Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

“KESEHATAN LINGKUNGAN DAN KESEHATAN KERJA”

Disusun guna memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah Ilmu Kesehatan Masyarakat

Dosen Pengampu : Ibu Dra. Eka swasta Budayati

Disusun Oleh:

Adhriansyah Francoies (22603141003) Dwi Asih Ningtyas (22603141026)

Mauhibah Ghoniyyah Ulya` (22603141009) Ario Anandito (22603141042)

Ghifary Rifqi Laudza (22603141010) Bening Sukma Arafat (22603141054)

Tegar Julianda (22603141015) Farah Alifia Rafifah (22603141059)

Mohamad Ilham F. (22603141018)

PRODI ILMU KEOLAHRAGAAN

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2022

KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT serta shalawat dan salam kami sampaikan hanya bagi tokoh dan teladan kita Nabi Muhammad SAW. Diantara

sekian banyak nikmat Allah SWT yang membawa kita dari kegelapan ke dimensi terang yang memberi hikmah dan yang paling bermanfaat bagi seluruh umat manusia,

sehingga oleh karenanya penulis dapat menyelesaikan tugas sekolah ini dengan baik dan tepat waktu.

Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh Ibu Dra. Eka Swasta Budayati selaku Dosen

Pengampu mata kuliah Ilmu Kesehatan Masyarakat.

Dalam proses penyusunan tugas ini kami menjumpai hambatan, namun berkat dukungan dari berbagai pihak, akhirnya kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan

cukup baik, oleh karena itu melalui kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada semua pihak terkait yang telah

membantu terselesaikannya tugas ini.

Segala sesuatu yang salah datangnya hanya dari manusia dan seluruh hal yang benar datangnya hanya dari agama berkat adanya nikmat iman dari Allah SWT, meski

begitu tentu tugas ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu segala saran dan kritik yang membangun dari semua pihak sangat kami harapkan demi perbaikan

pada tugas selanjutnya. Harapan kami semoga tugas ini bermanfaat khususnya bagi pembaca lain.

Yogyakarta, 11 November 2022

Penyusun,

Kelompok 7

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………...

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………..

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………………..

1.1 LATAR BELAKANG…………………………………………………………………..

1.2 RUMUSAN MASALAH……………………………………………………………….

1.3 BATASAN MASALAH………………………………………………………………..


1.4 TUJUAN………………………………………………………………………………..

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………………...

1.1 DEFINISI KESEHATAN LINGKUNGAN…………………………………………….

1.2 DEFINISI KESEHATAN KERJA……………………………………………………...

1.3 RUANG LINGKUP KESEHATAN LINGKUNGAN………………………………….

1.4 RUANG LINGKUP KESEHATAN KERJA…………………………………………...

1.5 SARANA KESEHATAN LINGKUNGAN DAN KERJA……………………………..

1.6 MASALAH KESEHATAN LINGKUNGAN DAN KERJA…………………………..

1.7 BATASAN KESEHATAN KERJA…………………………………………………….

BAB III PENUTUP………………………………………………………………………………...

1.1 KESIMPULAN…………………………………………………………………………

1.2 SARAN…………………………………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kesehatan merupakan modal awal dan paling penting bagi semua orang untuk melaksanakan aktivitas sehari-hari. Namun seringkali gaya hidup kita menjadi

antiklimaks bagi kesehatan itu sendiri, pola tidur yang tidak teratur, mengkonsumsi makanan yang tidak menyehatkan bagi tubuh dan masih banyak lagi hal-hal yang

kita lakukan yang malah membuat tubuh kita mendapatkan masalah kesehatan. Ada beberapa faktor yang dapat mempengeruhi kesehatan masyarakat yaitu kesehatan

lingkungan ,kesehatan kerja dan kesehatan olahraga.

Kesehatan lingkungan merupakan faktor penting dalam kehidupan sosial kemasyarakatan, bahkan merupakan salah satu unsur penentu atau determinan dalam
kesejahteraan penduduk. Di mana lingkungan yang sehat sangat dibutuhkan bukan hanya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, tetapi juga untuk
kenyamanan hidup dan meningkatkan efisiensi kerja dan belajar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingginya angka kematian bayi pada suatu daerah disebabkan
karena faktor perilaku (perilaku perawatan pada saat hamil dan perawatan bayi, serta perilaku kesehatan lingkungan ) dan faktor kesehatan lingkungan.

Kesehatan kerja adalah aplikasi kesehatan masyarakat dalam suatu tempat kerja (perusahaan, pabrik, kantor, dsb) dan yang menjadi pasien dari kesehatan kerja ialah
masyarakat pekerjaan dan masyarakat sekitar perusahaan tersebut. Kesehatan kerja bertujuan untuk memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya baik fisik,
mental, dan sosial bagi masyarakat pekerja dan masyarakat lingkungan perusahaan tersebut, melalui usaha-usaha preventif, promotif, dan kuratif terhadap penyakit-
penyakit atatu gangguan-gangguan kesehatan akibat kerja atau lingkungan kerja.

Olahraga merupakan kegiatan fisik yang semua orang bisa melakukan dan tidak perlu biaya mahal untuk melakukannya. Dengan melakukan olahraga yang teratur kita
bisa mendapatkan tubuh yang sehat dan badan yang bugar. Kegiatan fisik secara tidak langsung dapat melatih organ tubuh untuk berfungsi secara optimal. Tubuh
seseorang yang sering berolahraga akan terlatih dengan kegiatan fisik yang akan membuat kekuatan dan stamina seseorang menjadi lebih baik. Selain itu, kegiatan
olahraga yang baik juga akan membuat organ tubuh manusia menjalani kinerja yang optimal. Ketika menjalani kegiatan olahraga, maka jantung akan terpacu untuk
mengalirkan lebih banyak darah yang mengandung oksigen ke seluruh tubuh. Melatih kekuatan jantung dapat menjadi faktor penting guna mendukung seluruh fungsi
organ tubuh yang lainnya.

1.2 RUMUSAN MASALAH

● Menjelaskan Definisi dari Kesehatan Lingkungan dan Kesehatan Kerja?

● Mengidentifikasi Ruang lingkup Kesehatan Lingkungan dan Kesehatan Kerja?

● Menjelaskan sarana dari Kesehatan Lingkungan dan Kesehatan Kerja?

● Mengidentifikasi masalah-masalah Kesehatan Lingkungan dan Kesehatan Kerja?

1.3 BATASAN MASALAH

● Makalah ini hanya membahas tentang Kesehatan Lingkungan dan Kesehatan Kerja

1.4 TUJUAN

● Untuk mengetahui definisi dari Kesehatan Lingkungan dan Kesehatan Kerja

● Untuk mengetahui ruang lingkup Kesehatan Lingkungan dan Kesehatan Kerja

● Untuk mengetahui sasaran dari Kesehatan Lingkungan dan Kesehatan Kerja

● Untuk mengetahui masalah-masalah Kesehatan Lingkungan dan Kesehatan Kerja


BAB II

PEMBAHASAN

1.1 DEFINISI KESEHATAN LINGKUNGAN

Kesehatan lingkungan merupakan bagian dari dasar-dasar kesehatan masyarakat modern yang meliputi terhadap semua aspek manusia dalam hubungannya dengan

lingkungan, dengan tujuan untuk meningkatkan dan mempertahankan nilai-nilai kesehatan manusia pada tingkat setinggi-tingginya dengan jalan memodifikasi tidak

hanya faktor sosial dan lingkungan fisik semata mata, tetapi juga terhadap semua sifat sifat dan kelakuan-kelakuan lingkungan yang dapat membawa pengaruh terhadap

ketenangan, kesehatan dan keselamatan organisme umat manusia. Menurut UU No. 32 Tahun 2009 tentang Pengelolaan dan Perlindungan Lingkungan Hidup,

lingkungan didefinisikan sebagai suatu kesatuan ruang dengan benda, daya, keadaan dan makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya, yang

mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya. Secara sederhana, lingkungan manusia didefinisikan sebagai

segala sesuatu yang berada di sekitar manusia yang berpengaruh pada kehidupan manusia itu sendiri. Sedangkan yang dimaksud dengan kesehatan lingkungan yaitu

kajian yang mempelajari hubungan interaktif antara sekelompok manusia dan berbagai perubahan komponen lingkungan hidup manusia yang diduga dapat

menimbulkan gangguan kesehatan. Kesehatan lingkungan juga dapat disebut dengan suatu kondisi atau keadaan lingkungan yang optimal sehingga berpengaruh positif

terhadap terwujudnya status kesehatan yang optimal pula.

Menurut Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI), kesehatan lingkungan adalah terciptanya keseimbangan ekologis yang dinamis antara manusia

dan lingkungannya untuk mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia.Kondisi lingkungan yang dapat didukung. Kesehatan lingkungan

merupakan bagian dari upaya pencegahan primer yang ditujukan untuk mengurangi faktor risiko reproduksi, penularan, dan penyakit. Lingkup kesehatan lingkungan

meliputi perumahan, pengolahan kotoran manusia (feses), penyediaan air bersih, pembuangan limbah, sanitasi dan sanitasi tempat umum sasaran kesehatan lingkungan

Sasaran perlindungan lingkungan kami adalah sebagai berikut:

1) Tempat Umum: hotel,terminal, pasar, pertokoan dan usaha sejenis


2) Lingkungan Hidup: Perumahan, Asrama/Gedung Serupa

3) Lingkungan Kerja:Perkantoran,Kawasan Industri/Serupa

4) Angkutan Umum :Digunakan untuk umum Darat, laut dan pesawat

5) Lingkungan lain :Misalnya,lingkungan dalam keadaan darurat, khusus bencana migrasi alam besar, reaktor nuklir / Tempat, itu sesuatu yang istimewa.

1.2 DEFINISI KESEHATAN KERJA

Kesehatan dan keselamatan kerja secara umum diartikan sebagai bidang yang mengatur tentang kesehatan, keselamatan dan kesejahteraan kerja di

lapangan dan tempat kerja agar karyawan merasa aman dan tidak perlu khawatir akan keadaan yang tidak terduga selama bekerja. Jika sebuah perusahaan tidak

memiliki kebijakan kesehatan dan keselamatan kerja, karyawannya merasa tidak nyaman dan aman karena kesehatan dan keselamatan mereka tidak terjamin dan

keuntungan perusahaan tidak meningkat. Banyak pekerja yang sakit atau menjadi korban kecelakaan kerja yang tidak ditanggung. Menurut para ahli, Widodo (2015)

merupakan kepedulian untuk melindungi pekerja dan orang lain di tempat kerja atau setiap saat dalam kondisi aman dan sehat sehingga mereka dapat digunakan secara

efisien dan efisien. Menurut Ramli (2013:62), kesehatan dan keselamatan kerja mengacu pada kesehatan dan keselamatan pekerja dan pekerja lain (termasuk pekerja

sementara dan kontraktor), pengunjung, atau semua orang di tempat kerja, kondisi atau faktor. Memastikan seluruh aspek perusahaan aman, sesuai dengan peraturan

dan hukum yang berlaku, sehingga kinerja karyawan dapat maksimal dan perusahaan dapat mencapai tujuan yang diinginkan.

Keselamatan dan kesehatan kerja berfilsafat sebagai suatu gagasan dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan kerja fisik dan mental. Pada

khususnya, dan masyarakat pada umumnya, pekerjaan dan budayanya menuju masyarakat yang sejahtera dan sejahtera. Pengertian ilmiah adalah ilmu pengetahuan

dan penerapannya untuk mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (O3) tidak terlepas dari proses

produksi, jasa dan industri.

1. Keselamatan kerja

Keselamatan kerja adalah keselamatan yang berkaitan dengan mesin, pesawat terbang, alat kerja, bahan dan proses kerja, pondasi tempat kerja dan

lingkungannya, serta cara kerja.

Keamanan kerja memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

a. Tujuannya adalah lingkungan kerja.

b. Bersifat teknis.

Istilah keselamatan dan kesehatan kerja berbeda-beda, ada yang menyebutnya dengan higiene dan kesehatan kerja (Hyperkes), dan ada pula yang hanya

disingkat K3 dan di luar negeri dikenal dengan istilah keselamatan dan kesehatan kerja.

2. Kesehatan kerja

Kesehatan selalu digambarkan sebagai kondisi fisik, mental dan sosial seseorang yang tidak hanya bebas dari penyakit atau gangguan kesehatan, tetapi

juga menunjukkan kemampuannya untuk berinteraksi dengan lingkungan dan pekerjaan. Paradigma baru perspektif kesehatan mengupayakan agar kesehatan tetap

sehat dan tidak hanya tentang pengobatan, pengobatan atau pengobatan penyakit atau penyakit. Oleh karena itu, fokus utama bidang kesehatan adalah mencegah

kemungkinan penyakit dan menjaga kesehatan seoptimal mungkin.

Menurut Blum (1981), empat faktor menentukan status kesehatan seseorang sebagai berikut.

a. Lingkungan ,berupa lingkungan fisik (alami, buatan), kimia (organik/anorganik, logam berat, debu), biologi (virus, bakteri, mikroorganisme) dan sosial

budaya (ekonomi, pendidikan, pekerjaan).


b. Perilaku, yang meliputi sikap, kebiasaan, perilaku.
c. Pelayanan kesehatan: promosi, perawatan, pengobatan, pencegahan kecacatan, rehabilitasi.
d. Genetika, yang merupakan faktor individu.

Pengertian kesehatan kerja adalah disiplin ilmu/kedokteran kesehatan dan praktiknya yang bertujuan untuk menjamin pekerja/masyarakat pekerja dan

mencapai kesehatan yang sebaik-baiknya melalui tindakan preventif dan kuratif dan fisik, mental dan sosial terhadap penyakit yang disebabkan oleh profesional dan

para karyawan. faktor lingkungan kerja dan penyakit umum. Saat ini konsep kesehatan kerja berubah, tidak hanya "kesehatan di industri", tetapi juga kesehatan semua

orang yang bekerja (kesehatan kerja untuk semua).

Keamanan kerjasama dengan kebersihan perusahaan. Kesehatan kerja memiliki karakteristik sebagai berikut.

a. Tujuannya adalah orang-orang.


b. Sifat medis.

Situasi dan kondisi kerja, baik penataan tempat kerja maupun bahan yang digunakan, memiliki risiko tersendiri bagi kesehatan pekerja. Ridley (2008)

menyatakan bahwa kita harus memahami karakteristik bahan yang digunakan dan kemungkinan reaksi tubuh terhadap bahan tersebut untuk meminimalkan risiko

kesehatan dari bahan tersebut. Informasi tentang zat yang digunakan di tempat kerja dan bagaimana zat ini masuk ke dalam tubuh adalah informasi penting bagi

karyawan. Pengetahuan ini memungkinkan pekerja untuk mengetahui reaksi tubuh terhadap bahan kimia sehingga terjadinya penyakit dapat diminimalkan.

Ridley (2008) menjelaskan beberapa cara masuknya zat berbahaya ke dalam tubuh sebagai berikut.

a. Penyimpanan makanan; yang masuk melalui mulut kemudian masuk ke usus.


b. Penghembusan; yang berjalan melalui sistem pernapasan ke paru-paru.
c. Penyerapan; yang menembus pori-pori kulit.
d. Masuk melalui luka terbuka dan sayatan.

Berdasarkan jalur masuknya zat, Ridley (2008) memberikan contoh tindakan pencegahan sederhana untuk mencegah zat berbahaya masuk tubuh pekerja:

a. Konsumsi makanan

1. Jangan makan di tempat kerja.


2. Jaga kebersihan diri dengan mencuci tangan sebelum makan.
3. Merokok dilarang di tempat kerja.

b. Penghirupan

1. Gunakan pelindung pernapasan yang sesuai untuk zat tertentu.


2. Atur ventilasi.
3. Penghapusan uap dan debu.

c. Penyerapan

1. Kenakan sarung tangan.


2. Bersihkan area yang terkontaminasi dengan air sabun.
3. Gunakan krim pelindung kulit.

d. Masuk langsung

1. Proses semua pemotongan dan pemotongan.


2. Tutupi semua luka dan sayatan saat bekerja.
Ada berbagai organ dalam tubuh seperti hati, usus, ginjal dan lain-lain.

Masing-masing organ ini memiliki fungsinya masing-masing dan semua fungsi ini sangat rentan ketika suatu bahan kimia tertentu menyerang organ tersebut.

1.3 RUANG LINGKUP KESEHATAN LINGKUNGAN

Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan

Kontribusi lingkungan dalam mewujudkan derajat kesehatan merupakan hal yang esensial di samping masalah perilaku masyarakat, pelayanan kesehatan

dan faktor keturunan. Lingkungan memberikan kontribusi terbesar terhadap timbulnya masalah kesehatan masyarakat.

Ruang lingkup Kesehatan lingkungan adalah :

Menurut WHO:

1. Penyediaan Air Minum

2. Pengelolaan air Buangan dan pengendalian pencemaran

3. Pembuangan Sampah Padat

4. Pengendalian Vektor

5. Pencegahan/pengendalian pencemaran tanah oleh ekskreta manusia

6. Higiene makanan, termasuk higiene susu

7. Pengendalian pencemaran udara

8. Pengendalian radiasi

9. Kesehatan kerja

10. Pengendalian kebisingan

11. Perumahan dan permukiman

12. Aspek kesling dan transportasi udara

13. Perencanaan daerah dan perkotaan

14. Pencegahan kecelakaan

15. Rekreasi umum dan pariwisata

16. Tindakan-tindakan sanitasi yang berhubungan dengan keadaan epidemi/wabah, bencana alam dan perpindahan penduduk.

17. Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin lingkungan.

Menurut UU No 23 tahun 1992 Tentang Kesehatan, ruang lingkup kesehatan lingkungan antara lain :

1. Penyehatan Air dan Udara

2. Pengamanan Limbah padat/sampah

3. Pengamanan Limbah cair

4. Pengamanan limbah gas

5. Pengamanan radiasi

6. Pengamanan kebisingan

7. Pengamanan vektor penyakit

8. Penyehatan dan pengamanan lainnya : Misal Pasca bencana.


1.4 RUANG LINGKUP KESEHATAN KERJA

Ruang Lingkup Kesehatan Kerja

Bekerja bisa mengakibatkan gangguan kesehatan atau penyakit, dan kebalikannya kesehatan dapat menghambat pekerjaan. Kesehatan kerja adalah bidang

yang terkait dalam kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan manusia yang bekerja di institusi, pabrik, lokasi proyek, dan sebagainya.

Kontribusi Kesehatan dalam dunia kerja yang utama adalah:

1. Mempertahankan, menaikkan derajat kesehatan dan kapasitas kerja fisik pekerja.

2. Melindungi pekerja dari efek buruk lingkungan, pekerjaan dan pengorganisasian pekerjaan dan budaya kerja.

Ruang lingkup pelayanan kesehatan kerja yang komprehensif, promotif, dan preventif, kuratif, dan rehabilitatif :

1. Penempatan pekerja pada pekerjaan/jabatan yang sesuai menggunakan kapasitas kerja dan status kesehatannya.

2. Pemeriksaan kesehatan dilakukan sebelum penempatan (pre-placement test), buat pekerja baru dan pekerja lama yang akan dipindah tugasnya, perbaikan

beban kerja, status kepegawaian, sistem pengupahan, gaya manajemen, komunikasi antar pekerja maupun antara pekerja dan pimpinan.

3. Surveilans kesehatan pekerja, merupakan upaya preventif.

Surveilans kesehatan kerja meliputi kegiatan :

1. Mengumpulkan data faktor risiko kesehatan pada kantor yang bersumber dari lingkungan kerja, pekerjaan, pengorganisasian pekerjaan dan budaya kerja;

data kesehatan (berasal yang akan terjadi investigasi kesehatan sebelum kerja, berkala dan khusus dan data kunjungan pengobatan/perawatan) serta kemangkiran

pekerja

2. Melakukan analisis dan interpretasi data berdasarkan kaidah epidemiologi untuk melihat frekuensi, distribusi serta musim perkembangan faktor risiko

serta gangguan kesehatan, menilai hubungan faktor risiko dan gangguan kesehatan pekerja.

3. Komunikasi data dan hasil analisis untuk digunakan dalam rencana perbaikan. Pencatatan serta laporan upaya pelayanan kesehatan kerja serta kasus

KAK/PAK (secara agregat), dilaporkan kepada manajemen, serikat pekerja serta Dinas Kesehatan, Dinas tenaga Kerja dan Transmigrasi. KAK/PAK secara individu

(by name) hanya dilaporkan menggunakan cara yang menjunjung tinggi kode etik buat kepentingan kompensasi. Dokumentasi termasuk rekam medik dijaga

kerahasiaannya serta dipertahankan minimal 30 tahun, bahkan ada yg menganjurkan dipertahankan seumur hidup.

4. Pelayanan klinik, merupakan upaya kuratif dan rehabilitatif. Pelayanan klinik mencakup diagnosis, terapi, rehabilitasi dan bila diperlukan perhitungan

cacat serta rujukan bagi pekerja yang sakit/cedera, serta pelayanan P3K (cedera/penyakit akut), bahkan Medical Emergency Plan yang merupakan upaya preventif.

1.5 SARANA KESEHATAN LINGKUNGAN KERJA

Sarana Kesehatan Lingkungan Kerja

Pekerja memiliki peran yang sangat penting dalam pembangunan dan sebagai agent of change mengutamakan kehidupan yang sehat dalam keluarga, dan pekerja juga

memiliki resiko bahaya ditempat kerja yang dapat mempengaruhi masalah kesehatan dan produktivitas kerja.
Standar keselamatan dan kesehatan kerja perkantoran tertuang pada pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia angka 48 Tahun 2016. Dalam rangka

menghindari atau mencegah resiko dalam dunia kerja, agar terciptanya tempat kerja yang nyaman, aman, sehat, dan produktif. Maka setiap kantor atau proyek

hendaknya memiliki sarana untuk para pegawai di kantor atau proyek tersebut. Tujuan dari adanya sarana kesehatan dalam lingkungan kerja :

1. Mencegah atau mengurangi resiko penyakit dan kecelakaan ditempat kerja pada pegawai atau karyawan kerja.

2. Menerapkan atau mewujudkan tempat kerja yang aman, nyaman, sehat, produktif. Agar para pegawai dan karyawan betah dan sehat selama bekerja.

Perilaku yang harus diterapkan dalam kesehatan kerja :

1. Kesadaran akan penting nya kesehatan dari diri masing-masing.

2. Peningkatan pengetahuan terhadap kesehatan dan keselamatan kerja.

3. Pembudayaan hidup bersih dan sehat di tempat kerja.

4. Aktivitas fisik.

Kesehatan lingkungan yang harus diterapkan dalam tempat kerja :

1. Sarana bangunan yang kokoh dan kuat.

2. Pengendalian atau pencegahan binatang yang sering masuk.

3. Pengelolaan limbah dan sampah pada tempat kerja.

4. Penyediaan air bersih pada tempat kerja.

5. Cuci tangan pakai sabun

1.6 MASALAH LINGKUNGAN MASYARAKAT DAN KERJA

Masalah Lingkungan masyarakat dan Kerja

Masalah Kesehatan lingkungan merupakan masalah kompleks yang untuk mengatasinya dibutuhkan integrasi dari berbagai sector terkait. Di Indonesia permasalah

dalam kesehatan lingkungan antara lain

1. Air Bersih

Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Air minum

adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum

Syarat-syarat Kualitas Air Bersih diantaranya adalah sebagai berikut

Syarat Fisik : Tidak berbau, tidak berasa, dan tidak berwarna

Syarat Kimia : Kadar Besi : maksimum yang diperbolehkan 0,3 mg/l, Kesadahan (maks 500 mg/l)

Syarat Mikrobiologis : Koliform tinja/total koliform (maks 0 per 100 ml air)

2. Pembuangan Kotoran/Tinja
Metode pembuangan tinja yang baik yaitu dengan jamban dengan syarat sebagai berikut

-Tanah permukaan tidak boleh terjadi kontaminasi

-Tidak boleh terjadi kontaminasi pada air tanah yang mungkin memasuki mata air atau sumur

-Tidak boleh terkontaminasi air permukaan

-Tinja tidak boleh terjangkau oleh lalat dan hewan lain

-Tidak boleh terjadi penanganan tinja segar ; atau, bila memang benar-benar diperlukan, harus dibatasi seminimal mungkin jamban harus bebas dari bau atau kondisi

yang tidak sedap dipandang

-Metode pembuatan dan pengoperasian harus sederhana dan tidak mahal.

3. Kesehatan Pemukiman

Secara umum rumah dapat dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria sebagai berikut

-Memenuhi kebutuhan fisiologis, yaitu : pencahayaan, penghawaan dan ruang gerak yang cukup, terhindar dari kebisingan yang mengganggu

-Memenuhi kebutuhan psikologis, yaitu : privacy yang cukup, komunikasi yang sehat antar anggota keluarga dan penghuni rumah

-Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antar penghuni rumah dengan penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan limbah rumah tangga, bebas vektor

penyakit dan tikus, kepadatan hunian yang tidak berlebihan, cukup sinar matahari pagi, terlindunginya makanan dan minuman dari pencemaran, disamping

pencahayaan dan penghawaan yang cukup

-Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul karena keadaan luar maupun dalam rumah antara lain persyaratan garis sempadan jalan,

konstruksi yang tidak mudah roboh, tidak mudah terbakar, dan tidak cenderung membuat penghuninya jatuh tergelincir.

4. Pembuangan Sampah

Teknik pengelolaan sampah yang baik dan benar harus memperhatikan faktor-faktor /unsur, berikut Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi sampah adalah jumlah

penduduk dan kepadatannya, tingkat aktivitas, pola kehidupan/tk sosial ekonomi, letak geografis, iklim, musim, dan kemajuan teknologi:

-Penimbunan Sampah

-Penyimpanan Sampah

-Pengumpulan, pengolahan dan pemanfaatan kembali

-Pengangkutan

-Pembuangan
Dengan mengetahui unsur-unsur pengelolaan sampah, kita dapat mengetahui hubungan dan urgensinya masing-masing unsur tersebut agar kita dapat memecahkan

masalah-masalah ini secara efisien.

5. Serangga dan Binatang Pengganggu

Serangga sebagai reservoir (habitat dan survival) bibit penyakit yang kemudian disebut sebagai vektor misalnya : pinjal tikus untuk penyakit pes/sampar,

Nyamuk Anopheles sp untuk penyakit Malaria, Nyamuk Aedes sp untuk Demam Berdarah Dengue (DBD), Nyamuk Culex sp untuk Penyakit Kaki Gajah/Filariasis

Penanggulangan/pencegahan dari penyakit tersebut diantaranya dengan merancang rumah/tempat pengelolaan makanan dengan rat proof (rapat tikus),

Kelambu yang dicelupkan dengan pestisida untuk mencegah gigitan Nyamuk Anopheles sp, Gerakan 3 M (menguras mengubur dan menutup) tempat penampungan air

untuk mencegah penyakit DBD, Penggunaan kasa pada lubang angin di rumah atau dengan pestisida untuk mencegah penyakit kaki gajah dan usaha-usaha sanitasi

Binatang pengganggu yang dapat menularkan penyakit misalnya anjing dapat menularkan penyakit rabies/anjing gila. Kecoa dan lalat dapat menjadi

perantara perpindahan bibit penyakit ke makanan sehingga menimbulkan diare. Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari kencing yang dikeluarkannya yang telah

terinfeksi bakteri penyebab.

6. Makanan dan Minuman

Sasaran higene sanitasi makanan dan minuman adalah restoran, rumah makan, jasa boga dan makanan jajanan (diolah oleh pengrajin makanan di tempat

penjualan dan atau disajikan sebagai makanan siap santap untuk dijual bagi umum selain yang disajikan jasa boga, rumah makan/restoran, dan hotel)

Persyaratan hygiene sanitasi makanan dan minuman tempat pengelolaan makanan meliputi 8 cara

•Persyaratan lokasi dan bangunan

•Persyaratan fasilitas sanitasi

•Persyaratan dapur, ruang makan dan gudang makanan

•Persyaratan bahan makanan dan makanan jadi

•Persyaratan pengolahan makanan

•Persyaratan penyimpanan bahan makanan dan makanan jadi

•Persyaratan peralatan yang digunakan•Pencemaran Lingkungan

1.7 BATASAN KESEHATAN KERJA

Pedoman kesehatan kerja adalah “penyakit dan kecelakaan akibat kerja dapat dicegah”, maka upaya-upaya pokok kesehatan kerja adalah pencegahan

kecelakaan kecelakaan akibat kerja. Kegiatan kesehatan kerja terfokus pada preventif dan promotif, tetapi tidak berarti meninggalkan upaya-upaya kuratif, begitu juga

dalam batas-batas pelayanan dasar. Tujuan akhir dari kesehatan kerja ialah untuk meningkatkan produktivitas seoptimal mungkin. Dapat dirumuskan bahwa, kesehatan

kerja merupakan bagian dari kesehatan masyarakat atau aplikasi kesehatan masyarakat dalam suatu masyarakat pekerja dan masyarakat lingkungan. Hakikat kesehatan

kerja mencakup dua hal, yakni :


1. Sebagai alat untuk mencapai derajat kesehatan tenaga kerja yang setinggi mungkin

2. Sebagai alat untuk meningkatkan produksi, yang berlandaskan kepada meningkatnya efisiensi dan produktivitas (Suma'mur,1991)

3. Perbandingan Kesehatan Kerja Dengan Kesehatan Masyarakat

Ditinjau dari berbagai aspek kesehatan kerja dan kesehatan masyarakat memiliki perbedaan yang cukup spesifik, antara lain :

Kesehatan Kerja

1. Kesehatan Masyarakat kerja sebagai sasaran utama

2. Biasanya mengurusi golongan karyawan yang mudah didekati

3. Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja dan periodik

4. Yang dihadapi adalah linngkungan kerja

5. Tujuan utama peningkatan produktifitas

6. Dibiayai oleh perusahaan / tenaga kerja

Kesehatan Masyarakat

1. Kesehatan masyarakat umum sebagai sasaran utama

2. Mengurusi masyarakat yanng kurang mudah dicapai

3. Sulit untuk melaksanakan pemeriksaan periodik

4. Lingkungan umum merupakan masalah pokok

5. Tujuan utama kesehatan dan kesejahteraan masyarakat

6. Dibiayai oleh pemerintah dan partisipasi masyarakat

4. Determinan Kesehatan Kerja

a. Beban Kerja

Kesehatan kerja berusaha mengurangi atau mengatur baban kerja para karyawan atau pekerja dengan cara merencanakan atau mendesain suatu alat yang dapat

mengurangi beban kerja.

b. Beban tambahan akibat dari lingkungan kerja

Disamping beban kerja para karyawan sering memikul beban tambahan yang berupa kondisi atau lingkungan yang tidak menguntungkan bagi pelaksanaan pekerjaan.

Beban tambahan ini dapat dikelompokkan menjadi 5 faktor, yaitu faktor fisik, kimia, biologi, fisiologis, sosial-psikologis. Agar faktor-faktor tersebut tidak menjadi

beban tambahan kerja atau setidak-tidaknya mengurangi beban tambahan tersebut, maka lingkungan kerja harus ditata secara sehat.

c. Kemampuan kerja

Kemampuan seseorang dalam melakukan pekerjaan berbeda dengan seseorang yang lain, meskipun pendidikan dan pekerjaannya sama. Perbedaan ini disebabkan

karena kapasitas setiap orang berbeda-beda. Peningkatan kemampuan tenaga kerja akan berdampak terhadap peningkatan produktivitas kerja. Program perbaikan gizi

melalui pemberian makanan tambahan bagi tenaga kerja.

5. Faktor Fisik Dalam Kesehatan Kerja.

a. Kebisingan

Kebisingan terutama dari alat-alat bantu kerja atau mesin. Dengan suasana yang bising memaksa pekerja berteriak saat berkomunikasi dengan yang lainnya. Kebisingan

ini dapat menimbulkan kesalahan persepsi dalam memahami lawan bicara.

b. Pencahayaan

Pencahayaan yang kurang dan berlebih berdampak negatif terhadap kesehatan mata dan mengurangi efektifitas kerja.

c. Aroma tidak sedap

Pekerja yang terbiasa mencium bau tertentu terutama ditempat kerja akan mengalami penurunan kepekaan hidung untuk mencium bau tersebut. Ketajaman penciuman
seseorang dapat dipengaruhi oleh faktor psikologis sewaktu-waktu, misalnya emosi, tegangan, ingatan, dan sebagainya.

6. Faktor Manusia Dalam Kesehatan Kerja

Aspek manusia merupakan faktor penting dalam mencapai keselamatan dan kesehatan kerja. Faktor penting dari aspek manusia dalam hubungannya dengan hal ini

adalah:

a.Ergonomi

Secara harfiah ergonomi diartikan sebagai peraturan tentang bagaimana melakukan kerja, termasuk menggunakan peralatan kerja. Batasan ergonomi adalah ilmu

penyesuaian peralatan dan perlengkapan kerja dengan kondisi dan kemampuan manusia, sehingga mencapai kesehatan tenaga kerja dan produktifitas kerja yang

optimal.

Ergonomi terdiri dari 2 subsistem yaitu, subsistem peralatan kerja dan subsistem manusia. Tujuan dari ergonomi adalah untuk menciptakan suatu kombinasi yang

paling serasi antara subsistem peralatan kerja dengan manusia sebagai tenaga kerja.

Tujuan utama dari ergonomi ialah mencegah kecelakaan kerja, mencegah ketidakefisienan kerja dan mengurangi beban kerja.

Contoh : ukuran-ukuran antropometri dijadikan dasar untuk penempatan alat-alat kerja.

b. Psikologi kerja

Pekerjaan akan menimbulkan reaksi psikologi bagi pekerja, reaksi ini dapat bersifat positif dan negatif. Reaksi positif misalnya, senang, bergairah, dan merasa sejahtera

sedangkan reaksi negatif misalnya, bosan, acuh, tidak serius, dsb. Banyak faktor yang menyebabkan reaksi negatif antara lain, ketidakcocokan terhadap pekerjaan,

ketidaktahuan prosedur melakukan pekerjaan yang baik, kurang insentif, lingkungan kerja yang kurang menyenangkan, dll. Melakukan pekerjaan secara efisien tidak

hanya tergantung pada kemampuan atau keterampilan kerja saja, tetapi juga dipengaruhi oleh cara kerja yang ergonomis.

Cara ergonomis yang sesuai dengan teori psikologis antara lain :

● Memberikan pengarahan dan pelatihan tugas kepada pekerja sebelum melaksanakan tugasnya.

● Memberikan uraian tugas tertulis terhadap pekerja.

● Memfasilitasi pekerja dengan fasilitas yang cocok dan cukup.

● Menciptakan lingkungan kerja yang aman dan nyaman.

7. Kecelakaan Kerja

Kecelakaan kerja adalah kejadian yang tidak terduga dan tidak diharapkan akibat dari kerja. Batasan kecelakaan kerja adalah suatu kecelakaan yang

berkaitan dengan hubungan kerja dan perusahaan (Sumakmur, 1989). Hubungan kerja disini bahwa kecelakaan terjadi karena pekerjaan itu sendiri atau pada waktu

melaksanakan pekerjaan.
BAB III

PENUTUP

1.1 KESIMPULAN

Kesehatan lingkungan merupakan bagian dari dasar-dasar kesehatan masyarakat modern yang meliputi terhadap semua aspek manusia dalam hubungannya dengan

lingkungan, dengan tujuan untuk meningkatkan dan mempertahankan nilai-nilai kesehatan manusia pada tingkat setinggi-tingginya dengan jalan memodifikasi tidak

hanya faktor sosial dan lingkungan fisik semata-mata, tetapi juga terhadap semua sifat-sifat dan kelakuan-kelakuan lingkungan yang dapat membawa pengaruh

terhadap ketenangan, kesehatan, keselamatan organisme umat manusia. Sedangkan yang dimaksud dengan kesehatan lingkungan yaitu kajian yang mempelajari

hubungan interaktif antara sekelompok manusia dan berbagai perubahan komponen lingkungan hidup manusia yang diduga dapat menimbulkan gangguan kesehatan.

Kesehatan dan keselamatan kerja secara umum diartikan sebagai bidang yang mengatur tentang kesehatan, keselamatan dan kesejahteraan kerja di lapangan dan tempat

kerja agar karyawan merasa aman dan tidak perlu khawatir akan keadaan yang tidak terduga selama bekerja. Jika sebuah perusahaan tidak memiliki kebijakan

kesehatan dan keselamatan kerja, karyawannya merasa tidak nyaman dan aman karena kesehatan dan keselamatan mereka tidak terjamin dan keuntungan perusahaan

tidak meningkat. Menurut Ramli , kesehatan dan keselamatan kerja mengacu pada kesehatan dan keselamatan pekerja dan pekerja lain , pengunjung, atau semua orang

di tempat kerja, kondisi atau faktor. Keselamatan dan kesehatan kerja berfilsafat sebagai suatu gagasan dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan kerja

fisik dan mental.

Kesehatan dan Keselamatan Kerja tidak terlepas dari proses produksi, jasa dan industri.

1.2 SARAN

Kontribusi Lingkungan dalam mewujudkan derajat kesehatan merupakan hal yang esensial di samping masalah perilaku masyarakat, pelayanan kesehatan dan faktor

keturunan.Besar harapan dalam konteks kesehatan lingkungan dan kesehatan kerja lebih diperhatikan dikarenakan aspek ini sangat penting dalam ruang lingkup

profesi.Kesehatan kerja tidak jauh berbeda dengan keselamatan kerja maka dari itu upaya-upaya terus dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan lingkungan

kerja.Mengimplementasikan upaya untuk mendapatkan tempat kerja yang nyaman untuk mendukung pencapaian produktivitas yang setinggi-tingginya.Berusaha untuk

menerapkan protokol yang sudah dibentuk baik di kantor maupun di lapangan . Untuk menghindari kecelakaan kerja maka upaya yang sudah dibentuk mutlak

dilaksanakan di semua jenis bidang pekerjaan tanpa terkecuali,baik instansi swasta maupun instansi pemerintah.Budaya hidup sehat dan juga melakukan Gerakan

Masyarakat Hidup Sehat dengan memasyarakatkan budaya hidup sehat serta meninggalkan kebiasaan dan perilaku yang kurang sehat. Aksi hidup sehat harus diikuti

oleh seluruh komponen bangsa dengan kesadaran, kemauan dan kemampuan berperilaku sehat untuk meningkatkan kualitas hidup. Tersedianya fasilitas dan sarana

prasarana yang memadai juga meningkatkan probabilitas Kesehatan kerja.

DAFTAR PUSTAKA
Athiyyah Al-Abrasyi. 1999. Muhammad, Pemberdayaan Lingkungan Asr., Bandung: CV Pustaka Setia.

Prosiding Hasil-Hasil Penelitian tahun 2020 Dosen-Dosen Universitas Islam Kalimantan ISBN: 978-623-7583-55-4

Jurnal Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan (JK3L) Volume 01 No. 01 Tahun 2020

http://jk3l.fkm.unand.ac.id/

https://doi.org/10.1080/09638288.2020.1711536

https://doi.org/10.1080/1059924X.2022.2058139

https://doi.org/10.33096/jmb.v7i1.353

https://doi.org/10.1080/1059924X.2020.1795031

https://doi.org/10.1080/1059924X.2020.1837316

https://doi.org/10.1080/01621424.2021.1921650

http://journals.synthesispublication.org/index.php/ilman

https://ojs.uniska-bjm.ac.id/index.php/PPDU/article/viewFile/3750/2416

https://jurnal.fmipa.unila.ac.id/JSM/article/viewFile/2471/1791

https://journals.synthesispublication.org/index.php/Ilman/article/viewFile/124/115

https://jurnal.umj.ac.id/index.php/EOHSJ/article/download/9142/5395

http://jk3l.fkm.unand.ac.id/index.php/jk3l/article/download/3/2/13

https://www.ejournal.warmadewa.ac.id/index.php/csj/article/download/3772/2575

https://e-journal.unair.ac.id/JKL/article/download/9202/6671

http://journal.ummat.ac.id/index.php/jmm/article/viewFile/1460/pdf

https://journal.unpak.ac.id/index.php/jsep/article/download/380/319

https://jurnal.umj.ac.id/index.php/EOHSJ/article/download/9142/5395

https://www.studocu.com/id/document/sekolah-tinggi-ilmu-kesehatan-banyuwangi/fokus-kesehatan/makalah-kesehatan-lingkungan-ikm-kelompok-

4/30105998

https://sanitariankit.id/ruang-lingkup-dari-kesehatan-lingkungan/

https://sanitariankit.id/asalah-masalah-kesehatan-lingkungan-di-indonesia/

https://kesehatan.jogjakota.go.id/berita/id/206/keselamatan-dan-kesehatan-kerja-k3-perkantoran/

Anda mungkin juga menyukai