Ayuni Fatricia 1711201004 Skripsi Revisi
Ayuni Fatricia 1711201004 Skripsi Revisi
Skripsi
Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat sarjana
Diajukan oleh:
Ayuni Fatricia
1711201004
Diajukan oleh:
Ayuni Fatricia
1711201004
ii
SKRIPSI
HUBUNGAN STATUS GIZI IBU HAMIL BERDASARKAN
LINGKAR LENGAN ATAS (LILA) DENGAN
BERAT BADAN BAYI BARU LAHIR DI PUSKESMAS LANGSAT
KOTA PEKANBARU TAHUN 2018-2019
iii
DAFTAR ISI
iv
v
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
LEMBAR PERNYATAAN
HUBUNGAN STATUS GIZI IBU HAMIL BERDASARKAN
LINGKAR LENGAN ATAS (LILA) DENGAN
BERAT BADAN BAYI BARU LAHIR DI PUSKESMAS LANGSAT
KOTA PEKANBARU TAHUN 2018-2019
SKRIPSI
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya
yang pernah diajukan untuk memperoleh kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi
dan sepanjan pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis
dicantumkan dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Ayuni Fatricia
1711201004
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, dan sholawat beserta salam peneliti
panjatkan kepada baginda nabi Muhammad SAW. Alhamdulillah atas berkat
rahmat dan hidayahnya peneliti dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang
berjudul “Hubungan Status Gizi Ibu Hamil Berdasarkan Lingkar Lengan
Atas (Lila) Dengan Berat Badan Bayi Baru Lahir Di Puskesmas Langsat
Kota Pekanbaru Tahun 2018-2019”, sebagai salah satu syarat untuk
menyelesaikan program sarjana (S1) jurusan kedokteran di Fakultas Kedokteran
Universitas Abdurrab Pekanbaru.
Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-
pihak yang telah membantu selama penelitian dan penulisan skripsi, yaitu:
1. Prof. Susi Endrini, S.Si, M.Sc, Ph.D selaku Rektor Universitas Abdurrab
Pekanbaru.
2. Prof. Dr. dr. Yanwirasti, PA(K) selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas
Abdurrab Pekanbaru.
3. dr. Uly Astuti Siregar, M. Biomed selaku Ketua Program Studi Fakultas
Kedokeran Universitas Abdurrab Pekanbaru.
4. dr. Yulnefia, M.Kes selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktunya
selama ini untuk membimbing, memberikan arahan, masukan dan semangat
sehingga selesainya penulisan skripsi ini.
5. dr. Ratih Ayuningtiyas, MM selaku ketua penguji yang memberikan saran dan
kritikan untuk menyempurnakan skripsi ini.
6. dr. Yuharika Pratiwi, M.Kes selaku anggota penguji yang memberikan saran dan
kritikan untuk menyempurnakan skripsi ini.
dr. M Dwi Satriyanto, S.Ked, M.Kes, Sp.An dan dr. Olvaria Misfa, M.Biomed
selaku dosen pembimbing akademik yang selama ini telah memberikan bimbingan
dan arahan dari awal perkuliahan.
8. Seluruh dosen dan Tendik Fakultas Kedokteran Universitas Abdurrab Pekanbaru
yang telah berjasa dalam memberikan bantuan selama proses pembuatan skripsi
ini.
x
xi
9. Pihak Puskesmas Langsat Kota Pekanbaru yang telah memberikan izin dan
membantu peneliti dalam melaksanakan penelitian ini.
10. Kedua orang tua yang sangat peneliti cintai dan sayangi, orang yang sangat
berharga dalam hidup peneliti, Ayahanda Pauzi, S.E, M.I.Kom dan Ibunda
Metrilita, SKM yang senantiasa mendo’akan, memberi kasih sayang beserta
ridhonya.
11. Kepada adik M. Pauzan Maulana yang telah menghibur, memberi semangat dan
dukungan kepada peneliti selama ini sehingga peneliti mampu menyelesaikan
skripsi ini.
12. Kepada Kakak saudara peneliti dr.Defrika Muharani yang selalu membantu
peneliti dan selalu memberikan semangat kepada peneliti.
13. Teman seperbimbingan yaitu Ervensi Cinta Laura, En-Nida Gelbie Chalisha,
Imam Fajri, Putri Anggri Devita, Riski Pradika dan teman Palpe yaitu
Chairunnisha Hafez, Desi Rahmasari, Kamilah Gunawan dan Apazih gang yang
telah membantu peneliti dalam melakukan penelitian dan telah memberi semangat
sehingga peneliti mampu menyelesaikan skripsi ini.
14. Kepada om Zukri dan tante Erni yang banyak membantu dan mengarahkan
peneliti sehingga peneliti mampu menyelesaikan skripsi ini.
15. Seluruh teman seperjuangan Osteon yang telah berjuang bersama dalam
menyelesaikan perkuliahan di Program Studi Pendidikan Dokter Universitas
Abdurrab dari awal sampai peneliti menyelesaikan skripsi ini.
Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak
terdapat kekurangan dan peneliti mengharapkan semoga penelitian ini akan
bermanfaat bagi semua pihak demi perkembangan dan kemajuan ilmu
pengetahuan.
Ayuni fatricia
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. BIODATA
Nama : Ayuni Fatricia
NIM : 1711201004
Tempat / Tanggal Lahir: Pekanbaru, 09 Juni 1998
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Jl. Jati. No 9, Tangkerang Utara, Kecamatan Bukit
Raya, Kota Pekanbaru
Nomor HP : 085265949904
E-mail : ayunifatricia09@gmail.com
B. RIWAYAT PENDIDIKAN
SD : SDN 006 PEKANBARU (2004-2010)
SMP : SMPN 10 PEKANBARU (2010-2013)
SMA : SMAN 4 PEKANBARU (2013-2016)
SARJANA (S1) :Mahasiswi PSPD FK Universitas Abdurrab (2017-
sekarang)
xii
HUBUNGAN STATUS GIZI IBU HAMIL BERDASARKAN
LINGKAR LENGAN ATAS (LILA) DENGAN
BERAT BADAN BAYI BARU LAHIR DI PUSKESMAS LANGSAT
KOTA PEKANBARU TAHUN 2018-2019
Ayuni Fatricia
ABSTRAK
Latar belakang : Status gizi ibu hamil adalah ukuran keberhasilan dalam
pemenuhan nutrisi untuk ibu hamil. Pemantauan status gizi ibu hamil dapat
dilakukan dengan mengukur lingkar lengan atas (LILA) ibu hamil. Ibu berisiko
melahirkan anak dengan Berat badan lahir rendah, bila ukuran LILA kurang dari
normal sehingga tergolong Kekurangan Energi Kronik (KEK). Ibu yang tergolong
KEK berisiko 6,6 kali lebih besar untuk mengalami BBLR. Bayi yang mengalami
BBLR memiliki risiko seperti infeksi, malnutrisi, kondisi cacat selama masa
kanak-kanak, gangguan mental, dan masalah yang berkaitan dengan perilaku dan
pembelajaran selama masa kanak-kanak.
Tujuan : Untuk mengetahui hubungan status gizi ibu hamil berdasarkan lingkar
lengan atas dengan berat badan bayi baru lahir di Puskesmas Langsat Kecamatan
Sukajadi Kota Pekanbaru Provinsi Riau Tahun 2018-2019.
Metode Penelitian: Menggunakan desain studi observasional analitik, dengan
rancangan penelitian cross sectional. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas
Langsat Kota Pekanbaru. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu
teknik Total Sampling. Data diuji secara statistik menggunakan uji korelasi
Spearman.
Hasil : Terdapat hubungan antara Status Gizi Ibu Hamil Berdasarkan Lingkar
Lengan Atas dengan berat badan bayi baru lahir di Puskesmas Langsat Kota
Pekanbaru tahun 2018-2019 dengan nilai p-value sebesar 0,000. Nilai koefisien
korelasi sebesar 0,307 yang berarti kekuatan lemah.
Kesimpulan : Status Gizi Ibu Hamil Berdasarkan Lingkar Lengan Atas
berhubungan dengan berat badan bayi baru lahir di Puskesmas Langsat Kota
Pekanbaru tahun 2018-2019.
Kata Kunci: berat badan bayi baru lahir, lingkar lengan atas, status gizi ibu
hamil.
xiii
CORELATION OF NUTRITIONAL STATUS FOR PREGNANT
MOTHERS BASED ON UPPER ARM CIRCLE (UAC) WITH
WEIGHT OF NEW BIRTH IN PUSKESMAS LANGSAT,
PEKANBARU CITY, 2018-2019
Ayuni fatricia
ABSTRACT
Background: The nutritional status of pregnant women is a measure of success in
fulfilling nutrition for pregnant women. Monitoring the nutritional status of
pregnant women can be done by measuring the upper arm circumference (UAC)
of pregnant women. Mothers are at risk of giving birth to children with low birth
weight, if the size of the LILA is less than normal, so it is classified as low UAC.
Mothers belonging to low UAC have a 6.6 times greater risk of experiencing
LBW. Babies who have low birth weight have risks such as infections,
malnutrition, disability conditions during childhood, mental disorders, and
problems related to behavior and learning during childhood.
Objective: determine the relationship between the nutritional status of pregnant
women based on upper arm circumference and the weight of newborns at Langsat
Health Center, Sukajadi District, Pekanbaru City, Riau Province in 2018-2019.
Methods: Using an analytic observational study design, with a cross sectional
study design. This research was conducted at Langsat Public Health Center,
Pekanbaru City. The sampling technique used was the total sampling technique.
The data were statistically tested using the Spearman correlation test
Results: There is a correlation between the Nutritional Status of Pregnant Women
Based on Upper Arm Circumference with the weight of newborns at Langsat
Health Center Pekanbaru City in 2018-2019 with a p-value of 0.000. The
correlation coefficient value is 0.307 which means weak strength.
Conclusion: The Nutritional Status of Pregnant Women Based on Upper Arm
Circumference is related to the weight of newborns at Langsat Health Center
Pekanbaru City in 2018-2019.
Keywords: newborn weight, upper arm circumference, nutritional status of
pregnant women.
xiv
I. PENDAHULUAN
1
2
berada di bawah kulit atau cadangan lemak keseluruhan dalam tubuh. Ukuran
LILA yang besar menunjukkan persediaan lemak tubuh cukup banyak sebaliknya
ukuran yang kecil menunjukkan ketersediaan lemak sedikit. Oleh sebab itu ukuran
lingkar lengan atas dapat menggambarkan persediaan cadangan lemak tubuh
(Par’i, 2018). Ukuran LILA digunakan untuk mengetahui apakah ibu hamil atau
Wanita Usia Subur (WUS) mengalami kekurangan energi kronis (KEK) atau
tidak. Ibu hamil yang mengalami KEK memiliki risiko tinggi melahirkan bayi
dengan BBLR (Par’i et al, 2017). Ukuran LILA normal adalah ≥23,5 cm dan bila
ukuran LILA <23,5 cm, maka ibu mengalami KEK (Par’i, 2018). Laporan hasil
Riset Kesehatan Dasar (Rikesdas) tahun 2018 melaporkan status risiko KEK ibu
hamil berumur 15- 49 tahun berdasarkan indikator LILA < 23.5 cm secara
nasional sebanyak 17,3% (Riskesdas, 2018). Kekurangan gizi yang terjadi selama
kehamilan akan berdampak kumulatif terhadap status gizi janin, dan selanjutnya
akan berdampak buruk pada berat badan bayi baru lahir sehingga berat badan bayi
tidak optimal (Karima & Achadi, 2012). Pemantauan status gizi ibu hamil dengan
pemeriksaan kadar Hb dilakukan untuk mentukan kondisi anemia atau tidak
seorang ibu hamil. Dikatakan ibu mengalami anemia apabila pada trimester I dan
trimester III didapatkan <11 gr% atau pada trimester II kadar Hb <10,5 gr%
(Sulistyoningsih, 2012).
Pengukuran Berat Badan Bayi Baru Lahir (BBL) dilakukan dalam waktu 1
jam pertama setelah bayi lahir di fasilitas kesehatan, namun bila tidak dilahirkan
selain di fasilitas kesehatan, maka dapat dilakukan pengukuran BBL dalam waktu
24 jam. Secara umum, BBL normal adalah 2500-4000 gram (IDAI, 2014).
Menurut WHO (2019), bila BBL kurang dari 2.500 gram maka bayi dikatakan
berat badan lahir rendah (BBLR), BBLR dihubungkan dengan risiko morbiditas
dan mortalitas bayi yang dilahirkan (WHO, 2019).
Saat ini BBLR telah menjadi masalah yang tersering pada kesehatan
masyarakat global, sehingga dikaitkan dengan berbagai risiko jangka pendek dan
jangka panjang. Secara keseluruhan, diperkirakan 20% dari seluruh kelahiran di
dunia adalah bayi dengan BBLR, di mana jumlah kelahiran bayi dengan BBLR
melebihi 20 juta setiap tahunnya (WHO, 2019). Saat ini, didapatkan bahwa satu
3
dari sepuluh balita di Indonesia terlahir dalam kondisi BBLR (Karima & Achadi,
2012). Anak-anak yang bertahan hidup dengan BBLR memiliki dampak terhadap
kondisi kesehatan bayi pada masa yang akan datang, antara lain terjadi
keterlambatan pertumbuhan pada bayi, gangguan perkembangan kognitif, mudah
terserang penyakit, seperti gangguan pada sistem pernafasan, kardiovaskuler,
gastrointestinal, dan ginjal, bahkan terjadinya peningkatan angka kesakitan dan
kematian pada bayi (Saimin et al, 2018).
Prevalensi BBLR tertinggi didunia adalah Asia yaitu 12,8 juta (17,3%)
kasus dan yang paling terendah di wilayah Amerika Utara, Eropa, Australia dan
Selandia Baru yaitu 1 juta (7,2%) kasus yang terjadi pada tahun 2015. Asia
Tenggara memiliki insidensi BBLR tinggi yaitu 12.3% dari seluruh kelahiran bayi
BBLR di dunia (WHO, 2019). Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar
(Rikesdas) prevalensi BBLR di Indonesia 2013 yaitu sebesar 5,7% sedangkan
pada tahun 2018 meningkat menjadi 6,2%. Prevalensi BBLR di provinsi Riau
sebesar 6,1%, hampir mendekati proporsi BBLR di Indonesia (Riskesdas, 2018).
Berdasarkan laporan profil Dinas Kesehatan Provinsi Riau (2018) menyatakan
bahwa BBLR merupakan penyebab kematian tertinggi pada neonatal di Provinsi
Riau yaitu 126 (32%) kasus di mana daerah yang tertinggi adalah kota Pekanbaru
yaitu 73 (19%) kasus (Dinkes Prov. Riau, 2018)
Ibu hamil terutama trimester III memiliki risiko menderita KEK dan
anemia yang lebih besar. Akibatnya mereka mempunyai risiko yang lebih besar
untuk melahirkan bayi dengan BBLR, kematian saat persalinan, pendarahan,
pasca persalinan yang sulit karena lemah dan mudah mengalami gangguan
kesehatan. Bayi dengan berat badan kurang umumnya kurang dapat beradaptasi
dengan tekanan lingkungan baru, sehingga pertumbuhan dan perkembangannya
terhambat dan bahkan mengganggu kelangsungan hidupnya. Selain itu, bayi
dengan berat badan kurang juga akan meningkatkan risiko penyakit dan kematian,
karena bayi tersebut mudah terserang infeksi saluran pernafasan bawah,
ketidakmampuan belajar, gangguan perilaku (Andriani & Wirjatmadi, 2014).
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di Puskesmas
Langsat Kecamatan Sukajadi Kota Pekanbaru Provinsi Riau, angka kematian
4
3. Nashihatu Diniya, Atikah Desain penelitian dengan case Hasil uji chi-square dengan Penelitian ini dilakukan di
Rahayu dan Musafaah/ faktor control study melalui pendekatan tingkat kepercayaan 95% Puskesmas Langsat Kota
risiko yang berhubungan retrospektif. Teknik pengambilan untuk melihat adanya Pekanbaru, memakai rancangan
dengan berat bayi baru lahir di sampel dengan simple random hubungan antara LILA ibu cross sectional, pengembilan
wilayah kerja puskesmas sampling. Sampel penelitian ini dengan berat bayi baru lahir sampel Total Sampling . Analisis
martapura kabupaten banjar / berjumlah 164 responden, analisis didapatkan bahwa, nilai p- data dilakukan dengan uji korelasi
Kabupaten Banjar /2016 data dengan menggunakan chi- value=0,0001 dengan Hasil spearman
square tingkat kepercayaan 95% OR sebesar 10,18
7
4. Minerva Riani Kadir, Herry Cara pemilihan puskesmas pada Hasil uji chi-square memiliki Penelitian ini dilakukan di
Asnawi dan Nurul Rizki penelitian ini adalah dengan hasil pengukuran LILA ibu Puskesmas Langsat Kota
Syafarina/ Hubungan Ukuran menggunakan teknik simple random hamil (p = 0,000; OR = Pekanbaru, memakai rancangan
Lingkar Lengan Atas (LILA) sampling, Data dianalisis 15,333) cross sectional, pengembilan
dan Pertambahan Berat Badan menggunakan uji chi-square dan sampel Total Sampling . Analisis
selama Kehamilan dengan regresi logistik ganda data dilakukan dengan uji korelasi
Berat Badan Lahir Bayi/ Ulu spearman
Palembang/ 2019
II. TINJAUAN PUSTAKA
8
9
(Indeks Massa Tubuh ( IMT )) dan berat badan sebelum hamil serta tinggi
badan ibu), kadar Hb ibu, sosiodemografi (sosioekonomi, usia, paritas, dan
ras) genetik, lingkungan (geografi dan iklim), perilaku ibu (ketinggian
tempat, kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, dan stres) dan prenatal care
(perawatan kehamilan) (Fikawati et al, 2015).
Peningkatan berat badan ibu yang tidak normal dapat menyebabkan
terjadinya abortus, prematuritas, berat badan lahir rendah (BBLR), dan
perdarahan setelah melahirkan. ibu hamil dengan pertambahan berat badan
<250 g / minggu selama trimester II dan III memiliki risiko 7,1 kali lipat
melahirkan bayi BBLR (Saimin et al, 2018)
untuk mengalami BBLR (Fajriana & Buanasita, 2018). Di mana ibu dengan
status gizi kurang mempunyai risiko 4,27 kali untuk melahirkan bayi BBLR
dibandingkan dengan ibu yang mempunyai status gizi yang baik (Andriani &
Wirjatmadi, 2014)
Ciri-ciri KEK pada ibu hamil antara lain:
a. Memiliki kondisi lingkar atas lengan pada sebelah kiri <23,5 cm
b. Memiliki berat badan rendah sebelum kehamilan, yaitu <42 kg
c. Ibu hamil memiliki tinggi badan < 145 cm
d. Terhitung pada trimester 3, berat badan yang dimiliki oleh ibu hamil
<45 kg
e. Sebelum kehamilan, Indeks Masa Tubuh (IMT) ibu hamil < 17,0
f. Ibu hamil mengalami anemia, ditandai dengan kadar hemoglobin <11
gr
g. Kondisi fisik ibu hamil lemah sehingga kurang cekatan dalam bekerja
KEK akan menyebabkan ibu sering merasakan kelelahan, sering terasa
kesemutan pada tubuh, raut muka kelihatan pucat. Ibu akan mengalami
kesulitan ketika proses persalinan dan ketika proses menyusui, ASI tidak
mencukupi untuk kebutuhan bayi. Sehingga bayi kurang mendapatkan asupan
gizi dari ASI. Efek KEK pada janin antara lain keguguran, pertumbuhan janin
tidak maksimal sehingga menyebabkan bayi lahir dengan berat badan lahir
rendah gangguan perkembangan semua organ janin, hal ini akan
memengaruhi kemampuan belajar, kognitif, berisiko mengalami kecacatan
pada anak, anemia pada bayi, asfiksia intra partum serta kematian bayi saat
lahir (Nurrizka, 2019).
aktivitas. Hemoglobin dibentuk oleh kombinasi protein dan zat besi, serta
membentuk sel darah merah / eritrosit. Suatu kondisi di mana kadar
hemoglobin darah lebih rendah dari biasanya disebut anemia (Kemenkes RI,
2018).
sebelum ia hamil. ibu hamil dengan status gizi obesitas lebih berisiko
mengalami Gestational Diabetes dibandingkan ibu yang tidak obesitas.
c. Hypertensive Disorders
Hypertensive Disorders terdiri dari hipertensi (tekanan darah tinggi), pre-
eklamsi dan eklamsi. di mana pre-eklamsi merupakan kondisi yang ditandai
dengan meningkatnya tekanan darah, edema dan ditemukan protein didalam
urin (proteinuria), dan sakit kepala. Biasanya pre-eklamsi yang terjadi pada
akhir masa kehamilan berisiko terhadap kehilangan kesadaran yang disebut
dengan eklamsi. walaupun penyebab utama pre-eklamsi belum diketahui,
wanita dengan status gizi prahamil yang obesitas dan overweight sebaiknya
lebih berhati-hati karena lebih berisiko untuk mengalami Hypertensive
Disorders saat hamil.
d. Edema
Pada ibu hamil terdapat 60-70% mengalami edema. Edema merupakan
pembengkakan yang terjadi karena keluarnya cairan ekstraseluler. hal ini
terjadi akibat efek fisiologis, yaitu meningkatnya volume plasma dalam
tubuh ibu hamil. biasanya edema terjadi di bagian kaki, namun apabila ibu
hamil mengkonsumsi makanan tinggi natrium, edema dapat juga menyebar
ke seluruh bagian tubuh (Fikawati et al, 2015)
Di mana berat bayi lahir rendah ataupun berlebih memiliki risiko lebih
besar mengalami masalah kesehatan. Masa gestasi juga merupakan indikasi
kesejahteraan bayi baru lahir karena semakin cukup masa gestasi semakin
baik kesejahteraan bayi (kosim et al, 2014)
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) memiliki Klasifikasi sebagai berikut:
- Bayi berat lahir rendah (BBLR) atau Low birth weight ialah: bayi
yang lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gr.
- Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR) atau Very Low Birth Weight
(VLBW) ialah: bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 1500
gr
- Bayi berat lahir amat sangat rendah (BBLASR) atau Extremely low
birth weight ialah : bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari
1000 gr (Cunningham et al, 2018).
BBLR menjadi masalah kesehatan masyarakat karena merupakan salah
satu penyebab tingginya angka kematian bayi (AKB). Angka kematian bayi
merupakan indikator pertama untuk menentukan derajat kesehatan anak,
karena AKB mencerminkan kesehatan anak saat ini. Secara statistik, di
negara berkembang, morbiditas dan mortalitas pada neonatus tinggi. Di mana
penyebab utamanya ialah berkaitan dengan BBLR. BBLR merupakan faktor
utama dalam meningkatkan mortalitas, morbiditas dan kecacatan neonatal,
Bayi dan anak yang lahir dengan BBLR memiliki pengaruh jangka panjang
terhadap kehidupannya di masa depan (Putri et al, 2019).
3. Faktor yang Mempengaruhi Berat Badan Bayi Baru Lahir
Faktor yang mempengaruhi berat badan bayi lahir antara lain sebagai
berikut :
a. Umur ibu
Usia ideal ibu hamil adalah 20-35 tahun. Ibu yang berusia kurang dari 20
tahun atau lebih dari 35 tahun berisiko lebih tinggi melahirkan bayi dengan
BBLR. Kehamilan pada usia muda merupakan faktor resiko karena pada
umur kurang dari 20 tahun kondisi ibu masih dalam pertumbuhan sehingga
asupan makanan lebih banyak digunakan untuk mencukupi kebutuhan ibu
17
(Putri et al, 2019). Ibu hamil dengan umur kurang dari 20 tahun memiliki
rahim dan panggul yang belum tumbuh mencapai ukuran dewasa.
Akibatnya, ibu memiliki gangguan persalinan seperti persalinan lama/macet
atau ibu tidak siap menerima tugas dan tanggung jawab sebagai orang tua.
Sedangkan pada umur >35 tahun kesehatan ibu sudah menurun, akibatnya
ibu hamil pada umur itu mempunyai kemungkinan lebih besar untuk
mempunyai anak cacat, persalinan lama dan pendarahan (Permana &
Wijaya, 2019).
b. Jarak kelahiran/ jarak kehamilan
Jarak kehamilan seorang ibu hamil sangat mempengaruhi berat badan
bayi yang dilahirkan. Interval kehamilan yang berbahaya adalah jika usia
kehamilan kurang dari dua tahun, hal ini jelas akan menyebabkan gangguan
pertumbuhan produk konsepsi, sering terjadi imaturitas, kelahiran prematur,
cacat bawaan atau janin lahir dengan berat badan yang rendah. Kondisi ini
disebabkan karena suplai oksigen yang tidak mencukupi ke plasenta akan
mempengaruhi fungsi janin dari plasenta (Permana & Wijaya, 2019).
Jarak kehamilan yang pendek mengakibatkan ibu hamil belum cukup
waktu dalam masa pemulihan kondisi tubuh setelah melahirkan. Ibu hamil
dengan kondisi tersebut ditakutkan mempunya risiko tinggi terhadap
kematian ibu dan bayi yang dilahirkan serta risiko gangguan reproduksi.
Sistem reproduksi yang terganggu akan menghambat pertumbuhan dan
perkembangan janin sehingga berpengaruh besar terhadap berat badan lahir
serta kurangnya suplai darah akan oksigen dan nutrisi pada plasenta
sehingga berpengaruh pada fungsi kerja plasenta ibu terhadap janin. Akan
tetapi jarak belum tentu merupakan faktor risiko terjadinya BBLR
dikarenakan BBLR dapat dipengaruhi oleh faktor lainnya yang masih
menjadi permasalahan di dunia ibu dan anak (Putri et al, 2017).
c. Paritas
Paritas adalah banyaknya persalinan yang dialami seorang wanita yang
melahirkan bayi yang dapat hidup (KHOIRIAH, 2017). Ibu dengan paritas 1
atau lebih dari 4 memiliki kejadian BBLR lebih tinggi karena adanya
18
akibatnya terjadi hambatan pertumbuhan janin dan berat bayi lahir yang
rendah (Fajriana & Buanasita, 2018).
f. Pertambahan Berat Badan Ibu Hamil
Kenaikan berat badan selama kehamilan disebabkan oleh pertumbuhan
janin, perubahan plasenta dan metabolisme ibu. Status gizi ibu yaitu status
gizi ibu sebelum dan selama hamil sangat mempengaruhi pertambahan berat
badan ibu hamil. Status gizi ibu sebelum hamil yang baik dapat
menunjukkan kesiapan tubuh ibu untuk menunjang cadangan gizi janin
selama kehamilan. Selain itu, status gizi ibu hamil juga dipengaruhi oleh
konsumsi zat gizi dan energi sesuai dengan kebutuhan ibu selama masa
kehamilan(Saimin et al, 2018).
Berdasarkan penilitian saimin dkk (2018) ditemukan bahwa 8,4% ibu
hamil melahirkan bayi dengan berat kurang dari 2500 gram dengan
pertambahan berat badan yang kurang selama kehamilan, sehingga bayi
tersebut mengalami BBLR. Sebagian besar ibu yang bertambah berat badan
normal berdasarkan indeks massa tubuh (IMT) sebelum hamil melahirkan
bayi dengan berat badan normal, sedangkan ibu yang bertambah berat
badannya lebih sedikit berdasarkan IMT sebelum hamil.
g. Status Ekonomi
Sosial ekonomi keluarga juga dapat mempengaruhi gizi bayi yang akan
dilahirkan, karena sosial ekonomi keluarga sangat mempengaruhi kualitas
dan kuantitas gizi ibu, terutama pada bulan-bulan terakhir kehamilan. Bila
gizi ibu buruk, maka berisiko melahirkan bayi dengan Berat badan yang
rendah (<2500 gram) (Putri et al, 2019)
h. Pemeriksaan kehamilan (ANC)
Antenatal care atau pemeriksaan kehamilan adalah salah satu cara untuk
menyiapkan baik fisik maupun mental ibu di dalam masa kehamilan dan
kelahiran serta menemukan kelainan dalam kehamilan dalam waktu dini
sehingga dapat ditangani secepatnya. Pemeriksaan kehamilan yang
dilakukan secara teratur dapat menurunkan angka kecatatan dan kematian
baik ibu maupun janin, juga memantau berat badan janin (Diniyah et al,
2016) Pelayanan ANC yang berkualitas mengindikasikan ibu mendapatkan
21
2.1.3 Hubungan Lingkar Lengan Atas Ibu Hamil Dengan Berat Badan Bayi
Baru Lahir
Status gizi ibu hamil sangat mempengaruhi pertumbuhan janin dalam
kandungan. Selama proses kehamilan terjadi perpindahan zat-zat gizi dari tubuh
ibu ke dalam tubuh janin melalui plasenta (Supariasa et al, 2016). Status gizi ibu
sebelum hamil maupun saat hamil dapat mempengaruhi Berat Badan Bayi Baru
Lahir. Status gizi ibu sebelum hamil juga berperan dalam pencapaian gizi ibu saat
hamil. Penilaian status gizi dapat di nilai dengan mengukur antropometri, seperti
memantau pertambahan berat badan selama hamil, mengukur lingkar lengan atas
(LILA) dan mengukur kadar Hemoglobin (Hb). Ibu hamil dengan status gizi
24
kurang mempunyai risiko 4,27 kali untuk melahirkan bayi BBLR dari pada ibu
hamil yang mempunyai status gizi baik (Andriani & Wirjatmadi, 2014).
Status gizi ibu hamil dapat diukur dari Lingkar Lengan Atas (LILA).
Lingkar Lengan Atas (LILA) merupakan gambaran keadaan jaringan otot dan
lapisan lemak bawah kulit pada ibu hamil (Sulistyoningsih, 2012). Lingkar
Lengan Atas (LILA) menggambarkan cadangan lemak keseluruhan dalam tubuh.
Ukuran LILA yang besar menunjukkan persediaan lemak tubuh cukup banyak,
sebaliknya ukuran yang kecil menunjukkan kesediaan lemak yang sedikit (Par’i,
2018). Ibu hamil dengan hasil LILA kurang dari 23,5 cm mengalami Kekurangan
Energi Kronis (KEK) sehingga ibu akan mengalami status gizi yang kurang. Ibu
dengan KEK menyebabkan volume darah menurun dan curah jantung ibu hamil
tidak mencukupi sehingga menyebabkan berkurangnya aliran darah ke plasenta.
Berkurangnya aliran darah ke plasenta dapat mengakibatkan berkurangnya
transfer nutrisi dari ibu ke plasenta sehingga pertumbuhan plasenta menjadi lebih
kecil dan menyebabkan terjadi gangguan pertumbuhan janin dan dapat
menyebabkan bayi mengalami BBLR (Permana & Wijaya, 2019).
Bayi dengan keadaan BBLR umumnya kurang mampu beradaptasi dengan
lingkungan yang baru, sehingga dapat berakibat terhambatnya pertumbuhan dan
perkembangan bahkan mengganggu kelangsungan hidupnya. Tingginya kasus
BBLR akan berdampak terhadap kondisi kesehatan bayi pada masa yang akan
datang, antara lain terjadi keterlambatan pertumbuhan pada bayi, gangguan
perkembangan kognitif, mudah terserang penyakit, seperti gangguan pada sistem
pernafasan, kardiovaskuler, gastrointestinal, dan ginjal, bahkan terjadinya
peningkatan angka kesakitan dan kematian pada bayi (Saimin et al, 2018). Oleh
sebab itu ibu harus memperhatikan status gizi nya saat sebelum hamil maupun
saat sedang hamil agar mencegah dari risiko kelahiran bayi dengan BBLR.
25
27
28
3.5.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek yang akan diteliti atau menjadi sasaran
untuk dilakukan penelitian (Notoatmodjo, 2012). Populasi pada penelitian ini
adalah seluruh ibu yang melahirkan di Puskesmas Langsat Kota Pekanbaru.
3.5.2 Sampel
Sampel pada penelitian ini adalah ibu yang melahirkan yang mulai dari
Agustus 2018 sampai dengan Desember 2019 di wilayah kerja Puskesmas Langsat
Kota Pekanbaru sebanyak 183 sampel. Teknik pengambilan sampel pada
29
penelitian ini yaitu teknik Total Sampling. Di mana yang menjadi sampel pada
penelitian ini adalah seluruh sampel yang memenuhi syarat dari kriteria inklusi
dan kriteria eksklusi pada penelitian ini, baik yang ada saat di posyandu ataupun
yang ada saat dikunjungi ke rumah masing-masing sampel
Lingkar Lengan Atas ibu hamil dan variabel dependen yaitu berat badan bayi baru
lahir di Puskesmas Langsat Kota Pekanbaru.
Data berat badan bayi baru lahir dapat dikategorikan sebagai berikut:
BBL Lebih: >4000 gr
BBL Normal: 2500-4000 gr
BBL Rendah: <2500 gr
Data Status Gizi ibu berdasarkan Lingkar Lengan Atas ibu hamil:
Gizi baik: ≥23,5 cm
Gizi kurang: <23,5 cm
Analisis data
Hasil
34
35
peneliti akan memberikan lembar persetujuan menjadi responden dan meminta ibu
yang ditemui untuk mengisi data beserta tanda tangan di lembar persetujuan.
Pada tabel 7 menunjukkan bahwa sebagian besar ibu hamil memiliki status
gizi baik berdasarkan pengukuran Lingkar Lengan Atas yaitu berjumlah 114
(87,7%) responden dan ibu hamil yang memiliki status gizi kurang
berdasarkan pengukuran Lingkar Lengan Atas berjumlah 16 (12,3%)
responden.
Dapat dilihat pada tabel 8 bahwa sebagian besar responden memiliki berat
badan lahir normal yaitu berjumlah 109 (83,9%) responden, dan didapatkan
juga responden dengan berat badan lahir rendah yaitu berjumlah 19 (14,6%)
responden, serta responden yang memiliki berat badan lahir lebih yaitu
berjumlah 2 (1,5%) responden.
37
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Lingkar Lengan Atas Ibu 130 20,0 37,0 27,292 3,6365
Hamil
Berat Badan Bayi Baru 130 2000 4400 2994,65 481,786
Lahir
Valid N (listwise) 130
Dari tabel 9 dapat dilihat bahwa status gizi ibu hamil berdasarkan lingkar
lengan atas responden yang paling rendah adalah 20 cm status gizi ibu hamil
berdasarkan lingkar lengan atas responden yang paling tinggi adalah 37 cm
dengan rata-rata 27,292 dan standar deviasi 3,6365. Berdasarkan berat badan
bayi yang dilahirkan, dapat dilihat bahwa berat badan bayi yang dilahirkan
responden paling ringan adalah 2000 gram dan berat badan bayi yang
dilahirkan paling berat adalah 4400 gram dengan rata-rata 2994,65 dan
standar deviasi 481,786.
1. Tabulasi Silang
Tabel 10. Analisis Tabulasi Silang Hubungan Status Gizi Ibu Hamil
Berdasarkan Lingkar Lengat Atas (LILA) dengan Berat Badan Bayi Baru lahir
di Puskesmas Langsat Kota Pekanbaru
2. Uji Normalitas
Sebelum dilakukan Uji analisis bivariat, terlebih dahulu dilakukan uji
normalitas data, yang bertujuan untuk melihat apakah data terdistribusi
normal atau tidak. Uji normalitas data yang digunakan pada penelitian ini
adalah uji normalitas Kolmogorov- Smirnov karena sampel pada penelitian ini
>50. Untuk menentukan data terdistribusi normal atau tidak dapat dilihat dari
nilai p-value. Jika nilai p-value >0,05 maka data terdistribusi normal, jika
nilai p-value <0,05 maka data tidak terdistribusi normal. Hasil uji normalitas
data dapat dilihat pada tabel 11.
Tests of Normality
Nilai p-value
Variabel (Kolmogorov-Smirnov) Keterangan
Lingkar Lengan Atas Ibu 0,003 Data Tidak Terdistribusi Normal
Hamil
Berat Badan Bayi Baru 0,027 Data Tidak Terdistribusi Normal
Lahir
4.2 Pembahasan
4.2.1 Analisis Univariat
ada dijumpai ibu dengan status gizi kurang atau mengalami kurang energi
kronis (KEK) pada saat hamil dilihat dari ukuran LILA. Pengukuran LILA
lebih baik untuk menilai status gizi ibu hamil, karena pada wanita hamil
dengan malnutrisi kadang-kadang menunjukkan edema tetapi ini jarang
mengenai lengan atas. Kurang energi kronis (KEK) adalah keadaan kurangnya
gizi akibat rendahnya konsumsi energi dalam makanan sehari-hari yang
berlangsung menahun sehingga tidak memenuhi angka kecukupan gizi (A. R.
Putri & Muqsith, 2015). Kekurangan energi secara kronis ini membuat ibu
hamil tidak mempunyai cadangan zat gizi yang adekuat untuk menyediakan
kebutuhan fisiologi kehamilan yaitu perubahan hormon dan peningkatan
volume darah untuk pertumbuhan janin, sehingga suplai zat gizi pada janin pun
berkurang yang mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangan janin
terhambat dan lahir dengan berat yang rendah (Kadir et al, 2019).
Dari data didapatkan sebagian besar responden dengan status gizi ibu yang
baik berdasarkan LILA kemungkinan disebabkan karena usia ibu, dimana pada
data usia ibu yang paling banyak ialah 20-35 tahun sebanyak 105 (80,8%)
responden di mana usia ibu hamil yang ideal ialah pada usia 20-35 tahun. Hal
ini sejalan dengan penelitian Suryani et al (2021), semakin muda (<20 tahun)
dan semakin tua (>35 tahun) umur seseorang ibu yang sedang hamil akan
berpengaruh terhadap kebutuhan gizi yang diperlukan umur muda perlu
tambahan gizi yang banyak karena selain digunakan pertumbuhan dan
perkembangan dirinya sendiri, juga harus berbagi dengan janin yang sedang
dikandung. Sedangkan untuk usia lebih (> 35 tahun) perlu juga energi yang
besar karena fungsi organ pada usia lebih sudah melemah dan diharuskan
untuk bekerja maksimal, sehingga memerlukan tambahan energi yang cukup
guna mendukung kehamilan yang sedang berlangsung. Sehingga usia yang
paling baik adalah dari 20 tahun dan kurang dari 35 tahun, dengan diharapkan
gizi ibu hamil akan lebih baik.
Selain usia, pendidikan juga dapat mempengaruhi status gizi ibu hamil,
dapat dilihat dari data bahwa sebagian besar responden memiliki pendidikan
tinggi (SMA, Diploma, Sarjana). Hal ini juga sejalan dengan penelitian
42
Paramata & Sandalayuk (2019) bahwa tingkat pendidikan yang lebih tinggi
diharapkan mendapatkan pengetahuan atau informasi tentang gizi yang
dimiliki lebih baik sehingga bisa memenuhi asupan gizinya. Pemilihan
makanan dan kebiasaan diet dipengaruhi oleh pengetahuan, sikap terhadap
makanan dan praktek/perilaku pengetahuan tentang gizi yang didasari dari
pemilihan makanan.
2. Berat badan bayi baru lahir di wilayah kerja Puskesmas Langsat Kota
Pekanbaru
Berdasarkan dari hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 130 responden, 2
(1,5%) responden melahirkan bayi dengan berat badan lahir lebih, 109 (83,9%)
responden melahirkan bayi dengan berat badan lahir normal, dan 19 (14,6%)
responden melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah. Dari data tersebut
didapatkan bahwa sebagian besar responden sudah melahirkan bayi dengan
berat badan lahir normal. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh beberapa
faktor seperti usia responden, pada penelitian ini sebagian besar usia responden
yaitu 20-35 tahun, di mana pada usia tersebut tidak berisiko untuk melahirkan
dari pada usia ibu yang lebih muda (<20 tahun) dan juga usia tua (>35 tahun).
Hal ini sesuai dengan penelitian Fajriana & Buanasita (2018) menyebutkan
bahwa kehamilan di usia terlalu muda (<20 tahun) secara biologis kondisi
rahim dan panggul ibu belum berkembang secara sempurna. Hal tersebut
menyebabkan aliran darah menuju serviks dan rahim berkurang, sehingga
asupan gizi untuk janin juga berkurang. Ibu yang hamil di usia remaja masih
mengalami masa pertumbuhan, sehingga terjadi ketidakseimbangan distribusi
gizi bagi ibu dan janin. Pada akhirnya, tubuh kesulitan untuk memenuhi gizi
bagi ibu maupun janin. Kekurangan gizi selama kehamilan dapat menghambat
pertumbuhan janin sehingga berat lahir bayi akan berkurang. Selain kehamilan
di usia muda, hamil di usia tua (>35 tahun) juga termasuk berisiko karena
semakin tua usia ibu maka kemungkinan munculnya komplikasi dan fungsi
rahim seorang ibu yang berusia >35 tahun juga sudah mulai menurun hal ini
43
akan mengakibatkan kemungkinan besar anak akan lahir cacat, persalinan lama
dan juga pendarahan.
Tingkat pendidikan mungkin saja mempengaruhi Berat Badan bayi baru
lahir. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian bahwa dari 130 reponden,
diperoleh bahwa 107 (82,3%) responden memiliki pendidikan yang tinggi
(SMA, Diploma, Sarjana), sedangkan 23 (17,7%) responden memiliki
pendidikan yang rendah (SD & SMP). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa
ibu hamil yang melahirkan pada tahun 2018-2019 di wilayah kerja Puskesmas
Langsat memiliki pendidikan tinggi. Menurut peneliti, faktor tingkat
pendidikan dapat mempengaruhi berat badan bayi yang dilahirkan. Ibu yang
memiliki pendidikan tinggi akan lebih banyak memiliki pengetahuan tentang
kesehatan. Ini sesuai juga dengan penelitian Permana & Wijaya (2019)
menyebutkan bahwa tingkat pendidikan ibu mengambarkan pengetahuan
kesehatan. Seseorang yang memiliki pendidikan tinggi mempunyai
kemungkinan pengetahuan tentang kesehatan juga tinggi, karena makin mudah
memperoleh informasi yang didapatkan tentang kesehatan lebih banyak
dibandingkan dengan yang berpendidikan rendah. Semakin tinggi pendidikan
ibu akan semakin mampu mengambil keputusan bahwa pelayanan kesehatan
selama hamil dapat mencegah gangguan sedini mungkin bagi ibu dan janinnya.
Pendidikan juga sangat erat kaitannya dengan tingkat pengetahuan ibu tentang
perawatan kehamilan dan gizi selama masa kehamilan.
Selain pendidikan, pekerjaan juga dapat mempengaruhi berat badan bayi
baru lahir, dari data penelitian terdapat lebih banyak responden yang tidak
bekerja atau ibu rumah tangga (IRT) sebanyak 106 (81,5%) hal ini
memungkinkan lebih banyak bayi lahir dengan berat badan yang normal karna
ibu yang bekerja biasanya tidak memiliki waktu yang cukup untuk beristirahat
sehingga dapat mempengaruhi kesehatan bayi yang dikandungnya. Sesuai
dengan penelitian Salawati (2012) menyebutkan bahwa pekerjaan yang berat
pada saat kehamilan dapat menyebabkan bayi lahir dengan berat badan lahir
rendah karena selama hamil responden tidak memiliki waktu istirahat yang
cukup dan dapat mempengaruhi berat badan lahir bayi yang dikandungnya.
44
Berdasarkan dari hasil uji statistik yang dilakukan dengan menggunakan uji
korelasi Spearman didapatkan p-value sebesar 0,000. P-value ini lebih kecil
dari 0,05 sehingga hal ini menunjukkan adanya hubungan yang signifikan
antara status gizi ibu hamil yang diukur berdasarkan lingkar lengan atas
(LILA) dengan berat badan bayi baru lahir di Puskesmas Langsat Kota
Pekanbaru. Nilai koefisien korelasi yaitu 0,307 terletak pada rentang 0.2 -<0.4
artinya bahwa kekuatan hubungan antar kedua variabel lemah.
Hal tersebut sesuai dengan hipotesis pada penelitian ini yang menyatakan
bahwa terdapat hubungan antara status gizi ibu hamil yang diukur berdasarkan
lingkar lengan atas (LILA) dengan berat badan bayi baru lahir. Hasil penelitian
ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Putri & Muqsith (2015)
yang mendapatkan hasil bahwa ada hubungan antara status gizi ibu hamil
berdasarkan pengukuran LILA dengan BBL (p-value = 0,006) berdasarkan uji
Chi Square dengan convidende interval 95%. Serta ditemukan juga dari
Penelitian Wibowo et al (2020) yang melakukan penelitian tentang LILA pada
ibu hamil trimester pertama dengan antropometri neonatal di RS Arifin
Achmad dengan mengunakan uji korelasi spearman ditemukan hasil adanya
hubungan yang signifikan pada kedua variabel dengan p-value < 0,001 dan
Nilai koefisien korelasi antar variabel lemah (r = 0,271,).
Selanjutnya, pada penelitian Diniyah et al (2016) yang juga melakukan uji
hubungan antara LILA dengan BBLR menggunakan uji Chi Square didapatkan
hasil p-velue: 0,0001 yang berarti terdapat hubungan yang signifikan antara
LILA dengan kejadian BBLR dengan nilai OR=10,18 yang berarti ibu yang
tergolong KEK (<23,5 cm) 6,623 kali berisiko melahirkan bayi dengan BBLR
dibandingkan dengan ibu yang tidak KEK (≥23,5 cm). Pada penelitian yang
juga dilakukan oleh Kadir et al (2019) yang meneliti hubungan LILA dengan
Berat Badan Bayi Baru Lahir di Puskesmas Dempo, Puskesmas Sekip dan
45
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang hubungan status gizi ibu hamil
berdasarkan lingkar lengan atas (LILA) dengan berat badan bayi baru lahir di
Puskesmas Langsat Kota Pekanbaru tahun 2018-2019, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Gambaran status gizi ibu hamil berdasarkan lingkar lengan atas di
Puskesmas Langsat Kota Pekanbaru yaitu di mana sebagian besar responden
telah memiliki status gizi baik sebanyak 114 (87,7%) responden dan
responden yang memiliki status gizi kurang saat hamil berdasarkan
pengukuran Lingkar Lengan Atas berjumlah 16 (12,3%) responden.
2. Gambaran berat badan bayi baru lahir di Puskemas Langsat Kota Pekanbaru
yaitu sebagian besar responden melahirkan bayi dengan berat badan lahir
normal. Responden yang melahirkan bayi dengan berat badan lahir lebih
yaitu sebanyak 2 (1,5%) responden, responden yang melahirkan bayi
dengan berat badan lahir normal sebanyak 109 ( 83,9%) responden, dan
responden melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah sebanyak 19
(14,6%) responden.
3. Terdapat hubungan antara status gizi ibu hamil berdasarkan lingkar lengan
atas dengan berat badan lahir bayi baru lahir di di Puskesmas Langsat Kota
Pekanbaru dengan p-value sebesar 0,000 dan nilai koefisien korelasi 0,307
yang berarti kekuatan hubungan dari kedua variabel lemah.
5.2 Saran
47
48
Andriani, M., & Wirjatmadi, B. (2014). Peranan Gizi Dalam Siklus Kehidupan.
Kencana.
Arisman. (2014). Gizi Dalam Daur Kehidupan (2nd ed.). EGC.
Cunningham, F. G., Leveno, K. J., Bloom, S. L., Dashe, J. S., Hoffman, B. L.,
Casey, B. M., & Spong, C. Y. (2018). Wiliams Obstetrics (25th ed.).
McGraw-Hill Education.
Diniyah, N., Rahayu, A., & Musafaah. (2016). Faktor Risiko yang Berhubungan
dengan Berat Badan Bayi Lahir Rendah di Wilayah Kerja Puskesmas
Martapura Kabupaten Banjar. Jurnal Publikasi Kesehatan Masyarakat
Indonesia, 3(3), 100–105.
http://ppjp.unlam.ac.id/journal/index.php/JPKMI/article/view/2757
Dinkes Prov. Riau. (2018). Profil Kesehatan.
Fajriana, A., & Buanasita, A. (2018). Faktor Risiko Yang Berhubungan Dengan
Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah Di Kecamatan Semampir Surabaya.
Media Gizi Indonesia, 13(1), 71. https://doi.org/10.20473/mgi.v13i1.71-80
Fikawati, S., Syafiq, A., & Karima, K. (2015). Gizi Ibu Dan Bayi. PT
RajaGrafindo Persada.
Hardiansyah, & Supariasa, I. D. N. (2017). Ilmu Gizi. Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
IDAI. (2014). Buku Ajar Neonatologi (1st ed.).
Kadir, M. R., Asnaw, H., & Syafarina, N. R. (2019). Hubungan Ukuran Lingkar
Lengan Atas (LILA) dan Pertambahan Berat Badan selama Kehamilan
dengan Berat Badan Lahir Bayi. Sriwijaya Journal of Medicine, 2(1), 242–
248. https://doi.org/10.32539/sjm.v2i1.42
Karima, K., & Achadi, E. L. (2012). Status Gizi Ibu dan Berat Badan Lahir Bayi
Nutrition Status and Infant Birth Weight. Kesehatan Masyarakat, 7, 111–
119.
Kemenkes RI. (2014). PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 97 TAHUN 2014. MENTERI KESEHATAN
49
50
REPUBLIK INDONESIA.
Kemenkes RI. (2018). Pedoman Pencegahan dan Penanggulangan Anemia Pada
Remaja Putri dan Wanita Usia Subur (WUS). Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia.
KHOIRIAH, A. (2017). Hubungan Antara Usia dan Paritas Ibu Bersalin dengan
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) di Rumah Sakit Islam Siti Khadijah
Palembang. Jurnal Kesehatan, 8(2), 310.
https://doi.org/10.26630/jk.v8i2.508
Konar, H. (2015). DC Dutta’s Textbook of OBSTETRICS (8th ed., Issues 978-93-
5152-723–7). Jaypee Brothers Medical Publishers.
https://doi.org/10.1088/0004-637X/715/1/362
Kosim, m sholeh, Yunanto, A., Dewi, R., Sarosa, G. I., & Usman, A. (2014).
Buku Ajar Neonatologi (1st ed.). Badan Penerbit IDAI.
Kurdanti, W., Khasana, T. M., & Wayansari, L. (2020). Lingkar lengan atas ,
indeks massa tubuh , dan tinggi fundus ibu hamil sebagai prediktor berat
badan lahir. Jurnal Gizi Klinik Indonesia, 16(4), 168–175.
https://doi.org/10.22146/ijcn.49314
Moehyi, S. (2018). Pedoman Asupan Gizi. Papas Sinar Sinanti.
Notoatmodjo. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. PT. Rineka Cipta.
Nurrizka, rahmah hida. (2019). Kesehatan Ibu dan Anak Dalam Upaya
Kesehatan Masyarakat. Rajawali pers.
Organization., U. and W. H. (2019). Low birthweight estimates. 3–9.
Par’i, holil muhammad. (2018). Penilaian Status Gizi. Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
Par’i, H. M., Wiyono, S., & Harjatmo, T. P. (2017). Penilaian Status Gizi.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Paramata, Y., & Sandalayuk, M. (2019). Kurang Energi Kronis pada Wanita Usia
Subur di Wilayah Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo. Gorontalo
Journal of Public Health, 2(1), 120. https://doi.org/10.32662/gjph.v2i1.390
Permana, P., & Wijaya, G. B. R. (2019). Analisis faktor risiko bayi Berat Badan
Lahir Rendah (BBLR) di Unit Pelayanan Terpadu (UPT) Kesehatan
51
74.
Salawati, L. (2012). Hubungan Usia, Paritas Dan Pekerjaan Ibu Hamil Dengan
Bayi Berat Lahir Rendah. Jurnal Kedokteran Syiah Kuala, 12(3), 138–142.
https://doi.org/10.24815/jks.v12i3.2745
Sastroasmoro, S., & Ismael, S. (2014). Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis
(5th ed.). Sagung Seto.
Sulistyoningsih, H. (2012). Gizi untuk Kesehatan Ibu dan Anak (2nd ed.). Graha
Ilmu.
Supariasa, I. D. N., Bakri, B., & Fajar, I. (2016). Penilaian Status Gizi (2nd ed.).
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Suryani, L., Riski, M., Sari, R. G., & Listiono, H. (2021). Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Terjadinya Kekurangan Energi Kronik pada Ibu Hamil.
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi, 21(1), 311.
https://doi.org/10.33087/jiubj.v21i1.1117
Wibowo, N., Irwinda, R., & Rachman, L. (2020). First trimester maternal upper
arm circumference correlated to placental size and neonatal anthropometry.
Medical Journal of Indonesia, 29(1), 38–41.
https://doi.org/10.13181/mji.oa.192950
LAMPIRAN 1
SURAT IZIN PENELITIAN
53
54
55
56
LAMPIRAN 2
PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah Mahasiswa Universitas Abdurrab
Pekanbaru Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi Pendidikan
Dokter :
Nama : Ayuni Fatricia
NIM : 1711201004
Akan mengadakan penelitian dengan judul “Hubungan Status Gizi Ibu Hamil
Berdasarkan Lingkar Lengan Atas (LILA) dengan Berat Badan Bayi Baru Lahir di
Puskesmas Langsat Kota Pekanbaru Tahun 2018-2019”
Penelitian ini tidak akan menimbulkan akibat yang merugikan bagi
siapapun. Kerahasiaan seluruh informasi yang didapatkan akan dijaga dan hanya
digunakan untuk kepentingan penelitian. Tidak ada paksaan dalam keikutsertaan
menjadi responden penelitian. Untuk itu saya mohon kesediaan Ibu sebagai
responden dalam penelitian ini, jika Ibu bersedia menjadi responden saya mohon
Ibu menandatangani lembar persetujuan dan menjawab pertanyaan pada lembar
identitas responden yang telah disediakan. Atas perhatian dan partisipasi Ibu, saya
ucapkan terima kasih.
Peneliti 22 Agustus 2020
Ayuni Fatricia
57
LAMPIRAN 3
PERNYATAAN PERSETUJUAN SEBAGAI RESPONDEN PENELITIAN
58
LAMPIRAN 4
MASTER TABEL DATA
59
60
64
65
LAMPIRAN 6
SURAT KETERANGAN SELESAI PENELITIAN
66
LAMPIRAN 7
HASIL ANALISIS DATA
a. Descriptive Statistics
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Lingkar Lengan Atas Ibu 130 20,0 37,0 27,292 3,6365
Hamil
Berat Badan Bayi Baru Lahir 130 2000 4400 2994,65 481,786
Valid N (listwise) 130
b. Uji Normalitas
Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Lingkar Lengan Atas Ibu ,101 130 ,003 ,969 130 ,005
Hamil
Berat Badan Bayi Baru Lahir ,083 130 ,027 ,985 130 ,167
a. Lilliefors Significance Correction
c. Uji Korelasi
Correlations
Lingkar Lengan Berat Badan
Atas Ibu Hamil Bayi Baru Lahir
**
Spearman's rho Lingkar Lengan Atas Ibu Correlation Coefficient 1,000 ,307
Hamil Sig. (2-tailed) . ,000
N 130 130
**
Berat Badan Bayi Baru Lahir Correlation Coefficient ,307 1,000
Sig. (2-tailed) ,000 .
N 130 130
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
67
LAMPIRAN 8
DOKUMENTASI PENELITIAN
68
69