PERTEMUAN KE: 2
Bunyi adalah sesuatu yang terdengar (didengar) atau ditangkap oleh telinga. Sedangkan suara adalah
bunyi yang dikeluarkan dari mulut manusia (seperti pada waktu bercakap-cakap, menyanyi, tertawa
dan menangis). Material dapat berupa udara (bunyi udara), air (bunyi air) atau benda-benda (bunyi
benda solid, berongga, bertekstur). Benda yang menghasilkan bunyi disebut sumber bunyi.
Sebegai contoh, gong sebagai sumber bunyi. Gong yang terbuat dari logam, satu pukulan gong maka
akan memunculkan bunyi. Bunyi dihasilkan dari tekanan pukulan yang mengakibatkan material
logam bergetar. Getaran logam menghasilkan gelombang bunyi. Melalui udara, gelombang bunyi
akan merambat hingga sampai ke telinga sebagai alat dengar manusia.
Rambatan gelombang bunyi memberikan tekanan pada udara. Gong yang dipukul hingga mengayun
ke depan akan memberikan tekanan pada udara, sehingga terjadi penebalan bunyi. Penebalan bunyi
terjadi karena gelombang yang dihantarkan searah dan mendekat dengan pendengaran. Ketika gong
mengayun ke belakang, maka akan terjadi penipisan bunyi. Hal itu disebabkan gelombang bunyi
yang menekan udara berkurang, dan tak searah atau menjauh dari pendengaran. Seiring waktu, jika
gong makin pelan hingga diam, maka tekanan udara makin berkurang dan bunyi makin tak
terdengar.
Besarnya tekanan getaran bunyi disebut amplitudo, dan besaran gelombang bunyi disebut frekuensi.
Bunyi yang dihasilkan gong dapat disebut sebagai nada.
Pendengaran Manusia
Secara anatomi, telinga manusia terdiri dari 3 bagian, telinga luar, telinga tengah dan telinga dalam.
Telinga luar berfungsi untuk menangkap bunyi, yang kemudian dilalukan ke telinga tengah dan
terakhir ke telinga dalam. Telinga dalam merupakan organ pendengaran yang sesungguhnya.
Telinga manusia mempunyai kepekaan yang luar biasa, selain mampu membedakan nada juga dapat
membedakan kuat suara. Telinga memiliki kemampuan menangkap frekuensi dari 20 Hz hingga
20.000Hz/20KHz.Telinga mempunyai kepekaan terbesar dalam jangkauan frekuensi dari
1.000Hz/1KHz sampai 4KHz.
Gelombang bunyi di bawah frekuensi 20 Hz disebut sebagai bunyi infra atau infra sonic. Bunyi infra
tidak lagi dapat dirasakan sebagai nada, melainkan sebagai pukulan atau goyangan. Untuk
gelombang di atas 20 kHz disebut sebagai bunyi ultra atau ultra sonic. Bunyi ini hanya bisa didengar
oleh beberapa macam binatang, misalnya kelelawar, anjing, tikus dan lain-lain. Dalam teknik yang
disebut bunyi ultra sampai dengan 10MHz, ini tidak dapat didengar oleh telinga manusia tapi untuk
keperluan tertentu misalnya untuk menguji material atau dalam bidang kedokteran dan lainnya.
Daerah tekanan bunyi yang bisa didengar antara ambang dengar dan batas sakit memiliki 1:106.
Dengan nilai sangat lebar ini, perbandingan tekanan bunyi dalam praktiknya digunakan ukuran
logaritmis, bukan ukuran linear. Hal ini memiliki kelebihan dalam perhitungan, karena sebuah
perkalian dengan logaritmisasi diubah menjadi penjumlahan. Ukuran logaritmis dari sebuah
perbandingan diberi satuan Bell, supaya tidak timbul koma dalam pengukuran dan perhitungan
maka satuan yang digunakan desi Bell (dB) atau seper sepuluh Bell.
Dalam audio digunakan dB SPL (Sound Pressure Level) sebagai ambang dengar sebesar 0dB, besaran
ini juga disebut sebagai level suara absolut. Besaran 0dB SPL merupakan ambang pendengaran bagi
kebanyakan telinga manusia.
Penyebaran Bunyi
Seperti yang telah dibahas di atas, bunyi merambat dan menyebar lewat udara. Banyak faktor yang
mempengaruhi penyebaran bunyi.
1. Lokasi Bunyi
a. Jarak (dekat-jauh)
b. Arah bunyi, atas-bawah, tinggi-rendah, kanan-kiri
2. Jumlah sumber bunyi
Semakin banyak sumber bunyi maka semakin besar gelombang bunyi yang dihasilkan,
namun akan terjadi interferensi yaitu saling menguatkan, juga saling melemahkan atau bias.
3. Benda-benda yang dilewati gelombang bunyi
Penyebaran kecepatan bunyi dapat juga dipengaruhi oleh benda sekitar: