Anda di halaman 1dari 5

VI.

   Pembahasan
Telah kita ketahui bahwa senyawa lipida merupakan salah satu senyawa organik yang
berfungsi  sebagai sumber energi bagi tubuh untuk melakukan aktivitas, dan senyawa ini bersifat
nonpolar yaitu senyawa yang tidak larut dalam air. Golongan dari senyawa lipida yaitu lemak
dan minyak, namun dalam percobaan ini yang ingin diketahui adalah kandungan asam lemak
bebas yang terdapat dalam minyak.
Dalam praktikum ini kita membahas mengenai lipid. yang harus dilakukan pertama yaitu
menimbang sampel yang bertujuan agar minyak yang digunakan sesuai dengan berat sampel
yang dibutuhkan dalam percobaan. Selanjutnya penambahan dengan alkohol tujuannya yaitu
untuk melarutkan minyak karena alkohol dapat melarutkan minyak, dan penambahan  indikator
PP yaitu untuk menunjukan  titik akhir titrasi, kemudian dilakukan titrasi dengan NaOH 0,1 N
bertujuan untuk menetralkan asam lemak bebas hasil hidrolisis.
Fungsi penambahan alkohol netral pada sampel dalam praktikum analisa asam lemak bebas
adalah untuk melarutkan minyak pada sampel agar dapat bereaksi dengan basa. minyak
merupakan senyawa organik sehingga dibutuhkan pelarut orgahik untuk melarutkannya. Hal ini
sesuai dengan pernyataan
Himika (20110 yang menyatakan bahwa alkohol merupakan pelarut organik.
Fungsi penambahan indikator pp pada sampel dalam praktikum analisa asam lemak
bebas adalah pembuktian bahwa sampel tersebut bersifat asam atau basa. setelah ditambah
indikator pp dan dititrasi dengan NaOH sampel berubah warna menjadi merah muda. Ini
menunjukkan bahwa sampel bersifat basa. Hal ini sesuai dengan Aqulfer (2012) yang
menyatakan bahwa fungsi penambahan indikator fenoftalein untuk mengetahui terjadinya suatu
titik ekivalen dalam proses penitrasian dengan terjadinya perubahan warna pada larutan.

Fungsi penambahan 0.1 M NaOH pada sampel dalam praktikum analisa asam lemak bebas
adalah untuk mengukur kadar asam lemak bebas yang terkandung dalam bahan. Jumlah volume
yang digunakan untuk menitrasi sampel digunakan dalam proses penentuan asam lemak bebas.
Hal ini sesuai dengan Hadi (2012) yang menyatakan bahwa penggunaan NaOH digunaka untuk
mengukur beberapa asm lemak yang terdapat pada minyak.
Alkohol
              Alkohol adalah kelompok senyawa yang mengandung satu atau lebih
gugus fungsi hidroksil (-OH) pada suatu senyawa alkana. Alkohol dapat dikenali
dengan rumus umumnya R-OH. Alkohol merupakan salah satu zat yang penting
dalam kimia organik karena dapat diubah dari dan ke banyak tipe senyawa lainnya.
Reaksi dengan alkohol akan menghasilkan 2 macam senyawa. Reaksi bisa
menghasilkan senyawa yang mengandung ikatan R-O atau dapat juga
menghasilkan senyawa mengandung ikatan O-H. Salah satu senyawa alkohol,
etanol (etil alkohol, atau alkohol sehari-hari), adalah salah satu senyawa yang dapat
ditemukan pada minuman beralkohol. Rumus kimianya CH3CH2OH ( Anonim,
2011a).
            Alkohol umumnya berwujud cair dan memiliki sifat mudah menguap
(volatil) tergantung pada panjang rantai karbon utamanya (semakin pendek rantai
C, semakin volatil). Kelarutan alkohol dalam air semakin rendah seiring bertambah
panjangnya rantai hidrokarbon. Hal ini disebabkan karena alcohol memiliki gugus
OH yang bersifat polar dan gugus alkil (R) yang bersifat nonpolar, sehingga makin
panjang gugus alkil makin berkurang kepolarannya (Anonim, 2010a).

Indikator PP (Phenolphtalein)
             Indikator PP (phenolphtealin) adalah Indikator asam-basa yang digunakan
dalam titrasi asidimetri dan alkalimetri. Indikator ini bekerja karena perubahan pH
larutan. Indikator ini merupakan senyawa organik yang bersifat asam atau basa,
yang dalam daerah pH tertentu akan berubah warnanya. Indikator Phenol phtalein
dibuat dengan cara kondensasi anhidrida ftalein (asam ftalat) dengan fenol. Trayek
pH 8,2 – 10,0 dengan warna asam yang tidak berwarna dan berwarna merah muda
dalam larutan basa. Penggunaan PP dalam titrasi:
Tidak dapat digunakan untuk titrasi asam kuat oleh basa kuat, karena pada titik
ekivalen tidak tepat memotong pada bagian curam dari kurva titrasi, hal ini
disebabakan karena titrasi ini saling menetralkan sehingga akan berhenti pada pH
7, sedangkan warna berubah pada pH 8. Titrasi asam lemah oleh  basa kuat. Boleh
untuk  digunakan karena pada pH + 9. untuk konsentrasi 0,1 M Titrasi basa lemah
oleh asam kuat, tidak dapat dipakai,Titrasi Garam dari Asam lemah oleh Asam
kuat. PP tidak dapat dipakai. Trayek pH tidak sesuai dengan titik ekivalen
(Anonim, 2011b).
Larutan NaOH (Natrium Hidroksida)
        Natrium hidroksida (NaOH), juga dikenal sebagai soda kaustik atau sodium 
hidroksida, adalah sejenis basa logam kaustik. Natrium hidroksida terbentuk dari
oksida basa Natrium oksida dilarutkan dalam air. Natrium hidroksida membentuk
larutan alkalin yang kuat ketika dilarutkan ke dalam air. NaOH digunakan di
berbagai macam bidang industri, kebanyakan digunakan sebagai basa dalam proses
produksi bubur kayu dan kertas, tekstil,  air minum, sabun dan deterjen.  Natrium
hidroksida adalah basa yang paling umum digunakan  dalam  laboratorium  kimia. 
Natrium hidroksida murni berbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk pelet,
serpihan, butiran ataupun larutan jenuh 50%. Ia bersifat lembap cair dan secara
spontan menyerap karbon dioksida dari udara bebas. NaOH juga  sangat larut
dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilarutkan. Ia juga larut dalam etanol
dan  metanol,  walaupun kelarutan NaOH dalam kedua cairan  ini lebih kecil
daripada kelarutan KOH. Ia tidak larut dalam dietil eter dan pelarut non-polar
lainnya. Larutan natrium hidroksida akan meninggalkan noda kuning pada kain
dan kertas (Anonimn, 2012g).

Alkohol
           Alkohol sering dipakai untuk menyebut etanol, yang juga disebut grain
alcohol, dan kadang untuk minuman yang mengandung alkohol. Hal ini
disebabkan karena memang etanol yang digunakan sebagai bahan dasar pada
minuman tersebut, bukan metanol, atau grup alkohol lainnya. Begitu juga dengan
alkohol yang digunakan dalam dunia famasi. Alkohol yang dimaksudkan adalah
etanol. Sebenarnya alkohol dalam ilmu kimia memiliki pengertian yang lebih luas
lagi. Dalam kimia, alkohol (atau alkanol) adalah istilah yang umum untuk senyawa
organik apa pun yang memiliki gugus hidroksil (-OH) yang terikat pada atom
karbon, yang ia sendiri terikat pada atom hidrogen dan/atau atom karbon lain
(Anonim, 2012h).
         Alkohol juga  termasuk zat pelarut organik yang sering digunakan untuk
melarutkan lemak dalam proses analisa lemak. Fungsi penambahan alkohol adalah
untuk melarutkan lemak atau minyak dalam sampel agar  dapat bereaksi dengan
basa alkali. Karena alkohol yang  digunakan adalah untuk melarutkan minyak,
sehingga alkohol (etanol) yang digunakan konsentrasinya berada di kisaran 95-
96%, karena etanol 95 % merupakan pelarut lemak yang baik (Anonim, 2012i).

         Analisa asam lemak bebas biasanya pelarut yang digunakan dalam percobaan
adalah alkohol netral. Alkohol dalam kondisi panas akan lebih baik melarutkan
sampel yang juga nonpolar. Dalam memanaskan alkohol, dilakukan pemanas air
hal ini dikarenakan titik didih alkohol lebih rendah daripada air.  Dengan
menggunakan kondesor diaman uap air akan menjadi embun kembali. Setlah itu
diberi inidkator pp. Apabila alkohol terlalu asam maka digunakanlah basa
(Anonim, 2010a).
Pembahasan :
Asam lemak bebas adalah asam lemak yang berada sebagai asam bebas tidak
terikat sebagai trigliserida. Asam lemak bebas dihasilkan oleh proses hidrolisis dan
oksidasi biasanya bergabung dengan lemak netral. Hasil reaksi hidrolisa minyak sawit
adalah gliserol dan ALB.
Reaksi ini akan dipercepat dengan adanya faktor-faktor panas, air, keasaman,
dan katalis (enzim). Semakin lama reaksi ini berlangsung, maka semakin banyak kadar
ALB yang terbentuk Asam lemak bebas dalam kosentrasi tinggi yang terikut dalam
minyak sawit sangat merugikan.
Tingginya asam lemak bebas ini mengakibatkan rendemen minyak turun. Untuk
itulah perlu dilakukan usaha pencegahan terbentuknya asam lemak bebas dalam
minyak sawit. Kenaikan asam lemak bebas ditentukan mulai dari tandan dipanen
sampai tandan diolah di pabrik. Kenaikan ALB ini disebabkan adanya reaksi hidrolisa
pada minyak . Asam lemak bebas terbentuk karena proses oksidasi, dan hidrolisa
enzim selama pengolahan dan penyimpanan. Dalam bahan pangan, asam lemak
dengan kadar lebih besar dari berat lemak akan mengakibatkan rasa yang tidak
diinginkan dan kadang-kadang dapat meracuni tubuh. Timbulnya racun dalam minyak
yang dipanaskan telah banyak dipelajari. Bila lemak tersebut diberikan pada ternak atau
diinjeksikan kedalam darah, akan timbul gejala diare, kelambatan pertumbuhan,
pembesaran organ, kanker, kontrol tak sempurna pada pusat saraf dan memperrsingkat
umur (Anonim, 2012f).

 Fungsi penambahan Alkohol

Minyak kelapa tidak larut dalam air sehingga dibutuhkan alkohol untuk
melarutkannya, karena alkohol adalah pelarut untuk bahan organik. Penambahan
alkohol pada minyak kelapa yang ingin ditentukan kadar asam lemak bebasnya
bertujuan untuk melarutkan minyak  kelapa saat proses pemanasan. Hal ini diperkuat
oleh pernyataan Anonim (2012i) yaitu fungsi penambahan alkohol adalah untuk
melarutkan lemak atau minyak dalam sampel agar  dapat bereaksi dengan basa alkali.
Karena alkohol yang  digunakan adalah untuk melarutkan minyak, sehingga alkohol
(etanol) yang digunakan konsentrasinya berada di kisaran 95-96%, karena etanol 95 %
merupakan pelarut lemak yang baik (Anonim, 2012i).

Fungsi penambahan Indikator PP

Pemberian tiga tetes indikator pp pada praktikum ini adalah sebagai indikator
pembuktian bahwa bahan tersebut bersifat asam atau basa. Pada praktikum ini, setelah
dititrasi dengan NaOH, larutan alkohol dan Minyak kelapa yang telah ditetesi indikator
pp berubah warna menjadi merah muda. Hal ini membuktikan bahwa larutan tersebut
bersifat basa. Hal ini diperkuat oleh Anonim (2011b) yaitu jika pada percobaan larutan
NaOH diberi  fenoftalen, lalu warnanya berubah menjadi merah lembayung, maka
trayek pH-nya sekitar 9-10 (basa).

Fungsi penambahan NaOH

Penggunaan NaOH saat proses titrasi adalah untuk menentukan kadar asam
lemak bebas yang terkandung dalam minyak kelapa. Jumlah volume yang digunakan
untuk menitrasi larutan minyak kelapa dan alkohol digunakan dalam proses penentuan
asam lemak bebas. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Anonim
(2011) yaitu volume yang diperoleh dari proses titrasi digunakan dalam perhitungan
penentuan kadar asam lemak bebas yang tergantung pada suatu bahan pangan.

7.1 Kesimpulan
1)      Lemak dan minyak merupakan kelompok lipid yang tidak larut dalam    air tetapi larut dalam
pelarut organik non polar.
2)      Minyak atau lemak apabila mengalami oksidasi maka senyawa peroksida yang dihasilkan akan
meningkat.
3)      Semakin banyak jumlah ml NaS2O3 yang digunakan,maka semakin besar pula nilai bilangan
peroksida yang didapatkan.
4)      Pengaruh asam lemak bebas (FFA) pada minyak yaitu semakin kecil kadar asam lemak bebas
(FFA) maka semakin baik kualitas minyak sedangkan pengaruh bilangan peroksida pada miyak
yaitu semakin tinggi bilangan peroksida maka semakin rendah kualitas minyak demikian pula
sebaliknya

Anda mungkin juga menyukai