Soal Telaah Kurikulum Dan Buku
Soal Telaah Kurikulum Dan Buku
Buku Teks
Jawab:
Menurut saya, kurikulum merupakan suatu kelengkapan sekolah untuk menunjukkan sesuatu
kepada masayarakat bahwa sekolah tersebut memiliki identitas agar sekolah tersebut dinilai baik.
Dan juga kurikulum di rancang dan disusun sebagai alat ukur siswa untuk mendapatkan hasil
yang lebih baik, agar dapat mengetahui sampai dimana batas kemampuan pengetahuan siswa
dalam suatu pembelajaran.
Pendidikan merupakan aspek terpenting dalam kehidupan, karena melalui pendidikan manusia
dapat tumbuh dan berkembang sehingga siap melaksanakan tugas sebagai manusia seutuhnya
untuk menghadapi tantangan dalam kehidupan. Pendidikan yang berkualitas akan melahirkan
sumber daya manusia yang berkualitas pula.
Kualitas secara sederhana berarti kesetaraan penilaian masyarakat umum secara objektif terhadap
suatu input, proses dan output yang terjadi didalamnya. Kualitas bersifat dinamis, yaitu selalu
mengalami perubahan, baik berupa peningkatan atau penurunan. Kualitas pendidikan ditentukan
oleh beberapa faktor, diantaranya adalah kurikulum, guru atau tenaga pengajar, fasilitas, dan
sumber belajar. Ada beberapa faktor, yaitu :
1. Kurikulum.
Kurikulum yang sering berganti-ganti berdampak negatif terhadap dunia pendidikan, terlebih
pada peserta didik. Belum sampai kita memahami dan memenuhi satu kurikulum yang
ditentukan oleh pusat, sudah berganti dengan kurikulum yang baru, hal ini menimbulkan
ketidakstabilan bahkan kekacauan dalam sistem pendidikan. Kurikulum seharusnya dibuat secara
konsisten dan efisien.
Menurut Undang-undang No.14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 10 ayat (1)
kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial,
dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.Kompetensi pedagogik
adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik. Kompetensi kepribadian adalah
kemampuan memiliki dan membentuk karakteristik dan moral yang baik pada siswa.
Kompetensi sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif
dan efisien dengan peserta didik, sesama guru, orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat
sekitar. Kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan
mendalam.
1. Fasilitas.
Fasilitas pendidikan seperti perpustakaan, laboratorium, ruangan belajar yang memadai, suasana
belajar yang mendukung, media pembelajaran, komputer, internet dan segala sesuatu yang
menyangkut sarana dan prasarana pendidikan akan sangat mempengaruhi kualitas pendidikan.
1. Sumber belajar.
Sumber belajar di era globalisasi saat ini sangat luas dan tak terbatas. Selain buku pelajaran,
segala informasi dapat kita dapat dari internet, tentu saja dengan penggunaan yang tepat sesuai
etika. Dalam hal ini yang terpenting adalah menumbuhkan minat membaca kepada anak didik
oleh guru maupun orang tua. Buku pelajaran yang mudah dipahami dan memberikan banyak
informasi secara tepat adalah buku yang sebaiknya dikonsumsi oleh peserta didik. Peserta didik
sebaiknya dikenalkan dengan internet sejak dini tetapi dengan batasan-batasan tertentu yang
dalam hal ini diperlukan pengawasan dari orangtua.
Jadi, pendidikan yang berkualitas berarti pendidikan yang memenuhi faktor faktor tersebut,
dimana diperlukan suatu sistem dalam mengatur pelaksanaan pendidikan meliputi input, proses
dan output, sehingga menghasilkan peserta didik yang berkualitas, baik secara pengetahuan
maupun moral.
Jawab :
1. Fungsi kurikulum dalam rangka mencapai tujuan pendididkan Fungsi kurikulum dalam
pendidikan tidak lain merupakan alat untuk mencapai tujuan pendididkan.dalam hal ini,
alat untuk menempa manusia yang diharapkan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
Pendidikan suatu bangsa dengan bangsa lain tidak akan sama karena setiap bangsa dan
Negara mempunyai filsafat dan tujuan pendidikan tertentu yang dipengaruhi oleh
berbagai segi, baik segi agama, idiologi, kebudayaan, maupun kebutuhan Negara itu
sendiri. Dsdengan demikian, dinegara kita tidak sama dengan Negara-negara lain, untuk
itu, maka:
3) Kurikulum merupakan pedoman guru dan siswa agar terlaksana proses belajar mengajar
dengan baik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.
1. Fungsi Kurikulum Bagi Sekolah yang Bersangkutan Kurikulum Bagi Sekolah yang
Bersangkutan mempunyai fungsi sebagai berikut:
2) Sebagai pedoman mengatur segala kegiatan sehari-hari di sekolah tersebut, fungsi ini
meliputi:
1) Fungsi Kesinambungan Sekolah pada tingkat atasnya harus mengetahui kurikulum yang
dipergunakan pada tingkat bawahnya sehingga dapat menyesuaikan kurikulm yang
diselenggarakannya.
2) Fungsi Peniapan Tenaga Bilamana sekolah tertentu diberi wewenang mempersiapkan tenaga
guru bagi sekolah yang memerlukan tenaga guru tadi, baik mengenai isi, organisasi, maupun cara
mengajar.
1. Fungsi Kurikulum Bagi Guru Guru tidak hanya berfungsi sebagai pelaksana kurikulum
sesuai dengan kurikulum yang berlaku, tetapi juga sebagai pengembanga kurikulum
dalam rangaka pelaksanaan kurikulum tersebut.
2. Fungsi Kurikulum Bagi Kepala Sekolah Bagi kepala sekolah, kurikulum merupakan
barometer atau alat pengukur keberhasilanprogram pendidikan di sekolah yang
dipimpinnya. Kepala sekolah dituntut untuk menguasai dan mengontrol, apakah
kcegiatan proses pendidikan yang dilaksanakan itu berpijak pada kurikulum yang
berlaku.
3. Fungsi Kurikulum Bagi Pengawas (supervisor) Bagi para pengawas, fungsi kurikulum
dapat dijadikan sebagai pedoman, patokan, atau ukuran dan menetapkan bagaimana yang
memerlukan penyempurnaan atau perbaikan dalam usaha pelaksanaan kurikulum dan
peningkatan mutu pendidikan.
4. Fungsi Kurikulum Bagi Masyarakat Melalui kurikulum sekolah yang bersangkutan,
masyarakat bisa mengetahui apakah pengetahuan, sikap, dan nilaiserta keterampilan yang
dibutuhkannya relevan atau tidak dengan kuri-kulum suatu sekolah.
5. Fungsi Kurikulum Bagi Pemakai Lulusan Instansi atau perusahaan yang memper-
gunakan tenaga kerja yang baik dalamarti kuantitas dan kualitas agar dapat meningkatkan
produk-tivitas.
3. Mengapa dalam penyusunan dan pengembangan kurikulum harus berlandaskan asa
filosofis, asas psikologi belajar, asas psikologi anak dan asas sosiologi.
Jawab:
Sebelum menjelaskan mengapa pengembangan kurikulum harus berlandaskan asas filosofis, asas
psikologi belajar, asas psikologi anak dan asas sosiologis. Sebaiknya saya menjelaskan apa asas-
asas yang akan dijelaskan diatas.
Pada prinsipnya, asas-asas tersebut harus dijadikan dasar dalam setiap pengembangan kurikulum,
yaitu :
Jadi kesimpulannya, bahwa asas-asas yang telah dijelaskan diatas, sangat erat kaitannya dengan
pengembangan kurikulum karena asas-asas yang telah dijelaskan diatas berasal dari masayarakat,
mendapatkan pendidikan baik formal, maupun nonformal dalam lingkungan masyrakat, dan
diarahkan agar mampu terjun dalam kehidupan bermasyarakat. Karena itu kehidupan masyrakat
dan budaya dengan segala karakteristiknya harus menjadi landasan dan titik tolak dalam
melaksanankan pendidikan.
4. Jelaskanlah hubungan komponen-komponen kurikulum.
Jawab:
Bagan tersebut menggambarkan bahwa sistem kurikulum terbentuk oelh emapt komponen, yaitu:
komponen tujuan, isi kurikulum, metode atau strategi pencapaian tujuan, dan komponen
evaluasi.
1. Komponen tujuan, ini berhubungan dengan arah atau hasil yang dihrapkan dalam skala
makro, rumusan tujuan kurikulum erat kaitannya dengan filsafat atau sistem nilai yang
dianut oleh masyrakat yang dicita-citakan. Misalkan, filsafat atau sistem nilai yang dianut
masyrakat indonedia adalah pancasila, maka tujuan yang diharapkan tercapai oelh suatu
kurikulum adalah terbentuknya masyrakat yang pancasilais.
2. Komponen isi kurikulum, merupakan komponen yang berhubungan dengan pengalaman
belajar yang harus dimiliki siswa. Isi kurikulm itu menyangkut semua aspek baik yang
berhbungan dengan p-engetahuan atau materi pelajaran yang biasanya tergambarkan pada
isi setiap mata pelajaran yang diberikan mapun aktivitas dan kegitan siswa. Baik materi
maupun aktivitas itu seluruhnya diarahkan untuk mencapi tujuan yang ditentukan.
3. Komponen atau strategi pencapaian tujuan, merupakan komponen yang memiliki peran
yang sangat penting, sebab berhubungan dengan implementasi kurikulum. Bagaimanapun
bagus dan idealnya tujuan yang harus dicapai tanpa strategi yang tepat untuk
mencapainya, maka tujuan itu tidak mungkin dapat dicapai. Strategi meliputi rencana,
metode dan perangkat kegiatan yang direncanakan untuk mencapai tujuan tertentu.
4. Komponen evaluasi, merupakan proses yang tidak pernah berakhir (olive, 1988). Proses
tersebut meliputi perencanaan, implementasi dan evaluasi. Merujuk pada pendapat
tersebut, maka evaluasi merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam
pengembangan kurikulum. Evealuasi merupakan komponen untuk melihat efektifitas
pencapaian tujuan. Dalam konteks kurikulum, evaluasi dapat berfungsi untuk mengetahui
apakah tujuan yang telah ditetapkan telah tercapai atau belum, atau evaluasi digunakan
sebgai umpan balik dalam perbaikan strategi yang ditetapkan.
5. Ada berbagai model pengembangan kurikulum menurut sendiri, model manakah
yang lebih baik. Jelaskan!
Jawab:
Dari ketujuh model yang telah dipaparkan, model yang lebih baik adalah model Beauchamp,
karena konsep ini berkembang sejalan dengan perkembangan teori dan praktik pendidikan, juga
bervariasi sesuai dengan aliran atau teori pendidikan yang dianutnya.
1. Model Ralph tyler, yaitu model yang telah dikembangkan olehnya itu di sajikan dalam
bentuk yang usdah umum. Karena ketika membaca medel yang telah dipaparkannya saja,
pastilah itu yang untuk dikembangkan dalam sebuah kurikulum.
2. Model administrative, yaitu model yang telah disajikan itu langkah-langkahnya memang
termasuk kedalam dalam sebuah pembuatan kurikulum. Dan juga model ini termasuk
kedalam prinsip-prinsip k=pengembangan kurikulum.
3. Model demonstrasi, yaitu langkah-langkah dalam model ini begitu rumit untuk dilakukan.
Karena idenya saja berasal dari bawah (grass roots)
4. Model Miller-Seller, yaitu sama dengan model Ralph Tyler, karena model ini sudah
begitu umum dan termasuk juga dalam pengembangan kurikulum
5. Model taba, yaitu model yang tidak semenarik model-model lain. Dikarenakan model ini
modifikasi dari model Ralph tyler. Tetapi modifikasinya hanya pada penekanan terutama
peusatan perhatian guru.
1. Apakah perbedaan kurikulum yang lama dengan yang baru?apa hanya ikut2an mengikuti
perkembangan tahun saja? ataukah memang benar-benar ada pengembangan di setiap
pointnya? apa faktor yang menyebabkan kurikulum berubah?
2. Bagaimana penerapan kurikulum dalam pembelajaran?apakah kurikulum tersebut harus
disesuaikan dengan keadaan sekolah padahal setiap sekolah mempunyai keadaan yang
berbeda?
3. Apakah dengan waktu yang terbatas semua KD bisa "tertuntaskan"?
4. Kalau mengacu pada kalender akademik, bagaimana cara membagi setiap materinya supaya
semua KD dapat terpenuhi ?
5. Apakah kurikulum diluar pelajaran yang di UANkan pada setiap provinsi sama?
Lewat uraian ini diharapkankan Anda mempunyai pemahaman tentang hubungan buku teks
dan komponen pembelajaran, khususnya mengenai:
- hubungan buku teks dan kurikulum;
- hubungan buku teks dan tujuan pembelajaran;
- hubungan buku teks dan siswa;
- hubungan buku teks dan guru;
- hubungan buku teks dan media pembelajaran; dan
- hubungan buku teks dan strategi pembelajaran.
Mengapa buku teks dihubungkan dengan komponen pembelajaran? Ya, karena buku teks
merupakan sajian tertulis suatu pembelajaran. Oleh karena itu, semua komponen pembelajaran
layak tecermin di dalam buku teks.
Visual Learner
Gaya belajar visual (visual learner) menitikberatkan ketajaman penglihatan. Artinya, bukti-bukti
konkret harus diperlihatkan terlebih dahulu agar si anak paham. Ciri-ciri anak yang memiliki
gaya belajar visual adalah kebutuhan yang tinggi untuk melihat dan menangkap informasi
secara visual sebelum ia memahaminya. Konkretnya, yang bersangkutan lebih mudah
menangkap pelajaran lewat materi bergambar. Selain itu, ia memiliki kepekaan yang kuat
terhadap warna, di samping mempunyai pemahaman yang cukup terhadap masalah artistik.
Hanya saja biasanya ia memiliki kendala untuk berdialog secara langsung karena terlalu reaktif
terhadap suara, sehingga sulit mengikuti anjuran secara lisan dan sering salah
menginterpretasikan kata atau ucapan.
Untuk mendukung gaya belajar ini, ada beberapa pendekatan yang bisa dipakai. Caranya,
gunakan beragam bentuk grafis untuk menyampaikan informasi/materi pelajaran. Perangkat
grafis tersebut bisa berupa film, slide, ilustrasi, coretan atau kartu-kartu gambar berseri yang
dapat dimanfaatkan untuk menjelaskan suatu informasi secara berurutan. Perhatikan ciri
lengkap visual learner pada boks berikut
Auditory Learner
Gaya belajar ini mengandalkan pendengaran untuk bisa memahami sekaligus mengingatnya.
Karakteristik model belajar ini benar-benar menempatkan pendengaran sebagai alat utama
untuk menyerap informasi atau pengetahuan. Artinya, untuk bisa mengingat dan memahami
informasi tertentu, yang bersangkutan haruslah mendengarnya lebih dulu. Mereka yang
memiliki gaya belajar ini umumnya susah menyerap secara langsung informasi dalam bentuk
tulisan, selain memiliki kesulitan menulis ataupun membaca.
Untuk membantu anak-anak seperti ini, gunakan tape untuk merekam semua materi pelajaran
yang diajarkan di sekolah. Selain itu, keterlibatan anak dalam diskusi juga sangat cocok untuk
anak seperti ini. Bantuan lain yang bisa diberikan adalah mencoba membacakan informasi,
kemudian meringkasnya dalam bentuk lisan dan direkam untuk selanjutnya diperdengarkan dan
dipahami. Langkah terakhir adalah melakukan review secara verbal dengan teman. Perhatikan
ciri lengkap auditory learner pada boks berikut
Kinesthetic/Tactile Learner
Gaya belajar ini mengharuskan individu yang bersangkutan menyentuh sesuatu yang
memberikan informasi tertentu agar ia bisa mengingatnya. Tentu saja ada beberapa
karakteristik model belajar seperti ini yang tak semua orang bisa melakukannya.
Karakter pertama adalah menempatkan tangan sebagai alat penerima informasi utama agar
bisa terus mengingatnya. Hanya dengan memegangnya saja, seseorang yang memiliki gaya
belajar ini bisa menyerap informasi tanpa harus membaca penjelasannya. Tak heran kalau
individu yang memiliki gaya belajar ini merasa bisa belajar lebih baik kalau prosesnya disertai
kegiatan fisik. Perhatikan ciri lengkap kinesthetic/tactile learner pada boks berikut
Apa pun gaya belajar yang dipilih pada dasarnya memiliki tujuan yang sama, yaitu agar yang
bersangkutan bisa menangkap materi pelajaran dengan sebaik-baiknya dan memberi hasil
optimal. Itulah sebabnya mengapa penuls buku teks harus memahami aneka gaya belajar anak
dan diterapkan pada buku teks yang ditulisnya.
Berdasarkan konsep-konsep pokok tentang media pembelajaran di atas jelaslah bahwa buku
teks merupakan salah satu jenis media pembelajaran. Hanya saja, bila dibanding dengan media
pembelajaran lainnya, buku teks mempunyai fungsi “lebih” dari pada sekedar media
pembelajaran. Buku teks tidak hanya sebagai “penyalur pesan” tetapi juga sebagai sumber
pesan atau sebagai pengganti guru. Dengan membaca buku teks, siswa seolah-olah
berhadapan dengan guru. Siswa dapat memperoleh informasi lewat buku teks, siswa dapat
melakukan kegiatan sesuai dengan petunjuk yang tertuang dalam buku teks, dan siswa dapat
mengukur kadar ketercapaian pembelajaran dengan cara mengerjakan tugas-tugas atau
menjawab soal-soal yang terdapat dalam buku teks.