Buku Informasi: Roove) Welding Procedure Specification
Buku Informasi: Roove) Welding Procedure Specification
DAFTAR ISI
Judul Modul: Membuat Sambungan Las kampuh Sesuai WPS Untuk Pengelasan Pelat Ke Pelat
Halaman: 2 dari 81
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Industri Barang Dari Logam Sub Bidang Pengelasan C.24LAS01.029.1
Judul Modul: Membuat Sambungan Las kampuh Sesuai WPS Untuk Pengelasan Pelat Ke Pelat
Halaman: 3 dari 81
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Industri Barang Dari Logam Sub Bidang Pengelasan C.24LAS01.029.1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Tujuan Umum
Setelah mempelajari modul ini peserta latih diharapkan mampu membuat
sambungan las kampuh (groove) sesuai welding procedure specification (WPS)
untuk pengelasan pelat ke pelat dan sesuai dengan proses las SMAW, GMAW,
FCAW, GTAW, SAW, OAW.
B. Tujuan Khusus
Adapun tujuan mempelajari unit kompetensi melalui buku informasi Menyiapkan
Informasi dan Laporan Pelatihan ini guna memfasilitasi peserta latih sehingga pada
akhir pelatihan diharapkan memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Melakukan persiapan pengelasan las kampuh (groove) pelat ke pelat sesuai
dengan prosedur K3, mampu mengidentifikasi gambar teknis, mampu
mengidentifikasi WPS, mampu menyiapkan mesin las dan alat bantunya sesuai
dengan WPS, mampu menyiapkan material sesuai dengan WPS , bahan tambah,
root gap dan root face sesuai dengan WPS
2. Melakukan proses pengelasan las kampuh (groove) pelat ke pelat; mampu
menghilangkan tack welding (las cantum) sesuai prosedur, memastikan arah
pergerakan las sesuai prosedur, menjaga kestabilan arc (busur las) sesuai
prosedur pada posisi kualifikasi las kampuh (groove) pelat ke pelat, menjaga
kestabilan sudut pengelasan sesuai prosedur pada posisi kualifikasi las kampuh
(groove) pelat ke pelat, membersihkan slag (kotoran), memastikan sambungan
lasan pada start stop bebas dari cacat las, menjaga interpass temperature
dijaga sesuai prosedur, memastikan ukuran penetrasi (root) dan reinforcement
(cap) lasan sesuai acceptance criteria pada prosedur, dan memastikan hasil
lasan dipastikan sesuai acceptance criteria pada prosedur
Judul Modul: Membuat Sambungan Las kampuh Sesuai WPS Untuk Pengelasan Pelat Ke Pelat
Halaman: 4 dari 81
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Industri Barang Dari Logam Sub Bidang Pengelasan C.24LAS01.029.1
BAB II
MELAKUKAN PERSIAPAN PENGELASAN LAS KAMPUH (GROOVE)
PELAT KE PELAT
Judul Modul: Membuat Sambungan Las kampuh Sesuai WPS Untuk Pengelasan Pelat Ke Pelat
Halaman: 5 dari 81
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Industri Barang Dari Logam Sub Bidang Pengelasan C.24LAS01.029.1
b. Arus listrik
Kecelakaan akibat kejutan listrik dapat terjadi setiap saat, baik itu pada saat
pemasangan peralatan, penyetelan atau pada saat pengelasan. Resiko yang
akan terjadi dapat berupa luka bakar, terjatuh, pingsan serta dapat meninggal
dunia. Oleh sebab itu perlu hati-hati waktu menghubungkan setiap alat yang
dialiri listrik, umpamanya meja las, tang elektroda, elektroda dan lain-lain. Hal
ini dapat menyebabkan kejutan listrik, terutama bila yang bersangkutan tidak
menggunakan sarung tangan.
c. Asap las, debu dan gas.
Debu dan asap las besarnya berkisar antara 0,2 um sampal dengan 3 um jenis
debu ialah eternit dan hidrogen rendah. Butir debu atau asap dengan ukuran
0,5 um dapat terhisap, tetapi sebagian akan tersaring oleh bulu hidung dan
bulu pipa pernapasan, sedang yang lebih halus akan terbawa ke dalam dan ke
luar kembali. Debu atau asap yang tertinggal dan melekat pada kantong udara
diparu-paru akan menimbulkan penyakit, seperti sesak napas dan lain
sebagainya. Karena itu debu dan asap las perlu dapat perhatian khusus
Harga bata ( ukuran ) kandungan debu dan asap pada udara tempat
pengelasan disebut Thaeshol Limited Value ( TLV ) oleh International Institute
Judul Modul: Membuat Sambungan Las kampuh Sesuai WPS Untuk Pengelasan Pelat Ke Pelat
Halaman: 6 dari 81
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Industri Barang Dari Logam Sub Bidang Pengelasan C.24LAS01.029.1
Busur listrik menghasilkan cahaya dan panas yang kuat, bermacam – macam
peralatan yang disyaratkan untuk melindungi operator las. Helm las atau kap las
tangan dilengkapi dengan kacanya untuk melindungi mata dari cahaya yang kuat.
Sepatu keska, selubung tangan dan sarung tangan dari kulit untuk mencegah
panas atau melindungi dari arus listrik. Peralatan pelindung sangat efektif untuk
melindungi pembakaran terhadap baju dan badan operator las selama pengelasan
berlangsung. Helm las digunakan pengelasan yang tidak memungkinkan
menggunakan kap las tangan dan digunakan untuk pengelasan posisi vertikal
atau pengelasan diatas kepala. Kap las tangan digunakan ketika mengelas datar
atau pengelasan sambungan tumpul jika diperlukan
Judul Modul: Membuat Sambungan Las kampuh Sesuai WPS Untuk Pengelasan Pelat Ke Pelat
Halaman: 7 dari 81
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Industri Barang Dari Logam Sub Bidang Pengelasan C.24LAS01.029.1
Judul Modul: Membuat Sambungan Las kampuh Sesuai WPS Untuk Pengelasan Pelat Ke Pelat
Halaman: 8 dari 81
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Industri Barang Dari Logam Sub Bidang Pengelasan C.24LAS01.029.1
Judul Modul: Membuat Sambungan Las kampuh Sesuai WPS Untuk Pengelasan Pelat Ke Pelat
Halaman: 9 dari 81
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Industri Barang Dari Logam Sub Bidang Pengelasan C.24LAS01.029.1
Tentu saja, apabila informasi pada kedua sisi dari simbol garis penunjuk
sama, ini berarti bahwa kedua sisi sambungan untuk dilas dengan bentuk
yang sama (lihat Gb.2.2-1).
Ekor – Spesifikasi las dan informasi yang digunakan untuk membuat las
ditempatkan pada ekor anak panah.
Garis penunjuk patah – Apabila garis penunjuk patah mempunyai
patahan kedua, (seperti Gb.2.2-2), patahan kedua akan menunjukkan pada
logam dasar yang perlu dilakukan persiapan (dibuat kampuh). Patahan
kedua digunakan bilamana hanya satu logam dasar yang perlu dibuat
kampuh.
Judul Modul: Membuat Sambungan Las kampuh Sesuai WPS Untuk Pengelasan Pelat Ke Pelat
Halaman: 10 dari 81
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Industri Barang Dari Logam Sub Bidang Pengelasan C.24LAS01.029.1
Simbol menunjukkan bahwa ada yang untuk dibuat kampuh J pada kedua
sisi las dan anak panah menunjuk ke bagian atas untuk menerima
persiapan (dibuat kampuh). Hasil akhir akan nampak seperti dalam Gb.2.2-
4.
Titik Hitam – Titik hitam pada patahan menunjukkan bahwa las harus
dikerjakan pada tempat kerja, tidak dibengkel. Ini juga dinamakan las “di
Judul Modul: Membuat Sambungan Las kampuh Sesuai WPS Untuk Pengelasan Pelat Ke Pelat
Halaman: 11 dari 81
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Industri Barang Dari Logam Sub Bidang Pengelasan C.24LAS01.029.1
Gb.2.2-5 Lingkaran terbuka mengelilingi garis penunjuk patahan, menunjukkan bahwa las
harus dibuat secara penuh mengelilingi sambungan
Judul Modul: Membuat Sambungan Las kampuh Sesuai WPS Untuk Pengelasan Pelat Ke Pelat
Halaman: 12 dari 81
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Industri Barang Dari Logam Sub Bidang Pengelasan C.24LAS01.029.1
Judul Modul: Membuat Sambungan Las kampuh Sesuai WPS Untuk Pengelasan Pelat Ke Pelat
Halaman: 13 dari 81
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Industri Barang Dari Logam Sub Bidang Pengelasan C.24LAS01.029.1
Judul Modul: Membuat Sambungan Las kampuh Sesuai WPS Untuk Pengelasan Pelat Ke Pelat
Halaman: 14 dari 81
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Industri Barang Dari Logam Sub Bidang Pengelasan C.24LAS01.029.1
dirubah akan membuat sifat mekaniknya juga berubah oleh karena itu harus
dilakukan kualifikasi ulang jika ariable ini dirubah.
Contoh Essensial Variable : P Number, F Number, A Number, Thickness atau
ketebalan material, Proses pengelasan, PWHT.
b. Supplement Essensial Variable
Pengertian Supplement Essensial Variable adalah merupakan ariable yang
akan mempengaruhi hasil sambungan las jika dilakukan pengujian impact. Jadi
ariable ini akan menjadi essential jika dalam pengujiannya dilakukan uji
impact dan menjadi non essential jika tidak dilakukan uji impact.
Contoh Supplement Essensial Variable : Group Number, Filler metal
classification.
c. Non Essensial Variable
Pengertian Non Essensial Variable adalah jenis ariable yang tidak
mempengaruhi sifat mekanik dari sambungan lasan.Jadi ariable ini dirubah
maka tidak perlu melakukan kualifikasi ulang atau membuat WPS baru. Contoh
Non Essensial Variable : Tipe sambungan las atau bentuk groove, Backing,
Lebar gap (root spacing), posisi pengelasan.
WPS dan PQR ini bila sudah lulus uji sesuai aturan yang ditetapkan akan di
approve (disahkan) oleh Badan / Instansi yang Berwenang misalnya, Class (BKI,
NK, BV, LR dsb), Depnaker, Migas dll. Sehingga sah sebagai acuan kerja bagi
welder dan hanya berlaku untuk Pabrik / Galangan pembuat WPS tersebut dalam
melaksanakan produksinya Dalam pengujiannya meliputi : Uji tak merusak (NDT)
yaitu : uji visual, uji ultrasonic (UT), uji radiorafi (X-ray / RT) dan Uji merusak
(DT) yaitu : uji tarik (tensile test), uji lengkung (bending test), uji makro (macro
etching), uji pukul (impact test). Pengujian ini tidak seluruhnya dilaksanakan,
hanya yang disyaratkan oleh rule / code saja yang dilaksanakan Bila ada
perubahan spesifikasi WPS yang esensial (variable esensial) maka harus dibuat
WPS baru dan dikualifikasi ulang juga, adapun perubahan variable esensial
tersebut al : proses las, material, desain sambungan, posisi, tebal material diluar
range, AWS No of electrode.
Judul Modul: Membuat Sambungan Las kampuh Sesuai WPS Untuk Pengelasan Pelat Ke Pelat
Halaman: 15 dari 81
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Industri Barang Dari Logam Sub Bidang Pengelasan C.24LAS01.029.1
Judul Modul: Membuat Sambungan Las kampuh Sesuai WPS Untuk Pengelasan Pelat Ke Pelat
Halaman: 16 dari 81
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Industri Barang Dari Logam Sub Bidang Pengelasan C.24LAS01.029.1
Judul Modul: Membuat Sambungan Las kampuh Sesuai WPS Untuk Pengelasan Pelat Ke Pelat
Halaman: 17 dari 81
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Industri Barang Dari Logam Sub Bidang Pengelasan C.24LAS01.029.1
Judul Modul: Membuat Sambungan Las kampuh Sesuai WPS Untuk Pengelasan Pelat Ke Pelat
Halaman: 18 dari 81
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Industri Barang Dari Logam Sub Bidang Pengelasan C.24LAS01.029.1
1.2) Kabel
Kabel las biasanya dibuat dari tembaga yang dipilin dan dibungkus dengan
karet isolasi. Yang disebut kabel las ada tiga macam, yaitu :
a. Kabel elektroda , yaitu kabel yang menghubungkan pesawat las
dengan elektroda
b. Kabel masa, yaitu yang menghubungkan pesawat las dengan benda
kerja
c. Kabel tenaga, yaitu kabel yang menghubungkan sumber tenaga atau
jaringan lisrtik dengan pesawat las
Judul Modul: Membuat Sambungan Las kampuh Sesuai WPS Untuk Pengelasan Pelat Ke Pelat
Halaman: 19 dari 81
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Industri Barang Dari Logam Sub Bidang Pengelasan C.24LAS01.029.1
pegas yang kuat, yang dapat menjepit benda kerja dengan baik.Tempat
yang dijepit harus bersih dari kotoran (karet, cat, minyak dan sebagainya)
Judul Modul: Membuat Sambungan Las kampuh Sesuai WPS Untuk Pengelasan Pelat Ke Pelat
Halaman: 20 dari 81
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Industri Barang Dari Logam Sub Bidang Pengelasan C.24LAS01.029.1
Judul Modul: Membuat Sambungan Las kampuh Sesuai WPS Untuk Pengelasan Pelat Ke Pelat
Halaman: 21 dari 81
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Industri Barang Dari Logam Sub Bidang Pengelasan C.24LAS01.029.1
Judul Modul: Membuat Sambungan Las kampuh Sesuai WPS Untuk Pengelasan Pelat Ke Pelat
Halaman: 22 dari 81
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Industri Barang Dari Logam Sub Bidang Pengelasan C.24LAS01.029.1
Judul Modul: Membuat Sambungan Las kampuh Sesuai WPS Untuk Pengelasan Pelat Ke Pelat
Halaman: 23 dari 81
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Industri Barang Dari Logam Sub Bidang Pengelasan C.24LAS01.029.1
Judul Modul: Membuat Sambungan Las kampuh Sesuai WPS Untuk Pengelasan Pelat Ke Pelat
Halaman: 24 dari 81
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Industri Barang Dari Logam Sub Bidang Pengelasan C.24LAS01.029.1
Judul Modul: Membuat Sambungan Las kampuh Sesuai WPS Untuk Pengelasan Pelat Ke Pelat
Halaman: 26 dari 81
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Industri Barang Dari Logam Sub Bidang Pengelasan C.24LAS01.029.1
Material yang digunakan pada proses pengelasan harus dipersiapkan secara serius
sebelum dilakukan pengelasan karena akan memberikan kemungkinan
keberhasilan jauh lebih besar dibandingkan pengelasan tanpa persiapan yang baik
Persiapan material untuk proses pengelasan harus sesuai dengan Welder
Prosedure Specification (WPS) atau gambar kerja yang digunakan. WPS
merupakan prosedur standar persiapan pengelasan yang didesain khusus melalui
pengujian-pengujian di laboratorium oleh para ahli las yang sudah profesional,
pengujian tersebut yang dimaksud dapat berupa radiography test, uji tarik, bend
test, atau juga structure/micro.
Persiapan material pengelasan terdiri dari :
1
2
5
3
dilas
6 7
Backing Bar Backing Strip
Keterangan :
1. Included angle = sudut kampuh
2. Angle of bevel = setengah sudut kampuh
Judul Modul: Membuat Sambungan Las kampuh Sesuai WPS Untuk Pengelasan Pelat Ke Pelat
Halaman: 27 dari 81
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Industri Barang Dari Logam Sub Bidang Pengelasan C.24LAS01.029.1
Sebagai contoh misalnya : E 6010 , E 7010 –X. Untuk bahan non ferrous digit
digit setelah E atau ER menunjukkan komposisi kimiawi metal penambah
tersebut misalnya E 310 Mo-15 , ER – Ni –1 , ER. Ti 0.2 Pd . dst.
Setap pemanufaktur bahan ini dengan jelas akan mencantumkan
spesifikasi produknya pada label kemasan. Oleh karena itu jangan
sampai label tersebut terobek atau tertutupi oleh bahan cat sehingga tidak
atau sulit dibaca. Kesalahan penggunaan spesifikasi dapat berakibat fatal.
Dibawah ini adalah rincian identifikasi tersebut
Jenis elektrode ini memang bervariasi, namun tujuannya tetap untuk
mendapatkan hasil las lasan yang memenui standar keberterimaan dan tidak
Judul Modul: Membuat Sambungan Las kampuh Sesuai WPS Untuk Pengelasan Pelat Ke Pelat
Halaman: 28 dari 81
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Industri Barang Dari Logam Sub Bidang Pengelasan C.24LAS01.029.1
ada cacat las baik saat diuji visual maupun uji merusak dan tidak merusak :
Misal E 6013
E: Elektroda
60: Kekuatan Tarik Minimum 60 satuannya KSI (Biasanya ada tipe juga 70 dan
80 misal E 7016, E 7018, E 8010, E8018)
1: Untuk semua posisi pengelasan (Untuk kode lain yaitu 2 (posisi flat dan
horizontal) dan 3 (Posisi flat) )
3: Jenis komposisi kimia dari flux yang nanti juga berpengearuh terhadap
penetrasi, arus dan polaritas. Jenis digit keempat ini ada Untuk lebih detailnya
lihat gambar di bawah ini
Dibawah ini adalah daftar elektroda baja carbon yang dapat digunakan untuk
berlatih maupun pengujian kualifikasi
Judul Modul: Membuat Sambungan Las kampuh Sesuai WPS Untuk Pengelasan Pelat Ke Pelat
Halaman: 29 dari 81
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Industri Barang Dari Logam Sub Bidang Pengelasan C.24LAS01.029.1
CATATAN :
AB = ARUS BOLAK BALIK ( AC ) , ASPT = ARUS SEARAH POLARITAS TERBALIK , ASPT-L = ARUS SEARAH
POLARITAS TERBALIK ATAU LURUS , F = FLAT ( DATAR ) , H = HORISONTAL ( DATAR TEGAK ) , V = VERTIKAL , OH
= OVERHEAD ( ATAS KEPALA ) , FL = FILLET
Judul Modul: Membuat Sambungan Las kampuh Sesuai WPS Untuk Pengelasan Pelat Ke Pelat
Halaman: 30 dari 81
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Industri Barang Dari Logam Sub Bidang Pengelasan C.24LAS01.029.1
2. Wire Electroda
Kawat las yang digunakan pada proses GMAW/FCAW dapat berbentuk kawat
solid ataupun kawat inti fluks. Standard spesifikasi dari kawat las solid yaitu
AWS A5.18:2005 (Carbon Steel Electrodes and Rods for Gas Shielded Arc
Welding). Sedangkan kawat las berinti fluks dispesifikasikan pada AWS
A5.20:2005 (Carbon Steel Electrodes for Flux Cored Arc Welding). Kedua
standard tersebut menspesifikasikan kawat las untuk pengelasan baja ringan
dan baja kekuatan tinggi 490N/mm2. Untuk pengelasan baja paduan rendah,
seperti baja kekuatan tinggi 550 – 830 N/mm2, baja temperatur rendah, dan
baja paduan rendah tahan panas, dispesifikasikan pada AWS A5.28:2005 (Low
Alloy Steel Electrodes and Rods for Gas Shielded Arc Welding) untuk kawat las
solid, dan AWS A5.29:2010 (Low Alloy Steel Electrodes for Flux Cored Arc
Welding) untuk kawat las berinti fluks. Kawat las yang digunakan dalam
pengelasan baja tahan karat yaitu kawat las inti fluks yang dispesifikasikan
dalam AWS A5.22:2012 (Stainless Steel Flux Cored and Metal Cored Welding
Electrodes and Rods)
Kawat las solid yang dispesifikasikan dalam AWS A5.28:2005 untuk baja
paduan rendah, dapat digunakan juga pada proses las MIG. Pengelasan baja
tahan karat dengan proses las MIG menggunakan kawat las solid yang
dispesifikasikan dalam AWS A5.9:2012 (Bare Stainless Steel Welding
Electrodes and Rods). Untuk pengelasan nikel dan nikel paduan digunakan
kawat las solid sesuai spesifikasi AWS A5.14:2011 (Nickel and Nickel Alloy Bare
Welding Electrodes and Rods), sedangkan kawat las tembaga dan tembaga
paduan dispesifikasikan dalam AWS A5.7:2007 (Copper and Copper Alloy Bare
Welding Rods and Electrodes).
Judul Modul: Membuat Sambungan Las kampuh Sesuai WPS Untuk Pengelasan Pelat Ke Pelat
Halaman: 31 dari 81
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Industri Barang Dari Logam Sub Bidang Pengelasan C.24LAS01.029.1
ER – 70S – 6
E: Elektroda
R: Rod (Dapat digunakan untuk GMAW, tanpa flux)
70: Kekuatan tarik minimum KSI (70, 80 90, 100)
S: Solid (Jenis elektroda Solid atau tanpa flux)
6: Komposisi kimia, 6: High Silicon
Elektroda berinti fluks adalah logam pengisi dalam proses las berupa wire roll,
diklasifikasikan berdasarkan komposisi kimia dan persyaratan sifat mekanis
logam las untuk proses FCAW ( Flux Cored Arc Welding ).
Judul Modul: Membuat Sambungan Las kampuh Sesuai WPS Untuk Pengelasan Pelat Ke Pelat
Halaman: 32 dari 81
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Industri Barang Dari Logam Sub Bidang Pengelasan C.24LAS01.029.1
E 71 T 1
E: Elektroda
7: Kekuatan tarik minimum (7, 8, 9, 10 x 10.000 psi)
1: Posisi pengelasan (1: untuk semua posisi, 0: untuk posisi flat dan
horizontal fillet)
T: Tubular (FCAW)
1: Komposisi kimia (1: untuk baja karbon)
FXXX–EXXX
1 2 3 4 5 6
1. Menyatakan flux
2. Kuat tarik minimum X 10.000 psi
3. Kondisi perlakuan panas : A = as welded; P = P W H T
4. Suhu terendah X 1000 F, Impact strength 20 ft-lb ( 27 Joule )
atau lebih
5. Menyatakan Elektroda ( filler metal )
6. Kelas elektroda / spesifikasi
Contoh :
F7A2-EM12K
F: Mengindikasikan Fluks
Judul Modul: Membuat Sambungan Las kampuh Sesuai WPS Untuk Pengelasan Pelat Ke Pelat
Halaman: 33 dari 81
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Industri Barang Dari Logam Sub Bidang Pengelasan C.24LAS01.029.1
4. Elektroda GTAW
Penggunaan elektroda untuk pengelasan TIG berbeda dengan pengelasan
SMAW maupun MIG. Pengelasan ini mampu membangkitkan temperatur tinggi
(30000 0 F atau 16648,90 C) Pemilihan elektroda tungsten untuk pengelasan
TIG .Titik cair tungsten adalah 61700 F atau (34100 C) dan titik leburnya
107000 F atau 5926,70 C
Elektrode untuk proses las GTAW merupakan elektrode non filler metal (bukan
logam pengisi) yang terbuat dari bahan Tungsten atau Tungsten Alloy
Judul Modul: Membuat Sambungan Las kampuh Sesuai WPS Untuk Pengelasan Pelat Ke Pelat
Halaman: 34 dari 81
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Industri Barang Dari Logam Sub Bidang Pengelasan C.24LAS01.029.1
Elektroda tungsten merupakan jenis logam paduan (alloy) dan hasil dari
manufaktur yang sangat spesific yaitu jenis ;
Judul Modul: Membuat Sambungan Las kampuh Sesuai WPS Untuk Pengelasan Pelat Ke Pelat
Halaman: 35 dari 81
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Industri Barang Dari Logam Sub Bidang Pengelasan C.24LAS01.029.1
Tabel 2.5 penggunaan elektroda tungsten untuk mengelas aluminum posisi bawah tangan
Judul Modul: Membuat Sambungan Las kampuh Sesuai WPS Untuk Pengelasan Pelat Ke Pelat
Halaman: 36 dari 81
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Industri Barang Dari Logam Sub Bidang Pengelasan C.24LAS01.029.1
Judul Modul: Membuat Sambungan Las kampuh Sesuai WPS Untuk Pengelasan Pelat Ke Pelat
Halaman: 37 dari 81
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Industri Barang Dari Logam Sub Bidang Pengelasan C.24LAS01.029.1
Gambar 2.7-6 Perbandingan hasil pengelasan gas argon murni dan gas argon campuran
B. Gas Helium
Helium adalah gas pelindung yang digunakan untuk aplikasi pengelasan
yang membutuhkan masukan panas (heat input) yang lebih besar untuk
meningkatkan bead wetting, penetrasi yang lebih dalam dan kecepatan
pengelasan yang lebih cepat.
Gambar 2.7-7 Perbandingan hasil pengelasan gas argon murni dan gas argon campuran
helium
Judul Modul: Membuat Sambungan Las kampuh Sesuai WPS Untuk Pengelasan Pelat Ke Pelat
Halaman: 38 dari 81
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Industri Barang Dari Logam Sub Bidang Pengelasan C.24LAS01.029.1
Gambar 2.7-8 Perbandingan hasil pengelasan gas karbon dioksida murni dengan gas
argon campuran
Judul Modul: Membuat Sambungan Las kampuh Sesuai WPS Untuk Pengelasan Pelat Ke Pelat
Halaman: 39 dari 81
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Industri Barang Dari Logam Sub Bidang Pengelasan C.24LAS01.029.1
Gambar 2.8-1 Gambar Root Face Dan Root Gape Pada Sambungan Kampuh V
Judul Modul: Membuat Sambungan Las kampuh Sesuai WPS Untuk Pengelasan Pelat Ke Pelat
Halaman: 40 dari 81
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Industri Barang Dari Logam Sub Bidang Pengelasan C.24LAS01.029.1
terjadinya retak las / crack (under bead crack). Retak las tersebut baru dapat
dideteksi setelah selang waktu 48 jam (delayed cracking).
Yang perlu diperhatikan sebelum pelaksanaan pengelasan
1. Periksa kebersihan sambungan dari kotoran seperti karat, debu, minyak,
cat, oli, dll harus dibersihkan jika ada
2. Periksa penyetelan (fit-up) sambungan (kelurusan/miss aligment, sudut
alur las/groove angle, root opening dan root face), apakah sesuai gambar
standard.
3. Periksa las ikat/tack weld apakah ada retak las/crack, hilangkan/gerinda
jika ada.
4. Periksa apakah disyaratkan pemanasan awal/preheat, lakukan sesuai
temperature yang diminta WPS. Gunakan kapur pengukur panas (tempil
stick), thermomelt) untuk mengetahui apakah panasnya sudah tercapai.
5. Periksa/lihat ukuran las (leg size ketinggian las) yang diminta pada gambar.
10. Melakukan Setting parameter las pada mesin las sesuai WPS
A. Parameter las SMAW
1. Jenis dan diameter elektroda
Pemilihan jenis elektroda disesuaikan dengan bahan yang dilas, posisi
pengelasan dan polaritas listriknya sesuai WPS. Diameter elektroda sangat
mempengaruhi besar kecilnya arus listrik yang akan digunakan. Hal tersebut
berhubungan dengan laju peleburan atau laju penimbunan (fusion
rate/deposition rate) dan kedalaman penetrasi (penetration).
2. Tegangan busur las
Tingginya tegangan busur tergantung pada jenis elektroda yang digunakan dan
panjang busur yang diinginkan. Tegangan busur yang diperlukan berbanding
lurus dengan panjang busur.
3. Besar arus las
Besarnya arus listrik yang diperlukan tergantung dari bahan dan ukuran dari
sambungan las, geometri sambungan, posisi pengelasan, jenis elektroda dan
diameter inti elektroda. Besarnya arus listrik yang akan digunakan dapat pada
spesifikasi elektroda yang sudah direkomendasikan oleh fabrikan pembuat
Judul Modul: Membuat Sambungan Las kampuh Sesuai WPS Untuk Pengelasan Pelat Ke Pelat
Halaman: 41 dari 81
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Industri Barang Dari Logam Sub Bidang Pengelasan C.24LAS01.029.1
elektroda. Penggunaan arus listrik yang tidak tepat (terlalu besar) dapat
mengakibatkan hasil lasan yang tidak sempurna
4. Kecepatan pengelasan
Kecepatan pengelasan adalah laju dari elektroda pada waktu proses
pengelasan. Kecepatan pengelasan tergantung pada jenis elektroda, diameter
inti elektroda, bahan yang dilas, geometri sambungan dan ketelitian
sambungan serta tingkat ketrampilan weldernya.
5. Polaritas listrik
Pemilihan polaritas tergantung pada WPS, jenis bahan pembungkus elektroda,
kapasitas panas sambungan. Bila titik cair bahan induk tinggi dan kapasitas
panas besar sebaiknya digunakan polaritas lurus (elektrodanya dihubungkan
dengan kutub negatif), sedangkan bila kapasitas panas kecil seperti pada plat
tipis maka dianjurkan menggunakan polaritas balik (elektrodanya dihubungkan
dengan kutub positif)
11. Parameter las GMAW/FCAW
1. Arus Las
Besarnya arus dan tegangan pengelasan adalah tergantung pada : tebal
bahan, diameter kawat elektroda, posisi pengelasan, berdasarkan WPS (
welding procedure specification ) pekerjaan tersebut
Dalam proses pengelasan GMAW/FCAW, arus las secara langsung
berhubungan dengan kecepatan wirefeed. Jika arus las dinaikkan maka
kecepatan wirefeed juga seharusnya naik. Hubungan ini biasanya disebut
karakteristik “burn-off”
Tabel 2.7. Diameter kawat dan arus yang di gunakan
Judul Modul: Membuat Sambungan Las kampuh Sesuai WPS Untuk Pengelasan Pelat Ke Pelat
Halaman: 42 dari 81
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Industri Barang Dari Logam Sub Bidang Pengelasan C.24LAS01.029.1
2. Ekstensi elektroda
Ekstensi elektroda atau biasa disebut dengan “stick-out” adalah jarak antara
titik terujung dari kontak listrik, biasanya ujung dari pipa kontak (contact tip),
dengan ujung dari elektroda. Jarak tersebut akan mempengaruhi besarnya
arus listrik yang dibutuhkan untuk melelehkan elektroda
3. Tegangan las
Tegangan busur las adalah tegangan diantara ujung elektroda dan benda
kerja. Tegangan listrik pada pengelasan memegang peranan penting pada
jenis transfer logam yang diinginkan. Transfer logam arus pendek
membutuhkan tegangan yang rendah, sementara transfer logam spray
membutuhkan tegangan yang lebih tinggi lagi. Jika arus listrik dinaikkan,
maka tegangan las juga harus dinaikkan untuk menghasilkan kestabilan.
4. Kecepatan pengelasan
Kecepatan pengelasan berbanding secara linier dengan pergerakan busur las
sepanjang benda kerja. Parameter ini biasanya dinyatakan dalam meter per
menit. Dengan meningkatnya ketebalan material, kecepatan harus
diturunkan. Dengan material dan jenis penyambungan yang sama, jika arus
listrik meningkat, maka kecepatan pengelasan juga harus meningkat.
Judul Modul: Membuat Sambungan Las kampuh Sesuai WPS Untuk Pengelasan Pelat Ke Pelat
Halaman: 43 dari 81
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Industri Barang Dari Logam Sub Bidang Pengelasan C.24LAS01.029.1
Judul Modul: Membuat Sambungan Las kampuh Sesuai WPS Untuk Pengelasan Pelat Ke Pelat
Halaman: 44 dari 81
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Industri Barang Dari Logam Sub Bidang Pengelasan C.24LAS01.029.1
(3) Berikan pengaturan regangan sekitar 3-50 untuk dapat mengganti regangan
sudut
Distorsi pada benda kerja seringkali terjadi pada saat terjadi pemanasan local ada
sambungan. Satu sisi plat yang disambung seringkali melengkung dan berubah
bentuk selama pengelasan berlangsung maupun pada saat pendinginan
berlangsung. Tack welds berfungsi mengunci posisi ujung-ujung sambungan untuk
mencegah terjadinya distorsi akibat pengaruh panas local saat pengelasan.
Dengan kampuh sambungan konvensional, benda kerja dengan ketebalan sampai
dengan 3/16 in (5 mm) seringkali dapat langsung dilas tanpa persiapan khusus.
Namun untuk mengelas benda kerja yang lebih tebal diperlukan kampuh
sambungan bentuk V untuk menghasilkan pengelasan yang lebih baik. Kampuh
sambungan bentuk V tunggal ataupun ganda baik diterapkan pada benda kerja
dengan ketebalan antara 3/16 3/4 in (5-19 mm). Pada umumnya, kampuh
Judul Modul: Membuat Sambungan Las kampuh Sesuai WPS Untuk Pengelasan Pelat Ke Pelat
Halaman: 45 dari 81
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Industri Barang Dari Logam Sub Bidang Pengelasan C.24LAS01.029.1
Bersikap hati-hati, cermat, teliti dan mematuhi peraturan yang ada merupakan
tindakan pencegahan untuk meyakinkan bahwa tidak ada masalah selama persiapan
pengelasan berlangsung
Judul Modul: Membuat Sambungan Las kampuh Sesuai WPS Untuk Pengelasan Pelat Ke Pelat
Halaman: 46 dari 81
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Industri Barang Dari Logam Sub Bidang Pengelasan C.24LAS01.029.1
BAB III
MELAKUKAN PROSES PENGELASAN LAS KAMPUH (GROOVE) PELAT KE
PELAT
A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Melakukan Proses Pengelasan Las
Kampuh (Groove) Pelat Ke Pelat
1. Menghilangkan Tack Welding (Las Cantum) Sesuai Prosedur
Las kunci (tack weld) pada hakekatnya adalah las Fillet yang pendek.
Mengingat kegunaannya hanya untuk sementara, yakni mengunci penyetelan
yang setelah pengelasan akar selesai tack weld dibuka kembali, maka pada
biasanya tack weld dilaksanakan dengan amper rendah, sehingga akibatnya
bermuka cembung ( convex ). Karena muka cembung terciptalah takik takik
dikedua sisi tack weld tersebut yang berpotensi untuk menghasilkan retak
jempol kaki. Karenanya tack weld ibarat sebagai buah simalakama, diperlukan
namun sekaligus membahayakan. Itulah sebabnya disini disarankan makin
sedikit tack weld digunakan makin baik. Sebagai pengganti penggunaan sirip
penyetel yang menggunakan tack weld, dapat digunakan klem mekanis.
Untuk tack weld yang dilaksanakan di bagian dalam Kampuh las, jika
pelaksananya adalah juru las yang tidak berkualifikasi , maka tack weld harus
dibongkar Sebelum dilewati las akar. Untuk tack weld dalam kampuh las yang
dilaksanakan Oleh juru las yang berkualifikasi, bekas tack weld dapat
langsung dilebur bersama las akar . Walaupun hanya satu buah tack weld,
namun jika WPS lasp roduksi menentukan harus menggunakan pemanasanawal,
maka pelaksanaan tack weld pun harus didahului dengan pemanasan awal.
Sambungan logam dasar di tack weld, untuk mencegah atau mengontrol distorsi
pada waktu mengelas. Pengelasan ini dapat dilakukan dalam satu, dua, atau tiga
pass, seperti ditunjukkan dalam gambar 3.1-1. Jika dilakukan dalam satu operasi,
welder harus menggunakan gerakan weaving untuk mendistribusikan logam bahan
tambah pada alur-V dan sehingga memperoleh fusi yang kuat. Jika menggunakan
dua atau lebih manik las untuk menyelesaikan pengelasan, maka welder
seharusnya membersihkan manik las terlebih dahulu sebelum membuat manik las
selanjutnya. Hal ini berfungsi untuk mencegah masukkan terak dalam manik las
Judul Modul: Membuat Sambungan Las kampuh Sesuai WPS Untuk Pengelasan Pelat Ke Pelat
Halaman: 47 dari 81
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Industri Barang Dari Logam Sub Bidang Pengelasan C.24LAS01.029.1
atau pass selanjutnya. Penembusan pada pengelasan ini ringan, dan dibuat di atas
permukaan logam dasar
Juru las perlu menghilangkan tack weld yang menghalangi untuk proses
selanjutnya jika tack weld di lakukan di tengah material. Menghilangkan tack weld
tersebut dengan cara di gerinda.
Judul Modul: Membuat Sambungan Las kampuh Sesuai WPS Untuk Pengelasan Pelat Ke Pelat
Halaman: 48 dari 81
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Industri Barang Dari Logam Sub Bidang Pengelasan C.24LAS01.029.1
Judul Modul: Membuat Sambungan Las kampuh Sesuai WPS Untuk Pengelasan Pelat Ke Pelat
Halaman: 49 dari 81
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Industri Barang Dari Logam Sub Bidang Pengelasan C.24LAS01.029.1
atau
Tanpa diayun Setengah melingkar atau zig zag Menusuk ( segi tiga )
Gambar 3.2-3 Berbagai Bentuk Ayunan
Judul Modul: Membuat Sambungan Las kampuh Sesuai WPS Untuk Pengelasan Pelat Ke Pelat
Halaman: 50 dari 81
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Industri Barang Dari Logam Sub Bidang Pengelasan C.24LAS01.029.1
Arah pengelasan ( elektroda ) pada proses las busur manual adalah arah mundur
atau ditarik, sehingga bila operator las menggunakan tangan kanan, maka arah
pengelasan adalah dari kiri ke kanan. Demikian juga sebaliknya, jika
menggunakan tangan kanan, maka tarikan elektroda adalah dari kanan ke kiri.
Namun, pada kondisi tertentu dapat dilakukan dari depan mengarah ke tubuh
operator las. Dalam hal ini, yang terpenting adalah sudut elektroda terhadap garis
tarikan elektroda sesuai dengan ketentuan ( prosedur yang ditetapkan ) dan busur
serta cairan logam las dapat terlihat secara sempurna oleh operator las.
Pada pengelasan sambungan tumpul posisi di bawah tangan secara umum untuk
jalur pertama adalah ditarik tanpa ada ayunan elektroda, tapi untuk jalur kedua
dan selanjutnya sangat tergantung pada kondisi pengelasan itu sendiri, sehingga
dapat dilakukan ayunan atau tetap ditarik seperti jalur pertama Sedangkan pada
posisi horizontal, sambungan tumpul secara umum tidak dilakukan ayunan/
gerakan elektroda ( hanya ditarik ) dengan sudut yang sesuai dengan prosedurnya
Adapun pengelasan sambungan tumpul posisi tegak pada jalur pertama dapat
dilakukan arah naik dengan bentuk ayunan segi tiga, bila menggunakan jenis
elektroda low hydrogen, tapi bila menggunakan elektroda jenis cellulose dilakukan
pengelasan arah turun tanpa ayunan.
Sedang pada jalur-jalur berikutnya sagat tergantung pada bentuk jalur pertama.
Jika hasil dari pengelasan jalur pertama cukup lebar dan rata, maka dapat
diterapkan bentuk ayunan zig-zag atau ½ C, tapi jika hasil jalur pertama masih
cukup sempit ( membentuk sudut ) maka ayunannya masih tetap seperti jalur
pertama ( segi tiga ). Adapun untuk jalur akhir ( capping ) diterapkan ayunan ½ C
( lihat gambar ). 3.2-4
Judul Modul: Membuat Sambungan Las kampuh Sesuai WPS Untuk Pengelasan Pelat Ke Pelat
Halaman: 51 dari 81
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Industri Barang Dari Logam Sub Bidang Pengelasan C.24LAS01.029.1
atau jalur 1
atau
jalur 2 dst
capping
Sedangkan pada sambungan tumpul posisi di atas kepala, secara umum dilakukan
geragan/ ayunan elektroda sbb :
jalur 1
atau
Dalam las MMAW (Manual Metal Arc Welding) atau SMAW, elektroda terbungkus
dengan fluks selalu digunakan. Elektroda tersebut terbuat dari sebuah inti logam
dan pembungkus fluks. Inti logam tersebut dilapisi oleh fluks. Busur akan
dipertahankan diantara ujung elektroda dan benda kerja. Busur tersebut akan
Judul Modul: Membuat Sambungan Las kampuh Sesuai WPS Untuk Pengelasan Pelat Ke Pelat
Halaman: 52 dari 81
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Industri Barang Dari Logam Sub Bidang Pengelasan C.24LAS01.029.1
melelehkan inti logam dan fluks. Cairan logam yang dilepaskan dari inti logam dan
selanjutnya ditransfer ke kampuh las. Gas pelindung yang dihasilkan dari
pembakaran fluks dan dekomposisi pelapis elektroda akan melindungi kampuh las
(logam cair) dari udara. Permukaan hasil lasan tertutup oleh terak (terutama dari
fluks yang mencair dan membeku). Terak harus dihilangkan setelah pengelasan
selesai. MMAW umumnya banyak diaplikasikan di industri karena relatif simpel
dan sederhana peralatannya
Pada pengelasan, tegangan busur dapat diperiksa secara tidak langsung dengan
pemeriksaan panjang busur pengelasan, dan lain-lain. Tegangan busur pengelasan
yang dianjurkan untuk las busur kawat las terbungkus (SMAW) adalah sekitar 30
Volt. Panjang busur harus diatur agar kira-kira sama dengan diameter inti kawat
elektrode las yang digunakan. Apabila panjang busur bertambah, maka tegangan
Judul Modul: Membuat Sambungan Las kampuh Sesuai WPS Untuk Pengelasan Pelat Ke Pelat
Halaman: 53 dari 81
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Industri Barang Dari Logam Sub Bidang Pengelasan C.24LAS01.029.1
busur bertambah besar dan berakibat busurnya menjadi tidak stabil, juga
menghasilkan kurang penembusan.
Jarak nyala busur las diharapkan sama dengan diameter kawat inti elektrodanya
(D = L). Bila jarak busurnya sama dengan diameter kawat inti elektrodanya (D =
L), maka cairan dari elektrodanya akan mengalir dengan baik dan mengendap
dengan baik, sehingga pengaruh dari hasil las-lasannya antara lain :
1. Menghasilkan rigi-rigi hasil las yang baik dan halus
2. Tembusan lasnya baik
3. Perpaduan dengan bahan dasarnya baik
4. Percikkan terak yang dihasilkan selama pengelasan halus
Bila jarak nyala busur las lebih besar dibandingkan dengan diameter kawat inti
elektroda (L > D) , maka akan menyebabkan timbulnya bagian-bagian dari hasil
lasan yang berbentuk seperti bola, sehingga hasil pada hasil las-lasannya akan :
1. Rigi-rigi pada hasil lasannya kasar
2. Tembusan lasnya dangkal
3. Percikkan terak saat pengelasan kasar dan keluar dari jalur-jalur las
4. Kemungkinan terjadi terak terperangkap tinggi
5. Rigi las lebar dan kekuatan rendah
Bila jarak nyala busur las lebih kecil dibandingkan dengan diameter kawat inti
elektroda (L < D) , maka akan menyebabkan semakin susahnya menjaga nyala
busur listriknya. Bila hal tersebut terjadi maka akan terjadi pembekuan terhadap
bagian ujung elektrodanya dan pada las-lasannya akan berakibat sebagai berikut
:
1. Rigi-rigi pada hasil lasnya tidak akan merata
2. Tembusan las yang dihasilkan tidak akan baik
3. Jalur las-lasannya terlalu kecil
4. Percikkan teraknya berbentuk bola dan kasar
5. Rigi las sempit dan menggembung las karena oksidasi dan nitrasi
6. Terak terperangkap
Pada saat pengelasan, kecepatan pengelasan yang sesuai ditentukan oleh macam
dan diameter kawat las yang digunakan, macam sambungan, dan metode ayunan.
Untuk las busur kawat las terbungkus (SMAW), kecepatan las dinyatakan sesuai
jika dihasilkan penutupan terak yang tepat. Jika kecepatan las ditambah dengan
arus las dan panjang busur tetap, lebar rigi-rigi las akan berkurang. Jika kecepatan
Judul Modul: Membuat Sambungan Las kampuh Sesuai WPS Untuk Pengelasan Pelat Ke Pelat
Halaman: 54 dari 81
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Industri Barang Dari Logam Sub Bidang Pengelasan C.24LAS01.029.1
pengelasan dikurangi, maka lebar rigi las dan ketinggian penguat akan bertambah,
dan akan terbakar jika logam induk tipis.
Gambar 3.3-3 Busur Las GMAW dengan berbagai macam gas dan polaritasnya
Judul Modul: Membuat Sambungan Las kampuh Sesuai WPS Untuk Pengelasan Pelat Ke Pelat
Halaman: 55 dari 81
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Industri Barang Dari Logam Sub Bidang Pengelasan C.24LAS01.029.1
Posisi bawah tangan merupakan posisi pengelasan yang paling mudah dilakukan.
Oleh sebab itu untuk menyelesaikan setiap pekerjaan pengelasan sedapat
mungkin di usahakan pada posisi dibawah tangan. Kemiringan elektroda 10
derajat – 20 derajat terhadap garis vertical kearah jalan elektroda dan 70 derajat-
80 derajat terhadap benda kerja
Judul Modul: Membuat Sambungan Las kampuh Sesuai WPS Untuk Pengelasan Pelat Ke Pelat
Halaman: 56 dari 81
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Industri Barang Dari Logam Sub Bidang Pengelasan C.24LAS01.029.1
Pengelasan pada posisi vertikal dapat dilakukan dalam kedua arah. Pengelas
dapat melakukan pengelasan secara vertikal naik atau secara vertikal turun.
Dengan menggunakan kedua arah, las harus dibuat sedemikian rupa sehingga
fluks atau terak elektroda tidak terjebak atau masuk dalam logam las
Pada umumnya welder menggunakan metode pengelasan vertikal naik. Ketika
melakukan pengelasan secara vertikal turun, terak elektroda atau fluks cenderung
masuk ke dalam logam las yang meleleh. Hal ini dapat dicegah dengan
melakukan pengelasan dengan kecepatan yang cukup untuk terus didepan
lelehan terak. Pengelasan pada kecepatan yang cepat tidak akan menghasilkan
penembusan yang memadai. Metode vertikal turun dapat berfungsi baik pada
logam tipis, lihat gambar 3.4-3.. Pengelasan ini termasuk pengelasan yang paling
sulit karena bahan cair yang mengalir atau menumpuk diarah bawah dapat
diperkecil dengan kemiringan elektroda sekitar 10 derajat-15 derajat terhadap
vertikal dan 70 derajat-85 derajat terhadap benda kerja
Penempatan bahan pada pengelasan pelat posisi tegak adalah posisi di mana
bahan atau bidang yang dilas ditempatkan secara tegak ( vertikal ) atau sejajar
dengan bidang tegak dengan penyimpangan tidak lebih dari 5.
Peletakan bahan tersebut harus cukup kuat, sehingga tidak bergerak saat
dilakukan pengelasan. Untuk hal tersebut, dapat diklem dengan C-clem atau dilas
catat pada suatu dudukan
Judul Modul: Membuat Sambungan Las kampuh Sesuai WPS Untuk Pengelasan Pelat Ke Pelat
Halaman: 57 dari 81
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Industri Barang Dari Logam Sub Bidang Pengelasan C.24LAS01.029.1
Pada umumnya pengelasan busur overhead sulit dilakukan, selain itu juga
berbahaya bagi welder yang tidak mengenakan kain pelindung yang tepat.
Gambar 3.4-4 menunjukkan sambungan las alur-V pada posisi overhead. Posisi
pengelasan ini sangat sulit dan berbahaya karena bahan cair banyak berjatuhan
dapat mengenai juru las, oleh karena itu diperlukan perlengkapan yang serba
lengkap. Mengelas dengan posisi ini benda kerja terletak pada bagian atas juru
las dan kedudukan elektroda sekitar 5 derajat – 20 derajat terhadap garis vertical
dan 75 derajat-85 derajat terhadap benda kerja
6. Memastikan Sambungan Lasan Pada Start Stop Bebas Dari Cacat Las
Terbatasnya panjang elektrode terbungkus yang digunakan pada proses
pengelasan ini mengakibatkan terputusnya manik-manik las. Untuk menyambung
kembali ikutilah petunjuk berikut :
1) Bersihkan ujung lubangnya.
Judul Modul: Membuat Sambungan Las kampuh Sesuai WPS Untuk Pengelasan Pelat Ke Pelat
Halaman: 59 dari 81
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Industri Barang Dari Logam Sub Bidang Pengelasan C.24LAS01.029.1
2) Nyalakan busur sekitar 20 mm di depan kawah las dan putar balik kekawah
lasnya.
3) Setelah berada di ujung sambungan angkat elektroda kuarang lebih ± 1 mm
supaya hasilnya sambungan stop start rata ( tidak terlalu menonjol dan tidak
terlalu tipis Buatlah endapan sehingga kawah lasnya terisi kemudian
pindahkan elektrodanya ke depan dengan jarak busur kembali normal.
kasar, dan kekuatan dan ketangguhan las menurun. Dalam rangka untuk
mencegah overheating seperti las, suhu maksimum antar-pass harus dikontrol.
Suhu antar-pass ditentukan berbeda tergantung jenis baja dan proses
pengelasan.
.
Root Pass
Cover Pass/Capping
Hoot Pass
Root pass menggunakan amper 70 – 100 alasan amper rendah ada lah agar
tidak tembus dan menetes dan mengakibat kan cacat terbakar tembus ( blow hole
) Hot pass --- 120 – 140 amper alasan amper tinggi adalah untuk mengapungkan
kembali sisa terak pada root pass yang mengakib atkan cacat inklusi terak ( slag
inclusion ) sedangkan amper cover pass --- 100 – 110 amper .alasan amper
agak rendah adalah agar tdak terjadi sisi
Standard penerimaan hasil las-lasan berdasarkan API 1104 dilihat secara Visual :
a) Incomplete Penetration : a. < 1”, b. < 1” dlm 12” L , c. 8 % weld length >
dlm 12” length
b) IP karena High-low : a. < 2” , b. < 2” dlm 12” L , c.
c) Incomplete Fusion : a. < 1” , b. < 1” dlm 12” L , c. < 8 % weld length dlm
12” length
Judul Modul: Membuat Sambungan Las kampuh Sesuai WPS Untuk Pengelasan Pelat Ke Pelat
Halaman: 61 dari 81
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Industri Barang Dari Logam Sub Bidang Pengelasan C.24LAS01.029.1
.
Gambar 3.8-1 Gambar Standart Hasil Pengelasan
Judul Modul: Membuat Sambungan Las kampuh Sesuai WPS Untuk Pengelasan Pelat Ke Pelat
Halaman: 63 dari 81
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Industri Barang Dari Logam Sub Bidang Pengelasan C.24LAS01.029.1
Judul Modul: Membuat Sambungan Las kampuh Sesuai WPS Untuk Pengelasan Pelat Ke Pelat
Halaman: 64 dari 81
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Industri Barang Dari Logam Sub Bidang Pengelasan C.24LAS01.029.1
Di bawah ini ada Kriteria hasil las secara umum, namun untuk kriteria hasil las
yang diperlukan untuk suatu proyek, harus mengacu pada WPS yang ditetapkan
oleh proyek tersebut.
Judul Modul: Membuat Sambungan Las kampuh Sesuai WPS Untuk Pengelasan Pelat Ke Pelat
Halaman: 65 dari 81
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Industri Barang Dari Logam Sub Bidang Pengelasan C.24LAS01.029.1
5. Ukuran kaki las tidak sama Kaki las = tebal bahan dengan toleransi 2mm
+2
-0
12. Kelebihan penetrasi Ketinggian/kelebihan penetrasi maks. 2 mm
13. Bentuk jalur las tidak simetris Permukaan jalur las mempunyai bentuk teratur/
simetris dengan sudut tidak kecil dari 135.
14. Kelebihan tinggi pengisian Tinggi pengisian pada sambungan tumpul dari
permukaan benda kerja tidak boleh lebih dari 2
mm.
15. Bebas pukulan Tidak tampak bekas pukulan
Judul Modul: Membuat Sambungan Las kampuh Sesuai WPS Untuk Pengelasan Pelat Ke Pelat
Halaman: 66 dari 81
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Industri Barang Dari Logam Sub Bidang Pengelasan C.24LAS01.029.1
Judul Modul: Membuat Sambungan Las kampuh Sesuai WPS Untuk Pengelasan Pelat Ke Pelat
Halaman: 67 dari 81
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Industri Barang Dari Logam Sub Bidang Pengelasan C.24LAS01.029.1
Judul Modul: Membuat Sambungan Las kampuh Sesuai WPS Untuk Pengelasan Pelat Ke Pelat
Halaman: 68 dari 81
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Industri Barang Dari Logam Sub Bidang Pengelasan C.24LAS01.029.1
DAFTAR PUSTAKA
A. Dasar Perundang-undangan
1. -
B. Buku Referensi
1. Japan Industry Standard: JIS Z 3233:2001
2. Japan Welding Soc. Ed, "Welding and Joining Handbook," Maruzen (2003)
3. Dr. Ir. Winarto, M.Sc., ”Welding and Joining Technologies versi Bahasa Indonesia
” 2011
4. AWS, Welding Handboook, Vol I-III, 8 th Edition, American Welding
Society, 1987
5. Www.aws.org Standard symbol for Welding, brazing And Nondestructive
examination. 2004
6. Hery Sunaryo., Teknik Pengelasan Kapal jilid I, Direktorat Pembinaan Sekolah
Menengah Kejuruan, 2008
7. Hery Sunaryo., Teknik Pengelasan Kapal jilid II, Direktorat Pembinaan Sekolah
Menengah Kejuruan, 2008
8. The Lincoln Electric Company, “The Procedure Handbook of Arc Welding” The
Lincoln Electric Company, 1973
9. Indonesia Australia Partnership For Skills Development “Las Busur Manual”,
Batam Institutional Development Project 2001
10. Indonesia Australia Partnership For Skills Development “Las Gas Tungsten Arc
Welding”, Batam Institutional Development Project 2001
11.Indonesia Australia Partnership For Skills Development “Las Gas Metal Arc
Welding”, Batam Institutional Development Project 2001
D. Referensi Lainnya
1. Browsing Internet, WPS Pengelasan, 08 Desember pukul 09.00
2. Browsing Internet, Mesin las dan Peralatan bantu, 08 Desember pukul 13.00
3. Browsing Internet, Standar ISO 5817, 09 Desember pukul 08.00
Judul Modul: Membuat Sambungan Las kampuh Sesuai WPS Untuk Pengelasan Pelat Ke Pelat
Halaman: 69 dari 81
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Industri Barang Dari Logam Sub Bidang Pengelasan C.24LAS01.029.1
A. Daftar Peralatan/Mesin
B. Daftar Bahan
Judul Modul: Membuat Sambungan Las kampuh Sesuai WPS Untuk Pengelasan Pelat Ke Pelat
Halaman: 70 dari 81
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Industri Barang Dari Logam Sub Bidang Pengelasan C.24LAS01.029.1
LAMPIRAN
lampiran 1
A
Alur (Groove)
Alur las (Welding groove)
Ambang palka (Head coaming)
B
Baja bangunan (Steel Structure)
Baja cor (Cast steel)
Baja kuat (High tension steel)
Baja paduan (Alloy steel)
Baja tahan karat (Stainless steel)
Balok geladak (Deck beam)
Batang uji (Speciment)
Batas las (Weld bound)
Besi tempa (Wrought iron)
Besi tuang (Cast iron)
Bilah hadap (Face Plate)
Bidang permukaan akar las (Root face)
C
Cacat las (Weld defect)
Cairan elektroda yang jatuh pada benda kerja (Path of molten metal)
Cor (Cast)
D
Daerah las (Weld Zone)
Dasar ganda (Double bottom)
Deformasi las (Weld deformation)
Dok kolam (Graving Dock)
E
Elektroda (Electrode)
Elektroda pejal (Solid electrode)
Judul Modul: Membuat Sambungan Las kampuh Sesuai WPS Untuk Pengelasan Pelat Ke Pelat
Halaman: 71 dari 81
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Industri Barang Dari Logam Sub Bidang Pengelasan C.24LAS01.029.1
Judul Modul: Membuat Sambungan Las kampuh Sesuai WPS Untuk Pengelasan Pelat Ke Pelat
Halaman: 72 dari 81
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Industri Barang Dari Logam Sub Bidang Pengelasan C.24LAS01.029.1
Judul Modul: Membuat Sambungan Las kampuh Sesuai WPS Untuk Pengelasan Pelat Ke Pelat
Halaman: 73 dari 81
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Industri Barang Dari Logam Sub Bidang Pengelasan C.24LAS01.029.1
Judul Modul: Membuat Sambungan Las kampuh Sesuai WPS Untuk Pengelasan Pelat Ke Pelat
Halaman: 74 dari 81
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Industri Barang Dari Logam Sub Bidang Pengelasan C.24LAS01.029.1
Judul Modul: Membuat Sambungan Las kampuh Sesuai WPS Untuk Pengelasan Pelat Ke Pelat
Halaman: 75 dari 81
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Industri Barang Dari Logam Sub Bidang Pengelasan C.24LAS01.029.1
Judul Modul: Membuat Sambungan Las kampuh Sesuai WPS Untuk Pengelasan Pelat Ke Pelat
Halaman: 76 dari 81
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Industri Barang Dari Logam Sub Bidang Pengelasan C.24LAS01.029.1
T
Tak terumpan (Non consumable)
Takik (Notch)
Takik las (Undercut)
Tegangan (Stress)
Tegangan sisa (Residual stress)
Terak (Slag)
Timbal (Lead)
Titik mulur (Yield Point)
Turun ( Downward)
U
Ukuran lasan (Size of weld)
Unsur (Element)
Urutan pengelasan (Welding sequence)
Urutan pengerjaan (Deposition Sequence )
Judul Modul: Membuat Sambungan Las kampuh Sesuai WPS Untuk Pengelasan Pelat Ke Pelat
Halaman: 77 dari 81
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Industri Barang Dari Logam Sub Bidang Pengelasan C.24LAS01.029.1
Lampiran 2
DAFTAR SINGKATAN
AC............................................................................... (Alternating Current)
DC........................................................................................ (Direct current)
DT...............................................................................(Destructive Testing)
DCEP..................................................... (DirectCurrent Electrode Positive)
DCEN.................................................... (Direct Current Electrode Negative
DCRP........................................................(DirectCurrent Reserve Polarity)
DCSP......................................................... (Direct Current Straight Polarity
DIN.................................................................(Deutsche Industrie Normen)
ESI.................................................................( Emergency Severity Index)
FCAW................................................................(Fluxs Cored Arc Welding)
GMAW..................................................................(Gas Metal Arc Welding)
GTAW............................................................. (Gas Tungten Arc Welding )
ISO.................................... (International Organization for Standardization)
LPG .......................................................................... (Liquit Petrolium Gas)
LNG..............................................................................(Liquit Natural Gas)
MAG .............................................................................. (Metal Active Gas)
MIG................................................................................... (Metal Inert Gas)
NC.................................................................................(Numerical Control)
NDT .................................................................... (Non Destructive Testing)
PQR.........................................................(Procedure Qualification Record)
SAW ...................................................................(Submerged Arc Welding)
SMAW .......................................................... (Shielded Metal Arc Welding)
TIG..............................................................................(Tungsten Inert Gas)
V ................................................................................................... (Voltage)
WPS............................................................ (Welding Procedure Standard)
AWS ................................................................(American Welding Sosaity)
JIS ....................................................................(Japan Industrial Standard)
ASTM.............................................(American Sosiety for Testing Meterial)
ASME .................................. (American Sosiety for Mechanical Engineers)
Judul Modul: Membuat Sambungan Las kampuh Sesuai WPS Untuk Pengelasan Pelat Ke Pelat
Halaman: 78 dari 81
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Industri Barang Dari Logam Sub Bidang Pengelasan C.24LAS01.029.1
Judul Modul: Membuat Sambungan Las kampuh Sesuai WPS Untuk Pengelasan Pelat Ke Pelat
Halaman: 79 dari 81
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Industri Barang Dari Logam Sub Bidang Pengelasan C.24LAS01.029.1
Lampiran 3
Nomor Indicator Proses Pengelasan
Judul Modul: Membuat Sambungan Las kampuh Sesuai WPS Untuk Pengelasan Pelat Ke Pelat
Halaman: 80 dari 81
Buku Informasi Versi: 2018
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sub-Sektor Industri Barang Dari Logam Sub Bidang Pengelasan C.24LAS01.029.1
Judul Modul: Membuat Sambungan Las kampuh Sesuai WPS Untuk Pengelasan Pelat Ke Pelat
Halaman: 81 dari 81
Buku Informasi Versi: 2018