Anda di halaman 1dari 28

RESUME PBL

SKENARIO 1
“ 2.1 REMEDIASI ’’

NAMA : NADIA NAHWA FIRDAUSI


NPM : 119170119
KELOMPOK :

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI
CIREBON
2020
MIND MAP

Makroskopis dan EKG


mikroskopis

JANTUNG

Faktor yang
Sistema
mempengaruhi
konduksi
jantung
STEP 5
SASARAN BELAJAR
1. Sistem konduksi jantung dihubungkan dengan:
- Makroskopik dan mikroskopik lapisan jantung, otot jantung dan katup jantung, innervasi
dan vaskularisasi jantung
- Pengendalian eksitasi–konduksi-kontraksi di sel otot jantung dan otot polos pembuluh
darah, serta metabolisme miokardium
- Pengaruh saraf terhadap konduksi jantung (mekanisme potensial pacemaker, agen
kronotropik positif dan negatif)
- Faktor-faktor yang memengaruhi (elektrolit serum, hormon, obat-obatan, dsb)
2. Hubungan proyeksi jantung dengan gambaran EKG yang muncul

STEP 6
“ BELAJAR MANDIRI”
STEP 7
1. STUKTUR MAKROSKOPIS JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH
A. Vaskularisasi
1. Arteri jantung

- Arteri brachiocephalica
- Arteri carotis externa dextra
- Arteri carotis externa sinistra
- Arteri pulmonalis dextra
- Arteri pulmonaris sinistra
- Arteri marginalis
- Arteri coronalis dextra et sinistra
- Arteri subclavia sinistra
- Arteri subclavia dextra5
Jantung mendapatkan darah dari arteria coronaria dextra dan sinistra, yang berasal dari aorta
ascendens tepat di atas valva aortae. Arteriae coronariae dan cabang-cabang utamanya terdapat
di permukaan jantung, terletak di dalam jaringan ikat subepicardium.
a).Arteria Coronaria Dextra
Arteria coronaria dextra berasal dari sinus anterior aortae dari aorta ascendens, arteri ini
berjalan kebawah di dalam sulcus atrioventricularis dextra, dan pada pinggir inferior jantung,
kemudian pembuluh ini melanjutkan diri ke posterior sepanjang sulcus atrioventricularis untuk
beranastomosis dengan arteria coronaria sinistra di dalam sulcus interventricularis posterior.
Cabang-cabang berikut ini dari arteria coronaria dextra mendarahi atrium dextrum dan
ventriculus dexter, sebagian atrium sinistrum dan veniriculus sinister, dan septum
atrioventriculare.1
a). Cabang-Cabang Arteria Coronaria Dextra
- Arteri Ramus conica arteriosa dexter. Pembuluh ini mendarahi facies anterior conus
pulmonaris (infundibulum ventriculus dexter) dan bagian atas dinding anterior ventriculus
dexter. Rami ventriculares anteriores. Jumlahnya dua atau tiga dan mendarahi facies anterior
ventriculus dexter. Ramus marginalis adalah cabang yang terbesar dan berjalan sepanjang
pinggir bawah facies costalis untuk mencapai apex cordis. Rami ventriculares posteriores.
Biasanya ada dua, dan mendarahi facies diaphragmatica ventdculus dexter.
- Arteri Ramus interventriculalis posterior (descendens). Pembuluh nadi ini berjalan menuju
apex dl dalam sulcus interventriculare posterior. Memberikan cabang-cabang ke ventriculus
dexter dan sinister, termasuk dinding inferiornya. Pembuluh ini juga memberikan cabang untuk
bagian posterior septum ventriculare, tetapi tidak untuk bagian apex yang menerima darah dari
ramus interventricularis anterior Arteria coronaria sinistra. Sebuah cabang septal yang besar
mendarahi nodus atrioventricularis. Pada 10% orang ditemukan arteria interventricularis
posterior digantikan oleh sebuah cabang dari arteria coronaria sinistra.
- Beberapa cabang mendarahi permukaan anterior dan lateral atrium dextrum. Satu cabang
mengurus permukaan posterior kedua atrium dextrum dan sinistrum. Arteri nodus sinoatrialis
mendarahi nodus dan atrium dextrum dan sinistrum. Pada 35% orang pembuluh in berasal dari
arteria coronaria sinistra.1
b). Arteria Coronaria Sinistra
- Arteria coronaria sinistra biasanya lebih besar dibandingkan dengan arteria coronaria dextra.
Pembuluh nadi ini berasal dari sinus aortae posterior sinistra dari aorta ascendens dan berjalan ke
depan di antara truncus pulmonalis dan auricula sinistra. Kemudian pembuluh ini berjalan di
sulcus atrioventricularis dan bercabang dua menjadi ramus interventrikularis anterior dan ramus
circumflexa.
- Arteria coronaria sinistra mendarahi sebagian besar jantung, termasuk sebagian besar atrium
sinistrum, ventriculus sinister dan septum i.nterventriculare.
c). Cabang-Cabang Arteria Coronaria Sinistra
- Arteri Ramus interventricularis (descendens) anterior berjalan ke bawah di dalam sulcus
interventricularis anterior menuju apex cordis. Pada kebanyakan orang pembuluh ini kemudian
berjalan di sekitar apex cordis untuk masuk ke sulcus interventricularis posterior dan
beranastomosis dengan cabang-cabang terminal arteria coronaria dextra. Pada U3 orang
pembuluh ini berakhir pada apex cordis.
Ramus interventricularis anterior mendarahi ventriculus dexter dan sinister dengan sejumlah
cabang yang juga mendarahi bagian anterior septum ventriculare. Satu diantara cabang-cabang
ventricular ini (arteria diagonalis sinistra) mungkin berasal langsung dari pangkal arteria
coronaria sinistra. Sebuah artetia conus sinistra mendarahi conus pulmonalis.
Ramus circumflexus mempunyai ukuran yang sama dengan arteria interventricularis
anterior. Pembuluh ini melingkari pinggir kiri jantung di dalam sulcus atrioventricularis. Ramus
marginalis sinister merupakan sebuah cabang besar yang mendarahi pinggir kiri ventriculus
sinister dan turun sampai apex cordis. Ramus ventricularis anterior dan posterior mendarahi
ventriculus sinister. Rami atriales mendarahi atrium sinistrum.
d). Variasi pada Arteria Coronaria
Variasi pada pendarahan jantung sering terjadi, dan variasi yang paling sering mengenai
vaskularisasi facies diaphragmatica kedua ventriculus. Di sini, asal, ukuran, dan distribusi dari
arteria interventricularis posterior berbeda-beda. Pada kasus dominan kanan, arteria
interventricularis posterior merupakan cabang besar dari arteria coronaria dextra. Dominan
kanan terdapat pada kebanyakan individu (90%). Pada dominan kiri, arteria interventricularis
posterior merupakan cabang dari ramus circumflexus arteria coronaria sinistra (10%).
e). Anastomosis Arteria Coronaria
Terdapat anastomosis di antara cabang-cabang terminal A.coronaria dextra dan sinistra
(sirkulasi kolateral), tetapi biasanya tidak cukup besar untuk mendarahi otot jantung apabila
sebuah cabang besar tersumbat oleh suatu penyakit. Penyumbatan mendadak dari salah satu
cabang besar atau salah satu arteria coronaria biasanya menyebabkan kematian otot jantung
(infark miokardium), walaupun kadang-kadang sirkulasi kolateral cukup untuk mempertahankan
suplai ke otot.
f). Ringkasan Seluruh Pendarahan pada jantung
Arteria coronaria dextra mendarahi semua ventriculus dexter (kecuali sebagian kecil daerah
di sebelah kanan sulcus interventricularis), bagian yang bervariasi darif acies diaphragmatica
ventriculus sinister, sepertiga postero inferior septum ventriculare, atrium dextrum dan sebagian
atrium sinistrum, nodus sinoatrialis, serta nodus dan fasciculus atrioventricularis. Crus sinistrum
fasciculus juga menerima darah dari cabang-cabang kecil.
Arteria coronaria sinistra mendarahi hampir semua ventriculus sinister, sebagian kecil
ventriculus dexter di sebelah kanan sulcus atrioventricularis, duapertiga anterior septum
ventriculare, hampir seluruh atrium sinistrum, crus dextrum dan sinistrum fasciculus
atrioventricularis.
- Pendarahan Sistem Konduksi
Nodus sinoatrialis biasanya didarahi oleh arteria coronaria dextra tetapi kadang-kadang oleh
arteria coronaria sinistra. Nodus dan fasciculus atrioventricularis didarahi oleh arteria coronaria
dextra. Crus dextrum fasciculus atrioventricularis didarahi oleh arteria coronaria sinistra; crus
sinistrum fasciculus atrioventricularis didarahi oleh arteria coronaria sinistra dan dextra.7
2.Vena jantung
- Vena pulmonal
- Vena cardiaca anterior
- Vena cardiaca magina
- Vena cava superior et inferior
- Vena inter ventrikularis
- Vena marginalis dextra
3.Inervasi jantung

- N.Vagus (N.X)
- N.Laryngeus recurrens
- N.Cardiacus cervicalis superior
- N.Cardiacus cervicalis medius
- N.cardiacus cervicalis inferior
- N.Cardiacus thoracicus5

-.Terdapat 3 sulcus pada jantung yaitu :


- Sulcus interatrialis : Memisahkan atrium dextra dan sinistra
- Sulcus interventricularis : Memisahkan ventrikel dextra et sinistra
- Sulcus coronarius : Arteri coronoaria
KATUP-KATUP PADA JANTUNG

- Valva tricospidalis : Berada diantara atrium dextra dan ventrikel dextra, bila katup terbuka
darah akan mengalir dari atrium menuju ventrikel. Valva tricuspidalis berfungsi mencegah
kembalinya aliran darah menuju atrium dextra dengan cara menutupkatup pada saat kontraksi
ventrikel
- Valva pulmonal : Setelah valva trikuspidalis tertutup darah akan mengalir dari ventrikel dextra
melallui trunkus pulmonalis, trunkus pulmonalis bercabang menjadi arteri pulmonalis dextra dan
sinistra yang akan berhubungan dengan pulmonal terhadap valva pulmonalis, lalu valva
pulmonal akan terbuka saat ventrikel dextra kontraksi sehingga memungkinkan darah mengalir
dari vetrikel
- Valva bicuspidalis : Katup internal yang mengatur aliran darah dari atrium sinistra menuju
ventrikel sinistra. Valva ini berfungsi menutup saat kontraksi ventrikel
- Valva aorta pulmonal : Terdiri dari 3 valva yang terdapat pada pangkal aorta, valva darah akan
mengalir keseluruh tubuh, sebaliknya valva ini akan menutup saat ventrikel sinistra relaksasi,
sehingga mencegah darah masuk kedalam ventrikel sinistra.7

5.Ruang-ruang pada jantung


a).Atrium Dextra:
Terdiri atas rongga utama dan sebuah kantong kecil, auricular muara pada atrium dextra :
- Vena cava superior bermuara ke bagian atas atrium dextra, muara ini tidak mempunyai katup.
Vena ini bertugas mengembalikan darah ke jantung dari setengah bagian atas tubuh.
- Vena cava inferior (lebih besar dari vena cava superior) bermuara ke bagian bawah atrium
dextra. Dilindungi oleh katup rudimenter yang tidak berfungsi. Vena ini bertugas
mengembalikan darah ke jantung dari setengah bagian bawah tubuh.
- Sinus coronarious bertugas mengalirkan sebagian besar darah dari dinding jantung, bermuara
ke dalam atrium dextra diantara vena cava inferior dan ostium atrioventrikular. Muara ini
dilindungi oleh katup rudimenter yang tidak berfungsi.
b).Ventrikel Dextra
- Membentuk sebagian besar facies anteiror cordis, dan terletak anterior terhadap ventrikel
sinistra.Ventrikel dextra berhubungan dengan atrium dextra melalui ostium atriuventrikulare.
Dinding ventrikel dextra jauh lebih tebal dibandingkan dengan dinding atrium dextra. Permukaan
dalam menunjukan rigi-rigi yang menonjol disebut trabecullae carnae. Ada 3 jenis trabekula
carnae :
- Jenis pertama, terdiri atas Musculi Papillares
- Jenis kedua , trabecula septomarginalis (moderator band)
- Jenis ketiga, hanya terdiri dari rigi-rigi yang menonjol
Valva tricuspidalis melindungi ostium atrioventriukularis. Terdiri atas 3 cupis yang dibentuk
oleh lipatan endocardium, cuspis-cuspis ini adalah cuspis anterior, septalis, dan inferior.
Cuspis anterior terletak di anterior, cuspis sptalis terletak berhadapan dengan septum
interventriculare dan cuspis inferior atau posterior terletak di inferior. Basis cuspis melekat pada
cincin fibrosa ,rangka jantung. Pada ujung bebasnya di lekatkan dengan chorda tendinae, yang
menghubungkan cuspis dengan Musculi papilares.
Fungsi Musculi Papilaris : saat ventrikel berkontraksi, musculi papilaris berkontraksi dan
mencegah cuspis tidak terdorong masuk ke dalam atrium dan terbalik pada waktu tekanan
intraventrikuler meningkat.
b).Atrium Sinistra
Atrium sinistra terdiri atas rongga utama dan auricula sinistra. Atrium sinistra terletak di
belakang atrium dextra dan membentuk sebagian besar basis atau facies posterior jantung.
Muara pada atrium sinistra :
- Empat vena pulmonalis, dua dari masing-masing paru bermuara pada dinding posterior dan
tidak mempunyai katup.
- Antara atrium sinistra dengan ventrikel sinistra dihubungkan oleh katup mitral /katup
bikuspidalis. Katup ini melindungi ostium atrioventrikularis sinistra
d).Ventrikel sinistra
Sebagian besar ventrikel sinistra terletak pada belakang ventrikel dextra.
- Ventrikel sinistra berhuungan dengan atrium sinistra melalui ostium atrioventrikuler sinistra
dan dengan aorta melalui ostium aorta.
- dinding ventrikel sinistra lebih tebal 3 kali lipat daripada ventrikel dextra
- Valva mitralis (katup mitral) melindungi ostium atrioventrikular , katup ini terdiri atas dua
cuspis, yaitu cuspis anterior dan cuspis posterior.
- Valva aorta (katup aorta) melindungi ostium aorta.
6 .Terdapat musculus pada jantung yaitu :
1).Musculus papillaris anterio
Musculus papillaris terbesar dan paling sering didapatkan dan berasal dari dinding anterior
ventriculus.
2).Musculus papillaris posterior
Terdiri 1, 2, dan 3 struktur dengan chordae tendinese yang berasal langsung dari
ventrikulus.
3).Musuculus papillaris septalis

Musculus papillaris septalis yang kadang-kadang dapat ditemui,karena kecil bahkan tidak
ada sama sekali, dengan chordae tendinese yang muncul dari dinding septum

Struktur makroskopis pembuluh darah

a. Arteri : Jantung ke seluruh tubuh


b. Arteriol : Lebih kecil dari arteri dan terdapat diseluruh tubuh
c. Kapiler : Tempat pertukaran zat dan juga menyebarkan cairan
d. Vena : Dari seluruh tubuh kembali ke jantung
e. Venul : Lebih kecil daripada vena dan ada diseluruh tubuh
f. Arteri besar yakni aorta, arteri carotis communes, arteri anonyma
g. Arteri sedang yakni Aa. Lienalis dan arteri radialis7
STRUKTUR MIKROSKOPIS JANTUNG

a. Endokardium

Merupakan lapisan dinding jantung paling tipis. Terdiri atas selapis sel endotel gepeng diatas
lapisan tipis jaringan ikat longgar yang didominasi serabut kolagen dan elastin, dan beberapa sel
otot polos. Di bawah endokardium terdapat lapisan subendokardium yang memisahkan
endokardium dengan miokardium. Lapisan ini lebih tebal dari endokardium, terdiri atas jaringan
ikat yang diantara serabutnya dapat ditemukan vena, nervus dan di dinding ventrikel dapat
ditemukan pula serabut sistem konduksi jantung atau serabut purkinje.

b. Miokardium

Merupakan lapisan dinding jantung paling tebal. Serabut otot jantung tersusun spiral dalam
dinding jantung. Sel otot jantung memiliki banyak ciri unik yang hanya ada pada sel otot
jantung. Ciri ciri ini menunjukkan susunan histologi yang mendukung fisiologinya sebagai otot
jantung. Ada 2 jenis serabut pada lapisan miokardium, serabut kontraktil yang berfungsi untuk
kontraksi jantung, dan serabut sistem konduksi yang merupakan modifikasi serabut otot jantung

c. Epikardium

Tersusun atas lapisan epitel skuamous selapis mesotel dan jaringan ikat longgar tipis. Mesotel
berperan dalam sekresi cairan perikardium. Di bawah epikardium, ke arah luar terdapat lapisan
subepikardium yang mirip dengan lapisan subendokardium, berisikan arteri koroner, vena, saraf
serta sebagai ciri khasnya, memiliki adiposit.6
A. Penyusun Otot Jantung :

Sel otot jantung yang matur berdiameter sekitar 15 prm dan panjangnya antara 85 sampai
100 prm. Sel-sel tersebut memperlihatkan pola garis melintang yang identik dengan pola otot
rangka. Akan tetapi, berbeda dengan otot rangka yang berinti banyak, setiap sel otot jantung
hanya memiliki safu atau dua inti pucat yang terletak di tengah. Di sekeliling sel-sel otot terdapat
selubung halus jaringan ikat endomisium yang mengandung jejaring kapiler luas.

Satu ciri unik yang dapat membedakan otot jantung adalah adanya garis gelap melintang
yang melintasi deretan sel-sel jantung dengan interval yang tidak teratur .Diskus interkalaris ini
adalah kompleks pertautan yang terdapat pada pertemuan antar sel-sel otot jantung yang
bersebelahan . Regio transversal di diskusyang menyerupai tangga inimemilikibanyak desmosom
dan fascia adherentes (yang menyerupai zonula adherentes di antara sel-sel epitel) dan bersama-
sama berfungsi mengikat sel-sel jantung secara erat untuk mencegah agar sel tersebut tidak
terpisah pada saat aktivitas kontraksi yang berlangsung konstan. Bagian yang berada lebih
longitudinal di setiap diskus memiliki berbagai taut celah, yang memungkinkan pertukaran ion
secara kontinu di antara sel-sel yang bersebelahan. Struktur tersebut bekerja sebagai "sinaps
listrik", dan memungkinkan sel otot jantung bekerja seperti pada suatu sinsitium multinuklear
dengan sinyal kontraksi yang berpindah dad se1 ke sel dalam bentuk gelombang.1

Struktur dan fungsi protein kontraktil dalam sel otot jantung pada dasamya sama dengan otot
rangka. Akan tetapi, sistem tubulus T dan retikulum sarkoplasma pada otot jantung tidak
tersusun begitu teratllr. Tubulus T berjum'lah Iebih banyak dan lebih besar pada otot ventrikel
ketimbang pada otot rangka dan retikulum sarkoplasma tidak begitu berkembang .Sel otot
jantung mengandung banyak mitokondria yang menemp ati 407' atau lebih volume sitoplasma
yang mencerminkan kebutuhan akan metabolisme aerob dalam otot jantung secara terus
menerus. Sebagai perbandingan, hanya sekitar 2% serabut otot.

Bentuk sel-sel otot jantung yaitu silindris, bercabang, dan memanjang, inti sel lebih dari satu
terletak di tengah sel. Sel otot jantung bersifat involunter dan termasuk saraf otonom, gerakannya
tidak cepat lelah. Ciri khas dari otot jantung yaitu diskus interkalaris.

Gambar : Mikroskopis sel otot jantung.

Sel otot jantung memiliki diskus interkalaris, berupa garis gelap melintang yang tersusun
ireguler. Diskus ini merupakan kompleks pertautan antar sel otot jantung untuk membantu
kontraktilitas otot jantung. Pada diskus interkalaris akan banyak ditemukan struktur hubungan
antar sel seperti desmosom, mengikat sel sel otot jantung dan mendukung kontraktilitas sel otot
jantung secara bersamaan.6

MIKROSKOPIS PEMBULUH DARAH

A.Lapisan pembuluh darah


Semua pembuluh darah yang berukuran lebih besar dari diameter tertentu memiliki ciri strukfural
yang sama dan menunjukkan gambaran umum konstruksinya. Perbedaan di antara berbagai jenis
pembuluh sering tidak jelas karena peralihan dari satu jenis pembuluh ke jenis lainnya
berlangsung secara bertahap. Pembuluh darah umumnya terdiri atas lapisan atau tunika berikut
(L. tunica, selubung).

Tunika intima memiliki satu lapis sel endotel, yang ditopang oleh selapis tipis subendotel
jaringan ikat longgar yang kadang-kadang mengandung sel otot polos. Pada arteri, intima
dipisahkan dari tunika media oleh suatu lamina elastica intema, yaitu komponen terluar intima.
Lamina ini, yang terdiri atas elastiry memiliki celah (fenestra) yang memungkinkan terjadinya
difusi zat untuk memberikan nutrisi ke sel-sel bagian dalam dinding pembuluh. Karena tekanan
darah dan kontraksi pembuluh menghilang pada saat kematian, tunika intima arteri pada
umumnya tampak berombak-ombak pada sediaan jaringan .

Tunika media, yaitu lapisan tengatr, terutama terdiri atas lapisan konsentris sel-sel otot polos
yang tersusun secara berpilin .Di antara sel-sel otot polos, terdapat berbagai serat dan lamela
elastin, serat retikular kolagen tipe III, proteoglikan, dan glikoprotein yang kesemuanya
dihasilkan sel-sel ini. Pada arteri, tunika media memiliki lamina elastica externa yang lebih tipis,
yang memisahkarmya dari tunica adventitia. .

Tunica adventitia atau tunica externa terutama terdiri atas serat kolagen tipe I dan elastin lapisan
adventisia berangsur menyatu dengan jaringan ikat stromal organ tempat pembuluh darah berada.

Gambar: Lapisan pada pembuluh darah.


a. Tunika intima

Merupakan lapisan paling tipis dan paling dalam yang kontak langsung dengan darah. Tersusun
atas endotel selapis dengan lapisan subendotel jaringan ikat longgar yang kadang mengandung
otot polos. Pada arteri dan vena besar, di antara tunika intima dan media terdapat lamina elastika
interna yang terdiri atas serabut elastin dengan banyak fenestra untuk difusi air dan nutrisi ke
lapisan dalam pembuluh.

b. Tunika media

Merupakan lapisan paling tebal yang tersusun atas lapisan konsentris otot polos. Di antara sel
otot polos terdapat berbagai serabut jaringan ikat elastin ; retikular kolagen; substansi dasar;
substansi dasar proteoglikan, glikoprotein. Tunika media jauh lebih tebal pada dinding arteri,
selain itu pada arteri, terdapat lamina elastika eksterna yang serupa dengan lamina elastika
interna.

c. Tunika adventitia

Tersusun atas serat kolagen tipe I dan elastin. Lapisan ini lebih tebal pada vena dan akan
menyatu dengan stroma jaringan ikat organ.6

Terdapat 2 pembuluh darah ,yaitu:

1 .Arteri

a .Arteri Besar
Aorta dan percabangannya yang didominasi serabut elastin pada tunika media. Arteri jenis ini
berperan menstabilkan aliran darah, sehingga makin bertambah usia, makin tebal pula lamina
elastika. Kedua lamina elastika pada arteri ini tampak serupa, sedangkan tunika adventitia pada
jenis ini relatif kurang berkembang.

Gambar: Mikroskopis arteri besar.

1.Arteri

a .Arteri Sedang

Arteri yang membawa darah dari aorta dan percabangannya menuju organ. Arteri jenis ini
didominasi banyak lapisan sel otot polos pada tunika media. Biasanya hanya tampak lamina
elastika interna, lamina elastika eksterna biasa hanya ada pada arteri yang berdekatan dengan
percabangan aorta.

c .Arteri kecil

Merupakan percabangan arteri terkecil yang hanya memiliki 1-2 lapis otot polos tunika media.
Tunika intima hanya terdiri atas selapis endotel, tanpa tunika adventitia. Arteriol umumnya
sangat kecil dengan diameter < 5mm. Pada beberapa jaringan dan organ seperti kulit tangan dan
kaki, terdapat anastomosis arteriovenosa berupa gabungan arteriol dan venula. Pada anastomosis
ini biasanya arteriol memiliki tunika media dan adventitia yang tebal.

2.Vena
a .Vena besar

Memiliki tunika intima dengan lapisan subendotel. Tunika media tipis didominasi elastin dengan
sedikit otot polos, begitu pula tunika adventitia juga didominasi elastin. Katup vena sangat
mencolok pada vena besar, katup terdiri atas lipatan tunika intima kaya elastin yang dilapisi
endotel.

Gambar :
Mikroskopis vena besar.

b .Vena Sedang

Tunica intima sangat tipis,jika ada strukturnya sama dengan vena besar dengan tunica media
dibatasi oleh anyaman serabut elastis. Tunica media lebih tipis dibandingkan arteri yang
didampinginya. Terdiri atas serabut otot polos sirkuler yang dipisahkan oleh serabut kolagen
yang memanjang dan beberapa fibroblas. Tunica adventitia lebih tebal dari tunica medianya dan
merupakan jaringan pengikat longgar dengan berkas-berkas serabut kolagen dan anyaman
serabut elastis.

c .Vena Kecil

Beberapa kapiler yang bermuara dalam sebuah pembuluh dengan ukuran 15 – 20 mikron yang
disebut venula. Dindingnya terdiri atas selapis sel endotil yang diperkuat oleh serabut retikuler
dan fibroblas. Venula juga berperan dalam pertukaran zat.4
Arteriol adalah pembuluh arteri terminal yang meregulasi aliran darah menuju kapilar. Pada
sediaan histologi, dapat dilihat bahwa tebal dinding arteriol sama dengan besar diameter
lumennya.. Endotel pada tunika intima disokong oleh jaringan ikat subendotel yang tipis.
Jaringan ikat subendotel ini mengandung kolagen III dan sedikit serat elastin. Pada arteriol kecil
dan arterial terminal tidak ditemukan tunika elastika interna, namun dapat ditemukan pada
arterial yang lebih besar.
MEKANISME KELISTRIKAN JANTUNG
Proses-proses mekanis pada siklus jantung-kontraksi, relaksasi, dan perubahan aliran darah
melalui jantung yang ditimbulkannya-disebabkan oleh perubahan ritmik aktivitas listrik jantung.
Jantung secara bergantian berkontraksi untuk pengosongan dan melemas untuk pengisian
dirinya.
Siklus jantung terdiri dari sistol (kontraksi dan pengosongan) dan diastol (relaksasi dan
pengisian) yang bergantian. Kontraksi terjadi karena penyebaran eksitasi ke seluruh jantung,
semenrara relaksasi mengikuti repolarisasi otot jantung. Atrium dan ventrikel melakukan siklus
sistol dan diastol secara terpisah. Kecuali jika disebutkan, kara sistol dan diastol merujuk kepada
apa yang terjadi di ventrikel. Pembahasan berikut dan Gambar 9-17 menghubungkan berbagai
proess yang terjadi secara bersamaan selama siklus jantung, termasuk gambaran EKG,
perubahan tekanan, perubahan volume, aktivitas katup, dan bunyi jantung. Hanya proses-proses
di sisi kiri jantung yang dijelaskan, tetapi Elektrokard iogram
Tekanan aorta (mm Hg) ,Tekanan ventrikel kiri (mm Hg),Tekanan atrium kiri (mm
Hg),Volume ventrikel kiri (ml) bunyi jantung Ventrikel kiri Pengisian pasif Kontraksi selama
diastol atrium ventrikel dan atrium Relaksasi ventrikel isovolumetrik Kontraksi ventrikel
isovolumetrik Penyemprotan (ejeksi) ventrikel.4

• Sistem Konduksi Jantung


1.Penyebab jantung mampu berdenyut seumur hidup adalah adanya aktivitas listrik yang
menetap dan ritmis. Sumber aktivitas listrik ini adalah anyaman serat otot jantung khusus yang
dinamai serat autoritmik (auto- = sendiri) karena serat-serat tersebut self-excitable (mampu
memacu dirinya sendiri). Serat autoritmik secara berulang menghasilkan potensial aksi yang
memicu kontraksi jantung. Serat-serat tersebut terus merangsang jantung untuk berdenyut
bahkan setelah jantung dikeluarkan dari tubuh-misalnya, untuk ditransplantasikan ke orang lain
dan semua sarafnya telah dipotong. Selama perkembangan masa musibah,hanya sekedar 1 %
serat otot jantung yang menjadi serat autoritmik ;serat-serat yang relatif jarang ini memiliki dua
fungsi penting:
1.Bekerja sebagai pemacu (pacemaker), menentukan irama eksitasi listrik yang menyebabkan
jantung berkontraksi.
2.Membentuk sistem konduksi jantung, suatu anyaman serat khusus otot jantung yang
membentuk jalur untuk masing-masingsiklus eksitasi jantung untuk menyebar ke seluruh
jantung. Sistem konduksi menjamin bahwa ruang jantung akan terangsang untukberkontraksi
secara terkoordinasi, yang menyebabkan jantung menjadi pompa yang efektif. Pada serat
autoritmik ini dapat menyebabkan aritmia (irama abnormal), yaitu jantung berdenyut secara
tak-teratur, terlalu cepat, atau terlalu lambat.

Potensial aksi jantung merambat melalui sistem konduksi dalam urutan berikut:
• Eksitasi jantung normalnya dimulai di nodus sinoatrium (SA) yang terletak di dinding atrium
kanan tepat inferior dan lateral dari lubang vena kava superior. Sel-sel nodus SA tidak memiliki
potensial istirahat yang stabil. Mereka secara berulang mengalami depolarisasi ke ambang secara
spontan. Depolarisasi spontan ini adalah potensial pemacu (pacemaker potential). Jika potensial
pemacu mencapai ambang, terbentuklah potensial aksi Setiap potensial aksi di nodus SA
menjalar keseluruh atrium melalui taut celah di diskus interkalaris serat-serat atrium. Setelah
potensial aksi, kedua atrium berkontraksi se bersamaan.
• Dengan merambat di sepanjang serat-serat otot atrium, potensial aksi mencapai nodus
atrioventrikularis (AV), yang terletak di septum interatriale, tepat anterior dari lubang sinus
koronarius (Gambar 20.10a). Di nodus AV, potensial aksi melambat secara bermakna akibat
berbagai perbedaan dalam struktur sel di nodus AV. Perlambatan ini memberi waktu bagi atrium
untuk mengosongkan darahnya ke dalam ventrikel.
• Dari nodus AV, potensial aksi masuk ke berkas atrioventrikularis (AV) (juga dikenal sebagai
berkas His, yang diucapkan HIZ).Berkas ini adalah satu-satunya tempat potensial aksi dapat
mengalir dari atrium ke ventrikel (Di tempat lain, rangka fibrosa jantung secara elektris
menyekat atrium dari ventrikel).
• Setelah merambat di sepanjang berkas AV, potensial aksi masuk ke cabang berkas kanan dan
kiri. Cabang berkas terbentang di seluruh septum interventrikular menuju apeks jantung.
• Akhirnya, serat Purkinje berdiameter besar dengan cepat menghantarkan potensial aksi yang
dimulai di apeks jantung ke atas kebagian miokardium ventrikel sisanya. Lalu ventrikel
berkontraksi, mendorong darah ke atas melewati katup semilunaris.2

PENYEBARAN EKSITASI JANTUNG

Eksitasi jantung
Depolarisasi yang dimulai di nodus SA disebarkan secara radial ke seluruh atrium kemudian
menyatu di nodus AV. Depolarisasi atrium tuntas dalam waktu kira-kira 0,1 detik. Karena
hantaran di nodus AV lambat (Tabel 29–1), maka terjadi perlambatan sekitar 0,1 detik
(perlambatan nodus AV) sebelum eksitasi menyebar ke ventrikel. Perlu dicatat di sini bahwa jika
tidak terdapat kontribusi ICa dalam depolarisasi (fase 0) potensial aksi maka akan dijumpai
penurunan nyata dalam hantaran. Perlambatan ini diperpendek oleh perangsangan saraf simpatis
ke jantung dan akan memanjang akibat perangsangan vagus. Dari puncak septum, gelombang
depolarisasi menyebar secara cepat di dalam serat penghantar Purkinje ke semua bagian ventrikel
dalam waktu 0,08-0,1 detik. Pada manusia, depolarisasi otot ventrikel dimulai dari sisi kiri
septum antarventrikel dan bergerak pertama-tama ke kanan menyeberangi bagian tengah septum.
Gelombang depolarisasi kemudian menyebar ke bagian bawah septum menuju apeks jantung.
Gelombang kemudian kembali di sepanjang dinding ventrikel ke alur AV, berjalan terus dari
permukaan endokardium ke epikardium (Gambar 29–4). Bagian terakhir jantung yang
mengalami depolarisasi adalah bagian posterobasal ventrikel kiri, konus pulmonalis, dan bagian
paling atas septum.2
Rangkaian eksitasi-kontraksi otot jantung pada dua sel otot jantung :
- sel kontraktil,99% sel otot jantung, melakukan kerja mekanis memompa darah. Sel-sel ini tidak
membentuk snediri potensial aksinya
- sel ototritmik, tidak berkontraksi tetapi khusus memulai dan menghantarkan potensial aksi yang
menyebabkan kontraksi sel-sel otot jantung.
kontraksi otot jantung, kontraksi otot jantung ini dipicu oleh potensial aksi yang menyapu ke
seluruh membrane sel otot, jantung akan berkontraksi atau berdenyut secara ritmis akibat
potensial aksi yang dihasilkannya sendiri. Istilah rangkaian eksitasi-kontraksi merujuk pada
mekanisme saat potensial aksi menyebabkan myofibril otot berkontraksi, ada perbedaan dalam
mekanisme ini pada otot jantung, yang berdampak penting pada sifat-sifat kontraksi otot
jantung.
Seperti halnya pada otot rangka, bila potensial aksi menjalar sepanjang membran otot
jantung, potensial aksi akan menyebar ke bagian dalam serat otot jantung sepanjang membrane
tubulus transversus (T). potensial aksi tubulus T selanjutnya bekerja bekerja pada membrane
tubulus sarkoplasmik longitudinal yang menyebabkan pelepasan ion-ion kalsium ke dalam
sarkoplasma otot dari retukulum sarkoplasmik. Dalam seperberapa ribu detik berikutnya, ion
kalsium ini akan berdifusi ke dalam myofibril dan mengatalisasi reaksi kimiawi yang
mempermudah pergeseran filament aktin dan myosin satu sama lain, hal ini akan menimbulkan
kontraksi otot. Sampai sejauh ini, mekanisme rangkaian eksitasi-kontraksi ini sama dengan
mekanisme yang terjadi dalam otot rangka, namun ada efek kedua yang cukup berbeda.
Disamping ion kalsium yang dilepaskan dalam sarkoplasma dari sisterna reticulum
sarkoplasmik, ion kalsium juga berdifusi ke dalam sarkoplasma dari tubulus T sendiri, yaitu saat
berlangsungnya potensial aksi, yang membuka kanal kalsium berpintu listrik pada membrane
tubulus T. kalsium yang masuk kedalam sel selanjutnya mengaktivasi kanal pelepas kalsium,
disebut juga ryanodine receptor channels, pada membrane reticulum sarkoplasmik, memicu
pelepasan kalsium ke dalam sarkoplasma. Selanjutnya kalsium di dalam sarkoplasma
berinteraksi dengan troponin untuk mengawali pembentukan jembatan silang dan kontraksi
melalui mekanisme dasar yang sama.
Tanpa kalsium dari tubulus T ini, kekuatan kontraksi otot jantung ini akan sangat menurun,
karena reticulum sarkoplasmik otot jantung kurang beegitu berkembang dibandingkan reticulum
sarkoplasmik otot rangka dan tidak menyimpan kalsium yang cukup untuk menimbulkan
kontraksi penuh. Namun tubulus T pada otot janrung mempunyai diameter 5 kali lebih besar
daripada tubulus T pada otot rangka, yang berarti volumenya 25 kali lebih besar, selain itu,
didalam tubulus T ditemukan sejumlah besar mukopolisakarida yang bermuatan elektronegatif
dan mengikat cadangan ion kalsium selalu tersedia untuk berdifusi ke bagian dalam seerat otot
jantung sewaktu terjadi potensial aksi pada tubulus T.
Kekuatan kontraksi otot jantung sangat bergantung pada konsentrasi ion kalsium cairan
ekstraselular. Kenyataanya, jantung yang ditempatkan dalam larutan bebas kalsium, akan segera
berhenti berdenyut. Penyebabnya ialah bahwa celah-celah pada tubulus T langsung menembus
membrane sel otot jantung ke ruang ekstrasel yang mengelilingi sel sehingga cairan ekstra
selular yang sama, yang terdapat di dalam interstisium otot jantung juga melewati tubulus T.
akibatnya jumlah ion kalsium yang ada di dalam system tubulus T yaitu, tersedianya ion kalsium
untuk menimbulkan kontraksi otot jantung sangat bergantung pada konsentrasi ion kalsium di
dalam cairan ekstraselular.2

MEKANISME POTENSIAL PANCAMAKER JANTUNG


Fase 4 : Potensial membran -55mV sampai -60mV atau kurang negatif dari potensial jantung
sehingga channel ion natrium cepat tidak aktif bekerja,channel ion natrium cepat yang tidak aktif
sehingga tidak memberikan gambaran upstroke.
Fase 0 : Ambang batas -40Mv akan membukakan pintu kanal kalsium dan natrium sehingga
natrium dan kalsium dapat masuk ke dalam intrasel hal ini menyebabkan depolarisasi
menyebabkan potensial aksi.
Segera setelah fase 0 pintu kanal kalsium dan natrium menutup aliran natrium dan kalsium
berhenti,sedangkan pintu kanal kalium terbuka sehingga menyebabkan permeabilitas kalium
meningkat repolarisasi potensial membrane turun hingga -50mV sampai -60mV segera setelah
terjadi repolarisasi terjadi depolarisasi lagi.

MEKANISME AGEN KONOTROPIK DAN INOTROPIK


a) .Pengaruh saraf terhadap agen kronotropik positif :
- Inotrofik : zat yang mempengaruhi kontraktilitas jantung
- Positif : meningkatkan kontraktilitas jantung, yaitu kalsium
- Negative : menurunkan kontraktilitas jantung, yaitu kalium
- Kronotropik : zat yang mempengaruhi denyut jantung
- Positif : meningkatkan denyut jantung,yaitu norepinefrin/epinefrin
- Negative : menurunkan denyut jantung, yaitu asetilkolin
Mekanisme Saraf simpatis saat saraf simpatis dirangsang merangsang pengeluaran
notepinefrin dari ujung asaraf simpatis membuat permeabilitas ion kalium menurun saluran
kalium ditutup sedangkan saluran natrium dan kalsium terbuka ion kalsium dan ion natrium
masuk keadaan intrasel menjadi lebih positif menyebabkan depolarisasi meningkatkan kekuatan
kontraktilitas otot jantung dan kecepatan denyut jantung.
b) .Pengaruh saraf terhadap agen kronotropik negative :
Saraf parasimpatis saat saraf parasimpatis dirangsang merangsang pengeluaran asetilkolin
dari ujung saraf parasimpatis permeabilitas ion kalium meningkat saluran kalium dibuka
membuat keadaan intrasel menjadi lebih negative menyebabkan repolarisaasi menurunkan
kekuatan kontraktilitas otot jantung dan kecepatan denyut jantung.
Agen kronotropik dan inotropi yang positif dan negative

- Agen inotropik positif : agen yang meningkatkan kontraktilitas miokard, dan digunakan untuk
mendukung fungsi jantung dalam kondisi seperti gagal jantung, syok kardiogenik, syok septic,
kardiomiopati.Contoh agen inotropik positif meliputi : Berberine, Omecamtiv, Dopamin,
Epinefrin (adrenalin), isoprenalin (isoproterenol), Digoxin, Digitalis, Amrinon, Teofilin

- Agen inotropik negative : agen menurunkan kontraktilitas miokard, dan digunakan untuk
mengurangi beban kerja jantung. Contoh agen inotropik negative meliputi : Carvedilol,
Bisoprolol, metoprolol, Diltiazem, Verapamil, Clevidipine, Quinidin.

Kronotropik adalah agen obat yang berperan dalam denyut jantung. Kronotropik dibagi dalam
dua agen yaitu :

- Agen kronotropik positif : agen yang meningkatkan denyut jantung dengan mempengaruhi
saraf mengendalikan hati, atau dengan mengubah irama yang dihasilakan oleh node sinoatrial.
Contoh agen kronotropik positif meliputi : sebagian Adrenergic agonic, Antropin, Dopamin,
Epinefrin, Isoproterenol.

- Agen kronotropik negative : agen yang menurunkan denyut jantung dengan cara mempengaruhi
saraf mengendalikan hati, atau dengan carah mengubah irama yang dihasilakn oleh node
sinoatrial. Contoh agen kronotropik negative meliputi : Metoprolol. Asetilkolin, Digoxin,
Diltiazem dan Verapamil.4

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

Faktor-faktor yang mempengaruhi sistem sirkulasi tubuh :

A .Kecepatan aliran darah ke setiap jaringan tubuh hampir selalu dikendalikan sesuai dengan
kebutuhan jaringan. Bila jaringan menjadi aktif, jaringan ini membutuhkan jauh lebih banyak
suplai zat makanan, dan oleh karena itu aliran darah akan lebih banyak bila dibandingkan pada
keadaan istirahat kadang-kadang hingga 20 sampai 30 kali nilai istirahatnya. Namun jantung
normalnya tidak dapat meningkatkan curah jantungnya lebih dari empat sampai tujuh kali lebih
besar dari nilai istirahat. Oleh sebab itu, sangat tidak mungkin untuk meningkatkan aliran darah
di seluruh bagian tubuh ketika jaringan tertentu membutuhkan peningkatan aliran. Sebaliknya,
pembuluh mikro setiap jaringan terus-menerus mengawasi kebutuhan jaringan, seperti
tersedianya oksigen dan zat makanan lain serta akumulasi karbon dioksida dan produk- produk
buangan lainnya, dan hal inilah yang kemudian mengatur aliran darah setempat secara langsung,
dengan berdilatasi atau berkontraksi, untuk mengendalikan aliran darah setempat secara tepat
hingga mencapai nilai yang diperlukan untuk aktivitas jaringan. Selain itu, pengendalian saraf
terhadap sirkulasi dari sistem saraf pusat beserta hormon memberikan bantuan tambahan dalam
pengendalian aliran darah jaringan.3

B .Curah jantung terutama dikendalikan oleh penjumlahan penjumlahan seluruh aliran darah
setempat. Bila darah mengalir di jaringan, darah ini akan segera kembali melalui vena ke
jantung. Jantung berespons secara otomatis terhadap peningkatan aliran darah ini, dengan segera
memompa darah kembali ke arteri. Jadi, jantung bekerja sebagai mesin otomatis, dengan cara
merespons kebutuhan jarigan. Namun demikian, jantung sering kali memerlukan bantuan dalam
bentuk sinyal saraf khusus agar dapat memompa darah sesuai dengan jumlah aliran darah yang
dibutuhkan.

C .Pada umumnya, tekanan arteri diatur secara mandiri, baik melalui pengendalian aliran darah
setempat atau pengendalian curah jantung.

Sistem sirkulasi dilengkapi dengan sistem pengendalian yang luas terhadap tekanan darah
arteri. Sebagai contoh, jika pada saat tertentu tekanan menjadi sangat menurun di bawah nilai
normalnya sekitar 100 mm Hg, dalam waktu beberapa detik serentetan refleks saraf akan
menimbulkan serangkaian perubahan sirkulasi untuk meningkatkan tekanan kembali menuju
normal. Sinyal-sinyal saraf ini terutama meningkatkan daya pemompaan jantung, menyebabkan
kontraksi pada sistem vena penampung besar agar menyediakan lebih banyak darah bagi jantung,
dan menyebabkan konstriksi umum pada sebagian besar arteriol di seluruh tubuh, sehingga lebih
banyak darah terakumulasi di dalam arteri- arteri besar untuk meningkatkan tekanan arteri.
Kemudian, dalam jangka waktu lebih lama, beberapa jam dan berhari-hari,ginjal memainkan
peran utama tambahan dalam pengaturan tekanan, baik dengan menyekresi hormon yang
mengatur tekanan maupun dengan mengatur volume darah. Jadi, kesimpulannya, kebutuhan
setiap jaringan disediakan secara khusus oleh sirkulasi.3
Elektrolit serum
Seperti di otot rangka, peran Ca2+ di dalam sitosol adalah berikatan dengan kompleks
troponin-tropomiosin dan secara fisik menarik kompleks tersebut ke samping sehingga dapat
terjadi siklus jembatan silang dan kontraksi. Namun, tidak seperti di otot rangka, Ca2+ yang
dilepaskan selalu memadai untuk mengaktifkan semua jembatan silang, tingkat aktivitas
jembatan silang di otot jantung bervariasi sesuai dengan jumlah Ca2+ di sitosol. 3
Hormon
Hormon-hormon ini mencakup hormon medula adrenal epinefrin dan norepinefrin, yang
umumnya memperkuat sistem saraf simpatis di sebagian besar organ, serta vasopresin dan
angiotensin II, yang penting dalam mengontrol keseimbangan cairan.
Stimulasi simpatis pada medula adrenal menyebabkan kelenjar endokrin ini mengeluarkan
epinefrin dan norepinefrin a1 Norepinefrin medulla adrenal berikatan dengan reseptor yang sama
dengan yang diikat oleh norepinefrin simpatis untuk menimbulkan vasokonstriksi generalisata.
Namun, epinefrin, yaitu hormon medula adrenal yang jumlahnya lebih banyak, berikatan dengan
reseptor b2 dan a1 dengan afinitas lebih kuat terhadap reseptor b2. Pengaktifan reseptor b2
menimbulkan vasodilatasi, tetapi tidak semua jaringan memiliki reseptor b2; reseptor ini paling
banyak di arteriol jantung dan otot rangka. 3
Obat-obatan
Agen Kronotropik adalah agen obat yang berperan dalam denyut jantung. Kronotropik ini dibagi
menjadi 2 yaitu :
1) Agen kronotropik positif adalah agen yang meningkatkan denyut jantung dengan
mempengaruhi saraf dengan mengendalikan hati atau dengan mengubahirama yang dihasilkan
oleh SA node.
Contoh agen kronotropik positif meliputi : sebagian adrenergic agonic, antropin,
dopamine, epinefrin, isoproterenol.
2) Agen kronotropik negative adalah agen yang menurunkan denyut jantung dengan cara
mempengaruhi saraf dengan mengendalikan hati atau irama yang diasilkan oleh SA node.
Contoh agen kronotropik negative meliputi : metoprolol, asetilkolin, digoxin, diltiazem,
dan verapamil.4

2. Ekg adalah rekaman kompleks yang mencerminkan penyebaran keseluruhan aktivitas


diseluruh jantung selama depolarisasi dan repolarisasi. gelombang P, adalah defleksi kecil ke
atas pada EKG, Gelombang P mencerminkan depolarisasi atrium, yang menyebar dari nodus
SA melalui serat-serat kontraktil di kedua atrium. Gelombang kedua, yang dinamai kompleks
QRS, dimulai sebagai defleksi ke bawah, berlanjut sebagai sebuah gelombang besar triangular
tegak, dan berakhir scbagai gelombang yang menurun. Kompleks QRS mencerminkan
depolarisasi ventrikel cepat, sewaktu potensial aksi menyebar melalui serat-serat kontrakil
ventrikel. Gelombang keriga adalah suatu defleksi ke atas berbentuk kubah yang dinamai
gelombang T. Gelombang ini menunjukkan repolarisasi ventrikel dan terjadi tepat sewaktu
ventrikel mulai melemas. Gelombang T lebih kecil dan lebih lebar daripada kompleks QRS
karena repolarisasi berlangsung lebih lambat daripada depolarisasi. Selama periode dataran
pada depolarisasi tetap, rekaman EKG memperlihatkan garis datar.3
GAMBAR 9-14 bentuk gelombang EKG3
DAFTAR PUSTAKA

1. Sherwood, L. Fisiologi Manusia dari sel ke sistem. 8 Edisi. Jakarta: EGC. 2014
2. Ganong, W.F. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. 17 Edisi. Jakarta: Buku kedokteran. 2014
3. Guyton AC, Hall JE. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. 12 Edisi. Singapore: Elsevier.
2016
4. Tortora G.J, Derrickson B. Principles of Anatomy & Physiology, edisi 13 volume 2
BUKU KEDOKTERAN,Jakarta : EGC 2017
5. Joule f, Wacthke J.Sobotta atlas anatomy manusia. Edisi 15. EGC. Jakarta.2015
6. Eroschenko, Victor. 2014. Atlas Histologi di fiore Edisi 12. Jakarta : EGC
7. Snell RS. Anatomi Klinis Berdasarkan Sistem. Jakarta: EGC; 2015

Anda mungkin juga menyukai