Soal Latihan:
DISKUSI :
Ilmu administrasi publik hingga pada paradigma ke-4 masih berorientasi pada
pendekatan struktural. Pendekatan pada aspek perilaku muncul sangat kuat sebagai
kritik bagi pendekatan struktural yang dianggap terlalu dogmatis organisasi.
Pendekatan perilaku mulai berkembang pada paradigma ke-5, dimana ilmu administrasi
publik sebagai ilmu administrasi negara. Pendekatan perilaku semakin berkembang
pada paradigma new public management, hingga saat ini yang telah terjadi pergeseran
ilmu administrasi negara ke paradigma good governance.
Ilmu perilaku mempelajari tingkah laku manusia. Ilmu perilaku organisasi (organization
behavior) mempelajari tingkah laku manusia dalam organisasi. Dalam administrasi
publik, ilmu perilaku organisasi (organization behavior) diperlukan untuk mempelajari
tingkah laku manusia dalam organisasi, khususnya organisasi public. Perilaku manusia
dalam organisasi publik dipelajari agar kepentingan publik dapat terpenuhi. Perilaku
manusia untuk bekerja sama mencapai tujuan publik berada dalam organisasi publik.
Ilmu administrasi publik membutuhkan ilmu organisasi, disamping ilmu perilaku. Kedua
ilmu inilah yang menjadi landasan pendekatan mikro dan makro, perilaku versus
struktural.
Perilaku organisasi terbentuk dari perilaku perilaku individu di dalam organisasi. Ilmu
perilaku organisasi, dengan demikian meliputi pembahasan perilaku individu. Perilaku
individu merupakan dimensi internal suatu organisasi.
Dalam kaitan ini, aspek-aspek yang menjadi unsur-unsur, komponen atau subsistem
internal dari ilmu perilaku organisasi, antara lain adalah : (Utomo, 1998) motivasi,
kepemimpinan, stress dan atau konflik, pembinaan karir, masalah sistem imbalan,
hubungan komunikasi, pemecahan masalah dan pengambilan keputusan, produktivitas
dan atau kinerja (performance), kepuasan, pembinaan dan pengembangan
organisasi(organization development).
New public management (NPM) bukan sekedar mengubah organisasi dan manajemen,
namun bagian utama perubahan adalah perubahan perilaku. Negara-negara yang
dengan cepat terlepas dari necrophilia administrasi negara dan menjadi negara modern
mempunyai kriteria yang spesifik pada perilaku dan budaya politik. Perilaku dan budaya
politik menjadi penentu pembentukan negara modern.
New public management (NPM) bukan sekedar mengubah organisasi dan manajemen,
bagian utama perubahan adalah perubahan perilaku. Negara-negara yang dengan
cepat terlepas dari nekrofilia administrasi negara dan menjadi negara modern
mempunyai kriteria yang spesifik pada perubahan perilaku birokrasi dan kebijakan.
Negara modern adalah wilayah negara dengan batasan-batasan geografis yang diakui
oleh negara lain. Hukum dan institusi pemerintah. Suatu bangsa dan negara dianggap
modern adalah bergantung pada kesetiaan warga negara. Menawarkan perlindungan,
keadilan, perdagangan luar negeri dan pemberian kemudahan dan fasilitas dalam
berdagang sebagai pertukaran dengan kesetiaan. Tujuan negara modern adalah
mencapai kebahagiaan, memenuhi tuntutan masyarakat melalui pelayanan pejabat
terhadap publik, pengadilan dan hukum yang bersih pemerintah dan militer yang
melindungi rakyat, serta ke sistem keuangan dan perdagangan yang sehat
(wiki.answer.com, 2013)
Beberapa perilaku yang dimiliki masyarakat negara modern adalah sebagai berikut:
1. Etika
2. Integritas
3. Responsibility
8. Mencintai pekerjaan
9. Tepat waktu
Budaya politik (Almond, 2004) adalah perilaku masyarakat dalam sistem politik yang
ditunjukkan oleh peran mereka dalam kehidupan bermasyarakat dan sistem politik.
Budaya politik atau ibid mempunyai tiga level atau tingkatan yang berurutan
pembentukannya. Level Pertama, merupakan pondasi hidup bernegara. Apabila level
pertama kuat, maka level kedua akan kuat. Level ke-3 akan kuat apabila level pertama
dan kedua kuat. Administrasi negara mengalami kehancuran atau nekrofilia ditandai
dengan kerapuhan pada level pertama. Pada level kedua akan segera terjadi akibat
kerapuhan level pertama. Kerapuhan level ke-3 terjadi akibat kerapuhan level kedua.
Tiga level budaya politik sebagai berikut:
2. Identitas nasional
3. Legitimasi pemerintah.
1. Peran pemerintah
2. Kesesuaian skala prioritas kebijakan dengan analisis kebutuhan masyarakat.
JAWABAN LATIHAN :
Permasalahan penghapusan subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) sebagai bagian dari
strategi eksternal reformasi administrasi publik. Hal ini tergambar pada penjelasan
sebagai berikut :
1. Dalam jangka pendek, harga bahan bakar otomotif yang lebih tinggi secara rata-
rata akan membuat penghasilan rumah tangga yang dapat dibelanjakan menjadi
berkurang. Dampak hal ini kemungkinan dirasakan terutama pada rumah tangga
berpendapatan tinggi, yang lebih memiliki kendaraan dan yang menghabiskan
belanja absolut untuk BBM yang jauh lebih besar. Namun rumah tangga miskin
juga akan tetap terpengaruh, disebabkan kenaikan biaya yang harus mereka
tanggung untuk membayar layanan energi dan juga kenaikan biaya barang dan
jasa non-energi yang menggunakan bahan bakar otomotif sebagai input –
termasuk makanan, misalnya. Skala persis dampak-dampak ini terhadap rumah
tangga berpendapatan rendah amat penting untuk dipahami, karena rumah
tangga berpendapatan rendah memiliki kapasitas yang lebih rendah untuk
mengubah kebiasaan konsumsi mereka daripada rumah tangga berpendapatan
tinggi, bahkan penurunan sedikit saja pada pendapatan mereka dapat
menyebabkan mereka jatuh ke dalam kemiskinan. Secara umum, disarankan
agar pemerintah memperkirakan secara berhati-hati dampak rumah tangga
berpendapatan rendah dan agar pemerintah mengeluarkan kebijakan bantuan
sosial tersasar untuk memitigasi dampak jangka pendek terhadap rumah tangga
rentan ini. Untuk mencegah rumah tangga tersebut jatuh ke garis kemiskinan,
rumah tangga mendekati miskin dan rumah tangga miskin harus dicakup dalam
perhitungan ini. Pengalaman terdahulu dengan perubahan subsidi BBM di
Indonesia menunjukkan peningkatan kemiskinan dapat dicegah jika perubahan
harga BBM diiringi dengan upaya mitigasi dampak sosial (Bank Dunia, 2014a).
2. Dalam jangka panjang, meningkatnya pertumbuhan PDB karena pengurangan
subsidi BBM dapat memberikan dampak positif terhadap tingkat pendapatan.
Demikian pula, jika pengurangan subsidi BBM menyebabkan kenaikan pasokan
energi – misalnya, di beberapa daerah di Indonesia, pasokan sumber daya
bersubsidi terbukti sangat tidak menguntungkan sehingga menyebabkan
kelangkaan pasokan berulang kali – maka hal ini juga dapat meningkatkan
kesejahteraan. Masih belum ada konsensus tentang seberapa lama upaya
mitigasi terhadap kenaikan harga energi harus disalurkan. Selain itu, pada
ekonomi berkembang seperti Indonesia, kemungkinan besar pembangunan
jaringan pengaman sosial yang masih berjalan saat ini merupakan prioritas
utama untuk setiap rencana pembangunan, dan karenanya dapat dijadikan fokus
untuk realokasi anggaran yang dihemat, tanpa harus dikaitkan secara spesifik
dengan peningkatan biaya hidup yang disebabkan oleh penghapusan subsidi.
Jika upaya-upaya mitigasi ini dilanjutkan dalam jangka panjang, upaya tersebut
kemungkinan memerlukan desain kebijakan yang amat berbeda untuk
mengompensasi dampak jangka pendek yang mungkin muncul.
TIGA KATEGORI DAMPAK Kejutan jangka pendek Penghapusan subsidi bahan bakar
fosil akan menciptakan kenaikan harga produk energi bersubsidi secara langsung.
1. Dalam jangka pendek, hal ini biasanya akan membawa efek negatif terhadap
pertumbuhan PDB, dan menyebabkan kenaikan harga barang atau jasa yang
menggunakan produk energi sebagai input, yang akhirnya mengakibatkan
kenaikan inflasi. Hal ini dapat menurunkan daya beli rumah tangga. Indonesia
telah menghindari kejutan jangka menengah dengan merubah subsidi bensin
dan solar ketika harga minyak dunia sedang rendah. Namun kenaikan tajam di
harga minyak dunia akan menyebabkan kejutan yang setara terhadap
perekonomian, khususnya ketika rejim baru pemerintah juga mencakup
mekanisme pengumuman harga baru setiap bulannya. Keseimbangan jangka
menengah dan jangka panjang.
2. Dalam jangka menengah dan jangka panjang, penelitian yang ada pada
umumnya memprediksi bahwa reformasi subsidi bahan bakar fosil akan
menghasilkan perubahan positif. PDB akan meningkat karena alokasi sumber
daya yang lebih efisien, khususnya jika anggaran yang dihemat dapat
didistribusikan kembali dengan cara yang mendorong pembangunan ekonomi
dan meningkatkan kesejahteraan konsumen.
3. Dampak inflasi akan mereda relatif cepat dan inflasi kembali ke tingkat wajar
(business-as-usual). Biaya hidup kemungkinan akan meningkat, namun akan
diimbangi dengan meningkatnya pemasukan karena pertumbuhan ekonomi dan
realokasi anggaran subsidi yang dihemat ke program-program bantuan sosial.
Volatilitas harga Harga minyak internasional bersifat tidak stabil. Ketika subsidi
dihapus, bergantung pada bagaimana pemerintah merancang mekanisme
penetapan harga energi, volatilitas ini dapat secara parsial maupun menyeluruh
mempengaruhi harga domestik. Untuk perekonomian seperti Indonesia, yang
tidak pernah mengalami harga bahan bakar energi yang tidak stabil, hal ini dapat
menyebabkan masalah bagi konsumen atau bisnis, yang belum membangun
kapasitas untuk menghadapi masa-masa harga lebih tinggi dari yang
diantisipasi. Selain itu, diperlukan tindakan afirmatif untuk memastikan turunnya
harga internasional dapat juga dirasakan konsumen, dan bukan hanya kenaikan
harga saja. Dampak yang amat berbeda dapat terlihat dari volatilitas mikro
harian dan masa di mana terdapat apresiasi harga struktural, seperti pada 2005
hingga 2008 ketika harga bahan bakar meningkat secara signifikan.
Upaya untuk memproyeksikan dampak reformasi subsidi BBM di Indonesia selama ini
cenderung kurang memberikan perhatian kepada bisnis. Umumnya, dampak
diperkirakan akan terfokus di industri-industri yang menggunakan bahan bakar
bersubsidi secara intensif dan berorientasi ekspor, karena industri tersebut tidak
mampu membebankan kenaikan harga kepada konsumennya (Coady & Newhouse,
2006; ADB, 2015). Sementara terkait dampak makroekonomi secara umum, dampak
terhadap bisnis biasanya diperkirakan akan terdiri dari kejutan negatif yang mereda
seiring waktu, dengan asumsi para pelaku bisnis mampu menyeimbangkan kembali
faktor-faktor produksi mereka dan berinvestasi ke dalam teknologi yang menggunakan
energi lebih efisien.
Upaya untuk Membantu Rumah Tangga Rentan Menghadapi Kenaikan Biaya Hidup
Terdapat tiga jenis upaya mitigasi yang dapat dilakukan ketika mereformasi mekanisme
harga atau subsidi energi (Beaton, Gerasimchuk, Laan, Lang, Vis-Dunbar, & Wooders,
2013). Memperbaiki penyasaran subsidi sehingga hanya dinikmati masyarakat miskin:
Pendekatan ini masuk akal untuk sejumlah produk energi, namun jarang dapat
diterapkan pada BBM. Sebagian besar rumah tangga berpendapatan rendah tidak
memiliki kendaraan dan tidak mampu membeli solar dan bensin secara langsung.
Menyubsidi barang dan jasa lain atau pekerjaan umum: Menginvestasikan dana subsidi
hasil penghematan ke sektor pendidikan, layanan kesehatan, angkutan umum, pangan,
maupun pekerjaan umum dapat menciptakan pendapatan yang membantu rumah
tangga rentan menghadapi biaya hidup yang lebih tinggi. Akan tetapi perlu diingat
bahwa subsidi untuk komoditas lain seperti pangan seringkali mengakibatkan masalah
yang serupa dengan subsidi energi. Transfer tunai: Transfer tunai tanpa syarat maupun
bersyarat dapat mengompensasi secara langsung kerugian dalam pendapatan yang
disebabkan kenaikan harga energi, serta kenaikan biaya hidup yang disebabkan
olehnya. Transfer tunai memiliki efek distorsi yang lebih kecil daripada subsidi, serta
memberikan fleksibilitas kepada rumah tangga untuk menggunakan uangnya sesuai
dengan prioritas mereka. Akan tetapi, transfer tunai memerlukan sistem administrasi
yang baik agar dapat dikelola dengan baik. Transfer tunai dapat bersifat sementara dan
ditargetkan untuk mengompensasi kejutan harga jangka pendek, maupun jangka
panjang, serta dapat pula menjadi bagian dari strategi besar pengentasan kemiskinan.
Dampak Pencabutan Subsidi BBM Setiap ada rencana pemerintah dalam mengurangi
subsidi harga BBM, pasti selalu ada pro dan kontra di kalangan masyarakat maupun elit
politik. Sebagian masyarakat merasa perlu tetap ada subsidi untuk membantu
masyarakat miskin. Namun sebagian lainnya percaya, dana subsidi harusnya dialihkan
ke sektor produktif yang tujuan akhirnya juga untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Katadata berpendapat bahwa Pemerintah perlu segera menyusun rencana
(roadmap) yang jelas untuk mengurangi subsidi BBM secara bertahap guna mengakhiri
era BBM murah. Pemerintah sebaiknya kembali menerapkan kebijakan subsidi tetap
harga BBM seiring fluktuasi harga minyak dunia, seperti pernah diterapkan oleh
pemerintahan Abdurrahman Wahid dan Megawati Soekarnoputri. Berikut ini ada 10
alasan menurut Katadata mengapa harga BBM saat ini harus naik : Pertama; Indonesia
negara boros subsidi, Kedua; neraca defisit dan rupiah terpukul, Ketiga; 53% subsidi
dinikmati mobil pribadi, Keempat; Indonesia bukan kaya minyak, Kelima; Indonesia
bukan lagi eksportir minyak, Keenam; rezim subsidi BBM kian ditinggalkan, Ketujuh;
Negara petrodolar pun siap pangkas subsidi, Kedelapan; dana migas tekor untuk
subsidi energi, Kesembilan; ketimpangan subsidi energi, Kesepuluh; menghambat
tumbuhnya energi alternatif. (Katadata, 2014)
Adapun dampak kenaikan harga BBM yang dapat menimbulkan dampak positif dan
dampak negatif di Negara Indonesia, yaitu : dampak positifnya adalah 1) masyarakat
akan beralih ke BBM nonsubsidi (pertamax), 2) masyakarat akan beralih ke transportasi
publik, 3) berkurangnya pencemaran udara, 4) pembangunan infrastruktur, pendidikan
dan kesehatan. Dampak negatifnya adalah 1) meningkatnya jumlah pengangguran
yang menyebabkan meningkatnya angka kemiskinan, 2) naiknya harga barang dan
jasa, 3) terjadinya inflasi terhadap perekonomian Indonesia. Hal ini merupakan
kebijakan pemerintahan Jokowi-JK yang beresiko tinggi dalam mengambil sebuah
tindakan dan masyarakat harus siap dalam menerima kenaikan BBM tersebut.
Namun disamping terjadinya kenaikan BBM di Indonesia, ternyata harga minyak dunia
merosot ke titik terendah setelah negara produsen minyak yang tergabung dalam
OPEC (Organization of Petroleum Exporting Countries) memutuskan tidak menurunkan
produksi di tengah pasar yang kelebihan pasokan. Artinya harga minyak dunia turun
tapi harga BBM di Indonesia malah naik, oleh karena itu Sudirman Said (Menteri Energi
dan Sumber Daya Mineral) mengatakan pemerintah akan terus memantau pergerakan
harga minyak dunia yang terus melemah, jika harga turun terus, artinya harga
keekonomian juga akan turun. Serta pemerintah akan menjaga disparitas harga BBM
bersubsidi dengan nonsubsidi setipis mungkin. Dengan demikian, penyelundupan dan
penyelewengan BBM bersubsidi bisa diatasi. Kondisi ini memungkinkan harga BBM
bersubsidi harus terus didorong mendekati harga pasar. Di sisi anggaran, beban subsidi
yang kecil memberikan ruang bagi pemerintah untuk membangun infrastruktur.
(Firmansyah dan Munthe, 2014).
Refferensi;
Suwitri, Sri, dkk, (2019). Teori Administrasi Edisi 2. Tangerang Selatan: Universitas
Terbuka
Liesbeth Casier dan Christopher Beaton, (2015). Reformasi subsidi bahan bakar fosil
dan kenaikan harga bahan bakar di Indonesia: Dampak dan ekspektasi. Global
Subsidies Initiative International Environment House 2, 9 chemin de Balexert, 1219
Châtelaine, Geneva, Switzerland
https://www.iisd.org/gsi/sites/default/files/ffs_indonesia_briefing_impacts_ind.pdf
Hasan, Julian Muhammad Hasan, (2018). DAMPAK PENCABUTAN SUBSIDI BBM
BAGI KEUANGAN NEGARA INDONESIA DALAM PERSPEKTIF GOOD
GOVERNANCE. Jurnal Renaissance | Volume 3 No. 01 | Mei 2018 | 308. e-ISSN :
2527±564X