Abstrak
Peningkatan kebutuhan bahan bakar minyak (BBM), keterbatasan cadangan minyak bumi, dan meningkatkan
kualitas lingkungan udara merupakan alasan penting untuk mendorong berbagai negara untuk mencari
alternative bahan bakar minyak. Bioalkohol, terutama etanol (C2H5OH) dan butanol (C4H9OH), dianggap
oleh para ahli sebagai bahan bakar potensial masa depan terutama untuk untuk transportasi darat.
Dibandingkan dengan etanol, sifat kimia dan fisika butanol lebih mendekati pada sifat bensin. Oleh karena
itu kajian terhadap butanol sebagai bahan bakar alternatif untuk transportasi telah dilakukan secara
komprehensif di beberapa negara. Butanol dapat dihasilkan dari berbagai macam bahan baku, misalnya dari
turunan minyak bumi, biomassa lignoselulosa, biomasa bahan pangan, mikroalga, atau limbah gas dari
industri pengolahan tertentu. Telaahan ini ditujukan untuk mengkaji kemajuan teknologi produksi butanol
lignoselulosa, tantangan peningkatan skala produksi,kegiatan riset biobutanol, evolusi rencana pemerintah,
regulasi pemanfaatan alkohol sebagai bahan bakar transportasi.
Kata Kunci: butanol; evolusi rencana pemerintah; regulasi butanol bahan bakar; biomassa lignoselulosa;
bahan bakar cair; tantangan teknologi biobutanol
Keywords: butanol; the evolution of the government plan; regulation of butanol fuel; lignocellulosic
biomass; liquid fuel; technology challenges of biobutanol.
Diterima : 22 Mei 2019, direvisi : 19 Maret 2020, disetujui terbit : 20 Januari 2021 29
Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan
Vol. 19 No. 1 Juni 2020 : 29 - 40
biomassa (bioetanol), telah dimanfaatkan Dibandingkan dengan rantai lurus, butanol dengan
sebagai pencampur bensin dengan variasi 2 rantai cabang mempunyai waktu autoignition yang
sampai 25% (E2-E25). Meskipun demikian, lebih lama. Tert-Butanol adalah yang paling tidak
penggunaan etanol sebagai bahan bakar reaktif, sedangkan n-butanol adalah yang paling
kendaraan bermotor dalam konsentrasi tinggi (di reaktif sehingga cocok digunakan sebagai bahan
atas 10%, E10), masih menghadapi hambatan bakar [7].
karena hikroskopis dan kandungan energi yang
lebih rendah dari bensin [4],[1]. Hambatan sifat
fisik tersebut mendorong para peneliti
memanfaatkan butanol untuk menggantikan
etanol karena sifatnya lebih mendekati
karakteristik bensin [4],[2],[1].
Kajian terkait kemajuan teknologi proses
dan perkembangan industri biobutanol telah
banyak dilakukan [5],[6], akan tetapi kajian dari
dalam negeri masih sangat terbatas [6]. Kajian Gambar 1. Struktur kimia isomer butanol [7]
ini bertujuan untuk mengkaji kemajuan
teknologi produksi butanol lignoselulosa, Butanol merupakan bahan cair, tidak
tantangan peningkatan skala produksi, kegiatan berwarna, mudah terbakar, dan mempunyai
riset biobutanol, evolusi rencana pemerintah, karakteristik bau seperti bau pisang. Sampai saat ini
dan regulasi pemanfaatan alkohol sebagai bahan pemanfaatan terbesar butanol adalah sebagai pelarut,
bakar transportasi di dalam negeri. bahan kimia antara (intermediate) atau ekstraktan di
industri kimia, farmasi dan kosmetik [8].
30
Keadaan dan Prospek Butanol Lignoselulosa Sebagai Bahan Bakar Transportasi Darat di Indonesia:
Sebuah Telaahan
31
Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan
Vol. 19 No. 1 Juni 2020 : 29 - 40
1), yang dapat menyebabkan masalah saat demo plant biobutanol generasi dua di Korea
penyalaan mesin di musim dingin. Akan tetapi Selatan [18].
untuk kondisi cuaca Indonesia, rendahnya RVP 3) Biobutanol dari mikroalga, dikenal sebagai
bukan merupakan tantangan. generasi tiga [10]. Teknologi proses
Beberapa kajian memperlihatkan bahwa pemanfaatan mikroalga untuk pembuatan
biobutanol, khususnya yang dibuat dari biobutanol dianggap masih awal (infant
biomassa lignoselulosa, belum bisa bersaing technology) yang dilakukan pada skala
bila digunakan sebagai bahan bakar, karena laboratorium [16].
biaya produksi yang masih mahal [11]. Oleh 4) Butanol dari limbah industri pengolahan
karena itu, memproduksi dan memanfaatkan seperti gliserol dan xylose. Gliserol sebagai
biobutanol dari lignoselulosa sebagai bahan hasil samping industri biodiesel minyak
bakar atau campuran bensin masih memerlukan nabati merupakan bahan baku potensial untuk
penelitian agar lebih kompetitif. pembuatan biobutanol [19]. Xylose dari
limbah industri kertas (birch Kraft black
Bahan Baku Pembuatan Biobutanol liquor) juga telah digunakan sebagai bahan
Bahan baku yang bisa digunakan untuk baku untuk biobutanol bahan bakar [20].
membuat bioetanol, juga bisa digunakan untuk Penggunaan biomassa lignoselulosa sebagai
menghasilkan biobutanol dan dapat bahan baku biobutanol dapat mengurangi atau
dikelompokkan sebagai berikut: menghindari penggunaan bahan pangan untuk
a) Butanol dari biomassa sumber energi. Potensi ketersediaan biomassa
Butanol dari biomassa (biobutanol) dapat lignoselulosa sebagai bahan baku biobutanol
dikelompokkan atas: dapat dilihat pada Tabel 2.
1) Biobutanol dari biomassa yang
Tabel 2. Ketersediaan limbah biomassa
mengandung gula atau pati [16] disebut
lignoselulosa di beberapa negara
sebagai generasi satu [10]. Biobutanol ini
Jenis biomassa Jumlah
Negara
telah diproduksi pada skala industri dan lignoselulosa (ribu ton)*
32
Keadaan dan Prospek Butanol Lignoselulosa Sebagai Bahan Bakar Transportasi Darat di Indonesia:
Sebuah Telaahan
Tabel 3. Komposisi kimia sisa perkebunan yang dapat dimanfaatkan untuk produksi butanol
Sisa Pertanian Glukan Galaktan Mannan Arabinan Xylan Produksi Butanol Ref.
(L/ton)*
Bagas tebu 40,6 0,8 0,2 1,7 20,0 180 [1]
Sisa jagung 40,9 1,0 0 1,8 21,5 185 [1]
Jerami padi 34,2 0 0 0 24,5 167 [1]
Jerami sorgum 34,0 0,52 0,2 1,65 14,1 143 [1]
Jerami gandum 38,2 0,7 0,3 2,5 21,2 179 [1]
Tandan kosong sawit 34,6 Nd Nd 3,1 20,3 [29]
(*): produksi butanol per ton bahan sisa perkebunan kering. Nd = tidak ada data. Ref. = Referensi
33
Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan
Vol. 19 No. 1 Juni 2020 : 29 - 40
Gasifikasi
Hidroformilasi
Pemisahan
dari Propilen Pembentukan
lignin
(+ Gas Sintesa) gas sintesa
menjadi n-
butiraldehida
Konversi
Hidrolisis/ Hidrolisis Glikolisis
menjadi
Sakarifikasi /Sakarifikasi
larutan
Hidrogenasi
Fermentasi
Pembentukan etanol
OXO
Aldol proses
Butanol
Gambar 2. Skema berbagai alur proses pembuatan butanol/biobutanol
Bahan Persiapan
Pengolahan
Oleh karena itu, senyawa tersebut harus dipisahkan
baku bahan Hidrolisis
awal
baku misalnya melalui penyerapan charcoal aktif agar
produktivitas fermentasi meningkat secara
Butanol Pemisahan hasil
bahan
bakar
fermentasi dan Fermentasi signifikan [25].
pemurnian butanol
Selulosa dan hemiselulosa yang terpisah dari
Gambar 3. Tahapan proses bio-kimia
lignin dihidrolisis menjadi senyawa gula C5 dan C6
Selama pengolahan awal, lignin terpecah oleh enzim, kemudian difermentasi menjadi
dan membentuk senyawa seperti fenolik, biobutanol oleh mikroba, umumnya Clostridium sp.
aromatik, dan aldehida [24] yang menghambat [25],[6]. Tabel 4 memperlihatkan mikroba yang
aktivitas mikroba saat fermentasi sehingga digunakan untuk produksi biobutanol dari beberapa
menyebabkan rendahnya yield biobutanol [5]. biomassa.
34
Keadaan dan Prospek Butanol Lignoselulosa Sebagai Bahan Bakar Transportasi Darat di Indonesia:
Sebuah Telaahan
Pada tahap selanjutnya, produk fermentasi dengan distilasi. Selain itu, proses pemisahan lain
dipisahkan dari media fermentasi yang diikuti seperti penggunaan membran, gas stripping, dan
dengan proses pemurnian biobutanol. Besarnya flashing, juga berkembang [24].
energi yang digunakan akan mempengaruhi b) Proses bio-termal
biaya operasi keseluruhan, sehingga perlu Proses bio-termal memanfaatkan seluruh
pertimbangan dalam memilih proses pemisahan komponen biomassa yaitu selulosa, hemiselulosa
yang sesuai [24]. Pengolahan biomassa dan lignin [23]. Biomassa lignoselulosa dipecah
lignoselulosa dengan proses bio-kimia akan dengan menggunakan panas melalui proses
menghasilkan limbah lignin yang cukup besar gasifikasi, yaitu bahan padat biomassa diubah
berkisar antara 15-35% [6]. Oleh karena itu, menjadi gas sintesa (campuran CO dan H2). Gas
pemanfaatan lignin menjadi produk tertentu sintesa yang telah dibersihkan dari bahan pengotor
akan meningkatkan nilai ekonomi proses kemudian difermentasi menggunakan mikroba
biobutanol dari biomasa lignoselulosa. untuk menghasilkan butanol. Pada tahap akhir
Pada umumnya, proses bio-kimia dilakukan proses pemurnian butanol sehingga sesuai
menggunakan proses fermentasi aseton, butanol sebagai bahan bakar [22],[23]. Tahapan proses bio-
dan etanol (ABE) dengan mikroba Clostridium termal secara umum terlihat pada Gambar 4.
sp. Pada fermentasi ABE, mikroba mengubah Tantangan dari proses bio-termal adalah
gula (C5 atau C6) menjadi asam asetat, butirat diperlukannya energi tambahan untuk proses
dan propionat. Senyawa asam tersebut, melalui gasifikasi. Di lain pihak, tantangan dalam proses
beberapa tahap reaksi metabolik, menghasilkan bio-kimia adalah terbuangnya lignin, karena hanya
aseton, butanol dan etanol [16]. Pada masa lalu, memanfaatkan selulosa dan hemiselulosa.
butanol yang dihasilkan dari fermentasi ABE
Persiapan
masih rendah, sekitar 15-25% (berat) glukosa Bahan Pembersihan
baku bahan Gasifikasi
baku gas sintesa
dengan perbandingan yield aseton: butanol:
etanol adalah sekitar 3:6:1 [28]. Rendahnya
Butanol
hasil fermentasi disebabkan oleh senyawa bahan Pemurnian
Fermentasi
bakar butanol
inhibitor dari pemecahan lignin serta butanol
Gambar 4. Tahapan proses bio-termal
hasil fermentasi yang sampai batas konsentrasi
tertentu menghambat bahkan meracuni mikroba c) Proses aldol: butanol dari etanol lignoselulosa
samping mencari mikroba yang lebih produktif menjadi biobutanol, maka etanol yang dihasilkan
dan tahan terhadap inhibitor, banyak peneliti melalui fermentasi ABE dikonversi menjadi butanol
mencari cara untuk segera memisahkan butanol melalui proses kondensasi aldol. Proses ini terdiri
yang dihasilkan selama proses fermentasi ABE dari reaksi dehidrogenasi, kondensasi aldol
(in-situ butanol separation process). Proses (aldolization), dehidrasi dan hidrogenasi seperti
pemisahan butanol secara traditional dilakukan yang ditunjukkan pada Gambar 5 [29]. Katalis yang
35
Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan
Vol. 19 No. 1 Juni 2020 : 29 - 40
(v) (iv)
pada penyangga sodium etoksida [32], dan juga + H2 + H2
Butanol Butiraldehid Krotonaldehid
katalis komersial [33]. Melalui proses
Gambar 5. Reaksi kondensasi aldol etanol
kondensasi aldol menggunakan katalis menjadi butanol [13]. (i) dehidrogenasi; (ii)
[RuCl2(η6-p-cymene)]2, dapat dihasilkan aldolization; (iii) dehidrasi; (iv) hidrogenasi;
(v) hidrogenasi
selektivitas butanol dan konversi etanol yang
tinggi (Tabel 5). LITBANG BAHAN BAKAR
BIOBUTANOL DI INDONESIA
Perkembangan Sarana Pilot, Semi Kebijakan Pemerintah dalam Pemanfaatan
Komersial, Industri Biobutanol di Dunia Alkohol sebagai Bahan Bakar
Beberapa negara telah membuat butanol Pada 2017 sekitar 50% dari kebutuhan BBM
dari biomassa pada skala pilot maupun industri nasional diimpor. Sebagai upaya untuk mengurangi
percobaan (demo industry) dengan tujuan uji penggunaan BBM, pemerintah berencana
kehandalan teknologi proses yang terlihat pada menggunakan alkohol, dalam hal ini bioetanol,
Tabel 6. Berdasarkan Tabel 6 dapat dipahami sebagai campuran bensin. Program ini dituangkan
bahwa potensi untuk memanfaatkan biobutanol melalui Permen ESDM No. 12/2015. Sampai 2020,
sebagai bahan bakar alternatif guna mengganti belum ada aturan yang khusus mengatur
fungsi bahan bakar minyak sangat besar. penggunaan butanol sebagai bahan bakar.
36
Keadaan dan Prospek Butanol Lignoselulosa Sebagai Bahan Bakar Transportasi Darat di Indonesia:
Sebuah Telaahan
Industri Butanol di Dalam Negeri yang bertujuan untuk mencari teknologi proses yang
Sampai 2018 di Indonesia hanya terdapat sesuai dan belum ada yang dilakukan pada skala
satu industri n-butanol yaitu PT. Petro OXO besar. Melihat potensi yang ada, perlu penelaahan
Nusantara, di Gresik Jawa Timur yang hasil penelitian tersebut guna dikaji pada skala yang
berkapasitas 1.000 ton n-butanol/tahun dengan lebih besar, sehingga kajian tekno ekonomi bisa
bahan baku propilen. Industri ini juga dilakukan.
menghasilkan iso-butanol (kapasitas 15.000
ton/tahun) [38]. TANTANGAN PENGEMBANGAN
Belum adanya industri biobutanol yang BIOBUTANOL DI DALAM NEGERI
berbahan baku biomassa di dalam negeri, Beberapa tantangan yang masih dihadapi
industri ini di masa depan, terutama untuk bakar, antara lain sebagai berikut:
37
Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan
Vol. 19 No. 1 Juni 2020 : 29 - 40
38
Keadaan dan Prospek Butanol Lignoselulosa Sebagai Bahan Bakar Transportasi Darat di Indonesia:
Sebuah Telaahan
39
Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan
Vol. 19 No. 1 Juni 2020 : 29 - 40
2-4. Bioresour. Technol. 212: 82–91, 2016. - The effect of the active metal on the
[27] W. Guan, S. Shi, and D. Blersch, Effects of selectivity. Catalysts 2 (13): 68–84, 2012.
tween 80 on fermentative butanol [34] J. W. Kram, Researchers, companies pursue
production from alkali-pretreated switch biobutanol. Biomass Magazine, 2019.
grass. Biochem. Eng. J. 135: 61–70, 2018. [35] ETIP-Bioenergy, Biobutanol. European
[28] P. T. Vasudevan, M. D. Gagnon, and M. S. Technology and Innovation Platform
Briggs, Environmentally sustainable Bioenergy, 2019.
biofuels – The case for biodiesel, [36] “Shipments of bio-based n-butanol and acetone
biobutanol and cellulosic ethanol. in now leaving Green Biologics first commercial
Sustainable Biotechnology, O. V. Singh plant,” Bio-Based World Limited, 2016.
and S. P. Harvey, Eds. Springer Science [37] “Scottish Company Breakthrough Produces
Business Media B.V, pp. 43–62, 2010. Motor Fuel from Distillery Leftovers,” Celtic
[29] O. Micali, F. Lobefaro, M. Aresta, F. Renewables, 2015.
Nocito, M. Boscolo, and A. Dibenedetto, [38] PON, Normal butanol. PT Petro Oxo
Butanol synthesis from ethanol over Nusantara.[Online].Available: http://www.
CuMgAl mixed oxides modified with pon.co.id/index.php/normal-butanol/.
palladium (II) and indium (III). Fuel [39] Y. Kussuryani and D. S. Rani, Produksi
Process. Technol. 177 (March): 353–357, biobutanol sebagai bahan bakar terbarukan
2018. melalui proses fermentasi. Lembaran Publ.
[30] Z. Sun et al., Efficient catalytic conversion Miny. dan Gas Bumi 49 (2), 2015.
of ethanol to 1‑butanol via the Guerbet [40] E. Nurnasari, Prospek biobutanol sebagai
reaction over copper- and nickel-doped bahan bakar nabati. Info Tek Perkeb. 9 (7): 25,
porous. ASC Sustain. Chem. Eng. 5: 1738– 2017.
1746, 2017. [41] Khafid, M. Rizky, and M. Gozan, Tongkol
[31] S. Cimino, L. Lisi, and S. Romanucci, jagung pelopor biobutanol di Indonesia.
Catalysts for conversion of ethanol to indonesiabiobutanol, 2017. [Online].
butanol: effect of acid-base and redox Available: https://indonesiabiobutanol.word
properties. Catal. Today 304: 58–63, 2018. press.com/about/biobutanol-sebagai-energi-
[32] R. L. Wingad et al., Catalytic conversion terbarukan/. [Accessed: 19-Mar-2019].
of ethanol to n-butanol using ruthenium P- [42] R. Purwadi, C. Rasrendra, E. Restiawaty, M.
N ligand complexes. ACS Catal. 5 (10): Sukma, and A. Chintyarani, Pengembangan
5822–5826, 2015. metode kultivasi solventogenic clostridia untuk
[33] T. Riittonen, E. Toukoniitty, D. K. proses produksi biobutanol,” in Prosiding
Madnani, A. Leino, and J. Mikkola, One- Seminar Nasional Teknik Kimia Indonesia,
pot liquid-phase catalytic conversion of 2015, pp. 1–3.
ethanol to 1-butanol over aluminium oxide
40