BAHAYA ALERGI OBAT PADA ANAK

Oleh : dr Fenyta Christyani

Alergi obat merupakan efek obat yang merugikan atau berbahaya setelah penggunaan
obat tertentu. Alergi obat biasanya disebabkan oleh adanya hipersensitifitas seseorang terhadap
zat yang terkandung dalam obat tersebut. Kasus alergi obat terjadi pada 15% pasien yang dirawat
di rumah sakit3. Menurut penelitian, 10% orang tua melaporkan bahwa anak mereka memiliki
alergi obat terhadap setidaknya satu jenis obat. Diperkirakan 0.4% hingga 10.3% dari di rumah
sakit anak disebabkan oleh alergi obat dan 0,6% hingga 16,8% dari semua anak menggunakan
obat tertentu selama rawat inap di rumah sakit memiliki alergi terhadap obat tersebut 1. Efek
alergi obat yang umum terjadi adalah ruam kulit, namun pada kasus yang lebih berat, efek alergi
obat dapat mengancam jiwa, seperti syok anafilaksis. Meskipun reaksi syok anafilaktik sangat
jarang terjadi, yaitu 0,004% hingga 0,015% dari kasus yang ada, namun 10% dari reaksi syok ini
berakibat fatal2. Oleh karena itu, penting bagi Bunda untuk mengetahui jenis-jenis obat yang
sering menyebabkan terjadinya alergi pada anak.

Antibiotik adalah salah satu jenis obat yang paling sering menyebabkan alergi obat pada
anak. Antibiotik yang mengandung beta-lactam menyebabkan 45% kasus alergi obat pada anak,
sedangkan antibiotik tanpa beta-lactam menyebabkan 23% alergi obat pada anak. Selain itu, obat
anti-inflamasi dan analgesik seperti ibuprofen dan parasetamol menduduki peringkat kedua
sebagai salah satu jenis obat yang dapat menyebabkan alergi obat pada anak. Jenis obat lainnya
meliputi obat perioperative yang digunakan sebelum operasi, obat kontras media yang digunakan
untuk CT-scan, dan obat kemoterapi yang digunakan untuk menatikan sel kanker1.

Terdapat berbagai gejala yang menunjukan alergi obat pada anak. Gejala yang paling
sering terlihat adalah pada kulit anak. Alergi obat dapat menyebabkan gatal, kemerahan, ruam,
dan biduran pada anak. Gejala alergi obat juga dapat terlihat pada pernafasan anak dan sering
terjadi dalam reaksi syok anafilaksis, yaitu pembengkakan yang dapat menutup saluran
pernafasan dan menyebabkan kematian. Menurut penelitian, 8% dari kasus anafilaksis pada anak
disebebkan oleh alergi obat1.

Oleh karena itu, setelah Bunda mengamati adanya tanda-tanda alergi obat pada anak,
diagnosis obat yang menyebabkan alergi harus segera dilakukan karena paparan berikutnya
terhadap obat tersebut dapat menyebabkan reaksi anafilaksis dan dapat mengancam nyawa Si
Kecil.2 Untuk mengatasi alergi obat pada anak, langkah pertama yang harus dilakukan oleh
Bunda adalah menghentikan pemakaian obat tersebut karena reaksi alergi obat dapat sembuh
dengan sendirinya setelah penghentian obat.3 Setelah itu, Bunda dapat memberikan obat anti-
alergi dapat digunakan untuk menghambat perkembangan ruam kulit.2

Penting untuk Bunda pahami bahwa efek dari alergi obat pada anak dapat dihindari
dengan beberapa cara. Setelah mengamati tanda-tanda alergi obat, penting untuk mengetahui
penyebabnya secara akurat karena paparan berikutnya terhadap obat tersebut dapat menyebabkan
reaksi alergi yang kuat dan berakibat kematian. Menghindari penggunaan obat-obatan bebas
tanpa resep dokter merupakan hal yang sangat penting dalam mencegah alergi obat pada anak.

REFERENCES

1. Gomes ER, Brockow K, Kuyucu S, Saretta F, Mori F, et al on behalf of the ENDA/EAACI Drug Allergy
Interest Group. Drug hypersensitivity in children: report from the pediatric task force of the EAACI
Drug Allergy Interest Group. Allergy 2016; 71: 149–161. Available at :
https://onlinelibrary.wiley.com/doi/pdf/10.1111/all.12774
2. Sobczak, et al. Drugs as Important Factors Causing Allergies. Advances in Dermatology and
Allergology. 2015; 32(5): 388-392. Available at :
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4692812/pdf/PDIA-32-23155.pdf
3. Yazıcıoğlu M. Approach to drug allergies in the childhood. Turk pediatri arsivi. 2014; 49(2): 99–103.
doi:10.5152/tpa.2014.1944. Available at:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4462278/pdf/tpa-49-2-99.pdf