Anda di halaman 1dari 15

PERANCANGAN INTERIOR KANTOR ANGKASA PURA SOLUSI

DI TERMINAL 3 BANDARA SOEKARNO HATTA

PERANCANGAN

Intan Ali

NIM 1411963023

PROGRAM STUDI S-1 DESAIN INTERIOR

JURUSAN DESAIN FAKULTAS SENI RUPA

INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA

2018

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta


PERANCANGAN INTERIOR KANTOR ANGKASA PURA SOLUSI
DI TERMINAL 3 BANDARA SOEKARNO HATTA

Intan Ali1

Abstrak
Angkasa Pura Solusi merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa
penunjang bandara udara. Seiring perkembangan bisnisnya Angkasa Pura Solusi
membutuhkan kantor baru untuk mengoptimalkan kinerjanya serta memudahkan
staff dalam berkoordinasi karena kantor sebelumnya terpisah di dua lokasi. Tujuan
perancangan ini adalah merancang interior kantor yang dapat memudahkan
koordinasi kerja pada setiap divisi dan merancang interior kantor yang representatif
dengan citra perusahaan Angkasa Pura Solusi sebagai perusahaan penyedia layanan
dalam bisnis kebandaraudaraan. Oleh karena itu, kantor baru Angkasa Pura Solusi
dirancang dengan ide desain Connecting Sky of Indonesia. Konsep connecting yang
diaplikasikan dengan layout ruangan yang saling terhubung. Sky ditransformasikan
dengan open office yang diaplikasikan pada area kerja yang dapat memudahkan staff
berkoordinasi sehingga dapat bekerja optimal, dan Indonesia diartikan sebagai
kantor Angkasa Pura Solusi yang merupakan BUMN (Badan Usaha Milik Negara).
Warna biru dan orange yaitu turunan dari warna langit Indonesia saat siang dan sore
akan digunakan sebagai corporate visual identity pada interior kantor Angkasa Pura
Solusi sesuai warna logo yang digunakan Angkasa Pura Solusi. Perancangan ini
menerapkan metode desain pola pikir proses desain inovasi atau langkah-langkah
desain yang dikemukakan oleh Vijay Kumar.

Kata Kunci : interior, connecting, open office

1
Korespondensi penulis dialamatkan ke
Program Studi Desain Interior, Fakultas Seni Rupa, Institut Seni Indonesia Yogyakarta,
Email : aliintanali@gmail.com

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta


PERANCANGAN INTERIOR KANTOR ANGKASA PURA SOLUSI
DI TERMINAL 3 BANDARA SOEKARNO HATTA

Intan Ali

Abstract

Angkasa Pura Solusi is a company engaged in airport supporting services.


As business growth, Angkasa Pura Solusi requires a new office to optimize their work
qualities and facilliates staff in coordinating because their previous office part in two
places. This design is to make a design for office interior to facilitate coordination
in every division and to build a representative office interior with Angkasa Pura
Solusi image as airport supporting services business. Therefore, Angkasa Pura
Solusi office is designed with Connecting Sky of Indonesia. Application of connecting
concept with interconnecting room. Sky is trasnformed with open office applied in
work area that facilitate staff coordination so they can work optimally and Indonesia
is interpreted as Angkasa Pura Solusi office which is Stated-owned enterprises of
Indonesia or known as BUMN (Badan Usaha Milik Negara). Blue and orange is
Indonesia’s sky colour during the day and evening that will be used as corporate
visual identity in the interior of Angkasa Pura Solusi office like in their logo colour.
This design applies Innovation Design Process method or design steps porposed by
Vijay Kumar.

Keywords : interior, connecting, open office

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta


I. Pendahuluan
PT Angkasa Pura II (Persero) merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara
yang bergerak dalam bidang usaha pelayanan jasa kebandaraan dan pelayanan jasa
terkait industri udara di wilayah Indonesia Barat. PT Angaksa Pura II memiliki empat
anak perusahaan, yaitu PT Angkasa Pura Solusi, PT Gapura Angkasa, PT Railink,
PT Purantara Mitra Angkasa Dua. Salah satu anak perusahaan yang dimiliki oleh PT
Angkasa Pura II adalah PT Angkasa Pura Solusi yang bergerak dibidang usaha jasa
penunjang bandara dengan 100% saham dimiliki oleh PT Angkasa Pura II. Sejak
tahun 2012, usaha yang dijalankan pun mengalami peningkatan dimulai dari airport
consltancy, IT, dan industri, kini diperluas seperti ICT, lounge, advertising, cargo
handling services, car-park, property management, training & support, aviation
security dan sebagainya. Penambahan bisnis tersebut mempengaruhi didalam
organisasi perusahaan dan peningkatan sumber daya manusia.
PT Angkasa Pura Solusi membutuhkan sarana untuk mencapai tujuan dan
meningkatkan pelayanan terhadap pengguna pesawat. Sarana tersebut salah satunya
adalah kantor, tempat dimana para pelaku organisasi dalam hal ini para staff dan
manajerial untuk bekerja sama. Untuk mengakomodasi perubahan-perubahan yang
cepat dengan tetap mengoptimalkan pelayanan kepada pengguna bandara udara.
Namun, kondisi kantor PT Angkasa Pura Solusi saat ini kurang memadai dari sisi
kebutuhan ruangan yang diperlukan untuk pengelolaan bisnis PT Angkasa Pura
Solusi yang semakin berkembang. Selain itu, lokasi kantor pusat PT Angkasa Pura
Solusi yang saat ini terpisah di dua lokasi yaitu di terminal kedatangan 2F dan di
terminal 1A bandara Soekarno-Hatta menjadi kurang efisien dari sisi waktu ketika
diperlukan koordinasi secara fisik.
Atas kondisi tersebut maka PT Angkasa Pura Solusi mengajukan permohonan
kepada PT Angkasa Pura II (Persero) selaku induk perusahaan untuk dapat diberikan
lokasi gedung kantor lainnya di area bandara Soekarno-Hatta, dan atas permohonan
tersebut PT Angkasa Pura Solusi diberikan lokasi di gedung 631 terminal 3 bandara
Soekarno-Hatta, yang saat ini berfungsi sebagai gedung perbengkelan. Gedung 631
merupakan gedung perbengkelan maka diperlukan renovasi dan penyesuaian-
penyesuaian lainnya sehingga gedung tersebut dapat digunakan secara layak dan

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta


optimal sebagai gedung kantor, serta memenuhi kebutuhan ruangan yang diperlukan
oleh PT Angkasa Pura Solusi. Selain itu kantor yang sudah ada belum
merepresentasikan Corporate Image perusahaan penyedia jasa kebandarudaraan
pada interior kantor PT Angkasa Pura Solusi.

II. Metode Perancangan


1. Proses Desain
Pada perancangan kantor Angkasa Pura Solusi di terminal 3 bandara Soekarno
Hatta menerapkan pola metode proses desain inovasi atau langkah-langkah desain
yang dikemukakan oleh Vijay Kumar. Hal ini mengacu pada 101 Metode Desain oleh
Vijay Kumar, 2013. Menurut Vijay Kumar, terdapat tujuh metode aktivitas yang
berbeda untuk desain inovasi: Memahami Tujuan, Mengetahui Konteks, Mengenal
Masyarakat, Menyusun Gagasan, Mengeksplorasi Konsep, Menyusun Solusi, dan
Merealisasikan Penawaran.

Gambar 1. Model Proses Desain Inovasi

2. Metode Desain
a. Pengumpulan Data dan Penelusuran Masalah
Metode pengumpulan data yang akan diterapkan pada perancangan kantor
Angkasa Pura Solusi dibagi dalam beberapa cara menurut metode yang dikemukakan
oleh Vijay Kumar, yaitu proses memahami tujuan (1) Fakta-Fakta Kunci, adalah
potongan informasi singkat yang didapat dari pihak Angkasa Pura Solusi.

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta


Mengetahui konteks yaitu, (2) Wawancara Pakar Subjek, adalah wawancara kepada
staff sebagai pengguna ruang, dan dosen yang memahami mengenai perancangan
ruang kantor di bandara.
Metode penelusuran masalah juga dibagi ke dalam beberapa cara yang
menggunakan metode Vijay Kumar, yaitu proses mengenal masyarakat (1)
kunjungan lapangan, adalah melakukan survey pada gedung 631 yang akan
digunakan sebagai kantor Angkasa Pura Solusi yang baru untuk mengenal secara
langsung objek yang akan dirancang dan juga melakukan survey pada kantor
Angkasa Pura Solusi lama yang berada di Terminal 2F Bandara Soekarno Hatta.
Proses menyusun gagasan (2) jaringan aktifitas, yaitu mengumpulkan daftar aktifitas
yang terjadi pada kantor Angkasa Pura Solusi yang lama sehingga dapat menentukan
daftar kebutuhan pengguna ruang kantor Angkasa Pura Solusi yang baru.
b. Metode Pencarian Ide
Metode pencarian ide yang digunakan yaitu proses mengekplorasi konsep
dengan Metode Sesi Pembentukan Ide, yang berarti menetapkan ide-ide yang akan
digunakan sebagai solusi perancangan kantor Angkasa Pura Solusi. Metode
pengembangan desain yang akan digunakan adalah proses menyusun solusi dengan
storyboard solusi, yaitu rangkaian sketsa baik dalam gambar atau kata-kata yang
berurutan dan berhubungan, sehingga dapat menjelaskan semua bagian dari sistem
konsep yang dibuat.

c. Metode Evaluasi Pemilihan Desain


Metode evaluasi pemilihan desain yang digunakan adalah proses mewujudkan
penawaran dengan rencana platform yaitu, seperti pemilihan alternatif desain,
alternatif layout, alternatif elemen pembentuk ruang dan alternatif furniture, sehingga
mendapatkan desain terbaik yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan Angkasa
Pura Solusi dan pengguna ruang.

III. Pembahasan dan Hasil Rancangan


Ide perancangan kantor Angkasa Pura Solusi menggunakan proses menyusun
solusi dengan storyboard solusi yaitu connecting sky of Indonesia dengan rangkaian

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta


kata yang berurutan dan berhubungan. Connecting yang berarti terhubung,
diaplikasikan pada interior dengan layout yang saling terhubung. Sky yang berarti
langit yang terbuka, diaplikasikan pada interior dengan konsep open office untuk area
kerja staff, manager, dan vice president menjadi satu area yang saling terhubung pada
perancangan interior kantor Angkasa Pura Solusi yang baru untuk menjawab
permasalahan sistem koordinasi dalam kegiatan bekerja melalui desain yang
diterapkan sehingga dapat menjadi ruangan yang kolaboratif. Koordinasi kerja yang
bagus akan membuat kinerja menjadi efektif dan efisien sehingga dapat memberi
layanan terbaik sesuai dengan visi Angkasa Pura Solusi yaitu menjadi perusahaan
dengan layanan terbaik dalam penyediaan jasa terkait kebandarudaraan. Indonesia
yang berarti Angkasa Pura Solusi merupakan perusahaan BUMN (Badan Usaha
Milik Negara). Merancang interior kantor Angkasa Pura Solusi dengan menerapkan
corporate visual identity untuk menghadirkan desain interior kantor yang sesuai
dengan citra perusahaaan Angkasa Pura Solusi. Penggunaan warna biru dan orange
sebagai turunan dari warna langit Indonesia saat siang dan sore akan digunakan
sebagai corporate visual identity pada interior kantor Angkasa Pura Solusi sesuai
warna logo yang digunakan Angkasa Pura Solusi.
Elemen estetis yang digunakan didapatkan dari konfigurasi bentuk pesawat yang
melengkung dibagian sayap belakang . Sayap belakang pada pesawat memiliki
fungsi sebagai stabilisator pesawat saat mengudara. Bentuk yang unik diterapkan
pada elemen pembentuk ruang dan elemen dekoratif. Kantor Angkasa Pura Solusi
selalu berada di dalam lingkup bandara, oleh karena itu memiliki keistimewaannya
sendiri, dengan tema more than office dirasa mampu mewadahi para staff yang
bekerja di dalam kantor yang berada di Bandara. Sering bekerja lebih dari 8 jam
dirasa membutuhkan more than office atau bukan kantor pada umumnya untuk
bekerja. Ruang kerja dengan furniture yang ergonomis dan memiliki nilai estetik
harus digunakan dalam perancangan. Breakroom yang didesain khusus seperti kafe
sehingga membuat jam istirahat bersama staff lain serasa sedang kongkow bersama
teman-teman dapat merefresh diri dan siap untuk bekerja optimal kembali.
Sistem pencahayaan yang digunakan ada dua jenis yaitu pencahayaan alami dan
pencahayaan buatan. Pencahayaan alami dari jendela gedung tidak cukup terang

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta


untuk ruang kerja sehingga harus ditambah menggunakan pencahayaan buatan untuk
mencapai ruangan yang nyaman untuk bekerja. Pencahayaan buatan dibedakan
menjadi tiga jenis yaitu general lighting dan accent lighting. General lighting akan
menjadi pencahayaan utama pada suatu ruang yang dipasang dengan rangkaian titik
yang simetris dan menyeluruh sehingga ruangan mendapat pencahayaan yang
merata. Pada general lighting akan menggunakan jenis lampu TL dengan warna
warm white, inbow downlight, dan outbox downlight. Pada accent lighting akan
menggunakan jenis lampu LED stripe untuk point interest objek tertentu.

Pemilihan warna pada perancangan interior kantor ini mengunakan warna


corporate perusahaan Angkasa Pura Solusi untuk memperkuat citra perusahaan pada
interior kantornya serta menggunakan warna-warna netral sebagai pengunci warna
agar perpaduan warna tersebut menjadi hamonis.

Gambar 2. Skema Warna

Material yang akan diterapkan pada interior kantor Angkasa Pura Solusi ini
adalah vynil dengan motif kayu, vynil dengan motif concrete, carpet tile,
homogenous tile, kaca, besi hollow, mdf board, dan gypsum. Elemen dekoratif yang
diaplikasikan pada interior kantor Angkasa Pura Solusi ini adalah penerapan dari
bentuk pesawat. Elemen dekoratif akan di aplikasikan pada dinding dan furniture.

Gambar 3. Ide Bentuk Elemen Dekoratif

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta


Lobi akan menjadi ruangan pertama yang akan dilihat oleh para tamu atau klien.
Sering kali lobi mejadi identitas awal dari sebuah “wajah” perusahaan, sehingga lobi
dirancang untuk dapat mewakili citra perusahaan dalam bentuk interior. Pada
perancangan interior Angkasa Pura Solusi bagian lobi dirancang menggunakan
warna biru dan orange sebagai warna identitas dari perusahaan tersebut. Warna biru
dan orange diaplikasikan pada elemen pembentuk ruang dan elemen pengisi ruang.
Biasanya lobi kantor pemerintahan akan memiliki kesan yang formal dan kaku,
namun pada perancangan kantor Angkasa Pura Solusi ini lobi dirancang lebih
modern namun masih terlihat kesan formal sebagai karakter kantor pemerintahan.

Gambar 4. Hasil Render Ruang Lobi

Ruang kerja merupakan ruang utama pada perkantoran. Pada perancangan


interior kantor Angkasa Pura Solusi untuk ruang kerja staf, manager, dan vice
president menjadi satu area besar atau biasa disebut open office. Kelebihan
menggunakan jenis ruang kerja open office yaitu memudahkan pengguna ruang
untuk berkomunikasi dan berkoordinasi sehingga dapat bekerja lebih efektif dan juga
dapat menyelesaikan permasalahan sebelumnya pada kantor Angkasa Pura Solusi

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta


yang lama sulit untuk melakukan koordinasi karena ruang kerja yang berbentuk
kubikel-kubikel. Ruang kerja ini menggunakan plafon ekspose dengan
memperlihatkan instalasi ME dan struktur kerangka bangunan agar menjadikan
ruang lebih dinamis. Plafon diberi finishing warna putih agar lebih bersih dan tidak
berkesan penuh dengan instalasi ME. Lantai penggunakan vynil bermotif concrete
untuk kesan modern dan dinamis. Pengisi ruang menggunakan produk pabrikan
karya Herman Miller yang memiliki nilai ergonomi dan estetis yang bagus dan cocok
untuk perkantoran.

Gambar 5. Hasil Render Ruang Kerja Staf, Manager, dan Vice President

Ruang kerja direktur berbeda dengan ruang kerja staff, manager, dan vice
president, ruangan tidak menjadi satu area. Direktur menjadi pimpinan tertinggi pada
suatu perusahaan sehingga membutuhkan ruangan yang ekslusif dan ruangan yang
memiliki privasi lebih. Menggunakan panel peredam suara pada dinding dan karpet
pada lantai akan membuat ruangan membuat ruangan menjadi kedap suara sehingga
ruangan menjadi lebih privasi. Pencahayaan menggunakan lampu warna warm white
akan membuat suasana ruang menjadi lebih elegan.

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta


Gambar 6. Hasil Render Ruang Direktur

Pada perkantoran masa kini, banyak perkantoran yang menyediakan fasilitas-


fasilitas ruang yang dapat menunjang pekerjanya bekerja lebih nyaman, misalnya
breakroom. Seluruh pekerja kantor Angkasa Pura Solusi dapat beristirahat bersama-
sama saat jam istirahat dengan suasana seperti sedang dikafe bersama teman-teman.
Lantai menggunakan vynil seperti parquet bermotif kayu agar kesan hangat beda
dengan ruang kerja. Kaca-kaca besar dengan pemandangan taman terminal 3 bandara
Soekarno Hatta dibawah menjadi view yang bagus saat beristirahat di kantor.

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta


Gambar 7. Hasil Render Breakroom

Terakhir adalah ruang rapat yang dapat digunakan untuk rapat internal maupun
rapat bersama klien Angkasa Pura Solusi. Ada dua jenis ruang rapat yang digunakan
yaitu ruang rapat untuk 11 pax dan ruang rapat 5 pax. Ruang rapat 11 pax biasanya
digunakan untuk rapat besar bersama klien dan mitra Angkasa Pura Solusi.
Sedangkan ruang rapat 5 pax biasanya gunakan untuk rapat kecil dengan beberapa
orang saja. Ruang rapat ini merupakan ruang tambahan atau ruang yang diadakan
pada perancangan interior kantor baru Angkasa Pura Solusi karena kantor
sebelumnya tidak memiliki ruang rapat, sehingga saat akan rapat besar bersama klien
dan mitra harus menggunakan ruang lounge bandara. Ruang rapat membutuhkan
ruang yang kedap suara, sehingga menggunakan panel peredam suara pada dinding
dan menggunakan karpet.

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta


Gambar 8. Hasil Render Ruang Rapat

Gambar 9. Sketsa Ruang Kerja Staff, Manager, Vice President

IV. Kesimpulan
Perancangan interior kantor Angkasa Pura Solusi di terminal 3 bandara Soekarno
Hatta bertujuan untuk merancang kantor yang dapat memudahkan para pengguna
ruang khususnya staff, manager, dan vice president untuk berkoordinasi sehingga

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta


dapat bekerja lebih efektif, serta merancang interior kantor yang memiliki citra
perusahaan melalui corporate desainnya. Kantor baru Angkasa Pura Solusi
dirancang dengan ide desain Connecting Sky of Indonesia. Eksplorasi konsep
menggunakan kata-kata yang berhubungan dengan mengartikan connecting yang
diaplikasikan dengan layout ruangan yang saling terhubung, sky yang memiliki arti
langit terbuka ditransformasikan dengan open office yang diaplikasikan pada area
kerja yang dapat memudahkan staf berkoordinasi sehingga dapat bekerja optimal,
dan Indonesia diartikan sebagai kantor Angkasa Pura Solusi yang merupakan
BUMN. Merancang interior kantor Angkasa Pura Solusi dengan menerapkan
corporate visual identity untuk menghadirkan desain interior kantor yang sesuai
dengan citra perusahaaan Angkasa Pura Solusi. Penggunaan warna biru dan orange
sebagai turunan dari warna langit Indonesia saat siang dan sore akan digunakan
sebagai corporate visual identity pada interior kantor Angkasa Pura Solusi sesuai
warna logo yang digunakan Angkasa Pura Solusi.
Teknologi yang digunakan pada perancangan interior kantor Angkasa Pura
Solusi ini yaitu berupa key card yang sekaligus digunakan sebagai identity card para
pengguna ruang. Key card digunakan sebagai modern security pada perkantoran
modern saat ini. Signage digunakan untuk memberi identitas area atau kepemilikan
pengguna ruang untuk memudahkan pengguna ruang.

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta


V. Daftar Pustaka

Dwi Retno.2010.Office Interior Design.Yogyakarta: staff.uny.ac.id. 25 April


2018

Kumar, Vijay. 2016. 101 Metode Desain. Diterjemahkan oleh : Irene Christin.
Jakarta: Penerbit PT Alex Media Komputindo Kelompok Gramedia.

Mills,Geoffrey.1991.Manajemen Perkantoran Modern.(diterjemahkan oleh:


Budiyanto).Jakarta: Binarupa Aksara

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai