Anda di halaman 1dari 89

LAPORAN

MUSYAWARAH MASYARAKAT KOMUNITAS 2

Pembimbing Akademik :

Dr.Rika Sabri,S.Kp.,M.Kes.,Sp.Kep.Kom Moh. Jamil, S.Kp. M.Biomed


Ns. Mahatir, M.Kep, Sp. Kep. Kom Agus Sri Banowo, S.Kep, M.PH

Pembimbing Klinik :

Ns.Rita Syurianti,S.Kep

OLEH: KELOMPOK D
Ahmad Mudhofir (2141312099)

Rahmi Zikri (2141312091)


Dina Rahmiyanti Putri (2141312125)
Puteri Nabilla (2141312123)
Fadilah Lukvianti (2141312095)

Serly Aprilia Nst (2141312104)


Wulandari Astagina (2141312107)
Putri Rahmadani (2141312116)
Merry Christiany (2141312097)
Rosyi Aulia (2141312111)
Della Silviana (2141312115)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ANDALAS
2022
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala kebesaran dan
limpahan nikmat yang diberikan-Nya, sehingga kami sebagai penulis dapat menyelesaikan
laporan Musyawarah Masyarakat Komunitas di RW 02 Kelurahan Pisang Mahasiswa Program
Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas Andalas Padang Tahun 2022 ini. Shalawat serta
salam tidak lupa pula penulis kirimkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.

Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari pengetahuan dan keterbatasan penulis.
Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran dari berbagai pihak agar
laporan ini lebih baik dan bermanfaat. Akhir kata penulis ucapkan terimakasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam pembuatan laporan ini, semoga bermanfaat bagi para
pembaca.

Padang, 06 September 2022

Kelompok D

ii
Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................................... 1


A. LATAR BELAKANG................................................................................................................... 1
B. TUJUAN ....................................................................................................................................... 1
BAB II PENGKAJIAN KOMUNITAS .................................................................................................... 3
A. Konsep Keperawatan Komunitas .................................................................................................. 3
B. Model Keperawatan Komunitas .................................................................................................... 5
C. Prinsip Keperawatan Komunitas ................................................................................................... 7
D. Falsafah Keperawatan Komunitas ................................................................................................. 7
E. Peran Perawat Komunitas ............................................................................................................. 8
F. Perbedaan Kesehatan Klien Di Rumah Sakit dan Komunitas ....................................................... 9
G. Proses Pelaksanaan Keperawatan Komunitas ............................................................................. 10
H. Tahapan proses keperawatan komunitas ..................................................................................... 10
BAB III PENGKAJIAN KOMUNITAS ................................................................................................. 16
A. Tahap Persiapan .......................................................................................................................... 18
B. Pengkajian ................................................................................................................................... 18
B. ANALISA DATA ....................................................................................................................... 38
C. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN ................................................................................. 50
D. PLAN OF ACTION (POA) ......................................................................................................... 60
BAB IV PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 67
A. Tahap Persiapan .......................................................................................................................... 67
B. Tahap Pengkajian/Pengumpulan Data ......................................................................................... 68
C. Tahap Analisa Masalah ............................................................................................................... 69
BAB V PENUTUP .................................................................................................................................. 83
A. Kesimpulan.................................................................................................................................. 83
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................. 86

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kesehatan masyarakat diartikan sebagai aplikasi dan kegiatan terpadu antara
sanitasi dan pengobatan alam mencegah penyakit yang melana penduduk atau
masyarakat. Kesehatan masyarakat adalah kombinasi antara teori (ilmu) dan prakterk (
seni) yang bertujuan untuk mencegah penyakit, memperpanjang hidup, dan
meningkatkan kesehatan penduuk (masyarakat). Kesehatan masyarakat adalah sebagai
aplikasi keterpaduan antara ilmu kedokteran, sanitasi, dan ilmu sosial dalam mencegah
penyakit yang terjadi di masyarakat.
Keperawatan komunitas merupakan penggabungan atau integritas antara
ilmukeperawatan yang mana berfokus pada pemberian layanan perawatan pada individu,
keluarga dan masyarakat melalui pendekatan proses keperawatan yakni pengkajian,
diagnosis permasalahan keperawatan, perencanaan keperawatan, implementasi
keperawatan dan evaluasi keperawatan dengan keilmuan kesehatan masyarakat yang
berfokus pada pencegahan penyakit, memperpanjang usia harapan hidup dan promosi
kesehatan. Sehingga keperawatan komunitas akan melaksanakan perannya dalam
memberikan layanan keperawatan melalui proses keperawatan denganfokus
pencegahan, mempertahankan dan meningkatkan status kesehatan komunitas.
Pengkajian secara umum terhadap warga di RW 02 Kelurahan Pisang Kecamatan
Pauh mengenai situasi di dalam komunitas dan lingkungan sekitar keluarga yang
dilakukan dengan cara survei diperkirakan faktor resiko yang dapat menimbulkan
masalah kesehatan dan faktor penunjang yang dapat meningkatkan kesehatan
masyarakat.

B. TUJUAN
1. Memberikan informasi terkait masalah yang tampak dari hasil survei terhadap
penanganan masalah kesehatan pada masyarakat RW 02
2. Menjelaskan masalah-masalah kesehatan yang mungkin masih ada dan potensi
masalahkesehatan pada masyarakat RW 02

1
3. Menjelasakan Pelaksanaan kegiatan yang akan dilakukan oleh mahasiswa Profesi
Ners Fakultas Keperawatan Universitas Andalas terkait penangan masalah yang ada
I masyarakat RW 02
4. Menggambarkan rencana tidak lanjut yang akan dilakukan untuk mengatasi masalah-
masalah yang ada pada masyarakat RW 02

2
BAB II
PENGKAJIAN KOMUNITAS

A. Konsep Keperawatan Komunitas


1. Pengertian
Komunitas (community) adalah sekelompok masyarakat yang mempunyai
persamaan nilai (values), perhatian (interest) yang merupakan kelompok khusus dengan
batas-batas geografi yang jelas dengan norma dan nilai yang telah melembaga, misalnya
di dalam kesehatan di kenal kelompok ibu hamil, kelompok ibu menyusui, kelompok
anak balita, kelompok lansia, kelompok masyarakat dalam suatu wilayah desa binaan dan
lain sebagainya. Sedangkan dalam kelompok masyarakat ada masyarakat petani,
masyarakat pedagang, masyarakat pekerja, masyarakat terasing dan sebagainya (Akbar,
2019).
Stanhop dan Lancaster (2020) dalam pahpahan 2020 menjelaskan bahwa
komunitas atau masyarakat adalah kumpulan orang yang hidup bersama dalam suatu
daerah atau lokasi, membentuk budaya dan saling berinteraksi satu dengan yang lainnya,
bersifat berkelanjutan serta terikat oleh identitas bersama.
Keperawatan Komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang
ditujukan kepada masyarakat dengan pendekatan pada kelompok risiko tinggi dalam
upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit dan
peningkatan kesehatan dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang
dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi pelayanan keperawatan. Pelayanan Keperawatan Komunitas adalah seluruh
masyarakat termasuk individu, keluarga dan kelompok yang berisiko tinggi seperti
keluarga penduduk di daerah kumuh, daerah terisolasi dan daerah yang tidak terjangkau
termasuk kelompok bayi, balita, lansia dan ibu hamil (Veronica, Naraeni, & Supriyono,
2017 dalam Mubarak 2022).
2. Tujuan
Tujuan proses keperawatan dalam komunitas adalah untuk pencegahan dan peningkatan
kesehatan masyarakat melalui upaya upaya sebagai berikut (Akbar, 2019) :
a. Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care) terhadap individu, keluarga,
dan kelompok dalam konteks komunitas.
b. Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat (masyarakat umum
kesehatan) dengan mempertimbangkan permasalahan atau isu kesehatan masyarakat
3
yang dapat memengaruhi keluarga, individu, dan kelompok.
Selanjutnya, secara spesifik diharapkan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat
memiliki kemampuan untuk :
b. Mengidentifikasi masalah kesehatan yang dialami
c. Menetapkan masalah kesehatan dan memprioritaskan masalah tersebut
d. Otonomi Klien
Otonomi klien atau komunitas diberi kebebasan dalam memilih atau melaksanakan
beberapa alternatif terbaik. dalam menyelesaikan masalah kesehatan yang ada
3. Fungsi
Fungsi keperawatan komunitas (Akbar, 2019). :
a. Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah bagi kesehatan
masyarakat dan keperawatan dalam memecahkan masalah klien melalui asuhan
keperawatan.
b. Agar masyarakat mendapatkan pelayanan yang optimal sesuai dengan kebutuhannya
dibidang kesehatan.
c. Memberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan masalah,
komunikasi yang efektif dan efisien serta melibatkan peran serta masyarakat.
d. Agar masyarakat bebas mengemukakan pendapat berkaitan dengan permasalahan
atau kebutuhannya sehingga mendapatkan penanganan dan pelayanan yang cepat
dan pada akhirnya dapat mempercepat proses penyembuhan.
4. Sasaran
Sasaran dari perawatan kesehatan komunitas adalah individu, keluarga, kelompok
khusus, komunitas baik yang schat maupun sakit yang mempunyai masalah kesehatan
atau perawatan, sasaran ini terdiri dari (Akbar, 2019). :
a. Individu
Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh dari aspek biologi,
psikologi, sosial dan rohani.
b. Keluarga
Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat secara terus
menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara perorangan maupun secara
bersama-sama, di dalam lingkungannya sendiri atau masyarakat secara keseluruhan.
c. Kelompok Khusus
d. Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang memiliki kesamaan jenis kelamin,
umur, permasalahan. kegiatan yang terorganisasi yang sangat rawan terhadap masalah

4
kesehatan. Termasuk diantaranya adalah :
1) Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus sebagai akibat perkembangan dan
pertumbuhannya, seperti : Ibu hamil, bayi baru lahir, balita, anak usia sekolah
usia lanjut
2) Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan dan
bimbingan serta asuhan keperawatan diantaranya adalah : Penderita penyakit
menular, seperti TBC, lepra. AIDS. penyakit kelamin lainnya. Penderita dengan
penyakit tak menular, seperti: penyakit diabetes mellitus, jantung koroner, cacat
fisik, gangguan mental dan lain sebagainya.
3) Kelompok yang mempunyai risiko terserang penyakit. Diantaranya : Wanita tuna
susila, Kelompok penyalahgunaan obat dan narkoba, Kelompokkelompok
pekerja tertentu, dan lain-lain
4) Lembaga sosial, perawatan dan rehabilitasi, diantaranya adala Panti werdha,
Pusat-pusat rehabilitasi (cacat fisik, mental dan sosial), Penitipan balita

B. Model Keperawatan Komunitas


Model Keperawatan Komunitas menurut Pakpahan, 2020 :
1. Model care health system.
Betty Neuman adalah seorang pemimpin di keperawatan kesehatan jiwa dan
pendidikan keperawatan yang mengusulkan model sistem yang dapat disesuaikan untuk
melihat keseluruhan klien. Pada model ini. manusia dipandang sebagai saranı sistem
terbuka yang secara konstan dan berinteraksi secara timbal balik dengan lingkungannya.
Keseluruhan sistem dibentuk dari lima variabel yaim fisiologis, psikologis, sosiokultural,
spritual, dan perkembangan. Melalui variabel ini, setiap sistem saling berespons dengan
unik terhadap stres dan ketegangan yang muncul yang menghasilkan rangsangan
sehingga menyebabkan disequilibrium atau penyakit (Allender. Rector and Warner,
2010).
2. Teori Lingkungan (Nightingale's Theory of Enviroment)
Teori lingkungan Florence Nightingale sangat penting untuk keperawatan secara
umum dan komunitas secara khusus, dikarenakan berfokus pada pencegahan penyakit
pada populasi. Komponen lingkungan dideskripsikan dengan konsep ventilasi,
kehangatan, cahaya, diet, kebersihan, dan kebisingan (Allender, Rector and Wamer,
2010; Alligood, 2014). Ventilasi yang merupakan perhatian terbesar dari Nightingale,
sehingga dia menyatakan tugasnya kepada perawat adalah menjaga udara yang dia hirup
5
semumi udara luar, tanpa membuatnya kedinginan. Perawat diinstrusikan untuk
memanipulasi lingkungan untuk menjaga ventilasi dan kehangatan pasien dengan
menggunakan api yang baik, membuka jendela, dan memposisikan pasien dengan benar
di dalam ruangan (Alligood. 2014).
3. Orem's Self Care Model
Dorothy Orem merupakan seorang perawat administrator dan perawat pendidik,
di mana teorinya difokuskan pada konsep self' cure (perawatan diri) yang bertujuan untuk
meningkatkan kehidupan. kesehatan, dan kesejahteraan. Orem juga menggambarkan
orang-orang yang membutuhkan asuhan keperawatan sebagai orang uang kurang mampu
melakukan perawatan dirinya. (Allender. Rector and Wamer, 2010). Teori ini juga
merupakan teori yang fokus pada perubahan individu, karena praktik keperawatan yang
diberikan. bertujuan pada aktivitas perawatan diri (self care) (Nies and McEwen, 2014).
Oleh karena itu, tujuan dari keperawatan kesehatan komunitas yaitu mengoptimalkan
kemandirian (self care) komunitas untuk mempertahankan kehidupan, kesehatan,
kesejahteraan komunitas baik dalam kondisi schat atau sakit.
4. Community As Partner
Model keperawatan komunitas sebagai mitra (community as partner) merupakan
model yang dikembangkan dari model Neuman dengan pendekatan totalitas manusia
yang menggambarkan masalah kesehatan yang ada. Model ini juga menekankan tentang
primary health care (PHC) merupakan suatu filosofi dasar komunitas untuk berperan
aktif dalammeningkatkan kesehatan, pencegahan, dan mengatasi masalah melalui upo
pemberdayaan komunitas dan kemitraan (Wilagda, 2016).
5. The Health Belief Model
(HBM/Model Kepercayaan Kesehatan) Model ini juga berfokus kepada individu
yang berevoluasi dari premis bahwa pengamat dunia menentukan tindakan, Model ini
dimulai pada akhir 1950-an ketika Amerika menghela napas lega setelah pengembangan
vaksin polio. Ketika beberapa orang memilih untuk tidak membawa diri mereka atau
anak anaknya ke klinik untuk imunisasi, psikolog sosial dan petugas kesehataan serta
masyarakat lainnya menyadari kebutuhan untuk mengembangkan pemahaman yang lebih
lengkap tentang faktor yang memengaruhi perilaku kesehatan prevent. Upaya ini
merupakan model keyakinan kepercayaan terhadap kesehatan (the health belief model)
(Nies and McEwen, 2014).

6
6. Model Promosi Kesehatan (Pender)
Seperti yang sudah diketahui bahwa promosi kesehatan merupakan tindakan yang
utama dalam praktik keperawatan komunitas. Pender mendefinisikan tindakan promosi
kesehatan yaitu untuk meningkatkan tingkat kesejahteraan dan aktualisasi diri dalam
individu maupun kelompok. Model Pender ini juga menjelaskan perilaku proaktif yang
berdasarkan pembelajaran sosial, teori, menekankan proses kognitif yang membantu
mengatur perilaku seperti persepsi orang yang secara langsung memengaruhi motivasi
mereka untuk memulai atau melanjutkan perilaku yang mempromosikan kesehatan
(Allender, Rector and Wamer, 2010).

C. Prinsip Keperawatan Komunitas


Menurut Quad Council of Public Health Nursing Organization, 2007, dalam Stanhope &
Lancaster (2016), ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam keperawatan
komunitas. Prinsip ini disebut juga sebagai Eight Principles of Public Health Nursing, antara
lain :
1. Klien adalah populasi/masyarakat
2. Memberi beri manfaat sebesar-besarnya bagi komunitas
3. Proses yang digunakan, termasuk bekerja dengan mitra yang sama
4. Pencegahan primer menjadi prioritas dalam aktivitas
5. Strategi khusus yang berfokus pada kondisi lingkungan, sosial, dan ekonomi yang sehat
dalam komunitas
6. Memberi manfaat sebesar-besarnya pada aktivitas penelitian masyarakat, Penggunaan
sumber daya masyarakat secara optimal
7. Kolaborasi dengan profesi, organisasi, atau kesatuan lain, demi keefektifan program
peningkatan dan pemeliharaan kesehatan komunitas (Ratnawati, 2017)
D. Falsafah Keperawatan Komunitas
Falsafah keperawatan komunitas menurut Amin, 2019 :
1. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat adalah pekerjaan yang luhur dan
manusiawi yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
2. Perawatan kesehatan masyarakat adalah suatu upaya berdasrkan kemanusiaan untuk
meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan bagi terwujudnya manusia yang sehat
khususnya dan masyarakat yang sehat pada umumnya
3. Pelayanan perawatan kesehatan masyarakat harus terjangkau dan dapat diterima oleh
semua orang dan merupakan bagian integral dari upaya kesehatan
7
4. Upaya preventif dan promotif merupakan upaya pokok tanpa mengabaikan upaya
kuratif dan rehabilitatif
5. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat yang diberikan berlangsung secara
berkesinambungan
6. Perawatan kesehatan masyarakat sebagai provider dan klien sebagai konsumer pelayanan
keperawatan dan kesehatan, menjamin suatu hubungan yang saling mendukung dan
mempengaruhi perubahan dalam kebijaksanaan dan pelayanan kesehatan ke arah
peningkatan status kesehatan masyarakat
7. Pengembangan tenaga keperawatan kesehatan masyarakat direncanakan secara
berkesinambungan dan terus menerus
8. Individu dalam suatu masyarakat ikut bertanggung jawab atas kesehatannya, ia harus ikut
dalam upaya mendorong, mendidik dan berpartisipasi aktif dalam pelayanan kesehatan
mereka sendiri

E. Peran Perawat Komunitas


1. Klinis/ Penyedia Layanan Kesehatan
Perawat komunitas dapat memberikan perawatan secara langsung kepada komunitas.
Pelayanan keperawatan ini termasuk screening, pengkajian komprehensif, identifikasi
masalah, perencanaan keperawatan, implementasi, monitoring, evaluasi hasil dan
pengkajian ulang.
2. Pendidik Kesehatan/ Edukator
Peran perawat komunitas dalam mendidik masyarakat sangat signifikan karena
pendidikan kesehatan dikomunitas dilakukan agar menyentuh masyarakat luas. perawat
sebagai educator memberikan pengajaran dan pendidikan kesehatan kepada komunitas,
memberikan pengetahuan kesehatan yang dibutuhkan klien untuk pencegahan,
mengurangi komplikasi dan dapat menjalani hidup secara optimal.
3. Advokat
Perawat mengadvokasi pelayanan komprehensif berupa pencegahan, perawatan serta
pengobatan sampai didapatkan secara utuh kepada komunitas. Perawat komunitas
sebagai advokat memberikan keadilan sosial serta turut terlibat dalam mengevaluasi
kebijakan dan turut memastikan keadilan pemanfaatan pelayanan pada komunitas.

8
4. Manajer
Sebagai manajer, perawat komunitas harus mampu melakukan dan bertindak sebagai
perencanaan, pengelola, pemimpin, pengawas, pengontrol dan evaluasi perkembangan
komunitas untuk mencapai tujuan kesehatan. Perawat komunitas diharapkan mampu
mengelola kebutuhan komunitas secara efektif.
5. Kolabolator
Perawat komunitas tidak bisa bekerja sendiri, perawat komunitas harus mampu bekerja
sama dengan klien komunitas dan tim kesehatan lainnya dalam mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Terkait dengan perilaku perawat harus bekerja sama dengan dokter,
organisasi masyarakat, keluarga, tokoh agama, tokoh masyarakat, maupun kader
kesehatan untuk menyelesaikan masalah kesehatan komunitas yang kompleks.
6. Konselor
Konseling merupakan suatu proses dalam membantu klien memilih solusi yang tepat
dalam mengatasi masalahnya. Konseling bukan memberitahu apa yang harus klien
lakukan, tetapi merupakan proses membantu mereka untuk mengatasi masalah untuk
menentukan tindakan yang tepat bagi dirinya sendiri.

F. Perbedaan Kesehatan Klien Di Rumah Sakit dan Komunitas

Rumah Sakit Komunitas


a. Fokus pada pasien di RS a. Fokus pada individu, keluarga dan
b. Memberikan pelayanan kesehatan komunitas (termasuk kelompok resiko
yang bersifat kejadian kasus tinggi)
(episodik) b. Memberikan pelayanan kesehatan
c. Bekerja pada pasien pada unit yang terdistribusi.
tertentu. c. Bekerja pada semua kondisi sehat dan
d. Bekerja pada suatu RS atau instansi. sakit diberbagai tatanan.
e. Koordinasi keperawatan dengan d. Bekerja dengan instansi terkait
institusi lain. e. Berkoordinasi pelayanan dengan
f. Merencanakan dan memberikan berbagai tenaga dikomunitas
pelayanan yang bersifat individu. f. Merencanakan dan melakukan
g. Membatasi autonomi klien dengan pelayanan melalui keluarga
lingkungan RS. g. Mendorong autonomi dan kontrol
keluarga kecuali kasus menular

9
h. Observasi yang terbatas pada h. Mengobservasi berbagai faktor
interaksi keluarga dan indikator kesehatan.
kesehatan lain. i. Memfasilitasi dengan hubungan
i. Hubungan terbatas hanya dengan profesi lain.
profesi lain di RS.

G. Proses Pelaksanaan Keperawatan Komunitas


1. Pelaksanaan Keperawatan Komunitas
Merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan keperawatan yang telah disusun. Prinsip
dalam pelaksanaan keperawatan yaitu :
a. Berdasarkan respon masyarakat
b. Disesuaikan dengan sumber daya yang tersedia di masyarakat.
c. Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara diri sendiri serta
lingkungannya.
d. Bekerja sama dengan profesi lain.
e. Menekankan pada aspek peningkatan kesehatan masyarakat dan pencegahan
penyakit.
f. Memperhatikan perubahan masyarakat
2. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah sekumpulan metode dan keterampilan untuk menentukan apakah
program kerja sesuai rencana atau apakah pelayanan kesehtan memenuhi kebutuhan
masyarakat . Kegiatan yang dilakukan pada penilaian ini adalah:
a. Membandingkan hasil tindakan yang dilaksanakan dengan tujuan yang telah
ditetapkan.
b. Menilai efektifitas proses keperawatan mulai dari tahap pengkajian sampai dengan
tahap pelaksanaan.
c. Hasil penilaian keperawatan digunakan sebagai bahan perencanaan selanjutnya
apabila masalah belum teratasi.
d. Melibatkan partisipasi dan peran serta masyarakat dalam pelaksanaan keperawatan

H. Tahapan proses keperawatan komunitas


Tahapan dalam proses keperawatan komunitas antara lain pengkajian, diagnosis,perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi.

10
1. Pengkajian
Pengkajian komunitas merupakan sebuah proses untuk mulai dapat mengenali
komunitas dan mengetahui kebutuhan komunitas. pengkajian di dalam keperawatan komunitas
diharapkan mampu menjadikan komunitas sebagai ”rekan” (anderson & Mcfarlane,2011) dalam
(Mahathir, 2020). Pengkajian komunitas merupakan kunci untuk dapat mengetahui kebutuhan
komunitas dan memberikan pilihan intervensi dan strategi yang dapat digunakan sebagai upaya
dalam penyelesaian masalah kesehatan (Stanhope & Lancaster, 2016).
Di dalam pengkajian komunitas penting bagi perawat komunitas mengutamakan
pengumpulan data komunitas dibanding hanya berfokus pada pengkajian individu sehingga
demikian dapat menyimpulkan kondisai kesehatan komunitas. Perawat komunitas memberikan
gambaran situasi dan kondisi yang terjadi di komunitas melalui pengkajian yang telah dilakukan
terhadap komunitas baik secara individu, keluarga, agregat dan komunitas secara menyeluruh (
Stanhope & Lancaster, 2016 dalam Mahathir, 2020).
Model komunitas sebagai partner memberikan acuan praktik pengkajian keperawatan
komunitas. Pada model ini perawat diberikan beberapa komponen essensial yang harus dikaji
oleh perawat kesehatan komunitas. Perawat melakukan pengkajian denagn mencari data essensial
yang nantinya akan memberikan gambaran kesenjangan permasalahan dan sumber daya yang
dapat dimanfaatkan komunitas dalam perencanaan komunitas. Model ini memiliki beberapa
keunggulan yaitu berorientasi terhadap kebutuhan populasi (Anderson & Mc Farlane, 2011 dalam
Mahathir, 2020).
Berikut komponen – komponen pengkajian keperawatan komunitas berdasarkan model
Komunitas sebagai Partner (Anderson & Mc Farlane, 2011 dalam Mahathir, 2020).
a. Data Inti Komunitas
Data inti komunitas merupakan data dasar dan esensial dari komunitas. Data inti
dari komunitas adalah orang / masyarakat yang ada di komunitas iti sendiri. Data
inti komunitas terdiri dari :
1) Sejarah
2) Karakteristik (demografis, etnis, dan data statistik vital)
3) Data nilai dan kepercayaan
b. Data Subsistem Komunitas
1) Lingkungan Fisik

Data lingkungan fisik merupakan hasil pemeriksaan fisik dari komunitasyang


dikelola. Data lingkungan fisik yang dikaji adalah :
a) Kualitas udara
b) Keadaan alam
c) Ruang/ space
11
d) Perumahan
e) Struktur bangunan
f) Cuaca
g) Luas wilayah
h) Batas wilayah
i) Peta wilayah
2) Layanan kesehatan dan layanan social
Data ini merupakan data fasilitas kesehatan dan layanan sosial yang dapat diakses
oleh komunitas. Data yang dapat dikaji antara lain :
a) Jenis layanan (rumah sakit, klinik, fasilitas home care, layanan gawat
darurat dan puskesmas).
b) Layanan yang tersedia (biaya, jam layanan, layanan yang diberikan).
c) Sumber daya kesehatan (SDM kesehatan yang tersedia dan sistem
kesehatan).
d) Karakteristik pengguna layanan kesehatan (lansia, balita, dll).
e) Jumlah pemanfaatan layanan.
f) Layanan sosial (baby day care, layanan konseling, panti sosial).
3) Ekonomi
Data ini merupakan data kesejahteraan/ kekayaan komunitas yang dikelola.Data
yang dapat dikaji adalah sebagai berikut :
a) Pendapatan perkapita
b) Status pekerjaan
c) Jumlah masyarakat miskin
d) Jenis pekerjaan
e) Kepala keluarga perempuan
f) Usaha/ bisnis yang ada di komunitas
g) Keamanan dan transportasi
4) Politik pemerintahan dan kebijakan
Data ini berkaitan dengan kebijakan dan sistem pemerintahan dalam suatu
komunitas. Data terkait aturan-aturan di komunitas yang mempengaruhikesehatan
seperti kebijakan merokok dll. Data yang dapat dikaji antara lain :
a) Sistem pemerintahan di komunitas
b) Sistem pelaksanaan kebijakan komunitas
c) Organisasi di komunitas

12
d) Pengambilan keputusan di komunitas
e) Organisasi non pemerintahan.
5) Komunikasi
Data ini berkaiatan dengan bentuk komnuikasi berlangsung di komunitas bisa formal
atau informal. Data komunikasi formal yang dapat dikaji antara lain :
a) Bentuk komunikasi
b) Forum komunikasi
c) Media (Koran, radio, dan hotline service)
6) Pendidikan
Data pendidikan merupakan data pendidikan rata-rata di suatu komnitas.Data
yang dapat dikaji antara lain:
a) Status pendidikan (pendidikan terakhir)
b) Jenis-jenis sekolah
c) Fasilitas sekolah intra komunitas dan ekstra komunitas
d) Akses dan akseptabilitas pendidikan di komunitas
7) Rekreasi
Data ini merupakan data fasilitas rekreasi yang dapat dimanfaatkan oleh komunitas.
Unruk melepas stress dan menurunkan ketegangan akibat stresorsekitar.
2. Diagnosa Keperawatan Komunitas
a. Analisis data
Setelah mengumpulkan data langkah selanjutnya adalah analisis data. Perawat
membutuhkan analisis informasi yang dikumpulkan, sehingga kesimpulan dapat dibuat
tentang maknanya dan berdampak terhadap strategi yang akan di laksanakan.
Kesimpulan yang muncul terhadap data harus di validasi untuk menentukan
keakuratannya, setelah itu baru diagnosis keperawatan dapat dibentuk.
b. Diagnosa keperawatan
Diagnosis keperawatan merupakan penilaian klinis terhadap pengalaman atau respon
individu, keluarga atau komunitas pada masalah kesehatan, resiko masalah kesehatan
atau pada proses kehidupan. Diagnosa keperawatan komunitas akan memberikan
gambaran tentang masalah dan status kesehatan masyarakat baik yang nyata dan yang
mungkin terjadi. Diagnosa ditegakkan berdasarkan tingkat rekreasi komunitas terhadap
stresor yang ada. Selanjutnya dirumuskan dalam tiga komponen, yaitu penyebab
(Etiologi), tanda (sign) dan

13
3. Perencanaan Komunitas
Perencanaan merupakan desain pembuatan keputusan logis sebagai bentuk rinci dari
upaya yang akan dilakukan untuk mencapai suatu tujuan spesifik. Perencanaan keperawatan
komunitas sangat bergantung kepada proses pengkajian komunitas yang dilakukan, penentuan
diagnosis keperawatan komunitas yang dimunculkan. Perencanaan akan menggambarkan secara
jelas dan rinci apa yang akan dilakukan.
Dalam perencanaan komunitas sangat penting untuk melibatkan klien di komunitas.
Komunitas sebagai klien harus dilibatkan secara optimal baik dalam stase perencanaan asuhan
keperawatan maupun yang akan melaksanakan tindakan tersebut bersama perawat. Jika tidak
melibatkan masyarakat maka implementasi dari tindakan keperawatan yang akan dilakukan tidak
akan suskses mencapai tujuan yang diharapkan.

4. Pelaksanaan Keperawatan Komunitas


Merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan keperawatan yang telah disusun. Prinsip
dalam pelaksanaan keperawatan yaitu:
a. Berdasarkan respon masyarakat
b. Disesuaikan dengan sumber daya yang tersedia di masyarakat.
c. Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara diri sendiri serta
lingkungannya.
d. Bekerja sama dengan profesi lain.
e. Menekankan pada aspek peningkatan kesehatan masyarakat dan pencegahan
penyakit.
f. Memperhatikan perubahan masyarakat
g. Melibatkan partisipasi dan peran serta masyarakat dalam pelaksanaan keperawatan
h. Hal hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan keperawatan yaitu : Keterlibatan
petugas non keperawatan, kader, tokoh masyarakat dalam rangka alih peran,
terselenggaranya rujukan medis dan rujukan keperawatan, setiap tindakan
keperawatan yang telah dilaksanakan dicatat pada catatan yang telah disajikan
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah sekumpulan metode dan keterampilan untuk menentukan apakah
program kerja sesuai rencana atau apakah pelayanan kesehtan memenuhi kebutuhan masyarakat.
Kegiatan yang dilakukan pada penilaian ini adalah :
a. Membandingkan hasil tindakan yang dilaksanakan dengan tujuan yang telah
ditetapkan.

14
b. Menilai efektifitas proses keperawatan mulai dari tahap pengkajian sampai
dengan tahap pelaksanaan.
c. Hasil penilaian keperawatan digunakan sebagai bahan perencanaan selanjutnya
apabila masalah belum teratasi.

15
BAB III
PENGKAJIAN KOMUNITAS

Asuhan Keperawatan Komunitas di RW 002 Kelurahan Pisang yang dilaksanakan tanggal 08 Agustus
s/d 20 Agustus dilakukan melalui beberapa kegiatan yaitu sebagai berikut:
1. Tahap pertama yaitu pada tanggal 08 Agustus 2022, jam 09.30 WIB semua anggota
keompok menghadiri serah terima bersama tata usaha, dosen pembimbing akademik dan
CI klinik di Kantor Lurah Pisang. Pembagian daerah komunitas bersama Ibu Nit dan Buk
Rita
2. Tahap kedua yaitu pada tanggal 09 Agustus 2022 membentuk organisasi kelompok, serta
adanya pertemuan dengan ketua RW, ketua RT dan ketua pemuda
3. Tahap ketiga yaitu pada tanggal 10 Agustus 2022 menentukan sumber data dan metode
pengkajian kasus. Sumber data (responden) pada komunitas di RW 002 Keluruhan
Pisang didapatkan melalui survey dan wawancara. Metode pengkajian kasus dilakukan
dengan pengisian angket secara online dengan mendatangi rumah warga yaitu pengisian
angket melalui google form pada setiap kepala keluarga dan masing-masing agregat.
4. Tahap kelima yaitu pada tanggal 10 Agustus-13 Agustus 2022 dilakukan pengumpulan
data kesehatan komunitas RW 002 di Kelurahan Pisang melalui pengisian angket secara
langsung dengan mendatangi rumah warga dan pengisian dilakukan secara online dengan
mengisi google form
5. Tahap keenam yaitu tanggal 15-17 Agustus 2022 dilakukan analisis kuesioner, analisis
permasalahan (data senjang, tanda mayor dan minor, diagnosis keperawatan, membuat
rancangan perencanaankeperawatan dan POA (Plan Of Action).
6. Tahap ketujuh yaitu tanggal 17 Agustus 2022 mahasiswa melakukan kegiatan
memeriahkan 17 Agustus di RT 01 RW 02 Kelurahan Pisang.
7. Tahap kedelapan yaitu tanggal 18 Agustus 2022 dilakukan pengarahan dan bimbingan
oleh CI Klinik tentang masalah yang ditemukan oleh kelompok D.
8. Tahap kesembilan yaitu tanggal 20 Agustus 2022 mahasiswa menghadiri dan
memeriahkan kegiatan orgen pukul 20.00 WIB di RT 03 RW 02 Kelurahan Pisang
9. Tahap kesepuluh yaitu tanggal 22 Agustus 2022 dilakukan Musyawarah Masyarakat
Kelurahan 1 (MMK) untuk menentukan masalah kesehatan dan penyusunan rencana
kegiatan (menyusun aktivitas/kegiatan/program) dan pelaksanaan implementasi yang
dilaksanakan yang dilaksanakan berdasarkan rencana.
10. Tahap kesebelah, yaitu tanggal 23 Agustus 2022 pada jam 20.00 kelompok D
melakukan Musyawarah Mufakat Komunitas (MMK I) bersama Ketua RW, ketua RT,
16
kader, perwakilan pengurus mesjid dan perwakilan, dosen pembimbing (Pak Mahatir)
di Mesjid Uswatun Khasanah lantai 1.

11. Tahap keduabelas, yaitu tanggal 24-26 Agustus 2022 dilakukannya persiapan dan
diskusi mengenai pelaksanaan kegiatan implementasi yang nantinya akan dilakukan
(menyusun aktivitas/kegiatan/program/mencari peralatan)

12. Tahap ketigabelas, yaitu tanggal 25 Agustus 2022 dilakukan konsultasi SAP Agregat
Anak dengan Pak Jamil.

13. Tahap keempatbelas, yaitu pada tanggal 27 Agustus 2022 pukul 17.00-18.00 WIB
dilakukan implementasi agregat remaja, dengan memberikan Pendidikan kesehatan
pada remaja tentang bahaya game online dan disminore di Mesjid Uswatun Khasanah
Lantai 2. Menghadiri undangan acara KIM untuk memeriahkan kegiatan 17 Agustus
pukul 21.00 WIB di RT 01 RW 02 Kelurahan Pisang.

14. Tahap kelimabelas, yaitu tanggal 28 Agustus 2022 pukul 06.30 WIB melakukan
implementasi agregat anak dengan memberikan Pendidikan kesehatan pada anak
dengan anak di MDA di Mesjid Uswatun Khasanah Lantai 1 tentang jajanan sehat,
karies gigi dan simulasi gosok gigi yang benar.

15. Tahap keenambelas, yaitu tanggal 1 September 2022 pukul 08.30 WIB melakukan
implementasi agregat bayi dan balita di Posyandu Lubuk Gajah RT 03. Pada bayi
dengan memberikan pendidikan kesehatan pada ibu bayi tentang imunisasi dasar dan
ASI Eklusif. Pada balita dengan memberikan Pendidikan kesehatan pada ibu balita
tentang ISPA pada balita.

16. Tahap ketujuhbelas, yaitu tanggal 2 September 2022 pukul 09.00 WIB melakukan
implementasi agregat dewasa dan lansia di Mesjid Uswatun Khasanah Lantai 2. Pada
dewasa dilakukan pemberian Pendidikan kesehatan tentang hipertensi. Pada lansia
dilakukan pemberian pendidikan kesehatan tentang gizi seimbang pada lansia dan
bahaya merokok. Selain memberikan pendidikan kesehtan disediakan stand untuk
mengukur tekanan darah dan menimbang berat badan.

17. Tahap kedelapanbelas, yaitu tanggal 3 September 2022 pukul 08.56 dilakukan
implementasi agregat lingkungan dengan melakukan goro bersama dengan pak lurah
dan karyawan dari kelurahan. Serta melakukan diskusi dengan pak lurah terkait
masalah yang didapatkan kelompok di RW 02 Kleurahan Pisang.

17
18. Tahap kesembilanbelas, yaitu tanggal 3 September 2022 pukul 10.48 WIB dilakukan
implementasi agregat ibu hamil di Mesjid Uswatun Khasanah Lantai 1. Pemberian
pendidikan kesehatan tentang perubahan fisiologis selama hamil dan gizi seimbang
pada ibu hamil. Serta, dilakuakan pemeriksaan tekanan darah dan LILA ibu hamil.

19. Tahap keduapuluh, yaitu tanggal 5 September 2022 dilakukan penyusunan laporan hasil
pelaksanaan agregat yang dilakukan oleh kelompok.

Asuhan keperawatan yang dilakukan di komunitas kelompok D dilaksanakan oleh


Mahasswa Kelompok D Praktek Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas Andalas
Padang.

A. Tahap Persiapan
Pada tahap ini dilakukan beberapa persiapan sebelum dilakukan asuhan keperawatan
komunitas, diantaranya perwakilan kelompok memberikan surat ke Puskesmas Pauh dan
Kelurahan Pisang. Pada tanggal 08 Agustus 2022 kelompok menghadiri serah terima
bersama tata usaha, dosen pembimbing akademik dan CI klinik di Kantor Lurah Pisang.
Lalu mahasiswa menemui Ketua RW, Ketua RT dan Kader untuk melapor bahwa akan
melakukan praktek profesi di RW 02. Lalu pada tanggal 10 Agustus 2022 mahasiswa turun
kerumah-rumah warga sesuai pembagain wilayah RT masing-masing untuk menyebar
kuesioner.
Metode pengkajian kasus dilakukan dengan pengisian angket secara langsung dengan
mendatangi rumah warga disetiap RT di wilayah RW 02. Berdasarkan hasil pengkajian
kelompok diperoleh data komunitas di RW 02 kelurahan Pisang yaitu terdapat 352 Kepala
Keluarga yang terdiri dari 7 agregat yaitu : ibu hamil, bayi, balita, anak usia sekolah, remaja,
dewasa dan lansia. Tahap pengumpulan data dimulai dari wawancara dan penyebaran angket
yang dilakukan dari tanggal 10- 13 Agustus 2022, dengan data dikumpul sebanyak 97 KK.

B. Pengkajian
Pada tahap ini kami melakukan wawancara ke setiap rumah di RW 02 Kelurahan Pisang
dan terkumpul yaitu sebanyak 97 KK. Dilanjutkan dengan penentuan masalah dan presentasi
hasil kuesioner pada yang dilakukan melalui Musyawarah Mufakat Komunitas (MMK I).

HASIL PENGKAJIAN DATA KOMUNITAS OLEH KELOMPOK D

18
Pengkajian keperawatan komunitas merupakan suatu proses untuk mengenali komunitas
dan mengetahui kebutuhan komunitas sehingga nantinya perawat dapat memberikan pilihan
intervensi yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah kesehatan di komunitas
(Stanhope & Lancaster, 2016). Dalam melakukan pengkajian di komunitas, perawat dapat
menggunakan beberapa model pengkajian, salah satunya yaitu model Community as
Partner. Model komunitas sebagai partner ini berfokus pada komunitas sebagai klien yang
dilihat secara menyeluruh dan melihat kesehatan komunitas sebagai suatu system (Anderson
& Mcfarlane, 2011).
Pengkajian secara umum terhadap 352 KK tentang situasi didalam keluarga dan
lingkungan sekitar keluarga yang dilakukan secara langsung sehingga dapat diperkirakan
faktor resiko yang dapat menimbulkan masalah kesehatan dan faktor penunjang yang dapat
meningkatkan kesehatan masyarakat. Berdasarkan hasil pengkajian kelompok diperoleh
data komunitas di RW 02 kelurahan Pisang yaitu terdapat 352 Kepala Keluarga yang terdiri
dari 7 agregat yaitu : ibu hamil, bayi, balita, anak usia sekolah, remaja, dewasa dan lansia.
Tahap pengumpulan data dimulai dari wawancara dan penyebaran angket yang dilakukan
dari tanggal 10- 13 Agustus 2022 dengan data dikumpul sebanyak 97 KK.

1. Data Inti Komunitas

Gambar 3.1 Peta Wilayah Kelurahan

Sumber : Google Maps


a. Sejarah Komunitas
Jalan Pisang adalah salah satu kelurahan di Kecamatan Pauh, Kota Padang.
Menurut cerita sebelum dihuni daerah ini merupakan kebun yang luas yang banyak
ditumbuhi oleh pohon pisang. Sehingga pisang diambil sebagai nama daerah oleh
masyarakat sekitarnya. Kelurahan ini berbatasan dengan kubu dalam Parak Karakah,
Padang Timur. Pada kelurahan pisang terbagi menjadi beberapa daerah yaitu:
Pisang,Watas, Lubuk Gajah, Ganangan, Seberang Air, Parak Karambia, Komplek
19
Filano,Koto Parak, Wak Ketok, Sumur Gadang Dan Parak Kaluek. Wilayah RW 02
merupakan salah satu wilayah yang terletak di Kelurahan Pisang. Dimana penduduk
wilayah RW. 02 mayoritas merupakan penduduk asli wilayah tersebut. Masyarakat
di wilayah RW 02 mayoritas suku melayu.
b. Demografi Penduduk
Pada RW 002 di Kelurahan pisang terdapat 3 RT dengan jumlah kepala keluarga
yaitu 352 KK. Pada komunitas di RW 002 kelurahan pisang terdapat 97 KK yang
berada dalam rentang bayi-lansia yang diambil sebagai responden yang terbagi
menjadi 7 agregat yaitu:
a. Ibu hamil : 3 orang
b. Bayi : 5 orang
c. Balita : 26 orang
d. Anak : 31 orang
e. Remaja : 57 orang
f. Dewasa : 189 orang
g. Lansia : 46 orang

c. Etnik
Sebagian besar anggota komunitas di wilayah RW.02 Kelurahan Pisang adalah
berasal dari Sumatera Barat. Di RW 002 masyarakat hamper setengahnya 33%
bersuku melayu.
d. Nilai dan Keyakinan
Nilai dan keyakinan yang dianut oleh anggota komunitas mayoritas beragama
Islam dimana masing- msasing anggota komunitas biasanya melakukan ibadah di
masjid atau mushalla terdekat di lingkungan tempat tinggal. Dan masyarakat juga
sering melakukan kegiatan keagamaan seperti pengajian, perayaan hari besar dan
kegiatan pendidikan keagamaan di masjid.

2. DATA SUBSISTEM
a. Lingkungan Fisik
Berdasarkan hasil wawancara dan survey dengan masyarakat RW 02 Kelurahan
Pisang. Hampir seluruhnya 95,8% masyarakat memiliki rumah dengan cahaya matahari
yang cukup dan dapat langsung masuk ke dalam rumah sedangkan Sebagian kecil 4,2%
rumah masyarakat tidak masuk cahaya matahari karena rumah masyarakat yang
berdempetan. Hampir seluruh (92,8%) rumah masyarakat memiliki ventilasi dikamar
20
tidur, memiliki ventilasi di ruang tamu sebanyka 97,9%, memiliki ventilasi di dapur
sebanyak 96,9% dan memiliki ventilasi di kamar mandi sebanyak 96,9%.
Berdasarkan hasil wawancara dan survey hampir setengahnya rumah memiliki
sumber air dari sumur gali dengan cincin sebanyak 40,2%, Sebagian kecil 13,4%
menggunakan sumur tadah hujan dan Sebagian kecil 11,3% menggunakan PDAM. Untuk
keadaan air minum ditemukan data bahwa seluruh masyarakat sebanyak 100% tidak ada
air minum yang berbau, berasa maupun berwarna. Hampir setengahnya 49,5%
masyarakat membersihkan bak penampungan sebanyak 1 kali seminggu dan hampir
setengahnya 36,1% masyarakat membersihkan bak penampungan 2 kali seminggu.
Hampir seluruh 88,7% masyarakat melakukan MCK (Mandi, Cuci, Kakus) sehari-
hari di kamar mandi. Sebagian besar 66% masyarakat memiliki kebiasaan membuang
limbah kamar mandi/WC dialirkan di sungai dan hampir setengahnya 27,8% membuang
atau dialirkan ke septi tank. Pada pengelolaan sampah bahwa sebagian besar masyarakat
84,5% masyarakat mengolah sampah dengan dibakar, sedangkan untuk pengolahan
barang bekas dan tidak terpakai sebagian besar 52,6% dimanfaatkan dan hampir
setengahnya 27,8% dibiarkan saja.
b. Pelayanan Kesehatan dan Sosial
Berdasarkan hasil wawancara dan survey dengan masyarakat didapatkan hasil
bahwa penyakit yang diderita masyarakat selama 3 bulan terakhir ditemukan bahwa
sebagian kecil 22,7% dengan penyakit hipertensi dan sebagian kecil 16,5% yang
memiliki penyakit ISPA. Hampir seluruhnya 92,8% masyarakat memilih membawa
keluarga yang sakit ke tempat pelayanan kesehatan (bidan, praktik dokter, mantri,
puskesmas dan rumah sakit) dengan alasan sesuai dengan asuransi kesehatan BPJS atau
KIS dan karena sudah terbiasa. Hampir seluruhnya 93,8% masyarakat menggunakan
jaminan Kesehatan BPJS. Berdasarkan data yang ditemukan sebagian besar 61,9%
menyataan bahwa jarak rumah ke tempat pelayanan Kesehatan berjarak ≤500 meter.
Berdasarkan data yang ditemukan informasi Kesehatan yang didapatkan masyarakat
dalam 3 bulan terakhir ialah Covid 19 dan Imunisasi Anak, sedangkan informasi
Kesehatan yang dibutuhkan saat ini ialah hipertensi dan kesehatan lansia.
c. Status Ekonomi
Berdasarkan hasil wawancara dan survey dengan masyarakat didapatkan hasil bahwa
hampir setengahnya 39,2% pendapatan keluarga perbulan berkisar Rp. 1.000.000,-
hingga Rp. 2.000.000, dan hampir setengahnya 34% pendapatan perbulan masyarakat
>Rp.2.000.00, dan selebihnya memiliki pendapatan kurang dari Rp. 1.500.000 sebanyak

21
26,8%. Sebagian besar 54,6% masyarakat mengatakan memiliki tabungan keluarga dan
hampir setengahnya 39,2% mengatakan alasan tidak menabung dikarenakan kebutuhan
keluarga yang banyak. Hampir seluruh keluarga 90,7% keluarga mempunyai kemampuan
untuk menyediakan makan-makanan yang bergizi. Dan bisa disimpulkan bahwa
masyarakat masih peduli akan kebutuhan makanan masyarakat akan makanan bergizi dan
sehat.
d. Keamanan dan Transportasi
Berdasarkan hasil wawancara dan survey dengan masyarakat didapatkan hasil
bahwa sebagian besar masyarakat 58,8% mengatakan adanya pelayanan keamanan
dilingkungan tempat tinggal. Sebagian besar 71,1% mengatakan tidak ada kegiatan ronda
dan hampir setengahnya 28,9% mengatakan ada kegiatan ronda. Pada lingkungan RW 02
hampir seluruhnya 88.7% masyarakat mengatakan tidak terdapat fasilitas pemadam
kebarakan dilingkungan tempat tinggalnya. Hampir seluruh masyarakat 81,4%
masyarakat menggunakan kendaraan pribadi sebagai alat transportasi dan sebagian kecil
18.6% menggunakan kendaraan umum seperti angkot. Masyarakat RW 02 seluruhnya
(100%) tidak memiliki konflik di komunitas.
e. Komunikasi
Berdasarkan hasil wawancara dan survey didapatkan pola komunikasi yang
dipakai oleh masyarakat RW 02 Kelurahan Pisang hampir seluruh (99%) masyarakat
menggunakan komunikasi terbuka. Hampir seluruh 95,9% masyarakat menggunakan
bahasa daerah. Hampir seluruh masyarakat 87,6% menggunakan mekanisme
penanggulangan masalah dalam keluarga ditanggulangi secara bersama-sama dan
seluruhnya (100%) respon keluarga bila salah satu anggota keluarga yang memiliki
masalah maka keluarga akan membantu dengan mencari calan jalan keluarnya. Hampir
seluruh 72.2% masyarakat mendapat atau memperoleh informasi tentang kesehatan
melalui penyuluhan/tenaga Kesehatan, sedangkan hampir setengahnya 48.5% dari
masyarakat memperoleh informasi kesehatan melalui media elektronik. Selain itu
ditemukan bahwa sebagian besar masyarakat sebanyak 56,7% mengatakan tidak
melakukan konsultasi dengan tenaga Kesehatan untuk mengatasi masalah kesehatannya.

22
3. PERSEPSI

a. Agregat Bayi

Hampir setengahnya warga RW 02 penolong persalinan ibu dibantu oleh bidan


dan dokter. Hampir seluruh bayi di RW 02 yang mendapatkan ASI Ekslusif dari ibu,
sebagian kecil diantaranya bayi tidak mendapatkan ASI Ekslusif karena ibu bayi
memiliki produksi ASI kurang. Sebagian besar bayi mendapatkan makanan tambahan
yaitu bubur instan dan nasi tim dan seluruh bayi mendapatkan makanan tambahan > 6
bulan. Sebagian besar orangtua mengatakan tidak pergi ke posyandu untuk ikut imunisasi
dasar bayi karena imuniasi hanya akan memberikan efek pada anak, karena orangtua
berpikir imunisasi dapat menimbulkan efek samping seperti demam dan rewel pada anak.
Sehingga orang tua mengatakan terkadang merasa takut untuk membawa bayinya untuk
imunisasi dan merasa kasian terhadap anaknya.

b. Agregat Balita

Sebagian besar penyakit balita selama 3 bulan terakhir pernah menderita penyakit
panas, batuk, pilek, diare/ mencret. Balita yang mendapatkan imunisasi lengkap dan
sebagian kecil yang tidak mendapatkan imunisasi lengkap. Hampir seluruh balita telah
melakukan imunisasi yang pernah dilakukan yaitu Hepatitis B (HB-0), BCG,DPT-HB-
Hib 1-3:dan polio 1-4 serta campak atau Measles Rubella (MR). Berdasarkan KMS balita
didapatkan sebagian kecil pada garis kuning. Pengolahan makanan sebelum diberikan
untuk balita sebagian besar mencuci dahulu lalu dipotong dan dimasak sampai lunak.
Informasi yang dibutuhkan ibu tentang kesehatan balita hampir setengahnya ibu ingin
mengetahui tentang cara menstimulasi tumbuh kembang balita, ibu ingin mengetahui cara
mengatasi penyakit umum pada alita (ISPA, diare, dll).
c. Anak Usia Sekolah
Hampir setengahnya penyakit yang pernah di derita oleh anak usia sekolah pernah
menderita panas, batuk dan pilek. Sebagian besar orang tua mengatakan kalau anaknya sebelum
berangkat sekolah sarapan terlebih dahulu dan memberikan uang jajan. Anak usia sekolah juga
beranggapan bahwa jajan apapun di sekolah yang penting mengenyangkan. Kebiasaan jajan yang
dilakukan anak disekolah maupun dirumah sebagian besar sering/hampir tiap hari.
d. Remaja
Sebagian besar remaja beranggapan kebiasaan merokok pada remaja dipengaruhi oleh
lingkungan serta remaja tidak mengetahui apa efek samping dari rokok tersebut. Remaja
mengatakan alasan remaja merokok dikarenakan orang tua laki-laki (ayah) mempunyai kebiasaan
merokok dan lingkungan sekolah juga membuat remaja untuk mencoba-coba rokok hingga jadi
23
kebiasaan. Remaja mengatakan dalam sehari mengkonsumsi 1-2 batang perharinya. Sebagian
besar remaja mengatakan penyebab utama menggunakan narkoba adalah pengaruh lingkungan
dan hampir setengahnya coba-coba. Remaja yang mengetahui efek samping yang timbul setelah
mengonsumsi narkoba ialah pemakai mudah marah. Remaja merasa malu saat mendengar
adanya informasi tentang seks bebas. Kebiasaan yang dilakukan remaja diluar jam sekolah
adalah bermain game. Sebagian besar remaja menggunakan waktu dalam waktu 1-2 hari untuk
bermain game online. Informasi kesehatan yang dibutuhkan remaja saat ini adalah perubahan
tumbuh dan sifat pada masa remaja, masalah kesehatan yang umum pada remaja, kesehatan
reproduksi, dan cara mengatasi kebiasaan merokok.
e. Dewasa
Sebagian besar orang dewasa beranggapan bahwa faktor keturunanmerupakan penyebab
terbesar yang menyebabkan terjadinya hipertensi dan penyakit kronik lainnya, selain itu
makanan juga memiliki peranan penting dalam menimbulkan sakit tersebut, faktor tersebut
menyebabkan keluhan sakit kepala, sakit kuduk, hingga sulit tidur, mual muntah dan nyeri ulu
hati, demam, serta sakit pada lutut. Orang dewasa di lingkungan ini beranggapan untuk keluhan
yang tidak sangat mengganggu aktivitasnya maka tidak perlu melakukan pemeriksaan kesehatan
secara rutin ke pelayanan kesehatan. Namun, jika tindakan tersebut menganggu, masyarakat
mengatasi masalah tersebut yaitu diantaranya dengan berobat ke fasilitas kesehatan, istirahat dan
tidur, meminum obat herbal, serta minum obat yang dibeli sendiri di apotik.
f. Lansia
Pada agregat lansia didapatkan hasil, kebiasaan lansia yang tidak sehat diwilayah
RW 02 kelurahan pisang tahun 2022, hampir setengahnya merokok/ngopi , makan tidak
teratur , dan kurang istirahat <6 jam sehari. Keluhan yang biasa dialami lansia sakit
kepala/tengkuk, sulit tidur , nyeri ulu hati, mual dan tidak nafsu makan, dan mudah lapar.
Hal yang dilakukan lansia untuk mengatasi keluhan atau penyakit berobat ke puskesmas
, berobat hampir seluruh praktik dokter, berobat ke rumah sakit, pengobatan alternatif.
Jenis makan yang disediakan untuk lansia hampir seluruh sama dengan makanan
seluruh anggota keluarga sebanyak. Kebiasaan lansia sebagian besar tidak melakukan
pemeriksaan rutin. Sebagian besar yang melakukan pemeriksaan 1x sebulan. Kebiasaan
makan secara teratur, pernah tapi tidak rutin hampir seluruh. Sedangkan rutin kebiasaan
minum susu hampir seluruh tidak pernah rutin minum susu. Lansia hampir setengah
mengalami gangguan tidur. Lansia yang mengunjungi posyandu lansia hampir
setengahnya melakukan kunjungan dan hampir seluruhnya tidak melakukan kunjungan.
Lansia sebagian besar tidak melakukan pengukuran TD secara berkala rutin.
Pengontrolan diet rendah garam sebagian besar tidak melakukannya.

24
Dari hasil pengkajian dengan survey pada agregat lansia didapatkan hasil bahwa
permasalahan kesehatan sebagian besar lansia adalah penyakit Hipertensi. Berdasarkan
hasil wawancara didapatkan sebagian besar lansia masih sering mengonsumsi makanan
tinggi lemak seperti gorengan dan santan. Lansia megatakan agak kesulitan untuk
melakukan diet rendah garam dan rendah lemak, dikarenakan faktor lingkungan,dan
kebiasaan masyarakat Minang Kabau yaitu keluarga sering memasak makanan tinggi
garam dan lemak seperti rendang, olahan gulai dan gorengan. Apabila terdapat acara
syukuran atau acara pernikahan makanan yang tersedia adalah makanan yang tinggi
garam dan tinggi lemak.
g. Ibu Hamil
Ibu mengatakan bahwa hanya mengetahui gizi penting yang perlu dipenuhi untuk
perkembangan bayi di dalam kandungannya namun sering lupa untuk menerapkannya
dalam kehidupan sehari-hari. Ibu merasa bahwa kehamilannya saat ini terasa lebih
melelahkan dibanding dengan kehamilan sebelumnya. Sebagian besar ibu merasa mudah
pusing dan kelelahan di trimester II. Ibu beranggapan bahwa perlunya melakukan
pemeriksaan kehamilan secara rutin ke puskesmas karena dengan begitu ibu merasa
kehamilannya akan aman. Oleh sebab itu, ibu selalu melakukan pemeriksaan kehamilan
setiap bulan ke puskesmas. Informasi kesehatan yang dibutuhkan ibu hamil saat ini
adalah perawatan kehamilan dan senam hamil.

4. DATA AGREGAT

a. Agregat Bayi
Dari hasil survey di RW 2 terdapat 5 bayi dengan hasil frekuensi penolong
persalinan yaitu bidan sebanyak 40% dan dokter sebanyak 60%. Bayi yang
mendapatkan ASI eklusif sebanyak 80 % dan 20 % tidak mendapat kan ASI eklusif.
Bayi yang tidak mendapatkan ASI eklusif dikarenakan ibu kurang produksi ASI dan
50 %-Nya tidak ada masalah dalam pemberian ASI eksklusif. Ibu yang memberikan
makanan pendamping ASI kepada bayi sebanyak 60% dan yang tidak memberikan
makanan pendamping ASI bayi sebanyak 40%. Selanjutnya semua bayi diberikan
makanan tambahan pada umur >6 bulan (100%). Makanan yang diberikan pada bayi
sebanyak 28,6% berupa nasi tim, sebanyak 28,6% bayi diberikan bubur tim dan
sebanyak 28,6% tidak ada diberi makanan tambahan serta bayi yang diberi nasi biasa
sebanyak 14.3%. Imunisasi yang telah didapatkan bayi sebanyak 23.8% telah
mendapatkan hepatitis B-0, BCG-polio-1 sebanyak 19%, DPT-HB-Hib 1- Polio 2
25
sebanyak 19%, DPT-HB-Hib 2- Polio 3 sebanyak 19%, DPT-HB-Hib 3- Polio 4
sebanyak 14.3%.
b. Data Balita
Dari hasil survey terdapat 26 balita di RW 02 didapatkan sebanyak 96,2%
mendapatkan pelayanan posyandu dan 4,2% tidak mendapatkan pelayanan
posyandu. Balita yang mendapatkan imunisasi lengkap sebanyak 80,8% sedangkan
yang tidak mendapatkan imunisasi lengkap sebanyak 19,2%. Imunisasi yang pernah
dilakukan kurang dari 24 jam yaitu : Hepatitis B (HB-0) sebanyak 92,3%, usia 1
bulan : BCG dan polio sebanyak 92,3%, usia 2 bulan : DPT-HB-Hib 1 dan polio-2
sebanyak 92,3%, usia 3 bulan : DPT-HB-Hib-2 dan polio-3 sebanyak 92,3%, usia 4
bulan : DPT-HB-Hib-3, polio-4 & IPV atau polio suntik sebanyak 92,3%, usia 9
bulan : campak atau Measles Rubella (MR) sebanyak 88,5%, usia 18 bulan : DPT-
HB-Hib dan campak (MR) sebanyak 57,7%. Balita sebanyak 73,1% mendapatkan
vitamin A dan 26,9% tidak mendapatkan vitamin A. Berdasarkan KMS balita
didapatkan sebanyak 84,6% pada garis hijau, 15,4% pada garis kuning. Penimbangan
pada bayi disetiap bulannya mencapai 53,8% rutin ditimbang tiap bulan, 46,2%
kadang-kadang ditimbang. Penimbangan yang dilakukan sebanyak 88,5% di
posyandu, 7,7% di Puskesmas/Pustu, 3,8% di praktek bidan.
Frekuensi makan anak dalam 1 hari sebanyak 84,6% anak makan 3 kali
sehari, 3,8% makan 2 kali sehari dan 11,5 % makan 1 kali sehari. Porsi makan balita
sebanyak 80,8% makan 1 piring makan, 15,4% kurang dari 1 piring dan 3,8% makan
lebih dari 1 piring per-hari. Jenis-jenis makanan balita sebanyak 96,2% makan nasi
sayur dan lauk pauk, sebanyak 3,8% makan nasi dan lauk pauk. Ibu memberikan
suplemen atau vitamin tambahan sebanyak 38,5%, 61,5%-Nya ibu tidak memberikan
vitamin atau suplemen tambahan. Sebanyak 76,9% anak tidak mendapatkan ASI
dari ibu dan 23,1% balita masih mendapatkan ASI dari ibu. Pada penyakit balita
selama 3 bulan terakhir 61,5% menderita panas, batuk, pilek, sebanyak 26,9% tidak
menderita sakit, 11,5% menderita diare/mencret, sakit panas sebanyak 7,7% dan
3,8% sakit campak. Pada bagian pengolahan makanan sebelum diberikan untuk
balita 57,7% dicuci dahulu lalu dipotong dan dimasak sampai lunak, 34,6% dipotong
dahulu baru dicuci dan dimasak sampai lunak, sebanyak 3,8% dicuci dahulu baru
dipotong dan dimasak tetapi tidak sampai lunak benar dan 3.8% dimasak tetapi tidak
sampai lunak sedangkan tentang informasi kesehatan tentang balita yang ibu
butuhkan saat ini yaitu sebanyak 30,8% ibu membutuhkan informasi tentang cara

26
mengatasi penyakit umum pada bayi/balita (ISPA,diare,dll), 23,1% ibu
membutuhkan informasi cara menstimulasi tumbuh kembang balita, 15,4% ibu
membutuhkan informasi cara mengatasi bayi/balita kurang gizi, 3,8% ibu
membutuhkan informasi pentingnya imunisasi bagi balita dan 26,9% ibu tidak
membutuhkan informasi tentang kesehatan bayi/balita.

1. Agregat Anak
Dari hasil survey terdapat 31 anak di RW 02 dengan penyakit yang pernah
diderita anak sekolah, sebanyak 48,4% pernah menderita panas-batuk dan pilek,
sebanyak 32,3% tidak pernah menderita penyakit dan 9,7% pernah menderita sakit
gigi. Pada pola kebiasaan sarapan sebelum berangkat sekolah di dapatkan 58,1%
sarapan rutin, 38,7% sarapan tapi tidak rutin dan 3,2% anak tidak sarapan. Kebiasaan
jajan anak disekolah maupun di rumah, sebanyak 67,7% sering/ hampir setiap hari
jajan disekolah maupun dirumah dan 32,3% pernah tetapi sesekali dengan frekuensi
banyak porsi makan yang dihabiskan sekali makan sebanyak 80,6% makan 1 piring
nasi, 12,9% makan lebih dari 1 piring, 6,5% makan kurang dari 1 piring. Pola makan
sehari-hari dengan makanan seimbang sebanyak 83,9% anak makan sebanyak 2-3
kali sehari, 9,7% lebih dari 3 kali sehari dan 6,5% makan 1 kali sehari. Pada pola
kebiasaan anak mencuci tangan sebelum/sesudah setelah makan dan buang air serta
bermain sebanyak 61,3% mencuci tangan sesekali dan 38,7% sering/ hampir setiap
hari.
Lamanya waktu bermain anak baik di dalam rumah atau luar rumah
didapatkan sebanyak 71% bermain 2-6 jam, 22,6% kurang dari 2 jam dan 6,5% lebih
dari 6 jam. Kegiatan anak diluar sekolah sebanyak 64,5% bermain, 32,3% mengaji
dan 3,2% menonton TV diluar waktu sekolah. Kebiasaan waktu tidur atau istirahat
anak dalam sehari semalam didapatkan sebanyak 71% 8-12 jam dan 29% kurang dari
8 jam. Kebiasaan kebersihan diri anak (mandi, gosok gigi, cuci rambut) setiap hari
anak sebanyak 90,3% sering/ hampir tiap hari dan 9,7% pernah sesekali. Pada
pemberian suplemen atau vitamin tambahan oleh ibu sebanyak 87,1% tidak
diberikan suplemen atau vitamin tambahan dan 12,9% diberikan suplemen yaitu
madu kurma. Masalah gigi pada anak didapatkan sebanyak 54,8% tidak mengalami
masalah dengan gigi dan 45,2% mengalami masalah dengan gigi yaitu gigi berlubang
sebanyak 83,4% dan karies gigi sebanyak 16,7%. Frekuensi gosok gigi anak
sebanyak 63,3% gosok gigi 2 kali sehari, 25,8% gosok gigi 1 kali sehari dan 9,7%
lebih dari 2 kali dengan pemeriksaan gigi ke pelayanan kesehatan sebanyak 74,2%
27
tidak pernah memeriksakan gigi dan 25,8% pernah memeriksakan gigi ke pelayanan
kesehatan. Frekuensi anakyang mengalami gangguan dalam belajar sebanyak 96,8%
tidak mengalami gangguan belajar dan 3,2% mengalami gangguan belajar
disebabkan karena masalah pada mata.

2. Agregat Remaja
Dari hasil survey terdapat 57 remaja di RW 02 pada agregat remaja didapatkan
hasil remaja sebanyak 63% tidak mempunyai keluhan dan sebanyak 14,8%
mengalami keluhan sakit saat menstruasi pada remaja putri. Kegiatan remaja diluar
jam sekolah sebanyak 30,8% melakukan olahraga, sebanyak 12,3% mengikuti
kegiatan ekstrakulikuler (OSIS, Pramuka,dll) serta 80,7% remaja tidak mengikuti
organisasi, untuk berkumpul dengan teman, sebanyak 16,9% memilih di rumah dan
bermain HP. Remaja bila ada masalah biasanya akan menceritakan dengan orang tua
sebanyak 37,1%, dengan teman sebanyak 19,4%, dengan orang tua dan teman
sebanyak 33,9% serta sebanyak 87,9% memilih bercerita ke orang terdekat dan
sebanyak 12,1% hanya diam saja. Tidak ada perilaku remaja yang kurang sehat
sebanyak 87.7% dan 7% remaja merokok. Informasi kesehatan yang dibutuhkan
remaja saat ini yaitu 24,3% membutuhkan informasi masalah kesehatan yang umum
pada remaja, sebanyak 25,7% membutuhkan informasi perubahan tumbuh dan sifat
pada masa remaja, 17,6% membutuhkan informasi kesehatan reproduksi dan
sebanyak 8,1% membutuhkan informasi cara mengatasi kebiasan merokok terakhir
sebanyak 18,9% tidak membutuhkan informasi. Menurut para remaja, penyebab
utama remaja menggunakan narkoba 68,9% disebabkan karna pengaruh lingkungan,
dan sebanyak 27.9% coba-coba. Remaja yang mengetahui efek samping dari narkoba
adalah mudah marah sebanyak 51,4%, 16,7% malas melakukan aktivitas, sebanyak
8,3% sullit tidur dan 13,9% tidak tahu. Tanggapan remaja mendengar informasi
tentang seks bebas sebanyak 52,6% malu, 21,1% biasa, 14% tertarik dan 21,1% biasa
saja. Sebanyak 56,1% remaja tau akibat seks bebas dan 43,9% tidak tau akibat dari
seks bebas. Sebanyak 68.4% remaja mendapatkan informasi tentang reproduksi dan
seks bebas dan 31,6% tidak mendapatkan informasi tersebut. Inforamsi yang
didapatkan sebanyak 45,1% dari media massa, dari guru sebanyak 33,8%, dari orang
tua sebanyak 14,1% dan dari teman sebanyak 7%.
Saat jam istirahat di sekolah, para remaja sebanyak 84,2% memilih makan
dikantin dan 15,8% memilih nongkrong dengan teman. Kegiatan yang dilakukan

28
diluar jam sekolah sebanyak 36,8% membantu orang tua di rumah, sebanyak 26,3%
memilih nongkrong dengan teman, 15,8% kegiatan ekstrakulikuler dan 12,3%
memilih bermain game. Perangkat yang digunakan remaja untuk mengakses sosial
media adalah smartphone sebanyak 98,2%, 80,7% remaja pengguna aktif sosial
media dan 19,3% tidak pengguna aktif sosial media. 40,7% sosial media dan aplikasi
yang digunakan yaitu aplikasi chatting dan browsing sebanyak 35,2%, sebanyak
22% gaming. Pada remaja yang mengakses sosial media sehari sekali sebanyak
42,1%, setiap saat menggunakan sosial media 35,1% dan tiga hari sekali sebanyak
21,1%. Sebanyak 67,3% bermain game online 1 macam permainan, 22,4% bermain
game online 2 macam permainan. Sebanyak 54,9% remaja bermain game online
dalam seminggu 1-2 hari, sebanyak 23,5% setiap hari dan sebanyak 19,6% 3-4 hari.
Dalam sekali bermain 64% remaja bermain game online sampai dengan 1 jam. 30%
sampai dengan 3 jam, 6% sampai dengan 5 jam/harinya. Uang yang dihabiskan untuk
bermain game online sebanyak 42% menghabiskan uang kurang dari Rp.5.000,
sebanyak 24% menghabiskan uang sampai Rp.20.000. sebanyak 20% lebih dari
Rp.20.000, sebanyak 14% sampai Rp.10.000. Sebanyak 73,1% remaja menggunakan
uang untuk membeli perangkat game dan 26,9% tidak. 96,2% memprioritaskan
pendidikan daripada game online. Sebanyak 59,6% remaja biasanya belajar diluar
jam sekolah selama 1 jam, 21,1% selama 1-2 jam dan 14% selama 2-3 jam. Remaja
yang tidak menggunakan jam sekolah untuk game online sebanyak 96,2%. Sebanyak
84,6% tidak pernah menggunakan uang sekolah untuk bermain game online dan
15,4% pernah menggunakan. Pengaruh bermain game online terhadap nilai remaja
sebanyak 86,5% stabil dan 13,5% pernah turun serta saat banyak tugas sebanyak
94,2% remaja tidak menggunakan game online.

c. Agregat Dewasa
Dari hasil survey terdapat 189 orang dewasadi RW 02 pada agregat dewasa
didapatkan hasil kebiasan dalam keluarga yang tidak sehat yaitu merokok/ngopi
sebanyak 39,5%, tidak ada kebiasan yang tidak sehat sebanyak 30%, kurang istirahat
sebanyak 18,2%, makan tidak teratur sebanyak 10,5%. Keluhan yang biasanya
dialami, Sakit kepala/ tengkuk, sulit tidur, mudah marah (hipertensi) sebanyak 7,9%,
nyeri ulu hati, mual (gastritis) sebanyak 3,7%, sakit pinggang (rematik) sebanyak
2,1%, mudah lelah, pusing, kurang tenaga (anemia) 2,1%, mudah lapar, sering
minum dan buang air kecil (DM) 1,6%, tidak mempunyai keluhan sebanyak 76,25%.

29
Kegiatan usia dewasa yang dilakukan di dalam rumah seperti membersihkan rumah
sebanyak 53,4%, memasak dan mengasuh anak sebanyak 40,7%. Selain itu ada juga
kegiatan seperti berkumpul bersama keluarga, membersihkan pekarangan, berjualan,
main dengan cucu dan jualan makanan dirumah, sebanyak 38,6% tidak mempunyai
kegiatan di dalam rumah,. Sedangkan kegiatan rutin yang dilakukan di luar rumah
seperti bekerja sebanyak 58,7%, pengajian 4,8%, olahraga 2.6% dan sebanyak 26,5%
tidak ada mempunyai kegiatan rutin diluar rumah.

d. Agregat Lansia
Dari hasil survey terdapat 46 lansia di RW 02 pada agregat lansia didapatkan
hasil, kebiasaan lansia yang tidak sehat diwilayah RW 02 kelurahan pisang tahun
2022 seperti merokok/ngopi 28,3%, makan tidak teratur 13%, dan kurang istirahat
<6 jam sehari dan tidak ada kebiasaan yang tidak sehat pada lansia sebesar 45,7%.
Keluhan yang biasa dialami lansia sakit kepala/tengkuk, sulit tidur , mudah marah
(hipertensi) 15,2%, nyeri ulu hati, mual dan tidak nafsu makan (gastritis) 8,7%,
mudah lapar, sering minum dan buang air kecil (DM) 8,7% tidak ada keluhan 43,5%.
Hal yang dilakukan lansia untuk mengatasi keluhan atau penyakit berobat ke
puskesmas sebanyak 71,7%, berobat ke praktik dokter 21,7%, berobat ke rumah sakit
15,2%, pengobatan alternatif 8,7% dan yang dibiarkan saja sebanyak 4,3%. Kegiatan
rutin yang dilakukan lansia dirumah seperti membersihkan rumah 17,4%, berkumpul
bersama keluarga 43,5%, memasak/mengasuh anak cucu 21,7% dan tidak ada
kegiatan rutin sebesar 13%. Sedangkan kegiatan rutin yang dilakukan lansia diluar
rumah seperti bekerja 23,9% dan pengajian 13% serta tidak ada kegiatan diluar
rumah sebesar 54,3%.
Jenis makanan yang disediakan untuk lansia sama dengan makanan seluruh
anggota keluarga sebanyak 95,7%. Kebiasaan lansia memeriksakan secara rutin
sebanyak 41,3%, tidak melakukan pemeriksaan rutin sebanyak 58,7%. Lansia yang
melakukan pemeriksaan 1x sebulan sebanyak 60%, 1x 6 bulan sebanyak 12,5%, 1x
3 bulan sebanyak 22,5%. Kebiasaan lansia makan secara teratur yang pernah tapi
tidak rutin 89,1%, tidak pernah 10,9%. Sedangkan rutin kebiasaan minum susu
sesekali 30,4%, sering/hampir tiap hari 8,7%/, tidak pernah rutin minum susu 60,9%.
Lansia yang mengalami gangguan tidur sebanyak 43,9% mengalami gangguan tidur,
56,5% tidak mengalami ganguan tidur. Lansia yang mengikuti senam lansia
sebanyak 13%, yang tidak mengikuti senam lansia 87%. Lansia yang mengunjungi

30
posyandu lansia 39,1% dan tidak melakukan kunjungan sebanyak 60,9%. Kegiatan
sehari-hari lansia secara mandiri sebanyak 91,3%, dibantu sebagian 8,7%. Saat
pengukuran Tensi Darah secara berkala/rutin sebanyak 39,1%, yang tidak rutin
sebanyak 60,9%. Pengontrolan diet rendah garam yang melakukan sebanyak 19,6%,
tidak rutin melakukan sebanyak 67,4%, tidak melakukan 13%. Lansia melakukan
terapi pengobatan sesuai instruksi dokter sebanyak 63% dan yang tidak sebanyak
37%.
e. Agregat Ibu Hamil
Dari hasil survey terdapat 3 ibu hamil di RW 02 didapatkan hasil usia kehamilan
ibu berada pada trimester II (3-6 bulan) dan tidak mempunyai riwayat keguguran.
Dengan riwayat melahirkan didapatkan sebanyak 66,7% sebanyak 2-3 kali dan 33,3%
lebih dari 3 kali. Semua ibu hamil memeriksakan kehamilananya ke pelayanan
kesehatan yaitu bidan, semua ibu hamil memiliki kartu menuju sehat (KMS) dan telah
mendapatkan imunisasi TT. Keluhan yang dirasakan ibu saat hamil sebanyak 66,7%
mengeluh mudah lelah dan 33,3% mengeluh pusing. Semua ibu hamil telah
mengkonsumsi tablet fe. Porsi makanan ibu hamil sebanyak 66,7% mengonsumsi
makanan lebih dari porsi sebelumnya, asupan nutrisi ibu selama hamil ditambah
dengan susu ibu hamil sebanyak 33,3%. Pada perawatan payudara ibu hamil,
didapatkan sebanyak 66,7% ibu hamil melakukan perawatan payudara selama hamil
dan 33,3 % ibu hamil tidak melakukan perawatan payudara. Semua ibu hamil
membutuhkan informasi mengenai perawatan kehamilan dan informasi mengenai
senam hamil. Rencana alat kontrasepsi yang akan digunakan keluarga sebanyak
66,7%, tidak menggunakan KB dengan alasan belum kepikiran dan 33,3% akan
menggunakan KB alami dengan penentuan tanggal kesuburan wanita.
5. DATA SENJANG

DIVISI DATA
LINGKUNGAN Wawancara :
• Berdasarkan hasil wawancara dengan ketua RT 001, masalah
lingkungan yang menjadi permasalahan di wilayah ini ialah
kurangnya pengelolaan sampah.
• Berdasarkan hasil wawancara pada salah satu warga di RW 002 ia
mengatakan bahwa tidak tersedianya tempat sampah untuk
pembuangan sampah.

31
Hasil survei :
• Dari hasil survei didapatkan sebagian besar masyarakat 84,5%
masyarakat mengolah sampah dengan dibakar
• Sebagian besar 52,6% masyarakat mengelola barang bekas
menjadi barang yang dapat dimanfaatkan

BAYI Wawancara :

• Dari hasil wawancara hampir seluruh bayi di RW 02 yang


mendapatkan ASI Ekslusif dari ibu, sebagian kecil diantaranya
bayi tidak mendapatkan ASI Ekslusif karena ibu bayi memiliki
produksi ASI kurang.
• Dari hasil wawancara sebagian besar bayi mendapatkan makanan
tambahan yaitu bubur instan dan nasi tim dan seluruh bayi
mendapatkan makanan tambahan > 6 bulan.
• Hasil wawancara didapatkan sebagian besar orangtua mengatakan
tidak pergi ke posyandu untuk ikut imunisasi dasar bayi karena
imuniasi hanya akan memberikan efek pada anak, karena orangtua
berpikir imunisasi dapat menimbulkan efek samping seperti
demam dan rewel pada anak. Sehingga orangtua mengatakan
terkadang takut untuk membawa bayi untuk imunisasi dan kasian
terhadap anaknya.

Hasil Survei :

• Bayi yang mendapatkan ASI eklusif sebanyak 80 % dan sebanyak


20 % tidak mendapat kan ASI eklusif.
• Bayi yang tidak mendapatkan ASI eklusif dikarenkana sebanyak
50% ibu kurang produksi asi dan 50 % tidak ada masalah.
• Makanan yang diberikan pada bayi sebanyak 28,6% bayi diberikan
nasi tim, sebanyak 28,6% bayi diberikan bubur tim dan sebanyak
28,6% tidak ada. Sedangkan bayi diberi nasi biasa sebanyak 14.3%.
• Imunisasi yang telah didapatkan bayi, sebanyak 23.8% telah
mendapatkan hepatitis BO , BSG-polio1 sebanyak 19%, DPT-HB-

32
Hib 1- Polio 2 sebanyak 19%, DPT-HB-Hib 2- Polio 3 sebanyak
19%, DPT-HB-Hib 3- Polio 4 sebanyak 14.3%.
BALITA Wawancara :

• Dari hasil wawancara didapatkan sebagian besar penyakit balita


selama 3 bulan terakhir pernah menderita penyakit panas, batuk,
pilek, diare/ mencret.
• Dari hasil wawancara didapatkan balita yang sebagian besar
mendapatkan imunisasi lengkap dan sebagian kecil yang tidak
mendapatkan imunisasi lengkap
• Dari hasil wawancara didapatkan beberapa orangtua mengatakan
bahwa imunisasi dapat menimbulkan efek berupa demam dan
rewel pada anak.
• Dari hasil wawancara beberapa orangtua mengatakan tidak
melakukan imunisasi dasar dan imunisasi lanjutan pada anak
karena terhalang covid pada tahun 2020-2021, dan belum
melanjutkan imunisasi dasar dan imunisasi lanjutan karena bigung
apakah masih bisa dikejar kembali imunisasi sesuai usianya dulu
atau tidak
Hasil Survei :

• Berdasarkan hasil survei didapatkan 4,2% tidak melakukan


pelayanan posyandu.

• Balita yang mendapatkan imunisasi lengkap sebanyak 80,8%


sedangkan yang tidak mendapatkan imunisasi lengkap sebanyak
19,2 %. Imunisasi yang pernah dilakukan yaitu kurang dari 24
jam:Hepatitis B (HB-0) sebanyak 92,3%, usia 1 bulan :BCG dan
polio sebanyak 92,3%, usia 2 bulan: DPT-HB-Hib 1 dan polio 2
sebanyak 92,3%, usia 3 bulan :DPT-HB-Hib 2 dan polio 3 sebanyak
92,3%, usia 4 bulan: DPT-HB-Hib 3, polio 4 & IPV atau polio
suntik sebanyak 92,3%, udia 9 bulan : campak atau Measles Rubella
(MR) sebanyak 88,5%, usia 18 bulan :DPT-HB-Hib dan campak
(MR) sebanyak 57,7%

33
• Beradsarkan hasil KMS balita didapatkan sebanyak 15,4% pada
garis kuning

• Penimbangan bayi setiap bulan didapatkan sebanyak 46,2% hanyak


kadang ditimbang berat badan

• Balita sebanyak 26,9% tidak mendapatkan vitamin A.

• Penyakit balita selama 3 bulan terakhir 61,5% menderita penyakit


panas, batuk, pilek, 26,9% tidak menderita sakit, 11,5%
diare/mencret, 7,7% panas dan 3,8% sakit campak.

• Informasi kesehatan tentang balita yang ibu butuhkan saat ini ini
yaitu sebanyak 30,8% ibu membutuhkan informasi tentang cara
mengatasi penyakit umum pada bayi/balita (ISPA,diare,dll), 23,1%
ibu membutuhkan informasi cara menstimulasi tumbuh kembang
balita, 15,4% ibu membutuhkan informasi cara mengatasi
bayi/balita kurang gizi, 3,8% ibu membutuhkan informasi
pentingnya imunisasi bagi balita dan 26,9% ibu tidak membutuhkan
informasi tentang kesehatan bayi/balita.

ANAK Wawancara :

• Dari hasil wawancara didapatkan hampir setengahnya penyakit


yang pernah di derita oleh anak usia sekolah pernah menderita
panas, batuk dan pilek.

• Dari hasil wawancara sebagian anak usia sekolah beranggapan


bahwa jajan apapun di sekolah yang penting mengenyangkan.
Kebiasaan jajan yang dilakukan anak disekolah maupun dirumah
sebagian besar sering/hampir tiap hari.

• Dari hasil wawancara didapatkan sebagian anak suka


mengkonsumsi makanan dan minuman manis, seperti permen,
sereal manis, es, dll. Setelah memakan dan meminum manis hampir
seluruh anak tidak menggosok gigi.

Hasil Survei :

34
• Pada agregat anak didapatkan Penyakit yang pernah diderita anak
sekolah sebanyak 48,4% pernah menderita panas, batuk dan pilek,
32,3% tidak pernah menderita penyakit dan 9,7% pernah
menderita sakit gigi.
• Kebiasaan sarapan sebelum berangkat sekolah sebanyak 38,7%
sarapan tapi tidak rutin dan 3,2% anak tidak sarapan. Kebiasaan
jajan anak disekolah maupun di rumah, sebanyak 67,7% sering/
hampir setiap hari jajan disekolah maupun dirumah dan 32,3%
pernah tetapi sesekali.
• Masalah gigi pada anak, didapatkan sebanyak 54,8% tidak
mengalami masalah dengan gigi dan 45,2% mengalami masalah
dengan gigi yaitu gigi berlubang sebanyak 83,4% dan karies gigi
sebanyak 16,7%.
• Frekuensi gosok gigi anak sebanyak 63,3% gosok gigi 2 kali
sehari, 25,8% gosok gigi 1 kali sehari dan 9,7% lebih dari 2 kali.
• Pemeriksaan gigi ke pelayanan kesehatan sebanyak 74,2% tidak
pernah memeriksakan gigi
REMAJA Wawancara :

• Pada hasil wawancara terhadap kader didapatkan bahwa banyak


remaja yang berdiam diri di rumah dan sering menghabiskan waktu
dengan bermain game.
Hasil Survei :

• Berdasarkan hasil survei pada agregat remaja didapatkan hasil


keluhan yang pernah dirasakan remaja sebanyak 63% tidak
mempunyai keluhan dan sebanyak 14,8% mengalami keluhan sakit
saat menstruasi pada remaja putri.
• Sebanyak 80,7% remaja pengguna aktif sosial media dengan 40,7%
sosial media yang digunakan yaitu aplikasi chatting, sebanyak
35,2% btrrowsing,sebanyak 22% gaming
• Remaja yang mengakses sosial media sehari sekali sebanyak
42,1%, setiap saat 35,1% dan tiga hari sekali sebanayk 21,1%.
• Sebanyak 54,9% remaja bermain game online dalam seminggu 1-2
hari, sebanyak 23,5% setiap hari dan sebanyak 19,6% 3-4 hari.

35
• Dalam sekali bermain 64% remaja bermain game online sampai
dengan 1 jam. 30% sampai dengan 3 jam,6% samapai dengan 5 jam.
• Sebanyal 67,3% bermain game online 1 macam, 22,4% bermain
game online 2 macam.
• Uang yang dihabiskan untuk bermain game online sebanyak 42%
menghabiskan uang kurang daeri Rp.5.000, sebanyak 24%
menghabiskan uang sampai Rp.20.000. sebanyak 20% lebih dari
20.000 sebanyak 14% samapai Rp.10.000.
• Sebanyak 73,1% remaja menggunakan uang untuk membeli
perangkat game dan 26,9% tidak.
DEWASA Wawancara :

• Berdasarkan hasil wawancara dengan kader, penyakit yang paling


banyak dialami oleh masyarakat dengan usia dewasa adalah
hipertensi.
• Berdasarkan hasil wawancara sebagian besar orang dewasa di
lingkungan ini beranggapan untuk keluhan yang tidak sangat
mengganggu aktivitasnya maka tidak perlu melakukan
pemeriksaan kesehatan secara rutin ke pelayanan kesehatan.
Namun, jika tindakan tersebut menganggu masyarakat mengatasi
masalah tersebut yaitu diantaranya dengan berobat ke fasilitas
kesehatan, istirahat dan tidur, meminum obat herbal, serta minum
obat yang dibeli sendiri di apotik.
Hasil Survei :

• Pada agregat dewasa didapatkan hasil kebiasan dalam keluarga


yang tidak sehat merokok /ngopi sebanyak 39,5%
• Sakit kepala/ tengkuk (hipertensi) dan sulit tidur sebanyak 7,9%,
nyeri ulu hati, mual ( gastritis) sebanyak 3,7%, sakit pinggang 2,1%,
mudah lelah 2,1%, mudah lapar, sering minum 1,6 %.
LANSIA Wawancara :

• Berdasarkan hasil wawancara didapatkan sebagian besar lansia


masih sering mengonsumsi makanan tinggi lemak seperti gorengan
dan santan. Lansia megatakan agak kesulitan untuk melakukan diet

36
rendah garam dan rendah lemak, dikarenakan faktor
lingkungan,dan kebiasaan masyarakat Minang Kabau yaitu
keluarga sering memasak makanan tinggi garam dan lemak seperti
rendang, olahan gulai dan gorengan. Apabila terdapat acara
syukuran atau acara pernikahan makanan yang tersedia adalah
makanan yang tinggi garam dan tinggi lemak.

Hasil Survei :

• Kebiasaan lansia yang tidak sehat diwilayah RW 02 kelurahan


pisang tahun 2022 merokok/ngopi 28,3%, makan tidak teratur 13%,
dan kurang istirahat <6 jam sehari.
• Keluhan yang biasa dialami lansia, tidak ada keluhan 43,5%, sakit
kepala/tengkuk, sulit tidur 15,2%, nyeri ulu hati, mual dan tidak
nafsu makan 8,7%, mudah lapar dan sering minum 8,7%
• Jenis makan yang disediakan untuk lansia sama dengan makanan
seluruh anggota keluarga sebanyak 95,7%.
• Sebanyak 41,3%, tidak melakukan pemeriksaan rutin terkait
kondisi kesehatannya
• Untuk kebiasaan minum susu didapatkan lansiayang tidak pernah
rutin minum susu 60,9%
• Sebanyak 43,9% lansia yang mengalami gangguan tidur
• Sebanyak 87% lansia yang tidak mengikuti senam lansia.
• Didapatkan hasil sebanyak 60,9% lansia tidak mengunjungi
posyandu lansia
• Didapatnya sebanyak 60,9% lansia yang tidak melakukan
pengukuran tekanan darah
IBU HAMIL Wawancara :

• Dari hasil wawancara didapatkan Ibu mengatakan bahwa hanya


mengetahui gizi penting yang perlu dipenuhi untuk perkembangan
bayi di dalam kandungannya namun sering lupa untuk
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
• Ibu mengatakan merasa bahwa kehamilannya saat ini terasa lebih
melelahkan dibanding dengan kehamilan sebelumnya.

37
Hasil Survei :

• Dari hasil survei didapatkan ibu hamil yang memiliki riwayat


melahirkan 2-3 kali sebanyak 66,7%
• Keluhan yang dirasakan ibu hamil sebanyak 66,7% mengeluh
mudah lelah dan 33% mengeluh pusing
• KB pada ibu hamil didapatkan sebanyak 66,7% tidak menggunakan
KB dengan alasan belum kepikiran dan 33,3% akan menggunakan
KB alami dengan penentuan tanggal.

B. ANALISA DATA
DATA MAYOR DATA MINOR MASALAH
KEPERAWATAN
Lingkungan RW 002
Data Subjektif : Data Subjektif: Pemeliharan
Tidak tersedia Tidak Tersedia Kesehatan tidak
efektif
Data Objektif : Data Objektif: berhubungan dengan
1. Kurang menunjukkan 1. Memiliki perilaku ketidakcukupan sumber
pemahaman tentang mencari bantuan daya (D.0117)
perilaku sehat kesehatan yang kurang.
• Warga RW 02 melihat • Sebagian besar RW 02
menumpukkan sampah tidak membuang sampah
disalah satu tempat ke wilayah tempat
wilayah di dekat tempat pembuangan sampah
tinggal sudah efektif karena lokasi yang
dengan cara ditumpuk dan sangat jauh sekitar 2-3
jika sudah tertimbun Km.
banyak baru dibakar.
2. Kurang menunjukkan
2. Tidak mampu minat untuk
menjalankan perilaku meningkatkan perilaku
sehat sehat

38
• Ditemukan warga RW • Ditandai dengan hasil
02 Hampir seluruhnya survei yang telah
membuang sampah di didapatkan bahwa
satu tumpukkan lalu jika sebagian besar
sudah penuh akan masyarakat 84,5%
dibakar karena tidak masyarakat mengolah
tersedianya tempat sampah dengan dibakar
sampah untuk • Sebagian besar 52,6%
pembuangan sampah dan masyarakat mengelola
kurangnya pengelolaan barang bekas menjadi
sampah daur ulang oleh barang yang dapat
warga dimanfaatkan, seperti:
dijual di tempat barang
rongsokan
3. Tidak memiliki system
pendukung
• Sebagian warga RW 02
melihat tidak adanya
bantuan pemerintah atau
adanya petugas
pengangkat sampah di
RW 02

DATA MAYOR DATA MINOR MASALAH


KEPERAWATAN
Bayi
Data Subjektif : Data Subjektif: Pemeliharan
Tidak tersedia Tidak Tersedia Kesehatan tidak
efektif
Data Objektif : Data Objektif: berhubungan dengan
3. Kurang menunjukkan 4. Memiliki perilaku mencari ketidakadekuatan
pemahaman tentang bantuan kesehatan yang pemahaman pada
perilaku sehat kurang. keluarga yang memiliki
39
Orang tua melihat bahwa Sebagian besar orangtua bayi di RW 02
imunisasi dapat tidak pergi ke posyandu (D.0117)
menimbulkan efek samping untuk ikut imunisasi dasar
yang tidak baik kepada bayi karena imuniasi hanya
anak. Sehingga orangtua akan memberikan efek pada
terkadang takut untuk anak, karena orangtua
membawa bayi untuk berpikir imunisasi dapat
imunisasi dan kasian menimbulkan efek samping
terhadap anaknya. seperti demam dan rewel
pada anak.
4. Tidak mampu
menjalankan perilaku 5. Kurang menunjukkan
sehat minat untuk
• sebagian kecil meningkatkan perilaku
diantaranya bayi tidak sehat
mendapatkan ASI • Ditandai dengan hasil
Ekslusif karena ibu bayi survei yang telah
memiliki produksi ASI didapatkan bahwa
kurang. Sebanyak 20 % bayi tidak
• Berdasarkan hasil survei mendapat kan ASI eklusif.
didapatkan Imunisasi • Bayi yang tidak
yang telah didapatkan mendapatkan ASI eklusif
bayi, sebanyak 23.8% dikarenakan sebanyak 50%
telah mendapatkan produksi asi ibu kurang
hepatitis BO , BSG-
polio1 sebanyak 19%,
DPT-HB-Hib 1- Polio 2
sebanyak 19%, DPT-HB-
Hib 2- Polio 3 sebanyak
19%, DPT-HB-Hib 3-
Polio 4 sebanyak 14.3%.

DATA MAYOR DATA MINOR MASALAH

40
KEPERAWATAN
Balita
Data Subjektif : Data Subjektif: Pemeliharan
Tidak tersedia Tidak Tersedia Kesehatan tidak
efektif
Data Objektif : Data Objektif: berhubungan dengan
1. Kurang menunjukkan 1. Memiliki perilaku mencari ketidakadekuatan
pemahaman tentang bantuan kesehatan yang pemahaman pada
perilaku sehat kurang. keluarga yang memiliki
Berdasarkan hasil survei • Berdasarkan hasil survei balita di RW 02
didapatkan bahwa ibu masih didapatkan 4,2% balita tidak (D.0117)
ragu terkait dengan perilaku melakukan pelayanan
sehat sehingga ibu posyandu.
membutuhkan Informasi
kesehatan tentang balita 2. Kurang menunjukkan
sebanyak 30,8%, informasi minat untuk meningkatkan
tentang cara mengatasi perilaku sehat
penyakit umum pada balita
(ISPA, diare dll), 23,1% ibu • Beberapa orangtua kurang
membutuhkan informasi menunjukkan minat pada
cara menstimulasi tumbuh pemberian imunisasi balita,
kembang balita, 15,4% ibu ditandai dengan balita tidak
membutuhkan informasi melakukan imunisasi dasar
cara mengatasi balita dan imunisasi lanjutan
kurang gizi, 3,8% ibu karena terhalang covid pada
membutuhkan informasi tahun 2020-2021, dan belum
pentingnya imunisasi bagi melanjutkan imunisasi dasar
balita. dan imunisasi lanjutan
karena bingung apakah
2. Tidak mampu masih bisa dikejar kembali
menjalankan perilaku imunisasi sesuai usianya dulu
sehat atau tidak.

• Balita sebanyak 26,9%

41
tidak mendapatkan vitamin
A.
• Ibu tidak memberikan
vitamin atau suplemen
kepada balita sebanyak
61,5%
• Penimbangan bayi setiap
bulan didapatkan sebanyak
46,2% hanyak kadang
ditimbang berat badan

DATA MAYOR DATA MINOR MASALAH


KEPERAWATAN
Anak
Data Subjektif : Data Subjektif: Perilaku kesehatan
Tidak tersedia Tidak Tersedia cenderung beresiko
b.d pemiilihan gaya
Data Objektif : Data Objektif: hidup yang tidak
1. Menunjukkan penolakan 1. Gagal mencapai sehat (tidak rutin
terhadap perubahan pengendalian yang sarapan dan jajan
status kesehatan optimal sembarangan di sekolah
• Berdasarkan hasil survei • Sebagian anak suka dan masalah pada gigi)
dan wawancara ditemukan mengkonsumsi makanan pada keluarga yang
sebanyak 3,2% anak tidak dan minuman manis, seperti memiliki anak di
sarapan. Kebiasaan jajan permen, sereal manis, es, komunitas RW 02 (D.
anak disekolah maupun di dll. Setelah memakan dan 0099)
rumah sebanyak 67,7% meminum manis hampir
sering/ hampir setiap hari seluruh anak tidak
jajan disekolah dan menggosok gigi.
dirumah.
• Sebagian anak usia sekolah
• Sebanyak 45,2%
beranggapan bahwa jajan
mengalami masalah dengan
apapun di sekolah yang
gigi yaitu gigi berlubang
penting mengenyangkan.
83,4% dan karies gigi

42
sebanyak 16,7%.
• Didapatkan Penyakit yang
pernah diderita anak
sekolah sebanyak 48,4%
pernah menderita panas,
batuk dan pilek, 32,3% dan
9,7% pernah menderita
sakit gigi.

2. Gagal melakukan
tindakan pencegahan
masalah kesehatan
• Sebagian anak suka
mengkonsumsi makanan
dan minuman manis, seperti
permen, sereal manis, es,
dll.
• Sebanyak 25,8% anak
hanya melakukan kegiatan
gosok gigi 1 kali sehari saja.

3. Menunjukkan upaya
peningkatan status
kesehatan yang minimal
Sebanyak 74,2% anak tidak
pernah memeriksakan gigi
ke pelayanan kesehatan

DATA MAYOR DATA MINOR MASALAH


KEPERAWATAN
Remaja

43
Data Subjektif : Data Subjektif: Perilaku kesehatan
Tidak tersedia Tidak Tersedia cenderung beresiko
b.d pemiilihan gaya
Data Objektif : Data Objektif: hidup yang tidak
1. Menunjukkan penolakan 1. Gagal mencapai sehat (bermain game
terhadap perubahan status pengendalian yang online) pada keluarga
kesehatan optimal yang memiliki remaja
Berdasarkan hasil survei dan Dalam sekali bermain di
wawancara ditemukan banyak 64% remaja bermain komunitas RW 02 (D.
remaja yang berdiam diri di game online sampai 0099)
rumah dan sering menghabiskan dengan 1 jam. 30%
waktu dengan bermain game sampai dengan 3 jam,
dan media sosial. 6% samapai dengan 5
jam. Sehingga remaja
2. Gagal melakukan tindakan sering terpaku dengan
pencegahan masalah bermain game online.
kesehatan
Sebanyak 73,1% remaja
menggunakan uang jajan untuk
membeli perangkat game. Data
ini menunjukan bahwa remaja
lebih banyak menggunakan
uang jajan untuk membeli
keperluan yang dibutuhkan
untuk bermain game
dibandingkan kebutuhan lain
seperti membeli makanan.

3. Menunjukkan upaya
peningkatan status kesehatan
yang minimal
Sebanyak 96,2% remaja tidak
menggunakan jam sekolah
untuk game online. Saat banyak

44
tugas 94,2% remaja tidak
menggunakan game online.
Sehingga dari data diatas dapat
dilihat jika remaja masih
mementingkan pendidikannya
DATA MAYOR DATA MINOR MASALAH
KEPERAWATAN

Dewasa

Data Subjektif : Data Subjektif: Manajemen

1. Mengungkapkan Tidak Tersedia kesehatan tidak


kesulitan dalam menjalani
Data Objektif: efektif
program perawatan/
pengobatan Tidak tersedia berhubungan dengan

⚫ Sebagian besar penderita ketidakefektifan


hipertensi masih tetap
pola perawatan
memakan makanan
kesehatan pada dewasa
bersantan, berlemak dan
di Komunitas RW 02
makanan mengandung
(D.0116)
garam tinggi.

Data Objektif :

1. Gagal melakukan
tindakan untuk
mengurangi faktor risiko

⚫ Sebagian besar penderita


hipertensi tidak melakukan
diit dengan baik

2. Gagal menerapkan
program perawatan/

45
pengobatan dalam
kehidupan seharihari

⚫ Sebagian besar anggota


komunitas dewasa dengan
hipertensi tidak melakukan
pemeriksaan tekanan darah
secara rutin ke fasilitas
kesehatan karena sibuk
bekerja.

Data Subjektif: Data Subjektif: Perilaku kesehatan


Tidak tersedia cenderung beresiko
Tidak Tersedia
Berhubungan dengan
Data Objektif: Data Objektif: pemilihan gaya hidup
1. Gagal mencapai tidak sehat (merokok,
1. Gagal melakukan tindakan
pengendalian yang optimal konsumsi kopi) pada
pencegahan masalah
Sebagian besar orang dewasa dewasa di Komunitas
kesehatan
beranggapan bahwa faktor RW 02
• Sebagian besar kebiasaan
keturunan merupakan penyebab (D.0099)
merokok dan minum kopi
terbesar yang menyebabkan
pada dewasa sebanyak
terjadinya hipertensi dan
39,5%
penyakit kronik lainnya, selain
itu makanan juga memiliki
2. Menunjukan upaya
peranan penting dalam
peningkatan status
menimbulkan sakit tersebut,
kesehatan yang minimal
faktor tersebut menyebabkan
• Lebih dari separuh
keluhan sakit kepala, sakit
anggota komunitas
kuduk, hingga sulit tidur, mual
dewasa mengatakan
muntah dan nyeri ulu hati,
meminum obat apabila
demam, serta sakit pada lutut.
sudah terasa gejala yang
Tetapi sebagian besar kebiasaan
tidak enak pada badannya
merokok dan minum kopi masih
seperti merasa sakit
ditemukan pada dewasa
kepala atau pusing, dan
sebanyak 39,5%, kurang istirahat

46
tidak dapat melakukan sebanyak 18,2%, makan tidak
aktivitas. teratur sebanyak 10,5%. Keluhan
• Sebagian besar dewasa di yang biasanya dialami, tidak
lingkungan ini mempunyai keluhan sebanyak
beranggapan untuk 76,25%. Sakit kepala/ tengkuk,
keluhan yang tidak sangat sulit tidur, mudah marah
mengganggu aktivitasnya (hipertensi ) sebanyak 7,9%,
maka tidak perlu nyeri ulu hati, mual ( gastritis)
melakukan pemeriksaan sebanyak 3,7%, sakit pinggang
kesehatan secara rutin ke (rematik) sebanyak 2,1%, mudah
pelayanan kesehatan lelah, pusing, kurang tenaga
• Sebagian besar anggota (anemia) 2,1%, mudah lapar,
komunitas jika masalah sering minum dan buang air kecil
kesehatan sudah (DM) 1,6 %. Kegiatan yang
mengganggu aktivitas nya dilakukan di dalam rumah
maka baru mengatasi sebanyak 38,6% tidak
masalah kesehatan mempunyai kegiatan di dalam
dengan berobat ke rumah,
fasilitas kesehatan,
istirahat dan tidur,
meminum obat herbal,
serta minum obat yang
dibeli sendiri di apotik.
DATA MAYOR DATA MINOR MASALAH
KEPERAWATAN
Lansia
Data Subjektif : Data Subjektif: Manajemen
1. Mengungkapkan Tidak Tersedia kesehatan tidak
kesulitan dalam efektif
menjalani program Data Objektif: berhubungan dengan
perawatan/ Tidak tersedia ketidakefektifan pola
pengobatan perawatan
⚫ Lansia megatakan kesehatan pada
kesulitan untuk lansia di KomunitasRW
47
melakukan diet rendah 02 (D.0116)
garam dan rendah lemak,
dikarenakan faktor
lingkungan,dan
kebiasaan masyarakat
MinangKabau yaitu
keluarga sering
memasak makanantinggi
garam danlemak seperti
rendang, olahan gulai
dan gorengan.
Data Objektif :
1. Gagal melakukan
tindakan untuk
mengurangi faktor
risiko
⚫ Sebagian besar lansia
masih sering
mengonsumsi makanan
tinggi lemak
sepertigorengan dan
santan

48
DATA MAYOR DATA MINOR MASALAH
KEPERAWATAN
Ibu Hamil
Data Subjektif : Data Subjektif: Defisit Kesehatan
Tidak tersedia Tidak tersedia Komunitas
berhubungan dengan
Data Objektif : Data Objektif : - keterbatasan sumber
A. Terjadi masalah daya (D.0110)
kesehatan yang dialami
komunitas
• Berdasarkan hasil survei
didapatkan keluhan yang
dirasakan ibu hamil
sebanyak 66,7% mengeluh
mudah lelah dan 33%
mengeluh pusing
B. Terdapat faktor resiko
fisiologis dan/atau
psikologis yang
menyebabkan anggota
komunitas menjalani
perawatan
• Dari hasil survei didapatkan
ibu hamil yang memiliki
riwayat melahirkan 2-3 kali
sebanyak 66,7%

49
C. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

No Diagnosa Luaran Intervensi


keperawatan
Lingkungan RW 002
1 Pemeliharaan Pemeliharaan kesehatan Edukasi kesehatan
kesehatan tidak (L.12106) (I.12383)
efektif b.d Kemampuan mengidentifikasi, Observasi :
ketidakcukupan mengelola dan menemukan - Identifikasi kesiapan
sumber daya di RW bantuan untuk mempertahankan dan kemampuan
02 (D.0117) kesehatan menerima informasi
- Menunjukkan perilaku - Identifikasi faktor-
maladaptif meningkat faktor yang dapat
- Menunjukkanpemahaman meningkatkan dan
perilaku kesehatan menurunkan
meningkat motivasi prilaku
- Kemampuan menjalankan hidup bersih dan
perilaku kesehatan sehat
- Menunjukkan minat
Terapeutik :
meningkatkan perilaku
- Sediakan materi dan
sehat
media pendidikan
kesehatan
- Jadwalkan
pendidikan kesehatan
sesuai kesepakatan
- Berikan kesempatan
untuk bertanya

Edukasi :
- Jelaskan faktor
resiko yang dapat
mempengaruhi
kesehatan

50
- Ajarkan prilaku
hidup bersih dan
sehat
- Ajarkan strategi yang
dapat meningkatkan
prilaku hidup bersih
dan sehat

Bayi
1 Pemeliharaan Pemeliharaan kesehatan Edukasi kesehatan
kesehatan tidak (L.12106) (I.12383)
efektif b.d Kemampuan mengidentifikasi, Observasi :
ketidakadekuatan mengelola dan menemukan - Identifikasi kesiapan
pemahaman pada bantuan untuk mempertahankan dan kemampuan
keluarga yang kesehatan menerima informasi
memiliki bayi di - Menunjukkan perilaku - Identifikasi faktor-
RW 02 (D.0117) maladaptif meningkat faktor yang dapat
- Menunjukkanpemahaman meningkatkan dan
perilaku kesehatan menurunkan
meningkat motivasi prilaku
- Kemampuan menjalankan hidup bersih dan
perilaku kesehatan sehat
- Menunjukkan minat Terapeutik :
meningkatkan perilaku - Sediakan materi dan
sehat media pendidikan
kesehatan
- Jadwalkan
pendidikan kesehatan
sesuai kesepakatan
- Berikan kesempatan
untuk bertanya
Edukasi :
- Jelaskan faktor
resiko yang dapat

51
mempengaruhi
kesehatan
- Ajarkan prilaku
hidup bersih dan
sehat
- Ajarkan strategi yang
dapat meningkatkan
prilaku hidup bersih
dan sehat
Balita

1 Pemeliharaan Pemeliharaan kesehatan Edukasi kesehatan


kesehatan tidak (L.12106) (I.12383)
efektif b.d Kemampuan mengidentifikasi, Observasi :
ketidakadekuatan mengelola dan menemukan - Identifikasi kesiapan
pemahaman pada bantuan untuk mempertahankan dan kemampuan
keluarga yang kesehatan menerima informasi
memiliki bayi di - Menunjukkan perilaku - Identifikasi faktor-
RW 02 (D.0117) maladaptif meningkat faktor yang dapat
- Menunjukkanpemahaman meningkatkan dan
perilaku kesehatan menurunkan
meningkat motivasi prilaku
- Kemampuan menjalankan hidup bersih dan
perilaku kesehatan sehat
- Menunjukkan minat Terapeutik :
meningkatkan perilaku - Sediakan materi dan
sehat media pendidikan
kesehatan
- Jadwalkan
pendidikan kesehatan
sesuai kesepakatan
- Berikan kesempatan
untuk bertanya
Edukasi :

52
- Jelaskan faktor
resiko yang dapat
mempengaruhi
kesehatan
- Ajarkan prilaku
hidup bersih dan
sehat
- Ajarkan strategi yang
dapat meningkatkan
prilaku hidup bersih
dan sehat
Anak

1 Perilaku Perilaku kesehatan (L.03025) Manajemen perilaku


kesehatan Tindakan-tindakan yang (I.12463)
cenderung dilakukan untuk mempertahankan Observasi :
beresiko b.d berat badan optimal - Identifikasi harapan
pemilihan gaya - Penerimaan terhadap untuk mengendalikan
hidup yang tidak perubahan status perilaku
sehat (tidak rutin kesehatan meningkat Terapeutik :
sarapan dan jajan - Kemampuan melakukan - Diskusikan tentang
sembarangan jadi tindakan pencegahan tanggung jawab
sekolah dan masalah kesehatan perilaku
masalah pada gigi) meningkat - Jadwalkan kegiatan
pada keluarga yang - Kemampuan peningkatan terstruktur
memiliki anak kesehatan meningkat - Tingkatkan aktivitas
dikomunitas RW - Pencapaian pengendalian fisik sesuai
012 (D.0099) kesehatan meningkat kemampuan
- Bicara dengan nada
rendah dan tenang
- Lakukan kegiatan
pengalihan terhadap
sumber agitasi

53
- Cegah prilaku pasif
dan agresif
- Lakukan
pengekangan fisik
sesuai indikasi
- Hindari sikap
mengancam dan
berdebat
Edukasi :
- Informasikan
keluarga bahwa
keluarga sebagai
dasar pembentukan
kognitif
Remaja
Perilaku Perilaku kesehatan (L.03025) Manajemen perilaku
1 kesehatan Tindakan-tindakan yang (I.12463)
cenderung dilakukan untuk mempertahankan Observasi :
beresiko b.d berat badan optimal - Identifikasi harapan
pemilihan gaya - Penerimaan terhadap untuk mengendalikan
hidup yang tidak perubahan status perilaku
sehat (bermain kesehatan meningkat Terapeutik :
game online) pada - Kemampuan melakukan - Diskusikan tentang
keluarga remaja tindakan pencegahan tanggung jawab
dikomunitas RW 02 masalah kesehatan perilaku
(D.0099) meningkat - Jadwalkan kegiatan
- Kemampuan peningkatan terstruktur
kesehatan meningkat - Tingkatkan aktivitas
- Pencapaian pengendalian fisik sesuai
kesehatan meningkat kemampuan
- Bicara dengan nada
rendah dan tenang

54
- Lakukan kegiatan
pengalihan terhadap
sumber agitasi
- Cegah prilaku pasif
dan agresif
- Lakukan
pengekangan fisik
sesuai indikasi
- Hindari sikap
mengancam dan
berdebat
Edukasi :
- Informasikan
keluarga bahwa
keluarga sebagai
dasar pembentukan
kognitif
Dewasa
1 Manajemen Manajemen kesehatan Edukasi kesehatan
kesehatan tidak (L.12104) (I.12383)
efektif b.d Kemampuan mengatur dan Observasi :
ketidakefektifan menintegrasikan penanganan - Identifikasi kesiapan
pola perawatan masalah kesehatan dalam dan kemampuan
kesehatan kehidupan dalam kehidupan menerima informasi
padadewasa di sehari-hari untuk mencapai status - Identifikasi faktor-
komunitas RW 02 kesehatan optimal faktor yang dapat
(D.0116) - Melakukan tindakan untuk meningkatkan dan
mengurangi faktor resio menurunkan
meningkat motivasi prilaku
- Menerapkan program hidup bersih dan
perawatan meningkat sehat
- Aktivitas hidup sehari-hari Terapeutik :
efektif memenuhi tujuan
kesehatan meningkat
55
- Verbalisasi kesulitan - Sediakan materi dan
dalam menjalani program media pendidikan
perawatan/pengobatan kesehatan
menurun - Jadwalkan
pendidikan kesehatan
sesuai kesepakatan
- Berikan kesempatan
untuk bertanya
Edukasi :
- Jelaskan faktor
resiko yang dapat
mempengaruhi
kesehatan
- Ajarkan prilaku hdup
bersih dan sehat
Lansia
1 Manajemen Manajemen kesehatan Edukasi kesehatan
kesehatan tida (L.12104) (I.12383)
efektif b.d Kemampuan mengatur dan Observasi :
ketidakefektifan menintegrasikan penanganan - Identifikasi kesiapan
pola perawatan masalah kesehatan dalam dan kemampuan
kesehatan pada kehidupan dalam kehidupan menerima informasi
lansia di komunitas sehari-hari untuk mencapai status - Identifikasi faktor-
RW 02 (D.0116) kesehatan optimal faktor yang dapat
- Melakukan tindakan untuk meningkatkan dan
mengurangi faktor resio menurunkan
meningkat motivasi prilaku
- Menerapkan program hidup bersih dan
perawatan meningkat sehat
- Aktivitas hidup sehari-hari Terapeutik :
efektif memenuhi tujuan - Sediakan materi dan
kesehatan meningkat media pendidikan
- Verbalisasi kesulitan kesehatan
dalam menjalani program
56
perawatan/pengobatan - Jadwalkan
menurun pendidikan kesehatan
sesuai kesepakatan
- Berikan kesempatan
untuk bertanya
Edukasi :
- Jelaskan faktor
resiko yang dapat
mempengaruhi
kesehatan
- Ajarkan prilaku hdup
bersih dan sehat
- Ajarkan strategi yang
dapat meningkatkan
prilaku hidup bersih
dan sehat
Ibu hamil
1 Defisit kesehatan Status kesehatan komunitas Pengembangan kesehatan
komunitas (L.12109) : Kondisi masyarakat (I.14548)
berhubungan kesejahteraan fisik, mental dan Observasi :
dengan sosial komunitas - Identifikasi masalah
keterbatasan - Ketersediaan program atau isu kesehatan
sumber daya promosi kesehatan dan prioritasnya
(D.0110) meningkat - Identifikasi potensi
- Ketersediaan program atau aset dalam
proteksi kesehatan masyarakat terkait
meningkat isu yang dihadapi
- Partisipasi dalam program - Identifikasi kekuatan
kesehatan komunitas dan partner dalam
meningkat pengembangan
- Angka mortalitas menurun kesehatan
- Angka morbiditas - Identifikasi
menurun pemimpin tokoh
dalam masyarakat
57
- Angka kelahiran preterm Terapeutik :
menurun - Berikan kesempatan
- Angka berat badan lahir kepada setiap
rendah menurun anggota masyarakat
untuk berpartisipasi
sesuai aset yang
dmiliki
- Libatkan anggota
masyarakat untuk
meningkat kesadaran
terhadap isu dan
masalah kesehatan
yang dhadapi
- Libatkan masyarakat
dalam musyawarah
untuk
mendefinisikan isu
kesehatan dan
mengembangkan
rencana kerja
- Libatkan masyarakat
dalam proses
perencanaan dan
implementasi serta
revisinya
- Libatkan anggota
masyarakat dalam
mengembangkan
jaringan kesehatan
- Pertahan komnikasi
yang terbuka dengan
anggota masyarakat
dan pihak-pihak yang
terlibat

58
- Perkuat komunikasi
antara individu dan
kelompok untuk
bermusyawarah
terkait daya tarik
yang sama
- Fasilitasi struktur
organisasi untuk
meningkatkan
kemampuan
berkomunikasi dan
bernegosiasi
- Kembangkan strategi
dalam manajemen
konflik
- Persatukan anggota
masyarakat dan cita-
cita komunitas yang
sama
- Bangun komitmen
antar anggota
masyarakat
- Kembangkan
mekanisme
keterlibatan tatanan
lokal, regional
bahkan nasional
terkait isu kesehatan
komunitas

59
D. PLAN OF ACTION (POA)

MASALAH KESEHATAN KEGIATAN TUJUAN SASARAN WAKTU TEMPAT PENANGGUNG


JAWAB
Lingkungan RW 002
Pemeliharan Kesehatan 1. Gotongroyong 1. Masyarakat ikut Masyarakat RW Di masjid Rahmi Zikri,
tidak massal serta dalam 002 Uswatun S.Kep
efektif 2. Presentasi melakukan Hasanah
berhubungan dengan POKJAKES gotong royong Dan Wilayah
ketidakcukupan sumber daya massal RW 02
2. Masyarakat dapat Kelurahan
mengenal dan Pisang
memecahkan
masalah di
lingkungan RW
02
Bayi
Pemeliharan Kesehatan tidak Memberikan Menunjukkan Orangtua Bayi di Posyandu di Putri Rahmadani,
efektif penyuluhan tentang pemahaman RW 02 RW 02 S.Kep
berhubungan dengan Imunisasi dasar tentang imunisasi
ketidakadekuatan pemahaman pada bayi dan dasar dan ikut serta

60
pada keluarga yang memiliki penyuluhan tentang dalam program, ibu
bayi ASI Eklusif dapat paham manfaat
dari ASI dan dapat
memberikan ASI
Eklusif pada bayi
Balita
Pemeliharan Kesehatan tidak Memberikan 1. Partisipasi dalam Orangtua Balita di Posyandu di Dina Rahmiyanti
efektif penyuluhan tentang program RW 02 RW 02 Saputri, S.Kep
berhubungan dengan ISPA pada Balita kesehatan
ketidakadekuatan pemahaman komunitas
pada keluarga yang memiliki meningkat
balita 2. Prevalensi
kejadian ISPA
menurun
3. Pengetahuan
orangtua tentang
ISPA meningkat
4. Tindakan
pencegahan
ISPA pada balita
dapat dilakukan
oleh orangtua

61
Anak
Perilaku kesehatan Memberikan 1. Memahami Orangtua dan Di masjid - Wulandari
cenderung beresiko penyuluhan tentang dampak jajan Anak di RW 02 Uswatun Astagina, S.Kep
b.d pemiilihan gaya hidup yang bahaya jajan sembarangan Hasanah - Rosyi Aulia,
tidak sembarangan dan S.Kep
2. Menunjukkan
sehat (tidak rutin sarapan dan Caries gigi pada
pemahaman
jajan sembarangan di sekolah Anak
tentang caries
dan masalah pada gigi) pada
gigi dan langkah
keluarga yang memiliki Anak
yang benar
di RW 02
dalam merawat
gigi.

Remaja
Perilaku kesehatan Penyuluhan 1. Remaja Remaja di RW 02 Di masjid
Puteri Nabila, S.Kep
cenderung beresiko terhadap resiko mampu Uswatun
b.d pemiilihan gaya hidup yang yang ditimbulkan melakukan Hasanah
tidak oleh kecanduan pencegahan
sehat (bermain game online) bermain game masalah terhadap
pada keluarga yang memiliki online tindakan dalam
remaja di RW 02 bermain gadget
atau game online

62
2. Remaja
mampu membagi
waktu untuk
bermain gadget
atau game online
3. Penurunan
perilaku bermain
game online
4. Peningkatan
perilaku positif
yang dimiliki
remaja dalam
melakukan
aktivitas sehari-
hari
Agregat Dewasa
Manajemen • Membuat stand 1. Menunjukkan Dewasa di RW 02 Di masjid
Serly Aprilia Nst,
kesehatan tidak pemeriksaan adanya Uswatun S.Kep
efektif tensi pemahaman Hasanah
berhubungan dengan perilaku sehat
• Memberikan
ketidakefektifan 2. Menunjukkan
pendidikan
pola perawatan kesehatan pada minat

63
dewasa di Komunitas RW 02 kesehatan meningkatkan
tentang perilaku sehat
hipertensi, yaitu 3. Menerapkan
pengertian, program
penyebab, faktor perawatan
resiko, tanda dan 4. Perilaku
gejala, menjalankan
komplikasi, aturan yang
serta cara untuk tepat
mengurangi dan
meredakan
gejala yang
dirasakan.

Ag

64
Agregat Lansia
Manajemen Memberikan 1. Menunjukkan Lansia di RW 02 Di masjid
Della Silviana, S.Kep
kesehatan tidak pendidikan tindakan Uswatun
efektif kesehatan tentang mengurangi Hasanah
berhubungan dengan makanan yang faktor resiko
ketidakefektifan harus dihindari 2. Menunjukkan
pola perawatan kesehatan pada Lansia dan bahaya perilaku yang
lansia di Komunitas RW 02 merokok, yaitu : menerapkan
pengertian, bahaya, program
cara dan langkah kesehatan
berhenti merokok 3. Menunjukkan
kemampuan
menjalankan
perilaku sehat

65
I Agregat Ibu Hamil
Defisit Kesehatan Komunitas 1. Memberikan 1. Menunjukkan Ibu hamil di RW Posyandu di Merry Christiany,
berhubungan dengan pendidikan pemahaman 02 RW 02 S.Kep
keterbatasan sumber daya kesehatan tentang
tentang perubahan
perubahan fisiologis yang
fisiologis yang terjadi pada ibu
terjadi hamil
pada ibu hamil 2. Memahami
dan nutrisi yang nutrisi yang
harus di penuhi seimbang pada
ibu hamil. ibu hamil
2. Memberitahu 3. Memahami dan
tentang program mau ikut serta
kelas hamil dengan kelas ibu
yang ada di hamil yang ada di
wilayah wilayah
Puskesmas Puskesmas Pauh
Pauh.

66
BAB IV
PEMBAHASAN

Pada bagian ini akan membahas tentang bagaimana pelaksanaan asuhan keperawatan
komunitas dari tanggal 08 Agustus sampai dengan 10 September 2022 yang dilakukan dalam
beberapa tahap kegiatan, dimana masing-masing tahap tersebut akan dibahas berdasarkan
analisa SWOT yang meliputi kekuatan, kelemahanm peluang dan ancaman terhadap masing-
masing tahap.
A. Tahap Persiapan
Perawat komunitas adalah sebagai salah satu ujung tombak pelayanan primer di tengah-
tengah masyarakat, perawat mendapatkan amanah yang mulia ini untuk menjadi penggerak dan
penggagas perubahan (agent of change), menemukan solusi-solusi dan bekerja sama dengan
setiap lapisan masyarakat terhadap masalah kesehatan yang ditemukan sebelum menjadi masalah
yang lebih komplek dan luas melalui upaya promotif dan preventif dalam masalah kesehatan.
Praktek profesi keperawatan komunitas mahasiswa fakultas keperawatan Universitas Andalas
sebagai salah satu wadah pembelajaran mahasiswa dan calon-calon perawat komunitas di masa
depan turut memberikan sebuah andil dan kontribusi terhadap masalah-masalah kesehatan yang
ada di komunitas yang dilaksanakan di wilayah RW 02 Kelurahan Pisang , Kecamatan Pauh ,
Kota Padang.
Sebagai langkah awal dalam proses ini telah dilakukan pengkajian awal melalui
wawancara, observasi serta survey dengan cara melakukan penyebaran kuesioner atau angket
secara door to door pada tanggal 8 Agustus –10 Agustus 2022 untuk mendapatkan gambaran
mengenai masalah kesehatan di komunitas. Adapun elemen yang dinilai melalui observasi,
wawancara dan penyebaran kuesioner dengan sub item pengkajian data lingkungan fisik,
pelayanan kesehatan dan sosial, status ekonomi, kemanan dan transportasi, komunikasi dan data
persepsi masalah kesehatan sesuai agregat.
Analisa SWOT tahap persiapan:

1. Kekuatan
a. Adanya kerjasama yang baik antar mahasiswa untuk mempersiapkan kegiatan
bersama-sama

67
b. Selalu diberikan bimbingan oleh pembimbing akademik dan pembimbing
klinik
c. Masyarakat RW 02 Kelurahan Pisang menyambut hangat ketika mahasiswa
melakukan pengkajian
d. Mendapatkan partisipasi aktif dari semua anggota masyarakat RW 02
Kelurahan Pisang
2. Kelemahan
a. Sulitnya mengumpulkan anggota masyarakat RW 02 pisang dikarenakan
kegiatan masyarakat berbeda-beda seperti dalam bidang pekerjaan.
b. Ada beberapa rumah warga yang menolak untuk diwawancara
3. Peluang
Mahasiswa Profesi Ners siklus Keperawatan Komunitas Keluarga kelompok D
diterima dengan baik oleh masyarakat RW 02 Kelurahan pisang
4. Ancaman
a. Beberapa masyarakat komunitas RW 02 ada yang tidak bisa mengikuti
kegiatan yang diadakan oleh mahasiswa profesi ners dikarenakan adanaya
jawal kerja yang berbeda-beda antar masyarakat, sehingga waktu diadakan
MMK tidak sesuai dengan waktu kosong yang diadakan oleh mahasiswa
profesi ners.
b. Kegiatan MMK dilakukan pada malam hari setelah shoolat isya karena kendala
hujan sehingga banyak masyarakat RW 02 tidak bisa membersamai kegiatan
MMK.

B. Tahap Pengkajian/Pengumpulan Data

Pada pengkajian awal melalui observasi, wawancara dan penyebaran kuesioner atau
angket secara door to door kerumah warga pada tanggal 8 agustus – 10 agustus 2022 untuk
mendapatkan gambaran umum agregat dan data lingkungan mengenai: sejarah, demografi dan
penduduk, umur dan jenis kelamin, distribusi suku bangsa, nilai dan keyakinan, lingkungan fisik,
kesehatan dan pelayanan sosial, ekonomi, transportasi dan keamanan, politik dan pemerintahan,
komunikasi, pendidikan dan rekreasi, dan data persepsi masalah dari setiap agregat bayi dan
balita, anak usia sekolah, remaja, dewasa dan lansia serta ibu hamil yang hasilnya disampaikan
dalam MMK I.

68
Analisa SWOT pada tahap pengkajian :

5. Strength (Kekuatan)

a. Adanya partisipan aktif dari anggota masyarakat RW. 02 Kel.pisang dalam


memberikan data dan informasi dalam proses pengumpulan data

b. Tersedianya alat pengumpulan data yang baik berupa kuesioner/angket,


lembarwawancara, dan lembar observasi

c. Anggota kelompok yang cukup semangat turun kelapangan atau ke rumah


warga untuk melakukan pengkajian kepada warga

6. Kelemahan

Sulitnya mengumpulkan data dari masyarakat karena banyaknya warga yang tidak
ada dirumah dikarenakan kerja atau tidak ada dirumah (rumah kosong).

7. Peluang

Mahasiswa yang diterima dengan sangat baik oleh pihak kelurahan, RW, RT dan
masyarakat RW. 2 Kelurahan pisang dan banyaknya pihak yang menolong dalam
proses kegiatan pengkajian.

8. Ancaman

Ditemukannya beberapa masalah kesehatan pada setiap agregat terutama yaitu


masalah kurang efektifnya masyarakat dalam memanajemen kesehatan pada
masyarakat tersebut.
Berdasarkan Analisa SWOT pada tahap pengkajian terdapat ancaman yaitu ditemukannya
masalah pada setiap agregat dimasyarakat terutama yaitu kurang efektifnya manajemen
kesehatan pada masyarakat, sehingga untuk menghadapi ancaman tersebut kelompok
merumuskan beberapa strategi dalam menghadapi masalah tersebut berdasarkan agregat
masing-masing.

C. Tahap Analisa Masalah


Adapun analisa terhadap kekuatan, kelemahan, kesempatan dan ancaman pada
masingmasing masalah tersebut di atas adalah sebagai berikut :
1. Unit Kesehatan Bayi

Adapun analisa terhadap kekuatan, kelemahan, kesempatan, dan ancaman pada masing-
masing masalah tersebut di atas adalah sebagai berikut:

69
a. Masalah Kesehatan Bayi
Masalah keperawatan agregat bayi di RW 02 kelurahan Pisang adalah Pemeliharaan
kesehatan tidak efektif berhubungan dengan ketidakadekuatan pemahaman pada
keluarga yang memiliki bayi di komunitas RW 02 kelurahan Pisang
b. Implementasi
- Melakukan Pengukuran BB/TB bayi
- Melakukan penyuluhan “Imunisasi Dasar” dan “ASI Eksklusif” di Posyandu RW
02.
Kekuatan
- Adanya kerjasama yang baik antar mahasiswa, petugas kesehatan puskesmas,
bidan desa, kader, ketua RW, ketua RT, dan Ibu bayi dalam pelaksanaan
Posyandu.
- Mendapatkan partisipasi aktif dari masyarakat ibu bayi dan bayi yang datang
mengikuti kegiatan yang diadakan
- Kegiatan dilakukan dengan media ppt yang menarik dan ditampilkan dengan
infokus, para ibu bayi yang datang dan sesudah melakukan pengukuran TB/BB
pada bayi dan diberikan leaflet mengenai materi yang disampaikan saat
penyuluhan
- Interaksi antara presentator dan audience sangat baik
- Sebanyak 4 orang Ibu Bayi berpartisipasi dalam penyuluhan dan pemeriksaan
kesehatan yang diadakan

Kelemahan
- Masih terdapat beberapa masyarakat yang tidak mendapatkan informasi
mengenai acara penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan yang diadakan.
- Masih banyaknya ibu bayi yang tidak dating ke posyandu karena alasan anak
tidur dan bekerja.
- Kehadiran Ibu bayi tidak sesuai dengan capaian target mahasiswa.

Peluang :
11 Mahasiswa diterima dengan baik oleh ketua RW, ketua RT, pengurus
masjid/mushalla, dan masyarakat wilayah RW.2 kelurahan pisang.

70
Ancaman :
- Beberapa anggota masyarakat ibu bayi yang tidak bisa mengikuti kegiatan yang
diadakan oleh mahasiswa, karena adanya jadwal kerja yang berbeda-beda,
informasi yang tidak diketahui akan adanya pelaksanaan posyandu
c. Hasil evaluasi
- Seluruh ibu bayi yang datang mengikuti kegiatan dengan baik
- Seluruh ibu bayi mengetahui penyuluhan tentang Imunisasi Dasar Lengkap dan
Pentingnya ASI Eksklusif.
- Sebanyak 4 orang ibu bayi hadir mengikuti dengan antusias kegiatan posyandu
- Sebanyak 8 orang mengukur badan dan tinggi badan.
- Menganjurkan ibu bayi untuk meningkatkan nist dan mengonsumsi makanan
bergizi dengan selalu memberi ASI pada anaknya dengan dibawah 6 bulan tanpa
tambahan makanana apapun.
d. Rencana Tindak Lanjut
- Menganjurkan ibu untuk tetap rutin dating ke pelaksanaan posyandu.
- Menganjurkan ibu melakukan imunisasi pada anak baik yang wajib maupun
lajutan
- Menganjurkan ibu memberikan anak makanan sehat dan bergizi
- Menganjurkan ibu untuk selalu menyusui anaknya dengan memberikan full ASI
dibawah 6 bulan tanpa tambahan makanan lainnya pada bayi.
2. Unit Kesehatan Balita
a. Masalah Kesehatan balita

Pemeliharan Kesehatan tidak efektif berhubungan dengan ketidakadekuatan


pemahaman pada keluarga yang memiliki balita di RW 02 Kelurahan Pisang.
b. Implementasi

Kegiatan dilakukan di Posyandu Lubuk gajah RW 2 RT 03 Kelurahan Pisang.


Kegiatan yang dilakukan adalah :

- Melakukan Pengukuan BB/TB pada balita

- Memberikan pendidikan kesehatan tentang ISPA pada balita

71
Kekuatan

a. Adanya kerjasama yang baik antar mahasiswa, petugas kesehatan


puskesmas, bidan wilayah kelurahan pisang, kader, dan Ibu balita dalam
pelaksanaan posyandu.
b. Mendapat partisipasi aktif dari semua anggota masyarakat ( Ibu balita)
c. Masyarakat yang menghadiri cukup antusias mendatangi pelaksanaan
kegiatan posyandu.
d. Masyarakat yang hadir saat kegiatan penyuluhan sebanyak 15 ibu yang
memiliki balita
Kelemahan

a. Sulitnya mengumpulkan anggota masyarakat sesuai jam target


mahasiswa karena masyarakat memiliki kesibukan masing-masing
b.Mengumpulkan masyarakat perlu dilakukan door to door agar segera
datang ke posyandu
Peluang

Mahasiswa diterima dengan baik oleh masyarakat RW 02 Kelurahan


Pisang.

Ancaman

Beberapa anggota masyarakat ibu balita ada yang tidak bisa mengikuti
kegiatan yang diadakan oleh mahasiswa, karena adanya jadwal kerja yang
berbeda-beda, informasi yang tidak diketahui akan adanya pelaksaanaan
posyandu.

c. Hasil Evaluasi

1. Seluruh balita yang hadir dapat mengetahui tentang ISPA pada balita
2. Sebanyak 15 orang Ibu balita yang hadir mengikuti dengan antusias
kegiatan posyandu
3. Sebanyak 2 ibu dapat menjelaskan ulang tentang penanganan
perawatan ISPA di rumah
4. Sebanyak 6 ibu dapat menejalaskan ulang tentang obat herbal dalam
menangani sakit ISPA
5. Sebanyak 1 ibu dapat menjelaskan ulang tanda dan gejala ISPA
6. Selebihnya 8 orang mengukur berat badan dan tinggi badan

72
d. Rencana Tindak Lanjut

a. Menganjurkan Ibu untuk tetap rutin datang ke pelaksanaan posyandu

b. Menganjurkan Ibu memperhatikan kesehatan balita

c. Menganjurkan orang tua untuk melakukan tindakan pencegahan ISPA pada


balita

3. Unit Kesehatan Anak Usia Sekolah


a. Masalah Kesehatan Anak Usia Sekolah
Masalah keperawatan Agregat Anak Usia Sekolah di RW 02 Kelurahan
Pisang Kecamatan Pauh Perilaku Kesehatan Cenderung Berisiko berhubungan
dengan pemilihan gayahidup tidak sehat (jajan sembarangan di sekolah & caries
Gigi pada anak) padakeluarga yang memiliki anak usia sekolah di Komunitas
RW 02
b. Implementasi

- Memberikan Pendidikan Kesehatan tentang Jajanan Sehat

- Memberikan pendidikan kesehatan tentang caries gigi

- Melakukan penyuluhan tentang gosok gigi pada anak

Kekuatan
a. Adanya kerjasama yang baik antar mahasiswa, pengurus masjid dan
guru mengaji di RW 02
b. Mendapatkan partisipasi aktif dari adik-adik TPQ Mengaji

c. Kegiatan dilakukan dengan media PPT dan video edukasi yang menarik
danditampilkan dengan infokus
d. Interaksi antara presentator dan audience sangat baik
e. Sebanyak 22 anak mengaji berpartisipasi dalam penyuluhan
Kelemahan
Memakan waktu yang lama karena saat penyampaian informasi
Kesehatan Anak Usia Sekolah mendengarkan dan mencobakan langsung
praktik saat ada demonstrasi
Peluang

Mahasiswa diterima dengan baik oleh masyarakat RW 02 Kelurahan


Pisang

73
Ancaman

Hambatan dalam pelaksanaan penyuluhan yaitu sering kurang


kondusifnya lingkungan dikarenakan beberapa dari anak usia sekolah yang
tidak bisa diamdan tidak fokus saat penyuluhan, tetapi narasumber selalu
mengalihkan dengan cara lain untuk tetap memfokuskan anak usia sekolah
c. Hasil Evaluasi
1. Semua Anak Usia Sekolah yang mengikuti penyuluhan mendapatkan
pengetahuan tentang Stop Jajan Sembarangan dan Karies Gigi serta
mendemonstrasikan kegiatan cara menggosok gigi yang benar.
2. Sebanyak 22 Anak Usia Sekolah mengikuti penyuluhan, dimana Anak Usia
Sekolah berasal dari Mesjid Uswatun Hasanah.
3. Dalam sesi diskusi tanya jawab Anak Usia Sekolah aktif untuk bertanya dan
menjawab pertanyaan dari narasumber sebanyak 6 pertanyaan, dan 2 Anak aktif
ketika tampil saat mendemonstrasikan cara menggosok gigi yang benar.
4. Dari kesimpulan evaluasi Anak Usia Sekolah mengerti dengan penjelasan
tentang stop jajan sembarangan dan karies gigi serta dapat mendemonstrasikan
cara menggosok gigi yang benar.

d. Rencana Tindak Lanjut


1. Menganjurkan Anak Usia Sekolah untuk menghindari jajanan sembarangan
2. Menganjurkan Anak Usia Sekolah untuk selalu memilih Jajanan yang sehat
3. Menganjurkan Anak Usia Sekolah untuk mengurangi makanan yang manis-
manis
4. Menganjurkan Anak Usia Sekolah untuk selalu menerapkan kegiatan
menggosok gigi lebih kurang 2 kali dalam sehari.

4. Unit Kesehatan Remaja


a. Masalah Kesehatan Remaja
Masalah keperawatan agregat remaja di RW 02 Keluraha Pisang adalah Perilaku
kesehatan cenderung beresiko berhubungan dengan pemilihan gaya hidup yang tidak
sehat pada remaja di komunitas RW 02 Kelurahan Pisang.

b. Implementasi

74
Melakukan penyuluhan “Bahaya yang ditimbulkan oleh kecanduan bermain
game online dan Cara mengatasi nyeri saat menstruasi (Desminorea) di Lantai 2
Masjid Uswatun Hasanah.

Kekuatan:

- Adanya kerjasama yang baik antar mahasiswa, ketua RW, ketua RT, dan pengurus
Masjid.

- Mendapatkan partisipasi aktif dari remaja yang datang mengikuti kegiatan yang
telah siapkan.

- Kegiatan dilaksanakan dengan media powerpoint yang menarik dan ditampilkan


dengan infokus, sebelum acara dimulai remaja harus mengisi kuesioner pre-test
dan setelah penyuluhan berakhir remaja juga mengisi kuesioner post-test yang
telah disiapkan sebelumnya. Setelah penyuluhan selesai panitia acara
memberikan leaflet mengenai materi yang telah diberikan.

- Interaksi antara presentator dan audience sangat baik.

- Sebanyak 15 orang remaja putra-putri berpartisipasi dalam penyuluhan bahaya


game online dan sebanyak 11 orang remaja putri berpartisipasi dalam penyuluhan
cara mengatasi nyeri desminorea.

Kelemahan:
- Saat pelaksanaan penyuluhan cuaca tidak mendukung (Hujan) sehingga remaja
banyak yang berhalangan datang.

Peluang:
- Mahasiswa diterima dengan baik oleh ketua RW, ketua RT, pengurus Masjid, dan
masyarakat wilayah RW 02 Kelurahan Pisang.

Ancaman:
- Hambatan dalam pelaksaan penyuluhan yaitu kondisi cuaca pada hari
pelaksanaan penyuluhan tidak mendukung yaitu hujan. Sehingga remaja di RW
02 banyak yang berhalangan hadir pada acara tersebut.

c. Hasil Evaluasi

- Semua remaja yang datang mengikuti kegiatan dengan baik.

75
- Sebanyak 15 orang remaja mengikuti penyuluhan dan melakukan pengisian
kuesiner pre-test dan post-test yang telah diberikan di lantai 2 Masjid Uswatun
Hasanah.

- Dalam sesi diskusi tanya jawab saat penyuluhan terdapat 4 pertanyaan yaitu 2
pertanyaan tentang bahaya game online dan 2 pertanyaan tentang cara mengatasi
nyeri desminorea.

- Dari hasil evaluasi yang dilakukan moderator saat setelah penyuluhan dengan
diberikan beberapa pertanyaan mengenai materi penyuluhan peserta dapat
menjawab dengan baik.

- Hasil dari kuesioner pre-test bahaya game online didapatkan jawaban yang
benar dari pertanyaan no 1 sebanyak 93,3%, no 2,8 sebanyak 40%, no 3,7
sebanyak 60%, no 4 sebanyak 26,7%, no 5 sebanyak 80,1%, no 6 sebanyak
66,7%, no 9 dan 10 hanya jawaban singkat dari semua remaja yang hadir di
penyuluhan, sedangkan hasil post-test pertanyaan no 1,3 sebanyak 72,7%, no
2,8 sebanyak 63,6%, no 4 sebanyak 27,3%, no 5 sebanyak 72,8%, no 6,7
sebanyak 81,8%, no 9 dan 10 hanya jawaban singkat dari semua remaja yang
hadir di penyuluhan.

- Hasil dari kuesioner pre-test cara mengatasi nyeri desminorea didapatkan


jawaban yang benar dari pertanyaan no 1,3,6 sebanyak 58,3%, no 2 sebanyak
16,7%, no 4 sebesar 91,7%, no 5 sebanyak 75%, no 7 seluruhnya 100%, no 8
sebesar 91,7%, no 9 sebesar 83,3%, no 10 sebanyak 33,3%, sedangkan hasil
post-test pertanyaan no 1,3 sebanyak 77%, no 2 sebanyak 43,6%, no 4,5
sebanyak 95%, no 6 sebanyak 78%, no 7,8,9 seluruhnya 100%, no 10 sebanyak
89%.

Link Kuesioner:
1. Bahaya game online:

https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLSc4LfFp6PDTdI8A2qsIp3bGe5-
4FL_Zz8stNHW5F1kfc_7Ygg/viewform?usp=sf_link
2. Cara mengatasi nyeri desminorea

https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLSe3cQJKnDnz26jXd4sDV1rrgjy
C1Ht8ccJN5k8OvRxvAmXWIw/viewform?usp=sf_link

76
d. Rencana tindak lanjut

- Menganjurkan remaja untuk meningkatkan pengetahuan kesehatannya dengan


mencari tahu apa-apa saja bahaya dari game online dan bagaimana cara
mengatasi nyeri saat desminorea pada remaja putri.

- Menganjurkan remaja lebih produktif diusia sekarang.

5. Unit Kesehatan Dewasa


a. Masalah Kesehatan dewasa
Masalah keperawatan agregat dewasa di RW 02 kelurahan Pisang adalah
Manajemen kesehatan tidak efektif berhubungan dengan ketidakefektifan pola
perawatan kesehatan pada keluarga dewasa di komunitas RW 02 kelurahan Pisang
b. Implementasi
Melakukan penyuluhan “Hipertensi” di Lantai 2 Masjid Uswatun Hasanah
Kekuatan :
- Adanya kerjasama yang baik antar mahasiswa, ketua RW, ketua RT, dan
pengurus Masjid/Mushalla
- Mendapatkan partisipasi aktif dari masyarakat dewasa yang datang
mengikuti kegiatan yang diadakan
- Kegiatan dilakukan dengan media ppt yang menarik dan ditampilkan dengan
infokus, para masayarakat dewasa yang datang dan sesudah melakukan
pemeriksaan tekanan darah dan diberikan leaflet mengenai materi yang
disampaikan saat penyuluhan
- Interaksi antara presentator dan audience sangat baik
- Sebanyak 10 orang dewasa berpartisipasi dalam penyuluhan dan
pemeriksaan kesehatan yang diadakan

Kelemahan :
- Saat pelaksanaan penyuluhan cuaca tidak mendukung ( Gerimis) sehingga
masyarakat banyak yang berhalangan datang
- Masih terdapat beberapa masyarakat yang tidak mendapatkan informasi
mengenai acara penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan yang diadakan.

Peluang :
Mahasiswa diterima dengan baik oleh ketua RW, ketua RT, pengurus

77
masjid/mushalla, dan masyarakat wilayah RW.2 kelurahan Pisang.
Ancaman :
- Hambatan dalam pelaksanaan penyuluhan yaitu cuaca pada hari pelaksanaan
penyuluhan tidak mendukung yaitu gerimis. Sehingga masyarakat banyak
yang berhalangan datang.
c. Hasil evaluasi
- Semua dewasa yang datang mengikuti kegiatan dengan baik
- Sebanyak 10 dewasa mengikuti penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan di
lantai 2 mesjid Uswatun Hasanah
- -Dalam sesi diskusi tanya jawab saat penyuluhan terdapat tiga pertanyaan
- Dari hasil evaluasi yang dilakukan moderator saat setelah penyuluhan dengan
diberikan beberapa pertanyaan mengenai materi penyuluhan peserta
penyuluhan dapat menjawab dengan baik
- Hasil pemeriksaan kesehatan yang dilakukan didapatkan hasil bahwa 1 dari 10
orang dewasa yang melakukan pemeriksaan kesehatan memiliki tekanan darah
di atas angka normal.
d. Rencana tindak lanjut
- Menganjurkan dewasa untuk meningkatkan kesehatannya dengan melakukan
diit yang benar, olahraga dan melakukan pemeriksaan kesehatan dengan rutin
- Menganjurkan dewasa yang menderita hipertensi dan penyakit kronik lain
untuk patuh pada terapi pengobatan yang diberikan tenaga kesehatan.
6. Unit Kesehatan Lansia
a. Masalah Kesehatan Lansia
Masalah keperawatan agregat Lansia di RW 02 Kelurahan Pisang Manajemen
kesehatan tidak efektif berhubungan dengan ketidakefektifan pola perawatan
kesehatan pada lansia dikomunitas RW 02
b. Implementasi
- Melakukan penyuluhan kesehatan mengenai hipertensi dengan tema “Nutrisi
Seimbang Bagi Lansia dan Bahaya Merokok”
- Melakukan pemeriksaan kesehatan yaitu cek tekanan darah dan penimbangan
BB pada lansia di RW 02

Kekuatan:
- Adanya kerjasama yang baik antar mahasiswa, pengurus masjid dan ketua RW
02 dalam pelaksanaan kegiatan penyuluhan dan cek kesehatan.

78
- Mendapat partisipasi aktif dari semua anggota masyarakat
- Masyarakat yang menghadiri cukup antusias mendatangi pelaksanaan kegiatan
penyuluhan dan cek kesehatan.

Kelemahan:
- Sulitnya pemilihan waktu pelaksanaan kegiatan dikarenakan harus
menyesuaikan dengan kegiatan masyarakat

Peluang :
- 11 orang mahasiswa diterima dengan baik oleh masyarakat RW 02 Kelurahan
Pisang.

Ancaman:
- Beberapa anggota masyarakat lansia ada yang tidak bisa mengikuti kegiatan
yang diadakan oleh mahasiswa, karena adanya jadwal yang berbeda-beda,
informasi yang tidak diketahui akan adanya pelaksaanaan penyuluhan dan cek
kesehatan
- Kegiatan penyuluhan dan cek kesehatan yang dilakukan pada hari Jumat 02
September 2022 ppada pukul 08.30 WIB sebagian masyarakat tidak datang
karena pada waktu itu terjadi hujan
c. Hasil Evaluasi
- Seluruh lansia yang hadir dapat mengetahui tentang gizi seimbang dan bahaya
merokok pada lansia
- Sebagian besar lansia antusias dalam mengikuti kegiatan cek kesehatan yaitu
cek tekanan darah dan penimbangan BB
- Sebanyak 15 orang lansia yang hadir mengikuti dengan antusias kegiatan
penyuluhan dan cek kesehatan yang dilaksanakan
d. Rencana Tindak Lanjut
- Menganjurkan lansia untuk tetap rutin datang ke pelayanan kesehatan untuk
memeriksakan kesehatan
- Menganjurkan Lansia bisa menerapkan gizi seimbang pada pola hidup sehari-
hari
- Menganjurkan kepada lansia untuk tidak merokok da menjauhi rokok

79
7. Unit Kesehatan Ibu Hamil
a. Masalah Kesehatan Ibu Hamil
Masalah keperawatan agregat ibu hamil di RW 02 Kelurahan Pisang adalah
Kesiapan peningkatan manajemen kesehatan ditandai dengan pilihan hidup yang
tepat untuk memenuhi tujuan program kesehatan dengan rutin melakukan
pemeriksaan kehamilan dan tidak ditemukan adanya gejala masalah kesehatan pada
ibu hamil di RW 02 Kelurahan Pisang.
b. Implementasi
Memberikan penyuluhan tentang perubahan fisiologis yang terjadi pada ibu
hamil, cara mengatasi ketidaknyamanan saat hamil dan nutrisi yang harus dipenuhi
ibu hamil serta melakukan pemeriksaan tekanan darah dan lila.
Kekuatan :
- Materi dan media dari mahasiswa dibuat dengan menarik dan mudah untuk di
pahami. Selain ppt mahasiswa juga menggunakan dan leaflet.
- Mendapatkan partisipasi aktif dari ibu hamil
Kelemahan:
- Dari data yang diperoleh di Puskesmas terdapat beberapa ibu hamil yang sudah
melahirkan
- Saat pelaksanaan cuaca mendung sehingga acara mundur beberapa menit
- Dari 6 ibu hamil yang ditemukan dilapangan, 3 diantaranya yang bisa
menghadiri kegiatan penyuluhan. Hal ini dikarenakan ada yang sedang berada
dirumah orang tua, menjaga warung dan sedang kurang enak badan.
Peluang :
- Adanya kerjasama yang baik antara mahasiswa, ketua RW, ketua RT,
masyarakat setempat dan petugas puskesmas di RW 02 Kelurahan Pisang.
- Mendapatkan partisipasi aktif dari ibu hamil di RW 02 Kelurahan Pisang
Ancaman :
- Pada saat pelaksanaan cuaca mendung dan gerimis
- Terdapat keluarga ibu hamil yang tidak dapat mengantarkan dan di bantu oleh
mahasiswa.
c. Evaluasi
- Terdapat 3 orang ibu hamil yang telah di intervensi oleh mahasiswa.

80
- Ibu hamil mengerti dan memahami terkait perubahan fisiologis yang terjadi pada
ibu hamil, cara mengatasi ketidaknyamanan saat hamil dan nutrisi yang harus
dipenuhi ibu hamil.
- Hasil pemeriksaan tekanan darah dan Lila Ibu hamil dalam batas normal.

d. Rencana tindak lanjut


- Menganjurkan ibu agar tetap rutin memeriksakan kehamilannya ke pelayanan
kesehatan
- Menganjurkan ibu hamil agar rutin mengkonsumsi tablet Fe yang telah
diberikan oleh pelayanan kesehatan
- Meganjurkan ibu agar selalu memenuhi kebutuhan nutrisi ibu hamil yang telah
diajarkan
- Menganjurkan ibu hamil untuk membaca leaflet yang telah diberikan dan
mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari.
8. Unit Kesehatan Lingkungan
a. Masalah Kesehatan Lingkungan
Masalah keperawatan agregat Lingkungan di RW 02 Kelurahan Pisang
Pemeliharan Kesehatan tidak efektif berhubungan dengan ketidakcukupan sumber daya
di komunitas RW 02.
b. Implementasi
Melakukan kegiatan Gotong royong massal di sepanjang jalan ke kantor lurah
Pisang dan masing-masing halaman rumah masing-masing masyarakat RW 02.
Kekuatan:
- Adanya kerjasama yang baik antar mahasiswa, petugas kebersihan dan Bapak Lurah
dalam pelaksanaan kegiatan gotong royong.
- Mendapat partisipasi aktif dari beberapa anggota masyarakat.

Kelemahan:
- Sulitnya pemilihan waktu pelaksanaan kegiatan dikarenakan harus menyesuaikan
dengan kegiatan masyarakat
- Cuaca yang tidak mendukung sehingga pelaksanaan gotong royong sempat tertunda
dan banyak masyarakat yang tidak ikut serta dengan alasan cuaca tersebut.

81
Peluang :
- 11 orang mahasiswa diterima dengan baik oleh masyarakat RW 02 Kelurahan
Pisang.

Ancaman:
- Banyak anggota masyarakat yang tidak bisa mengikuti kegiatan yang diadakan oleh
mahasiswa, karena cuaca yang tidak mendukung.
- Kegiatan gotong royong yang dilakukan pada hari Jumat 03 September 2022 pada
pukul 08.00 WIB sebagian masyarakat tidak datang karena pada waktu itu terjadi
hujan.
c. Hasil Evaluasi
- Tidak banyak masyarakat yang ikut membersihkan halaman rumah dan jalan
menuju ke kantor lurah karena cuaca yang mendung setelah hujan
- Bapak lurah dan masyarakat antusias dalam melakukan gotong royong
- Lingkungan tampak bersih setelah dilakukan gotong royong
- Sampah gotong royong dikumpulkan di tempat sampah di depan kantor lurah
d. Rencana Tindak Lanjut
- Menganjurkan masyarakat untuk tetap rutin melakukan gotong royong
- Menganjurkan masyarakat bisa menerapkan hidup bersih dan sehat
- Menganjurkan kepada masyarakat untuk melakukan pengelolaan sampah dengan
baik

82
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pengumpulan data dilakukan oleh mahasiswa program profesi Ners Fakultas
Keperawatan Universitas Andalas kelompok D’22 dari tanggal 10-13 Agustus 2022
terhadap komunitas di RW 02 Kelurahan Pisang melalui wawancara, observasi serta
survey dengan cara melakukan penyebaran kuesioner atau angket secara door to door
yang terdiri .. kartu keluarga dengan ruang lingkup pengkajian terdiri dari divisi Ibu
Hamil, divisi Bayi dan Balita, divisi Anak Usia Sekolah, divisi Remaja, divisi
Dewasa dan divisi Lansia.

2. Berdasarkan pengkajian yang telah dilakukan tersebut ditarik beberapa permasalahan


kesehatan komunitas di Community virtual D’22 yaitu:

a. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif berhubungan dengan ketidakcukupan


sumber daya dilingkungan Komunitas RW 02 Kelurahan Pisang

b. Defisit kesehatan komunitas berhubungan dengan keterbatasan sumber daya pada


Ibu Hamil di Komunitas RW 02

c. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif berhubungan dengan ketidakadekuatan


pemahaman pada keluarga yang memiliki Bayi dan Balita di Komunitas RW 02

d. Perilaku kesehatan cenderung beresiko berhubungan dengan pemilihan gaya


hidup yang tidak sehat pada keluarga yang memiliki Anak Usia Sekolah di
Komunitas RW 02

e. Perilaku kesehatan cenderung beresiko berhubungan dengan pemilihan gaya


hidup yang tidak sehat pada keluarga yang memiliki Usia Remaja di Komunitas
RW 02

f. Manajemen kesehatan tidak efektif berhubungan dengan ketidakefektifan pola


perawatan kesehatan pada Dewasa di Komunitas RW 02

g. Manajemen kesehatan tidak efektif berhubungan dengan ketidakefektifan pola


perawatan kesehatan pada Lansia di Komunitas RW 02

83
3. Setelah ditemukan masalah kesehatan komunitas, maka disusunlah suatu rencana
keperawatan komunitas dengan strategi:

a. Komunitas, edukasi, informasi

b. Penyebaran informasi

4. Berdasarkan rencana keperawatan komunitas seperti yang dijabarkan dalam


Planning Of Action (POA) maka mahasiswa mulai melakukan implementasi
keperawatan meliputi :
a. Pendidikan Kesehatan pada agregat Bayi tentang imunisasi dasar dan pentingnya
pemberian asi ekslusif pada bayi.
b. Pendidikan Kesehatan pada agregat Balita tentang ISPA pada balita.
c. Pendidikan Kesehatan pada agregat Anak Usia Sekolah tentang bahaya jajan
sembarangan dan karies gigi serta mendemonstrasikan cara menggosok gigi yang
baik dan benar
d. Pendidikan Kesehatan pada agregat Remaja tentang resiko yang ditimbulkan oleh
kecanduan bermain game online dan disminore
e. Pendidikan Kesehatan pada agregat Dewasa tentang Hipertensi dan pemeriksaan
tekanan darah.
f. Pendidikan Kesehatan pada agregat Lansia tentang pemenuhan nutrisi pada lansia
dan bahaya merokok pada lansia.
g. Pendidikan Kesehatan pada agregat Ibu Hamil tentang perubahan fisiologis yang
terjadi pada ibu hamil dan nutrisi yang harus di penuhi ibu hamil.

5. Setelah selesai melakukan implementasi keperawatan komunitas mahasiswa


melakukan evaluasi (terlampir dalam laporan hasil kegiatan) dan secara umum
evaluasi dari implementasi keperawatan komunitas yang telah di lakukan mahasiswa
pada Kelompok D adalah sebagai berikut :
a. Evaluasi struktur
- Kegiatan penyuluhan dilakukan melalui media power point, dan leaflet yang
telah dibuat oleh mahasiswa dan dibagikan oleh mahasiswa per divisi kepada
peserta penyuluhan.
- Pada agregat Anak Usia Sekolah dilakukan demonstrasi cara menggosok gigi
yang baik dan benar.

84
- Pada agregat dewasa dan lansia dilakukan pemeriksaan kesehatan (pengukuran
BB dan cek tekanan darah ) sebelum melakukan kegiatan penyuluhan.
- Peran dan tugas mahasiswa sudah sesuai dengan yang ditetapkan sebelumnya.
b. Evaluasi proses
- Masyarakat Komunitas di RW 02 yang hadir sudah mengikuti acara dari awal
sampai akhir sekitar 60 menit.
- Masyarakat Komunitas di RW 02 yang hadir berperan aktif mengikuti diskusi
selama kegiatan berlangsung.
c. Evaluasi hasil Setelah dilakukan kegiatan musyawarah:
- Mahasiswa mampu bersosialisasi dengan masyarakat Komunitas di RW 02
Kelurahan Pisang.
- Anggota Komunitas di RW 02 sudah mengetahui latar belakang
dilaksanakannya kegiatan musyawarah masyarakat komunitas yang dilakukan
oleh mahasiswa.
- Anggota Komunitas di RW 02 sudah mengetahui tujuan dan agenda- agenda
yang diangkatkan oleh mahasiswa.
- Anggota Komunitas di RW 02 berperan aktif dalam Pendidikan Kesehatan
yang dilakukan dengan cara hadir dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan baik
dalam diskusi tanya jawab yang diadakan oleh mahasiswa profesi Ners dan
bisa menjawab evaluasi dengan jawaban singkat.

85
DAFTAR PUSTAKA

Akbar, Agung. 2019. Buku ajar konsep-konsep dasar dalam keperawatan komunitas.

Depublish

Amin, Muhammad. 2019. Sistem pelayanan asuhan keperawatan kesehatan komunitas studi

kasus di dusun mensaleng. Jurnal Kesehatan Qamarul Huda. V.7 No.2

Mahathir, (2020). Buku Saku: Sukses Praktik Profesi Keperawatan Komunitas.

Yogyakarta:DEEPUBLISH

Mubarak, dkk. 2022. Teori keperawatan komunitas. Yayasan Kita Menulis

Pakpahan, Martina dkk. 2020. Keperawatan komunitas. Yayasan Kita Menulis

PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : Definisi dan IndikatorDiagnostik

(I). DPP PPNI.

PPNI. (2018a). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi dan Tindakan

Keperawatan (I). DPP PPNI.

PPNI. (2018b). Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan Kriteria Hasil

Keperawatan (I). DPP PPNI.

86

Anda mungkin juga menyukai