Apabila sisi permintaan (Ye) lebih besar dari sisi penawaran (YFE), maka
harga barang akan cenderung naik. Dalam keadaan perekonomian seperti ini maka
terjadi kesenjangan inflasi (inflationary gap). Apabila sisi permintaan lebih kecil
dari sisi penawaran, maka menyebabkan tingkat harga cenderung turun berarti
kondisi perekonomian terjadi kesenjangan deflasi (deflationary gap).
Contoh soal
1. Diketahui
Y1 = 300 C1 = 250
Y2 = 240 C2 = 280
Investasi (I) = 40
Hitunglah:
Jawab:
∆ C 30 3
= =
∆ Y 40 4
Mencari konsumsi otonom
C = a + by
250 = a + 0,75(300)
250 = a + 225
a = 250-225
a = 25
a. Mencari BEP
Y =C
Y = a + bY
Y = 25 + 0,75Y
Y - 0,75 = 25
0,25Y = 25
Y = 100
Y = C+I
Y = 25 + 0,75 Y+40
Y-0,75Y =25 + 40
O,25Y = 65
Y= 260
S =Y-C
S = Y – (a + By)
S = 240 – 205
S = 35
Karena pada saat KPN 240 besar saving (S) adalah 35, yang
artinya S <I, maka pada KPN 240 terjadi inflationary gap
2. Diketahui:
Ditanyakan :
Jawab:
A. Fluktuasi Ekonomi
Fluktuasi ekonomi adalah kenaikan dan penurunan aktivitas ekonomi
secara relatif dibandingkan dengan tren pertumbuhan jangka panjang dari
ekonomi. Fluktuasi ini atau business cycle (siklus bisnis), bervariasi dalam
intensitas dan jangka waktunya. Kenaikan dan penurunan biasanya meliputi
negara bahkan dunia serta mempengaruhi seluruh dimensi dari kegiatan ekonomi,
tidak hanya tingkat pengangguran dan produksi.
2. Penawaran Agregat
Penawaran egregat ( aggregate supply, AS) adalah hubungan
antara jumlah barang dan jasa yang di tawarkan dan tingkat harga. Karena
perusahaan yang menawarkan barang dan jasa memiliki harga fleksibel
dalam jangka panjang tetapi harga yang kaku dalam jangka pendek,
hubungan penawaran agregat bergantung pada horison waktu.
Jangka panjang : Kurva penawran agregat vertikal
Jika kurva penawaran agregat adalah vertikal, maka perubahan
dalam permintaan agregat mempengaruhi harga tetap tetai tidak output.
Misalnya, jika penawaran uang turun, kurva permintaan agregat bergeser
ke bawah, seperti pada gambar 1-4. Perekonomian bergerak dari
perpotongan penawaran agregat dan permintaan agregat lama, titik A, ke
perpotongan beru, titik B. Pergeseran dalam permintaan agregat hanya
mempengaruhi harga. Kurva penawaran agregat vertikal memuaskan
dikotomi klasik, karena menunjukan bahwa tingkat output adalah
independen dari penawaran uang. Tingkat output jangka panjang ini Ȳ,
disebut kesempatan kerja-penuh (full-employment) atau tingkat output
alamiah ( natural). Pada tingkat output tersebut sumber daya
perekonomian dikaryakan sepenuhnya atau, yang lebih realistis, di mana
pengangguran berada pada titik wajarnya.
Jangka pendek : Kurva penawara agregat horisontal
Keseimbangan jangka-pendek dari perekonomian adalah
perpotongan kurva permintaan agregat dan kurva penawaran agregat
jangka-pendek horisontal ini. Jadi, penurunan dalam permintaan agregat
mengurangi output dalam jangka pendek karena harga-harga tidak
menyesuaikan secara instan. Setelah penurunan tiba-tiba dalam permintaan
agregat, perusahaan tertahan dengan harga yang terlalu tinggi. Dengan
permintaan rendah dan harga tinggi, perusahaan menjual lebih sedikit
produk, sehingga mengurangi produksi dan memecat pekerja.
Perekonomian mengalami resesi.
Kurva penawaran agregat jangka pendek miring ke atas :
Teori kekakuan upah
Penurunan tingkat harga yang tidak terduga akan meningkatkan
upah riil, menyebabkan perusahaan mempekerjakan lebih sedikit pekerja
dan memproduksi jumlah barang dan jasa yang lebih sedikit. Penurunan
tingkat harga yang tidak terduga membuat perusahaan mengenakan harga
yang lebih tinggi dari yang dikehendaki, menekan penjualan dan
mendorong perusahaan untuk mengurangi produksi
Teori kesalahan persepsi
Penurunan tingkat harga menimbulkan anggapan pada produsen
bahwa harga relatif produk mereka telah menurun, sehingga mendorong
mereka untuk mengurangi produksi
Siklus Ekonomi