Makalah Presentasi PPD
Makalah Presentasi PPD
Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perkembangan Perserta Didik
Disusun oleh :
2023
i
MAKALAH
Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perkembangan Perserta Didik
Disusun oleh :
2023
ii
KATA PENGANTAR
Dengan puji syukur atas kehadiran Allah Subhanaallahu wata’ala atas rahmat nya kami
ucapkan puji syukur atas kehadirannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
tengtang “Periode Pada Masa Usia Lanjut” ini dalam tepat waktu. Makalah ini telah dibuat
dengan bantuan dari berbagai pihak untuk menyelesaikan tantangan dan hambatan selama
Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Miratul Chaeroh, M.Pd.,
selaku dosen pengampu dan kepada teman-teman mahasiswa yang telah memberikan
konstribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan makalah ini.
Demikian, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................... 3
DAFTAR PUSTAKA
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Menurut Efendi dan Makhfudli mengatakan, Masa lanjut usia (lansia) merupakan masa
paling akhir dari siklus kehidupan manusia. Seseorang dikatakan lanjut usia apabila berusia
65 tahun ke atas. Lansia bukan suatu penyakit, namun merupakan tahap lanjut dari suatu
proses kehidupan yang ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi
dengan stres lingkungan. Menurut World Health Organitation (WHO) memperkirakan tahun
2025 jumlah lansia di seluruh dunia akan mencapai 1,2 miliar orang yang akan terus
bertambah hingga 2 miliar orang di tahun 2050. Data WHO memperkirakan 75% populasi
lansia di dunia pada tahun 2025 berada di Negara berkembang (WHO, 2016). Hasil sensus
penduduk tahun 2010 menunjukkan bahwa Indonesia termasuk 5 besar Negara dengan
jumlah penduduk lansia terbanyak di dunia. Pada tahun 2010 jumlah lansia di Indonesia
mencapai 1,8 juta orang. Sementara itu data Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS)
Badan Pusat Statistik (BPS) 2015 menunjukkan lansia di Indonesia sebesar 7,56 % dari total
penduduk Indonesia. Menurut data tersebut sebagian besar lansia di Indonesia berjenis
memperkirakan pada tahun 2050 akan ada 80 juta lansia di Indonesia dengan komposisi usia
60-69 tahun berjumlah 35,8 juta, usia 70-79 tahun berjumlah 21,4 juta dan 80 tahun ke atas
Proses Menua pada lansia adalah suatu proses menurunnya secara perlahan kemampuan
jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti diri dan mempertahankan struktur dan
fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan
memperbaiki kerusakan yang diderita Menua senantiasa disertai dengan perubahan di semua
sistem didalam tubuh manusia. Perubahan di semua sistem di dalam tubuh manusia tersebut
1
salah satu misalnya terdapat pada sistem saraf. Perubahan tersebut dapat mengakibatkan
terjadinya penurunan dari fungsi kerja otak. Berat otak pada lansia umumnya menurun 10-
Memasuki periode lansia tentunya selalu diwarnai dengan penurunan atau hilangnya berbagai
fungsi yang dimiliki yang dapat menyebabkan lansia menjadi ketergantungan yang cukup
melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri. Aktivitas yang dapat dilakukan lansia sehari-
hari yaitu makan, mandi, berpindah, ke kamar mandi, kontinen, dan berpakaian. 3 Timbulnya
ketergantungan dalam melakukan aktivitas sehari-hari pada lansia dapat disebabkan oleh
beberapa penyebab seperti gangguan fungsi kognitif seperti mudah lupa dan tidak mengingat
1.3. Tujuan
1.4. Manfaat
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi lansia mengenai pentingnya
2
BAB II
PEMBAHASAN
Usia lanjut merupakan istilah tahap akhir dari proses penuaan. Semua orang akan mengalami
proses menjadi tua, dan masa tua merupakan masa hidup manusia yang terakhir, dimana pada
masa ini seseorang mengalami kemunduran fisik, mental dan sosial sedikit demi sedikit
sehingga tidak dapat melakukan tugasnya sehari-hari lagi. Tahap usia lanjut adalah tahap di
mana terjadi penuaan dan penurunan, yang penurunannya lebih jelas dan lebih dapat
diperhatikan dari pada tahap usia baya. Dalam hal ini tugas perkembangan pada masa usia
keluarga.
Proses menua adalah proses alami yang disertai adanya penurunan kondisi fisik, psikologis,
dan sosial yang saling berinteraksi satu sama lain. Berikut adalah beberapa penurunan dan
Dalam hal fisik, lansia mengalami penurunan kondisi fisik berlipat ganda. Agar dapat
tetap menjaga kondisi fisik yang sehat, lansia perlu menyelaraskan kebutuhan fisik
dengan kondisi psikologis maupun sosial. Untuk itu harus ada usaha untuk
3
mengurangi kegiatan bersifat fisik. Selain itu, harus mampu pula mengatur cara
penurunan fungsi kognitif dan psikomotorik. Fungsi kognitif meliputi proses belajar,
perpesi, pemahaman, perhatian dan lain-lain. Hal ini menyebabkan reaksi dan
perilaku lansia menjadi lamban. Sementara itu fungsi psikomotorik meliputi hal-hal
Penurunan fungdi dan potensi seksual pada masa lansia seringkali berhubungan
metabolisme, misalnya diabetes militus, dan vaginanitis. Selain itu, ada pula faktor
psikologis. Diantaranya, rasa tabu atau malu bila mempertahankan kehidupan seksual,
sikap keluarga dan masyarakat yang kurang menunjang, kelelahan dan kebosanan.
Ketika seseorang mulai lanjut usia, ia juga mengalami perubahan aspek kepribadian.
1. tipe kepribadian konstruktif adalah tipe ini tidak meliki banyak gejolak, tenang
2. Tipe mandiri adalah pada tipe ini ada kecederungan mengalami power syndrome,
jika pada usia lansia tidak disi kegiatan yang berdampak pada dirinya.
3. Tipe kepribadian bermusuhan adalah pada tipe ini setelah memasukin lansia tetap
4
2.3 Perkembangan Fisik Pada Periode Lanjut usia
Penuaan terbagi atas penuaan primer (primary aging) dan penuaan sekunder (secondary
aging). Pada penuaan primer tubuh mulai melemah dan mengalami penurunan alamiah.
Sedangkan pada proses penuaan sekunder, terjadi proses penuaan karena faktor-faktor
mempengaruhi proses penuaan, misalnya cahaya ultraviolet serta gas karbindioksida yang
dapat menimbulkan katarak, ataupun suara yang sangat keras seperti pada stasiun kereta api
sehingga dapat menimbulkan berkurangnya kepekaan pendengaran. Selain hal yang telah
disebutkan di atas perilaku yang kurang sehat juga dapat mempengaruhi cepatnya proses
penuaan, seperti merokok yang dapat mengurangi fungsi organ pernapasan. Penuaan
membuat seseorang mengalami perubahan postur tubuh. Kepadatan tulang dapat berkurang,
tulang belakang dapat memadat sehingga membuat tulang punggung menjadi telihat pendek
atau melengkung. Perubahan ini dapat mengakibatkan kerapuhan tulang sehingga terjadi
osteoporosis, dan masalah ini merupakan hal yang sering dihadapi oleh para lansia.
Penuaan yang terlihat pada kulit di seluruh tubuh lansia, kulit menjadi semakin menebal dan
kendur atau semakin banyak keriput yang terjadi. Rambut yang menjadi putih juga
merupakan salah satu ciri-ciri yang menandai proses penuaan. Kulit yang menua menjadi
menebal, lebih terlihat pucat dan kurang bersinar. Perubahan-perubahan yang terjadi dalam
lapisan konektif ini dapat mengurangi kekuatan dan elasitas kulit, sehingga para lansia ini
menjadi lebih rentan untuk terjadinya pendarahan di bawah kulit yang mengakibatkan kulit
mejadi tampak biru dan memar. Dengan berkurangnya lapisan lemak resiko yang dihadapi
oleh lansia menjadi lebih rentan untuk mengalami cedera kulit. Penuaan juga mengubah
sistim saraf. Orang lanjut usia juga memiliki berbagai resiko pada sitem saraf, misalnya
berbagai jenis infeksi yang diderita oleh seorang lansia juga dapat mempengaruhi proses
berfikir ataupun perilaku. Penyebab lain yang menyebabkan kesulitan sesaat dalam proses
5
berfikir dan perilaku adalah gangguan regulasi glukosa dan metabolisme lansia yang
Perubahan signifikan dalam ingatan, berfikir atau perilakuan dapat mempengaruhi gaya hidup
seorang lansia. Ketika terjadi degenerasi saraf, alat-alat indra dapat terpengaruh. Refleks
dapat berkurang atau hilang. Alat-alat indra persebtual juga mengalami penuaan sejalan
dengan perjalanan usia. Alat-alat indra menjadi kuranng tajam, dan orang dapat mengalami
kesulitan dalam membedakan sesuatu yang lebih detail, misalnya ketika seorang lansia di
suruh untuk membaca koran maka orang ini akan mengalami kesulitan untuk membacanya,
sehingga dibutuhkan alat bantu untuk membaca berupa kacamata. Perubahan alat sensorik
memiliki dampak yang besar pada gaya hidup sesorang. Seseorang dapat mengalami masalah
dengan komunikasi, aktifitas, atau bahkan interaksi sosial. Pendengaran dan pengelihatan
merupakan indra yang paling banyak mengalami perubahan, sejalan dengan proses penuaan
indra pendengaran mulai memburuk. Gendang telinga menebal sehingga tulang dalam telinga
dan stuktur yang lainya menjadi terpengaruh. Ketajaman pendengaran dapat berkurang
karena terjadi perubahan saraf audiotorik. Kerusakan indra pendengaran ini juga dapat terjadi
karena perubahan pada lilin telinga yang biasa terjadi seiring bertambahnya usia. Struktur
mata juga berubah karena penuaan. Mata memproduksi lebih sedikit air mata, sehingga dapat
membuat mata menjadi kering. Kornea menjadi kurang sensitive. Pada usia 60 tahun, pupil
mata berkurang sepertiga dari ukuran ketika berusia 20 tahun. Pupil dapat bereaksi lebih
lambat terhadap perubahan cahaya gelap ataupun terang. Lensa mata menjadi kuning, kurang
fleksibel, dan apabila memandang menjadi kabur dan kurang jelas. Bantalan lemak
pendukung berkurang, dan mata tenggelam ke kantung belakang. Otot mata menjadikan mata
kurang dapat berputar secara sempurna, cairan di dalam mata juga dapat berubah. Masalah
yang paling yang paling umum dialami oleh lansia adalah kesulitan untuk mengatur titik
fokus mata pada jarak tertentu sehingga pandangan menjdi kurang jelas. Perubahan fisik
6
pada lansia lebih banyak ditekankan pada alat indera dan sistem saraf mereka. Sistem
pendengaran, penglihatan sangat nyata sekali perubahan penurunan keberfungsian alat indera
tersebut. Sedangkan pada sistem sarafnya adalah mulai menurunnya pemberian respon dari
stimulus yang diberikan oleh lingkungan. Pada lansia juga mengalami perubahan
keberfungsian organ-organ dan alat reproduksi baik pria ataupun wanita. Dari perubahan-
perubahan fisik yang nyata dapat dilihat membuat lansia merasa minder atau kurang percaya
diri jika harus berinteraksi dengan lingkungannya. Dari penjelasan di atas dapat di tarik
kesimpulan berkenaan dengan cirri-ciri fisik lansia yaitu sebagi berikut (1) postur tubuh
lansia mulai berubah bengkok (bungkuk),(2) kondisi kulit mulai kering dan keriput,(3) daya
ingat mulai menurun,(4) kondisi mata yang mulai rabun,(5) pendengaran yang berkurang.
kemunduran kemampuan mental merupakan bagian dari proses penuaan organisme sacara
umum, hampir sebagian besar penelitian menunjukan bahwa setelah mencapai puncak pada
usia antara 45-55 tahun, kebanyakan kemampuan seseorang secara terus menerus mengalami
penurunan, hal ini juga berlaku pada seorang lansia. Ketika lansia memperlihatkan
dengan masalah pekerjaan, dan dimungkinkan lebih sedikit menggunakan memori atau
bahkan kurang termotivasi untuk mengingat beberpa hal, jelas akan mengalami kemunduran
memorinya. Penggunaan bermacam-macam strategi penghafalan bagi orang tua, tidak hanya
kekuatan memori pada lansia tersebut. Kemerosotan intelektual lansia ini pada umumnya
merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindarkan, disebabkan berbagai faktor, seperti
penyakit, kecemasan atau depresi. Tatapi kemampuan intelektual lansia tersebut pada
7
dasarnya dapat dipertahankan. Salah satu faktor untuk dapat mempertahankan kondisi
tersebut salah satunya adalah dengan menyediakan lingkungan yang dapat merangsang
kepikunan. Permasalahan yang hadapi oleh lansia yang terkait dengan masalah pekembangan
kognitif, ini dapat disimpulkan bahwa pada lansia mulai melemahnya daya ingat terhadap
sesuatu hal (pikun) dan sulit untuk bersosialisasi dengan masyarakat di sekitar.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan kajian pustaka yang telah penyusun temukan mengenai masa lanjut usia, maka
1. Pada Usia 65 tahun seseorang dianggap telah memasuki masa lansia atau lanjut usia.
Usia tua dipandang sebagai masa kemunduran, masa kelemahan manusiawi dan sosial
2. Orang yang memasuki usia lanjut (lansia) memiliki ciri – ciri khas, diantaranya usia
lanjut merupakan periode kemunduran, orang lanjut usia memiliki status kelompok
minoritas, menua membutuhkan perubahan peran, dan penyesuaian yang buruk pada
lansia
3. Pada lansia biasanya mengalami kemunduran fisik, mental dan sosial sedikit demi
sedikit sehingga tidak dapat melakukan tugasnya sehari-hari lagi. Tahap usia lanjut
adalah tahap di mana terjadi penuaan dan penurunan, yang penururnanya lebih jelas
3.2 Saran
Setelah penyusun membuat makalah ini, penyusun menjadi tahu tentang perkembangan yang
terjadi pada lansia. Lansia adalah masa dimana seseorang mengalami kemunduran, dimana
fungsi tubuh kita sudah tidak optimal lagi. Oleh karena itu sebaiknya sejak muda kita
persiapkan dengan sebaik – sebaiknya masa tua kita. Gunakan masa muda dengan kegiatan
9
DAFTAR PUSTAKA
Lestari Puput, dkk. 2020. Makalah Dewasa Akhir. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Yudrik Jahja, Psikologi Perkembangan, Jakarta, Kencana Prenadamedia Group, 2019, hal.
246.