Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PERIODE MASA LANJUT USIA

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perkembangan Perserta Didik

Dosen Pengampu : Miratul Chaeroh, M Pd.

Disusun oleh :

1. hena safitri (23011024)


2. Fransisca Adelia prastica (23011022)
3. Wawan Setiawan (23011049)
4. Narita ally via (23011091)
5. RESTA DESTA ACEH YASA BILLAH (23011040)
6. MUHAMMAD RIZQI RAMA ANDIKA (23011034)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

STKIP MODERN NGAWI

2023

i
MAKALAH

PERIODE MASA LANJUT USIA

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perkembangan Perserta Didik

Dosen Pengampu : Miratul Chaeroh, M Pd.

Disusun oleh :

1. hena safitri (23011024)


2. Fransisca Adelia prastica (23011022)
3. Wawan Setiawan (23011049)
4. Narita ally via (23011091)
5. RESTA DESTA ACEH YASA BILLAH (23011040)
6. MUHAMMAD RIZQI RAMA ANDIKA (23011034)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

STKIP MODERN NGAWI

2023

ii
KATA PENGANTAR

Dengan puji syukur atas kehadiran Allah Subhanaallahu wata’ala atas rahmat nya kami

ucapkan puji syukur atas kehadirannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah

tengtang “Periode Pada Masa Usia Lanjut” ini dalam tepat waktu. Makalah ini telah dibuat

dengan bantuan dari berbagai pihak untuk menyelesaikan tantangan dan hambatan selama

mengerjakan makalah ini.

Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Miratul Chaeroh, M.Pd.,

selaku dosen pengampu dan kepada teman-teman mahasiswa yang telah memberikan

konstribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan makalah ini.

Demikian, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua.

Ngawi, 5 November 2023

Penulis

iii
DAFTAR ISI

Halaman judul .................................................................................................... ii

Kata pengantar ................................................................................................. iii

Daftar isi ........................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

1.1 Latar belakang .............................................................................................. 1

1.2 Rumusan masalah......................................................................................... 2

1.3 Tujuan .......................................................................................................... 2

1.4 Manfaat ........................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................... 3

2.1 Perkembangan Pada Masa Usia Lanjut ......................................................... 3

2.2 Kondisi Periode Lanjut Usia ......................................................................... 3

2.3 Perkembangan Fisik Pada Periode Lanjut usia .............................................. 5

2.4 Fungsi Kognitif Periode Lanjut Usia............................................................. 7

BAB III PENUTUP ........................................................................................... 9

3.1 Kesimpulan .................................................................................................. 9

3.2 Saran ............................................................................................................ 9

DAFTAR PUSTAKA

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Menurut Efendi dan Makhfudli mengatakan, Masa lanjut usia (lansia) merupakan masa

paling akhir dari siklus kehidupan manusia. Seseorang dikatakan lanjut usia apabila berusia

65 tahun ke atas. Lansia bukan suatu penyakit, namun merupakan tahap lanjut dari suatu

proses kehidupan yang ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi

dengan stres lingkungan. Menurut World Health Organitation (WHO) memperkirakan tahun

2025 jumlah lansia di seluruh dunia akan mencapai 1,2 miliar orang yang akan terus

bertambah hingga 2 miliar orang di tahun 2050. Data WHO memperkirakan 75% populasi

lansia di dunia pada tahun 2025 berada di Negara berkembang (WHO, 2016). Hasil sensus

penduduk tahun 2010 menunjukkan bahwa Indonesia termasuk 5 besar Negara dengan

jumlah penduduk lansia terbanyak di dunia. Pada tahun 2010 jumlah lansia di Indonesia

mencapai 1,8 juta orang. Sementara itu data Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS)

Badan Pusat Statistik (BPS) 2015 menunjukkan lansia di Indonesia sebesar 7,56 % dari total

penduduk Indonesia. Menurut data tersebut sebagian besar lansia di Indonesia berjenis

kelamin perempuan. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional 2 (BAPPENAS)

memperkirakan pada tahun 2050 akan ada 80 juta lansia di Indonesia dengan komposisi usia

60-69 tahun berjumlah 35,8 juta, usia 70-79 tahun berjumlah 21,4 juta dan 80 tahun ke atas

ada 11,8 juta.

Proses Menua pada lansia adalah suatu proses menurunnya secara perlahan kemampuan

jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti diri dan mempertahankan struktur dan

fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan

memperbaiki kerusakan yang diderita Menua senantiasa disertai dengan perubahan di semua

sistem didalam tubuh manusia. Perubahan di semua sistem di dalam tubuh manusia tersebut

1
salah satu misalnya terdapat pada sistem saraf. Perubahan tersebut dapat mengakibatkan

terjadinya penurunan dari fungsi kerja otak. Berat otak pada lansia umumnya menurun 10-

20%. Penurunan ini terjadi pada usia 30-70 tahun.

Memasuki periode lansia tentunya selalu diwarnai dengan penurunan atau hilangnya berbagai

fungsi yang dimiliki yang dapat menyebabkan lansia menjadi ketergantungan yang cukup

tinggi terhadap orang-orang yang disekitarnya, termasuk dalam memenuhi kebutuhan

aktivitas sehari-harinya. Kemandirian pada lansia dinilai dari kemampuannya untuk

melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri. Aktivitas yang dapat dilakukan lansia sehari-

hari yaitu makan, mandi, berpindah, ke kamar mandi, kontinen, dan berpakaian. 3 Timbulnya

ketergantungan dalam melakukan aktivitas sehari-hari pada lansia dapat disebabkan oleh

beberapa penyebab seperti gangguan fungsi kognitif seperti mudah lupa dan tidak mengingat

dengan kegiatan yang sudah dilakukan sebelumnya.

1.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana tugas perkembangan masa usia lanjut?

2. Bagiamana kondisi periode lanjut usia?

3. Bagaimana kondisi fisik pada periode masa usia lanjut?

4. Bagaimana fungsi kognitif pada periode usia lanjut?

1.3. Tujuan

1. Untuk mengetahui tugas perkembangan masa usia lanjut.

2. Untuk mengetahui kondisi periode lanjut usia

3. Untuk mengetahui kondisi fisik pada periode masa usia lanjut.

4. Untuk mengetahui fungsi kognitif pada periode usia lanjut.

1.4. Manfaat

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi lansia mengenai pentingnya

fungsi kognitif lansia dengan tingkat kemandirian lansia.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Tugas Perkembangan Pada masa Usia Lanjut

Usia lanjut merupakan istilah tahap akhir dari proses penuaan. Semua orang akan mengalami

proses menjadi tua, dan masa tua merupakan masa hidup manusia yang terakhir, dimana pada

masa ini seseorang mengalami kemunduran fisik, mental dan sosial sedikit demi sedikit

sehingga tidak dapat melakukan tugasnya sehari-hari lagi. Tahap usia lanjut adalah tahap di

mana terjadi penuaan dan penurunan, yang penurunannya lebih jelas dan lebih dapat

diperhatikan dari pada tahap usia baya. Dalam hal ini tugas perkembangan pada masa usia

lanjut sebagai berikut adalah :

1. Menyesuaikan diri dengan menurunnya kekuatan fisik dan kesehatan.

2. Menyesuaikan diri dengan masa pensiun dan berkurangnya income (penghasilan)

keluarga.

3. Menyesuaikan diri dengan kematian pasangan hidup.

4. Membentuk hubungan dengan orang-orang yang seusia.

5. Membentuk pengaturan kehidupan fisik yang memuaskan.

2.2 Kondisi Periode Lanjut Usia

Proses menua adalah proses alami yang disertai adanya penurunan kondisi fisik, psikologis,

dan sosial yang saling berinteraksi satu sama lain. Berikut adalah beberapa penurunan dan

perubahan dalam fungsi-fungsi tersebut :

1. Penurunan kondisi fisik

Dalam hal fisik, lansia mengalami penurunan kondisi fisik berlipat ganda. Agar dapat

tetap menjaga kondisi fisik yang sehat, lansia perlu menyelaraskan kebutuhan fisik

dengan kondisi psikologis maupun sosial. Untuk itu harus ada usaha untuk

3
mengurangi kegiatan bersifat fisik. Selain itu, harus mampu pula mengatur cara

hidunya dengan lebih baik.

2. Penurunan fungsi kognitif dan psikomotorik

Pada umumnya setelah seseorang memasuki masa lansia, maka ia mengalami

penurunan fungsi kognitif dan psikomotorik. Fungsi kognitif meliputi proses belajar,

perpesi, pemahaman, perhatian dan lain-lain. Hal ini menyebabkan reaksi dan

perilaku lansia menjadi lamban. Sementara itu fungsi psikomotorik meliputi hal-hal

yang berhubungan dengan dorongan kehendak, seperti gerakan, tindakan, koordinasi,

yang berakibat lansia menjadi kurang cekatan.

3. Penurunan fungsi dan potensi seksual

Penurunan fungdi dan potensi seksual pada masa lansia seringkali berhubungan

dengan berbagai gangguan fisik. Diantaranya, gangguan jantung, gangguan

metabolisme, misalnya diabetes militus, dan vaginanitis. Selain itu, ada pula faktor

psikologis. Diantaranya, rasa tabu atau malu bila mempertahankan kehidupan seksual,

sikap keluarga dan masyarakat yang kurang menunjang, kelelahan dan kebosanan.

4. Perubahan aspek kepribadian

Ketika seseorang mulai lanjut usia, ia juga mengalami perubahan aspek kepribadian.

Beberapa perubahan tersebut ada tiga tipe yaitu :

1. tipe kepribadian konstruktif adalah tipe ini tidak meliki banyak gejolak, tenang

dan mantap sampai tua.

2. Tipe mandiri adalah pada tipe ini ada kecederungan mengalami power syndrome,

jika pada usia lansia tidak disi kegiatan yang berdampak pada dirinya.

3. Tipe kepribadian bermusuhan adalah pada tipe ini setelah memasukin lansia tetap

merasa tidak puas dengan kehidupannya.

4
2.3 Perkembangan Fisik Pada Periode Lanjut usia

Penuaan terbagi atas penuaan primer (primary aging) dan penuaan sekunder (secondary

aging). Pada penuaan primer tubuh mulai melemah dan mengalami penurunan alamiah.

Sedangkan pada proses penuaan sekunder, terjadi proses penuaan karena faktor-faktor

eksteren, seperti lingkungan ataupun perilaku. Berbagai paparan lingkungan dapat

mempengaruhi proses penuaan, misalnya cahaya ultraviolet serta gas karbindioksida yang

dapat menimbulkan katarak, ataupun suara yang sangat keras seperti pada stasiun kereta api

sehingga dapat menimbulkan berkurangnya kepekaan pendengaran. Selain hal yang telah

disebutkan di atas perilaku yang kurang sehat juga dapat mempengaruhi cepatnya proses

penuaan, seperti merokok yang dapat mengurangi fungsi organ pernapasan. Penuaan

membuat seseorang mengalami perubahan postur tubuh. Kepadatan tulang dapat berkurang,

tulang belakang dapat memadat sehingga membuat tulang punggung menjadi telihat pendek

atau melengkung. Perubahan ini dapat mengakibatkan kerapuhan tulang sehingga terjadi

osteoporosis, dan masalah ini merupakan hal yang sering dihadapi oleh para lansia.

Penuaan yang terlihat pada kulit di seluruh tubuh lansia, kulit menjadi semakin menebal dan

kendur atau semakin banyak keriput yang terjadi. Rambut yang menjadi putih juga

merupakan salah satu ciri-ciri yang menandai proses penuaan. Kulit yang menua menjadi

menebal, lebih terlihat pucat dan kurang bersinar. Perubahan-perubahan yang terjadi dalam

lapisan konektif ini dapat mengurangi kekuatan dan elasitas kulit, sehingga para lansia ini

menjadi lebih rentan untuk terjadinya pendarahan di bawah kulit yang mengakibatkan kulit

mejadi tampak biru dan memar. Dengan berkurangnya lapisan lemak resiko yang dihadapi

oleh lansia menjadi lebih rentan untuk mengalami cedera kulit. Penuaan juga mengubah

sistim saraf. Orang lanjut usia juga memiliki berbagai resiko pada sitem saraf, misalnya

berbagai jenis infeksi yang diderita oleh seorang lansia juga dapat mempengaruhi proses

berfikir ataupun perilaku. Penyebab lain yang menyebabkan kesulitan sesaat dalam proses

5
berfikir dan perilaku adalah gangguan regulasi glukosa dan metabolisme lansia yang

mengidap diabetes. Fluktuasi tingkat glukosa dapat menyebabkan gangguan berfikir.

Perubahan signifikan dalam ingatan, berfikir atau perilakuan dapat mempengaruhi gaya hidup

seorang lansia. Ketika terjadi degenerasi saraf, alat-alat indra dapat terpengaruh. Refleks

dapat berkurang atau hilang. Alat-alat indra persebtual juga mengalami penuaan sejalan

dengan perjalanan usia. Alat-alat indra menjadi kuranng tajam, dan orang dapat mengalami

kesulitan dalam membedakan sesuatu yang lebih detail, misalnya ketika seorang lansia di

suruh untuk membaca koran maka orang ini akan mengalami kesulitan untuk membacanya,

sehingga dibutuhkan alat bantu untuk membaca berupa kacamata. Perubahan alat sensorik

memiliki dampak yang besar pada gaya hidup sesorang. Seseorang dapat mengalami masalah

dengan komunikasi, aktifitas, atau bahkan interaksi sosial. Pendengaran dan pengelihatan

merupakan indra yang paling banyak mengalami perubahan, sejalan dengan proses penuaan

indra pendengaran mulai memburuk. Gendang telinga menebal sehingga tulang dalam telinga

dan stuktur yang lainya menjadi terpengaruh. Ketajaman pendengaran dapat berkurang

karena terjadi perubahan saraf audiotorik. Kerusakan indra pendengaran ini juga dapat terjadi

karena perubahan pada lilin telinga yang biasa terjadi seiring bertambahnya usia. Struktur

mata juga berubah karena penuaan. Mata memproduksi lebih sedikit air mata, sehingga dapat

membuat mata menjadi kering. Kornea menjadi kurang sensitive. Pada usia 60 tahun, pupil

mata berkurang sepertiga dari ukuran ketika berusia 20 tahun. Pupil dapat bereaksi lebih

lambat terhadap perubahan cahaya gelap ataupun terang. Lensa mata menjadi kuning, kurang

fleksibel, dan apabila memandang menjadi kabur dan kurang jelas. Bantalan lemak

pendukung berkurang, dan mata tenggelam ke kantung belakang. Otot mata menjadikan mata

kurang dapat berputar secara sempurna, cairan di dalam mata juga dapat berubah. Masalah

yang paling yang paling umum dialami oleh lansia adalah kesulitan untuk mengatur titik

fokus mata pada jarak tertentu sehingga pandangan menjdi kurang jelas. Perubahan fisik

6
pada lansia lebih banyak ditekankan pada alat indera dan sistem saraf mereka. Sistem

pendengaran, penglihatan sangat nyata sekali perubahan penurunan keberfungsian alat indera

tersebut. Sedangkan pada sistem sarafnya adalah mulai menurunnya pemberian respon dari

stimulus yang diberikan oleh lingkungan. Pada lansia juga mengalami perubahan

keberfungsian organ-organ dan alat reproduksi baik pria ataupun wanita. Dari perubahan-

perubahan fisik yang nyata dapat dilihat membuat lansia merasa minder atau kurang percaya

diri jika harus berinteraksi dengan lingkungannya. Dari penjelasan di atas dapat di tarik

kesimpulan berkenaan dengan cirri-ciri fisik lansia yaitu sebagi berikut (1) postur tubuh

lansia mulai berubah bengkok (bungkuk),(2) kondisi kulit mulai kering dan keriput,(3) daya

ingat mulai menurun,(4) kondisi mata yang mulai rabun,(5) pendengaran yang berkurang.

2.4 Fungsi Kognitif Periode Lanjut Usia

kemunduran kemampuan mental merupakan bagian dari proses penuaan organisme sacara

umum, hampir sebagian besar penelitian menunjukan bahwa setelah mencapai puncak pada

usia antara 45-55 tahun, kebanyakan kemampuan seseorang secara terus menerus mengalami

penurunan, hal ini juga berlaku pada seorang lansia. Ketika lansia memperlihatkan

kemunduran intelektualiatas yang mulai menurun, kemunduran tersebut juga cenderung

mempengaruhi keterbatasan memori tertentu. Misalnya seseorang yang memasuki masa

pensiun, yang tidak menghadapi tantangan-tantangan penyesuaian intelektual sehubungan

dengan masalah pekerjaan, dan dimungkinkan lebih sedikit menggunakan memori atau

bahkan kurang termotivasi untuk mengingat beberpa hal, jelas akan mengalami kemunduran

memorinya. Penggunaan bermacam-macam strategi penghafalan bagi orang tua, tidak hanya

memungkinkan dapat mencegah kemunduran intelektualitas, melainkan dapat meningkatkan

kekuatan memori pada lansia tersebut. Kemerosotan intelektual lansia ini pada umumnya

merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindarkan, disebabkan berbagai faktor, seperti

penyakit, kecemasan atau depresi. Tatapi kemampuan intelektual lansia tersebut pada

7
dasarnya dapat dipertahankan. Salah satu faktor untuk dapat mempertahankan kondisi

tersebut salah satunya adalah dengan menyediakan lingkungan yang dapat merangsang

ataupun melatih keterampilan intelektual mereka, serta dapat mengantisipasi terjadinya

kepikunan. Permasalahan yang hadapi oleh lansia yang terkait dengan masalah pekembangan

kognitif, ini dapat disimpulkan bahwa pada lansia mulai melemahnya daya ingat terhadap

sesuatu hal (pikun) dan sulit untuk bersosialisasi dengan masyarakat di sekitar.

8
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan kajian pustaka yang telah penyusun temukan mengenai masa lanjut usia, maka

dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Pada Usia 65 tahun seseorang dianggap telah memasuki masa lansia atau lanjut usia.

Usia tua dipandang sebagai masa kemunduran, masa kelemahan manusiawi dan sosial

sangat tersebar luas dewasa ini.

2. Orang yang memasuki usia lanjut (lansia) memiliki ciri – ciri khas, diantaranya usia

lanjut merupakan periode kemunduran, orang lanjut usia memiliki status kelompok

minoritas, menua membutuhkan perubahan peran, dan penyesuaian yang buruk pada

lansia

3. Pada lansia biasanya mengalami kemunduran fisik, mental dan sosial sedikit demi

sedikit sehingga tidak dapat melakukan tugasnya sehari-hari lagi. Tahap usia lanjut

adalah tahap di mana terjadi penuaan dan penurunan, yang penururnanya lebih jelas

dan lebih dapat diperhatikan dari pada tahap usia baya.

4. Pada lansia terjadi banyak perubahan, diantaranya perkembangan jasmani/fisik,

perkembangan intelektual, perkembangan emosi, perkembangan spiritual, perubahan

sosial, perubahan kehidupan keluarga, dan hubungan sosio-emosional lansia.

3.2 Saran

Setelah penyusun membuat makalah ini, penyusun menjadi tahu tentang perkembangan yang

terjadi pada lansia. Lansia adalah masa dimana seseorang mengalami kemunduran, dimana

fungsi tubuh kita sudah tidak optimal lagi. Oleh karena itu sebaiknya sejak muda kita

persiapkan dengan sebaik – sebaiknya masa tua kita. Gunakan masa muda dengan kegiatan

yang bermanfaat agar tidak menyesal di masa tua.

9
DAFTAR PUSTAKA

Lestari Puput, dkk. 2020. Makalah Dewasa Akhir. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Kusumadewi Yulia. 2018. Makalah Perkembangan Lansia.

Santrcok, J.W, Life-Span Delopment,Jakarta, Erlanggga 2019, hal 36.

Efendi , Psikologi Perkembangan, (Jakarta : Penerbit Erlangga, 2021), hal. 231

Yudrik Jahja, Psikologi Perkembangan, Jakarta, Kencana Prenadamedia Group, 2019, hal.

246.

Pudjiastuti S. Fisioterapi pada Lansia. Jakarta: EGC; 2018.

Hardywinoto, Setiabudhi. Panduan Gerontologi. Jakarta: Pustaka Utama; 2019.

Makhfudli. Pertumbuhan Lansia di Indonesia. http://elearningunejacid/.2022.

Anda mungkin juga menyukai