Anda di halaman 1dari 36

KELEMBABAN UDARA

TUGAS KELOMPOK HIDROLOGI


PRODI TEKNIK SIPIL
KELOMPOK 3
NAMA ANGGOTA : SATRIO DZUHRY SYAIFULLOH
: MUH JUNAEDI A NAPE
: ZULKIFLI M ANAS
: AZWAR TENRI AJENG
2021

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang sudah melimpahkan
rahmat, taufik, dan hidayah- Nya sehingga kami bisa menyusun Tugas Hidrologi ini
dengan baik serta tepat waktu. Seperti yang sudah kita tau “Kelembaban Udara” itu
sangat berarti untuk pengethuan dari mulai dini.

Tugas ini kami buat untuk memberikan ringkasan tentang Bagaimana Cara
mendapatkan Data Kecepatan udara. Mudah- mudahan makalah yang kami buat ini
bisa menolong menaikkan pengetahuan kita jadi lebih luas lagi. Kami menyadari
kalau masih banyak kekurangan dalam menyusun makalah ini. Oleh sebab itu, kritik
serta anjuran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan guna kesempurnaan
makalah ini. Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dosen mata kuliah
Hidrologi . Kepada pihak yang sudah menolong turut dan dalam penyelesaian
makalah ini. Atas perhatian serta waktunya, kami sampaikan banyak terima kasih
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………………………..
KATA PENGANTAR……………………………………………………………..
DAFTAR ISI……………………………………………………………………….
ABSTRAK………………………………………………………………………….
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………
1.1 LATAR BELAKANG…………………………………………………….
1.2 RUMUSAN MASALAH……………………………………………….....
1.3 TUJUAN PENULISAN……………………………………………………
BAB II LANDSAN TEORI………………………………………………………..
2.1 DEFINISI KELEMBABAN………………………………………………..
2.2 KELEMBABAN SPESIFIK DAN RELATIF……………………………..
2.3 REFRIGERASI……………………………………………………
2.4 PSIKROMETRIK…………………………………………………
2.5 PRINSIP KELEMBABAN UDARA………………………………
2.6 FUNGSI DARI KELEMBABAN UDARA………………………..
BAB III METODE PENELITIAN………………………………………………
3.1 CARA MENDAPATKAN DATA KELEMBABAN UDARA…..
3.2 PERHITUNGAN…………………………………………………….
3.3 PERHITUNGAN KELEMBABAN MUTLAK……………………………….
3.4 PENGOLAHAN…………………………………………………………….
3.5 PEMILIHAN TITIK SAMPING……………………………………………..
BAB IV HASIL DARI PEMBAHASAN…………………………………………….
4.1 MENGHITUNG SUHU DAN KELEMBABAN RATA RATA
HARIAN
4.2 PROSES ALAT DAN BAHAN PENILITIAN
BAB V KESIMPULAN……………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………….

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengukur dan menganalisis kondisi temperatur
dan kelembaban relatif udara berdasarkan data klimatik daerah tropis lembab. Data
yang digunakan untuk menganalisis adalah temperatur dan kelembaban relatif udara
yang diperoleh dari alat monitor cuaca (weather monitoring) Vaisala,RTU (Remote
Terminal Unit), yang merupakan bagian dari perangkat AWS (Automatic
WeatherStations Penelitian ini difokuskan pada temperatur dan kelembaban relatif
udara. Nilai yang diperoleh berupa nilai maksimum, minimum, rata-rata dan deviasi
dengan interval waktu sesuai pembagian tersebut diatas. Data dianalisis dengan
menggunakan metode mate-matis. Dilakukan dengan cara menghitung nilai-
nilai temperatur udara dan kelembaban relatif udara perbulan yang dilengkapi dengan
grafik untuk memudahkan analisis terhadap standar zona kenyaman termal pada
daerah studi.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Kelembapan udara adalah istilah yang menunjukkan kandungan air yang terdapat
dalam atmosfir. Kalian-kalian yang mempelajari ilmu geografi, meteorologi, atau
ilmu sosial, tentu sudah tidak asing dengan istilah ini. Jika diterapkan dengan benar,
istilah tersebut bisa digunakan untuk kebutuhan dan menunjang hidup manusia.
Misalnya untuk membantu aktivitas budidaya pada tanaman, meramal cuaca yang
nanti akan terjadi, serta memprediksi kebutuhan pendinginan ruangan.Kelembapan
udara pada dasarnya adalah ukuran kadar uap air yang berada dalam bentuk gas di
udara. Udara disini dapat dimaknai sebagai udara dalam ruangan ataupun udara pada
lapisan atmosfer. Jumlah uap air yang berada di atmosfir sekitar 2 persen saja dari
jumlah massa keseluruhan dari atmosfir. Jumlah yang relatif sedikit jika
dibandingkan dengan gas lain. Akan tetapi jumlah tersebut juga tidak selalu konstan
dan tetap, sebab kadang ditemui kelembapan pada udara berada di sekitaran angka
nol sampai lima persen untuk suatu wilayah tertentu.

Terdapat alat yang digunakan untuk mengukur kelembapan pada udara, yakni
psikrometer. Alat ini bisa mengetahui jumlah uap air yang berada di atmosfir,
walaupun ukurannya sangat kecil. Jika suatu atmosfir memilik kadar uap air yang
tinggi, besar kemungkinan ia akan menghasilkan hujan. Sebab adanya uap air di
dalam atmosfir bisa menjadi tanda bahwa hujan akan turun di wilayah tertentu.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana cara mendapatkan data kelembaban udara ?
2. Apa saja factor yang memengaruhi Kelembaban udara ?
3. Apa Manfaat dari Pengambilan data kelembaban udara ?

1.3 TUJUAN PENULISAN


1. Mahasiswa dapat memahami dan mengerti cara mendapatkan data
kelembaban udara.
2. Mahasiswa dapat memahami dan mengerti faktor yang mempengaruhi
kelembaban udara.
3. Mahasiswa dapat memahami dan mengerti manfaat dari pengambilan data.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 DEFINISI KELEMBABAN


Keilmuan Dasar Tentang Kelembaban Udara Menurut Benjamin (2010)
kelembaban udara adalah sejumlah uap air yang berada dalam keadaan campuran gas
antara udara dan uap air. Jumlah uap air dalam udara hanya merupakan bagian kecil
saja dari atmosfir. Kira-kira 2 % dari jumlah masa. Tetapi jumlah ini tidak
konstan,bervariasi antara 0-5%. pada gambar diatas, alat tersebut merupakan
psikrometer, psikrometer merupakan contoh dari sekian alat pengukur kelembapan
udara. Walaupun jumlahnya kecil, tetapi kelembapan udara mempunyai arti penting
karena besar uap air di udara merupakan sebuah salah satu indikator akan terjadinya
hujan. Uap air tersebut juga menyerap radiasi bumi, sehingga kelembapan udara juga
ikut berperan mengatur suhu. Semakin besar jumlah uap air dalam suatu udara, maka
semakin besar energi potensial yang tersedia dalam suatu atmosfer dan dapat
merupakan sumber terjadinya hujan angin, sehingga berarti menentukan udara itu
kekal atau tidak kekal.Adapun faktor faktor yang mempengaruhi dari tinggi
rendahnya kelembaban udara di suatu tempat sangat bergantung pada beberapa faktor

sebagai berikut, yakni suhu, tekanan udara, pergerakan angin, kuantitas dan kualitas
penyinaran, Vegetasi, dan ketersediaan air di suatu tempat (air, tanah, perairan).
1. Pengertian Kapasitas Udara
Kapasitas Udara adalah jumlah uap air maksimum yang dapat dikandung
oleh udara pada suatu suhu. Semakin tinggi suhu makin besar kapasitas udara.
Kapasitas udara dicapai berarti udara jenuh uap air. begitu pula sebaliknya.
Kejenuhan udara dapat dicapai melalui 2 cara, yakni:
a. Dengan menambah uap air melalui penguapan (Pada keadaan suhu dan tekanan
yang sama). Jika suhu naik, berarti kapasitas udara juga akan naik, maka untuk
mencapai kejenuhan tetap dengan menambah uap air.
b. Dengan menurunkan suhu atau apabila suhu turun sebab dengan turunnya
suhu maka kapasitas udara akan turun, sehingga apabila suhu turun terus maka pada
suatu saat akan dicapai keadaan udara jenuh (atau kapasitas udara akan akan sama
dengan jumlah uap air yang ada di atmosfer).
2. Jenis-jenis Kelembaban Udara Adapun kelembaban udara memiliki jenis jenis
tertentu yang dibagi dalam 3 bentuk, yakni:
Kelembapan (kelembaban adalah konsentrasi kandungan dari uap air yang ada di
udara. Uap air yang terdapat dalam atmosfer bisa berubah wujud menjadi cair atau
padat, yang pada akhirnya jatuh ke bumi yang dikenal sebagai hujan. Angka
konsentrasi ini dapat diekspresikan dalam kelembaban absolut, kelembaban spesifik
atau kelembaban relatif. Alat untuk mengukur kelembaban disebut higrometer.
Sebuah humidistat digunakan untuk mengatur tingkat kelembaban udara dalam
sebuah bangunan dengan sebuah pengawalembab (dehumidifier). Dapat dianalogikan
dengan sebuah termometer dan termostat untuk suhu udara. Perubahan tekanan
sebagian uap air di udara berhubungan dengan perubahan suhu. Konsentrasi air di
udara pada tingkat permukaan laut dapat mencapai 3% pada 30 °C (86 °F), dan tidak
melebihi 0,5% pada 0 °C (32 °F).

2.2 KELEMBABAN SPESIFIK DAN RELATIF


Kelembaban relatif (RH), dinyatakan dalam persen (%), adalah perbandingan
antara tekanan parsial aktual yang diterima uap air dalam suatu olume udara tertentu
dengan tekanan parsial udara yang diterima uap air pada kondisi saturasi
Kelembaban spesifik atau rasio kelembaban (w), dinyatakan dalam besaran massa
uap air yang terkandung di udara per satuan massa udarakering yang diukur dalam
gram per kilogram dari udara kering (gr/kg) atau (kg/kg) (Widodo, Sapto,
dkk 2008). Pada tekanan barometer tertentu,kelembaban spesifik merupakan fungsi
dari suhu titik embun. Tetapi karena penurunan tekanan barometer menyebabkan
volume per satuan masa udara naik, maka kenaikan tekanan barometer akan
menyebabkan kelembaban spesifik menjadi turun (Widodo, Sapto, dkk 2008). Hal ini
dinyatakan dengan formula :

Dimana:
w = Ratio kelembaban dalam kg/kg
Pw= Tekanan parsial uap air pada suhu titik embun (Pa)
P = Tekanan barometer (Pa)

2.3 REFRIGERASI
Refrigerasi merupakan sebuah sistem yang digunakan untuk proses
pendinginan dengan mengurangi kadar uap air yang berada di dalam udara.
Air conditioning (pendingin) adalah penerapan refrigerasi untuk menjaga suhu ruang
sebuah ruangan menjadi dingin selama bulan panas. Refrigerasi memindahkan panas
ke dalam struktur dari luar dan menyimpannya di luar ruktur tempat asalnya .
Refrigerasi memiliki sifat mengurangi kadar uap air pada udara, sehingga dengan
metoda ini banyak penelitian yang dilakukan untuk proses pengeringan bahan baku
salah satunya adalah pengeringan kentang. Metoda ini menggunakan prosess
dehumidifikasi Komponen utama sistem refrigerasi terdiri dari 4, yaitu:
a. Compressor
b. Condenser
c. Expansion Valve
d. Evaporato

2.4 PSIKROMETRIK
Psikrometrik lmu yang mempelajari tentang udara dan sifat-sifatnya disebut
psikrometrik. Ketika kita bergerak melalui sebuah ruangan, kita tidak
menyadari udara di dalam ruangan, tetapi udaramemiliki berat dan menempati ruang
seperti air di kolam renang. Air dalam kolam lebih padat dari udara di dalam ruangan,
beratnya lebih per satuan volume (Whitman, dkk. 2013)
Psikrometrik juga mempelajari tentang sifat termodinamika udara basa.
Secara umum digunakan untuk mengilustrasikan dan menganalisa perubahan sifat
termal dan karakteristik dari proses dan siklus system penyegaran udara. Komposisi
dari udara kering berbeda-beda tergantung dari letak geografis dan
perubahan waktu ke waktu. Menurut (Widodo,Sapto, dkk 2008), komposisi udara
kering diperkirakan berdasarkan volumenya teridiri dari : 79.08 % Nitrogen, 20.95 %
Oksigen, 0.93 % Argon,0.03 % Karbon Dioksida, 0.01 % lain-lain gas (seperti neon,
sulfur dioksida). Dalam psikrometrik kita dapat mengetahui beberapa karakteristik
udara (Whitman, dkk 2013), antara lain:
a. Dry-bulb temperature (temperatur bola kering)
b. Wet-bulb temperature (temperatur bolabasah)
c. Relative humidity (kelembaban relatif)
d. Specific volume (volume spesifik)
e. Moisture content ( kelembaban spesifik)
f. Heat conten

2.5 PRINSIP KELEMBABAN UDARA


Beberapa prinsip yang umum digunakan dalam pengukuran kelembaban udara

yaitumetode pertambahan panjang dan berat pada benda-benda higroskopis, serta


metode termodinamika. Alat pengukur kelembaban udara secara umum disebut
higrometer sedangkan yang menggunakan metode termodinamika disebut
psikrometer (Kartasapoetra, 2011).
2.6 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELEMBAPAN UDARA
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kelembapan udara di suatu
wilayah. Faktor-faktor tersebut antara lain adalah

 Suhu udara
 Tekanan udara
 Pergerakan angin
 Sinar matahari
 Vegetasi
 Ketersediaan air

2.6 FUNGSI DARI KELEMBABAN UDARA


Fungsi dari Kelembaban udara yaitu sebagai berikut:

1. Menjadi salah satu faktor penentu pertumbuhan tanaman. Salah satu fungsi dari
kelembaban udara adalah sebagai salah satu penentu dari pertumbuhan tanaman. Seperti
yang kita ketahui bersama bahwasannya banyak faktor yang dapat mempengaruhi
pertumbuhan tanaman. Selain pembagian iklim, jenis tanaman, kesuburan tanah, cahaya
matahari, pupuk, ada pula kelembaban udara. Apabila kelembaban udara ini baik maka
pertumbuhan tanaman juga akan lebih cepat dan tentunya lebih bagus. Lalu, berapa
prosesntase kelembaban udara yang baik? Untuk lingkungan indoor atau di dalam
ruangan, kelembaban normal itu sekitar 4-%-60%. Nah, lalu apa yang akan terjadi pada
tanaman apabila kelembaban udara rendah? Tanaman akan beresiko mengering
meskipun tidak jarang disiram.

2. Menjaga kestabilan kesehatan tubuh Siapa yang menyangka ternyara kelembaban


udara sangat berkaitan dengan kesehatan kita. tubuh kita secara langsung berinteraksi
dengan udara, karena kita bernafas menghirup udara. Nah, udara yang lembab ini akan
mempengaruhi kesehatan kita. Apabila kita berada di dalam suatu ruangan yang
mempunyai kelembaban udara terlalu rendah maka kita akan mudah terserang batuk atau
bahkan flu. Hal ini bisa terjadi apabila kita berada di ruangan yang menggunakan AC.
Namun, tidak dipungkiri juga bahwa kelembaban udara yang terlalu tinggi juga akan
menimbulkan dampak yang tidak baik. Ruangan yang memiliki kelembaban udara
terlalu tinggi maka akan membuat pernapasan kita menjadi terganggu.

3. Menjaga suhu Bumi agar tidak terlalu panas Fungsi kelembaban udara yang paling
global adalah untuk menjaga suhu planet Bumi supaya tidak terlalu panas akibat paparan
sinar matahari atau pemanasan global. Kita tahu bahwa Bumi menempati urutan ketiga
planet di tata surya dari matahari, hal ini menyebabkan sinar matahari yang sampai ke
Bumi lumayan banyak. Apabila matahari sedang terik maka permukaan Bumi akan
terasa sangat panas. Kelembaban udara yang merupakan kendungan uap air di udara
bebas akan membantu menjaga kestabilan suhu kerak Bumi.

4. Menjaga keawetan dan kualitas barang- barang tertentu Terkadang berbagai barang
yang kita punyai memiliki perawatan khusus karena sangat sensitif dengan keadaan yang
ada di sekitarnya. Salah satu keadaan yang mempengaruhi kualitas barang adalah suhu
dan juga kelebaban udara. Sebagai contoh adalah tas dengan bahan kulit memiliki
perawatan khusus yang tidak boleh diletakkan di sembarang tempat dan harus disimpan
di dalam ruangan yang memiliki kelembaban udara yang cukup.

Nah itulah beberapa peranan dan juga fungsi dari kelembaban udara yang ada di
sekitar kita. Kelembaban udara yang baik maka akan mendatangkan berbagai
manfaat. Kelembaban udara kurang maupun berlebih akan menyebabkan berbagai
masalah muncul.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 CARA MENDAPATKAN DATA KELEMBABAN UDARA


Cara yang paling mudah untuk mengukur kelembapan adalah dengan membeli
Higrometer.

Higrometer mengukur kelembapan mulai dari 0% (kering) hingga 100% (ketika lebih
banyak embun, maka akan muncul kabut atau hujan.)

Kelembapan Relatif (KR) dapat berubah-ubah sepanjang hari. Udara yang lebih
dingin mengandung sedikit embun sehingga tingkat KR akan lebih tinggi pada malam
hari. Inilah alasan mengapa pendingin ruangan membuat lingkungan cenderung
sangat kering.

Harga sebuah Higrometer bisa sangat murah hingga sangat mahal.

Anda disarankan untuk membeli higrometer yang lebih mahal jika Anda sedang
memelihara barang-barang mahal atau membutuhkan higrometer yang lebih akurat.
Ketika membeli Higrometer, harganya akan sesuai dengan kegunaannya. Pembaca
prakiraan cuaca, kurator museum, kolektor rokok, pemilik kadal tropis, teknisi sistem
HVAC, kolektor gitar akustik, dan pemilik Biola Stradivarius antik menginginkan
sebuah higrometer berkualitas tinggi untuk melindungi investasi mereka.

Anda cukup membeli higrometer yang murah jika Anda hanya ingin memastikan
ruang bawah tanah Anda tidak terlalu basah atau memastikan ruangan seseorang yang
sedang demam agar terasa nyaman.
Bahkan jika Anda merasa baik-baik saja dengan tidak akuratnya higrometer yang
lebih murah, timbul masalah lain, yaitu higrometer dapat rusak dan Anda tidak
menyadarinya. Contohnya, jika Anda sedang mengukur kelembapan di ruang bawah
tanah Anda, dan Anda tidak pernah memasukinya, higrometer yang sudah rusak akan
menjadi masalah.

 Higrometer tersedia dalam bentuk analog dan digital.

Jika Anda perlu untuk membuat sebuah sistem alat pelembap ruangan yang menyala
ketika kelembapan ruangan mencapai tingkat tertentu, maka Anda memerlukan
higrometer digital.

Banyak pemain gitar yang membeli higrometer analog yang bagus untuk disimpan di
dalam tas gitar mereka. Higrometer digital akan terlihat kurang bagus jika dipasang
pada gitar akustik.

3.2 PERHITUNGAN
Ikhwal yang harus dipenuhi dalam mengolah data klimatologi adalah sebagai
berikut :
a) data harian, minimal tersedia data jam-jaman;
b) data bulanan, minimal tersedia data harian;
c) data tahunan, minimal tersedia data bulanan;
d) perhitungan menggunakan komputer dilakukan dengan program perangkat lunak.

3.3 PERHITUNGAN KELEMBAPAN MUTLAK


Em : ew – α.p. (Td-Tw) mbar
dimana:
ew : Tekanan Uap jenuh pada temperatur bola basah (tabel)
Td : temperatur bola kering 0C
Tw : temperatur bola basah 0C
P : tekanan Barometer udara (mbar) yang tergantung ketinggian(tabel)
α :Konstanta Psikrometrik yang tergantung tipe Ventilasi:
α :0.000662 :Psikrometrik ventilasi tipe Assman dg ka. 5 m/dt; atau
α :0.000800 :Psychrometric dgn ventilasi alam dengan ka. 1 m/det.
ea : tekanan uap aktual
(ed–ea) : difisit kejenuhan
Perhitungan Kelembapan Udara
RH : ea/em x 100 % = …….%
dimana:
RH : Kelembaban Udara
EA : Kelembaban Absolut atau Tekanan Uap Aktual (mbar)
EM : Kelembaban Mutlak (mbar)

RUMUS-RUMUS PERHITUNGAN UNTUK DATA KLIMATOLOGI


Rumus-rumus yang digunakan untuk menghitung data klimatologi adalah :
a) Suhu udara rata-rata harian (T), dihitung dengan rumus:

Dengan pengertian :
T adalah dara rata-rata, harian (°C);
Tmax adalah udara maksimum harian (°C);
Tmin adalah udara minimum harian (°C)

b).Suhu udara rata-rata harian dalam satu bulan dihitung dengan rumus :
c). Depresi (D), dihitung dengan rumus:

d). Kelembaban relatif rata-rata harian (RH), dihitung dengan rumus:


e). Kelembaban relative rata-rata harian selama satu bulan )( BRH dihitung dengan
menggunakan rumus (4):

3.4 PENGOLAHAN
1.1. Cara manual
1.2 Termometer maksimum dan minimum
Pengolahan data termometer maksimum dan minimum dilakukan dengan cara sebagai

berikut :
a) Hitung rata-rata suhu maksimum dan suhu minimum dengan menggunakan rumus
(1) dan masukkan hasilnya pada kolom rata-rata (lihat Lampiran B, Tabel B.1 dari
B.2).
b) Jumlahkan hasil suhu rata-rata harian selama satu bulan.
c) Tentukan Suhu maksimum dan temperatur minimum dalam satu bulan.

1.3 Termometer bola kering dan termometer bola basah


Pengolahan data kelembaban relatif udara dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a) Tentukan maksRHdari minRH dari grafik kelembaban relatif udara.
b) Apabila terdapat selisih dengan RH yang diperoleh dan termometer bola basah dan

bola kering maka lakukan koreksi dengan menambah atau mengurangkan selisih
tersebut pada pembacaan grafik kelembaban udara digunakan untuk menghitung RH
berdasarkan suhu bola basah dan kering (lihat Lampiran B, Tabel B.3 dan B.4).
c) Jumlahkan hasil RH harian selama satu bulan.
d) Tentukan RH rata-rata maksimum dan RH minimum dalam satu bulan.

1.4 Termometer apung maksimum dan minimum


Penyuluhan data termometer apung maksimum dan minimum dilakukan dengan cara
sebagai berikut :
a) Hitung rata-rata suhu maksimum dan suhu minimum dengan menggunakan rumus
(6) dan masukkan hasilnya pada kolom suhu air (lihat contoh pada Lampiran B
Tabel B.1 dan B.2).
b) Jumlahkan hasil rata-rata harian selama satu bulan.
c) Tentukan suhu maksimum dan suhu minimum dalam satu bulan.
Alat dan Bahan Penelitian
Penelitian ini menggunakan beberapa alat dan bahan yang dapat dilihat pada
tabel berikut.
Alat dan Bahan Penelitian
ALAT ATAU BAHAN KEGUNAAN
Termohygrometer Mengukur suhu dan kelembaban
Software Google Earth Merekam tampak atas tutupan lahan
GPS Penitikan sampel
Kamera Digital/Kamera Hp Pengambilan gambar sampel
Software QGIS Pengolahan data citra
Software ENVI Pengolahan data citra
Meteran Laser Pengukuran validasi lapangan
Software SAS Planet Pengambilan data citra
Data BPS Kecamatan Kota Referensi

3.5 Pemilihan Titik Sampling


Pemilihan titik sampling dilakukan secara proportional purposive random sampling
dimana data diambil secara acak dan merata untuk mewakili masing-masing tingkat
kerapatan pohon berdasarkan proporsional luasan poligon di Kecamatan Kota,
Kabupaten Kudus. Pemilihan pohon pada setiap tutupan lahan berdasarkan
karakteristik yang memiliki tajuk yang berfungsi sebagai perindang sedangkan untuk
lahan terbuka dipilih lahan berupa rumput, lantai beton, dan/atau aspal yang dimana
sinar matahari tidak terhalangi oleh pohon dan gedung.
Perhitungan presentase kelas klasifikasi dihitung berdasarkan luas masing-masing
kelasnya dibagi total keseluruhan luas vegetasi lalu dikali dengan 100%. Pengukuran
yang dilakukan dibawah tajuk setiap individu pohon dengan mengambil rerata 3 titik
(catatan: tinggi batang bebas cabang dibagi 3), kemudian iklim mikro dibandingkan
dengan daerah terbuka yang didominasi oleh rumput, lantai beton, dan/atau aspal
dengan jarak pengukuran dari titik 1 (dibawah tajuk) ke titik 2 (daerah terbuka)
minimal 1 meter (Zubair, 2017).

Pengukuran suhu dan kelembaban dilakukan selama 1 menit untuk satu titik sampel.
Pengukuran dilakukan hanya pada saat cuaca sedang cerah. Pengukuran suhu dan
kelembaban menggunakan alat Digital Termo-hygrometer seri TFA AZ-HT-02 yang
memiliki dial size 10 – 60°C / -14 – 140°F dan humidity 10 – 99%, sedangkan untuk
mengukur jarak diluar RTH menggunakan alat Laser Distance Meter merk Leica
dengan seri DISTOTM D5 yang memiliki
power 3V == 0,6A dengan 4x zoom dan dapat mengukur hingga sejauh 200 meter

3.5 Parameter yang Diukur


Parameter yang diukur pada setiap tutupan lahan meliputi unsur-unsur iklim mikro,
yaitu: suhu udara dan kelembaban udara.
3.6 Metode Pengolahan dan Analisis Data
3.6.1 Analisis Citra
 Pengambilan citra
Citra yang digunakan merupakan citra beresolusi tinggi (IKONOS) diambil
menggunakan software SAS Planet. Peta yang tertera di poligonisasi sesuai dengan
poligon daerah penelitian.

Pembuatan kelas penutup lahan


Pembuatas kelas penutup lahan digunakan dengan klasifikasi terbimbing (supervised
image classification). Pembuatan kelas ini dilakukan dengan dengan membuat
poligon pada daerah terpilih tutupan lahan untuk menentukan pengecekan vegetasi
pohon, yang kemudian dibagi menjadi tipe 1 (kerapatan tinggi), tipe 2 (kerapatan
sedang) dan tipe 3 (kerapatan rendah). Penentuan tipe ini berdasarkan unsur-unsur
interpretasi citra yang dikemukakan oleh Prof. Dr. Sutanto (1994), yaitu rona dan
warna, bentuk, ukuran, tekstur, pola, bayangan, situs, dan asosiasi. Rona atau tone
adalah tingkat kecerahan atau kegelapan suatu objek yang terdapat pada foto udara
atau pada citra lainnya. Pada foto hitam putih, rona yang terbentuk biasanya adalah
hitam, putih, atau kelabu. Tingkat kecerahannya tergantung pada keadaan cuaca saat
pengambilan objek, arah datangnya sinar matahari, waktu pengambilan gambar (pagi,
siang, sore), dan sebagainya. Bentuk atau gambar yang terdapat pada foto udara
merupakan konfigurasi atau kerangka suatu objek. Bentuk merupakan ciri yang jelas,
sehingga banyak objek yang dapat dikenali hanya berdasarkan bentuknya saja.
Ukuran merupakan ciri objek yang antara lain berupa jarak, luas, tinggi lereng, dan
volume. Ukuran objek pada citra berupa skala. Tekstur
adalah frekuensi perubahan rona pada citra, tektur dinyatakan dengan kasar, halus,
dan sedang. Pola atau susunan keruangan merupakan ciri yang menandai bagi banyak
objek bentukan manusia dan beberapa objek alamiah, contohnya pola aliran sungai
menandai struktur
geologis. Bayangan bersifat menyembunyikan detail objek yang berada di daerah
gelap, namun demikian, bayangan juga merupakan kunci pengenalan yang penting
bagi beberapa objek yang justru dengan adanya bayangan menjadi lebih jelas. Situs
adalah letak suatu objek
terhadap objek lain, misalnya pemukiman pada umumnya memanjang pada pinggir
beting pantai, tanggul alam atau sepanjang tepi jalan. Asosiasi adalah keterikatan
antara objek yang satu dengan yang ainnya, misalnya stasiun kereta api berasosiasi
dengan jalan kereta api
yang jumlahnya lebih dari satu (memiliki percabangan). Pembuatan kelas penutup
lahan ini di buat di perangkat lunak ENVI dan QGIS.
 Buffer dan Clip Vegetasi
Buffer digunakan untuk membuat zona atau daerah pada jarak tertentu dari fitur
(point, line, poligon). Buffer pada penelitian ini berjarak 1 meter, 5 meter dan 10
meter dari lokasi. Penentuan buffer tersebut berdasarkan pada Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum Nomor:
05/PRT/M/2012 tentang Pedoman Penanaman Pohon pada Sistem Jaringan Jalan
dengan ketentuan jarak atur tanaman minimum 4 meter dari tepi perkerasan untuk
daerah perkotaan. Penentuan buffer ini juga dikombinasikan (untuk jarak 1 meter dari
vegetasi) karena tidak
terdapatnya peraturan yang mengatur mengenai RTH privat maupun publik (taman
kota). Buffer juga digunakan untuk memudahkan pengamatan spesies vegetasi pohon.
Setelah dilakukan buffer, selanjutnya meng-clip hasil klasifikasi citra.

3.6.2 Validasi Data


Validasi data atau survei lapangan diperlukan untuk mengetahui tingkat
keakuratan hasil analisis klasifikasi citra terbimbing (supervised image classification)
dengan kondisi eksisting di lapangan. Validasi ini difokuskan pada titik sampling
yang memiliki kerapatan tinggi, sedang, dan rendah. Metode yang digunakan dalam
analisisvegetasi pohon adalah dengan melakukan sampling dengan cara melakukan
pengecekan kerapatan pohon-pohon yang ada pada titik-titik lokasi penelitian.
Pengecekan di lapangan dilakukan dengan membawa print-out A4 sesuai dengan
hasil analisis citra menggunakan
perangkat lunak.
3.6.3 Koreksi dan Perbaikan Data
Koreksi dan perbaikan data dilakukan setelah pengecekan dilapangan. Koreksi ini
dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak QGIS terhadap data-data yang tidak
sesuai dengan kondisi eksisting.

3.7 Pengukuran Suhu Optimum dan Indeks Suhu


Menurut Setyowati (2008), pengukuran suhu optimum (TI) ditentukan dari hasil
pengukuran suhu pada pagi hari (Tp) dan suhu pada siang hari (Ts) menggunakan
rumus Thom, yaitu:
𝑇𝐼 =0,2 (𝑇𝑠+𝑇𝑝)+15

Keterangan:
TI : Suhu optimum (°C)
Ts : Suhu pada saat siang hari (°C)
Tp : Suhu pada saat pagi hari (°C)
Nugraha (2000 dalam Annisa, 2015) menambahkan bahwa suhu udara
rerata harian dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut.

Keterangan:
T : Suhu rerata (°C)
T07.00 : Suhu yang diukur pada pagi hari (°C)
T13.00 : Suhu yang diukur pada siang hari (°C)
T17.00 : Suhu yang diukur pada sore hari (°C)

3.8 Pengukuran Indeks Kelembaban


Kelembaban relatif (RH) rerata harian dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut.

Keterangan:
RH : Kelembaban relatif rerata harian (%)
RH07.00 : Kelembaban relatif yang diukur pada pagi hari (%)
RH13.00 : Kelembaban relatif yang diukur pada siang hari (%)
RH17.00 : Kelembaban relatif yang diukur pada sore hari (%)
BAB IV
HASIL DARI PEMBAHASAN

4.1 MENGHITUNG SUHU DAN KELEMBABAN RATA RATA HARIAN


Tabel Suhu Maksimum & Minimum Kota A Selama 1 Minggu
TANGGAL 2 3 4 5 6 7 8
Suhu Maksimum (° 25 21 21 26 20 23 20
C)
Suhu Minimum (° 20 18 16 19 17 20 19
C)

Dengan Menggunakan rumus Berikut

(21+18)
T=
2
= 19.5

Suhu Rata – Rata Harian Pada Tanggal 3Adalah 19.5° C


Contoh Grafik Suhu Rata rata Perjam

Pada tanggal 1 Agustus, suhu di Kota Palu biasanya berkisar antara 24°C hingga
30°C dan jarang sekali dibawah 23°C atau diatas 33°C.
Sebagai referensi, pada 17 September, hari terpanas dalam setahun, suhu di Kota
Palu biasanya berkisar dari 24°C hingga 32°C, sedangkan pada 30 Oktober, hari
terdingin dalam setahun, berkisar dari 23°C sampai 31°C.

Waktu terdingin hari itu adalah dari 22.30 sampai 06.45, dengan paling dingin pada
04.30, saat suhu di bawah 24°C tiga hari dari empat, dan di bawah 25°C sembilan
dari sepuluh hari.

Waktu terpanas hari itu adalah dari 10.00 sampai 17.00, dengan suou tertinggi pada
pukul 11.45, saat suhu di atas 29°C tiga hari dari empat hari, dan lebih tinggi 28°C
sembilan dari sepuluh hari.

Hari telah memperoleh setengah panasnya pada 09.00 dan hilang lagi pada 19.00.

Menghitung Kelembaban Relatif


Dalam 1m3 udara pada suhu 20º C terdapat 25 gram uap air. Jumlah uap air
maksimum dalam 1 m3 udara pada suhu 20º C adalah 50 gram. Berapa nilai
kelembaban relatifnya?

Kelembaban relatif  =   25  x 100 %


                                    50
                                 = 50%

Menghitung Kelembaban Relatif Rata Rata Harian


Tabel kelembaban Maksimum & Minimum Kota A Selama 1 Minggu
TANGGAL 2 3 4 5 6 7 8
Kelembaban 90 91 98 83 20 23 20
Maksimum (% )
Kelembaban 80 87 75 71 17 20 19
Minimum (% )

Dengan menggunakan rumus berikut !

❑ = 83+71 = 77%
RH 2

Kelembaban Rata – Rata Harian Pada Tanggal 5 Adalah 77%

4.2 PROSES DARI ALAT DAN BAHAN PENELITIAN

Thermohygrometer
Proses pengukuran thermohygrometer terdapat dua skala yang satu menunjukan
tempatur dan yang satu lagi menunjukkan kelembaban. Thermohygrometer terbagi
menjadi dua jenis yaitu thermohygrometer analog dan thermohygrometer digital.
Thermohygrometer digital menunjukkan suhu dan kelembaban dengan angka yang
jelas seperti jam tangan digital,sedangkan thermohygrometer analog dapat
menunjukkan suhu dan kelembaban dengan jarum jam.

Thermohygrometer memiliki dua thermometer yaitu dry bulb dan wet bulb.Dry
bulb terdiri dari sumbu kapas yang kering sedangkan wet bulb terdiri dari sumbu
kapas basah yang terendam air.Wet bulb mempunyai peranan yang sangat penting
dalam kerja alat ini. Thermohygrometer bekerja berdasarkan fenomena yang disebut
penguapan dingin. Ketika air menguap dari suatu permukaan, permukaan akan dingin
karena molekul air membawa energi panas dari permukaan selama penguapan.
Karena adanya efek pendinginan ini wet bulb selalu menunjukkan temperatur yang
rendah dibandingkan dry bulb. Penguapan air dari permukaan wet bulb sebanding
dengan kelembapan udara di atmosfer.

Higrometer

-Cara yang paling sederhana untuk mencoba tingkat akurasi higrometer adalah
percobaan kain basah. Bungkus higrometer dengan kain basah dan tinggalkan
beberapa jam. Higrometer akan menunjukkan ~95%.

Percobaan kain basah dapat menunjukkan kesalahan selama berjam-jam atau berhari-
hari pada higrometer elektronik yang lebih murah, sedangkan pada higrometer yang
berkualitas lebih tinggi akan lebih cepat sampai pembacaan higrometer akurat.

-Cara yang lebih akurat untuk mengukur (membantu mengkalibrasi) akurasi


higrometer adalah “Percobaan Garam”. Percobaan Garam lebih akurat, tetapi tidak
sesuai untuk penerapan yang lebih sulit.
Ambil sebuah kantong sampel dan masukkan higrometer, lalu hadapkan ke atas.
Ambil tutup botol (botol plastik 2 liter) dan tuang garam dapur ke tutup botol
secukupnya. Kemudian tambahkan air sulingan sampai garam menyerupai salju cair.
Tutup rapat kantong sampel. Setelah 12 jam higrometer akan menunjukkan 75%.

Misalkan higrometer menunjukkan 80%, maka hasil kalibrasi terlalu tinggi 5%.

Anda dapat mengulang percobaan untuk hasil yang konsisten.

-Anda juga dapat menggabungkan unsur lain yang berhubungan untuk penerapan
lebih lanjut. Setiap percobaan akan menunjukkan hasil yang berbeda.

Sebagai contoh, Anda juga dapat menggunakan Magnesium Klorida dan Litium
Klorida daripada Garam Dapur (Natrium Klorida). Magnesium Klorida mencapai
ekuilibrium pada 33%, sedangkan Litium Klorida pada 11%. Komposisi tersebut
dapat digunakan jika Anda berpengalaman di bidang kimia.
BAB V
KESIMPULAN

Kelembaban udara adalah banyaknya kandungan uap air di udara (atmosfer). Udara
atmosfer adalah campuran dari udara kering dan uap air. Kelembaban udara
ditentukan oleh banyaknya uap air dalam udara. Kalau tekanan uap air dalam udara
mencapai maksimum . maka mulailah terjadi pengembunan. Temperature dimana
terjadi pengembunan disebut titik embun.

Kelembaban mutlak adalah massa uap air dalam udara per satuan volume.
Kelembaban absolute bergantung volume paket udara, meski kandungan air sama,
kelembaban absolute bisa berbeda. Kelembaban relatif / Nisbi yaitu perbandingan
jumlah uap air di udara dengan yang terkandung di udara pada suhu yang sama. Bila
kelembaban aktual dinyatakan dengan tekanan uap aktual (ea), maka kapasitas udara
untuk menampung

uap air tersebut merupakan tekanan uap jenuh (es) . Sehingga kelembaban nisbi (RH)
dapat

dituliskan dalam (%) sebagai berikut : RH = 100 ea/es


Selisih antara tekanan uap air jenuh dengan tekanan uap aktualnya menyatakan
tekanan uap air (vpd). Defisit ini menunjukkan bahwa semakin tinggi nilainya udara
semakin kering.

DAFTAR PUSTAKA

Forkosh et al. 2003. “Dehumidifier System”. United


States

Lowrey, S., Carrington, G., Sun, Z. 2014. “Adapting


a geared domestic refrigerative dehumidifier
for low-temperature operation”. International

Journal of Refrigeration: 41(2014) 137-146.


Ma’rufatin. Anies, 2011, “Respon pertumbuhan
Tanaman Kentang Varietas Atlantis danSuper John Dalam Sistem
AeroponikTerhadap Periode Pencahayaan”, Bogor:
Institut Pertanian Bogo

Whitman et al. 2009. “Refrigeration & Air


Conditioning Technology 6th Edition”. Delmar:
Cengge Leaning.

https://id.weatherspark.com/compare/d/8/1/133149~134401

DAFTAR LAMPIRAN
NO NAMA LAMPIRAN
HALAMAN

1. HALAMAN JUDUL………………………………………………………………...1
2. KATA PENGANTAR………………………………………………………………2
3. DAFTAR ISI………………………………………………………………………...3
4. ABSTRAK…………………………………………………………………………....
4
5. BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………..5
6. BAB II LANDSAN TEORI…………………………………………………………
7
7. BAB III METODE PENELITIAN…………………………………………………
14
8. BAB IV HASIL DARI
PEMBAHASAN…………………………………………..26
9. BAB V
KESIMPULAN……………………………………………………………..31
10. DAFTAR
PUSTAKA………………………………………………………………...32
11. DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………………
33

Anda mungkin juga menyukai