Anda di halaman 1dari 24

BAB II

PENGGUNAAN BAHASA SISTEMATIKA PENULISAN

A. Penggunaan Bahasa
Penggunaan bahasa juga merupakan hal yang sangat penting dalam karya ilmiah.
Hal ini bertujuan agar informasi dan gagasan yang disampaikan dapat dipahami pembaca
secara benar, tanpa menimbulkan penafsiran-penafsiran yang lain. Bebebrapa ketentuan
penggunaan bahasa yang perlu dipenuhi dalam penulisan karya ilmiah, sebagai berikut ini.
1. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia baku seperti yang termuat dalam
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan.
2. Kalimat yang dipergunakan harus lengkap, dalam arti ada subjek, predikat, objek,
pelengkap, dan keterangan.
3. Pada suatu paragraph terdiri dari minimal dua kalimat, yakni kalimat inti dan kalimat
penjelas.
4. Istilah yang digunakan adalah istilah Indonesia yang sudah di-Indonesiakan.
5. Istilah (terminology) asing dapat digunakan jika memang belum ada dalam kamus
bahasa Indonesia atau bila dirasa perlu sebagai penjelas istilah. Istilah tersebut
diletakkan dalam kurung dan diketik dengan tulisan italic atau cetak miring.
Basuki (2002:75) mengemukakan tujuh ciri ragam bahasa ilmiah yakni (1) cendekia,
(2) lugas, (3) jelas, (4) formal, (5) objektif, (6) konsisten, dan (7) bertolak dari gagasan.
Chaer ( 2011:35-37) menambahkan melihat persyaratan bahasa ilmiah seperti yang telah
diuraikan pada bab mengenai kalimat, maka kalimat dalam bahasa itu haruslah bersifat
lugas, memenuhi kaidah gramatikal, dan bersifat efektif. Pembahasan mengenai kalimat,
tidak terlepas juga dari pembahasan kehematan kata yang digunakan di dalam kalimat agar
tercipta sebuah kalimat yang efektif dan lugas..Kalimat yang lugas dapat diwujudkan dengan
(a) menyatakan apa adanya, (b) hemat dalam menggunakan kata, (c) tidak bermakna kias,
(d) tidak ambigu atau taksa, dan (e) nalar (masuk akal).
a. Apa Adanya
Kalimat yang menyatakan apa adanya atau tidak berbelit-belit atau berbunga-
bunga. Perhatikan contoh berikut ini.
1. Ibu Negara datang berkebaya putih
1a. Ibu Negara datang dengan mengenakan baju kebaya berwarna putih.
2. Pak Lurah banyak memelihara kucing.
2a. Pak Lurah banyak memelihara binatang yang bentuknya seperti harimau
kecil.

ISMAIL RAHMAD DAULAY., M.Pd


b. Hemat Kata
Chaer (2011:37) kalimat yang lugas dapat juga diwujudkan dengan menghemat
penggunaan kata-kata. Maksudnya, ada kata-kata yang kalau ditanggalkan tidak akan
mengganggu makna atau arti dari kalimat tersebut. Kata-kata yang dapat ditanggalkan,
antara lain berikut ini
1. Kata-kata hari, tanggal, bulan, tahun, pukul atau jam. Perhatikan contoh berikut ini.
a. Seminar ujian proposal akan dilaksanakan pada hari Senin tanggal 14 bulan
Juni tahun 2010.
b. Pengumuman hasil seminar skripsi akan diumumkan pada hari Selasa
Tanggal 15 Oktober tahun 2010.
c. Gunung Sinabung kembali mengeluarkan abu vulkanik padapukul 14.30
WIB.
Penanggalan kata-kata hari, tanggal, bulan, tahun, dan pukul pada kalimat-kalimat di
atas ternyata tidak berpengaruh apa-apa, selain kalimat-kalimat tersebut menjadi
lebih lugas.
2. Menanggalkan kata dari dan daripada yang tidak perlu.
a. Ceramah dari ustaz akan disiarkan ulang besok malam.
b. Tugas daripada siswa adalah belajar, bukan mengadakan tawuran dan balap
liar.
c. Tanggapan dari mahasiswa mengenai cara mengajar dosen tersebt tidak
memuaskan.
Kalau kata dari dan daripada pada kalimat-kalimat di atas ditanggalkan, maka
kalimat-kalimat tersebut menjadi lugas.Namun perlu diperhatikan kata dari dan
daripada kalimat berikut ini.
a. Dodol adalah makanan yang dibuat dari tepung, ketan, gula, dan kelapa.
b. Lebih baik kita mencoba, meskipun tidak berhasil, daripada tidak berbuat
apa-apa.
3. Tidak menggunakan kata penanda jamak (seperti semua, banyak, beberapa,
sekalian, dan para) bersama-sama sekaligus dengan bentuk ulang yang
menyatakan jamak. Perhatikan contoh berikut ini.
a. Banyak rumah-rumah hancur ketika terjadi tsunami di Aceh.
b. Beberapa kepala-kepala daerah melakukan korupsi.
c. Sebagian pakaian-pakaian bekan yang diimpor itu mengandung bakteri.
Agar menjadi kalimat yang lugas kalimat-kalimat harus direvisi menjadi sebagai
berikut ini.
a. Banyak rumah hancur ketika terjadi tsunami di Aceh.
b. Beberapa kepala daerah melakukan korupsi.

ISMAIL RAHMAD DAULAY., M.Pd


c. Sebagian pakaian bekas yang diimpor itu mengandung bakteri.
4. Menanggalkan kata hipernim (subordinat ) dari kata yang menjadi hiponimnya
(subordinatnya). Perhatikan contoh berikut ini.
a. Sayuran diangkut ke kota dengan menggunakan kendaraan truk.
b. Di pasar ibu membeli ikan lele dan buah rambutan.
c. Selain memelihara burung merpati, beliau juga memelihara burung
cendrawasih.
Kata kendaraan, ikan, buah, dan burung adalah hipernim dari kata truk, kata ikan,
dan kata buah.Kalimat-kaliamat tersebut lugas, maka hendaknya kata-kata hipernim
dibuang, sehingga kalimat tersebut menjadi seperti berikut ini.
a. Sayuran diangkut ke kota dengan menggunakan truk.
b. Di pasar ibu membeli lele dan rambutan.
c. Selain memelihara merpati, beliau juga memelihara burung cendrawasih.
c.Tidak bermakna kias
Kalimat lugas dapat diwujudkan dengan tidak menggunakan kata-kata atau frasa
yang bermakna kias atau bermakna idiomatis.Perhatikan contoh berikut ini.
a. Kamu jangan berteman lagi dengan panjang tangan itu!
Kamu jangan berteman dengan pencuri itu!
b. Harga sembako semakin mencekik leher, tetapi para pejabat mengatakan
masih terjangkau oleh rakyat kecil.
Harga sembako semakin sangat mahal, tetapi para pejabat mengatakan
masih terjangkau oleh rakyat kecil.
d. Bebas dari ketaksaan
Kalimat lugas harus bebas dari ketaksaan atau keambiguan.Simak contoh berikut
ini.
a. Minggu lalu kami bertemu paus.
Minggu lalu ketika berkunjung ke Roma kami bertemu paus.
Minggu lalu, ketika berlayar di lautan kami bertemu paus.
b. Istri Camat yang baru itu cantik sekali.
Istri camat yang baru diangkat itu cantik sekali.
Istri Camat yang baru dinikahi itu cantik sekali
e. Kalimat lugas
Kelugasan kalimat dapat pula diwujudkan dengan memperhatikan penalaran isi
kalimat.Maksudnya, isi kalimat tersebut harus masuk akal, bisa diterima
logika.Perhatikan contoh berikut ini.
a. Orang Indonesia itu pemalas.
Banyak orang Indonesia yang malas

ISMAIL RAHMAD DAULAY., M.Pd


b. Semua dokter tulisannya jelaek.
Beberapa dokter tulisannya jelek.
Terdapat beberapa kesalahan dalam penyusunan kalimat yang harus dihindari,
antara lain sebagai berikut ini.
1. Plenastis atau pleonasme, yakni pemakaian kata yang berlebihan padahal
sebenarnya tidak perlu.
2. Salah dalam pemilihan kata.
3. Salah nalar.
4. Pengaruh bahasa asing atau daerah (interfensi).
5. Kata depan yang tidak perlu.
6. Berisikan banyak anak kalimat, sehingga terlalu panjang dan inti kalimat atau ide
yang disampaiakan menjadi kabur atau tidak jelas.
Pemilihan atau diksi kata yang dipergunakan dalam sebuah karya ilmiah hendaknya
memenuhi kaidah bahasa Indonesia yang disempurnkan. Diksi yang dipilih adalah diksi
yang memenuhi syarat kebakuaan. Karya ilmiah tidak hanya dopentingkan dari sisi isi tetapi
teknis penyajian juga harus diperhatikan. Teknis penyajian yang dimaksud adalah
bagaimana seorang penulis mampu memilih kata atau diksi yang tepat, memiliki makna
denotasi, tidak ambiguitas makna, dan pola logis. Dengan demikian, masyarakat akan
mengerti dan mudah memahami pengetahuan yang disajikan seseorang melalui karyanya.
Berikut ini disampaikan teknik pemilihan kata yang tepat dngan cara
membandingkan antara contoh yang salah (tidak baku dan contoh yang benar (baku), serta
contoh yang tidaktepat dan contoh yang tepat.
a. Memilih kata-katadalam bentuk baku karena dalam bahasa Indonesia banyak
ditemukan juga kata-kata yang tidak baku.
Tidak Baku Baku
Membikin membuat
ketimbanng daripada
lantas lalu, kemudian
cuma hanya
methode, metoda metode
system, sistim sistem
analisa, diagnosa, hipotesa analisis, diagnosis, hipotesis
kwalitas, kwitansi, questioner kualitas, kuitansi, kuesioner
Jum’at, Rebo, Rabu Rabu

ISMAIL RAHMAD DAULAY., M.Pd


b. Menghindari kata-kata yang termasuk jargon atau prokem atau slang karena kata-
kata tersebut termasuk kata-kata baku, kecuali sebagai data.
Tidak Baku Baku
Beli ipok utas gelas (jargon) Beli kopi satu gelas

c. Menghindari pemakaian kata-kata di mana, yang mana, yang digunakan sebagai


kata penghubung.
Tidak Baku Baku
Kota Jember merupakan kota di Kota Jember kota tempat saya
mana saya dilahirkan. dilahirkan.
Masalah yang mana sudah saya Masalah yang sudah saya
jelaskan tidak perlu ditanyakan jelaskan tidak perlu ditanyakan
lagi. lagi.

d. Memilih kata-kata yang lugas, bermakna, dan bermakna denotatif, bukan makna
konotatif atau kias metaforis.
Konotatif Denotatif
Dalam pertengkaran itu,ia Kambing hitam itu dijual karena
dijadikan kambing hitam. sangat diminati banyak orang.

e. Memilih kata-kata bersinonim yang paling tepat, yang memungkinkan satu tafsiran
makna yang paling sesuai dengan konteks dan maksud penulis.
Tidak Tepat Tepat
Melihat pertunjukan. Menonton pertunjukan

f. Memilih kata-kata yang tidak berkonotasi emotif.


Emotif Tidak Emotif
Itu semua menunjukkan kepijitan Itu semua menunjukkan
atau ketololan masyarakat kurangnya pengetahuan
setempat. masyarakat setempat.

g. Memilih kata dengan tepat, terutama kata ganti, kata kebikan dan kebijaksanaan,
serta kata dari dan daripada.
Kata Ganti
Kemarin sewaktu kita datang, dia Kemarin sewaktu kami datang,
sudah berada di sini.(salah) dia sudah berada di sini.(benar)
Kebijaksanaan dan Kebijakan
1. Berdasarkan kebijaksanaan 1. Berdasarkan kebijakan

ISMAIL RAHMAD DAULAY., M.Pd


pimpinan, penempatan pengawai pimpinan,penempatan pengawai
harus sesuai dengan bidang harus sesuai dengan bidang
keahlian masing-masing. keahlian masing-masing.
2. Berkat kebijakan orang tua, 2. Berkat kebijaksanaan orang
anak itu akhirnya tumbuh dan tua, anak itu akhirnya tumbuh
kembang menjadi anak yang baik. dan kembang menjadi anak
(salah) yang baik. (benar)
Dari dan Daripada
1. Bangunan yang mewah itu 1. Bangunan yang mewah itu
terbuat daripada bahan-bahan terbuat dari bahan-bahan
yang kualitas tinggi. yang kualitas tinggi.
2. Nilai ekspor Indonesia pada 2. Nilai ekspor Indonesia pada
tahun 1989 lebih besar dari tahun 1989 lebih besar
nilai ekspor tahun-tahun daripada nilai ekspor tahun-
sebelumnya. tahun sebelumnya.
h. Memilih kata dalam bentuk frasa dengan tepat.
Tidak Tepat Tepat
Terdiri dari Terdiri atas
Tergantung pada Bergantung pada
Bertujuan untuk Bertujuan
Berdasarkan kepada Berdasarkan

i. Menghindari penggunaan frasa yang berssinonim secara bersamaan.


Tidak Tepat Tepat
Disebabkan karena Disebabkan oleh
karena
Agar supaya agar
supaya
Dalam rangka untuk dalam rangka…

ISMAIL RAHMAD DAULAY., M.Pd


untuk…
Setelah…kemudian…. setelah…

Selanjutnya, Ermanto & Emidar (2019 113-123) menambahkan kalimat baku (agar
selaras dengan kata baku) adalah kalimat yang baik dan lazim digunakan dalam ranah
ragam formal. Kalimat baku merupakan kalimat yang tepat mengungkapkan maksud penulis
kepada pembaca. Kalimat baku tersebut haaruslah menyampaikan pokok persoalan secara
lansung (lugas). Kalimat baku haruslah berwawasan keilmuan. Bertolak dari berbagai
pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa kalimat baku merupakan kalimat yang memiliki
empat ciri berikut ini.

a. Kalimat baku adalah kalimat yang memiliki kejelasan struktur (normatif).


b. Kalimat baku adalah kalimat yang memiliki kelogisan makna (logis)
c. Kalimat baku adalah kalimat yang memiliki kehematan kata (ekonomis)
d. Kalimat baku adalah kalimat yang memiliki kebakuan kata.

B. SISTEMATIKA PENULISAN

1. Langkah-Langkah Penulisan Karya Ilmiah


a) Persiapan
1) Pemilihan Topik
Cara memilih topik yang baik dalam karya ilmiah adalah sebagai berikut ini.
a) topik itu sudah dikuasai;
b) topik itu paling menarik perhatian;
c) topik itu ruang lingkupnya terbatas;
d) data itu objektif;
e) memiliki prinsip-prinsip ilmiah (ada landasan teori atau teori-teori sebelumnya;
f) memiliki sumber acuan.
2) Penentuan Judul
Cara menulis judul adalah dengan menentukan kerangka karangan dengan
pembatasan topik.
Contoh:
Topik : perkantoran
masalah apa : kepegawaian
mengapa : pengawasan
di mana : Pemda Jawa Barat

ISMAIL RAHMAD DAULAY., M.Pd


waktu : tiga bulan
kajian : praktik/penerapan

Contoh: Lihat bagan!


Fungsi Pengawasan dalam Upaya Peningkatan Kinerja Pegawai
di Lingkungan Pemerintahan Daerah Tingkat I Jawa Barat
Catatan : Syarat judul yang baik adalah sebagai berikut ini.
1. harus bebentuk frasa,
2. tanpa ada singkatan atau akronim,
3. awal kata harus huruf kapital kecuali preposisi dan konjungsi,
4. tanpa tanda baca di akhir judul karangan,
5. menarik perhatian,
6. logis, dan
7. sesuai dengan isi.
Jika ada kata kerja atau predikat dalam judul karangan, kata kerja tersebut harus
diubah menjadi kata benda.
mengawasi pengawasan
berfungsi fungsi atau jadi peranan
bermanfaat pemanfaatan
Pupuk Cair Organik Berfungsi untuk Meningkatkan Produksi Padi
(Oriza Sativa) di Kecamatan Majalaya, Kabupaten Bandung
Seharusnya:
Fungsi Pupuk Cair Organik dalam Upaya Peningkatan Produksi
Padi (Oriza Sativa) di Kecamatan Majalaya, Kabupaten Bandung
atau
Peranan Pupuk Cair Organik dalam Upaya Peningkatan Produksi
Padi (Oriza Sativa) di Kecamatan Majalaya, Kabupaten Bandung
3) Penulisan Kerangka Karangan
Kerangka karangan adalah pengelompokan dan pengamatan jenis fakta dan
sifatnya menjadi kesatuan yang bertautan.
b) Pengumpulan Data
Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam pengumpulan data adalah sebagai
berikut:
a. mencari informasi/data dari kepustakaan;

ISMAIL RAHMAD DAULAY., M.Pd


b. menyusun daftar angket;
c. melakukan wawancara;
d. melakukan pengamatan di lapangan;
e. melakukan percobaan di laboratorium
c) Penyusunan Data
Penyusunan data dapat diartikan menyeleksi, mengolah, dan menganalisis data
dengan menggunakan teknik-teknik atau metode yang telah ditentukan.
d) Pengetikan
Setelah data disusun lalu diadakan pengetikan data (penelitian).
e) Pemeriksaan
Pemeriksaan data (penelitian) dapat dilakukan melalui tahapan penerapan
bahasa berikut:
1. penyusunan paragraf,
2. penerapan kalimat baku,
3. penerapan diksi/pilihan kata, dan
4. penerapan EYD.

C. PERWAJAHAN KARYA TULIS ILMIAH

Penjelasan tentang perwajahan karya ilmiah dapat dilihat dari segi ukuran kertas,
jenis huruf dan besar huruf, margin, penomoran halaman, letak judul tabel, letak judul
gambar dan bagan, penomoran bab dan subbab. Fisik karya ilmiah akan dijelaskan untuk
kondisi yang berlaku umum. Hal ini berarti bahwa jika ada permintaan khusus dari pihak
yang akan menerima karangan ilmiah itu, seperti lembaga sekolah,perguruan tinggi,
lembaga pemerintah pemberi dana, Anda dapat menulis dengan kondisi umum ini. Namun
jika terdapat permintaan khusus dari sgi fisik, Anda dapat mengikuti permintaan pihak
penerima karangan ilmiah Anda tersebut. Berikut ini dijelaskan fisik karangan ilmiah itu satu
per satu.

a. Ukuran kertas karanagan ilmiah lazim menggunakan jenis kertas HVS warna putih
dengan ukuran A4 yakni 21 cm x 29,7 cm. Namun, ada juga peneliti yang
menggunakan HVS ukuran kuarto yakni 21,59 cm x 27,94 cm.
b. Huruf dan spasi dalam karangan ilmiah lazim menggunakan huruf Times New
Roman 12. Pada umumnya jarak spasi dalam karangan ilmiah adalah dua spasi.
Namun, ada juga lembaga tertentu yang menetapkan karangan ilmiah disusun
dengan jarak 1.5 spasi.

ISMAIL RAHMAD DAULAY., M.Pd


c. Ukuran margin karangan ilmiah pada umumnya adalah margin kiri dan dan atas
halaman 4 cm, sedangkan margin kanan dan bawah adalah 3 cm. Namun, ada juga
lembaga tertentu yang menetapkan margin atas, kanan, dan bawah adalah 3 cm.
d. Penomoran halaman di dalam karangan ilmiah untuk bab isi hingga bagian akhir
digunakan angka arab, seperti 1,2,3,..., dan nomor halaman untuk kata pengantar
sampai daftar gambar digunakanangka romawi kecil, seperti i,ii, iii,... pada umumnya
penomoran halaman bab isi karangan ilmiah adalah diletakkan di kanan atas,
sedangkan untuk nomor halaman setiapawal bab diletakkan di tengah bawah. Selain
itu, nomor halaman untuk kata pengantar sampai daftar gambar diletakkan ditengah
bawah.
e. Judul tabel dalam karangan ilmiah lazim diletakkan di bagian atas tabel.
f. Judul gambar dan bagan dalam karangan ilmiah lazim diletakkan di bagian bawah
gambar dan bagan.
g. Penomoran bab dan subbab dalam karangan ilmiah ada dua macam, yaitu : (1)
penomoran dengan sistem gabungan antara abjad dan angka; (2) penomoran
dengan sistem angka (Ermanto & Emidar, 2019:171).

1. Bagian-bagian Karya Ilmiah


Bagian-bagian karangan ilmiah meliputi berikut: kelengkapanawal,
kelengkapan isi, dan kelengkapan akhir. Kelengkapan awal meliputi kulit luar,
halaman judul, halaman pengesahan, halaman penerimaan (jika ada), halaman
persembahan, abstrak (dalam bahasa Indonesia dan Inggris), kata pengantar, daftar
tabel , daftar grafik, atau gambar (jika ada), daftar singkatan dan lambang, dan
daftar lampiran. Kelengkapan isi meliputi pendahuluan, kajian teori, seputar lokasi
objek penelitian (khusus praktik kerja), pembahasan, dan penutup. Kelengkapan
akhir meliputi daftar pustaka, riwayat hidup penulis, lampiran data, dan penulisan
indeks.
Bahan yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah adalah kertas HVS A-4
(21,0 x 29,7) dan tinta hitam atau biru. Jumlah halaman untuk makalah tidak lebih
dari 15 halaman, sedangkan untuk skripsi minimal 40 halaman, tesis minimal 80
halaman, dan disertasi minimal 250 halaman.
2. Perwajahan
Perwajahan adalah tata letak unsur-unsur karangan ilmiah dan aturan
penulisan. Dari perwajahan ini, akan dimunculkan tampilan atau format penulisan
karya ilmiah. Perwajahan itu meliputi ukuran kertas, huruf yang dipakai, spasi, marjin
atau tepi batas (pias).
4
ISMAIL RAHMAD DAULAY., M.Pd
4 3

Huruf yang dipakai adalah times new roman ukuran 12 atau arial ukuran 11 (untuk
teks) Spasi yang dipakai dalam karya ilmiah adalah dua spasi, sedangkan abstrak
adalah satu spasi.
Catatan: Ukuran huruf untuk judul karangan dan judul bab adalah 14, sedangkan
ukuran huruf untuk nama lembaga 16.
a) Penomoran
Dalam memberikan nomor, harus diperhatikan hal-hal berikut ini.
1) Romawi Kecil
Penomoran dengan memakai romawi kecil dipakai untuk halaman judul,
abstrak, kata pengantar atau prakata, daftar isi, daftar tabel, daftar grafik,
daftar singkatan dan lambang.
KATA PENGANTAR DAFTAR ISI

i ii

2) Romawi Besar
Angka Romawi besar digunakan untuk menomori tajuk bab (bab pendahuluan,
bab teoretis, bab metode dan objek penelitian, bab analisis data, dan bab
penutup).
BAB I BAB II
PENDAHULUAN LANDASAN TEORI

3) Penomoran dengan Angka Arab


Penomoran dengan angka Arab (0―9) dimulai bab I sampai dengan daftar
pustaka.

ISMAIL RAHMAD DAULAY., M.Pd


4) Letak Penomoran
Setiap penomoran yang bertuliskan dengan huruf kapital, nomor halaman
diletakkan atau berada di tengah-tengah, sedangkan untuk nomor selanjutnya
berada di tepi batas (pias) kanan atas.
5) Sistem Penomoran
Setiap penomoran yang bertuliskan dengan huruf kapital, nomor halaman
diletakkan atau berada di tengah-tengah, sedangkan untuk nomor selanjutnya
berada di tepi batas (pias) kanan atas.
KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I
2 3
PENDAHULUAN

i ii 1

6) Penomoran Bab, Subbab, dan Sub-subbab


Karangan ilmiah yang besar, seperti skiripsi, tesis, dan disertasi biasanya
dibagi-bagi dan diperinci atas bab, subbab, dan sub-subbab. Lalu, setiap bab atau
subbab itu diberi nomor. Saat ini ada dua bentuk penomoran yang berlaku.Model
pertama, nomor untuk bab diberi angka Romawi (I,II,II, dst); nomor subbab diberi
huruf kapital (A,B,C, dst); lalu nomor untuk sub-subbab diberi angka arab (1,2,3,
dst). Kalau ada perincian lebih lanjut diberi huruf kecil (a,b,c,dst) dan kalau ada
poerincian lebih lanjut lagi diberi angka dalam kurung ((1),(2),(3) ,dst. Maka bentuk
daftar isinya adalah sebagai contoh berikut ini.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

BABI. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


B. Identifikasi Masalah
C. Pembatasan Masalah
D. Rumusan Masalah
E. Kegunaan Penelitian

BABII. KAJIAN TEORI DAN KERANGKA KONSEP

A. Kajian Teori

ISMAIL RAHMAD DAULAY., M.Pd


1..........
2..........
3..........
4..........
B. Kerangka Konsep

BABIII. METODE PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian
B. Metode Penelitian
C. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
2. Waktu Penelitian
D. Populasi dan sampel Penelitian
1. Populasai Penelitian
2. Sampel Penelitian
E. Intrumen Penelitian
1...........
2...........
F. Teknik Pengumpulan Data
G. Teknik Analisis data
H. Kriteria Analisis
BABIV. PEMBAHASAN....

A. ............
B. ............
C. ............
D. ............
E. ............

BAB V.Simpulan Dan Saran

A. Simpulan
B. Saran

DAFTRA RUJUKAN

ISMAIL RAHMAD DAULAY., M.Pd


Model kedua, nomor untuk bab diberi angka Romawi (I,II,II, dst) atau (1,2,3,
dst); nomor subbab diberi angka arab dua digit (1.1, 1.2, 1.3,dst; lalu nomor untuk
sub-subbab diberi angka arab tiga digit (1.1.1, 1.1.2, 1.1.3, dst). Kalau ada perincian
lebih lanjut lagi diberi angka arab empat digit (1.1.1.1, 1.1.1.2, 1.1.1.3, dst). Maka
bentuk daftar isinya adalah sebagai contoh berikut ini.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

BABI.PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


1.2 Identifikasi Masalah
1.3 Pembatasan Masalah
1.4 Rumusan Masalah
1.5 Kegunaan Penelitian
BABII. KAJIAN TEORI DAN KERANGKA KONSEP
2.1 Kajian Teori
2.1.1..........
2.1.2..........
2.1.3..........
2.1.4..........
2.2 Kerangka Konsep
BABIII. METODE PENELITIAN

3.1 Tujuan Penelitian


3.2 Metode Penelitian
3.3. Tempat dan Waktu Penelitian
3.3. 1 Tempat Penelitian
3.3.2 Waktu Penelitian
3.4 Populasi dan sampel Penelitian
3.4.1 Populasai Penelitian
3.4.2 Sampel Penelitian
3.5. Intrumen Penelitian
3.5.1...........
3.5.2...........

ISMAIL RAHMAD DAULAY., M.Pd


3.6 Teknik Pengumpulan Data
3.7 Teknik Analisis data
3.8 Kriteria Analisis

BABIV. PEMBAHASAN....

4.1. ............
4.2 ............
4.3. ............
4.4. ............
5.5. ............

BAB V.Simpulan Dan Saran

5.1 Simpulan
5.2 Saran

DAFTRA PUSTAKA

7) Ruang Lingkup Karya Tulis Ilmiah


Ruang lingkup sistematika karya ilmiah terbagi atas tiga hal yaitu (a) Bagian
Pembuka, Bagian pembuka meliputi kulit luar (jilid), halaman judul, halaman
pengesahan, halaman persembahan, abstrak (dlm bhs. Indonesia dan bhs. Inggris),
prakata, daftar isi, daftar tabel dan grafik, daftar singkatan dan lambang, dan daftar
lampiran. (b) Bagian Isi, Bagian isi adalah bagian inti dalam karya ilmiah yang
meliputi bab pendahuluan, bab landasan teoretis, bab objek penelitian, bab
pembahasan (analisis data), dan bab penutup. Dengan kata lain, bagian isi
merupakan penelitian si penulis. (c) Bagian Penutup, Bagian penutup adalah bagian
akhir dari karya ilmiah yang meliputi daftar pustaka, daftar riwayat hidup, indeks, dan
lampiran.
(a) Bagian Pembuka
1. Judul Karangan (Kulit Luar)
Dalam kulit luar, harus dicantumkan judul karangan (dengan subjudul, bila
ada), nama karangan ilmiah, keperluan penyusunan, nama penyusun dan
NPM, logo, nama lembaga pendidikan (jurusan, fakultas, universitas), nama
kota, dan tahun penyusunan.

ISMAIL RAHMAD DAULAY., M.Pd


a. Judul karangan
Catatan: Syarat-syarat judul dapat dilihat pada pemilihan topik dan
penentuan judul.
Contoh 1:
PENINGKATAN INDUSTRI BAJA DI KRAKATAU
STEEL CILEGON: TINJAUAN KUALITAS DAN KUANTITAS
Contoh 2:
NILAI-NILAI EDUKATIF DALAM LIRIK NYANYIAN ONANG-ONANG
PADA ACARA PERNIKAHAN SUKU BATAK ANGKOLA
KABUPATEN TAPANULI SELATAN
PROVINSI SUMATERA UTARA
b. Nama Karangan Ilmiah
Mencantumkan jenis karangan ilmiah. Apakah LAPORAN PRAKTIK KERJA,
SKRIPSI, TESIS, DISERTASI dll. Ditulis dengan huruf kapital dan cetak tebal.
c. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan ditulis dengan memakai huruf kecil kecuali nama mata
kuliah, kegiatan, dan nama jurusan. (ditulis di tengahtengah).

Contoh:
Diajukan untuk Melengkapi Salah Satu Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

d. Dilengkapi Dengan Nama Dosen Pembina


Dosen Pembina: ISMAIL RAHMAD DAULAY., M.Pd
e. Nama Penyusun
Dicantumkan nama penyusun dan NPM dengan didahului kata Oleh
Oleh

RAHAYU ANGRAINI LUBIS


NIM 0605134547
Catatan!
1) Penulisan nama ditulis lengkap dan tidak dibenarkan disingkat
2) Penulisan nama tidak dibenarkan memakai huruf kapital semua

f. Logo
Logo lembaga pendidikan dengan diameter 4 cm disimpan di tengah.
g. Dicantumkan nama fakultas, universitas atau sekolah tinggi, nama kota,
dan tahun penyusunan (ukuran huruf 14).

ISMAIL RAHMAD DAULAY., M.Pd


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2010
Catatan!
1) Semua ditulis dengan huruf kapital dan dicetak tebal dengan ukuran huruf
14
2) Penulisan fakultas, lembaga pendidikan tidak boleh dipenggal

...JUDUL...
...ANAK JUDUL...

ISMAIL RAHMAD DAULAY., M.Pd


...SKRIPSI...

...Tujuan Penulisan...
.........................................................

...Logo...

...Nama Penulis...
...NPM...

....PROGRAM STUDI...
...JURUSAN...
...FAKULTAS...
..UNIVERSITAS...
...Kota...
...Tahun...

KATA MAJEMUK BAHASA BATAK ANGKOLA

SKRIPSI

Diajukan untuk Melengkapi Salah Satu Syarat

ISMAIL RAHMAD DAULAY., M.Pd


Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

ISMAIL RAHMAD DAULAY


NIM 0605134547

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2010

Catatan! Perlu diperhatikan bahwa format tersebut bisa berbeda dengan lembaga lain karena setiap
lembaga mempunyai format masing-masing.

(b) Bagian Isi atau Inti Karya Ilmiah


Bagian isi ini dibagi menjadi empat atau lima bagian, yaitu sebagai berikut:
1. Pendahuluan,
2. kajian teori,
3. Objek penelitian,
4. Analisis data (pembahasan), dan
5. Penutup.

ISMAIL RAHMAD DAULAY., M.Pd


1. Pendahuluan
Bab pendahuluan memuat penjelasan atau pengantar tentang isi karangan ilmiah.
Bab ini juga memuat landasan kerja dan arahan dalam penyusunan karangan
ilmiah.
a. Latar Belakang Masalah
Melalui subbab ini latar belakang masalah, peneliti mencoba menjawab
pertanyaan: “Mengapa penelitian ini diperlukan?” munculnya masalah
penelitian biasanya berawal dari kepedulian peneliti tentang fenomena yang
terjadi di lapangan atau dilingkungannya dan merupakan kenyataan di
lapangan yang terlihat berbeda dari apa yang diharapkan. Masalah penelitian
pada hakikatnya munculnya dari kesenjangan antara harapan dan kenyataan.
Peneliti berupaya mengkaji dan mencari tahu fokus masalah dari fenomena
yang teramati melalui pengatan awal yang dilakukan. Misalnya dalam bidang
bahasa ada kenyataan bahwa awalan ber- dan awalan me- sama-sama dapat
diimbuhkan pada kata dasar latih karena ada bentuk berlatih dan melatih;
tetapi kata dasar tani hanya bisa diimbuhkan kata dasar bertani dan tidak bisa
diimbuhkan metani. Sebaliknya, kata dasar tari tidak bisa diimbuhkan kata
bertari tetapi bisa diimbuhkan menari. Hal ini adalah masalh besar yang dapat
diangkat menjadi karangan ilmiah, yang tentu saja setelah melakukan
penelitian.

b. Identifikasi Masalah atau Pembatasan Masalah


Identifikasi masalah bertujuan untuk membatasi atau menajamkan pokok
permasalahan sehingga kajian atau pembahasannya tidak terlalu luas dan
abstrak. Identifikasi masalah bisa memudahkan peneliti untuk melakukan
penelitian karena pokok permasalahannya menjadi lebih sempit (fokus).
Identifikasi masalah harus disajikan dalam bentuk pertanyaan. Jawaban
pertanyaan. Tersebut akan disajikan dalam simpulan, sedangkan prosesnya
disajikan dalam bentuk pembahasan pada bab IV.
c. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan sasaran yang akan dicapai atau dihasilkan dalam
penelitian ini, sedangkan kegunaan penelitian merupakan penegasan tentang
manfaat yang akan dicapai baik secara teoretis maupun secara praktis.
d. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

ISMAIL RAHMAD DAULAY., M.Pd


Kerangka teori berisikan prinsip-prinsip teori yang memengaruhidalam
pembahasan. Prinsip-prinsip ini berguna untuk memberikanarahan dan
langkah untuk membahas masalah yang akan diteliti.Kerangka teori ini harus
menggambarkan tata kerja teori tersebut.
Contoh: Dalam teori ini, akan digunakan teori-teori yang relevandengan
masalah yang akan dikaji. Untuk mengkaji bentukdan makna afiks verba,
digunakan teori Badudu (1992),Tadjuddin (1993), Alwi dkk. (1993), Purwo
(1998), danSudaryanto (1994). Untuk mengkaji verba, akan digunakan teori
Chafe (1993), Sugono dan Indiyastini (1994).
e. Metode dan Teknik penelitian
Penelitian ilmiah harus mempergunakan metode dan teknik penelitian. Metode
penelitian adalah seperangkat alat yang tersusun secara sistematis dan logis
sedangkan teknik penelitian adalah tata cara melakukan setiap langkah-
langkah metode penelitian. Metode dibedakan atas dua jenis yaitu sebagai
berikut.
1. Metode kepustakaan
Metode deskriptif adalah untuk menganalisis dan memaparkan data dengan
apa adanya
Metode komparatif adalah untuk membandingkan dua atau lebih sumber data
yang akan diteliti
2. Metode analisis (lapangan)
metode eksperimen di laboratorium
metode sensus angket
metode survai wawancara
metode studi kasus sampel atau perbandingan data
Teknik analisis meliputi: (1) analisis kuantitatif, (2) analisis kualitatif.
f. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ialah objek penelitian atau tempat penelitiandilaksanakan.
Lamanya penelitian dapat dilakukan dengan membuat rencana atau jadwal
kegiatan penelitian.
g. Sumber Data
Suatu penelitian ilmiah harus menyajikan sekaligus memaparkan sumber data.
Sumber data ini merupakan bahan yang diteliti. Jika penelitian ini berasal dari
buku. Misalnya, novel, majalah, surat kabar, tabloid, identitas sumber data

ISMAIL RAHMAD DAULAY., M.Pd


tersebut harus dicantumkan. Jika sumber data itu banyak dan beragam, dapat
digunakan sample dan populasi. Dalam sampel dapat diambil satu contoh data
untuk dijadikan bahan percobaan atau perhitungan, sedangkan populasi
adalah kumpulan seluruh data yang akan diteliti.
2. Kajian Teori
Bab ini berisikan uraian tentang teori-teori yang relevan denganmasalah yang
dibahas atau diteliti. Bisa saja, penelitian-penelitianterdahulu dapat
melatarbelakangi penulis untuk melakukan penelitian selanjutnya. Dalam bab ini,
disertakan alasan-alasan yang logis. Dengan demikian, penulis dapat menolak,
menerima, mempertanyakan, atau menguatkan teori yang sudah ada. Teori yang
dijadikan acuan hendaknya kepustakaan atau hasil penelitian yang mutahir
dengan berusia 5 tahun kebelakang, tetapi apabila teori lama masih relevan,
pendapat tersebut masih bisa dipakai.
3. Objek Penelitian
Dalam bab ini, dijelaskan keadaan lokasi penelitian atau objek penelitian secara
singkat (bergantung pada kebutuhan penelitian). Hal hal yang perlu dijelaskan
dalam bab ini yaitu (a) sejarah objek penelitian, (b) struktruk organisasi, dan (c)
kegiatan objek penelitian.
4. Pembahasan (Analisis Data)
Bab pembahasan data merupakan bab yang paling penting dalam penulisan
karya ilmiah karena dalam bab ini dilakukan kegiatan analisis data, sintetis
pembahasan, interpretasi penulis, pemecahan masalah, dan penemuan pendapat
baru yang diformulakan (bila ada). Bab ini juga merupakan analisis atas
pembatasan masalah dan tujuan penelitian yang telah disebutkan pada bab
pendahuluan. Oleh karena itu, pembahasan ini harus konsisten dan relevan
dengan bagian sebelumnya.
5. Penutup
Bab penutup meliputi dua bagian yaitu simpulan dan saran.
a. Simpulan
Bab ini berisikan simpulan yang diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan.
Simpulan ini adalah uraian seluruh analisis, interpretasi, dan temuan mutahir yang
telah dilakukan pada bab analisis. Simpulan dapat pula dikatakan rangkuman
atau analisis data. Simpulan ini pun merupakan jawaban atas pembatasan
masalah dan tujuan penelitian.

ISMAIL RAHMAD DAULAY., M.Pd


b. Saran
Saran merupakan rekomendasi atas hasil penelitian untuk menindaklanjuti
penelitian selanjutnya. Saran dapat ditujukan kepada penulis lain atau pembaca
untuk mngambil kebijakan selanjutnya.
(c) Bagian Akhir
Bagian akhir atau kelengkapan akhir meliputi daftar pustaka, daftar kamus, daftar
riwayat hidup, dan lampiran.
1. Daftar Pustaka
Salah satu yang harus ada (mutlak) dalam penulisan karangan ilmiah adalah
adanya sumber acuan dan daftar pustaka. Dengan adanya daftar pustaka,
pembaca bisa mengetahui sumber acuan yang menjadi landasan dalam
pengkajian.
Catatan: Teknik dan cara penulisan daftar pustaka akan dibahas pada bab
selanjutnya.
2. Daftar Kamus
Daftar kamus harus dibedakan dengan daftar pustaka.
3. Daftar Riwayat Hidup
Daftar riwayat hidup berisikan biodata penulis yang lengkap mulai nama sampai
dengan pendidikan dan pengalaman kerja.

4. Lampiran
Lampiran berisikan hal-hal yang mendukung penulisan karangan ilmiah. Isi
lampiran bergantung pada kebutuhan penulisan, misalnya,
a. Acuan wawancara,
b. Angket
c. Surat izin penelitian,
d. Indeks, dan
e. Data penelitian

ISMAIL RAHMAD DAULAY., M.Pd


ISMAIL RAHMAD DAULAY., M.Pd

Anda mungkin juga menyukai