Anda di halaman 1dari 3

KESHOLEHAN ALGORITMA

Media sosial itu berbasis pada apa yang namanya algoritma. algoritma itu sistem yang membaca
pola kita untuk kemudian dia sok tahu pada mau Kita. sederhananya begini, kalau kalian nyari
sepatu di marketplace lalu kalian buka YouTube Facebook dan Instagram sama media sosial
lainnya Setelah itu maka yang muncul dari iklan di media sosial itu adalah iklan sepatu itu
kenapa saya bilang sok tahu algoritma itu kepada kita karena memang manusia itu sebenarnya
adalah makhluk yang unik dan kompleks . kata Jalaludin Rumi sufi yang tersohor itu manusia itu
Samudra dalam bentuk tetesan, sedangkan sistem itu cenderung mengeneralisasi dan
menyederhanakannya. Misalnya begini, sebagian orang mencari informasi tentang satu hal 1, 2
atau beberapa kali bisa jadi bukan berarti dia suka itu kadang hanya untuk kebutuhan
menyelesaikan skripsi yang justru dibencinya karena membuat dia lama tak lulus-lulus sehingga
justru ketika tak sedang ngurusi skripsi tapi dia disuguhi informasi terkait skripsinya malah dia
jadi sumpek karena dia sebenarnya gak suka danmalah benci kepada informasi-informasi tentang
skripsinya apalagi jika sudah wisuda dan masih saja dikasih informasi yang berkaitan dengan
skripsi Maka hal itu semacam membuka luka lama yang traumatik bagi dia bisa jadi pula seorang
mencari sesuatu informasi hanya karena Gabut aja atau bisa aja gitu bisa jadi malah mencari
informasi sesuatu karena ia benci kepada sesuatu itu dan mencari kelemahannya atau sekadar
untuk bahan ghibah. Jadi kalau malah diiklanin hal itu nggak masuk sama sekali. Saya suka
sekali Google rumah-rumah keren sesuai impian saya Justru karena saya tidak mampu
membelinya. Maka kalau tiba-tiba ada iklan rumah keren harga miliaran saya malah seperti
tersinggung karena seolah di mimpi lo perkara algoritma ini penting untuk kita tahu sebagai
seorang muslim dan manusia pada umumnya paling nggak begini ada seorang yang kayaknya
nggak suka dakwah Saya pernah berkomentar di salah satu konten YouTube saya di mana saya
berdakwah di sana. tujuannya untuk menjatuhkan saya sih Kan dia bilang katanya konten Islami
tapi kok iklannya porno Inilah akibat kalau nggak paham algoritma tapi nafsu sudah tidak tahu
bahwa iklan itu diberikan oleh media sosial sesuai apa yang sering kita buka di media sosial
bukan konten kreator yang ngasih iklan tersebut yang menentukan akhlak kan iklan ini dan itu
itu adalah sesuai apa yang sering kita buka di media sosial kalau suka buka yang berkaitan
dengan porno yaitu kan Makanya benci saja tak boleh apalagi dicampur dengan kebodohan Tapi
semua ada hikmahnya Dari sana saya makin paham makna sabda Nabi Muhammad shallallahu
alaihi wasallam yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari bahwa Siapa yang menuduh kafir saudara
muslimnya maka kekafiran kembali pada dirinya sendiri. jadi siapa yang menuduh orang lain
porno kayaknya. hikmah lain adalah bahwa kesalehan seseorang itu relatif bisa dilihat dari
algoritma media sosial misal dari FYP tiktoknya kalau isinya wanita yang joget joget erotis
membuka aurat kayaknya sih dia sedang bikin skripsi kajian tentang korelasi wanita joget joget
erotis membuka aurat dengan pertumbuhan ekonomi dan kesadaran literasi masyarakat yang
nggak, isi pikirannya ya erotis dan porno dan kawan-kawannya begitu juga algoritma YouTube
dan media sosial lainnya dia dibutuhkan oleh pemilik media sosial itu sesuka hatinya
berdasarkan track record kita dalam bermedia sosial Maka kita yang hanya konsumen ini hanya
jadi budaknya saja yang mau diarahkan sesuai dengan kemauan mereka yang seolah menjadi
kemauan kita
kalau mau kembali ke konsep Islam maka sebenarnya Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wa
Sallam telah memberi basis algoritma dalam hidup kita sebagaimana disabdakan oleh Beliau
dalam salah satu hadisnya khairunnas anfa'uhum Linnas sebaik-baiknya manusia adalah yang
paling bermanfaat bagi orang lain sehingga seharusnya yang populer dan di populer oleh
algoritma adalah yang paling bermanfaat bukannya paling sensasional atau bahkan kontroversial
tapi nyatanya yang bikin media sosial itu bukan orang Islam atau bukan orang yang berisi Islami
maka algoritmanya pun tak dibuat Islami dan Tentu saya nggak berani sih mimpikan media
sosial islami dengan basis algoritma ala Kanjeng Nabi itu karena orang kafir sudah bicara hijrah
dari 4G ke panci kita masih ributin hijrah dari amalan yang katanya Bid'ah ke amalan yang
katanya sesuai sunnah dan jelas dalilnya menurut mereka sendiri orang kafir tiap tahun kirim
astronot ke luar angkasa kita tiap tahun ribut soal hukum mengucapkan selamat Natal dan lain
sebagainya maka saya mau bicara yang lebih memungkinkan untuk kita capai saja bahwa
memang algoritma tidak mungkin kita kendalikan karena bukan kita memilih media sosial itu
tapi algoritma untuk masing-masing kita bisa kita kendalikan Kitalah pemilik akun media sosial
sendiri dan kata Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam bahwa setiap kita adalah
pemimpin yang Diberi Kuasa penuh serta dimintai tanggung jawab atas kepemimpinan kita itu
kullukum ra'in WA kullukum mas'ulun an ra'iyyatihi dalam artian begini kita membentuk
algoritma akun kita sendiri secara soleh dan baik sehingga kita bisa mencapai kesalehan
algoritma bukan hanya kesalehan ritual atau kesalehan sosial tapi juga kesalehan media sosial
caranya gimana caranya adalah dengan mengakses like dan subscribe akun atau konten-konten
berbentuk tulisan gambar audio atau video yang positif dan inspiratif yang konstruktif bagi diri
kita bukan malah destruktif bagi spiritualitas dan mentalitas kita sehingga media sosial akan
mengisi akun kita dengan sosok dan informasi yang sholeh dan baik juga dan dengan begitu
semakin kita medsos and justru semakin kita saleh dan sehat secara spiritual dan mental karena
yang kita konsumsi informasi yang baik bagi spiritual dan sehat bagi mental kita sebab kata nabi

Bagi mental kita Sebelum kata Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam dalam hadits
riwayat Imam Bukhari dan Muslim seseorang itu akan dipengaruhi sedikit atau banyak oleh
sirkel tongkrongannya ibarat nongkrong dengan penjual minyak wangi kata nanti kita akan
ketularan wangi begitu juga sebaliknya nongkrong sama tukang jual sapi kita akan kedapatan
bau Sakti dan tongkrongan di era PowerPoint ini bukan hanya tongkrongan yang berbasis tatap
muka tapi juga tongkrongan yang berbasis virtual yaitu di media sosial oleh karena itu cermatlah
dalam memfollow akun di media sosial dan Jerman pula dalam mengakses informasi di media
sosial agar media sosial mu menjadi jalan mau ke surga
Kesalehan seorang muslim tidak hanya dinilai dari ritual dan sosial, tapi juga dalam bermedia
sosial.media sosial berkaitan erat dengan algoritma. Algoritma merupakan sistem yang dapat
membaca setiap aktivitas di layar gawai. Misalnya, ketika kita melihat-lihat barang di aplikasi
belanja daring, maka barang itu akan muncul juga di media sosial lain yang sedang kita buka.
Semua itu karena algoritma. perkara algoritma ini penting untuk kita tahu sebagai seorang
muslim dan manusia pada umumnya agar media sosialmu menjadi jalanmu menuju ke surga

Anda mungkin juga menyukai