Anda di halaman 1dari 12

DISUSUN OLEH :

1. Muhammad Padilah
( 2102026007 )
2. Muhammad Syahril
Suharti ( 2102026012 )
3. Muhammad Rayhan
Syahandra
(2102026015 )
4. Nur Awalya Ramadhanti
( 2102026017 )
5. Rizky Yuni Nur Hasanah
( 2102026018 )
6. Rizdki Pangestu Tegar

AKHLAK DAN Tam Tama (2102026026


)
7. Muhammad Fajar
( 2102026051 )

AKTUALISASINYA MAKALAH INI DISUSUN


UNTUK MEMENUHI TUGAS
:

DALAM KEHIDUPAN Dosen Pembimbing : Rais


Abdullah LC. MA

Pendidikan Agama Islam

UNIVERSITAS MULAWARMAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN
SAMARINDA
2021/2022
Daftar Isi

Daftar Isi...................................................................................................................................1
A. Definisi Akhlak...................................................................................................................3
Perbedaan Akhlak, moral, dan etika..........................................................................................3
Berdasarkan Tolak Ukur............................................................................................................4
Berdasarkan Sifat.......................................................................................................................4
B. Kedudukan Akhlak dalam Agama Islam............................................................................4
C. Karakteristik Akhlak...........................................................................................................5
Karakteristik Akhlak Islam....................................................................................................5
1. Akhlak Rabbaniyah.............................................................................................................5
2. Akhlak Insaniyah................................................................................................................5
3. Akhlak Jam’iyah.................................................................................................................6
4. Akhlak Wasithiyah.............................................................................................................6
5. Akhlak Waqi’iyah...............................................................................................................6
D. Faktor-Faktor Pembentukan Akhlak...................................................................................7
a. Menurut aliran nativisme........................................................................................................7
b. Menurut aliran empirisme......................................................................................................7
c. Menurut aliran konvergensi....................................................................................................7
Faktor yang Memengaruhi Pembentukan Akhlak......................................................................8
A. FAKTOR INTERNAL.........................................................................................................8
•Faktor insting (naluri)...............................................................................................................8
•kehendak...................................................................................................................................8
•Faktor keturunan.......................................................................................................................8
B. FAKTOR EKSTERNAL.......................................................................................................9
•Adat kebiasaan..........................................................................................................................9
•Faktor lingkungan.....................................................................................................................9
•Pendidikan................................................................................................................................9
E. Aktualisasi Akhlak Dalam Berbagai Bidang Kehidupan.................................................10
1) Akhlak kepada Allah...........................................................................................................10
2) Akhlak terhadap Rasulullah.................................................................................................10
3) Akhlak terhadap diri sendiri................................................................................................10
4) Akhlak terhadap keluarga....................................................................................................10
5) Akhlak terhadap sesama manusia........................................................................................11

1|Page
6) Akhlak terhadap sesama makhluk.......................................................................................11

2|Page
A. Definisi Akhlak
Akhlak dalam Bahasa Arab berasal dari kata khuluk yang berarti tingkah laku, perangai, atau
tabiat. Secara terminology, akhlak adalah tingkah laku seseorang yang didorong oleh sesuatu
keinginan secara mendasar untuk melakukan suatu perbuatan.
Sementara itu, menurut Imam Al Ghazali, akhlak merupakan tingkah laku yang melekat pada
diri seseorang yang dapat memicu perbuatan baik tanpa mempertimbangkan pikiran terlebih
dahulu. Akhlak merupakan sebuah system yang mengatur tindakan dan pola sikap manusia
dalam menjalani kehidupan sehari hari. Dalam ajaran agama Islam, system nilai tersebut
merupakan sumber ijtihad sebagai salah satu metode berfikir secara islami. Akhlak memicu
terjadinya tindakan dan hubungan antara Allah, sesame manusia, dan alam semesta.
Menurut Imam Al Ghazali, akhlak merupakan salah satu sifat yang tertanam dalam jiwa
manusia yang dapat menimbulkan suatu perbuatan yang mudah dilakukan tanpa adanya
pertimbangan pemikiran lagi. Sementara itu, Muslim Nurdin mengatakan bahwa aakhlak
adalah sebuah system nilai yang mengatur tindakan manusia yang ada dimuka bumi.
Adapun pengertian akhlak menurut Muslim Nurdin dibagi menjadi dua sudut pandang, yaitu
Suluq Azzahriah dan Bataniah. Sulluq Azzarhriah merupakan suatu sudut pandang yang
memperlihatkan hal hal yang tampak di dalam diri seperti tutur kata, tingkah laku, dan watak.
Sementara itu menurut sudut pandang Bataniah, akhlak adalah ilmu yang membahas berbagai
masalah yang dihadapi manusia terkait dengan hal hal yang bersifat kejiwaan.

Perbedaan Akhlak, moral, dan etika


Moral, etika, dan akhlak memiliki pengertian yang sangat berbeda. Moral berasal dari Bahasa
latin yaitu “mos” yang berarti adat istiadat yang menjadi dasar untuk mengukur apakah
perbuatan seseorang baik atau buruk. Dapat dikatan baik buruk suatu perbuatan secara moral,
bersifat local. Sedangkan akhlak adalah tingkah laku baik, buruk, salah benar, penilaian ini
dipandang dari sudut hukum yang ada didalam ajaran agama. Perbedaan dengan etika, yakni
etika adalah ilmu yang membahas tentang moralitas atau tentang manusia sejauh berkaitan
dengan moralitas. Etika terdiri dari tiga pendekatan, yaitu etika deskriptif, etika normative,
dan mataetika. Kaidah etika yang biasa dimunculkan dalam etika deskriptif adalah adat
kebiasaan, anggapan anggapan tentang baik atau buruk, tindakan tindakan yang
diperbolehkan dan tidak diperbolehkan. Sedangkan kaidah yang sering muncul di etika
normative, yaitu hati Nurani, kebebasan dan tanggung jawab, nilai dan norma serta hak dan
kewajiban. Selanjutnya yang termasuk kaidah mataetika adalah ucapan ucapan yang
dikatakan pada bidang moralitas.
Dari penjelasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa etika adalah ilmu, moral adalah
ajaran, dan akhlak adalah tingkah laku manusia.

3|Page
Dari Seginya di bagi menjadi 2 bagian yaitu : berdasarkan tolak ukur dan berdasarkan sifat

Berdasarkan Tolak Ukur


o Akhlak tolak ukurnya al-qur’an dan As Sunnah
o Etika tolak ukurnya pikiran atau akal
o Moral tolak ukurnya norma hidup yang ada di masyarakat berupa adat atau aturan tertentu.

Berdasarkan Sifat
o Etika bersifat teori
o Akhlak dan Moral bersifat praktis

B. Kedudukan Akhlak dalam Agama Islam

Akhlak mempunyai kedudukan yang tertinggi daalm kehidupan manusia-asas kepada


Kebangkitan dan kemuliaan Nabi Muhammad SAW yang membawa manusia kepada
kehidupan yang bertamadun.

Akhlak meningkatkan cara hidup/gaya hidup seseorang manusia melalui tingkah laku yang
sopan, pemakanan, menjaga kebersihan dll. Akhlak juga mengangkat derajat keimanan
seseorang manusia. Surah Ar-ra’d ayat 12.

Karena akhlak merupakan suatu keadaan yang melekat di dalam jiwa, maka suatu perbuatan
baru disebut akhlak kalau memenuhi beberapa syarat. (1) Perbuatan itu dilakukan secara
berulang-ulang. Bila dilakukan sesekali saja, maka tidak dapat disebut akhlak. (2) Perbuatan
itu timbul dengan mudah tanpa dipikirkan atau diteliti lebih dulu sehingga benar-benar telah
menjadi suatu kebiasaan.

Akhlak menempati posisi yang sangat penting dalam Islam, sehingga setiap aspek dari ajaran
agama ini selalu berorientasi pada pembentukan dan pembinaan akhlak yang mulia, yang
disebut akhlaqul karimah. Hal ini antara lain tercantum dalam hadis Rasulullah SAW,
“Sesungguhnya saya diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.” (HR Ahmad,
Baihaki, dan Malik).

Akhlak memiliki kedudukan yang sangat penting dalam Islam, dikarenakan ruang lingkup
Islam, tidak bisa lepas dari tiga komponen, yaitu akidah, syariat dan akhlak.

Sedangkan akhlak merupakan sikap dari setiap manusia yang dilakukan demi kesempurnaan
akidah dan syariah atau ibadahnya.

4|Page
 Ciri-ciri akhlak Islam adalah, (1)kebaikannya bersifat mutlak (al-khairiyyah al-mutlaqah),
(2) menyeluruh (as-salahiyyah al-‘ammah), yaitu kebaikan yang terkandung di dalamnya
merupakan kebaikan untuk seluruh umat manusia di segala zaman dan semua tempat, (3)
tetap, langgeng, dan mantap, (4) merupakan kewajiban yang harus dipatuhi (al-ilzam al-
mustajab) yaitu kebaikan yang terkandung dalam akhlak Islam merupakan hukum yang harus
dilaksanakan sehingga ada sanksi hukum tertentu bagi orang yang tidak melaksanakannya,
dan (5) pengawasan yang menyeluruh (ar-raqabah al-muhitah).

Karena akhlak Alquran bersumber dari Tuhan, maka pengaruhnya lebih kuat dari akhlak
ciptaan manusia. Seseorang tidak akan berani melanggarnya, dan harus bertobat bagi yang
melakukannya. Inilah mengapa disebut agama merupakan pengawas yang kuat. Pengawas
lainnya adalah hati nurani yang hidup didasarkan pada agama dan akal sehat yang dibimbing
oleh agama.

C. Karakteristik Akhlak

Karakteristik Akhlak Islam

1. Akhlak Rabbaniyah
Akhlak Rabbaniyyah memiliki pengertian bahwasanya wahyu Illahi merupakan sumber
rujukan ) ajaran akhlak. Hal ini tidak berarti mengandung kontradiksi dengan pendapat akal
sehat, karena kebaikan yang diajarkan oleh wahyu adalah kebaikan menurut akal dan yang
diajarkan sebagai keburukan menurut wahyu adalah keburukan akal.

2. Akhlak Insaniyah
Akhlak Insaniyyah mengandung pengertian bahwa tuntunan fitrah dan eksistensi manusia
sebagai makhluk yang bermartabat, sesuai dan ditetapkan oleh ajaran akhlak. Kecenderungan
manusia kepada hal-hal yang positif dan ketetapan akal tentang kebaikan,Orientasi akhlak
insaniyah ini, tidak terbatas pada perikemanusiaan yang menghargai nilai-nilai kemanusiaan
secara umum, tetapi  juga mencakup kepada perikemakhlukan, dalam pengertian
menanamkan rasa cinta terhadap semua makhluk Allah.

5|Page
3. Akhlak Jam’iyah
Akhlak Jam’iyah mempunyai arti bahwa kebaikan yang terkandung di dalammya sesuai
dengan kemanusiaan yang universal, kebaikanya untuk seluruh umat manusia di segala
zaman dan di semua tempat, mencakup semua aspek kehidupan baik yang berdimensi
vertikal maupun yang berdimensi horizontal.

4. Akhlak Wasithiyah
Akhlak wasithiyah berarti ajaran akhlak itu menitikberatkan  keseimbangan antara rohani dan
jasmani, keseimbangan antara dunia dan akhirat, dan seterusnya. Allah SWT. dalam firman-
Nya mengilustrasikan tentang dua kelompok manusia yang memiliki sifat saling berlawanan.
Kelompok pertama hanya meprioritaskan kehidupan dunianya, dengan sekuat tenaga
berusaha memenuhi tuntutan-tuntutan hedonistiknya. Sedangkan kelompok kedua berusaha
menyeimbangkan kepentingan hidupnya di dunia dan di akhirat serta merasa takut akan siksa
neraka. Kelompok prtama akan mendapatkan ke duniawinya, namun di akhirat tidak akan
mendapatkan apa-apa, sedangkan kelompok yang kedua benar-benar akan mendapatkan
kebahagiaan dunia dan akhirat.

5. Akhlak Waqi’iyah
Akhlak waqi’iyah mengandung pengertian bahwasanya ajaran akhlak memperhatikan
kenyataan hidup manusia didasari oleh kenyataan, bahwasanya manusia itu disamping
memiliki kualitas-kualitas unggul, juga memiliki sejumlah kelemahan. Firman Allah berikut
memperjelas kondisi objektif manusia paling mendasar : “ Dan jiwa serta penyempurnaan
(ciptaannya),maka Allah mengilhamkan.

6|Page
D. Faktor-Faktor Pembentukan Akhlak

Untuk menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan akhlak pada khususnya


dan pendidikan pada umumnya,ada 3 (tiga) aliran yang sangat popular, yaitu aliran nativisme,
aliran empirisme, dan aliran konvergensi.

a. Menurut aliran nativisme


Aliran ini dipelopori oleh Schopenhauer, seorang anak dilahirkan dengan pembawaan baik
dan buruk. Menurut aliran ini faktor yang paling berpengaruh terhadap diri seseorang adalah
faktor bawaan dari dalam yang bentuknya dapat berupa kecenderungan, bakat, dan akal. Jika
seorang telah memiliki bawaan kepada yang baik maka dengan sendirinya orang tersebut
lebih baik. Aliran ini begitu yakin terhadap potensi batin dan tampak kurang menghargai
peranan pembinaan dan pendidikan.

b. Menurut aliran empirisme


Aliran ini dipelopori oleh John Lock, dengan teori “Tabulae Rasae” (kertas putih), yang
menyebutkan bahwa manusia lahir dengan jiwa yang kosong dari kemampuan (potensi) dasar
yang diumpamakan seperti kertas putih yang putih bersih. Menurut aliran ini faktor yang
paling berpengaruhi terhadap pembentukan diri seorang adalah faktor dari luar, yaitu
pengalaman, termasuk lingkungan sosial serta pembinaan dan pendidikan yang diberikan.
Jika pendidikan dan pembinaan yang diberikan kepada anak itu baik maka anakpun menjadi
baik, demikian jika sebaliknya. Aliran ini begitu percaya kepada peranan yang dilakukan oleh
dunia pendidikan dan pengajaran. Teori ini berpendapat bahwa pengaruh dalam diri (internal)
tidak berdaya sama sekali.

c. Menurut aliran konvergensi


Pelopor utama aliran ini adalah William Stern. Menurut aliran ini faktor yang paling
mempengaruhi pembentukan akhlak yakni faktor internal (pembawaan) dan faktor dari luar
(lingkungan sosial). Keduanya berproses secara interaksional (saling mempengaruhi).
Lingkungan yang baik akan dapat menunjang kemempauan dasar yang dimiliki seseorang,
tidak bisa jika lingkungan baik namun kemampuan individunya kurang baik.

7|Page
Faktor yang Memengaruhi Pembentukan Akhlak

Pembentukan akhlak adalah suatu proses dinamis di dalam diri yang terus menerus dilakukan
terhadap sistem fisik dan mental, sehingga terbentuk pola penyesuaian diri yang unik atau
khas pada setiap orang terhadap diri sendiri, orang lain, dan lingkungannya.
Adapun faktor-faktor yang memengaruhi terbentuknya akhlak seseorang, yaitu :

A. FAKTOR INTERNAL

•Faktor insting (naluri)


Insting (naluri) adalah pola perilaku yang tidak dipelajari, mekanisme yang dianggap ada
sejak lahir dan juga muncul pada setiap makhluk. Sebagian ahli berpendapat bahwa akhlak
tidak perlu dibentuk karena akhlak adalah insting yang dibawa manusia sejak lahir. Para
psikolog juga menjelaskan bahwa insting (naluri) berfungsi sebagai motivator atau penggerak
yang mendorong lahirnya tingkah laku. Setiap perbuatan manusia lahir dari suatu kehendak
yang diperagakan oleh naluri atau insting.

•kehendak
Kehendak adalah faktor yang menggerakkan manusia untuk berbuat dengan sungguh
sungguh. Dalam perilaku manusia, kehendaklah yang mendorong manusia untuk berusaha
dan bekerja, tanpa kehendak semua ide, keyakinan, kepercayaan, pengetahuan menjadi pasif
dan tidak ada arti bagi hidupnya. Dari kehendak manusia akan menentukan akan bertingkah
laku baik atau buruk.

•Faktor keturunan
Faktor keturunan secara langsung atau tidak langsung sangat memengaruhi bentukan sikap
dan tingkah laku seseorang. Sifat-sifat asasi anak merupakan sifat-sifat asasi orang tuanya.
Sifat yang diturunkan oleh orang tua bukanlah sifat yang dimiliki yang tumbuh dengan
matang karena pengaruh lingkungan, adat dan pendidikan, melainkan sifat bawaan sejak
lahir.

8|Page
B. FAKTOR EKSTERNAL

•Adat kebiasaan
Adat atau kebiasaan adalah setiap tindakan dan perbuatan seseorang yang dilakukan secara
berulang-ulang dalam bentuk yang sama sehingga menjadi kebiasaan. Perbuatan yang telah
menjadi adat kebiasaan, tidak cukup hanya diulang-ulang saja, tetapi harus disertai kesukaan
dan kecenderungan hati terhadapnya. Jadi, terbentuknya kebiasaan itu, adalah karena adanya
kecenderungan hati yang diiringi perbuatan.

•Faktor lingkungan
Lingkungan pergaulan sangat besar pengaruhnya terhadap pembentuka akhlak seseorang.
Manusia selalu berhubungan dengan manusia ainnya, itulah sebabnya manusia harus bergaul.
Oleh karena itu, dalam pergaulan akan saling memengaruhi seseorang dalam berpikir dan
bertingkah laku. Jika kondisi lingkungan tidak baik maka tingkah laku seseorang akan
cenderung tidak baik juga.

•Pendidikan
Pendidikan memiliki andil yang besar pengaruhnya dalam pembentukan akhlak manusia,
berbagai ilmu diperkenankan agar seseorang memahaminya dan dapat melakukan sesuatu
perubahan pada dirinya. Pendidikan adalah usaha mengarahkan potensi hidup manusia yang
berupa kemampuan-kemampuan dasar dan kemampuan belajar sehingga terjadilah perubahan
di dalam kehidupan pribadinya. Jika pendidikan dan pengajaran akhlak yang diberikan
kepada anak itu baik, maka dapat menjadikan anak berperingai baik. Demikian juga
sebaliknya.

9|Page
E. Aktualisasi Akhlak Dalam Berbagai Bidang Kehidupan

Akhlak merupakan ilmu yang menentukan batas antara baik dan buruk, terpuji atau tercela
menyangkut perilaku manusia yang meliputi perkataan, pikiran dan perbuatan manusia lahir
maupun batin. Aktualisasi akhlak adalah bagaimana seseorang dapat mengimplementasikan
iman yang dimilikinya dengan mengaplikasikan seluruh ajaran Islam dalam setiap tingkah
laku sehari-hari, dan akhlak yang seharusnya diaktualisasikan dalam kehidupan seorang
muslim adalah:

1) Akhlak kepada Allah


- Mentauhidkan Allah dan tidak syirik kepada Allah, beriman kepada Allah dan hanya
menyembah Allah tidak menduakan Allah.
Contoh : menyembah pohon, berhala.
- Berdzikir kepada Allah, memohon ampunan-Nya karena kita manusia pasti melakukan
kesalahan.
Contoh : kita merasa paling benar dibandingkan orang lain.

2) Akhlak terhadap Rasulullah


-Mengikuti dan menjalankan Sunnah Rasul.
Contoh: mengaji, datang ke pengajian.
- Bersholawat kepada Rasul, karena memang sudah kewajiban yang diberikan Allah kepada
umatnya untuk senantiasa bersholawat kepada Rasul agar kita bisa mendapatkan syafaatnya
kelak baik di dunia maupun di akhirat.

3) Akhlak terhadap diri sendiri


- Sikap sabar, kita harus selalu sabar dalam keadaan apapun dan bersikap sabar dapat
menaikkan derajat manusia.
- Sikap syukur, kita harus selalu bersyukur atas segala hal yang telah Allah berikan kepada
kita.

4) Akhlak terhadap keluarga


- Mendidik keluarga agar menjadi keluarga yang baik.
Contoh: orang tua mengajari anaknya tata cara sholat dan mengaji
- Memelihara keturunan, artinya kita harus menghindarkan anak atau keturunan kita dari hal
yang tidak baik. Karena keturunan merupakan penerus kita kelak.

10 | P a g e
5) Akhlak terhadap sesama manusia
- Menjalin persaudaraan
- Saling tolong menolong, jika ada orang yang kesusahan kita wajib membantu sebisa kita
- Menepati janji, merupakan sebagian dari iman.

6) Akhlak terhadap sesama makhluk


- Memanfaatkan alam, bukan berarti
menghabiskan semua yang ada di alam.
Contoh: adanya tanah diolah agar bisa
menjadi lahan pertanian.
- Menjaga alam, tidak merusak alam. Contoh: tidak membakar hutan, tidak menebang pohon
sembarangan.

11 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai