Oleh
MUSTOPA, S.Pd.
NIP. 19680808 199111 1 001
KEPALA SDN 4 KETAPANG
2019
i
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN BEST PRACTISE
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Best Practise ini, Saya buat sendiri dan tidak
menyalin atau menjiplak karya orang lain. Apabila terbukti tidak sesuai dengan
pernyataan tersebut diatas, saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
NUPTK : 51407466048200013
Telah membuat Best Practise dalam rangka Uji Kompetesi Kepala Sekolah ( UKKS )
ABSTRAKSI
iii
MUSTOPA, 2019, Penerapan Supervisi Pembelajaran Untuk Peningkatan Kompetensi
Guru dalam Pembelajaran HOTS SD Negeri 4 Ketapang.
Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah Best Practice (Praktik Terbaik). Subjek
penelitian yang dilibatkan dalam penelitian ini adalah tindakan nyata berupa supervisi untuk
memperbaiki pembelajaran yang dilakukan guru berfokus pada Pembelajaran berorientasi
Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi atau Higher Order Thinking Skill (HOTS) yang
dilakukan mulai bulan Januari 2019 sampai dengan Juni 2019. Objek penelitian dalam
penelitian Best Paractice ini adalah kompetensi guru dalam pembelajaran berorientasi
Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi atau Higher Order Thinking Skill (HOTS).
Hasil analisis data dengan analisis deskriptif kualitatif diperoleh temuan bahwa
penerapan supervisi pembelajaran dapat meningkatkan kompetensi guru dalam pembelajaran
berorientasi Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi atau Higher Order Thinking Skill (HOTS)
di SDN 4 Ketapang.
Berpijak atas temuan dalam penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa penerapan
supervisi pembelajaran dapat meningkatkan kompetensi guru dalam pembelajaran berorientasi
Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi atau Higher Order Thinking Skill (HOTS) di SDN 4
Ketapang.
KATA PENGANTAR
iv
Melalui perjalanan yang panjang, upaya yang keras dan melelahkan, akhirnya karya
tulis ilmiah dalam bentuk Best Practice yang berjudul “Penerapan Supervisi Pembelajaran
Untuk Meningkatkan Kompetensi Guru dalam Pembelajaran HOTS di SDN 4
Ketapang”, dapat terselesaikan.
Penelitian ini penulis susun guna mengetahui sejauh mana penerapan supervisi dapat
meningkatkan kompetensi guru, khususnya dalam pembelajaran berorientasi Keterampilan
Berpikir Tingkat Tinggi atau Higher Order Thinking Skill (HOTS). Mengingat luasnya sumber
materi yang penulis dapatkan, sehingga tidak semua kajian teori yang esensial terkait dengan
penelitian ini dapat penulis deskripsikan dengan baik.
Disamping itu, penulisan ini juga dalam rangka menjalankan tugas seorang kepala
sekolah dalam mengikuti Uji Kompetensi Kepala Sekolah (UKKS).
1. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banyuwangi atas ijin dan kesempatan penelitihan
yang diberikan.
2. Kepala Sub Bagian Kepegawaian beserta staf Dinas Pendidikan Kabupaten
Banyuwangi atas motivasi dan dukungannya.
3. Para Guru SD Negeri 4 Ketapang atas partisipasi dan dukungannya.
4. Teman-teman sejawat atas saran dan masukannya.
Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga karya tulis ini bermanfaat dalam
meningkatkan kompetensi guru dalam mengimplementasikan pembelajaran berorientasi
Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi atau Higher Order Thinking Skill (HOTS).
Wasalam
ttd
Penulis
DAFTAR ISI
v
Halaman
HALAMAN JUDUL..................................................................................................... i
Surat Pernyataan Keaslian ............................................................................................. ii
Lembar Persetujuan ........................................................................................................ iii
Abstraksi ........................................................................................................................ iv
Kata Pengantar................................................................................................................ v
Daftar Isi ........................................................................................................................ vi
Daftar Tabel , Gambar, dan Lampiran............................................................................. vii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................. 1
A. Latar Belakang................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................. 2
C. Tujuan Penelitian ............................................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian ............................................................................................. 3
BAB II KAJIAN PUSTAKA ....................................................................................... 4
A. Supervisi Pembelajaran ..................................................................................... 4
B. Kompetensi Guru .............................................................................................. 5
C. Pembelajaran HOTS .......................................................................................... 6
D. Penerapan Supervisi Pembelajaran .................................................................... 6
E. Peningkatan Kualitas Pembelajaran .................................................................. 7
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................................. 9
A. Pendekatan dan Metode ..................................................................................... 9
B. Teknik Pengumpulan Data ................................................................................ 9
C. Lokasi dan Subyek Penelitian ............................................................................ 10
D. Teknik Pengolahan dan Analisa Data ................................................................ 10
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................................. 11
A. Kondisi Awal .................................................................................................... 11
B. Hasil Penelitian ................................................................................................. 12
C. Pembahasan dan Hasil Yang Dicapai ................................................................ 17
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ............................................................. 20
A. Simpulan ........................................................................................................... 20
B. Rekomendasi ..................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 21
LAMPIRAN .................................................................................................................. 22
vi
A. DAFTAR TABEL
Halaman
B. DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 Prosedur supervisi pembelajaran ......................................................................
6
Gambar 2 KS menjelaskan pembelajaran HOTS ..............................................................
14
Gambar 3 Diskusi guru tentang Pembelajaran HOTS .......................................................
14
Gambar 4 Guru sedang melaksanakan pembelajaran HOTS..............................................
16
Gambar 5 Supervisor sedang observasi pembelajaran.......................................................
16
Gambar 6 Kegiatan refleksi pembelajaran.........................................................................
17
Gambar 7 Kegiatan refleksi pembelajaran.........................................................................
17
C. DAFTAR LAMPIRAN
vii
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Untuk memenuhi target peserta didik yang cerdas dan pendidikan yang berkualitas,
maka Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Kependidikan (Ditjen GTK) telah membuat kebijakan yaitu pengembangan pembelajaran
berorientasi pada Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi atau Higher Order Thinking Skill
(HOTS). Kebijakan ini didasari pada asumsi bahwa peningkatan kualitas peserta didik salah
satunya dilakukan oleh guru yang berfokus pada peningkatan kualitas pembelajaran di kelas
dengan berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi.
Walaupun kebijakan tentang pembelajaran HOTS ini sudah cukup lama, tetapi pada
tataran implementasi di SDN 4 Ketapang Kecamatan Kalipuro Kabupaten Banyuwangi masih
jauh dari yang diharapkan. Artinya masih sangat banyak distorsi pada penerapan pembelajaran
HOTS ini. Oleh karena itu, penulis selaka kepala sekolah sesuai tugas pokoknya berkewajiban
untuk mencarikan solusi. Sebagai langkah awal adalah melakukan identifikasi masalah.
Kegiatan identifikasi difokuskan pada apa yang menjadi penyebab belum terlaksananya
pembelajaran HOTS di SDN 4 Ketapang. Identifikasi dilakukan dengan cara pengawasan
pembelajaran. Kegiatan ini mengacu pada ketentuan”. Perarturan Menteri Pendidikan dan
Kebuadayaan Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses pada bagian
Lampiran Bab VI yang berbunyi: “Pengawasan proses pembelajaran dilakukan melalui
kegiatan pemantauan, supervisi, evaluasi, pelaporan, serta tindak lanjut secara berkala dan
berkelanjutan. Pengawasan proses pembelajaran dilakukan oleh kepala satuan pendidikan dan
pengawas”.
Lebih lanjut dijelaskan bahwa Proses Pengawasan sebagai berikut: “Pemantauan proses
pembelajaran dilakukan pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian hasil
pembelajaran. Pemantauan dilakukan melalui antara lain, diskusi kelompok terfokus,
pengamatan, pencatatan, perekaman, wawancara, dan dokumentasi”.
1
Dalam hal ini penulis selaku kepala sekolah melakukan pemantauan dengan metode
wawancara kepada semua guru. Selain itu, kepala sekolah juga melakuakan observasi terhadap
pelaksanaan pembelajaran di setiap kelas. Hasil wawancara dikonfirmasikan dengan hasil
observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran dan dijadikan sebagai hasil pemantauan.
1. Sebagian besar guru masih belum memahami hakekat pembelajaran HOTS, yang meliputi:
latar belakang, pengertian, pendekatan, metode, model pembelajaran, kompetensi abad 21,
dan ciri-ciri pembelajaran HOTS.
2. Guru malas untuk mencoba, karena sudah terbiasa dengan model pembelajaran
konvensional (dominasi ceramah).
3. Kompetensi guru pada aspek bertanya masih sangat lemah.
Mencermati kondisi ini, kepala sekolah mencoba mengajukan satu solusi, yaitu melalui
pelaksanaan supervisi. Walaupun supervisi sudah menjadi tugas utama kepala sekolah, tetapi
kali ini difokuskan pada supervisi terkait pelaksanaan pembelajaran HOTS. Oleh karena itu
penulis melakukan penelitian yang berjudul ”Penerapan Supervisi Pembelajaran untuk
Meningkatkan Kompetensi Guru pada Pembelajaran HOTS di SDN 4 Ketapang.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan paparan di latar belakang, maka dalam makalah Best Practise ini dapat
dirumuskan masalah-masalah sebagai berikut.
2
1. Apakah penerapan supervisi pembelajaran dapat meningkatkan kompetensi guru pada
pembelajaran HOTS?
C. Tujuan
D. Manfaat
1. Bagi kalangan internal warga sekolah SD Negeri 4 Ketapang dapat bermanfaat untuk
bersama-sama membangun komitmen bersama berbasis spirit internal, khususnya
untuk meningkatkan kompetensi guru pada aspek pembelajaran.
2. Bagi rekan-rekan kepala sekolah di sekolah lain dapat bermanfaat sebagai rujukan
dalam meningkatkan efektifitas supervisi pembelajaran di sekolahnya masing-masing.
3. Bagi masyarakat luas diharapkan dapat bermanfaat untuk mendorong kepedulian serta
partisipasi aktif dalam upaya penyelenggaraan pendidikan sekolah yang lebih
bermakna bagi anak.
3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Supervisi Pembelajaran
1. Pengertian Supervisi Pembelajaran
Secara etimologis istilah “supervisi” atau dalam bahasa Inggris “supervision”
sering didefinisikan dengan pengawasan. Sedangkan secara morfologis supervisi terdiri
dari dua kata yaitu “super” yang berarti atas atau lebih dan “visi” berti lihat, pandang ,tilik
atau awasi. Dengan demikian supervisi dalam pengertian yang sederhana yaiu melihat,
meninjau atau melihat dari atas yang dilakukan oleh atasan (pengawas dan kepala sekolah)
terhadap perwujudan kegiatan pembelajaran.
Secara sematik Supervisi adalah pembinaan yang berupa bimbingan atau tuntunan
ke arah perbaikan situasi pendidikan pada umumnya dan peningkatan mutu mengajar dan
belajar pada khususnya.
Selain itu, Wilem Mantja (2008) juga mendefinisikan supervisi sebagai kegiatan
supervisor (jabatan resmi) yang dilakukan untuk perbaikan proses belajar mengajar (PBM).
Ada dua tujuan (tujuan ganda) yang harus diwujudkan oleh supervisi, yaitu; perbaikan
(guru murid) dan peningkatan mutu pendidikan.
2. Pendekatan Supervisi
Berdasarkan cara bagaimana pengawas dan kepala sekolah bersama guru
melakukan perbaikan dan siapa yang lebih dominan di antara keduanya, maka dibedakan
tiga macam pendekatan, yaitu direktif, kolaboratif dan non-direktif.
a. Pendekatan Direktif: tanggung jawab lebih banyak pada pengawas dan kepala sekolah.
b. Pendekatan Kolaboratif: tanggung Jawab terbagi relatif sama antara supervisor dan
guru.
c. Pendekatan Non-Direktif: tanggung jawab lebih banyak pada guru.
4
Dalam penelitian ini pendekatan yang digunakan adalah pendekatan Non Direktif
dan Kolaboratif.
B. Kompetensi Guru
1. Pengertian Kompetensi Guru
Depdiknas merumuskan definisi kompetensi sebagai pengetahuan, keterampilan, dan
nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Sejalan dengan
ini, Rastodio (2009) mendefinisikan kompetensi guru sebagai penguasaan terhadap
pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan
bertindak dalam menjalankan profesi sebagai guru.
Sejalan dengan hal di atas, Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 menetapkan standar
kompetensi guru yang dikembangkan secara utuh dari empat kompetensi : kompetensi
pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Kompetensi sosial adalah kemampuan guru
5
untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik,
sesama guru, orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.
Dalam penelitian ini yang menjadi fokus kajian adalah kompetensi guru dalam ketiga
hal di atas. Dan kalau kita croscek pada indikator kompetensi guru, maka kempetensi
pembelejaran ini termasuk kompetensi paedagogik.
C. Pembelajaran HOTS
1. Konsep HOTS
HOTS adalah kependekan dari Higher Order Thinking Skill atau dalam bahasa
Indonesia disebut Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi.
Menurut beberapa ahli, salah satunya dari Resnick (1987) HOTS adalah proses
berpikir kompleks dalam menguraikan materi, membuat kesimpulan, membangun
representasi, menganalisis, dan membangun hubungan dengan melibatkan aktivitas mental
yang paling dasar. Keterampilan ini juga digunakan untuk menggarisbawahi berbagai proses
tingkat tinggi menurut jenjang taksonomi Bloom. Menurut Bloom, keterampilan dibagi
menjadi dua bagian. Pertama adalah keterampilan tingkat rendah yang penting dalam proses
pembelajaran, yaitu mengingat (remembering), memahami (understanding), dan menerapkan
(applying), dan kedua adalah yang diklasifikasikan ke dalam keterampilan berpikir tingkat
tinggi berupa keterampilan menganalisis (analysing), mengevaluasi (evaluating), dan
mencipta (creating).
6
Gambar 1 Prosedur Supervisi Pembelajaran
a. Tahap Persiapan/Perencanaan
Tahap persiapan supervisi pembelajaran disebut juga tahap perencanaan yang
meliputi Perencanaan supervisi pembelajaran yaitu penyusunan dokumen perencanaan
pembinaan, pemantauan, penilaian, dan serangkaian kegiatan membantu guru
mengembangkan kemampuannya dalam mengelola proses pembelajaran untuk mencapai
tujuan pembelajaran termasuk menyiapkan instrumen dan jadwal.
b. Tahap Pelaksanaan
Tahap Pelaksanaan, yaitu pelaksanaan observasi supervisi baik secara langsung
maupun tidak langsung. Tahap ini dibagi menjadi 4 (empat) tahap, yaitu: (1) pertemuan
awal; (2) review RPP; (3) observasi; (4) Refleksi. Deskripsi masing-masing siklus
sebagai berikut.
(4) Refleksi
Pada kegiatan siklus tiga ini, guru menyadari dan mengungkapkan kelebihan dan
kelemahan dalam kegiatan belajar mengajar. Untuk mempertajam solusi yang diambil
7
dapat dilakukan secara bergantian menjadi guru model untuk memperoleh perbaikan
yang efektif, maka secara bergantian supervisor dapat menjadi guru model dan guru
menjadi observer.
8
BAB III
METODE PENELITIAN
Menurut Sukmadinata (2012 : 60) pendekatan kualitatif adalah suatu penelitian yang
bertujuan untuk menggambarkan dan menganalisis suatu fenomena, peristiwa, aktivitas
sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun kelompok.
Senada dengan ini Sugiyono (2008 : 1) menjelaskan bahwa metode penelitian kualitatif
digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai
instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi (gabungan),
analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari
pada generalisasi.
2. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode studi kasus. Penggunaan metode ini dikandung
maksud untuk menggali informasi dan mempertahankan keutuhan subjek penelitian sebagai
satu kesatuan, yakni Best Practice penerapan supervisi pembelajaran untuk meningkatkan
kompetensi guru dalam pembelajaran HOTS.
Menurut Sukmadinata (2012 :64) studi kasus merupakan suatu penelitian yang
dilakukan terhadap suatu kesatuan sistem baik berupa program, kegiatan, peristiwa, atau
sekelompok individu yang terikat oleh tempat, waktu atau ikatan tertentu.
9
terhadap Penerapan Supervisi Pembelajaran untuk meningkatkan kompetensi guru dalam
pembelajaran HOTS.
2. Observasi
Observasi menurut Cresswell (dalam Herdiansyah, 2013:130) adalah sebuah proses
penggalian data yang dilakukan langsung oleh peneliti dengan cara melakukan pengamatan
langsung terhadap manusia sebagai objek observasi.
3. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi menurut Sugiyono (2014 :329) merupakan catatan sebuah
peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya
monumental dari seseorang.
Agar mendapatkan data serta penafsiran yang valid dibutuhkan data sekunder yakni
dokumen. Dokumen tersebut perangkat pembelajaran dan foto-foto kegiatan yang telah
dilaksanakan.
2. Subjek Penelitian
Pengambilan subjek dalam penelitian ini dilakukan secara purposive sampling.
Menurut Sukmadinata (2012 : 101-102) bahwa sampel purposif adalah memfokuskan
informan-informan terpilih yang kaya dengan kasus untuk studi yang mendalam. Sampel
tersebut dipilih karena kaya informasi tentang fenomena yang ingin diteliti.
Berdasarkan pernyataan di atas purposive sampling adalah penentuan sampel dalam
pengambilan data berdasarkan pertimbangan seperti kaya akan informasi mengenai suatu
fenomena yang ingin diteliti.
Subjek penelitian yang akan terlibat di SDN 4 Ketapang adalah semua guru.
10
Analisis data dilakukan pada saat proses pengumpulan data dan setelah pengumpulan
data selesai dilaksanakan. Miles dan Huberman (dalam Sugiyono 2011 : 334)
mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan
berlangsung secara terus menerus sampai tuntas sehingga datanya jenuh. Aktivitas dalam
analisis data yaitu, data reduction, data display, dan conclusion drawing/ verification
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Kondisi Awal
Sebagai langkah awal, peneliti melakukan pemantauan pembelajaran terhadap
semua guru SDN 4 Ketapang sebanyak 8 (delapan) orang. Kegiatan pemantauan
menggunakan 2 (dua) metode, yaitu: (1) wawancara; dan (2) dokumentasi. Kompetensi guru
yang menjadi sasaran pemantauan adalah kompetensi: (a) Penyusunan RPP HOTS; (b)
Pelaksanaan pembelajaran HOTS.
11
sebagai berikut: (1) 1 orang (12,5%) memperoleh skor 70, (2) 2 orang (25%) memperoleh
skor 65, 3 orang (37,5%) memperoleh skor 55, dan 2 orang (25%) memperoleh skor 50.
Rata-rata perolehan skor 58,1.
Untuk memperoleh gambaran yang komprehensip terhadap kondisi awal guru SDN
4 Ketapang, maka semua data yang diperoleh dari hasil wawancara dan studi dokumen,
disajikan dalam tabel 1 berikut.
B. Hasil Penelitian
Laporan hasil penelitian ini dibagi menjadi 2 ( dua ) bagian, yaitu: (1) tahap
perencanaan, (2) tahap pelaksanaan.
1. Tahap Perencanaan
Tahap persiapan supervisi pembelajaran disebut juga tahap perencanaan yang
meliputi perencanaan supervisi pembelajaran atau sering disebut program supervisi.
Program ini berisi dokumen perencanaan pembinaan, pemantauan, penilaian, dan
serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya dalam mengelola
proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran termasuk menyiapkan instrumen
dan jadwal.
Program supervisi pembelajaran disusun untuk waktu 6 (enam) bulan atau 1 (satu)
semester, yaitu mulai bulan Januari 2019 s.d. Juni 2019. Program ini berisi rencana kegiatan
yang disusun secara rinci sebagai pedoman pelaksanaan pemantauan, pembinaan, dan
pembimbingan guru dalam melaksanakan tugas pokok terkait dengan perencanaan
pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan penilaian hasil belajar..
12
yang sering disebut Program Supervisi Pembelajaran. Rincian kegiatan program supervisi
tersaji pada tabel 2 berikut.
Tabel 2. Program Supervisi Pembelajaran SDN 4 Ketapang
Jadual
Kegiatan/ Teknik/ Pelaksanaan
No Tahapan Deskripsi Kegiatan Metode Sasaran Perte- Perte-
muan 1 muan 2
1. Perencanaan Menyusun program supervisi Teknik Semua 7/1/‘19
Supervisi pembelajaran selama satu semester Kelompok guru s/d
/Diskusi 8/1/‘19
2. Pelaksanaan
Supervisi
a. Prasiklus o Diskusi supervisor dan guru Kelompok Semua 19/1/’19 16/3/’19
untuk meningkatkon kompetensi /Diskusi guru
guru tentang pembelajaran
HOTS, meliputi :
Penyusunan RPP HOTS
Pelaksanaan Pembelajaran
HOTS
Penilaian HOTS
o Semua guru menyusun RPP
HOTS
13
o menganalisis hasil supervisi
o mengevaluasi bersama antara
supervisor dengan guru
o membuat catatan hasil supervisi
yang didokumentasikan sebagai
laporan
o mengklasifikasi guru
4. Tindak lanjut o Pembinaan Kelompok/ Semua 11/5/’19
o Peningkatan kualitas Diskusi guru
pembelajaran
2. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan Supervisi pembelajaran berlangsung selama 4 bulan, yakni mulai
tanggal 19 Januari 2019 s.d. 27 April 2019. Tahap ini dibagi menjadi 4 (empat bagian),
yaitu: Persiapan (Pertemuan awal), Reviuw RPP, Observasi Pelaksanaan Pembelajaran, dan
Refleksi. Deskripsi dari masing-masing pelaksanaan sebagai berikut:
a. Persiapan (Pertemuan Awal)
Kegiatan persiapan untuk pertemuan 1 dilaksanakan pada tanggal 19 Januari 2019
dan pertemuan 2 pada tanggal 16 Maret 2019. Kegiatan ini dilakukan dengan teknik
kelompok melalui diskusi antara supervisor bersama semua guru. Materi yang dibahas pada
kegiatan ini adalah pentingnya guru meningkatkan kualitas pembelajarannya. Sesuai amanat
kurikulum, bahwa pembelajaran harus berorientasi pada Keterampilan Berfikir Tingkat
Tinggi atau Higher Order Thinking Skill (HOTS). Pembelajaran harus melatih siswa pada
ketrampilan berfikir abad 21 atau sering disebut 4C, yaitu critical thinking, creativity
thinking, comucation thinking, colaboration thinking.
Pada kegiatan ini didiskusikan materi pembelajaran HOTS, yang meliputi hal-hal
sebagai berikut:
1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran HOTS,
2) Pelaksanaan Pembelajaran HOTS
3) Penilaian HOTS
14
Gambar 2 KS menjelaskan Pembelajaran HOTS Gambar 3 Diskusi Guru tentang Pembelajaran HOTS
Setelah mulai memahami, cara-cara membuat RPP HOTS, maka supervisor dan
guru membuat kesepakatan, antara lain:
1) Membuat jadual supervisi pembelajaran
2) Guru membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang berorientasi pada
berfikir tingkat tinggi (HOTS).
b. Review RPP
Kegiatan review RPP pertemuan 1 dilaksanakan tanggal 26 Januari 2019 dan
pertemuan 2 pada tanggal 23 Maret 2019. Pada kegitan siklus pertama ini guru dan
supervisor besama-sama melakukan review dokumen pembelajaran dengan cara memeriksa
dokumen kurikulum yang beruapa RPP. Untuk melakukan review, supervisor dan guru
menggunakan instrumen . Rekapitulasi hasil review antara pertemuan 1 dan 2 disajikan
dalam tabel 3 berikut ini.
Tabel 3. Rekapitulasi Hasil Review RPP
Skor
No Nama Guru Tugas Mengajar Ket
Pert 1 Pert 2
1 Tri Sulis Wuryaningsih, S.Pd.SD Kelas VI 65 80 +15
2 Umi Hanik, S.Pd.SD Kelas V 65 80 +15
3 Dyah Ayu Anggraeni, S.Pd.SD Kelas IV 60 75 +15
4 Suyanti Rahmawati, S.Pd.SD Kelas III 60 70 +10
5 Dewi Rita Husniah, S.Pd. Kelas II 60 70 +10
6 Muji Rahayu, S.Pd. Kelas I 60 70 +10
7 Findoko Roemy Utomo, S.Pd. PJOK Kelas I - VI 50 65 +15
8 Sulton Arif Hebatulloh, S.Pd.I PAI Kelas I - VI 50 65 +15
Rata-rata skor 58,75 71,88 +13,3
Berdasarkan data di atas bahwa rata-rata kompetensi guru dalam menyusun RPP
pada pertemuan 1 (kesatu) masih 58,75 %. Adapun kekurangan atau kelemahan yang
nampak pada saat review dan penting untuk diperbaiki antara lain:
1) Rumusan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
a) Belum ada IPK Ketrampilan (KI4), hal ini menunjukkan bahwa guru masih belum
bisa membedakan indikator KI3 dan KI4.
b) IPK pengetahuan masih pada faktual, dan belum menggambarkan dimensi proses
kognitif dan dimensi pengetahuan meliputi faktual, konseptual, prosedural,
dan/atau metakognitif
2) Metode Pembelajaran:
a) Metode pembelajaran belum menggunakan pendekatan ilmiah dan/atau pendekatan
lain yang relevan dengan karakteristik mata pelajaran;
b) Metode pembelajaran belum menerapkan pembelajaran aktif yang bermuara pada
pengembangan HOTS;
c) Metode pembelajaran belum menggambarkan sintaks/tahapan yang jelas (apabila
menggunakan model pembelajarn tertentu);
15
3) Langkah-langkah Pembelajaran pada kegiatan inti:
a) Masih menggunakan model pembelajaran konvensional, belum menunjuukkan
bentuk kegiatan pembelajarannya berupa pembelajaran aktif (active learning)
dengan menggunakan berbagai model dan/atau metode pembelajaran dengan
pendekatan ilmiah maupun pendekatan lain yang relevan;
b) Belum menggambarkan proses pembelajaran yang menyenangkan, menantang dan
memotivasi peserta didik;
c) Belum mengintegrasikan keterampilan hidup abad ke-21 (PPK, literasi,
kompetensi/4C)
4) Penilaian Hasil Belajar
a) Belum memuat instrumen dan pedoman penskoran;
b) Belum memuat soal HOTS.
Gambar 4. Guru sedang melaksanakan pembelajaran Gambar 5. Supervisor sedang observasi pembelajaran
16
2 Umi Hanik, S.Pd.SD Kelas V 65 80 +15
3 Dyah Ayu Anggraeni, S.Pd.SD Kelas IV 65 75 +10
4 Suyanti Rahmawati, S.Pd.SD Kelas III 60 75 +15
5 Dewi Rita Husniah, S.Pd. Kelas II 60 75 +15
6 Muji Rahayu, S.Pd. Kelas I 60 75 +15
7 Findoko Roemy Utomo, S.Pd. PJOK Kelas I - VI 55 70 +15
8 Sulton Arif Hebatulloh, S.Pd.I PAI Kelas I - VI 55 70 +15
Rata-rata skor 61,25 75 +13,75
d. Refleksi
Kegiatan refleksi dilaksanakan dengan teknik individual dan kelompok. Teknik
individual dilaksanakan beberapa hari setelah guru selesai melaksanakan pembelajaran.
Teknik ini dilaksanakan melalaui pertemuan individual supervisor dan guru.
Sedang teknik kelompok dilaksanakan setelah semua guru melaksanakan
pembelajaran. Kegiatan ini dilaksanakan melalui diskusi kelompok. Pihak yang terlibat
dalam diskusi ini adalah semua guru dan supervisor.
Adapun hal-hal yang terungkap dalam kegiatan refleksi ini, antara lain: semua guru
menyadari dan mengungkapkan kelebihan dan kelemahan dalam kegiatan belajar mengajar.
Supervisor menyampaikan temuan selama observasi untuk masing-masing guru, yang
sekaligus memberikan saran perbaikannya.
Adapun hal-hal yang terungkap dan merupakan kelemahan guru dalam pembelajaran
dalam refleksi ini antara lain:
1) Beberapa guru masih kesulitan melaksanakn pembelajaran yang bersifat interaktif dan
mendorong munculnya interaksi multi-arah, yaitu antarpeserta didik, peserta didik
dengan guru, dan peserta didik dengan sumber belajar, serta peserta didik dengan
lingkungan belajar sehingga memiliki kemampuan komunikatif dan kerjasama yang
baik;
2) Beberapa guru masih kesulitan melaksanakan pembelajaran yang bersifat inspiratif dan
multifaset (variasi proses berpikir C1-C6) untuk memunculkan kebiasaan positif peserta
didik yaitu terbangunnya karakter dan berkembangnya Higher Order Thinking Skills
(HOTs) atau Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi (KeBiTT) peserta didik;
3) Ada beberapa guru (3 orang / 37,5%) masih menerapkan teknik bertanya yang
memunculkan jawaban serempak (chours answer) dari peserta didik;
17
4) Ada beberapa guru (3 orang / 37,5%) belum memberikan pertanyaan kepada peserta
didik dengan pertanyaan pelacak (probing question) untuk mendorong kemampuan
bernalar (berpikir kritis, logis, dan sistematis).
Untuk mempertajam solusi yang diambil dapat dilakukan secara bergantian
menjadi guru model untuk memperoleh perbaikan yang efektif, maka secara bergantian
supervisor dapat menjadi guru model dan guru menjadi observer.
18
h. Adanya rancangan penilaian otentik;
i. Rancangan penilaian memuat pedoman penskoran.
19
BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berpijak pada temuan dan pembahasan Bab IV maka dapat disimpulkan bahwa
penerapan supervisi pembelajaran dan meningkatkan kompetensi guru dalam pembelajaran
yang berorientasi pada Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi atau Higher Order Thinking Skill
(HOTS di SDN 4 Ketapang. Peningkatan kompetensi pembelajaran guru dibagi menjadi 2
(dua), yaitu:
1. Meningkatnya kompetensi guru dalam penyusunan RPP yang berorientasi pada
Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi atau Higher Order Thinking Skill (HOTS);
2. Meningkatnya kompetensi guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran yang
berorientasi pada Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi atau Higher Order Thinking Skill
(HOTS).
B. Rekomendasi
1. Bagi kepala sekolah yang ingin membuktikan kelebihan supervisi pembelajaran HOTS
diharapkan dapat memilih model, pendekatan dan teknik supervisi yang sesuai dengan
karakteristik kompetensi guru di sekolahnya;
2. Bagi kepala sekolah yang ingin melakukan penelitian yang sama atau ingin melanjutkan
penelitian ini, diharapkan untuk memilih objek penelitian yang lainnya, misalnya
pembelajaran berbasis literasi.
3. Bagi kepala sekolah menemukan masalah supervisi yang sama, dapat mengadopsi hasil
penelitian ini dengan menggunakan variasi metode supervisi.
20
DAFTAR PUSTAKA
21
Rastodio, (2009), Kompetensi Guru, Jakarta: Bumi Aksara
Spencer, Lyle & Signe M. Spencer, 1993, Competence at Work, Models For Superior,
Performance, Canada : John Wiley & Sons, Inc.
Sugiyono, 2006, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: PT Remaja rosda Karya.
Sugiyono, (2011), Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung : Alfabeta.
Sukmadinata, Nana Syaodih, 2007, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya.
Sukmadinata, Nana Syaodih, 2013, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya.
Lampiran 1
Nama : ......................................................................
Mata Pelajaran : ......................................................................
Kelas/Semester : ......................................................................
Hasil Telaah
Lengk Catat
No Komponen/Aspek Tidak Kurang
ap/ an
Sesuai Sesuai
Sesuai
A Identitas RPP
1 Terdapat : nama satuan pendidikan, kelas/semester, mata pelajaran, materi pokok, dan alokasi waktu
B Komponen Utama RPP
Minimal memuat 8 komponen utama dan lampiran pendukung RPP, yaitu: (a) KI, (b) KD dan IPK, (c) Tujuan Pembelajaran,
2 (d) Materi pembelajaran, (f) Media pembelajaran dan sumber belajar, (g) Langkah-langkah pembelajaran, (h) Penilaian hasil
pembelajaran, (i) Lampiran pendukung RPP (materi pembelajaran, instrumen penilaian, dan lain-lain
C Kelengkapan Komponen RPP
C1 Rumusan KI, KD, dan IPK
3 Mencakup KI-1, KI-2, KI-3, dan KI-4 sesuai dengan Permendikbud Nomor 24 Tahun 2016
Kompetensi dasar (KD) mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan (khusus PPKn dan PABP) sedangkan mata pelajaran
4
lain mencakup pengetahuan dan keterampilan
Menjabarkan IPK berdasarkan KD dan KI-3, KD dari KI-4, KD dari KI-1 dan KD dari KI-2 (khusus PPKn dan PABP)
5
sedangkan mata pelajaran lain KD dari KI-3 dan KD dari KI-4
IPK disusun menggunakan kata kerja operasional yang dapat diukur/dilakukan penilaian sesuai dengan karakteristik mata
6
pelajaran.
IPK dan KD pengetahuan menggambarkan dimensi proses kognitif dan dimensi pengetahuan meliputi faktual, konseptual,
7
prosedural, dan/atau metakognitif
8 IPK dan KD keterampilan memuat keterampilan abstrak dan/atau keterampilan konkret
C2 Rumusan Tujuan Pembelajaran
9 Mencerminkan pencapaian kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan
10 Memberikan gambaran proses pembelajaran
11 Memberikan gambaran pencapaian hasil pembelajaran
12 Dituangkan dalam bentuk deskripsi, memuat kompetensi yang hendak dicapai oleh peserta didik
C3 Materi Pembelajaran
13 Ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan cakupan materi yang termuat pada IPK atau KD pengetahuan
14 Memuat materi yang bersifat faktual, konseptual, prosedural, dan/atau metakognitif
15 Cakupan materi sesuai dengan alokasi waktu yang ditetapkan
Mengakomodasi muatan lokal, dapat berupa keunggulan lokal, kearifan lokal, kekinian dan lain-lain yang sesuai dengan
16
cakupan materi pada KD pengetahuan
C4 Metode Pembelajaran
17 Menggunakan pendekatan ilmiah dan/atau pendekatan lain yang relevan dengan karakteristik mata pelajaran.
18 Menerapkan pembelajaran aktif yang bermuara pada pengembangan HOTS
19 Menggambarkan sintaks/tahapan yang jelas (apabila menggunakan model pembelajarn tertentu)
C5 Media Pembelajaran dan Sumber Belajar
22 Mendukung pencapaian kompetensi dan pembelajaran aktif dengan pendekatan ilmiah
23 Sesuai dengan karakteristik peserta didik
C6 Langkah kegiatan pembelajaran
26 Memuat kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup
27 Kegiatan pendahuluan memuat: pengkondisian peserta didik, kegiatan religius, apresiasi, penyampaian tujuan pembelajaran,
22
Hasil Telaah
Lengk Catat
No Komponen/Aspek Tidak Kurang
ap/ an
Sesuai Sesuai
Sesuai
urutan kegiatan, dan penilaian yang akan dilakukan
28 Kegiatan Inti
a. Bentuk kegiatan pembelajarannya berupa pembelajaran aktif (active learning) dengan menggunakan berbagai model
dan/atau metode pembelajaran dengan pendekatan ilmiah maupun pendekatan lain yang relevan
b. Sesuai dengan model dan/atau metode pembelajaran yang digunakan
c. Menggambarkan proses pembelajaran yang menimbulkan interaksi multi-arah, antar peserta didik dengan guru, dan
d. Menggambarkan proses pembelajaran yang menyenangkan, menantang dan memotivasi peserta didik
e. Mengintegrasikan keterampilan hidup abad ke-21 (PPK, literasi, kompetensi/4C)
29 Kegiatan penutup meliputi:
a. Refleksi dan evaluasi terhadap seluruh rangkaian aktivitas pembelajaran dan hasil-hasil yang diperoleh untuk selanjutnya
secara bersama menemukan menfaat langsung maupun tidak langsung dari hasil pembelajaran yang telah berlangsung
b. Memberikan umpan balik terhadap proses dari hasil pembelajaran
c. Menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya
C7 Penilaian Hasil Belajar
33 Sesuai dengan kompetensi (IPK dan atau KD)
34 Sesuai dengan kegiatan yang dilakukan dalam pembelajaran
35 Sesuai dengan materi pembelajaran
36 Memuat soal HOTS
Jumlah
Lampiran 2
INSTRUMEN PENGAMATAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Sekolah : ..........................................................
Nama Guru : ..........................................................
Kelas / Semester : ..........................................................
Mata Pelajaran : ..........................................................
Hari/tanggal : ..........................................................
Hasil
No Aspek Pengamatan Catatan
Ya Tidak
A Kegiatan Pendahuluan
3 Memberikan apresiasi dengan cara menghubungkan materi pembelajaran dengan pengalaman peserta didik
4 Menyampaikan tujuan pembelajaran dan kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik
B Kegiatan Inti
8 Menyajikan pembahasan materi pembelajaran dengan tepat dan lengkap sesuai dengan konsep yang benar
B2 Implementasi Pembelajaran
15 Pembelajaran yang dilaksanakan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif dan bermakna (meaningful)
16 Pembelajaran yang dilaksanakan memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
18 Pembelajaran yang dilaksanakan menumbuhkan kemandirian berpikir dan bertindak sesuai dengan bakat, minat,
dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
19 Pembelajaran yang dilaksanakan menumbuhkan dan memperkuat budaya literasi
23
Hasil
No Aspek Pengamatan Catatan
Ya Tidak
B3 Pemanfaatan Media dan Sumber Belajar
23 Mengakomodasi perkembangan teknologi pembelajaran sesuai dengan konsep dan prinsip Techno-Pedagogical
Content Knowledge (TPACK)
24 Menunjukkan keterampilan dalam menggunakan media pembelajaran
28 Media dan sumber belajar yang digunakan mampu menghasilkan pesan yang menarik dan mengesangkan
29 Guru menumbuhkan partisipasi aktif peserta didik melalui interaksi antarpeserta didik, peserta didik dengan
guru, peserta didik dengan media dan sumber belajar
30 Guru memberikan respon positif terhadap partisipasi peserta didik
C Kegiatan Penutup
40 Melakukan refleksi pembelajaran (kebermaknaan pembelajaran untuk perkembangan pribadi peserta didik)
Jumlah
Skor
24