Lateks adalah suatu sistem koloid dimana partikel karet dilapisi oleh protein dan fosfolipid.
Protein ini akan memberikan muatan negatif yang mengelilingi partikel karet sehingga mencegah
terjadinya interaksi antara sesama partikel karet, dengan demikian sistem koloid lateks akan tetap
stabil. Namun dengan adanya mikroorganisme maka protein yang terdapat dalam partikel karet
akan rusak dan terjadilah interaksi antara partikel karet membentuk flokulasi dan gumpalan [8].
Lateks karet adalah suspensi koloid polyisoprene yang diperoleh dari tumbuhan Hevea
Brasiliensis[9]. Lateks merupakan nama lain dari getah kental yang mirip dengan susu, berasal
dari tumbuhan. Dapat dilihat pada Gambar 2.3, yaitu lateks karet.
Lateks yang telah di sentrifugasi persen komposisinya akan berbeda. Tujuan dari
sentrifugasi lateks adalah untuk mengkonsentrasikan lateks. Sentrifugasi Fresh latex
memungkinkan pemisahan ekstensif fase karet dispersi yang lebih ringan dari serum berair.
Sekitar 80% fase karet tetap dalam konsentrat, dan kandungan padat hingga 60% wt. sebagian
besar komponen lateks lainnya dan partikel karet dengan diameter yang lebih kecil tetap berada
dalam serum. Jadi lateks pekat memiliki partikel rata-rata yang lebih tinggi ukurannya dari lateks
segar. Prosesnya terus menerus dan karena itu sangat ekonomis, dan sentrifugasi lateks
merupakan metode konsentrasi yang paling umum digunakan[11].
Apabila lateks disentrifugasi pada kecepatan 3200 rpm selama 1 jam, maka akan terbentuk
4 fraksi, yaitu[12]:
1. Fraksi Karet
Fraksi ini berwarna putih, teridiri dari partikel karet, protein, lipid dan ion logam.
2. Fraksi Frey Wessling
Fraksi ini terdiri dari partikel Frey Wessling yang ditemukan oleh Frey Wessling.
Fraksinya berwarna kuning karena mengandung karotenida.
3. Fraksi Serum
Fraksi serum ini biasa disebut dengan fraksi C (centrifuge serum).
4. Fraksi Bawah
Fraksi ini terdiri dari partikel lutoid yang bersifat gelatin, mengandung senyawa nitrogen
dan ionkalsium serta magnesium.
Tahapan proses koagulasi lateks karet yang terdapat pada gambar 7 adalah sebagai berikut:
1. Lateks dari karet terdiri dari suspensi berair dari partikel karet koloid
2. Setiap partikel karet terdiri dari polimer karet yang ditutupi oleh lapisan membran protein
yang bermuatan negatif yang mana partikel bermuatan negatif saling menjauhkan atau
memisahkan diri
3. Penambahan koagulan alami yang mengandung asam akan mempercepat bakteri dari udara
tumbuh dan berkembang biak di lateks, dengan demikian asam laktat di produksi
4. Muatan positif ion hydrogen dari asam akan menetralkan muatan negatif molekul karet.
5. Molekul karet akan bertabrakan satu sama lain setelah dinetralkan, lapisan membran
terluar atau protein akan pecah itulah yang menyebabkan bau tidak sedap pada lateks
6. Polimer karet dilepaskan dan disatukan. Dan terjadilah proses koagulasi.
Adapun untuk mencegah koagulasi dari lateks tahapannya adalah sebagai berikut
1. Ion hidroksida, OH- dari alkali menetralkan H+ yang dihasilkan oleh asam akibat serangan
bakteri terhadap protein
2. Membran protein tetap bermuatan negatif karena tidak ada ion hidrogen H+
3. Partikel karet saling tolak
4. Polimer karet tidak dapat bergabung dan membeku.
3.2 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan adalah Latek karet, Asam Semut, Pace, dan Air.
3.3.2 Sampling
Langkah-langkah dalam sampling adalah sebagai berikut:
1. Pohon karet dilakukan penyadapan untuk mendapatkan lateks.
2. Lateks ditampung dalam mangkok sadap sebanyak 250 ml.
3. Lateks disaring untuk memisahkan antara lateks dengan kotorannya seperti debu, guguran
daun kering, serpihan kulit pohon, serangga.
4. Timbang karet 50 gram sebanyak 5 kali untuk 5 sampel. Kemudian lateks dikoagulasi.
3.3.3 Koagulasi
Langkah-langkah dalam proses koagulasi lateks adalah sebagai berikut:
1. Campurkan koagulan dengan sampel lateks dan catat waktu proses koagulasi
2. Aduk sampel lateks sampai terjadinya koagulasi secara keseluruhan.
3. Pisahkan antara koagulum (slab basah) dan air.
4. Analisis air dengan melihat perubahan warna, pH dan volume air yang dihasilkan
1 2 1
2 1 2