Anda di halaman 1dari 3

HUBUNGAN HUKUM DAN MORALITAS

Hukum dan moral memiliki hubungan timbal balik. Hukum tanpa keadilan
dan moralitas bukanlah hukum dan tidak bertahan lama karena moral adalah
pokok dari hukum. Hukum dan moral menjadi satu kesatuan. Hukum dalam KBBI
ialah peraturan atau adat yang secara resmi dianggap mengikat, yang dikukuhkan
oleh pemerintah. Sedangkan Moralitas dalam KBBI berarti sopan santun atau
ajaran tentang baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap,
akhlah, dsb. Hukum yang bisa dipandang dengan baik berasal dari akhlak yang
baik. Jika hukum diciptakan manusia, maka manusia tersebut harus berakhlak.
Tujuan hukum sendiri adalah untuk mengatur kehidupan manusia dalam
kehidupan bernegara sedangkan moral mengatur kehidupan manusia sebagai
MANUSIA YANG BERADAB.

Hukum Islam mengacu pada pandangan hukum yang bersifat doktrin.


Artinya hukum Islam itu diciptakan karena ia mempunyai maksud dan tujuan.
Tujuan dari adanya hukum Islam adalah terciptanya kedamaian di dunia dan
kebahagiaan di akhirat. Jadi, hukum Islam bukan bertujuan untuk meraih
kebahagiaan yang sementara dan pendek di dunia semata, tetapi juga memberikan
arahan kepada kebahagiaan yang kekal di akhirat kelak. Inilah yang
membedakannya dengan hukum manusia yang menghendaki kesenangan di dunia
saja.

Lantas seseorang yang menyandang profesi hukum yang memiliki


keahlian, ketrampilan, cerdas, serta memilik intelektual yang tinggi dalam bidang
hukum, tetapi jika hal tersebut tidak didukung dengan moralitas, maka
kemampuan sebagai seorang profesi hukum tersebut tidak akan mempunyai arti.
Maka dari itu intelektual dan profesionalisme yang dimiliki oleh seseorang profesi
hukum seharusnya didukung integritas moral yang baik, sebab hal tersebut yang
menentukan berhasil tidaknya seorang profesi hukum yang menjalankan tugasnya.

Seorang filsuf berasal dari Jerman pada abad ke- 19 yang dikenal sebagai “
BAPAK PENDIRI KOMUNISME” yaitu, Friedich Englesh juga menyoroti dari
segi ideologis moralitas, faktanya moralitas bisa dijadikan untuk
melindungi dan membenarkan kepentingan kelompok tertentu.

Akibatnya masyarakat sendiri menjadi terkotak – kotakan dalam kelompok


orang yang dikuasai, dalam penerapan aturan moral. Cenderung dipersempit
menjadi perlindungan atas kelompok tertentu yang dibebankan pada kelompok
lain.

Namun kejadian hukum yang terjadi di Indonesia belakangan ini, ketika


perbicaraan tentang hukum. Maka hukum digunakan untuk mencari perlindungan
atas kesalahan yang diperbuat terhadap orang lain. Pasalnya pada generasi saat
ini, dikit-dikit langsung diperkarakan tanpa menyelesaikan dengan cara
kekeluargaan. Hal inilah yang menyebabkan hilangnya moralitas manusia dan
moralitas hukum tersebut. Misalnya kasus Nenek Minah pada tahun 2019 yang
lalu. Ia terbukti melanggar Pasal 362 KUHP tentang pencurian. Nenek Minah
divonis 1 bulan 15 hari dengan masa percobaan selama 3 bulan oleh Pengadilan
Negeri Purwokerto. Bandingkan dengan kasus koruptor yang berlangsung pada
negeri ini hanya di pidana dengan bonus yang istimewa seperti ruangan sel
penjara yang mewah dan masih banyak lagi kasus yang diringankan oleh hukum
sendiri.

Maka dari itu Indonesia harus menerapkan Hukum Moralitas. Meskipun


adanya Undang – Undang atau bahkan Pasal – Pasal yang sudah mengatur.
Adapun batas perasaan seseorang berbeda – beda hal tersebut tidak bisa dijadikan
patokan penuh. Mengutip pada sila yang ke-2 yang berbunyi “KEMANUSIAAN
YANG ADIL DAN BERADAB” maka dengan adanya hukum tidak hanya
dipandang dan dipatuhi saja namun juga memberi aturan dalam adab di
masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

Adeng Septi Irawan, S. (2020). Hukum dan Moral dalam Penegakan Keadilan
(Sebuah Catatan). publikas || arsip & artikel PENDAGRI SUKAMARA, 1.

kbb.kemendikbud.go.id. (2016). KBBI . KBBI DARING, 1.

Mubarok, K. A. (2021). ADA APA DENGAN MORLITAS HUKUM? MODUL


PBAK FASIH 2021, 1-5

Anda mungkin juga menyukai