Anda di halaman 1dari 11

Bhumidevi : Journal of Fashion Design Vol. I, No.

2, Agustus 2021, P 1-11

AGNIMAYA JANGGALA: METAFORA WEDANG UWUH


DALAM BUSANA CASSUAL ETNIK
A.A Istri Bintang Anggaraeni1, Ida Ayu Wimba Ruspawati2, Ni Kadek Yuni Diantari3
Program Studi Desain Mode, Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Seni Indonesia Denpasar
Jl. Nusa Indah, Sumerta, Denpasar Timur, Kota Denpasar, Bali 80235, Indonesia
Email : bintang.anggaraeni13@gmail.com

ABSTRAK
AGNIMAYA JANGGALA:
METAFORA WEDANG UWUH DALAM BUSANA CASSUAL ETNIK
“Agnimaya Janggala” adalah judul koleksi busana Tugas Akhir bertemakan Diversity of Indonesia yang
terinspirasi dari minuman tradisional wedang uwuh memadukan look cassual dengan sentuhan etnik. Koleksi ini
merupakan jenis busana ready to wear, ready to wear deluxe dan semi couture. Penciptaan koleksi Agnimaya
Janggala menggunakan delapan tahapan yang bertajuk “Frangipani”, Tahapan – tahapan rahasia dari Seni
FashionArt. Ide pemantik ini diimplementasikan melalui gaya ungkap metafora yang akan diuraikan pada teori
semiotika dan keyword berupa kayu secang, rempah-rempah, daun gugur, sederhana, dan sustainable. Keyword
tersebut kemudian diolah sedemikian rupa dan diaplikasikan pada koleksi busana dengan teori estetika
mencakup prinsip desain dan elemen desain yang tampak dari desain busana, detail dan pemilihan bahan
sehingga terbentuk nilai keindahan dalam koleksi busana ini. Adapun warna yang dipilih merupakan warna –
warna yang berkaitan dengan konsep wedang uwuh yaitu merah, coklat dan olive. Melalui perpaduan material
utama, yaitu Katun, Katun Toyobo, Satin dan Organza. Proses pengerjaan koleksi Tugas Akhir Agnimaya
Janggala terdapat kain tenun Lurik sebagai sentuhan etnik dan pengaplikasian teknik rumbai, drapery, serta
manipulasi tekstil dibeberapa bagian – bagian pada busana.
Kata Kunci: Fashion, Wedang Uwuh, Kayu Secang, Frangipani

ABSTRACT
AGNIMAYA JANGGALA:
METAFORA OF WEDANG UWUH ON CASSUAL ETNIK FASHION LOOK
"Agnimaya Janggala" is the title of fashion collection for the Final Assignment theme Diversity of Indonesia
which is inspired by the tradition of traditional drink from Yogyakarta with combinations of cassual look and
etnic. This collection is a type of ready to wear, ready to wear deluxe and haute couture fashion. The creation of
the Agnimaya Janggala collection uses eight stages entitled "Frangipani", The Secret Steps of Art. This idea is
implemented through a metaphorical style which will be elaborated by the theory of semiotics and following
keywords of Sappan Wood, Herbs and Spices, Leaf Fall, Simple, Sustainable . These keywords are then
processed in such a way and then applied to the fashion collection with aesthetic theory includes design
principle and design element which appear from fashion designs, details and materials selection thus forming
the value of beauty in this fashion collection. The chosen colors are the colors which are related to the concept
of wedang uwuh namely maroon, brown, olive which will be combined with main materials namely cotton,
catton toyobu, organza, satin fabric. By the process of working the Final Assignment collection of Agnimaya
Janggala there is Lurik woven fabric as an ethnic touch and the application of tassel, drapery, and textile
manipulation techniques in several parts of the clothing.

Kata Kunci: Fashion, Wedang Uwuh, Kayu Secang, Frangipani

Proses Review : 19 Agustus 2021 ,Dinyatakan Lolos : 23 Agustus 2021

1
Vol. I, No. 2, Agustus 2021 Bhumidevi : Journal of Fashion Design

PENDAHULUAN malam sebelumnya. Menurut beliau,


minuman semalam rasanya lebih enak, lebih
Indonesia merupakan negara dengan nyaman dan lebih hangat dari yang biasanya.
ragam kuliner khas yang dimiliki masing- Tentu saja permintaan sang raja
masing daerah dengan keunikan rasa yang menimbulkan tanda tanya semua abdi dalem.
menyesuikan selera lidah penduduk Rasa penasaran para abdi dalem akhirnya
setempat. Ragam kuliner dari makanan asin, terjawab sesudah mereka ambil cawan
manis, pedas, kecut bahkan pahit dimiliki tempat minuman baginda raja, yang ternyata
disetiap daerah. Indonesia tidak hanya didalamnya telah penuh dengan beragam
memiliki ragam kuliner berupa makanan rerontokan pohon yang jatuh secara tidak
namun juga memiliki ragam minuman sengaja ke dalam cawan tersebut.
tradisional, mulai dari yang menyegarkan Wedang Uwuh merupakan minuman
dahaga hingga yang memiliki manfaat baik racikan rempah-rempah yang memiliki
bagi kesehatan, salah satunya Wedang Uwuh. banyak khasiat seperti kayu secang, jahe,
Di musim pandemi saat ini, meningkatkan cengkeh, daun cengkeh kering, kayu manis,
daya tahan tubuh sangat penting demi dan daun pala kering. Wedang uwuh dalam
menjaga stamina tetap sehat dan terhindar bahasa Jawa artinya minuman sampah.
dari virus serta penyakit penyerta lainnya. Campuran rempah-rempah kering dalam
Minuman khas asal Yogyakarta ini memiliki racikan wedang uwuh membuat
manfaat bagi kesehatan terutama sebagai penampilannya selayak rebusan sampah.
antioksidan dan menjaga daya tahan tubuh. Pemilihan minuman tradisional Wedag
Wedang Uwuh memiliki sejarah yang sangat Uwuh sebagai ide pemantik bertujuan untuk
kuat, sebagai minuman kesehatan bagi melestarikan warisan budaya Indonesia
anggota kerajaan Mataram. Semedi dilakukan khususnya dalam bidang kuliner yaitu
oleh sang raja seorang diri dengan ditemani minuman tradisional. Minuman tradisional
beberapa abdi dalem (pembantu raja) yang Wedang Uwuh ini menginspirasi penulis
bertugas membantu semua kebutuhan raja. dalam membuat karya busana yang akan
Pada suatu malam Sultan Agung meminta dibuat secara metafora dan dipadukan
kepada abdinya untuk dibuatkan minuman dengan kain etnik nusantara Lurik yang
sebagai penghangat badan untuk mengusir bersifat sustainable karena motifnya yang
dingin malam. Dengan sigapnya, para tidak akan lekang oleh waktu. Konsep ini
pembantu raja atau abdi dalem segera nantinya akan diwujudkan dalam bentuk
menyiapkan minuman hangat rebusan batang busana ready to wear, ready to wear deluxe
pohon secang yang disebut wedang secang. dan semi couture.
Minuman tersebut kemudian ditempatkan METODE PENELITIAN
dibawah pepohonan yang berada didekat Metode penciptaan yang digunakan dalam
tempat semedi sang raja. Angin bertiup penciptaan karya busana Agnimaya Janggala
kencang pada malam itu menerpa pepohonan adalah berdasarkan tahapan perancangan
dan merontokkan dedaunan kering, busana yang bertajuk FRANGIPANI, The
ranting,bunga, buah yang tanpa diduga jatuh Secret Steps of Art Fashion (Frangipani,
ke dalam cawan berisi minuman sang raja Tahapan-Tahapan Rahasia dan Seni Fashion)
sehingga tercampur dengan wedang secang. oleh Ratna Cora. Tahapan proses desain
Oleh karena terhalang gelapnya malam, fashion bertajuk “FRANGIPANI” ini
Sultan Agung tidak melihat ataupun memiliki 10 tahapan yang sistematis dalam
menyadari bahwa wedang secang telah mengolah sumber ide menjadi karya busana.
tercampur dengan beragam dedaunan, Kesepuluh tahapan tersebut adalah (1)
ranting, buah dan bunga kering yang rontok Finding the Brief Idea Based on Balinese
atau jatuh. Keesokan harinya raja Culture (Menemukan ide pemantik
memerintahkan para abdi dalem dan berdasarkan budaya Bali), (2) Researching
meminta dibuatkan kembali minuman seperti and Sourcing of Art Fashion (Riset dan

2
Vol. I, No. 2, Agustus 2021 Bhumidevi : Journal of Fashion Design

sumber seni fashion), (3) Analizing Art


Fashion Element Taken from the Richness of
Balinese Culture (Analisa estetika elemen
seni fashion berdasarkan kekayaan budaya
Bali), (4) Narrating of Art Fashion Idea by
2D or 3D Visualitation (Menarasikan ide
seni fashion ke dalam visualisasi dua dimensi
atau tiga dimensi), (5) Giving a Soul-Taksu
to Art Fashion Idea by Making Sample,
Dummy, and Construction (Memberikan
jiwa-taksu pada ide seni fashion melalui
contoh, sampel, dan kosntruksi pola), (6) Gambar 1. Mindmapping
Interpreting of Singularity Art Fashion will Sumber: Bintang, 2020
Pemetaan pikiran hasil dari pengumpulan informasi
be Showed in the Final Collection
mengenai minuman tradisional wedang uwuh
(Menginterpretasikan keunikan seni fashion perancang busana menghasilkan lima kata kunci yang
yang tertuang pada koleksi final), (7) akan dibedah menjadi karya yang berbasis pada ide
Promoting and Making a Unique Art pemantik. Yaitu wedang uwuh. Ke lima kata kunci
Fashion (Mempromosikan dan membuat seni tersebut adalah kayu secang, daun gugur, rempah-
fashion yang unik), (8) Affirmation Branding rempah, sustainable dan sederhana. Kata kunci yang
dihasilkan pada tahapan research and sourching akan
(Afirmasi merek), (9) Navigating Art di gambarkan secara metafora dalam karya busana
Fashion Production by Humanist Capitalism sebagai berikut :
Method (Mengarahkan produksi seni fashion
melalui metode kapitalis humanis), (10) Kata Kunci Penjelasan Secara Metafora
Introducing The Art Fashion Business Kayu Secang Kayu secang
(Memperkenalkan bisnis seni fashion). (Caesalpinia Sappan L)
(Cora dalam Diantari, 2018:28-29). memiliki batang
Aplikasi metode penciptaan pada karya berbentuk bulat,
Two Tone diantaranya: berwarna hijau
1. Finding The rief Idea kecokelatan memberikan
Pembuatan mind mapping (peta warna merah bila serutan
konsep) berdasarkan ide pemantik guna kayunya direbus.
mendapatkan key words (kata kunci) yang Kandungan kimia kayu
diterapkan dalam busana. secang meliputi asam
2. Researching and Sourcing of Art galat, tanin, resin,
Fashion resorsin, brasilin,
Pengumpulan informasi dan data-data brasilein, d-
mengenai minuman tradisional wedang alfaphellandrene,
uwuh yang dikembangkan ke dalam proses oscimene, dan minyak
perancangan dan penciptaan busana. atsiri. Warna merah
ekstrak kayu secang
digunakan untuk
pengecatan, pewarna
anyaman, kue, minuman,
dan tinta.
(Padmaningrum, 2012)
Hasil ekstrak kayu
secang diaplikasikan
pada karya ini yang
bernuansa tone warna
merah.

3
Vol. I, No. 2, Agustus 2021 Bhumidevi : Journal of Fashion Design

mempertimbangkan
Rempah- Menurut Kamus Besar dampak lingkungan,
rempah Bahasa Indonesia oleh sosial dan ekonomi pada
Departemen Pendidikan keseluruhan proses daur
Nasional, rempah-rempah hidup produk. (Nadira
merupakan berbagai hasil Dewanto,2020) Dalam
jenis tanaman yang karya menerapkan produk
beraroma yang digunakan dengan konsep sutainable
untuk memberikan bau fashion dari pemilihan
dan rasa khusus pada bahan yang ramah
makanan. Berbagai jenis lingkungan dan
rempah-rempah yang perancangan desain yang
terkandung dalam timeless atau tak lekang
wedang uwuh oleh waktu.
diaplikasikan dalam
karya melalui penerapan 3. Analyzing Art Fashion Element
detail warna dan Pembuatan moodboard (papan konsep).
manipulating fabric. Moodboard fashion berisi kumpulan
Sederhana Menurut Kamus Besar gambar-gambar yaitu; gambar ide
Bahasa Indonesia, kata pemantik, desain busana, aksesori, dan
sederhana memiliki arti color chart. Moodboard dapat
tidak berlebihan. menggambarkan ide yang ingin diwujudkan
Keyword ini oleh seorang designer (Suciati dalam
menggambarkan Pramatiwi, 2018)
karakteristik ide pemantik
yang merupakan
minuman tradisional yang
sederhana namun
bermanfaat.
Pengaplikasian keyword
sederhana dalam karya
terlihat dari style yang
casual.

Daun Gugur Dalam Kamus Besar


Bahasa Indonesia, Gugur
memiliki makna rontok, Gambar 2. Moodboard
atau berjatuhan. Kata Sumber: Bintang, 2020
Daun gugur dalam
perancangan design 4. Narrating of Art Fashion Idea by 2D or
diaplikasikan dalam 3D Visualitation
detail yang menjuntai Pembuatan sketsa desain ready to wear,
turun seperti jatuhnya ready to wear deluce, dan semi couture 2
daun gugur yang tertiup dimensi sesuai key words yang sudah didapat
angin. dan moodboard yang telah dikerjakan.
5. Giving a Soul-Taksu to Art Fashion
Sustainable Sustainable Idea by Making Sample, Dummy, and
Fashion fashion adalah aksi Construction Merealisasikan sketsa 2
tanggung jawab memilih dimensi menjadi tiga koleksi busana.
pakaian untuk Tahapan ini dimulai dari pengambilan

4
Vol. I, No. 2, Agustus 2021 Bhumidevi : Journal of Fashion Design

ukuran badan, pembuatan pola, pemotongan


bahan, hingga penjahitan busana.
6. Interpreting of Singularity Art Fashion
will be Showed in the Final Collection
Penerapan prinsip desain dan elemen desain
pada busana.
7. Promoting and Making a Unique Art
Fashion
Tahapan ini mempersiapkan marketing
Gambar 3. Branding
tools produksi produk fashion global dan Sumber: Bintang, 2021
pakaian dengan melakukan presentasikan
karya busana ready to wear, ready to wear 9. Navigating Art Fashion Production by
deluce, dan semi couture melalui penyajian Humanist Capitalism Method
karya dalam bentuk pagelaran busana Tahapan produksi busana dalam jumlah
(fashion show). Fashion show akan dikemas yang lebih banyak akan dilakukan dengan
dengan menarik dan berbeda dari fashion bekerja sama bersama penjahit yang
show pada umumnya. Maka dari itu profesional yang memahami desain dan
pemilihan lokasi untuk pagelaran busana kehendak designer, tenaga desain digital,
dengan konsep ngelawang barong bangkal serta tenaga finishing. Namun tidak menutup
akan diadakan didalam gedung (indoor) kemungkinan bagi merk BIANG untuk
berlokasi di Hotel Inaya Nusa Dua Badung, mengembangkan produk dengan konsep
Bali. Tempat ini dipilih karena lokasinya berbeda namun masih dengan identitas diri
memiliki area yang luas serta fasilitas yang brand BIANG.
memadai. 10. Introducing The Art Fashion Business
8. Affirmation Branding Pada tahapan ini penulis menyusun
Tahapan afirmasi merek seni fesyen Business Model Canvas (BMC) untuk
merupakan tahapan yang memperkuat mempermudah merancang bisnis dari koleksi
tahapan lima. Setelah koleksi final terwujud busana Anyutirupa of Ngelawang Barong
maka produk fashion global dan pakaian Bangkal. Business Model Canvas (BMC)
memasuki tahapan afirmasi yang lebih dilakukan dengan tujuan memetakan strategi
mendalam tentang respon pasar dengan untuk membangun bisnis yang kuat, bisa
mempertajam branding (Cora, 2016: 210). memenangkan persaingan dan sukses dalam
Pemilihan nama logo “BIANG” diambil dari jangka panjang. Model bisnis ini terdiri dari
penggalan nama designer yaitu Bintang 9 blok area aktivitas bisnis yaitu, customer
Anggara. Arti kata biang sendiri bila dilihat segments (segmentasi pelanggan), value,
dari tatanan bahasa Bali berada pada propositions (proposisi nilai), channels
tingkatan Bahasa Bali Alus Singgih. Kata (saluran), customer relationships (hubungan
biang yang dimaksud memiliki arti seorang pelanggan), revenue streams (arus
ibu. Menurut pendapat pemilik, seorang Ibu pendapatan), key resources (sumber daya
memiliki makna yang sangat dalam, dan utama), key activities (aktivitas kunci), key
sosok seorang ibu adalah seorang yang partnerships (kemitraan utama), dan cost
sangat luar biasa jasanya seumur hidupnya. structure (struktur biaya).

5
Vol. I, No. 2, Agustus 2021 Bhumidevi : Journal of Fashion Design

menjalankan sebuah bisnis dibidang


fashion tentunya perusahaan harus
memiliki seorang desainer untuk
mendesain produk yang akan
diluncurkan tiap tahunnya. Membuat
sebuah desain diperlukan penelitian
dan pengembangan dari tahun ke
tahun. Logo dan brand diperlukan oleh
perusahaan dalam pemasaran.
Gambar 4. Business Model Canvas
F. Key activities (KA) adalah kegiatan
Sumber: Bintang, 2021
utama yang menjelaskan hal terpenting
yaitu perusahaan harus membuat model
A. Value Prepositions merupakan manfaat
bisnis. Kegiatan wajib yang dilakukan
yang didapatkan oleh pelanggan. Nilai
oleh perusahaan untuk menghasilkan
yang ditawarkan menjadi pembeda
value proposition yang ditawarkan
produk/jasa sejenis atau lainnya baik
yaitu melalui kegiatan research and
yang menjadi keunggulan atau
sourcing untuk konsep busana, design
kekuatan. Biang akan menawarkan
and development untuk mendesain
busana dengan desain elegant dan
busana yang diinginkan serta
simple. Produk ini diproduksi dengan
menyusun strategi promosi dan
jumlah yang terbatas sehingga
pemasaran busana.
memiliki nilai eksklusif.
G. Key Partnership yaitu pihak-pihak
B. Customer Segment merupakan
yang diajak kerjasama dengan tujuan
penggolongan konsumen atau target
untuk menyokong dan
pasar yang dituju. Konsumen yang
mengoptimalkan alokasi sumber daya,
dituju ialah reamaja dan dewasa
mengurangi resiko dan ketidak pastian
dengan kisaran umur 17-50 tahun dari
persaingan, serta meningkatkan
kalangan menengah hingga atas.
kinerja. Biang berkerjasama dengan
C. Customer Relationship yaitu cara yang
grab, gojek, pos, j&t dan jne untuk
digunakan oleh pebisnis untuk
pengiriman. Serta berkerjasama dengan
melakukan komunikasi dengan
penjahit dan toko kain, public figur dan
konsumen (Customer Segment). Hal ini
web programmer.
juga menentukan cara pemasaran yang
H. Cost Stucture adalah merupakan
dipilih. Strategi pemasaran yang dipilih
rincian biaya terbesar yang harus
adalah memberikan service yang
dikeluarkan oleh perusahaan untuk
terbaik, fast respon terhadapa semua
melakukan key activity dan hasilnya
keluhan dan masukan.
berupa value propositions. Biaya yang
D. Channels merupakan cara yang tepat
harus dikeluarkan yaitu saat melakukan
untuk digunakan dalam menyampaikan
riset, pembuatan sampel, branding,
Value Prepositions bisnis kepada
marketing, serta produksi.
konsumen. Metode yang tepat
digunakan ialah online melalui media
Revenue Stream yaitu cara
sosial seperti Instagram, Facebook,
menghasilkan keuntungan dari value
Website, Line, Whatsup, dll. Dengan
propositions. Biang memperoleh
adanya sosial media ini mempermudah
keuntungan dari penjualan produk
komunikasi antar pebisnis dengan
setelah melakukan fashion show,
pelanggan.
pameran maupun penjualan secara
E. Key Resources adalah sumber daya
online.
yang dimiliki perusahaan untuk
menjalankan suatu bisnis. Dalam PROSES PERWUJUDAN

6
Vol. I, No. 2, Agustus 2021 Bhumidevi : Journal of Fashion Design

Penciptaan karya busana ready to


wear, ready to wear deluxe dan semi couture
diwujudkan dengan cara memetaforakan
minuman tradisional wedang uwuh yang
digunakan sebagai ide pemantik dalam karya
busana Agnimaya Janggala. Pengungkapan
gaya metafora ke dalam busana Agnimaya
Janggala dikaitkan dengan teori semiotika
dan teori estetika. Penggunaan minuman
tradisional khas Yogyakarta Wedang Uwuh
sebagai ide pemantik menimbulkan beberapa
kata kunci diantaranya kayu secang, rempah-
rempah, daun gugur, sustainable, sederhana.
Kata kunci tersebut dimetaforakan ke dalam
detail – detail busana.
Pengembangan desain (design
development) merupakan tahapan ketiga dari
produksi fesyen global dan pakaian. Tahapan
itu menyediakan ruang pikir lebih luas
dengan ideide yang telah terpantik dan Gambar 5. Design Ready to wear a). tampak depan,
b). tampak belakang. Sumber: Bintang, 2021
melalui riset mendalam sehingga beberapa
alternatif desain terwujud. Desain fesyen
1. Ready to wear Deluxe
global dan pakaian akan mengerucut pada
Busana ready to wear deluxe
desain terpilih yang akhirnya akan
merupakan busana siap pakai yang biasanya
diproduksi dalam siklus perekonomian dan
diperuntukkan bagi seseorang menengah ke
bisnis fesyen global. (Ratna, Cora. 2016:
atas. Busana ini diproduksi dengan jumlah
203). Penulis merancang tiga buah desain
terbatas dengan harga yang relatif mahal.
yang dari terdiri dari masing-masing koleksi,
Desain busana ready to wear deluxe dipilih
menciptakan tiga koleksi karya yaitu busana
karena menggunakan pola yang tidak terlalu
pria pada ready to wear, busana wanita pada
rumit, namun juga lebih kompleks dibanding
ready to wear deluxe, dan busana wanita
ready to wear. Proses pengerjaan busana ini
pada semi couture.
memakan waktu sedikit lebih lama dari
1. Ready to wear
busana ready to wear dan dalam
Ready to wear adalah busana siap
pemakaiannya juga membutuhkan bantuan.
pakai yang diproduksi secara masal,
Pada pola busana ready to wear deluxe
diproduksi dalam berbagai ukuran, dan
terdiri dari dua piece. Pertama pola pada
warna berdasarkan satu desain yang
jumpsuit, material yang digunakan adalah
membawa label nama seorang desainer.
bahan katun,kain dan tenun lurik. Kedua,
Desain ready to wear terpilih karena busana
pada pola apron menggunakan tehnik
ini menggunakan potongan yang minimalis,
drapping. Dengan detail pada bagian atasan
pola yang tidak rumit, dan penggunaan bahan
jumpsuit mengaplikasikan tehnik manipulasi
yang efisien, serta harga jual yang dapat
benang sulam serta penambahan manik-
dijangkau oleh pembeli. Pada pola busana
manik.
ready to wear terdiri dari 2 piece. Pertama
pola pada kemeja, material yang digunakan
adalah bahan katun dan tenun lurik. Kedua,
pada pola celana dengan tambahan detail
pada bagian lutut.

7
Vol. I, No. 2, Agustus 2021 Bhumidevi : Journal of Fashion Design

Gambar 6. Design Ready to wear Deluxe a). tampak Gambar 7. Design Semi Couture a). tampak depan, b).
depan, b). tampak belakang. Sumber: Bintang, 2021 tampak belakang. Sumber: Bintang, 2021

2. Semi Couture WUJUD KARYA


Semi Couture merupakan mahakarya Penciptaan karya busana ready to wear,
tertinggi di dunia mode dirancang sesuai ready to wear deluxe, dan semi haute couture
ukuran tubuh pelanggan, sehingga harga diwujudkan atau diciptakan dengan
busana ini sangat tinggi. Desain semi couture menggunakan gaya ungkap metafora. Pada
terpilih karena menggunakan pola dan detail penciptaan karya busana ini terdapat lima
yang rumit, waktu pengerjaan yang lama, kata kunci terpilih yang dimetaforakan pada
serta penggunaan bahan dan material dengan karya busana ini seperti kayu secang,
kualitas tinggi, terbaik dan mahal. Pola rempah-rempah, daun gugur, sustainable dan
busana selanjutnya yaitu semi couture sederhana. Berikut merupakan penuangan
memiliki tiga pieces diantaranya mini dress, kata kunci dengan gaya ungkap metafora
celana dan corset dengan ekor. pada karya busana Agnimaya Janggala
dalam tiga tipe busana.
1. Perwujudan Busana Ready to wear
Ready-to-Wear atau Prêt-à-Porter adalah
busana siap pakai yang diproduksi massal
dan diproduksi dalam berbagai ukuran dan
warna berdasarkan satu desain yang
membawa label nama seorang desainer.
Busana ini dapat langsung dibeli dan
dikenakan tanpa harus melakukan
pengukuran badan terlebih dahulu. Busana
Ready-to-Wear ini tidak hanya busana yang
bergaya street style, tetapi busana pesta
maupun kerja pun dapat termasuk ke dalam
kategori busana Ready-to-Wear. Biasanya
busana ini menggunakan potongan yang
minimalis, pola yang tidak rumit,
penggunaan bahan yang efisien, serta harga

8
Vol. I, No. 2, Agustus 2021 Bhumidevi : Journal of Fashion Design

jual yang dapat dijangkau oleh pembeli lengan merupakan metafora dari keyword
(Poespo, 2009). Dengan jabaran penerapan Kayu Secang sebagai pewarna merah pada
kata kunci dengan gaya ungkap metafora. minuman Wedang Uwuh. Pemilihan warna
Pemilihan warna merah merupakan metafora coklat dengan detail manipulation textile
dari keyword Kayu Secang sebagai pewarna cross stitch tali sulam dan warna olive pada
merah pada minuman Wedang Uwuh. apron, merupakan metafora dari keyword
Dengan Tehnik Fringes Tassel dengan hasil Rempah-rempah bahan dari minuman
menjuntai kebawah dan terpisah dari kain tradisional wedang uwuh sebelum proses
utama merupakan metafora dari keyword penyeduhan. Teknik Fringes Tassel dengan
Daun Gugur. Pemilihan warna coklat pada hasil menjuntai kebawah dan terpisah dari
detail bahan karya, merupakan metafora dari kain utama, serta teknik drapping yang
keyword Rempah-rempah bahan dari bergelombang merupakan metafora dari
minuman tradisional wedang uwuh sebelum keyword Daun Gugur dalam prosesnya.
proses penyeduhan. Motif kain Lurik Pemilihan motif kain Lurik merupakan
merupakan metafora dari keywords metafora dari keywords Sustainable Fashion
Sustainable Fashion dimana kain Lurik dimana kain Lurik adalah Kain tenun khas
adalah Kain tenun khas daerah Jawa yang daerah Jawa yang memiliki ciri khas motif
memiliki ciri khas motif garis-garis. Kain garis-garis. Kain tenun dengan motif lurik
tenun dengan motif lurik merupakan warisan merupakan warisan budaya Indonesia yang
budaya Indonesia yang penggunaannya tidak penggunaannya tidak lekang oleh waktu.
lekang oleh waktu. Didukung dengan Style Pemilihan Style Casual Etnik merupakan
Casual Etnik merupakan metafora dari metafora dari keyword Sederhana. Dimana
keyword Sederhana. Dimana style casual style casual identik style simple dan santai
identik style simple dan santai dengan dengan celana diberi sentuhan etnik dari
sentuhan etnik dari motif lurik yang motif lurik yang menggambarkan
menggambarkan kesederhanaan. kesederhanaan.

Gambar 9. Wujud Karya Ready to wear Deluxe


Gambar 8. Wujud Karya Ready to wear
Sumber: Bintang, 2021
Sumber: Bintang, 2021

2. Perwujudan Busana Ready to wear 3. Perwujudan Busana Semi Haute Couture


Deluxe Karya busana ready to wear deluxe Karya busana semi haute couture
merupakan karya busana yang hampir sama merupakan karya busana yang tingkat
dengan karya busana ready to wear. Karya pengerjaannya lebih sulit dan lebih banyak
busana ready to wear deluxe ini memiliki menggunakan teknik tangan sehingga lebih
tingkat pengerjaan yang sedikit sulit dan rumit dalam tahap penyelesaiannya. Karya
tinggi dibandingkan dengan karya busana busana semi haute couture ini memiliki
ready to wear. Dengan jabaran penerapan nilai dan kualitas yang lebih tinggi
kata kunci dengan gaya ungkap metafora. dibandingkan dengan karya busana lainnya
Pemilihan warna merah pada bagian lonceng karena pengerjaannya yang memakan

9
Vol. I, No. 2, Agustus 2021 Bhumidevi : Journal of Fashion Design

waktu lebih lama sehingga karya busana Gambar 10. Wujud Karya Semi Couture
semi haute couture ini tidak dapat di Sumber: Bintang, 2021
produksi secara masal. Dengan jabaran
penerapan kata kunci dengan gaya ungkap SIMPULAN
metafora. Pemilihan warna merah pada Berdasarkan uraian diatas dapat
bagian badan merupakan metafora dari ditarik kesimpulan sebagai berikut, ide
keyword Kayu Secang sebagai pewarna
merah pada minuman Wedang Uwuh dan pembuatan karya tugas akhir dengan tema
dengan penerapan tehnik smock besar Diversity of Indonesia, maka
menggambarkan serutan kayu secang.
Pemilihan warna coklat dengan detail diangkatlah salah satu kuliner tradisional
manipulation textile cross stitch tali sulam Indonesia yaitu minuman tradisional daerah
pada corset dan lengan merupakan
metafora dari keyword Rempah-rempah Yogyakarta Wedang Uwuh. Minuman
bahan dari minuman tradisional wedang tradisional ini memiliki manfaat bagi
uwuh sebelum proses penyeduhan. Tehnik
Fringes Tassel dengan hasil menjuntai kesehatan terutama sebagai antioksidan dan
kebawah dan terpisah dari kain utama, serta menjaga daya tahan tubuh. Wedang Uwuh
tehnik drapping yang bergelombang, dan
bagian ekor yang menjuntai jatuh merupakan racikan rempah-rempah yang
merupakan metafora dari keyword Daun memiliki banyak khasiat seperti kayu secang,
Gugur dalam prosesnya. Pemilihan motif
kain Lurik merupakan metafora dari jahe, cengkeh, daun cengkeh kering, kayu
keywords Sustainable Fashion dimana kain manis, dan daun pala kering. Dari ide
Lurik adalah Kain tenun khas daerah Jawa
yang memiliki ciri khas motif garis-garis. tersebut, maka dibuatlah tiga karya busana
Kain tenun dengan motif lurik merupakan bertema wedang uwuh dari segi morfologi
warisan budaya Indonesia yang
penggunaannya tidak lekang oleh waktu. dan warna yang dipadukan dengan gaya
Pemilihan Style Casual Etnik merupakan busana casual serta penggunaan kain dengan
metafora dari keyword Sederhana. Dimana
style casual identik style simple dan santai motif tradisional khas jawa lurik.
meski pada desain semi couture tetap Dalam mewujudkan koleksi busana
mempertahankan karakteristik dari casual.
Pemilihan atasan dengan detail yang simple ready to wear, ready to wear deluxe dan
dengan rok serta ekor menggunakan kain semi couture, penulis melakukan research
dalam satu warna tanpa detail. Penggunaan
Celana tetap diberi sentuhan etnik dari and sourcing yang menghasilkan beberapa
motif lurik yang menggambarkan kata kunci dari konsep wedang uwuh yaitu
kesederhanaan.
kayu secang sebagai warna merah dan tehnik
smoke, rempah-rempah sebagai sumber
warna coklat dan olive serta detail tehnik
cross stitch benang sulam, daun gugur
sebagai detail rumbai dan tehnik drapping,
sederhana sebagai look keseluruhan, dan
sustainable fashion sebagai pemilihan

10
Vol. I, No. 2, Agustus 2021 Bhumidevi : Journal of Fashion Design

penggunaan kain etnik tradisional tenun lurik Soekarno dan Lanawati Basuki. 2004.
khas Jawa. Proses penciptaan busana Panduan Membuat Desain Ilustrasi
menggunakan delapan tahap Frangipani Busana Tingkat Dasar, Terampil, dan
metode pengerjaan busana yaitu design brief Mahir. Jakarta: PT Kawan Pustaka.
dengan output berupa mind mapping, Sugiarto, dkk. 2000. Pengantar Bisnis.
research and sourcing dengan output berupa Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
mood board dan story board, design Utama.
development yang berisi sketsa ketiga busana Kun Sila Ananda, 2013 “Wedang uwuh
lengkap dengan gambar kerja, kemudian minuman tradisional.”
proses pengerjaan busana pada tahap http://www.merdeka.com/2013.
prototype, sample, and construction. Hingga Diakses 22 Maret 2021
tahap final collection yaitu tahapan untuk Ebdi, Sadjiman S. 2009. Nirmana; Elemen-
menyempurnakan koleksi busana. Dalam elemen seni dan desain (edisi ke-2).
karya busana Tugas Akhir ini, penulis juga Yogyakarta; Jalasutra.
menggunakan strategi promosi, pemasaran, Cora, Ratna. 2016. Wacana Fesyen Global
penjualan, dan branding yang bernama dan Pakaian di Kosmopolitan Kuta.
BIANG serta menerapkan sistem produksi Disertasi. Universitas Udayana.
dan bisnis model kanvas. Denpasar.
Alvonco, Jhonson. 2014. Sistem Komunikasi
DAFTAR RUJUKAN Model Umum dan Horenso Untuk
Nama : Agung Anik Yudani Sukses dalam Bisnis Organisasi dan
Umur : 28 Tahun
Kehidupan. Jakarta: PT Elex Media
Alamat : Yogyakarta
Pekerjaan: Mahasiswa Komputindo
Dewobroto, Wisnu Sakti. 2012, Penggunaan
Budiman, Kris. 2004. Semiotik Visual.
Business Model Canvas Sebagai
Yogyakarta: Penerbit Buku Baik.
Dasar Untuk Menciptakan Alternatif
Strategi Bisnis Dan Kelayakan
Usaha. Jurnal Jurusan Teknik
Industri, Fakultas Teknologi Industri,
Universitas Trisakti, Jakarta.
Padmaningrum, R. T. (2012). Karakter Ekstrak
Zat Warna Kayu Secang (Caesalpinia).
Prosiding Seminar Nasional Penelitian,
Pendidikan dan Penerapan MIPA,.

11

Anda mungkin juga menyukai