Anda di halaman 1dari 7

Nama : Putri Maharani

Nim : 191010505696

Kelas : A – 501

1. Jika saya sebagai pimpinan, yang saya akan lakukan dalam Perubahan manajemen agar
bisa berkembang yaitu dengan cara mengelola perusahaan ini agar berjalan secara
efektif bisa beradaptasi atau menyesuaikan dengan perubahan di lingkungan bisnis yang
setiap harinya pasti akan selalu berubah. Dan sebagai pimpinan saya harus bisa
melakukan secara utuh agar bisa membantu karyawan dengan baik dalam menerapkan
sarana, sumber daya, pengetahuan, dan motivasi dalam menjadikan perubahan ini dari
kondisi sekarang ke kondisi yang lebih baik lagi secara efisien dan efektif untuk
memperkecil resiko dari proses perubahan ini dan bisa memberikan hasil yang
diharapkan oleh pimpinan/perusahaan.

2. Integrasi Sosial adalah sebuah bentuk yang dimana ada perbedaan agama, ras, suku,
budaya, Bahasa terhadap masyarakat dimana menjadi satu kesatuan yang utuh.
Menurut saya untuk mengatasi integrasi sosial yaitu dengan cara sebagai berikut :
- Sikap saling menghormati dan menghargai terhadap budaya, agama, suku, ras yang
berbeda.
- Selalu mengingat kepada Tuhan Yang Maha Esa.
- Kita sebagai bangsa Indonesia harus selalu menjaga kesatuan dan persatuan bangsa.
- Dalam diri kita selalu berpegang teguh pada ideologi Pancasila.
- Kita selalu terus mengingat terhadap Bhineka Tunggal Ika.

3. Frustasi yaitu ada perasaan kecewa/putus asa atas kegagalan apa yang sedang kita
kerjakan dan kita harapkan.
Cara saya untuk menyikapi disaat frustasi yaitu :
- Menenangkan diri, mungkin dengan saya kita bisa juga dengan beristigfar,
sholawatan selalu mengingat nama Tuhan Yang Maha Esa yang memungkinkan hati
menjadi adem dan tenang.
- Bercerita kepada sahabat/orang yang dipercayainya, Disaat saya bingung harus
bagaimana lagi dengan kondisi saya ini dan saya tidak bisa memendam rasa kecewa
ini dengan sendirian, maka akhirnya saya harus memutuskan untuk bercerita kepada
sahabat saya tentang apa yang sedang saya rasakan ini, dan bisa aja saya mendapat
solusi terbaik.
- Mencari tahu penyebab dari terjadinya frustasi, Saya harus berfikit/fokus terhadap
apa sih yang menjadi penyebab bisa frustasi tuh, dan setelah tau apa penyebabnya,
maka saya harus bisa menemukan cara yang tepat untuk menghadapi semua masalah
itu, baik dengan mencatat semua masalah-masalahnya dan dengan solusinya juga
agar bisa memperbaiki ini di esok hari.
- Mencari aktifitas atau hiburan untuk menyenangkan diri sendiri, Saya bisa pergi
jalan-jalan dengan teman-teman/keluarga, menonton film kesukaan, atau
mendengarkan musik mencari suasana yang enak agar perasaan saya kembali tenang
dan merasa lebih bahagia dan bisa membantu sedikit menghilangkan frustrasinya.

Contohnya : Saya ingin mengikuti ujian SBMPTN untuk bisa masuk kampus UI atau
kampus yang terbaik, tapi hasil ujian tersebut dinyatakan tidak Lulus, walau hasilnya
tidak sesuia dengan yang diharapkan, tetapi saya harus belajar lebih giat lagi untuk bisa
masuk ke kampus lain.

4. Kesehatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah salah suatu upaya dimana untuk bisa
melindungi karyawan di tempat kerja ini maupun kerja di luar lapangan untuk mencegah
terjadinya kecelakaan kerja yang terjadi.
Dasar Pelaksanaan K3 adalah komitmen yang merupakan janji pimpinan puncak suatu
organisasi (perusahaan), ini pedoman penerapan sistem Keselamatan dan Kesehatan
Kerja, dimana pengurus organisasi harus menunjukkan komitmennya terhadap penerapan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Dengan dasar komitmen ini kebijakan dapat
ditetapkan sebagai berikut:
a. Komitmen yang dijabarkan dalam bentuk kebijakan tertulis ini yang harus memuat
sikap, komitmen dan dukungan serta arah kebijakan penerapan K3 dalam perusahaan
itu.
b. Komitmen ini memuat seluruh arahan dari target visi, misi, dan tujuan organisasi
dalam penerapan sistim manjemen K3.
c. Komitmen ini dijabarkan pada tingkat pelaksana dalam bentuk peran aktif dan
penerapan program K3 dalam perusahaan.
d. Komitmen ini dibuat dalam suatu proses yang melibatkan seluruh unsur atau
komponen yang ada dalam suatu organisasi.
e. Komitmen kebijakan K3 tersebut harus ditanda tangani oleh manajemen puncak.

Contoh Penerapan K3 di Industri Entertainment yaitu :

1) Pengaturan Jam Kerja

- Konsumsi Kafein Berlebih.

Selama ini banyak pekerja yang bekerja dengan jam yang ‘tidak normal’ bahkan
cenderung berlebihan. Idealnya, jam kerja adalah 7 jam 1 hari dan 40 jam 1
minggu untuk 6 hari kerja dalam 1minggu; atau 8 jam 1 hari dan 40 jam 1 minggu
untuk 5 hari kerja dalam 1minggu. Tentu saja, industri entertainment menganut
jam kerja yang fleksibel. Sehingga kemungkinan waktu mulai (start) dan waktu
selesai (finish)nya tidak akan sama dengan pekerja pabrik atau pekerja kantoran.

Di sisi lain, untuk mengimbangi jam kerja yang sangat fleksibel dan tidak biasa
ini, para pemain terdorong untuk mengambil konsumsi berlebihan kafein dalam
bentuk kopi, minuman penyegar atau minuman berenergi oleh para pekerja di
bidang entertainment ini. ,Dalam jangka Panjang, konsumsi berlebih minuman
seperti ini tentu akan mengganggu kesehatan pekerja itu sendiri. Mulai dari
insomnia, diabetes, overdosis kafein, hingga gangguan pada jantung.

- Kelelahan / Fatigue.

Jam Kerja yang ‘tidak normal’ juga berakibat kelelahan. Kelelahan ini bisa
menimbulkan hilangnya konsentrasi, hingga tindakan tidak aman yang dapat
memicu terjadinya kecelakaan. Sebaiknya pekerja seni dapat memanfaatkan
waktu break/istirahat syuting untuk sekedar beristirahat atau tidur.
2) Keselamatan Pekerja di Lokasi Syuting.

Selama Pandemi COVID19, Pemerintah telah mengeluarkan berbagai peraturan


termasuk PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) dan  PSBB
(Pembatasan Sosial Berskala Besar). Para pekerja,termasuk pekerja seni dan
industri entertainment, wajib mengikuti peraturan ini. Pada akhirnya, tampaklah para
artis kita ketika diwawancara menggunakan masker dan faceshield serta mencuci
tangan. Di sisi lain, studio televisi juga melakukan protokol COVID-19 yang ketat.
Protokol COVID-19 yang diterapkan antara lain mewajibkan  untuk cek suhu tubuh
dan mencuci tangan sebelum masuk, tidak bersalaman, melakukan tes usap / swab
test berkala, memakai masker, mencuci tangan dan menggunakkan faceshield, serta
menjaga jarak. Namun, Jangan Lupa. Untuk Lokasi syuting tetap harus melakukan
analisa resiko/ risk assessment. Terutama untuk melaksanakan syuting di luar kota
dan di tempat terpencil/site. Hindari hewan liar, buas atau hewan berbisa. Jika
memakai panggung, pastikan juga panggungnya kokoh dan dibangun dengan benar
sesuai prosedur.

3) Keamanan pekerja atas alat-alat yang berhubungan dengan industri film atau
entertainment.
Berkaitan dengan hal di tersebut di atas, pekerja di industri entertainment juga harus
memiliki pemahaman yang cukup mengenai alat yang mereka gunakan dalam
kegiatan mereka sehari hari. Mereka harus mendapatkan pelatihan yang cukup
bagaimana menggunakan alat tersebut dengan baik dan benar sesuai SOP serta
memahami apa yang harus mereka lakukan jika alat tersebut tidak berfungsi dengan
semestinya. Yang paling penting, memahami bahaya apa yang dapat timbul dari alat
yang mereka gunakan dan mengetahui bagaimana memitigasi resiko yang muncul
dari peralatan maupun perlengkapan tersebut.

Sumber contoh : https://katigaku.top/2021/03/16/penerapan-k3-di-industri-entertainment/


5. a. Sistem kompensasi dari sisi karyawan disini maksudnya yaitu segala sesuatu
pencapain dari hasil jerih payah karyawan beruba gaji, upah, bonus, asuransi yang
dibayar langsung oleh perusahaan kepada karyawan.

Dan menurut saya, Sistem kompensasi yang paling menguntungkan dari sisi
karyawan yaitu PT B karena, jika dijumlahkan seluruhnya dari gaji dan benefits
itu lebih besar PT B dari pada PT A walau hasil pendapatan gaji PT A lebih besar
dari PT B. Maka jika dilihat dari sisi karyawan PT B lah yang lebih menguntungkan
untuknya.

b. Sistem kompensasi dari sisi perusahaan disini maksudnya yaitu usaha kerja keras
yang diberikan kepada karyawan untuk perusahaan guna mencapai tujuan yang
diinginkan.

Dan menurut saya, sistem kompensasi yang paling menguntungkan dari sisi
perusahaan yaitu PT A karena, dalam benefits disini PT A lebih sedikit untuk
mengeluarkan keuangan/kebutuhan untuk para karyawannya dari pada PT B. Maka
dari itu PT A lah yang lebih menguntungkan untuk perusahaannya.

c. Kesimpulan dari saya yaitu disini karyawan dan perusahaan ini mempunyai
kebutuhannya masing-masing dalam gaji dan benefitsnya. Dalam gaji disini
sangatlah diperlukan bagi karyawan walaupun di PT A gajinya lebih besar tetapi
karyawan lebih memilih PT B dalam keuntungannya. Sedangkan dari perusahaan
sendiri lebih memelih benefits walau hanya berbeda Rp. 300.000 saja tetapi ini lebih
menguntungkan bagi perusahaan karna pengeluarannya tidak begitu banyak.

Anda mungkin juga menyukai