Anda di halaman 1dari 38

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN

PASIEN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN)


TENTANG PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS
SIDOMULYO RJ TAHUN 2021

PROPOSAL PENELITIAN

KUALITATIF

Oleh:
PUTRI MALASARI
NIM 19011084

Dosen Pengampu:
ZULMELIZA RASYID, SKM, M.Kes

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


STIKes HANGTUAH PEKANBARU
PEKANBARU
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat tuhan yang maha esa karena berkat

dan rahmat-nya saya dapat menyelesaikan proposal penelitian untuk mengajukan

proposal penelitian yang berjudul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan

Pasien Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Tentang Pelayanan Kesehatan Di

Puskesmas Sidomulyo Rj Tahun 2021”.

Dalam penyusunan proposal ini peneliti menyadari masih banyak kekurangan

yang memerlukan perbaikan. Penyusun berharap semoga proposal penelitian ini

dapat bermanfaat, khususnya bagi peneliti dan umumnya bagi para pembaca.

Pekanbaru, 21 Juni 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

JUDUL HAL

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ 2

DAFTAR ISI....................................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 5

A. LATAR BELAKANG ............................................................................................ 5

B. RUMUSAN MASALAH ........................................................................................ 9

C. TUJUAN PENELITIAN ......................................................................................... 9

D. MANFAAT PENELITIAN................................................................................... 10

E. RUANG LINGKUP PENELITIAN ...................................................................... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................................... 12

A. Tinjauan Pustaka ................................................................................................... 12

B. Kepuasan ............................................................................................................... 15

C. Jaminan Kesehatan Nasional ................................................................................ 22

D. Pelayanan Kesehatan............................................................................................. 26

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................................... 28

A. Metode Penelitian ................................................................................................. 28

B. Populasi dan Sampel ............................................................................................. 31

C. Pengumpulan Data ................................................................................................ 33

D. Pengolahan Data ................................................................................................... 34


E. Analisis Data ......................................................................................................... 34

F. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................................ 35

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 36


BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kesehatan adalah salah satu indikator penting bagi tercapainya

kehidupan yang sejahtera bagi suatu masyarakat. Oleh karena itu, pelayanan

kesehatan yang terjangkau secara universal bagi semua orang telah menjadi

pilar utama dalam konsep negara kesejahteraan (Politik, 2018). Di negara

sedang berkembang seperti Indonesia, untuk dapat meningkatan kesejahteraan

masyarakat maka diperlukan adanya peran pemerintah melalui layanan publik

untuk dapat memenuhi kebutuhan dasar rakyatnya, seperti kesehatan,

pendidikan, dan kebutuhan pokok lainnya (Rumah, Jiwa, Surabaya, & Khariza,

2015).

Program JKN adalah bentuk reformasi dibidang kesehatan yang

bertujuan untuk mengatasi permasalahan fragmentasi dan pembagian jaminan

kesehatan, Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan bagian dari Sistem

Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang dilakukan melalui mekanisme asuransi

kesehatan sosial yang bersifat wajib (Rumah et al., 2015). Program Jaminan

Kesehatan Masyarakat merupakan jaminan perlindungan untuk pelayanan

kesehatan secara menyeluruh (komprehensif) yang mencakup pelayanan

promotif, preventif serta kuratif dan rehabilitatif yang diberikan secara

berjenjang bagi masyarakat/peserta yang iurannya dibayar oleh Pemerintah,

Program ini bertujuan untuk meningkatkan akses dan mutu pelayanan

kesehatan terhadap seluruh masyrakat miskin dan tidak mampu agar dapat
mencapai derajat kesehatan yang optimal secara efektif dan efisien (Rumah et

al., 2015).

Pelayanan kesehatan BPJS memfokuskan di Pelayanan Kesehatan

Tingkat Pertama (FKTP)/ fasilitas kesehatan primer, seperti di puskesmas.

(Makassar & Keperawatan, 2016). Puskesmas dan JKN adalah dua hal yang

saling berkaitan dan tidak bisa dipisahkan dalam sistem pelayanan kesehatan

di Indonesia pemberian layanan kesehatan yang baik di puskesmas akan

memungkinkan banyak peserta JKN yang memanfaatkan pelayanan kesehatan,

hal ini juga berdampak sebaliknya jika pelayanan kesehatan di puskesmas

dirasa buruk atau kurang baik (Wilayah, Puskesmas, & Ilir, 2018).

Menurut Azwar (2010) Pelayanan kesehatan adalah segala upaya yang

diselenggarakan secara sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu

organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan

menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga,

kelompok ataupun masyarakat (Antina, 2016). Menurut Gilang (2007),

pelayanan kesehatan adalah pelayanan oleh kebanyakan institusi kesehatan

atau tenaga kesehatan kepada pasiennya. (Bengkulu, Widada, & Hasanuddin,

2017). Menurut hasil rilis situs resmi BPJS Tahun 2016 terdapat 171,939.254

juta jiwa yang sudah menjadi peserta JKN, sedangkan Tahun 2017 jumlah

penduduk yang menjadi peserta JKN adalah sebanyak 187.982.949 peserta

dengan jumlah kunjungan peserta ke pelayanan kesehatan sebanyak 26.992

(BPJS, 2017). Bertambahnya peserta JKN di puskesmas menuntut puskesmas

mempertahankan mutu pelayanan.


Mutu pelayanan kesehatan adalah derajat atau tingkat kesempurnaan

pelayanan kesehatan yang diselenggarakan sesuai dengan standar pelayanan

yang berlaku (Program & Keuangan, 2017). Berdasarkan Permenkes No. 46

Tahun 2015 Lampiran I Standar Akreditasi Puskesmas disebutkan bahwa visi

pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas adalah

tercapainya Kecamatan Sehat menuju terwujudnya Indonesia Sehat. Untuk

mewujudkan tercapainya Kecamatan Sehat, pelayanan kesehatan khususnya

Puskesmas harus memiliki kemampuan memberikan pelayanan kesehatan

yang bermutu, aman, serta dapat menjawab kebutuhan masyarakat (Program &

Keuangan, 2017).

Kepuasan pasien merupakan cerminan kualitas pelayanan kesehatan

yang mereka terima. Mutu pelayanan kesehatan merjuk pada tingkat

kesempurnaan pelayanan kesehatan dalam menimbulkan rasa puas pada diri

setiap pasien. Makin sempurna kepuasan tersebut, makin baik pula mutu

pelayanan kesehatan Namun demikian, kualitas pelayanan yang relatif baik

belum tentu bisa memuaskan pasien. Ketidakpuasan meluas akan berdampak

pada berkurangnya jumlah kunjungan pasien dan ancaman kegagalan dari

program JKN (Supartiningsih, 2017).

Kepuasan pelanggan dapat diukur dengan dimensi kualitas jasa. Hal ini

dibenarkan oleh sri handayani yang mengklasifikasikan lima dimensi

kepuasan. Adapun lima dimensi kepuasan terdiri dari reability (kehandalan),

responsiveness (ketanggapan), assurance (jaminan), emphaty (empati), dan

berwujud (tangible, (Handayani, 2016).


Menurut (Farianita,2016), kepuasan pelanggan dipengaruhi oleh

beberapa faktor. Sesuai yang dikemukakan oleh Carr dan Hill (1922) dalam

Baros (2011) yang menyatakan bahwa kepuasan pelanggan dipengaruhi oleh

pendidikan, dan pekerjaan. Selain itu kepuasan pelanggan dapat pula

dipengaruhi oleh prosedur pelayanan pendaftaran, tenaga kesehatan, pelayanan

obat, dan fasilitas kesehatan yang terdapat di puskesmas. (Ilmu & Masyarakat,

2016).

Penelitian yang dilakukan Triwardani tentang Faktor-Faktor Yang

Berhubungan Dengan Kepuasan Pasien BPJS Pada Pelayanan Di Puskesmas

Pamulang Tahun 2017, menunjukan tingkat kepuasan pasien secara

keseluruhan dinyatakan kurang memuaskan dengan hasil 55,5%. Terdapat

hubungan antara umur dan jenis kelamin dengan kepuasan pasien BPJS dimana

variabel umur diperoleh nilai p value =0,004 dan variabel jenis kelamin

diperoleh nilai p value =0,05. Namun tidak terdapat hubungan antara variabel

pendidikan dengan nilai p value =0,268 dan pekerjaan dengan nilai p value =

0,167 (Ilmu & Masyarakat, 2016).

Penelitian tentang Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepuasan

Peserta BPJS Terhadap Pelayanan Instalasi Rawat Jalan Di Rumah Sakit Tk.III

Bhakti Wira Tamtama Semarang yang dilakukan Farianita (2016) menunjukan

terdapat hubungan yang signifikan antara variabel persepsi prosedur pelayanan

pendaftaran dengan nilai p value =0,004, persepsi pelayanan sumber daya

manusia (tenaga kesehatan) dengan nilai p value =0,039, persepsi pelayanan

obat dengan nilai p value = 0,004, dan persepsi fasilitas dengan nilai p value
= 0,011 terhadap kepuasan pasien. Namun, tidak terdapat hubungan yang

signifikan antara variabel jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan, pekerjaan,

dan status kepesertaan terhadap kepuasan pasien. (Ilmu & Masyarakat, 2016).

Berdasarkan dari uraian diatas, maka peneliti bermaksud mengadakan

penelitian proposal yang berjudul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Kepuasan Peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Tentang Pelayanan

Kesehatan Di Puskesmas Sidomulyo Rj”.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut diatas, penulis membuat

rumusan masalah sebagai berikut: “Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi

kepuasan pasien jaminan kesehatan nasional terhadap pelayanan kesehatan di

Puskesmas Sidomulyo Rj?

C. TUJUAN PENELITIAN

1. Tujuan Umum
Mengetahui kepuasan pasien dan faktor-faktor yang mempengaruhi

kepuasan pasien jaminan kesehatan nasional (JKN) tentang pelayanan

kesehatan di Puskesmas Sidomulyo Rj.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui gambaran kepuasan pasien Jaminan Kesehatan Nasional

(JKN) di Puskesmas Sidomulyo Rj.


b. Mengetahui gambaran karakteristik pasien dari umur, jenis kelamin,

pendidikan dan pekerjaan pasien Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di

Puskesmas Sidomulyo Rj.

c. Mengetahui gambaran prosedur pelayanan pendaftaran, tenaga

kesehatan, pelayanan obat dan fasilitas di Puskesmas Sidomulyo Rj.

d. Mengetahui hubungan karakteristik pasien dari segi umur, jenis

kelamin, pendidikan, dan pekerjaan dengan kepuasaan pasien Jaminan

Ksehatan Nasional (JKN) tentang pelayanan kesehatan di Puskesmas

Sidomulyo Rj.

e. Mengetahui hubungan prosedur pelayanan pendaftaran, Pelayanan

tenaga kesehatan, pelayanan obat, dan fasilitas dengan kepuasaan

pasien Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) tentang pelayanan

kesehatan di Puskesmas Sidomulyo Rj.

f. Mengetahui faktor yang mempengaruhi kepuasaan pasien Jaminan

Kesehatan Nasional (JKN) tentang pelayanan kesehetan di Puskesmas

Sidomulyo Rj.

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Manfaat Praktis

a. Bagi puskesmas, sebagai masukan dan bahan dasar evaluasi untuk

meningkatkan mutu pelayanan kesehatan terhadap masyarakat

khususnya pasien JKN.

b. Bagi dinas kesehatan, sebagai data dasar untuk melakukan evaluasi

pelaksanaan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).


2. Manfaat Teoritis

Hasil Penelitian ini dapat digunakan untuk pengembangan Ilmu

Kesehatan Masyarakat khususnya di bidang ilmu Penelitian Kesehatan oleh

peneliti selanjutnya dan juga untuk karya ilmiah disemester 8.

E. RUANG LINGKUP PENELITIAN

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini berlokasi di Kota Pekanbaru.

2. Jadwal Penelitian

Penelitian ini diperkirakan akan menghabiskan waktu selama 2 bulan

dimulai dari proses penyiapan proposal, pengumpulan data, melakukan studi

kepustakaan, mendesain model penelitian, mengumpulkan data dari kuisioner

dan melakukan uji vadialitas terhadap kuisioner yang digunakan, setelah itu

baru menganalisa dan penulisan laporan yang diperkirakan pada bulan yang

ditargetkan.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka

1. Puskesmas
Permenkes No.75 tahun 2014 menyebutkan bahwa pusat kesehatan

masyarakat atau puskesmas merupakan salah satu fasilitas pelayanan kesehatan

tingkat pertama yang mempunyai peranan penting dalam sistem kesehatan

nasional khususnya subsistem kesehatan. Pusat kesehatan masyarakat atau

puskesmas ialah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya

kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan tingkat pertama,

dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif untuk mencapai

derajat kesehatan yang setinggi- tingginya di wilayah kerjanya (Permenkes RI

No. 75 Tahun 2014).

2. Tujuan Puskesmas

Puskesmas menggerakan dan bertanggung jawab terhadap

pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya. Pembangunan kesehatan yang

diselenggarakan di puskesmaas bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang

(Permenkes, 2014): Memiliki perilaku sehat meliputi kesadaran, kemauan, dan

kemampuan hidup sehat Mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu.

Hidup dalam lingkungan sehat. Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik

individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat.


3. Tugas dan Fungsi Puskesmas

Puskesmas mempunyai tugas yang berfungsi untuk mencapai tujuan

pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka mendukung

terwujudnya kecamatan sehat. Dalam melaksanakan tugasnya puskesmas

menyelenggarakan fungsi (Permenkes, 2014):

a. Penyelenggara upaya kesehatan masyarakat (UKM) tingkat pertama di

wilayah kerjanya. UKM adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan

meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi kesehatan

serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan dengan

sasaran keluarga, kelompok, dan masyarakat.

b. Penyelenggara upaya kesehatan perorangan (UKP) tingkat pertama di

wilayah kerjanya. UKP adalah suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan

pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk peningkatan, pencegahan,

penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan akibat penyakit dan

memulihkan kesehatan perseorangan.

4. Wewenang Puskemas

Puskesmas dalam menyelenggarakan fungsinya memiliki wewenang.

Wewenang puskesmas berdasarkan fungsi penyelenggaraan UKM tingkat

pertama adalah (Permenkes, 2014):

a. Melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah kesehatan

masyarakat dan analisis kebutuhan pelayanan yang diperlukan.

b. Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan Kesehatan.


c. Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan

masyarakat dalam bidang Kesehatan.

d. Menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan

masalah kesehatan pada setiap tingkat perkembangan masyarakat yang

bekerjasama dengan sektor lain terkait.

e. Melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan dan upaya

kesehatan berbasis masyarakat.

f. Melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia puskesmas

g. Memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan.

h. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses, mutu,

dan cakupan pelayanan kesehatan.

i. Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat, termasuk

dukungan terhadap sistem kewaspadaan dini dan respon penanggulangan

penyakit.

Sedangkan, wewenang puskesmas berdasarkan fungsi penyelenggara

UKP tingkat pertama adalah (Permenkes, 2014) :

a. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dasar secara komprehensif,

berkesinambungan dan bermutu

b. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan upaya

promotif dan preventif

c. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang berorientasi pada individu,

keluarga, kelompok dan masyarakat


d. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan keamanan

dan keselamatan pasien, petugas dan pengunjung

e. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan prinsip koordinatif dan

kerja sama inter dan antar profesi

f. Melaksanakan rekam medis.

g. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap mutu dan akses

Pelayanan Kesehatan.

h. Melaksanakan peningkatan kompetensi Tenaga Kesehatan

i. Mengoordinasikan dan melaksanakan pembinaan fasilitas pelayanan

kesehatan tingkat pertama di wilayah kerjanya

j. Melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis dan Sistem

Rujukan.

B. Kepuasan

1. Pengertian Kepuasan

Kepuasan pasien merupakan cerminan kualitas pelayanan kesehatan

yang mereka terima.Mutu pelayanan kesehatan merjuk pada tingkat

kesempurnaan pelayanan kesehatan dalam menimbulkan rasa puas pada diri

setiap pasien, Makin sempurna kepuasan tersebut, makin baik pula mutu

pelayanan kesehatan (Supartiningsih, 2017).

Kepuasan pasien didefinisikan sebagai respon pelanggan terhadap

ketidaksesuaian antara tingkat kepentingan sebelumnya dan kinerja aktual

yang dirasakannya setelah pemakaian, Kepuasan pasien/pelanggan adalah inti


dari pemasaran yang berorientasi kepada pasien/pelanggan (Kuntoro & Istiono,

2017).

Menurut Fitzpatrick dan Hopkins (1983, dikutip dari Raposo, Alves, &

Duarte, 2008) kepuasan pasien adalah hasil dari kesenjangan antara yang

diharapkan dan karakteristik yang dirasakan oleh pasien dari pelayanan yang

diterima (Keilmuan et al., 2010).

Kepuasan pasien adalah respons evaluatif, afektif atau emosional yang

terkait dengan mutu pelayanan yang diberikan rumah sakit serta harapan pasien

terhadap pelayanan tersebut (Mumu, Kandou, & Doda, n.d.).

Kepuasan pasien adalah suatu tingkat perasaan pasien yang timbul

sebagai akibat dari kinerja layanan kesehatan yang diperoleh setelah pasien

membandingkan dengan apa yang dirasakan (Handayani, 2016).

2. Dimensi Kepuasan

Dalam perkembangannya sri handayani menemukan 5 dimensi Adapun

lima dimensi kepuasan terdiri dari reability (kehandalan), responsiveness

(ketanggapan), assurance (jaminan), emphaty (empati), dan berwujud

(tangible)

a. Keandalan (reliability)
dimensi yang mengukur keandalan suatu pelayanan jasa kepada

konsumen. Keandalan didefinisikan sebagai kemampuan untuk memberikan

pelayanan sesuai dengan yang dijanjikan secara akurat dan terpercaya.


b. Ketanggapan (responsiveness)
kemampuan untuk membantu konsumen dan memberikan pelayanan

dengan cepat kepada konsumen. Dimensi ketanggapan merupakan dimensi

yang bersifat paling dinamis. Hal ini dipengaruhi oleh faktor perkembangan

teknologi. Salah satu contoh aspek ketanggapan dalam pelayanan adalah

kecepatan

c. Jaminan (assurance)
dimensi kualitas pelayanan yang berhubungan dengan kemam- puan

dalam menanamkan kepercayaan dan keyakinan kepada konsumen. Dimensi

jaminan meliputi kemampuan tenaga kerja atas pengeta- huan terhadap produk

meliputi kemampuan karyawan dan kesopanan dalam memberi pela- yanan,

ketrampilan dalam memberikan keamanan di dalam memanfaatkan jasa yang

ditawarkan dan kemampuan di dalam menanamkan kepercayaan konsumen

terhadap jasa yang ditawarkan

d. Empati (emphaty)
kesediaan untuk peduli dan memberikan perhatian yang tulus dan bersifat

pribadi kepada konsumen (pengguna jasa). Dimensi empati adalah dimensi

yang memberikan peluang besar untuk menciptakan pelayanan yang surprise‖

yaitu sesuatu yang tidak diharapkanpengguna jasa tetapi ternyata diberikan

oleh penyedia jasa

e. Berwujud (tangible)
Didefinisikan sebagai penampilan fasilitas peralatan dan petugas yang

memberikan pelayanan jasa karena suatu service jasa tidak dapat dilihat,
dicium, diraba atau didengar maka aspek berwujud menjadi sangat penting

sebagai ukuran terhadap pelayanan jasa. Untuk mengetahui tingkat

keberhasilan pem- berian pelayanan kesehatan khususnya di puskesmas perlu

melakukan pengukuran tingkat kepuasan pasien (pelanggan

3. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Pasien

Menurut Carr dan Hill (1992) dalam Baros (2011) kepuasan pasien

dipengaruhi oleh latar belakang pelanggan seperti: kedudukan sosial, tingkat

ekonomi, pendidikan, budaya umur dan jenis kelamin (Ilmu & Masyarakat,

2016):

a. Pendidikan
Menurut Basov dalam Farianita (2016) menjelaskan bahwa terdapat

hubungan antara tingkat pendidikan dengan status kesehatan tingkat

pendidikan secara tidak langsung mempengaruhi pengetahuan seseorang dan

berdampak pengambilan keputusan

b. Usia
Usia adalah satuan waktu yang mengukur waktu keberadaan suatu benda

atau makhluk, baik yang hidup maupun yang mati (Depkes, 2013). Adapun

kategori usia menurut Depkes (2013):

1. Masa Kanak-Kanak = 5-11 Tahun

2. Masa Remaja Awal = 12-16 Tahun

3. Masa Remaja Akhir = 17-25 Tahun

4. Masa Dewasa Awal = 26-35 Tahun


5. Masa Dewasa Akhir = 36-45 Tahun

6. Masa Lansia Awal = 46-55 Tahun

7. Masa Lansia Akhir = 56-65 Tahun

8. Masa Manula = > 65 Tahun

Menurut Rahman dalam Farianita (2016) menyatakan bahwa kepuasan

berdasarkan usia produktif mempunyai tuntutan dan harapan yang lebih besar

dibandingkan usia tua. Menurut Lizarmi dalam Farianita (2016) menyatakan

bahwa hubungan antara usia dan kepuasan terdapat perbedaan kepuasan antara

usia tua dengan usia muda.

c. Jenis Kelamin
Jenis kelamin merupakan pembagian dua jenis kelamin yang ditentukan

secara biologis, yaitu bahwa pria memiliki penis (zakar) serta produksi sperma,

sedangkan wanita memiliki alat reproduksi seperti rahim, payudara, dan vagina

serta memproduksi sel telur. Menurut Lumenta (1989) menyatakan wanita

mempunyai tingkat kepuasan yang lebih tinggi daripada laki-laki. Sedangkan

menurut Rahman (2006) dan Mohammed (2011) dalam Farianita (2016)

menyatakan bahwa laki-laki mempenyai tingkat kepuasan yang lebih tinggi

daripada perempuan.

d. Pekerjaan
Menurut Rahman (2006) dalam Farianita (2016) menyatakan bahwa

orang yang bekerja cenderung memiliki harapan lebih tinggi dibandingkan

orang yang tidak bekerja terhadap pelayanan kesehatan.


Menurut Farianita (2016) faktor pendukung yang mempengaruhi

kepuasan diantaranya :

1. Prosedur pelayanan pendaftaran

Menurut Octaviani (2016) tempat pendaftaran merupakan tempat dimana

pasien akan medaftar ke poliklinik yang akan dituju sesuai dengan keluhan

pasien, serta mendapatkan informasi mengenai cara bayar yang akan

dilakukan. Pelayanan disini meliputi mencatat data sosial/mendaftar pasien

untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan mencatat hasil

pelayanannya. Tujuan pelayanan pendaftaran ini adalah agar sejak awal

pasien/keluarga memperoleh informasi terhadap tahapan prosedur pelayanan

dan pendataan pasien.

2. Pelayanan tenaga kesehatan

Tenaga kesehatan di puskesmas berperan sebagai pelaksana pelayanan

kesehatan. Dalam peran tersebut diharapkan agar tugas pokok dan fungsi

(tupoksi) tenaga kesehatan sesuai dengan pendidikan dan keterampilan yang

mereka miliki. Selain itu, dalam peran sebagai pelaksana pelayanan tenaga

kesehatan merupakan sumber daya strategis yang mampu secara optimal

menggunakan sumber daya fisik, finansial, dan manusia dalam tim kerja

(Handayani, Ma’aruf & Sopacua, 2010).

3. Pelayanan obat

Apotek adalah tempat dilakukan praktek kefarmasian yang terdiri dari

pembuatan obat, termasuk pengendalian, penyimpanan, dan pendistribusi atau


penyaluran obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan

informasi obat, serta pengembangan obat dan obat tradisional oleh apoteker

(Peraturan Pemerintah RI, 2009).

4. Fasilitas Kesehatan

Pelayanan kesehatan yang baik adalah pelayanan kesehatan yang

menyediakan sarana dan prasarana yang dibutuhkan seperti tersedianya alat

untuk menangani penyakit yang diderita. Ketersediaan fasilitas alat kesehatan

menurut Pedoman Peralatan dan Tata Ruang Puskesmas Ditjen Bina kesehatan

Masyarakat tahun 2006 (kesumawati 2012) adalah yang digunakan dokter,

perawat dan tenaga kesehatan lainnya dalam pemeriksaan kesehatan kepada

pasien. Berdasarkan pasal 34 ayat 3 UUD 1945, negara bertanggung jawab atas

penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang

layak.

Ketersediaan fasilitas alat kesehatan yang memadai dapat meningkatkan

kinerja Puskesmas dalam melakukan pemeriksaan kepada pasien, jika fasilitas

dan sarana penunjang kesehatan kurang lengkap maka proses mendiagnosis

pada pasien akan terganggu (Fauziah, Kandou, dan Umboh 2014)

Berdasarkan Permenkes Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan

Masyarakat. Peralatan kesehatan di Puskesmas harus memenuhi persyaratan

yaitu standar mutu, keamanan, keselamatan, memiliki izin edar sesuai

ketentuan peraturan perundang- undangan, dan diuji dan dikalibrasi secara

berkala oleh institusi penguji dan pengkalibrasi yang berwenang.


C. Jaminan Kesehatan Nasional

1. Pengertian asuransi kesehatan social (JKN)

Jaminan kesehatan Nasional (JKN) merupakan upaya yang dilakukan

pemerintah untuk menjamin kesehatan seluruh masyarakat Indonesia secara

komprehensif, murah, terjangkau dan bermutu, melalui sistem rujukan yang

berjalan baik. Menurut penelitian yang dilakukan Bapna dkk (1991)(1),

ditemukan bahwa banyak pasien yang melakukan by pass untuk penyakit yang

dapat ditangani di fasilitas kesehatan primer (Adjidarmo & Lebak, 2004).

Jaminan sosial itu sendiri adalah bentuk perlindungan sosial untuk menjadikan

seluruh rakyat agar dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya yasang layak

(UURI, 2004). Dengan demikian, JKN yang dikembangkan di Indonesia

merupakan bagian dari Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN). SJSN ini

diselenggarakan melalui mekanisme Asuransi Kesehatan Sosial yang bersifat

wajib (mandatory) berdasarkan Undang-Undang No.40 Tahun 2004 tentang

Sistem Jaminan Sosial Nasional (Kemenkes, 2013). Jaminan Kesehatan

Nasional diselenggarakan dengan tujuan menjamin agar peserta memperoleh

manfaat pemeliharan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan

dasar kesehatan (UURI, 2004).

2. Kepersetaan

Peserta adalah setiap orang, termasuk orang asing yang bekerja paling

singkat 6 (enam) bulan di Indonesia, yang telah membayar iuran. Peserta


meliputi Penerima Bantuan Iuran (PBI) JKN dan bukan PBI KJN dengan

rincian sebagai berikut (Kemenkes, 2013):

a. Peserta PBI Jaminan Kesehatan meliputi orang yang tergolong fakir mis-

kin dan orang tidak mampu.

b. Peserta bukan PBI adalah Peserta yang tidak tergolong fakir miskin dan

orang tidak mampu yang terdiri atas:

1. Pekerja penerima upah dan anggota keluarganya, yaitu: Pegawai

Negeri Sipil, Anggota TNI, Anggota Polri, Pejabat Negara, Pegawai

Pemerintah Non Pegawai Negeri, Pegawai Swasta, dan pekerja lain

yang tidak disebutkan menerima upah

2. Pekerja Bukan Penerima Upah dan anggota keluarganya, yaitu:

pekerja di luar hubungan kerja atau pekerja mandiri dan, pekerja yang

tidak termasuk penerima Upah, pekerja yang tidak disebutkan

termasuk warga negara asing yang bekerja di Indonesia paling singkat

6 (enam) bulan.

3. Bukan Pekerja dan anggota keluarganya terdiri atas: Investor, pemberi

kerja, penerima pensiun, veteran, Perintis Kemerdekaan dan Bukan

Pekerja yang tidak disebutkan yang mampu membayar Iuran.

4. Penerima pensiun terdiri atas: Pegawai Negeri Sipil yang berhenti

dengan hak pensiun, Anggota TNI dan Anggota Polri yang berhenti

dengan hak pensiun, pejabat negara yang berhenti dengan hak

pensiun, penerima pensiun selain yang disebutkan, janda, duda, atau

anak yatim piatu dari penerima pensiun. Anggota keluarga bagi


pekerja penerima upah meliputi: Istri atau suami yang sah dari Peserta,

dan Anak kandung, anak tiri dan/atau anak angkat yang sah dari

Peserta, dengan kriteria: tidak atau belum pernah menikah atau tidak

mempunyai penghasilan sendiri, dan belum berusia 21 (dua puluh

satu) tahun atau belum berusia 25 (dua puluh lima) tahun yang masih

melanjutkan pendidikan formal.

5. WNI di Luar Negeri, Jaminan kesehatan bagi pekerja WNI yang

bekerja di luar negeri diatur dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan tersendiri.

3. Iuran Jaminan Kesehatan Nasional

Menurut Kemenkes (2013) manfaat Jaminan Kesehatan Nasional terdiri

atas 2 (dua) jenis, yaitu manfaat medis berupa pelayanan kesehatan dan

manfaat non medis meliputi akomodasi dan ambulans. Ambulans hanya

diberikan untuk pasien rujukan dari Fasilitas Kesehatan dengan kondisi tertentu

yang ditetapkan oleh BPJS Kesehatan. Manfaat Jaminan Kesehatan Nasional

mencakup pelayanan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif termasuk

pelayanan obat dan bahan medis habis pakai sesuai dengan kebutuhan medis.

Manfaat pelayanan promotif dan preventif meliputi pemberian pelayanan:

a. Penyuluhan kesehatan perorangan, meliputi paling sedikit penyuluhan

mengenai pengelolaan faktor risiko penyakit dan perilaku hidup bersih dan

sehat.

b. Imunisasi dasar, meliputi Baccile Calmett Guerin (BCG), Difteri Pertusis

Tetanus dan HepatitisB (DPTHB), Polio, dan Campak Vaksin untuk


imunisasi dasar dan alat kontrasepsi dasar disediakan oleh Pemerintah

dan/atau Pemerintah Daerah.

c. Skrining kesehatan, diberikan secara selektif yang ditujukan untuk

mendeteksi risiko penyakit dan mencegah dampak lanjutan dari risiko

penyakit tertentu.

Meskipun manfaat yang dijamin dalam JKN bersifat komprehensif,

masih ada manfaat yang tidak dijamin meliput tidak sesuai prosedur, Pelayanan

di luar Fasilitas Kesehatan yang bekerja sama dengan BPJS, Pelayanan

bertujuan kosmetik, general checkup, pengobatan alternatif, Pengobatan untuk

mendapatkan keturunan, pengobatan impotensi, Pelayanan kesehatan pada saat

bencana, dan Pasien Bunuh Diri /Penyakit yang timbul akibat kesengajaan

untuk menyiksa diri sendiri/ Bunuh Diri/Narkoba (Kemenkes, 2013) :

a. Melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah kesehatan

masyarakat dan analisis kebutuhan pelayanan yang diperlukan.

b. Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan.

c. Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan

masyarakat dalam bidang kesehatan.

d. Menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan

masalah kesehatan pada setiap tingkat perkembangan masyarakat yang

bekerjasama dengan sektor lain terkait.


D. Pelayanan Kesehatan

1. Pengertian Pelayanan Kesehatan

Menurut Levey dan Loomba, 1973 “Pelayanan kesehatan adalah setiap

upya yang diselenggarakan sendiri atau bersama-sama dalam suatu organisasi

untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga,

kelompok atau masyarakat. Menurut (Rudi suardi, 2000) Pelayanan kesehatan

merupakan suatu produk yang memberikan jasa kepada pasien, jasa merupakan

aktivitas, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual dengan

demikian jasa hanya bisa dikonsumsi tetapi tidak bisa dimiliki (Literatur,

2010).

2. Syarat Pelayanan Kesehatan

Menurut Azwar (1996) pelayanan kesehatan yang baik harusmemiliki

berbagai persyaratan pokok, diantaranya (Literatur, 2010):

a. Tersedia dan berkesimbungan Tersedia dan berkesinambungan artinya

semua jenios pelayanan kesehatan yang dibutuhkan oleh masyarakat tidak

sulit ditemukan serta keberadaannya di masyarakt setiap saat ada.

b. Dapat diterima dan wajar. Dapat diterima olehmasyarakat dan bersifat

wajar artinya pelayanan kesehatan tidak bertentangan dengan keyakinan

dan kepercayaan masyarakat.

c. Mudah dicapai Pengertian mudah dicapai disini adalah mudah untuk

didatangi oleh masyarakat dari susut lokasi.


d. Mudah dijangkau. Pengertian mudah dijangkau adalah masyarakiat mudah

menjangkau pelayanan kesehatan dari sudut biaya sesuai kemampuan

ekonomi masyarakat.

e. Bermutu. Pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat harus

bermutu yang menunjuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan

dan sesuai dengan kode etik dan standar yang ditetapkan.


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

1. Paradigma Penelitian

Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri

atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan

meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta

memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok, dan ataupun

masyarakat (Depkes, 2009). Puskesmas merupakan pelayanan kesehatan

tingkat pertama, pelayanan kesehatan yang diberikan oleh puskesmas meliputi

pelayanan kesehatan dasar secara komprehensif berorientasi pada individu,

keluarga, kelompok, dan masyarakat (Permenkes, 2014).

Putri, 2014 Jaminan Kesehatan Nasional adalah program jaminan sosial

yang menjamin biaya pemeliharaan kesehatan serta pemenuhan kebutuhan

dasar kesehatan yang diselenggarakan nasional secara bergotong royong wajib

oleh seluruh penduduk Indonesia dengan membayar iuran berkala atau iuran

yang dibayari oleh pemerintah kepada Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

Kesehatan Nirlaba (Nasional, n.d.).

Pohan 2007 dalam Farianita 2016, harapan pasien yang tidak terpenuhi

akan menimbulkan perasaan kecewa dan ketidakpuasan pasien (Ilmu &

Masyarakat, 2016).
Menurut Carr dan Hill (1992) dalam baros (2011) menyatakan kepuasan

pasien dipengaruhi oleh pendidikan, usia, pendidikan, dan pekerjaan

(Masyarakat, Studi, Ilmu, Masyarakat, & Biostatistika, 2012). Selain itu,

menurut Farianita (2016) faktor-faktor yang berhubungan dengan kepuasan

pasien di puskesmas adalah prosedur pelayanan kesehatan, pelayanan tenaga

kesehatan, pelayanan obat (apotek), dan fasilitas kesehatan (Ilmu &

Masyarakat, 2016).

Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti membuat kerangka konsep

penelitian sebagai berikut:

Variabel Independen

Variabel Dependen

Sumber : Farianita (2016), Carr dan hill dalam Baros (2011) Gambar 3.1

Kerangka konsep

2. Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

survei analitik dengan jenis cross sectional yaitu untuk suatu rancangan

penelitian yang dilakukan untuk melihat hubungan antara variabel independen

dengan variabel dependen dimana pengukurannya dilakukan serentak . Dalam

penelitian ini peneliti ingin mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi

kepuasan pasien JKN tentang pelayanan kesehatan di Puskesmas Sidomulyo

Rj dengan mengukur secara serentak terhadap variabel independen yaitu usia,

jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, prosedur pelayanan pendaftaran,


pelayanan tenaga kesehatan, pelayanan obat, dan fasilitas kesehatan dengan

variabel dependen yaitu kepuasan peserta Jaminan Kesehatan Nasional tentang

pelayanan kesehatan di Puskesmas Sidomulyo rawat jalan kota pekanbaru.

3. Hipotesis Penelitian

a. Hipotesis Penelitian (Ha) sebagai berikut:

Terdapat hubungan usia, jenis kelamin, pendidikan,pekerjaan,

prosedur pelayanan pendaftaran, pelayanan tenaga kesehatan, pelayanan

obat, dan fasilitas terhadap kepuasan peserta jaminan kesehatan Nasional

tentang pelayanan kesehatan di Puskesmas Sidomulyo Rj.

b. Hipotesis Nol (Ho) sebagai berikut:

Tidak terdapat hubungan usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan,

prosedur pelayanan pendaftaran, pelayanan tenaga kesehatan, pelayanan

obat, dan fasilitas terhadap kepuasan peserta Jaminan Kesehatan Nasional

tentang pelayanan kesehatan di Puskesmas Sidomulyo Rj.

4. Variabel Penelitian

Variabel penelitian yang akan diteliti adalah sebagai berikut:

a. Variabel independen pada penelitian ini adalah usia, jenis kelamin,

pendidikan, pekerjaan, prosedur pelayanan pendaftaran, pelayanan

tenaga kesehatan, pelayanan obat, fasilitas.


b. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kepuasan peserta

Jaminan kesehatan Nasional tentang pelayanan kesehatan di

Puskesmas Sidomulyo Rj.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Malhotra, 1996 populasi adalah keseluruhan kelompok dari

orang- orang, peristiwa atau barang-barang yang diminati oleh peneliti untuk

diteliti (Amirullah, 2015). Populasi dalam penelitian ini adalah peserta Jaminan

Kesehatan Nasional yang berkunjung di Puskesmas Sidomulyo Rj sebanyak 50

orang.

2. Sampel

Merupakan suatu sub kelompok dari populasi yang dipilih untuk

digunakan dalam penelitian (Amirullah, 2015). Sampel dalam penelitian ini

adalah peserta Jaminan Kesehatan Nasional yang terdaftar di Puskesmas

Sidomulyo Rj.

Rumus sampel yang digunakan penelitian ini adalah :

𝑛 = 1 + 𝑁*(𝑑)2

N=50

d=1%

𝑛 = 1 + 50*(0,1)2
𝑛 = 95,1

Keterangan:

n = Ukuran Sampel

N = Ukuran Populasi

d = Delta atau presisi absolute (ketepatan yang diinginkan) yaitu kelonggaran

ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang dapat ditolerir.

Sampel pada penelitian ini sebanyak 9 pasien Jaminan Kesehatan

Nasional dan tidak ada drop out.

3. Teknik Pengambilan Sampel

Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

purposive sampling. Pengambilan sampel juga dilakukan dengan accidental

sampling dimana sampel yang diambil adalah sampel yang sedang berada di

tempat penelitian. Penelitian dilakukan setelah pasien mendapatkan pelayanan

kesehatan dan sedang menunggu antrian Adapun kriteria inklusi dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Responden yang berobat memakai Jaminan Kesehatan Nasional di

Puskesmas Sidomulyo Rj

b. Responden dapat berkomunikasi dengan baik

Adapun kriteria eksklusi penelitian ini sebagai berikut :

a. Responden yang tidak bisa baca


b. Responden hadir namun tidak tersedia untuk menjadi responden

C. Pengumpulan Data

1. Teknik Pengumpulan Data

Data Primer diperoleh dengan wawancara studi pendahuluan kepada

responden dan petugas puskesmas dan jawaban responden ketika pengisian

kuisioner penelitian yang dilakukan melalui penyebaran dan pengisian

kuesioner yang disebarkan ketika sedang menunggu nomor antrian untuk

mendapatkan pelayanan di puskesmas.

2. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner, yaitu

memberikan seperangkat pertanyaan yang berisi tentang kepuasan. Alat

pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Lembar Kuesioner

Jenis kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner

yang menggunakan skala likert dan skala gutman, yaitu sebuah daftar

pertanyaan dimana responden bisa mengekspresikan tingkat kepuasan tentang

pelayanan kesehatan yang mereka terima dengan cara membubuhkan tanda

check list pada kolom jawaban yang sesuai.

b. Alat tulis

Alat tulis dalam penelitian ini terdiri dari buku tulis, pensil, ballpoint

yang digunakan untuk mengumpulkan informasi saat berada di lapangan.


c. Perangkat Komputer

Perangkat komputer yang digunakan untuk menyusun laporan hasil

penelitian dengan memakai perangkat lunak komputer.

D. Pengolahan Data

Editing, Pada saat penelitian setelah pengisian kuesioner peneliti

memeriksa apakah ada pernyataan yang belum diisi dan jika terdapat penyataan

yang belum di isi maka peneliti menanyakan kembali kepada responden terkait

jawaban dan ditemukan pula jawaban pernyataan yang diisi dua kali maka

peneliti mengkonfirmasi ulang kepada responden atas jawaban penyataan yang

dipilih responden.

E. Analisis Data

1. Analisis Univariat

Analisis univariat yang dilakukan untuk mendapatkan gambaran

distribusi dan frekuensi dari variabel independen yaitu usia, jenis kelamin,

pendidikan, pekerjaan, prosedur pelayanan pendaftaran,pelayanan tenaga

kesehatan,pelayanan obat, fasilitas kesehatan dengan variabel dependen

kepuasan pasien dimana data disajikan dalam bentuk tabel dan diiterpretasikan

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk melihat hubungan antara variabel

independen yaitu usia, jenis kelamin, pendidikam, pekerjaan, prosedur

pelayanan pendaftaran, pelayanan tenaga kesehatan, pelayanan obat, dan

fasilitas kesehatan dengan variabel tersebut mempunyai hubungan signifikan.


F. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Puskesmas Sidomulyo Rawat Jalan Panam Kota

Pekanbaru

2. Waktu Penelitin

Penelitian ini dilakukan dimulai dari Juni 2021 untuk persiapan

penelitian.
DAFTAR PUSTAKA

Anisah, Z., Hasanmihardja, M., & Setiawan, D. (2010). Pengaruh Pelayanan


Kefarmasian Terhadap Kepuasan Konsumen Apotek Di Wilayah
Purwokerto. Pharmacy, 07.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka


Cipta. Aspuah, S. (2013). Kumpulan Kuisioner dan Instrumen Penelitian
Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.

Baros, W. A. (2012). Kontribusi pengetahuan Peserta Askes Sosial Terhadap


Kespuasan Layanan Rawat Jalan Tingkat Lanjut dan Rawat Inap PT
Askes, Tesis . Depok: Universitas Indonesia.

Batubara, R. I. (2016). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Besarnya angka


Ruhukan Pasien Peserta BPJS di Puskesmas Glugur Darat Kec Medan
Timur, Skripsi. Medan: Universitas sumatera Utara.

BPJS. (2017, Desember 31). Peserta Program JKN. Dipetik januari 2, 2018, dari
bpjs- kesehatan.go.id

Budiman. (2011). Penelitian Kesehatan. Bandung: Refika Aditama.

Dahlan, M. S. (2009). Statistik Untuk Kedokteran Dan Kesehatan. Jakarta :


Salemba Medika. Dahlan, M. S. (2016). Statistik Untuk Kedokteran dan
Kesehatan. Jakarta: Epidemiologi Indonesia.

Depkes. (2009). Pelayanan Kesehatan. Dipetik februari 16, 2018, dari


www.scribd.com: www.scribd.com/Tinjauan-Pustaka-Pelayanan-
Kesehatan

Depkes. (2013, April 24). Usia Menurut Departemen Kesehatan. Dipetik Januari 1,
2018, dari www.scribd.com: http://www.scribd.com/ usia-menurut-depkes

Desimawati, d. w. (2013). Hubungan Layanan Keperawatan Dengan Tingkat


Kepuasan Pasien Rawat Inap Di Puskesmas Sumbersari, Skripsi. Jember:
Universitas Jember.

Farianita, R. (2016). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kepuasan peserta


BPJS Terhadap Pelayanan Instalasi Rawat Jalan Di Rumah Sakit Tk. III
Bhakti Wira Tamtama Semarang, Skripsi. Semarang: Universitas Negeri
Semarang.

fauziah, kandou, & umboh. (2015). Analisis pelaksanaan rujukan rawat jalan
Tingkat pertana peserta Program JKN di Puskesmas Siko dan Puskesmas
kalumata kota ternate th 2014. JIKMU, 221-237.
Handayani, Ma'ruf, & Sopacua, E. (2010). Peran Tenaga Kesehatan Sebagai
Pelayanan Kesehatan puskesmas. ejournal.litbag.depkes, 13.

Hartono, B. (2010). Promosi Kesehatan di Puskesmas dan di Rumah Sakit .


Jakarta: Rineka Cipta. KemenkesRI. (2013). Buku Pegarangan Sosialisasi
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dalam

Sistem Jaminan Sosial Nasional. Dipetik Januari 2, 2018, dari www.depkes.go.id:


www.depkes.go.id /jkn/buku-pegangan-sosialisasi-jkn.pdf

KeputusanMentriKesehatanRI. (2006, april 21). Keputusan menteri Kesehatan


Republik Indonesia No 279/MENKES/SK/IV/2006 Pedoman
Penyelenggaraa Upaya Keperawatan kesehatan masyarakat di
Puskesmas. Dipetik januari 5, 2018, dari Perpustakaan.depkes.go.id:
perpustakaan.depkes.go.idpdf

Kesumawati, i. n. (2012). analisis pelaksanaan rujukan RJTP Peserta Askes sosial


PT Askes kantor cabang sukabumi di puskesmas nanggeleng dan gedong
panjang, skripsi . Depok: Universitas Indonesia.

Kumreg. (2015). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan. Jakarta: Humas.


Muninjaya, A. (2015). Manajemen Kesehatan. Jakarta: EGC.

Nurasalam. (2014). Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik


Keperawatan profesional.

Jakarta: Salemba Medika.

Nursalam. (2008). Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu


Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Octaviani, O. (2016). Metode Time Management Terhadap Waktu Tunggu Pasien


di Bagian Loket Pendaftaran Di Puskesmas Bandarharjo, Skripsi.
Semarang: Universitas Dian Nuswantoro.

Pepres. (2013). Peraturan Presiden Republik Indonesia No12 Th 2013 tentang


Jaminan Kesehatan. Dipetik januari 4, 2018, dari
www.jkn.kemkes.go.id.pdf

PeraturanPemerintah. (2009, maret 15). PP No. 51 Th 2009 Ttg Pekerjaan


Kefarmasian. Dipetik

januari 14, 2018, dari archive.org/ PP No. 51 Th 2009 Ttg Pekerjaan Kefarmasian

Permenkes. (2014). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 75 Th


2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat. Dipetik Januari 4, 2018, dari
www.aidsindonesia.or.id PMK No 75 Th 2014 ttg Puskesmas.pdf

Permenkes. (2014, september 30). Permenkes RI No 28 Th 2014 tentang


Pedoman pelaksanaan program jaminan Kesehatan nasional. Dipetik
februari 12, 2018, dari id.kpmak-ugm.org: permenkes-ri-nomor-28-tahun-
2014-ttg-pedoman-pelaksanaan-program-jaminan- kesehatan-nasional

Pohan, I. S. (2007). Jaminan Mutu Pelayanan Kesehatan: Dasar-dasar Pengertian


dan Penerapan. Jakarta: EGC.

Putri, A. E. (2014). Paham JKN Jaminnan Kesehatan Nasional. Jakarta: CV


Komunitas Pejanten Mediatama.

Riyanto, A. (2011). Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Nuha


Medika. Riyanto, A. (2011). Pengolahan dan Analisis Data Kesehatan.
Yogyakarta: Nuha Medika.

Riyanto, A. (2012). Penerapan Analisis Multivariat Dalam Penelitian Kesehatan.


Yogyakarta: Nuha Medika.

Riyanto, A. (2013). Statistik Inferensial Untuk Kesehatan. Yogyakarta: Nuha


Medika.

Rohima, A. P. (2013). Pengaruh Sikap Tenaga Kesehatan dan Ketersediaan Obat


terhadap tingkat Kepuasan Masyarakat Pemegang Kartu Jamkesmas RS
A. Ripin, Tesis. Jambi: Universitas Negeri Yogyakarta.

Ruminiati. (2016). Sosio Antropologi Pendidikan. Malang: Gunung samudera.

Sa'diyah, H. H. (2016). Analisis Tingkat Kepuasan Pasien BPJS Kesehatan Rawat


jalan Terhadap Pelayanan farmasi di puskesmas pakualaman dan
puskesmas mergangsan Yogyakarta dengan munggunakan metode
Servqual. Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia Yogyakarta.

Sudarma, M. (2008). Sosiologi kesehatan. Jakarta: Salemba Medika.

Sumartini, T. (2017). Hubungan Perilaku caring Perawat dengan Kepuasan pasien


JKN di Instalasi Rawat Inap Kelas III RSUD PAndan Arang, Skripsi.
Surakarta: Stikes Kusuma Husada.

Suwardi. (2015). Hukum Dagang suatu pengantar. Yogyakarta: CV Budi Utama.


Thabrany, H. (2014). Jaminan Kesehatan Nasional. Jakarta: Rajawali Pers.

Triwardani, Y. (2017). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kepuasan Pasien


BPJS pada Pelayanan di Puskesmas Pamulang, Skripsi. Jakarta:
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

UURI. (2004). Undang-Undang Republik Indonesia No 40 Th 2004 Sistem jaminan


sosial Nasional. Dipetik Januari 2, 2018, dari www.hukumonline.com:
eodb.ekon.go.id/download/peraturan/undangundang/UU_40_2004.PDF

Anda mungkin juga menyukai