Anda di halaman 1dari 2

POIN 4

Tujuan ditambahkannya indikator EBT yaitu sebagai pembentuk warna


merah anggur. Indikator EBT berperan untuk mempermudah dalam mengetahui
titik akhir titrasi kompleksometri (Khopkar, 2002). Menurut Bassett et al. (1994),
ketika terdapat penambahan indikator EBT ke dalam suatu larutan yang memiliki
kandungan kompleks, maka akan menghasilkan perubahan warna pada pH
tertentu sehingga nilai kesadahan dapat dianalisa dengan mudah. Indikator EBT
merupakan asam lemah tidak stabil di dalam air yang mudah terdisosiasi
sempurna dan memiliki 2 gugus fenol yang terdisosiasi lambat dalam air. Fungsi
penambahan larutan buffer bertujuan untuk mempertahankan tingkat pH larutan
(sampel) terhadap penambahan asam atau basa pada pH 10 (Nugroho dan
Purwoto, 2013). Selain itu, larutan buffer juga dapat dimanfaatkan untuk
memastikan bahwa hanya terdapat satu bentuk EDTA di dalam air yaitu Y+.
Reaksi antara indikator EBT dengan EDTA berlangsung dengan sempurna pada
pH 8-10 dalam keadaan stabil (Dwantari dan Bayu, 2019). Pada metode
kompleksometri, Na2EDTA berperan sebagai zat pembentuk kompleks (ligan)
(Bakhtra et al., 2015). Na2EDTA juga dapat menyebabkan perubahan warna
larutan yang berwarna merah anggur menjadi biru sebagai tanda titik akhir titrasi
(Astuti et al., 2015).

POIN 6
Faktor- factor yang mempengaruhi tingkat kesadahan air antara lain
jumlah Magnesium (Mg) dan ion kalsium (Ca) di dalam air (Cholil dkk., 2016),
jumlah ion-ion dari logam bervalensi banyak (Al, Fe, Mn, Sr, dan Zn) yang
berbentuk garam sulfat, klorida dan bikarbonat (Effendi, 2003), besarnya pH air,
serta kondisi lingkungan sekitar air. Berdasarkan tingkat kesadahannya, air
dikategorikan menjadi air lunak yang mempunyai tingkat kesadahan <50 mg/L,
air menengah dengan tingkat kesadahan 50-150 mg/L, air sadah dengan tingkat
kesadahan 150-300 mg/L, dan air sangat sadah yang mempunyai tingkat
kesadahan >300 mg/L (Musiam dkk., 2015). Air dengan tingkat kesadahan yang
tinggi dapat menyebabkan penyakit jantung dan urolithiasis (Nyoman dkk., 2017).
Astuti, D. W., Muji R., dan Dewi S. R. 2015. Penetapan KesadahanTotal
(CaCO3) Air Sumur di Dusun Cekelan Kemusu Boyolali DenganMetode
Kompleksometri. Jurnal Kesmas. 9(2): 119-124.
Bakhtra, D. D. A., Zulharmita, dan Valeria P. 2015. Penetapan Kadar Zink pada
Sediaan Farmasi dengan Metode Kompleksometri dan Spektrofotometri
Serapan Atom. Jurnal Farmasi Higea. 7(2): 181-189.
Bassett, J., R. C. Denney, G. H. Jeffery, dan J. Mendham. 1994. Buku Ajar Vogel
Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. EGC. Jakarta.

Cholil, Munawar, dkk. 2016. Analisis Kesadahan Air Tanah di Kecamatan Toroh
Kabupaten Grobokan Provinsi Jawa Tengah. ISSN 2407-9189, 88-89.

Dwantari, I. P. S., dan Bayu W. 2019. Analisa Kesadahan Total, Logam Timbal
(Pb), dan Kadmium (Cd) dalam Air Sumur Dengan Metode Titrasi
Kompleksometri dan Spektrofotometri Serapan Atom. Indonesian Journal
of Chemical Analysis. 2(1): 11-19.

Effendi, Hefni. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan
Lingkungan Perairan. Kanisius( Anggota IKAPI ), Jakarta.

Khopkar, S. M. 2002. Konsep Dasar Kimia Analitik. UI Press. Jakarta


Musiam, Siska, Siti Darmiani, dan Aditya Maulana Perdana Putra. 2015. Analisis
Kuantitatif Kesadahan Total Air Minum Isi Ulang yang Dijual di Wilayah
Kayu Tangi Kota Banjarmasin. Jurnal Ilmiah Manuntung 1 (2) : 145-148.
Nugroho, W., dan Purwoto S. 2013. Removal Klorida, TDS dan Besi Pada Air
Payau Melalui Penukar Ion dan Filtrasi Campuran Zeolit Aktif Dengan
Karbon Aktif. Jurnal Teknik Waktu. 11(1): 47-48.

Anda mungkin juga menyukai