Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

FRAKTUR TERTUTUP

RSUD Dr. SAIFUL ANWAR

Disusun oleh :

Agus Jaipur

201210461011034

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2013
FRAKTUR TERTUTUP

1. Pengertian
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan atau tulang rawan yang
umumnya disebabkan oleh rudapaksa.
Fraktur tertutup adalah fraktur yang fragmen tulangnya tidak menembus kulit
sehingga tidak mempunyai hubungan dengan dunia luar. (Sjamsuhidajat,1997)

2. Etiologi
a. Trauma Langsung
Benturan pada tulang yang menyebabkan fraktur pada area benturan.
b. Trauma Tidak Langsung
Fraktur tidak terjadi pada tempat benturan tapi di tempat lain oleh karena kekuatan
trauma diteruskan oleh sumbu tulang ke tempat lain.
c. Etiologi lain :
 trauma tenaga fisik (tabrakan,benturan)
 penyakit pada tulang (proses.degeneratif,kanker tulang)
 degenerasi spontan

3. Patofisiologi
Trauma langsung dan tidak langsung serta faktor etiologi lain akan menyebabkan
terjadinya tekanan eksternal pada tulang. Tekanan ini lebih besar dari kemampuan
menahan yang dimiliki oleh tulang sehingga timbulah fraktur salah satunya fraktur
tertutup. Pada tulang yang mengalami fraktur tertutup akan terdapat diskontinuitas tulang
dan biasannya disertai cedera jaringan disekitarnya yaitu ligament, otot, tendon,
pembuluh darah dan syaraf. Diskontinuitas tulang juga dapat mengakibatkan deformitas
tulang.Dimana deformitas tulang dan juga cedera pada ligament, otot, dan tendon akan
memunculkan masalah Kerusakan Mobilitas Fisik.Kerusakan atau cedera yang mengenai
pembuluh darah sekitar akan menimbulkan masalah Risiko terhadap Perubahan Perfusi
Jaringan Perifer dan PK(Potensial Komplikasi): Emboli Lemak.Dan kerusakan atau
cedera yang terjadi pada ligament, otot,dan tendon serta jaringan syaraf sekitar akan
merangsang reseptor nyeri sehingga dapat memunculkan masalah Nyeri Akut. Terjadinya
fraktur tertutup itu sendiri akan membawa perubahan pada status kesehatan klien yang
mengakibatkan masalah Ansietas.
4. Tanda Dan Gejala
 Deformitas
 Fungtiolaesia
 Nyeri tekan
 Nyeri bila digerakkan
 Bengkak akibat trauma jar lunak dan perdarahan
 Spasme otot
 Kadang ada krepitasi

5. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan secara inspeksi, palpasi, dan penilaian gerakan sendi baik
aktif maupun pasif.Sbb :
a. Inspeksi : melihat raut wajah klien apakah telihat kesakitan,cara berjalan,cara duduk
dan cara tidur dan melihat kondisi fisik spt : kulit (warna,tekstur kulit), jaringan lunak
(pem.darah,otot, ligamen, tendon) terhadap adanya bengkak,perdarahan,cekungan
atau abnormalitas,warna kemerahan atau kebiruan dan deformitas (kelainan bentuk)
b. Palpasi : suhu kulit,denyut nadi (apakah teraba atau tidak teraba), spasme atau atropi
otot, nyeri tekan,pengukuran panjang tulang.
c. Pergerakan : evaluasi gerakan sendi,stabilitas sendi,ROM

6. Pemeriksaan Penunjang
 Rontgen,CT Scan,MRI
 Anteragran/nanogram
 Lab : DL
 Kreatinin

7. Penatalaksanaan Medis
a. REPOSISI : pengembalian fragmen tulang keposisi semula
 Reposisi tertutup : dilakukan dengan mengembalikan fragmen tulang reposisinya
dgn memanipulasi dan traksi manual.
 Reposisi terbuka : dilakukan dengan pendekatan bedah,fragmen tulang direposisi.
b. IMOBILISASI : mempertahankan reposisi sampai tahap penyembuhan.
 Konservatif fiksasi eksterna : gips,bidai,traksi
 ORIF(Open Reduction Internal Fixation): pen,flat,screw
c. REHABILITASI : pemulihan kembali/pengembalian fungsi dan kekuatan normal
bagian yang terkena                            

8. Pengkajian Keperawatan
a. Data Subjektif
Klien mengatakan :
 ”sakit pada bagian tulang tertentu”
 “sakit saat menggerakkan anggota tubuh tertentu”
 “kemerahan atau lebam pada bagian tubuh tertentu”
 “bengkak pada bagian tulang tertentu”
 “tidak dapat bergerak leluasa dan memenuhi kebutuhannya”
 “aktivitasnya dibantu”
 “badannya terasa lemah”
 “tulang tertentu tampak bengkok”
 “khawatir dengan keadaannya”
b. Data Objektif
Klien tampak lemah,wajah tampak meringis saat bergerak, tampak hati2 dan
melindungi bagian tubuh tertentu saat bergerak,tampak kemerahan,kebiruan dan
bengkak pada bagian tubuh tertentu,tampak adanya deformitas tulang tertentu,tampak
imobilisasi dan ADL dibantu,ekspresi wajah tampak cemas dan tegang

9. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan pohon masalah pada patofisiologi di atas dapat dirumuskan
beberapa diagnosa keperawatan yang mngkin muncul :
a. Nyeri akut b.d  trauma jaringan dan reflek spasme otot sekunder terhadap: fraktur
tertutup d.d klien mengatakan sakit pada bagian tubuh tertentu,sakit saat menggerakan
anggota tubuh tertentu, wajah tampak meringis saat bergerak dan tampak hati2 dan
melindungi bagian tubuh tertentu saat bergerak.
b. Kerusakan Mobilitas Fisik b.d penurunan kekuatan dan ketahanan sekunder terhadap :
fraktur tertutup d.d klien mengatakan tidak dapat bergerak leluasa dan memenuhi
kebutuhannya,aktivitasnya dibantu,badannya terasa lemah, tulang tertentu tampak
bengkok, tampak adanya deformitas tulang, tampak imobilisasi dan ADL dibantu.
c. Ansietas b.d ancaman actual atau dirasakan adanya ancaman terhadap konsep diri
sekunder terhadap : perubahan status kesehatan d.d klien mengatakan khawatir
dengan keadaannya,dan ekspresi wajah tampak cemas dan tegang.
d. Risiko perubahan Perfusi jaringan perifer b.d trauma atau kompresi pembuluh darah.
e. PK(Potensial Komplikasi): Emboli Lemak

10. Intervensi Keperawatan


a. Nyeri akut b.d trauma jaringan dan reflek spasme otot sekunder terhadap : Fraktur
tertutup
NOC : nyeri teratasi dengan menunjukan tanda2 nyeri hilang atau terkontrol dan
penggunaan keterampilan relaksasi
NIC :
 Pertahankan imobilisasi bagian yang sakit dengan tirah baring, gips, pembebat,
traksi
 Tinggikan dan dukung ekstremitas yang terkena
 Hindari penggunaan sprei atau bantal plastik dibawah ekstremitas dalam gips
 Evaluasi keluhan nyeri atau ketidaknyamanan, perhatikan lokasi dan karakteristik
termasuk intensitas/skala nyeri (1-10)
 Berikan alternatif tindakan kenyamanan dengan pemijatan punggung atau
perubahan posisi
 Berikan kompres dingin sesuai keperluan
 Delegatif dalam pemberian Analgetik sesuai indikasi

b. Risiko terhadap Perubahan Perfusi Jaringan Perifer b.d trauma atau kompresi
pembuluh darah
NOC : perubahan perfusi jaringan perifer tidak terjadi
NIC :
 Awasi vital sign,palpasi nadi perifer
 Lakukan pengkajian neurovaskuler periodik contoh sensasi, gerakan, nadi, warna
kulit, dan suhu
 Kolaborasi dalam pengawasan pemeriksaan laboratorium
 Delegatif dalam pemasangan IVFD

c. Kerusakan Mobilitas Fisik b.d penurunan kekuatan dan ketahanan sekunder terhadap:
fraktur tertutup
NOC : meningkatkan atau mempertahankan mobilitas pada tingkat yang
memungkinkan dan mampu memenuhi ADL secara bertahap.
NIC :
 Kaji derajat mobilitas yg dihasilkan oleh cedera atau pengobatan dan perhatikan
persepsi klien terhadap imobilisasi
 Latih ROM aktif dan ROM pasif pada area yang sakit ataupun tidak sakit
 Berikan papan kaki, bebat pergelangan,gulungan trokanter atau tangan yang
sesuai.
 Bantu/dorong perawatan diri
 Awasi ttv saat beraktivitas
 Ubah posisi secara periodic
 Kolaborasi dengan fisiotherapis untuk memberikan latihan ROM aktif dan ROM
pasif serta latihan pemenuhan ADL bertahap

d. Ansietas b.d ancaman actual atau dirasakan adanya ancaman terhadap konsep diri
sekunder terhadap : perubahan status kesehatan.
NOC : Ansietas menurun bahkan dapat ditangani.
NIC :
 Dorong pengungkapan kecemasan atau masalah
 Akui kenyataan /normallitas perasaan termasuk marah
 Beri penjelasan tentang perubahan status kesehatan yang dialami.
 Dorong penggunaan manajemen stress spt : nafas dalam,bimbingan imajinasi,
visualisasi
 Anjurkan pasien untuk berdoa

e. PK(Potensial Komplikasi) : Emboli Lemak
Daftar Pustaka

 Carpenito L. J. ( 2000 ) Diagnosa Keperawatan ,Edisi 6. Jakarta : EGC


 Muttaqin A. ( 2008 ) Askep Klien Ggn Sistem Muskuloskeletal.Jakarta : EGC
 Price A.S. (1998) Patofisiologi, Edisi 2. Jakarta : EGC
 Smeltzer S. C. (2002 )Keperawatan Medikal – Bedah Brunner&Suddarth.Jakarta:EGC
 Sjamsuhidajat R.( 1997 ) Buku Ajar Ilmu Bedah.Jakarta : EGC
 Wilkinson M. J. ( 2007 ) Buku Saku Diagnosis Keperawatan .Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai