Anda di halaman 1dari 11

............................................

No. kode : SPO/PG/RJ/01 Ditetapkan oleh


Terbitan : 01 Penanggung Jawab Klinik
SPO No. revisi : 00
Tgl. Mulai berlaku : 01 Januari 2019
Halaman : 1/3
dr. Rika Megasari NAM

Pengertian PERAWATAN PULPA


Perawatan pulpa adalah Perawatan yang dilakukakan pada gigi vital dan yang
meliputi : Pulp Capping
Tujuan Mempertahankan pulpa agar tidak terjadi keradangan lebih lanjut
Kebijakan DOKTER GIGI
Referensi
Prosedur a. Persiapan alat dan bahan
b. Alat diagnosa dasar(sonde,pinset,kaca mulut)
c. Alat tumpatan(plastik filling,semen spatel,glass plate) Masker
d. Sarung tangan, Kapas,cotton roll
Arsen,Eugenol,CHKM,TKF,H2O2,Aquades,Alkohol, Zn
Phosfat,Fletcher
e. 2.Persiapan Pasien
f. Anamnesa
g. Pemeriksaan E.O: TAA
h. Diagnosa
i. Tindakan
j. I.O : Karies media dan profunda : Pulpitis kronis
Perawatan Mumifikasi
a. Pembuangan jaringan karies yang nekrosa dengan
b. Preparasi kavitas dengan bur sesuai dengan klas
c. Lakukakan isolasi dengan cotton roll
d. Keringkan kavitas dengan three way syring
e. Pemberian obat(arsen),untuk pulpa tutup dengan
f. Pasien diberi obat analgesik untuk menahan rasa sakit
g. Pasien diberitahu untuk kembali setelah 3 hari
h. Kunjungan berikutnya fletcher dibongkar
............................................
No. kode : SPO/PG/RJ/01 Ditetapkan oleh
Terbitan : 01 Penanggung Jawab Klinik
SPO No. revisi : 00
Tgl. Mulai berlaku : 01 Januari 2019
Halaman : 1/3
dr. Rika Megasari NAM

i. Setelah pulpa/gigi mati dlm keadaan aseptik


j. Aplikasi dengan desinfektan
k. Pasien kembali 1 minggu
l. Fletcher dibongkar obat desinfektan dikeluarkan
m. .Aplikasi obat mumifikasi (putri Dumor,putrek)
n. Aplikasi Zinc Phospat cement diatasnya.
o. Kunjungan setelah 1 minggu

Unit terkait POLI GIGI


Dokumen terkait

Pengertian PENCABUTAN GIGI SULUNG

Tujuan Meningkatkan mutu pelayanan gigi dan mulut di Puskesmas khususnya dalam
hal pencabutan gigi sulung
Mencegah mal-oklusi
Mencegah terjadinya infeksi berulang
Meningkatkan pengetahuan penderita tentang kesehatan

Kebijakan DOKTER GIGI


Referensi
Prosedur PERSIAPAN ALAT
I. Mempersiapkan alat-alat yang sudah disterilkan pada meja meliputi
kaca mulut,pinset,excavator,dental unit pada posisi siap pakai termasuk air
kumur. Menyiapkan 2 baskom desinfektan,1 waaskom berisi larutan
klorin,dan 1 waskom berisi air sabun. Larutan klorin dengan menambahkan 1
bagian klorin dengan 9 bagian air
II.ANAMNESA
............................................
No. kode : SPO/PG/RJ/01 Ditetapkan oleh
Terbitan : 01 Penanggung Jawab Klinik
SPO No. revisi : 00
Tgl. Mulai berlaku : 01 Januari 2019
Halaman : 1/3
dr. Rika Megasari NAM

Menanyakan dan mencatat identitas penderita (idem No I)


Keluhan utama
Menanyakan lokasi gigi yang sakit
Mulai kapan dirasakan
Sifat sakit : terus menerus
Kadang-kadang ( bila kemasukan makanan)
Timbulnya rasa sakit
Spontan(tanpa rangsangan)
Adanya rangsangan(dingin,panas)
III. PEMERIKSAAN
a.-Menjelaskan kepada pasien dan pengantar bahwa akan dilakukan
pemeriksaan Ronnga mulut gengan tujuan untuk mengetahui kelainan gigi
b. Minta ijin penderita/pengantar untuk dilakukan pemeriksaan
c.Menjaga privasi pasien dengan menutup korden dan tidak ada orang lain
dalam ruangan kecuali paramedis yang membantu.
d.Menginformasikan pada pasien/pengantar bahwa akn memakai masker
dengan benar yang menutupi hidung dan mulut.
e.Mencuci tangan dengan sabun sebelum melakukan pemeriksaan dan
memakai sarung tangan .
f.Mempersilahkan penderita duduk pada kursi gigi kemudian mengatur posisi
kursi gigi senyaman mungkin bagi penderita maupun pemeriksa.
g.Menanyakan kepada penderita apakah posisi sudah nyaman, bilabelum
mengatur kembali posisi sampai penderita merasa nyaman.
h.Mempersilahkan penderita untuk berkumur 2 kali.
PEMERIKSAAN EKSTRA ORAL.
a. Melihat pipi dan bibir apakah ada pembengkaan bentuknya simetris
............................................
No. kode : SPO/PG/RJ/01 Ditetapkan oleh
Terbitan : 01 Penanggung Jawab Klinik
SPO No. revisi : 00
Tgl. Mulai berlaku : 01 Januari 2019
Halaman : 1/3
dr. Rika Megasari NAM

atau tidak, apakah ada celah bibir.


b. Bila ada pembengkaan pipi, meraba pipi memakai empat jari dengan
menekan pipi secara lembut untuk merasakan adanya benjolan/
pembengkaan dan menilai apakah keras, lunak, ada fluktuasi atau
tidak.
c. Bila ada pembengkaan bibir, memeriksa bibir bawah dengan menarik
bibir bawah kearah bawah dan memeriksa bibir atas dengan
menariknya ke atas untuk melihat apakah ada perubahan warna,
benjolan, pembengkaan. Menekan dengan lembut bibir untuk
merasakan apakah keras, lunak atau ada fluktuasi.
d. Memeriksa kelenjar getah bening di bawah rahang bawah dengan cara
meraba menggunakan jari telunjuk dan jari tengah menekan dengan
lembut menyusuri dari belakang telinga ke submandibula sampai arah
depan/dagu untuk menemukan adanya pembesaran kelenjar getah
bening.
PEMERIKSAAN INTRA ORAL.
Inspeksi.
a. Meminta pasien membuka mulut selebar mungkin. o Melihat
menggunakan kaca mulut yang dipegang dengan tangan kiri/kanan ke
seluruh permukaan gigi apakah keadaannya bersih / kotor, adakah gigi
lubang (karies), warna, bentuk, gigi permanen sudah tumbuh atau
belum dan letak gigi.
Melihat apakah ada gusi bengkak, gusi bernanah, kemerahan dan
berdarah.
b. Melihat apakah ada kelainan pada mukosa pipi dan lidah, bercak putih,
bercak merah, warna merah kebiruan, radang dan ulcus.
............................................
No. kode : SPO/PG/RJ/01 Ditetapkan oleh
Terbitan : 01 Penanggung Jawab Klinik
SPO No. revisi : 00
Tgl. Mulai berlaku : 01 Januari 2019
Halaman : 1/3
dr. Rika Megasari NAM

c. Melihat apakah ada kelainan celah pada palatum/langit-langit mulut,


tumor eksostosis.
d. Melihat dasar mulut apakah ada bengkak, lesi , ulcus o Melihat adanya
perubahan warna gigi menjadi Kehitaman.
Palpasi.
e. Merasakan apakah ada gigi goyang dengan cara menjepitkan pinset
pada bagian mahkota gigi kemudian menggoyangkan gigi kearah luar
dan dalam 2 kali, bila gigi bergerak sejauh > 2mm berarti gigi tersebut
goyang.
f. Meraba gigi dengan cara menjepit cotton pellet menggunakan pinset
kemudian menekan gusi dengan lembut dan melihat apakah mudah
berdarah atau keluar nanah.
g. Meraba gusi dengan ujung jari telunjuk tangan kanan dan menekannya
apakah gusi bengkak, keras, lunak, fluktuasi, keluar nanah, nyeri
( dengan melihat ekskresi pasien ).
h. Memeriksa karies dan kedalamannya dengan cara
i. memasukan ujung sonde kedalam lubang gigi untuk menentukan
kedalaman lubang gigi dan mengelilingi lubang gigi untuk menentukan
kedalaman karies sampai ke jaringan mana (sampai dentin atau pulpa).
j. Test vitalitas dengan cara Test dingin ( menggunakan kapas yang telah
disemprot clorethile dan di letakan di kavitas )Test open buur ( di
lakukan bila tes dingin dn sonde negatif dengan cara membuka atap
pulpa sampai positif ).
k. Perkusi.
l. Mengetuk mahkota gigi dengan menggunakan pangkal kaca mulut
untuk mengetahui nyeri dengan melihat ekspresi penderita.
............................................
No. kode : SPO/PG/RJ/01 Ditetapkan oleh
Terbitan : 01 Penanggung Jawab Klinik
SPO No. revisi : 00
Tgl. Mulai berlaku : 01 Januari 2019
Halaman : 1/3
dr. Rika Megasari NAM

m. Mengetahui penjalanan keradangan dengan cara meletakan pangkal


kaca mulut di atas mahkota gigi kemudian penderita di minta
menggigit perlahan- lahan untuk mengetahui nyeri dengan melihat
ekspresi penderita ( Bila gigi lawan tidak cukup di tekan dengan
pangkal kaca mulut )
n. Melepas sarung tangan dan mencuci tangan dengan sabun.
o. Mencatat hasil pemeriksaan dan menginformasikan kepada penderita.
p. Menanyakan pada penderita apakah ada yang ingin ditanyakan tentang
hasil pengukuran.
q. Memberikan jawaban sampai pasien mengerti dengan jelas.

E. PENCABUTAN GIGI SULUNG


a. Persiapan penderita
− Menjelaskan kepada penderita bahwa akan dilakukan
b. tindakan pencabutan gigi sulungnya dengan tujuan untuk
c. memberi kesempatan gigi permanen tumbuh dengan baik o
Menjelaskan kepada penderita bahwa sebelumnya pencabutan akan
dilakukan pembiusan dan setelah itu penderita akan merasakan dingin
(bila menggunakan Chlor Ethyl) atau merasa tebal (bila menggunakan
suntikan lidocaine)
d. Minta ijin penderita/pengantar untuk dilakukan tindakan (bolehkah
saya mulai sekarang ?)
e. Mempersiapkan alat dan obat anastesi dan alat tindakan pencabutan
gigi sulung yang sudah disteril di media instrumen sesuai dengan gigi
yang akan dicabut dengan cara mengambil alat dari kotak instrumen
memakai korentang dan meletakkan di meja instrumen.
............................................
No. kode : SPO/PG/RJ/01 Ditetapkan oleh
Terbitan : 01 Penanggung Jawab Klinik
SPO No. revisi : 00
Tgl. Mulai berlaku : 01 Januari 2019
Halaman : 1/3
dr. Rika Megasari NAM

f. Mencuci tangan dengan sabun dan memakai sarung tangan steril


g. Bila menggunakan anastesi lidokain komp 2 % :
− Mempersiapkan lidokain ampul dan mematahkan ujung
h. ampul menggunakan gergaji ampul pada leher ampul kemudian
melapisinya dengan kasa dan mematahkan menggunakan tangan.
− Mempersiapkan spuit 3 cc, membuka tutup spuit dan
memindahkan lidokain ke dalam spuit dengan cara menghisap
isi ampul sampai habis dan menutup kembali spuit. Membuang
botol ke tempat sampah medis
− Membuang udara dalam spuit dengan cara memposisikan spuit
dengan ujung jarum menghadap ke atas, kemudian ketuk
perlahan syringe. Kemudian dorong pompa perlahan- lahan
sampai udara tidak tampak lagi dan cairan keluar sedikit di
ujung jarum.
− Mengambil kapas steril menggunakan pinset dan menetesinya
dengan betadine di atas cucing.
− Mengolesi gusi yang akan dilakukan injeksi dengan gerakan
searah 1 kali
− Gusi bagian bukal menyuntikan lidokaine ke gusi sekitar apeks
pada gigi yang akan dicabut dan melakukan aspirasi, apabila
keluar darah menggeser posisi jarum ke titik lain dan
memasukkan jarum sampai menyentuh tulang. Menyuntikkan
lidokain 1-1,5 cc. Mencabut kembali jarum
− Gusi bagian lingual/palatal : Menyuntikan lidokain ke gusi
sekitar apeks pada gigi yang akan dicabut dan melakukan
aspirasi apabila keluar darah menggeser posisi jarum ketitik
............................................
No. kode : SPO/PG/RJ/01 Ditetapkan oleh
Terbitan : 01 Penanggung Jawab Klinik
SPO No. revisi : 00
Tgl. Mulai berlaku : 01 Januari 2019
Halaman : 1/3
dr. Rika Megasari NAM

lain dan memasukkan jarum sampai menyentuh tulang.


Menyuntikan lidokain 0,5-1 cc. Mencabut kembali jarum
− Membuang spuit pada safety box dengan cara ujung jarum
masuk lebih dulu
− Menunggu sampai obat bereaksi dan menimbulkan rasa tebal
dengan menanyakan pada pasien apakah sudah terasa tebal dan
bagaimana perasaan pasien apakah terasa mata berkunang-
kunang atau pusing. Bila sudah terasa tebal maka langsung
dilakukan pencabutan
I.PENCABUTAN
i. Bila anastesi menggunakan lidokain
− Melakukan pemisahan gigi dan gusi dengan memakai bein
dengan posisi bein mesio bukal / disto bucal gigi yang
bersangkutan, dengan gerakan bein apikal ke coronal (dari
bawah ke atas) sampai gigi goyang.
− Meletakkan ujung tang pada bagian bukal dan lingual/palatinal
gigi sampai engan cervical gigi / bifurcasi gigi
− Pada gigi yang mempunyai 1 akar (gigi anterior) memutar gigi
searah sambil ditarik keluar
− Pada gigi yang mempunyai lebih akar menggerak- gerakkan
gigi ke arah bukal dan lingual/palatinal supaya gigi terlepas dan
menarik gigi keluar
j. Mengambil tampon menggunakan pinset kemudian menetesi tampon
dengan betadine di atas cucing, meletakkan tampon pada luka bekas
pencabutan dan meminta pasien untuk menggigit tampon kuat-kuat
k. Membuang sampah medis kapas betadine, tampon yang digunakan
............................................
No. kode : SPO/PG/RJ/01 Ditetapkan oleh
Terbitan : 01 Penanggung Jawab Klinik
SPO No. revisi : 00
Tgl. Mulai berlaku : 01 Januari 2019
Halaman : 1/3
dr. Rika Megasari NAM

selama tindakan gigi, dan gigi yang sudah dicabut ke dalam tempat
sampah medis
l. Melepaskan sarung tangan dan dimasukkan dalam tempat sampah
medis kemudian mencuci tangan memakai sabun
m. Menyampaikan pada pasien/pengantar bahwa gigi sudah dicabut dan
apakah ada yang perlu ditanyakan oleh penderita/pengantar
n. Mencatat hasil tindakan pada kartu status penderita
PENGOBATAN
-Mencatat pengobatan pada kartu status penderita
KONSELING
a. Menjelaskan kepada pasien/pengantar setelah pencabutan untuk
menggigit tampon+_ 1 jam, boleh meludah tapi tampon tidak
dibuang/tetap digigit.
b. Tidak menyentuh bekas pencabutan dengan lidah karena bisa
menyebabkan infeksi
c. Tidak menghisap-hisap karena bisa menyebabkan infeksi
d. Tidak berkumur-kumur terlalu keras selama +_ 24 jam,
e. Menghindari perdarahan dan infeksi
f. Mengajukan kepada pasien/pengantar untuk menjaga kebersihan mulut
dengan cara menyikat gigi sesudah makan dan sebelum tidur dengan
memperagakan cara menyikat gigi yang benar
g. Menganjurkan pasien menyikat gigi setelah makan makanan manis dan
asam, dan makanan yang lengket di gigi
h. Membiasakan memakan makanan yang berserat masalnya sayur dan
buah
i. Menganjurkan pada pasien/pengantar untuk segera kontrol bila ada
............................................
No. kode : SPO/PG/RJ/01 Ditetapkan oleh
Terbitan : 01 Penanggung Jawab Klinik
SPO No. revisi : 00
Tgl. Mulai berlaku : 01 Januari 2019
Halaman : 1/3
dr. Rika Megasari NAM

keluhan atau bila ada lagi gigi yang berlubang.


j. Menganjurkan pada pasien/pengantar untuk memeriksakan gigi secara
rutin setiap 6 bulan sekali
k. Memberi kesempatan pada pasien/pengantar untuk menanyakan hal
yang kurang jelas dan menjawab pertanyaan sampai pasien/penderita
jelas
l. Mengecek pemahaman pasien/pengantar dengan memberikan
pertanyaan terbuka atas informasi yang sudah disampaikan
m. Mencatat hasil konseling pada kartu status penderita
n. Mengucapkan terima kasih sudah datang dan semoga lekas sembuh
PASCA PELAYANAN
-Dekontaminasi
a.Memakai sarung tangan rumah tangga
b. Memasukkan alat-alat yang sudah terpakai ke dalam bak
dekontaminasi selama 10 menit
c.Memindahkan alat dari bak dekontaminasi ke dalam bak air sabun
d. Membersihkan alat-alat dengansikat dan air sabun
e.Membilas alat-alat yang sudah bersih dengan air mengalir
f. Mengeringkan alat-alat dengan handuk bersih. Lalu ditaruh ke
dalam bak instrumen tertutup sesuai dengan jenis alat
- Sterilisasi
a. Memasukkan alat-alat bak instrumen tertutup ke dalam
sterilisator
b. Menyalakan sterilisator, mengatur suhu pada 170 derajat
selama 30 menit
c.Mematikan sterilisator, menunggu hingga dingin baru kemidian
............................................
No. kode : SPO/PG/RJ/01 Ditetapkan oleh
Terbitan : 01 Penanggung Jawab Klinik
SPO No. revisi : 00
Tgl. Mulai berlaku : 01 Januari 2019
Halaman : 1/3
dr. Rika Megasari NAM

diambil
d.Menyimpan alat yang telah disteril di lemari alat steril

Unit terkait POLI GIGI


Dokumen terkait

Anda mungkin juga menyukai