Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN HIPERTENSI

PRAKTIK KEPERAWATAN KOMUNITAS


DI DUSUN TANAK BEAK BARAT, DESA TANAK BEAK, KECAMATAN NARMADA
TAHUN 2022

DISUSUN OLEH : KELOMPOK I

1. AHMAD SUHAIMI (1490122092)


2. BQ LENI PUTRI MEISARI (1490122088)
3. EDI MULIAJATI SIDIK (1490122085)
4. ERNA YANTI (1490122080)
5. FIBRIANTI TRIA ASIAM (1490122023)
6. LISA HARDIANTI (1490122034)
7. MUH.MAHSARUDDIN (1490122097)
8. MUH ZAIN (1490122041)
9. NIA APRIANI (1490122102)
10. REZA EKA RAHMAN (1490122105)
11. RINA ANDRIANI KUSUMA DEWI (1490122106)
12. LALU FAUZAN MAULANA (14201200
13. LALU HELMI JIHADI (1420120018)
14. RUKA’YAH (142020120028)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS FAKULTAS KESEHATAN


UNIVERSITAS QAMARUL HUDA BADARUDIN
BAGU LOMBOK TENGAH
2022
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN HIPERTENSI


PRAKTIK KEPERAWATAN KOMUNITAS
DI DUSUN TANAK BEAK BARAT, DESA TANAK BEAK, KECAMATAN NARMADA
TAHUN 2022/2023

Kelompok I Stase keperawatan Komunitas:

1. Ahmad Suhaimi
2. Baiq Leni Putri Meisari
3. Edi Muliajati Sidik
4. Erna Yanti
5. Fibrianti Tria Asiam
6. Lisa Hardianti
7. Muh.Mahsaruddin
8. Muh Zain
9. Nia Apriani
10. Reza Eka Rahman
11. Rina Andriani Kusuma Dewi
12. Lalu Fauzan Maulana
13. Lalu Helmi Jihadi
14. Ruka’yah

TTD Pembimbing
1. Ns. Maulin Halimatunnisa’, M.Kep.

Mengesahkan,
Ketua Program Studi Profesi Ners
Universitas Qamarul Huda Badaruddin, Bagu-Lombok Tengah

Ns. Reza Indra Wiguna, M.Kep.

i
KATA PENGANTAR

Asslamualaikum wr, wb
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat tuhan yang maha kuasa dimana berkat limpahan
taufik dan hidayahnya kami dapat menyelesaikan LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN
HIPERTENSI PRAKTIK KEPERAWATAN KOMUNITAS DI DUSUN TANAK BEAK
BARAT, DESA TANAK BEAK, KECAMATAN NARMADA TAHUN 2022. Tak lupa pula
kami ucapkan shalawat serta salam kepada nabi besar muhammad SAW yang telah menjadi suri
tauladan yang baik bagi umatnya sehingga dapat membawa umatnya dari zaman jahiliah menuju
alam yang terang-benerang seperti saat ini.
Ucapan terimakasih kami haturkan kepada pihak-pihak terkait yang memiliki peran
dalam upaya penyelesaikan laporan ini, dalam hal ini adalah teman-teman kelompok yang turut
bahu-membahu dalam penyelesaian laporan ini. Ucapan terimakasih tak lupa kami haturkan pula
kepada dosen pembibing yang telah meluangkan  waktunya untuk membimbing kami baik mulai
dalam proses pembuatan sampai hasil akhir dari laporan kami..
Kami menyadari bahwa baik mulai dari proses pembuatan hingga hasil akhir laporan
kami masih sangatlah jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang
membangun sangatlah  kami harapkan. Agar kedepannya makalah kami menjadi lebih baik
lagi.Kami juga sangat mengharapkan makalah kami dapat berguna bagi diri kami sendiri dan
masyarakat luas.
Akhir kata kami mengucapkan  wabillahi taufik walhidayah wassalamu alaikum wr.wb.

Tanak Beak, November 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN..............................................................................................................i
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................1
A.Latar Belakang.........................................................................................................................1
B. Tujuan.......................................................................................................................................3
C. Manfaat....................................................................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................................5
A.Konsep Hipertensi....................................................................................................................5
B. Konsep Lansia........................................................................................................................11
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS............................................................15
1. Pengkajian Community As Partner........................................................................................15
2. Community As Partner (CAP)...............................................................................................17
3. Analisa Data...........................................................................................................................25
4. Diagnosa Keperawatan...........................................................................................................25
5. Intervensi Keperawatan..........................................................................................................26
6. Impelementasi........................................................................................................................27
7. Evaluasi..................................................................................................................................30
BAB IV PEMBAHASAN............................................................................................................31
A.Pembahasan............................................................................................................................31
B. Kesimpulan.............................................................................................................................31
C. Saran.......................................................................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................33

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Komunitas merupakan kelompok sosial yang tinggal dalam suatu tempat yang saling
berinteraksi atau berkomunikasi antar satu sama lain. Komunitas adalah kelompok
masyarakat yang tinggal di suatu lokasi atau tempat yang sama dengan pemerintahan
yang sama (Swarjana, 2016). Kesehatan yang optimal dalam keperawatan komunitas
lebih menekankan pada upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan terhadap berbagai
gangguan kesehatan dan keperawatan dalam upaya-upaya pengobatan dan perawatan
serta pemulihan bagi yang sedang menderita penyakit maupun dalam kondisi pemulihan
terhadap penyakit (Harefa & Jelita, 2019). Menurut UU RI No. 38 tahun 2014 tentang
Keperawatan, keperawatan adalah kegiatan pemeberian asuhan kepada individu,
keluarga, kelompok, atau masyarakat, baik dalam keadaan sakit maupun sehat.
Keperawatan komunitas atau community health nursing merupakan praktik untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarakat dengan menggunakan pengetahuan
dari ilmu keperawatan, ilmu sosial dan ilmu kesehatan masyarakat. Pengertian lain
keperawatan komunitas adalah suatu bentuk pelayanan profesional berdasarkan ilmu dan
kiat keperawatan yang ditujukan terutama pada kelompok risiko tinggi untuk
meningkatkan status kesehatan komunitas dengan menekankan upaya peningkatan
kesehatan, pencegahan penyakit serta tidak mengabaikan kuratif dan rehabilitative
(Kholifah & Wahyu, 2016).
Terbentuknya masyarakat secara umum biasanya di bagi menjadi beberapa rentang
usia diataranay adalah balita. Balita merupakan istilah yang berasal dari kata bawah lima
tahun. Periode tumbuh kembang anak adalah masa balita, karena masa ini pertumbuhan
dasar yang akan memengaruhi dan menentukan perkembangan kemampuan berbahasa,
kreativitas, kesadaran sosial, emosional, dan intelegensia berjalan sangat cepat dan
merupakan landasan perkembangan berikutnya (Saidah & dewi, 2020).
Masa anak-anak merupakan masa dimana anak mengalami proses pertumbuhan dan
perkembangan yang pesat dalam berbagai aspek bagi kehidupan selanjutnya. Mantessori
mengatakan bahwa pada rentang usia lahir sampai 6 tahun anak mengalami masa

1
keemasan (the golden years), dimana pada masa ini anak mulai peka dan sensitif untuk
menerima berbagai rangsangan. Masa peka terhadap masing-masing anak berbeda-beda
seiring dengan laju pertumbuhan anak secara individual. Masa anak-anak merupakan
masa peletak dasar pertama untuk mengembangkan kemampuan kognitif, bahasa, gerak-
motorik, dan sosial emosional pada anak usia dini (Sujiono & Yuliarni, 2011).
Remaja merupakan masa dimana peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa,
yang telah meliputi semua perkembangan yang dialami sebagai persiapan memasuki
masa dewasa. Perubahan perkembangan tersebut meliputi aspek fisik, psikis dan
psikososial. Masa remaja merupakan salah satu periode dari perkembangan manusia.
Remaja ialah masa perubahan atau peralihan dari anak-anak ke masa dewasa yang
meliputi perubahan biologis, perubahan psikologis, dan perubahan sosial (Sofia &
Adiyanti, 2013)
Dewasa awal adalah rentang usia 20-40 tahun dimana tahap perkembangan seseorang
sedang berada pada puncaknya. Dengan kondisi fisik dan intelektual yang baik.
Peningkatan yang terjadi pada masa dewasa ini akan dimanifestasikan melalui berbagai
macam hal, seperti sosialisasi yang luas, penelitian karir, semangat hidup yang tinggi,
perencanaan yang jauh kedepan, dan sebagainya. Berbagai keputusan yang penting yang
berkaitan dengan kesehatan, karir, dan hubungan antar pribadi juga akan dialami pada
masa dewasa awal.
Lansia (ssemua agregat) merupakan seseorang yang telah memasuki usia 60 tahun
keatas. Lansia merupakan kelompok umur pada manusia yang telah memasuki tahapan
akhir dari fase kehidupannya. Kelompok yang dikategorikan lansia ini akan terjadi suatu
proses yang disebut Aging Process atau proses penuaan. Usia lanjut sebagai tahap akhir
siklus kehidupan merupakan tahap perkembangan normal yang akan dialami oleh setiap
individu yang mencapai usia lanjut. Hal tersebut merupakan suatu kenyataan yang tidak
dapat dihindari oleh setiap manusia (Notoatmodjo, 2014). Dengan bertambahnya umur,
fungsi fisiologis mengalami penurunan akibat proses penuaan sehingga penyakit tidak
menular banyak muncul pada lanjut usia.
Musyawarah masyarakat desa merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh
masyarakat desa untuk menyampaikan permasalahan yang terjadi di desa serta
menentukan solusi pemecahan masalah. Dalam permenkes nomor 8 tahun 2019 tentang

2
pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan, menyatakan bahwa musyawarah desa
adalah salah satu bentuk penyelenggaraan pemberdayaan masyarakat. Melalui
musyawarah diharapkan dapat menyelesaikan masalah kesehatan yang ada di desa
terutama masalah kesehatan (Nurafifah, 2020).
Dalam upaya untuk menerapkan konsep kesehatan dan keperawatan komunitas, kami
Mahasiswa Profesi Ners Universitas Qamarul Huda Badaruddin 2023 melaksanakan
praktik klinik keperawatan komunitas di Desa Tanak Beak Kabupaten Narmada dimana
jumlah penduduknya 430 kepala keluarga. Dalam pelaksanaan kegiatan pengkajian dalam
observasi dan pengumpulan data di dusun Tanak Beak Barat di temukan populasi dari
sampel sebanyak 215 kepala keluarga yang terbagi menjadi beberapa rentang usia
diantaranya sebagai berikut : Bayi balita (0-5 thn) 43 orang, Anak (6-12 thn) 84 orang,
Remaja (13-25 thn) 147 orang, Dewasa (26-45 thn) 249 orang, Lansia (46-65 thn) 130
orang, Manula (≥65 thn) 46 orang.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setalah dilaksanakan kegiatan praktik klinik keperawatan stase komunitas
diharapkan mahasiswa mampu menerapkan upaya pemecahan masalah kesehatan
masyarakat pada tingkat komunitas dengan pendekatan proses keperawatan
2. Tujuan Khusus
Setelah melaksanakan kegiatan praktik klinik keperawatan stase komunitas,
diharapkan mahasiwa mampu:
a. Melakukan pengkajian keperawatan komunitas
b. Mengidentifikasi masalah kesehatan komunitas berdasarkan data yang diperoleh.
c. Menyusun perencanaan keperawatan komunitas, meliputi memprioritaskan
masalah, perumusan tujuan dan intervensi.
d. Melaksanakan perencanaan dengan kesepakatan masyarakat.
e. Mengimplementasikan rencana yang telah dibuat sesuai dengan agregat.
f. Melakukan evaluasi terhadap pencapain tujuan sesuai waktu yang telah di
tetapkan.

3
C. Manfaat
1. Manfaat untuk Masyarakat
Memberikan informasi mengenai demografi, jumlah populasi, kesehatan
lingkungan, pendidikan, keselamatan dan permasalahan kesehatan yang ada serta
pelayanan sosial atau kegiatan sosial kemasyarakatan.
2. Manfaat untuk Pustu/Puskesmas
Memberikan informasi mengenai status kesehatan dan kegiatan- kegiatan
kesehatan serta sosial kemasyarakatan yang ada di masyarakat Desa Tanak Beak
Barat Kecamatan Narmada.
3. Mahasiswa
Menambah pengetahuan dan pengalaman secara langsung dalam memberikan
asuhan keperawatan baik individu, keluarga, kelompok dan komunitas di Desa Tanak
Beak Barat Kecamatan Narmada.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Hipertensi
1. Definisi Hipertensi

Hipertensi adalah suatu peningkatan yang abnormal pada tekanan darah dalam
pembuluh darah arteri yang mengangkut darah dari jantung dan memompa keseluruh
jaringan dengan organ tubuh lainnya secara terus menerus (Irianto, 2014).
Hipertensi terjadi jika tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg. Hipertensi adalah
suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah secara abnormal dan terus
menerus pada beberapa kali pemeriksaan tekanan darah yang disebabkan satu atau
beberapa faktor risiko yang tidak berjalan sebagaimana mestinya dalam mempertahankan
tekanan darah secara normal.
Hipertensi juga didefenisikan sebagai tekanan darah sistolik > 140 mmHg dan atau
tekanan darah diastolik > 90 mmHg (Udjianti,2013).
2. Etiologi
Menurut Smeltzer (2013), berdasarkan penyebab terjadinya, Hipertensi terbagi
menjadi dua bagian :
1. Hipertensi Primer
Hipertensi primer ini sangat sering terjadi pada populasi orang dewasa di antaranya
sekitar 90%-95%. Hipertensi primer ini tidak memiliki penyabab dan belum bisa di
identifikasi (Smeltzer, 2013; Lewis, Dirksen, Heitkemper, & Bucher, 2014).
Hipertensi primer ini tidak bisa disembuhkan tetapi bisa dikontrol dengan cara
terapi yang tepat. Faktor genetik ini mungkin sangat berperan dalam untuk
mengembangkan Hipertensi primer (Bell, Twiggs, & Olin, 2015).
2. Hipertensi Skunder
Hipertensi sekunder ini memiliki ciri-ciri dengan adanya peningkatan tekanan
darah yang disertai penyebab yang spesifik yaitu seperti adanya penyempitan arteri
renalis, kehamilan, medikasi dan penyebab lainnya. Hipertensi sekunder ini
bersifat akut karena adanya perubahan pada curah jantung (Ignatavicius,
Workman, & Rebar, 2017).

5
3. Klasifikasi

Tabel 2. 1: Klasifikasi Hipertensi


Klasifikasi Tekanan Darah Lansia Berusia ≥ 60 Tahun
Kategori Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)
Optimal <130 <80
Normal <140 <85
Normal tinggi 140-145 85-90
Hipertensi :
- Stadium 1 (ringan) 146-159 90-99
- Stadium 2 (sedang) 160-179 100-109
- Stadium 3 (berat) 180-209 110-119
- Stadium 4 (sangat berat) ≥210 ≥120

Sumber: WHO (2014), JointNational Committee on Detection, Evaluation, and


Treatment of High Blood Pressure (2013).

4. Manifestasi Klinis

Tanda dan Gejala Gejala umum yang ditimbulkan akibat menderita Hipertensi tidak
sama pada setiap orang, bahkan terkadang timbul tanpa gejala. Menurut (Aspiani, 2015),
Secara umum gejala yang dikeluhkan oleh penderita Hipertensi sebagai berikut :
1. Sakit kepala
2. Rasa pegal dan tidak nyaman pada tengkuk
3. Perasaan berputar seperti tujuh keliling serasa ingin jatuh
4. Berdebar atau detak jantung terasa cepat
5. Telinga berdenging

5. Faktor Resiko

Seseorang yang sedang perawatan penyakit Hipertensi dan ketika diperiksa tekanan
darahnya tersebut dalam keadaan normal, hal tersebut tidak bisa menutup kemungkinan
tetap memiliki risiko besar mengalami Hipertensi kembali. Kita harus selalu mengontrol
dengan dokter sehingga kita bisa menjaga kesehatan agar tekanan darah tetat terkontrol
dengan baik. Ada beberapa faktor risiko yaitu :

6
1. Faktor yang tidak dapat dikontrol :
a. Keturunan
Faktor ini tidak dapat diubah karena jika di dalam keluarganya atau saudara
yang memiliki tekanan darah yang tinggi maka bisa menjadi dugaan akan
terjadinya Hipertensi.
b. Usia
Faktor ini juga tidak bisa diubah. Kaena semakin bertambahnya umur semakin
besarnya risiko menderita tekanan darah tinggi karena berhubungan dengan
regulasi hormon yang berbeda.
c. Jenis kelamin
Adanya penurunan hormon estrogen yang dimana dialami perempun akan
meningkatkan terjadinya risiko Hipertensi karena itu perempuan sangat rentan
mengalami Hipertensi dibandingkan dengan laki-laki.
2. Faktor yang dapat dikontrol :
a. Merokok
Merokok salah satu dari faktor resiko yang kuat untuk terjadinya kematian
yang diakibatkan oleh Hipertensi. Jika bisa menghentikan merokok bisa untuk
mengurangi risiko penyakit Hipertensi.
b. Konsumsi garam yang berlebihan
Garam akan menyebabkan adanya penumpukan cairan yang ada di dalam
tubuh.
c. Konsumsi kafein secara berlebih
Kandungan kafein yang terdapat pada teh, kopi, dan minuman bersoda. Jika
kita mengonsumsi kafein yang berlebih maka dapat mengakibatkan
Hipertensi.
d. Obesitas
Obesitas bukanlah suatu penyebab dari Hipertensi tetapi prevalensi pada
penyakit Hipertensi pada obesitas lebih besar karena memiliki risiko yang
lebih tinggi untuk mengalami Hipertensi.

7
6. Patofisiologi

Ada faktor yang mempengaruhi akan terjadinya Hipertensi yaitu karena ada faktor
predisposisi seperti usia, jenis kelamin, merokok, stress, kurang olahraga, genetik,
alkhohol, konsentrasi garam, obesitas yang natinya akan menimbulkan terjadinya
penyakit Hipertensi dan Hipertensi ini akan meninbulkan terjadinya tekanan sistematik
darah yang meningkat, kerusakan vaskuler pembuluh darah, perubahan situasi.
Salah satunya saya mengambil perubahan situasi yang dikarenakan kurangnya
informasi yang minim. Kurangnya informasi yang minim ini nantinya akan
mempengaruhi pada perawatan pada penyakit Hipertensi sehingga akan muncul masalah
defisit pengetahuan (Nurarif & Kusuma, 2015).

7. Pathway

Faktor predisposisi, usia, jenis kelamin, merokok, stress, kurang olahraga, genetic,
alcohol, konsentrasi garam, obesitas.

Tekanan Kerusakan Vaskuler Perubahan


Sistematik Darah Pembuluh Darah
Situasi

Perubahan struktur
Beban kerja
Krisis Informasi
jantung Situasional Yang Minim
Penyumbatan
Pembuluh Darah

Aliran darah makin cepat Metode Defisit


Vasokontriksi Koping Tidak pengetahuan
ke seluruh tubuh sedangkan Efektif
nutrisi dalam sel sudah
mencukupi Gangguan Sirkulasi

8
8. Komplikasi

Pada tekanan darah tinggi atau hipertensi jika tidak diobati dan di tanggulangi maka
dalam jangka waktu yang panjang dapat menyebabkan kerusakan arteri didalam tubuh
sampai organ yang mendapat suplai darah dari arteri tersebut (Aspiani, 2015).
Komplikasi yang paling sering dipengaruhi hipertensi antara lain :
1. Stroke
Stroke dapat terjadi karena hemoragi yang di akibatkan oleh tekanan darah tinggi
di otak. Stroke dapat terjadi pada hipertensi kronis apabila arteri yang
memperdarahi otak dan mengalami hipertrofi dan penebalan, sehingga aliran
darah ke otak yang diperdarahi berkurang
2. Infark Miokard
Infark miokard terjadi apabila arterikoroner tidak dapat menyuplai oksigen ke
miokardium atau terbentuknya pembekuan darah yang menghambat aliran darah
dan melewati pembuluh darah. Hipertensi kronis dan hipertrofi ventrikel
merupakan kebutuhan oksigen miokardium yang mungkin tidak dapat dipenuhi
dan dapat terjadi iskemia jantung yang menyebabkan infark. Pada hipertrofi
ventrikel dapat menyebabkan perubahan waktu hantaran listrik yang melintasi
ventrikel sehingga terjadi disritmia, hipoksia jantung, dan peningkatan risiko
pembentukan bekuan.
3. Gagal Ginjal
Gagal ginjal terjadi karena kerusakan yang terus menerus akibat tekanan tinggi
pada kapiler glomerulus.
4. Ensefalopati
Sangat tinggi ini menyebabkan terjadinya peningkatan tekanan kapiler dan
mendorong cairan keruang interstisial di seluruh susunan saraf pusat. Neuron
disekitarnya kolaps dan terjadi koma serta kematian.
5. Kejang
Kejang dapat terjadi pada wanita yang dimana terjadi peningkatan tekanan darah
pada saat kehamilan. Bayi yang lahir mungkin memiliki berat lahir kecil akibat
perfusi plasenta yang tidak adekuat, kemudian dapat mengalami hipoksia dan

9
adanya penumpukan asam dalam darah jika ibu mengalami kejang selama dan
sebelum proses persalinan.

9. Penatalaksanaan

Menurut Rudianto (2013) penatalaksanaan Hipertensi dibagi menjadi 2 jenis yaitu :


1. Penatalaksanaan farmakologi
Banyaknya jenis obat anti Hipertensi yang beredar saat ini. Untuk pemilihan obat
yang sangat tepat maka diharapkan menghubungi dokter terlebih dahulu, diantaranya:
a. Diuretik
Obat yang bekerja dengan cara mengeluarkan cairan tubuh lewat air kencing
sehingga volume di dalam tubuh sangat berkurang yang mengakibatkan daya
pompa jantung yang lebih ringan dan berefek menurunkan tekanan darah.
b. Penghambat Simpatetik
Golongan obat ini bekerja dengan cara menghambat aktifitas saraf simpatis (saraf
yang bekerja pada saat kita sedang beraktifitas).
c. Betabloker
Proses kerja obat anti Hipertensi ini yaitu dengan cara penurunan daya pompa
jantung dan tidak dianjurkan pada penderita gangguan pernafasan. Contoh
golongan obatnya: atenolol, metoprolol dll.
d. Vasodilatator
Bekerja pada pembuluh darah dengan relaksasi otot polos. Contoh obatnya yaitu:
prazosin dan hidralazim.
e. Penghambat enzim Konvesi Angiotensi
Kerja obat ini yaitu dengan cara menghambat adanya pembentukan zat
angiotensin II (zat yang dapat menimbulkan peningkatan tekanan darah).
2. Penatalaksanaan non farmakologi
a. Diet rendah garam, kolestrol, dan lemak jenuh.
b. Mengurangi asupan garam kedalam tubuh.
c. Ciptakan keadaan rileks.
Ada beberapa cara relaksasi seperti medikasi, yoga dapat mengontrol sistem saraf
yang pada akhirnya dapat menurunkan tekanan darah.

10
10. Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan laboratorium
a. HB/Ht (Hemoglobin/Hematokrit)
Untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan dan dapat
mengidentifikasi faktor resiko yaitu seperti: Hipokoagulabilitas dan anemia.
b. BUN/kreatinin
Memberikan informasi tentang fungsi ginjal.
c. Glucosa
DM adalah salah satu pencentus hipertensi yang dapat diakibatkan oleh
pengeluaran kadar ketolamin.
d. Urinalisa
Darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal.
2. CT-scan : Yaitu mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati.
3. EKG : Dapat menunjukkan pola regangan yang dimana luas peninggian gelombang
P merupakan salah satu dari tanda dini penyakit jantung yaitu Hipertensi.
4. IUP : Cara mengidentifikasi penyebab Hipertensi seperti batu ginjal, perbaikan
ginjal.
5. Rontgen : Menunjukkan destruksi klasifikasi area katub dan pembesaran jantung.

B. Konsep Lansia
1. Definisi Lansia

Perubahan-perubahan dalam proses “aging” atau penuaan merupakan masa ketika


seorang individu berusaha untuk tetap menjalani hidup dengan bahagia melalui berbagai
perubahan dalam hidup. Bukan berarti hal ini dikatakan sebagai “perubahan drastis” atau
“kemunduran”. Secara definisi, seorang individu yang telah melewati usia 45 tahun atau
60 tahun disebut lansia. Akan tetapi, pelabelan ini dirasa kurang tepat. Hal itu cenderung
pada asumsi bahwa lansia itu lemah, penuh ketergantungan, minim penghasilan,
penyakitan, tidak produktif, dan masih banyak lagi (Amalia, 2019).

11
Menurut World Health Organization (WHO) lansia adalah seseorang yang telah
memasuki usia 60 tahun ke atas. Lansia merupakan kelompok umur pada manusia yang
telah memasuki tahapan akhir dari fase kehidupannya. Kelompok yang dikategorikan
lansia ini akan terjadi proses yang disebut Aging Process atau proses penuaan.

2. Karakteristik

Karakteristik lansia menurut Ratnawati (2017); Darmojo & Martono (2006) yaitu :
1. Usia
Menurut UU No. 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia, lansia adalah
seseorang yang telah mencapai usia diatas 60 tahun (Ratnawati, 2017).
2. Jenis kelamin
Data Kemenkes RI (2015), lansia didominasi oleh jenis kelamin perempuan.
Artinya, ini menunjukkan bahwa harapan hidup yang paling tinggi adalah
perempuan (Ratnawati, 2017).
3. Kebutuhan dan masalah yang bervariasi dari rentang sehat sampai sakit, dari
kebutuhan biopsikososial sampai spiritual serta dari kondisi adaptif hingga
maladaptif.
4. Lingkungan tempat tinggal yang bervariasi.

3. Batasan Lansia

Batasan usia lanjut usia (lansia) berbeda dari waktu ke waktu. Menurut World
Health Organization (WHO) lansia meliputi :
1. Usia Pertengahan (Middle age) antara usia 45 – 59 tahun.
2. Lanjut Usia (Elderly) antara usia 60 – 74 tahun.
3. Lanjut Usia Tua (Old) antara usia 75 – 90 tahun.
4. Usia Sangat Tua (Very old) 90 tahun.

Batasan usia lansia menurut Departemen Kesehatan RI (2006) dikelompokkan menjadi :


1. Virilitas (prasenium) yaitu masa persiapan usia lanjut yang menampakkan
kematangan jiwa (Usia 55 – 59 tahun).

12
2. Usia Lanjut Dini (senescen) yaitu kelompok yang mulai memasuki masa usia
lanjut dini (Usia 60 – 64 tahun).
3. Lansia Berisiko Tinggi yaitu bagi lansia yang menderita berbagai penyakit
degeneratif (Usia >65 tahun).

4. Perubahan-perubahan Yang Terjadi Pada Lansia


Proses penuaan ditandai dengan perubahan fisiologis yang terlihat dan tidak terlihat.
Perubahan fisik yang terlihat seperti kulit yang mulai keriput dan mengendur, rambut
yang beruban, gigi yang ompong, serta adanya penumpukan lemak di pinggang dan
perut. Perubahan fisik yang tidak terlihat seperti diantaranya perubahan fungsi organ,
seperti pengelihatan, pendengaran, kepadatan tulang. Untuk itu sangat penting
melakukan pengecekan kesehatan secara rutin. (Amalia, 2019).

5. Tipe Lansia
1. Tipe arif Bijaksana
Kaya dengan hikmah, pengalaman, menyesuaikan diri dengan perubahan zaman,
mempunyai kesibukan, bersikap ramah, rendah hati, sederhana, dermawan
memenuhi undangan dan menjadi panutan.
2. Tipe mandiri
Mengganti kegiatan yang hilang dengan yang baru, selektif dalam mencari
pekerjaan, teman bergaul dan memenuhi ruangan.
3. Tipe Tidak Puas
Konflik lahir batin menentang proses penuaan sehingga menjadi pemarah, tidak
sabar, mudah tersinggung, sulit dilayani, pengkritik dan banyak menuntut.
4. Tipe Pasrah
Menerima dan menunggu nasib baik, mengikuti kegiatan agama, ringan kaki,
pekerjaan apa saja dilakukan.
5. Tipe bingung
Kaget, kehilangan kepribadian, mengasingkan diri, minder, menyesal, pasif acuh tak
acuh. Tipe lain dari usia lanjut : Tipe optimis, Tipe konstruktif, Tipe dependen
(ketergantungan), Tipe defensif (bertahan) tipe militan dan serius, tipe marah /

13
frustasi (kecewa akibat kegagalam dalam melakukan sesuatu), Tipe putus asa (benci
pada diri sendiri).
6. Tugas Perkembangan Lansia

Kesiapan lansia untuk beradaptasi terhadap tugas perkembangan lansia dipengaruh


oleh proses tumbang pada tahap sebelumnya.
1. Mempersiapkan diri untuk kondisi yang menurun.
2. Mempersiapkan diri untuk pension.
3. Membentuk hubungan baik dengan orang seusianya.
4. Mempersiapkan kehidupan baru.
5. Melakukan penyesuaian terhadap kehiduan sosial/masyarakat secara santai.
6. Mempersiapkan diri untuk kematiannya dan kematian pasangan.

14
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

1. Pengkajian Community As Partner


1. Wienshield Survey
Wienshield Survey adalah metode pengumpulan data dengan melihat gambaran
wilayah dengan cara berjalan mengelilingi seluruh lingkungan komunitas. Obervasi
dengan menggunakan penglihatan, pendengaran, pengecapan, penciuman, dan
sentuhan. Tujuan dari wienshield survey adalah mengumpulkan data dan informasi
dengan menggunakan indera mengenai kekuatan dan kelemahan komunitas (sertakan
peta wilayah).
Berdsarkan hasil pengamatan di dusun tanak beak barat di dapatkan hasil
observasi sebagai berikut :
a. Gambaran wilayah.

Batas-batas wilayah Desa Tanak Beak Dusun Tanak Beak Barat :


1. Sebelah utara : Desa Batu Kuta
2. Sebelah Timur : Desa Presak
3. Sebelah Selatan : Desa Bagu ( Lombok Tengah )
4. Sebelah Barat : Desa Keramajaya
Berdasarkan hasil pengamatan dusun tanak beak barat merupakan wilayah
perkampungan yang semi modern, terlihat dari bangunan bangunan yang

15
telah menggunakan bahan-bahan kekinian seperti bahan baku yang
menggunakan semen, dan beberapa menggunakan bahan baja ringan.
b. Gambaran lingkungan tempat tinggal
Lingkungan tempat tinggal warga di tanak beak barat mayoritas rumah
tunggal dan rumah yang saling berdekatan terlihat dari jarak dengan tetangga
hanya < 1 meter. Disekitar pemukiman warga, masih terdapat kandang
hewan seperti kandang ayam yang jaraknya bersampingan dengan rumah.
c. Umur area perumahan
Berdasarkan hasil pengamatan untuk bangunan rumah warga tampak
tergolong bangunan rumah lama, namun sangat terjaga dengan melakukan
renovasi oleh generasi keluarga berikutnya, serta serta untuk jarak antar
rumah bervariasi beberapa ada yang hampir berdempetan dengan selisih
jarang kurang dari satu meter, serta lainnya ada juga yang memiliki jarak
antar rumah lebih dari 3 meter.
b. Lingkungan
- Tampakan umum
Gambaran umum untuk jalan pada desa Tanak Beak Barat sudah
menggunakan jalan aspal hitam pada jalan utamanya serta untuk jalan
setapak atau jalan kecil sudah menggunakan jalan cor atau semen.
- Bahaya lingkungan
Serta tidak terasa adanya polusi udara, untuk sampah tidak tamak pada
pekarangan rumah namun di kumpulkan di satu tempat pembuangan
terbuka, serta terdapat tempat bermain anak, lalu lintas yang tidak terlalu
padat serta terdapat tempat penyebrangan sekolah.
- Stresor lingkungan
Kenyamanan warga sangat terjaga terlihat dari tidak adanya kegaduhan,
kemacetan, tingkat kriminalitas yang minim, tidak terdapat adanya
remaja ataupun warga dengan kasus pennyalah gunaan obat terlarang.

16
2. Community As Partner (CAP)
1. Inti komunitas

Berdasarkan pengumpulan data yang telah dilakukan pada 215 KK di Dusun


Tanak Beak Barat, Desa Tanak Beak, Kecamatan Narmada, didapatkan data
sebagai berikut :
a. Data Geografi
- Alamat daerah binaan : Dusun Tanak Beak Barat, Desa Tanak Beak,
Kecamatan Narmada. Wilayah kerja Puskesmas Narmada.
- Lingkungan Dusun Tanak Beak Barat terdiri dari 430 kepala keluarga, dan
sampel yang diambil adalah 215 kepala keluarga.
b. Data Demografi
Tabel 1. Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Dusun
Tanak Beak Barat, Desa Tanak Beak, Kecamatan Narmada, Tahun 2022

Jenis Kelamin Jumlah Responden Persentasi

Laki-Laki 325 46,5%


Perempuan 374 53,5%
Jumlah 699 100%
Interpretasi :
Berdasarkan tabel 1 dari 699 responden diperoleh data responden dengan
jenis kelamin terbanyak yaitu perempuan sebanyak 374 orang (53,5%) dan
laki-laki sebanyak 46,5%.

Tabel 2. Distribusi Penduduk Berdasarkan Usia di Dusun Tanak Beak


Barat, Desa Tanak Beak, Kecamatan Narmada, Tahun 2022

Persentase
Usia Jumlah Responden

0-5 tahun 43 6,2%


6-11 tahun 84 12,0%
12-25 tahun 147 21,0%
26-45 tahun 249 35,6%
46-65 tahun 176 25,2%
Jumlah 699 100%
17
Interpretasi :
Berdasarkan tabel 2 dari 699 responden diperoleh data jumlah responden
dengan usia terbanyak yaitu usia 26-45 tahun sebanyak 249 orang (35,6%).

Tabel 3 Distribusi Status Kesehatan Penduduk di Dusun Tanak Beak


Barat, Desa Tanak Beak, Kecamatan Narmada, Tahun 2022
Penyakit Jumlah Responden Persentase
Penduduk Yang Sakit 107 84%
Kematian/Tahun 20 16%
Jumlah 127 100%
Interpretasi :
Berdasarkan tabel 3 dari 127 responden diperoleh data jumlah responden
dengan penduduk yang sakit sebanyak 107 orang (84%).

Tabel 4 Distribusi Statistic Kesehatan di Dusun Tanak Beak Barat, Desa


Tanak Beak, Kecamatan Narmada, Tahun 2022
Penyakit Jumlah Responden (KK) Presentase
Angka penyakit tidak 215 100%
menular
Angka penyakit menular 0 0%
jumlah 215 100%
Interpretasi :
Berdasarkan tabel 4 dari 215 KK diperoleh data jumlah penyakit tidak
menular sebanyak 215 responden (100%).

Etnik budaya : Suku sasak sebagian besar masayarkat tanak beak barat
menggunakan bahasa sasak.
Kebiasaan : Salah satu kebiasaan masayarakat tanak beak barat masih adanya
adat kawin lari atau kawin culik, berobat ke dukun.
Nilai keyakinan : Mayoritas masyakarat penduduk tanak beak barat
beragama islam.

18
Sarana ibadah : Tanak beak barat mempunyai satu masjid besar, dan dua
musolla.
2. Sub Sistem Komunitas
Cuaca : Dusun tanak beak barat teletak di kecamatan narmada, yang di himpit oleh
dusun tanak beak daye dan tereng anjang Serta untuk subsistem komunitas
mengenai cuaca, cuaca terasara hangat dan relatip memiliki tingkat intensitas
hujan yang sering dikarenakan sudah masuk di musing penghujan di bulan
november.
Kondisi lingkungan : Hasil pengamatan juga menunjukan polusi udara didesa ini
tidak begitu dirasakan dikarenakan terdapat pepohonan dan desa berada di dekat
sungai. Bentuk demografi desa tanak beak ini terdiri dari arial persawahan dan
dibatasi oleh sungai, permukaan tanah rata sehingga penataan rumah terlihat rata,
penataan rumah di desa tanak beak barat ini teratur, terdapat banyak rumah
permanen dan berlantai keramik meskipun ada beberapa rumah masih
menggunakan lantai tegel/semen. Terkait kebersihan, sebagian rumah warga
tampak bersih dan teratur.

Tabel 5 Distribus penduduk berdasarkan jenis rumah


No Jenis rumah Jumlah Persentase
1 Permanen 193 90%
2 Semi permanen 10 4%
3 Tidak permanen 12 6%
JUMLAH 215 100%
Interpretasi :
Berdasarkan tabel 5 dari 215 KK didapatkan responden terbanyak adalah yang
jenis rumah yaitu permanen sebanyak 193 responden (90%).

Pelayanan umum : Di dusun tanak beak barat untuk pelayanan umum meliputi
fasilitas publik penduduk terdapat diantaranya rumah ibadah (masjid) serta
musalla yang biasa digunakan bersama dan terdapat juga poskamling.

19
Sarana Kesehatan : Sarana kesehatan yang tersedia di dusun tanak barat adalah
terdapat satu unit layanan kesehatan berupa Pustu, serta memiliki jarang yang
lumayan jauh untuk bisa mengakses layanan kesehatan berupa puskesmas.
Fasilitas pelayanan : Di tinjau dari segi fasilitas pelayanan kesehtan dusun tanak
beak barat kecamatan narmada memiliki satu unit PuskesDes (Pusat kesehatan
desa) yang belokasi di tengah-tengah permukiman, dimana hal ini akan
memudahkan warga dalam mengakses fasilitas kesehatan tersebut.

Tabel 6. Distribusi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Dusun Tanak


Beak Barat, Desa Tanak Beak, Kecamatan Narmada, Tahun 2022

Pendidikan Jumlah Responden Persentasi

SD 148 21,1%
SMP 129 18,5%
SMA 140 20%
Perguruan Tinggi 25 3,6%
Tidak/Belum Sekolah 257 36,8%
Jumlah 699 100%
Interpretasi :
Berdasarkan tabel 6 dari 699 responden diperoleh data responden terbanyak yaitu
tidak/belum sekolah sebanyak 257 responden (36.8%).

Sarana Pendidikan :

Tabel 7. Distribusi Penduduk


Berdasarkan Pendapatan di
Dusun Tanak Beak Barat, Desa Tanak Beak, Kecamatan Narmada,
Tahun 2022

20
Penghasilan Jumlah Responden Persentasi

< Rp 1.000.000 131 49%


> Rp 1.000.000 89 33%
> Rp 2.000.000 48 18%
>Rp 5.000.000 0 0%
Jumlah 268 100%
Interpretasi :
Berdasarkan tabel 7 dari 268 responden didapatkan responden terbanyak adalah
yang berpenghasilan< Rp. 1.000.000,- sebanyak 131 responden (49%).

Tabel 8. Distribusi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan di Dusun Tanak Beak


Barat, Desa Tanak Beak, Kecamatan Narmada, Tahun 2022

Pekerjaan Jumlah Responden Persentasi

PNS 2 0,3 %
Swasta 46 6,6%
Guru 3 0,4%
Tukang 9 1,3%
Sopir 14 2%
Petani 51 7,3%
Pedagang 11 1,6%
Buruh 88 12,6%
IRT 193 27,6%
Tidak Bekerja 238 34%
Lain-lain 44 6.3%
Jumlah 699 100%
Interpretasi :
Berdasarkan tabel 8 dari 699 responden didapatkan responden terbanyak adalah
yang tidak bekerja sebanyak 238 responden (34%).

Jumlah pengangguran : Tidak ada


Fasilitas home industry : Tidak ada

21
Tabel 9. Distribusi Penduduk Berdasarkan Kendaraan Yang Dimilik di Dusun
Tanak Beak Barat, Desa Tanak Beak, Kecamatan Narmada, Tahun 2022
No Kendaraan yang Jumlah (KK) Persentase
dimiliki
1 Sepeda 9 4%
2 Motor 205 95%
3 Mobil 1 1%
4 Becak 0 0%
JUMLAH 215 100%
Interpretasi :
Berdasarkan tabel 9 dari 215 KK didapatkan jumlah KK yang memiliki kendaraan
yaitu motor sebanyak 205 (95%).

Jarak ke fasilitas kesehatan : Di tinjau dari segi fasilitas pelayanan kesehtan dusun
tanak beak barat kecamatan narmada memiliki satu unit PuskesDes (Pusat
kesehatan desa) yang belokasi di tengah-tengah permukiman, dimana hal ini
akan memudahkan warga dalam mengakses fasilitas kesehatan tersebut.
Keamanan tempat tinggal : Kantor Polisi berada 1,2 km dan terdapat pula pos ronda
Selain itu lingkungan tersebut aman tidak ada kasus tindakan criminal.
Sistem pemilihan pemimpin : Di dusun tanak beak barat masyarakat biasanya
sistem pemilihan pemimpin dilakukan dengan cara musyawarah atau suara
terbanyak.
Organisasi perkumpulan yang ada di masyarakat : Biasanya masyarakat tanak
beak barat melakukan perkumpulan yaitu Banjar, PKK, Karang Taruna, dan
Remaja Masjid.
Fasilitas tempat wisata : Masyarakat tanak beak barat mayoritas jarang melakukan
rekreasi. Sarana rekreasi hanya berupa jalan-jalan saja. Setiap sore anak anak
biasanya bermain dihalaman rumah. Ketika ada waktu luang anggota keluarga
saling berkumpul untuk menonton TV bersama dan menikmati waktu senggang
dengan anggota keluarga masing masing, dikarenakan tidak adanya tempat
rekreasi terdekat di lingkungan mereka.

22
Tabel 10. Distribusi Penduduk Berdasarkan Data Kesehatan Masyarakat Di
Dusun Tanak Beak Barat (pada bayi, balita, dan anak usia sekolah)
Desa Tanak Beak Kecamatan Narmada, Tahun 2022
Usia Masalah Kesehatan
0-5 tahun Ispa
Diare
Demam
Asma
6-11 tahun

Tabel 11 Distribusi Penduduk Berdasarkan Data Kesehatan Masyarakat Di


Dusun Tanak Beak Barat (pada remaja, dewasa,lansia) Desa Tanak Beak
Kecamatan Narmada, Tahun 2022.

Usia Masalah kesehatan


12-25 tahun Merokok
Hipotensi
Jantung
26-45 tahun Diabetes militus
Asma
46-65 tahun Hipertensi
Stroke

Tabel 12. Distribusi Penduduk Berdasarkan Data Kesehatan Masyarakat Di


Dusun Tanak Beak Barat (pada ibu hamil) Desa Tanak Beak
Kecamatan Narmada, Tahun 2022.
Masalah Kesehatan Ibu Hamil
Batuk
Pilek
Demam
Diare
Pusing

23
Tabel 13 Distribusi Penduduk Berdasarkan Data Kesehatan Masyarakat Di
Dusun Tanak Beak Barat (Secara Umum) Desa Tanak Beak Kecamatan
Narmada, Tahun 2022.
No Penyakit Jumlah Persentase
1 Hipertensi 86 75%
2 Diabetes Mellitus 21 18%
3 Rheumatik 0 0%
4 Stroke 1 1%
5 Asma 3 3%
6 TBC 0 0%
7 Gastritis 0 0%
8 Katarak 0 0%
9 Penyakit lainnya 4 3%
JUMLAH 115 100%

24
3. Analisa Data
N DATA PENYEBAB MASALAH
O
1 DS: Kurang Kurangnya
4. Hasil wawancara beberapa responden Terpaparnya Pengetahuan tentang
mengatakan pernah memeriksakan Informasi perawatan
tekanan darah di puskesmas dengan Hipertensi
hasil pemeriksaan diatas 200 mmHg
tapi tidak memiliki keluhan seperti
pusing atau sakit tengkuk
5. Beberapa responden juga mengatakan
memiliki penyakit yang sama dengan
orangtuanya tapi tidak memiliki
keluhan seperti orang tuanya dahulu
6. Responden juga mengatakan tidak
mengetahui lebih lanjut tentang
penyakit hipertensi
7. Responden mengatakan di Dusun
Tanak Beak tidak pernah dilakukan
penyuluhan terkait dengan penyakit
hipertensi

DO:
1. 86 dari 176 responden usia 46-65 tahun
dan >65 tahun menderita hipertensi
2. Sebanyak 94 KK lebih menyukai
makanan yang asin seperti ikan asin
saat makan
3. Beberapa responden memiliki tekanan
darah sistol diatas 160 mmHg

4. DIAGNOSA KEPERAWATAN PRIORITAS


1. Kurang pengetahun kelompok Lansia tentang Hipertensi berhubungan dengan
kurang terpaparnya informasi mengenai tindakan untuk pasien Hipertensi.

25
5. Intervensi Keperawatan
Tujuan
No Masalah Keperawatan Intervensi
Tujuan Jangka Panjang Tujuan Jangka Pendek
1 Kurang pengetahuan Masyarakat dapat mengetahui Setelah mengikuti penyuluhan 1 x 1. Pengukuran tekanan
Kelompok Lansia tentang tentang penyakit hipertensi, 1 jam diharapkan masyarakat : darah
hipertensi berhubungan cara mengendalikan tekanan a. Mengetahui apa yang 2. Penyuluhan tentang
dengan kurangnya terpapar darah, dan tindakan yang dimaksud penyakit Hipertensi penyakit Hipertensi
informasi mengenai perlu dilakukan saat darah b. Mengetahui faktor risiko dan edukasi tentang
tindakan lebih lanjut tinggi Hipertensi hipertensi
terhadap penderita c. Mengetahui tanda dan gejala 3. Tanya Jawab
hipertensi Hipertensi 4. Senam Lansia
d. Mengetahui diet untuk
penderita Hipertensi
e. Mengetahui cara
mengendalikan tekanan darah
dengan cara memebuat jus
semangka,

26
6. Impelementasi
Masalah Hari / Tgl/
No Implementasi Respon Hasil
Keperawatan Jam
1. Kurang pengetahuan Jum’at, 02 1. Memberikan penyuluhan kesehatan a. Evaluasi Struktur
Kelompok Lansia Desember tentang penyakit hipertensi. 1. Tersedia Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
tentang Hipertensi 2022 2. Melakukan pemeriksaan tekanan sebelum pelaksanaan kegiatan.
b.d Ketidak darah. 2. Waktu pelaksanaan penyuluhan kesehatan
mampuan 3. Melakukan senam. telah ditetapkan.
mengambil 3. Tempat dan perlengkapan acara telah
keputusan, tentang disiapkan.
pemilihan, b. Evaluasi Proses
pengolahan serta 1. Masyarakat yang hadir berperan aktif
pengetahuan tentang dalam diskusi.
hepertensi 2. Masyarakat antusias mengikuti jalannya
acara.
3. Masyarakat dapat mengikuti acara sampai
selesai
4. Acara dapat berjalan lancar sesuai
rencana.
c. Evaluasi hasil
1. Masyarakat memahami materi yang telah
disampaikan : masyarakat dapat
mengetahui apa yang dimaksud dengan
penyakit hipertensi
2. Masyarakat dapat mengetahui faktor
risiko penyakit hipertensi
3. Masyarakat dapat mengetahui tanda dan
gejala hipertensi
4. Masyarakat dapat mengetahui diet untuk

27
Masalah Hari / Tgl/
No Implementasi Respon Hasil
Keperawatan Jam
penderita hipertensi
5. Masyarakat bersedia untuk
meyebarluaskan informasi mengenai
penyakit hipertensi.
2 Rabu, 14 1. Edukasi tentang hipertensi dengan a. Evaluasi Struktur
Desember Leaflet GENTALASI 1. Tersedia Leaflet Gentalasi sebelum
2022 2. Membuat obat herbal dari bumbu pelaksanaan kegiatan.
dapur (Jahe, Kunyit, Bawang putih, 2. Tersedianya bahan-bahan obat herbal.
Daun Min, dan Gula merah). 3. Waktu pelaksanaan penyuluhan kesehatan
telah ditetapkan.
4. Tempat dan perlengkapan acara telah
disiapkan.

b. Evaluasi Proses
1. Masyarakat yang hadir berperan aktif
dalam diskusi.
2. Masyarakat antusias mengikuti jalannya
acara.
3. Masyarakat dapat mengikuti acara sampai
selesai
4. Acara dapat berjalan lancar sesuai
rencana.

c. Evaluasi hasil
1. Masyarakat dapat mengetahui diet yang
sehat untuk penderita hipertensi
2. Masyarakat dapat mengetahui cara

28
Masalah Hari / Tgl/
No Implementasi Respon Hasil
Keperawatan Jam
mengendalikan tekanan darah dengan cara
mengatur pola makan.
3. Masyarakat dapat mengetahui cara
mengendalikan tekanan darah dengan cara
mengkonsumsi ramuan obat herbal.
4. Masyarakat bersedia untuk
meyebarluaskan informasi mengenai
penyakit hipertensi.

29
7. Evaluasi
Hari/Tanggal EVALUASI
Jum’at, 02 S:
Desember - Lansia mengatakan siap menerima informasi tentang hipertensi.
2022
O:
- Rencana pendidikan kesehatan berjalan dengan cukup baik.
- Para mahasiswa melakukan pendidikan kesehatan ke lansia dengan
metode ceramah yang berpusat di dusun tanak beak barat .
- Para warga mampu menjelaskan pengetahuan tentang hipertensi
walaupun masih kurang.
- Para warga mampu menjawab pertanyaan yang di ajukan mahasiswa
walaupun jawabannya masih kurang.
- Para warga rata-rata bisa membaca dan memahami apa yang sudah
dijelaskan.
A:
- Masalah kurang pengetahuan tentang hipertensi belum teratasi.

P:
- Perencanaan/intervensi keperawatan komunitas dilanjutkan.

Rabu, 14 S:
Desember - Lansia mengatakan sudah mengerti tentang hipertensi.
2022
O:
- Rencana pendidikan kesehatan sudah berjalan dengan baik.
- Warga mampu menjelaskan kembali tentang hipertensi dengan baik.
- Warga mampu menjawab semua pertanyaan yang di ajukan oleh
mahasiswa dengan baik dan benar.
- Warga bisa membaca dan mampu memahami apa yang sudah
dijelaskan oleh mahasiswa tentang hipertensi
A:
- Masalah kurang pengetahuan tentang hipertensi sudah teratasi.

P:
- Perencanaan/interevnsi keperawatan komunitas dihentikan.

30
BAB IV
HASIL

A. HASIL
1. Dampak

2. Manfaat
3. Kekurangan/Hambatan
4. Kaitkan Dengan Jurnal

B. Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada BAB sebelumnya dapat disimpulkan bahwa secara umum
pelaksanaan praktek profesi ners yang dilaksanakan di Desa Tanak Beak Dusun Tanak
Beak Barat Kecamatan Narmada oleh Mahasiswa Universitas Qamarul Huda Baddarudin
Bagu dapat terlaksana sesuai dengan tujuan, yaitu mampu menerapkan asuhan
keperawatan komunitas secara profesional dengan melibatkan peran serta masyarakat.
Hal ini dibuktikan dengan antusiasme masyarakat dan respon positif masyarakat di setiap
kegiatan yang dilaksanakan.

C. Saran
Demi kesuksesan dan keberlangsungan Praktik Profesi Ners Keperawatan Komunitas
dan perkembangan keperawatan sendiri maka disarankan :
1. Optimalisasi persiapan mahasiswa, maka diharapkan adanya pembinaan dan
bimbingan yang intensif pra terjun ke lapangan dengan konsep bimbingan yang telah
terstruktur rapi dan baku, baik dari segi mekanisme bimbingan maupun konsep-konsep
Keperawatan Komunitas sendiri.
2. Memperlebar jangkauan kerjasama dengan berbagai instansi sehingga mempermudah
mahasiswa dalam pelaksanaan Praktik komunitas.
3. Diharapkan mahasiswa lebih meningkatkan kemampuan dan menambah bekal tentang
konsep keperawatan komunitas, sehingga terdapat optimalisasi kinerja dalam
melaksanakan Praktik Komunitas.
4. Mahasiswa diharapkan mempunyai konsep yang lebih tentang pengorganisasian
masyarakat dengan berbagai alternatif pendekatan, sehingga akan lebih mempermudah

31
pelaksanaan di masyarakat.
5. Diharapkan optimalisasi peran kader, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan kepala
dusun di setiap kegiatan yang dilaksanakan kepada masyarakat, sehingga
mempermudah pengorganisasian masyarakat dan meningkatkan kepercayaan
masyarakat.

32
DAFTAR PUSTAKA

Herlambang. 2013. Menakhlukkan Hipertensi Dan Diabetes. Jakarta Selatan : PT. Suka Buku.

Hartanti dkk. (2016) Terapi Relaksasi Napas Dalam Menurunkan Tekanan Darah Pasien Hiperte
nsi Jurnal Ilmiah Kesehatan (JIK) Vol IX (1) Pekalongan

Khalifah, S. N. (2016). keperawatan gerontik . Jakarta selatan: pusdik SDM kesehatan.

Pratiwi. (2019). konsep dasar teori hipertensi. repository.poltekes-denpasar.ac.id.

Ridjab, D. 2005. Pengaruh Aktifitas Fisik Terhadap Tekanan Darah. Jurnal Kedokteran Atmajay
a 4(2):73

Triyanto, Endang . 2014. Pelayanan Keperawatan bagi Penderita Hipertensi Secara Terpadu. Yo
gyakarta : Graha Ilmu.

Warlin & Pranata. (2017) Pengaruh Penekanan Titik Akupresur Taixi (Ki3), Sanyinjiao (Sp6) Te
rhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia Dengan Hipertensi Di PSTW Jember. Ju
rnal Kesehatan dr, Soebandi Vol 6 (2) , 01-08

33

Anda mungkin juga menyukai