Anda di halaman 1dari 9

Makalah Matematika

Penerapan Barisan dan Deret


(Bunga Majemuk dan Anuitas)

Disusun guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Matematika


Dosen : Muhammad saedi

Kelompok 6
Chichi pratiwi (191120050)
A’zifah tasdin (191120078)
Afaiqah azzahrah (191120075)
Armah suratmah (191120076)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALOPO
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga makalah yang berjudul "Kutipan dan paragraf" ini dapat diselesaikan. Shalawat serta salam semoga
senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarganya, para sahabatnya dan kita selaku umatnya
hingga akhir zaman.
Makalah ini merupakan materi yang disajikan sebagai panduan dalam penerapan barisan dan deret (bunga majemuk
dan anuitas) di harapkan dapat menambah pengetahuan untuk kita semua mengenai penerapan barisan dan deret
(bunga majemuk dan anuitas). Denga kemampuan yang sangat terbatas dan makalah ini masih jauh dari dari
kesempurnaan, baik dalam pengetikan maupun isinya. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah inimemberikan informasi dan bermanfaat
untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Palopo, 21 oktober, 2019

Penulis
Daftar Isi ................................................................................................................
PEMBAHASAN...................................................................................................
BAB I. BARISAN DAN DERET......................................................................
A.Pengertian Barisan dan Deret..........................................................................
BAB II. BUNGA MAJEMUK (COMPOUND INTEREST).......................
1.Pengertian dan Konsep Bunga Majemuk.......................................................
2.Perbedaan Bunga Tunggal dan Bunga Majemuk..........................................
3Perhitungan.........................................................................................................
BAB III. ANUITAS............................................................................................
1.Pengertian Anuitas............................................................................................
2.Menghitung Anuitas.........................................................................................
BAB IV PENUTUP ..........................................................................................
Kesimpulan ..........................................................................................................
Saran ......................................................................................................................
BAB I
BARISAN DAN DERET

A.Pengertian Barisan dan Deret


Pola Bilangan dan Barisan
Pola bilangan sering di jumpai dalam kehidupan sehari-hari, misalnya pada suatu perjamuan ketika belum
ada tamu yang datang maka tuan rumah tidak berjabat tangan. Jika satu tamu datang, maka terjadi 1 kali
jabat tangan, jika kemudian ada 1 tamu lagi yang datang maka terjadi 3 kali jabat tangan. Berikut adalah
pola bilangan yang dapat terbentuk.
Banyak orang Banyak Jabat Tangan
10=0
20+1=1
30+1+2=3
…. …..
n0+1+2+…+(n–1)

Contoh soal :
Ada 10 orang tamu + 1 tuan rumah berapa banyak jabat tangan yang mungkin terjadi ?
Banyak jabat tangan = 0 + 1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6 + 7 + 8 + 9 + 10 = 55 kali jabat tangan.

Barisan Bilangan
Barisan bilangan adalah susunan bilangan – bilangan yang memiliki aturan tertentu dan di pisahkan
dengan koma.

Contoh soal :
3, 5, 7, 9, 11,…. → Barisan bilangan loncat 2
11, 8, 5, 2, -1,… → Barisan bilangan loncat -3
Tentukan tiga suku pertama pada barisan yang suku umumnya di rumuskan dengan U_n=2n+9 !
Jawab :
U_n=2n+9
U_1=2.1+9=11
U_2=2.2+9=13
U_3=2.3+9=15

Bentuk umum

Deret Bilangan
Jumlah suku-suku dari suatu barisan di sebut deret. Bentuk umumnya adalah sebagai berikut.

Contoh :
Deret bilangan genap : 2 + 4 + 6 + 8 + ….
Deret bilangan persegi panjang : 2 + 6 + 12 + 20 +….
Deret bilangan kubik : 1^3+2^3+3^3+4^3+….
BAB II
BUNGA MAJEMUK (COMPOUND INTEREST)

A. Pengertian dan Konsep Bunga Majemuk


Jika kita menyimpan modal berupa uang di bank selama periode bunga tertentu, misalnya satu tahun
maka setelah satu tahun kita akan mendapatkan bunga sebesar p % kali modal yang kita bungakan. Jika
bunga itu tidak kita ambil, tetapi ditambahkan pada modal awal untuk dibungakan lagi pada periode
berikutnya, sehingga besarnya bunga pada setiap periode berikutnya berbeda jumlahnya (menjadi bunga
berbunga), maka dikatakan modal tersebut dibungakan atas dasar bunga majemuk.
Bunga merupakan pertambahan pada jumlah uang yang semula dipinjamkan atau yang diinvestasikan.
Bunga majemuk adalah suatu jumlah yang menyebabkan modal bertambah dalam sejumlah waktu yang
diberikan.. jumlah bunga majemuk dan modal disebut jumlah uang majemuk. Interval waktu yang sama
yang berturut turut di sebut periode konversi atau periode bunga dan biasanya dalam waktu tiga bulan
(kuartalan ), enam bulan atau satu tahun.
Sistem pembayaran suatu nilai transaksi dengan menggunakan sistem bunga majemuk atau dimasyarakat
lebih dikenal dengan sistem bunga berbunga, setiap periode pembayaran bunga transaksi maka bunga
transaksi tersebut ditambahkan pada nilai pokok transaksi untuk mendapatkan total nilai pokok
perperiode dan selanjutnya merupakan nilai pokok transaksi yang baru.
Dimana nilai pokok transaksi yang baru ini akan ditambah bunga transaksi yang baru lagi. Tingkat bunga
( suku bunga ) yang di tutup sebagai suku bunga tahunan disebut tingkat nominal. Bunga majemuk terjadi
jika bunga yang dibayarkan selama periode pertama investasiditambahkan kepada pokoknya, lalu pada
periode kedua, bunga yang diterima dihitung atasnilai penjumlahan yang baru ini.

B. Perbedaan Bunga Tunggal dan Bunga Majemuk


Bunga tunggal dihitung berdasarkan modal yang sama setiap periode sedangkan bunga majemuk dihitung
berdasarkan modal awal yang sudah ditambahkan dengan bunga.

C. Perhitungan
Rumus untuk bunga majemuk adalah sebagai berikut :

Rumus ini digunakan pada sistem pembayaran suku bunga yang dibayarkan setiap tahun sekali.
Fn = P(1 + i)n

Ket :
Fn = total nilai kredit dengan n periode
P = total nilai kredit awal periode
i = tingkat bunga per periode perhitungan bunga,
n = banyak periode (th) / jangka waktu pembayaran suku bunga.

Contoh 1
Pak Budi membeli secara kredit sepeda motor dengan uang muka Rp 2.000.000,-sisanya Rp 10.000.000,-
diangsur selama 4 tahun. Tingkat suku bunga kredit flat sebesar Rp 18%. Berapakah total kredit Pak Budi
yang harus dibayarkan selama 4 tahun kredit ?
Jawaban :
Dik. P = Rp 10.000.000,-
i = 18%
n = 4 tahun
Dit. Total kredit yang harus dibayar selama 4 th (F4)
Peny.
Fn = P (1 + i )n
F4 = Rp 10.000.000 ( 1 + 18% )4
= Rp 10.000.000 (1,18)4
= Rp 10.000.000 x 1,93877776
= Rp 19.387.777,6

Contoh 2
Si Tukul menabung sebesar Rp 2.500.000,- selama dua tahun dengan pembanyaran bunga setiap bulan
dan tingkat suku bunga pertahun sebesar 6%. Tentukan total tabungan Si Tukul selama dua tahun jika
pembayaran bunga setiap tahun ?
Jawaban :
Dik. P = Rp 2.500.000,-
Total tabungan Si Tukul selama dua tahun jika pembayaran bunga setiap tahun sebagai berikut :
Fn = P (1 + i )n
Fn = Rp 2.500.000 ( 1 + 6% )2
F2 = Rp 2.500.000 ( 1,06 )2
= Rp 2.500.000 x 1,1236
= Rp 2.809.000,-

Contoh 3
Inda sekarang menginvestasikan uang sebanyak Rp 50.000.000 dengan tingkat bunga 2% pertahun yang
dihitung setiap tahun. Berapa besar uang Indah bila ia hendak mengembalikannya pada akhir tahun ke-3 ?
Jawaban :
Dik. i = 2%
P = Rp 50.000.000
n = 3 th
Dit. Fn = …?
Peny.
Fn = P (1 + i )n
Fn = Rp 50.000.000 ( 1 + 2% )3
Fn = Rp 50.000.000 ( 1 + 0,02 )3
Fn = Rp 50.000.000 x ( 1,02 )3
Fn = Rp 50.000.000 x 1,061208
Fn = Rp 53.060.400

BAB III
ANUITAS
Pengertian Anuitas
Anuitas adalah salah satu bahasan yang termasuk pada materi aplikasi barisan dan deret kelas XII.
Aplikasi barisan dan deret banyak digunakan dalam bidang ekonomi seperti perbankan, perdagangan, dan
lain sebagainya. Pada bidang ekonomi tidak lepas dari transaksi pembayaran, salah satunya adalah
anuitas.
Berikut ini penjelasan lebih lanjut mengenai aplikasi barisan dan deret khususnya anuitas.
Anuitas adalah sejumlah pembayaran yang sama besarnya, yang dibayarkan setiap akhir jangka waktu,
dan terdiri atas bagian bunga dan bagian angsuran.
Jika besarnya anuitas adalah A, angsuran periode ke-n dinyatakan dengan an, dan bunga periode ke-n
dinyatakan dengan bn, maka diperoleh hubungan:

Contoh
Hutang sebesar Rp 1.000.000,00 akan dilunasi dengan anuitas Rp 125.000,00 per bulan dengan suku
bunga 2% sebulan! Hitunglah besarnya angsuran ke-5!
Jawab:
M = 1.000.000,00; A = 125.000; i = 2% = 0,02; a5 = …?
An = (A-iM) (1 + i)n-1
A5 = (125.000 – 0,02 x 1.000.000 (1,02)5-1
= (125.000 – 20.000) (1,02)4
= 105.000 (1,08243216)
= 113,655,3768
= 113.655,38
Jadi besarnya angsuran ke-5 adalah Rp 113,655,38

Contoh:
Pada pelunasan hutang dengan anuitas suku bunga 1 ½ % sebulan, diketahui bahwa besarnya angsuran
ke-2 adalah Rp 200.000,00. Berapakah besar angsuran pada bulan ke-5?
Jawab:
I = 1.5% = 0,015; a2 = 200.000; a5 = …?
an = ak (1+ i)n-k
a5 = a2 (1+ i)5-2
= 200.000 (1,015)3
= 200.000 (1, 045678375)
= 209.135,675
Jadi besarnya angsuran pada bulan ke-5 adalah Rp 209.135,68
Menghitung anuitas
Suatu pinjaman sebesar M akan dilunasi dengan anuitas, dan anuitas pertama dibayar sesudah satu
periode. Apabila anuitas dibayar n kali dengan suku bunga i = p% setiap periode, maka besarnya anuitas
(A) dapat dicari dengan dua cara, yaitu dengan deret geometri dan notasi sigma.
Dengan notasi sigma:

Jika suatu pinjaman atau modal yang dilunasi dengan angsuran yang besarnya tetap dalam satu periode
tertentu, maka angsuran disebut dengan “anuitas”. Setiap anuitas terdiri atas pembayaran bunga yang
dihitung atas dasar bunga majemuk dan angsuran pinjaman. Bagian yang dipakai untuk mengangsur
pinjaman disebut “angsuran”.
Dalam praktek sehari-hari, biasanya para pemberi pinjaman atau bank menghendaki besarnya anuitas
dibulatkan ke atas atau ke bawah dengan kelipatan seratus, seribu, atau menurut perjanjian.
PENUTUP
Kesimpulan
Dari pembahasan diatas kami menyimpulkan bahwa definisi barisan dan deret dapat kita temui dalam
kehidupan sehari-hari seperti kita dapat mengetahui seberapa banyak jabat tangan yang dilakukan
seseorang dengan orang lain dengan mengetahui banyaknya orang ditempat tersebut dsb banyak kita
temui aplikasi mengenai barisan dan deret di kehidupan sehari-hari.
Bunga merupakan pertambahan pada jumlah uang yang semula dipinjamkan atau yang diinvestasikan.
Bunga majemuk adalah suatu jumlah yang menyebabkan modal bertambah dalam sejumlah waktu yang
diberikan.. jumlah bunga majemuk dan modal disebut jumlah uang majemuk. Interval waktu yang sama
yang berturut turut di sebut periode konversi atau periode bunga dan biasanya dalam waktu tiga bulan
(kuartalan ), enam bulan atau satu tahun.
Rumus untuk bunga majemuk adalah sebagai berikut :

Rumus ini digunakan pada sistem pembayaran suku bunga yang dibayarkan setiap tahun sekali.
Fn = P(1 + i)n

 Jika suku bunga dibayarkan lebih dari satu kali dalam setahun, rumusnya menjadi :

Fn = P ( 1 + i/m)nm

Anuitas adalah sejumlah pembayaran yang sama besarnya, yang dibayarkan setiap akhir jangka waktu,
dan terdiri atas bagian bunga dan bagian angsuran.
Jika besarnya anuitas adalah A, angsuran periode ke-n dinyatakan dengan an, dan bunga periode ke-n
dinyatakan dengan bn, maka diperoleh hubungan:

Saran
Kami menyusun makalah laporan ini agar para pembaca lebih mudah dalam memahami materi yang kami
susun mengenai materi Barisa dan Deret, Bunga Majemuk dan Anuitas. Kami mengambil dari berbagai
sumber agar teruji kebenarannya. Untuk itu kami berharap pembaca dapat dengan mudah belajar
menggunakan laporan makalah ini. Belajar dengan membaca adalah salah satu sarana memperoleh ilmu,
karena ilmu adalah jalan memperoleh kekayaan.

Anda mungkin juga menyukai