nilai-nilai
keagamaan maka karakter anak terdidik akan lebih baik dan untuk mengakomodasi
hal tersebut dalam RPJMD Kota Bandar Lampung 2010-2015 terdapat beberapa
program dan kegiatan yang relevan untuk mengembangkan nilai-nilai keagamaan.

Pembinaan Seni dan Budaya Daerah


Pembangunan daerah itu meliputi beberapa aspek salah satu aspek pembanguanan
tersebut adalah pembangunan seni dan budaya daerah. Menjadi sebuah amanat
undang-undang untuk setiap pemerintah kabupaten/kota melakukan pembinaan seni
dan budaya daerah.

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 182


Sebuah investasi sosial jangka panjang telah dilakukan jika pembinaan seni dan
budaya daerah menjadi salah satu program prioritas pembangunan daerah. Dalam
konstitusi juga diamanahkan setiap daerah otonom diwajibkan untuk
mengembangkan local knowledge Termasuk juga budaya lokal. Menjadi sangat
penting juga tentunya bagi Pemerintah Kota Bandar Lampung untuk menyiapkan
serangkaian program pemkot yang pro terhadap pembinaan seni dan budaya daerah.

Dalam konteks RPJMD Kota Bandar Lampung 2010-2015, selama kurun waktu 5 (lima)
tahun kedepan terdapat 18 (delapan belas) kegiatan yang terkait erat dengan
pengembangan dan pembinaan seni dan budaya diharapkan dengan padatnya
kegiatan budaya tersebut akan memberikan implikasi positif terhadap pengembangan
budaya daerah.

Pembinaan Atlet Berprestasi


Salah satu point penting dalam pengembangan pendidikan adalah menyelaraskan
antara pembinaan atlet dan program akselerasi pendidikan. Salah satu hal penting
dalam konteks ini adalah bagaimana pemerintah kota Bandar Lampung secara
simultan dapat melakukan pembinaan yang aktif terhadap atlet-atlet berprestasi
daerah sehingga potensi mereka dapat diberdayakan bagi kemajuan daerah.

Menjadi sangat penting program itu disinergikan dengan pendidikan, artinya dalam
konteks tertentu pendidikan juga akan sangat berperan terhadap terbinanya atlet-atlet
berprestasi. Secara prinsip pembinaan atlet berprestasi dan pengembangan
pendidikan daerah memiliki korelasi yang saling mengisi dan tugas pemerintah kota
mensinkronkan antara kedua isu tersebut. Dalam RPJMD Kota Bandar Lampung 2010-
2015 terdapat 13 (tiga belas) kegiatan yang berkorelasi terhadap pembinaan atlet
berprestasi, dengan padatnya kegiatan yang terkait dnegan pembinaan atlet
berprestasi diharapkan kualitas atlet-atlet di Bandar Lampung akan lebih baik di masa
yang akan datang.

4.2.3.3 Isu Bidang Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial

Beberapa isu dalam bidang kesehatan adalah Pengobatan Gratis, Penanggulangan Gizi
Buruk serta Pemberantasan Penyakit Menular. Tiga hal tersebut juga ditunjang oleh

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 183


Peningkatan Sarana dan Prasarana Kesehatan, juga upaya Peningkatan Kualitas
Kesehatan dengan pengembangan Kota Sehat. Sedangkan dalam isu kesejahteraan
sosial adalah Penurunan Jumlah Penduduk Miskin, Rehabilitasi Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial serta Bantuan dan Jaminan Sosial Masyarakat Miskin.

Pengobatan Gratis

Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan


kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang tinggi. Pembangunan kesehatan dapat dipandang sebagai suatu
investasi untuk peningkatan kualitas sumberdaya manusia, yang antara lain diukur
dengan Indeks Pembangunan Manusia. Kesehatan juga merupakan investasi untuk
mendukung pembangunan ekonomi serta memiliki peran penting dalam upaya
penanggulangan kemiskinan.

Peningkatan derajat kesehatan masyarakat Kota Bandar Lampung sangat penting


dalam rangka meningkatkan produktivitas masyarakat. Beberapa indikator utama yang
dapat dijadikan standard antara lain mortalitas, morbiditas, status gizi masyarakat,
keadaan lingkungan, perilaku hidup masyarakat dan akses serta mutu pelayanan
kesehatan. Pelayanan kesehatan kepada penduduk miskin masih sangat rendah, dari
59.183 jumlah keluarga miskin yang memiliki kartu sehat hanya 27.530 KK. Artinya
masih terdapat 30% keluarga miskin yang belum terjangkau jamkesmas. Sedangkan
yang mendapatkan pelayanan kesehatan hanya 38.783 KK serta jumlah ibu hamil
yang mendapatkan pelayanan anternatal dari 8.720 ibu hamil keluarga miskin hanya
3.327 ibu yang mendapatkan pelayanan.

Dalam konteks itu terlihat bahwa persoalan dasar kesehatan masih merupakan
masalah serius dalam konteks Bandar Lampung, oleh sebab itu dalam RPJMD Kota
Bandar Lampung 2010-2015 terdapat 23 (dua puluh) tiga program yang terkait erat
dengan pembenahan sektor dasar kesehatan di Kota Bandar Lampung, dengan
banyaknya kuantitas program tersebut maka diharapkan persoalan mendasar bidang
kesehatan di Kota Bandar Lampung akan terselesaikan dalam jangka waktu 5 (lima)
tahun kedepan.

Penanggulangan Gizi Buruk

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 184


Di suatu kelompok masyarakat, anak balita merupakan kelompok yang paling rawan
terhadap terjadinya kekurangan gizi. Kekurangan gizi dapat terjadi dari tingkat ringan
sampai tingkat berat dan terjadi secara perlahan-lahan dalam waktu cukup lama.
Keadaan gizi atau status gizi masyarakat menggambarkan tingkat kesehatan yang
diakibatkan oleh keseimbangan antara kebutuhan dan asupan zat-zat gizi yang
dikonsumsi seseorang. Anak yang kurang gizi akan menurun daya tahan tubuhnya,
sehingga mudah terkena penyakit infeksi, sebaliknya anak yang menderita penyakit
infeksi akan mengalami gangguan nafsu makan dan penyerapan zat-zat gizi sehingga
menyebabkan kurang gizi. Anak yang sering terkena infeksi dan gizi kurang akan
mengalami ganggguan tumbuh kembang yang akan mempengaruhi tingkat
kesehatan, kecerdasan dan produktivitas di masa dewasa.

Bila jumlah asupan zat gizinya sesuai dengan kebutuhan disebut seimbang (Gizi baik),
bila asupan zat gizi lebih rendah dari kebutuhan disebut Gizi Kurang, sedangkan bila
asupan zat gizi sangat kurang dari kebutuhan disebut Gizi Buruk.

Anak balita yang sehat atau kurang gizi secara sederhana dapat diketahui dengan
membandingkan antara berat badan menurut umur atau berat badan menurut tinggi,
apabila sesuai dengan standar anak disebut Gizi Baik. Kalau sedikit di bawah standar
disebut Gizi Kurang, sedangkan jika jauh di bawah standar disebut Gizi Buruk. Bila gizi
buruk disertai dengan tanda-tanda klinis seperti ; wajah sangat kurus, muka seperti
orang tua, perut cekung, kulit keriput disebut Marasmus, dan bila ada bengkak
terutama pada kaki, wajah membulat dan sembab disebut Kwashiorkor. Marasmus
dan Kwashiorkor atau Marasmus Kwashiorkor dikenal di masyarakat sebagai “busung
lapar”.

Meski kondisi di Bandar Lampung tidak terlalu mengkhawatirkan, akan tetapi beberapa
kejadian gizi buruk masih ditemukan dehingga upaya-upaya sistematis perlu terus
dilakukan oleh Pemerintah Kota Bandar Lampung dalam mencegah terjadinya gizi
buruk di Kota Bandar Lampung melalui program-program yang tertata dan
berkelanjutan.

Dalam konteks RPJMD Kota Bandar Lampung 2010-2015 terdapat 5 (lima) kegiatan
yang tekait dengan penyelesaian persoalan gizi buruk kegiatan tersebut antara lain,
penanggulana kurang energi dan protein, pemberian makanan tambahan dan vitamin

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 185


serta peningkatan IMD dan ASI Ekslusif. 5 (lima) kegiatan utama itu diharapkan akan
mampu mengatasi persoalan gizi buruk di Kota Bandar Lampung.

Pemberantasan Penyakit Menular

Seseorang dapat menderita sakit, terutama menderita penyakit menular, karena


dimulai adanya agen penyakit (kuman) yang masuk dalam tubuh orang tersebut,
keadaan ini disebut sebagai terpapar dan terinfeksi. Didalam tubuh kuman
berkembang biak, merusak jaringan, atau menebarkan racun, sehingga pada jumlah
kuman yang memadai akan menimbulkan gejala penyakit, keadaan ini disebut
menderita sakit. Proses dari keadaan sehat menjadi sakit, karena masuknya agen
penyakit kedalam badan, dapat terhambat perkembang biakannya karena adanya
imunitas dan daya tahan tubuh orang-orang yang terserang agen penyakit tersebut.

Penularan dapat terjadi secara langsung dari orang yang menderita sakit kepada
orang sehat tanpa perantara lain, misalnya penularan tuberkulosa paru, penyakit
menular seksual, campak, inluenza dan sebagainya. Penularan dapat juga terjadi
karena agen penyakit yang berasal dari seorang penderita, disebarkan ke lingkungan
sekitarnya, misalnya agen penyakit keluar dari tubuh orang sakit bersamaan dengan
tinja penderita dan menyebar ke tanah, udara atau air, yang kemudian mencemari
makanan dan minuman orang sehat.

Penularan dapat juga terjadi karena agen penyakit menular pada pembawa penyakit
(vektor), kemudian vektor memindahkan agen penyakit kepada orang sehat lainnya,
misalnya penularan malaria, demam berdarah, chikungunya melalui vektor nyamuk.
Dengan mencermati proses penularan dan kemampuan tubuh menghadapi penularan
agen tersebut, maka dapat diidentifikasi sasaran upaya pemberantasan penyakit
menular. Upaya pemberantasan dengan menerapkan manajemen kasus dan
manajemen kesehatan masyarakat (public health).

Manajemen kasus dapat diterapkan pada penderita agar dapat cepat sembuh,
mencegah kecacatan atau kematian. Manajemen kasus dapat diterapkan pada
seseorang yang diperkirakan telah terpapar atau terinfeksi suatu agen penyakit yang
belum menunjukkan gejala penyakit agar tetap sehat, baik dengan obat profilaksis,
pemberian serum anti penyakit, perbaikan gizi dan sebagainya. Misalnya, pada infeksi
malaria dengan pemberian obat anti malaria, karier difteri mendapat antibiotika,

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 186


terinfeksi HIV dengan menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh. Pada penderita
pnemonia, manajemen kasus menjadi strategi dasar penanggulangan yang paling
tepat pada pengungsi, baik dengan cara pengobatan, maupun dengan perbaikan gizi
terhadap penderita maupun terhadap anak-anak yang sehat agar tidak terserang
pnemonia.

Manajemen kesehatan masyarakat dimanfaatkan untuk menekan kemungkinan


terjadinya penularan dan penyebarluasan penyakit ke orang lain, sehingga angka
kesakitan (insidance rate) dan angka kematian (mortality rate) dapat diturunkan.
Manajemen kesehatan masyarakat lebih menekankan pada upaya pencegahan
penularan dengan cara memutus mata rantai penularan. Cara pertama adalah dengan
melakukan manajemen kasus, baik pengobatan maupun profilaksis. Cara ini dapat
secepatnya membersihkan tubuh penderita dari agen penyakit, sehingga penderita
atau karier tidak lagi menjadi sumber penularan.
Cara kedua, memutus kemungkinan penularan agen penyakit dari penderita ke orang
sehat dengan cara isolasi. Misalnya penderita istirahat di rumah dan tidak usah tidak
masuk sekolah atau kerja selama sakit, terutama penderita yang penularannya ke
orang lain melalui penularan langsung udara, misalnya campak, influenza, difteri dan
sebagainya. Penyakit dengan penularan melalaui nyamuk, seperti demam dengue,
malaria sebaiknya juga beristirahat di rumah selama periode penularan.

Cara ketiga, meningkatkan daya tahan setiap orang dengan cara perbaikan status gizi,
sehingga tubuh mampu menahan serangan agen penyakit, atau memproduksi antibodi
dengan cepat. Upaya peningkatan daya tahan tubuh dapat dilakukan dengan
meningkatkan imunitas secara aktif melalui pemberian imunisasi, misalnya imunisasi
campak, difteri, batuk rejan dan sebagainya. Cara keempat, dengan melakukan
perbaikan kondisi lingkungan agar tidak rentan menjadi sumber penularan penyakit.
Cara yang ditempuh adalah dengan manajemen vektor, seperti pemberantasan sarang
nyamuk pada demam dengue dan malaria, manajemen sanitasi lingkungan dan
makanan dalam pemberantasan penyakit-penyakit perut, diare, tifus perut dan
sebagainya. Cara lain adalah dengan manajemen perilaku sehat.

Dalam konteks RPJMD Kota Bandar Lampung terdapat program Surveilance


Epidemologi dan Penanggulangan KLB yang tediri atas 13 (tiga belas) kegiatan yang
terkait erat dengan pemberatasan penyakit menular dengan banyaknya kegiatan yang

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 187


terfokus pada penanggulangan pemberantasa penyakit menular itu diharapkan
persoalan penyakit menular di Kota Bandar Lampung akan dapat tereduksi dengan
baik.

Pengembangan Kota Sehat


Kota sehat adalah suatu kondisi dari suatu wilayah yang bersih, nyaman, aman dan
sehat untuk dihuni penduduknya dengan mengoptimalkan potensi ekonomi
masyarakat yang saling mendukung melalui koordinasi forum kecamatan dan
difasilitasi oleh sektor terkait dan sinkron dengan perencanaan masing-masing
kelurahan. Tatanan sasaran Kota Sehat yang sesuai dengan potensi dan permasalahan
pada masing-masing kecamatan di Kota. Sedangkan Kawasan sehat adalah kondisi
wilayah tertentu yang bersih, nyaman, aman dan sehat bagi pekerja dan masyarakat
dikawasan tersebut dengan mengoptimalkan potensi masyarakat dan pekerja, melalui
pemberdayaan pelaku pembangunan yang terkait, difasilitasi oleh sektor terkait dan
sinkron dengan perencanaan wilayah.

Kelurahan sehat adalah suatu upaya untuk menyehatkan kondisi pedesaan yang
bersih, nyaman, aman dan sehat untuk dihuni warganya dengan mengoptimalkan
potensi masyarakat , melalui pemberdayaan kelompok kerja masyarakat , difasilitasi
oleh sektor terkait dan sinkron dengan perencanaan wilayah. Sedangkan Forum Kota
adalah wadah bagi masyarakat untuk menyalurkan aspirasinya dan berpatisipasi turut
menentukan arah, prioritas, perencanaan pembangunan wilayahnya yang
mengintegrasikan berbagai aspek sehingga dapat mewujutkan wilalah yang bersih,
nyaman, aman dan sehat untuk dihuni oleh warganya.

Tujuan Program Kota Sehat pada dasarnya adalah tercapainya kondisi Kota untuk
hidup dengan bersih, nyaman, aman dan sehat untuk dihuni dan bekerja bagi
warganya dengan terlaksananya berbagai program-program kesehatan dan sektor
lain, sehingga dapat meningkatkan sarana dan produktifitas dan perekonomian
masyarakat.

Sedangkan Sasaran Kota sehat adalah:


1. Terlaksananya program kesehatan dan sektor terkait yang sinkron dengan
kebutuhan masyarakat, melalui perberdayaan forum yang disepakati masyarakat.

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 188


2. Terbentuknya forum masyarakat yang mampu menjalin kerjasama antar
masyarakat, pemerintah Kota dan pihak swasta, serta dapat menampung aspirasi
masyarakat dan kebijakan pemerintah secara seimbang dan berkelanjutan dalam
mewujutkan sinergi pembangunan yang baik.
3. Terselenggaranya upaya peningkatan lingkungan fisik, sosial dan budaya serta
perilaku dan pelayanan kesehatan yang dilaksanakan secara adil, merata dan
terjangkau dengan memaksimalkan seluruh potensi sumber daya di Kota tersebut
secara mandiri.
4. Terwujutnya kondisi yang kondusif bagi masyarakat untuk menigkatkan
produktifitas dan ekonomi wilayah dan masyarakatnya sehingga mampu
meningkatkan kehidupan dan penghidupan masyarakat menjadi lebih baik.

Secara umum dalam RPJMD Kota Bandar Lampung 2010-2015 terdapat 9 (sembilan)
kebijakan yang terkait erat dengan perwujudan pengembangan kota sehat di Bandar
Lampung, karena mewujudkan kota sehat merupakan kebijakan kesehatan yang
terintegrasi satu dengan lain oleh sebab itu kesembilan kebijakan dalam RPJMD
tersebut diharapkan akan dapat mewujudkan kota sehat Bandar Lampung tahun 2015.

Penurunan Jumlah Keluarga Miskin

Menurut Peraturan Pemerintah No. 42/1981 fakir miskin adalah orang yang sama
sekali tidak mempunyai kemampuan memenuhi kebutuhan pokok yang layak bagi
kemanusiaan atau orang yang mempunyai sumber mata pencaharian tetapi tidak
dapat memenuhi kebutuhan pokok yang layak bagi kemanusiaan. Keluarga adalah
suatu keluarga yang telah diikat oleh suatu tali perkawinan yang terdiri dari ayah, ibu,
anak (sebagai anggota keluarga).

Maka keluarga fakir miskin dapat dijelaskan dengan keluarga yang anggotanya tidak
mempunyai sumber mata pencaharian yang tetap dan tidak mempunyai keterampilan
untuk dapat memenuhi kebutuhan pokok yang layak. Kriteria keterbatasan fakir miskin
adalah penghasilan, pemilikan rumah, perumahan, pendidikan, keterampilan, tingkat
kesehatan, kehidupan keagamaan, kehidupan normatif, hubungan sosial keluarga,
hubungan sosial antara keluarga dengan masyarakat sekitar, hubungan sosial
keluarga dengan masyarakat yang lebih luas lagi.

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 189


Keluarga fakir miskin merupakan salah satu permasalahan sosial yang ada dalam
masyarakat. Miskin dengan adanya krisis ekonomi yang berkepanjangan ini maka
berdampak pada meningkatnya populasi keluarga fakir miskin. Di pedesaan dan
perkotaan Provinsi Lampung terdapat 739.641 keluarga fakir miskin baik hampir
miskin (116.567), miskin (333.113) dan sangat miskin (116.567).

Dalam RJPMD Kota Bandar Lampung 2010-2015 terdapat 42 (empat puluh dua)
kegiatan yang terfokus untuk menangani persoalan penanggulan masyarakat miskin
diharapkan dengan banyak kegiatan dan program yang direncanakan maka persoalan
kemiskinan Bandar Lampung akan dapat tereduksi dengan baik.

Rehabilitasi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial

Secara konseptual, pembangunan kesejahteraan sosial merupakan bagian dari


pembangunan sosial yang memberi perhatian pada keseimbangan kehidupan
manusia dalam memperbaiki atau menyempurnakan kondisi-kondisi sosialnya. Dalam
beberapa hal, pembangunan sosial dan pembangunan kesejahteraan sosial memiliki
makna yang sama mengingat sasaran utama pembangunan tersebut adalah manusia
dan lingkungannya, sedangkan tujuannya adalah untuk meningkatkan kondisi
kehidupan dan keseimbangan sosial baik secara rohaniah maupun jasmaniah.
Peningkatan kondisi kehidupan tersebut ditempuh dengan jalan menumbuhkan,
membina dan mengembangkan keselarasan hidup pribadi-pribadi manusia serta
menciptakan lingkungan yang lebih baik meliputi segi fisik, mental dan sosial budaya.

Dalam konteks pembangunan nasional, pembangunan kesejahteraan sosial


merupakan bagian integral dalam kesatuan sistem pembangunan nasional yang
dilaksanakan searah, saling menunjang, saling melengkapi dan saling menopang
dengan pembangunan bidang-bidang lainnya dalam upaya yang mengarah kepada
semakin meningkatnya taraf kesejahteraan sosial masyarakat secara lebih adil,
merata dan berkualitas.

Oleh karena itu, di Indonesia kesejahteraan sosial secara luas merujuk pada
pembangunan sosial sedangkan secara sempit mengacu pada pembangunan
kesejahteraan sosial. Dengan demikian, karena arti kesejahteraan rakyat disini
mengacu pada konsep pembangunan sosial yang mencakup aspek kesehatan,

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 190


pendidikan dan kebudayaan serta agama, maka kesejahteraan sosial dimaknai dalam
arti sempit sebagai pelayanan kesejahteraan sosial, terutama bagi Penyandang
Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) dan masyarakat miskin yang menjadi kelompok
sasaran pelayanan sosial.

Pembangunan kesejahteraan sosial merupakan sesuatu yang kompleks dan dinamis.


Hal ini tak terhindarkan, mengingat ia senantiasa memberikan perhatian pada
keberfungsian sosial manusia dalam kehidupan sosial masyarakatnya. Tujuan
pembangunan kesejahteraan sosial adalah tercapainya kondisi kesejahteraan sosial
yang adil dan merata serta berjalannya sistem kesejahteraan sosial yang mapan dan
melembaga sebagai salah satu piranti kehidupan masyarakat Indonesia dalam upaya
menjadi bangsa yang maju, mandiri dan mampu memenuhi kebutuhan hidupnya
sesuai dengan standar kemanusiaan. Kondisi tersebut dicapai melalui pelayanan
sosial yang diwujudkan dengan usaha kesejahteraan sosial.

Namun, kompleksitas pembangunan kesejahteraan sosial ditambah lagi dengan


tuntutan perkembangan lingkungan internal dan eksternal menyebabkan
perkembangan dinamika permasalahan yang dihadapi selalu lebih cepat dibandingkan
upaya peningkatan kemampuan semua pihak untuk menyelesaikan permasalahan
tersebut. Kondisi ini tentu saja membuat keadaan sejahtera terasa sulit dicapai,
bahkan segala upaya yang dikerahkan tampaknya tidak pernah akan cukup. Untuk
menghindari penilaian seperti itu, upaya pembangunan dalam jangka panjang
memerlukan suatu gambaran yang menyeluruh mengenai hal tersebut, sehingga
upaya pemecahan masalah ditujukan pada permasalahan yang memiliki daya ungkit
(leverage) paling besar.

Pembangunan kesejahteraan sosial yang telah dilaksanakan sampai sat ini telah
memberikan kontribusi di dalam mewujudkan kesejahteraan sosial yang makin adil
dan merata. Sasaran utama program pembangunan kesejahteraan sosial adalah
manusia, maka perubahan-perubahan yang secara langsung terkait dengan sasaran
program tersebut terutama permasalahan dan kebutuhannya, serta ukuran-ukuran
taraf kesejahteraan sosialnya sangat berpengaruh terhadap arah,tujuan dan kegiatan-
kegiatan program. Kemajuan kondisi sosial masyarakat terutama PMKS seperti
tercermin pada indikator sosial, antara lain jangkauan pelayanan sosial di satu sisi dan
penurunan jumlah PMKS dan masyarakat miskin, kemandirian dan keberfungsian

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 191


sosial PMKS dan masyarakat miskin, serta tercermin pada tumbuh dan
berkembangnya kelembagaan sosial, organisasi sosial, pranata sosial, pilar-pilar
partisipasi sosial (volunteerism), dan nilai-nilai kesetiakawanan sosial yang menjadi
karakteristik dan jati diri bangsa Indonesia. Selain itu, pencapaian pembangunan
kesejahteraan sosial bisa terlihat juga dari indikator sosial lainnya yakni: adanya
peningkatan produktivitas PMKS dan masyarakat miskin sebagai sumber daya manusia
yang dapat berpartisipasi aktif dalam setiap aspek kehidupan bermasyarakat dan
bernegara.

Dalam RPJMD Kota Bandar Lampung 2010-2015 terdapat 15 (lima belas)) kegiatan
yang diprogramkan untuk mengatasi persoalan penyandang masalah kesejahteraan
sosial, diharapkan dengan banyaknya kegiatan yang tefokus bagi mengatasi persoalan
kesejahteraan sosial dalam lima tahun kedepan persoalan ini akan dapat teratasi
dengan baik.

Bantuan dan Jaminan Sosial Masyarakat Miskin


Program Keluarga Harapan (PKH) adalah program asistensi social kepada rumah
tangga yang memenuhi kualifikasi tertentu dengan memberlakukan persyaratan dalam
rangka untuk mengubah perilaku miskin. PKH diutamakan bagi rumah tangga sangat
miskin (RTSM) yang memiliki ibu hamil/menyusui, dan anak usia 0-15 tahun, atau
anak usia 15-18 tahun yang belum menyelesaikan pendidikan dasarnya. Tujuan
jangka pendek PKH adalah memberikan income effect melalui pengurangan beban
pengeluaran RTSM. Sementara tujuan jangka panjangnya adalah untuk memutus
mata rantai kemiskinan RTSM melalui peningkatan kualitas kesehatan/nutrisi,
pendidikan, dan kapasitas pendapatan anak (price effect) serta memberikan kepastian
akan masa depan anak (insurance effect) dan mengubah perilaku (behaviour effect)
keluarga miskin.

PKH adalah program yang memberikan bantuan tunai kepada RTSM. Sebagai
imbalannya RTSM diwajibkan memenuhi persyaratan yang terkait dengan upaya
peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui aspek pendidikan dan kesehatan.
Untuk mendukung PKH, sesuai dengan ketentuan yang berlaku Kementerian Sosial
telah membentuk Unit Pengelola PKH (UPPKH) yang dibentuk di tingkat pusat maupun
daerah. Tujuan utama PKH adalah untuk mengurangi kemiskinan dan meningkatkan

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 192


kualitas sumber daya manusia terutama kelompok masyarakat miskin. Secara khusus,
tujuan PKH adalah meningkatkan kondisi sosial ekonomi RTSM, meningkatkan taraf
pendidikan anak-anak RTSM, meningkatkan status kesehatan dan gizi ibu hamil, ibu
nifas, dan anak di bawah 6 tahun dari RTSM, dan meningkatkan akses dan kualitas
pelayanan pendidikan dan kesehatan khususnya bagi RTSM.

Di sisi lain, jaminan sosial merupakan komitmen yang harus diwujudkan dan
dilaksanakan oleh pemerintah dan masyarakat sesuai dengan amanat UUD 1945.
Dalam kaitannya dengan karakteristik sasaran program pembangunan kesejahteraan
sosial baik perorangan, keluarga maupun komunitas masyarakat yang berada dalam
kondisi rentan dan tidak mampu. Program jaminan sosial perlu dirancang secara
khusus dengan memperhatikan kondisi penyandang masalah kesejahteraan sosial.
1. Jaminan sosial sebagai perwujudan dari sekuritas sosial adalah suatu system
perlindungan dan pemeliharaan kesejahteraan sosial bagi warga Negara yang di
selenggarakan oleh pemerintah dan atau masyarakat, guna memelihara
kesejahteraan sosial.
2. Asuransi kesejahteraan Sosial (ASKESOS) adalah sistem asuransi sosial untuk
memberikan perlindungan/pertanggungan bagi warga masyarakat terhadap resiko
penurunan taraf kesejahteraan social akibat pencari nafkah utama meninggal,
sakit atau mengalami kecelakaan.
3. Perlindungan Sosial adalah upaya pemerintah dan atau masyarakat untuk
memberikan kemudahan pelayanan sektor informal dari musibah sakit, kecelakaan
dan mninggal dunia.
4. Pemeliharaan taraf kesejahteraan social adalah upaya perlindungan dan pelayanan
yang bersifat terus menerus agar lanjut usia/jompo terlantar dan cacat ganda
dapat hidup secara wajar.

Di sisi lain, Jaminan kesejahteraan sosial dilakukan dalam upaya memberikan


perlindungan sosial bagi masyarakat rentan dan marginal yang dilaksakan melalui
kegiatan Asuransi Kesejahteraan Sosial dan Batuan Kesejahteraan Sosial Permanen
(BKSP)

Asuransi Kesejahteraan Sosial (ASKESOS) merupakan system asuransi sosial untuk


memberikan perlindungan/pertanggungan bagi masyarakat marginal atau pekerja
mandiri pada sektor informal terhadap resiko menurunnya tingkat kesejahteraan sosial

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 193


akibat pencari nafkah utama meninggal dunia, menderita sakit atau mengalami
kecelakaan. Program ini menjadi strategis karena selama ini belum ada program
pemeliharaan penghasilan (income maintenance) yang berskala nasional bagi
masyarakat miskin atau marginal. Dalam pelaksanaannya program jaminan sosial ini
bermitra dengan Orsos/Yayasan/Lembaga yang telah dibina oleh Departemen Sosial
sebagai pengelolaan atau pelaksanaan ASKESOS dengan menbentuk tim pengelola
ASKESOS.

Bantuan Kesejahteraan Sosial Permanen merupakan usaha perlindungan dan jaminan


penghidupan bagi warga yang karena kondisinya mampu dalam menenuhi kebutuhan
hidupnya sendiri tanpa bantuan berkesinambungan dari luar dirinya dan tidak
didasarkan kontribusi yang bersangkutan. Pelaksanaan BKSP berdasarkan
kebersamaan, kekeluargaan, kegotongroyongan dan kesetiakawanan sosial untuk
membantu yang lemah, meningkatkan upaya pelindungan sosial bagi masyarakat
rentan dan marginal dan terbentuknya kelembagaan dan mekanisme pelaksanaan
jaminan sosial yang efektif. Dalam RPJMD Kota Bandar Lampung 2010-2015 terdapat
3 (tiga) program yang tefokus untuk mengatasi persoalan Jaminan Sosial Masyarakat
Miskin.

4.2.3.4. Isu Good Governance dan Pelayanan Publik

Beberapa persoalan strategis dalam isu Good Governance dan Pelayanan Publik di
Bandar Lampung adalah Disiplin dan Profesionalisme Aparatur Pemerintah,
Peningkatan Kualitas Mental dan Spiritual, Pengembangan Mekanisme Reward &
Punishment, Kualitas Pelayanan Publik, Kualitas Perencanaan, Pelaksanaan dan
Evaluasi Pembangunan serta Sinkronisasi dan Koordinasi Pembangunan Daerah.

Disiplin dan Profesionalisme Aparatur Pemerintah

Salah satu indikator governance atau tata kelola pemerintahan yang baik adalah
tingkat kedisiplinan pegawai pemerintah, dalam hal ini adalah kedisiplinan PNS di
Lingkungan Pemerintah Kota Bandar Lampung.
Jika merujuk pada teori ada 8 (delapan) indikator yang mempengaruhi tingkat
kedisiplinan karyawan dalam suatu organisasi Hasibuan (2003:194), yaitu :

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 194


1. Tujuan dan kemampuan, tujuan yang akan dicapai harus jelas dan ditetapkan
secara ideal serta cukup menantang bagi kemampuan karyawan. Tujuan yang
dibebankan harus sesuai dengan kemampuan karyawan yang bersangkutan.
2. Teladan Pimpinan; Pimpinan harus memberi contoh yang baik, berdisiplin baik,
jujur, adil serta sesuai kata dengan perbuatan
3. Balas Jasa; Balas jasa berupa gaji dan kesejahteraan.
4. Keadilan; Keadilan dijadikan dasar kebijaksanaan dalam pemberian balas jasa dan
hukuman.
5. Waskat; Artinya atasan secara aktif dan langsung mengawasi bawahan dan
memberikan petunjuk.
6. Sanksi Hukuman; Sanksi hukuman harus ditetapkan berdasarkan pertimbangan
logis, masuk akal dan informasikan secara jelas kepada semua karyawan.
7. Ketegasan; Ketegasan pimpinan menegur dan menghukum setiap karyawan yang
indisipliner.
8. Hubungan kemanusiaan; Hubungan–hubungan baik bersifat vertikal maupun
horisontal yang terdiri dari direct single relationship, direct group relationship dan
cross relationship.

Pemerintahan memiliki tujuan utama untuk menjalankan amanah, melalui pelayanan


(Service), memberdayakan (Empowerment), dan melaksanakan pembangunan
(Development) (Ryaas Rasjid, 1997:64). Pelayanan diharapkan dapat membuahkan
keadilan di lingkungan kerja, pemberdayaan akan mendorong kemandirian, dan
pembangunan akan menciptakan kesejahteraan/kemakmuran.

Pemerintah dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat, selain melakukan


pembangunan, pemerintah juga dituntut harus melakukan pembaharuan dan menata
ulang manajemen pemerintahan, sebab dalam pelaksanaannya, pembangunan
memerlukan manajemen yang baik, karena tanpa pengelolaan yang baik, selain tidak
akan mewujudkan kesejahteraan masyarakat, pembangunan juga justru akan
menimbulkan masalah baru yang tidak mungkin akan lebih parah dan complicated.

Disiplin menjadi kata kunci dalam penegakkan Good Governance tanpa didahului
dengan semangat mendisiplinkan aparat maka prinsip-prinsip tata pemerintahan yang
baik tidak dapat dijalankan, menjadi sangat penting bagi Pemerintah Kota Bandar

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 195


Lampung untuk menjadikan program disiplin dan profesionalisme aparat program
prioritas selama 5 (lima) tahun kedepan.

Untuk meningkatkan tingat disiplin PNS di Lingkungan Pemkot Bandar Lampung dalam
RPJMD Kota Bandar Lampung 2010-2015 terdapat 2 (dua) program yang terfokus bagi
menyelesaikan persoalan disiplin PNS kedua program tersebut adalah meningkatkan
kualitas sumber daya aparatur Pemda dan perbaikan sistem administrasi kepegawaian,
dengan dua program utama tersebut diharapkan tingkat disiplin aparatur Pemkot akan
lebih baik selama lima tahun ke depan.

Peningkatan Kualitas Mental dan Spiritual


Dalam konteks tertentu peningkatan kualitas mental dan spiritual aparat menjadi
bagian yang tidak terpisahkan dari logika reformasi birokrasi. Menciptakan sistem
birokrasi yang efektif, efisien dan transparan saja tidak cukup jika tidak dibarengi
dengan upaya meningkatkan kualitas mental dan spiritual aparat.

Persoalan red tape ataupun patologi birokrasi (penyakit birokrasi) diawali dengan
lemahnya mental dan spiritual aparat apalagi kalau kemudian tidak didukung oleh
sistem birokrasi yang baik. Memerioritaskan pada pembenahan aspek kualitas mental
dan spiritual pegawai juga menjadi hal yang mesti dilakukan oleh Pemerintah Kota
Bandar Lampung agar reformasi birokrasi yang dilakukan dapat berjalan lebih baik.

Dalam RPJMD Kota Bandar Lampung, terdapat program mengenai pembinaan dan
pengembangan aparatur dalam konteks itu terdapat beberapa kegiatan yang terkait
erat dengan peningkatan kualitas mental dan spiritual diharapkan dengan
terakomodasinya beberapa kegiatan yang berkorelasi terhadap peningkatan mental
dan spiritual kinerja aparatur Pemkot akan lebih baik.

Pengembangan Mekanisme Reward & Punishment

Sastrohadiwiryo (2003:269) mengemukakan pendapat Sagir mengenai ”unsur-unsur


penggerak motivasi yaitu : kinerja (Achievement), penghargaan (Recognition),
tantangan (Challenge), tanggung Jawab (Responsibility), pengembangan
(Development), keterlibatan (Involvement) dan kesempatan (Oppurtinity)”. Pada
umumnya bentuk motivasi yang sering dianut adalah (Sastrohadiwiryo, 2003:270):

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 196


1. Kompensasi Bentuk Uang; Kompensasi yang diberikan berwujud uang. Rasa takut
kehilangan pekerjaan dan sumber uang merupakan perangsang kerja yang sangat
efektif karena uang sangat diperlukan untuk kelangsungan hidup.
2. Pengarahan dan Pengendalian; Pengarahan maksudnya menentukan apa yang
harus dikerjakan atau tidak dikerjakan, mencakup proses operasi standar,
pedoman, dan buku panduan, bahkan Management By Objective
(MBO)/manajemen berdasarkan sasaran.
Sedangkan pengendalian maksudnya menentukan bahwa tenaga kerja harus
mengerjakan hal-hal yang telah diinstruksikan, dan fungsinya mencakup penilaian
kinerja, pemeriksaan mutu dan pengukuran hasil kerja.
3. Penetapan Pola Kerja yang Efektif; Teknik ini antara lain memperkaya kerja,
manajemen partisipatif dan mengalihkan perhatian para pekerja dari pekerjaan
yang membosankan kepada instrumen (alat) waktu luang untuk istirahat atau
sarana lain yang lebih fantastis.
4. Kebajikan; Kebajikan dapat didefinisikan sebagai suatu tindakan yang diambil
dengan sengaja oleh manajemen untuk mempengaruhi sikap atau perasaan para
tenaga kerja. Hal yang dilakukan adalah pelatihan atau kursus-kursus singkat,
kegiatan yang lebih formal dan seremonial cenderung berkurang.

Dalam beberapa studi ternyata terdapat korelasi antara program peningkatan


kesejahteraan terhadap tingkat disiplin PNS. Dari beberapa responden yang
ditanyakan dalam studi tersebut ternyata 88.8% PNS menyatakan bahwa terdapat
korelasi positif antara peningkatan kesejahteraan terhadap tingkat disiplin dan kinerja
PNS.

Artinya jika PNS sejahtera secara finacial maka ini akan berkorelasi terhadap
meningkatnya tingkat disiplin mereka. Sementara itu hanya hanya sekitar 11.2%
menyatakan bahwa tidak ada korelasi antara peningkatan kesejaheraan dengan
tingkat disiplin PNS. Terdapat pesan yang ingin disampaiakan oleh studi ini bahwa
tingkat kesejahteraan sangat berkorelasi terhadap disiplin dan kinerja oleh sebab itu
Pmerintah Kota Bandar Lampung perlu membuat sebuah rancangan program yang
bertujuan meningkatkan kesejahteraan PNS di Lingkungan Pemda.

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 197


Dalam RPJMD terdapat program Peningkatan Kesejahteraan Pegawai diharapkan
dengan ini mekanisme reward dan punishment dapat berjalan sehingga berkorelasi
dengan kinerja aparatur pemerintah kota Bandar Lampung yang lebih baik.

Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik


Implementasi kebijakan otonomi daerah dalam meningkatkan pelayanan publik bagi
masyarakat di daerah yang dilaksanakan. Pada satu sisi menjadi sangat penting
pemerintah menjadikan peningkatan kualitas pelayanan publik sebagai skala prioritas
pembangunan.
Menurut studi yang dilakukan oleh Bappenas secara umum tingkat pelayanan publik
nasional lebih fluktuatif yang cenderung bergerak positif dibandingkan dengan tingkat
pelayanan publik Provinsi Lampung. Pada tahun 2004, 2005, 2006 dan 2007 tingkat
pelayanan publik Lampung masih lebih baik dibandingkan dengan tingkat pelayanan
publik nasional akan tetapi tren itu semakin berkurang pada tahun 2008 dan titik
terendahnya pada tahun 2010 dimana tren nasional bergerak positif sedangkan tren
Kota Bandar Lampung bergerak negatif.

Hal ini dimungkinkan karena bagi Kota Bandar Lampung tahun 2009 dan 2010 adalah
“tahun transisi politik”, pada tahun 2010 Pilakda Bandar Lampung diselenggarakan
sehingga besar kemungkinan event-event politik itu yang mengganggu kinerja
pelayanan publik di Kota Bandar Lampung.

Dalam konteks Bandar Lampung pasca pemilihan walikota 2010, diharapkan kualitas
pelayanan publik akan bergerak kembali normal salah satu hal yang harus dilakukan
adalah dengan membuat initial public service offering dan keterbaruan pelayanan
publik mesti sering dilakukan oleh Pemerintah Kota Bandar Lampung sebagai
antisipasi terhadap kebutuhan publik yang semakin kompleks.

Kualitas pelayanan publik dapat menjadi lebih baik, ketika semua unsur terlibat
didalamnya dan untuk itu perlu pola kemitraan atau partnership. Beban Pemerintah
Kota Bandar Lampung yang semakin kompleks dan APBD yang tidak ideal
menyebabkan kemitraan merupakan strategi yang penting untuk coba
diimplementasikan. Paradigma pemerintahan yang berubah dari konsep to govern
menjadi to service adalah sebuah konsep yang mesti dijalankan dengan penuh disiplin
oleh pemerintahan yang berorientasi pada pelayanan publik prima.

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 198


Pada bagian lain pilihan strategi dalam pembangunan menjadi sangat penting, sebagai
sebuah grand design maka pilihan strategi tersebut merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari perencanaan kebijakan Kota Bandar Lampung. Governance hanya
akan terwujud jika muncul kolaborasi, kemitraan, dan jejaring antar elemen-elemen
governance, yaitu negara, sektor swasta dan masyarakat sipil.

Pada bagian lain Jejaring atau Partnership menjadi ciri penting dari pengembangan
organisasi modern saat ini, baik organisasi swasta atau publik. Kebijakan publik saat
ini juga tidak lagi merupakan proses eksklusif yang melibatkan aktor-aktor negara
saja, tetapi merupakan produk dari jejaring, kolaborasi, dan kemitraan antara elemen-
elemen governance (policy network).

Bagaimana model kemitraan ini dibedakan dengan model kerjasama sebelumnya? Jika
kerjasama sebelumnya posisi pemerintah kota berada satu level diatas swasta dan
masyarakat sipil, thus, dalam konsep kemitraan ini pemerintah kota harus muncul
sebagai inisiator sekaligus katalisator pembangunan. Oleh sebab itu beragam
prasyarat yang harus dipenuhi agar kemitraan dan jejaring seperti ini dapat
berkembang dan pada akhirnya akan melahirkan kebijakan yang pro good
governance. Beberapa prasayat Kemitraan Pemerintah Kota Bandar Lampung dan
pihak swasta adalah sebagai berikut :
a. Terdapat dua pelaku yang terlibat, yaknipemerintah dan swasta;
b. kedunya bekerjasama sebagai mitra,dalam hal ini tidak ada pihak yang bersifat
membawahi pihak lain;
c. Adanya tujuan bersama berdasarkan
d. Komitmen yang hendak dicapai;

Peningkatan Kualitas Perencanaan, Pelaksanaan & Evaluasi Pembangunan

Kebijakan pembangunan yang baik ketika ada keterpaduan antara perencanaan,


pelaksanaan dan evaluasi pembangunan. Dalam bagian lain misalkan RPJP-RPJMD
dibuat sebagai sebuah skema pembangunan selama 5 (lima) sampai dengan 20 (dua
puluh) tahun pembangunan. Oleh sebab itu diperlukan sebuah keterpaduan
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembangunan secara simultan dengan cara

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 199


mengintensifkan koordinasi perencanaan, pelaksanaan dan valuasi pembangunan
pada setiap kebijakan kota yang dibuat.

Dalam RPJMD Kota Bandar Lampung terdapat beberapa program dan kegiatan yang
berkorelasi terhadap kualitas perencanaan, Pelaksanaan dan Eavluasi Pembangunan,
kelemahan selama ini pola pembangunan tidak dimaksimalkan dimensi evaluasinya,
sehingga terlihat beberapa program tidak sinkroni antara perencanaan, pelaksanaan
dan evaluasi. Dalam RPJMD terdapat 24 (dua puluh empat) kegiatan yang berkorelasi
terhadap peningkatan kualitas perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembangunan,
sehingga diharapakan selama 5 (lima) tahun kedepan masalah yang terkait dengan
sinkronisasi perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi dapat berjalan dengan lebih baik.

Sinkronisasi dan Koordinasi Pembangunan Daerah


Peralihan fungsi pemerintah dari prinsip to govern (memerintah) ke to service
(melayani) mempunyai beberapa implikasi, yang paling pokok adalah pemerintah di
era globalisasi dituntut untuk dapat memberikan layanan yang prima kepada
masyarakat. Oleh sebab isu korupsi dan pelayan publik yang prima menjadi tema
penting dalam setiap kebijakan pemerintah bahkan cenderung menjadi indikator tolak
ukur keberhasilan kepemimpinan.

Dalam konteks desentralisasi, dimana penekan otonomi daerah berada pada


kabupaten dan kota maka provinsi menjadi institusi pengontrol pelaksanaan otda di
kabupaten dan kota. Secara teknis hal tersebut dapat berjalan dengan baik apabila
program yang dibuat antara pemerintah provinsi, kabupaten atau kota sinkron. Oleh
sebab itu penting sekali melakukan koordinasi antara provinsi, kabupaten atau kota
dengan memaksimalkan rapat-rapat koordinasi antar provinsi, kabupaten dan kota.
Dalam konteks otonomi daerah pun sudah digariskan bahwa skema pembangunan
kabupaten dan kota mesti mendukung pencapain pembangunan provinsi dan nasional.

Dalam konteks penyusunan RPJMD Kota Bandar Lampung secara metodelogi juga
telah mengakomodasi pola pembangunan dan penyusunan program disuaikan dengan
pola penyusunan program pemerintah pusat dan provinsi, dalam penyusunan
kebijakan dan program juga Pemerintah kota Bandar Lampung telah menyesuaikan
dengan RPJMN dan RPJMD Provinsi sehingga diharapkan kedepan sinergisitas
pembangunan antara Pusat-Provisni dan Kota dapat terwujud.

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 200


4.2.3.5. Isu Bidang SDA dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

Pesatnya pertumbuhan penduduk dan ekonomi menyebabkan beban dukung


lingkungan makin berat dan daya dukung lingkungan makin berkurang. Hal ini
menyebabkan banyak masalah lingkungan, mulai dari banjir sampai kerusakan bukit,
sungai, laut, dan pantai. Semua ini harus dicari jalan keluarnya dan dislesaikan secara
terpadu dan terys menerus dengan melibatkan stakeholders.

Bandar Lampung sebagai kota sangat padat sehingga lahan makin terbatas. Karena
itu, SDA harus dikelola secara intensif dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Diharapkan optimalisasi SDA bersifat ramah lingkungan sehingga
keseimbangan ekonologi tetap terjaga.

Pertanian kota harus mengutamakan pertanian organik dan memperluas penggunaan


kompos. Sampah kota yang menumpuk selain harus dapat ditangani secara cepat juga
harus dapat diolah baik untuk energi maupun pupuk dan lainnya. Ruang terbuka hijau
harus diupayakan untuk memenuhi standar baik luasnya maupun fungsinya. Utuk
menjamin keseimbangan lingkungan maka pengendalian dan pengawasan kegiatan
yang berdampak pada lingkungan ditingkatkan. Termasuk dalam hal ini adalah
membuat dan mengevaluasi secara berkala tata ruang.

Beberapa isu dalam isu ini adalah Tuntutan Masyarakat akan Kualitas Lingkungan
yang Lebih baik, Penurunan Kualitas Lingkungan akibat Pembangunan, Adaptasi
Dampak Global Warming dan Perubahan Iklim, Daya Tampung dan Daya Dukung
Lingkungan dan Alih Fungsi Lahan dan Penataan Ruang.

Konsep kepemerintahan lingkungan dalam isu ini ditekankan bahwa pertumbuhan


ekonomi tidak boleh merusak lingkungan hidup. Kerusakan lingkungan hidup akan
menyebabkan pertumbuhan ekonomi tidak berkelanjutan. Pengelolaan lingkungan dan
sumber daya alam yang tidak tepat akan mengakibatkan sumber daya menyusut lebih
cepat.

Kerusakan lingkungan hidup mengakibatkan biaya hidup meningkat yang pada


gilirannya menurunkan kualitas hidup. Dimensi lingkungan hidup pun makin luas
berkaitan dengan perubahan iklim yang mempunyai keterkaitan kuat dengan

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 201


kerusakan lingkungan hidup dan pembangunan yang tidak ramah lingkungan.
Ancaman perubahan iklim ini bukan hanya meningkatkan kemungkinan terjadinya
goncangan yang tidak terduga seperti bencana alam, tetapi juga dapat mengancam
produktivitas dari sumber daya alam.

Tuntutan Masyarakat akan Kualitas Lingkungan yang Lebih Baik

Masyarakat dari waktu ke waktu semakin sadar dan makin menuntut pentingnya
kualitas lingkungan hidup yang lebih baik dan sehat bagi kehidupannya sehingga
pemerintah harus menyiapkan antisipasi terhadap kemungkinan penrunan kualitas
lingkungan (dengan cara penerapan aturan secara konsisten dan penegakan hukum).

Penurunan Kualitas Lingkungan Akibat Kegiatan Pembangunan

Kegiatan pembangunan pada hakekatnya meruapakan kegiatan pemanfaatan sumber


daya alam yang dapat merubah ekosistem lingkungan. Hal ini dapat mengakibatkan
kerusakan dan pencemaran lingkungan bila pemanfaatannya tidak dilandasi oleh azas
keseimbangan dan kelestarian. Oleh karena itu, kegiatan npembangunan di Kota
Bandar Lampung harus diarahkan dan diawasi secara baik sehingga kualitas
lingkungan dapat terjaga.

Pemanasan Global dan Perubahan Iklim

Kecenderungan pemanasan global akibat emisi gas rumah kaca memicu terjadinya
perubahan iklim, peningkatan tinggi muka air laut yang memicu terjadinya bencana
lingkungan seperti banjir, tanah longsor, gelombang pasang, kekeringan dan
sebagainya. Kondisi tersebut merupakan ancaman terhadap lingkungan hidup dan
masyarakat. Perubahan iklim di satu sisi menjadi kendala dalam pembangunan daerah
namun di sisi lain menjadi potensi untuk menggerakkan kesadaran dan keswadayaan
serta partisipasi dari pihak-pihak lain.

Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan

Topografi wilayah Kota Bandar Lampung yang berbukit, kondisi sungai yang umumnya
berupa sungai kecil dan luas lahan merupakan faktor pembatas daya dukung dan daya
tampung. Keterbatasan daya dukung dapat dilihat dari kecenderungan kekeringan
danmusim kemarau dan banjir dimusim hujan. Keterbatsan daya tampung dapat
dilihat dari kualtas air sungai di umumnya hanya memenuhi baku mutu air kelas III.

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 202


Alih Fungsi Lahan

Seiring dengan peningkatan jumlah penduduk, kebutuhan akan ruang, lahan,


sumberdaya seperti air akan meningkat pula. Peningkatan kebutuhan akan ruang akan
memicu alih fungsi lahan dan tumbuhnya pemukiman dilahan marjinal. Peningkatan
kebutuhan air harus memicu over exploitasi disamping menambah kuantitas air
limbah. Tingginya kebutuhanan lahan yang tidak sebanding dengan ketersediaan
lahan memicu tingginya alih fungsi lahan.
Adaptasi dan Mitigasi Bencana

Kota Bandar Lampung sangat rawan terhadap bencana alam. Jenis bencana alam
yang melanda Kota Bandar Lampung meliputi banjir, tanah longsor, air pasang
menyebabkan rob, tsunami, gempa bumi dan kekeringan. Juga terdapat resiko abrasi,
erosi dan sedimentasi yang terjadi di wilayah pesisir ini. Oleh karena itu, upaya
adaptasi dan mitigasi harus dilakukan secara optimal.

Ketahanan (resilience), adalah upaya membangun kapasitas sistem untuk bertahan


dari goncangan, bangkit kembali dan berupaya untuk berubah, termasuk terhadap
perubahan yang tidak diantisipasi (The Resilience Alliance dalam Rockefeller
Foundation White Paper/RFWP, 2009). Sedangkan ketahanan terhadap perubahan
iklim (climate change resilience) adalah kapasitas dari individu, komunitas, atau
institusi untuk secara dinamis dan efektif memberikan respon atau tanggapan
terhadap kondisi perubahan dari dampak iklim dan terus melakukan fungsinya dalam
tingkat yang dapat diterima; secara sederhana ketahanan adalah kemampuan untuk
bertahan dan bangkit kembali dari dampak perubahan iklim (RFWP, 2009).

Di sisi lain, ketahanan merujuk pada kapasitas sepanjang waktu dari sebuah sistem,
organisasi, komunitas, atau individu untuk membuat, mengubah, dan
mengimplementasikan beragam pilihan-pilihan (tindakan) adaptif (RFWP, 2009).
Sedangkan kriteria dari ketahanan meliputi: redundansi, diversitas dan desentralisasi,
fleksibilitas, responsivitas dan reorganisasi, pembelajaran, seperangkat ketrampilan
multi-masalah, pendekatan multi-sektor kolaboratif, perencanaan dan proyeksi masa
depan, dan rencana antisipasi kegagalan (RFWP, 2009 dan Lokakarya Rencana
Ketahanan Kota, 2010).

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 203


Sedangkan adaptasi (adaptation), adalah penyesuaian dalam sistem alam maupun
manusia dalam merespon atau memberikan tanggapan terhadap kondisi aktual atau
pemicu iklim yang diperkirakan atau dampaknya, baik berupa kerugian moderat atau
mengeksploitasi peluang-peluang manfaat (IPCC/Panel Antarpemerintah dalam
Perubahan Iklim, 2007a). Adaptasi meliputi berbagai sektor seperti air, pertanian,
infrastuktur dan permukiman (termasuk zona-zona pesisir), kesehatan, pariwisata,
transportasi, dan energi.

Selain stategi adaptasi, terdapat juga strategi mitigasi. Mitigasi (mitigation), adalah
perubahan dan penggantian secara teknologi yang mampu mengurangi sumber input
atau masukan dan emisi per unit dari keluaran atau output (IPCC, 2007b). Mitigasi
didefinisikan sebagai intervensi antropogenik untuk mengurangi sumber atau
meningkatkan penurunan dari gas rumah kaca.

Pada dasarnya, sistem ketahanan kota diharapkan mampu memelihara fungsi utama
kota dari berbagai bentuk tekanan dan kejutan yang dihasilkan dari dampak-dampak
perubahan iklim serta mampu membuat kota pulih dengan cepat dari dampak
tersebut. Dokumen strategi ketahanan dari sisi lain juga dapat dilihat sebagai suatu
jalur yang harus ditempuh (roadmap) untuk menyiapkan kota dalam menghadapi
skenario terburuk (the worst scenario) yang mungkin timbul dari adanya perubahan
iklim. Tanpa adanya dokumen strategi ketahanan, fungsi sistem perkotaan akan
terancam begitu pula dengan kelompok-kelompok rentan yang ada.

Sebenarnya harus diakui bahwa Pemerintah Kota Bandar Lampung telah


melaksanakan berbagai program dan juga mengembangkan strategi jangka menengah
dan panjang untuk mengelola bencana. Rencana untuk meningkatkan infrastruktur
untuk pengendalian bencana iklim seperti sistem drainase dan tanggul telah disiapkan.
Namun, dengan meningkatnya perubahan iklim pada frekuensi dan intensitas kejadian
iklim yang ekstrim, desain saat ini mungkin sudah tidak efektif untuk mengelola
bencana iklim pada masa mendatang. Oleh karena itu juga sangat penting untuk
mempertimbangkan perubahan iklim dalam merancang sistem kontrol bencana iklim.

4.2.3.6. Isu Bidang Infrastruktur

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 204


Pembangunan infrastruktur makin penting jika dilihat dari berbagai dimensi.
Percepatan pertumbuhan ekonomi jelas membutuhkan tambahan kuantitas dan
perbaikan kualitas infrastruktur. Revilitalisasi kawasan perkotaan di Bandar Lampung
tidak mungkin berhasil tanpa infrastruktur yang memadai, mengingat biaya
pemasaran makin dominan dalam struktur biaya akhir suatu komoditas pertanian.
Keluarga miskin tidak akan mampu ikut dalam gelombang pertumbuhan ekonomi jika
terisolasi akibat ketiadaan infrastruktur.

Masalah lingkungan hidup seperti polusi air, udara dan tanah, atau banjir di
lingkungan perkotaan memiliki keterkaitan yang kuat dengan ketiadaan infrastruktur
yang memadai. Walaupun pengeluaran dalam bidang infrastruktur telah ditingkatkan,
kesenjangan infrastruktur masih terasa, baik di tingkat nasional maupun antardaerah.
Karena itu, pembangunan infrastruktur dasar harus menjadi prioritas pembangunan.

Isu Peran Infrastruktur Terhadap Pertumbuhan Ekonomi


Inftrastruktur memiliki peranan positif terhadap pertumbuhan ekonomi dengan jangka
pendek menciptakan lapangan kerja sektor konstruksi dan jangka menengah dan
panjang akan mendukung peningkatan efisiensi dan produktivitas sektor-sektor
terkait. Infrastruktur sepertinya menjadi jawaban dari kebutuhan negara-negara yang
ingin mendorong pertumbuhan ekonomi, dengan membantu penanggulangan
kemiskinan, meningkatkan kualitas hidup, mendukung tumbuhnya pusat ekonomi dan
meningkatkan mobilitas barang dan jasa serta merendahkan biaya aktifitas investor
dalam dan luar negeri.

Menyadari pentingnya infrastruktur dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, para


pakar infrastruktur sepakat bahwa dalam mendorong pembangunan infrastruktur,
pemerintah sebagai pemain utama dalam sektor infrastruktur selayaknya menjaga
kesinambungan investasi pembangunan infrastruktur dan memprioritaskan
infrastruktur dalam rencana pembangunan nasional, sehingga infrastruktur dapat
dibenahi baik secara kuantitas maupun kualitas. Pembangunan infrastruktur juga
sepatutnya melibatkan pihak swasta dan masyarakat demi tercapainya pembangunan
berkesinambungan. Haruslah ada kombinasi yang tepat antara infrastruktur berskala
besar dan kecil untuk mencapai target penanggulangan kemiskinan dan Agenda 21.
Untuk itu perlu pendekatan lebih terpadu dalam pembangunan infrastruktur mulai dari

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 205


perencanaan sampai pelayanannya kepada masyarakat, guna menjamin sinergi antar
sektor, daerah maupun wilayah.

Keterbatasan Pembiayaan Infrastruktur Oleh Pemerintah


Diakui oleh pakar-pakar bahwa pemerintah memang menghadapi tantangan serius
dalam pembiayaan infrastruktur dimana keterbatasan dana menyebabkan tidak
mungkinnya pemerintah mengandalkan metode pembiayaan konvensional untuk
memenuhi kebutuhan infrastruktur yang terus meningkat. Bahkan untuk infrastruktur
dimana kelayakan finansial tidak mungkin dicapai seperti di daerah terpencil dan
pedesaan, dana pemerintah masih belum mencukupi mengingat biaya investasi yang
cukup besar.

Walaupun masalah desentralisasi bagi pakar dari negara lain terlihat menjadi isu tidak
sepenting yang dialami Indonesia, namun para pakar berbagi pengalaman bahwa
manfaat desentralisasi pembangunan infrastruktur adalah adanya kesempatan
interaksi langsung antara masyarakat dengan pemerintah daerah yang lebih dekat
dengan permasalahan yang dihadapi. Namun, desentralisasi dapat membawa masalah
apabila pertimbangan-pertimbangan administratif akhirnya mendominasi
pertimbangan-pertimbangan yang bersifat fungsional maupun sosial dan geografis
terutama bagi infrastruktur yang melayani lebih dari satu daerah administrasi,
sehingga dapat menghambat pembangunan infrastruktur. Para pakar menekankan
pentingnya desentralisasi untuk berkembang selayaknya dalam meningkatkan peranan
pemerintah daerah dengan mempertimbangkan situasi spesifik masing-masing negara.
Kerjasama antar pemerintah daerah berbasis prinsip berbagi dan peduli juga perlu
dikedepankan, dan intervensi pemerintah pusat diperlukan bila kepentingan
infrastruktur melibatkan dua atau lebih pemerintah daerah sehingga menjadi
kepentingan nasional. Yang terpenting, diperlukan ketersediaan sumber daya manusia
yang kompeten pada pemerintah daerah.

Menyadari tantangan pembiayaan infra-struktur, perlu tetap dikedepankan prinsip


Infrastructure for All, dengan pemerintah menjamin kesetaraan sosial melalui
penyediaan prasarana dasar dalam rangka mendukung penanggulangan kemiskinan.
Mengingat keterbatasan dana pemerintah, maka cost-recovery sebaiknya
dikembangkan secara bertahap dengan prioritas awal menutup biaya operasional dan

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 206


perawatan, sehingga pada akhirnya anggaran pemerintah dapat dialokasikan khusus
untuk prasarana dengan manfaat sosial tinggi namun kelayakan finansial rendah;

Kemitraan Publik dan Swasta dalam Pembangunan Infrastruktur


Diakui - keterbatasan sumber daya pemerintah telah menjustifikasi hadirnya pihak
swasta dalam penyediaan infrastruktur. Dalam beberapa kasus, seringkali
pemerintahan terlalu birokratis, sehingga tidak seefisien sektor swasta dalam
penyediaan infrastruktur. Walaupun banyak manfaat kemitraan swasta dengan
pemerintah dalam infrastruktur, terdapat pula banyak proyek infrastruktur yang
melibatkan pihak swasta yang menghadapi masalah operasional karena kurang
jelasnya kebijakan pemerintah terutama kerangka hukum dan perundang-undangan,
resiko nilai tukar mata uang dan berbagai ketidak pastian yang ber-muara pada terlalu
tingginya biaya pengguna.

Oleh karena itu, kemitraan pemerintah dengan pihak swasta dalam mengevaluasi
tujuan dari proyek dan menetapkan pembagian resiko yang adil, menjamin
pendapatan minimum dan menjamin konsistensi peraturan perundang-undangan.
Pemerintah juga seharusnya menjamin kelayakan ekono-mis proyek infrastruktur
sebelum menerapkan kemitraan dengan swasta. Perlu diatur pula kontrak BOT dalam
sebuah kerangka hukum sebagai pedoman penetapan nilai aset infrastruktur dan nilai
transfer. Diperlukan kebijakan kemitraan yang jelas dan sebaiknya disampaikan pula
kepada masyarakat.

Disamping itu, Pemerintah perlu senantiasa menjamin bahwa kepentingan publik,


investor dan pengguna tetap dilindungi, diantaranya melalui konsultasi dengan
masyarakat dan membentuk badan regulator independen bila diperlukan. Mekanisme
pasar perlu dijamin untuk mendorong terbentuknya corporate governance yang baik
meliputi persaingan sehat, transparansi dan akuntabilitas. Pendanaan kemitraan
sektor publik dan swasta dapat dikembangkan melalui metode-metode seperti asset-
backed securities, modified turn key system, dana infrastruktur dan skema insentif
lainnya.

Manajemen Aset dan Pengembangan Teknologi

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 207


Defisit dalam biaya pemeliharaan, yang membawa implikasi menurunnya kondisi
pelayanan aset sehingga secara sistem kebutuhan biaya rehabilitasi meningkat.
Fenomena ini mendorong terjadinya biaya ekonomi tinggi yang merugikan ekonomi
domestik dan regional dengan meningkatnya harga sementara produktivitas justeru
menurun. Bantuan internasional sesuai preseden belum pernah signifikan, tidak
seperti bantuan pembangunan infrastruktur baru.

Langkah-langkah yang ditawarkan terutama penerapan metode-metode percontohan


yang sudah terbukti berhasil sebelumnya disertai adaptasi lokal, sehingga biaya dalam
memproduksi mampu biaya bagi secara total dapat dioptimalkan. Diperlukan pula
dukungan manajemen pengawasan kualitas pada masa konstruksi maupun masa
pelayanan. Dengan demikian alokasi penganggaran yang tepat terkait prioritas dalam
manajemen infrastruktur sangat diperlukan.

Sistem penganggaran juga perlu ditinjau kembali terkait keberlanjutan fungsionalisasi


aset infrastruktur seperti jaminan sumber pendanaan dari pengguna maupun kontrak
berdasarkan area, multi tahun atau kontrak berbasis kinerja. Database dan sistem
pendukung pengambilan keputusan dalam manajemen aset infrastruktur untuk
Indonesia misalnya (RMS) perlu terus dikembangkan. Pilihan teknologi sangat penting
untuk efisiensi, namun bagi negara-negara berkembang sering kesulitan terutama
biaya. Oleh karena itu, ditekankan pentingnya meningkatkan kerjasama internasional
Asia Pasifik dalam pengelolaan aset infrastruktur yang sebagai wahana pula bagi
peningkatan daya saing ekonomi wilayah.

Penataan Kawasan Perumahan dan Permukiman

Kebutuhan rumah yang tinggi menyebabkan pesatnya pembangunan perumahan dan


pengembangan kawasan permukiman. Perkembangan ini menimbulkan dampak
sekaligus bermanfaat bagi distribusi beban antarwilayah. Karena itu penataan dan
pengendaliannya menjadi strategis. Kelalain dalam pengendalian akan menimbulkan
dampak yang akan menambah beban masalah kota Bandar Lampung. Kelalalian dalam
penataan akan menimbulkan kawasan permukiman kumuh dan tidak sesuai dengan
peruntukannya, seperti dikawasan konservasi-lindung.

Kawasan padat dan kumuh seperti Kaliawi, Kampung Sawah, Panjang, Gudang Lelang,
Kota Karang dan lainnya perlu mendapat perhatian dalam penataannya agar menjadi

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 208


sehat dan nyaman bagi lingkungan permukiman yang layak dan sehat. Kawasan
permukiman baru di Sukabumi, Sukarame, Kemiling dan lainnya perlu dikendalikan
agar dapat menjadi pusat pertumbuhan baru dan tidak menimbulkan konflik
pemanfaatan ruang.

Pengurangan Kemacetan dan Peningkatan Infrastruktur Perhubungan

Kepadatan lalu lintas semakin tinggi bahkan untuk beberapa ruas jalan tertentu
seperti jalan sudirman, radin intan, kartini, teuku umar, cut nyakdin dll sudah rawan
kemacetan. Kondisi ini memerlukan distribusi beban jalan sehingga tidak
terkonsentrasi pada jalan-jalan utama. Ini artinya harus ada penataan moda
transportasi dan penyediaan jalur transportasi alternatif melalui penciptaan jaring-
jaring jalan penghubung karena selain akan berfungs sebagai pemecah kepadatan
juga dapat mendorong perkembangan kawasan baru.

Peningkatan dukungan Pariwisata


Bandarlampung dengan posisinya yang strategis serta kondisi alam yang indah serta
budaya yang unik menjadikannya daerah tujuan wisata dan transit bagi tujuan wisata
laimnya di Lampung. Hal ini membutuhkan dukungan yang baik untuk pengembangan
wisata terutama pada sikap sadar wisata warganya maupun ketersediaan infrastruktur
yang memadai dan tidak kalah penting adalah menciptakan momen-momen wisata
yang membutuhkan kreativitas. Pariwisata merupakan salah satu sektor jasa yang
harus menjadi pemicu tumbuh dan berkembangnya sektor jasa agar menjadi motor
penggerak pertumbuhan ekonomi kota.

Peningkatan Sarana dan Prasarana Mitigasi Bencana


Bandar Lampung termasuk daerah rawan bencana baik karena gempa, tsunami,
maupun banjir dll. Hal ini membutuhkan kesiapan penanganannya. Kesiapan menjadi
penting karena ada kecenderungan bencana makin sering melanda. Karena itu
kesiapan menghadapi bencana menjadi strategis. Kesiapan itu meliputi penumbuhan
sadar bencana bagi masyarakat terutama pada kawasan potensi bencana. Hal yang
juga penting adalah manajemen bencana, pemerintah kota harus bukan hanya
tanggap bencana tapi juga siap untuk menanganinya secara cepat. Terkait dengan
aktifnya gunung krakatau yang dapat mnimbulkan tsunami maka harus sudah
disiapkan penampungan dan jalur evakuasinya. Hal ini membutuhkan banyak srana

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 209


prasarana seperti shelter penampungan, jalur evakuasi serta sarana dan prasarana
lainnya.

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 210


RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

BAB
5 VISI, MISI, TUJUAN & SASARAN
PEMBANGUNAN 2010-2015
RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015

5.1 VISI

Pembangunan kota Bandar Lampung merupakan rangkaian kegiatan untuk mencapai


tujuan yang diinginkan yaitu masa depan yang lebih baik. Dalam rangka menetapkan
tujuan pembangunan kota Bandar Lampung, diperlukan visi yang mengarahkan
pandangan ke depan mengenai cita-cita kota yang disepakati bersama. Visi
pembangunan kota Bandar Lampung akan memedomani seluruh pihak yang terlibat
dalam pembangunan kota, baik pemerintah kota, swasta, dan masyarakat dalam
memantapkan peran masing-masing dalam membangun Bandar Lampung. Melalui visi
pembangunan yang menjangkau perspektif waktu jauh ke depan, Pemerintah Kota
Bandar Lampung menyiapkan strategi pelaksanaan pembangunan yang merupakan
penjabaran visi, misi, dan tujuan pembangunan kota.

Strategi pelaksanaan pembangunan kota Bandar Lampung yang disepakati berperan


sebagai pranata untuk penetapan program maupun kegiatan pembangunan, sekaligus
mengindikasikan pihak-pihak yang perlu terlibat di dalamnya.

Perumusan visi kota Bandar Lampung tahun 2005-2015 dilandasi oleh pertimbangan
sebagai berikut :
 Kebijaksanaan pembangunan sektoral yang mendorong perkembangan Kota
Bandar Lampung, baik yang ditetapkan si tingkat pusat maupun regional.
 Kerjasama ekonomi regional di lingkup ASEAN, yang telah disepakati melalui IMS-
GT serta proses globalisasi yang menuntut peningkatan daya saing, terutama yang
langsung terkait dengan Indonesia melalui kesepakatan APEC dan AFTA.
 Rencana pembangunan sektor dan tata ruang pada skala regional Sumatera
bagian Selatan, Provinsi Lampung, dan Kota Bandar Lampung.
 Potensi dan kendala fisik, ekonomi, dan sosial-budaya yang dimiliki oleh Kota
Bandar Lampung dan hinterland-nya.

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 210


 Tawaran strategis dari kepala daerah terpilih, aspirasi masyarakat, serta masukan
pihak swasta dan para akademisi terutama dalam upaya menciptakan kota Bandar
Lampung yang nyaman, aman, tertib, sejahtera, maju, dan modern.

Oleh karena itu, pernyataan visi merupakan pandangan jauh ke depan dan merupakan
cita-cita yang ingin dicapai oleh suatu institusi di masa depan, disusun dengan
mempertimbangkan initiation, ideas-idealism, information, identification, inception dan
forecasting, yakni pemikiran tentang kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi di
masa depan serta memperhatikan keinginan stakeholders. Secara ontologis, visi
merupakan das sollen, yaitu apa yang sebenarnya menjadi tujuan atau keinginan yang
ideal yang disepakati oleh seluruh stakeholders dan terkristalisasi dalam bentuk jati
diri.

Pada umumnya visi dibangun untuk mendorong semangat seluruh stakeholders agar
dapat berperan serta aktif dalam pembangunan dan sekaligus sebagai inspirasi untuk
menggerakkan seluruh kemampuan stakeholders untuk secara bersama dan sinergis
membangun daerah.

Masyarakat Kota Bandar Lampung berkehendak untuk menjadikan visi pembangunan


sebagai aspirasi, peta jalan atau langkah strategik, energi masyarakat untuk
pembangunan, dan identitas masyarakat untuk bergerak ke arah yang lebih maju,
baik secara komparatif ataupun secara kompetitif. Visi pembangunan Kota Bandar
Lampung ini merupakan kondisi akhir daerah dan wilayah Bandar Lampung yang
dikehendaki oleh seluruh komponen pemangku kepentingan (stakeholders) di Kota
Bandar Lampung dalam periode 2010-2015.

Salah satu hal penting adalah bahwa Kota Bandar Lampung pada tahun 2011-2015
memasuki tahapan II dari RPJPD Kota Bandar Lampung 2005-2025. Tahapan II
meliputi proses memantapkan penataan kembali daerah Kota Bandar Lampung di
segala bidang dengan menekankan upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia
termasuk pengembangan kemampuan ilmu dan teknologi serta penguatan daya saing
perekoniman. Hal ini berarti bahwa tahap II merupakan kelanjutan dari RPJPD Tahap
I dan merupakan jembatan bagi pelaksanaan Tahap III, dan pada akhirnya akan
mengarah kepada pencapaian visi RPJP 2005-2025 yakni menjadikan Kota Bandar

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 211


Lampung sebagai Pusat Perdagangan dan Jasa Sumatera Bagian Selatan pada Tahun
2025.

Beberapa alasan dan kesepakatan dasar stakeholders Kota Bandar Lampung tentang
perlunya visi kota 2015 adalah sebagai berikut :
1. Adanya kebutuhan untuk mengendalikan cita-cita institusi.
Visi pada dasarnya mencerminkan apa yang ingin dicapai oleh sebuah kota. Fungsi
visi dalam hal ini adalah sebagai alat kendali intitusi sehingga memiliki arah yang
jelas yang telah ditentukan.
2. Adanya kebutuhan mengenai arah dan fokus strategi yang jelas.
Visi akan mengarahkan seluruh jajaran institusi memiliki titik tolak dalam
merumuskan misi dan tujuan organisasi secara lebih operasional.
3. Adanya kebutuhan untuk mengeksploitasi kesempatan atau untuk mengatasi
tantangan baru.
Visi akan mengarahkan langkah operatif Kota dalam mengantisipasi perubahan
lingkungan yang mengharuskan adanya kajian ulang strategi kota dalam
menghadapinya.
4. Adanya kebutuhan terhadap visi bersama dan rasa sebagai sebuah kesatuan.
Visi merupakan perekat yang menyatukan berbagai gagasan strategi yang
terdapat dalam institusi sehingga menumbuhkan saling pengertian dalam
merumuskan peran dan fungsi masing-masing jajaran dalam mewujudkan cita-cita
kota.
5. Adanya kesadaran bahwa keberhasilan di masa kini bukanlah jaminan bagi
keberhasilan di masa datang.
Visi akan mengorientasikan seluruh jajaran intitusi untuk memiliki kesadaran
strategis dalam pengelolaan rutinitas operasi sehingga dapat berpartisipasi dalam
mendefinisikan dan membentuk masa depan melalui pemanfaatan peluang yang
muncul dari lingkungan yang terus berubah.
6. Adanya kebutuhan untuk membebaskan diri dari kendala operasional yang
dihadapi masa kini.
Visi akan menstimulasi solusi stratejik operatif terhadap masalah-masalah
operasional setiap jajaran institusi. Hal tersebut akan memberikan arahan yang
jelas terhadap masalah-masalah operasional yang dihadapai oleh seluruh jajaran
institusi.

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 212


7. Adanya kebutuhan untuk menumbuhkan komitmen seluruh jajaran institusi.
Visi akan menumbuhkan rasa kebermaknaan pada setiap jajaran institusi dalam
upaya untuk mencapai tujuan institusi. Hal ini akan mendorong antusiasme dan
keterlibatan emosional pada segenap jajaran institusi.
8. Adanya kebutuhan untuk menjamin kesinambungan kepemimpinan.
Visi akan memberikan pedoman bagi segenap jajaran institusi dalam aktivitas
operasionalnya dalam mencapai cita-cita institusi sehingga momentum pergantian
kepemimpinan kota tidak memberikan kendala bagi pelaksanaan operasional rutin
institusi.

Perekonomian dunia yang semakin menekankan pentingnya kompetisi dan


keterbukaan akan menjadikan perekonomian Kota Bandar Lampung berhadapan
secara langsung dengan dunia internasional. Provinsi Lampung dan kota Bandar
Lampung harus memanfaatkan keunggulan komparatif dan kompetitif yang dimiliki
untuk bersaing dengan pusat perekonomian lainnya, terutama di lingkup ASEAN.
Dalam konteks ini Bandar Lampung dapat berperan sebagai outlet berbagai kegiatan
ekonomi khususnya untuk wilayah Sumatera bagian Selatan. Dalam tatanan yang
demikian kota Bandar Lampung dapat dipastikan berfungsi sebagai pusat jasa dan
informasi, dengan ciri kegiatan perdagangan, pariwisata, transportasi, dan keuangan.

Dalam jangkauan waktu yang panjang, pembangunan dan perkembangan kota Bandar
Lampung harus terjamin sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, sekaligus menjamin
tidak menimbulkan dampak terhadap lingkungan sekitar. Keberlanjutan pembangunan
kota Bandar Lampung perlu diupayakan sehingga dampak lingkungan yang
ditimbulkan oleh proses transformasi lahan kota, penggunaan sumberdaya alam,
penambahan unsur-unsur baru dalam media lingkungan, serta dinamika populasi tidak
menurunkan dan mengakibatkan degradasi kualitas lingkungan secara struktural.
Keseluruhannya perlu menjamin bahwa hasil pembangunan kota hingga tahun 2015
dapat dinikmati dan dilanjutkan secara inter-generasional.

Secara fisik, kota Bandar Lampung merupakan kota yang memiliki estetika tinggi
dengan morfologi perbukitan, pantai hingga laut yang melingkupi Teluk Lampung.
Potensi alam ini sekaligus perlu dimanfaatkan untuk menciptakan kualitas hidup yang
baik bagi warganya maupun yang berkunjung ke Bandar Lampung, baik sebagai
tempat hunian maupun tempat untuk melangsungkan aktifitas kegiatan. Kenyamanan

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 213


hidup perlu diupayakan dalam tingkat keterjangkauan (affordability) warganya, dan
dalam arti sesuai dengan tingkat sosial-ekonomi warga Bandar Lampung.

Di bidang sosial-budaya, Bandar Lampung tumbuh sebagai kota yang multi-etnik.


Keragaman ini tidak mengurangi nilai budaya lokal yang pada waktu mendatang perlu
semakin digali sebagai unsur komplementer dalam menjadikan Bandar Lampung
bagian dari kota berkelas internasional. Kekhasan nilai-nilai tradisional senantiasa
menjadi daya tarik suatu kota atau wilayah untuk dikunjungi dan penyebarluasan
informasi, dalam hal ini budaya Lampung.

Berdasarkan kebutuhan serta potensi di atas, serta komitmen kepala daerah terpilih
maka visi Kota Bandar Lampung 2010-2015 adalah: “Terwujudnya Kota Bandar
Lampung yang Aman, Nyaman, Sejahtera, Maju, dan Modern”.

Visi tersebut mengandung 5 (lima) unsur utama dalam pembangunan Kota Bandar
Lampung yaitu:
1) Aman
Suatu kondisi tercipta dan terjaganya keamanan dan ketertiban masyarakat baik
dari gangguan manusia maupun dari gangguan alam, diukur dari menurunnya
tingkat kriminalitas, minimnya tingkat gangguan baik keamanan dan ketertiban
dalam masyarakat, meningkatnya penegakan supremasi hukum serta
meningkatnya adaptasi dan mitigasi terhadap resiko terjadinya bencana alam.
Tujuan akhir dari visi ini adalah menciptakan kondisi yang aman untuk dihuni,
aman untuk tempat bekerja dan suasana yang aman dan menarik untuk
dikunjungi oleh pendatang.
2) Nyaman
Suatu kondisi yang memberikan keselarasan aspek sosial budaya, ekonomi serta
lingkungan hidup dan tata ruang wilayah, diukur dari meningkatnya keselarasan
dan konsistensi pemanfaatan tata ruang oleh masyarakat untuk peningkatan
keselarasan antara manusia dan lingkungan serta meningkatnya kenyamanan
wilayah kota untuk bermukim dan bekerja. Untuk mencapai visi Kota yang
Nyaman, misi yang hendak diemban oleh kota Bandar Lampung adalah mampu
menyediakan tempat tinggal yang berkualitas, sesuai serta terjangkau oleh
kemampuan warga kota dan pendatang serta mampu menyediakan dan

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 214


memperluas lapangan dan kesempatan kerja yang memadai bagi warga kota
dan pendatang.
3) Sejahtera
Suatu kondisi masyarakat yang lebih baik dan terus menerus diukur dari
beberapa aspek yaitu meningkatnya taraf hidup masyarakat seimbang dengan
pertumbuhan perekonomian wilayah. Hal ini ditandai dengan peningkatan usia
harapan hidup, meningkatnya pendapatan perkapita dan daya beli masyarakat,
meningkatnya kesempatan berusaha, berkurangnya jumlah penduduk miskin,
meningkatnya angka partisipasi kasar dan murni di bidang pendidikan, dan
peningkatan pertumbuhan ekonomi.
4) Maju
Adalah kondisi masyarakat yang mampu dan cepat dapat menangkap dan
menyesuaikan diri dengan berbagai perubahan baik di tataran lokal, nasional dan
internasional. Hal ini ditandai dengan adanya kesiapan aparatur pemerintah kota
dan masyarakat dalam merespon tuntutan dan perkembangan perubahan
lingkungan internal maupun eksternal.
Untuk mencapai kota yang maju, Bandar Lampung perlu meningkatkan diri
untuk menciptakan kinerja pelayanan berkualitas internasional. Perkembangan
dunia telah menumbuhkan kriteria-kriteria baru dalam tingkat kemudahan
bertransaksi, berkomunikasi dan penyelenggaraan transformasi usaha maupun
aktifitas domestik.
Kinerja pelayanan yang berkualitas dan kompetitif ditujukan untuk mendukung
sektor-sektor yang akan bersaing dalam perekonomian dunia dan regional, serta
berfungsi sebagai basis perkembangan kota Bandar Lampung. Disamping itu,
kinerja pelayanan internasional ini juga ditujukan untuk mendukung kualitas
kehidupan warga kota Bandar Lampung.
5) Modern
Adalah kondisi ketersediaan infrastruktur perkotaan yang baik, teratur, aksesibel
dan berkelanjutan dalam memberikan dukungan fungsi kota dan peningkatan
daya saing basis perkotaan. Dalam konteks modern ini, juga mengarah kepada
proses pergeseran sikap dan mentalitas pemerintahan maupun masyarakat
untuk dapat hidup dan berperilaku sesuai tuntutan masa kini. Hal ini didasarkan
atas fakta bahwa perekonomian dunia semakin menekankan pentingnya
kompetisi dan keterbukaan yang mendorong perekonomian kota Bandar

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 215


Lampung berhadapan langsung dengan jaringan dan sistem internasional.
Karena itu, Bandar Lampung harus mampu memilih dan mengembangkan
sektor perkotaan yang strategis sebagai basis perekonomian kota serta
menyiapkan dan meningkatkan seluruh prasarana pendukung bagi sektor-sektor
basis perkotaan.

5.2 MISI

Misi merupakan gambaran kegiatan yang akan dilakukan dalam rangka pencapaian
suatu visi, yang selanjutnya dijadikan sebagai suatu pedoman dalam penyusunan
strategi yang dirumuskan dalam arah kebijakan dan program prioritas dalam
mengalokasikan sumber daya daerah. Adapun Misi Pemerintah Kota Bandar Lampung
dalam upaya mewujudkan visi 2010-2015 tersebut adalah sebagai berikut;
1) Mengembangkan Kota Bandar Lampung sebagai Pusat Jasa dan
Perdagangan, Berbasis pada Ekonomi Kerakyatan.
Pelaksanaan misi ini didasarkan oleh posisi strategis Kota Bandar Lampung
sebagai ibukota provinsi, sekaligus sebagai jalur perlintasan dan pusat jasa,
industri, dan perdagangan. Misi ini ditujukan untuk membangun dan
mengoptimalkan seluruh potensi ekonomi daerah dalam rangka memberikan
peluang seluas–luasnya bagi masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan
ekonomi. Melalui misi ini akan disinergikan semua potensi dari semua pelaku
ekonomi, dunia usaha, lembaga keuangan dan kelembagaan lainnya dalam
rangka membangun ekonomi kota yang berdaya saing. Potensi industri,
perdagangan dan jasa akan menjadi prioritas dengan didukung oleh sub sektor
turunan ketiga sektor tersebut. Kebijakan ekonomi dengan pendekatan
kemitraan yang sinerjik dan saling menguntungkan antara usaha mikro kecil dan
menengah (UMKM) dengan usaha besar akan dikembangkan untuk membangun
perekonomian yang tangguh dan berdaya saing baik perekonomian kota secara
umum maupun ekonomi kerakyatan secara khusus.
Misi ini antara lain diselenggarakan melalui penetapan prioritas sektor-sektor
andalan yang perlu didorong menuju pasar internasional dengan memberikan
peran yang utama bagi kota Bandar Lampung menjadi pusat koleksi dan
distribusi barang dan jasa; menyiapkan dan menyediakan perangkat
administratif-birokrasi yang bersifat insentif bagi sektor-sektor andalan dan

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 216


seluruh sektor pendukungnya; serta menyiapkan institusi dan aparat yang
mampu menyelenggarakan aktifitas pembangunan dan pengendalian
perkembangan kota Bandar Lampung.
Secara fisik, misi ini akan didukung dengan penyiapan lokasi dan lahan yang
memadai bagi fungsi-fungsi bisnis dan residensial, sesuai dengan kebutuhan
aksesibilitas, komunikasi, maupun rekreasi dari masing-masing fungsi. Kualitas
pelayanan kota juga perlu menjamin tingkat kenyamanan dan keamanan warga
maupun pendatang yang terlibat dalam penyelenggaraan aktifitas pembangunan
kota, baik aktifitas bisnis maupun domestik. Dalam kualitas pelayanan yang
nyaman dan aman tercakup kondisi penyediaan fasilitas umum dan lingkungan,
utilitas, ruang terbuka hijau, iklim mikro, prasarana dan sarana transportasi
sarana keamanan dan keselamatan, tingkat keterampilan dan kemampuan
sumberdaya manusia yang terlibat dalam pelayanan publik.

2) Meningkatkan Kualitas Pendidikan, Penguasaan Iptek dan Nilai-Nilai


Ketaqwaan, Perkembangan Kreatifitas Seni dan Budaya serta
Peningkatan Prestasi Olahraga.
Pelaksanaan misi ini dilandasi oleh kesadaran bahwa keberhasilan pembangunan
sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia dan orientasi
pembangunan dengan paradigma pembangunan kualitas manusia yang sehat,
sejahtera serta berkarakter dengan dilandasi oleh nilai ketakwaan. Misi ini juga
ditujukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui
peningkatan kualitas dan cakupan pelayanan pendidikan serta pengembangan
pendidikan dan latihan yang berorientasi kepada kualitas untuk menjawab
tantangan global, serta pengembangan kreatifitas seni dan budaya. Melalui misi
ini akan disinergikan semua potensi yang dimiliki oleh pemerintah Kota Bandar
Lampung dan masyarakat melalui keterpaduan kebijakan, pendekatan program
kerja, dan alokasi anggaran berimbang. Pengembangan pendidikan yang
berkualitas dan terjangkau juga tetap dilandasi dengan keimanan dan ketaqwaan
kepada Tuhan yang Maha Esa untuk memberikan bekal kemampuan iptek dan
imtaq bagi peserta didik. Yang tidak kalah pentingnya dalam misi ini adalah
bahwa peningkatan kualitas pendidikan, kreatifitas dan lainnya juga harus
diimbangi dengan prestasi baik prestasi pendidikan maupun prestasi
keolahragaan pemuda.

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 217


Dalam menjalankan misi yang diemban, berb agai prasyarat diperlukan agar kota
Bandar Lampung mencapai visi sebagai kota budaya. Prasyarat tersebut
mencakup prasarana dan fasilitas untuk mewadahi aktifitas kebudayaan dan
kesenian, penyiapan sarana penunjang kebudayaan dan kesenian, memperluas
dan membina kegiatan budaya dan seni yang akan dipromosikan pada dunia
internasional, serta memperluas jaringan informasi kebudayaan dan kesenian.
Dalam perannya sebagai pusat Sumatera bagian Selatan dan Lampung, kota
Bandar Lampung menjadi wahana pertukaran informasi. Kebudayaan dan
kesenian Lampung, yang secara terus menerus perlu digali dan dibina pada
seluruh komunitas di wilayah Lampung. Pelestarian kebudayaan dan kesenian
Lampung antara lain ingin dicapai melalui bentuk apresiasi seni dan budaya,
yang diinformasikan secara tertulis, verbal maupun bentuk nyata kepada
masyarakat yang lebih luas, termasuk masyarakat internasional. Di sini kota
Bandar Lampung akan berperan sebagai wahana penyampaian informasi, baik
melalui pagelaran seni dan budaya, penerbitan informasi tertulis mengenai seni
dan budaya, penerbitan informasi tertulis mengenai seni dan budaya, dan
museum atau bangunan bersejarah (artifak) yang menyimpan benda dan
informasi mengenai seni dan budaya Lampung.

3) Meningkatkan Pelayanan Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial


Masyarakat
Sesuai dengan konvensi internasional hak-hak sosial, ekonomi dan budaya 1966
dan berbagai amanat internasional, kesehatan pada dasarnya merupakan hak
asasi manusia. Oleh karena itu, setiap orang mempunyai hak untuk memperoleh
pelayanan kesehatan yang terjangkau dan bermutu. Kewajiban negara adalah
untuk memenuhi hak tersebut kepada seluruh warga yang berada di wilayah
administratifnya. Dalam era otonomi daerah saat ini, tanggung jawab terbesar
dalam menjamin terpenuhinya hak kesehatan masyarakat, berada di pundak
pemerintah kabupaten/kota.
Misi ini merupakan landasan bagi pembangunan kesehatan dan peningkatan
kualitas hidup masyarakat (terutama penyandang masalah kesejahteraan sosial)
di Kota Bandar Lampung. Pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk
memenuhi salah satu hak dasar rakyat, yaitu hak untuk memperoleh pelayanan
kesehatan sesuai dengan Undang-undang Dasar 1945 Pasal 28 H ayat (1) dan

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 218


Undang–undang No 23/1992 tentang Kesehatan. Misi ini memandang bahwa
pembangunan kesehatan dan kesejahteraan sosial masyarakat merupakan suatu
investasi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam jangka
panjang.

4) Meningkatkan Pelayanan Publik dan Kinerja Birokrasi yang Bersih,


Profesional, Berorientasi Kewirausahaan dan Bertata Kelola yang Baik.
Misi ini dimaksudkan untuk mencapai kondisi tata kepemerintahan yang baik,
yaitu tata pemerintahan yang dilaksanakan secara transparan dengan dukungan
aparatur yang akuntabel, profesional, efesien dan efektif serta berkeadilan. Misi
ini juga bertujuan unbtuk mewujudkan pemerintahan daerah yang berorientasi
pada kewirausahaan (entrepreneurial government) yang mendorong inovasi
dalam manajemen pemerintahan untuk pelayanan lebih baik kepada masyarakat
dan dunia usaha. Pada akhirnya, misi ini akan bermuara pada peningkatan
kualitas pelayanan publik dan peningkatan tingkat kepuasan masyarakat
terhadap kinerja dan pelayanan dalam berbagai aspek pembangunan.
Misi ini muncul menanggapi perkembangan dunia yang semakin pesat dan
bersifat global. Era globalisasi dicirikan oleh keterbukaan dan persaingan dalam
memanfaatkan peluang hubungan antar-negara. Untuk mencapai kota berkelas
dunia, Bandar Lampung perlu meningkatkan diri untuk menciptakan kinerja
pelayanan berkualitas internasional (modern). Perkembangan dunia telah
menumbuhkan kriteria-kriteria baru dalam tingkat kemudahan bertransaksi,
berkomunikasi dan penyelenggaraan transformasi usaha maupun aktifitas
domestik. Kinerja pelayanan yang berkualitas dan kompetitif ditujukan untuk
mendukung sektor-sektor yang akan bersaing dalam perekonomian dunia dan
regional, serta berfungsi sebagai basis perkembangan kota Bandar Lampung
juga ditujukan untuk mendukung kualitas kehidupan warga kota Bandar
Lampung.

5) Meningkatkan Kualitas Pengelolaan Lingkungan Hidup yang


Berkelanjutan
Misi ini ditujukan untuk mengoptimalkan pengelolaan sumber daya alam dan
lingkungan hidup secara bijaksana sehingga semua aktivitas pembangunan tidak
merusak lingkungan yang dapat berakibat menurunkan daya dukung lingkungan
yang dapat menopang hidup seluruh warga kota dalam jangka panjang.

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 219


Keberhasilan misi ini sangat tergantung dari komitmen politik pemerintah kota
dan peran serta masyarakat. Oleh karena itu, pendekatan untuk membangun
kesadaran publik, komitmen, kebijakan dan perencanaan tata ruang serta
keterpaduan program pelestarian lingkungan hidup sangat secara berkelanjutan
penting untuk dilakukan.
Misi ini juga bertujuan mewujudkan mutu lingkungan hidup yang sehat guna
mendukung tumbuh kembang anak/remaja, memenuhi kebutuhan dasar untuk
hidup sehat, dan meningkatkan interaksi sosial serta melindungi masyarakat dari
ancaman bahaya yang berasal dari lingkungan sehingga tercapai derajat
kesehatan individu, keluarga, dan masyarakat secara optimal.
Misi yang diemban kota Bandar Lampung dalam misi ini adalah menjamin
ketersediaan sumberdaya alam dan kualitas lingkungan hidup generasi yang
akan datang serta menjamin tingkat kualitas hidup yang lebih baik bagi generasi
kini dan yang akan datang.
Dalam penyelenggaraan pembangunan yang menjadikan kota Bandar Lampung
sebagai kota perdagangan dan jasa, pariwisata, pusat transportasi, permukiman,
pendidikan dan kebudayaa; berbagai perubahan lingkungan akan timbul proses
transformasi lahan; penambahan unsur-unsur baru ke dalam lingkungan oleh
limbah kegiatan; penggunaan dan pengambilan sumberdaya alam sebagai bahan
baku maupun penunjang; serta proses dinamika populasi kependudukan, flora
dan fauna.
Misi pembangunan yang berkelanjutan menjadi bagian terpadu dari seluruh
aktifitas pembangunan yang dilangsungkan, sehingga proses dan hasil
pembangunan tersebut tetap dapat dilangsungkan dan dinikmati oleh generasi
mendatang.

6) Meningkatkan Daya Dukung Sarana dan Prasarana Kota Berbasis


Penataan Wilayah dan Pengembangan Wisata
Misi ini dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas dan cakupan pelayanan
prasarana dan sarana dasar perkotaan yang terdiri dari sarana dan prasarana
perumahan permukiman, transportasi, pengairan, energi listrik dan
telekomunikasi serta membangun infrastruktur lainnya, bekerjasama dengan
dunia usaha dan atau BUMN untuk menghadapi era globalisasi serta
membangun daya saing keunggulan dan potensi daerah dan pencerminan
budaya daerah dalam rangka meningkatkan efisiensi, produktivitas daerah dan

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 220


kualitas kehidupan masyarakat kota. Keseluruhan pengembangan sarana dan
prasarana perkotaan tersebut diarahkan untuk mendukung pengembangan Kota
Bandar Lampung sebagai kota wisata yang maju dan modern.

5.3 TUJUAN DAN SASARAN

Penjabaran dari masing-masing agenda berdasarkan uraian misi yang berisi tujuan
dari masing-masing misi serta permasalahan dan strategi yang perlu dilakukan adalah
sebagaimana uraian berikut.

Misi 1 : Mengembangkan Kota Bandar Lampung sebagai Pusat Jasa


dan Perdagangan, Berbasis pada Ekonomi Kerakyatan

Tujuan yang ingin dicapai dari misi ini adalah:


1. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi;
2. Meningkatnya perkembangan ekonomi kerakyatan;
3. Meningkatkan peran serta masyarakat, swasta, perbankan dan lembaga lainnya
untuk mendukung ekonomi kerakyatan;
4. Menguatnya struktur ekonomi kota dalam sektor jasa, perdagangan dan industri;
5. Meningkatnya pendapatan asli daerah

Sedangkan sasaran yang hendak dicapai sebagai alat ukur tercapainya tujuan dari misi
1 (pertama) tersebut adalah :
1. Pertumbuhan ekonomi rata-rata 6 - 7% per tahun.
2. Meningkatnya peran kelembagaan dan permodalan KUMKM dalam pengembangan
ekonomi lokal yang berdaya saing.
3. Kontribusi sektor jasa terhadap PDRB Kota sebesar 50-51%
4. Kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB Kota sebesar 15-16%
5. Kontribusi Sektor Industri terhadap PDRB Kota sebesar 20-23%
6. Menurunnya angka kemiskinan menjadi 20%.
7. Peningkatan PAD rata-rata 20% per tahun.
8. Meningkatnya tingkat partisipasi angkatan kerja sebesar 65%.
9. Upah minimum kota (UMK) sesuai dengan kebutuhan hidup layak (KHL).

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 221


Misi 2 : Meningkatkan Kualitas Pendidikan, Penguasaan Iptek dan
Nilai-Nilai Ketaqwaan, Perkembangan Kreatifitas Seni dan
Budaya serta Peningkatan Prestasi Olahraga

Tujuan yang ingin dicapai dari pelaksanaan Misi kedua ini adalah:
1. Meningkatkan akses masyarakat untuk mendapatkan pendidikan;
2. Meningkatkan mutu pelayanan pendidikan;
3. Meningkatnya manajemen pendidikan;
4. Meningkatkan minat dan budaya baca;
5. Meningkatnya kualitas kehidupan beragama dan kerukunan hidup bermasyarakat;
6. Meningkatnta ketahanan sosial masyarakat;
7. Meningkatnya stabilitas sosial dan politik;
8. Meningkatnya perlindungan kepada masyarakat;
9. Meningkatnya pengembangan seni, budaya dan parisiwata;
10. Meningkatnya prestasi pemuda dan olahraga.

Agenda meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kota Bandar Lampung yang lebih


baik melalui misi 2 (dua) ini dilakukan dengan upaya tercapainya sasaran:
1. Meningkatnya angka partisipasi pendidikan baik APK maupun APM pada semua
jenjang pendidikan;
2. Meningkatnya jumlah SMK;
3. Menurunnya angka buta aksara;
4. Berkurangnya jumlah sekolah yang rusak ringan, rusak sedang dan rusak berat;
5. Meningkatnya jumlah guru yang berkualifikasi S-1;
6. Meningkatnya jumlah sekolah SSN dan RSBI pada semua tingkatan;
7. Seluruh sekolah memiliki perpustakaan;
8. Seluruh sekolah memiliki prasarana sekolah (ruang UKS, laboratorium, lapangan
olahraga, ruang praktek, dsb);
9. Terfasilitasinya penyelengaraan kegiatan keagamaan;
10. Terjaganya stabilitas, kerukunan dan ketertiban masyarakat;
11. Terjaganya kerukunan hidup beragama dan bermasyarakat;
12. Meningkatnya jumlah kegiatan seni dan budaya;
13. Meningkatnya jumlah wisatawan dan yang berkunjung ke Kota Bandar Lampung;
14. Meningkatnya prestasi olahraga di tingkat provinsi dan nasional.

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 222


Misi 3 : Meningkatkan Pelayanan Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial
Masyarakat

Tujuan yang ingin dicapai melalui misi ini adalah:


1. Meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan dasar.
2. Meningkatnya pelayanan kesehatan rujukan.
3. Meningkatnya surveylance epidemologi dan penanggulangan kejadian luar biasa.
4. Meningkatnya kualitas dan kesejahteraan keluarga;
5. Meningkatnya perlindungan serta peran serta perempuan dalam pembangunan.
6. Meningkatnya pelayanan sosial kepada masyarakat.
7. Meningkatnya pelayanan penanggulangan korban bencana.

Agenda meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kota Bandar Lampung yang lebih


baik melalui misi 3 (tiga) ini dilakukan dengan upaya tercapainya sasaran:
1 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil : 95%
2 Cakupan Komplikasi Kebidanan yang Ditangani : 80%
3 Cakupan Perslinan Nakes : 90%
4 Cakupan Pelayanan Nifas : 90%
5 Cakupan Neunatus Komplikasi Ditangani : 80%
6 Cakupan Kunjungan Bayi : 90%
7 Cakupan Kelompok UCI : 100%
8 Cakupan Anak Balita : 100%
9 Cakupan MP ASI : 90%
10 Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan : 100%
11 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD : 100 %
12 Cakupan KB Aktif : 100%
13 Cakupan Penemuan & Penanganan
Penderita Penyakit :
- AFP Rate per 100.000 penduduk < 15 Tahun : < 5 %
- Penemuan Penderita Pnemonia Balita : 100%
- Penemuan Pasien Baru TB. BTA Positif : 85%
- Penderita TBC yang Ditangani : 100%
- Penemuan Penderita Diare : 100%
14 Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar Masyarakat Miskin : 100%

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 223


15 Cakupan Pelayanan kesehatan Rujukan untuk Masyarakat Miskin : 100%
16 Cakupan Pelayanan Gawat Darurat Level 1 yang Harus diberikan Sarana
Kesehatan (RS) di Kota : 100%
17 Cakupan Kel. KLB yang dilakukan PE 24 Jam : 100%
18 Cakupan Desa Siaga Aktif : 80%
19 Tersedianya asuransi jiwa bagi masyarakat
20 Berkurangnya jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS)
21 Tertanganinya korban bencana
22 Tersedianya sarana dan prasarana penanggulangan korban bencana

Misi 4 : Meningkatkan Pelayanan Publik dan Kinerja Birokrasi yang


Bersih, Profesional, Berorientasi Kewirausahaan dan Bertata
Kelola yang Baik.

Tujuan yang ingin dicapai melalui misi ini adalah :


1. Meningkatnya kualitas sumber daya aparatur.
2. Meningkatnya kualitas pelayanan publik.
3. Meningkatnya kualitas dan kuantitas produk hukum daerah.
4. Meningkatnya kesadaran hukum
5. Meningkatnya kinerja pengelolaan keuangan daerah.
6. Meningkatnya kinerja perencanaan daerah.
7. Meningkatnya kinerja administrasi daerah.
8. Meningkatnya kapasitas kelembagaan Pemda, Kecamatan dan Kelurahan.
9. Meningkatnya Fungsi Penganggaran, Pengawasan dan Legislasi.

Agenda meningkatkan Kota Bandar Lampung yang lebih aman dan nyaman melalui
misi 4 (empat) ini dilakukan dengan berbagai kebijakan untuk tercapainya sasaran:
1. Berkurangnya jumlah PNS yang melanggar disiplin;
2. Meningkatnya jumlah PNS yang mengikuti pendidikan fungsional dan struktural;
3. Tersedianya sarana dan prasarana kerja yang sesuai dengan ketentuan;
4. Pelayanan perizinan yang tepat waktu dan sesuai dengan SOP;
5. Tersedianya media pengaduan masyarakat terkait pelayanan pemerintahan;
6. Tercapainya laporan keuangan wajar tanpa pengecualian;
7. Tertib administrasi pengelolaan keuangan daerah;

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 224


8. Tersedianya data dan informasi terkait perencanaan;
9. Terlaksananya proses dan tahapan perencanaan sesuai ketentuan;
10. Tertib administrasi pelaksanaan pembangunan daerah;
11. Tertib administrasi kearsipan;
12. Meningkatkatnya jumlah Perda yang disahkan.

Misi 5 : Meningkatkan Kualitas Pengelolaan Lingkungan Hidup yang


Berkelanjutan

Tujuan yang ingin dicapai melalui misi ini adalah :


1. Mewujudkan keseimbangan lingkungan dan keberkelanjutan pembangunan.
2. Meningkatnya pelayanan kebersihan dan pengelolaan sampah.

Agenda meningkatkan Kota Bandar Lampung yang lebih aman dan nyaman melalui
misi 5 (lima) ini dilakukan dengan berbagai program untuk tercapainya sasaran:
1. Terjaganya daerah resapan air dan sumber-sumber air;
2. Berkurangnya polusi udara;
3. Adanya pengolahan sampah oleh masyarakat;
4. Peningkatan persentase ruang terbuka hijau;
5. Terpantaunya IPAL pada industri dan fasilitas umum lainnya;
6. Berkurangnya jumlah gunung dan bukit yang mengalami kerusakan;
7. Volume sampah yang tertangani mencapai 90%;
8. Meningkatnya jumlah sarana dan prasarana.

Misi 6 : Meningkatkan Daya Dukung Sarana dan Prasarana Kota


berbasis Penataan Wilayah, danPengembangan Wisata.

Tujuan yang ingin dicapai melalui misi ini adalah:


1. Meningkatnya akses dan kualitas prasarana dan sarana perkotaan.
2. Meningkatnya penanganan sungai dan drainase.
3. Meningkatnya penataan kawasan permukiman kumuh.
4. Meningkatnya kualitas dan kuantitas pelayanan air bersih dan air limbah.
5. Meningkatnya akses dan kualitas prasarana dan sarana perhubungan.
6. Meningkatnya pelayanan dan sarana prasarana obyek wisata.

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 225


7. Meningkatnya pemanfaatan ruang kota yang sesuai dengan fungsi dan
peruntukannya.

Agenda meningkatkan Kota Bandar Lampung yang lebih maju dan modern melalui
misi 6 (enam) ini dilakukan untuk tercapainya sasaran :
1. Meningkatnya jumlah jalan yang kondsisinya mantap (baik);
2. Bertambahnya panjang jalan kota dan jalan lingkungan;
3. Tertatanya daerah bantaran sungai;
4. Berkurangnya sedimentasi sungai dan drainase;
5. Tertatanya kawasan permukiman kumuh;
6. Meningkatnya cakupan pelayanan air bersih mencapai 45%;
7. Tersedianya instalasi penanganan air limbah yang bersifat komunal;
8. Berkurangnya titik banjir;
9. Berkurangnya titik kemacetan;
10. Bertambahnya fasilitas lalu lintas dan angkutan massal;
11. Meningkatnya kualitas pelayanan pariwisata
12. Meningkatnya sarana dan prasarana wisata;
13. Berkurangnya bangunan yang melanggar peruntukan ruang;
14. Meningkatnya keindahan dan kenyamanan kota;

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 226


RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

BAB
6 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
PEMBANGUNAN KOTA
RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015

6.1 STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH 2010-2015

Strategi pembangunan daerah merupakan kebijakan dalam mengimplementasikan


program walikota Bandar Lampung sebagai payung pada perumusan program dan
kegiatan pembangunan di dalam mewujudkan visi dan misi Walikota Bandar Lampung.
Oleh karena itu, strategi disusun berdasarkan misi dan tujuan yang ingin dicapai.

Secara umum, dari 6 (enam) misi sebagai penjabaran visi Kota Bandar Lampung
2010-2010 dijabarkan ke dalam 3 (tiga) agenda pokok pembangunan Kota Bandar
Lampung 2010-2015 yaitu :
1. Agenda Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Kota Bandar Lampung yang
Lebih Baik (dicapai dengan misi 1, misi 2 dan misi 3).
2. Agenda Meningkatkan Kota Bandar Lampung yang Lebih Aman dan Nyaman
(dicapai dengan misi ke 4 dan misi 5).
3. Agenda Meningkatkan Kota Bandar Lampung yang Lebih Maju dan Modern
(dicapai dengan misi ke 6).

Berdasarkan ketiga agenda pembangunan tersebut maka strategi pencapaiannya


adalah :
Agenda 1 :
1. Memperkuat ekonomi kerakyatan dengan mengembangkan UMKM.
2. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan mendorong investasi dan
peningkatan produktivitas.
3. Memperluas lapangan kerja dengan peningkatan keterampilan dan akses
pasar, modal, teknologi dan manajemen usaha.
4. Perluasan akses pendidikan dengan meningkatkan daya tampung dan kualitas
pembelajaran.

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 227


5. Perluasan akses keseahatan dengan jaminan kesehatan dan perluasa
jangkauan pelayanan.
Agenda 2 :
1. Menciptakan transportasi kota yang aman dan nyaman dengan menyebar
pusat keramaian dan membangun jaring laba sebagai jalur alternatif serta
mengembangkan angkutan massal.
2. Membangun manajemen penanggulangan bencana yang baik dengan
menumbuhkan sadar bencana pada masyarakat, penyiapan jalur evakuasi dan
shelter, serta penyiapan tenaga sukarela dan logistik.
3. Mewujukan kota yang hijau dengan menjaga daerah konservasi-lindung, hutan
kota, daerah aliran sungai, dan mencukupi ruang terbukan hijau.
4. Menciptakan keamanan dan ketertiban dengan memantapkan pengamanan
swakarsa, penegakan perda, pemolisisn masyarakat, dan pengaturan melalui
produk hukum.

Agenda 3 :
1. Meningkatkan skala layanan infrastruktur ekonomi dengan mengembangkan
perdagangan dan jasa skala regional.
2. Membangun layanan pendidikan dan kesehatan skala nasional dan
inetrnasional dengan mengembangkan sekolah unggulan dan rumah sakit
unggulan.
3. Mengembangkan pariwisata skala nasional dan internasional dengan
menciptakan kegiatan/event, membangun objek, dan kerjasama tingkat
nasional dan internasional.

Untuk mewujudkan strategi tersebut dilakukan dengan pendekatan :


1. Pengembangan Strategi partnership melalui kerjasama pemerintah dengan
swasta (KPS).
2. Pengembangan Koridor Pengembangan Kota dalam Konstelasi Provinsi dan
Wilayah Sekitar.
3. Pemberdayaan (Capacity Building) melalui peningkatan kapasitas masyarakat,
dunia usaha, dan pemerintah daerah.
4. Keswadayaan melalui penumbuhan kesadaran dan kebersamaan.

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 228


5. Good governance melalui praktek bisnis yang baik, tata pemerintahan yang
baik, dan pengembangan masyarakat madani.

Pengembangan Strategi Kemitraan (Patnership)

Beban Pemerintah Kota Bandar Lampung yang semakin kompleks dan APBD yang
tidak ideal menyebabkan kemitraan merupakan strategi yang penting untuk coba
diimplementasikan. Paradigma pemerintahan yang berubah dari konsep to govern
menjadi to service adalah sebuah konsep yang mesti dijalankan dengan penuh disiplin
oleh pemerintahan yang berorientasi pada pelayanan publik prima.

Pada bagian lain pilihan strategi dalam pembangunan menjadi sangat penting, sebagai
sebuah grand design maka pilihan strategi tersebut merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari perencanaan kebijakan Kota Bandar Lampung. Governance hanya
akan terwujud jika muncul kolaborasi, kemitraan, dan jejaring antar elemen-elemen
governance, yaitu negara, sektor swasta dan masyarakat sipil. Pada bagian lain
Jejaring atau Partnership menjadi ciri penting dari pengembangan organisasi modern
saat ini, baik organisasi swasta atau publik. Kebijakan publik saat ini juga tidak lagi
merupakan proses eksklusif yang melibatkan aktor-aktor negara saja, tetapi
merupakan produk dari jejaring, kolaborasi, dan kemitraan antara elemen-elemen
governance (policy network).

Bagaimana model kemitraan ini dibedakan dengan model kerjasama sebelumnya? Jika
kerjasama sebelumnya posisi pemerintah kota berada satu level diatas swasta dan
masyarakat sipil, thus, dalam konsep kemitraan ini pemerintah kota harus muncul
sebagai inisiator sekaligus katalisator pembangunan. Oleh sebab itu beragam
prasyarat yang harus dipenuhi agar kemitraan dan jejaring seperti ini dapat
berkembang dan pada akhirnya akan melahirkan kebijakan yang pro good
governance.

Beberapa hal yang mesti dikembangkan dalam relasi partnership antara pemerintah
kota dan swasta adalah:
a. Network/Jejaring social coordination, self organising. Juga merupakan alternatif
terhadap negara dan pasar.
b. Pilar membangun Jejaring: trust, reputasi, ketergantungan timbal balik.

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 229


c. Governance: mengelola jaringan supaya tercipta sinergi Network yang terintegrasi
mampu menciptakan resistensi dan menghindarkan semua pihak dari dominasi
salah satu kekuatan.

Beberapa prasayat Kemitraan Pemerintah Kota Bandar Lampung dan pihak swasta
adalah sebagai berikut :
a. Terdapat dua pelaku yang terlibat, yaknipemerintah dan swasta;
b. kedunya bekerjasama sebagai mitra,dalam hal ini tidak ada pihak yang bersifat
membawahi pihak lain;
c. Adanya tujuan bersama berdasarkan
d. Komitmen yang hendak dicapai;

Pada prinsipnya Public Private/Citizen Partnership antara Pemerintah Kota dan Sektor
Swasta terdiri atas Ruang tiga dimensi diciptakan dengan tiga poros: sektor swasta,
sektor publik, dan masyarakat/pelanggan.Oleh sebab itu menjadi sangat penting agar
beban pemerintahan yang secara tradisional selama ini berada hanya pada
pemerintah kota merujuk pada konsep partnership beban tersebut dapat dibagi
dengan kerangka hubungan yang saling menguntungkan atau mutual relations, antara
ketiga sektor pemerintah, swasta dan masyarakat sipil.

Bagan 2. Landasan Partnership Pemerintah Kota dan Swasta

Bagan 3. Siklus Kegiatan Kemitraan

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 230


Memaksimalkan potensi swasta bagi pembangunan Kota Bandar Lampung menjadi
salah satu solusi yang bisa dikedepankan, kemitraan yang sepadan dan saling
menguntungkan menjadi hal yang bisa dilakukan dan dikembangkan sebagai bagian
dari tanggung jawab swasta dalam pembangunan Kota Bandar Lampung.

Pada satu sisi melibatkan sektor swasta dalam area pembangunan menjadi hal yang
paling penting untuk dilakukan. Pada prinsipnya melibatkan sektor swasta merupakan
bagian integral dari mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, hampir tidak
mungkin dalam konteks sekarang dan APBD yang terbatas pelayanan prima kepada
masyarakat dapat terwujud tanpa melibatkan sektor swasta untuk mengambil peran.
Secara politik konsep partnership tidak mengurangi kedaulatan politik pemerintah kota
tapi sebaliknya beban tradisional pemerintah akan terkurangi sehingga diharapkan
Pemerintah Kota Bandar Lampung akan lebih fokus kepada menjalankan
pemerintahan dengan lebih efisien.

Strategi Pengembangan Koridor Pengembangan Kota dalam Konstelasi


Provinsi dan Wilayah Sekitar
Clustering area dalam konteks penataan kota menjadi hal yang perlu dilakukan dalam
konteks kekinian. Di era sekarang model pengembangan kota berdasarakan pada
konsep koridor yang mutifungsi dan efisien menjadi tren penataan kota dunia dan
Bandar Lampung harus mulai berani merintis mewujudkan hal tersebut, sehingga
dalam 20 tahun (dua puluh tahun) kedepan konsep pengembangan wilayah di Kota ini
akan lebih baik, terarah serta terintegrasi.

Bandar Lampung sebagai Ibukota Provinsi memiliki peluang untuk melakukan


penataan wilayah sesuai dengan konsep koridor tersebut, mengartikulasi serta
mengagregasi kemampuan kabupaten sekitarnya menjadi bagian dari potensi
pembangunan yang juga penting untuk dilakukan. Pada prinsipnya secara teoritik
penataan wilayah mempunyai fungsi sebagai berikut:
a. Peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan mempertimbangkan dan
memanfaatkan potensi lokal Kota Bandar Lampung dengan wilayah sekiitar yang
terkait.

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 231


b. Mewujudkan keberlanjutan pembangunan Kota Bandar Lampung.
c. Meningkatkan sinergi antar wilayah, dan pengembangan wilayah yang pada
akhirnya dapat mendorong perkembangan pembangunan di Provinsi Lampung.
Oleh karena itu untuk menghindari terjadinya tumpang tindih kebijakan antar daerah
diperlukan suatu perangkat mediasi dan koordinasi pembangunan antara pemerintah
propinsi dengan pemerintah kabupaten/kota atau antar kabupaten/kota. Sehingga
dalam penyusunan kebijakan pembangunan Kota Bandar Lampung perlu
memperhatikan hal-hal berikut:
- Pengembangan wilayah mesti memperhatikan dan memanfaatkan faktor internal.
Artinya pengembangan yang dilakukan harus memperhatikan potensi lokal
setempat (local resources) dan kemampuan alam mendukung perkembangan
kegiatan budidaya (development area).
- Pengembangan wilayah Kota Bandar Lampung harus memperhatikan dan
memanfaatkan faktor eksternal. Artinya pengembangan yang dilakukan harus
memperhatikan hubungan antar wilayah melalui : keterkaitan sistem kota-kota,
keterkaitan geokultural masyarakat setempat, keterkaitan sistem ekonomi.
- Pengembangan wilayah juga memperhatikan sektor terkait di kabupaten
tetangganya, sehingga dapat dikembangkan sistem koordinasi dan kerjasama
antar daerah.
- Pengembangan wilayah ini harus didukung oleh perangkat perundangan maupun
kelembagaan yang sesuai.

Strategi Pemberdayaan Melalui Peningkatan Kapasitas (Capacity Building)

Sedikitnya terdapat 4 (empat) strategi pokok dalam penyelenggaraan pemerintahan


dan pembangunan Kota Bandar Lampung di masa datang, yakni : (1) Strategi
Pengembangan Kapasitas Pemerintah Daerah, yang meliputi : (a). Kapasitas Sistem,
(b). Kapasitas Kelembagaan, dan (c). Kapasitas Sumber Daya Manusia Aparatur , (2)
Strategi Pengembangan Kemampuan Keuangan Daerah dan (3) Strategi Peningkatan
Pertumbuhan/ Kinerja Ekonomi Daerah

STRATEGI PEM BAN GUN AN


Bagan 4. Arahan Strategi PeningkatanKABUPATEN
Kapasitas (Capacity
GRESI K Building)
2006 - 2010

K EM AM PUAN
K APASI TAS K EUAN GAN
PEM DA DAERAH

IN TERN AL VISI
EKSTERN AL
&
MISI

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 232


PERTUM BUHAN LI N GK UN GAN
EK ON OM I K ON DUSI F
a. Pengembangan Kapasitas Pemerintah Daerah
Strategi pengembangan kapasitas pemerintah daerah ditujukan untuk meningkatkan
kemampuan Pemerintah Daerah secara berkelanjutan dalam aspek-aspek : pelayanan
dasar kepada masyarakat, pengembangan ekonomi lokal, penanggulangan kemiskinan
dan tata pemerintahan yang baik. Pengembangan kapasitas pemerintah daerah juga
ditujukan untuk mengembangkan sistem kelembagaan dan kompetensi serta
pengelolaan dan pengembangan sumber daya manusia yang berorientasi pada
kinerja. Dalam rangka pengembangan kapasitas Pemerintah daerah, maka ditetapkan
langkah-langkah sebagai berikut :
1. Strategi Pengembangan Sistem; Pengembangan sistem pada hakekatnya
mencakup kebijakan dan pengaturan kerangka kerja yang relevan untuk
mencapai tujuan kebijakan yang ditetapkan. Dalam proses yang lebih
operasional, pengembangan sistem mencakup; substansi kebijakan, strategi,
perencanaan serta sasaran kinerja.
2. Strategi Pengembangan Kelembagaan yang mencakup proses pengambilan
keputusan, sistem manajemen dan relasi antar organisasi, peraturan dan
pengaturan pemerintah yang baik, pembuatan pedoman dan sistem manajemen,
restrukturisasi organisasi, refungsionalisasi organisasi, dan revitalisasi organisasi.
3. Strategi pengembangan SDM aparatur yang meliputi ketrampilan dan kualifikasi
individu, pengetahuan, sikap, etika dan motivasi personil yang bekerja pada
suatu unit kerja atau organisasi.

2. Pengembangan Kapasitas & Kemampuan Keuangan Daerah

Kemampuan keuangan daerah merupakan elemen yang penting peranannya untuk


mendukung penyelenggaraan pemerintahan maupun pemberian pelayanan kepada
publik. Dengan pola kebijakan yang tepat untuk meningkatkan kemampuan keuangan
daerah, pemerintah daerah secara bertahap akan mampu keluar dari berbagai
persoalan yang selama ini dihadapi seperti tingkat pengangguran yang tinggi dan
jumlah penduduk miskin yang cukup besar.

3. Peningkatan Kapasitas Pertumbuhan Ekonomi

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 233


Pada hakekatnya pembangunan ekonomi adalah serangkaian usaha dan
kebijaksanaan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat,
memperluas lapangan kerja dan pemerataan pembagian pendapatan masyarakat.
Kinerja pembangunan ekonomi mempunyai kedudukan yang amat penting, karena
keberhasilan di bidang ekonomi dapat menyediakan sumber daya yang lebih luas bagi
pembangunan di bidang lainnya. Namun sebaliknya untuk melakukan pembangunan
ekonomi diperlukan landasan yang kuat, yaitu pengambilan kebijakan yang tepat,
akurat dan terarah, supaya hasil yang dicapai akan benar-benar sesuai dengan yang
direncanakan.

Strategi Keswadayaan Melalui Penumbuhan Kesadaran dan Kebersamaan

Dalam upaya peningkatan kualitas pembangunan daerah secara nyata harus


mencantumkan istilah pemberdayaan masyarakat sebagai strategi dalam
pembangunan yakni :
(1) Pemberdayaan: peningkatan profesionalisme dan kinerja aparatur dan pelaku
pembangunan untuk memberikan kepercayaan dan peluang kepada masyarakat,
Organisasi Sosial, LSM, dan dunia usaha dalam mencegah dan mengatasi masalah
yang ada di lingkungannya serta merealisasikan aspirasi dan harapan mereka dalam
mewujudkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat;
(2) Kemitraan: kerjasama, kepedulian, kesetaraan, kebersamaan, kolaborasi dan
pelaksanaan jaringan kerja yang menumbuhkembangkan kemanfaatan timbal balik
antara pihak-pihak yang bermitra dan mengoptimalkan pelayanan-pelayanan yang
bersifat terpadu;
(3) Partisipasi: prakarsa, peranan dan keterlibatan semua pihak pelaku pembangunan
dan penerima pelayanan, lingkungan sosial dan penyedia pelayanan dalam
pengambilan keputusan, perumusan rencana, pelaksanaan kegiatan dan pemantauan
pelaksanaan serta melakukan pilihan terbaik untuk peningkatan kesejahteraan
masyarakat.

Strategi Good Governance dan Pengembangan Masyarakat Madani

Good Governancediartikan sebagai pelaksanaan kewenangan politik, ekonomi, dan


administrasi dalam mengelola masalah-masalah bangsa. Governance dikatakan baik
(good atau sound) apabila sumber daya dan masalah-masalah publik dikelola secara

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 234


efektif, efisien yang merupakan respon terhadap kebutuhan masyarakat. Pada
dasarnya konsep Good Governance memberikan rekomendasi pada sistem
pemerintahan yang menekankan kesetaraan antara lembaga-lembaga negara baik di
tingkat pusat maupun daerah, sektor swasta, dan masyarakat madani (Civil Society).
Good Governance berdasar pandangan ini berarti suatu kesepakatan menyangkut
pengaturan negara yang diciptakan bersama oleh pemerintah, masyarakat madani,
dan sektor swasta. Kesepakatan tersebut mencakup keseluruhan bentuk mekanisme,
proses dan lembaga-lembaga di mana warga dan kelompok masyarakat
mengutarakan kepentingannya, menggunakan hak hukum, memenuhi kewajiban dan
menjembatani perbedaan di antara mereka.

Good Governance sebagai sebuah paradigma dapat terwujud bila ketiga pilar
pendukungnya dapat berfungsi secara baik, yaitu negara, masyarakat madani, dan
sektor swasta. Negara dengan birokrasi pemerintahannya dituntut untuk merubah
pola pelayanan dari birokrasi elitis menjadi birokrasi populis. Sektor swasta sebagai
pengelola sumber daya di luar negara dan birokrasi pemerintahan pun harus
memberikan kontribusi dalam usaha pengelolaan sumber daya tersebut. Penerapan
cita Good Governance pada akhirnya mensyaratkan keterlibatan organisasi
kemasyarakatan sebagai kekuatan penyeimbang negara.

6.2 ARAH KEBIJAKAN PENBANGUNAN DAERAH

Arah kebijakan merupakan pedoman untuk mengarahkan strategi dalam rangka


pencapaian tujuan dan sasaran selama periode RPJMD (lima tahun). Arah kebijakan
memandu dan menjelaskan pelaksanaan strategi selam periode perencanaan. Arahan
kebijakan RPJM kota Bandar Lampung 2010-2015 ditampilkan dalam matrik berikut:

Tabel 30. Arah Kebijakan Pembangunan Daerah

Tahun
I II III IV V
Kebijakan
Agenda 1 (Misi 1,2 dan 3)
1. Penciptaan Iklim Usaha yang Kondusif
2. Pengembangan Ekonomi Kerakyatan
3. Pengembangan Ekonomi Daerah
4. Perluasan dan Pengembangan Kesempatan Kerja
5. Peningkatan dan Pembinaan Hubungan Industrial

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 235


Tahun
I II III IV V
Kebijakan
6. Peningkatan Akses Pendidikan
7. Peningkatan Mutu dan Relevansi Pendidikan
8. Peningkatan Manajemen Pendidikan
9. Penumbuhan Minat Baca
10. Peningkatan Nilai-Nilai Keagamaan Bagi Masyarakat
11. Peningkatan Ketahanan Sosial Masyarakat
12. Peningkatan Stabilitas Sosial dan Politik
13. Peningkatan Perlindungan Masyarakat
14. Peningkatan Seni dan Budaya Daerah
15. Pengembangan dan Peningkatan Prestasi Pemuda
Dan Olahraga
16. Peningkatan Pelayanan Dasar dan Pelayanan Rujukan
17. Penyediaan Jaminan Kesehatan Masyarakat Semesta
18. Surveylance Epidemologi dan Penanggulangan KLB
19. Peningkatan Promosi Kesehatan dan Pengembangan
Kesehatan Masyarakat
20. Pembinaan Keluarga Berencana
21. Peningkatan Kesetaraan Gender
22. Pelayanan Sosial bagi Fakir Miskin dan PMKS Lainnya
23. Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Korban Bencana

Agenda 2 (Misi 4 dan 5)


1. Peningkatan Profesionalisme Aparatur
2. Peningkatan Efisiensi dan Efektifitas Kerja Aparatur
3. Peningkatan Kualitas Data Kependudukan
4. Peningkatan Kualitas Produk Hukum Daerah
5. Peningkatan Kesadaran Hukum Masyarakat & Aparatur
6. Peningkatan Kualitas Pengelolaan Keuangan Daerah
7. Peningkatan Kualitas Perencanaan Daerah
8. Peningkatan Tertib Administrasi Pengendalian
Pelaporan Kegiatan
9. Peningkatan Tertib Administrasi Kearsipan Daerah
10. Peningkatan Kelembagaan Pemerintah Kota,
Kecamatan dan Kelurahan
11. Peningkatan Peran Lembaga Perwakilan Rakyat
Daerah
12. Penataan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan
Lingkungan Hidup
13. Pemanfaatan SDA dan Lingkungan Hidup Secara
Berkelanjutan
14. Peningkatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan
15. Pengembangan SDM Lingkungan
16. Peningkatan Kebersihan & Kenyamanan Lingkungan

Agenda 3 (Misi 6)
1. Peningkatan Sarana dan Prasarana Dasar Perkotaan

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 236


Tahun
I II III IV V
Kebijakan
2. Pengembangan Permukiman
3. Pengelolaan Air Limbah
4. Pengembangan Air Bersih / Air Minum
5. Pengembangan Sarana & Prasarana Perhubungan
6. Pengembangan Prasarana dan Sarana Kepariwisataan
7. Penataan, Pengendalian dan Pemanfaatan Tata Ruang
Dan ruang terbuka hijau

6.3 PRIORITAS STRATEGI DALAM RPJP TAHAP II

Tahap pembangunan ke-2 dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah


(RPJPD) 2005-2025 ditujukan untuk lebih memantapkan penataan kembali daerah
Kota Bandar lampung di segala bidang dengan menekankan upaya peningkatan
kualitas Sumber Daya Manusia termasuk pengembangan kemampuan ilmu dan
teknologi serta penguatan daya saing perekonomian.

Prioritas pembangunan pada tahap pembangunan ke-2 berdasarkan amanat Rencana


Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Bandar Lampung 2005-2025, adalah
sebagai berikut :

1) Sebagian anak usia dini (60 %) telah mendapatkan pendidikan, pelaksanaan wajib
belajar telah menjangkau semua anak usia sekolah, seluruh masyarakat lampung
telah Bebas Buta Aksara. Proses pembelajaran paket paket A, B, dan C yang
diselenggarakan oleh masyarakat mutunya semakin meningkat.
2) Delapan puluh persen (80 %) Guru Sekolah Dasar berpendidikan sarjana dan
empat puluh persen (40 %) Guru sudah mengikuti dan lulus sertifikasi
3) Pembangunan sarana dan prasarana seperti : Ruang belajar, Laboratorium,
Perpustakaan, ditingkat pendidikan menengah telah lengkap
4) Peningkatan implementasi kurikulum Sekolah Dasar dan Menengah berbasis
keunggulan daerah, dan peningkatan pemanfaatan teknologi, metode dan media
pembelajaran
5) Peningkatan sikap kewirausahaan melalui pendidikan keterampilan hidup (life
skill) terutama bagi yang mencari kerja

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 237


6) Sebagian SMP, dan SMK/SMA sudah memperoleh standar nasional, pondok
pesantren menjadi lembaga pendidikan yang kompetitif, lulusan SD, SMP,
SMA/SMK sederajat nilainya semakin meningkat
7) Peningkatan kualitas kesehatan penduduk dengan penurunan angka kekurangan
gizi, meningkatkan sarana dan prasarana kesehatan di Rumah Sakit dan
Puskesmas
8) Peningkatan keterampilan SDM bidang kesehatan (medis dan paramedis), dan
implementasi perda pengaturan kerangka regulasi dan sisitem pembiayaan dalam
pelayanan kesehatan masyarakat miskin
9) Peningkatan peserta Keluarga Berencana mandiri, yang ditunjang oleh Perda
Pengaturan Sistem Pembiayaan dan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Miskin
(pelayanan kesehatan dari swasta dan pemerintah)
10) Pengendalian laju pertumbuhan penduduk, yang didukung oleh peningkatan
peserta keluarga Berencana (KB) aktif, penurunan jumlah keluarga miskin dan
tingkat pengangguran
11) Pengendalian tingkat urbanisasi, yang didukung oleh sistem administrasi
kependudukan yang berbasis teknologi informasi
12) Penurunan angka kemiskinan, pengangguran, dan peningkatan kemitraan antara
pengusaha dan buruh, peningkatan UMR menjadi 95 % dari KHL (Kebutuhan
Hidup Layak)
13) Peningkatan kesetaraan gender di berbagai instansi dan lembaga, membuka
kesempatan yang luas bagi perempuan untuk mengembangkan kemampuan diri,
serta adanya upaya untuk membatasi ruang gerak kekerasan terhadap kaum
perempuan, yang membutuhkan perlindungan, baik berupa hukum maupun
fasilitasi
14) Peningkatan pembinaan olahraga secara terpadu dengan melibatkan
stakeholders, peningkatan sarana dan prasarana olahraga untuk mencapai
prestasi nasional, perkembangan bidang keolahragaan sesuai dengan potensi
lokal yang ditunjang oleh peningkatan kesejahteraan olahragawan
15) Pemberdayaan seni dan budaya, serta kerajinan lampung sebagai kekuatan
wisata budaya, yang didukung oleh sarana dan prasarana pengembangan
kebudayaan lampung

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 238


16) Peningkatan kualitas kepedulian dan kesadaran pemuda terhadap pembangunan
dan lingkungannya, pergaulan bebas dan narkoba, dan peningkatan penguasaan
IPTEK dan IMTAQ
17) Kebebasan mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan agama yang
dianutnya, pada sekolah sekolah umum yang membawa misi keagamaan.
Peningkatan fungsi sarana ibadah bagi masing masing umat beragama dan
peningkatan kualitas kerukunan antar umat beragama di berbagai wilayah
perkotaan
18) Pembangunan kawasan Ekonomi Terpadu (Way Halim, Antasari dan Yos Sudarso)
19) Pembangunan infrastruktur kawasan pesisir Bandar Lampung, untuk menunjang
kegiatan perdagangan, wisata bahari dan industri perikanan
20) Pengembangan infrastruktur kawasan wisata alam Batuputuk dan sekitarnya
21) Pengembangan pelabuhan laut International Panjang
22) Pengembangan sisitem informasi perdagangan dan jasa
23) Peningkatan volume penanaman modal PMDN dan PMDA di wilayah kota Bandar
Lampung
24) Peningkatan dan pengembangan Usaha Kecil Menengah dan Koperasi
25) Pengembangan kemitraan antara pengusaha dengan buruh yang ditandai dengan
peningkatan UMR menjadi 95 % dari KHL (kebutuhan Hidup Layak) serta adanya
jaminan hak hak tenaga kerja
26) Pengembangan agribisnis berbasi ikan dan produk pertanian lainnya
27) Pengembangan IPTEK dibidang produksi, telekomunikasi, dan jasa, peningkatan
fungsi balitbangda, peningkatan temuan dan hasil karya masyarakat yang
mendapat hak patent dan royalty, dan peningkatan penerapan Standar Mutu
(SNI, ISO)
28) Meningkatkan funsi Badan Litbang Kota Bandar Lampung
29) Implementasi konsep sistem angkutan umum massal (SAUM), terlaksananya
pembangunan pelabuhan Srengsem dan pengembangan Pelabuhan Panjang,
Terlaksananya proses pembangunan Ring Road Kota Bandar Lampung,
pembanguna jalan layang pada titik titik kemacetan yang tidak mungkin untuk
pelebaran jalan
30) Pengembangan sistem drainase terpadu
31) Pengembangan sistem penyediaan air minum, penanganan banjir,mitigasi
bencana, penanganan tsunami, pengelolaan sampah secara komprehensif

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 239


32) Pengembangan pembangunan rumah susun bagi warga
33) Peningkatan kinerja pelaku politik wakil rakyat yang tangguh, keberpihakan
terhadap kepentingan rakyat, budaya politik yang beretika tinggi, komunikasi
politik yang lancar diantara pelaku politik maupun pemerintah dalam mengambil
keputusan sesuai dengan harapan publik
34) Peningkatan jumlah produkhukum seperti perda perda yang sesuai dengan
kebutuhan dan sinkron dengan perundang undangan yang berlaku
35) Peningkatan pelayanan dan bantuan hukum kepada masyarakat secara
sederhana, murah, dan cepat, dan penegakan hukum dan HAM secara tegas,
lugas, dan profesional serta meningkatkan kesadaran hukum masyarakat
36) Peningkatan kualitas SDM Aparatur yang ditandai oleh semakin meningkatnya
produktifitas kerja, implementasi hasil Kajian Kebutuhan Aparatur, peningkatan
kesejahteraan Aparatur rata rata 15% per tahun, Kualitas Pelayanan Birokrasi,
kebutuhan struktur organisasi pemerintah, perencanaan yang terpadu antar
dinas/instansi/lembaga serta unit-unit pelayan teknis
37) Penyediaan Sarana dan fasilitas untuk menunjang kinerja aparat kamitbmas
38) Pengembangan kepariwisataan secara terpadu, melalui peningkatan pemandu
wisata yang profesional, kerjasama kepariwisataan dengan pihak lain,
pembangunan sarana dan prasarana pendukung kepariwisataan, dan peningkatan
kegiatan promosi kepariwisataan
39) Pembangunan kawasan wisata alam, wisata budaya dan wisata agro di wilayah
Batuputuk dan sekitarnya, dan pengembangan kawasan Hutan Kota
40) Pengembangan pengelolaan sumber pencemaraan lingkungan hidup, seperti
penambangan bukit, penimbunan pantai, limbah industri dan rumah tangga,
dengan penegakkan regulasi dan pelaksanaan perda penanggulangan terhadap
kegiatan yang berpotensi merusak lingkungan hidup

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 240


RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

BAB
7 KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM
PEMBANGUNAN DAERAH

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015

7.1 KEBIJAKAN DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

Arah kebijakan umum merupakan kebijakan yang berkaitan dengan program Walikota
Bandar Lampung sebagai arah bagi SKPD maupun lintas SKPD dalam merumuskan
kebijakan guna mencapai kinerja sesuai dengan tugas dan fungsi SKPD terkait.
Dengan demikian Arah Kebijakan Umum merupakan penjabaran kebijakan Walikota
Bandar Lampung dalam mewujudkan misi yang telah ditetapkan dalam kurun waktu
2010 – 2015 mendatang. Secara detail dapat dilihat dalam tabel atau matrik di bawah
ini.

Tabel 31. Program Prioritas dalam Pembangunan Daerah

Kebijakan Umum Program Pembangunan Daerah


Penciptaan Iklim Usaha yang 1 Perlindungan dan Kepastian Berusaha dan
Kondusif Berinvestasi
2 Peningkatan Promosi dan kerjasama
Investasi
3 Penyiapan Potensi Sumberdaya, Sarana dan
Prasarana terkait Investasi
4 Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi
Investasi
5 Penciptaan Iklim Usaha Kecil dan
Menengah yang kondusif
Pengembangan Ekonomi 1 Peningkatan Kualitas Kelembagaan
Kerakyatan dan Pemberdayaan Koperasi
2 Pengembangan Kewirausahaan dan
Keunggulan Kompetitif UKM
3 Pengembangan Sistem Pendukung Usaha
bagi UMKM
4 Pengembangan Industri Kecil dan
Menengah
Pengembangan Ekonomi Daerah 1 Perlindungan Konsumen dan Pengamanan
Perdagangan

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 241


Kebijakan Umum Program Pembangunan Daerah
2 Peningkatan dan Pengembangan Ekspor
3 Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam
Negeri
4 Pengembangan Teknologi Tepat Guna
dalam Industri Kreatif
5 Pengembangan Sentra-Sentra Industri
Potensial
6 Pengembangan dan Pengelolaan Perikanan
Tangkap
7 Peningkatan Perikanan Budi Daya
8 Peningkatan Daya Saing Produk Perikanan
9 Pengelolaan Sumber Daya Laut, Pesisir, dan
Pulau-Pulau Kecil
10 Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan
Perikanan
11 Penataan Pasar Tradisional
12 Pembinaan Pedagang Kaki Lima dan
Pedagang Asongan
13 Pengembangan Agribisnis
14 Peningkatan Kesejahteraan Petani dan
Peternak
15 Peningkatan Ketahanan Pangan
16 Peningkatan Kualitas SDM, Aparatur dan
Kelembagaan Pertanian, Peternakan dan
Kehutanan
17 Optimalisasi Pendapatan Daerah
Perluasan dan Pengembangan 1 Peningkatan Kualitas dan Produktivitas
Kesempatan Kerja Tenaga Kerja
2 Perluasan Kesempatan Kerja
Peningkatan dan Pembinaan 1 Perlindungan dan Pengembangan Lembaga
Hubungan Industrial Ketenagakerjaan
Peningkatan Akses Pendidikan 1 Pengembangan Pendidikan Anak
Usia Dini
2 Wajib Belajar Pendidikan Dasar
Sembilan Tahun
3 Pengembangan Pendidikan Menengah
4 Pengembangan Pendidikan Non Formal
Peningkatan Mutu dan Relevansi 1 Pengembangan Sekolah Unggulan
Pendidikan Bertaraf Internasional
2 Peningkatan Minat, Bakat dan Prestasi
3 Peningkatan Mutu Pendidik dan
Tenaga Kependidikan
4 Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 242


Kebijakan Umum Program Pembangunan Daerah
5 Peningkatan Sarana Penunjang Sekolah
Peningkatan Manajemen 1 Pengembangan Manajemen Pelayanan
Pendidikan Pendidikan
2 Peningkatan Partisipasi Sekolah
Penumbuhan Minat Baca 1 Pengembangan Budaya Baca dan
Pembinaan Perpustakaan
2 Peningkatan Kualitas Pelayanan Informasi
Peningkatan Nilai-Nilai 1 Pembinaan dan Bantuan Terhadap
Keagamaan Bagi Masyarakat Kehidupan Beragama
2 Pemberdayaan Kelembagaan Sosial
Keagamaan
3 Fasilitasi Penyelenggaraan Kegiatan
Keagamaan
Peningkatan Ketahanan Sosial 1 Peningkatan Kualitas Lembaga Pember-
Masyarakat dayaan Masyarakat
2 Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam
Pembangunan Kelurahan
Peningkatan Stabilitas Sosial 1 Pendidikan Politik Masyarakat
dan Politik
Peningkatan Perlindungan 1 Peningkatan Keamanan dan Ketertiban
Masyarakat Lingkungan
2 Pemeliharaan Kantrantibmas dan
Pencegahan Tindak Kriminal
3 Pemberdayaan Masyarakat dalam
Sistem Pengamanan Lingkungan
Peningkatan Seni dan Budaya
Daerah 1 Pengembangan Seni dan Nilai
Budaya Daerah
2 Pengelolaan Keragaman Budaya
3 Promosi Potensi Wisata Kota Bandar
Lampung
4 Pengembangan Destinasi Pariwisata
5 Pengembangan Kemitraan Pariwisata
6 Peningkatan Lembaga Adat dan Budaya
Masyarakat
Pengembangan dan 1 Peningkatan Peran Serta Kepemudaan
Peningkatan Prestasi Pemuda 2 Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba
dan Olahraga 3 Pembinaan dan Pemasyarakatan
Olahraga
4 Peningkatan Sarana dan Prasarana
Olahraga
5 Peningkatan Perhatian bagi Atlet
Berprestasi

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 243


Kebijakan Umum Program Pembangunan Daerah
6 Pengembangan Kebijakan dan Manajemen
Olahraga
Peningkatan Pelayanan Dasar 1 Program Obat dan Perbekalan Kesehatan
dan Pelayanan Rujukan 2 Program Upaya Kesehatan Masyarakat
3 Pengawasan Obat dan Makanan
4 Pengembangan Obat Asli Indonesia
5 Perbaikan Gizi Masyarakat
6 Standarisasi Pelayanan Kesehatan
7 Pengadaan, Peningkatan, dan Perbaikan
Sarana dan Prasarana Puskesmas/Pustu
dan Jaringannya
8 Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan
Sarana dan Prasarana Rumah Sakit/Rumah
Sakit Mata/Rumah Sakit Jiwa/ Rumah Sakit
Paru-Paru
9 Pemeliharaan Sarana & Prasarana Rumah
Sakit/Rumah Sakit Mata/ Rumah Sakit
Jiwa/
10 Peningkatan Kemitraan Pelayanan
Masyarakat
11 Peningkatan Pelayanan Kesehatan Balita
12 Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia
13 Pengawasan dan Pengendalian Kesehatan
Makanan
14 Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan
dan Anak
15 Manajemen Pelayanan Kesehatan
Penyediaan Jaminan Kesehatan 1 Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin
Masyarakat Semesta
Surveylance Epidemologi dan 1 Pencegahan dan Penanggulangan
Penanggulangan KLB Penyakit Menular
2 Pengembangan Lingkungan Sehat
Peningkatan Promosi Kesehatan 1 Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan
dan Pengembangan Kesehatan Masyarakat
Masyarakat
Pembinaan Keluarga Berencana 1 Peningkatan Keluarga Berencana
2 Pelayanan Kontrasepsi
3 Pembinaan Peran Serta Masyarakat dalam
Pelayanan KB/KR yang Mandiri
4 Penguatan Tenaga Pendamping Kelompok
Bina Keluarga
Peningkatan Kesetaraan Gender 1 Penguatan Kelembagaan Pengarus-
Utamaan Gender
2 Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindung-

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 244


Kebijakan Umum Program Pembangunan Daerah
an Perempuan
3 Peningkatan Peran Serta dan Kesetaraan
Gender dalam pembangunan
Pelayanan Sosial bagi Fakir 1 Pemberdayaan dan Pengembangan
Miskin dan PMKS Lainnya Kelembagaan Sosial Masyarakat
2 Jaminan dan Pemberdayaan Sosial,
bagi PMKS
3 Rehabilitasi Sosial bagi PMKS
4 Pelayanan Sosial Lainnya
5 Pengembangan Jaminan Sosial Masyarakat
6 Peningkatan Nilai-Nilai Keperintisan,
Kepahlawanan dan Kesetiakawasanan
Sosial
Pelayanan dan Rehabilitasi 1 Tanggap Darurat Bencana
Sosial Korban Bencana 2 Peningkatan Strategi Mitigasi Bencana
3 Penanganan Pasca Bencana
Peningkatan Profesionalisme 1 Peningkatan Kapasitas & Kualitas Sumber
Aparatur Daya Aparatur
2 Pendidikan Kedinasan
3 Pembinaan dan Pengembangan Aparatur
4 Peningkatan Kesejahteraan Pegawai
Peningkatan Efisiensi dan 1 Pengembangan Sistem Informasi
Efektifitas Kerja Aparatur Manajemen
dan Database Kepagawaian
2 Pelayanan Mutasi dan Pensiun Pegawai
3 Pengembangan Sinergi Kepegawaian
4 Peningkatan Sarana dan Prasarana
Aparatur
5 Pengumpulan, Penyaringan dan Penge-
lolaan Data dan Informasi
6 Publikasi Pelaksanaan Kegiatan Pemerin-
tahan, Kemasyarakatan dan Pembangunan
7 Penataan Kelembagaan Organisasi
Perangkat Daerah
Peningkatan Kualitas Data 1 Penataan Administrasi
Kependudukan Kependudukan
2 Peningkatan Kualitas Data Penduduk
3 Peningkatan Sarana dan Prasarana
Administrasi Kependudukan
4 Peningkatan SDM Aparatur Kependudukan
Peningkatan Kualitas Produk 1 Legislasi Daerah
Hukum Daerah 2 Dokumentasi dan Informasi Hukum
Peningkatan Kesadaran Hukum 1 Penegakan Hukum

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 245


Kebijakan Umum Program Pembangunan Daerah
Masyarakat & Aparatur 2 Peningkatan Kualitas Aparatur Hukum
3 Peningkatan Kepatuhan PNS
4 Penataan dan Penyempurnaan Kebijakan
Sistem dan Prosedur Pengawasan
5 Peningkatan Sistem Pengawasan Internal
dan Pengendalian Kebijakan KDH
Peningkatan Kualitas 1 Peningkatan dan Pengembangan
Pengelolaan Keuangan Daerah Pengelolaan Keuangan Daerah
Peningkatan Kualitas 1 Perencanaan Pembangunan Daerah
Perencanaan Daerah 2 Program Perencanan Sosial Budaya
3 Program Perencanaan Pembangunan
Ekonomi
4 Program Perencanaan Prasarana Wilayah
dan Sumberdaya Alam
5 Pengembangan Data/Informasi/Statistik
Daerah
Peningkatan Tertib Administrasi 1 Tertib Penyusunan Administrasi
Pengendalian Pelaporan 2 Tertib Pengendalian Administrasi
Kegiatan Pembangunan
3 Peningkatan Tertib Administrasi Pelaporan
Pembangunan
Peningkatan Tertib Administrasi 1 Perbaikan Sistem Administrasi Kearsipan
Kearsipan Daerah
Peningkatan Kelembagaan 1 Penguatan Lembaga Pemerintah Kecama-
Pemerintah Kota, Kecamatan tan dan Kelurahan
dan Kelurahan 2 Peningkatan Kualitas Koordinasi Pejabat
Daerah serta Kerjasama antar Pemda
3 Program Peningkatan Pelayanan Kedinasan
Kepala Daerah/Wakil Kepala daerah
4 Pengelolaan Tanah Aset Pemda dan Tertib
Pertanahan
Peningkatan Peran Lembaga 1 Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan
Perwakilan Rakyat Daerah Rakyat Daerah
Penataan Pengelolaan Sumber 1 Pengendalian Pencemaran dan
Daya Alam dan Lingkungan Perusakan Lingkungan Hidup
Hidup 2 Peningkatan Adaptasi Terhadap Dampak
Perubahan Iklim
Pemanfaatan SDA dan 1 Perlindungan dan Konservasi Sumber
Lingkungan Hidup Secara Daya Alam dan Lingkungan Hidup
Berkelanjutan 2 Rehabilitasi SDA dan Lingkungan Hidup
3 Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi
SDA dan Lingkungan Hidup
4 Peningkatan Ekowisata dan Jasa

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 246


Kebijakan Umum Program Pembangunan Daerah
Lingkungan
5 Pengawasan Usaha Pertambangan, Pengu
sahaan Air Tanah dan Pemakaian Air Tanah
6 Pengembangan Biogas
7 Pengembangan Informasi Penghematan
Pemakaian Air dan Listrik
Peningkatan Rehabilitasi Hutan 1 Peningkatan Fungsi dan Daya Dukung DAS
dan Lahan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat
2 Peningkatan Pemanfaatan Hutan Produksi
3 Konservasi Keanekaragaman Hayati dan
Perlindungan Hutan
Pengembangan SDM 1 Pengembangan Sumber Daya Aparatur
Lingkungan 2 Pengembangan Kapasitas Masyarakat
Peduli Lingkungan Hidup
Peningkatan Kebersihan & 1 Pengembangan Kinerja Pengelolaan
Kenyamanan Lingkungan Persampahan
2 Pengembangan Sistem Pengolahan
TPA Bakung
3 Penelitian dan Pengembangan Sumber
Daya Alam pada TPA Bakung
5 Penataan dan Pengembangan Keindahan
Kota
6 Peningkatan Partisipasi Masyarakat
dalam penanganan Kebersihan
Peningkatan Sarana dan 1 Pembangunan Jalan dan Jembatan
Prasarana Dasar Perkotaan 2 Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan dan
Jembatan
3 Peningkatan Sarana dan Prasarana
Kebinamargaan
4 Penyehatan Lingkungan Permukiman
5 Perbaikan Lingkungan Perumahan dan
Permukiman
6 Pembangunan Saluran Drainase/ Gorong-
Gorong
7 Pembangunan Talud/ Bronjong
8 Pengendalian Banjir
9 Normalisasi Daerah Aliran Sungai
10 Pemeliharaan dan Pengembangan Saluran
Drainase Kota
Peningkatan Sarana dan Prasarana
11 Aparatur
Aparatur Negara
Pengembangan Permukiman 1 Penataan dan Peremajaan Kawasan

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 247


Kebijakan Umum Program Pembangunan Daerah
2 Pengembangan RUSUNAWA
3 Penyediaan Prasarana dan Sarana Rumah
Sehat Sederhana (RSH)
Pengelolaan Air Limbah 1 Revitalisasi IPAL Tahu Tempe Gunung
Sulah
2 Pengembangan IPAL Domestik Skala
Lingkungan
3 Pengembangan IPAL Domestik Terpusat
4 Pengembangan Sanitasi Berbasis
Masyarakat
Pengembangan Air Bersih / Air 1 Penurunan Angka Kehilangan Air
Minum 2 Peningkatan Kapasitas dan Perluasan
Pelayanan
3 Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Air
Minum
Pengembangan Sarana & 1 Pembangunan Sarana & Prasarana
Prasarana Perhubungan Perhubungan
2 Pembangunan Prasarana dan Fasilitas
Perhubungan
3 Peningkatan Pelayanan Angkutan
4 Peningkatan Kelaikan Pengoperasian
Kendaraan Bermotor
5 Pengendalian dan Pengamanan
Lalu Lintas
6 Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana
dan Fasilitas LLAJ
Pengembangan Prasarana dan 1 Pembangunan Prasarana dan Sarana
Sarana Kepariwisataan Objek Wisata
Penataan, Pengendalian dan 1 Penataan Ruang
Pemanfaatan Tata Ruang dan 2 Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Ruang Terbuka Hijau 3 Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kawasan
Rawan Bencana
4 Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kawasan
Pesisir
5 Pemanfaatan Ruang
6 Pengendalian, Monitoring dan Pengawasan
Bangunan Gedung dan Pemanfaatan Lahan
7 Penataan Kota
8 Peningkatan Kapasitas Sumber Daya dan
Kerja Sama dalam Penataan Ruang Kota

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 248


RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 249
RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 250
RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 251
RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 252
RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 253
RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 254
RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 255
RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 256
RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 257
RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 258
RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 259
7.2 INDIKASI RENCANA PROGRAM DAN KEBUTUHAN PENDANAAN

Program pembangunan daerah dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah


Daerah 2010-2015 merupakan instrumen kebijakan yang ditetapkan yang akan
dilaksanakan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah dalam rangka mewujudkan sasaran
yang telah ditetapkan selama tahun 2010-2015, yang terdiri dari program SKPD,
program Lintas SKPD dan program kewilayahan. Berdasarkan masing-masing misi,
tujuan, sasaran, kebijakan dan program indikatif maupun kegiatan termasuk
kebutuhan pendanaan disajikan pada matrik berikut ini.

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 260


RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

BAB
8 INDIKATOR KINERJA DAERAH

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015

8.1 INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN EKONOMI

Indikator kinerja daerah sebagai alat ukur tercapainya kinerja kebijakan dan program
bidang ekonomi adalah :
1. Pertumbuhan ekonomi rata-rata 6 - 7% per tahun.
2. Meningkatnya peran kelembagaan dan permodalan KUMKM dalam pengembangan
ekonomi lokal yang berdaya saing.
3. Kontribusi sektor jasa terhadap PDRB Kota sebesar 50-51%
4. Kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB Kota sebesar 15-16%
5. Kontribusi Sektor Industri terhadap PDRB Kota sebesar 20-23%
6. Menurunnya angka kemiskinan menjadi 20%.
7. Peningkatan PAD rata-rata 20% per tahun.
8. Meningkatnya tingkat partisipasi angkatan kerja sebesar 65%.
9. Upah minimum kota (UMK) sesuai dengan kebutuhan hidup layak (KHL).

8.2 INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN PENDIDIKAN

Indikator kinerja daerah sebagai alat ukur tercapainya kinerja kebijakan dan program
bidang pendidikan dan keagamaan adalah :
1. Meningkatnya angka partisipasi pendidikan baik APK maupun APM pada semua
jenjang pendidikan;
APK SD/MI = 115%
APM SD/MI = 100%
APK SMP/MTs = 110%
APM SMP/MTs = 80%
APK SMA/SMK/MA = 80%
APM SMA/SMK/MA = 60%
2. Meningkatnya jumlah SMK (bertambah 2);
3. Menurunnya angka buta aksara (usia 15 - 45 tahun) menjadi < 0.5%;

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 300


4. Berkurangnya jumlah sekolah yang rusak ringan, rusak sedang dan rusak berat;
5. Meningkatnya jumlah guru yang berkualifikasi S-1;
6. Meningkatnya jumlah sekolah SSN dan RSBI pada semua tingkatan;
7. Seluruh sekolah memiliki perpustakaan;
8. Seluruh sekolah memiliki prasarana sekolah (ruang UKS, laboratorium, lapangan
olahraga, ruang praktek, dsb);
9. Terfasilitasinya penyelengaraan kegiatan keagamaan;
10. Terjaganya stabilitas, kerukunan dan ketertiban masyarakat;
11. Terjaganya kerukunan hidup beragama dan bermasyarakat;
12. Meningkatnya jumlah kegiatan seni dan budaya;
13. Meningkatnya jumlah wisatawan dan yang berkunjung ke Kota Bandar Lampung;
14. Meningkatnya prestasi olahraga di tingkat provinsi dan nasional.

8.3 INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN KESEHATAN

Indikator kinerja daerah sebagai alat ukur tercapainya kinerja kebijakan dan program
bidang kesehatan dan sosial adalah :
1 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil : 95%
2 Cakupan Komplikasi Kebidanan yang Ditangani : 80%
3 Cakupan Perslinan Nakes : 90%
4 Cakupan Pelayanan Nifas : 90%
5 Cakupan Neunatus Komplikasi Ditangani : 80%
6 Cakupan Kunjungan Bayi : 90%
7 Cakupan Kelompok UCI : 100%
8 Cakupan Anak Balita : 100%
9 Cakupan MP ASI : 90%
10 Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan : 100%
11 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD : 100 %
12 Cakupan KB Aktif : 100%
13 Cakupan Penemuan & Penanganan
Penderita Penyakit :
- AFP Rate per 100.000 penduduk < 15 Tahun : < 5 %
- Penemuan Penderita Pnemonia Balita : 100%
- Penemuan Pasien Baru TB. BTA Positif : 85%

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 301


- Penderita TBC yang Ditangani : 100%
- Penemuan Penderita Diare : 100%
14 Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar Masyarakat Miskin : 100%
15 Cakupan Pelayanan kesehatan Rujukan untuk Masyarakat Miskin : 100%
16 Cakupan Pelayanan Gawat Darurat Level 1 yang Harus diberikan Sarana
Kesehatan (RS) di Kota : 100%
17 Cakupan Kel. KLB yang dilakukan PE 24 Jam : 100%
18 Cakupan Desa Siaga Aktif : 80%
19 Tersedianya asuransi jiwa bagi masyarakat
20 Berkurangnya jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS)
21 Tertanganinya korban bencana
22 Tersedianya sarana dan prasarana penanggulangan korban bencana

8.4 INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN GOOD GOVERNANCE

Indikator kinerja daerah sebagai alat ukur tercapainya kinerja kebijakan dan program
bidang kepemerintahan adalah :
1. Berkurangnya jumlah PNS yang melanggar disiplin;
2. Meningkatnya jumlah PNS yang mengikuti pendidikan fungsional dan struktural;
3. Tersedianya sarana dan prasarana kerja yang sesuai dengan ketentuan;
4. Pelayanan perizinan yang tepat waktu dan sesuai dengan SOP;
5. Tersedianya media pengaduan masyarakat terkait pelayanan pemerintahan;
6. Tercapainya laporan keuangan wajar tanpa pengecualian;
7. Tertib administrasi pengelolaan keuangan daerah;
8. Tersedianya data dan informasi terkait perencanaan;
9. Terlaksananya proses dan tahapan perencanaan sesuai ketentuan;
10. Tertib administrasi pelaksanaan pembangunan daerah;
11. Tertib administrasi kearsipan;
12. Meningkatkatnya jumlah Perda yang disahkan.

8.5 INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN LINGKUNGAN HIDUP

Indikator kinerja daerah sebagai alat ukur tercapainya kinerja kebijakan dan program
bidang lingkungan hidup adalah :

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 302


1. Terjaganya daerah resapan air dan sumber-sumber air;
2. Berkurangnya polusi udara;
3. Adanya pengolahan sampah oleh masyarakat;
4. Peningkatan persentase ruang terbuka hijau;
5. Terpantaunya IPAL pada industri dan fasilitas umum lainnya;
6. Berkurangnya jumlah gunung dan bukit yang mengalami kerusakan;
7. Volume sampah yang tertangani mencapai 90%;
8. Meningkatnya jumlah sarana dan prasarana.

8.6 INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

Indikator kinerja daerah sebagai alat ukur tercapainya kinerja kebijakan dan program
bidang infrastruktur adalah :
1. Meningkatnya jumlah jalan yang kondsisinya mantap (baik);
2. Bertambahnya panjang jalan kota dan jalan lingkungan;
3. Tertatanya daerah bantaran sungai;
4. Berkurangnya sedimentasi sungai dan drainase;
5. Tertatanya kawasan permukiman kumuh;
6. Meningkatnya cakupan pelayanan air bersih mencapai 45%;
7. Tersedianya instalasi penanganan air limbahn yang bersifat komunal;
8. Berkurangnya titik banjir;
9. Berkurangnya titik kemacetan;
10. Bertambahnya fasilitas lalu lintas dan angkutan massal;
11. Meningkatnya kualitas pelayanan pariwisata
12. Meningkatnya sarana dan prasarana wisata;
13. Berkurangnya bangunan yang melanggar peruntukan ruang;
14. Meningkatnya keindahan dan kenyamanan kota;

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 303


RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

BAB
9 PEDOMAN TRANSISI DAN
KAIDAH PELAKSANAAN
RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJM) Kota Bandar Lampung


2010–2015 yang berisi visi, misi, arah kebijakan, dan prioritas pembangunan daerah,
merupakan pedoman bagi pemerintah daerah Kota Bandar Lampung dan masyarakat
dalam penyelenggaraan pembangunan daerah 5 (lima) tahun ke depan.

9.1 PROGRAM TRANSISI

Dalam rangka menjaga kesinambungan pembangunan dan mengisi kekosongan


dokumen perencanaan jangka menengah setelah masa akhir jabatan Kepala Daerah,
pada tahun 2010. Mengingat RPJMD Kota Bandar Lampung akan habis masa
berlakunya pada tahun 2010 dan walikota terpilih yang baru belum menyusun RPJMD,
agar supaya tidak terjadi kekosongan dokumen perencanaan maka ditambahkan
rancangan program indikatif 1 (satu) tahun. Program indikatif tahun 2011,
merupakan acuan dalam penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Tahun 2011.

Rancangan program indikatif tahun 2011, ini disusun dengan mempertimbangkan azas
kesinambungan program yang meliputi kebijakan dan program prioritas.

Mengembangkan Kota Bandar Lampung sebagai Pusat Jasa & Perdagangan,


Berbasis Ekonomi Kerakyatan

Bidang Urusan Program Transisi


PENANAMAN MODAL 1 Perlindungan dan Kepastian Berusaha dan
Berinvestasi
2 Peningkatan Promosi dan kerjasama
Investasi
3 Penyiapan Potensi Sumberdaya, Sarana dan
Prasarana terkait Investasi

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 304


Bidang Urusan Program Transisi
4 Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi
Investasi
5 Penciptaan Iklim Usaha Kecil dan
Menengah yang kondusif
KOPERASI, UKM, PERDAGANGAN, 1 Peningkatan Kualitas Kelembagaan
INDUSTRI, PERIKANAN DAN dan Pemberdayaan Koperasi
KELAUTAN, PERTANIAN
2 Pengembangan Kewirausahaan dan
Keunggulan Kompetitif UKM
3 Pengembangan Sistem Pendukung Usaha
bagi UMKM
4 Pengembangan Industri Kecil dan
Menengah
KOPERASI, UKM, PERDAGANGAN, 1 Perlindungan Konsumen dan Pengamanan
INDUSTRI, PERIKANAN DAN Perdagangan
KELAUTAN, PERTANIAN
2 Peningkatan dan Pengembangan Ekspor
3 Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam
Negeri
4 Pengembangan Teknologi Tepat Guna
dalam Industri Kreatif
5 Pengembangan Sentra-Sentra Industri
Potensial
6 Pengembangan dan Pengelolaan Perikanan
Tangkap
7 Peningkatan Perikanan Budi Daya
8 Peningkatan Daya Saing Produk Perikanan
9 Pengelolaan Sumber Daya Laut, Pesisir, dan
Pulau-Pulau Kecil
10 Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan
Perikanan
11 Penataan Pasar Tradisional
12 Pembinaan Pedagang Kaki Lima dan
Pedagang Asongan
13 Pengembangan Agribisnis
14 Peningkatan Kesejahteraan Petani dan
Peternak
15 Peningkatan Ketahanan Pangan
16 Peningkatan Kualitas SDM, Aparatur dan
Kelembagaan Pertanian, Peternakan dan
Kehutanan
17 Optimalisasi Pendapatan Daerah
TENAGA KERJA 1 Peningkatan Kualitas dan Produktivitas
Tenaga Kerja
2 Perluasan Kesempatan Kerja

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 305


Bidang Urusan Program Transisi
TENAGA KERJA 1 Perlindungan dan Pengembangan Lembaga
Ketenagakerjaan

Meningkatkan Kualitas Pendidikan, Penguasaan Iptek dan Nilai-Nilai


Ketaqwaan, Perkembangan Kreatifitas Seni dan Budaya serta Peningkatan
Prestasi Olahraga

Bidang Urusan Program Pembangunan Daerah


PENDIDIKAN 1 Pengembangan Pendidikan Anak
Usia Dini
2 Wajib Belajar Pendidikan Dasar
Sembilan Tahun
3 Pengembangan Pendidikan Menengah
4 Pengembangan Pendidikan Non Formal
PENDIDIKAN 1 Pengembangan Sekolah Unggulan
Bertaraf Internasional
2 Peningkatan Minat, Bakat dan Prestasi
3 Peningkatan Mutu Pendidik dan
Tenaga Kependidikan
4 Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah
5 Peningkatan Sarana Penunjang Sekolah
PENDIDIKAN 1 Pengembangan Manajemen Pelayanan
Pendidikan
2 Peningkatan Partisipasi Sekolah
PENDIDIKAN 1 Pengembangan Budaya Baca dan
Pembinaan Perpustakaan
2 Peningkatan Kualitas Pelayanan Informasi
AGAMA 1 Pembinaan dan Bantuan Terhadap
Kehidupan Beragama
2 Pemberdayaan Kelembagaan Sosial
Keagamaan
3 Fasilitasi Penyelenggaraan Kegiatan
Keagamaan
KESATUAN BANGSA DAN POLITIK 1 Peningkatan Kualitas Lembaga Pember-
DALAM NEGERI dayaan Masyarakat
2 Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam
Pembangunan Kelurahan
KESATUAN BANGSA DAN POLITIK 1 Pendidikan Politik Masyarakat
DALAM NEGERI
KESATUAN BANGSA DAN POLITIK 1 Peningkatan Keamanan dan Ketertiban
DALAM NEGERI Lingkungan

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 306


Bidang Urusan Program Pembangunan Daerah
2 Pemeliharaan Kantrantibmas dan
Pencegahan Tindak Kriminal
3 Pemberdayaan Masyarakat dalam
Sistem Pengamanan Lingkungan
KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA
1 Pengembangan Seni dan Nilai
Budaya Daerah
2 Pengelolaan Keragaman Budaya
3 Promosi Potensi Wisata Kota Bandar
Lampung
4 Pengembangan Destinasi Pariwisata
5 Pengembangan Kemitraan Pariwisata
6 Peningkatan Lembaga Adat dan Budaya
Masyarakat
PEMUDA DAN OLAHRAGA 1 Peningkatan Peran Serta Kepemudaan
2 Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba
3 Pembinaan dan Pemasyarakatan
Olahraga
4 Peningkatan Sarana dan Prasarana
Olahraga
5 Peningkatan Perhatian bagi Atlet
Berprestasi
6 Pengembangan Kebijakan dan Manajemen
Olahraga

Meningkatkan Pelayanan Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial Masyarakat

Bidang Urusan Program Pembangunan Daerah


KESEHATAN 1 Program Obat dan Perbekalan Kesehatan
2 Program Upaya Kesehatan Masyarakat
3 Pengawasan Obat dan Makanan
4 Pengembangan Obat Asli Indonesia
5 Perbaikan Gizi Masyarakat
6 Standarisasi Pelayanan Kesehatan
7 Pengadaan, Peningkatan, dan Perbaikan
Sarana dan Prasarana Puskesmas/Pustu
dan Jaringannya
8 Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan
Sarana dan Prasarana Rumah Sakit/Rumah
Sakit Mata/Rumah Sakit Jiwa/ Rumah Sakit
Paru-Paru
9 Pemeliharaan Sarana & Prasarana Rumah

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 307


Bidang Urusan Program Pembangunan Daerah
Sakit/Rumah Sakit Mata/ Rumah Sakit
Jiwa/
10 Peningkatan Kemitraan Pelayanan
Masyarakat
11 Peningkatan Pelayanan Kesehatan Balita
12 Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia
13 Pengawasan dan Pengendalian Kesehatan
Makanan
14 Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan
dan Anak
15 Manajemen Pelayanan Kesehatan
KESEHATAN 1 Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin
KESEHATAN 1 Pencegahan dan Penanggulangan
Penyakit Menular
2 Pengembangan Lingkungan Sehat
KESEHATAN 1 Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan
Masyarakat
KELUARGA BERENCANA 1 Peningkatan Keluarga Berencana
2 Pelayanan Kontrasepsi
3 Pembinaan Peran Serta Masyarakat dalam
Pelayanan KB/KR yang Mandiri
4 Penguatan Tenaga Pendamping Kelompok
Bina Keluarga
PEMBERDAYAAN PEREMPUAN 1 Penguatan Kelembagaan Pengarus-
Utamaan Gender
2 Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindung-
an Perempuan
3 Peningkatan Peran Serta dan Kesetaraan
Gender dalam pembangunan
SOSIAL 1 Pemberdayaan dan Pengembangan
Kelembagaan Sosial Masyarakat
2 Jaminan dan Pemberdayaan Sosial,
bagi PMKS
3 Rehabilitasi Sosial bagi PMKS
4 Pelayanan Sosial Lainnya
5 Pengembangan Jaminan Sosial Masyarakat
6 Peningkatan Nilai-Nilai Keperintisan,
Kepahlawanan dan Kesetiakawasanan
Sosial
SOSIAL 1 Tanggap Darurat Bencana
2 Peningkatan Strategi Mitigasi Bencana
3 Penanganan Pasca Bencana

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 308


Meningkatkan Pelayanan Publik dan Kinerja Birokrasi yang Bersih,
Profesional, Berorientasi Kewirausahaan dan Bertata Kelola yang Baik

Bidang Urusan Program Pembangunan Daerah


KEPEGAWAIAN 1 Peningkatan Kapasitas & Kualitas Sumber
Daya Aparatur
2 Pendidikan Kedinasan
3 Pembinaan dan Pengembangan Aparatur
4 Peningkatan Kesejahteraan Pegawai
PEMERINTAHAN UMUM 1 Pengembangan Sistem Informasi
Manajemen
dan Database Kepagawaian
2 Pelayanan Mutasi dan Pensiun Pegawai
3 Pengembangan Sinergi Kepegawaian
4 Peningkatan Sarana dan Prasarana
Aparatur
5 Pengumpulan, Penyaringan dan Penge-
lolaan Data dan Informasi
6 Publikasi Pelaksanaan Kegiatan Pemerin-
tahan, Kemasyarakatan dan Pembangunan
7 Penataan Kelembagaan Organisasi
Perangkat Daerah
PEMERINTAHAN UMUM 1 Penataan Administrasi
Kependudukan
2 Peningkatan Kualitas Data Penduduk
3 Peningkatan Sarana dan Prasarana
Administrasi Kependudukan
4 Peningkatan SDM Aparatur Kependudukan
LEGISLASI DAERAH 1 Legislasi Daerah
2 Dokumentasi dan Informasi Hukum
PENEGAKAN HUKUM 1 Penegakan Hukum
2 Peningkatan Kualitas Aparatur Hukum
3 Peningkatan Kepatuhan PNS
4 Penataan dan Penyempurnaan Kebijakan
Sistem dan Prosedur Pengawasan
5 Peningkatan Sistem Pengawasan Internal
dan Pengendalian Kebijakan KDH
PEMERINTAHAN UMUM 1 Peningkatan dan Pengembangan
Pengelolaan Keuangan Daerah
PERENCANAAN PEMBANGUNAN 1 Perencanaan Pembangunan Daerah
2 Program Perencanan Sosial Budaya
3 Program Perencanaan Pembangunan
Ekonomi

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 309


Bidang Urusan Program Pembangunan Daerah
4 Program Perencanaan Prasarana Wilayah
dan Sumberdaya Alam
5 Pengembangan Data/Informasi/Statistik
Daerah
PEMERINTAHAN UMUM 1 Tertib Penyusunan Administrasi
2 Tertib Pengendalian Administrasi
Pembangunan
3 Peningkatan Tertib Administrasi Pelaporan
Pembangunan
PEMERINTAHAN UMUM 1 Perbaikan Sistem Administrasi Kearsipan
PEMERINTAHAN UMUM 1 Penguatan Lembaga Pemerintah Kecama-
tan dan Kelurahan
2 Peningkatan Kualitas Koordinasi Pejabat
Daerah serta Kerjasama antar Pemda
3 Program Peningkatan Pelayanan Kedinasan
Kepala Daerah/Wakil Kepala daerah
4 Pengelolaan Tanah Aset Pemda dan Tertib
Pertanahan
PEMERINTAHAN UMUM 1 Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan
Rakyat Daerah

Meningkatkan Kualitas Pengelolaan Lingkungan Hidup yang Berkelanjutan

Bidang Urusan Program Pembangunan Daerah


LINGKUNGAN HIDUP 1 Pengendalian Pencemaran dan
Perusakan Lingkungan Hidup
2 Peningkatan Adaptasi Terhadap Dampak
Perubahan Iklim
LINGKUNGAN HIDUP 1 Perlindungan dan Konservasi Sumber
Daya Alam dan Lingkungan Hidup
2 Rehabilitasi SDA dan Lingkungan Hidup
3 Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi
SDA dan Lingkungan Hidup
4 Peningkatan Ekowisata dan Jasa
Lingkungan
5 Pengawasan Usaha Pertambangan, Pengu
sahaan Air Tanah dan Pemakaian Air Tanah
6 Pengembangan Biogas
7 Pengembangan Informasi Penghematan
Pemakaian Air dan Listrik
LINGKUNGAN HIDUP 1 Peningkatan Fungsi dan Daya Dukung DAS
Berbasis Pemberdayaan Masyarakat

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 310


Bidang Urusan Program Pembangunan Daerah
2 Peningkatan Pemanfaatan Hutan Produksi
3 Konservasi Keanekaragaman Hayati dan
Perlindungan Hutan
LINGKUNGAN HIDUP 1 Pengembangan Sumber Daya Aparatur
2 Pengembangan Kapasitas Masyarakat
Peduli Lingkungan Hidup
LINGKUNGAN HIDUP 1 Pengembangan Kinerja Pengelolaan
Persampahan
2 Pengembangan Sistem Pengolahan
TPA Bakung
3 Penelitian dan Pengembangan Sumber
Daya Alam pada TPA Bakung
5 Penataan dan Pengembangan Keindahan
Kota
6 Peningkatan Partisipasi Masyarakat
dalam penanganan Kebersihan

Meningkatkan Daya Dukung Infrastruktur dengan Mengedepankan


Penataan Wilayah, Pembangunan Sarana dan Prasarana Kota Wisata yang
Maju dan Modern

Bidang Urusan Program Pembangunan Daerah


PEKERJAAN UMUM 1 Pembangunan Jalan dan Jembatan
2 Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan dan
Jembatan
3 Peningkatan Sarana dan Prasarana
Kebinamargaan
4 Penyehatan Lingkungan Permukiman
5 Perbaikan Lingkungan Perumahan dan
Permukiman
6 Pembangunan Saluran Drainase/ Gorong-
Gorong
7 Pembangunan Talud/ Bronjong
8 Pengendalian Banjir
9 Normalisasi Daerah Aliran Sungai
10 Pemeliharaan dan Pengembangan Saluran
Drainase Kota
Peningkatan Sarana dan Prasarana
11 Aparatur
Aparatur Negara
PEKERJAAN UMUM 1 Penataan dan Peremajaan Kawasan

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 311


Bidang Urusan Program Pembangunan Daerah
2 Pengembangan RUSUNAWA
3 Penyediaan Prasarana dan Sarana Rumah
Sehat Sederhana (RSH)
PEKERJAAN UMUM 1 Revitalisasi IPAL Tahu Tempe Gunung
Sulah
2 Pengembangan IPAL Domestik Skala
Lingkungan
3 Pengembangan IPAL Domestik Terpusat
4 Pengembangan Sanitasi Berbasis
Masyarakat
PEKERJAAN UMUM 1 Penurunan Angka Kehilangan Air
2 Peningkatan Kapasitas dan Perluasan
Pelayanan
3 Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Air
Minum
PERHUBUNGAN 1 Pembangunan Sarana & Prasarana
Perhubungan
2 Pembangunan Prasarana dan Fasilitas
Perhubungan
3 Peningkatan Pelayanan Angkutan
4 Peningkatan Kelaikan Pengoperasian
Kendaraan Bermotor
5 Pengendalian dan Pengamanan
Lalu Lintas
6 Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana
dan Fasilitas LLAJ
KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA 1 Pembangunan Prasarana dan Sarana
Objek Wisata
PENATAAN RUANG 1 Penataan Ruang
2 Pengendalian Pemanfaatan Ruang
3 Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kawasan
Rawan Bencana
4 Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kawasan
Pesisir
5 Pemanfaatan Ruang
6 Pengendalian, Monitoring dan Pengawasan
Bangunan Gedung dan Pemanfaatan Lahan
7 Penataan Kota
8 Peningkatan Kapasitas Sumber Daya dan
Kerja Sama dalam Penataan Ruang Kota

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 312


9.2 KAIDAH PELAKSANAAN

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Bandar Lampung 2005 -2010
merupakan pedoman bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dalam menyusun
Renstra SKPD. RPJM Daerah juga akan digunakan dalam penyusunan Rencana Kerja
Pemerintah Daerah. Untuk itu perlu ditetapkan kaidah pelaksanaan sebagai berikut :
1. Satuan Kerja Perangkat Daerah, masyarakat dan dunia usaha berkewajiban
untuk melaksanakan program-program dalam Rencana pembangunan Jangka
Menengah Daerah Kota Bandar Lampung Tahun 2010 – 2015
2. Satuan Kerja Perangkat Daerah berkewajiban menyusun Rencana Strategis yang
memuat visi, misi, tujuan, strategi kebijakan dan program sesuai tugas pokok
dan fungsi SKPD dengan berpedoman pada RPJM Daerah Kota Bandar Lampung
Tahun 2010 – 2015.
3. Visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan dan program pembangunan lima tahunan
yang dijabarkan dari RPJM Daerah Kota Bandar Lampung Tahun 2010–2015 oleh
masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah menjadi acuan penyusunan
rencana kerja tahunan Satuan Kerja Perangkat Daerah. Rencana kerja tahunan
ini selanjutnya menjadi acuan dalam penyusunan rencana kerja Pemerintah
Daerah (RKPD) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

9.3 PENUTUP

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bandar Lampung


Tahun 2010-2015 ini disusun berdasarkan pada Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah Tahun 2005-2025. Dengan adanya RPJMD II maka diharapkan
pembangunan dapat berjalan ecara efektif dan efisien, sehingga visi dan misi
Pemerintah Kota Bandar Lampung segera akan menjadi kenyataan sesuai dengan
tujuan, sasaran, dan kebijakan yang telah ditetapkan dalam Rencana Kerja
Pemerintah Daerah. Selanjutnya untuk menjabarkan RPJMD II setiap tahunnya, maka
perlu ditindaklanjuti dengan penyusunan Dokumen Rencana Kerja Pemerintah Daerah
(RKPD) Kota Bandar Lampung Tahun 2011-2015.

Keberhasilan implementasi pelaksanaan RPJMD II, sangat tergantung dari


kesepahaman, kesepakatan, dan komitmen bersama antara Pemerintah, Pemerintahan

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 313


Provinsi Lampung, Pemerintahan Kota Bandar Lampung serta pemangku kepentingan
di Kota Bandar Lampung dalam kurun waktu Tahun 2011-2015. Oleh karena itu, maka
partisipasi aktif seluruh elemen masyarakat sangat diperlukan.

Demikian Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bandar


Lampung Tahun 2010-20154 dibuat untuk menjadi landasan dalam pelaksanaan
pembangunan di Kota Bandar Lampung dalam 5 (lima) tahun ke depan. Semoga
Tuhan yang Maha Kuasa senantiasa memberikan petunjuk dan kemudahan.

RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 - 2015 314


Tabel 27. MATRIK SANDINGAN EVALUASI RPJMD KOTA BANDAR LAMPUNG TAHAP I (2005-2010)
VISI : “Terwujudnya Masyarakat Bandar Lampung yang Sejahtera, Adil, Aman, dan Demokratis dengan Dukungan Pelayanan Publik yang Baik”.

RPJMD 2005-2010
PROGRAM DAN CAPAIAN INDIKATOR SASARAN
INDIKATOR
TUJUAN SASARAN KEBIJAKAN
SASARAN KEGIATAN POKOK

MISI 1 : Mewujudkan Pendidikan yang Berkualitas dan Terjangkau yang dilandasi oleh Keimanan dan Ketaqwaan Kepada Tuhan Yang Maha Esa

1. Meningkatkan 1 Meningkatnya proporsi anak yang 1 Persentase jumlah anak yang Perluasan akses masyarakat Program Pendidikan Anak Usia Dini Jumlah siswa PAUD : 9.907
Perluasan dan terlayani pada pendidikan anak tertampung di Lembaga PAUD dan yang lebih merata untuk dengan Kegiatan Pokok Jumlah umur siswa PAUD dan TK : 12.907
Pemerataan usia dini Taman Kanak-kanak mencapai 40% mendapatkan pelayanan 1 Pembangunan gedung sekolah Persentase : 60%
Pendidikan pendidikan usia dini 2 Penambahan ruang kelas
3 Pembangunan sarana dan parasarana
bermain
2 Jumlah Lembaga PAUD : 200 4 Pengadaan meubeler sekolah Jumlah lembaga PAUD : 323 lembaga
Jumlah TK/RA : 210 buah 5 Penyelenggaraan pendidikan anak usia dini Jumlah TK/RA : 293 lembaga
6 Pengembangan pendidikan anak usia dini
7 Pelatihan kompetensi tenaga pendidik
8 Publikasi dan Sosialisasi PAUD
9 Bantuan operasional TK

2 Terlaksananya program Wajib 1 Angka Partisipasi Kasar (APK) Perluasan akses masyarakat Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Angka Partisipasi Kasar (APK)
Belajar pendidikan dasar 9 tahun SD/MI = 116,12 % yang lebih merata untuk Sembilan Tahun - SD/MI : 117,61 %
SMP/MTs = 106,59 % mendapatkan pelayanan dengan Kegiatan Pokok - SMP/MTs : 109,7 %
2 Angka Partisipasi Murni (APM) pendidikan dasar 1 Pembangunan gedung sekolah Angka Partisipasi Murni (APM)
SD/MI = 100% 2 Penambahan ruang kelas sekolah - SD/MI : 99,03
SMP/MTs = 90 % 3 Pembangunan laboratorium dan ruang - SMP/MTs : 69,03 %
3 Angka putus sekolah jenjang praktikum sekolah Angka putus sekolah jenjang
SD/MI = 0,02 % 4 Pembangunan ruang UKS - SD/MI : 70 orang
SMP/MTs = 0,20 % 5 Pengadaan meubeler SD/MI, SMP/MTs - SMP/MTs : 193 orang
6 Penyediaan bantuan operasional sekolah
(BOS) jenjang SD/MI dan SMP/MTs
7 Penyediaan buku pelajaran SD/MI & SMP/MTs
8 Penyelenggaraan Paket A setara SD
9 Penyelenggaraan Paket B setara SMP
10 Pembinaan minat, bakat dan kreativitas siswa
11 Penyelenggaraan akreditasi SD
12 Penyediaan biaya perlengkapan sekolah
siswa kurang mampu
13 Penyediaan beasiswa bagi anak keluarga
kurang mampu
14 Penyelenggaraan penerimaan siswa baru
15 Penyelenggaraan sekolah standar nasional
16 Penyelenggaraan Rintisan Sekolah Bertaraf
Internasional
17 Penyelenggaraan Akselerasi

3 Meningkatnya angka partisipasi 1 Angka Partisipasi Kasar (APK) Perluasan akses masyarakat Program Pendidikan Menengah Angka Partisipasi Kasar (APK)
pendidikan menengah SMA/SMK/MA = 70,30 % yang lebih merata untuk dengan Kegiatan Pokok SMA/SMK/MA : 71,54 %
2 Angka Partisipasi Murni (APM) mendapatkan pelayanan 1 Pembangunan gedung sekolah Angka Partisipasi Murni (APM)
SMA/SMK/MA = 49,12 % pendidikan menengah 2 Penambahan Ruang Kelas Sekolah SMA SMA/SMK/MA : 50,57 %
3 Penambahan ruang guru sekolah
4 Pembangunan Lab Bahasa SMA
5 Pembangunan Lab IPA SMA
RPJMD 2005-2010
PROGRAM DAN CAPAIAN INDIKATOR SASARAN
INDIKATOR
TUJUAN SASARAN KEBIJAKAN
SASARAN KEGIATAN POKOK
4 Menurunnya angka buta aksara 3 Tingkat buta aksara Peningkatan intensitas dan 6 Pembangunan Lab Komputer SMA Tingkat buta aksara
(usia 15 - 45 tahun) (usia 15 - 45 tahun) ≤ 0,5 persen kualitas pendidikan 7 Pembangunan Saranan Prasarana Olah Raga (usia 15 - 45 tahun) : 0,2 persen
keaksaraan 8 Pembangunan Ruang UKS SMA
9 Pembangunan Perpustakaan Sekolah SMA
10 Penyediaan biaya perlengkapan sekolah
bagi siswa kurang mampu
11 Penyediaan beasiswa bagi anak keluarga
kurang mampu
12 Penyelenggaraan akreditasi sekolah
menengah
13 Pengadaan Alat Pratikum /Peraga
14 Pengadaan alat praktek & peraga siswa SMK
15 Pengadaan Meubeler ( Meja/Kursi Siswa)
16 Pengadaan perlengkapan sekolah
17 Rehabilitasi sedang/berat ruang kelas sekolah
18 Bantuan Operasional SMA/MA/SMK
19 Pembangunan Pagar Sekolah
20 Peningkatan prestasi siswa Olimpiade sains
( 8 mata pelajaran ) tingkat SMA
21 Penyelenggaraan Penerimaan Siswa Baru
22 Pembinaan Dan Lomba Kompetensi
Siswa SMK
23 Penyelenggaraan sekolah standar nasional
24 Penyelenggaraan Rintisan Sekolah Bertaraf
Internasional
25 Penyelenggaraan Akselerasi
26 Penyelenggaraan menuju sekolah
Internasional
27 Pembinaan kesiswaan melalui kegiatan iman
dan taqwa (IMTAQ) dan Operasi Tertib Siswa
28 Pelatihan manajemen kepemimpinan OSIS
SMP/MTs, SMA/MA/SMK
29 Lomba Karya Ilmiah Remaja siswa SMP dan
SMA

5 Berkembangnya pendidikan 1 Jumlah Lembaga pendidikan Non FormalPerluasan akses masyarakat Program pendidikan Non Formal Jumlah lembaga pendidikan nonformal
non formal meningkat sebesar 50% yang lebih merata untuk dengan Kegiatan Pokok meningkat
2 Jumlah pendidikan non formal yang mendapatkan pelayanan 1 Pengembangan sertifikasi pendidikan Jumlah pendiikan nonformal yang men-
memiliki sertifikasi meningkat pendidikan non formal non formal dapatkan sertifikasi meningkat
sebesar 40 % yang bermutu 2 Pemberdayaan pendidikan Non Formal
3 Pengembangan pendidikan kecakapan Hidup
4 Penyelenggaraan kelas kewirausahaan
6 Meningkatnya sekolah kejuruan 1 Jumlah SMK Negeri bertambah 2 sekolahPengembangan pendidikan 5 Penyelenggaraan program carrier center Jumlah SMK negeri : 6 sekolah
2 Lulusan SMK yang bekerja (Formal/ kejuruan yang relevan 6 Peningkatan Kerjasama Dengan Dunia Usaha Lulusan SMK yang bekerja meningkat
Informal/Wiraswasta) meningkat dengan kebutuhan tenaga dan Dunia industri secara signifikan
kerja 7 Pengembangan pendidikan keaksaraan
Pembinaan pendidikan kursus dan
8 kelembagaan
RPJMD 2005-2010
PROGRAM DAN CAPAIAN INDIKATOR SASARAN
INDIKATOR
TUJUAN SASARAN KEBIJAKAN
SASARAN KEGIATAN POKOK
2.   Meningkatkan 1 Meningkatnya pelaksanaan standar 1 SPM bidang pendidikan terlaksana 100%Peningkatan kualitas, Program Peningkatan Mutu Pendidikan dan Capaian SPM : 95,00%
Mutu Pendidikan pelayanan minimal pendidikan efektivitas dan efisiensi Tenaga Kependidikan
manajemen pelayanan dengan Kegiatan Pokok
pendidikan 1 Pelaksanaan sertifikasi pendidik
2 Pelatihan bagi pendidik untuk memenuhi
2 Meningkatnya proporsi pendidik 1 Persentase guru yang pendidikan S1 Peningkatan jumlah dan standar kompetensi Persentase guru yang pendidikan S1
yang memiliki kualifikasi dan SD = 60 % kualitas pendidik dan tenaga 3 Pendidikan lanjutan bagi pendidik untuk SD : 80%
sertifikasi sesuai dengan SMP = 90 % kependidikan memenuhi standar kualifikasi SMP : 90%
Peraturan Pemerintah SMU/SMK = 100 % 4 Pembinaan Kelompok Kerja Guru (KKG) SMU/SMK : 98%
5 Penyelenggaraan Akreditasi sekolah dasar
dan Sekolah Menengah Pertama
3 Meningkatnya proporsi satuan 1 Sekolah Standar Nasional (SSN) Peningkatan kualitas 6 Penyediaan dana operasioanal Badan Sekolah Standar Nasional (SSN)
pendidikan baik negeri maupun SD = 2 Sekolah pengelolaan pendidikan Akreditasi Kota SD : 3 Sekolah
swasta yang terakreditasi SMP = 5 Sekolah pada satuan pendidikan 8 Penyelenggaraan MGMP SMP, SMA dan SMK SMP : 9 Sekolah
SMU/SMK = 5 Sekolah 9 Pelatihan penyusunan kurikulum SMU/SMK : 7 Sekolah
2 Rintisan Sekolah Bertaraf Intern. ( sosialisasi kurikulum) 2006 Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional
(RSBI) 10 Pelatihan Kompentensi Tenaga Pendidik/ (RSBI)
SD = 1 sekolah sosialisasi KTSP SD : 1 Sekolah
SMP = 1 sekolah 11 Pengembangan metode Belajar Mengajar SMP : 2 Sekolah
SMU/SMK = 1 sekolah SMP, SMA dan SMK SMU/SMK : 5 Sekolah
3 Persentase sekolah yang terakreditasi Persentase sekolah yang terakreditasi
(Negeri dan Swasta) (Negeri dan Swasta)
SD = 100 % SD : 90%
SMP = 100 % SMP : 60%
SMU/SMK = 80% SMU/SMK : 50%

4 Meningkatnya persentase kelulusan 1 Nilai rata-rata kelulusan siswa Peningkatan efektivitas Nilai rata-rata kelulusan siswa
siswa pada setiap jenjang SD = 7,50 pelaksanaan manajemen SD : 7,65
pendidikan SMP = 6,50 pendidikan berbasis SMP : 5,12
SMU/SMK = 6,0 sekolah SMU/SMK : 5,50
2 Persentase jumlah lulusan Persentase jumlah lulusan
SD = 100 % SD : 96,07
SMP = 100 % SMP : 92,28
SMU/SMK = 90 % SMU/SMK : 89,77

5 Meningkatnya partisipasi 1 Komite Sekolah di semua tingkatan Peningkatan peran serta Program Manajemen dan Pelayanan terdapat komite sekolah di semua tingkatan
stakeholder dalam bidang sekolah (SD, SMP,SMU.SMK) Negeri masyarakat dalam Pendidikan dan jenjang pendidikan serta menjalankan
pendidikan menjalankan peran dan fungsinya pembangunan pendidikan dengan kegiatan Pokok peran dan fungsinya
1 Penyediaan dana operasional Dewan
Pendidikan
2 Penerapan sistem dan informasi manajemen
pendidikan
3 Penyelenggaraan pelatihan, seminar dan
lokakarya, serta diskusi ilmiah tentang
berbagai issu pendidikan

6 Meningkatnya minat dan budaya 1 Tersedianya perpustakaan disetiap Pengembangan budaya Program Pengembangan minat dan budaya Perpustakaan di sekolah negeri : 70%
baca sekolah negeri 100 %; sekolah baca dan menciptakan baca Perpustakaan di sekolah swasta : 30%
swasta 40 % masyarakat gemar membaca dengan kegiatan Pokok
2 Terbentuk komunitas minat baca di 1 Penyediaan buku pelajaran untuk SD/MI, telah terbentuk komunitas minat baca
setiap kecamatan SMP/M.Ts, SMA/MA dan SMK di sejumlah 11 kecamatan dari sebanyak
2 Pelayanan masyarakat dan siswa gemar 13 kecamatan yang ada di B. Lampung
RPJMD 2005-2010
PROGRAM DAN CAPAIAN INDIKATOR SASARAN
INDIKATOR
TUJUAN SASARAN KEBIJAKAN
SASARAN KEGIATAN POKOK
membaca
3 Penyediaan bahan bacaan bagi masyarakat

Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar


Sembilan Tahun
Pembangunan ruang perpustakaan sekolah

Program Pembinaan Perpustakaan


dengan kegiatan Pokok
Penyediaan buku perpustakaan sekolah

3.   Meningkatkan 1 Tersedianya fasilitas kepemudaan Fasilitas kepemudaan dan olahraga Peningkatan sarana dan Program peningkatan peran serta fasilitas kepemudaan dan olahraga
Prestasi dan olahraga yang memadai tersedia dan terpelihara prasarana kepemudaan kepemudaan tersedia dan terpeliharan meskipun
Pemuda dan dan olahraga dengan Kegiatan Pokok belum maksimal
Olahraga 1 Pembinaan organisasi kepemudaan
2 Penyuluhan pencegahan penggunaan
narkoba di kalangan generasi muda
2 Terselengggaranya kegiatan- 1 Penyelenggaraan PORSENI setiap tahun Fasilitasi kegiatan olahraga Porseni dilaksanakan setiap tahun
kegiatan kepemudaan dan olahraga 2 Penyelenggaraan PORKOT setiap 4 tahundan kepemudaan PORKOT diselenggarakan setiap 4 tahun
yang berorientasi prestasi 3 Kegiatan Kepemudaan berkembang - penyuluhan narkoba
- seleksi calon peserta paskibra
- pelatihan kewirausahaan pemuda
- bantuan peralatan ketrampilan dan
modal untuk pemuda

3 Meningkatnya prestasi pemuda dan 1 Prestasi olahraga di tingkat Propinsi dan Peningkatan pembinaan Program pembinaan dan pemasyarakatan prestasi olahraga meningkat
olahraga Nasional meningkat kepemudaan dan olahraga olahraga
2 Penghargaan Pemuda/Mahasiswa/pelajar dengan Kegiatan Pokok penghargaan pemuda/mahasiswa dan
berprestasi tingkat Propinsi dan Nasional 1 Pembinaan atlit dan seleksi Olahraga Usia Dini pelajar meningkat
SD/MI Kota Bandar Lampung
2 Pembinaan dan Seleksi Olahraga dan seni
SMP/MTs Kota Bandar Lampung
3 Pembinaan dan Seleksi Pekan Olah Raga dan
Seni (PORSENI) SLTA Kota Bandar Lampung
4 Pembinan dan seleksi dalam rangka PON ,
PORPROV dan PORKOT
5 Penghargaan bagi atlit yang berprestasi
6 Bantuan dana pembinaan cabang-cabang
olahraga
7 Penyelenggaraan kompetisi olahraga
8 Pembinaan cabang olahraga prestasi di
tingkat daerah
9 Pembinaan dan pemasyarakatan olahraga
melalui KONI

MISI 2 : Mewujudkan Keselarasan Kehidupan Beragama

1. Meningkatkan 1 Meningkatnya kualitas pemahaman, 1 Fasilitasi penyelenggaraan kegiatan 1. Peningkatan kualitas Pembinaan dan bantuan terhadap kehidupan - Fasilitasi kegiatan PHBI
Kualitas penghayatan dan pengamalan keagamaan pelayanan dan pemahaman beragama - Fasilitasi penyelenggaraan MTQ
RPJMD 2005-2010
PROGRAM DAN CAPAIAN INDIKATOR SASARAN
INDIKATOR
TUJUAN SASARAN KEBIJAKAN
SASARAN KEGIATAN POKOK
Keagamaan ajaran agama agama dengan Kegiatan Pokok - Fasilitasi pemilihan keluarga sakinah
1 Pemberian bantuan kepada lembaga agama
dan tempat beribadah
2 Pelaksanaan MTQ
3 Pengiriman Tim Pelaksana Haji Daerah
(TPHD)
4 Pelaksanaan Perayaan Hari Besar Islam
5 Pembinaan dan peningkatan peran Majelis
Taklim
6 Pembinaan Qori dan Qoriah
7 Pembinaan RISMA

2. Mengembangkan 1 Meningkatkan kerukunan intern dan 1 Stabilitas kehidupan beragama dan 2. Pengoptimalan peran Fasilitasi antar forum lintas agama dan antar Tidak ada kejadian dan kerawanan
kerukunan hidup antar umat beragama bermasyarakat dan fungsi Forum lintas forum sosial kemasyarakatan konflik di masyarakat yang disebabkan
bermasyarakat lintas agama dan Forum dengan Kegiatan Pokok oleh kejadian yang bernuansa SARA
sosial kemasyarakatan Penyelenggaraan Forum Komunikasi Antar
Umat Beragama (FKUB) mulai rutin pemilhan KUA teladan

MISI 3 : Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat

Meningkatkan 1 Menurunnya angka kematian ibu 1 AKI ≤ 18 Kasus 1.Peningkatan kinerja 1 Program Obat dan Perbekalan Kesehatan AKI : 10 Kasus
pelayanan (AKI) pelayanan kesehatan dengan Kegiatan Pokok
kesehatan terhadap ibu hamil Pengadaan obat dan perbekalan kesehatan
masyarakat
2 Menurunnya angka kematian bayi 2 AKB ≤ 178 Kasus 2.Peningkatan kinerja 2 Program Upaya Kesehatan Masyarakat AKB 2005 : 27 Kasus
(AKB) pelayanan kesehatan dengan Kegiatan Pokok AKB 2010 : 28 Kasus
terhadap bayi dan balita Pelayanan kesehatan penduduk miskin di
puskesmas dan jaringannya
3 Menurunnya prevalensi gizi kurang 3 Persentase anak dan balita gizi kurang 3.Peningkatan jaringan dan Gizi Buruk : 2.19%
pada anak dan balita dibawah 11,50% kualitas Puskesmas 3 Program Pengawasan Obat dan Makanan Gizi Kurang : 12.26%
dengan Kegiatan Pokok Gizi Lebih : 2.46%
4 Menurunnya angka kesakitan 4 DBD 4.Peningkatan sosialisasi Peningkatan pengawasan keamanan pangan
penyakit berbasis lingkungan - ABJ ≥ 95 % kesehatan lingkungan dan bahan berbahaya - ABJ : 88 %
(DBD, Diare, Pneumonia, TBC, - CFR ≤ 2 % dan pola hidup sehat - CFR : 2.2%
Malaria) - IR ≤ 30/100.000 Penduduk 4 Program Promosi kesehatan dan - IR : 57.36%
DIARE : Pemberdayaan Masyarakat
- Cakupan Penanganan Diare 100% dengan Kegiatan Pokok - Penanganan Diare : 100%
TBC Penyuluhan masyarakat pola hidup sehat
- Cakupan penanganan pneumonia 87% - Cakupan Penanganan : 100%
- Angka kesembuhan ≥ 85% 5 Program Perbaikan Gizi Masyarakat - Angka Kesembuhan : 92,80%
- CDR ≥ 70% dengan Kegiatan Pokok - CDR : 70.90%
- Konversi ≥ 80% Penanggulangan kurang energi protein, - Konversi : 93.80%
- Eror Rate ≤ 5% anemia gizi besi, GAKY, kurang vitamin A dan - Eror rate : 0%
Malaria kekurangan zat gizi mikro lainnya
- Angka AMI ≤ 50 per mil - Angka AMI : 4.79 permil
6 Program Pengembangan Lingkungan Sehat
dengan Kegiatan Pokok
Penyuluhan menciptakan lingkungan sehat
(Kelurahan Sehat)
RPJMD 2005-2010
PROGRAM DAN CAPAIAN INDIKATOR SASARAN
INDIKATOR
TUJUAN SASARAN KEBIJAKAN
SASARAN KEGIATAN POKOK
7 Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan
dengan Kegiatan Pokok
Pengembangan dan pemutakhiran data dasar
standar pelayanan kesehatan

8 Program Pengembangan obat asli Indonesia


dengan Kegiatan Pokok
Peningkatan promosi obat bahan alam
indonesia di dalam dan di luar negeri

9 Program Pencegahan dan Penanggulangan


Penyakit Menular
dengan Kegiatan Pokok
1 Penyemprotan/fogging sarang nyamuk
2 Pelayanan pencegahan dan penanggulangan
penyakit menular
3 Peningkatan imunisasi

10 Program Pengadaan, Peningkatan dan


Perbaikan Sarana dan Prasarana
Puskesmas/Puskesmas Pembantu dan
Jaringannya
dengan Kegiatan Pokok
1 Peningkatan puskesmas menjadi puskesmas
rawat inap
2 Pengadaan, peningkatan dan perbaikan
sarana dan prasarana puskesmas dan
jaringannya

11 Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan


anak balita
dengan kegiatan Pokok
Imunisasi bagi anak balita

12 Program Pengawasan dan Pengendalian


Kesehatan makanan
dengan kegiatan Pokok
Pengawasan dan pengendalian keamanan
dan kesehatan makanan hasil produksi
rumah tangga

13 Program peningkatan keselamatan ibu


melahirkan dan anak
dengan kegiatan Pokok
Penyuluhan kesehatan bagi ibu hamil

14 Program peningkatan pelayanan kesehatan


Lansia
dengan kegiatan Pokok
Pelayanan pemeliharaan kesehatan
RPJMD 2005-2010
PROGRAM DAN CAPAIAN INDIKATOR SASARAN
INDIKATOR
TUJUAN SASARAN KEBIJAKAN
SASARAN KEGIATAN POKOK
Meningkatkan 1 Terkendalinya pertumbuhan 1 Angka pertumbuhan penduduk = 1,68%1.Peningkatan akses Program Keluarga berencana - Angka pertumbuhan penduduk : 1,55%
pembangunan penduduk Total Fertility Rate : 2,231 pelayanan keluarga dengan Kegiatan Pokok - Total Fertility Rate : 2,231
keluarga berencana berencana 1 Penyediaan pelayanan KB dan alat
kontrasepsi bagi keluarga miskin
2 Meningkatnya kualitas keluarga 2 Angka Keluarga Pra Sejahtera Turun 2.Peningkatan pembinaan 2 Advokasi dan KIE tentang kesehatan - Keluarga PS : 29.90%
menjadi 33,15% keluarga sejahtera reproduksi remaja
Angka Keluarga Sejahtera I Turun 3 Pengadaan alat kontrasepsi - Keluarga Sejahtera 1 : 24.00%
menjadi 18,75% 4 Penyuluhan penanggulangan narkoba
Angka Keluarga Sejahtera II Naik dan PMS di sekolah - Keluarga Sejahtera II : 22.20%
menjadi 22,90% 5 Pelatihan tenaga pendamping
Angka Keluarga Sejahtera III Naik kelompok bina keluarga di kecamatan - Keluarga Sejahtera III : 18.44%
menjadi 18,95 %
Angka Keluarga Sejahtera III + Naik Program pelayanan kontrasepsi - Keluarga Sejahtera III : 5.45%
menjadi 6,25 % dengan Kegiatan Pokok
1 Pelayanan konseling KB
2 Pengadaan alat kontrasepsi
3 Pelayanan pemasangan kontrasepsi KB

Program pembinaan peran serta masyarakat


dalam pelayanan KB/KR yang mandiri
dengan Kegiatan Pokok
Fasilitasi pembentukan kelompok masyarakat
peduli KB

Program promosi kesehatan ibu, bayi


dan anak melalui kelompok kegiatan
di masyarakat
dengan Kegiatan Pokok
Penyuluhan kesehatan ibu, bayi dan anak
melalui kelompok kegiatan di masyarakat

Program peningkatan penanggulangan


narkoba, PMS termasuk HIV/AIDS
dengan Kegiatan Pokok
Penyuluhan penanggulangan narkoba
dan PMS di sekolah

Program penyiapan tenaga pendamping


kelompok bina keluarga
dengan Kegiatan Pokok
Pelatihan tenaga pendamping kelompok bina
keluarga di kecamatan

MISI 4 : Meningkatkan Prasarana dan Sarana Perkotaan yang Berkualitas Sesuai dengan Tata Ruang

1. Meningkatkan 1 Meningkatnya prasarana dan 1 Pelaksanaan SPM Bidang infrastruktur Peningkatan penyediaan Program pembangunan jalan dan jembatan - Pelaksanaan SPM Infrastruktur : 90%
penyediaan sarana perkotaan secara merata mencapai 90% prasarana dan sarana dengan Kegiatan Pokok
prasarana dan 2 Cakupan pelayanan air bersih PDAM perkotaan secara terpadu Peningkatan Jalan dan Jembatan Perkotaan - Cakupan pelayanan PDAM : 25,32%
sarana perkotaan dipertahankan ≥ 30%
secara terpadu 3 Pelayanan air bersih melalui sumur bor Program Pemeliharaan Jalan dan Jembatan - Pelayanan air bersih sumur bor : 0.4%
RPJMD 2005-2010
PROGRAM DAN CAPAIAN INDIKATOR SASARAN
INDIKATOR
TUJUAN SASARAN KEBIJAKAN
SASARAN KEGIATAN POKOK
≥ 60% Perkotaan
4 Sampah Terangkut mencapai 90 % dengan Kegiatan Pokok - Sampah terangkut : 80%
5 Titik banjir Berkurang 1 Pemeliharaan Berkala Jalan dan Jembatan
Perkotaan - Titit Banjir : 47 lokasi (bertambah)
2 Pemeliharaan Rutin Jalan dan Jembatan
Perkotaan

Program Pembangunan Jalan Lingkungan


Pemukiman
dengan Kegiatan Pokok
Perbaikan Perumahan dan Pemukiman (P2P)

Program Perencanaan Teknis dan Supervisi


dengan Kegiatan Pokok
1 Penyusunan perencanaan teknis
pembangunan jalan dan jembatan
2 Monitoring dan Evaluasi

Program Peningkatan Sarana dan Prasarana


kebinamargaan
dengan Kegiatan Pokok
Pengadaan Alat-alat berat

Program Pembangunan Saluran Drainase/


Gorong-gorong
dengan Kegiatan Pokok
Pembangunan Saluran drainase

Program Rehabilitasi/Pemeliharaan
Talud/Bronjong
dengan Kegiatan Pokok
Pemeliharaan Rutin saluran drainase

Program Pemberdayaan Masyarakat Bidang


Infrastruktur
dengan Kegiatan Pokok
1 Bantuan Teknis Gerakan Masyarakat Tapis
Berseri Bidang infrastrukur
2 Neigbourhood Upgrading and Shelter
Sector Projek (NUSSP)

Program Lingkungan Sehat Perumahan


dengan Kegiatan Pokok
Pengadaan sarana dan prasarana air minum
dan sanitasi

Program Peningkatan sarana dan prasarana


sumber daya air
dengan Kegiatan Pokok
Normalisasi sumber daya air

Program Pengembangan Kinerja


Pengelolaan persampahan
dengan Kegiatan Pokok
RPJMD 2005-2010
PROGRAM DAN CAPAIAN INDIKATOR SASARAN
INDIKATOR
TUJUAN SASARAN KEBIJAKAN
SASARAN KEGIATAN POKOK
1 Penyediaaan prasarana dan sarana
persampahan
2 Lomba kebersihan antar kecamatan,
kelurahan, sekolah, pasar, puskesmas
3 Peningkatan sarana TPA Bakung
4 Sosialisasi 3R, Pendataan dan
Pembinaan SOKLI

2 Meningkatnya kualitas bangunan 1 Pemeliharaan dan Pembangunan GedungPeningkatan kualitas Program Pembangunan dan Pemeliharaan - pembangunan gedung publik : 18
publik dan gedung pemerintah Publik dan Pemerintah meningkat bangunan publik dan Gedung Pemerintah/Publik - pemeliharaan gedung publik : 5
2 Tersedianya Kantor Kelurahan (Tanah gedung pemerintah dengan Kegiatan Pokok
dan Bangunan) se-Kota Bandar 1 Pemeliharaan/Rehab Gedung Kantor - kantor kelurahan permanen : 98
Lampung mencapai 95% Pemerintah/Publik
2 Pemagaran Gedung Kantor Pemerintah/Publik
3 Pembangunan Gedung DPRD
Kota Bandar Lampung

Program Penataan, Penguasaan, Pemilikan,


Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah
dengan Kegiatan Pokok
1 Pemutakhiran Batas Wilayah
2 Pengadaan tanah untuk kantor Kelurahan

3 Meningkatnya sarana dan 1 Tersedianya sarana angkutan umum Peningkatan pelayanan Program Pembangunan Prasarana dan - jumlah sarana angkutan umum : 2032
prasarana Perhubungan yang mampu melayani seluruh wilayah dan ketersediaan sarana Fasilitas Perhubungan
Kota Bandar Lampung dengan 2736 dan prasarana perhubungan dengan Kegiatan Pokok
2 Jumlah Fasilitas Lalu lintas Angkutan 1 Perencanaan Pembangunan prasarana dan - jumlah fasilitas LLAJ : 1172
Jalan (LLAJ) meningkat dari 506 fasilitas perhubungan
3 Pelayanan jasa Terminal, Pengujian 2 Peningkatan pengelolaan terminal angkutan - pelayanan jasa terminal : 4 jenis jasa
Kendaraan Bermotor dan parkir daerah
meningkat dari 4 dan 26.349 - pelayanan jasa pengujian : 96.548
Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan
Prasarana dan Fasilitas LLAJ
dengan Kegiatan Pokok
Rehabilitasi/pemeliharaan sarana alat
pengujian kendaraan bermotor

Program Pembangunan Sarana dan


prasarana Perhubungan
dengan Kegiatan Pokok
pembanguna gedung terminal

2. Meningkatkan 1 Meningkatnya kualitas perencanaan 1 Dokumen RDTRK untuk 8 BWK, RTBL dan 1.Penyediaan dokumen Program Perencanaan Tata Ruang - tersedia dokumen RDTR dan RTBL : 8
kualitas penataan penataan ruang dokumen perencanaan lannya tersedia perencanaan dengan Kegiatan Pokok
ruang 2 Perda pengelolaan pesisir tersusun 1 Penyusunan RDTR Kawasan - perda pengelolaan pesisir tersusun
(perencanaan, 2 Penyusunan RTBL
pemanfaatan dan 2 Terlaksananya pembangunan 1 Persentase Bangunan yang memiliki 2.Penerbitan IMB sesuai 3 Sosialisasi Peraturan Perundang-undangan - Persentase izin bangunan : 1070
pengendalian secara terarah, terintegrasi dan izin meningkat dari 272 peruntukan tentang Rencana Tata Ruang
ruang) sesuai berkelanjutan 4 Penyusunan Dokumen Perencanaan
peruntukkan Kawasan Pesisir
RPJMD 2005-2010
PROGRAM DAN CAPAIAN INDIKATOR SASARAN
INDIKATOR
TUJUAN SASARAN KEBIJAKAN
SASARAN KEGIATAN POKOK
3 Terkendalinya pemanfaatan ruang 1 Persentase Bangunan yang melanggar 3.Peningkatan pengawasan Program Pemanfaatan Ruang - jumlah bangunan melangar : 118
sesuai peruntukannya tata ruang menurun dari dari jumlah pemanfaatan ruang dengan Kegiatan Pokok
312 1 Pembuatan dan Pemasangan Patok
GSB dan GSS
2 Pembuatan Papan larangan dan himbauan

Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang


dengan Kegiatan Pokok
1 Sosialisasi Perda Bangunan
2 Pengendalian dan Pengarahan Estetika Kota
3 Pengawasan pemanfaatan ruang

Program Perencanaan Prasarana Wilayah


dan Sumber Daya Alam
dengan Kegiatan Pokok
Inventarisasi Ruang Terbuka Hijau (RTH)
di Kota Bandar Lampung

Misi 5 : Menciptakan Keamanan dan Ketertiban Kota

1. Meningkatkan 1 Menurunnya Penyakit Masyarakat Jumlah PMKS menurun Peningkatkan kualitas Program Pemberdayaan Fakir Miskin, - Jumlah PMKS 2010 : 42.296 jiwa
Ketertiban dari Jumlah 2005 : 16.847 jiwa hidup PMKS Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan
Masyarakat Penyandang Masalah Kesejahteraan
Sosial (PMKS) Lainnya
dengan Kegiatan Pokok
1 Fasilitasi manajemen usaha bagi
keluarga miskin
2 Pelatihan keterampilan bagi penyandang
masalah Kesejahteraan Sosial

Program Pelayanan dan Rehabilitasi


kesejahteraan Sosial
dengan Kegiatan Pokok
Pelayanan dan perlindungan sosial, hukum
bagi korban eksploitasi, perdagangan
perempuan dan anak

Program Pembinaan Anak Terlantar


dengan Kegiatan Pokok
Pelatihan keterampilan dan praktek belajar
bagi anak terlantar

Program Pembinaan Para Penyandang


Cacat dan Trauma
dengan Kegiatan Pokok
Pendidikan dan pelatihan bagi penyandang
cacat dan eks trauma

Program Pembinaan Eks Penyandang


RPJMD 2005-2010
PROGRAM DAN CAPAIAN INDIKATOR SASARAN
INDIKATOR
TUJUAN SASARAN KEBIJAKAN
SASARAN KEGIATAN POKOK
Penyakit Sosial
dengan Kegiatan Pokok
Pemberdayaan eks penyandang penyakit
sosial

Program Pemberdayaan Kelembagaan


Kesos
dengan Kegiatan Pokok
Peningkatan peran aktif masyarakat dan dunia
usaha

2 Meningkatnya wawasan Tidak terjadinya konflik akibat isu SARA Peningkatkan wawasan Program pengembangan wawasan - tidak terjadi konflik yang bernuansa SARA
kebangsaan kebangsaan kebangsaan
dengan kegiatan pokok
1 Forum Rapat Muspida Kota Bandar Lampung
2 Forum Koordinasi Pengamanan dan
Pengendalian (Korpandal)
3 Forum Pembauran kebangsaan

Program kemitraan pengembangan


wawasan kebangsaan
dengan kegiatan pokok
Seminar, talk show, diskusi peningkatan
wawasan kebangsaan

3 Menurunnya Pelanggaran Lalulintas Angka kecelakaan lalu lintas menurun Peningkatan kesadaran Program Peningkatan Pelayanan Angkutan - angka kecelakaan lalu lintas menurun
Masyarakat dalam berlalu- dengan Kegiatan Pokok
lintas 1 Sosialisasi/penyuluhan ketertiban lalu-lintas
angkutan
2 Koordinasi dalam peningkatan pelayanan
angkutan

Program Pengendalian dan Pengamanan


Lalu Lintas
dengan Kegiatan Pokok
1 Pengadaan rambu-rambu lalu lintas
2 Pengadaan marka jalan

2. Mengendalikan 1 Stabilitas keamanan Situasi Keamanan terkendali Peningkatan keamanan Program Peningkatan Keamanan dan - Situasi keamanan kota terkendali
Masalah Sosial lingkungan Kenyamanan Lingkungan
Masyarakat dengan Kegiatan Pokok
1 Pelatihan pengendalian keamanan dan
kenyamanan lingkungan
2 Operasi penyelenggaraan ketentraman dan
ketertiban umum
3 Operasi penegakan PERDA dan
Keputusan Kepala Daerah

Program Pemeliharaan Kamtrantibmas dan


pencegahan tindak kriminal
RPJMD 2005-2010
PROGRAM DAN CAPAIAN INDIKATOR SASARAN
INDIKATOR
TUJUAN SASARAN KEBIJAKAN
SASARAN KEGIATAN POKOK
dengan Kegiatan Pokok
1 Pengawasan pengendalian dan evaluasi
kegiatan polisi pamong praja
2 Kerjasama pengembangan kemampuan
aparat polisi pamong praja dengan TNI/POLRI

Program Pemberdayaan Masyarakat untuk


menjaga ketertiban dan keamanan
dengan Kegiatan Pokok
Pembentukan satuan keamanan lingkungan
di masyarakat

2 Meningkatnya pelayanan 1 Sistem peringatan dini di daerah rawan Peningkatan perlindungan Program Pencegahan dini dan - Terbentuk Badan Penanggulangan
perlindungan masyarakat serta bencana tersedia masyarakat penanggulangan korban bencana alam bencana di Kota
penanggulangan bencana 2 Optimalisasi tugas Satkorlak PB di dengan Kegiatan Pokok
13 Kecamatan 1 Pemantauan dan penyebarluasan - Dokumen Mitigasi Bencana tersedia
informasi potensi bencana
2 Pembinaan dan penanggulangan bencana - Terbentuk Satkorlak di 13 kecamatan
dan SATLAK PB
3 Pembinaan peningkatan sumber daya
manusia (SDM) Tim Reaksi Cepat (TRC)
4 Sosialisasi Prosedur Tetap (Protap),
Petunjuk Teknis (JUKNIS) SATLAK
Penanggulangan Bencana
5 Peningkatan sarana dan prasarana pemadam
kebakaran
6 Pelatihan penanggulangan bahaya kebakaran

Misi 6 : Meningkatkan Pembangunan Perekonomian dan Ketersediaan Kebutuhan Masyarakat

1. Memperluas 1 Meningkatnya penyerapan 1 Tingkat pengangguran terbuka Perluasan akses masyarakat Program Peningkatan kualitas dan - Tingkat Pengangguran terbuka : 37.564
Kesempatan tenaga kerja turun menjadi 10,50 % untuk mendapatkan produktivitas Tenaga kerja (6,47%)
Kerja dan pekerjaan dengan Kegiatan Pokok
berusaha 1 Penyusunan database tenaga kerja daerah
2 Pendidikan dan Pelatihan bagi pencari kerja
3 Pengadaan sarana dan prasarana
Balai Latihan Kerja
4 Pemberian informasi ketenagakerjaan

Program Peningkatan kesempatan kerja


dengan Kegiatan Pokok
1 Penyebarluasan informasi Bursa Kerja
(Bursa Kerja On Line)
2 Pengembangan Kelembagaan Produktivitas
dan Pelatihan Kewirausahaan

2 Meningkatnya kondisi yang kondusif dalam


1 Penyelesaian kasus tenaga kerja Peningkatan Perlindungan Program Perlindungan dan Pengembangan - Penyelesaian Kasus tenaga kerja
dalam hubungan industrial, yang dapat ditangani meningkat tenaga kerja Lembaga Ketenagakerjaan mengalami peningkatan
kesejahteraan pekerja dan 2 Meminimalkan Angka Kecelakaan Kerja dengan Kegiatan Pokok
RPJMD 2005-2010
PROGRAM DAN CAPAIAN INDIKATOR SASARAN
INDIKATOR
TUJUAN SASARAN KEBIJAKAN
SASARAN KEGIATAN POKOK
perlindungan tenaga kerja sampai ≤1,5% 1 Sosialisasi Berbagai Peraturan Tentang - Angka Kecelakaan Kerja :
3 Tingkat Upah yang layak yaitu mencapai ketenagakerjaan
92% dari KHL (Kebutuhan Hidup Layak) 2 Peningkatan pengawasan, perlindungan - Tingkat upah dari KHL : 80 %
ketenagakerjaan
3 Pengembangan Lembaga Kerja Sama Tripatrit
4 Penelitian dan Sosialisasi Upah Minimum
Kota dan upah sektoral
5 Pembinaan dan penyuluhan Jamsostek
di Perusahaan

2. Mengembangkan 1 Menurunnya jumlah penduduk 1 Jumlah Keluarga miskin sebesar ≤ 27% 1. Penanggulangan Program Perencanaan Pembangunan - Jumlah Keluarga Miskin : 55.896 (33%)
Perekonomian miskin kemiskinan secara Ekonomi
daerah partisipatif dengan Kegiatan Pokok
1 Penyusunan Perencanaan Pengembangan
Ekonomi Lokal Kota Bandar Lampung
2 Pendamping Program Penanggulangan
Kemiskinan Terpadu (Paket)

Program Perencanaan Pembangunan


Daerah
dengan Kegiatan Pokok
1 Sharing kegiatan Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat Penanggulangan
Kemiskinan Perkotaan (PNPM-P2KP)

2 Meningkatnya iklim investasi 1 Pertumbuhan investasi daerah (PMA 2. Peningkatan pelayanan Program Penciptaan iklim usaha Kecil - Jumlah investasi PMA : 40 perusahaan
yang kondusif dan PMDN) sebesar 9% bagi dunia usaha dan Menengah yang Kondusif - Jumlah investasi PMDN : 41 perusahaan
2 Kemudahan dan bebas biaya perizinan promosi produk daerah dengan Kegiatan Pokok dari target 39 perusahaan
bagi usaha kecil Perencanaan, Koordinasi, dan
Pengembangan Usaha Kecil Menengah

3 Meningkatnya produktivitas 1 Jumlah UKM meningkat 3. Pemberdayaan Koperasi, Program Pengembangan Kewirausahaan - Jumlah UKM : 34.560
koperasi dan UKM 2 Persentase Koperasi yang sehat ≥12% usaha kecil menengah dan Keunggulan Kompetitif - Jumlah koperasi : 658
(UKM) dan pedagang usaha kecil Menengah - Persentase Koperasi Sehat : 69%
dengan Kegiatan Pokok
Memfasilitasi Peningkatan Kemitraan Usaha
bagi Usaha Mikro Kecil Menengah

Program pengembangan sistem pendukung


usaha bagi usaha makro kecil menengah
dengan Kegiatan Pokok
1 Penyelenggaraan Promosi Produk Usaha
Mikro Kecil Menengah
2 Bantuan pinjaman modal bergulir bagi koperasi

Program peningkatan kualitas kelembagaan


koperasi
dengan Kegiatan Pokok
1 Sosialisasi Prinsip-Prinsip Pemahaman
Perkoperasian dan pendidikan pelatihan
perkoperasian
2 Penilaian terhadap Kelembagaan Koperasi
RPJMD 2005-2010
PROGRAM DAN CAPAIAN INDIKATOR SASARAN
INDIKATOR
TUJUAN SASARAN KEBIJAKAN
SASARAN KEGIATAN POKOK
dan PKM
3 Keragaan Koperasi dan Rasionalisasi
Kelembagaan Koperasi

Program peningkatan promosi dan


kerjasama investasi
dengan Kegiatan Pokok
1 Pengembangan potensi unggulan daerah
2 Pameran / Promosi dalam rangka APEKSI
(Indonesia City Expo dan Lampung Expo)

Program pembinaan pedagang kaki lima


dan asongan
dengan Kegiatan Pokok
1 Penyuluhan peningkatan disiplin pedagang
kaki lima dan asongan
2 Penataan tempat berusaha bagi pedagang
kaki lima dan asongan

Program Pengelolaan Pasar


dengan Kegiatan Pokok
1 Pembinaan dan Pelatihan KAMTIB Pasar
2 Pengadaan sarana dan prasarana pasar

Program pengembangan industri kecil dan


menengah
dengan Kegiatan Pokok
1 Pendataan dan Pemetaan Industri,
Perdagangan Kota Bandar Lampung
2 Penerapan gugus kendali mutu (GKM)
khusus untuk industri kecil dan menengah
3 Pembinaan industri dan UKM

Program peningkatan kemampuan teknologi


industri
dengan Kegiatan Pokok
1 Pembinaan kemampuan teknologi industri
2 Sosialisasi industri melalui media

Program pengembangan sentra-sentra


industri potensial
dengan Kegiatan Pokok
1 Pelatihan pengemasan keripik singkong
2 Penyediaan sarana dan informasi yang dapat
diakses masyarakat

4 Meningkatnya produktivitas hasil 1 Hasil Tangkapan ikan laut 4. Pemberdayaan nelayan Program Pemberdayaan ekonomi - Hasil Tangkapan Ikan Laut : 24.736 ton
perikanan, pertanian dan sebesar = 23.533 ton dan petani masyarakat pesisir
peternakan 2 Produksi ikan air tawar = 120 ton/tahun dengan Kegiatan Pokok - Produksi Ikan Air Tawar : 396.100 ton
3 Produksi hasil olahan perikanan Dana Pendamping Program PEMP
mencapai 992,34 ton/tahun - Produksi olahan hasil ikan : 32.550 ton
RPJMD 2005-2010
PROGRAM DAN CAPAIAN INDIKATOR SASARAN
INDIKATOR
TUJUAN SASARAN KEBIJAKAN
SASARAN KEGIATAN POKOK
4 Konsumsi ikan masyarakat Program Pemberdayaan Masyarakat Dalam - Konsumsi ikan masyarakat : 25/kg/th
mencapai 29/kg/tahun Pengawasan dan pengendalian sumber daya
5 Produktivitas tanaman pangan 5,1 ton/ha kelautan - Produktifitas tanaman pangan : 5,2 ton
6 Kakao yang difermentasi mencapai 25% dengan Kegiatan Pokok
1 Penyusunan DED Penataan Kawasan - Jumlah kakao yang difermentasi : 15%
Pesisir Kota Bandar Lampung
2 Inspeksi/pengawasan laut di Teluk Lampung

Program Peningkatan Kegiatan Budaya


Kelautan dan Wawasan Maritim Kepada
Masyarakat
dengan Kegiatan Pokok
Pelestarian Kebudayaan Bahari

Program Pengembangan Budidaya


Perikanan
dengan Kegiatan Pokok
1 Peningkatan sarana dan prasarana
BBDI Batu Putu
2 Pembangunan Infrastruktur BBDI Batu Putu
3 Monitoring dan Pelatihan Bagi Pembudidaya
Ikan

Program Pengembangan Perikanan


Tangkap
dengan Kegiatan Pokok
1 Pengembangan Infrastruktur PPI Lempasing
2 Penyediaan Sarana dan Prasarana Perikanan
Tangkap

Program Pengembangan Sistem Penyuluhan


Perikanan
dengan Kegiatan Pokok
Optimalisasi Pengelolaan dan Pemasaran
Produksi Perikanan
Pengembangan Potensi media penyuluh
perikanan dan kelautan

Program Optimalisasi Pengelolaan dan


Pemasaran produks perikanan
dengan Kegiatan Pokok
Pengembangan sarana dan prasarana Pusat
Pemasaran Hasil Produk Perikanan

Program Peningkatan Ketahanan Pangan


Pertanian/Perkebunan
dengan Kegiatan Pokok
1 Peningkatan Ketahanan Pangan
2 Pengembangan Agribisnis
3 Pengadaan sarana dan prasarana
kelembagaan ketahanan pangan
RPJMD 2005-2010
PROGRAM DAN CAPAIAN INDIKATOR SASARAN
INDIKATOR
TUJUAN SASARAN KEBIJAKAN
SASARAN KEGIATAN POKOK

Program Peningkatan Kesejahteraan Petani


dengan Kegiatan Pokok
1 Pengadaan Sarana dan Prasarana
Kelembagaan pembenihan/pembibitan
2 Pengadaan Sarana dan Prasarana
Kelembagaan penyuluhan

Program Peningkatan Produksi


Pertanian/Perkebunan
dengan Kegiatan Pokok
1 Pembuatan Kebun Toga (TOGA)
2 ROAD MAP Komoditas Unggulan Peternakan
3 Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Kebijakan
4 Subsidi Pertanian/Perkebunan

Program Pemberdayaan Penyuluh


Pertanian/Perkebunan Lapangan
dengan Kegiatan Pokok
Peningkatan kualitas SDM Pertanian

5 Meningkatnya pelayanan 1 Presentase jumlah daging (sapi, kuda, Peningkatan kewaspadaan Program Pencegahan dan Penanggulangan - Jumlah ternak yang diperiksa : 90%
kesehatanhewan dan pelayanan kambing, babi, kerbau, unggas) yang terhadap penyakit hewan Penyakit Ternak atau 112.265 ekor
kesmavet (kesehatan masyarakat diperiksa mencapai 90% dengan Kegiatan Pokok
veteriner) 2 Kasus penyakit hewan (flu burung, 1 Pengawasan, pemotongan hewan sebelum, - Kasus penyakit hewan menurun secara
rabies, antrax dan ND) menurun saat dan sesudah dipotong signifinak selama lima tahun terakhir
2 Pengendalian, pencegahan, pemeriksaan,
pengobatan, pemberantasan penyakit hewan

Program Peningkatan Produksi Hasil


Peternakan
dengan Kegiatan Pokok
Pembinaan Peternakan, Monitoring Ternak
dan Pabrik Ternak

Program Peningkatan Pemasaran Hasil


Produksi Peternakan
dengan Kegiatan Pokok
1 Expo Pembangunan Peternakan
2 Kontes Ternak

3. Menjaga 1 Tersedianya kebutuhan bahan 1 Stabilitas stok bahan pokok dan bahan Peningkatan koordinasi Program peningkatan perdagangan - Stabilitas stok bahan pokok di pasaran
ketersediaan pokok dan bahan bakar bakar keperluan rumah tangga di pasaran
dalam penyediaan kebutuhan dalam negeri stabil kecuali menghadapi ramadhan dan
kebutuhan keperluan rumah tangga pokok dan bahan bakar dengan Kegiatan Pokok lebaran
masyarakat keperluan rumah tangga 1 Promosi Perdagangan Produk Dalam Negeri
2 Pembuatan VCD Profil serta leaflet - koordinasi antara pemerintah kota
tentang industri dan UKM dengan instansi lain berjalan dalam
3 Monitoring dan informasi perkembangan rangka menjaha stabilitas harga
harga pasar

Program perlindungan konsumen dan


pengamanan perdagangan
RPJMD 2005-2010
PROGRAM DAN CAPAIAN INDIKATOR SASARAN
INDIKATOR
TUJUAN SASARAN KEBIJAKAN
SASARAN KEGIATAN POKOK
dengan Kegiatan Pokok
1 Pengawasan Barang Beredar
2 Sosialisasi Tentang Perlindungan Konsumen
dan pengamanan perdagangan

Program pengembangan ekonomi daerah


dengan Kegiatan Pokok
1 Monitoring/Pemantauan/Pengendalian Harga
Sembako di PasarTradisional Kota BL
2 Peningkatan Pengembangan dan Pelatihan
Bagi pedagang kecil dan menengah
4 Monitoring dan evaluasi operasi pasar
kebutuhan pokok

4. Meningkatkan 1 Meningkatnya pendapatan daerah 1 Rata-rata peningkatan APBD (anggaran Optimalisasi pengelolaan Program peningkatan pengembangan - Peningkatan APBD : 9%
kemampuan pendapatan dan belanja daerah) keuangan daerah pengelolaan keuangan daerah
keuangan mencapai 20% per tahun dengan kegiatan pokok - Peningkatan PAD : 19%
daerah 2 Pendapatan Asli Daerah (PAD) rata-rata 1 Penyusunan Standar Satuan Harga
meningkat 10% sampai 15% per tahun 2 Penyusunan Sistem dan prosedur
pengelolaan keuangan daerah
3 Pembinaan Pengelolaan barang dan
pemutakhiran data pengadaan barang
pemerintah Kota B. Lampung
4 Publikasi neraca pemerintahan kota Bandar
Lampung
5 Pengadaan dan pemasangan papan himbauan
pembayaran pajak daerah

Program pembinaan dan fasilitasi


pengelolaan keuangan kabupaten/kota
dengan kegiatan pokok
1 Evaluasi rancangan peraturan daerah
tentang APBD
2 Evaluasi rancangan peraturan daerah tentang
pajak daerah dan retribusi daerah

Program administrasi pembangunan


dengan kegiatan pokok
1 Pembinaan Pelayanan Pengadaan
barang/Jasa dilingkungan Pemerintah
Kota Bandar Lampung
2 Pelaporan dan Monitoring Kegiatan
Pembangunan Kota Bandar Lampung

5. Mengembangkan 1 Meningkatnya pembinaan dan 1 Jumlah Objek Wisata bertambah Promosi budaya dan Program pengembangan pemasaran - Jumlah Obyek Wisata : 11 buah
budaya dan pengembangan budaya daerah sebanyak 2 objek wisata pariwisata daerah pariwisata
pariwisata dan kepariwisataan 2 Tingkat kunjungan wisatawan naik dengan kegiatan pokok: - Tingkat Kunjungan Wisata : 18%
daerah sebesar 30 % 1 Pelaksanaan Promosi Pariwisata Nusantara
3 Jumlah usaha disektor pariwisata Di Dalam dan luar Negeri - Jumlah usaha di sektor pariwisata : 10
meningkat 10% 2 Peningkatan Pemanfaatan Teknologi Informasi
RPJMD 2005-2010
PROGRAM DAN CAPAIAN INDIKATOR SASARAN
INDIKATOR
TUJUAN SASARAN KEBIJAKAN
SASARAN KEGIATAN POKOK
4 Jumlah bangunan yang berciri khas Dalam pemasaran Pariwisata - Jumlah bangunan yang berciri khas
daerah Lampung dan jumlah sanggar daerah Lampung : 2
seni budaya meningkat 10%
5 Cagar adat budaya terpelihara Program pengembangan destinasi pariwisata - Cagar budaya terpelihara dengan baik
dengan kegiatan pokok:
1 Penataan sarana dan prasarana Batu Putu
2 Penyusunan paket wisata dan alat promosi

Program pengembangan kemitraan


dengan kegiatan pokok:
Penyuluhan teknis dan operasional usaha
pariwisata dan objek wisata

Program pengelolaan keragaman budaya


dengan kegiatan pokok:
1 Begawi Bandar Lampung
2 Penyelenggaraan Dialog Kebudayaan (Dialog
kebudayaan Daerah Lampung)
3 Pembinaan Sanggar Seni Budaya Daerah
4 Partisipasi pada Even Festival Krakatau

Misi 7: Mengelola Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Secara Bertanggungjawab dan Berkelanjutan

Meningkatkan 1 M\eningkatnya pengelolaan sumber 1 Perusahaan yang telah memenuhi baku 1. Pendayagunaan sumber Program peningkatan kualitas dan akses - Perusahaan yang telah memenuhi baku
Pengelolaan daya alam dan lingkungan hidup mutu air limbah 50% daya alam secara optimal informasi sumber daya alam dan lingkungan mutu air limbah : 25%
Sumber Daya Alam oleh stakeholder secara 2 Penurunan beban pencemaran air dengan kegiatan pokok
dan Lingkungan berkelanjutan dengan BOD 25% Pengawasan Pelaksanaan AMDAL - Penurunan beban pencemaran air
hidup secara 3 Penambangan liar berkurang 14,3% dan UKL-UPL dengan BOD : 25%
berkelanjutan
2 Terciptanya kebijakan lingkungan 4 Peraturan dibidang pengelolaan 2. Pencegahan dan Program penyusunan dokumen perencanaan - Penambangan liar berkurang : 25%
hidup lingkungan hidup tersusun 3 buah penanggulangan pengelolaan sumber daya alam
pencemaran serta dan lingkungan hidup - Jumlah peraturan lingkungan hidup yang
kerusakan lingkungan dengan kegiatan pokok tersusun : 1 buah
hidup Penyusunan Buku Status Lingkungan
Hidup Daerah

Program rehabilitasi hutan dan lahan


dengan kegiatan pokok
Pembinaan dan monitoring pelaksanaan RHL
(Rehabilitasi Hutan dan Lahan)

3 Meningkatnya kebersihan, 1 Kebersihan lingkungan permukiman Peningkatan koordinasi Program pengendalian pencemaran dan - Kebersihan lingkunan permukiman
keindahan dan lingkungan meningkat dan partisipasi masyarakat kerusakan lingkungan hidup meningkat meskipun kesadaran masyara
kota yang sehat 2 Kebersihan pada fasilitas umum dalam pengelolaan dengan kegiatan pokok kat masih rendah
meningkat lingkungan hidup 1 Pembinaan Operasional ADIPURA, pembuatan
3 Taman-taman kota terpelihara PROFIL ADIPURA dan Pembuatan Peta - Kebersihan pada fasilitas umum juga
2 Pengawasan Pertambangan Bahan Galian meningkat meskipun kadang naik turun
Gol. C, air bawah tanah dan Air Permukaan namun pernah mendapatkan ADIPURA
3 Pembinaan dan Sosialisasi Kali
RPJMD 2005-2010
PROGRAM DAN CAPAIAN INDIKATOR SASARAN
INDIKATOR
TUJUAN SASARAN KEBIJAKAN
SASARAN KEGIATAN POKOK
dan Pantai Bersih - Taman-taman kota terpelihara dengan
baik
Program perlindungan dan konservasi
sumber daya alam
dengan kegiatan pokok
1 Peningkatan Kualitas Air sungai
2 Kegiatan Dana Alokasi Khusus Bidang
Lingkungan Hidup
3 Penyusunan AMDAL Penataan Pesisir
Teluk Lampung

Program pengelolaan Ruang


Terbuka Hijau (RTH)
dengan kegiatan pokok
1 Pemeliharaan dan penataan taman
2 Penyediaan bibit tanaman dan pemeliharaan
tanaman penghijauan

Program penataan dan pengembangan


Keindahan kota
dengan kegiatan pokok
1 Pengadaan dan Pemasangan Penerangan
Jalan Umum
2 Pemeliharaan Lampu Jalan
3 Pemasangan dan pemeliharaan lampu hias

Misi 8 : Menyelenggarakan Pemerintahan yang Bersih, Berwibawa, Bertanggungjawab dan Partisipatif

Mewujudkan 1 Meningkatnya partisipasi 1 Peran dan fungsi lembaga legislatif Peningkatan fungsi Program Peningkatan Pelayanan Kedinasan - DPRD menjalankan fungsi dan perannya
Pelaksanaan masyarakat dalam pengambilan meningkat birokrasi dalam pelayanan Kepala Daerah/Wakil Kepala daerah meskipun belum maksimal baik dalam
Prinsip-prinsip Tata kebijakan publik kepada masyarakat dengan kegiatan pokok fungsi legislasi, fungsi pengawasan
Pemerintahan yang 1 Dialog/Audensi dengan tokoh-tokoh dan fungsi penganggaran
Baik masyarakat, pimpinan/anggota organisasi
sosial dan organisasi kemasyarakatan
2 Penerimaan kunjungan kerja pejabat negara
3 Rapat koordinasi unsur MUSPIDA
4 Rapat koordinasi pejabat Pemerintah Daerah

Program Peningkatan Kapasitas Lembaga


Perwakilan Rakyat Daerah
dengan kegiatan pokok
1 Pembahasan Rancangan Peraturan Daerah
2 Penjaringan dan Penyampaian Aspirasi
Masyarakat
3 Kunjungan Kerja Komisi dan Alat
Kelengkapan Lainnya
4 Monitoring Pembangunan Fisik dan Non Fisik
5 Penerbitan Berkala Info Legislatif
RPJMD 2005-2010
PROGRAM DAN CAPAIAN INDIKATOR SASARAN
INDIKATOR
TUJUAN SASARAN KEBIJAKAN
SASARAN KEGIATAN POKOK
2  Meningkatnya kualitas pengelolaan 1 Laporan Keuangan Daerah mencapai Peningkatan kemampuan Program Peningkatan dan Pengembangan - Laporan keuangan daerah mencapai sta
keuangan daerah wajar tanpa pengecualian (WTP) pengelolaan keuangan Pengelolaan Keuangan Daerah tus wajar dengan pengecualian (WDP)
daerah dengan kegiatan pokok yang merupakan indikasi menurunnya
1 Bimbingan teknis, dalam rangka pelaksanaan kasus penyimpangan
sistem dan prosedur pengelolaan
keuangan daerah
2 Bimbingan teknis penyusunan laporan
keuangan SKPD dalam rangka penyusunan
laporan keuangan konsolidasi Pemkot
Bandar Lampung
3 Pendamping implementasi pelaksanaan
penyusunan laporan keuangan SKPD
4 Penyusunan APBD dan Perubahan APBD
5 Penyusunan Laporan Keuangan

3 Meningkatnya pelaksanaan 1 Kasus penyimpangan penyelenggaraan Pengembangan prinsip- Program Peningkatan Sistem Pengawasan - Laporan keuangan daerah mencapai
pengawasan pemerintah dan pemerintahan dan pembangunan prinsip transparansi Internal dan Pengendalian Pelaksanaan status wajar dengan pengecualian
pengendalian pembangunan menurun dan akuntabilitas Kebijakan KDH yang merupakan indikasi menurunnya
dengan kegiatan pokok kasus penyimpangan
1 Penanganan Kasus Pengaduan Di Lingkungan
Pemerintah Daerah
2 Tindak Lanjut Temuan Pengawasan dan
Inventarisasi Temuan Pengawasan
3 Inventarisasi Temuan Hasil Pemerikasaan
4 Pengawasan Internal Secara Berkala Bidang
Pemerintahan
5 Pengawasan Internal Secara Berkala Bidang
Ekonomi
6 Pengawasan Internal Secara Berkala Bidang
Kesra
7 Pengawasan Internal Secara Berkala Bidang
Pembangunan
8 Pengawasan Internal Secara Berkala
Aparatur
9 Penghimpunan dan penyuluhan LP2P
10 Penyusunan Laporan Harta Kekayaan
pejabat negara
11 Review Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah
12 Pengawasan pemberdayaan masyarakat
dalam pelaksanaan pembangunan

4 Meningkatnya kualitas aparatur 1 Pejabat struktural yang telah mengikuti Peningkatan kompetensi Program Peningkatan Kapasitas Sumber - Pejabat struktural yang telah mengikuti
pemerintah daerah pendidikan penjenjangan struktural dan profesionalisme Daya Aparatur pendidikan penjenjangan struktural
sebanyak 1.182 orang aparatur dengan kegiatan pokok lebih dari 1.182 orang
2 Tenaga honorer yang diangkat menjadi 1 Penyelenggaraan Ujian Penyesuaian
CPNSD sebanyak 575 orang Kenaikan Pangkat - Tenaga honorer yang diangkat menjadi
3 Terbitnya SK kenaikan pangkat PNS 2 Pendidikan dan Pelatihan Struktural bagi CPNS CPNSD sebanyak 575 orang
sebanyak 2.222 orang 3 Pendidikan dan Pelatihan Teknis bagi PNS
- Terbitnya SK kenaikan pangkat PNS
RPJMD 2005-2010
PROGRAM DAN CAPAIAN INDIKATOR SASARAN
INDIKATOR
TUJUAN SASARAN KEBIJAKAN
SASARAN KEGIATAN POKOK
Program Pendidikan Kedinasan lebih dari 2.222 orang
dengan kegiatan pokok
Pendidikan penjenjangan struktural

5 Meningkatnya sistem administrasi 1 Komputerisasi sistem administrasi Peningkatan ketersediaan Program Pembinaan dan Pengembangan - Komputerisasi sistem administrasi
kepegawaian dan manajemen kepegawaian dan manajemen sarana dan prasarana Aparatur. kepegawaian dan manajemen informasi
informasi kepegawaian informasi kepegawaian aparatur dengan kegiatan pokok berjalan dengan baik namun belum
2 Data formasi kebutuhan pegawai dan 1 Seleksi Penerimaan Calon PNS maksimal
penempatan tugas PNS tersedia 2 Pembinaan disiplin PNS/Waskat
3 Buku panduan administrasi 3 Pemberian Penghargaan bagi PNS yang - Data formasi kebutuhan pegawai dan
kepegawaian tersedia memasuki pensiun penempatan tugas PNS tersedia
4 Penyusunan formasi PNS dan alih
tugas pegawai - Buku panduan administrasi kepegawaian
5 Peningkatan Sistem Administrasi tersedia dengan baik dan lancar
Kepegawaian dan manajemen informasi
kepegawaian
6 Pemberian bantuan tugas belajar dan
ikatan dinas
7 Pengembangan Database & Penyempurnaan
Bezetting PNS
8 Penyusunan Buku Panduan Administrasi
Kepegawaian
9 Penyelesaian Kasus Kepegawaian (BAPEK)
10 Penyusunan himpunan peraturan dibidang
kepegawaian

6 Terwujudnya sistem kelembagaan 1 Pelayanan perizinan Satu Pintu terbentukPengembangan prinsip- Program Pengembangan Komunikasi, - Sistem pelayanan satu pintu terbentuk
dan ketatalaksanaan pemerintahan 2 E-Government di lingkungan Pemerintahprinsip tata pemerintahan Informasi dan Media Massa
yang bersih efisien, efektif, Kota Bandar Lampung dapat terlaksana yang baik (efisensi, efektif, dengan kegiatan pokok - E-Government di lingkungan Pemkot
transparan, profesional dan profesionalisme) Pelaksanaan E-Government belum terlaksana dengan baik

7 Meningkatnya kualitas perencanaan 1 Kualitas Perencanaan Pembangunan Peningkatan kualitas Program Kerjasama Pembangunan - Kualitas perencanaan pembangunan
dan pengendalian Daerah meningkat perencanaan pembangunan dengan Kegiatan Pokok daerah meningkat baik dari sisi
pembangunan daerah 2 Koordinasi dan pengendalian 1 Sinkronisasi dan Koordinasi Program Bidang substansi pengaturan maupun implemen
Pembangunan meningkat Infrastruktur Kota Bandar Lampung tasinya.
2 Pengendalian dan Evaluasi Kegiatan
pembangunan - Koordinasi dengan FORKOMPIMDA
dan kelompok masyarakat lainnya ter
Program Perencanaan Pembangunan jalin dengan baik
Daerah
dengan Kegiatan Pokok
1 Penyusunan Rancangan RKPD
2 Penyelenggaraan Musrenbang RKPD
3 Koordinasi Penyusunan Laporan Kinerja
Pemerintah Daerah
4 Koordinasi Penyusunan Laporan Keterangan
Pertanggungjawaban (LKPJ)
5 Bimbingan Teknis Tentang Perencanaan
Pembangunan Daerah
RPJMD 2005-2010
PROGRAM DAN CAPAIAN INDIKATOR SASARAN
INDIKATOR
TUJUAN SASARAN KEBIJAKAN
SASARAN KEGIATAN POKOK

Misi 9 : Menegakkan Supremasi Hukum Berdasarkan Rasa Keadilan yang Demokratis

1. Meningkatkan 1 Meningkatnya kesadaran hukum 1 Pemahaman dan kesadaran hukum 1.  Peningkatan Kesadaran Program Dokumentasi dan Informasi Hukum - Terlakasana sebanyal 21 kali penyuluhan
Kesadaran masyarakat masyarakat meningkat hukum dengan Kegiatan Pokok sehingga kesadaran dan pemahaman
hukum dan 2 Produk-produk hukum daerah meningkat Inventarisasi dan pengembangan produk- hukum oleh masyarakat meningkat
supremasi 3 Pelanggaran terhadap perda berkurang produk hukum dari manual ke elektronik
hukum - Selama kurun waktu lima tahun dihasilkan
2 Sinkronisasi peraturan Hukum 4 Sistem jaringan dokumentasi dan 2. Peningkatan supremasi Program Penegakan Hukum sebanyak 50 buah Perda
dan Perda informasi hukum terbentuk hukum dengan Kegiatan Pokok
1 Pembinaan Kadarkum - Pelanggaran terhadap produk hukum
2 Operasi Yustisi Kota Bandar Lampung berkurang dengan beberapa kali dilaku
3 Sosialisasi Rencana Aksi Nasional kan penyuluhan
Hak Asasi Manusia (HAM)
- Sistem jaringan dokumentasi dan infor
Program Penataan Peraturan Perundang- masi hukum terbentuk dengan baik
undangan
dengan Kegiatan Pokok
1 Penyusunan pedoman dan evaluasi
analisis jabatan
2 Evaluasi tupoksi dan perda kelembagaan
3 Sosialisasi Peraturan Pemerintah
4 Penyusunan penetapan kinerja pemerintah
5 Penyelenggaraan Forum Komunikasi
Pendayagunaan Aparatur Daerah
(FORKOMPANDA)
6 Legalisasi Rancangan Peraturan
Perundang-undangan
7 Fasilitasi Sosialisasi Peraturan
Perundang-undangan

2.  Meningkatkan 1 Meningkatnya tingkat kesadaran 1 Partisipasi masyarakat dalam PEMILU 2.   Peningkatan Kehidupan Program Pendidikan Politik Masyarakat - Partisipasi masyarakat dalam pemilu
kehidupan politik masyarakat (Legislatif, Kepala Daerah dan Presiden) Politik dan dengan Kegiatan Pokok hanya 64% dan cenderung menga
politik dan meningkat Bermasyarakat yang 1 Koordinasi Forum-Forum Diskusi Politik lami penurunan dari pemilu sebelumnya
bermasyarakat 2 Penyampaian aspirasi masyarakat Demokratis 2 Diskusi Interaktif Masalah Ipoleksosbud
yang demokratis terkendali dan PAN - Penyampaian aspirasi masyarakat ter
3 Komunitas Intelijen Daerah (KOMINDA) kendali atas kerja sama antara Pol PP
Kota Bandar Lampung dengan jajaran kepolisian

3. Meningkatkan 1 Meningkatnya partisipasi Kualitas pemberdayaan perempuan Peningkatan Program Peningkatan Kualitas Hidup dan - Partisipasi perempuan dalam
Pengarustamaan perempuan dalam pembangunan meningkat pengarustamaan gender perlindungan Perempuan pembangunan meingkat secara baik
Gender, Kualitas dengan kegiatan pokok
hidup 1 Sosialisasi dan Advokasi bagi buta - Jumlah kasus tindak kekerasan terhadap
perempuan dan 2 Menurunnya tindak kekerasan Jumlah kasus tindak kekerasan terhadapPeningkatan perlindungan aksara perempuan anak dan perempuan berkurang
perlindungan terhadap perempuan dan anak perempuan dan anak berkurang perempuan dan anak 2 Fasilitasi upaya perlindungan perempuan
anak terhadap tindak kekerasan - jumlah anak yang mengalami kekerasan
dan perlakuan yang tidak menyenangkan
Program keserasian kebijakan peningkatan berkurang secara signifikan
RPJMD 2005-2010
PROGRAM DAN CAPAIAN INDIKATOR SASARAN
INDIKATOR
TUJUAN SASARAN KEBIJAKAN
SASARAN KEGIATAN POKOK
3 Meningkatnya kesejahteraan dan Jumlah anak yang mengalami kekerasanPeningkatan kualitas anak dan perempuan
perlindungan anak dan perlakuan yang tidak menyenangkankualitas hidup anak dengan kegiatan pokok
berkurang Sosialisasi kesetaraan gender,
pemberdayaan perempuan dan perlindungan
anak

Program Peningkatan Peran Serta dan


Kesetaraan Gender dalam Pembangunan
dengan kegiatan pokok
1 Pendidikan dan Pelatihan Peran Serta dan
Kesetaraan Gender dalam Pembangunan
2 Peningkatan Peran Perempuan Menuju
Keluarga Sehat Sejahtera
3 Peningkatan Kesejahteraan Keluarga (PKK)
ang Baik”.

PERSENTASE CAPAIAN

150

162
107

104
103

99
77

100
100

97

95
PERSENTASE CAPAIAN

250

100

80

50
75
PERSENTASE CAPAIAN

95

120
100
98

150
180
140

100
200
500

90
60
63

102
79
92

96
92
99.7

80

70
80

80%
PERSENTASE CAPAIAN

70

100%
100%
80%

80

80

90
PERSENTASE CAPAIAN

100

160

96

525

120
95
60

100

115
109
101
117
100

150
PERSENTASE CAPAIAN
PERSENTASE CAPAIAN

120
100

111

133

97

97

87

100

84

20
PERSENTASE CAPAIAN

88.9

0
PERSENTASE CAPAIAN

100
100

110

74

232

100

366

100

393
PERSENTASE CAPAIAN

264

0
PERSENTASE CAPAIAN

100

75%

80
PERSENTASE CAPAIAN

100

100

100

162

60%
PERSENTASE CAPAIAN

80

105

144
127
115
PERSENTASE CAPAIAN

105

330

20
PERSENTASE CAPAIAN

85

110

60
PERSENTASE CAPAIAN

100

110

90

100
PERSENTASE CAPAIAN

50

126 - 190 %

110

50

50
PERSENTASE CAPAIAN

50

100

50

100

170

30

70

100
PERSENTASE CAPAIAN

90

60
PERSENTASE CAPAIAN

90

90

110

90

110
PERSENTASE CAPAIAN

80

100

100

100

50

100

100
PERSENTASE CAPAIAN

90

60

90

100

20

90

50

50

70
PERSENTASE CAPAIAN
MATRIKS KEBIJAKAN DAN INDIKATOR KINERJA RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 – 2015

VISI : “Terwujudnya Masyarakat Bandar Lampung yang Aman, Nyaman, Sejahtera, Maju dan Modern”.

AGENDA 1 : Terwujudnya Masyarakat Bandar Lampung yang Sejahtera (Misi 1, 2 dan 3)


AGENDA 2 : Terwujudnya Masyarakat Bandar Lampung yang Aman dan Nyaman (Misi 4 dan 5)
AGENDA 3 : Terwujudnya Kota Bandar Lampung yang Maju dan Modern (Misi 6)

1. MISI : Mengembangkan Kota Bandar Lampung sebagai Pusat Jasa dan Perdagangan Berbasis Ekonomi Kerakyatan

SKPD
BIDANG TUJUAN SASARAN KEBIJAKAN PROGRAM
PENANGGUNGJAWAB

Ekonomi 1. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi 1 Pertumbuhan ekonomi rata-rata 1 Penciptaan Iklim Usaha yang Sehat 1 Perlindungan dan Kepastian Berusaha dan BPMP
Kota Bandar Lampung 6 - 7% per tahun dan Kondusif Berinvestasi
(rata-rata 2005-2009 : 6,2%)
(posisi 2009 : 6,01%) 2 Peningkatan Promosi dan kerjasama BPMP

3 Penyiapan Potensi Sumberdaya, Sarana dan BPMP


Prasarana terkait Investasi

4 Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi BPMP


Investasi

5 Penciptaan Iklim Usaha Kecil dan Menengah Dinas Kop, UKM dan Perindag
yang Kondusif

2. Meningkatnya perkembangan ekonomi 2 Meningkatnya peran kelembagaan 2 Pengembangan Ekonomi 1 Peningkatan Kualitas Kelembagaan Dinas Kop, UKM dan Perindag
kerakyatan dan permodalan KUMKM Kerakyatan dan Pemberdayaan Koperasi
dalam pengembangan ekonomi lokal
yang berdaya saing 2 Pengembangan Kewirausahaan dan Dinas Kop, UKM dan Perindag
3. Meningkatkan peran serta masyarakat Keunggulan Kompetitif UKM
swasta, perbankan dan lembaga lainnya
3 Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Dinas Kop, UKM dan Perindag
bagi UMKM

4 Pengembangan Industri Kecil dan Dinas Kop, UKM dan Perindag


Menengah

5 Peningkatan Kemampuan Teknologi Dinas Kop, UKM dan Perindag


Industri

6 Penataan Struktur Industri Dinas Kop, UKM dan Perindag

4. Menguatnya struktur ekonomi kota dalam 3 Kontribusi sektor jasa terhadap PDRB 3 Pengembangan Ekonomi 1 Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Dinas Kop, UKM dan Perindag
sektor jasa, perdagangan dan industri Kota 50-51% Daerah Perdagangan
(rata-rata 2005-2009 : 50,66%)
(posisi 2009 : 49,75%) 2 Peningkatan dan Pengembangan Ekspor Dinas Kop, UKM dan Perindag

4 Kontribusi sektor perdagangan 3 Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Dinas Kop, UKM dan Perindag
terhadap PDRB Kota 15-16 % Negeri
(rata-rata 2005-2009 : 16,23%)
(posisi 2009 : 13,96%) 4 Pengembangan Teknologi Tepat Guna Dinas Kop, UKM dan Perindag
dalam Industri Kreatif
5 Kontribusi sektor industri terhadap PDRB
Kota 22-23% 5 Pengembangan Sentra-Sentra Industri Dinas Kop, UKM dan Perindag
(rata-rata 2005-2009 : 18,40%) Potensial
SKPD
BIDANG TUJUAN SASARAN KEBIJAKAN PROGRAM
PENANGGUNGJAWAB

menjadi 20%
(Kondisi 2010 : 29%) 7 Peningkatan Perikanan Budi Daya Dinas Perikanan & Kelautan

8 Peningkatan Daya Saing Produk Perikanan Dinas Perikanan & Kelautan

9 Pengelolaan Sumber Daya Laut, Pesisir, dan Dinas Perikanan & Kelautan
Pulau-Pulau Kecil

10 Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Dinas Perikanan & Kelautan


Perikanan

11 Penataan Pasar Tradisional Dinas Pengelolaan Pasar

12 Pembinaan Pedagang Kaki Lima dan Dinas Pengelolaan Pasar


Pedagang Asongan

13 Pengembangan Agribisnis Dinas Tanakhut

14 Peningkatan Kesejahteraan Petani dan Dinas Tanakhut


Peternak

15 Peningkatan Ketahanan Pangan Dinas Tanakhut

16 Peningkatan Kualitas SDM, Aparatur dan Dinas Tanakhut


Kelembagaan Pertanian, Peternakan dan
Kehutanan

5.Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah 7 Peningkatan PAD rata-rata 20% per 17 Optimalisasi Pendapatan Daerah DPPKA
Kota Bandar Lampung tahun
(rata-rata 2005-2009 : 17%)
(kondisi 2009 : 26%)

Ketenagakerjaan 6. Mendorong investasi yang menciptakan 8 Meningkatnya tingkat partisipasi 4 Perluasan dan Pengembangan 1 Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Dinas Tenaga Kerja
lapangan kerja angkatan kerja sebesar 65% Kesempatan Kerja Tenaga Kerja

9 Upah minimum kota (UMK) sesuai dengan 2 Perluasan Kesempatan Kerja Dinas Tenaga Kerja
kebutuhan hidup layak (KHL)
(kondisi 2010 : 80% dari KHL)
5 Peningkatan dan Pembinaan 1 Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Dinas Tenaga Kerja
Hubungan Industrial dan Ketenagakerjaan
Kesejahteraan Pekerja

2. MISI : Meningkatkan Kualitas Pendidikan, Penguasaan IPTEK dan Nilai-nilai Ketaqwaan, Perkembangan Kreatifitas Seni dan Budaya serta Peningkatan Prestasi Olahraga

SKPD
BIDANG TUJUAN SASARAN KEBIJAKAN PROGRAM
PENANGGUNGJAWAB

Pendidikan 1.Meningkatnya akses masyarakat untuk 1 Meningkatnya Angka Partisipasi 1 Peningkatan Akses Pendidikan 1 Pengembangan Pendidikan Anak Dinas Pendidikan
mendapatkan pendidikan Pendidikan Usia Dini
APK SD/MI = 115%
APM SD/MI = 100% 2 Wajib Belajar Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan
APK SMP/MTs = 110% Sembilan Tahun
SKPD
BIDANG TUJUAN SASARAN KEBIJAKAN PROGRAM
PENANGGUNGJAWAB

APM SMA/SMK/MA = 60%


4 Pengembangan Pendidikan Non Formal Dinas Pendidikan
2 Meningkatnya jumlah SMK (+2)

2.Meningkatnya mutu pelayanan pendidikan 3 Menurunnya angka buta aksara 2 Peningkatan Mutu dan Relevansi 1 Pengembangan Sekolah Unggulan Dinas Pendidikan
(usia 15 - 45 tahun) menjadi Pendidikan Bertaraf Internasional
< 0.5%
2 Peningkatan Minat, Bakat dan Prestasi Dinas Pendidikan
4 Jumlah sekolah yang rusak (ringan,
sedang, berat) berkurang 3 Peningkatan Mutu Pendidik dan Dinas Pendidikan
Tenaga Kependidikan

5 Meningkatnya Kualifikasi Guru S-1 4 Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah Dinas Pendidikan
SD = 90 %
SMP = 98 % 5 Peningkatan Sarana Penunjang Sekolah Dinas Pendidikan
SMA/SMK = 100 %
3.Meningkatnya manajemen pendidikan 3 Peningkatan Manajemen 1 Pengembangan Manajemen Pelayanan Dinas Pendidikan
Pendidikan Pendidikan

6 Meningkatnya jumlah sekolah SSN 2 Peningkatan Partisipasi Sekolah Dinas Pendidikan


dan RSBI di semua tingkatan
4.Meningkatnya minat dan budaya baca (SD,SMP,SMU/SMK) 4 Penumbuhan Minat Baca 1 Pengembangan Budaya Baca dan Kantor Perpustakaan & PDE
SD : + 1 (dari 1 tahun 2010) Pembinaan Perpustakaan
SMP : + 2 dari 2 tahun 2010)
SMA : + 1 (dari 2 tahun 2010) 2 Peningkatan Kualitas Pelayanan Informasi Kantor Perpustakaan & PDE
SMK : + 2 (dari 3 tahun 2010)

7 Seluruh sekolah pada semua jenjang


pendidikan memiliki perpustakaan/
ruang baca (dari 40% tahun 2010)

8 Seluruh Sekolah pada semua jenjang


pendidikan memiliki prasarana pendukung
(UKS, Laboratorium, Ruang Praktek,
Lapangan Olahraga, dsb)

Keagamaan 5.Meningkatnya kualitas kehidupan beragama 9 Terfasilitasinya penyelenggaraan 5 Peningkatan Nilai-Nilai 1 Pembinaan dan Bantuan Terhadap Dinas Sosial
dan kerukunan hidup bermasyarakat kegiatan keagamaan Keagamaan Bagi Masyarakat Kehidupan Beragama

10 Terjaganya stabilitas, kerukunan dan 2 Pemberdayaan Kelembagaan Sosial Dinas Sosial


ketertiban masyarakat Keagamaan

11 Terjaganya kerukunan hidup 3 Fasilitasi Penyelenggaraan Kegiatan Dinas Sosial


beragama dan bermasyarakat Keagamaan

6. Meningkatnya Ketahanan Sosial 6 Peningkatan Ketahanan Sosial 1 Peningkatan Kualitas Lembaga Pember- Kantor Pemberdayaan Masyarakat
Masyarakat Masyarakat dayaan Masyarakat

2 Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Kantor Pemberdayaan Masyarakat


Pembangunan Kelurahan

7. Meningkatnya stabilitas sosial dan politik 7 Peningkatan Stabilitas Sosial 1 Pendidikan Politik Masyarakat Badan Kesbangpol
dan Politik

8. Meningkatnya perlindungan kepada 8 Peningkatan Perlindungan 1 Peningkatan Keamanan dan Ketertiban Kantor Satuan Polisi PP
SKPD
BIDANG TUJUAN SASARAN KEBIJAKAN PROGRAM
PENANGGUNGJAWAB

Pencegahan Tindak Kriminal

3 Pemberdayaan Masyarakat dalam Kantor Satuan Polisi PP


Sistem Pengamanan Lingkungan

Seni, Budaya dan 9.Meningkatnya pengembgangan seni, budaya 12 Meningkatnya jumlah kegiatan 9 Peningkatan Seni dan Budaya 1 Pengembangan Seni dan Nilai Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Pariwisata dan pariwisata seni budaya Daerah Budaya Daerah

13 Meningkatnya jumlah wisatawan 2 Pengelolaan Keragaman Budaya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
yang berkunjung ke Kota Bandar
Lampung 3 Promosi Potensi Wisata Kota Bandar Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Lampung

4 Pengembangan Destinasi Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

5 Pengembangan Kemitraan Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

6 Peningkatan Lembaga Adat dan Budaya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata


Masyarakat

Pemuda dan 10.Meningkatnya prestasi Pemuda dan 14 Meningkatnya Prestasi olahraga di tingkat 10 Pengembangan & Peningkatan 1 Peningkatan Peran Serta Kepemudaan Dinas Pemuda dan Olahraga
Olahraga olahraga Propinsi dan Nasional Prestasi Pemuda dan Olahraga
2 Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Dinas Pemuda dan Olahraga

3 Pembinaan dan Pemasyarakatan Dinas Pemuda dan Olahraga


Olahraga

4 Peningkatan Sarana dan Prasarana Dinas Pemuda dan Olahraga


Olahraga

5 Peningkatan Perhatian bagi Atlet Dinas Pemuda dan Olahraga


Berprestasi

6 Pengembangan Kebijakan dan Manajemen Dinas Pemuda dan Olahraga


Olahraga

3. MISI : Meningkatkan Pelayanan Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial Masyarakat

SKPD
BIDANG TUJUAN SASARAN KEBIJAKAN PROGRAM
PENANGGUNGJAWAB

Kesehatan 1.Meningkatnya akses dan mutu pelayanan 1 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil : 95% 1 Peningkatan Pelayanan Kesehatan 1 Program Obat dan Perbekalan Kesehatan Dinas Kesehatan
kesehatan dasar Dasar dan Pelayanan Rujukan
2 Cakupan Komplikasi Kebidanan 2 Program Upaya Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan
yang Ditangani : 80%
3 Pengawasan Obat dan Makanan Dinas Kesehatan
3 Cakupan Perslinan Nakes : 90%
4 Pengembangan Obat Asli Indonesia Dinas Kesehatan
4 Cakupan Pelayanan Nifas : 90%
5 Perbaikan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan
5 Cakupan Neunatus Komplikasi
SKPD
BIDANG TUJUAN SASARAN KEBIJAKAN PROGRAM
PENANGGUNGJAWAB

6 Cakupan Kunjungan Bayi : 90%


7 Pengadaan, Peningkatan, dan Perbaikan Dinas Kesehatan
7 Cakupan Kelompok UCI : 100% Sarana dan Prasarana Puskesmas/Pustu
dan Jaringannya
8 Cakupan Anak Balita : 100%
8 Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Dinas Kesehatan
9 Cakupan MP ASI : 90% Sarana dan Prasarana Rumah Sakit/Rumah
Sakit Mata/Rumah Sakit Jiwa/ Rumah Sakit
10 Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Paru-Paru
Perawatan : 100%
9 Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Rumah Dinas Kesehatan
11 Cakupan Penjaringan Kesehatan Sakit/Rumah Sakit Mata/ Rumah Sakit Jiwa/
Siswa SD : 100 %
10 Peningkatan Kemitraan Pelayanan Dinas Kesehatan
12 Cakupan KB Aktif : 100% Masyarakat

13 Cakupan Penemuan & Penanganan 11 Peningkatan Pelayanan Kesehatan Balita Dinas Kesehatan
Penderita Penyakit :
- AFP Rate per 100.000 penduduk 12 Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia Dinas Kesehatan
< 15 Tahun : < 5 %
- Penemuan Penderita Pnemonia 13 Pengawasan dan Pengendalian Kesehatan Dinas Kesehatan
Balita : 100% Makanan
- Penemuan Pasien Baru TB. BTA
Positif : 85% 14 Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan Dinas Kesehatan
- Penderita TBC yang Ditangani : 100% dan Anak
- Penemuan Penderita Diare : 100%
15 Manajemen Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan

2. Meningkatnya pelayanan kesehatan 14 Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar 2 Penyediaan Jaminan Kesehatan 1 Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin Dinas Kesehatan
rujukan Masyarakat Miskin : 100% Masyarakat Semesta

15 Cakupan Pelayanan kesehatan Rujukan


untuk Masyarakat Miskin : 100%

16 Cakupan Pelayanan Gawat Darurat


Level 1 yang Harus diberikan Sarana
Kesehatan (RS) di Kota : 100%

3. Surveylance Epidemiologi & Penanggu- 17 Cakupan Kel. KLB yang dilakukan PE 3 Surveylance Epidemiologi 1 Pencegahan dan Penanggulangan Dinas Kesehatan
langan KLB 24 Jam : 100% dan Penanggulangan KLB Penyakit Menular

18 Cakupan Desa Siaga Aktif : 80% 2 Pengembangan Lingkungan Sehat Dinas Kesehatan

19 Tersedianya asuransi jiwa bagi 4 Peningkatan Promosi Kesehatan 1 Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Dinas Kesehatan
masyarakat dan Pengembangan Kesehatan Masyarakat
Masyarakat

4.Meningkatnya Kualitas dan kesejahteraan 5 Pembinaan Keluarga Berencana 1 Peningkatan Keluarga Berencana BKKB dan PP
keluarga
2 Pelayanan Kontrasepsi BKKB dan PP

3 Pembinaan Peran Serta Masyarakat dalam BKKB dan PP


Pelayanan KB/KR yang Mandiri
SKPD
BIDANG TUJUAN SASARAN KEBIJAKAN PROGRAM
PENANGGUNGJAWAB

5. Meningkatnya perlindungan dan peran 6 Peningkatan Kesetaraan Gender 1 Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan BKKB dan PP
serta perempuan dalam pembangunan Gender

2 Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindung- BKKB dan PP


an Perempuan

3 Peningkatan Peran Serta dan Kesetaraan BKKB dan PP


Gender dalam pembangunan

Sosial 6.Meningkatnya pelayanan sosial kepada 20 Berkurangnya jumlah masyarakat 7 Pelayanan Kesejahteraan 1 Pemberdayaan dan Pengembangan Dinas Sosial
masyarakat penyandang masalah Sosial bagi Fakir Miskin dan Kelembagaan Sosial Masyarakat
kesejahteraan sosial (PMKS) Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial (PMKS) 2 Jaminan dan Pemberdayaan Sosial, Dinas Sosial
Lainnya bagi PMKS

3 Rehabilitasi Sosial bagi PMKS Dinas Sosial

4 Pelayanan Sosial Lainnya Dinas Sosial

5 Pengembangan Jaminan Sosial Masyarakat Dinas Sosial

6 Peningkatan Nilai-Nilai Keperintisan, Dinas Sosial


Kepahlawanan dan Kesetiakawasanan
Sosial

7 Program Penanggulangan Kemiskinan BAPPEDA

7.Meningkatnya pelayanan penanggulangan 21 Tertanganinya korban bencana 8 Pelayanan dan Rehabilitasi 1 Tanggap Darurat Bencana Badan Penanggulangan Bencana
korban bencana Sosial Korban Bencana
22 Tersedianya sarana dan prasarana 2 Peningkatan Strategi Mitigasi Bencana Badan Penanggulangan Bencana
penanganan korban bencana
3 Penanganan Pasca Bencana Badan Penanggulangan Bencana

4. MISI : Meningkatkan Pelayanan Publik dan Kinerja Birokrasi yang Bersih, Profesional, Berorientasi Kewirausahaan dan Bertata Kelola yang Baik

SKPD
BIDANG TUJUAN SASARAN KEBIJAKAN PROGRAM
PENANGGUNGJAWAB

Pemerintahan 1.Meningkatnya kualitas sumberdaya 1 Berkurangnya jumlah PNS yang 1 Peningkatan Profesionalisme 1 Peningkatan Kapasitas & Kualitas Sumber Badan Kepegawaian Daerah
aparatur melanggar disiplin (sesuai PP 53) Aparatur Daya Aparatur Bagian Organisasi

2 Meningkatnya jumlah PNS yang 2 Pendidikan Kedinasan Badan Kepegawaian Daerah


mengikuti pendidikan fungsional
dan struktural 3 Pembinaan dan Pengembangan Aparatur Badan Kepegawaian Daerah

3 Tersedianya sarana dan prasarana 4 Peningkatan Kesejahteraan Pegawai Badan Kepegawaian Daerah
kerja sesuai ketentuan
2.Meningkatnya kualitas pelayanan publik 2 Peningkatan Efisiensi dan 1 Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Badan Kepegawaian Daerah
4 Pelayanan perizinan tepat waktu sesuai Efektifitas Kerja Aparatur dan Database Kepagawaian
SOP (standar operasional (prosedur)
2 Pelayanan Mutasi dan Pensiun Pegawai Badan Kepegawaian Daerah
SKPD
BIDANG TUJUAN SASARAN KEBIJAKAN PROGRAM
PENANGGUNGJAWAB

pemerintahan
4 Peningkatan Sarana dan Prasarana Bagian Umum
6 Tercapainya laporan keuangan Aparatur
Wajar Tanpa Pengecualian (WTP)
5 Pengumpulan, Penyaringan dan Penge- Bagian Humas
7 Tertib administrasi pengelolaan lolaan Data dan Informasi
keuangan daerah
6 Publikasi Pelaksanaan Kegiatan Pemerin- Bagian Humas
8 Tersedianya data dan informasi tahan, Kemasyarakatan dan Pembangunan
terkait perencanaan
7 Penataan Kelembagaan Organisasi Bagian Organisasi
9 Terlaksananya proses dan tahapan Perangkat Daerah
perencanaan sesuai ketentuan
3 Peningkatan Kualitas Data 1 Penataan Administrasi Dinas Kependudukan
10 Tertib administrasi pelaksanaan Kependudukan Kependudukan
pembangunan daerah
2 Peningkatan Kualitas Data Penduduk Dinas Kependudukan
11 Tertib administrasi kearsipan
3 Peningkatan Sarana dan Prasarana Dinas Kependudukan
Administrasi Kependudukan

4 Peningkatan SDM Aparatur Kependudukan Dinas Kependudukan

3. Meningkatnya kualitas dan kuantitas 12 Meningkatnya jumlah Perda yang 4 Peningkatan Kualitas Produk 1 Legislasi Daerah Bagian Hukum
Produk Hukum Daerah disyahkan Hukum Daerah
2 Dokumentasi dan Informasi Hukum Bagian Hukum

4. Meningkatnya Kesadaran Hukum 5 Peningkatan Kesadaran Hukum 1 Penegakan Hukum Inspektorat


Masyarakat dan Aparatur
2 Peningkatan Kualitas Aparatur Hukum Inspektorat

3 Peningkatan Kepatuhan PNS Inspektorat

4 Penataan dan Penyempurnaan Kebijakan Inspektorat


Sistem dan Prosedur Pengawasan

5 Peningkatan Sistem Pengawasan Internal Inspektorat


dan Pengendalian Kebijakan KDH

5. Meningkatnya Kinerja Pengelolaan 6 Peningkatan Kualitas Pengelolaan 1 Peningkatan dan Pengembangan DPPKA
Keuangan Daerah Keuangan Daerah Pengelolaan Keuangan Daerah

6. Meningkatnya Kinerja Perencanaan Daerah 7 Peningkatan Kualitas Perencana- 1 Perencanaan Pembangunan Daerah BAPPEDA
an Daerah
2 Program Perencanan Sosial Budaya BAPPEDA

3 Program Perencanaan Pembangunan BAPPEDA


Ekonomi

4 Program Perencanaan Prasarana Wilayah BAPPEDA


dan Sumberdaya Alam

5 Pengembangan Data/Informasi/Statistik BAPPEDA


Daerah
SKPD
BIDANG TUJUAN SASARAN KEBIJAKAN PROGRAM
PENANGGUNGJAWAB

Kegiatan
2 Tertib Pengendalian Administrasi Bag. Administrasi Pembangunan
Pembangunan

3 Peningkatan Tertib Administrasi Pelaporan Bag. Administrasi Pembangunan


Pembangunan

9 Peningkatan Tertib Administrasi 1 Perbaikan Sistem Administrasi Kearsipan Kantor Arsip


Kearsipan Daerah

8, Meningkatnya Kapasitas Kelembagaan 10 Peningkatan Kelembagaan 1 Penguatan Lembaga Pemerintah Kecama- Bagian Pemerintahan
Pemda, Kecamatan dan Kelurahan Pemerintah Kota, Kecamatan tan dan Kelurahan
dan Kelurahan dan Hubungan
antar Instansi 2 Peningkatan Kualitas Koordinasi Pejabat Bagian Pemerintahan
Daerah serta Kerjasama antar Pemda

3 Program Peningkatan Pelayanan Kedinasan Bagian Pemerintahan


Kepala Daerah/Wakil Kepala daerah

4 Pengelolaan Tanah Aset Pemda dan Tertib Bagian Pemerintahan


Pertanahan

9. Meningkatnya Fungsi Pengawasan, 11 Peningkatan Peran Lembaga 1 Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan Sekretariat DPRD
Penganggaran dan Legislasi Perwakilan Rakyat Daerah Rakyat Daerah

5. MISI : Meningkatkan Kualitas Pengelolaan Lingkungan Hidup yang Berkelanjutan

SKPD
BIDANG TUJUAN SASARAN KEBIJAKAN PROGRAM
PENANGGUNGJAWAB

Lingkungan Hidup 1.Mewujudkan keseimbangan lingkungan dan 1 Terjaganya daerah resapan air 1 Penataan Pengelolaan Sumber 1 Pengendalian Pencemaran dan BPPLH
keberlanjutan pembangunan dan sumber-sumber air Daya Alam & Lingkungan Hidup Perusakan Lingkungan Hidup

2 Peningkatan Adaptasi Terhadap Dampak BPPLH/Dinas PU/Dinas Kelautan/


Perubahan Iklim BAPPEDA/Dinas Pendidikan

2 Berkurangnya polusi udara 2 Pemanfaatan SDA dan LH Secara 1 Perlindungan dan Konservasi Sumber BPPLH
Secara Berkelanjutan Daya Alam dan Lingkungan Hidup

3 Adanya pengolahan sampah di 2 Rehabilitasi SDA dan Lingkungan Hidup BPPLH


masyarakat
3 Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi BPPLH
4 Meningkatnya persentase ruang SDA dan Lingkungan Hidup
terbuka hijau
4 Peningkatan Ekowisata dan Jasa Lingkungan BPPLH
5 Terpantaunya IPAL pada industri
dan fasilitas umum lainnya
5 Pengawasan Usaha Pertambangan, Pengu BPPLH
sahaan Air Tanah dan Pemakaian Air Tanah

6 Pengembangan Biogas BPPLH


SKPD
BIDANG TUJUAN SASARAN KEBIJAKAN PROGRAM
PENANGGUNGJAWAB

6 Berkurangnya jumlah gunung dan bukit 3 Peningkatan Rehabilitasi 1 Peningkatan Fungsi dan Daya Dukung DAS Dinas Tanakhut
yang mengalami kerusakan Hutan dan Lahan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat

2 Peningkatan Pemanfaatan Hutan Produksi Dinas Tanakhut

3 Konservasi Keanekaragaman Hayati dan Dinas Tanakhut


Perlindungan Hutan

4 Pengembangan SDM 1 Pengembangan Sumber Daya Aparatur BPPLH


Lingkungan
2 Pengembangan Kapasitas Masyarakat BPPLH
Peduli Lingkungan Hidup

Kebersihan 2.Meningkatnya Pelayanan Kebersihan dan 7 Volume sampah yang tertangani 5 Peningkatan Kebersihan dan 1 Pengembangan Kinerja Pengelolaan Dinas Kebersihan & Pertamanan
Pengelolaan Sampah mencapai 90% Kenyamanan Lingkungan Persampahan

8 Jumlah sarana dan prasarana 2 Pengembangan Sistem Pengolahan Dinas Kebersihan & Pertamanan
kebersihan meningkat TPA Bakung

3 Penelitian dan Pengembangan Sumber Dinas Kebersihan & Pertamanan


Daya Alam pada TPA Bakung

5 Penataan dan Pengembangan Keindahan Dinas Kebersihan & Pertamanan


Kota

6 Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dinas Kebersihan & Pertamanan


dalam penanganan Kebersihan

6. MISI : Meningkatkan Daya Dukung Infrastruktur dengan Mengedepankan Penataan Wilayah, Pembangunan Sarana dan Prasarana Kota Wisata yang Maju dan Modern

SKPD
BIDANG TUJUAN SASARAN KEBIJAKAN PROGRAM
PENANGGUNGJAWAB

Infrastruktur 1. Meningkatnya akses dan kualitas 1 Meningkatnya persentase jalan kota 1 Peningkatan Sarana dan Pra- 1 Pembangunan Jalan dan Jembatan Dinas PU
prasarana dan sarana kota yang berstatus mantap (baik) sarana Dasar Perkotaan
2 Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan dan Dinas PU
2 Bertambahnya panjang jalan kota Jembatan
dan jalan lingkungan
3 Peningkatan Sarana dan Prasarana Dinas PU
2.Meningkatkan penanganan sungai dan 3 Tertatanya daerah bantaran sungai Kebinamargaan
drainase
4 Berkurangnya sedimentasi sungai 4 Penyehatan Lingkungan Permukiman Dinas PU
dan drainase
5 Perbaikan Lingkungan Perumahan dan Dinas PU
5 Tertatanya kawasan permukiman Permukiman
kumuh
6 Pembangunan Saluran Drainase/ Gorong- Dinas PU
3. Meningkatnya Penataan Kawasan 6 Cakupan pelayanan air bersih Gorong
permukiman kumuh mencapai 45 %

7 Tersusunnya dokumen perencanaan 7 Pengembangan, Pengelolaan dan Konservasi Dinas PU


SKPD
BIDANG TUJUAN SASARAN KEBIJAKAN PROGRAM
PENANGGUNGJAWAB

8 Tersedianya instalasi penanganan Bronjong


air limbah yang bersifat komunal
9 Pengendalian Banjir Dinas PU
9 Berkurangnya titik banjir
10 Normalisasi Daerah Aliran Sungai Dinas PU

11 Pemeliharaan dan Pengembangan Saluran Dinas PU


Drainase Kota

12 Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Dinas PU


Aparatur Negara

2 Pengembangan Permukiman 1 Penataan dan Peremajaan Kawasan Dinas PU

2 Pengembangan RUSUNAWA Dinas PU

3 Penyediaan Prasarana dan Sarana Rumah Dinas PU


Sehat Sederhana (RSH)

4.Meningkatnya kualitas dan kuantitas 3 Pengelolaan Air Limbah 1 Revitalisasi IPAL Tahu Tempe Gunung Sulah Dinas PU
pelayanan air bersih dan air limbah
2 Pengembangan IPAL Domestik Skala Dinas PU
Lingkungan

3 Pengembangan IPAL Domestik Terpusat Dinas PU

4 Pengembangan Sanitasi Berbasis Masyarakat Dinas PU


Masyarakat

4 Pengembangan Air Minum 1 Penurunan Angka Kehilangan Air PDAM

2 Peningkatan Kapasitas dan Perluasan PDAM


Pelayanan

3 Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Air PDAM


Minum

5. Meningkatnya akses dan kualitas 9 Berkurangnya titik kemacetan 5 Pengembangan Sarana dan 1 Pembangunan Sarana & Prasarana Dinas Perhubungan
sarana dan prasarana perhubungan Prasarana Perhubungan Perhubungan
10 Bertambahnya fasilitas lalu lintas
dan angkutan massal 2 Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Dinas Perhubungan
Perhubungan

3 Peningkatan Pelayanan Angkutan Dinas Perhubungan

4 Peningkatan Kelaikan Pengoperasian Dinas Perhubungan


Kendaraan Bermotor

5 Pengendalian dan Pengamanan Dinas Perhubungan


Lalu Lintas

6 Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana Dinas Perhubungan


dan Fasilitas LLAJ

6.Meningkatnya pelayanan dan sarana objek 11 Meningkatnya kualitas pelayanan 6 Pengembangan Prasarana dan 1 Pembangunan Prasarana dan Sarana Dinas Kebudayaan & Pariwisata
SKPD
BIDANG TUJUAN SASARAN KEBIJAKAN PROGRAM
PENANGGUNGJAWAB

wisata

7.Meningkatkan pemanfaatan ruang kota 13 Berkurangnya bangunan yang 7 Penataan, Pengendalian dan 1 Penataan Ruang Dinas Tata Kota/BAPPEDA
sesuai dengan fungsi dan peruntukannya melanggar peruntukan ruang Pemanfaatan Tata Ruang dan
Ruang Terbuka Hijau 2 Pengendalian Pemanfaatan Ruang Dinas Tata Kota/BAPPEDA
14 Meningkatnya keindahan dan
kenyamanan kota 3 Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kawasan Dinas Tata Kota
Rawan Bencana

4 Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kawasan Dinas Tata Kota/Dinas Kelautan


Pesisir

5 Pemanfaatan Ruang Dinas Tata Kota

6 Pengendalian, Monitoring dan Pengawasan Dinas Tata Kota


Bangunan Gedung dan Pemanfaatan Lahan

7 Penataan Kota Dinas Tata Kota

8 Peningkatan Kapasitas Sumber Daya dan Dinas Tata Kota


Kerja Sama dalam Penataan Ruang Kota
SKPD
BIDANG TUJUAN SASARAN KEBIJAKAN PROGRAM
PENANGGUNGJAWAB
MATRIKS PROGRAM, KEGIATAN DAN PENDANAAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2010 – 2015

VISI : “Terwujudnya Masyarakat Bandar Lampung yang Aman, Nyaman, Sejahtera, Maju dan Modern”.

AGENDA 1 : Terwujudnya Masyarakat Bandar Lampung yang Sejahtera (Misi 1, 2 dan 3)


AGENDA 2 : Terwujudnya Masyarakat Bandar Lampung yang Aman dan Nyaman (Misi 4 dan 5)
AGENDA 3 : Terwujudnya Kota Bandar Lampung yang Maju dan Modern (Misi 6)

1. MISI : Mengembangkan Kota Bandar Lampung sebagai Pusat Jasa dan Perdagangan Berbasis Ekonomi Kerakyatan

INDIKATOR KINERJA PENDANAAN (dalam juta) SKPD


KEBIJAKAN PROGRAM KEGIATAN
( OUTPUT / TARGET ) 2011 2012 2013 2014 2015 PENANGGUNGJAWAB

1 Penciptaan Iklim Usaha yang Sehat 1 Perlindungan dan Kepastian Berusaha dan 1 Pembuatan Perda tentang investasi Insentif dan disinsentif investasi penanaman modal 0 100 0 0 0 BPMP
dan Kondusif Berinvestasi
2 Pembuatan Standar Operasional Prosedur investasi. Tersusunnya SOP perizinan 0 0 50 0 0 BPMP
Perizinan

2 Peningkatan Promosi dan kerjasama Investasi 1 Pelaksanaan Promosi Investasi Kota Bandar Partisipasi event promosi dan pameran investasi 225 250 250 250 250 BPMP
Lampung dalam negeri

2 Penyusunan Profil Investasi Tersedianya data dan informasi Investasi 55 0 0 0 0 BPMP

3 Penyiapan Potensi Sumberdaya, Sarana dan 1 Pembuatan Gedung Kantor PTSP Kota Gedung Kantor PTSP Kota Bandar Lampung yang 0 2,000 0 0 0 BPMP
Prasarana terkait Investasi representatif dalam optimalisasi pelayanan

2 Corporate Training SDM Petugas Pelayanan yang profesional 0 50 60 70 80 BPMP

4 Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi 1 Fasilitasi dan Monitoring PMDN dan PMA Termonitoringnya penanaman modal daerah 50 60 70 80 90 BPMP
INDIKATOR KINERJA PENDANAAN (dalam juta) SKPD
KEBIJAKAN PROGRAM KEGIATAN
( OUTPUT / TARGET ) 2011 2012 2013 2014 2015 PENANGGUNGJAWAB

5 Penciptaan Iklim Usaha Kecil dan Menengah 1 Perencanaan, Koordinasi dan Pengembangan Rapat Kordinasi 8 kali selama lima tahun 0 40 40 50 50 Dinas Kop, UKM dan Perindag
yang Kondusif Usaha Kecil Menengah

2 Fasilitasi Pengembangan Usaha Kecil Menengah Memfasilitasi Pengembangan UKM 200 orang 0 40 40 50 50 Dinas Kop, UKM dan Perindag

2 Pengembangan Ekonomi 1 Peningkatan Kualitas Kelembagaan 1 Koordinasi pelaksanaan Kebijakan Terselenggara Rapat Koordinasi 8 kali 0 40 45 45 50 Dinas Kop, UKM dan Perindag
Kerakyatan Koperasi dan Program Pembangunan Koperasi

2 Pembangunan Sistem Informasi Perencanaan Informasi melalui Media Cetak dan Visual 16 kali 0 60 65 75 75 Dinas Kop, UKM dan Perindag
Pengembangan Koperasi dan Tersedianya Sarana Informasi 4 paket

3 Sosialissasi Prinsip-Prinsip Pemahaman Terlaksana sosialisasi kepada 160 koperasi 0 50 50 50 50 Dinas Kop, UKM dan Perindag
Perkoperasian

4 Pembinaan, Pengawasan dan Penghargaan Penilaian Koperasi : 400 unit 337 50 50 55 55 Dinas Kop, UKM dan Perindag
Koperasi Berprestasi Pembinaan Koperasi : 175 orang
Peringatan Hari Koperasi : 5 kali

5 Peningkatan dan Pengembangan Jaringan Kemitraan antara pihak swasta dengan 200 koperasi 0 60 60 70 70 Dinas Kop, UKM dan Perindag
Kerjasama Usaha Koperasi

6 Penilaian Kelembagaan Koperasi, PKM, Pendataan dan rasionalisasi 500 unit koperasi 0 50 55 55 60 Dinas Kop, UKM dan Perindag
dan Pendataan Keragaan Koperasi serta
Rasionalisasi Kelembagaan Koperasi

7 Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Terlaksana monitoring dan evaluasi koperasi di 13 0 50 50 50 50 Dinas Kop, UKM dan Perindag
kecamatan dan penyusunan laporan 4 kali

2 Pengembangan Kewirausahaan dan 1 Fasilitasi Peningkatan Kemitraan Usaha bagi Fasilitasi kemitraan 200 UMKM 0 40 50 50 60 Dinas Kop, UKM dan Perindag
Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil Menengah Usaha Mikro Kecil Menengah

2 Peningkatan Kerjasama di Bidang HAKI Bertambahnya HAKI 200 UKM 0 70 70 70 70 Dinas Kop, UKM dan Perindag

3 Fasilitasi Pengembangan Sarana Promosi Hasil Fasilitasi pengembangan sarana promosi sebanyak 0 90 95 95 100 Dinas Kop, UKM dan Perindag
Produksi empat kali

4 Pelatihan Kewirausahaan Terlaksana pelatihan untuk 200 peserta 0 50 60 65 65 Dinas Kop, UKM dan Perindag

5 Pelatihan Manajemen Pengelolaan Koperasi/KUD Pelatihan 270 koperasi 30 60 60 60 60 Dinas Kop, UKM dan Perindag

6 Sosialisasi dan Pelatihan Pola Pengelolaan Sosialisasi dan Pelatihan 200 UMKM 0 50 60 70 70 Dinas Kop, UKM dan Perindag
Limbah Industri dalam menjaga kelestarian
Kawasan Usaha Kecil Menengah

3 Pengembangan Sistem Pendukung Usaha 1 Bantuan Pinjaman Modal Bergulir bagi Koperasi Bantuan pinjaman 40 koperasi 0 600 600 600 600 Dinas Kop, UKM dan Perindag
bagi Usaha Mikro Kecil Menengah
2 Sosialisasi Dukungan Informasi Penyediaan Sosialisasi sebanyak 2 kali 0 150 150 0 0 Dinas Kop, UKM dan Perindag
Permodalan

3 Pemantauan Pengelolaan Penggunaan Dana Pemantauan dana pemerintah pada UMKM 4 kali 0 50 50 55 55 Dinas Kop, UKM dan Perindag
Pemerintah bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah

4 Pengembangan Sarana Pemasaran Produk Usaha Sarana Pemasaran untuk 110 UMKM 0 50 60 60 70 Dinas Kop, UKM dan Perindag
UMKM

5 Penyelenggaraan Pemmbinaan Industri Rumah Pembinaan terhadap IRT dan IKM 200 orang 0 50 50 55 55 Dinas Kop, UKM dan Perindag
Tangga, Industri Kecil dan Industri Menengah

6 Penyelenggaraan Promosi Produk UMKM Terlaksana 30 kali promosi 300 650 650 700 700 Dinas Kop, UKM dan Perindag

7 Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Terlaksana monitoring dan evaluasi UMKM di 13 50 50 50 50 50 Dinas Kop, UKM dan Perindag
kecamatan dan penyusunan laporan 4 kali

4 Pengembangan Industri Kecil dan Menengah 1 Pembinaan Industri Kecil dan Menengah Terselenggaran elatihan sebanyak 15 kali 97 110 120 120 130 Dinas Kop, UKM dan Perindag

2 Fasilitasi Kerjasama Kemitraan Industri Mikro, Terselenggara kemitraan sebanyak 8 kali 0 50 50 50 50 Dinas Kop, UKM dan Perindag
Kecil dan Menengah dengan Swasta
INDIKATOR KINERJA PENDANAAN (dalam juta) SKPD
KEBIJAKAN PROGRAM KEGIATAN
( OUTPUT / TARGET ) 2011 2012 2013 2014 2015 PENANGGUNGJAWAB

4 Pengembangan Kawasan Khusus Ekonomi Meningkatnya perkembangan kawasan khusus 150 200 300 400 500 Dinas Kop, UKM dan Perindag
Kerakyatan Pulau Pasaran

5 Pengembangan Kawasan Khusus Ekonomi Meningkatnya perkembangan kawasan khusus 150 200 300 400 500 Dinas Kop, UKM dan Perindag
Kerakyatan Keripik Pisang Pagar Alam

6 Pengembangan Kawasan Khusus Ekonomi Meningkatnya perkembangan kawasan khusus 150 200 300 400 500 Dinas Kop, UKM dan Perindag
Kerakyatan Batu Putu

7 Pendampingan Program Gemma Tapis Berseri Terlaksananya program Gemma Tapis Berseri 110 120 125 130 135 Kantor Pemberdayaan Masyarakat

8 Pengendalian Kredit Ekonomi Kerakyatan Meningkatnya pendapatan masyarakat 75 100 100 100 100 Bagian Perekonomian

9 Pelatihan Kewirausahaan bagi Pedagang Meningkatnya pendapatan pedagang kecil dan 100 100 100 100 100 Bagian Perekonomian
Kecil dan Menengah menengah

5 Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri 1 Pembinaan Kemampuan Teknologi Terselenggaran pembinaan sebanyak 12 kali 0 100 110 120 130 Dinas Kop, UKM dan Perindag

6 Penataan Struktur Industri 1 Pembinaan Keterkaitan Produksi Industri Terselenggaran pembinaan sebanyak 12 kali 0 200 230 240 260 Dinas Kop, UKM dan Perindag
Hulu hingga Hilir

3 Pengembangan Ekonomi 1 Perlindungan Konsumen dan Pengamanan 1 Peningkatan Pengawasan Peredaran Barang Terselenggaran pengawasan sebanyak 40 kali 0 50 75 75 75 Dinas Kop, UKM dan Perindag
Daerah Perdagangan dan Jasa

2 Sosialisasi Undang-Undang Perlindungan Terselenggaran sosialisasi sebanyak 2 kali 45 50 55 60 65 Dinas Kop, UKM dan Perindag
Konsumen

3 Monitoring Harga Sembako pada Pasar Termonitornya harga sembako 80 90 100 120 150 Bagian Perekonomian
Tradisional

4 Pendataan Potensi Kegiatan pada Instansi Terhimpunnya data sebagai bahan penyusunan 0 65 75 90 110 Bagian Perekonomian
Kota Bandar Lampung pedoman teknis

2 Peningkatan dan Pengembangan Ekspor 1 Pengembangan Informasi Peluang Pasar Informasi peluang pasar sebanyak 4 kali 0 75 100 100 100 Dinas Kop, UKM dan Perindag
Perdagangan Luar Negeri

2 Sosialisasi Kebijakan Penyederhanaan Prosedur Tersososialisasikannya kebijakan sebanyak 2 kali 0 50 75 80 85 Dinas Kop, UKM dan Perindag
dan Dokumen Ekspor Impor

3 Pengembangan Database Informasi Potensi Tersusunnya database unggulan sebanyak 2 kali 0 50 0 100 0 Dinas Kop, UKM dan Perindag
Unggulan

4 Promosi Perdagangan Terlaksana promosi sebanyak 30 kali 583 1250 1250 1300 1500 Dinas Kop, UKM dan Perindag

3 Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam 1 Peningkatan Sistem dan Jaringan Informasi Tersedianya sistem dan jaringan informasi sebanyak 0 100 125 125 125 Dinas Kop, UKM dan Perindag
Negeri perdagangan 4 kali

2 Monitoring dan Informasi Perkembangan Sebanyak 30 kali di 10 pasar 42 50 75 75 75 Dinas Kop, UKM dan Perindag
Harga Pasar

3 Fasilitasi Modal Usaha bagi Pedagang Fasilitasi Pedagang dengan BUMD/BUMN 5 kali 50 50 50 55 55 Dinas Kop, UKM dan Perindag

4 Penyempurnaan Perangkat Peraturan Kebijaksana- Tersedianya 4 peraturan daerah 0 60 70 70 70 Dinas Kop, UKM dan Perindag
an dan Pelaksanaan Operasional

5 Pembangunan dan Pengembangan Sarana Pembangunan 9 buah pasar 20000 0 20000 0 20000 Dinas Kop, UKM dan Perindag
Distribusi

6 Sosialisasi Peningkatan Penggunaan Produk Terlaksana sosialisasi sebanyak 2 kali 100 120 140 160 180 Dinas Kop, UKM dan Perindag
Dalam Negeri

4 Pengembangan Teknologi Tepat Guna 1 Lomba Pengembangan Teknologi Tepat Guna Meningkatnya penggunaan teknologi tepat guna 50 60 75 95 115 Kantor Pemberdayaan Masyarakat
dalam Industri Kreatif oleh masyarakat

2 Gelar Teknologi Tepat Guna Nasional Terselenggaranya Gelar Teknologi tepat guna 70 85 105 120 150 Kantor Pemberdayaan Masyarakat
INDIKATOR KINERJA PENDANAAN (dalam juta) SKPD
KEBIJAKAN PROGRAM KEGIATAN
( OUTPUT / TARGET ) 2011 2012 2013 2014 2015 PENANGGUNGJAWAB

6 Pengembangan dan Pengelolaan Perikanan 1 Pengadaan Sarana dan Prasarana PPI Lempasing Peningkatan pembangunan dan pencapaian standar 650 1000 500 500 500 Dinas Kelautan dan Perikanan
Tangkap pelayanan prima sebesar 90%
2 Pelayanan Usaha Perikanan Tangkap yang Meningkatnya pelayanan prima dan ketertiban 0 100 100 100 100 Dinas Kelautan dan Perikanan
Efisien, Tertib dan Berkelanjutan usaha perikanan tangkap sesuai SDI 85%

3 Pengembangan Usaha Penangkapan Ikan Terwujudnya kawasan minapolitan dengan usaha 0 50 50 50 50 Dinas Kelautan dan Perikanan
dan Pemberdayaan Nelayan Skala Kecil yang bankable sebesar 80%

7 Peningkatan Perikanan Budi Daya 1 Pengembangan dan Pembinaan Budidaya Meningkatnya perikanan budidaya dengan mutu 60 60 60 60 60 Dinas Kelautan dan Perikanan
Perikanan terjamin dan data akurat sebesar 85%

2 Pengembangan sistem pembenihan ikan Terpenuhinya kebutuhan benih untuk produksi 50 50 50 50 50 Dinas Kelautan dan Perikanan
dan pasar sebesar 90%

3 Pengembangan Sistem Prasarana dan Sarana Tercapainya kawasan perikanan budidaya yang 100 100 100 100 100 Dinas Kelautan dan Perikanan
Budidaya Ikan memiliki sarana dan prasarana sesuai kebutuhan
sebesar 80%

8 Peningkatan Daya Saing Produk Perikanan 1 Penyediaan Sarana Prasarana Peningkatan Meningkatnya volume produk hasil perikanan 815 1000 1000 800 500 Dinas Kelautan dan Perikanan
mutu produk perikanan di pasar tradisional sebesar 95%

2 Pengembangan Jaminan Mutu dan Keamanan Meningkatnya unit penanganan pengolahan hasil 800 500 200 300 100 Dinas Kelautan dan Perikanan
Hasil Perikanan perikanan sebesar 95%

3 Pembinaan Kelompok Pengolah dan Kelompok Meningkatnya jumlah produk bidang pengolahan 50 50 50 50 50 Dinas Kelautan dan Perikanan
Pengumpul dalam Rangka Pemanfaatan Sistem hasil 80%
Rantai Dingin

4 Pembangunan Fasilitas Cold Storage Peningkatan mutu hasil perikanan 314 200 300 500 300 Dinas Kelautan dan Perikanan

9 Pengelolaan Sumber Daya Laut, Pesisir, dan 1 Penyediaan Sarana Pemberdayaan : Meningkatnya kesejahteraan masyarakat 200 500 300 200 200 Dinas Kelautan dan Perikanan
Pulau-Pulau Kecil Pembuatan Jalan Kampung di P. Pasaran

2 Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir Meningkatnya keberdayaan ekonomi masyarakat 0 100 100 100 100 Dinas Kelautan dan Perikanan
pesisir 90%

3 Pelatihan Ketrampilan Kepada Masyarakat Rentan Meningkatnya ketrampilan masyarakat rentan 0 250 250 250 250 Dinas Kelautan dan Perikanan
(nelayan dan perempuan)

4 Fasilitasi Akses Permodalan Nelayan dan Meningkatnya pendapatan masyarakat 0 500 750 1000 1250 Dinas Kelautan dan Perikanan
Perempuan Pesisir

5 Marine Expo Terjalinnya kerjasama dengan pihak investor 0 150 150 150 150 Dinas Kelautan dan Perikanan

10 Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan 1 Pengawasan di Laut dan Pembinaan Nelayan Meningkatnya keamanan di laut 30 30 30 30 30 Dinas Kelautan dan Perikanan
Perikanan
2 Pemeliharaan/Docking Kapal Pengawas Meningkatnya kerja pengawas 30 0 30 0 30 Dinas Kelautan dan Perikanan

3 Inventarisasi Potensi Sumberdaya Terdatanya potensi sumber daya perikanan dan 0 50 50 50 50 Dinas Kelautan dan Perikanan
Perikanan dan Kelautan kelautan sebesar 85%

4 Penilaian Kapasitas Asimilasi Teluk Diketahuinya daya dukung lingkungan pesisir 0 250 0 0 0 Dinas Kelautan dan Perikanan
Lampung yang Masuk Wilayah B.Lampung sebesar 90%

3 Penyediaan Sarana dan Prasarana Penyuluh Kinerja penyuluh meningkat 450 500 300 200 200 Dinas Kelautan dan Perikanan
Perikanan dan Kelautan

4 Pengembangan dan Pembinaan Kerjasama Terjalinnya kerja sama 0 150 200 200 200 Dinas Kelautan dan Perikanan
Regional dan Internasional

11 Penataan Pasar Tradisional 1 Pembinaan dan Pelatihan Keamanan & Ketertiban Meningkatnya ketertiban pasar 75 85 95 110 125 Dinas Pengelolaan Pasar
Pasar

2 Pengadaan Sarana dan Prasarana Pasar Meningkatnya fungsi dan pelayanan pasar 1500 2000 2500 3000 3500 Dinas Pengelolaan Pasar

3 Pembangunan dan Rehabilitasi Pasar Meningkatnya kuantitas dan kualitas pasar 10000 12000 14000 16000 18000 Dinas Pengelolaan Pasar
INDIKATOR KINERJA PENDANAAN (dalam juta) SKPD
KEBIJAKAN PROGRAM KEGIATAN
( OUTPUT / TARGET ) 2011 2012 2013 2014 2015 PENANGGUNGJAWAB

5 Peningkatan Ketertiban Pasar Meningkatnya ketaatan pedagang pasar 100 125 150 175 200 Dinas Pengelolaan Pasar

12 Pembinaan Pedagang Kaki Lima dan 1 Pembinaan Organisasi Pedagang Kaki Lima Meningkatnya kerjasama kelembagaan antara 100 125 150 175 200 Dinas Pengelolaan Pasar
Pedagang Asongan dan Asongan pemerintah dengan organisasi PKL

2 Penyuluhan Peningkatan Disiplin Pedagang Meningkatnya ketaatan hukum PKL & Asongan 75 100 125 150 175 Dinas Pengelolaan Pasar
Kaki Lima dan Asongan

3 Penataan Tempat Berusaha Bagi Pedagang Berkurangnya tempat ilegal untuk berdagang 1000 1250 1500 1750 2000 Dinas Pengelolaan Pasar
Kaki Lima dan Asongan

4 Fasilitasi Modal Bagi Pedagang Kaki Lima Meningkatnya kesejahteraan pedagang kaki lima 1000 1000 1000 1000 1000 Dinas Pengelolaan Pasar
dan Asongan

5 Pengawasan Mutu Dagangan Pedagang Berkurangnya tingkat kecurangan pasar 75 100 125 150 175 Dinas Pengelolaan Pasar
Kaki Lima dan Asongan

13 Pengembangan Agribisnis 1 Pengembangan Agribisnis Komoditas Unggulan Meningkatnya budidaya komoditas unggulan 100 100 100 100 100 Dinas TANAKHUT

2 Pengembangan Pengolahan dan Pemasaran Meningkatnya pemasaran hasil komoditas unggulan 100 100 100 100 100 Dinas TANAKHUT
Hasil Komoditas Unggulan

3 Promosi Produk Unggulan Lokal Melalui Meningkatnya hasil pemasaran produksi 20 20 22 22 25 Dinas TANAKHUT
Pameran, Expo Tingkat Lokal dan Nasional

4 Keikutsertaan dalam Indonesia Agribisnis Tereksposnya produk segar dan olahan 143 200 250 300 350 Dinas TANAKHUT
Expo dan Agro and Food Expo

5 Pengembangan Pengolahan dan Pemasaran Meningkatnya mutu dan nilai jual produk hasil 40 40 50 20 30 Dinas TANAKHUT
Hasil Holtikultura olahan holtikultura

6 Pengembangan Pasca Panen, Pengolahan Meningkatnya hasil rendeman padi dan palawija 50 60 40 30 30 Dinas TANAKHUT
dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

7 Penguatan Modal Usaha Petani Penangkar Meningkatnya modal usaha 25 25 25 25 25 Dinas TANAKHUT
Durian "Putar Alam"

8 Bantuan Alsintan Meningkatnya efisiensi kerja 40 40 40 40 40 Dinas TANAKHUT

14 Peningkatan Kesejahteraan Petani dan 1 Rehabilitasi Tanaman Kakao Meningkatnya produksi kakao 100 115 125 137 155 Dinas TANAKHUT
Peternak
2 Peningkatan Mutu Hasil Tanaman Perkebunan Meningkatnya mutu hasil perkebunan 140 150 160 160 175 Dinas TANAKHUT

3 Pengembangan Kelapa Kopyor Meningkatnya kesejahteraan 120 125 136 150 165 Dinas TANAKHUT

4 Pengadaan Bibit Ternak Berkualitas Tersedianya hewan ternak sehat 90 90 90 100 100 Dinas TANAKHUT

5 Peningkatan Pengetahuan dan Ketrampilan Meningkatnya ketrampilan peternak 30 30 35 35 35 Dinas TANAKHUT


Peternak dalam Pemanfaatan Teknologi

6 Pengembangan Pengolahan dan Pemasaran Tersedianya produk yang variatif, baik, berkualitas 45 45 50 50 55 Dinas TANAKHUT
Hasil Peternakan dan berdaya saing

7 Penyusunan Informasi Harga Pasar Tersedianya informasi harga komiditi peternakan 30 30 35 35 35 Dinas TANAKHUT

8 Pemantauan Lalu Lintas Ternak Masuk & Keluar Mengurangi terjadinya penularan penyakit hewan 20 25 25 30 30 Dinas TANAKHUT
Kota Bandar Lampung

9 Kampanye Gizi Meningkatnya pengetahuan masyarakat 20 20 25 25 25 Dinas TANAKHUT

10 Pembangunan dan Penataan Kios Daging Tersedianya daging yang ASUH 100 100 100 100 100 Dinas TANAKHUT
Sehat di Pasar Tradisional

11 Partisipasi dalam Kontes Ternak Tingkat Provinsi Terlaksana setiap tahun 20 20 25 25 30 Dinas TANAKHUT

12 Sosialisasi Perda 13/2008 Tentang Retribusi Terlaksana setiap tahun satu kali 50 50 50 50 50 Dinas TANAKHUT
Pemotongan Hewan Ternak

15 Peningkatan Ketahanan Pangan 1 Pengawasan dan Pemeriksaan Hewan Sebelum, Tersedianya daging yang memenuhi standar 60 70 70 75 75 Dinas TANAKHUT
INDIKATOR KINERJA PENDANAAN (dalam juta) SKPD
KEBIJAKAN PROGRAM KEGIATAN
( OUTPUT / TARGET ) 2011 2012 2013 2014 2015 PENANGGUNGJAWAB

Penyakit Hewan2 unggas

3 Penumbuhan Lumbung Pangan Masyarakat Peningkatan ketahanan pangan 40 50 60 70 80 Dinas TANAKHUT

4 Pemanfaatan Pekarangan Untuk Pengembangan Percepatan diversifikasi konsumsi pangan 65 75 100 125 150 Dinas TANAKHUT
Pangan

5 Peningkatan Pengetahuan dan Ketrampilan Meningkatnya budidaya sayuran 65 75 100 125 150 Dinas TANAKHUT
Petani dalam Rangka Budidaya Sayuran Ramah
Lingkungan

16 Peningkatan Kualitas SDM, Aparatur dan 1 Penyusunan Program Penyelenggaraan Penyuluh Terlaksana setiap tahun satu kali 50 50 50 50 50 Dinas TANAKHUT
Kelembagaan Pertanian, Peternakan dan
Kehutanan 2 Rapat Koordinasi Penyuluh 12 kali dalam satu tahun 24 24 36 36 48 Dinas TANAKHUT

3 Pelatihan/Kursus Aparatur dan Magang Meningkatnya pengetahuan 70 75 80 85 90 Dinas TANAKHUT

4 Pembinaan P4K dan P4S & Kelembagaan Petani Meningkatnya pendapatan petani kecil 45 55 60 65 70 Dinas TANAKHUT

5 Pengadaan Sarana dan Prasarana Penyuluh Kinerja PPL meningkat 40 50 60 70 80 Dinas TANAKHUT

6 Bantuan Operasional PPL Kinerja PPL meningkat 80 85 90 95 100 Dinas TANAKHUT

17 Optimalisasi Pendapatan Daerah 1 Peningkatan Kinerja Bank Pasar dan BPRS Meningkatnya pelayanan Bank Pasar dan BPRS 200 300 400 500 600 DPPKA

2 Penyusunan Raperda tentang Pajak dan Tersusunnya Raperda di bidang pendapatan daerah 110 115 121 133 140 DPPKA
Retribusi Daerah sebanyak 50 buah

3 Penyelenggaraan Pemungutan PBB Kota Mengintensifkan pemungutan PBB sebesar 100% 187 196 206 226 238 DPPKA
Bandar Lampung

4 Pemberian Penghargaan Kepada Kecamatan Intensifikasi pemungutan PBB di 13 kecamatan 273 287 301 331 348 DPPKA
dan Kelurahan dan Berprestasi dalam
Pemungutan PBB

5 Penertiban dan Penurunan Reklame Wilayah Terwujudnya tertib pemasangan reklame dan 88 93 98 107 113 DPPKA
Kota Bandar Lampung spanduk di 13 kecamatan

6 Pemberian Penghargaan kepada Wajib Pajak Terpilih 20 wajip pajak teladan setiap tahun 68 71 75 82 86 DPPKA
Daerah Berprestasi (Teladan)

7 Peningkatan Pengelolaan Pajak Daerah melalui Tercapainya tertib administrasi pelayanan penerima- 193 202 212 234 245 DPPKA
Sistem Informasi Pendapatan Daerah an pajak daerah

8 Peningkatan Kapasitas TAPD (Tim Anggaran Tertib pelaksanaan APBD 109 114 120 132 139 DPPKA
Pendapatan Daerah) Kota Bandar Lampung

4 Perluasan dan Pengembangan 1 Peningkatan Kualitas dan Produktivitas 1 Pendidikan dan Pelatihan Ketrampilan Tenaga Tenaga trampil yang mampu bersaing di bursa 497 509 535 561 577 Dinas Tenaga Kerja
Kesempatan Kerja Tenaga Kerja Kerja kerja

2 Pemagangan Tenaga Kerja di Perusahaan dan Penempatan tenaga kerja melalui pemagangan 31 33 36 40 44 Dinas Tenaga Kerja
Unit Usaha di perusahaan/unit usaha

3 Pembinaan Lembaga Pelatihan Kerja Peningkatan kualitas lembaga pelatihan kerja 25 28 31 35 40 Dinas Tenaga Kerja

4 Pengadaan Sarana dan Prasarana BLK Peningkatan jumlah sarana dan prasarana BLK 100 120 140 156 175 Dinas Tenaga Kerja

5 Pemeliharaan Rutin (Berkala) Sarana dan Optimalisasi pemanfaatan BLK 30 33 36 40 45 Dinas Tenaga Kerja
Prasarana BLK

6 Penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Daerah Tersedianya data dan informasi ketenagakerjaan 100 250 75 75 75 Dinas Tenaga Kerja

7 Penyusunan Profil Ketenagakerjaan Tersedianya database/profil ketenagakerjaan 46 50 55 60 65 Dinas Tenaga Kerja

8 Penyusunan Pengembangan Program Terlaksananya sinkronisasi & koordinasi program 35 38 42 47 50 Dinas Tenaga Kerja
Ketenagakerjaan ketenagakerjaan

2 Perluasan Kesempatan Kerja 1 Pembinaan Kelompok Kerja Usaha Mandiri Penyerapan tenaga kerja sektor informal 200 250 300 350 400 Dinas Tenaga Kerja
INDIKATOR KINERJA PENDANAAN (dalam juta) SKPD
KEBIJAKAN PROGRAM KEGIATAN
( OUTPUT / TARGET ) 2011 2012 2013 2014 2015 PENANGGUNGJAWAB

3 Pemberdayaan Masyarakat Melalui Padat Karya Perluasan lapangan kerja 180 200 220 245 270 Dinas Tenaga Kerja
Produktif

4 Pemberdayaan Masyarakat melalui Terapan Perluasan lapangan kerja 160 180 200 220 245 Dinas Tenaga Kerja
Teknologi Tepat Guna

5 Sosialisasi bagi CTKI / TKI Peningkatan jumlah CTKI yang memahami peraturan 50 50 50 50 50 Dinas Tenaga Kerja
bekerja di luar negeri

6 Pembinaan dan Monitoring Tenaga Kerja Meningkatnya jumlah perusahaan pengguna TKA 30 30 30 30 30 Dinas Tenaga Kerja
Asing di Perusahaan yang memahami norma ketenagakerjaan

7 Penyusunan dan Penyebarluasan Informasi Perluasan lapangan kerja 80 88 96 105 115 Dinas Tenaga Kerja
Bursa Tenaga Kerja

8 Penempatan Tenaga Kerja Melalui Mekanisme Peningkatan penyerapan tenaga kerja 60 66 73 80 88 Dinas Tenaga Kerja
AKL/AKAD/AKAN

9 Penyebarluasan Informasi Ketenagakerjanan Meningkatnya informasi ketenagakerjaan dalam 50 50 50 50 50 Dinas Tenaga Kerja
melalui Pameran Pembangunan rangka perluasan lapangan kerja

10 Survey Kebutuhan Kesempatan Kerja Sesuai Tersedianya data kebutuhan kesempatan kerja 80 88 97 107 118 Dinas Tenaga Kerja
dengan Potensi Unggulan Daerah

5 Peningkatan dan Pembinaan 1 Perlindungan dan Pengembangan Lembaga 1 Sosialisasi Peraturan Perundang-Undang- Meningkatnya jumlah perusahaan yang membuat & 30 35 40 45 50 Dinas Tenaga Kerja
Hubungan Industrial dan Ketenagakerjaan an Hubungan Industrial dan Perlindungan melaksanakan syarat kerja (PP, PK, PKB)
Kesejahteraan Pekerja Tenaga Kerja

2 Bimbingan Teknis Bagi Serikat Pekerja / Serikat Meningkatnya peran serta anggota SP/SB dalam 35 42 53 60 70 Dinas Tenaga Kerja
Buruh menciptakan hubungan industrial

3 Pembinaan dan Penyuluhan Peraturan Meningkatnya pemehaman pekerja & pengusaha 50 50 50 50 50 Dinas Tenaga Kerja
Ketenagakerjaan terhadap LKS Bipartite
dan Organisasi Tenaga Kerja di Perusahaan

4 Penetapan dan Sosialisasi UMK Meningkatnya kesejahteraan pekerja 175 175 175 175 175 Dinas Tenaga Kerja

5 Sosialisasi dan Penyuluhan Norma Kerja Meningkatnya pemahaman pekerja 51 61 73 88 106 Dinas Tenaga Kerja
di Perusahaan

6 Sosialisasi dan Penyuluhan Jamsostek Meningkatnya pemahaman pekerja dan pengusaha 34 41 50 60 72 Dinas Tenaga Kerja
di Perusahaan

7 Sosialisasi dan Penyuluhan K3 di Perusahaan Meningkatnya pemahaman pekerja dan pengusaha 55 66 79 95 114 Dinas Tenaga Kerja
terhadap keselamatan dan kesehatan pekerja
di perusahaan

8 Pengawasan Norma Kesehatan dan Kese- Meningkatnya keselamatan pekerja dalam upaya 30 30 30 30 30 Dinas Tenaga Kerja
lamatan Kerja (K3) di Perusahaan terwujudnya zero accident di perusahaan

46,107 37,595 58,518 42,659 66,531

2. MISI : Meningkatkan Kualitas Pendidikan, Penguasaan IPTEK dan Nilai-nilai Ketaqwaan, Perkembangan Kreatifitas Seni dan Budaya serta Peningkatan Prestasi Olahraga

INDIKATOR KINERJA PENDANAAN (dalam juta) SKPD


KEBIJAKAN PROGRAM KEGIATAN
( OUTPUT / TARGET ) 2011 2012 2013 2014 2015 PENANGGUNGJAWAB

1 Peningkatan Akses Pendidikan 1 Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini 1 Penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini Terselenggaranya pendidikan anak usia dini untuk 104 115 125 138 152 Dinas Pendidikan
keluarga kurang mampu

2 Penyediaan Dana Operasional Taman Kanak- Bantuan operasional untuk TK negeri dan swasta 80 87 96 105 116 Dinas Pendidikan
Kanak

3 Pembinaan Minat Bakat dan Prestasi Siswa Meningkatnya minat bakat dan prestasi siswa
INDIKATOR KINERJA PENDANAAN (dalam juta) SKPD
KEBIJAKAN PROGRAM KEGIATAN
( OUTPUT / TARGET ) 2011 2012 2013 2014 2015 PENANGGUNGJAWAB

Anak Usia Dini)

2 Wajib Belajar Pendidikan Dasar 1 Pembangunan Ruang Kelas Baru (RKB) SMPN 2 Meningkatnya Angka Partisipasi Kasar 1679 2000 3000 0 0 Dinas Pendidikan
Sembilan Tahun
2 Penyelenggaraan Kelompok Kerja Guru (KKG) SD Meningkatnya kualitas guru SD 195 214 236 259 286 Dinas Pendidikan

3 Penyelanggaraan Musyawarah Guru Mata Meningkatnya kualitas guru SMP 200 215 230 250 280 Dinas Pendidikan
Pelajaran (MGMP) SMP

4 Penyelenggaraan Ujian Nasional SD & SMP Terselenggaranya ujian akhir 750 825 907 998 1098 Dinas Pendidikan

4 Penyelenggaraan Penerimaan Siswa Baru Meningkatnya daya tampung 171 188 207 227 250 Dinas Pendidikan
SD dan SMP

5 Penyediaan Dana Operasional SD dan SMP Peningkatan mutu pendidikan 878 1500 2500 3000 4000 Dinas Pendidikan

6 Bantuan SPP untuk Siswa SMP Kurang Mampu Peningkatan partisipasi sekolah 500 600 700 800 900 Dinas Pendidikan

7 Bantuan Perlengkapan Sekolah untuk Siswa Meningkatnya mutu pendidikan 7500 8000 9000 10000 11000 Dinas Pendidikan
SD dan SMP Kurang Mampu

8 Rehabilitasi Gedung dan Pembangunan Meningkatnya APM 19000 25000 30000 35000 40000 Dinas Pendidikan
Ruang Kelas Baru (RKB) SD dan SMP

9 Pengadaan Meubelair SD dan SMP Meningkatnya sarana dan prasarana belajar 350 2000 2500 3000 3500 Dinas Pendidikan

10 Bantuan Perlengkapan Sekolah untuk SD dan SMP Terselenggarannya pelayanan pendidikan untuk 0 200 250 300 350 Dinas Pendidikan
Penyelenggara Program Pendidikan Inklusi siswa berkebutuhan khusus

3 Pengembangan Pendidikan Menengah 1 Penyediaan Dana Operasional SMA & SMK Terselenggaranya proses belajar 782 860 946 1041 1525 Dinas Pendidikan

2 Penyelenggaraan Penerimaan Siswa Baru Tertampungnya lulusan SMP/MTs 322 355 390 429 472 Dinas Pendidikan
SMA dan SMK

3 Penyelanggaraan Musyawarah Guru Mata Meningkatnya kualitas guru 175 193 212 233 256 Dinas Pendidikan
Pelajaran (MGMP) SMA & SMK

4 Penyelenggaraan Ujian Nasional SMA & SMK Terselenggaranya evaluasi belajar 1041 1145 1260 1386 1524 Dinas Pendidikan

7 Bantuan SPP untuk Siswa SMA/SMK Kurang Meningkatnya mutu pendidikan 500 600 700 800 1000 Dinas Pendidikan
Mampu

8 Rehabilitasi Gedung dan Pembangunan Ruang Meningkatnya APK 19000 25000 30000 35000 40000 Dinas Pendidikan
Kelas Baru (RKB) SMA dan SMK

9 Pengadaan Meubelair SMA dan SMK Meningkatnya sarana dan prasarana belajar 500 2000 2500 3000 3500 Dinas Pendidikan

10 Pembangunan Unit Sekolah Baru (USB) SMK Meningkatnya jumlah SMK 200 5000 2500 2500 5000 Dinas Pendidikan
Negeri

11 Pengembangan Kerjasama SMK dengan Dunia Meningkatnya daya tampung kerja terhadap 150 200 250 275 300 Dinas Pendidikan
Industri dan Dunia Usaha lulusan SMK

12 Bantuan Perlengkapan Sekolah untuk SMA dan SMK Terselenggarannya pelayanan pendidikan untuk 0 200 250 300 350 Dinas Pendidikan
Penyelenggara Program Pendidikan Inklusi siswa berkebutuhan khusus

4 Pengembangan Pendidikan Non Formal 1 Penyelenggaraan Paket B Setara SMP Terbinanya warga belajar paket B 200 220 242 266 292 Dinas Pendidikan

2 Penyelenggaraan Paket C setara SMA Terbinanya warga belajar paket C 300 330 360 400 425 Dinas Pendidikan

3 Pemberantasan Buta Aksara Menurunnya tingkat buta aksara usia 15-44 tahun 85 100 115 130 150 Dinas Pendidikan

4 Pembinaan Lembaga Kursus dan Pusat Berkurangnya angka putus sekolah 100 125 150 175 200 Dinas Pendidikan
Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)

2 Peningkatan Mutu dan Rele- 1 Pengembangan Sekolah Unggulan 1 Evaluasi Penyelenggaraan RSBI Penyelenggaraan RSBI sesuai standar 150 150 150 150 175 Dinas Pendidikan
vansi Pendidikan Bertaraf Internasional
INDIKATOR KINERJA PENDANAAN (dalam juta) SKPD
KEBIJAKAN PROGRAM KEGIATAN
( OUTPUT / TARGET ) 2011 2012 2013 2014 2015 PENANGGUNGJAWAB

3 Kajian Proyeksi Pengembangan RSBI Bertambahnya jumlah sekolah RSBI 0 200 250 300 350 Dinas Pendidikan
pada Tingkat SD, SMP dan SMA/SMK

4 Dukungan Penyelenggaraan RSBI Baru Pelaksanaan RSBI pada sekolah baru 0 750 1000 1250 1500 Dinas Pendidikan

2 Peningkatan Minat, Bakat dan Prestasi 1 Penyelenggaraan Olimpiade Sains dan Terpilihnya siswa dalam olimpiade 100 120 140 160 180 Dinas Pendidikan
Matematika Tingkat SD

2 Penyelenggaraan Olimpiade Saiins Nasional Terpilihnya siswa dalam olimpiade 125 150 175 200 225 Dinas Pendidikan
(OSN) Tingkat SMP

4 Penyelenggaraan Olimpiade Olahraga & Sains Terpilihnya siswa dalam olimpiade 180 198 217 239 263 Dinas Pendidikan
Nasional (O2SN) Tingkat SMA

5 Penyelenggaraan Lomba Ketrampilan Siswa (LKS) Tertampungnya potensi dan bakat ketrampilan 50 100 150 200 250 Dinas Pendidikan
Tingkat SMK siswa SMK

6 Pembinaan Atlet Sekolah Meningkatnya prestasi siswa 150 200 250 300 350 Dinas Pendidikan/Dispora

7 Liga Pendidikan Meningkatnya prestasi sepakbola 100 150 200 250 300 Dinas Pendidikan/Dispora

3 Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga 1 Benchmarking (Studi Pembandingan) Guru Meningkatnya kinerja guru 150 200 250 300 350 Dinas Pendidikan
Kependidikan Berprestasi Ke Luar Negeri

2 Pelatihan Pendidik Untuk Memenuhi Standar Meningkatnya kemampuan guru dalam menulis 75 85 100 115 130 Dinas Pendidikan
Kompetensi Penulisan Karya Ilmiah karya ilmiah untuk kenaikan pangkat

3 Pelaksanaan Sertifikasi Pendidik Terlaksananya sertifikasi guru 75 100 125 150 175 Dinas Pendidikan

4 Pendidikan Lanjutan Tenaga Pendidik Untuk Meningkatnya kualitas dan kinerja guru 560 1000 2000 3000 4000 Dinas Pendidikan
Memenuhi Standar Kualifikasi S-1

5 Pemberian Insentif Guru Honor Murni TK, SD Meningkatnya kinerja guru 2000 7200 9000 10800 14400 Dinas Pendidikan
SMP, SMA dan SMK

6 Penyediaan Dana Operasional Pengawas Meningkatnya kinerja pengawas 325 358 393 433 476 Dinas Pendidikan

7 Penyediaan Perlengkapan Baju Kerja Guru Meningkatnya kinerja guru 1035 0 2000 0 3000 Dinas Pendidikan

8 Pengembangan Sistem Penghargaan dan Evaluasi guru, kepala sekolah dan sekolah 100 120 150 175 200 Dinas Pendidikan
Perlindungan terhadap Profesi Guru

9 Bantuan Pendidikan Lanjutan untuk Tenaga Meningkatnya kinerja tenaga kependidikan 0 125 150 200 250 Dinas Pendidikan
Kependidikan (Pustakawan, Laboran dan
Kepala Sekolah)

4 Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah 1 Pembinaan UKS Tingkat Kecamatan Meningkatnya kesehatan lingkungan sekolah 125 150 175 200 225 Dinas Pendidikan
dan peserta didik

2 Pembangunan Ruang UKS Meningkatnya kesehatan lingkungan sekolah 0 500 650 800 950 Dinas Pendidikan
dan peserta didik

3 Bantuan Fasilitas UKS Meningkatnya kesehatan lingkungan sekolah 0 250 300 350 400 Dinas Pendidikan
dan peserta didik

4 Sosialisasi dan Pembinaan Sekolah Sehat Meningkatnya kesehatan lingkungan sekolah 0 100 115 125 140 Dinas Pendidikan
dan peserta didik

5 Pelatihan Pelajar Pengelola UKS Meningkannya kualitas pelajar pengelola UKS 0 100 115 125 140 Dinas Pendidikan/Dinas Kesehatan

6 Seleksi dan Pengiriman Sekolah dalam Meningkatnya prestasi sekolah dan lomba UKS 100 120 140 160 180 Dinas Pendidikan
Lomba UKS Tingkat Provinsi & Nasional

5 Peningkatan Sarana Penunjang Sekolah 1 Pengembangan Ruang Laboratorium SD, SMP Meningkatnya kualitas pembelajaran 0 250 300 350 400 Dinas Pendidikan
dan SMA

2 Pengembangan Lapangan Olahraga Meningkatnya kegiatan ekstra kurikuler 0 150 200 250 300 Dinas Pendidikan
INDIKATOR KINERJA PENDANAAN (dalam juta) SKPD
KEBIJAKAN PROGRAM KEGIATAN
( OUTPUT / TARGET ) 2011 2012 2013 2014 2015 PENANGGUNGJAWAB

4 Pengembangan Ruang BK Meningkatnya kinerja guru BK 0 100 150 200 250 Dinas Pendidikan

3 Peningkatan Manajemen 1 Pengembangan Manajemen Pelayanan 1 Pengembangan Sistem Pendataan dan Pemetaan Diketahuinya perkembangan data manual 88 90 125 140 175 Dinas Pendidikan
Pendidikan Pendidikan Pendidikan dan Tenaga Pendidik & Kependidikan pendidikan

2 Penyediaan Dana Operasional Badan Meningkatnya mutu manajemen sekolah 150 200 250 300 350 Dinas Pendidikan
Akreditasi Sekolah

3 Pengembangan Sistem Informasi Pendidikan Tersususunnya sistem informasi pendidikan 0 350 50 50 75 Dinas Pendidikan

4 Pengembangan Manajemen Sekolah Swasta Terbinanya manajamen sekolah swasta 125 150 175 200 225 Dinas Pendidikan

2 Peningkatan Partisipasi Sekolah 1 Rekonstruksi Peran Komite Sekolah Meningkatnya peran rasional komite sekolah 0 175 200 225 250 Dinas Pendidikan

2 Penyusunan Standar Kebutuhan Pembiayaan Diketahuinya standar ideal pembiayaan sekolah 0 250 250 100 100 Dinas Pendidikan
Sekolah pada semua jenjang

3 Fasilitasi Dewan Pendidikan Kota Meningkatnya peran DPK 50 300 350 400 450 Dinas Pendidikan

4 Peningkatan Minat Baca 1 Pengembangan Budaya Baca dan 1 Pembangunan Perpustakaan Kelurahan Terbangun di 20 kelurahan setiap tahun 140 170 200 230 260 Kantor Perpustakaan, PDE dan
Pembinaan Perpustakaan Arsip
2 Pengembangan Sarana Perpustakaan Keliling Optimalisasi layanan mobil perpustakaan keliling 100 120 140 160 180 Kantor Perpustakaan, PDE dan

3 Pembinaan Perpustaan Sekolah Terlaksana di 40 sekolah setiap tahun 120 140 160 180 200 Kantor Perpustakaan, PDE dan

4 Pengadaan Buku Meningkatnya minat baca 350 500 650 800 1000 Dinas Pendidikan, Kantor Perpust

5 Promosi Gemar Membaca & Pemanfaatan Meningkatnya minat baca 100 125 150 175 200 Kantor Perpustakaan, PDE dan
Perpustakaan masyarakat Arsip

6 Pengembangan Computer Literacy di Sekolah Meningkatnya ketersediaan bahan bacaan 0 150 200 250 300 Dinas Pendidikan

2 Peningkatan Kualitas Pelayanan Informasi 1 Pengembangan Jaringan Komunikasi dan Tersedianya data yang akurat tentang kota di website 325 400 420 460 500 Kantor Perpustakaan, PDE dan
Informasi melalui Website Arsip

5 Peningkatan Nilai-Nilai 1 Pembinaan dan Bantuan Terhadap 1 Bantuan Keagamaan untuk Masjid Terbantu 100 masjid setiap tahun 350 350 350 400 400 Dinas Sosial
Keagamaan Bagi Masyarakat Kehidupan Beragama
2 Bantuan Keagamaan untuk Musholla Terbantu 100 musholla / tahun 250 250 250 450 450 Dinas Sosial

3 Bantuan Keagamaan untuk Da'i Terbantu 100 dai / tahun 50 50 50 50 50 Dinas Sosial

4 Bantuan Keagamaan untuk Marbot Terbantu 100 marbot / tahun 50 50 75 75 75 Dinas Sosial

5 Bantuan Keagamaan untuk PPN Terbantu 98 PPN setiap tahun 59 59 59 59 59 Dinas Sosial

6 Bantuan Keagamaan untuk Ta'mir Masjid Terbantu 100 ta'mir masjid / tahun 50 50 50 60 60 Dinas Sosial

7 Bantuan Keagamaan untuk Lembaga Dakwah Terbantu 100 lembaga dakwah 50 50 50 60 60 Dinas Sosial

8 Bantuan Keagamaan untuk RISMA Terbantu 100 RISMA / tahun 50 50 75 75 75 Dinas Sosial

9 Bantuan Keagamaan untuk Ponpes Terbantu 30 Ponpes / tahun 75 80 90 100 100 Dinas Sosial

10 Bantuan Keagamaan untuk Rukun Kematian Terbantu 100 rukun kematian setiap tahun 100 100 120 120 130 Dinas Sosial

11 Bantuan Keagamaan untuk Guru Ngaji Terbantu 400 guru ngaji / tahun 1000 400 400 400 400 Dinas Sosial

12 Bantuan Keagamaan untuk Majelis Ta'lim Terbantu 200 majelis / tahun 300 300 300 360 360 Dinas Sosial

13 Bantuan Keagamaan untuk TPA Terbantu 100 TPA / tahun 100 100 120 120 140 Dinas Sosial

14 Bantuan Keagamaan untun Non Muslim Peningkatan kegiatan keagamaan 50 60 60 75 75 Dinas Sosial

15 Pelatihan dan Peningkatan Peran Majelis Taklim Peningkatan kegiatan keagamaan 48 60 70 80 90 Dinas Sosial

16 Pelatihan dan Peningkatan Peran Guru Ngaji Peningkatan kegiatan keagamaan 47 54 64 74 84 Dinas Sosial
INDIKATOR KINERJA PENDANAAN (dalam juta) SKPD
KEBIJAKAN PROGRAM KEGIATAN
( OUTPUT / TARGET ) 2011 2012 2013 2014 2015 PENANGGUNGJAWAB

Masjid

2 Pemberdayaan Kelembagaan Sosial 1 Bantuan kepada LPTQ Peningkatan kegiatan keagamaan 350 350 350 350 350 Dinas Sosial
Keagamaan
2 Fasilitasi Pelaksanaan Tim Pemandu Haji Daerah Peningkatan kualitas penyelenggaraan haji 380 390 405 425 450 Dinas Sosial

3 Pemutakhiran Data Keagamaan Terdapat data keagamaan 35 40 45 50 60 Dinas Sosial

3 Fasilitasi Penyelenggaraan Kegiatan 1 Pelaksanaan MTQ Tingkat Kota Meningkatnya syiar agama 304 335 350 365 380 Dinas Sosial
Keagamaan
2 Training Centre Qori'ah Kota untuk MTQ Terbinanya calon kafilah 45 45 55 65 75 Dinas Sosial
Tingkat Provinsi

3 Pembinaan dan Pengiriman Kafilah pada MTQ Terpilihnya kafilah 275 285 300 315 330 Dinas Sosial
Tingkat Provinsi Lampung

4 Pemberian Penghargaan kepada Kafilah Meningkatnya kepedulian 100 100 100 125 125 Dinas Sosial
Berprestasi dalam MTQ

5 Dukungan Pelaksanaan PHBI Kota Bandar Lampung Meningkatnya syiar agama 125 140 155 170 185 Dinas Sosial

6 Peningkatan Ketahanan Sosial 1 Peningkatan Kualitas Lembaga Pember- 1 Pemantapan dan Pembinaan LPM Peningkatan peran serta LPM dalam pembangunan 70 85 105 120 150 Kantor Pemberdayaan Masyarakat
Masyarakat dayaan Masyarakat

2 Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam 1 Fasilitasi Bulan Bhakti Gotong Royong Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam 70 85 105 120 150 Kantor Pemberdayaan Masyarakat
Pembangunan Masyarakat Kelurahan (BBGRM) pembangunan

2 Pembentukan dan Pengembangan Kelembagaan Terbentuk dan berfungsinya kelembagaan multi 0 100 200 300 400 BAPPEDA
dan Jejaring Ketahanan Perubahan Iklim stakeholders dalam menguatkan ketahanan masyara-
Multistakeholders kat terhadap dampak perubahan iklim

7 Peningkatan Stabilitas Sosial 1 Pendidikan Politik Masyarakat 1 Koordinasi Forum-Forum Diskusi Politik Meningkatnya kesadaran tentang pentingnya 100 150 175 200 250 Badan Kesbangpol
dan Politik menjaga stabilitas

2 Diskusi Interaktif Masalah Ipoleksosbud Meningkatnya kesadaran tentang pentingnya 100 100 100 100 100 Badan Kesbangpol
dan keamanan menjaga stabilitas

3 Komunitas Intelijen Daerah (KOMINDA) Meningkatnya stabilitas sosial politik masyarakat 100 100 100 100 100 Badan Kesbangpol
Kota Bandar Lampung

4 Fasilitasi Komisi Pemilihan Umum Terselenggaranya pemilihan umum secara baik 100 150 200 1000 15000 Badan Kesbangpol

5 Penyusunan Database dan Kodifikasi Organisasi Tersedianya profil dan kodifikasi orsos dan parpol 125 150 175 200 225 Badan Kesbangpol
Sosial dan Partai Politik

6 Penyuluhan Kepada Masyarakat tentang Sospol Meningkatnya kesadaran tentang pentingnya 125 150 175 200 225 Badan Kesbangpol
menjaga stabilitas

8 Peningkatan Perlindungan 1 Peningkatan Keamanan dan Ketertiban 1 Pelatihan Pengendalian Keamanan dan Meningkatnya keamanan dan perlindungan 100 100 100 100 100 Kantor Satuan Polisi PP
Masyarakat Lingkungan Kenyamanan Lingkungan masyarakat

2 Operasi Penyelenggaraan Ketentraman dan Meningkatnya keamanan dan ketertiban umum 250 300 350 400 450 Kantor Satuan Polisi PP
Ketertiban Umum

3 Operasi Penegakan PERDA dan Keputusan Meningkatnya ketaatan masyarakat terhadap 250 300 350 400 450 Kantor Satuan Polisi PP
Kepala Daerah penegakan hukum daerah

2 Pemeliharaan Kantrantibmas dan 1 Pengawasan Pengendalian dan Evaluasi Meningkatnya kinerja polisi pamong praja 100 100 100 100 100 Kantor Satuan Polisi PP
Pencegahan Tindak Kriminal Kegiatan Polisi Pamong Praja

2 Kerjasama Pengembangan Kemampuan Meningkatnya kerjasama antar instansi dalam 100 100 100 100 100 Kantor Satuan Polisi PP
Aparat Polisi Pamong Praja dengan TNI/POLRI menjaga stabilitas daerah Badan Kesbangpol

3 Pemberdayaan Masyarakat dalam 1 Pembentukan Satuan Keamanan Lingkungan Meningkatnya keamanan lingkungan 125 150 175 200 225 Kantor Satuan Polisi PP
Sistem Pengamanan Lingkungan Masyarakat
INDIKATOR KINERJA PENDANAAN (dalam juta) SKPD
KEBIJAKAN PROGRAM KEGIATAN
( OUTPUT / TARGET ) 2011 2012 2013 2014 2015 PENANGGUNGJAWAB

3 Pembinaan Sanggar Seni Meningkatnya pelestarian seni daerah 40 60 65 65 65 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

2 Pengelolaan Keragaman Budaya 1 Peningkatan Fasilitas Makam Keramat Puang Meningkatnya obyek wisata ziarah 0 0 700 0 0 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

2 Pemeliharaan Lingkungan Taman Dipangga Meningkatnya obyek wisata 0 250 250 300 0 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

3 Pemeliharaan Lingkungan Keratuan Balau Meningkatnya obyek wisata 0 200 250 250 200 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

3 Promosi Potensi Wisata Kota Bandar 1 Promosi Pariwisata Kota Bandar Lampung Meningkatnya kunjungan wisata 265 300 300 400 400 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Lampung Dalam Negeri

2 Promosi Pariwisata Kota Bandar Lampung Meningkatnya kunjungan wisata 0 500 500 500 500 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
di Luar Negeri

3 Pengadaan Alat Promosi Meningkatnya kualitas promosi 30 35 40 45 50 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

4 Bimbingan Masyarakat Sadar Wisata dan Meningkatnya kesadaran masyarakat tentang 38 50 60 70 80 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Sapta Pesona kepariwisataan

5 Updating Website, Web Hosting dan Langganan Tersedianya profil kepariwisataan 38 40 40 40 40 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Internet

4 Pengembangan Destinasi Pariwisata 1 Pendataan Usaha Obyek Wisata dan Daya Tarik Tersedianya data wisata 50 50 50 50 50 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Wisata

2 Pembinaan Pengelola Usaha Obyek Wisata Meningkatnya pelayanan usaha 75 75 75 75 75 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
dan Daya Tarik Wisata

5 Pengembangan Kemitraan Pariwisata 1 Pembinaan Usaha Sarana Kepariwisataan Peningkatan kerjasama 35 40 45 50 55 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

2 Pelatihan Teknis Pramusaji Peningkatan ketrampilan 75 75 75 75 75 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

3 Penilaian Klasifikasi Rumah Makan Terpetakannya klasifikasi RM 0 35 0 45 0 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

4 Penilaian Klasifikasi Biro Perjalanan Terpetakannya klasifikasi biro perjalanan 45 0 55 0 65 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

5 Pembinaan dan Pengawasan Hiburan Umum Meningkatnya ketaatan aturan 25 30 35 40 45 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

6 Peningkatan Lembaga Adat dan Budaya 1 Pembentukan Lembaga Adat dan Budaya Meningkatnya pelestarian adat dan budaya Lampung 60 80 95 110 125 Kantor Pemberdayaan Masyarakat
Masyarakat Masyarakat

10 Pengembangan & Peningkatan 1 Peningkatan Peran Serta Kepemudaan 1 Diklat Kewirausahaan bagi Kelompok Dilaksanakan 2 kali setiap tahun dengan minimal 40 52 68 88 115 Dinas Pemuda dan Olahraga
Prestasi Pemuda dan Olahraga Usaha Pemuda 80 peserta

2 Gebyar Penggalian Potensi Pemuda Dilaksanakan satu kali setahun 100 130 169 220 285 Dinas Pemuda dan Olahraga

2 Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba 1 Penyuluhan Pencegahan Penggunaan Narkoba Terlaksana sebanyak 10 kegiatan setiap tahun 80 104 135 175 228 Dinas Pemuda dan Olahraga

2 Inspeksi Pencegahan Narkoba ke Sekolah- Semua SMA di Bandar Lampung terisnpeksi secara 50 60 70 80 90 Dinas Pemuda dan Olahraga
Sekolah rutin

3 Pelatihan Calon Penyuluh Bahaya Narkoba Peningkatan kemampuan penyuluh 150 150 150 150 150 Dispora / Dinas Sosial

3 Pembinaan dan Pemasyarakatan 1 Penyelenggaraan Kompetisi Olahraga Tingkat Dilaksanakan setiap tahun 105 136 175 230 300 Dinas Pemuda dan Olahraga
Olahraga Sekolah

2 Penyelenggaraan Kompetisi Olahraga Tingkat Dilaksanakan setiap tahun 105 136 175 230 300 Dinas Pemuda dan Olahraga
Sekolah
Kota

4 Peningkatan sarana dan prasarana 1 Rehabilitasi Lapangan Tenis Pahoman Dilaksanakan setiap tahun 122 158 206 268 348 Dinas Pemuda dan Olahraga
Olahraga
2 Pengembangan Sarana dan Prasarana Olahraga Tersedianya lapangan olahraga pada semua SMA 150 200 250 300 350 Dinas Pemuda dan Olahraga
di Bandar Lampung

5 Peningkatan Perhatian bagi Atlet 1 Pendataan Atlet Berprestasi Dilaksanakan setiap tahun 30 39 50 65 85 Dinas Pemuda dan Olahraga
Berprestasi
INDIKATOR KINERJA PENDANAAN (dalam juta) SKPD
KEBIJAKAN PROGRAM KEGIATAN
( OUTPUT / TARGET ) 2011 2012 2013 2014 2015 PENANGGUNGJAWAB

Olahraga Cabang Olahraga

2 Peringatan HAORNAS dan HUT Kota B. Lampung Dilaksanakan setiap tahun 40 52 67 87 114 Dinas Pemuda dan Olahraga

70,899 104,536 125,170 140,028 181,746

3. MISI : Meningkatkan Pelayanan Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial Masyarakat

INDIKATOR KINERJA PENDANAAN (dalam juta) SKPD


KEBIJAKAN PROGRAM KEGIATAN
( OUTPUT / TARGET ) 2011 2012 2013 2014 2015 PENANGGUNGJAWAB

1 Pelayanan Kesehatan Dasar 1 Program Obat dan Perbekalan Kesehatan 1 Pengadaan obat dan Perbekalan Kesehatan Tersedianya jaminan obat untuk masyarakat 100% 8028 10437 13568 17639 22931 Dinas Kesehatan
dan Pelayanan Rujukan
2 Peningkatan Mutu Penggunaan Obat dan Meningkatnya formularium sebesar 100% 71 71 72 72 90 Dinas Kesehatan
Perbekalan Kesehatan

2 Program Upaya Kesehatan Masyarakat 1 Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin di Meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan 100% 750 750 750 750 750 Dinas Kesehatan
Puskesmas dan Jaringannya

2 Perbaikan Gizi Masyarakat (Gizi Kurang dan Menurunnya kasus kurang gizi < 15% 564 621 683 751 826 Dinas Kesehatan
Gizi Buruk)

3 Revitalisasi Sistem Pelayanan Kesehatan Meningkatnya pelayanan kesehatan 5800 6000 6000 6000 6000 Dinas Kesehatan
(Posyandu dan (Poskeskel)

4 Pelayanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan Terpeliharanya perbekalan kesehatan dan alat 115 115 125 125 135 Dinas Kesehatan
(Pemeliharaan Alat Kesehatan) kesehatan 60%

5 Peningkatan Kesehatan Masyarakat Tersedianya kesehatan tenaga TKS kesehatan di 1646 1760 1936 2129 2342 Dinas Kesehatan
setiap kelurahan

6 Penyediaan Biaya Operasional dan Pemeliharaan Operasional di setiap Puskesmas 1527 2000 2200 2600 3380 Dinas Kesehatan
Puskesmas

7 Penyelenggaraan Penyehatan Lingkungan Tersedianya air bersih menjangkau 80% wilayah 200 500 500 500 550 Dinas Kesehatan

8 Kesiapsiagaan Petugas dalam pelayanan dan Tersedianya tenaga terlatih dalam penanggulangan 31 40 53 68 89 Dinas Kesehatan
Penanggulangan Masalah Kesehatan dan bencana di setiap puskesmas dan rumah sakit
Bencana Kegawatdaruratan

9 Upaya Pelayanan Kesehatan Anak Sekolah Terjaringnya anak sekolah SD 32 41 53 68 90 Dinas Kesehatan

3 Pengawasan Obat dan Makanan 1 Peningkatan Pengawasan Keamanan Pangan Terbinanya 100% sarana PIRT dan Sarana 0 100 130 130 169 Dinas Kesehatan
dan Bahan Berbahaya Distribusi

2 Peningkatan Kapasitas Laboratorium Pengawasan Meningkatnya kualitas pemeriksanaan bahan obat 100 120 140 150 160 Dinas Kesehatan
Obat dan Makanan dan makanan

3 Peningkatan Pemberdayaan Konsumen/ Meningkatnya kesadaran masyarakat temtang 100 125 150 175 200 Dinas Kesehatan
Masyarakat di Bidang Obat dan Makanan bahaya obat

4 Penyidikan dan Penegakan Hukum di Bidang Meningkatnya ketaatan hukum 80 80 80 90 100 Dinas Kesehatan
Obat dan Makanan

4 Pengembangan Obat Asli Indonesia 1 Peningkatan Promosi Obat Bahan Alam Masyarakat mengenal manfaat dan pemanfaatan 0 30 40 50 50 Dinas Kesehatan
Indonesia di Dalam dan di Luar Negeri obat bahan alam

2 Peningkatan Pengawasan Keamanan Obat Terbinanya 100% sarana distribusi 30 50 50 50 50 Dinas Kesehatan
Tradisional obat asli Indonesia

5 Perbaikan Gizi Masyarakat 1 Penanggulangan Kurang Energi Protein, - 85% balita mendapat vitamin A 127 400 450 500 450 Dinas Kesehatan
Anemia Zat Besi, GAKY, Kurang Vitamin A dan - 85% ibu hamil mendapat Fe
Kekurangan Zat Gizi Mikro Lainnya - 90% rumah tangga mengonsumsi garam yodium
- 80% keluarga sadar gizi
- 80% bayi mendapatkan ASI eksklusif
INDIKATOR KINERJA PENDANAAN (dalam juta) SKPD
KEBIJAKAN PROGRAM KEGIATAN
( OUTPUT / TARGET ) 2011 2012 2013 2014 2015 PENANGGUNGJAWAB

3 Pemberian Makanan Tambahan dan Vitamin Buffer Stoc MP ASI 100% 0 400 400 400 400 Dinas Kesehatan

4 Pemberdayaan Masyarakat untuk Pencapaian Meningkatnya peran serta masyarakat untuk 0 100 100 100 90 Dinas Kesehatan
Keluarga Sadar Gizi mencapai keluarga sadar gizi sebesar 80%

5 Peningkatan IMD (Inisiasi Menyusui Dini) 80 % bayi mendapatkan ASI Eksklusif 50 60 60 40 35 Dinas Kesehatan
dan pemberian ASI Ekslusif gizi lebih

6 Standarisasi Pelayanan Kesehatan 1 Pengembangan dan Pemutakhiran Data Dasar Tersusunnya data dasar standar kebutuhan 35 50 50 50 50 Dinas Kesehatan
Standar Pelayanan Kesehatan dan standar kemampuan pelayanan kesehatan

2 Penyusunan Standar Pelayanan Kesehatan Penetapan kelas dan akreditasi 900 900 250 250 250 Dinas Kesehatan
Kota Bandar Lampung

3 Penyusunan Standar Analisis Belanja Pelayanan Tersedianya District Health Account (DHA) 0 50 50 50 50 Dinas Kesehatan
Kesehatan

4 Evaluasi dan Pengembangan Standar Pelayanan 80% sarana pelayanan kesehatan terstandarisasi 600 600 600 600 600 Dinas Kesehatan
Pelayanan

7 Pengadaan, Peningkatan, dan Perbaikan 1 Pengadaan puskesmas keliling Tersedia sebanyak 27 Unit - 630 630 630 630 Dinas Kesehatan
Sarana dan Prasarana Puskesmas/Pustu
dan Jaringannya 2 Pengadaan sarana dan prasarana puskesmas Terlaksana untuk 53 Pustu - 100 100 100 100 Dinas Kesehatan
pembantu

3 Pengadaan sarana dan prasarana puskesmas 27 Puskesmas - - 500 500 500 Dinas Kesehatan

4 Pengadaan sarana dan prasarana puskesmas 27 Unit - 230 230 230 230 Dinas Kesehatan
keliling

5 Pengadaan sarana dan prasarana Posyandu 100% Posyandu dan Poskelkel terlayani 5,800 5,800 5,800 5,800 5,800 Dinas Kesehatan
dan Poskeskel

6 Peningkatan Pustu menjadi Puskesmas Teropenuhinya rasio 1 Pusk/20.000 jiwa - 1,400 1,400 1,400 1,400 Dinas Kesehatan
Induk

7 Peningkatan Puskesms Induk Menjadi Rawat 13 Puskesmas PONED - 7,500 7,500 2,500 2,500 Dinas Kesehatan
Inap (Pelayanan obstetri neonatal emergency dasar )

9 Pemeliharaan Rutin/Berkala Sarana dan 100% Puskesmas terpelihara sarana & prasarana - 150 150 150 150 Dinas Kesehatan
Prasarana Puskesmas

10 Pemeliharaan Rutin/Berkala Sarana dan 100% Puskesmas induk terpelihara sarana - - 300 300 300 Dinas Kesehatan
Prasarana Puskesmas Induk dan prasarana

11 Pemeliharaan Rutin/Berkala Sarana dan 13 Unit Puskesmas Rawat Inap - 400 400 400 400 Dinas Kesehatan
Prasarana Puskesmas Rawat Inap

12 Rehabilitasi Sedang/Berat Pustu 43 Unit - 2,500 3,000 2,500 2,500 Dinas Kesehatan

13 Rehabilitasi Sedang/Berat Puskesmas 27 Unit Dinas Kesehatan

14 Rehabilitasi Sedang/Berat Puskesmas Rawat 13 Unit Dinas Kesehatan


Inap

15 Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan 5 Unit 7,946 4,147 4,300 3,000 3,000 Dinas Kesehatan
Sarana & Prasarana Puskesmas Pembantu
dan Jaringannya

8 Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan 1 Pembangunan Rumah Sakit 1 Unit RS PONEK (Pelayanan obstetri neonatal 8,157 - - - - Dinas Kesehatan
Sarana dan Prasarana Rumah Sakit/Rumah emergency komprehensif)
Sakit Mata/Rumah Sakit Jiwa/ Rumah Sakit
Paru-Paru 2 Penambahan Ruang Rawat Inap Rumah Sakit 1 Unit 4,170 - - - - Dinas Kesehatan
(VVIP,VIP,Kelas I.II.III)
INDIKATOR KINERJA PENDANAAN (dalam juta) SKPD
KEBIJAKAN PROGRAM KEGIATAN
( OUTPUT / TARGET ) 2011 2012 2013 2014 2015 PENANGGUNGJAWAB

Sarana) Rumah Sakit

5 Pembangunan Kamar Jenazah 1 Unit 371 - - - - Dinas Kesehatan

6 Rehabilitasi Bangunan Rumah Sakit - - 100 100 100 Dinas Kesehatan

7 Pengadaan Alat-Alat Kesehatan Rumah Sakit 1 Paket 8,527 10,000 10,000 7,500 7,500 Dinas Kesehatan

8 Pengadaan Obat-Obatan Rumah Sakit 1 Paket - 500 500 500 500 Dinas Kesehatan

9 Pengadaan Ambulance/Mobil Jenazah 3 Unit - 250 250 250 250 Dinas Kesehatan

10 Pengadaan Meubelair Rumah Sakit 100% 1,000 750 750 750 750 Dinas Kesehatan

11 Pengadaan Perlengkapan Rumah Tangga 100% 1,500 300 200 100 50 Dinas Kesehatan
Rumah Sakit (dapur, ruang pasien, ruang
tunggu, loundry, dll)

12 Pengadaan Bahan-Bahan Logistik Rumah Sakit 100% - 500,000 500,000 500,000 500,000 Dinas Kesehatan

13 Pengadaan Pencetakan Administrasi dan 100% - 300,000 300,000 300,000 300,000 Dinas Kesehatan
Surat Menyurat Rumah Sakit

14 Pengembangan type rumah sakit Terbentuknya Badan Layanan Umum Type C - - 100,000 - - Dinas Kesehatan

9 Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Rumah 1 Pemeliharaan Rutin/Berkala Rumah Sakit Tersedianya biaya operasional RSUD 1750 2000 2600 3380 4394 Dinas Kesehatan
Sakit/Rumah Sakit Mata/ Rumah Sakit Jiwa/

10 Peningkatan Kemitraan Pelayanan 1 Kemitraan Asuransi Kesehatan Masyarakat Tersedianya cakupan kesehatan masyarakat 100% 175 250 325 422 550 Dinas Kesehatan
Kesehatan

11 Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Balita 1 Peningkatan Kompetensi Klinis Kesehatan Kunjungan Bayi 90 % 0 100 100 100 100 Dinas Kesehatan
Bayi (BBLR dan Aspeksia)

2 Peningkatan kopetensi klinis kesehatan Balita Cakupan pelayanan Anak Balita 90 % 0 100 100 100 100 Dinas Kesehatan
( SDIDTK dan MTBS )

3 Pembahasan Audit Kematian Bayi dan Balita Teraudit Kematian bayi dan Balita 100 % 0 100 100 100 100 Dinas Kesehatan

4 Pengadaan Form SDIDTK dan MTBS 30 Form SDI DTK dan MTBS 0 100 100 100 100 Dinas Kesehatan

5 Monitoring dan Evaluasi 3 kali / tahun 0 100 100 100 100 Dinas Kesehatan

6 Lomba Bayi dan Balita Sehat Terpilihnya Juara LBI 1,2 3 0 100 100 100 100 Dinas Kesehatan

12 Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia 1 Pelayanan Pemeliharaan Kesehatan Resti 100 % kesehatan bagi Lansia terlayani 0 100 100 100 100 Dinas Kesehatan

2 Pengadaan Makanan Tambahan Usia Lanjut 500 Usia lanjut 0 25 33 42 55 Dinas Kesehatan

13 Pengawasan dan Pengendalian Kesehatan 1 Pengawasan dan pengendalian keamanan Meningkatnya keselamatan masyarakat dari 0 50 65 85 110 Dinas Kesehatan
Makanan dan kesehatan makanan hasil produksi bahaya makanan hasil 60% home indutri
rumah tangga

2 Pengawasan Keamanan dan Kesehatan Meningkatnya keselamatan masyarakat dari 0 50 65 85 110 Dinas Kesehatan
Makanan Hasil Industri bahaya makanan hasil 60% industri

3 Pengawasan Keamanan dan Kesehatan 60% restoran terawasi 0 50 65 85 110 Dinas Kesehatan
Makanan Restaurant

14 Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan 1 Perawatan Secara Berkala bagi Ibu Hamil Cakupan 100% - 650 650 650 650 Dinas Kesehatan
dan Anak bagi Keluarga Kurang Mampu

2 Pertolongan Persalinan bagi Ibu dan Keluarga Cakupan 100% - 350 350 350 350 Dinas Kesehatan
Kurang Mampu

3 Upaya Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu Kematian Ibu mendekati 0 ( Nihil ) 430 400 300 150 150 Dinas Kesehatan
INDIKATOR KINERJA PENDANAAN (dalam juta) SKPD
KEBIJAKAN PROGRAM KEGIATAN
( OUTPUT / TARGET ) 2011 2012 2013 2014 2015 PENANGGUNGJAWAB

ditangani

6 Pelayanan Kesehatan Usia Subur dan Cakupan 70% - 275 303 333 366 Dinas Kesehatan
Peningkatan Cakupan KB Aktif

7 Peningkatan Cakupan Bumil Resti Cakupan 80% - 12 13 15 16 Dinas Kesehatan

15 Manajemen Pelayanan Kesehatan 1 Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Tersedianya dokumen Penilaian kinerja tiap tahun 129 142 156 172 189 Dinas Kesehatan

2 Penyusunan Perencanaan Terpadu Puskesmas Tersedianya dokumen perencanaan tahunan 169 186 204 225 247 Dinas Kesehatan

3 Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan Tersedia Sistem informasi berbasis WAN 350 600 50 50 50 Dinas Kesehatan

4 SMS Center Tersedia Sistem penangangan keluhan masyarakat 50 50 50 50 50 Dinas Kesehatan

5 Pengelolaan Sistem Informasi Kesehatan Tersedianya sistem informasi publik berbasis IT - 10 35 35 35 Dinas Kesehatan

6 Penyusunan Sistem Kesehatan Kota Tersedianya Profil Kesehatan Setiap tahun - 25 25 25 30 Dinas Kesehatan

7 Penilaian Kinerja Puskesmas Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan 150 165 182 200 220 Dinas Kesehatan
di puskesmas

8 Pengembangan Majelis Kesehatan Kota Terbentuk dan berfungsinya MKK 0 100 120 140 160 Dinas Kesehatan

9 Penyusunan Sistem Kesehatan Daerah Tersedianya Perda tentang SKD 0 150 25 25 25 Dinas Kesehatan

2 Penyediaan Jaminan Kesehatan 1 Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin 1 Jaminan Kesehatan Semesta Masyarakat Miskin terjamin kesehatannya 100% 5565 16800 18400 18400 18000 Dinas Kesehatan
Masyarakat Semesta
2 Pelayanan Operasi Katarak Meningkatnya pelayanan kesehatan kepada KFM 100 100 100 100 100 Dinas Kesehatan

3 Pelayanan Kesehatan THT Meningkatnya pelayanan kesehatan kepada KFM 100 100 100 100 100 Dinas Kesehatan

4 Pelayanan Operasi Bibir Sumbing Meningkatnya pelayanan kesehatan kepada KFM 100 100 100 100 100 Dinas Kesehatan

5 Pelayanan Sunatan Masal Meningkatnya pelayanan kesehatan kepada KFM 100 100 100 100 100 Dinas Kesehatan

6 Penanggulangan ISPA Meningkatnya pelayanan kesehatan kepada KFM 100 100 100 100 100 Dinas Kesehatan

7 Penanggulangan Penyakit Cacingan Meningkatnya pelayanan kesehatan kepada KFM 100 100 100 100 100 Dinas Kesehatan

8 Pelayanan Kesehatan Kulit dan Kelamin Meningkatnya pelayanan kesehatan kepada KFM 100 100 100 100 100 Dinas Kesehatan

9 Pelayanan Kesehatan Akibat Lumpuh Layu Meningkatnya pelayanan kesehatan kepada KFM 100 100 100 100 100 Dinas Kesehatan

10 Pelayanan Kesehatan Akibat Gizi Buruk Meningkatnya pelayanan kesehatan kepada KFM 100 100 100 100 100 Dinas Kesehatan

3 Surveylance Epidemiologi 1 Pencegahan dan Penanggulangan 1 Penyemprotan/fogging focus IR < 30/100.000 pddk 241 313 407 529 688 Dinas Kesehatan
dan Penanggulangan KLB Penyakit Menular
2 Pengadaan alat fogging dan bahan bahan IR < 30/100.000 pddk 433 563 732 951 1,237 Dinas Kesehatan
fogging

3 Pengadaan vaksin penyakit menular (VAR) Kasus GHTR 100 % tertangani 50 65 85 110 143 Dinas Kesehatan

4 Pelayanan vaksinasi bagi anak balita & anak 100% Anak SD terimunisasi TT dan DT 77 100 130 169 220 Dinas Kesehatan
sekolah

5 Pelayanan pencegahan dan penanggulangan AMI 50 o/oo, CDR TB 80 %, Diare 100 %, 356 534 694 902 1,173 Dinas Kesehatan
penyakit menular (penyakit malaria, TB Paru Pnomonia 96 %, AI 100 %, HIV AIDS 100%
Diare, Pnomionia, HIV AIDS)

6 Pencegahan penularan penyakit endemik/ ABJ 95 % 162 211 274 356 463 Dinas Kesehatan
Epidemik

7 Peningkatan Imunisasi UCI 100 % 135 176 228 297 386 Dinas Kesehatan

8 Peningkatan surveilance Epidemiologi dan KLB tertangani <24 Jam 71 92 120 156 203 Dinas Kesehatan
penanggulangan wabah
INDIKATOR KINERJA PENDANAAN (dalam juta) SKPD
KEBIJAKAN PROGRAM KEGIATAN
( OUTPUT / TARGET ) 2011 2012 2013 2014 2015 PENANGGUNGJAWAB

10 Pencegahan dan pemberantasan 95 % bayi dapat Imunisasi lengkap 72 94 122 158 206 Dinas Kesehatan
penyakit/Kampanye Campak

2 Pengembangan Lingkungan Sehat 1 Penyuluhan menciptakan lingkungan sehat 80 % Masyarakat memahami lingkungan sehat - 50 60 70 70 Dinas Kesehatan

2 Pemeriksaan kimia dan bakteriologi kualitas air Hasil pemeriksaan 80% - 100 100 100 100 Dinas Kesehatan

3 Pemeriksaan kimia dan bakteriologi air minum Hasil pemeriksaan 100% - 60 78 101 132 Dinas Kesehatan
isi ulang

4 Peningkatan Promosi Kesehatan 1 Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan 1 Pengembangan media promosi dan informasi Tersedia media promosi kesehatan di 27 69 250 250 250 250 Dinas Kesehatan
dan Pengembangan Kesehatan Masyarakat sadar hidup sehat Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kota
Masyarakat
2 Penyuluhan masyarakat pola hidup sehat 70 % Rumah tangga sehat dan 40 % sekolah sehat - 75 100 120 120 Dinas Kesehatan

3 Peningkatan tenaga penyuluh kesehatan Tersedia tenaga fungsional promosi kesehatan di 27 - 60 100 100 100 Dinas Kesehatan
Puskesmas

4 Peningkatan pemberdayaan UKBM Desa siaga aktif /poskeskel 80 % 45 100 100 125 125 Dinas Kesehatan
(desa Siaga aktif)

5 Pembinaan Keluarga Berencana 1 Peningkatan Keluarga Berencana 1 Penyediaan Pelayanan KB dan Alat Terpenuhinya kebutuhan masyarakat dalam ber KB 500 500 500 500 500 Badan Koordinasi Keluarga
Kontrasepsi bagi Keluarga Miskin Berencana dan Pemberdayaan

2 Sosialisasi Program KB Terbinanya PA dan Tercapainya PB 80 80 80 80 80 BKKB dan PP

3 Pendataan Keluarga Tersedianya data keluarga 325 325 325 325 325 BKKB dan PP

4 Penyediaan Data dan Informasi Serta Tersedianya pelaporan hasil KB 150 150 150 150 150 BKKB dan PP
Pemantapan Pelaksanaan Pelaporan
Program KB/KS

5 Pembinaan Kesehatan Reproduksi Remaja Peningkatan pemahaman kesehatan reproduksi 100 100 100 100 100 BKKB dan PP
remaja

2 Pelayanan Kontrasepsi 1 Pelayanan Konseling KB Meningkatnya jumlah peserta KB 50 50 50 50 50 BKKB dan PP

2 Pelayanan Pemasangan Kontrasepsi Meningkatnya jumlah peserta KB 150 150 150 150 150 BKKB dan PP

3 Sosialisasi Norma, Standar, Prosedur dan Meningkatnya jumlah peserta KB 150 150 150 150 150 BKKB dan PP
Kriteria KB dan KS

4 Dukungan Peran Serta KB melalui Kerja Terbina dan terlayaninya peserta KB dan Keluarga 200 200 200 200 200 BKKB dan PP
Sama : TNI Manunggal, Kesrak PKK dan KB Pra Sejahtera
Bhayangkara

3 Pembinaan Peran Serta Masyarakat dalam 1 Peningkatan Peran Serta Institusi Masyarakat Terbinanya kelompok institusi masyarakat
Pelayanan KB/KR yang Mandiri (PPKBD) 100 100 100 100 100 BKKB dan PP

2 Fasilitasi Hari Keluarga Nasional Tingkat Terbinananya peserta KB baru dan aktif 350 350 350 350 350 BKKB dan PP
Kota, Provinsi dan Nasional

3 Fasilitasi Lomba Kader IMP, Keluarga Harmonis, Terbinananya peserta KB baru dan aktif 125 125 125 125 125 BKKB dan PP
KB Lestari Teladan, BKB, UPPKS

4 Penguatan Tenaga Pendamping Kelompok 1 Pelatihan bagi PPKBD, Sub-PPKBD, Terbinanya kelompok pendamping 100 100 100 100 100 BKKB dan PP
Bina Keluarga Tenaga Pendamping Bina Keluarga Balita
dan Bina Keluarga Remaja

2 Pembinaan Kelompok Tri Bina Keluarga Terbinanya kelompok 120 120 120 120 120 BKKB dan PP

3 Peningkatan Kualitas Lingkungan Keluarga Terbentuk dan Terbinanya keluarga berkualitas 75 75 75 75 75 BKKB dan PP

4 Peningkatan Pendapatan Kelompok Terbentuk & Terbinanya kelompok UPPKS 100 100 100 100 100 BKKB dan PP
UPPKS dan Pos pelayanan Keluarga
INDIKATOR KINERJA PENDANAAN (dalam juta) SKPD
KEBIJAKAN PROGRAM KEGIATAN
( OUTPUT / TARGET ) 2011 2012 2013 2014 2015 PENANGGUNGJAWAB

2 Fasilitasi Upaya Perlindungan Anak Meningkatnya upaya perlindungan dan kualitas 62 62 62 62 62 BKKB dan PP
Terhadap Tindak Kekerasan hidup anak

2 Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan 1 Sosialisasi dan Advokasi Buta Aksara Perempuan Terbinanya kelompok warga belajar 60 60 60 60 60 BKKB dan PP
Perempuan

2 Peningkatan Peran Perempuan Menuju Meningkatnya kesadaran akan pengarusutamaan 225 225 225 225 225 BKKB dan PP
Keluarga Sehat Sejahtera gender

3 Peningkatan Peran Serta dan Kesetaraan 1 Pendidikan dan Pelatihan Peningkatan Meningkatnya kesadaran akan pengarusutamaan 60 60 60 60 60 BKKB dan PP
Gender dalam pembangunan Peran Serta dan Kesetaraan Gender gender

2 Pembinaan Teknis Penerima Modal Meningkatnya kesadaran akan pengarusutamaan 125 125 125 125 125 BKKB dan PP
untuk Usaha Kecil Wanita di Kecamatan gender

7 Pelayanan Kesejahteraan 1 Pemberdayaan dan Pengembangan 1 Pendampingan Program Keluarga Menurunnya jumlah keluarga miskin 315 250 250 250 250 Dinas Sosial /BAPPEDA
Sosial bagi Fakir Miskin dan Kelembagaan Sosial Masyarakat Harapan & Pembinaan Kelompok Sasaran PKH
Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial (PMKS) 2 Kerjasama dan Sinkronisasi Program Peningkatan sinkronisasi kegiatan 50 75 100 125 150 Dinas Sosial
Lainnya dengan Pemerintah dan Swasta yang bisa dilakukan secara
bersama

3 Penyusunan Profil Anak dan Pedoman Tersusunnya pedoman penyelenggaraan kesos 50 150 50 50 50 Dinas Sosial
Penyelenggaraan Kesos Anak untuk anak

4 Pelatihan TKSK (Tenaga Kesejahteraan Meningkatnya peran PSM 100 125 150 175 200 Dinas Sosial
Sosial Kecamatan) dan PSM

5 Pembinaan dan Sinkronisasi Kegiatan Meningkatnya peran karang taruna 75 75 75 75 75 Dinas Sosial
dengan Karang Taruna

6 Pengembangan Peran Serta PSKS Peningkatan dana CSR bagi penanggulangan PMKS 100 125 150 175 200 Dinas Sosial
dalam Penanggulangan PMKS

7 Pengembangan dan Sinkronisasi Kegiatan Meningkatnya fungsi WKSBM 50 50 60 60 75 Dinas Sosial


dengan Wahana Kesejahteraan Sosial
Berbasis Masyarakat

8 Verifikasi dan Kodifikasi Lembaga dan LSM Terdata dan terpetakannya lembaga penyelenggara 85 100 115 130 145 Dinas Sosial
Penyelenggara Kesos Kesos

9 Pengembangan Pusat Data & Informasi Masyarakat mudah memperoleh akses tentang 50 150 50 50 50 Dinas Sosial
Pembangunan Kesos pembangunan sosial

10 Pelatihan dan Bantuan Modal Usaha Terwujudnya Lansia yang Terampil 289 300 350 350 400 Dinas Sosial
Kelompok Lansia Produktif Non Panti

11 Pelatihan dan Bantuan Usaha bagi Terwujudnya kesejahteraan anggota 300 320 340 350 360 Dinas Sosial
Organisasi/Lembaga Sosial

12 Sosialisasi Peraturan Tata Cara Penyeleng- Terhindarnya masyarakat dari penipuan 78 120 150 175 200 Dinas Sosial
garaan Pengumpulan Uang/Barang/
Sumbangan dan Undian

13 Peningkatan dan pengembangan nilai-nilai - Terlaksana peringatan hari pahlawan 0 150 200 250 250 Dinas Sosial
kepahlawanan, keperintisan dan kesetiakawa - pengembangan nilai K3S melalui pendidikan
nan sosial

2 Jaminan dan Pemberdayaan Sosial, 1 Penertiban Anak Jalanan Terlaksana setiap bulan setiap tahun 100 100 100 100 100 Dinas Sosial
bagi PMKS
2 Pelayanan Sosial Anak Jalanan Terbantu sebanyak 20 anak setiap tahun 250 250 250 250 250 Dinas Sosial
(Rehabilitasi dan Pelatihan)

3 Pelayanan Sosial Anak Cacat Terbantu sebanyak 10 anak setiap tahun 200 200 200 200 200 Dinas Sosial
(Rehabilitasi dan Pelatihan)

4 Pelayanan Sosial Penyandang Cacat Terbantu sebanyak 50 penyandang cacat setiap 500 500 500 500 500 Dinas Sosial
INDIKATOR KINERJA PENDANAAN (dalam juta) SKPD
KEBIJAKAN PROGRAM KEGIATAN
( OUTPUT / TARGET ) 2011 2012 2013 2014 2015 PENANGGUNGJAWAB

(Rehabilitasi dan Pelatihan)

6 Pelayanan Sosial Lanjut Usia Terlantar Terbantu sebanyak 100 LUT setiap tahun 100 100 100 100 100 Dinas Sosial
(Rehabilitasi dalam Panti)

7 Pemberdayaan Sosial Fakir Miskin Terbantu sebanyak 100 FM 300 300 300 300 300 Dinas Sosial
setiap tahun (10 KUBE)

8 Pemberdayaan Sosial Wanita Rawan Sosial Terbantu sebanyak 100 WRSE setiap tahun 80 90 100 110 120 Dinas Sosial
Ekonomi

9 Pembangunan Workshop dalam Rangka Terbangun tempat pelatihan bagi 100 1500 250 250 250 Dinas Sosial
Penguatan dan Pembinaan KUBE PMKS KUBE calon penerima bantuan

3 Rehabilitasi Sosial bagi PMKS 1 Rehabilitasi Sosial Orang Gila Terbantu sebanyak 10 orang setiap tahun 50 50 50 50 50 Dinas Sosial

2 Rehabilitasi Sosial Eks Napi Terbantu sebanyak 20 orang setiap tahun 250 250 250 250 250 Dinas Sosial
(Pelatihan dan Bantuan Modal)

3 Rehabilitasi Sosial PSK Terehabilitasi sebanyak 100 orang setiap tahun 250 250 250 250 250 Dinas Sosial
(Pelatihan dan Bantuan Modal)

4 Rehabilitasi Sosial Eks Korban Narkoba Terehabilitasi sebanyak 100 orang setiap tahun 250 250 250 250 250 Dinas Sosial
(Pelatihan dan Bantuan Modal)

5 Rehabilitasi Sosial bagi Gelandangan Terehabilitasi sebanyak 100 orang setiap tahun 100 100 100 100 100 Dinas Sosial
dan Pengemis

6 Rehabilitasi Sosial dalam Panti bagi PMKS Meningkatnya pelayanan sosial 200 200 200 200 200 Dinas Sosial

7 Pembangunan dan Dukungan Operasional Terbangunnya panti sosial 750 750 750 1000 1000 Dinas Sosial
Panti Sosial di Bandar Lampung

4 Pelayanan Sosial Lainnya 1 Pernikahan Massal bagi PMKS Dimilikinya surat nikah bagi pasangan PMKS 150 150 150 150 150 Dinas Sosial

2 Bantuan Fakir Miskin Daerah Kumuh Terbantunya fakir miskin di daerah 250 250 250 250 250 Dinas Sosial
kumuh sebanyak 100 KFM/tahun

3 Rehabilitasi Sosial Daerah Kumuh (Bedah Rumah) Terbangunnya rumah pada daerah kumuh 1000 1500 2000 2500 3000 Dinas Sosial & Kantor Pem. Masy
sebanyak 100 rumah / tahun

4 Advokasi dan pembinaan kepada Anak Terselesaikannya permasalahan hukum yang 120 120 120 120 120 Dinas Sosial
Korban Tindak Kekerasan dialami anak

5 Sosialiasi PP No. 54 Tahun 2007 Tentang Diketahui informasi tentang pengangkatan anak 50 50 50 50 50 Dinas Sosial
Pengangkatan Anak

6 Pengurusan Korban Bencana Alam dan Korban bencana alam dan sosial dapat ditangani 50 75 100 100 100 Dinas Sosial
Bencana Sosial secara maksimal

7 Sosialisasi dan Monitoring Program RASKIN Terlaksananya pemberian RASKIN yang tepat 95 100 110 115 120 Bagian Perekonomian
Bandar Lampung waktu dan tepat sasaran

8 Fasilitasi Operasional RASKIN sampai Kelancaran penyaluran RASKIN 300 375 425 450 500 Bagian Perekonomian
dengan Titik Rumah Tangga

5 Pengembangan Jaminan Sosial Masyarakat 1 Asuransi Sosial Bagi Masyarakat Miskin Masyarakat miskin mendapatkan asuransi 1000 1000 2000 2000 2000 Dinas Sosial & Disduk

2 Asuransi Sosial Bagi Penduduk yang Meninggal Setiap warga yang meninggal mendapatkan asuransi 3000 3000 3000 3000 3000 Dinas Sosial & Disduk

6 Peningkatan Nilai-Nilai Keperintisan, 1 Pendataan Keluarga Pahlawan Tersedia data keluarga pahlawan 20 20 20 20 20 Dinas Sosial
Kepahlawanan dan Kesetiakawanan Sosial
2 Pemberian Bantuan pada Keluarga Pahlawan Terbantunya keluarga pahlawan 138 140 160 200 250 Dinas Sosial

3 Sosialisasi Nilai-Nilai Kesetiakawanan Tersedia kurikulum pendidikan kesetiakawanan 150 20 20 20 20 Dinas Sosial & Dinas Pendidikan
Sosial melalui Penyusunan Kurikulum Sekolah
INDIKATOR KINERJA PENDANAAN (dalam juta) SKPD
KEBIJAKAN PROGRAM KEGIATAN
( OUTPUT / TARGET ) 2011 2012 2013 2014 2015 PENANGGUNGJAWAB

2 Evaluasi Dokumen PJM Pronangkis Kota Bandar Tersusunnya evaluasi Dokumen PJM Pronangkis Kota 0 0 300 0 0 BAPPEDA
Lampung Bandar Lampung

3 Evaluasi Strategi Penanggulangan Kemiskinan Tersusunnya evaluasi strategi penanggulangan


Daerah kemiskinan daerah 0 0 400 0 0 BAPPEDA

8 Pelayanan dan Rehabilitasi 1 Tanggap Darurat Bencana 1 Gladi Lapangan/Simulasi Penanganan Terorganisirnya pelaksanaan 100 195 234 280 336 Badan Penanggulangan Bencana
Sosial Korban Bencana Tanggap Darurat tanggap darurat

2 Pengadaan Sarana Evaluasi Logistik Tersedianya sarana dan prasarana 209 1250 1800 2300 2800 Badan Penanggulangan Bencana
Penanggulangan Bencana dan petugas BPPD
Bahaya Kebakaran

3 Operasional Penanggulangan Bencana Sosial Tidak terjadinya bencana sosial di Bandar Lampung 75 75 75 75 75 Dinas Sosial

4 Sosialisasi tentang Dampak dan upaya adaptasi Meningkatnya pengetahuan dan kesadaran masyara- 0 150 200 250 300 Badan Penanggulangan Bencana
perubahan iklim kat terhadap dampak perubahan iklim

5 Sosialisasi tentang Penanggulangan Bencana Kesiapsiagaan Masyarakat Meningkat 100 155 160 165 170 Badan Penanggulangan Bencana

6 Penyuluhan Tentang Penanggulangan Pemahaman siswa tentang bencana meningkat 200 205 210 215 220 Badan Penanggulangan Bencana
Bencana pada Anak Usia Dini

7 Jambore Siaga Bencana Koordinasi antar Stakeholders 30 40 50 60 70 Badan Penanggulangan Bencana

8 Gelar Siaga Bencana Kesiapsiagaan petugas 500 510 520 530 540 Badan Penanggulangan Bencana

9 Pembentukan Satuan Tugas Penangg Ketersediaan petugas kecamatan 350 355 360 365 370 Badan Penanggulangan Bencana
gulangan Bencana di Kecamatan

10 Pelatihan Kesiap-siagaan dan Perundangan Kesiapsiagaan Masyarakat meningkat 350 355 360 365 370 Badan Penanggulangan Bencana
Masyarakat dalam Menghadapi Bencana

11 Pembentukan Unit Reaksi Cepat (URC) Satuan unit reaksi cepat terbentuk 75 80 85 90 95 Badan Penanggulangan Bencana
dalam Perlindungan Masyarakat

2 Peningkatan Strategi Mitigasi Bencana 1 Pelatihan Penanggulangan Bencana Meningkatnya kemampuan petugas dan ketrampilan 25 312 374 488 585 Badan Penanggulangan Bencana
dan Bahaya Kebakaran petugas

2 Pendataan Obyek Retribusi Alat Pemadam Meningkatnya kontribusi terhadap PAD 110 115 125 140 150 Badan Penanggulangan Bencana
Kebakaran

3 Penentuan Akses dan Area Evakuasi Bencana Tersedia jalan & lokasi aman pada saat terjadi 130 145 260 286 325 Badan Penanggulangan Bencana
bencana

4 Pengembangan Sistem Peringatan Dini (Early Meningkatnya kesiap-siagaan bencana 0 1000 1000 1000 1000 Badan Penanggulangan Bencana
Warning System)

3 Penanganan Pasca Bencana 1 Inventarisasi dan Identifikasi Rehabilitasi Tertanganinya daerah Pasca bencana 150 175 175 200 200 Badan Penanggulangan Bencana
dan Rekonstruksi Sarana dan Prasarana
Perkotaan Pasca Bencana

2 Monitoring dan Evaluasi Program Terlaksananya monitoring dan evauluasi program 50 125 125 150 175 Badan Penanggulangan Bencana
Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca Bencana setiap tahun

3 Normalisasi dan Rekonstruksi Pasca Bencana Tertanganinya pembangunan daerah pasca bencana 300 350 375 400 450 Badan Penanggulangan Bencana

87292 910925.1 1019702 918158.27 928225.96

4. MISI : Meningkatkan Pelayanan Publik dan Kinerja Birokrasi yang Bersih, Profesional, Berorientasi Kewirausahaan dan Bertata Kelola yang Baik

INDIKATOR KINERJA PENDANAAN (dalam juta) SKPD


KEBIJAKAN PROGRAM KEGIATAN
( OUTPUT / TARGET ) 2011 2012 2013 2014 2015 PENANGGUNGJAWAB

1 Peningkatan Profesionalisme 1 Peningkatan Kapasitas & Kualitas Sumber 1 Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan bagi CPNSD Terlaksananya pemenuhan syarat menjadi PNS 2200 2388 2456 2635 2800 Badan Kepegawaian Daerah
INDIKATOR KINERJA PENDANAAN (dalam juta) SKPD
KEBIJAKAN PROGRAM KEGIATAN
( OUTPUT / TARGET ) 2011 2012 2013 2014 2015 PENANGGUNGJAWAB

3 Penyelenggaraan Ujian Penyesuaian Terpenuhinya pemenuhan syarat kenaikan pangkat 28 32 72 78 89 Badan Kepegawaian Daerah
Kenaikan Pangkat (UPKP)

4 Seleksi Penyelenggaraan Penerimaan Praja IPDN Tersedianya PNS yang memiliki basis ilmu 20 21 21 23 23 Badan Kepegawaian Daerah
Praja IPDN kepemerintahan

5 Penyelenggaraan Ujian Dinas Tk. I dan TK. II Terpenuhinya pemenuhan syarat kenaikan pangkat 28 28 29 30 30 Badan Kepegawaian Daerah

6 Pembinaan Citra Pelayanan Prima Meningkatnya pemahaman tentang pentingnya 95 100 105 110 115 Bagian Organisasi
pelayanan

7 Sosialisasi dan Pembinaan Tata Naskah Terciptanya tertib administrasi perkantoran 95 105 115 125 135 Bagian Organisasi
Dinas serta Peraturan Lainnyta di lingkup pemkot

8 Bimtek Penyusunan Capaian Beban Kerja Tersusunnya beban kerja dan indeks kepuasan 98 108 118 128 138 Bagian Organisasi
dan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) masyarakat terhadap pelayanan

9 Sosialisasi Undang-Undang Nomor 25/2009 Meningkatnya pemahaman tentang pentingnya 95 100 110 120 130 Bagian Organisasi
Tentang Pelayanan Publik pelayanan

10 Pembinaan dan Monitoring Citra Pelayanan Prima Meningkatnya profesionalisme aparatur 130 150 170 190 210 Bagian Organisasi

11 Bimtek Penyusunan Analisa Jabatan Tersedianya sumber daya aparatur 97 110 120 130 140 Bagian Organisasi
yang memahami analisa jabatan

12 Bimtek Penyusunan Standar Operasional Tersedianya Perwako tentang SOP pada SKPD 95 100 110 120 130 Bagian Organisasi
Prosedur pada SKPD

13 Peningkatan Sumber Daya Aparatur kelautan Meningkatnya kompetensi sumber daya aparatur 0 50 50 50 50 Dinas Perikanan dan Kelautan
dan Perikanan

14 Koordinasi & Kerjasama dengan Lembaga Terjalinnya kerja sama 50 50 50 50 50 Dinas Perikanan dan Kelautan
Diklat dalam Rangka Kepemimpinan dan
Manajamen Kelautan dan Perikanan

2 Pendidikan Kedinasan 1 Seleksi dan Penyelenggaraan Diklat pim Peningkatan profesionalisme aparatur 1200 1200 1200 1200 1200 Badan Kepegawaian Daerah
Tingkat IV

2 Pendidikan dan Penjenjangan Struktural Peningkatan profesionalisme aparatur 350 350 350 350 350 Badan Kepegawaian Daerah
(Diklatpim II dan III

3 Penyelenggaraan Diklat Teknis Peningkatan profesionalisme aparatur 120 120 120 120 120 Badan Kepegawaian Daerah

4 Penyusunan Formasi Pegawai Penempatan PNS sesuai kebutuhan 12 12 12 12 12 Badan Kepegawaian Daerah

3 Pembinaan dan Pengembangan Aparatur 1 Seleksi Penerimaan Calon PNSD Terseleksi kebutuhan PNS 780 783 792 799 831 Badan Kepegawaian Daerah

2 Pembinaan Mental dan Kerohanian Terbinanya akhlak para aparatur 1000 1000 1000 1000 1000 Badan Kepegawaian Daerah
Aparatur melalui Penyelenggaraan Haji
dan Umroh

3 Pembinaan Disiplin PNS dan Waskat PNS Berkurangnya indisipliner PNS 22 23 26 26 27 Badan Kepegawaian Daerah

4 Penyelesaian Kasus Kepegawaian Bertambahnya penyelesaian kasus PNS 26 28 29 30 32 Badan Kepegawaian Daerah

5 Pemrosesan Berkas Kenaikan Pangkat Mneingkatnya pemrosesan berkas kenaikan pangkat 150 165 170 170 170 Badan Kepegawaian Daerah

4 Peningkatan Kesejahteraan Pegawai 1 Pemberian Penghargaan Satya Lancana Penerbitan berkas penghargaan 56 57 59 59 61 Badan Kepegawaian Daerah

2 Pemilihan PNS Teladan Terpilihnya PNS berprestasi 31 31 31 31 31 Badan Kepegawaian Daerah

3 Pemberian Tunjangan Kesejahteraan Meningkatnya perhatian Pemkot pada pegawai 33 33 33 33 33 Badan Kepegawaian Daerah

2 Peningkatan Efisiensi dan 1 Pengembangan Sistem Informasi Manajemen 1 Peningkatan Sistem Informasi Manajemen Tertatanya administrasi dan informasi kepegawaian 92 93 94 95 100 Badan Kepegawaian Daerah
Efektifitas Kerja Aparatur dan Database Kepagawaian Kepegawaian
INDIKATOR KINERJA PENDANAAN (dalam juta) SKPD
KEBIJAKAN PROGRAM KEGIATAN
( OUTPUT / TARGET ) 2011 2012 2013 2014 2015 PENANGGUNGJAWAB

dan tepat

4 Penyelesaian KARPEG, KARIS dan KARSU Terbitnya KARPEG, KARIS dan KARSU 24 24 24 24 24 Badan Kepegawaian Daerah

5 Konversi KARPEG ke KPE Terbit dan berfungsinya KPE 24 24 24 24 24 Badan Kepegawaian Daerah

6 Penyusunan Buku Profil dan Pelayanan Tersedianya profil dan kinerja BKD 16 16 16 16 16 Badan Kepegawaian Daerah
Kepegawaian

2 Pelayanan Mutasi dan Pensiun Pegawai 1 Proses Penyelesaian Pensiun Terselesaikannya proses usul pensiun 56 56 56 56 56 Badan Kepegawaian Daerah

2 Proses Perpidahan PNS Daerah Terselesaikannya proses usul perpindahan tugas 23 23 23 23 23 Badan Kepegawaian Daerah

3 Pengembangan Sinergi Kepegawaian 1 Sosialisasi Peraturan di Bidang Kepagawaian Peningkatan pemahaman tentang aturan 30 30 30 30 30 Badan Kepegawaian Daerah
kepegawaian

2 Sosialisasi Pelayanan Kenaikan Pangkat Peningkatan pemahaman tentang tata cara kenaikan 30 30 30 30 30 Badan Kepegawaian Daerah
Terpadu pangkat

4 Peningkatan Sarana dan Prasarana 1 Pengadaan Perlengkapan Gedung Kantor Tersedianya sarana kerja 150 150 150 150 150 Bagian Umum
Aparatur
2 Pemeliharaan Rutin/Berkala Rumah Jabatan Terpeliharanya rumah jabatan 321 385 462 555 666 Bagian Umum

3 Pemeliharaan Rutin/Berkala Rumah Dinas Terpeliharanya rumah dinas 610 732 879 1054 1265 Bagian Umum

4 Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung/Kantor Terpeliharanya gedung/kantor 393 471 565 679 814 Bagian Umum

5 Pemeliharaan Rutin/Berkala Mobil Jabatan Terpeliharanya mobil jabatan 666 799 959 1150 1381 Bagian Umum

6 Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan Terpeliharanya kendaraan dinas 1362 1634 1961 2354 2825 Bagian Umum
Dinas/Operasional

7 Pemeliharaan Rutin/Berkala Perlengkapan Terpeliharanya perlengkapan rumah dinas/jabatan 490 588 706 848 1017 Bagian Umum
Rumah Jabatan/Dinas

8 Pemeliharaan Rutin/Berkala Perlengkapan Terpeliharanya perlengkapan gedung/kantor 64 76 92 110 132 Bagian Umum
Gedung Kantor

9 Pemeliharaan Rutin/Berkala Peralatan Terpeliharanya peralatan gedung/kantor 76 91 109 131 157 Bagian Umum
Gedung Kantor

10 Pemeliharaan Rutin/Berkala Meubelair Terpeliharanya meubelair kantor 37 45 54 65 78 Bagian Umum

11 Rehabilitasi Sedang/Berat Rumah Dinas Terehabnya rumah dinas 135 162 194 233 279 Bagian Umum

12 Rehabilitasi Sedang/Berat Gedung/Kantor Terehabnya gedung/kantor 190 228 273 328 393 Bagian Umum

5 Pengumpulan, Penyaringan dan Penge- 1 Pengumpulan dan Penyaringan Data Tersebarnya informasi tentang program Pemkot 200 250 300 350 400 Bagian Humas
lolaan Data dan Informasi kepada masyarakat

2 Pengolah Data dan Penyajian Data Tersebarnya informasi tentang program Pemkot 200 250 250 300 325 Bagian Humas
kepada masyarakat

6 Publikasi Pelaksanaan Kegiatan Pemerin- 1 Kerjasama Kemitraan Media Cetak dan Tersebarnya informasi tentang program Pemkot 100 125 150 175 200 Bagian Humas
tahan, Kemasyarakatan dan Pembangunan Elektronik kepada masyarakat

2 Publikasi Hasil-Hasil Pembangunan Melalui Tersebarnya informasi tentang program Pemkot 150 200 225 250 275 Bagian Humas
HUT Kota Bandar Lampung kepada masyarakat

3 Publikasi Hasil-Hasil Pembangunan Melalui HUT RI Tersebarnya informasi tentang program Pemkot 50 75 100 125 150 Bagian Humas
kepada masyarakat

4 Penerbitan Bulletin Warta Kota Tersebarnya informasi tentang program Pemkot 50 75 100 125 150 Bagian Humas
kepada masyarakat

5 Pembuatan Buku Selayang Pandang Tersebarnya informasi tentang program Pemkot 40 60 80 100 125 Bagian Humas
Kota Bandar Lampung kepada masyarakat
INDIKATOR KINERJA PENDANAAN (dalam juta) SKPD
KEBIJAKAN PROGRAM KEGIATAN
( OUTPUT / TARGET ) 2011 2012 2013 2014 2015 PENANGGUNGJAWAB

7 Penataan Kelembagaan Organisasi 1 Penataan/Perubahan Perwako tentang Penyempurnaan Perwako 85 0 0 100 0 Bagian Organisasi
Perangkat Daerah Kelembagaan

2 Penyusunan dan Pengelolaan Data Tertatanya administrasi kepegawaian 85 100 110 120 130 Bagian Organisasi
Kepegawaian Sekretariat Kota

3 Pembuatan Tanda Pengenal/Atribut Pegawai Meningkatnya disiplin kerja aparatur 95 100 110 115 120 Bagian Organisasi

3 Peningkatan Kualitas Data 1 Penataan Administrasi Kependudukan 1 Penyediaan Blanko-blanko dan Formulir Tersedianya kebutuhan layanan kependudukan 700 750 750 750 750 Dinas Kependudukan & Capil
Kependudukan
2 Pelayanan Dokumen Catatan Sipil pada Hari- Terfasilitasinya masyarakat dalam pelayanan 150 150 150 150 150 Dinas Kependudukan & Capil
Hari Khusus kependudukan

3 Implementasi Sistem Informasi Administrasi Meningkatnya kemudahan dan pelayanan 150 150 150 150 150 Dinas Kependudukan & Capil
Kependudukan (SIAK) kependudukan

4 Sosialisasi Penerapan e-KTP Meningkatnya pengetahuan masyarakat 70 70 0 0 0 Dinas Kependudukan & Capil

5 Pemeliharaan Perangkat SIAK Terpeliharanya alat pendukung SIAK 200 50 250 50 300 Dinas Kependudukan & Capil

6 Monitoring dan Pendataan Penduduk Asing Terdatanya penduduk asing di Bandar Lampung 75 100 100 100 100 Dinas Kependudukan & Capil

2 Peningkatan Kualitas Data Penduduk 1 Pembuatan Database Kependudukan Tersedianya database kependudukan secara 1250 0 0 0 0 Dinas Kependudukan & Capil
baik dan benar

2 Validasi Database/Pemutakhiran Data Penduduk Terupdatenya data penduduk secara rutin 150 150 150 150 150 Dinas Kependudukan & Capil

3 Pembuatan Sistem Bank Data Penduduk Tersedianya data penduduk sesuai kebutuhan 0 0 1500 0 0 Dinas Kependudukan & Capil
Online Akses Terbatas

4 Pemeliharaan Bank Data Penduduk Terpeliharanya data penduduk 0 0 250 250 200 Dinas Kependudukan & Capil

3 Peningkatan Sarana dan Prasarana 1 Pengadaan Komputerisasi untuk Program e-KTP Meningkatnya pelayanan kependudukan 250 0 0 150 0 Dinas Kependudukan & Capil
Administrasi Kependudukan e-KTP

2 Penyediaaan Scanner, Mesin Pembaca Finger Meningkatnya pelayanan kependudukan 100 0 50 0 50 Dinas Kependudukan & Capil
Print (Sidik Jari) dan Foto Digital

3 Pemeliharaan Komputer dan Peralatan Meningkatnya pelayanan kependudukan 70 70 75 75 80 Dinas Kependudukan & Capil

4 Penyediaan Peralatan Penunjang Pelaksanaan Meningkatnya pelayanan kependudukan 500 50 50 100 100 Dinas Kependudukan & Capil
Tugas Kependudukan

4 Peningkatan SDM Aparatur Kependudukan 1 Bimbingan Teknis Operator SIAK untuk Meningkatnya kualitas dan kinerja aparatur 100 0 0 0 0 Dinas Kependudukan & Capil
Pengembangan Program e-KTP

2 Bimbingan Teknis Administrator Data Base Meningkatnya kualitas dan kinerja aparatur 10 0 10 0 10 Dinas Kependudukan & Capil

3 Pelatihan Penataan Administrasi Kependudukan Meningkatnya kualitas dan kinerja aparatur 0 50 0 50 0 Dinas Kependudukan & Capil

4 Bimbingan Teknis dan Pelatihan Lainnya Meningkatnya kualitas dan kinerja aparatur 10 10 10 10 10 Dinas Kependudukan & Capil
Penunjang Kegiatan Kependudukan

4 Peningkatan Kualitas Produk 1 Legislasi Daerah 1 Legalisasi Rancangan Perundang-Undangan Meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang 250 250 250 250 250 Bagian Hukum
Hukum Daerah (Prolegda) produk hukum dan kesadaran hukum masyarakat
dan aparatur

2 Harmonisasi Peraturan Perundang-Undangan Terbentuknya Perda yang tidak bertentangan 150 150 150 150 150 Bagian Hukum
Daerah dengan peraturan yang lebih tinggi

3 Kajian Perda terrhadap Peraturan Perundang- Terbentuknya Perda yang tidak bertentangan 150 150 150 150 150 Bagian Hukum
Undangan yang Lebih Tinggi dengan peraturan yang lebih tinggi

4 Evaluasi Pelaksanaan Perda Terkait dengan Terlaksananya evaluasi terhadap perda yang terkait 0 100 100 0 0 Bagian Hukum
Lingkungan Hidup dengan lingkungan hidup

5 Penyusunan Perda Baru tentang Lingkungan Hidup Tersusunnya Perda 0 0 250 100 0 Bagian Hukum
INDIKATOR KINERJA PENDANAAN (dalam juta) SKPD
KEBIJAKAN PROGRAM KEGIATAN
( OUTPUT / TARGET ) 2011 2012 2013 2014 2015 PENANGGUNGJAWAB

2 Fasilitasi Produk Hukum Daerah Terhimpunnya produk hukum daerah 150 150 150 150 150 Bagian Hukum

5 Peningkatan Kesadaran Hukum 1 Penegakan Hukum 1 Pembinaan Keluarga Sadar Hukum Tercipatnya masyarakat yang tertib hukum 150 150 150 150 150 Bagian Hukum

2 Operasi Yustisi Tercipatnya masyarakat yang tertib hukum 300 300 300 300 300 Bagian Hukum

3 Kerjasama dengan Kejaksaan Negeri B. Lampung Memberi bantuan hukum dalam kasus perdata 150 150 150 150 150 Bagian Hukum
dalam Penyelesaian Sengketa TUN dan Perdata dan TUN

2 Peningkatan Kualitas Aparatur Hukum 1 Pembinaan PPNS Meningkatnya kualitas PPNS 100 100 100 100 100 Bagian Hukum

2 Sosialisasi Keppres No. 40 Tahun 2004 Meningkatnya pemahaman aparatur tentang HAM 300 300 300 300 300 Bagian Hukum
tentang RAN-HAM

3 Peningkatan Kepatuhan PNS 1 Penyuluhan dan Penghimpunan LP2P Terkoordinasinya pajak-pajak pribadi PNS 62 76 95 117 146 Inspektorat
(Laporan Pajak-Pajak Pribadi)

2 Implementasi Sistem Pengendalian Intern Implementasi tugas Satgas SPIP 55 62 70 78 88 Inspektorat


Pemerintah

4 Penataan dan Penyempurnaan Kebijakan 1 Penyusunan Pedoman Evaluasi Fungsional Tersusunnya pedoman manual evaluasi kualitatif 0 250 50 50 300 Inspektorat
Sistem dan Prosedur Pengawasan Kualitatif terhadap Outcome Program SKPD program

2 Evaluasi Fungsional Tahunan terhadap Diketahuinya dampak program secara otcome 350 400 450 500 550 Inspektorat
Outcome Program SKPD

5 Peningkatan Sistem Pengawasan Internal 1 Penanganan Kasus Pengaduan di Surat-surat pengaduan 101 136 184 250 300 Inspektorat
dan Pengendalian Kebijakan KDH Lingkungan Pemerintah Kota

2 Tindak Lanjut Hasil Pengawasan Rekomendasi temuan hasil pemeriksaan 229 230 240 250 300 Inspektorat

3 Pengawasan Internal Secara Berkala Tersususunnya 26 LHP 101 142 150 160 170 Inspektorat
Inspektorat Pembantu Wilayah I

4 Pengawasan Internal Secara Berkala Tersususunnya 20 LHP 101 134 178 200 236 Inspektorat
Inspektorat Pembantu Wilayah II

5 Pengawasan Internal Secara Berkala Tersususunnya 22 LHP 96 127 169 170 248 Inspektorat
Inspektorat Pembantu Wilayah III

6 Pengawasan Internal Secara Berkala Tersususunnya 20 LHP 95 125 166 220 291 Inspektorat
Inspektorat Pembantu Wilayah IV

7 Pengawasan Kegiatan Gemma Tapis Terlaksana di 98 Pokmas 62 76 95 117 146 Inspektorat


Berseri

8 Monitoring dan Evaluasi Penyusunan Laporan pelaksanaan 10 diktum 67 63 95 100 146 Inspektorat
Laporan Harta Kekayaan Pejabat Negara

9 Pengelolaan Inpres No. 5 Tahun 2004 Laporan pelaksanaan 10 diktum 67 63 59 55 52 Inspektorat

10 Review Laporan Keuangan SKPD Laporan hasil review 68 68 87 113 145 Inspektorat

11 Evaluasi LAKIP SKPD Laporan hasil evaluasi 62 68 87 113 145 Inspektorat

6 Peningkatan Kualitas Pengelo- 1 Peningkatan dan Pengembangan 1 Penyusunan Raperda tentang APBD Tersusun Raperda APBD 356 374 392 432 453 Dinas Pendapatan Pengelolaan
laan Keuangan Daerah Pengelolaan Keuangan Daerah Keuangan dan Aset Daerah
2 Penyusunan Rancangan Peraturan Walikota Tertib pelaksanaan APBD 54 57 60 66 69 DPPKA
tentang Penjabaran APBD

3 Penyusunan Raperda tentang Perubahan Tertib pelaksanaan APBD 282 296 311 342 359 DPPKA
APBD

4 Penyusunan Rancangan Peraturan Walikota Tertib pelaksanaan APBD 30 31 33 36 38 DPPKA


tentang Penjabaran Perubahan APBD
INDIKATOR KINERJA PENDANAAN (dalam juta) SKPD
KEBIJAKAN PROGRAM KEGIATAN
( OUTPUT / TARGET ) 2011 2012 2013 2014 2015 PENANGGUNGJAWAB

6 Pengelolaan Sistem Informasi Penyusunan Terpeliharanya sarana dan prasarana sistem 210 221 232 255 268 DPPKA
APBD Kota Bandar Lampung informasi

7 Pengelolaan Sistem Informasi Belanja Daerah Tersedianya informasi belanja daerah yang cepat 85 90 94 104 109 DPPKA
dan akurat

8 Penyusunan Laporan Semester I & Pragnosis Diketahuinya realisasi APBD setiap tahun 116 122 128 141 148 DPPKA
Semseter II Pelaksanaan APBD

9 Penyusunan Laporan Mutasi Barang Daerah Tercapainya tertib administrasi pengelolaan aset 195 205 215 237 249 DPPKA
dan Daftar Mutasi Barang daerah

10 Pengembangan dan Peningkatan Administrasi Terwujudnya tertib administrasi pengelolaan gaji 260 273 267 316 332 DPPKA
Pengelolaan Gaji Pegawai

11 Penyusunan Anggaran Kas Pemerintah Pedoman dalam pemungutan pendapatan dan 58 61 64 70 74 DPPKA
Kota Bandar Lampung belanja daerah

12 Penyusunan Kebijakan Anggaran Daerah tertib administrasi pengelolaan anggaran 121 127 133 147 154 DPPKA

13 Penyusunan Peraturan dan Keputusan Tertib administrasi pengelolaan belanja 94 99 103 114 120 DPPKA
tentang Kebijakan Belanja

14 Intensifikasi Penyelesaian Kerugian Daerah Tertib administrasi pengelolaan penyelesaian 89 94 99 109 114 DPPKA
kerugian daerah

15 Pengamanan dan Pemanfaatan Barang Milik Tertib administrasi pengelolaan atas pemanfaatan 33 34 35 40 42 DPPKA
Daerah barang milik daerah

16 Penataan Arsip Bendahara Umum Tersusunnya arsip bendahara bantuan 106 111 117 128 135 DPPKA

17 Pengendalian Administrasi Surat Perintah Terwujudnya tertib administrasi pengelolaan SP2D 138 145 152 168 176 DPPKA
Pencairan Dana (SP2D)

18 Pengendalian Administrasi Surat Penyediaan Terwujudnya tertib administrasi pengelolaan SPD 55 58 60 66 70 DPPKA
Dana

19 Pemutakhiran Data Aset Tanah Pemkot Terwujudnya tertib administrasi pengelolaan barang 71 75 79 87 91 DPPKA

20 Bimbingan Teknis Penyusunan Laporan Terwujudnya tertib administrasi pengelolaan 93 98 103 113 119 DPPKA
Keuangan SKPD keuangan daerah

21 Implementasi Sistem Informasi Pengelolaan Terwujudnya tertib administrasi pengelolaan 150 200 225 250 250 DPPKA
Keuangan Daerah keuangan daerah

7 Peningkatan Kualitas Perencana- 1 Perencanaan Pembangunan Daerah 1 Koordinasi Penyusunan Laporan Keterangan Tersedianya LKPJ Walikota Bandar Lampung 80 100 100 100 180 BAPPEDA
an Daerah Pertanggungjawaban Walikota Bandar Lampung ke DPRD Kota Bandar Lampung
Th 2010, 2011,2012, 2013, 2014

2 Penyusunan Indikator Kinerja Utama (IKU), Tersedianya Dokumen Indikator Kinerja Utama 50 40 40 40 60 BAPPEDA
Penetapan Kinerja SKPD dan Penetapan (IKU), Penetapan Kinerja SKPD dan Penetapan
Kinerja Walikota Bandar Lampung Tahun Kinerja Walikota Bandar Lampung
2011, 2012, 2013, 2014, 2015

3 Koordinasi Penyusunan Laporan Akuntabilitas Tersedianya Laporan Akuntabilitas Kinerja 100 100 100 100 110 BAPPEDA
Kinerja (LAKIP) Pemerintah Daerah Kota Pemerintah Daerah Kota Bandar Lampung
Bandar Lampung Tahun 2010, 2011, 2012,2013
2014

4 Penyusunan Rancangan RKPD Pemerintah Tersedianya peraturan Walikota Bandar Lampung 50 65 65 65 65 BAPPEDA
Kota Bandar Lampung Tahun 2012,-2013, 2014, tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota
2015, 2016 Bandar Lampung

5 Penyelenggaraan Musyawarah Perencanaan Terselenggaranya Musrenbang Kota Bandar 150 160 160 170 175 BAPPEDA
Pembangunan (Musrenbang) Kota Bandar Lampung
Lampung
INDIKATOR KINERJA PENDANAAN (dalam juta) SKPD
KEBIJAKAN PROGRAM KEGIATAN
( OUTPUT / TARGET ) 2011 2012 2013 2014 2015 PENANGGUNGJAWAB

7 Pembuatan Peta Relief Kota Bandar Lampung Tersedianya Peta Relief 10 buah. 100 0 0 0 0 BAPPEDA

8 Evaluasi RPJMD Kota Bandar Lampung Tersusunnya evaluasi kesesuain RPJMD Kota 0 0 250 0 0 BAPPEDA
Tahun 2010-2015 B.Lampung Th 2010-2015 dg ketentuan peraturan
dan eksisting kebutuhan pembangunan

9 Penyusunan RPJMD Kota Bandar Tersusunnya RPJMD 2015-2020 0 0 0 0 300 BAPPEDA


Lampung Tahun 2015-2020

10 Penyelenggaraan Musrenbang RPJMD Kota Terselenggaranta Musrenbang RPJMD 0 0 0 0 150 BAPPEDA


Bandar Lampung 2015-2020

11 Evaluasi Kinerja dan Capaian Indikator Diketahuinya capaian kinerja RPJMD 0 0 75 0 75 BAPPEDA
RPJMD Tahun 2010-2015

12 Penyusunan Pedoman Pelaporan dan Tersusunnya pedoman pelaporan dan evaluasi 75 0 0 0 0 BAPPEDA
Evaluasi Kinerja SKPD kinerja SKPD

13 Koordinasi dan Sinkronisasi Pra Penyusunan Tersusunnya RKA 40 40 40 40 40 BAPPEDA


Rencana Kerja dan Anggaran

14 Penyusunan Pedoman Musyawarah Perencanaan Tersusunnya Pedoman Musrenbang Kota 75 0 0 0 0 BAPPEDA


Pembangunan Kota B.Lampung Bandar Lampung

15 Penyusunan Pedoman Penetapan Kinerja Tersusunnya Pedoman Penetapan Kinerja SKPD 75 0 0 0 0 BAPPEDA
SKPD dan LAKIP SKPD dan LAKIP SKPD

16 Pelatihan Penyusunan Renstra SKPD Kota Terselenggaranya pelatihan penyusunan Renstra 0 0 0 0 100 BAPPEDA
Bandar Lampung SKPD Kota Bandar Lampung

2 Program Perencanan Sosial Budaya 1 Penyusunan Profil Daerah Data dan informasi tentang Profil Daerah Kota 150 150 150 150 150 BAPPEDA
Bandar Lampung

2 Penyusunan Capaian Indikator Pembangunan Tersusunnya capaian IPM MDG's Bidang Pendidikan 178 0 0 0 0 BAPPEDA
Manusia (IPM) MDG's Bidang Pendidikan dan dan Kesehatan
Kesehatan

3 Koordinasi, Sinkronisasi Perencanaan SKPD Kota Bandar Lampung 75 75 75 75 75 BAPPEDA


Program Bidang Sosial Budaya
Kota Bandar Lampung

4 Penyusunan Panduan dan Orientasi dan Evaluasi SKPD Kota Bandar Lampung 75 100 150 50 50 BAPPEDA
Program/Kegiatan Responsif Gender

5 Penyusunan Analisis Situasi Ibu dan Anak Tersedianya dokumen situasi ibu dan anak 0 200 0 0 0 BAPPEDA

6 Penataan Perencanaan Kesehatan dan 13 kecamatan 175 185 195 205 215 BAPPEDA
Pendidikan dalam peningkatan Daya Saing
SMD Sejak Dini

7 Penyusunan Data dan Informasi Terkait Tersusunnya data capaian pembangunan bidang 0 125 130 135 140 BAPPEDA
Pembangunan Bidang Kesehatan & Pendidikan kesehatan dan pendidikan yang up to date

8 Penyusunan Indikator Makro Pengarusutamaan Tersedianya dokumen data indeks pembangunan 0 125 0 0 0 BAPPEDA
Gender gender dan indeks pemberdayaan gender

9 Pemetaan Potensi Lembaga Keagamaan dalam Tersedianya data pemetaan potensi lembaga 100 0 0 0 0 BAPPEDA
rangka Pemberdayaan Lembaga Keagamaan keagamaan

10 Studi Manajemen Pembelajaran pada Rintisan Tersusunnya Studi Manajemen Pembelajaran RSN 0 105 0 0 0 BAPPEDA
Sekolah yang Berstandar Nasional (RSN) Tingkat Tingkat SD di 3 SD di Kec. Kedaton
Sekolah Dasar (3 sekolah) di Kecamatan Kedaton

3 Program Perencanaan Pembangunan 1 Identifikasi Kemitraan antara Badan Terhimpunnya data dan informasi yang berkenaan 112 0 0 0 200 BAPPEDA
Ekonomi Usaha dan UMKM di Kota Bandar Lampung dengan pengembangan kemitraan antara UMKM
dengan badan-badan usaha di Bandar Lampung
dalam mendukung Program Penanggulangan
INDIKATOR KINERJA PENDANAAN (dalam juta) SKPD
KEBIJAKAN PROGRAM KEGIATAN
( OUTPUT / TARGET ) 2011 2012 2013 2014 2015 PENANGGUNGJAWAB

(TKKSD)

3 Penyusunan Data Potensi Ekonomi Daerah Tersusunnya data potensi ekonomi daerah Kota 0 0 200 0 200 BAPPEDA
Kota Bandar Lampung Bandar Lampung

4 Kajian Investasi Daerah Tersusunnya kajian investasi daerah 0 0 0 400 0 BAPPEDA

5 Studi Pengembangan Sentra-sentra Industri Tersusunnya studi pengembangan sentra-sentra 0 0 0 300 0 BAPPEDA
Potensial di Kota Bandar Lampung industri potensial di Kota Bandar Lampung

6 Penyusunan Rencana Induk Pengembangan dan Tersusunnya Rencana Induk Pengembangan dan 0 450 0 0 0 BAPPEDA
Penataan Pasar Kota Bandar Lampung Penataan Pasar Kota Bandar Lampung

7 Review Petunjuk Pelaksanaan Penyaluran Kredit Tersedianya review petunjuk pelaksanaan penyaluran 0 0 200 0 0 BAPPEDA
Ekonomi Kerakyatan kredit ekonomi kerakyatan

4 Program Perencanaan Prasarana Wilayah 1 Penyusunan Rencana Induk Jaringan Lalu Lintas Tersedianya rencana induk jaringan lalu lintas dan 400 0 0 0 0 BAPPEDA
dan Sumberdaya Alam dan Angkutan Jalan Kota Bandar Lampung angkutan jalan sesuai RTRW Kota Bandar Lampung

2 Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Bantuan Terselenggaranya Kegiatan Tim Koordinasi 40 50 60 70 80 BAPPEDA
Stimulan Pembangunan Perumahan Swadaya Peningkatan Kualitas Perumahan (PKP)
di Kota Bandar Lampung.

3 Fasilitasi Sekretariat Tim Koordinasi Terlaksananya tugas dan fungsi Tim Koordinasi 50 80 100 0 0 BAPPEDA
Perubahan Iklim Kota Bandar Lampung Ketahanan Perubahan Iklim di Kota Bandar Lampung

4 Sekretariat Pokja Penyusunan Masterplan Terselenggaranya Kegiatan Tim Koordinasi 40 0 0 0 0 BAPPEDA


Air Limbah Air Limbah Kota Bandar Lampung

5 Pendampingan penyusunan RPKPP Tersusunnya RPKPP kawasan prioritas 0 75 100 0 0 BAPPEDA

6 Review Masterplan Drainase Kota Bandar Lampung Tersedianya masterplan drainase yang telah 0 500 0 0 0 BAPPEDA
direvisi

7 Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Tersusunnya dokumen pengelolaan sumber daya air 0 500 0 0 0 BAPPEDA

8 Studi Awal Potensi Daya Guna Air (Pengenda- Tersusunnya studi awal potensi daya guna air 0 400 0 0 0 PU / BAPPEDA
lian banjir dan pembangkit listrik Mikrohidro) (Pengendalian banjir dan pembangkit listrik Mikro-
pada DAS Way Kuala, Sub DAS Way Halim, hidro) pada DAS Way Kuala, Sub DAS Way Halim
Way Kedamaian dan Way Awi Way Kedamaian dan Way Awi

9 Studi Kajian Penempatan Alat Ukur Pemantauan Tersusunnya Studi Penempatan Alat Ukur 0 200 0 0 0 PU / BAPPEDA
Curah Hujan dan Alat Ukur Debit Sungai Pemantauan Curah Hujan dan Alat Ukur Debit
Sungai

10 Pembuatan Peta Administrasi Kota Bandar Lampung Tersedianya Peta Administrasi Kota Bandar Lampung 0 355 100 100 100 BAPPEDA

11 Evaluasi RTRW Kota Bandar Lampung Tersusunnya evaluasi RTRW Kota Bandar Lampung 0 0 0 0 600 BAPPEDA

12 Kajian Intrusi air laut di kota Bandar Lampung Tersusunnya kajian intrusi air laut di Kota Bdl. 0 0 500 0 0 BAPPEDA

5 Pengembangan Data/Informasi/Statistik 1 Penyusunan Indikator Ekonomi Daerah Data/Informasi kegiatan di Kota Bandar Lampung 200 200 200 200 200 BAPPEDA
Daerah
2 Penyusunan Indeks Pembangunan Manusia Tersusunnya dokumen IPM 150 150 150 150 150 BAPPEDA
(IPM) Kota Bandar Lampung

3 Penyusunan Indeks Kesejahteraan Masyarakat Tersusunnya dokumen IKM 150 150 150 150 150 BAPPEDA
(IKM) Kota Bandar Lampung

4 Koordinasi Jaringan Penelitian Pendidikan Peneliti-peneliti Muda, SMA/SMK Sederajat, 75 100 125 150 175 BAPPEDA
Perguruaan Tinggi dan Masyarakat

5 Penyediaan Sistem Informasi Perencanaan Tersedianya data Informasi perencanaan Daerah 50 60 70 80 90 BAPPEDA
Daerah secara elektronik melalui web-site. BAPPEDA

6 Pengendalian dan Evaluasi Kegiatan Terkendalinya evaluasi kegiatan pada SKPD 175 185 200 210 220 BAPPEDA
Pembangunan
INDIKATOR KINERJA PENDANAAN (dalam juta) SKPD
KEBIJAKAN PROGRAM KEGIATAN
( OUTPUT / TARGET ) 2011 2012 2013 2014 2015 PENANGGUNGJAWAB

8 Sistem Informasi Geografis (SIG) Berbasis WEB Tersedianya SIG Berbasis WEB untuk Pengembangan
untuk Pengembangan Informasi Jaringan Jalan Informasi Jaringan Jalan Kota B. Lampung 0 120 120 240 0 BAPPEDA
Kota B. Lampung

9 Penyusunan dan Pengembangan Sistem Informasi Tersusunnya Pengembangan Sistem Informasi Sarana 0 250 50 50 50 BAPPEDA
Sarana Prasarana Kota Prasarana Kota

10 Penyusunan Data Jaringan Jalan Tersusunnya data jaringan jalan 0 0 0 200 0 BAPPEDA

8 Peningkatan Tertib Administrasi 1 Tertib Penyusunan Administrasi Pembangunan 1 Penyusunan Dokumen Hasil Pembangunan Tersusunnya dokumen hasil pembangunan 250 275 300 325 350 Bagian Administrasi pembangunan
Pengendalian dan Pelaporan Kota Bandar Lampung
Kegiatan
2 Sosialisasi Perpres 54 Tahun 2010 dan Ujian Meningkatnya kualitas dan kuantitas panitia 125 125 125 125 125 Bagian Administrasi pembangunan
Sertifikasi Ahli Pengadaan Nasional pengadaan barang/jasa

3 Pengembangan E-Procurement Meningkatnya transparansi pengadaan barang/jasa 75 250 100 150 100 Bagian Administrasi pembangunan

2 Tertib Pengendalian Administrasi 1 Pembinaan dan Pengendalian Administrasi Meningkatnya pengendalian pembangunan 150 150 150 150 150 Bagian Administrasi pembangunan
Pembangunan Pembangunan

2 Pengembangan Sistem Informasi Pengendalian Meningkatnya efisiensi pelaporan dan pengendalian 150 250 100 100 100 Bagian Administrasi pembangunan
dan Pelaporan Pembangunan pembangunan

3 Tertib Pelaporan Administrasi Pembangunan 1 Pelaporan, Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Tersusunnya laporan pembangunan 200 250 300 350 400 Bagian Administrasi pembangunan
Pembangunan

9 Peningkatan Tertib Administrasi 1 Perbaikan Sistem Administrasi Kearsipan 1 Pembangunan Gudang Arsip Tertatanya gudang penyimpanan arsip 100 125 150 175 200 Kantor Perpustakaan, PDE dan
Kearsipan Daerah Arsip Daerah

2 Pemeliharaan rutin/berkala sarana dan Prasarana Peningkatan sarana dan prasarana 135 150 175 200 225 Kantor Perpustakaan, PDE dan
Kearsipan penyimpanan arsip Arsip Daerah

3 Sosialisasi Undang-Undang No. 43 Tahun Meningkatnya pengetahuan dinas instansi 100 100 100 100 100 Kantor Perpustakaan, PDE dan
2009 tentang Kearsipan tentang kearsipan Arsip Daerah

10 Peningkatan Kelembagaan 1 Penguatan Lembaga Pemerintah Kecama- 1 Koordinasi dan Monitoring Dana Bantuan Tersalurkannya dana bantuan kepada aparatur 260 265 270 275 280 Bagian Pemerintahan
Pemerintah Kota, Kecamatan tan dan Kelurahan tingkat RT, LK, Babinsa dan Babinkantibmas
dan Kelurahan dan Hubungan
antar Instansi 2 Monitoring dan Pembinaan Buku Administrasi Tersedianya buku dan data penyelenggaraan 125 100 130 100 130 Bagian Pemerintahan
Kelurahan pemerintah kelurahan

3 Peningkatan Kapasitas Camat dan Lurah Meningkatnya wawasan dan pemikiran camat dan 0 300 0 0 350 Bagian Pemerintahan
lurah

4 Pendataan dan Pengisian Profil Kecamatan Terdatanya potensi dan perkembangan kecamatan 0 100 0 0 125 Bagian Pemerintahan

5 Pembuatan Plang Nama Jalan Tertibnya plang nama jalan di Kota Bandar Lampung 100 100 100 100 100 Bagian Pemerintahan

6 Pembuatan Plat Nomor Rumah Tertibnya plat nomor rumah masyarakat maupun 400 400 400 400 400 Bagian Pemerintahan
bangunan fasum

7 Pembuatan Peta Wilayah Kota B. Lampung Tersedianya peta wilayah 60 65 70 75 80 Bagian Pemerintahan

8 Inventarisasi, Pendataan dan Monitoring Tersedianya nama rupabumi di Kota Bandar 40 45 50 60 65 Bagian Pemerintahan
Pembakuan Nama Rupabumi Lampung

9 Penyusunan Peraturan dan Surat Keputusan Penguatan kelembagaan kecamatan 0 150 0 0 0 Bagian Pemerintahan
Tentang Kewenangan Walikota yang akan
Dilimpahkan kepada Camat dan Lurah

10 Pemekaran Kecamatan Pengembangan wilayah 200 200 250 250 250 Bagian Pemerintahan

11 Penilaian dan Pembinaan Kelurahan Adanya evaluasi dan penilaian 170 185 200 235 250 Kantor Pemberdayaan Masyarakat
Berprestasi Tingkat Kota kelurahan
INDIKATOR KINERJA PENDANAAN (dalam juta) SKPD
KEBIJAKAN PROGRAM KEGIATAN
( OUTPUT / TARGET ) 2011 2012 2013 2014 2015 PENANGGUNGJAWAB

2 Penyusunan Laporan Penyelenggaraan Tersususunya LPPD 70 70 75 75 75 Bagian Pemerintahan


Pemerintahan Daerah (LPPD) Kota Bandar
Lampung 2010-2015

3 Penyusunan Laporan Penyelenggaraan Tersediannya LPPD AMJ dan Buku Memori Serah 0 0 0 0 75 Bagian Pemerintahan
Pemerintahan Daerah Akhir Masa Jabatan Terima Jabatan Walikota
(LPPD AMJ) dan Penyusunan Buku Memori
Serah Terima Jabatan 2010-2015

4 Pelaksanaan Pertemuan Komwil III dan Terjalinnya kerja sama yang baik 640 100 100 685 100 Bagian Pemerintahan
Rakernas APEKSI antar pemerintah daerah

3 Program Peningkatan Pelayanan Kedinasan 1 Dialog/Audiensi dengan Tokoh-Tokoh Kelancaran tugas kedinasan 509 611 733 879 1055 Bagian Umum
Kepala Daerah/Wakil Kepala daerah Masyarakat, Pimpinan/Anggota Organisasi kepala daerah
Sosial dan Kemasyarakatan

2 Penerimaan Kunjungan Kerja Pejabat Kelancaran tugas kedinasan 524 629 754 905 1087 Bagian Umum
Negara/Kementerian/Lembaga Pemerintah kepala daerah
Non Departemen/Luar Negeri

3 Rapat Koordinasi Unsur FORKOMPIMDA Meningkatnya kerja sama kelambagaan unsur 200 200 250 275 300 Bagian Pemerintahan
pimpinan daerah

4 Rapat Koordinasi Pejabat Pemda Meningkatnya sinkronisasi kebijakan pemkot 100 150 200 250 300 Bagian Pemerintahan

4 Pengelolaan Tanah Aset Pemda dan Tertib 1 Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Penambahan asset tanah milik Pemda 3600 3600 3600 3600 3600 Bagian Pemerintahan
Pertanahan Pemerintah Pemda

2 Sertifikasi Tanah Aset Pemda Kepastian hukum aset Pemda 70 70 70 70 70 Bagian Pemerintahan

3 Penyelesaian Kasus-Kasus Tanah Terciptanya tertib pertanahan 80 80 80 80 80 Bagian Pemerintahan

4 Pemetaan dan Pembuatan Tanda Batas Garis batas wilayah yang jelas 0 600 650 0 0 Bagian Pemerintahan
Garis Pantai dan Penegasan Batas Wilayah
dengan Lamsel dan Pesawaran

11 Peningkatan Peran Lembaga 1 Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan 1 Pembahasan Rancangan Peraturan Daerah Meningkatnya kualitas dan kuantitas Perda 1000 1500 2000 2000 2000 Sekretariat DPRD
Perwakilan Rakyat Daerah Rakyat Daerah
2 Penjaringan dan Penyampaian Aspirasi Meningkatnya jumlah aspirasi masyarakat 2000 2000 2000 2000 2000 Sekretariat DPRD
Masyarakat yang ditampung dalam kebijakan

3 Kunjungan Kerja Komisi dan Alat Meningkatnya kualitas kerja komisi dan fraksi 4000 5000 5000 5000 5000 Sekretariat DPRD
Kelengkapan Lainnya dalam menunjang fungsi dewan

4 Monitoring Pembangunan Fisik dan Non Fisik Meningkatnya fungsi pengawasan 1000 1000 1000 1000 1000 Sekretariat DPRD

5 Penerbitan Berkala Info Legislatif Terinformasinya kegiatan anggota DPRD 250 250 250 250 250 Sekretariat DPRD

43032 48449 51107 52010 56082

5. MISI : Meningkatkan Kualitas Pengelolaan Lingkungan Hidup yang Berkelanjutan

INDIKATOR KINERJA PENDANAAN (dalam juta) SKPD


KEBIJAKAN PROGRAM KEGIATAN
( OUTPUT / TARGET ) 2011 2012 2013 2014 2015 PENANGGUNGJAWAB

1 Penataan Pengelolaan Sumber 1 Pengendalian Pencemaran dan 1 Langit Biru Udara memenuhi baku mutu ambien 0 75 75 75 75 Badan Pengelolaan dan
Daya Alam & Lingkungan Hidup Perusakan Lingkungan Hidup Pengendalian Lingkungan Hidup
2 Pengawasan B3 dan LB3 Tidak ada pencemaran B3 & LB3 di Bandar Lampung 30 30 30 30 30 BPPLH

3 Sosialisasi, Pembinaan, Pemantauan Adanya pembinaan, pemantauan lapangan serta 100 100 100 100 100 BPPLH
dan Pembuatan Profil Adipura profil adipura

4 Penilaian Kinerja Perusahaan dalam Meningktanya tingkat ketaatan perusahaan 50 50 50 50 50 BPPLH


Pengelolaan Lingkungan terhadap peraturan

5 Kali Bersih dan Pantai Bersih Meningkatnya kebersihan pantai dan laut 0 100 100 100 100 BPPLH
INDIKATOR KINERJA PENDANAAN (dalam juta) SKPD
KEBIJAKAN PROGRAM KEGIATAN
( OUTPUT / TARGET ) 2011 2012 2013 2014 2015 PENANGGUNGJAWAB

7 Peningkatan Peran Serta Masyarakat Meningkatnya kesadaran masyarakat 0 30 30 30 30 BPPLH


dalam Pengendalian Pencemaran dan
Kerusakan Lingkungan Hidup

8 Pengawasan Sumber -Sumber Potensi Terkendalinya pencemaran dan kerusakan lingkungan 100 100 100 100 100 BPPLH
Pencemaran & Kerusakan Lingkungan

9 Penyusunan Kebijakan dan NSPM Adanya NSPM 30 30 30 30 30 BPPLH


Pengendalian Pencemaran dan LH

2 Peningkatan Adaptasi Terhadap Dampak 1 Penyusunan Kurikulum Pendidikan Lingkungan Tersusunnya kurikulum pendidikan lingkungan dan 500 100 100 100 100 Dinas Pendidikan/BAPPEDA
Perubahan Iklim dan Adaptasi Perubahan Iklim adaptasi perubahan iklim

2 Pendidikan dan Pelatihan Kurikulum Lingkungan Meningkatnya kemampuan pendidik terhadap 0 500 250 250 0 Dinas Pendidikan
dan Perubahan Iklim kepada Pendidik pendidikan lingkungan

3 Implementasi Kurikulum Lingkungan dan Perubahan Terselenggaranya pendidikan lingkungan dan adaptasi 0 0 1000 1000 1000 Dinas Pendidikan
Iklim sebagai Muatan Lokal dalam Pendidikan perubahan iklim dalam pendidikan formal
Formal

4 Kajian Wilayah Wajib Sumur Resapan dan Biopori Tersusunnya kajian wilayah wajib sumur resapan 0 250 100 0 0 BPPLH
dan biopori

5 Penyusunan Perda tentang Wilayah Wajib Sumur Tersusunnya perda 0 0 250 0 0 BPPLH
Resapan dan Biopori

6 Pembuatan Sumur Resapan dan Biopori Meningkatnya daya tampung air 100 1000 1000 1000 1000 BPPLH

7 Pengembangan Asuransi Meningkatnya ketahanan masyarakat 0 1000 1000 1000 1000 BPPLH

8 Pengembangan Teknologi Pengolahan Air Meningkatnya ketersediaan air bersih 0 1000 1500 2000 2500 BPPLH
Bersih

9 Kajian Penerapan Tanggul Pemecah Ombak Tersusunnya dokumen kajian penerapan tanggul 0 500 0 0 0 Dinas PU/Dinas Kelautan

10 Pembangunan Tanggul Pemecah Ombak Berkurangnya dampak bahaya ombak 0 1000 1500 1500 1500 Dinas PU/Dinas Kelautan

11 Studi Intrusi Air Laut di Kota Bandar Lampung Tersedianya data dan informasi tentang intrusi air 0 0 500 0 0 BAPPEDA
laut di kota Bandar Lampung

11 Pengendalian Intrusi Air Laut Berkurangnya intrusi air laut 0 250 300 350 300 BPLH

12 Inventarisasi Permukiman Rawan Bencana Teridentifikasinya permukiman rawan bencana 150 100 0 0 0 Dinas Pekerjaan Umum

13 Penyusunan DED Permukiman Tahan Bencana Tersusunnya dokumen kebutuhan anggaran pemba- 0 250 150 0 0 Dinas Pekerjaan Umum
ngunan permukiman tahan bencana

14 Resetlement Berpindahnya masyarakat dari daerah rawan bencana 0 0 5000 5000 5000 Dinas Pekerjaan Umum

15 Pembangunan Rusunawa/ Rusunami Terbangunnya rumah susun tahan bencana 0 0 5000 5000 5000 Dinas Pekerjaan Umum

16 Pembangunan Rumah Panggung Terbangunnya rumah pada lokasi rawan banjir 0 1000 1000 1000 1000 Dinas Pekerjaan Umum

2 Pemanfaatan SDA dan LH Secara 1 Perlindungan dan Konservasi Sumber 1 Konservasi Sumber Daya Air dan Tanah Kebutuhan air terpenuhi dan kesuburan tanah terjaga 100 100 100 100 100 BPPLH
Secara Berkelanjutan Daya Alam dan Lingkungan Hidup
2 Penyusunan Dokumen Rencana Perlindungan Tersedianya dokumen induk RPPLH 300 0 0 0 0 BPPLH
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

3 Kajian Lingkungan Hidup Strategis Adanya kajian lingkungan dalam setiap kebijakan/ 0 300 0 300 0 BPPLH
/program yang berdampak besar

4 Pengendalian Dampak Perubahan Iklim Terkendalinya emisi GRK dan adanya mitigasi 1000 300 300 300 300 BPPLH
& adpatasi dampak perubahan iklim

5 Peningkatan Peran Serta Masyarakat dalam Meningkatnya kesadaran masyarakat 0 30 30 30 30 BPPLH


Perlindungan dan Konservasi SDA
INDIKATOR KINERJA PENDANAAN (dalam juta) SKPD
KEBIJAKAN PROGRAM KEGIATAN
( OUTPUT / TARGET ) 2011 2012 2013 2014 2015 PENANGGUNGJAWAB

7 Penyusunan Bahan Kebijakan Adanya kebijakan konservasi energi 0 30 0 30 0 BPPLH


Konservasi Energi

8 Kajian Daya Tampung Beban Pencemaran Sungai Diketahuinya daya tampung beban pencemaran 0 300 300 0 0 BPPLH

9 Kajian Penetapan Kelas Sungai Adanya kajian penetapan kelas sungai

10 Pemantauan Kualitas Lingkungan Adanya data Time Series kualitas lingkungan 100 100 100 100 100 BPPLH

2 Rehabilitasi SDA dan Lingkungan Hidup 1 Rehabilitasi Lingkungan Bekas Penambangan Penambahan kawasan RTH 0 75 75 75 75 BPPLH

2 Rehabilitasi Lahan Kritis Berkurangnya lahan kritis 0 100 100 100 100 BPPLH

3 Rehabilitasi Kawasan Pesisir Bertambahnya RTH dan mitigasi bencana lingkungan 100 100 100 100 100 BPPLH

4 Rehabilitasi Sempadan Sumber Air Teramankannya sumber air 100 100 100 100 100 BPPLH

5 Penanaman mangrove (bakau) Berkurangnya abrasi pantai 0 250 250 250 250 Dinas Kelautan / BPPLH

6 Inventarisasi Kondisi Biota Laut Tersusunnya profil biota laut di Pesisir Bandarlampung 0 150 150 0 0 Dinas Kelautan dan Perikanan

7 Penyelamatan Biota Laut Meningkatnya biota laut 0 500 500 500 500 Dinas Kelautan / BPPLH

3 Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi 1 Penyusunan SLHD Diketahuinya trend perubahan status lingkungan 20 20 20 20 20 BPPLH
SDA dan Lingkungan Hidup hidup

2 Peningkatan Edukasi dan Komunikasi Meningkatnya pengetahuan dan kepedulian 20 20 20 20 20 BPPLH


Lingkungan lingkungan masyarakat

3 Penguatan Jejaring Informasi Meningkatknya kapasitas kelembagaan dan ter- 0 20 20 20 20 BPPLH


Lingkungan wujudnya jejaring informasi lingkungan

4 Pengembangan Sistem Informasi Lingkungfan Meningkatnya akses informasi lingkungan 0 50 0 50 0 BPPLH

4 Peningkatan Ekowisata dan Jasa Lingkungan 1 Pengembangan Potensi Ekowisata dan Jasa Meningkatnya nilai ekonomi kawasan konservasi 50 50 50 50 50 BPPLH
Lingkungan di Kawasan Konservasi

5 Pengawasan Usaha Pertambangan, Pengu 1 Pengawasan dan Pembinaan Usaha Pertambangan Peningkatan PAD dari pengusahaan air tanah 30 35 40 45 50 BPPLH
sahaan Air Tanah dan Pemakaian Air Tanah Pengusahaan Air Tanah dan Pemakaian Air
Tanah dan Penyaluran BBE

6 Pengembangan Biogas 1 Pilot Project Produksi Biogas dari Limbah Cair Pembuangan limbah cair terkendali 0 25 25 30 30 BPPLH
untuk Industri Rumah Tangga (Tahu/Tempe)

2 Planning Desain Pembangunan Pembangkit Tersedianya dokumen perencanaan pembangunan 0 75 0 0 0 BPPLH


Listrik Biogas Sampah di TPA Bakung listrik biogas sampah yang dapat ditawarkan ke
pihak swasta

7 Penghematan Pemakaian Air dan Listrik 1 Penyebarluasan Informasi Cara Pemakaian Penghematan energi 0 30 30 35 35 BPPLH
Listrik dan Air

2 Penerapan rainwater harvesting (pemanenen air Meningkatnya ketersediaan air tanah 0 100 150 200 250 BPPLH
hujan atau tabungan air hujan)

3 Penyimpanan Air di Drainase Primer (main drain) Berkurangnya kehilangan air 0 250 250 250 250 Dinas Pekerjaan Umum

3 Peningkatan Rehabilitasi 1 Peningkatan Fungsi dan Daya Dukung DAS 1 Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan & Lahan Tersusunnya dokumen pengelolaan hutan & lahan 250 50 50 50 50 Dinas TANAKHUT
Hutan dan Lahan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat
2 Rehabilitasi Hutan Rakyat dan Hutan Kota Penambahan Hutan Kota 500 525 525 575 600 Dinas TANAKHUT

3 Penghijauan Lingkungan dan Peningkatan RTH 150 200 250 300 350 Dinas TANAKHUT

4 Bangunan Konservasi Peningkatan cadangan air tanah 300 300 360 360 420 Dinas TANAKHUT

5 Pemberdayaan Masyarakat Sekitar Hutan Berkembangnya usaha 100 120 140 160 180 Dinas TANAKHUT
masyarakat sekitar hutan
INDIKATOR KINERJA PENDANAAN (dalam juta) SKPD
KEBIJAKAN PROGRAM KEGIATAN
( OUTPUT / TARGET ) 2011 2012 2013 2014 2015 PENANGGUNGJAWAB

2 Peningkatan Pemanfaatan Hutan Produksi 1 Pengawasan Penatausahaan Hasil Hutan Mengurangi penyalahgunana hasil hutan 50 65 80 95 110 Dinas TANAKHUT

2 Pengawasan Penatausahaan Hasil Hutan Tertib administrasi pelayanan 150 150 150 150 150 Dinas TANAKHUT

3 Konservasi Keanekaragaman Hayati dan 1 Pengembangan Pemanfaatan Jasa Ling Meningkatnya kemanfaatan lingkungan 75 75 80 80 85 Dinas TANAKHUT
Perlindungan Hutan kungan dan Wisata Alam

4 Pengembangan SDM 1 Pengembangan Sumber Daya Aparatur 1 Pendidikan dan Latihan Teknis AMDAL Terlaksana 1 kali setiap tahun 20 20 20 20 20 BPPLH
Lingkungan
2 Pendidikan dan Latihan Teknis Pengen Terlaksana 1 kali setiap tahun 20 20 20 20 20 BPPLH
dalian Pencemaran Air

3 Pendidikan dan Latihan Pencemaran Terlaksana 1 kali setiap tahun 20 20 20 20 20 BPPLH


Limbah B3

4 Pendidikan dan Latihan Teknis Desain Terlaksana 1 kali setiap tahun 20 20 20 20 20 BPPLH
dan Operasi IPAL

5 Pendidikan dan Latihan Teknis Laboratorium Terlaksana 1 kali setiap tahun 20 20 20 20 20 BPPLH

6 Pendidikan dan Latihan Teknis Pengendalian Terlaksana 1 kali setiap tahun 20 20 20 20 20 BPPLH
Pencemaran Udara

7 Pendidikan dan Latihan Teknis PPLH Terlaksana 1 kali setiap tahun 20 20 20 20 20 BPPLH

8 Pendidikan dan Latihan Teknis PPNS LH Terlaksana 1 kali setiap tahun 20 20 20 20 20 BPPLH

9 Pendidikan dan Latihan Teknis Pertambangan Terlaksana 1 kali setiap tahun 20 20 20 20 20 BPPLH
dan Energi Lainnya

10 Koordinasi dan Kerja Sama Diklat Teknis Adanya koordinasi dan kerjasama 20 20 20 20 20 BPPLH
Manajemen Pusat-Daerah

2 Pengembangan Kapasitas Masyarakat 1 Sosialisasi Kebijakan Lingkungan Hidup Tersosialisasikannya kebijakan pengelolaan lingkungan 50 50 60 60 70 BPPLH
Peduli Lingkungan Hidup hidup

2 Pengembangan Partisipasi Masyarakat Partisipasi masyarakat meningkat 100 100 100 100 100 BPPLH
dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup

3 Pembentukan dan Fasilitasi Kelompok Terbentuk Pokja di tingkat kota dari berbagai 0 100 100 150 150 BPPLH
Kerja PengeLolaan Lingkungan Hidup stakehoders

5 Peningkatan Kebersihan dan 1 Pengembangan Kinerja Pengelolaan 1 Pengadaan Sarana dan Prasarana Persampahan Tersedianya sarana dan prasarana persampahan 1600 1650 17000 1750 18000 Dinas Kebersihan dan Pertamanan
Kenyamanan Lingkungan Persampahan
2 Lomba Kebersihan Antar Kecamatan Peningkatan kesadaran masyarakat 40 40 40 40 40 Dinas Kebersihan dan Pertamanan

3 Lomba Kebersihan Antar Kelurahan Peningkatan kebersihan lingkungan kelurahan 40 40 40 40 40 Dinas Kebersihan dan Pertamanan

4 Lomba Kebersihan Antar Sekolah Peningkatan kebersihan sekolah 40 40 40 40 40 Dinas Kebersihan dan Pertamanan

5 Lomba Kebersihan Antar Pasar Peningkatan kebersihan pasar 40 40 40 40 40 Dinas Kebersihan dan Pertamanan

6 Lomba Kebersihan Antar Puskesmas Peningkatan kebersihan lingkungan Puskesmas 40 40 40 40 40 Dinas Kebersihan dan Pertamanan

7 Studi Manajemen Pengelolaan Sampah Tersedianya dokumen pengelolaan sampah terpadu 0 250 50 0 0 Dinas Kebersihan dan Pertamanan

8 Pemberdayaan SOKLI Meningkatnya pengelolaan sampah 200 250 300 350 400 Dinas Kebersihan dan Pertamanan

9 Pengembangan Pengelolaan Sampah Rumah Meningkatnya pemanfaatan dan pengelolaan sampah 0 200 250 250 300 Dinas Kebersihan dan Pertamanan
Tangga melalui 4 R + P

2 Pengembangan Sistem Pengolahan 1 Pembuatan Sumur Bor di TPA Bakung Penyediaan air bersih di TPA 120 120 120 120 120 Dinas Kebersihan dan Pertamanan
TPA Bakung Terpadu
2 Peningkatan Pengelolaan TPA Bakung Peningkatan pengelolaan sampah 250 250 250 250 250 Dinas Kebersihan dan Pertamanan
INDIKATOR KINERJA PENDANAAN (dalam juta) SKPD
KEBIJAKAN PROGRAM KEGIATAN
( OUTPUT / TARGET ) 2011 2012 2013 2014 2015 PENANGGUNGJAWAB

3 Penelitian dan Pengembangan Sumber 1 Studi Kelayakan pada TPA Bakung Diketahuinya kelayakan 0 250 0 0 0 Dinas Kebersihan dan Pertamanan
Daya Alam pada TPA Bakung
2 AMDAL pada TPA Bakung Diketahuinya dampak lingkungan 0 0 250 0 0 Dinas Kebersihan dan Pertamanan

4 Pengembangan dan Pengelolaan Ruang 1 Pemeliharaan dan Penataan Taman Tugu Terpeliharanya taman 2000 2250 2500 2750 3000 Dinas Kebersihan dan Pertamanan
Terbuka Hijau
2 Pemeliharaan & Penataan Taman Median Terpeliharanya taman 2000 2250 2500 2750 3000 Dinas Kebersihan dan Pertamanan

3 Pengadaan dan Pemeliharaan Bibit Tersedianya bibit 750 1000 1250 1500 1750 Dinas Kebersihan dan Pertamanan
di Kebun Bibit

4 Pengadaan Pot dan Tanaman Hias Terhiasnya wilayah kota 1000 1000 1000 1000 1000 Dinas Kebersihan dan Pertamanan

5 Inventarisasi dan DED Ruang Terbuka Hijau Tersedianya data valid tentang RTH 100 120 300 140 150 Dinas Tata Kota
(RTH)

6 Pengembangan Ruang Terbuka Hijau Meningkatnya jumlah RTH 500 1000 1500 200 250 Dinas Tata Kota

7 Pengadaan Lahan untuk Ruang Terbuka Hijau Meningkatnya lahan RTH dan wilayah tangkapan air 0 1000 1500 2000 2500 Dinas Tata Kota
dan Wilayah Tangkapan Air

5 Penataan dan Pengembangan Keindahan 1 Pemasangan Lampu Cabang Dua Peningkatan keindahan lingkungan 2000 2250 2500 2750 3000 Dinas Kebersihan dan Pertamanan
Kota
2 Pengawasan Reguler Lampu Penerangan Peningkatan keindahan lingkungan 200 250 300 350 400 Dinas Kebersihan dan Pertamanan
Jalan dan Lampu Hias

3 Penyediaan Komponen Instalasi Listrik Peningkatan keindahan lingkungan 1000 1250 1500 1750 2000 Dinas Kebersihan dan Pertamanan
Untuk Penerangan Umum

4 Pemeliharaan dan Pengawasan Lampu Peningkatan keindahan lingkungan 1000 1250 1500 1750 2000 Dinas Kebersihan dan Pertamanan
Penerangan / Dekorasi

5 Pengadaan Lampu Jalan Solar Cell (Pilot Project) Peningkatan keindahan lingkungan 1000 1250 1500 1750 2000 Dinas Kebersihan dan Pertamanan

6 Rehabilitasi dan Pengecatan Pagar Pemakaman Peningkatan kenyamanan makam 1000 1250 1500 1750 2000 Dinas Kebersihan dan Pertamanan
Umum

7 Pendataan Pemakaman se B. Lampung Terdatanya pemakaman 0 350 0 0 0 Dinas Kebersihan dan Pertamanan

6 Peningkatan Partisipasi Masyarakat 1 Sosialisasi tentang Kebersihan Taman Partisipasi masyarakat meningkat 50 50 50 50 50 Dinas Kebersihan dan Pertamanan
dalam penanganan Kebersihan
2 Dukungan Bulan Bhakti Gotong Royong Partisipasi masyarakat meningkat 100 100 100 100 100 Dinas Kebersihan dan Pertamanan

3 Pelatihan Penebangan Pohon, Pemasangan Ketrampilan petugas meningkat 100 125 150 175 200 Dinas Kebersihan dan Pertamanan
Lampu Jalan dan Penataan Taman

20060 34580 65210 51555 71620

6. MISI : Meningkatkan Daya Dukung Infrastruktur dengan Mengedepankan Penataan Wilayah, Pembangunan Sarana dan Prasarana Kota Wisata yang Maju dan Modern

INDIKATOR KINERJA PENDANAAN (dalam juta) SKPD


PROGRAM KEGIATAN
( OUTPUT / TARGET ) 2011 2012 2013 2014 2015 PENANGGUNGJAWAB

1 Peningkatan Sarana dan Pra- 1 Pembangunan Jalan dan Jembatan 1 Pembangunan Jalan Perkotaan Terbangun jalan perkotaan 14 Km selama 5 tahun 3,500 13,000 17,500 20,000 20,000 Dinas Pekerjaan Umum
sarana Dasar Perkotaan
2 Pembangunan Jembatan Terbangun 6 Unit jembatan 2,580 3,500 2,000 1,000 1,000 Dinas Pekerjaan Umum

3 Rehab Trotoar Terehab trotoar sepanjang 30 Km 4,500 5,000 5,000 5,500 6,000 Dinas Pekerjaan Umum

4 Pembangunan Trotoar Terbangunnya trotoar sepanjang 14 Km 9,000 8,000 8,500 7,500 8,000 Dinas Pekerjaan Umum

5 Penataan Persimpangan Jalan Tertatanya kawasan persimpangan jalan 1,000 2,000 3,000 4,000 5,000 Dinas Pekerjaan Umum

6 Pembangunan jalan layang dan underpass Terbangunnya jalan layang dan underpass 2 Km - 5,000 5,500 6,000 6,000 Dinas Pekerjaan Umum

7 Studi Pengembangan Jaringan Jalan Kota Tersusunnya Studi Pengembangan Jaringan Jalan - 600 - - - Dinas Pekerjaan Umum
Bandar Lampung Kota Bandar Lampung
INDIKATOR KINERJA PENDANAAN (dalam juta) SKPD
KEBIJAKAN PROGRAM KEGIATAN
( OUTPUT / TARGET ) 2011 2012 2013 2014 2015 PENANGGUNGJAWAB

Jembatan
2 Pemeliharaan Jembatan Terpeliharanya jembatan sebanyak 10 Unit 850 750 750 750 750 Dinas Pekerjaan Umum

3 Pemeliharaan Rutin Jalan Terpeliharanya jalan sepanjang 40 Km 3,000 3,500 4,000 4,500 5,000 Dinas Pekerjaan Umum

3 Peningkatan Sarana dan Prasarana 1 Pengadaan & Pemeliharaan Alat-Alat Berat Tersedianya alat berat sebanyak 3 Unit 6,108 - 3,000 - - Dinas Pekerjaan Umum
Kebinamargaan

4 Penyehatan Lingkungan Permukiman 1 Pembangunan/Rehab Saluran Drainase Terbangun dan terehabnya saluran drainase 8 km 5,000 5,500 5,500 6,000 6,000 Dinas Pekerjaan Umum
Lingkungan

2 Pengolahan Sampah Terpadu (3R) Terbangun fasilitas sebanyak 20 Unit 1,500 2,000 2,500 2,500 2,500 Dinas Pekerjaan Umum

3 Sanitasi Masyarakat (SANIMAS) Terbangun fasilitas sebanyak 20 Unit 1,200 1,500 1,500 1,600 1,600 Dinas Pekerjaan Umum

4 Penataan Kawasan Kumuh Perkotaan Tertatanya kawasan kumuh sepanjang 10 Km 2,000 2,500 3,000 2,000 2,000 Dinas Pekerjaan Umum

5 Perbaikan Lingkungan Perumahan dan 1 Peningkatan Jalan Lngkungan Permukiman Meningkatnya panjang jalan permukiman 15 Km 5,000 6,000 6,000 6,500 7,000 Dinas Pekerjaan Umum
Permukiman
2 Peningkatan Jalan Lingkungan Perumahan Meningkatnya panjang jalan perumahan 5 Km 1,000 1,500 2,000 1,000 1,000 Dinas Pekerjaan Umum

3 Pembangunan Infrastruktur Daerah Terbangunnya infrastruktur daerah 15 Km 4,000 5,000 6,000 7,500 8,000 Dinas Pekerjaan Umum
Perbatasan

4 Perbaikan Perumahan penduduk yang tidak layak Terehabilitasinya perumahan penduduk tidak layak 2,500 2,500 3,000 3,000 3,500 Dinas Pekerjaan Umum
huni huni, 1600 KK

5 Pendampingan Program Gemma Tapis Tersedianya infrastruktur yang memadai 110 120 125 130 135 Kantor Pemberdayaan Masyarakat
Berseri Bidang Infrastrukrur

6 Pendampingan PNPM Mandiri Perkotaan Pemenuhan infrastruktur yang didukung oleh 5350 1505 1270 1280 1290 Kantor Pemberdayaan Masyarakat
peran serta masyarakat

6 Pembangunan Saluran Drainase/ Gorong- 1 Pembangunan/Rehab Saluran Drainase Terbangun dan terehab sepanjang 17 Km 10,000 11,000 7,500 7,500 7,500 Dinas Pekerjaan Umum
Gorong Jalan

2 Pembangunan Sistem Drainase RIOL Pusat Terbangun drainase di pusat kota - - 4,000 5,000 - Dinas Pekerjaan Umum
Kota Bandar Lampung

7 Pengembangan, Pengelolaan dan Konservasi 1 Studi Potensi Daya Guna dan Daya Rusak Air Tersusunnya studi Daya Guna dan Daya Rusak - - 150 - - Dinas Pekerjaan Umum
Sungai, Danau dan Sumber Daya Air Lainnya pada DAS Way Balau Air pada DAS Way Balau

2 Studi Potensi Daya Guna dan Daya Rusak Air Tersusunnya studi Daya Guna dan Daya Rusak - - 150 - - Dinas Pekerjaan Umum
pada DAS Way Awi Air pada DAS Way Awi

3 Studi Potensi Daya Guna dan Daya Rusak Air Tersusunnya studi Daya Guna dan Daya Rusak - - 150 - - Dinas Pekerjaan Umum
pada DAS Way Lunik Air pada DAS Way Awi

8 Pembangunan dan Pemeliharaan Talud/ 1 Pembuatan Talud/ Bronjong Terbangun sebanyak 10 Km 12,000 10,000 10,000 7,500 7,500 Dinas Pekerjaan Umum
Bronjong

9 Pengendalian Banjir 1 Pengendalian Banjir Terbangun embung sebanyak 8 Unit - 5,000 5,000 10,000 - Dinas Pekerjaan Umum

2 Pembangunan Cek Dam Terbangun sebanyak 20 unit 2,000 5,000 5,000 5,000 3,000 Dinas Pekerjaan Umum

3 Penyediaan Lahan Tersedia sebanyak 6 Unit 2,000 2,000 4,000 - - Dinas Pekerjaan Umum

10 Normalisasi Daerah Aliran Sungai 1 Pengurasan Sedimentasi & Pengerukan Sungai Terlaksana sepanjang 15 Km 2,000 2,000 3,000 3,000 4,000 Dinas Pekerjaan Umum

11 Pemeliharaan dan Pengembangan Saluran 1 Rehabilitasi dan Pengerukan Sedimentasi Terlaksana sepanjang 50 Km saluran 4,000 4,000 5,000 6,000 6,000 Dinas Pekerjaan Umum
Drainase Kota Saluran Drainase

2 Pemeliharaan rutin saluran Terpelihara saluran sepanjang 10 km per tahun 2,500 3,000 3,000 3,500 3,500 Dinas Pekerjaan Umum

12 Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 1 Pembangunan Gedung Pemerintah Terbangun sebanyak 14 Unit 5,000 7,000 7,000 7,000 8,000 Dinas Pekerjaan Umum
Aparatur Negara
INDIKATOR KINERJA PENDANAAN (dalam juta) SKPD
KEBIJAKAN PROGRAM KEGIATAN
( OUTPUT / TARGET ) 2011 2012 2013 2014 2015 PENANGGUNGJAWAB

memadai

3 Perbaikan Perumahan Penduduk yang Tidak layak Terbangunnya rumah untuk 1600 KK miskin 2,500 2,500 3,000 3,000 3,500 Dinas Pekerjaan Umum
huni Huni
Layak

2 Pengembangan RUSUNAWA 1 Penyusunan DED Pembangunan RUSUNAWA Tersusunnya dokumen pembangunan RUSUNAWA 800 500 500 800 500 Dinas Pekerjaan Umum

2 Pembangunan RUSUNAWA Tersedianya perumahan untuk masyarakat miskin 0 21168 28000 21168 0 Dinas Pekerjaan Umum

3 Penyusunan DED PSD RUSUNAWA Tersedianya dokumen pembangunan PSD 50 50 50 50 50 Dinas Pekerjaan Umum

4 Penyediaan PSD RUSUNAWA Tersedianya PSD lingkungan RUSUNAWA 500 750 500 500 750 Dinas Pekerjaan Umum

3 Penyediaan Prasarana dan Sarana Rumah 1 Penyusunan DED PSD Perum PNS/TNI/Polri Tersedianya dokumen pembangunan Perum PNS 0 250 0 0 0 Dinas Pekerjaan Umum
Sehat Sederhana (RSH) TNI dan Polri

2 Penyediaan PSD Perum PNS/TNI/Polri Terbangunnya PSD pada Perum PNS/TNI/Polri 0 3200 3200 3200 3200 Dinas Pekerjaan Umum

3 Pengelolaan Air Limbah 1 Revitalisasi IPAL Tahu Tempe Gunung Sulah 1 Penyusunan DED Revitalisasi IPAL Tersusun dokumen revitalisasi IPAL di Gn. Sulah 75 0 0 0 0 Dinas Pekerjaan Umum

2 Pengadaan Lahan Bak Equalizing Tersedianya lahan pembangunan IPAL 0 50 0 0 0 Dinas Pekerjaan Umum

3 Pemipaan, Pembangunan Bak dan Pengadaan Terbangunnya IPAL dan perlengkapan pendukung 0 0 200 300 0 Dinas Pekerjaan Umum
Aerator

2 Pengembangan IPAL Domestik Skala 1 Penyusunan Masterplan dan DED IPAL Tersusun dokumen revitalisasi IPAL 150 0 0 0 0 Dinas Pekerjaan Umum
Lingkungan
2 Pengadaan Lahan Pembangunan IPAL Tersedia lahan pembangunan IPAL di 5 kelurahan 0 250 0 0 0 Dinas Pekerjaan Umum
Domestik

3 Pembangunan IPAL Domestik Lingkungan Terbangun IPAL domestik lingkungan di 5 kelurahan 0 0 400 400 400 Dinas Pekerjaan Umum
dan Pemasangan Jaringan Pipa

3 Pengembangan IPAL Domestik Terpusat 1 Studi Kelayakan Pembangunan IPAL Tersusun dokumen kelayakan pembangunan IPAL 250 0 0 0 0 Dinas Pekerjaan Umum
Domestik Terpusat

2 Penyusunan AMDAL Pembangunan IPAL Teranalisis dampak dari rencana pembangunan 0 250 0 0 0 Dinas Pekerjaan Umum
Domestik Terpusat

3 Penyusunan DED IPAL Domestik Terpusat Tersusun dokumen pembangunan IPAL terpusat 0 250 0 0 0 Dinas Pekerjaan Umum

4 Pengadaan Lahan IPAL Domestik Terpusat Tersedia lahan pembangunan IPAL terpusat di 0 0 5000 0 0 Dinas Pekerjaan Umum
5 kelurahan

5 Pembangunan IPAL Domestik Terpusat Terbangun IPAL domestik terpusat di 5 kelurahan 0 0 0 25000 0 Dinas Pekerjaan Umum

6 Pemasangan Jaringan Pipa Primer Terlayaninya air limbah di 5 kelurahan secara baik 0 0 0 0 15000 Dinas Pekerjaan Umum

4 Pengembangan Sanitasi Berbasis Masyarakat 1 Sanitasi Berbasis Masyarakat Terfasilitasi pengembangan sanimas di 6 kelurahan 300 300 300 300 300 Dinas Pekerjaan Umum
Masyarakat

4 Pengembangan Air Minum 1 Penurunan Angka Kehilangan Air 1 Perbaikan/Penggantian Meter Air Menurunnya tingkat kehilangan dan kebocoran air 1200 1200 1200 1200 1200 PDAM

2 Penggantian dan Perbaikan Pipa Transmisi Menurunnya tingkat kehilangan dan kebocoran air 3520 3520 3600 500 500 PDAM

3 Pencarian Kehilangan Air Menurunnya tingkat kehilangan dan kebocoran air 100 100 100 100 100 PDAM

4 Pengadaan dan Pemasangan Air Valve 50 mm Menurunnya tingkat kehilangan dan kebocoran air 40 40 40 50 50 PDAM

5 Pengadaan dan Pemasangan Air Valve 75 mm Menurunnya tingkat kehilangan dan kebocoran air 30 30 30 30 30 PDAM

6 Pengembangan GIS Pelayanan Air Minum Menurunnya tingkat kehilangan dan kebocoran air 0 150 100 50 50 PDAM

7 Pengadaan Peralatan Deteksi Kebocoran Menurunnya tingkat kehilangan dan kebocoran air 150 150 150 150 150 PDAM

2 Peningkatan Kapasitas dan Perluasan 1 Pengembangan Air Baku Way Sekampung Meningkatnya suplai air baku 500 5000 88000 16000 20000 PDAM
Pelayanan
INDIKATOR KINERJA PENDANAAN (dalam juta) SKPD
KEBIJAKAN PROGRAM KEGIATAN
( OUTPUT / TARGET ) 2011 2012 2013 2014 2015 PENANGGUNGJAWAB

4 Penyediaan Air Minum Daerah Rawan Air Tersedianya pelayanan air minum di wilayah 2000 2500 3000 3500 4000 PDAM
Melalui Pengadana Hidran Umum & Tanki Air rawan air minum / air bersih

3 Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Air 1 Training Pegawai Meningkatnya kapasitas pegawai pengelola air 100 100 100 100 100 PDAM
Minum
2 Perencanaan Pengaturan Pengaliran Air Per Tersedianya dokumen pengaturan air 150 0 0 0 0 PDAM
Zone

3 Pembuatan Rencana Induk dan Database Tersedianya dokumen pengembangan perpipaan 0 600 0 0 0 PDAM
Perpipaan

4 Sosialisasi Bidang Air Minum Meningkatnya kesadaran masyarakat 0 100 100 100 100 PDAM

5 Pembangunan sumur bor di setiap kelurahan Terbangunnya sumur bor 25 unit 1000 1500 1500 2000 2000 Dinas Pekerjaan Umum

6 Penyambungan pipa air bersih (perpipaan) Terbangunnya pipa air bersih 25 unit 1000 1500 1500 2000 2000 Dinas Pekerjaan Umum

5 Pengembangan Sarana dan 1 Pembangunan Sarana & Prasarana 1 Pembangunan Gedung Terminal Type C/ Meningkatnya pelayanan jasa transportasi 0 350 400 400 0 Dinas Perhubungan
Prasarana Perhubungan Perhubungan Terminal Penyangga Lempasing

2 Pembangunan Halte Bus untuk Angkutan Tersedianya halte bus/shelter untuk angkutan 0 600 500 500 0 Dinas Perhubungan
Umum Massal / BRT umum massal

3 Pembangunan Terminal Simpang Ir. Sutami Meningkatnya pelayanan jasa transportasi 0 0 2000 2000 0 Dinas Perhubungan
dan Perum Korpri

4 Relokasi Terminal Sukaraja ke Gudang Meningkatnya pelayanan jasa transportasi 0 0 0 0 2000 Dinas Perhubungan
Lelang

5 Pembangunan Balai Pengujian Kendaraan Meningkatnya pelayanan publik pengujian 0 800 0 0 0 Dinas Perhubungan
Bermotor di Terminal Indul Rajabasa kendaraan bermotor

6 Pembangunan Taman Parkir Penerapan Meningkatnya pelayanan jasa perparkiran 0 500 500 500 500 Dinas Perhubungan
Sistem Aplikasi Pelayanan Parkir Progresif

2 Pembangunan Prasarana dan Fasilitas 1 Sosialisasi Kebijakan Bidang Perhubungan Meningkatnya pemahaman masyarakat tentang 40 50 60 70 80 Dinas Perhubungan
Perhubungan kebijakan perhubungan

2 Perencanaan pembangunan Prasarana Tersedianya perencanaan teknis pembangunan 50 60 70 80 90 Dinas Perhubungan


dan Fasilitas Perhubungan prasarana dan fasilitas perhubungan

3 Survey Lalu Lintas Tersedianya bahan kajian untuk pengambilan 63 0 60 0 60 Dinas Perhubungan
kebijakan bidang perhubungan

4 Studi Tatatan Transportasi Lokal Tersedianya bahan kajian untuk pengambilan 0 300 0 0 0 Dinas Perhubungan
kebijakan bidang perhubungan

5 Survey Inventarisasi Prasarana dan Fasilitas Tersedianya bahan kajian untuk pengambilan 0 60 0 0 0 Dinas Perhubungan
Perhubungan kebijakan bidang perhubungan

6 Koordinasi Pembangunan Prasarana dan Tersedianya bahan kajian untuk pengambilan 0 0 10 10 0 Dinas Perhubungan
Fasilitas Perhubungan (Penyusunan kebijakan bidang perhubungan
Dokumen Wahana Tata Nugraha)

7 Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Potensi Tersedianya bahan kajian untuk pengambilan 0 20 20 20 20 Dinas Perhubungan
Kegiatan dan Pendapatan Sektor Perhubungan kebijakan bidang perhubungan

8 Pengadaan dan Pemasangan Area Traffict Berkurangnya titik kemacetan 0 0 250 250 250 Dinas Perhubungan
Control System

3 Peningkatan Pelayanan Angkutan 1 Pengumpulan dan Analisa Pelayanan Tersedianya aplikasi komputerisasi pelayanan 182 0 200 0 0 Dinas Perhubungan
Database Angkutan jasa bidang perhububungan

2 Sosialisasi Penyuluhan Ketertiban Lalu Meningkatnya ketertiban berlalu lintas di jalan 50 50 50 50 50 Dinas Perhubungan
Lintas dan Angkutan
INDIKATOR KINERJA PENDANAAN (dalam juta) SKPD
KEBIJAKAN PROGRAM KEGIATAN
( OUTPUT / TARGET ) 2011 2012 2013 2014 2015 PENANGGUNGJAWAB

Kendaraan Bermotor Bermotor kendaraan bermotor

2 Kalibrasi Alat Uji Kendaraan Bermotor Meningkatnya pelayanan publik pengujian 0 20 0 20 0 Dinas Perhubungan
kendaraan bermotor

5 Pengendalian dan Pengamanan 1 Pengadaan dan Pemasangan Rambu Meningkatnya ketertiban dan kelancaran 77 100 100 100 100 Dinas Perhubungan
Lalu Lintas Lalu Lintas lalu lintas

2 Pengecatan Marka Jalan dan Marka Parkir Meningkatnya ketersediaan penunjang prasarana 93 150 150 150 150 Dinas Perhubungan
lalu lintas

3 Pemasangan Pagar Pengaman Jalan Meningkatnya keselamatan lalu lintas 77 100 100 100 100 Dinas Perhubungan

4 Pengadaan dan Penggantian Box Control Terprogramnya siklus lalu lintas 253 120 140 150 160 Dinas Perhubungan
Traffic Light

5 Pengamanan dan Pengaturan Lalu Lintas Meningkatnya ketertiban dan kelancaran lalu lintas 355 300 300 300 300 Dinas Perhubungan

6 PAMTUR Angkutan lebaran, Natal dan Meningkatnya ketertiban dan kelancaran lalu lintas 50 50 50 50 50 Dinas Perhubungan
Tahun Baru

7 Pengadaan dan Penggantian Box Alat Meningkatnya ketertiban dan 0 100 100 100 100 Dinas Perhubungan
Pemberi Isyarat Lalu Lintas dan Down kelancaran lalu lintas
Counter

8 Pengadaan Peralatan Petugas Operasional Meningkatnya pelayanan operasional lapangan 0 100 0 0 100 Dinas Perhubungan
Lapangan

9 Pengadaan dan Pemasangan Cermin Meningkatnya keselamatan pengguna jalan 0 0 20 20 0 Dinas Perhubungan
Lalu Lintas

6 Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana 1 Rehabilitasi/Pemeliharaan Terminal Meningkatnya pelayanan jasa 100 100 100 100 100 Dinas Perhubungan
dan Fasilitas LLAJ terminal

6 Pengembangan Prasarana dan 1 Pembangunan Prasarana dan Sarana 1 Rehabilitasi Obyek Wisata Batu Putu Meningkatnya fasilitas wisata 800 1000 1200 1400 1600 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Sarana Kepariwisataan Objek Wisata
2 Pengembangan Obyek Wisata Bahari Meningkatnya fasilitas wisata 500 1000 1500 2000 2500 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

3 Rehabilitasi Obyek Wisata Taman Hutan Kera Meningkatnya fasilitas wisata 50 50 50 50 50 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

7 Penataan, Pengendalian dan 1 Penataan Ruang 1 Sosialisasi Perda RTRW Kota B. Lampung Tersosialisasinya RTRW Kota Bandar Lampung 150 50 50 50 50 BAPPEDA
Pemanfaatan Tata Ruang
2 Penyusunan dan Pengembangan Sistem Informasi Tersusunnya Pengembangan Sistem Informasi 0 250 50 50 50 BAPPEDA
Penataan Ruang Penataan Ruang

3 Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Tersusunnya dokumen RDTR semua kawasan 0 700 0 0 0 Dinas Tata Kota

4 Studi Penataan Kawasan Pergudangan Tersusunnya dokumen penataan kawasan 95 0 0 0 0 Dinas Tata Kota
pergudangan

5 Studi Penataan Tower Tersusunnya dokumen penataan tower 0 150 0 0 0 Dinas Tata Kota

6 Penyusunan Zoning Regulation dan Perda Tersedianya arahan dalam pembangunan kawasan 0 300 250 0 0 Dinas Tata Kota
Zoning Regulation

7 Studi Kelayakan Pembangunan Kawasan Tersusunnya dokumen pengembangan kawasan Dinas Tata Kota
Permukiman (Rumah Susun) permukiman dengan rumah susun 0 75 150 0 0

8 Sosialisasi Peraturan Perundang-undangan Meningkatnya kesadaran masyarakat 100 100 100 100 100 Dinas Tata Kota
tentang Penataan Ruang

9 Penataan Ruang dan Perencanaan Pe- Meningkatnya penataan dan pemanfaatan 0 300 250 100 100 Dinas Kelautan dan Perikanan
ngelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau sumber daya kelautan, pesisir, dan pulau-pulau
Kecil kecil secara berkelanjutan

2 Pengendalian Pemanfaatan Ruang 1 Optimalisasi Sekretariat BKPRD Kota Bandar Terselenggaranya kegiatan BKPRD di Kota 100 120 130 140 150 BAPPEDA
Lampung Bandar Lampung
INDIKATOR KINERJA PENDANAAN (dalam juta) SKPD
KEBIJAKAN PROGRAM KEGIATAN
( OUTPUT / TARGET ) 2011 2012 2013 2014 2015 PENANGGUNGJAWAB

4 Penyusunan dan Pengembangan Sistem Tersusunnya dokumen sistem informasi sarana 0 250 50 50 50 BAPPEDA
Informasi Sarana Prasarana Kota prasarana & Ter update nya data secara rutin

5 Pembuatan Peta Administrasi Kota Bandar Tersedianya peta administrasi Kota Bandar 0 355 100 100 100 BAPPEDA & Bagian Pemerintahan
Lampung Lampung Dinas Tata Kota

6 Penyusunan dan Pengembangan Sistem Tersedianya data sistem informasi penataan ruang 0 250 50 50 50 BAPPEDA
Informasi Penataan Ruang yang up to date

7 Penyusunan Data Jaringan Jalan Tersusunnya identifikasi data jaringan jalan 0 0 0 200 0 BAPPEDA & Dinas PU

8 Sosialisasi Perda Bangunan Meningkatnya kesadaran masyarakat 100 120 130 140 150 Dinas Tata Kota

9 Pengendalian dan Pengarahan Estetika Kota Meningkatnya kualitas estetika kota 100 120 130 140 150 Dinas Tata Kota

10 Pengawasan Pemanfaatan Ruang Meningkatnya pemanfaatan ruang secara baik 100 120 130 140 150 Dinas Tata Kota

11 Monitoring Evaluasi dan Pengawasan Termonitornya pemanfaatan ruang kota 0 150 150 150 150 Dinas Tata Kota
Pemanfaatan Ruang Kota

3 Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kawasan 1 Penataan Kawasan Konservasi Wilayah Tertatanyan kawasan konservasi dan terkendalinya 0 150 0 0 0 Dinas Tata Kota
Rawan Bencana Perbatasan dan Kawasan Rawan Bencana daerah rawan bencana

4 Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kawasan 1 Penataan Kawasan Pesisir (Kawasan Pantai) Tertatanya kawasan pesisir dan kawasan pantai 0 75 150 0 0 Dinas Tata Kota
Pesisir

2 Pengendalian Pelaksanaan Water Front City Tertatanya kawasan wisata pantai 75 75 75 75 75 Dinas Tata Kota

5 Pemanfaatan Ruang 1 Penerapan Norma Standar Pedoman Manual Berkurangnya pelanggaran 550 300 400 400 400 Dinas Tata Kota
(NSPM) Bangunan

6 Pengendalian, Monitoring dan Pengawasan 1 Pengawasan dan Monitoring Bangunan Termonitornya penataan bvangunan 0 75 100 125 150 Dinas Tata Kota
Bangunan Gedung dan Pemanfaatan Lahan
2 Inventarisasi Perumahan di Bandar Lampung Terinventarisasinya kondisi dan statue perumahan 0 75 100 100 100 Dinas Tata Kota

3 Penyusunan Norma Standar Pedoman Manual Tersusunnya NSPM dalam bangunan gedung 0 150 0 0 0 Dinas Tata Kota
(NSPM) Bangunan Berarsitektur Daerah berornamen Lampung
Lampung

4 Penyusunan Draft Raperda Tata Bangunan Tersusunnnya kerangka regulasi untuk tata bangunan 0 150 75 0 0 Dinas Tata Kota
bangunan

5 Pembuatan dan Pemasangan Patok GSB Meningkatnya penataan bangunan dan lingkungan 75 200 100 100 0 Dinas Tata Kota

7 Penataan Kota 1 Penyusunan Juklak dan Juknis Pembangunan Tersusunnya dokumen arahan pembangunan dan 0 75 75 0 0 Dinas Tata Kota
dan Alih Fungsi Lahan ketentuan alih fungsi lahan

8 Peningkatan Kapasitas Sumber Daya dan 1 Bimbingan Teknis Tentang Tata Ruang Kota Meningkatnya kemampuan teknis aparatur dan 100 100 100 100 100 Dinas Tata Kota
Kerja Sama dalam Penataan Ruang Kota kepada Aparatur dan Dunia Usaha kesadaram dunia usaha

2 Fasilitasi Kerja Sama Pemanfaatan Ruang Terlaksananya kemitraan dalam pelaksanaan 0 100 300 300 100 Dinas Tata Kota
Antar Daerah Perbatasan dengan Pemerintah penataan ruang kota
Kabupaten Sekitar dan Dunia Usaha

142,711 212,298 409,140 261,838 282,340


INDIKATOR KINERJA PENDANAAN (dalam juta) SKPD
KEBIJAKAN PROGRAM KEGIATAN
( OUTPUT / TARGET ) 2011 2012 2013 2014 2015 PENANGGUNGJAWAB
DINAS YANG BELUM MASUK

1 BPMPD
2 Pengelolaan Pasar
3 Tata Kota
4
5 Dinas Pendapatan dan PKD
6
7 Kantor Satuan Pol PP
8 Dinas Kependudukan
9 Bagian Perlengkapan
10 Sekretariat DPRD
TABEL PROYEKSI PERTUMBUHAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH
KOTA BANDAR LAMPUNG 2010-2015

skenario optimis (tinggi)

2011 2012 2013 2014 2015 Pertumbuhan


Pendapatan 1,114,454,901,294 1,322,316,946,449 ########### ########### 2,208,791,688,490 18.65
Pengeluaran 1,151,879,773,164 1,381,977,895,703 ########### ########### 2,386,618,101,115 19.98
PAD 117,992,493,334 142,861,699,914 169,599,997,749 202,427,920,564 247,875,563,503 21.42

skenario moderat (sedang)

2011 2012 2013 2014 2015 Pertumbuhan


Pendapatan 1,070,585,408,284 1,216,788,833,335 ########### ########### 1,777,332,125,122 12.37
pengeluaran 1,151,122,314,325 1,322,254,469,255 ########### ########### 2,037,238,254,072 14.40
PAD 116,494,458,687 136,376,092,648 159,650,843,958 186,897,802,112 218,794,887,445 17.07

skenario pesimis (rendah)

2011 2012 2013 2014 2015 pertumbuhan


Pendapatan 1,007,593,328,088 1,098,878,597,045 ########### ########### 1,372,734,401,217 8.42
Pengeluaran 1,048,356,070,436 1,150,393,949,059 ########### ########### 1,456,507,584,927 9.01
PAD 99,531,108,888 109,499,020,720 119,466,932,553 129,434,844,385 139,402,756,217 9.26

Anda mungkin juga menyukai