Anda di halaman 1dari 1

NAMA : NOVITA SARI

NIM : 203010601040
KELAS : A

Dari Aspek Hukum Pidana :

Semestinya aparat hukum menjunjung tinggi asas kepantasan dan restorative justice, yakni
mengalihkan dari proses pidana untuk diselesaikan secara musyawarah. Artinya, dalam kasus Nenek
Asyani seharusnya cukup diselesaikan melalui jalur mediasi, bukan dibesar-besarkan layaknya
perkara korupsi. Polisi memiliki diskresi untuk menyidik atau tidak menyidik sepanjang dapat
dibenarkan oleh hukum. Jerat hukum atas Nenek Asyani menyinggung nurani rakyat karena aparat
hukum telah kebablasan memaknai peradilan pidana sebab mengalpakan proses mediasi sehingga
segala tindak pidana harus diajukan ke meja hijau. Karena itu, bukan sekadar aspek substansi hukum
yang mendesak diperbaiki.

Dari Aspek Sosiologis :

Kasus nenek Asyani yang mencuri tujuh batang kayu jati semangka adalah salah satu problem sosial
yang terjadi dalam masyarakat. Kasus pencurian semangka tersebut tentunya menimbulkan
sengketa dan bahkan konflik sosial antara pihak pelaku dan korban, yang dalam hal ini adalah nenek
Asyani dengan pihak Perhutani setempat. Menurut Ade Saptono (2004), sengketa atau konflik sosial
terjadi karena persediaan sumberdaya yang semakin terbatas. Cara mendapatkan sumberdaya
masih menampilkan kepentingan perorangan atau kelompok tertentu, dalam berinteraksi salah satu
pihak memaksakan kehendak dengan menggunakan –salah satunya- identitasnya.

Dari Aspek Psikologis :

Sebagian besar masyarakat menilai perlakuan hukum atas dari Asyani terlalu berlebihan dan
mengusik rasa keadilan masyarakat. Apalagi Asyani hanyalah orang miskin, buta hukum yang tidak
tahu apa-apa. Pekerjaannya sebagai tukang pijet dan petani serabutan. Media pun ramai
memberitakan kasusnya. Akibat mendekam di penjara kondisi fisik dan psikologis terpidana langsung
drop.Kasus nenek Asyani semakin menagaskan dan menambah daftar panjang bagaimana hukum
negara yang berparadigma legalistik-positivistik memakan korbannya, yakni warga miskin.
Penegakan hukum masih laiknya pedang; tajam ke bawah (kaum alit), tumpul ke atas (kaum elite)

Anda mungkin juga menyukai