1. Pengguna JK
2. Penyedia JK- Psl 5 UU JK dapat berbentuk orang
perseorangan atau Badan Usaha.
PT
KOPERASI
BERBADAN
HUKUM
BADAN
USAHA TIDAK
BERBADAN CV
HUKUM Firma
BADAN
BERSIFAT Negara
BUKAN BERBA- PUBLIK Propinsi
BADAN DAN
USAHA
HUKUM
BERSIFAT
PRIVAT Yayasan
3. OBYEK PERJANJIAN JK
Bidang JK meliputi:
a. Pekerjaan arsitektural dan/atau
b. Sipil dan/atau
c. Mekanikal dan/atau
d. Elektrikal dan/atau
e. Tata Lingkungan
Jenis Pekerjaan JK:
a. Layanan Jasa Perencanaan, yang meliputi rangkaian
kegiatan atau bagian-bagian dari kegiatan mulai dari
studi pengembangan sampai dengan penyusunan
dokumen kontrak kerja konstruksi.
b. Layanan jasa Pelaksanaan, yang meliputi rangkaian
kegiatan atau bagian-bagian dari kegiatan mulai dari
penyiapan lapangan sampai dengan penyerahan akhir
hasil pekerjaan konstruksi.
c. Layanan jasa pengawasan baik keseluruhan maupun
sebagian pekerjaan pelaksanaan konstruksi mulai dari
pelaksanaan penyiapan lapangan sampai dengan
penyerahan akhir hasil konstruksi.
4. KEABSAHAN PERJANJIAN JK
1. Ada kesepakatan di antara para pihak.
2. Para Pihak cakap dan berwenang menurut hukum (
Pasal 8 UU JK):memenuhi persyaratan usaha,
Keahlian dan Keterampilan.
a. Perencana:
- Badan: ada ijin usaha di bidang JK
mempunyai sertifikat klasifikasi
dan kualifikasi perusahaan JK
- Orang perseorangan: mempunyai
sertifikat keahlian.
- Orang perseorangan yang dipekerja-
kan Badan : mempunyai sertifikat
keahlian.
b. Pelaksana:
- Badan : -------- idem--------
- Orang perseorangan: sertifikat keterampil
an kerja dan sertifikat keahlian kerja.
- orang yang dipekerjakan badan : ---- idem-------
c. Pengawas :
- Badan : ---------- idem-----------
- orang perseorangan : mempunyai sertifikat keahlian.
- orang yang dipekerjakan Badan :mempu-
nyai sertifikat keahlian.
• Tenaga kerja yang melaksanakan pekerjaan keteknikan
yang bekerja pada pelaksana konstruksi harus memiliki
sertifikat keterampilan dan keahlian kerja.
Keabsahan Perjanjian JK- lanjutan
3. Hal tertentu : Obyek perjanjian.
4. Causa yang halal : Isi dan tujuan
perjanjian tidak bertentangan dengan
undang-undang, kesusilaan, ketertiban
umum.
5.MODEL PERJANJIAN JK
1. Common law system - induktif
2. Civil law system – deduktif
Misalnya model kontrak dari FIDIC
(Federation Internationale des Ingenieurs
Conseils atau International Federation of
Consultant Engineers (Federasi
Internasional Konsultan Teknik).
CIRI MODEL KONTRAK FIDIC
• Kontrak model FIDIC lebih didominasi oleh sistem
hukum common law .
• Kontrak sangat rinci,(distandarisir, dengan format:
a. General Condition, berisi ketentuan-ketentuan umum,
antara lain:Definisi dan interpretasi; Tugas dan
wewenang Pengawas Teknik dan Wakil Pengawas
Teknik; Penyerahan Tugas dan Subkontrak; Dokumen
kontrak; kewajiban hukum; Tenaga kerja;
Tanggungjawab terhadap kerusakan/cacat;
Perubahan,Penambahan dan Penghapusan; Prosedur
Klaim; Pembayaran;
Resiko; Penyelesaian Sengketa; Perubahan-perubahan
biaya; dan atau perubahan mata uang.