MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas mata kuliah Ekonomi Manajerial
Dosen Pengampu : Yuda Septia, S.E.,M.Si
Disusun Oleh :
PRODI MANAJEMEN
FAKUKTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan
rahmat serta hidayah kepada kita semua, sehingga berkat karunia-Nya penulis dapat
menyelesaikan makalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Ekonomi
Manajerial.
Dalam penyusunan makalah ini, tidak lupa penulis ucapkan terima kasih
kepada :
1. Prof. Dr. H. Mahmud M.Si. selaku Rektor UIN Sunan Gunug Djati
Bandung
2. Ahmad Ali Nurdin, Ph.D selaku dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik
3. Yuda Septia, S.E.,M.Si selaku dosen mata kuliah Manajemen Sumber
Daya Manusia yang telah membimbing, membina, dan memberikan
saran terbaiknya kepada penulis dalam proses penulisannya.
4. Teman-teman yang telah ikut berpartisipasi.
Mohon maaf apabila dalam makalah yang penulis buat ini masih banyak
kesalahan atau pun kekurangan. Kami menerima saran dari pembaca untuk
kesempurnaan makalah ini. Terima kasih.
Tim Penyusun
Kelompok 7
i
DAFTAR ISI
ii
3
BAB I
PENDAHULUAN
1
6. Jelaskan seperti apa manajemen logistik atau penawaran berantai itu!
7. Bagaimana analisis biaya-volume –laba dan tuasan operasi?
8. Untuk apa estimasi empiris fungsi biaya?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
atau biaya eksplisit, yang digunakan untuk membeli atau menyewa input. Biaya
akuntansi atau biaya historis penting untuk laporan keuangan perusahaan dan
untuk pajak. Bagi tujuan pengambilan keputusan manajerial (yang merupakan
perhatian utama dalam hal ini), biaya ekonomis atau biaya oportunitas adalah
konsep biaya relevan (relevant cost) yang harus digunakan. Dua contoh berikut
akan memperjelas perbedaan tersebut dan menggaris bawahi peranannya dalam
mengambil keputusan manajerial yang tepat.
4
mesin tersebut dapat tetap digunakan (untuk tetap bertahan) untuk tahun
berikutnya, dan perusahaan dapat menjual mesin tersebut seharga $120 pada
akhir tahun ke sepuluh atau menggunakannya untuk tahun-tahun selanjutnya.
Biaya penggunaan mesin tersebut nol sepanjang akuntan mempertimbangkan
(karena mesin tersebut telah didepresiasi secara penuh), tetapi bagi ekonom
nilainya tetap $120. Penetapan biaya yang tidak tepat sebesar nol untuk
penggunaan mesin akan menjadi salah dalam sudut pandang ekonom dan dapat
menyebabkan pengambilan keputusan manajerial yang keliru.
5
cost / TFC). Biaya ini meliputi pembayaran bunga terhadap modal yang
dipinjam, pengeluaran sewa terhadap pabrik yang disewa dan perlengkapan
(atau depresiasi yang diasosiasikan dengan lamanya waktu pemilikan
pabrik dan perlengkapan), pajak kepemilikan benda-benda dan gaji
(termasuk untuk top manajemen) yang tetap karena kontrak, yang harus
dibayar selama umur kontrak tanpa melihat apakah perusahaan berproduksi
atau tidak. Biaya variabel total (total variable cost / TVC), di Sisi lain,
adalah kewajiban total perusahaan per periode waktu untuk seluruh input
variabel yang digunakan. Input variabel adalah input yang dapat dengan
mudah diubah oleh perusahaan dalam waktu yang singkat. Termasuk dalam
biaya variabel pembayaran adalah untuk bahan mentah, bahan bakar,
depresiasi yang dikaitkan dengan penggunaan pabrik dan peralatan,
sebagian besar biaya tenaga kerja, pajak, dan lain-lain. Biaya total (total
cost/TC) sama dengan biaya tetap total (TFC) ditambah dengan biaya
variabel total (TVC). Artinya:
6
diasumsikan tetap konstan dengan mengabaikan kuantitas yang diminta
,pada masing-masing input oleh perusahaan.
Dari fungsi biaya tetap total, biaya variabel total, dan biaya total,
kita dapat menurunkan fungsi biaya per unit (biaya tetap rata-rata, rata-rata
variabel, variabel total dan marginal).
Sehingga :
𝑇𝐹𝐶
AFC = (7-2)
𝑄
𝑇𝑉𝐶
AVC = (7-3)
𝑄
𝑇𝐶
ATC = 𝑄 = AFC + AVC (7-4)
Δ𝑇𝐶 Δ𝑇𝑉𝐶
MC = = (7-5)
Δ𝑄 Δ𝑄
Tabel 7-1.
7
( Figur 7-1 ) Kurva Biaya Total dan Biaya Per Unit Jangka Pendek.
Pada sebelah atas menunjukkan bahwa TVC adalah nol pada saat
output nol dan meningkat sejalan dengan pertambahan output. Pada titik G'
hukum hasil yang semakin menurun mulai berlaku. Kurva TC mempunyai
bentuk yang sama dengan kurva TVC dan berada di atas TVC sebesar $60
(TFC). Panel bawah menunjukkan kurva AVC, ATC dan MC yang
berbentuk U. AFC = ATC - AVC dan menurun secara kontinyu seiring
dengan peningkatan output. Kurva MC mencapai minimum sebelum kurva
AVC dan ATC mencapai minimum dan memotong kurva tersebut dari
bawah pada titik terendahnya.
8
B. Kurva BiayaTotal dan Biaya per Unit Jangka Pendek
Tabel 7-1 menunjukkan skedul hipotesis biaya total dan biaya per unit
perusahaan dalam jangka ini diplot dalam Figur 7-1. Dari kolom 2 Tabel 7-
1 kita lihat TFC adalah $60 berapapun tingkat outputnya. TVC (kolom 3)
adalah nol pada saat output dan meningkat sejalan dengan penambahan
output. sampai dengan titik G' (titik belok pada panel atas Figur 7-1),
perusahaan menggunakan sedikit input variabel dengan input tetap dan
hukum hasil yang menjadi tidak berlaku. Sehingga, kurva TVC menghadap
ke bawah atau bertambah pada suatu tingkat yang menurun.
Setelah titik G' (untuk tingkat output yang lebih besar dari 1,5 unit
pada panel atas Figur hasil yang semakin menurun berlaku, dan kurva TVC
menghadap ke atas atau naik pertumbuhan yang semakin bertambah.
Karena TC = TFC + TVC, kurva TC bentuk yang sama dengan kurva IVC
tetapi berada di atas kurva TC sebesar $60 setiap tingkat output. Skedul
TVC dan TC diplot pada panel atas Figur 7-1.
. Skedul biaya-biaya per unit ini diplot dalam panel bawah Figur 7-1.
Ingat bahwa MC diplot setengahnya di antara berbagai tingkat output. Dari
Tabel 7-1 dan panel bawah Figur 7-1 kita lihat bahwa kurva AVC, ATC,
dan MC pertama menurun dan kemudian menaik (sehingga berbentuk U).
Karena jarak vertikal antara kurva ATC dan AVC sama dengan AFC, kurva
AFC terpisah tidak di gambarkan. Ingat bahwa FC menurun secara
kontinyu sejalan dengan meningkatnya output karena sejumlah biaya tetap
total disebarkan ke dalam unit output yang lebih banyak. Secara grafis,
AVC adalah kemiringan garis dari titik asal menuju kurva TVC, ATC sama
dengan kemiringan garis dari titik asal menuju kurva TC, sementara MC
adalah kemiringan dari kurva TVC. Ingat bahwa kurva MC mencapai titik
minimal sebelum (pada tingkat output yang lebih rendah) dan memotong
dari bawah kurva AVC dan ATC pada titik terendahnya.
9
tingkat output (Q) sama dengan tingkat upah (w yang diasumsikan tetap)
dikalikan dengan kuantitas tenaga kerja (L) yang digunakan. Jadi,
𝑇𝑉𝐶 𝑤𝐿 𝑤 𝑤
AVC = = = 𝑄/𝐿 = 𝐴𝑃𝐿 (7-6)
𝑄 𝑄
Karena produk fisik rata-rata tenaga kerja (APL atau Q/L) biasanya
meningkat pertama kali mencapai maksimum, dan kemudian menurun, hal
tersebut diikuti kurva AVC juga pertama kali menurun, mencapai
minimum, dan kemudian naik. Karena kurva AVC berbentuk U, kurva
ATC juga berbentuk U. Kurva ATC berlanjut turun setelah kurva AVC
mulai naik selama penurunan AFC melebihi peningkatan kurva AVC.
Karena produk marginal tenaga kerja (MPL atau ∆Q/∆L) pertarna kali
meningkat, mencapai maksimum, dan kemudian menurun, kurva MC juga
pertama kali menurun, mencapai minimum dan kemudian meningkat.
Sehingga, bagian yang naik dari kurva MC mencerminkan operasi hasil
yang menurun.
(Aplikasi Kasus 7-1) Kurva Biaya Per Unit dalam Penanaman Jagung
Figur 7-2 menunjukkan estimasi AVC, ATC, dan MC per ribuan ton
jagung yang tumbuh di perkebunan di Iowa pada tahun 1971. Kurva biaya
AVC, ATC, dan MC dalam garnbar mempunyai bentuk yang umum yang
sama seperti kurva dalam panel bawah Figur 7-1. Perhatikan bahwa sekali
10
MC mulai naik dalam gambar tersebut, maka peningkatan MC sangat
cepat. Hal ini berlaku tidak hanya dalam penanaman jagung, tetapi juga
dalam banyak kasus di dunia nyata. Sebagai contoh, biaya perjalanan
(dalarn kaitannya dengan waktu perjalanan) meningkat dengan tajam
selama jam-jam sibuk di jalan raya. Sama juga halnya, biaya pendaratan
(kaitkan dengan waktu pendaratan) di pelabuhan udara meningkat dengan
pesat selama jam-jam sibuk (antara 03.00-05.00 sore).
11
beberapa bulan atau minggu. Untuk industri lain yang padat modal, seperti
konstruksi pabrik pembangkit listrik yang baru, periode waktu jangka
panjang mungkin menjadi beberapa tahun. Semua tergantung dari lamanya
periode waktu yang dibutuhkan oleh perusahan untuk dapat melakukan
variasi pada seluruh input.
Kurva biaya total jangka panjang (long-run total cost / LTC)
diturunkan dari pola ekspansi perusahaan dan menunjukkan biaya total
jangka panjang minimal dalam memproduksi berbagai tingkat output.
Kurva biaya ratarata dan marginal jangka panjang perusahaan diturunkan
dari biaya total jangka panjang. Penurunan ini ditunjukan dalam Figur7-3.
Panel atas Figur 7-3 menunjukkan garis ekspansi perusahaan. Garis
ekspansi menunjukkan kombinasi input optimum dalam memproduksi
berbagai tingkat output. Sebagai contoh, titik A menunjukkan bahwa untuk
memproduksi 1 unit output (IQ), perusahaan menggunakan 4 unit tenaga
kerja (4L) dan 4 unit modal (4K). Jika upah tenaga kerja (w) adalah $10
per unit dan harga sewa modal (r) juga $10 Per unit, biaya total minimum
untuk memproduksi output IQ adalah: (4L) ($10) + (4K) ($10) = $80
Hal ini ditunjukkan Oleh titik A ' pada panel tengah, di mana sumbu
vertikal mengukur biaya total dan sumbu horisontal mengukur output. Dari
titik C pada garis ekspansi di panel atas kita memperoleh titik C' (SI 00)
pada kurva LTC pada panel tengah untuk output sejumlah 20. Titik-titik
Iain dalam kurva LTC diperoleh dengan cara yang sama.
Perhatikan bahwa kurva LTC dimulai pada titik asal karena tidak
ada biaya tetap pada jangka panjang.
Dari kurva LTC kita dapat menurunkan kurva biaya rata-rata jangka
panjang (long-run averag ecost - LAC) dari suatu perusahaan. LAC adalah
sama dengan LTC dibagi dengan Q yaitu:
𝐿𝑇𝐶
LAC = (7-8)
𝑄
12
Sebagai contoh, LAC untuk memproduksi IQ yang diperoleh
dengan membagi LTC sebesar $80 (titik A' pada kurva LTC di panel tengah
Figur 7-3) dengan 1.
Hal ini menunjukkan kemiringan garis dari titik asal ke titik A' pada
kurva LTC dan diplot sebagai titik A" di panel bawah dalam Figur 7-3.
Titik-titik Iain pada kurva LTC diperoleh dengan cara yang sama. Catatan
bahwa kemiringan dari garis titik asal ke kurva LTC menurun sampai ke
titik G' (panel tengah Figur 7-3) dan kemudian naik. Sehingga kurva LAC
pada panel bawah menurun sampai titik G" (4Q) dan naik sesudahnya.
Sangat penting untuk diingat bahwa sementara bentuk U kurva biaya
rata-rata jangka pendek (SAC) didasarkan pada operasi hukum hasil yang
menurun (yang dihasilkan dari keberadaan input tetap jangka pendek),
bentuk U kurva LAC tergantung pada skala hasil Yang meningkat, tetap,
dan menurun yang akan dijelaskan pada Subbab 7-4.
Dari kurva LTC kita juga dapat menurunkan kurva biaya marginal
jangka panjang (long run marginal costs—LMC). Kurva ini mengukur
perubahan LTC per unit perubahan Output dan ditunjukkan oleh
kemiringan dari kurva LTC. Sehingga,
Δ𝐿𝑇𝐶
LMC = (7-9)
Δ𝑄
13
(Figur 7-3) Penurunan Kurva Biaya Total, rata-rata, dan
Marginal dalam Jangka Panjang.
Dari titik A pada garis ekspansi dalam panel paling atas, dan w=$10
dan r = $10, kita memperoleh titik A' pada kurva biaya total jangka panjang
pada panel tengah. Titik-titik lain dari kurva LTC diperoleh dengan cara
yang sama. Kurva biaya rata-rata jangka panjacg (LAC) pada panel bawah
ditunjukkan oleh kemiringan garis dari titik asal kurva LTC. Kurva LAC
turun sampai dengan titik G" (4Q) karena skala hasil meningkat dan naik
setelah itu, skala hasil menurun. Kurva biaya marginal jangka panjang
ditunjukkan oleh kemiringan kurva LTC dan memotong bawah pada titik
terendah dari kurva LAC.
14
(Figur 7-4) Hubungan antara Kurva Biaya Rata-rata Jangka Pendek
dan Jangka Panjang.
15
ketika perusahaan beroperasi pada skala pabrik yang ditunjukkan oleh
SAC1 (skala pabrik terkecil yang mungkin) pada titik A". Perusahaan dapat
memproduksi sebanyak 1,5Q dengan biaya rata-rata sebesar $70 dengan
menggunakan skala pabrik yang ditunjukkan oleh SAC1 atau skala pabrik
yang Iebih besar seperti ditunjukkan oleh SAC2 pada titik B* (lihat panel
atas Figur 7-4). Untuk memproduksi 2Q, perusahaan menggunakan skala
pabrik SAC2 pada titik C" ($50) dibanding mcnggunakan skala pabrik yang
lebih kecil SAC1 pada titik C* (titik terendah pada SACL1 yang
menunjukan biaya rata-rata sebesar $67). Sehingga perusahaan lebih
fleksibel pada jangka panjang dibandingkan dalam jangka pendek. Untuk
memproduksi output sebesar 3Q, perusahaan bersifat indiferen antara
menggunakan pabrik SAC2 atau menggunakan skala pabrik yang lebih
besar, yaitu SAC3 pada titik E* ($60). Biaya rata-rata minimal
memproduksi 4Q ($30) dicapai ketika perusahaan memproduksi dengan
menggunakan menggunakan pabrik SAC3 pada titik G" (titik terendah pada
skala SAC3). Untuk memproduksi outputscbanyak 5Q, perusahaan
beroperasi dengan menggunakan skala pabrik SAC3 atau skala pabrik yang
lebih besar pada titik J* ($60). Terakhir, biaya minimal untuk memproduksi
6Q dicapai apabila perusahaan beroperasi dengan menggunakan skala
pabrik SAC4 (skala pabrik terbesar) pada titik R" ($50).
16
perusahaan dapat membangun segala macam skala pabrik. Ingat bahwa
hanya pada titik G" (titik terendah dari kurva LAC) perusahaan
menggunakan skala pabrik yang optimum pada titik terendahnya. Di
sebelah titik G", perusahaan beroperasi pada bagian yang menurun dari
kurva SAC yang relevan yang sesuai (lihat panel atas Figur 7-4).
17
Figur ini menunjukkan estimasi kurva LAC pada pembangkit
linstrik di Amerika untuk contoh 114 perusahaan di tahun 1970. Kurva
LAC terendah terjadi pada tingkat output 32 miliar kilowatt-jam, tetapi
kurva LAC hamper berbentuk L.
18
Skala hasil meningkat atau biaya yang menurun timbul karena alasan
teknologi dan keuangan. Pada tingkat teknologi, skala ekonomis timbul karena
begitu skala operasi meningkat, pembagian tenaga kerja dan spesialisasi dalam
jumlah lebih besar dapat terjadi, dan lebih banyak mesin yang produktif dan
terspesialisasi yang dapat digunakan. Secara spesilik, dengan skala operasi yang
besar, setiap pekerja dapat ditugaskan untuk melakukan tugas yang berulang-ulang
dibandingkan dengan harus mengerjakan tugas yang berbeda dalam jumlah yang
banyak. Hal ini menghasilkan peningkatan keahlian dan menghindari kerugian
waktu dalam pergerakan dari satu mesin ke mesin lainnya. Pada skala operasi yang
besar, mesin yang lebih produktif dan terspesialisasi dapat juga dipergunakan.
Sebagai contoh, menggunakan sabuk pembawa untuk menurunkan muatan pada
truk kecil mungkin tidak tepat, tetapi sangat meningkatkan efisiensi dalam
menurunkan muatan sebuah kereta api atau kapal laut. Lebih jauh lagi, beberapa
sifat fisik peralatan dan mesin juga membawa skala hasil meningkat. Sebagai
Contoh, dengan menggandakan ukuran diameter pipa menyebabkan kecepatan
aliran lebih dari dua kali lipat tanpa menambah biaya sebesar dua kali lipat,
menggandakan bobot kapal laut lebih dari menggandakan kapasitasnya untuk
membawa kargo tanpa menggandakan biaya, dan sebagainya. Sehingga, biaya per
unit menurun. Perusahaan juga perlu sedikit pengawas, lebih sedikit suku cadang,
dan sediaan per unit output yang lebih sedikit begitu skala operasi meningkat.
Di samping alasan teknologi di atas untuk skala hasil meningkat atau skala
hasil menurun, terdapat juga alasan keuangan yang timbul ketika ukuran
perusahaan juga meningkat. Oleh karena pembelian dalam jumlah besar,
perusahaan besar lebih mungkin untuk menerima diskon dalam pembelian bahan
mentah dan input antara lainnya, dibandingkan dengan perusahaan kecil.
Perusahaan besar biasanya dapat menjual obligasi dan saham secara lebih
menguntungkan dan menerima pinjaman dari bank pada tingkat bunga yang lebih
rendah dibandingkan dengan perusahaan kecil. Perusahaan juga dapat mencapai
skala ekonomis atau biaya yang menurun dalam iklan dan usaha-usaha promosi
lainnya. Untuk seluruh alasan teknologi dan keuangan ini, kurva LAC dari
19
perusahaan cenderung menurun sejalan dengan ekspansi perusahaan dan menjadi
lebih besar.
Skala hasil menurun, di pihak lain, timbul terutama karena skala operasi
yang meningkat, sehingga menjadi lebih sulit untuk mengelola perusahaan secara
lebih efektif dan mengoordinasikan ke berbagai Operasi dan divisi perusahaan
tersebut. Jumlah pertemuan, kertas kerja, dan rekening telepon meningkat secara
proporsional lebih dari peningkatan dalam skala operasi, dan menjadi semakin sulit
bagi manajemen tingkat atas untuk memasukan bahwa arahan dan petunjuk mereka
dilaksanakan dengan tepat oleh bawahannya. Sehingga efisiensi menurun dan biaya
per unit cenderung naik.
Dalam dunia nyata, tekanan untuk skala hasil meningkat dan menurun
sering berjalan beriringan, di mana skala hasil meningkat timbul pada tingkat output
yang kecil (sehingga kurva LAC menurun), sementara skala hasil menurun
cenderung muncul pada tingkat output yang lebih besar (sehingga lmrva LAC
meningkat), titik terendah dari kurva LAC terjadi pada saat tekanan untuk skala
hasil meningkat dan menurun sama satu dengan lainnya. Dalam dunia nyata, kurva
LAC sering ditemukan hampir datar pada bagian bawah dan lebih berbentuk L
dibanding berbentuk U. Hal ini menunjukkan bahwa skala ekonomis lebih cepat
habis dibandingkan dengan skala hasil tetap atau hampir sama yang terjadi pada
kisaran yang cukup panjang dari output di berbagai industri. Dalam industri ini,
perusahaan kecil eksis bersama-sama dengan perusahaan besar.
Terdapat beberapa industri, di mana kurva LAC menurun secara kontinyu
pada saat perusahaan melakukan ekspansi output, sampai pada satu titik di mana
suatu perusahaan dapat memuaskan semua pasar untuk barang atau jasa secara lebih
efisien dibandingkan dua atau lebih perusahaan. Kasus ini biasanya disebut
“monopoli alamiah” dan sering timbul dalam penyediaa 'fasilitas seperti listrik dan
transportasi umum. Dalam kasus tersebut, pemerintah lokal sering mengijinkan
suatu perusahaan untuk memasok jasa kepada seluruh pasar tetapi dibatasi
peraturan (peraturan mengenai harga atau biaya yang dibebankan untuk jasa). Tiga
kemungkinan bentuk kurva LAC (bentuk U, L, dan yang menurun secara konstan)
ditunjukkan dalam Figur 7-6.
20
Skala ekonomis harus dibedakan dari cakupan ekonomis (economies of
scope). Cakupan ekonomis berarti menurunnya biaya yang sering dialami
perusahaan ketika memproduksi dua atau lebih produk secara bersama
dibandingkan dengan memproduksinya secara sendiri-sendiri. Perusahaan jasa
penerbangan kecil, sebagai contoh, secara menguntungkan dapat melakukan
ekspansi dengan menyediakan jasa kargo, sehingga menurunkan biaya dari masing-
masing operasi. Contoh lainnya yang disajikan oleh perusahaan yang memproduksi
produk kedua dengan tujuan untuk menggunakan produk sampingan (yang
sebelumnya harus dihilangkan oleh perusahaan dengan suatu tingkat biaya) yang
timbul dari produk produksi utama. Manajemen harus tanggap terhadap
kemungkinan perluasan yang menguntungkan dari jajaran produksinya guna
mengeksploitasi cakupan ekonomis tersebut.
Panel kiri menunjukkan kurva LAC dalam bentuk U, yang menunjukkan pertama-
tama skala hasil meningkat dan kemudian skala hasil menurun. Panel tengah
menunjukkan kurva LAC yang hampir berbentuk L, yang menunjukkan bahwa
skala ekonomis cepat berganti menjadi skala hasil tetap atau meningkatkan LAC
secara perlahan. Panel kanan menunjukkan kurva LAC yang menurun secara
kontinyu, seperti dalam kasus monopoli alamiah.
21
2.5 KURVA PEMBELAJARAN
Begitu perusahaan memperoleh pengalaman dalam produksi suatu
komoditas atau jasa, biaya produksi rata-ratanya biasanya menurun. Artinya, untuk
suatu tingkat output per periode waktu, peningkatan output total secara kumulatif
selama beberapa periode waktu, sering memberikan pengalaman memproduksi
yang memungkinkan perusahaan menurunkan biaya rata-rata produksi. Kurva
pembelajaran (learning curve) menunjukkan penurunan dalam biaya input rata-rata
dalam produksi serta peningkatan output total secara kumulatif sepanjang waktu.
Sebagai contoh, perusahaan mungkin membutuhkan 1.000 jam untuk merakit
pesawat terbang yang ke-100, tetapi hanya membutuhkan 700 jam untuk merakit
pesawat terbang yang ke-200 karena para manajer dan pekerja menjadi lebih efisien
seiring dengan pengalaman produksi yang mereka peroleh. Hal ini berlawanan
dengan skala ekonomis, yang berarti penurunan biaya rata-rata pada saat output
perusahaan meningkat per periode waktu.
Figur 7-7 menunjukkan sebuah kurva pembelajaran, yang mengindikasikan
bahwa biaya rata-rata menurun dari $250 untuk memproduksi unit produk ke-100
(titik F), menjadi $200 untuk memproduksi unit yang ke-200 (titik G) dan menjadi
$165 untuk unit yang ke-400 (titik H). Catatan bahwa biaya rata-rata menurun pada
tingkat penurunan yang semakin berkurang “sehingga kurva pembelajaran
cembung terhadap daerah asal. Hal ini merupakan bentuk yang biasa dari kurva
pembelajaran, di mana perusahaan biasanya mencapai penurunan paling besar
dalam input rata-rata ketika proses produksi relatif baru dan penurunan yang lebih
sedikit ketika perusahaan sudah dewasa.
Kurva pembelajaran dapat dinyatakan secara aljabar sebagai berikut:
C = aQb (7-10)
22
Kurva pembelajaran FGH menunjukkan bahwa biaya rata-rata adalah sekitar $250
untuk memproduksi unit ke-100 (titik F), sekitar $200 untuk unit ke-200 (titik G),
dan sekitar $165 untuk unit ke-400 (titik H).
di mana C adalah biaya input rata-rata untuk unit output ke-Q, a adalah biaya rata-
rata dan unit output pertama, dan b akan negatif karena biaya input rata-rata
menurun seiring meningkatnya output total secara kumulatif. Semakin besar nilai
absolut b, semakin cepat penurunan biaya input rata-rata. Dengan mencari
logaritma dari kedua sisi Persamaan 7-10, kita memperoleh:
log C= log a + b log Q (7-11)
Dalam bentuk logaritma di atas, b adalah kemiringan dari kurva pembelajaran.
Parameter dari kurva pembelajaran dalam bentuk log-berganda pada
Persamaan 7-11 (log a dan b) dapat diestimasi dengan analisis regresi atas data
historis dari biaya-biaya rata-rata dan output kumulatif. Misalkan, dengan
melakukan hal tersebut memberikan hasil sebagai berikut:
log C = 3 - 0,3 log Q(7-12)
Dalam Persamaan 7-12, C dinyatakan dalam dolar, log a = 3 dan b = -0,3. Sehingga,
biaya rata-rata untuk unit yang ke-100 adalah:
log C = 3 - 0,3 log 100
Karena log 100 adalah 2 (diperoleh dengan memasukkan angka 100 ke dalam
kalkulator dan menekan tombol “log”), kita memperoleh:
log C = 3-0,3(2)
= 3 - 0,6
23
= 2,4
Karena antilog dari 2,4 adalah 251,19, biaya-rata-rata input (C) dari unit output ke-
100 adalah $251,l9.
Rata-rata biaya input dari unit ke-200 adalah:
log C = 3 - 0,3 log 200
= 3 - 0,3 (2.30103)
= 3 - 0,690309
= 2,309691
Sehingga, C adalah = $204,03
Mahasiswa dapat menentukan dengan cara analog untuk unit ke-400 yaitu
C = $165,72. Dalam kenyataannya, nilai yang ditunjukkan dalam kurva
pembelajaran pada Figur 7-7.
Kurva pembelajaran telah dialami oleh berbagai sektor manufaktur dan jasa,
dari memproduksi pesawat terbang, peralatan, bangunan kapal, penyaringan produk
minyak bumi, hingga operasi pabrik pembangkit listrik. Kurva pembelajaran juga
dipakai untuk meramalkan kebutuhan personel, mesin, dan bahan mentah, serta
untuk menjadwalkan produksi, menentukan harga jual output, bahkan untuk
mengevaluasi harga dari pemasok. Sebagai contoh, pada awalnya Texas Instrument
sebagai produsen komputer chip mengadopsi strategi harga yang agresif didasarkan
atas kurva pembelajaran. Dengan meyakini bahwa kurva pembelajaran dalam
memproduksi chip adalah curam, Texas Instrument menjaga harga per unit rendah
untuk meningkatkan output kumulatif secara “cepat 'dan mengambil manfaat'dar'i
belajar Sambil bekerja. Strategi ini berhasil, dan Texas Instrument menjadi salah
satu pemain utama di pasar dunia.
Seberapa cepat kurva pernbelajaran (biaya input variabel) menurun dapat
berbeda antarpemsahaan dan akan lebih besar dengan semakin rendahnya
pergantian karyawan, semakin sedikitnya interupsi produksi, dan semakin besarnya
kemampuan perusahaan untuk mentransfer pengetahuan produksi dari produk lain
yang serupa. Biaya rata-rata secara tipikal menurun sebesar 20 hingga 30 persen
untuk setiap penggandaan output kumulatif bagi sebagian besar pengalaman
produksinya saja untuk menurunkan biaya namun mencari lebih jauh lagi dari
24
industri mereka untuk memperoleh pandangan bagaimana meningkatkan
produktivitas (lihat Aplikasi Kasus 7-4).
25
mengintegrasikan operasi mereka dengan seluruh sistem manufaktur di
dunia guna mengambil keuntungan dari skala ekonomis internasional yang
baru. Apa yang penting bagi perusahaan adalah fokus pada berbagai
komponen yang sangat diperlukan bagi posisi persaingan pada berbagai
generasi produk yang berkelanjutan dan melakukan pencarian sumber daya
komponen lainnya dari luar di mana pemasok di luar mempunyai
keunggulan produksi yang nyata.
Skala ekonomis internasional yang baru dapat dicapai pada lima area
dasar: pengembangan produk, pembelian, produksi, manajemen
permintaan, dan pemenuhan pesanan. Dalam pengembangan produk,
perusahaan dapat mendesain suatu produk inti untuk seluruh perekonomian
dunia, dan kemudian mengembangkannya menjadi berbagai turunan dan
variasi produk untuk pasar lokal. Perusahaan juga dapat mencapai skala
ekonomis yang baru dengan membeli bahan mentah, suku cadang, dan
komponen secara global dibandingkan dengan membeli secara lokal, tidak
masalah di mana Operasinya berada. Perusahaan juga dapat
mengoordinasikan produknya pada pusat-pusat manufaktur berbiaya rendah
dengan perakitan akhir di lokasi berbiaya tinggi namun dekat dengan pasar.
Mereka juga dapat memperkirakan Begitu meluasnya pertumbuhan pada
perdagangan internasional dalam input dfcln pembukaan fasilitas produksi
di luar negeri yang bergerak sangat cepat, melalui perusahaan multinasional
dengan cabang di berbagai negara, dibandingkan hanya dari satu negara
seperti pada masa lalu. Hal ini memengaruhi“ lebih dari multinasional. T
entu saja, perusahaan yang sampai beberapa tahun lalu bemperasi secara
eksklusif di pasar domestik sekarang ini membeli input dan komponennya
dari luar negeri dalam kuantitas yang meningkat dan memindahkannya ke
beberapa produksinya di luar negeri.. Sebagai contoh, Malachi Mixon,
sebuah perusahaan perlengkapan medis di Amerika,-sekarang membeli
suku cadang dan komponen dari setengah lusin negara, dari Cina sampai
Colombia; 10 tahun yang lalu, perusahaan ini melakukan seluruh
aktivitasnya di dalam negeri. Mobil terkenal seperti Mazda Miata, yang
26
diproduksi di Jepang, dikonsep di laboratorium desain di California oleh
teknisi Amerika, bersamaan dengan dibukanya fasilitas produksi baru
Mazda untuk model lainnya di Amerika.
27
dunia pasar global yang kejam”.12 Hukum imigrasi yang baru hampir
menggandakan (menjadi 115.000) jumlah visa yang diijinkan per tahun
untuk mencari tenaga kerja ahli dan profesional, dan rancangan UU telah
diperkenalkan kepada Kongres untuk meningkatkan lebih jauh lagi dari
jumlah tersebut. Dengan jatuhnya komunis di Uni Soviet di akhir tahun
1980-an dan ayval tahun 1990-an, para ahli kimia, fisika, matematika, dan
komputer berduyun-duyun datang ke Amerika, mereka tertarik dengan
bayaran yang lebih tinggi dan kondisi kerja yang lebih baik.
Bagaimanapun harus diingat bahwa sementara rancangan UU itu
mencerminkan keuntungan bagi Amerika, dengan masuknya tenaga kerja
yang mempunyai keahlian tinggi juga mencerminkan kerugian bagi negara
yang penduduknya melakukan emigrasi. Hal ini disebut dengan pelarian
tenaga ahli (brain drain). Tetapi dalam dunia persaingan global, manajer
juga harus memperkirakan kebutuhan perusahaan akan tenaga kerja ahli dan
mempekerjakannya dari luar negeri apabila tidak tersedia secara domestik.
Jika hal ini tidak mungkin, perusahaan mungkin harus mempertimbangkan
untuk memindahkan beberapa operasinya ke luar negeri.
Pengawasan pergerakan bahan baku dan produk jadi dari tempat Yang
terpusat dapat mengurangi ketekoran dan surplus yang tak terelakkan yang muncul
ketika fungsi-fungsi tersebut dikelola secara terpisah. Sebagai contoh, hal tersebut
28
akan sulit dilakukan Oleh perusahaan dalam menentukan keinginan kampanye
promosi penjualan tanpa mempertimbangkan biaya sediaan yang meningkat
sebagai antisipasi meningkatnya permintaan. Logistik juga dapat membantu
menghindarkan masalah-masalah serius Iainnya (bahkan menggelikan). Sebagai
contoh, untuk menghabiskan Stok yang berlebihan atas mobil-mobil hijau di
pertengahan tahun1990-an, departemen pemasaran Volvo menawarkan
kesepakatan-kesepakatan yang menarik atas mobil-mobil hijau. Peningkatan
penjualan mobil-mobil hijau tanpa mengetahui tentang promosi, departemen
pemanufakturan mulai memproduksi lebih banyak mobil-mobil hijau! Singkatnya,
logistik dapat meningkatkan efisiensi dan profitabilitas perusahaan.
Ada tiga alasan munculnya dan pertumbuhan yang cepat atas logistik.
Pertama adalah pengembangan algoritma yang baru dan lebih cepat dan komputer-
komputer yang lebih cepat yang secara luas memfasilitasi pemecahan permasalahan
logistik yang kompleks. Kedua adalah pertumbuhan penggunaan manajemen
persediaan just-in-fime, di mana pembelian input dan penjualan produk lebih rumit
dan terintegrasi lebih tertutup dengan keseluruhan fungsi-fungsi Iain dalam
perusahaan. Alasan ketiga adalah meningkatnya kecenderungan menuju globalisasi
produksi dan distribusi dunia saat ini. Dengan produksi, distribusi, pemasaran, dan
aktivitas keuangan perusahaan utama dunia yang tersebar di seluruh dunia,
kebutuhan manajemen logistik menjadi lebih penting dan menguntungkan.
29
Namun demikian meskipun hal tersebut nyata-nyata baik, hanya 10 persen
dari perusahaan-perusahaan yang sekarang mempunyai keahlian dan kecanggihan
yang tinggi di bidang logistik; hal ini pasti akan berubah selama dasawarsa ini. Di
antara perusahaan-perusahaan yang telah menggunakan secara luas atas manajemen
logistik adalah National Semiconductors, 3M Corporation, Sturn, Land O'Lakes
Food, Bergen Brunswing, demikian juga perusahaan kurir ekspres.
Dalam gambar tersebut, penerimaan total dan biaya total diplot pada sumbu
vertikal, di mana output atau penjualan per periode waktu diplot pada sumbu
horisontal. Kemiringan kurva TR mengacu pada harga konstan sebesar $10 per unit
di mana perusahaan dapat menjual outputnya. Kurva TC mengindikasikan biaya
tetap total (IFC) sebesar $200 (titik potong vertikal) dan biaya variabel rata-rata
konstan sebesar $5 (kemiringan dari kurva TC). Hal ini. sering merupakan kasus
bagi banyak perusahaan untuk perubahan kecil dalam output atau penjualan.
Perusahaan balik modal [(dengan TR = TC = $400) pada Q = 40 per periode waktu
(titik B dalam gambar)]. Perusahaan mengalami kerugian pada tingkat output yang
rendah dan memperoleh keuntungan pada tingkat output yang lebih tinggi.
Grafik biaya-volume-laba atau titik impas adalah alat yang fleksibel untuk
menganalisis secara cepat pengaruh perubahan berbagai kondisi terhadap
30
perusahaan. Sebagai contoh, kenaikan harga komoditas dapat ditunjukkan Oleh
peningkatan kemiringan kurva TR, kenaikan biaya tetap total perusahaan dapat
ditunjukkan oleh kenaikan dalam titik potong vertikal kurva TC, dan kenaikan
biaya variabel rata-rata ditunjukkan oleh kenaikan kemiringan kurva TC. Grafik
tersebut kemudian akan menunjukkan perubahan dalam titik impas dari perusahaan
dan laba atau rugi pada tingkat output atau penjualan lainnya (lihat Soal 11).
Biaya total sama dengan penerimaan total ditambah biaya variabel total (TVC).
Karena TVC sama dengan biaya variabel rata-rata per-unit (AVC) dikali jumlah
output (penjualan), kita memperoleh:
31
Dengan menetapkan penerimaan total sama dengan biaya total dan mensubstitusi
QB (output pada titik impas) untuk Q , kita memperoleh:
TR=TC (7-15)
Menyelesaikan Persamaan 7-16 untuk output pada titik impas (QB) kita
memperoleh
TFC /
QB = P-AVC (7-17)
QB =$200/$10-$5 = 40
Tingkat Output ini merupakan tingkat output balik modal yang ditunjukkan
dalam grafik biaya volume-laba pada Figur 7-7. Penyebut pada Persamaan 7-17
(yaitu P - A VC) disebut dengan Margin kontribusi per unit (contribution nzargin
per unit) karena mencerminkan bagian dari harga penjualan yang dapat digunakan
untuk menutup biaya tetap dari perusahaan dan memberikan laba.
32
Untuk melakukan hal ini. kita tinggal menambahkan πT ke dalam pembilang dalam
Persamaan 7-17, dan diperoleh:
TFC+Πt/ (7-18)
QT = P—AVC
Sebagai contoh, jika perusahaan yang diwakili Oleh grafik biaya-volume-laba pada
Figur 7-8 ingin memperoleh target laba sebesar $100, target output menjadi
QT = $200+$100 / $10-$5
= $300/$5 = 60
dan
33
konstan berlaku. AnalisiS biaya-volume laba juga mengasumsikan bahwa
perusahaan memproduksi produk tunggal atau kombinasi produk yang konstan.
Sepanjang waktu, kombinasi produk berubah, dan menjadi sulit untuk
mengalokasikan biaya tetap di antara berbagai macam produk. Mengabaikan
hambatan ini, analisis biaya-volume-laba dapat menjadi sangat berguna dalam
pengambilan keputusan manajerial.
B. Tuasan Operasi
Tuasan operasi (operating leverage) mengacu pada rasio biaya tetap total
dengan biaya variabel total pada perusahaan. Semakin tinggi rasio ini, semakin
tinggi tuasan suatu perusahaan. Apabila perusahaan menjadi lebih otomatis atau
makin tinggi tuasan (mengganti biaya variabel dengan biaya tetap), biaya tetap total
perusahaan naik tetapi biaya variabel totalnya turun. Karena tingginya biaya
overhead, maka tingkat output balik modal perusahaan naik. Hal ini terlihat pada
Figur 7-9.
Dalam Figur 7-9, perpotongan antara TR dan TC menentukan kuantitas
balik modal QB = 40 (seperti dalam Figur 7-8). Jika biaya tetap total naik dari $200
(titik potong vertikal dari kurva TC) menjadi $.300 (titik potong vertikal dari kurva
TC) sementara biaya variabel rata-rata perusahaan turun dari AVC = $5
34
(kemiringan dari kurva TC) menjadi AVC = $3,33 (kemiringan dari TC'), output
balik modal akan naik menjadi QB = 45 (ditunjukkan oleh perpotongan antara TR
dan TC').
Figur 7-9 juga menunjukkan bahwa semakin tinggi rasio antara biaya tetap
total dengan biaya variabel total (semakin tinggi tuasan perusahaan tersebut),
semakin sensitif laba perusahaan terhadap perubahan dalam output atau penjualan.
Misalnya, kenaikan output atau penjualan dari 60 menjadi 70 unit meningkatkan
laba dari $100 (jarak vertikal antara kurva TR dan TC atau TC') menjadi $150 untuk
TC dan menjadi $166,67 untuk kurva TC'. Daya respons atau sensitivitas laba total
perusahaan (π) terhadap perubahan dalam output atau penjualan (Q) dapat diukur
dengan derajat tuasan operasi (degree of operating leverage/DOL). DOL tidak Iain
adalah elastisitas laba terhadap penjualan dan didefinisikan sebagai 16 persentase
perubahan laba dibagi persentase perubahan dalam output penjualan. Sehingga,
35
Tetapi π = Q (P - AVC) - TFC dan Alt = AQ(P — AVC). Dengan memasukkan
nilai ini ke dalam Persamaan 7-19 kita memperoleh:
Pembilang pada Persamaan 7-20 adalah kontribusi total dari biaya tetap dan
keuntungan dari seluruh unit yang dijual oleh perusahaan, dan penyebutnya adalah
laba total perusahaan (secara ekonomis).
Sehingga DOL meningkat ketika perusahaan menjadi lebih tuasan atau lebih
padat modal. DOL juga semakin tinggi dengan semakin dekatnya kita ke titik impas
karena dasar dalam perhitungan persentase perubahan laba (penyebut dari
Persamaan 7-19) mendekati nol di sekitar titik impas. Ingat apabila penjualan dan
output perusahaan tinggi (lebih dari 60 unit dalam Figur 7-9), perusahaan
menghasilkan laba yang lebih besar pada saat perusahaan lebih tuasan (dengan
TC'). Tetapi perusahaan juga. dapat mengalami kerugian dengan segera, dan
kerugian ini meningkat lebih cepat dibandingkan pada saat perusahaan kurang
tuasan (dengan TC). Laba yang lebih besar pada perusahaan yang lebih tuasan
apabila output lebih tinggi dapat dianggap sebagai pendapatan karena menanggung
risiko yang lebih besar.
36
mendiskusikan beberapa masalah data dan pengukuran yang ditemui dalam
estimasi, dan merangkum hasil berbagai studi empiris fungsi biaya jangka pendek
dan jangka panjang.
Seperti ditunjukkan pada awal bab ini, fungsi biaya perusahaan didasarkan
pada asumsi harga input konstan. Jika harga input naik, maka akan menyebabkan
pergeseran ke atas seluruh fungsi biaya tersebut. Sehingga, harga input harus
dimasukkan sebagai variabel penjelas dalam analisis regresi,untuk mengidentifikasi
pengaruhnya secara independen terhadap biaya. Variabel bebas lainnya yang harus
dimasukkan ke dalam analisis regresi adalah biaya bahan bakar dan material,
kualitas input, teknologi yang digunakan oleh perusahaan, kondisi cuaca, dan
perubahan dalam kombinasi produksi dan kualitas produk. Variabel bebas atau
penjelas yang benar-benar tercantum dalam regresi tergantung pada situasi tertentu
yang akan diteliti. Sehingga, kita dapat menyatakan sebagai:
37
di mana C merujuk pada biaya variabel total, Q adalah output, dan X berarti
determinan lain dari biaya perusahaan. Dengan menggunakan analisis regresi
berganda (Jihat Subbab 4-5) memungkinkan kita untuk mengisolasi pengaruh
perubahan masing-masing variabel bebas atau variabel penjelas terhadap biaya.
Dengan berkonsentrasi pada hubungan antara biaya dan output, kita dapat
mengidentifikasi kurva biaya variabel total perusahaan.
Salah satu masalah mendasar yang timbul dalam estimasi empiris fungsi
biaya adalah bahwa biaya oportunitas harus dike!uarkan dari data biaya akuntansi
yang ada. Sehingga, masing-masing input yang digunakan dałam produksi harus
dinilai atas dasar biaya oportunitas di mana input dapał diperoleh dengan alternatif
penggunaannya yang terbaik ketimbang dengan pengeluaran aktual untuk input
tersebut. Sebagai contoh, jika perusahaan mempunyai gedung di mana perusahaan
iłu beroperasi, biaya penggunaan gedung iłu bukanlah nol tetapi sama dengan sewa
yang diterima oleh perusahaan apabila gedung tersebut disewakan kepada penawar
tertinggi. Begitu juga halnya dengan penggunaan inventori dalam produksi saat ini
harus dinilai atas dasar harga pasar bukan atas dasar harga historis. Terakhir, bagian
depresiasi aset tetap, seperti mesin, yang didasarkan atas penggunaan aktual aset
tersebut (bandingkan dengan depresiasi aset berdasarkan waktu semata) harus
diestimasi dan dimasukkan dałam biaya produksi saat ini untuk masing-masing
produk. Data-data ini sering kali sulit diperoleh dari data akuntansi yang tersedia.
Tidak saja biaya yang ada harus dialokasikan secara tepat ke dałam berbagai
produk yang diproduksi oleh perusahaan tetapi harus diperhatikan juga masalah
dałam memasangkan (match) biaya dengan output sepanjang waktu
(mengalokasikan biaya pada periode waktu pada saat output diproduksi dan bukan
pada periode waktu ketika biaya terjadi). Secara spesifik, biaya output terkait yang
terlalu cepat atau ketinggalan harus disesuaikan untuk mencapai hubungan yang
tepat antara biaya dan output. Sebagai contoh, suatu perusahaan mungkin menunda
semuanya kecuali biaya pemeliharaan darurat sampai suatu periode slack produksi,
biaya pemeliharaan ini harus dialokasikan pada periode produksi terdahulu.
38
Manajer juga hanłs menentukan panjangnya periode waktu untuk
mengestimasi fungsi biaya. Data harian, mingguan, bulanan, dan kuartalan, atau
data tahunan dapat digunakan, data bulanan selama periode dua atau tiga tahun
biasanya digunakan. Periode waktu haruslah cukup panjang sehingga
memungkinkan terjadinya variasi yang cukup menyangkut output dan biaya tetapi
tidak cukup lama bagi perusahaan untuk mengubah ukuran pabrik (karena dengan
begitu perusahaan tidak lagi beroperasi dałam jangka pendek). Karena output
biasanya diukur dałam unit fisik (misalkan jumlah kendaraan yang diproduksi
secara khusus per periode waktu) sementara biaya diukur dałam unit moneter,
berbagai biaya harus dideflasikan dengan indeks harga yang sesuai dałam
mengoreksi inflasi. Sehingga, dengan harga input yang biasanya meningkat pada
tingkat berbeda, indeks harga untuk masing-masing kategori input harus digunakan
guna memperoleh nilai deflasinya untuk digunakan dalam analisis regresi.
39
AVC = TVC/Q = a + bQ + cQ2 (7-23)
Panel kanan pada Figur 7-10 menunjukkan suatu perkiraan linear kurva TVC kubik,
yang sering memberikan kecocokan empiris yang lebih baik terhadap data-data
pada daerah output yang diobservasi. Persamaan estimasi perkiraan linear untuk
bentuk S kurva TVC kubik dan kurva AVC dan MC yang berkaitan adalah
TVC = a + bQ (7-25)
MC = b (7-27)
40
perusahaan ingin meningkatkan outputnya. Karena rasio mesin terhadap output
sebagaimana mesin terhadap tenaga kerja cenderung konstan dalam menghadapi
perubahan output, AVC dan MC perusahaan lebih kurang cenderung tetap.
41
lebih baik dibandingkan perusahaan-perusahaan lain yang memberikan
kesejahteraan yang lebih sedikit kepada pekerjanya. Jika hanya upah yang
dimasukkan dalam biaya tenaga kerja, perusahaan yang menggaji lebih rendah
kelihatan mempunyai biaya tenaga kerja lebih rendah dibandingkan perusahaan
yang menggaji pegawainya lebih tinggi. Berbagai perusahaan dalam sampel juga
mungkin mempunyai kebijakan depresiasi yang sarıgat berbeda.
Apabila data yang cukup tidak tersedia untuk melakukan estimasi kurva
biaya jangka panjang (sebagai indikator bebas dari estimasi tersebut) maka
digunakan teknik rekayasa atau survival. Teknik rekayasa (engineering technique)
menggunakan pengetahuan mengenai hubungan fisik antara input dan output yang
dinyatakan oleh fungsi produksi untuk menentukan kombinasi input optimum yang
dibutuhkan dalam memproduksi berbagai tingkat ouput. Dengan mengalikan
kuantitas optimum masing-masing input dengan harga input tersebut, kita
memperoleh fungsi biaya jangka panjang suatu perusahaan şeperti ditunjukkan
pada Figur 7-3. Teknik rekayasa secara khusus berguna dalam mengestimasi fungsi
42
biaya prodük baru atau prodük hasil pengembangan dari aplikasi teknologi baru, di
mana data historis tidak torsedia.
43
perusahaan kecil menurun sementara output yang berasal dari perusahaan besar
meningkat, hal ini merupakan bukti adanya skala ekonomis yang signifikan. Jika
kasus yang terjadi berlawanan, kita memperoleh skala ekonomis.
44
Ketidaksempurnaan pasar seperti diferensiasi prodük (eksistensi berbagai merek
prodük yang berbeda) atau keunggulan lokasi, mungkin juga menyebabkan
beberapa perusahaan tetap bertahan meskipun teknik survival relatif tidak efisien.
Lebih jauh lagi, teknik survival tidak memberikan kemungkinan bagi kita untuk
mengukur derajat skala ekonomis atau disekonomis.
45
BAB III
PENUTUP
3.1.Simpulan
Hubungan-hubungan biaya erat kaitannaya dengan keputusan
manajerial. Analisis biaya menunjukan hubungan antara fungsi biaya
dengan fungsi produksi dan beberapa hubungan jangka pendek dan jangka
panjang. Biaya eksplisit menunjukan pengeluaran aktual perusahaan yang
di butuhkan untuk membeli atau menyewa input. Biaya implisit berarti nilai
input yang dimiliki sendiri dan digunakan oleh perusahaan. Dalam
keputusan manajerial baik biaya eksplisit maupun implisit haruslah
dipertimbangkan.
Dalam jangka pendek kita mempunyai biaya tetap dan biaya
variabel. Biaya tetap sama dengan biaya tetap ditambah biaya variabel total.
Kurva biaya jangka panjang diturunkan dari garis ekspansi dan menunjukan
biaya total minimal untuk memproduksi berbagai tingkat output pada saat
perusahaan dapat membangun berbagai skala pabrik yang diinginkan.
Bentuk U kurva biaya rata-rata jangka panjang didasarkan atas asumsi
bahwa skala ekonomis berlaku pada tingkat output yang kecil dan skala
disekonomis berlaku pada tingkat output yang lebih besar.
3.2. Saran
Kami mencoba untuk mengemukakan saran kepada para pembaca
agar selalu mencari sumber bacaan dan jangan terpacu pada satu sumber
saja. Carilah sumber bacaan lain karena ilmu itu sangatlah penting
46
DAFTAR PUSTAKA
Salvatore, Dominick. 2011. Managerial Economic Ekonomi Manajerial dalam
perkembangan global. Jakarta: Salemba Empat.
Tasman, Auli dan Aima, Hafidz. 2013. Ekonomi Manajerial dengan Pendekatan
Matematis. Jakarta: Rajawali Pers.
https://image3.slideserve.com/6136280/kurva-pembelajaran-l.jpg
https://image3.slideserve.com/6136280/slide11-l.jpg
47